AKTIVITAS PERDAGANGAN DI PELABUHAN AWERRANGE KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN 75$',1*$&7,9,7<,17+(32572)$:(55$1*( %$5585(*(1&<6287+68/$:(6, Simon Sirua Sarapang Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar Jalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km 7 Makassar, 90221 Telepon (0411) 883748, 885119 Faksimile (0411) 865166 Pos-el: VLPRQBVDUDSDQJ#\DKRRFRLG Handphone: 081355814319 Diterima: 10 Agustus 2015; Direvisi: 16 Oktober 2015; Disetujui: 26 November 2015 ABSTRACT 7KLVDUWLFOHDLPVWRGHVFULEHWKHDFWLYLW\RILQWHULVODQGWUDGHLQWKH$ZHUUDQJH3RUWVLQFHHVWDEOLVKHGLQ WKHGHYHORSPHQWRI$ZDUUDQJH3RUWDQGWKHUROHRI$ZHUUDQJH3RUWLQLPSURYLQJHFRQRP\VHFWRU%\XVLQJ KLVWRULFDOPHWKRGRORJ\WKLVVWXG\VKRZVWKDWWKH$ZHUUDQJHSRUWKDVEHHQXSDQGGRZQLQWUDGLQJFDXVHGE\WKH HFRQRPLFGHYHORSPHQWRIVRFLHW\7KHGHYHORSPHQWRI$ZHUUDQJHSRUWGHYHORSPHQWFDQEHVHHQLQVWHYHGRULQJ VKLSYLVLWVXSDQGGRZQSDVVHQJHUVDQGDQLPDOV,QWKH3RUW$ZHUUDQJHZDVXQGHUPDQDJHPHQWRI JRYHUQPHQW%DUUX5HJHQF\WKHUHVXOWVKLSYLVLWVORDGLQJDQGXQORDGLQJRIJRRGVXSDQGGRZQWKHSDVVHQJHU DQGDQLPDOVKDVLQFUHDVHG+RZHYHUIRUPWRLQZKLFKWKHSRUW$ZHUUDQJHZDVWDNHQRYHUE\VWDWH HQWHUSULVHVDGHFOLQHLQVKLSYLVLWVDQGXQORDGLQJRIJRRGVLWZDVEHFDXVHWKHGHYHORSPHQWRIWKHSRUWRI 3DUH3DUHDQG0DNDVVDUWKDWVKLIWDIHZRIVHUYLFHIXQFWLRQVRI$ZHUUDQJHSRUW7KHUROHRI$ZHUUDQJHWRWKH economic life of the community provided an opportunity for the public to cast their agricultural production, so it could improve the community economy. Keywords:$ZDUUDQJH3RUWWUDGH%DUUX5HJHQF\ ABSTRAK Atikel ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas perdagangan antarpulau di Pelabuhan Awerrange sejak berdirinya pada 1974, perkembangan Pelabuhan Awerrange serta peranan Pelabuhan Awerrange dalam meningkatkan perekonomian. Dengan menggunakan metodologi sejarah, penelitian ini menunjukkan bahwa Pelabuhan Awerrange mengalami kamajuan dan kemunduran disebabkan karena perkembangan perekonomian masyarakat. Perkembangan Pelabuhan Awerrange dilihat pada bongkar muat barang, kunjungan kapal, naik turun penumpang dan hewan. Pelabuhan Awerrange di bawah pengelolaan pemerintah Kabupaten Barru 1974-1995 kunjungan kapal, bongkar muat barang, naik turun penumpang dan hewan mengalami peningkatan. Akan tetapi pada 19962006 Pelabuhan Awerrange menjadi BUMN, terjadi penurunan kunjungan kapal dan bongkar muat barang, ini disebabkan karena perkembangan Pelabuhan Parepare dan Makassar yang menggeser beberapa fungsi Pelabuhan Awerrange. Peranan Pelabuhan Awerrange terhadap kehidupan perekonomian masyarakat memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melemparkan produksi pertaniannya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Kata kunci: Pelabuhan Awerrange, perdagangan, Kabupaten Barru.
PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai bangsa maritim, dengan alasan dua hal: pertama, sejak zaman dahulu kala penduduk di Kepulauan Nusantara ini dikenal sebagai pelaut, kedua, wilayah lautnya lebih luas dibandingkan wilayah daratannya.
“Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia, dengan garis pantai lebih 81.000 Km. dari 67.439 desa Indonesia” (Kusnadi, 2002:1). Selain memiliki garis pantai terpanjang, negara Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar, memiliki sekitar 17.500 pulau. Luas perairan mencapai 3,1 juta kilometer persegi, 353
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 terdiri atas 2,8 juta kilometer persegi perairan Nusantara dan 0,3 juta kilometer persegi laut territorial serta 2,7 juta kilometer perairan zona ekonomi eksklusif (Burhanuddin, 2003:10). Keadaan ini menunjukkan bahwa wilayah Indonesia dihubungkan oleh pulau sehingga laut tersebut merupakan infrastruktur yang menghubungan antarpulau. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar memberikan peluang bagi berkembangnya lalulintas dan angkutan laut antarpulau di Indonesia, sehingga sarana angkutan laut merupakan sarana yang paling efektif dalam lalulintas dan pelayaran antarpulau. Oleh karena itu, pembangunan di sektor perhubungan seyogyanya dipusatkan pada pembangunan pelabuhan, terutama tentang sarana dan prasarana pengangkutan dengan tujuan untuk memperlancar hubungan antarpulau yang satu dengan pulau yang lain. Selain itu juga mampu memperlancar hubungan perdagangan sehingga hasil pembangunan dapat dinikmati secara merata oleh segenap rakyat Indonesia. Di Sulawesi Selatan sarana pengangkutan laut belum memadai, ini ditandai dengan masih minimnya sarana dan prasarana angkutan yang nyaman bagi para penumpang dan angkutan barang. Ini dapat dibuktikan dari hasil survey Lembaga konsumen dan Jasa Indonesia pada 2010, dari empat pelabuhan besar yang disurvei (Tanjung Perak, Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan SoekarnoHatta), Pelabuhan Soekarno-Hatta di Makassar menempati peringkat kedua dari bawah setelah Tanjung Emas. Hasil survey ini membuktikan bahwa sarana pengangkutan baik itu barang dan penumpang masih belum memadai dan belum memuaskan tingkat konsumen. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme masyarakat di dalam menggunakan jasa transportasi pengangkutan laut. Karena transportasi laut memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan moderen (Purwaka, 1993:2). Pelabuhan sebagai sarana pengangkutan antarpulau memegang peranan penting di dalam penyebaran dan pemerataan hasil-hasil produksi antarpulau. Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa pelabuhan pengangkutan salah satu di antaranya adalah Pelabuhan Awerrange di Kabupaten %DUUX 3HODEXKDQ$ZHUUDQJH VHFDUD JHRJUD¿V 354
