AGRITECH : Vol. XV No. 2 Desember 2013 : 25 – 40
ISSN : 1411-1063
SPESIES UNGGUL Trichoderma Spp INDIGENUS RIZOZFIR PISANG SEBAGAI PENGENDALI PENYAKIT LAYU Fussarium PADA BIBIT TANAMAN PISANG MAS HASIL KULTUR IN VITRO Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masuk Oktober 2013; Diterima Desember 2013
ABSTRACT This research will be attempts to obtain strain superior Trichoderma that had ability to colonize roots in mas cultivar banana seedlings so that expected can induce resistant plants to the attack fungi Fusarium oxysporum f.sp . the cause of the disease wither in banana crop result in vitro cultures.Research carried out in the Green House Agricultural Faculty, University of Muhammadiyah Purwokerto, time or carried out 8 months. A design that is a Random Block Design treatment which were examined consists of 2 factor of treatment that is for biological agent antagonist Trichoderma sp, consisting of 2 species that is Trichorderma harzianum (T1), and Trichorderma viride (T2 processor). The second treatment is a way to Trichoderma application that consists of two that is, by immersion banana into the suspension Trichoderma (P1) and the sprinkling planting medium to isolate Trichoderma spp (P2). All organised in factorial with three replications, and each unit treatment uses 10 plants that will use 40 polybags. The result showed that application biological agent Trichoderma (T. Harzianum and T viride) during the research proved an emphasis on the attack disease Fussarium in seed, was shown to the low disease severity attacks. For biologist agenues and biodiversity Trichoderma ( T. Harzianum and T. Viride) which is applied by immersion and the sprinkling can have an influence on the increase of leaves in seeds during the research, and have no effect on than plants and diameter in each stem treatment. However, it is a gift Trichoderma growth able to give a better than without treatment Trichoderma (control) and proved to be able to colonize banana seedlings root is endofit in banana mas seedling result in vitro culture. Keywords: Fusarium, Trichoderma, Biological control Technology petani
PENDAHULUAN Pisang
merupakan
salah
satu
buah
beserta
keluarganya,
pengembangan kebun pisang perlu terus
komoditas hortikultura yang memiliki
digalakkkan,
prospek
untuk
meningkat dan mutu yang di hasilkan
dikembangkan karena permintaan pasar
dapat disesuaikan dengan permintaan pasar
terhadap
nasional maupun internasional.
yang
sangat
komoditas
ini
cerah
sangat
besar
sehingga
produksi
dapat
Pertanaman pisang rakyat pada
dibandingkan dengan komoditas buah lainnya, Pada tahun 2002 tingkat konsumsi
umumnya
pisang mencapai 7,8 kg/kap/tahun (Dirjen
berupa tanaman campuran atau tumpang
Bina Produksi dan Hortikultura, 2004).
sari dan di lahan tegalan yang umumnya
Dalam upaya peningkatan pendapatan
belum dikelola dengan baik. Hal tersebut 25
diusahakan
di
pekarangan
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... terbukti dari jumlah produksi pisang di
sebagian besar lahan pisang di di wilayah
Indonesia pada tahun 2002 mencapai
Kabupaten Banyumas khususnya di sentra
4,384,384 ton, sedangkan pada tabun 2003
tanaman pisang mas seperti di kecamatan
mengalami
Baturaden.
penurunan
produksi
yaitu Selain
Beberapa upaya telah dilakukan
pengelolaan yang kurang baik ternyata
untuk menghindari serangan penyakit layu
serangan penyakit layu Fusarium
Fusarium yang dapat merusak perkebunan
hanya
sebesar
4,177,155
disebabkan
oleh
oxisphorum
memberikan
ton.
bakteri
yang
tanaman pisang diantaranya
Fusarium andil
dengan
menggunakan bibit yang bebas Fusarium
besar
terhadap kerusakan perkebunan pisang
oxisphorum
penyebab
penyakit
layu
rakyat di hampir semua wilayah sentra
Fusarium pada tanaman pisang. Ternyata
produksi pisang di Indonesia selama 7
bibit pisang yang bermutu ( bebas hama
tahun terakhir (Dirjen Bina Produksi dan
dan penyakit) serta
Hortikultura, 2004).
dapat dihasilkan dengan kultur in vitro.
berproduksi tinggi
Menilik kondisi lahan perkebunan
Kelebihan kultur in vitro adalah mampu
pisang di beberapa wilayah di Kabupaten
menghasilkan bibit tanaman yang bebas
Banyumas, dimana serangan penyakit layu
hama
yang disebabkan oleh jamur Fusarium
induknya.
penyakit
Ditilik
merupakan masalah serius yang sulit di
dan
identik
dari
keunggulan
penyebab
penggunaan
kerusakan utama pada tanaman pisang.
perbanyakan
Hal ini sangat meresahkan petani karena
agribisnis dengan teknik ini mempunyai
kerugian
ditimbulkannya.
prospek yang baik mengingat keuntungan-
Berdasarkan data per Januari -- Maret 2012
keuntungan dari segi fisik-material yang
dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan
dihasilkan. Namun demikian, teknik ini
dan
(Laboratorium
akan menjadi layak apabila tanaman baru
Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman
yang dihasilkan benar-benar bebas dari
Banyumas) menunjukkan bahwa
sumber
tangani
dan
merupakan
yang
Hortikultura
di
teknik
dengan
in
tanaman,
penyakit
vitro
untuk
pengembangan
seperti
kabupaten Banyumas jumlah serangan
oxisphorum
sebesar 301 kasus oleh jamur Fusarium
Fusarium khususnya pada kondisi di luar
penyebab layu pada tanaman pisang,
laboratorium
Apabila hal ini terus dibiarkan maka tidak
sebenarnya
menutup
semakin
menekan serangan penyakit layu pada
meluasnya serangan jamur Fusarium di
tanaman pisang adalah dengan penggunaan
kemungkinan
akan
26
penyebab
Fusarium
( dapat
penyakit
lahan).
