AGCTTEK lOL..16 No.4. Oktobe- 2006 Hal. 600-780
tssN
0852.5426
EVALUASI KEBUTUTIAT"I AIR TANAMAN DI 12 KECAMATAN WILAYAH KABUPATEN MALANG OENGAN CROPWAT for WINOOWS (EVALUATION CROP WATER REQUIREMENT IN 12 DISTRICT IN MALANG REGENCY BY USING CROPWAT for WNDOWS) SUGENG PRIJONO Fakullas Pertanian Universitas Erawijaya Jl. Veteran Malang E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Pada dekade akhir-akhir ini, beberapa daerah di lValang menghadapi dan mengalami kekeringan, dimana terjadi defisit lengas tanah selama musim pedanaman dan hal itu sering berdampak pada pertumbuhan tanaman, perkembangan dan pernbentukan hasil. TLrjuan studi ini adalah untuk mengevaluasi dinamika lengas tanah dan defisit lengas tanah pada kedalaman perakaran pada beberapa tanaman dengan menggunakan model Cropwat for Windows, dengan maksud untuk menyajikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan pada pengelolaan lanaman. Model akan menghitung evapotranspirasi dan kebutuhan air tanaman, yang memungkinkan untuk pengembangan rekomendasi perencanaan pola tanam dan evaluasi produksi tanaman dibawah kondisitadah hujan atau defisit irigasi, Untuk maksud studi ini model di operasikan pada kondisi cuaca tahun 1998 sampai 2007 di 12 kecamatan wilayah kabupaien Malang. Hasil analisis simulasi menegaskan bahwa dj 4 kelompok lokasi, bila kebuluhan air tanaman melebihi lersedianya air dalam tanah dan tidak ada aplikasi irigasi maka kehilangan hasil akan sangat nyata. Juga terdapat p€rbedaan kebutuhan air tanaman unluk masing-masing agro-ekosisten:. Kata kunci : kebutuhan air tanaman, CroDwat for Windows
ABSTRAC'T Over the last decade, different regions of lllalang were facing severe and prolonged droughts, where soil moisture deflcits during the vegetation season frequently aftected lhe crop grovvth, developrnent and yields formation. The aim of this study is to evaluate the soil moisture dynamics and soil water deficlts at the rooting depth of the various crop by using Cropwat for Wlndows model, in order to provide information necessary in takinq decisions on cropping management. The model, that calculates evapotranspiration and
734
AGRITEK VOL.16 No. zt. Oktober 2008 Hat. 600_780
lssN
0852.5rt26
crop water requirements, allows the development of recommendalions for planning cropping paternt and the assessmenl of produstion unOer raintJ condjtions or deUcit irrigation. For the purpose of this study, th; m;del w;; run. for the weather condiiions of the year i99B to 2007, at 12 djstrict in l\4alang regency.
Simulrtion results suggests that in the 4 groups of areas, where the cfops water requirements exceeds the sojl water supply and by no application ofadequate irrigation schedut,ng the yietd tosse" ard liinificani lr"iin"r,jl, ornerences crop water requirement In each agro_ecosystems.
-
Key wads :ctop waler requirement, Cropwat for Windows PENDAHULUAN
Luas lahan kering di wrlayah
Kabupaten Malang khususnya berupa tegalan dan kebun campuran sena perkebunan tercatat
cukup besar sekjtar 102.216 ha, yang tersebar di 33 kecamatan
(Laporan Status Lingkungan Hidup uaerah- Kabupaten Malang, 2006). Hemanlaatan tahan kering unluk kepentjngan pembangunan daerah banyak menghadapi masalah dan kendala. Masalah ulama adalah nrasalah fisik tahan kering yang
letan rusak , kahat hata drn terbatasnya ketersediaan air bagj ranaman.