terletak antara dua pelabuhan yakni Makassar dan Parepare sehingga Pelabuhan Awerrange dapat menjadi pelabuhan alternatif. Berdirinya pelabuhan ini pada 1974 dilatarbelakangi oleh kebutuhan pengangkutan antarpulau serta kondisi yang cukup strategis dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Aktivitas Pelabuhan Awerrange sebagai pelabuhan tradisional yang melayani kegiatan bongkar muat khususnya barang-barang hasil pertanian, perkebunan di samping itu juga melayani kegiatan embarkasi dan debarkasi penumpang kebeberapa pulau terutama di Kalimantan, baik itu di Balikpapan dan Samarinda, maupun di Bontang. Barang-barang hasil pertanian yang paling sering dipasarkan ke pulau lain lewat pelabuhan ini adalah beras. Beras merupakan komoditi utama masyarakat Sulawesi Selatan dan Pelabuhan Awerrange sebagai mediator perdagangan dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Keberadaan pelabuhan tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Pertanyaan yang akan dijawab dalam artikel adalah bagaimana aktivitas perdagangan di Pelabuhan Awarrange? Pertanyaan utama ini dirinci kembali ke dalam beberapa sub pertanyaan, antara lain; bagaimana perkembangan Pelabuhan Awarrange dilihat dari segi pembangunan infrastruktur dan perkembangan jumlah angkutan, produk hasil bumi yang diperdangkan dan perubahan managemen dari waktu ke waktu? Bagaimana posisi aktivitas perdagangan di Pelabuhan Awerrange yang diapit oleh dua pelabuhan besar, yakni Pelabuhan Sukarno Hatta di Makassar dan Pelabuhan Parepare? Pertanyaanpertanyaan ini akan dijawab dengan menekankan pada proses dan perubahan berdasarkan kajian ilmu sejarah. Jawaban atas pertanyaan ini akan memberi ruang penjelasan dan pemahaman tentang perkembangan pelabuhan seiring dengan perkembangan ekonomi masyarakat Barru. METODE Untuk menjawab persoalan penelitian, diperlukan analisis sejarah. Sebuah metode yang merekonstruksi kembali kejadian masa lalu
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
melalui tahapan kerja pengumpulan sumbersumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan dalam bentuk narasi sejarah. Dua jenis sumber yang digunakan dalam studi ini, yaitu sumber lisan dan sumber tertulis. Sumber lisan berupa hasil wawancara dengan tokoh dan pelaku sejarah, pedagang, pelaut, dan masyarakat di sekitar Pelabuhan Awerrange yang memiliki kapasitas mendukung fokus studi. Adapun sumber tertulis berupa dokumen-dokumen pemerintah dan arsip pribadi yang terkait dengan fokus studi. Selain itu, penggunaan sumber pustaka, berupa buku, artikel, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan sejarah maritim juga merupakan unsur penting dalam studi ini. Sumber yang telah dikumpulkan tersebut dianalisis melalui tahapan kritik sumber, interprestasi, kemudian direkonstruksi menjadi narasi sejarah Pelabuhan Awerrange PEMBAHASAN Gambaran Umum Pelabuhan Awerrange 1. *HRJUD¿V Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru masih berstatus pelabuhan tradisional yang dikelola oleh Pemda Tingkat II Barru. Kapalkapal yang melakukan kegiatan pada Pelabuhan Awerrange Barru merapat ke pantai dan berlabuh. Kemudian pada 1 April 1996, menjadi pelabuhan yang tidak diusahakan yaitu tidak dikelola oleh BUMN, sehingga semua pemasukannya diserahkan ke negara. Pelabuhan Awerrange adalah pelabuhan pantai yang memanjang dari selatan ke utara dengan garis pantai sekitar 75 Km, terletak pada poros Makassar, Parepare, Mamuju dan Kalimantan. Kedalaman laut di perairan ini sekitar 0-8 meter (Kantor Pelabuhan Awerrange, 2008). Pelabuhan Awerrange terletak di daerah tanjung yang diapit oleh dua wilayah pemukiman penduduk, yakni Dusun Ujung dan Dusun Tanru Balana. Kondisi ini memungkinkan pelabuhan ini terproteksi dari bahaya gelombang dan badai. /HWDN JHRJUD¿V 3HODEXKDQ$ZHUUDQJH EHUDGD di pantai barat Sulawesi berhadapan langsung dengan jalur lintasan angkutan laut kapal samudera dan antarpulau. Pelabuhan Awerrange
cukup strategis dapat difungsikan sebagai pelabuhan alternatif setelah Pelabuhan Makassar atau Parepare di dalam menunjang kegiatan ekonomi/perdagangan dan pembangunan. Pelabuhan Awerrange merupakan pelabuhan kelas V sebagai unit pelaksana tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. 2. Sejarah Singkat Munculnya suatu pelabuhan tidak terlepas dari kegiatan manusia untuk menggunakannya sebagai jembatan penghubung antara darat dan laut. Sebagai jembatan dihidupkan oleh adanya kegiatan perdagangan atau niaga. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sujatmiko (1979:148) bahwa pada permulaan sejarahnya pelabuhan hanya merupakan tepian di mana kapal-kapal dan perahu-perahu menyandarkan diri atau membuang jangkar untuk melakukan pekerjaan membongkat dan memuat barangbarang serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Dengan perkembangan sosial ekonomi, pelabuhan yang sederhana itupun berkembang menjadi suatu daerah atau lingkungan yang cukup luas. Di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna menyelenggarakan pemuatan, pembongkaran, dan anak buah kapal dan lain sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka salah seorang tokoh perjuangan RI yaitu Mayor Jendral Purnawirawan Andi Mattalatta sebagai pemberi motivasi dan berkehendak mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat di Kabupaten Barru sebagai daerah pesisir pantai yang cukup potensial dalam hasil pertanian antara lain hasil bumi dan peternakan yang kesemuanya itu memerlukan pemasaran baik di daerah itu sendiri maupun di luar daerah (Abd. Karim, 1984:1). Motivasi tersebut diamanatkan kepada H. Abd. Karim, S, teman seperjuangan dalam perjuangan revolusi 1945 untuk dilaksanakan, karena sebagai putra daerah menyadari bahwa sangatlah dibutuhkan adanya sarana perhubungan berupa pelabuhan dan pelaksanaan pembangunan tentunya memerlukan suatu perjuangan yang menuntut pengorbanan baik moril maupun 355