Upaya
dilakukan
layu
lain untuk
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... teknologi
pengendalian
penyakit
layu
TUJUAN KHUSUS DAN MASALAH YANG DITELITI A. TUJUAN KHUSUS
yang ramah lingkungan (hayati). Teknik pengendalian hayati merupakan salah satu
Dari uraian diatas maka tujuan
alternatif yang perlu dipertimbangkan ,
khusus dari penelitian ini adalah :
menjaga keseimbangan lingkungan dengan
1. Mempelajari pengaruh agensia hayati
mikroorganisme bukan patogen sebagai
antagonis Trichoderma spp terhadap
agens pengendali berpotensi melindungi
penekanan penyakit layu fusarium
tanaman selama siklus hidupnya (Baker
pada bibit tanaman pisang mas hasil
dan cook 1974; Silva et al, 2004; Yan et al,
kultur in vitro.
2004). Pengendalian hayati terbukti efektif meningkatkan beberapa
pertumbuhan
komoditi
disamping
mampu
tanaman
2. Mengetahui
pada
hayati
budidaya
Trichoderma
menentukan
mengendalikan
agensia
spp
dalam
pertumbuhan
bibit
tanaman pisang mas hasil kultur in
berbagai jenis patogen (khususnya patogen
vitro
tular tanah/soil borne pathogen) (Haas dan
3. Mendapatkan
Defago 2005 cit Siddiqui, 2006).
Trichoderma
Dengan dilaksanakannya penelitian
mengkolonisasi
ini, diharapkan didapatkan agensi hayati antagonis dari
kemampuan
strain spp
unggul
yang
mampu
dan
bersifat
akar
endofit pada tanaman pisang mas hasil
strain Trichoderma spp
kultur in vitro.
yang mampu mengkolonisasi dan bersifat endofit
pada perakaran bibit tanaman
B. MASALAH YANG DITELITI
pisang mas hasil kultur in vitro sehingga
Adapun fokus masalah yang akan
diperoleh teknologi pengendalian hayati
diteliti adalah :
penyakit Fusarium tanaman pisang yang efektif , efisien
1. Apakah agensia hayati antagonis
dan ramah lingkungan.
Trichoderma spp berpengaruh
serta memperoleh sumber bahan tanam
terhadap penekanan penyakit layu
berupa bibit tanaman pisang mas yang bebas
dari
sumber
penyakit
fusarium pada bibit tanaman pisang
seperti
mas?
Fusarium oxisphorum penyebab penyakit
2. Bagaimana kemampuan agensia hayati
busuk pada tanaman.
Trichoderma spp dalam menentukan pertumbuhan bibit tanaman pisang mas hasil kultur in vitro
27
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... harzianum,
3. Apakah berbagai strain Trichoderma
Trichorderma
spp mampu mengkolonisasi akar dan
Trichorderma viride)
bersifat endofit pada tanaman pisang?
4.3. Rancangan Percobaan Rancangan
METODE PENELITIAN
adalah
Rancangan
4.1. Waktu dan Tempat
(Random
koningii,
yang
digunakan
Acak
Kelompok
Complete
Blok
Design)
perlakuan yang diujikan terdiri dari 2
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
perlakuan
Muhammadiyah
antagonis Trichoderma sp yang terdiri dari
Purwokerto,
waktu
yaitu
jenis
agensia
hayati
penelitian dilaksanakan 8 bulan.
2 Spesies yaitu Trichorderma harzianum
4.2.Materi Penelitian
(T1),
dan Trichorderma viride
(T2).
Shaker, Botol kultur; timbangan
Sedangkan perlakuan kedua adalah cara
analitis; skalpel dan blade; pinset; pH
aplikasi Trichoderma yang terdiri dari dua
meter; lampu spirtus; gelas ukur; batang
aras yaitu dengan pencelupan bibit pisang
pengaduk; Paranet plastik ukuran naungan
ke dalam suspensi Trichoderma (P1) dan
50%, plastik sungkup, polibag ukuran
penyiraman media tanam dengan isolat
diameter
oven;
timbangan;
Trichoderma spp (P2). Semuanya disusun
sorong;
alkohol,
secara faktorial dengan tiga ulangan, dan
kompos; bibit tanaman pisang hasil kultur
setiap unit perlakuan menggunakan 10
jaringan , Potato dextrose Liquid (PDL),
tanaman sehingga akan menggunakan 40
Media kentang dextros broth, Larutan
polybag. Serta perlakuan kontrol ( tanpa
Hoagland,
Trichoderma).
50
penggaris;
cm;
jangka
Biakan
Trichoderma
spp
Fusarium, (Trichorderma
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Spesies Trichoderma sp. dan Cara Aplikasi dalam Penelitian Aplikasi Pencelupan (P1) Penyiraman (P2) Sumber: Data olahan, 2013.