Pengelolaan tanaman
di
lahan kefing umumnya terkendala
oleh
Hubungan antara jumlah air yang drbeflkan dan hasil suatU tanaman adalah sangat kompleks, menurut Upton (1996) dapat bervariasi dalam frekwensi dan inlensitasnya. Perhitungan kebutuhan air
tanaman untuk lahan kering di wilayah Kabupaten Malang diha_ rapkan dapat membanlu dalam pembuatan kebijakan dan pe_ rencanaan di lingkat kabupaten renrang c€lra yang efeklif dalam penggunaan sumberdaya air yang reroaras guna menunjang keta_ nanan pangan dan pertumbuhan ekonomj. Petani sangat mern_ butuhkan informasi yang dapat membantu dalam hal penggunaan air hujan lebih efektif. Contohnya
oengan menepatkan
phaJe
ketersediaan air. sebab ketersediaan air di lahan tersebut hanya berasai dari hujan. Keter_
Iengas tanah.
umumnya d,pengaruhi oleh curah
Cropwat adalah pfogram compuler yang menggunakan
sedtaan
air dl lahan kering
hujan dan kemampuan tanah menahan air. Peluang untuk me_ nrngkalkan produksi tanaman pada penanian tadah hujan ditekankan bagajmaIa memaksimalkan procuKsr per unit Terdapal nuoungan antara kebutuhan ai. lanaman dan hasil (Al-Jamal ef a/.,
air.
1999 dan Rockslrof,
2AA1).
pedumbuhan tanaman dengan
masa hujan atau
model FAO
ketersediaan
penman-l\.4onteith
dalam lerhitungan Eto, dan dapat menghitung kebutuhan air tanaman iriaasi
(Etm) serta kebutuhan
(Smith,1992), program inj d;pat dikembengkan untuk penjadwaian
irigasi dalam berbagai
kondisi ketersedraan air, mengevaluasi produksi
manajemen
dan kondjsi
AGRITEK VOL.16 No.4. OKobar 2008 Hal. 600-780
tssN
0852.5425
4 staslun pencatat yang mana dapat
lanaman di iahan kering, dampak kekeringan, serta efisiensi praktek
meteorologi diambil dari
irigasi.
mewakili
kondisi
wilayah
kabupaten Malang, yaitu : KP. Sumberasin 80 14'LS 1050 15'BT, Waduk Karangkates 8'09' LS 11229' BT, Waduk Selorejo 7058'
Penelitian bertujuan untuk
mengevaluasi kebutuhan aif tanaman-tanaman utama di 12 kecamatan dj wilayah kabupaien
dan dampak penurunan ketersediaan air tanah terhadap l\,4alan9
LS 112021' BT dan AR, Saleh 7"53' LS 112042' BT. Data tanah dan sebagian data tanaman diambil dari database CROPWAT for Windows, tekstur tanahnya bervariasi sesuai lokasinya: berat, sedang dan ringan. Lokasi studi dikelompok kan sesuai dengan lokasi stasiun pencatat data meteorologi (Tabel
produksi tanaman.
METODE PENELITIAN
Lokasi studi dipilih 12 di wilayah kabupaten
kecamatan
Malang, evaluasi kebutuhan air
tanaman diodentasikan untuk pertanian iahan kering. Daia
1).