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 material dan yakin bahwa setiap pengorbanan tidak akan tercapai dengan sia-sia. Sebagai putra daerah sekaligus merupakan pengusaha menyadari dan memikirkan daerah asal sendiri, maka dengan dasar itulah termotivasi untuk melaksanakan pembangunan Pelabuhan Awerrange yang secara nyata sangat memerlukan pembiayaan atau dana yang cukup besar. Tindak lanjut melaksanakan pembangunan pelabuhan, maka terlebih dahulu mengadakan survey ke berbagai lokasi yang berada dalam wilayah Kabupaten Barru sebagai berikut: 1. Survey pertama di Kampung Ujung Palanro Kecamatan Mallusettasi yang diikuti oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barru. 2. Survey kedua di Dusun Awerrange Kecamatan Soppeng Riaja yang diikuti oleh Bapak Inspektur Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan. 3. Survey ketiga di Awerrange Kecamatan Soppeng Riaja yang diikuti oleh: 1) Bapak Ketua Bappeda Propinsi Sulawesi Selatan A. R Malaka, SH. 2) Bapak Sekjen KORHAS, Mohammadiyah. 3) Ketua Markas Daerah Legiun Veteran RI SulSelra, Major Purnawiran Andi Attas. Setelah terjadi kesepakatan penentuan lokasi, maka untuk memulai pelaksanaan pembangunan pelabuhan memerlukan rekomendasi dari pejabatpejabat yang berwenang sebagai berikut: 1. Rekomendasi dari Bapak Mayjend. Andi Mattalatta tertanggal 11 Maret 1974. 2. Rekomendasi dari Bapak Ketua Bappeda Propinsi Sulawesi Selatan tertanggal 22 April 1974 No. 74/VII/12. 3. Rekomendasi dari Badan Pembina Korp. Hasanuddin (CORHAS) tertanggal 6 Maret 1974 No. K-010/ch/IV/74. 4. Rekomendasi dari Bapak Ketua Markas Daerah Legium Veteran RI Sulselra tertanggal 16 April 1974, No. 00/38/skr/ MDLV/IV/74. Berdasarkan rekomendasi tersebut di atas, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barru 356
mengeluarkan izin keluasan sementara untuk memulai pembangunan dan penggunakan kompleks Pelabuhan Awerrange yang merupakan pernyataan kehendak secara tegas Pemerintah Daerah Tingkat II Barru untuk bekerjasama dengan H. Abd. Karim, S. selaku Direktur PT Sultan LTD, dengan janji Pemerintah Daerah “bahwa apabila pelabuhan tersebut telah dapat dimanfaatkan maka kepada PT Sultan LTD akan diberikan kuasa memungut retribusi/dana pembangunan daerah, serta ketentuan lain yang menyangkut hubungan antara Pemerintah Daerah Tingkat II Barru dengan Direktur PT Sultan LTD, hal tersebut di atas termuat dalam surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barru No. BPN-1/1, April 1974. Pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Awerrange juga mendapat dukungan dari masyarakat yaitu untuk memindahkan rumahnya ke tempat lain sepanjang tidak merugikan masyarakat yang bersangkutan. Hal tersebut termuat dalam surat pernyataan masyarakat tertanggal 4 April 1974 yang ditanda tangani oleh Haji Haris selaku pemuka masyarakat dan diketahui Kepala Desa Siddo dan Kepala Kecamatan Soppeng Riaja. Adapun pembangunan Pelabuhan Awerrange mulai dikerjakan sebagai berikut: 1. Penimbunan rawa-rawa dan empang di sekitar kompleks pelabuhan dengan menggunakan batu karang, tanah, pasir dan kerikil. 2. Pembuatan jalan raya poros Parepare Ujung Pandang (Makassar) masuk ke dermaga pelabuhan. 3. Pembuatan dermaga dengan fasilitasnya. 4. Pembangunan perkantoran: a. Kantor Syahbandar Daerah b. Kantor KP-3 c. Kantor Bea dan Cukai d. Karantina hewan Dalam hal pelaksanaan pembangunan, semua biaya-biaya/dana yang digunakan merupakan tanggungan dari H. Abd. Karim S, mulai dari proses pengurusan surat-surat, survey, lokasi, konsumsi sampai pada pembuatan EDQJXQDQ¿VLNSHODEXKDQWHUPDVXNSHUNDQWRUDQ Di saat menjelang selesainya pembangunan
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
Pelabuhan Awerrange, timbul berbagai tantangan dan yang paling berat dirasakan adalah larangan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Selatan untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Awerrange, perintah pelaksanaan larangan tersebut dilaksanakan oleh Kolonel H. Musa Gani, Direktorat Khusus Provinsi Sulawesi Selatan yang disampaikan kepada H. Abd. Karim, S hal tersebut juga diketahui oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barru H. M. Sewang dan Kepala Kecamatan Soppeng Riaja Haji Andi Aksa. Perintah pelaksanaan larangan tersebut disusul kemudian oleh Mayor Parentean dan Kapten Mustafa Jannatun selaku pembantu Kolonel H. Musa Gani. Tantangan tersebut dijawab oleh H. Abd. Karim, S dengan kata-kata sebagai berikut: “Bahwa setiap daerah otonom berhak untuk menggali sumber potensi daerah demi untuk pembangunan daerah itu sendiri”. Di samping itu menurut pendapat H. Abd. Karim (1984:3) bahwa dengan membuka suatu pelabuhan resmi di Kabupaten Barru secara otomatis mencegah terjadinya penyelundupan yang akan terjadi, maka menurut beliau apabila ada pihak-pihak yang mencoba mengadakan upaya untuk menghalang-halangi pembangunan/ pemanfaatan Pelabuhan Awerrange, maka pihakpihak tersebut sekan-akan mempunyai unsur negatif minimal tidak ingin melihat Kabupaten Barru berkembang . Perjuangan dan pengorbanan Haji Abd. Karim baik secara moril maupun material, maka puncak perjuangannya sampai ke tingkat nasional (pusat), sehingga larangan tersebut dicabut kembali dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Selatan, tertanggal 20 Agustus 1974 No. 419/VII/74, tentang pembangunan dan penggunaan Pelabuhan Awerrange. Tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur tertanggal 20 Agustus 1974, tersebut di atas maka diadakanlah peresmian Pelabuhan Awerrange di Kompleks Pelabuhan Awerrange yang dilakukan oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barru yang pelaksanaannya dipusatkan di tempat kediaman Haji Abd. Karim, S, dan dihadiri oleh: 1. Muspida Kabupaten Dati II Barru
2. 3. 4. 5. 6.