Jenis Trichoderma T. harzianum (T1) T. viride. (T3) N1T1 N1T2 N2T1 N2T2
Data yang diperoleh kemudian
4.4. Pelaksanaan Penelitian
dianalisis dengan analisis varian pada taraf
4.4.1. Medium Tanam
5% jika ada beda nyata maka dilakukan uji
Medium tanam yang digunakan adalah
lanjut dengan uji Beda Nyata terkecil
pasir sungai steril, yang sebelumnya dicuci
(BNT) pada taraf 5%.
sampai
28
bersih
untuk
menghilangkan
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... Isolat
kotoran dan lumpur. Selanjutnya pasir
Trichorderma
harzianum
disterilisasi dengan pemanasan selama 2
dan Trichorderma viride (yang diperoleh
jam. Setelah itu pasir steril didinginkan
dari Laboratorium Pengamatan Hama dan
dan dimasukkan kedalam polybag ukuran
Penyakit Tanaman , Wangon, Banyumas)
diameter 22 cm sebanyak ¾ bagian
dibiakan dalam media Potato dextrose
polybag tersebut.
Liquid
4.4.2. Pembuatan sungkup
menggojoknya
Dalam penelitian ini akan dibuat sungkup
kecepatan 150 rpm pada suhu ruang 28 °C.
dari paranet plastik warna hitam dengan
Setiap antagonis dihitung kerapatannya
tingkat intensitas cahaya 50%, untuk
sebanyak 10 ¹º konidium/ml.
meletakkan tanaman dengan perlakuan
b. Aplikasi isolat Trichoderma
selama
5
hari
dalam
dengan shaker
terus dengan
Inokulasi perlakuan isolat jamur
naungan selama penelitian . 4.4.3. Penyediaan dan Aplikasi Isolat
antagonis
Trichorderma
harzianum
,
Fusarium
Trichorderma koningii, dan Trichorderma
a. Penyediaan isolat Fussarium
viride dilakukan sesuai perlakuan ( dicelup dan disiram) dengan kepadatan suspensi 10
Isolat Fusarium oxisphorum (yang diperoleh dari Laboratorium Pengamatan
¹º konidium/ml .
Hama dan Penyakit Tanaman , Wangon,
4.5. Variabel yang diamati
Banyumas) dibiakan dalam media kentang
Pengamatan
dilakukan
ditanam berumur
setelah
dextros broth selama 4 hari dengan terus
tanaman
2 minggu
menggojoknya dalam shaker. Biakan yang
setelah tanam, Pengamatan meliputi :
telah diperoleh kemudian diambil dan
1. Pengamatan pertumbuhan tanaman
diencerkan kembali dengan air steril pada
a.
Tinggi tanaman : Pengamatan tinggi
kepadatan 10¹° konidia/ml air.
tanaman dilakukan dengan mengukur
b. Aplikasi isolat Fussarium
penambahan panjang tunas setiap dua minggu sekali
Inokulasi Fussarium oxysphorum dilakukan
dengan
menyiram
b.
suspensi
Jumlah daun : dihitung jumlah daun yang terbentuk setiap dua minggu
dengan kepadatan 10 ¹º konidium/ml ke c.
daerah perakaran tanaman pada umur 7
Diameter batang : diukur dengan
hari setelah tanam.
menggunakan jangka sorong pada
4.4.4.Penyediaan dan Aplikasi Isolat
pangkal batang setiap dua minggu
Trichoderma
sekali d.
a. Penyediaan isolat Trichoderma
Jumlah bibit sakit : dihitung jumlah bibit
29
terserang
penyakit
layu
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... Fusarium yang diambil pada saat
1 = jaringan pada bagian atau sekitar
mulai dipindahkan dalam sungkup
bonggol tidak ada perubahan
hingga akhir pengamatan, dengan
warna 2 = tidak ada perubahan warna pada
melihat gejala serangan
bagian
2. Pengamatan Intensitas Serangan
bonggol,
perubahan
warna
Intensitas serangan penyakit Layu Fusarium : dihitung dengan cara melihat
terdapat
bobot serangannya, yang dihitung mulai
berhubungan dengan akar
awal
perlakuan/inokulasi
munculnya
serangan,
pada
bagian
yang
3 = perubahan warna 0- 5 %
sampai
4 = perubahan warna 6 – 20 %
Penghitungan
keparahan penyakit dengan menggunakan
5 = perubahan warna 21 – 50 %,
katagori serangan atau skala kerusakan
6 = perubahan warna > 50 %
menggunakan skala Mak et al (2008) cit.
7 = perubahan
Susanto, 2009.
warna
mencapai
bonggol tanaman
dengan kriteria sebagai
8 = tanaman mati
berikut ; 1= tidak ada infeksi ( tanaman sehat)
Keparahan
2 = daun sedikit menguning
penyakit
(
disease
severuty indeks /DSI) pada daun dan akar
3 = sebagain besar daun menguning
menurut Mak et al (2008) cit. Soesanto
4 = semua daun menguning
(2009), adalah sebagai berikut :
5 = tanaman mati Untuk gejala pada akar dengan kriteria
DSI =
sebagai berikut :
∑(nilai kategori x jumlah bibit tiap kategori serangan) ∑(jumlah bibit yang diamati)
Tabel 2. Keterangan Skala DSI Skala DSI untuk LSI 1 1,1 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4 Sumber: Data olahan, 2013.
Skala DSI untuk RDI 1 1,1 – 3 3,1 – 5 5,1 – 8
Keefektifan agensia antagonis dihitung
Keterangan Tahan Toleran Rentan Sangat Rentan
IPk
=
berdasarkan rumus (Djaya et al,, 2003):
Intensitas
penyakit
pada
kontrol/tanpa perlakuan,
Ea = (Ipk – Ipp)/Ipk x 100%, dengan
IPp
Ea = keefektifan antagonis
=
Intensitas perlakuan
30
penyakit
pada
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... dari
pada bibit tanaman pisang hasil kultur in
Trichoderma pada akar bibit tanaman
vitro cukup efektif, hal ini terlihat dari
pisang mas ditentukan dengan metode
rendahnya keparahan serangan penyakit
yang
hingga akhir pengamatan. Begitu juga
Pengamatan
kolonisasi
dikemukakan
oleh
Ozbay
and
Newman, (2004),cit Nurbailis, (2009).
untuk parameter pertumbuhan tanaman,
4.6. Analisis lanjutan
dimana parameter pertumbuhan vegetatif tanaman
Pengaruh strain Trichoderma spp
seperti
tinggi
tanaman
dan
dan aplikasinya di uji dengan analisis of
diameter batang menunjukkan hasil yang
varian
(ANOVA)
kepercayaan menunjukkan
95%.