Pimpinan DPRD Tkt II Barru Kepala Dinas Peternakan Parepare Kepala Kantor Bea dan Cukai Kepala Kantor Perdagangan Parepare Para Kepala Wilayah Kecamatan dan desa dalam Kabupaten Barru 7. Para penguasa di bidang pelayaran dan perdagangan 3. Struktur Organisasi Organisasi apapun merupakan suatu alat atau instrument untuk mencapai suatu tujuan, organisasi hendaknya senantiasa bersifat dinamis artinya dapat maju dan berkembang serta dapat pula berubah-ubah dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan yang ada. Terlepas dari hal-hal yang menyangkut perubahan suatu organisasi, maka suatu organisasi tetap menjadi suatu alat untuk mencapai tujuan. Demikian halnya dalam suatu organisasi yang ada dalam instansi kesyahbandaran harus ditata dengan baik, sehingga segala sesuatu yang menyangkut aktivitas di pelabuhan, baik itu penumpang dan barang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menata pelabuhan dengan baik, maka administrasi pelabuhan ditunjuk sebagai penanggungjawab atau koordinator. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siregar (1990:114) bahwa dalam menunjang penyelenggaran angkutan laut, administrator pelabuhan ditunjuk sebagai penanggung jawab atau koordinator. Administrator pelabuhan yang terdapat di pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan oleh badan usaha pelabuhan. Di pelabuhanpelabuhan yang tidak diusahakan ditunjuk kepala pelabuhan. Demikian pula halnya dengan Pelabuhan Awerrange, merupakan pelabuhan yang tidak diusahakan, di mana dalam menjalankan kegiatan jasa pelabuhan dipimpin oleh kepala pelabuhan. Adapun tugas dari kepala pelabuhan ini adalah melakukan koordinasi instansi pemerintah yang bertugas di pelabuhan, di samping melakukan pelayanan jasa ke pelabuhan (A. Yusar, wawancara, 12 Februari 2014). Sejak perhubungan laut mengambil alih tugas-tugas kesyahbandaran dari jawatan bea dan cukai pada 1985, maka tugas sepenuhnya 357
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 dilakukan oleh syahbandar dengan beberapa instansi terkait tersebut sifatnya hanya membantu syahbandar dalam menangani segala masalah di pelabuhan. Adapun instansi-instansi yang mempunyai kaitan dengan Pelabuhan Awerrange adalah (1) Pelra (Pelayaran rakyat), (2) Bea dan Cukai, (3) KP, dan (4) Karantina hewan 1.Pelra (Pelayaran Rakyat) Pelayaran rakyat di Awerrange terbentuk sejak 1974 yang merupakan organisasi profesi yang mengkoordinir perahu-perahu tradisional dan PLM (Perahu Layar Monitor) dengan anggota sebagai berikut: 1. Pengusaha dalam hal ini perusahaan pelayaran 2. Anggota pemilik kapal 3. Pelaksana dalam hal ini ABK (Anak Buah Kapal) Pengusaha yang tergabung dalam pelayaran rakyat adalah: 1. PT. PELRA 373(/5$ 3. PT. PELRA 4. PT. PELRA 5. PT. PELRA 6. PT. PELRA
Sultan 0XVD¿U Sinar Bontang Surga Dunia Karya Maju Putra Hati Tjahya
2. Bea dan Cukai Tugas KP3 adalah melakukan pengaturan, penjagaan, pengawasan serta patroli di Pelabuhan Awerrange. Sedangkan fungsi KP3 adalah melakukan pengamanan terhadap Pelabuhan Awerrange di bawah kendali kantor Pelabuhan Awerrange. 3. Karantina hewan Karantina hewan dibentuk pada 1975 dengan tugas adalah melakukan pengawasan terhadap keluar masuknya hewan ternak dan produksinya yang dikirim melalui Pelabuhan Awerrange. Adanya hubungan yang terkait antara Pelabuhan Awerrange dengan beberapa instansi, sehingga di Pelabuhan Awerrange sendiri dibentuk struktur organisasi untuk menunjang kegiatan pelayanan jasa ke pelabuhan. Adapun struktur organisasi Pelabuhan Awerrange sebagai berikut: 358
Adapun tugas dari struktur organisasi di Pelabuhan Awerrange adalah sebagai berikut: 1. Tugas Tata Usaha yaitu melakukan urusan kepegawaian penerimaan uang jasa kepelabuhanan, surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, serta menyusun statistik. 2. Tugas Kepelabuhanan yaitu melakukan pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan dan penetapan tarif jasa kepelabuhanan. 3. Tugas Lalu Lintas Angkutan Laut (LALA) yaitu melakukan pengawasan dan pemilikan angkutan laut atau mengatur keluar masuk kapal (lalu lintas laut). 4. Tugas Kesyahbandaran yaitu melakukan pemilikan keselamatan kapal, pengukuran pendaftaran kapal, pemilikan sarana bantuan navigasi dan telekomunikasi. 5. Tugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPUP) yaitu melakukan pengamatan dan penertiban serta memberikan bantuan SAR (6HDUFK DQG 5HVTXH , (Kantor Pelabuhan Awerrangen 2012). Sejak diresmikannya Pelabuhan Awerrange pada 20 Agustus 1974 pada saat itu pula dikelola oleh Pemda Tingkat II Barru sampai pada tanggal 1 April 1996. Pada tahun anggaran 1995/1996 dibangun kantor Pelabuhan Awerrange. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sesuai Panitia Serah Terima Hasil Proyek Nomor; 153/BA/BPFP. II/II-96 tanggal 23 Februari 1996 pada 1 April 1996 difungsikan/dioperasikan dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Pelabuhan Awerrange. 4. Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan Awerrange Pelabuhan merupakan salah satu saranan untuk meningkatkan perekonomian. Kegiatan perdagangan antarapulau tentunya berpusat di daerah pelabuhan. Demikian halnya Pelabuhan Awerrange, terjalin aktivitas perdagangan antarpulau dengan daerah lain. Ini memungkinkan terjadi apabila di daerah tertentu memiliki keuntungan absolute berbeda dengan daerah lain sehingga sangat memungkinkan terjadinya pertukaran barang antara daerah tersebut. Kegiatan perdagangan di Pelabuhan
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
Awerrange dapat dilihat dari jenis barang-barang komoditi yang diperdagangkan. Barang komuditi tersebut meliputi kayu, hewan sapi, pupuk, abu gosok, gula merah, dan mie. Barang seperti kayu dan pupuk sebagian besar didatangkan atau dibongkar di Pelabuhan Awerrange. Kemudian barang berupa beras, sapi, mie biasanya dibawa ke luar meliputi daerah Bontang, Donggala, Sangatta, Toli-toli, Sangkuliang dan Berau (Nurdin Jafar, Wawancara, 4 Februari2014). Peningkatan aktivitas pelabuhan dapat diakibatkan oleh sarana yang lengkap dan kapal besar bisa masuk dan keluar pelabuhan dalam waktu yang singkat (Asba 2007:91). Pada tahun 1974 sampai tahun 1996 aktivitas pedagangan di Pelabuhan Awerrange mengalami peningkatan yang pesat, bahkan tahun 1996 sampai 2013 mengalami penambahan dermaga. Menurut Nurdin Jafar (wawancara, 4 Februari 2014) bahwa “pada tahun 1974 sampai tahun 1996 perdagangan beras di pelabuhan ini mengalami peningkatan. Peningkatkan ini disebabkan karena letak yang strategis sebagai pelabuhan alternatif dan hasil pertanian masyarakat juga melimpah”. Tabel 1. Kapal Layar Motor yang Beroperasi di Pelabuhan Awerrange tahun 1974 – 2006 No.
Nama Kapal
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KM Sinar Bontang – Ir KM Harapan Bahagia KM Nurul Muda KM Samudra Mubarak KM Duta Mandar Bunga Matahari Citra Niaga Alam Niaga Mita Sari Indah Mufakat Berkat Anugrah Karya Bersama Sinar Reski Buana Indah Nurul Yakin Citra Damai Nur Rahma Bunga Dai Harapan Surya Lima
Rutin Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Sesekali Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin
6XPEHU.DQWRU3HODEXKDQ$ZHUUDQJH7DKXQ
Kegiatan perdagangan terjadi melalui para pedagang menyewa kapal untuk mengangkut barang-barang dagangan ke luar daerah (Ayushar Iriansyah, wawancara, 5 Februari 2014). Beras merupakan komoditi yang paling banyak diperdagangkan di Pelabuhan Awerrange. Beras juga merupakan hasil bumi yang paling banyak diminati oleh masyarakat di daerah Kalimantan. Menurut Herman (wawancara, 6 Februari 2014) bahwa pada dasarnya kami lebih menyukai membawa beras ke luar daerah misalnya ke Kalimantan, karena daerah ini harga beras sangat tinggi. Kemudian kami membawa kayu untuk dijual lagi di daerah Sulawesi. Hal ini sesuai dengan uraian Nukrah (wawancara, 7 Februari 2014) bahwa berdagang beras ke Pulau Kalimantan menjanjikan keuntungan yang sangat besar, kalau misalnya di sini dia memiliki beras seharga Rp. 5.200 perkilonya, maka di sana akan dilepas dengan harga Rp. 7.200 perkilonya. Keadaan ini sangat menguntungkan apabila dibandingkan saya berdagang di kampung saja. Kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa perdagangan antarpulau yang menggunakan jasa pelabuhan sebagian besar adalah perdagangan beras, dan hasil-hasil bumi lain, seperti kacang ijo, jagung dan cabe.Namun perdagangan jenis hasil bumi ini tergantung dari peredaran musim tanam oleh para petani. 1. Perkembangan Pelabuhan Awerrange Untuk menelusuri sejarah Pelabuhan Awerrange, penulis petakan ke dalam dua periode. Periode pertama antara tahun 1974 sampai tahun 1995, di mana pada periode ini Pelabuhan Awerrange sebagai pelabuhan rakyat dikelolah oleh pemerintah Kabupaten Barru, kemudian periode kedua dari tahun 1995 sampai tahun 2010, di mana pada periode ini Pelabuhan Awerrange diambil alih pemerintah pusat dinyatakan sebagai BUMN. a. Periode Awal 1) .HDGDDQ¿VLN Pada tahap awal pelaksanaan pembangunan dermaga Pelabuhan Awerrange hanya 1 (satu) buah. Dermaga tersebut terbuat dari kayu dan merupakan milik Pemda Tingkat II Barru 359
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 dengan ukuran panjang 30 meter dan lebar 6 meter yang dibangun pada 1974,dan digunakan sebagai tempat pelayaran rakyat antarpulau untuk mengangkut bahan-bahan hasil pertanian dan ternak ke daerah Kalimantan. Pemda Tingkat II Barru melihat bahwa Pelabuhan Awerrange cukup potensial untuk menunjang salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Barru akhirnya pada 1990 Pemda Tingkat II Barru membangun 1 (satu) buah gedung kantor semi permanen dan lapangan penumpukan milik Departemen Perhubungan Propinsi Sulawesi Selatan dengan ukuran 50x40 meter dibangun 1 (satu) buah pos jaga yang dibangun di atas lapangan penumpukan dengan ukuran 6x6 meter type 36. 2) )DVLOLWDVSHQXQMDQJ Untuk memperlancar kegiatan di Pelabuhan Awerrange Pemda Tingkat II Barru membangun fasilitas penunjang berupa pembuatan jalan raya menuju ke dermaga pelabuhan sekitar ± 500 meter dalam bentuk jalan raya masih bersifat pengerasan pengadaan air minum sebagai salah satu kelengkapan fasilitas penunjang yang dikerjakan oleh pemerintah daerah pelabuhan, pembangunan kantor Bea dan Cukai semi permanen, pembangunan karantina hewan. Pengadaan sarana komunikasi operasi udara 1 (satu) buah radio SSB ICOM IC-M 700 dari Pimpro fasilitas pengembangan pelabuhan laut Tahun Anggaran 1992/1993 dan pengadaan sarana/ alat-alat perkantoran: 4 (empat) buah kursi kayu, 1 (satu) buah kursi besi metal, Sicen / kursi tamu, 7 (tujuh) buah meja kayu, 5 (lima) buah lemari ND\XVDWX EXDK¿OLQJFDELQHWVDWX EXDK brangkas, 1 (satu) buah mesin ketik, 1 (satu) buah mesin hitung, Tabung pemadam kebakaran, Jam eletronik, Gambar peta, Kipas angin, dan Laap area meter (Laporan Tahunan Kantor Pelabuhan Awerrange Tahun Anggaran 1993/1994). 3) Bongkar Muat Barang-barang yang dimuat di Pelabuhan Awerrange meliputi hasil pertanian, perkebunan dan peternakan. Dari dokumen dan informasi yang penulis dapatkan, dapat diketahui volume bongkar muat barang di Pelabuhan Awerrange, namun penulis akan membatasinya sesuai dengan 360
data yang di Pelabuhan Awerrange yaitu laporan tahunan mulai tahun 1990 sampai 2010. Sejak tahun 1990 sampai 2010 terjadi perkembangan kunjungan kapal di Pelabuhan Awerrange. Perkembangan ini disebabkan karena pemanfaatan pelabuhan sebagai pelabuhan alternatif yang dapat memfasilitas hubungan antarpulau, di samping itu terjadi pula peningkatan produksi beras di daerah Barru. Kemudian untuk mengetahui jumlah muat dan bongkar barang, penumpang naik turun dari tahun 1990 sampai tahun 2010. Keadaan bongkar muat di Pelabuhan Awerrange pada 1990 sampai 2010 mengalami peningkatan ini beriring dengan perekonomian masyarakat. Di samping itu pada masa ini Pelabuhan Awerrange masih di bawah pengelolaan pemerintah Kabupaten Barru. Untuk mengetahui jumlah kunjungan kapal GDSDWGLOLKDWSDGDSDGD*UD¿NEHULNXW *UD¿N-XPODK.XQMXQJDQ.DSDOGL Pelabuhan Awerrange Tahun 1990-1995