Jika
adanya
pada
tingkat
cukup baik dengan aplikasi Trichoderma
uji
ANOVA
dalam media tanam. Untuk lebih jelasnya
perbedaan
parameter pengamatan yang telah diamati
yang
nyata, maka analisis dilanjutkan dengan
tersaji dibawah ini:
“Duncan’s New Multiple Range Test
Pengaruh
(DNMRT)” pada tingkat kepercayaan 95
Intensitas Serangan Layu Fussarium
%.
1.
Uji
statistik
menggunakan
dilakukan
program
dengan
“Statistica
for
Perlakuan
Keparahan
terhadap
Penyakit
Patogen
Fussarium pada Bibit Tanaman Pisang Hasil
Windows Release 5 Statsoft, Inc. 1995”.
penelitian
menunjukkan
bahwa pengamatan keparahan penyakit HASIL DAN PEMBAHASAN
layu Fussarium pada bibit tanaman pisang
A.
yang diukur dengan nilai Disease Severuty
Hasil Penelitian telah
Indeks (DSI) pada daun dan bonggol pada
dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan
akhir pengamatan ditunjukkan pada tabel 2
agensia
berikut ini.
Hasil
penelitian
hayati
pengendalian
yang
Trichoderma
dalam
penyakit layu Fussarium
Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Spesies Trichoderma ssp dan Cara Aplikasi Terhadap Jumlah Bibit Sakit (%) dan Tingkat Keparahan Penyakit Fussarium Pada Bibit Tanaman Pisang Pada Akhir Pengamatan Perlakuan
Jumlah Bibit Sakit (%) P1T1 30% P1T2 30% P2T1 20% P2T2 30% Kontrol 100% Sumber: Data olahan, 2013.
Daun 1,8 1,7 1,5 1,4 3,6
Tingkat Ketahanan Toleran Toleran Toleran Toleran Rentan
31
Nilai DSI Bonggol/ Akar 3,3 3,2 3,1 3 5,8
Tingkat Ketahanan Rentan Rentan Rentan Toleran Sangat rentan
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... kerentanan yang cukup tinggi (sangat
Hasil pengamatan jumlah bibit
rentan).
sakit menunjukkan bahwa rerata jumlah bibit
yang
terserang
penyakit
Pemberian
layu
agensia
hayati
Fussarium berada pada kisaran 20%
Tricoderma (T. Harzianum dan T viride)
sampai dengan 30%. Hal ini menunjukkan
selama penelitian terbukti memberikan
bahwa tingkat serangan patogen Fussarium
pengimbasan ketahanan bibit terhadap
dapat
tingkat
ditekan
dengan
perlakuan
keparahan
Fussarium
Trichoderma yang diberikan.
yang
serangan
penyakit
menyerang
bibit,
menunjukkan
ditunjukkan dengan rendahnya keparahan
bahwa tingkat keparahan serangan patogen
serangan penyakit. Aplikasi Trichoderma
Fussarium pada daun
pada
yang diberikan ternyata juga berpengaruh
perlakuan Trichoderma harzianum dengan
pada tingkat keparahan penyakit yang
aplikasi pencelupan yaitu sebesar 1,8 dan
terjadi
tingkat
patogen
Menurut Agrios (2005), cit. Soesanto
terendah pada perlakuan Trichoderma
(2009) hasil infeksi primer yang diperoleh
viride dengan aplikasi penyiraman dalam
tanaman mampu memberikan ketahanan
media
pada
Hasil
pengamatan
keparahan
yaitu
tertinggi
serangan
sebesar
1,4.
Tingkat
pada
daun
tanaman
maupun
selain
itu
bonggol.
perimbasan
keparahan yang terjadi pada daun masih
ketahan dapat juga ditimbulkan denga
menunjukkan tingkat toleransi yang cukup
memperlakukan tanaman dengan senyawa
baik
alam seperti protei dinding virus, protein,
(tabel
2).
Sedangkan
tingkat
keparahan pada perlakuan kontrol sebesar
lipoprotein,
3,6 yang menunjukkan tingkat kerentanan
bakteri, RNA ragi, dan dengan molekul
yang cukup tinggi (sangat rentan).
sintetis.
Hasil
pengamatan
polisakarida
jamur
Senyawa-senyawa
atau
tersebut
bertindak sebagai pengimbas ketahanan
tingkat
keparahan serangan patogen Fussarium
lokal
pada bonggol/akar tertinggi pada perlakuan
disuntikkan
Trichoderma harzianum dengan aplikasi
tanaman, selanjutnya ketahanan sistemik
pencelupan yaitu sebesar 3,3 (rentan) dan
akan muncul setelah senyawa-senyawa
tingkat
tersebut diserap melalui tangkai daun atau
keparahan
serangan
patogen
apabila atau
dengan
disemprotkan
tanaman.
Hal
pada
terendah pada perlakuan Trichoderma
sisitem
viride dengan aplikasi penyiraman dalam
menyebabkan patogen Fussarium tidak
media yaitu sebesar 3 (rentan). Sedangkan
dapat menyebar keseluruh jaringan dan
tingkat keparahan pada perlakuan kontrol
lokasi serangan terbatas sehingga tingkat
sebesar 5,8 yang menunjukkan tingkat
keparahan penyakit tidak tinggi. 32
perakaran
digunakan
ini
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... viride dengan aplikasi penyiraman yaitu
2. Keefektifan Antagonis Hasil
pengamatan
menunjukkan
sebesar 61,12 % dan tingkat efektifitas
bahwa perlakuan Trichoderma dengan
antagonis
terendah
pada
perlakuan
berbagai aplikasi menunjukkan keefektifan
Trichoderma harzianum dengan aplikasi
antagonis cukup baik baik pada daun
pencelupan dalam media yaitu sebesar 50
maupun pada bonggol.
%.
Efektifitas antagonis pada daun tertinggi pada perlakuan Trichoderma Tabel 3. Pengaruh Perlakuan spesies Trichoderma sp dan Cara Aplikasi Terhadap Keefektifan Antagonis pada Akhir Pengamatan (%) Perlakuan Nilai Keefektifan Antagonis (%) Daun Tingkat Bonggol/ Tingkat Keefektifan Akar Keefektifan P1T1 50,00 Efektif 43,1 Efektif P1T2 52,78 Efektif 44,83 Efektif P2T1 58,33 Efektif 46,55 Efektif P2T2 61,12 Efektif 48,28 Efektif Kontrol 0 0 Sumber: Data olahan, 2013. antagonis
pengaruh pada pembentukan senyawa
pada bonggol/akar tertinggi pada perlakuan
glikosida, tanin dan saponin pada tanaman
Trichoderma
( Soesanto, 2009).
Sedangkan
efektifitas
viride
dengan
aplikasi
penyiraman yaitu sebesar 61,12 % dan
3. Kemampuan Kolonisasi Trichoderma
tingkat efektifitas antagonis terendah pada
Pada Akar Bibit Tanaman Pisang Hasil penelitian
perlakuan Trichoderma harzianum dengan aplikasi pencelupan yaitu sebesar 50 %. Hasil bahwa
pengamatan
efektifitas
bahwa perlakuan jenis Trichoderma yang digunakan
menunjukkan
antagonis
menunjukkan
kemampuan
perlakuan
memberikan kolonisasi
yang
tingkat berbada.
Trichoderma pada daun maupun bonggol
Kemampuan kolonisasi agensia hayati
dengan berbagai aplikasi menunjukkan
Trichoderma terbaik pada penggunaan
hasil yang baik. Hal ini diduga agensia
Trichoderma viride yang diaplikasikan
hayati
Harzianum
dengan penyiraman yaitu sebesar 66,67%,
menekan
diikuti dengan perlakuan Trichoderma
pertumbuhan jamur Fussarium pada bibit
harzianum dengan aplikasi penyiraman
selama penelitian. Keefektifan yang terjadi
yaitu sebesar 63,67 %, dan perlakuan
diduga karena Trichoderma memberikan
Trichoderma harzianum maupun T.viride
maupun
Trichoderma T.viride)
(
T.
mampu
33
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... yang aplikasinya dengan pencelupan pada
hasil kolonisasi sama yaitu sebesar 60%
sisitem perakaran tanaman menunjukkan
(tabel 4).
Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Spesies Trichoderma Sp dan Cara Aplikasi Terhadap Kemampuan Kolonisasi Agensia Hayati (%) Aplikasi Jenis Trichoderma Rerata T. harzianum (T1) T. viride. (T2) Pencelupan (P1) 60 60 60 Penyiraman (P2) 63,67 66,67 65,17 Rerata 61,84 63,33 Sumber: Data olahan, 2013. tanaman pisang baik pada daun maupun
Dalam tabel 4 terlihat bahwa perlakuan Trichoderma ( T.harzianum dan
bonggol selama penelitian.
T viride) dengan aplikasi penyiraman
Kemampuan
menunjukkan
tingkat
Trichoderma
kemampuan
pada
sisitem
perakaran
kolonisasi yang sangat baik dengan rerata
tanaman
sebesar 65,17 %, bila dibandingkan dengan
kemampuan
aplikasi
patogen khususnya Fussarium dimana
pencelupan.
kemampuan
kolonisasi
Lebih agensia
baiknya
ternyata
kolonisasi
penghambatan
Trichoderma
hayati
berdampak
mampu
pada
terhadap
menghambat
Trichoderma yang diaplikasikan dengan
Fussarium untuk kontak dengan inangnya
penyiraman disebabkan karena jumlah
sehingga membutuhkan waktu cukup lama
agensia hayati yang diberikan dengan cara
bagi Fussarium untuk dapat melakukan
penyiraman lebih banyak yang bertahan
infeksi kedalam jaringan tanaman.
didalam media bila dibandingkan dengan metode pencelupan. Dimana dengan cara
Pertumbuhan Vegetatif Bibit Tanaman
pencelupan dimungkinkan jumlah spora
Pisang 1. Tinggi Tanaman
jamur agensia hayati Trichoderma yang
Hasil analisis data menunjukkan
terbawa lebih sedikit. bahwa
Efek kolonisasi Trichoderma pada
tidak
ada
nyata
parameter
meningkatkan
selama
pengamatan minggu ke-14 setelah tanam
penelitian, namun tidak berpengaruh pada
untuk semua perlakuan. Namun demikian
tinggi tanaman dan diameter batang. Selain
ada kecenderungan perlakuan Trichoderma
itu kemampuan kolonisasi Trichoderma
viride
juga berpengaruh pada penekanan tingkat
memberikan tinggi tanaman terbaik yaitu
keparahan serangan Fussarium pada bibit
setinggi 92,56 cm, dan tinggi tanaman
daun
34
dengan
tanaman
pada
akar bibit tanaman pisang ternyata mampu jumlah
tinggi
beda
aplikasi
pada
disiramkan
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... terendah
terdapat
pada
perlakuan
lanjut dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
Trichoderma harzianum dengan aplikasi
ini.