6XPEHU.DQWRU3HODEXKDQ$ZHUUDQJH7DKXQ
Grafik 1 di atas menunjukkan bahwa sejak tahun 1990 sampai tahun 1995 terjadi perkembangan kunjungan kapal di Pelabuhan Awerrangen. Perkembangan ini disebabkan karena pemanfaatan pelabuhan sebagai pelabuhan alternatif yang dapat memfasilitas hubungan antarpulau, di samping itu terjadi pula peningkatan produksi beras di daerah Barru. Kemudian untuk mengetahui jumlah muat dan bongkar barang, penumpang naik turun dari tahun 1990 sampai WDKXQGDSDWGLOLKDWSDGDJUD¿NEHULNXW
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
*UD¿N-XPODK%RQJNDU0XDW%DUDQJ7XUXQ1DLN Penumpang dan Hewan Tahun 1990-1995
6XPEHU.DQWRU3HODEXKDQ$ZHUUDQJH7DKXQ
Grafik 2 di atas menunjukkan bahwa keadaan bongkar muat di Pelabuhan Awerrange mengalami peningkatan. Peningkatan ini beriring dengan peningkatan perekonomian masyarakat. Di samping itu pada masa ini Pelabuhan Awerrange pada periode ini masih di bawah pengelolaan pemerintah Kabupaten Barru. b. Setelah rehabilitasi 1) .HDGDDQ)LVLN Pelabuhan Awerrange adalah suatu kawasan kerja, tempat kapal dapat berlabuh dengan aman, terlindung dari bahaya yang ditimbulkan oleh gelombang dan angin topan. Pada tahun 1996 merupakan tahun penting bagi Pelabuhan Awerrange di mana pada tahun tersebut kantor Pelabuhan Awerrange difungsikan dan dioperasikan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dalam dinamika pembangunan Pelabuhan Awerrange. Fasilitas-fasilitas yang dibangun secara besar-besaran di banding tahun sebelumnya, upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan kapal yang beraneka ragam, merupakan motivasi mendasar pemerintah dalam membangun pelabuhan tersebut. Merujuk pendapat Sujatmiko (1979), maka idealnya pembangunan Pelabuhan Awerrange ini, meliputi pengadaan fasilitas sebagai berikut:
a. Perairan pelabuhan yang cukup dalam di mana kapal dapat berlabuh dengan tenang. b. Dermaga/kade atau jembatan pendarat di mana kapal dapat bersandar dengan stabil. c. Pelampung untuk menambatkan kapal yang menunggu giliran untuk sandar. d. Gudang-gudang atau lapangan penimbunan guna menyimpan barang-barang. e. Penyediaan air tawar guna keperluan kapal serta anak buah kapal. f. Penyaluran tenaga listrik. g. Penyediaan bahan bakar bagi kapal. h. Fasilitas Cargo Handling. i. Fasilitas lain keperluan penumpang seperti bea cukai, dokter pelabuhan, rekreasi dan lain-lain (Sujatmiko 1979:147). Menurut Muhammad Saad, yang ditemui penulis pada 5 Februari 2014 bahwa selama kurun waktu tahun 1990-2010, fasilitas-fasilitas Pelabuhan Awerrange yang dibangun adalah: a. 1 (satu) unit dermaga beton dengan ukuran 70 x 8 cm. b. Tambatan restel dengan ukuran 40 x 4 cm c. Fasilitas pergudangan permanen d. Fasilitas alat-alat pelabuhan e. Kantor pelabuhan permanen
361
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 a. 3HQDPEDKDQVDUDQDSHQXQMDQJ a. Jalan raya, menuju ke dermaga telah mengalami pengaspalan b. Kantor bea dan cukai permanen c. Pos penjagaan KP3 d. Tempat parkir kendaraan bongkar muat e. Kantor puskesmas 2) Peningkatan kegiatan bongkar muat Sebelum penulis memaparkan peningkatan bongkar muat di Pelabuhan Awerrange, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian dari bongkar dan muat barang. Adapun pengertian dari bongkar muat menurut Purwaka (1993:44) yang dimaksud dengan bongkar barang adalah pembongkaran barang dari kapal ke dermaga pelabuhan setelah kapal tiba dari pelabuhan asal, baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan pengertian dari muat barang adalah pengangkatan barang dari dermaga ke kapal sebelum kapal berangkat ke pelabuhan tujuan, baik ke pelabuhan dalam negeri maupun ke luar negeri. Pelabuhan Awerrange merupakan
pelabuhan alam yang setiap tahunnya melayani kegiatan bongkar muat barang 40-50 ribu ton dan angkutan penumpang 6-8 ribu orang. Pelabuhan ini dilengkapi dengan sarana/prasarana seperti dermaga beton, gudang, air bersih dan pelataran. Dengan terbentuknya kapet Parepare, aktivitas pelabuhan ini dapat meningkat tajam, terutama setelah ditetapkannya sebagai pelabuhan khusus ternak dan kayu, serta pelabuhan utama perikanan dipantai barat Sulawesi Selatan. Tahun 1996-tahun 2010 mengalami penurunan jumlah kunjungan kapal, penurunan ini disebabkan karena kurangnya jumlah kapal yang melakukan proses bongkar muat beras. Hal ini disebabkan karena pada saat itu tahun 19902010 adalah proses perbaikan dermaga kayu ke beton. Sehingga pelabuhan tidak berfungsi secara optimal sebagai pelabuhan alternatif dan semakin majunya Pelabuhan Makassar dan Parepare. Barang atau hasil bumi yang paling utama diangkut keluar di Pelabuhan Awerrange adalah beras. Jenis hasil bumi diangkut sampai daerah Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara.
*UD¿N.HDGDDQ.XQMXQJDQ.DSDOGL3HODEXKDQ$ZHUUDQJH7DKXQ 1996-2006
6XPEHU.DQWRU3HODEXKDQ$ZHUUDQJH7DKXQ
*UD¿NPHQXQMXNNDQDGDQ\DSHQXUXQDQ jumlah kunjungan kapal dari tahun 1996 sampai 2006. Penurunan ini disebabkan karena kurangnya jumlah kapal yang melakukan proses bongkar 362
muat beras. Hal ini disebabkan karena pada saat itu tahun 1995-1996 adalah proses perbaikan dermaga kayu ke beton. Sehingga pelabuhan tidak berfungsi secara otiptimal sebagai pelabuhan alternatif dan semakin majunya Pelabuhan
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
Makassar dan Parepare. Beras merupakan hasil bumi yang paling banyak diperdagangkan di Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru. Hasil petani padi di daerah Barru dan sekitarnya sebagian di bawah ke luar daerah dalam hal ini, daerah Kalimantan Timur. Beras merupakan produk yang paling banyak diminati oleh para pedagang. Ini disebabkan karena beras merupakan produk yang cepat laku dan menjadi bahan makanan pokok. Oleh karena itu, harga beras senantiasa stabil dan mengikuti perkembangan harga di Sulawesi. Demikian pula beras juga memiliki ketahanan dalam waktu yang lama. Beras dapat bertahan berbulan-bulan tidak rusak sehingga sangat tipis kemungkinan para pedagang memperoleh kerugian. Para pedagang biasanya menyewa kapal untuk mengangkut beras. Dalam 1 ton pedagang dikenakan biaya sebanyak Rp. 250.000,-, sementara keuntungan yang diperoleh pertonnya sebanyak Rp. 5.00.000,-. Pihak pedagang juga mengasuransikan barang dagangannya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.
Awerrange setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Keadaan perdagangan beras dipengaruhi oleh hasil pertanian di Kabupaten Barru dan sekitarnya, apabila tingkat penghasilan masyarakat petani meningkat maka akan meningkatkan pula volume pengiriman beras ke luar Kabupaten Barru. Dalam pemasarkan produk beras tersebut, para pedagang telah memiliki langganan atau pelemparan pemasaran yang sudah jelas. Biasanya mereka bekerjasama dengan keluarga sendiri yang tinggal di Kalimantan atau pedagangpedagang yang mereka sudah kenal. Mereka telah membangun jaringan perdagangan sehingga beras yang mereka bawah dapat laku dengan cepat. Keadaan perdagangan beras dipengaruhi oleh hasil pertanian di Kabupaten Barru dan sekitarnya, apabila tingkat penghasilan masyarakat petani meningkat maka akan meningkatkan pula volume pengiriman beras ke luar Kabupaten Barru. Di samping membawa beras ke Kalimantan, para pedagang kemudian membeli barang-barang rumah tangga untuk dijual kembali di kampung
*UD¿N-XPODK%HUDV\DQJGLPXDWGL3HODEXKDQ$ZHUUDQJH Tahun 2000-2007
6XPEHU.DQWRU3HODEXKDQ$ZHUUDQJH%DUUX
%HUGDVDUNDQ JUD¿N GLDWDV PHQXQMXNNDQ bahwa volume muat barang beras di Pelabuhan
halamannya. Mereka biasanya membeli baskom, panic, dan lain sebagainya, kemudian dijual kembali setiba di Barru. 363
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 5. Dampak yang Ditimbulkan Terhadap Masyarakat Pelabuhan merupakan salah satu saranan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Hal ini sangat tergantung dari ramainya kapal yang berkunjung di daerah tersebut, dalam hal ini kapal-kapal niaga yang mengadakan proses bongkar muar barang dan penumpang. Di samping itu pelabuhan juga sangat penting bagi pengembangan suatu kota. Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan industri, perdagangan dan kegiatan ekonomi dari wilayah yang dilayaninya. Tetapi pelabuhan tidak dapat menciptakan kegiatan tersebut, sebab pelabuhan hanya melayani tumbuh dan berkembangnya berbagai kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan industri, perdagangan dan lain-lain yang tumbuh dan berkembang dalam suatu daerah pelabuhan membuat peranan pelabuhan meningkat dari tempat kapal bersandar menjadi pusat kegiatan berbagai kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam suatu pelabuhan berupa proses penyimpanan, distribusi, pengelolaan, pemasaran (marketing) dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siregar (1990:143) bahwa pelabuhan sudah menjadi suatu unit dalam sistem ekonomi yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan ekonomi wilayah yang dilayaninya. Oleh karena itu dalam pengelolahan pelabuhan harus dipandang sebagai suatu organisme ekonomi yang hidup menurut tata aturan ekonomi. Sebagai suatu sistem ekonomi, maka pelayanan jasa pelabuhan harus lebih baik seiring dengan peningkatan perdagangan yang semakin pesat. Dengan harus dibangun alur pelayaran harus dikeruk, sistem administrasi dalam suatu pelabuhan harus ditingkatkan, karyawan dan buruh pelabuhan harus dilatih. Namun suatu masalah yang sering dihadapi oleh pihak pelabuhan tentang tidak diketahui secara tepat jumlah barang, jenis, ragam dan muatan yang akan melalui pelabuhan. Sehingga mempersulit pelaksanaan persiapan bagi peningkatan kemampuan pelabuhan tersebut. Pelabuhan harus tetap peka terhadap perubahan yang akan terjadi dan harus mampu memberikan 364