dicelubkan yaitu setinggi 82,44 cm. Lebih Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Spesies Trichoderma sp. dan Cara Aplikasi dalam Terhadap Tinggi Bibit Tanaman Pisang Umur 14 Minggu Setelah Tanam (cm) . Jenis Trichoderma T. harzianum (T1) T. viride. (T3) Pencelupan (P1) 82,44 91,00 Penyiraman (P2) 89,00 92,56 Kontrol 54,22 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada pengujian DMRT 5% Aplikasi
spp.
Menurut Lingga dan Marsono (2001),
Mampu meningkatkan pertumbuhan bibit
keberadaan unsure Nitrogen sangat penting
tanaman
aklimatisasi.
untuk pertumbuhan vegetative tanaman
Penambahan Trichoderma dalam media
dimana dapat merangsang pertumbuhan
tanam selain berfungsi sebagai agensia
vegetative secara keseluruhan khususnya
pengendali
pada
pertumbuhan batang, cabang dan daun
sistem perakatan tanaman tomat, ternyata
pada tanaman. Peran penting Nitrogen
juga berperan dalam proses penguraian
dalam pertumbuhan tanaman mutlak dan
bahan organic didakam tanah. Hal ini
essensial karena perannya dalam proses
sejalan dengan hasil penelitian Pandriani
biokimia tanaman.
Pemberian
pisang
Trichoderma
selama
penyakit
Fussarium
dimana perlakuan
Penggunaan pupuk organik berupa
Trichoderma pada tanah gambut mampu
pupuk kandang kambing, dimana struktur
menguraikan bahan organik pada tanah
maupun sifat pupuk kandang kambing ini
gambut yang masam tersebut menjadi hara
lebih lambat dalam proses penguraiannya
yang
dan Supriati (2010),
diperlukan
pertumbuhannya,
tanaman
untuk
sehingga akan digunakan secara perlahan
khususnya
unsur
oleh
tanaman.
Sifat
pupuk
kandang
Nitrogen yang ada didalam tanah. Unsur
kotoran sapi dan kambing merupakan
nitrogen yang kaya pada pupuk kandang
pupuk dingin, artinya perombakan oleh
kotoran
jasad
kambing
mampu
memenuhi
renik
di
dalam
tanam
kebutuhan akan unsur N ini pada tanaman
berlangsung
tomat dalam penelitian, dimana unsur N
sehingga zat makanan yang dilepaskan
pada fase pertumbuhan vegetatif unsur
juga berjalan lambat (Soemarno, 1981).
Nitrogen (N) sangat dominan diperlukan.
35
secara
media
perlahan-lahan
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... Trichoderma yaitu hanya sebesar 1,83 cm
2. Diameter Batang
(tabel 6).
Hasil sidik ragam diameter batang tanam
Pada tanaman , batang berfungsi
memberikan pengaruh nyata pada semua
sebagai limbung (sink) tempat penimbunan
perlakuan. Perlakuan Trichoderma viride
hasil fotosintesis. Proses fotosintesis yang
dengan aplikasi disiramkan memberikan
baik pada tanaman akan memberikan
diameter batang terbaik 2,78 cm, hasil ini
dampak
tidak berbeda nyata dengan perlakuan
diamete batang pada tanaman, hal ini
Trichoderma harzianum dengan aplikasi
dikarenakan pertumbuhan bagian tajuk
pencelupan
tanaman dengan penambahan Trichoderma
umur
14
minggu
yaitu
setelah
sebesar
2,72
cm;
positif
baik
peningkatan
perlakuan dosis Trichoderma harzianum
menjadi
dengan aplikasi penyiraman yaitu sebesar
fotosintesis yang terjadi pada organ tajuk
2,69
menjadi
cm ; maupun perlakuan dosisi
lebih
terhadap
meningkat
sehingga
dan
proses
berdampak
aplikasi
langsung pada fotosintat yang dihasilkan
pencelupan yaitu sebesar 2,44 cm; namun
akan lebih banyak dan pendistribusian
semuanya
berbeda
dengan
fotosintat ke organ-organ tanaman juga
peerlakuan
kontrol/
pemberian
menjadi lebih banyak termasuk kebagian
Trichoderma
viride
dengan
nyata tanpa
batang. Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Spesies Trichoderma sp. dan Cara Aplikasi Terhadap Diameter Batang Bibit Tanaman Pisang Umur 14 Minggu Setelah Tanam (cm) Aplikasi Jenis Trichoderma T. harzianum (T1) T. viride. (T2) Pencelupan (P1) 2,72 2,44 Penyiraman (P2) 2,69 2,78 Kontrol 1,83 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada pengujian DMRT 5%. Rendahnya pertumbuhan tanaman
mendapat
perlakuan
kontrol dimungkinkan karena tidak ada
Trichoderma.
faktor yang memicu proses penguraian
penelitian Taufik (2010), bahwa perlakuan
bahan organik didalam tanah seperti
tanpa
Trichoderma yang memiliki peran tersebut,
mengalami perkembangan pertumbuhan
sehingga ketersediaan nutrisi yang dapat
seperti jumlah cabang dan bobot buah
diserap oleh tanaman lebih sedikit bila
lebih
dibandingkan
penambahan Trichoderma.