pelayanannya yang lebih baik. Setiap pelabuhan khususnya Pelabuhan Awerrange harus dapat membiayai dirinya, walaupun struktur dan tingkat tarif pelabuhan selalu nampak penekanan pada pengutamaan pelayanan agar arus barang melalui pelabuhan tetap lancar dan dapat merangsang kegiatan perdagangan dan pembangunan pada umumnya. Dengan demikian walaupun pelabuhan harus dikelolah sebagai salah satu unit ekonomi dan unit usaha, di mana berlaku tata aturan ekonomi tetapi kebijksanaan tarif pelayanannya harus berorientasi kepada pengembangan ekonomi. Hal ini berarti bahwa pelabuhan tidak hanya bertujuan mencari penerimaan yang cukup, tetapi dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Dengan adanya dan berfungsinya Pelabuhan Awerrange di Kabupaten Barru, pada dasarnya secara langsung membawa perkembangan perekonomian bagi pengusaha pribumi (pengusaha ekonomi lemah) utamanya yang bergerak di bidang pelayaran dan perdagangan antarpulau dan memberikan manfaat-manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitarnya, terutama dalam menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Dibutuhkannya tenaga buruh pelabuhan untuk mendukung pelaksanaan bongkar muat barang merupakan salah satu peluang kerja yang diciptakan oleh pelabuhan (Haeruddin, wawancara 6 Februari 2014). Sebagai unit pelayaran dengan berbagai jenis kegiatan dan pekerjaan yang begitu kompleks, pelabuhan juta telah menjadi suatu masyarakat kerja dengan ciri-ciri kehidupannya sendiri. Pemberian status ekonomi (port authority) bagi pelabuhan, menyebabkan pelabuhan tersebut dapat mengikuti gerak kehidupan ekonomi dan masyarakat yang harus dilayaninya. Tidak terkecuali Pelabuhan Awerrange di Kabupaten Barru. PENUTUP Aktivitas perdagangan antarpulau di Pelabuhan Awerrange sejak berdirinya pada 1974 mengalami dinamika di dalamnya. Kamajuan dan kemunduran perdagangan lebih disebabkan karena perkembangan perekonomian masyarakat. Para pedagang sebagian besar membawa hasil bumi keluar seperi beras, kacang ijo, cabe dan
Aktivitas Perdagangan di Pelabuhan ... 6LPRQ6LUXD6DUDSDQJ
lain-lain sebagainya yang dibawa ke Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara, kemudian sebagian juga membawa kayu masuk di Pelabuhan Awerrange. Perkembangan Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru dapat dilihat pada keadaan bongkar muat barang, kunjungan kapal, naik turun penumpang dan hewan. Keadaan ini dapat dibagi atas dua periode, pertama periode awal di mana Pelabuhan Awerrange di bawa pengelolaan pemerintah Kabupaten Barru yakni pada 1974 – 1995, kemudian sampai 2010. Pada periode ini keadaan kunjungan kapal, bongkar muat barang, naik turun penumpang dan hewan mengalami peningkatan. Akan tetapi pada 1996 sampai 2006 di mana Pelabuhan Awerrange menjadi BUMN, terjadi penurunan kunjungan kapal dan bongkar muat barang, ini disebabkan karena perkembangan Pelabuhan Parepare dan Makassar yang menggeser sebagain fungsi pelayanan Pelabuhan Awerrange. Namun di antara komuditi yang diperdagangkan, beras merupakan produk yang paling stabil dan memiliki tingkat volume yang selalu meningkat. Ini disebabkan karena perdagangan beras memiliki prospek yang baik dibanding dengan produk lain. Pelabuhan Awerrange memberi peranan terhadap perekonomian masyarakat Awerrange, terutapa pada terciptanya mekanisme pasar yang baru seperti munculnya jasa pembongkaran barang (buruh), adanya pedagang-pedagang makanan di sekitar pelabuhan dan lain sebagainya. Pelabuhan Awerrange memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melemparkan produksi pertaniannya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat DAFTAR PUSTAKA Asba, Rasyid, 2007. .RSUD0DNDVVDU3HUHEXWDQ 3XVDWGDQ'DHUDK.DMLDQ6HMDUDK(NRQRPL Politik Regional di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Burhanuddin dkk, 2003.6HMDUDK 0DULWLP ,QGRQHVLD0HQHOXVXUL-LZD%DKDUL%DQJVD ,QGRQHVLD'DODP3URVHV,QWHJUDVL%DQJVD 6HMDN -DPDQ 3UDVHMDUDK KLQJJD $EDG XVII. Jakarta: Pusat Kajian Sejarah dan
Budaya Maritim Asia Tenggara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang %HNHUMDVDPDGHQJDQ Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati Badan Riset Kelautan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan Karim, H. Abd, 1984. Memori Historis Pelabuhan $ZHUUDQJHCatatan Pribadi. Kusnadi, 2002. .RQIOLN 6RVLDO 1HOD\DQ .HPLVNLQDQGDQ3HUHEXWDQ6XPEHU'D\D Perikanan. Yogyakarta: LKIS Laporan Tahunan Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru, tahun anggaran 19932000, Kantor Pelabuhan Awerrange. Laporan Tahunan Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru, tahun anggaran 2008, Kantor Pelabuhan Awerrange. Laporan Tahunan Pelabuhan Awerrange Kabupaten Barru, tahun anggaran 20102012, Kantor Pelabuhan Awrerange. Purwaka, Tommy H. 1993. Pelayaran Antar 3XODX ,QGRQHVLD 6XDWX .DMLDQ 7HQWDQJ +XEXQJDQ$QWDUD .HELMDNDQ 3HPHULQWDK GHQJDQ .XDOLWDV 3HOD\DQDQ 3HOD\DUDQ Jakarta: Bumi Aksara. Siregar, Muchtaruddin, 1990. Beberapa Masalah Ekonomi dan Management Pengangkutan. Jakarta: Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI). Sujatmiko, F.D.G. 1979. Pokok-Pokok Pelayaran Niaga. Jakarta: Bharata Karya Aksara. WAWANCARA 1. Nama Umur Pekerjaan Alamat 2. Nama Umur Pekerjaan Alamat 3. Nama Umur Pekerjaan Alamat 4. Nama
: : : : : : : : : : : : :
H. Abd. Karim 80 Tahun Wiraswasta Awerrange Haeruddin 41 Tahun Sekretaris desa Batupule Barru H. Ayusshar Iriansyah 39 Tahun Bendahara Awerrange Herman
365
WALASUJI Volume 6, No. 2, Desember 2015: 353—366 Umur Pekerjaan Alamat 5. Nama Umur Pekerjaan Alamat
366
: 30 Tahun : ABK KLM Sinar Bontang : Awerrange : Nurdin Jafar : 72 Tahun : wiraswasta : Awerrange
6. Nama Umur Pekerjaan Alamat 7. Nama Umur Pekerjaan Alamat
: Muh. Ramli : 55 Tahun : Kepala Desa Batu Pute : Awerrange : Nukrah : 30 Tahun : Pedagang : Ajakkang