dengan
tanaman
yang
36
Didukung
penambahan
penambahan
rendah
dengan
hasil
Trichoderma
dibandingkan
perlakuan Penelitian
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... lainnya yang dilakukan oleh Cook dan
3. Jumlah Daun
Baker (1983) juga menunjukkan bahwa
Hasil sidik ragam Jumlah daun
Trichoderma sp. Mampu menguraikan
umur
bahan organik yang berada didalam tanah
memberikan pengaruh nyata pada Jenis
menjadi nutrisi yang mudah diserap oleh
Trichoderma yang digunakan, dimana
tanaman , selain itu bahan organik yang
Trichoderma viride memberikan jumlah
tersedia didalam tanah merupakan sumber
daun terbaik yaitu sebanyak 7,06 helai bila
nutrisi bagi mikroorganisme antagonis
dibandingka
sehingga mampu meningkatkan aktifitas
Trichoderma harzianum yang memberikan
agens antagonis tersebut, menstimulasi
jumlah
dormansi
propagul
menghasilkan
efek
14
minggu
dengan
daun
setelah
perlakuan
sebanyak
untuk
tanam
jenis
6,67
perlakuan
helai.
patogen
serta
Sedangkan
aplikasi
fungistasis
bagi
agensia hayati tidak menunjukkan beda nyata. (tabel 7).
sebagian besar patogen tular tanah.
Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Spesies Trichoderma sp. dan Cara Aplikasi Terhadap Jumlah Daun Bibit Tanaman Pisang Umur 14 Minggu Setelah Tanam (cm) Aplikasi
Jenis Trichoderma T. harzianum (T1) T. viride. (T2) Pencelupan (P1) 6,22 6,33 Penyiraman (P2) 7,11 7,78 Rerata Trichoderma* 6,67 a 7,06 b Kontrol 4,6 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada pengujian DMRT 5%. Pada tanaman permukaan luas
Dalam
penelitian
peran
fotosintesis dan struktur perakaran yang
Trichoderma
kuat
media tanam tomat memberikan pengaruh
sangat
perrtumbuhan
diperlukan vegetatif
Pertumbuhan awal vegetatif
dalam
yang
ini
terhadap
diaplikasikan
perbaikan
pada
tanaman.
positif
kondisi
tanaman
lingkungan tanah tempat tanaman tumbuh,
memungkinkan tanaman menyerap lebih
dimana
banyak energi cahaya untuk fotosintesis
bahwa Trichoderma mampu menguraikan
pada saat ukuran tanaman meningkat, dan
bahan organik didalam tanah menjadi
memungkinkan penyerapan air dan nutrisi
nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman.
yang
menyokong
Pendapat lainnya yang diungkapkan oleh
pertumbuhan daun sebagai pusat reaksi
Affandi et.al (2001) yang menyatakan
fotosintesis (Gardner, 1991).
bahwa
cukup
untuk
sesuai pendapat sebelumnya
beberapa
berasosiasi 37
dengan
cendawan proses
yang
degradasi,
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... diaman Trichoderma memainkan peran
masing perlakuan. Namun demikian
kunci dalam proses dekomposisi senyawa
pemberian
organik terutama dalam kemampuannya
memberikan pertumbuhan yang lebih
mendegradasi senyawa-senyawa yang sulit
baik
terdegradasi seperti lignosellulose.
perlakuan Trichoderma (kontrol). 3.
Perbaikan sistem perakaran dan peningkatan
pertumbuhan
Trichoderma
bila
Agensia
mampu
dibandingkan
hayati
tanpa
Trichoderma
harzianum dan Trichoderma viride
vegetatif
tanaman yang terlihat dari pertumbuhan
yang
tinggi tanaman dan diameter batang pada
terbukti mampu mengkolonisasi akar
masing-masing perlakuan dalam penelitian
bibit tanaman pisang dan bersifat
ini
endofit pada tanaman pisang mas hasil
ternyata
berdampak
pula
pada
digunakan
dalam
penelitian
kultur in vitro.
pertambahan jumlah daun yang dihasilkan oleh bibit tanaman pisang.
B. SARAN Perlu dikaji lebih lanjut mengenai
KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh
A. KESIMPULAN
faktor
berpengaruh
Dari hasil pembahasan diatas maka
lingkungan
terhadap
yang
perkembangan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
patogen tanah Fussarium maupun agensia
1.
Pemberian agensia hayati Tricoderma
hayati seperti Trichoderma, sehingga akan
(T. Harzianum dan T viride) selama
diperoleh perpaduan pengaruh lingkungan
penelitian
memberikan
dan agensia hayati dalam pengendalian
penyakit
penyakit layu pada tanaman pisang akibat
terbukti
penekanan
serangan
Fussarium
patogen Fussarium.
pada bibit, ditunjukkan
dengan rendahnya keparahan serangan DAFTAR PUSTAKA
penyakit yang ditunjukkan hingga
Bajaj. Y.P.S. 1983. Production of Normal Seeda from Plants Regenerated from the Meristem of Arachis hypogaea and Cicer arientinum Cryopreserved for 20 Months. Euphica. 32 : 425-430
akhir penelitian. 2.
Agensia hayati Trichoderma ( T. Harzianum
dan
T.
Viride)
yang
diaplikasikan dengan pencelupan dan penyiraman ternyata berpengaruh pada
Baker KF, Cook RJ, dan Garret SO, 1986. Biological Control of Plant Pathogens. American Phytopath. SOC. St. Paul. Minnesota.
peningkatan jumlah daun pada bibit selama
penelitian,
berpengaruh
pada
dan tinggi
tidak tanaman
maupun diameter batang pada masing38
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... Agriculture . T.A. Thorpe (ed). Academic Pess. Inc, San Diego, California. Pp :181-209.
Cook. R. J. and K. F. Baker. 1989. The Nature on Practice of Biological Control of Plant Pathogens. ABS press. The American Phytopathological Society. St. Paul. Minesota 539 p.
Lo. C. –T.. Nelson. E. B.. and Harman. G. E. 1997. Improved Biocontrol Efficacy of Trichoderma harzianum 1295-22 for Foliar Phases of Turf diseases by Use of Spray Application. Plan Disease. Vol. 81. No. 10. pp. 1132-1138.
Djaya A.A., Mulya R.B., Giyanto, dan Marsiah, 2003. Uji keefektifan mikroorganisme antagonis dan bahan organik terhadap layu fusarium (Fusarium oxysporum) pada tanaman tomat. Prosiding Kongres Nasional dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Bandung, 6-8 Agustus 2003.
Ismail, N dan A. Tenrirawe. 2010. Potensi Agens Hayati Trichoderma Spp. Sebagai Agens Pengendali Hayati, Makalah dalam Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara.
Driesche RG and Bellows JR TS. 1996. Biological Control. Chapman & Hall, ITP an International Thomson Publishing Company. 538p
Murashige, T. 1974. Plant Propagation through Tissue Culture. Annual Review. Plant Physiology 25:135166.
Djatmika. I. 1992. Pengendalian penyakit layu pada pisang dengan cara Biologis. Prosiding Pisang sebagai Komoditas Andalan. Segunung.
Nurbailis dan Martinius, 2009. Pengendalian Fussarium oxysphorum f.sp cubense Penyebab Penyakit Layu Fusarium Pada Pisang dengan Trichoderma spp Indigenus Rizosfir Pisang. Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, Sumatera Barat.
Djatnika I, C. Hermanto dan Eliza, 2003. Pengendalian hayati Layu Fusarium Pada Pisang dengan Pseudomonas fluorescens dan Glicladium sp. J.Hort. 13 (3):205-211, 2003. George, E.F. dan Sherrington, P.D. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Exergetic Limited. England. p. 39-71; 331-382.
Nurhayati,H. 2001. Pengaruh Pemberian Trichoderma sp. Terhadap Daya infeksi dan Ketahanan Hidup Sclerotium roflsii pada Akar Bibit cabai. Skripsi Fkultas Pertanian UNTAD
Gunawan, L.W., 1988. Teknik Kultur Jaringan . Lab. Kultur Jaringan Tanaman Depdikbud Dirjen Dikti, PAU Bioteknologi, IPB Bogor.
Rifai, M. Mujim, S., dan Aeny, T.N. 1996. Pengearuh Lama Investasi Trichoderma viride Terhadap Intensitas Serangan Phytium sp, pada Kedelai. Jurnal Penelitian Pertama VII. 8:20-25
Kartha, K.K. 1981. Meristem Culture and Cryopreservation Method and Application in : Plant Tissue Culture Method and Application in 39
Anis Shofiyani dan Gayuh Prasetyo Budi : Spesies Unggul Trichoderma Spp. Indigenus ... Sastrahidayat, I.R., 1992. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya
Semangun, H., 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Siddiqui,I.A. SS.Sahukat, I.H. Sheikh and A. Khan. 2006. Role of Cyanida Production by Pseudomonas fluorrescens CAHO in the Suppression of Root-knot Nematod, Meloidogyne javanica in Tomato. Microbial. Biotechnol. 22: 641-650
2009. Pengimbasan Ketahanan Bibit
Pisangn Ambon Kuning Terhadap Penyakit Layu Fussarium Dengan Beberapa Jamur Antagonis, J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525. vo. 9, no.2 : 130 – 140. Tusi,
Soesanto L. Rokhlani & Prihatiningsih N. 2008. Penekanan beberapa mikroorganisme antagonis terhadap penyakit layu Fusarium gladiol. Agrivita 30(1): 75-83. Soesanto L. 2008. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. PT Raja Grafindo Sukamto. D. Wahyuno. A. Rahmat. D. Sitepu dan S. Mogi . 1995. Pengaruh agensia nabati cengkeh terhadap penyakit busuk batang dan pertumbuhan panili. Strenghening Researce on Disies of Industrial Crop in Indonesia JICABALITTRO. Annual Report 3 : 1 – 20.
Widyastuti. S. M. . Sumardi. A. Sulthoni. dan Harjono. 1998. Pengendalian Hayati Penyakit Akar Merah pada Akasia dengan Trichoderma. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia.Vol. 4. No. 2. hal. 65-72. Widyastuti. S. M.. Sumardi dan Harjono. 1999. Potensi Antagonistik Tiga Trichoderma spp Terhadap Delapan Penyakit Akar Tanaman Kehutanan. Bulletin Kehutanan No. 41. Fakultas Kehutanan – UGM. Yogyakarta. Indonesia. Hal. 2-10.
Soesanto,L dan R.F. Rahayuniati, 2009. Pengimbasan Ketahanan Bibit Soesanto,L
dan
C. (2010) Identifikasi Spesies Trichoderma Spp. Dari Sentra produksi Pisang Di Sumatera Barat Dan Uji Tingkat Kemampuannya Dalam Menekan Perkembangan Fusarium Orysporum F.Sp.Cubense .Fecara In Vitro. Other Thesis. Fakultas Pertanian.Universitas Andalas.
R.F. Rahayuniati,
40