Tabel 1. Pengelompokan wilayah studi berdasar lokasi stasiun penc€tat data meteorologj Table 1. Block af study area based on locatian of meteorclogical station Kelom-
Lokasi Studi
poK
1
Luas Tegal/Kebun') (Ha)
Slasiun Moteofologi
Kec. Sumbermanjing
7.802
KP. Sumbo.asin
Kec. Bantur
8.465 8.013
8" 14'LS'105015',87 (tanahnya bertekstur
Kec. Kalipare Kec. Donomulyo Kec. Kromengan
5.640
Waduk KaEngkates
8.192
Bo09' LS
Kec. Pujon Kec. Ngantang Kec. Kasembon
2.225 2.396
Waduk Selor6jo
1.614
Kec. Pakis Kec. Jabung Kec. Poncokusurno
1.890 3.431 6.576
tBkstur rempung) AR. Saleh 7053' LS 112042'BT
ka^ r:6.{..^.^
liat)
3 4
1
1
1?029' BT
(tanahnya 'bedekstul liat)
:tebu
7058' LS 112021' BT
(tanahnya
{tanahnya bercasir)
t6ktur
(lVlH), jagung (MK1), kedelai
Tanaman yang dievaluasi terdiri dari
.1'18
(irK1), kacang tanah
(ratoon), jagung
736
(MK1),
AGRITEK VOL.16 No. zl. Oktober
Hat. 600-7BO
ZOO8
kentang (lVK1) dan apel. pota tanam selain tebu dan apel, yaitu : kedelai, Jagung - jagung, jagung ja(Jung jagung kacang tanah dan xenrang. Berdasar data hujan tahun 1998 2007, menurut Smith & Ferguson (1951) mempunyaj iktim: C (lokasi 1) dan D (lokasi 2,3,4), sedang menurut Oldeman (.i 979) iipe iklimnya termasuk : D2 (lokasi 1), D3 (lokasi 2), C3 (lokasi 3) dan D3 (lokasi4). Model CROPWAT awatnya dikembangkan oleh FAO di tahun
Selelah data input
-
Cropwat
(1)
evapotranspirasi tanaman, (3) hujan efeKif, (4) kebutuhan air tanaman dan (5) perkolasi. Neraca air pada lahan dapat dihitung dengan persamaan :
SMq=S
periode
of Studies
Model juga jadwal
:
tanah
4,
irigasi. for
nethod' (Tabel2J.
125
-A
|
'
air
(4)
2I,tar
t25
mm PE = 125 +al\Ptal
Untuk Ptot >125
=
dapat irigasi magng-maslng tanaman dengan lima skenario:(1) setiap irigasi didefinisikan oleh pelaksana, (2) irigasi di bawah atau di atas titik deplesi air tanah (%RA\ (3) irigasi pada interval tetap pada setiap fase, (4) defisit irigasi dan (5) tanpa Kemudian cropwat windows mulai mensimuiasj neraca pada Iahan, meliputi r('t) lama irjgasi, tanggal dan ketebalan irigasi, (2) deplesi lengas tanah, (3) jumlah perkolasi, evapotranspirasi aktual dan (5) hasil tanaman. Reduksi hasil tanaman pada mas'ng-masing fase dan kumulatifnya dapat dihitung dengan
mengestimasi
dan Perhiiungan ET potensial menggunakan metode Penman-Monteith dan perhittlngan hujan efektif dengan metode 'USDA so/ conseNatian ser,rice
Untuk Ptot < 250 mm
t dan t-1; Etc
evapotranspifasi aktual (mm); PE = hujan efektif (mm); lR = ketebatan irigasi (mm); RO = runoff (nrm); Dp = perkolasi dalam (mm).
hasjl kerjasama antara Land and Water Development Division FAO, Instilute lrrigation and Development of Soulhampton UK dan National Water Research Center (NWRC)
tanaman.
PE-ttt+ RO+ Dp
: SMDi dan SMD{-1 = deplesi lengas tanah (mm) pada
wrndow, merupakan
meteorologi,
4q_t + ETc-
dimana
pengelolaan proyek irigasi. Versi terbaru dinamakan CROPWAT for WINDOWS yang dapat dioperasikan melalu j intedace
data
for
Windows dapai menghitung dalam setiap dekade : koeflsien lanaman, (2)
1999 untuk perencanaan lan
Egypt. lnput datanya metiputj
yang
diperluk6rn dimasukkan, model
-
of
lssN 0852.5426
I
rumus;
dimana I Plot = hujan total dan pE = hujan efeklif
(. t.\
..(. \ l' ]. l=^"l.' rr. l
737
Lra
AGRITEK VOL.16 No. 4. Oktober
2;:3 i:
a::-;8!
lssN
0852.5426
oan ET aktual; Ym dan ETm
dimana
il=
=
produksi dan ET maksimum. Khusus untuk kec€matan Poncokusumo input data hujan diambil dad stasiun pencatat lokal Poncokusumo (PK da lam fabel 2l.
phase pedumbuhan
tanaman; Ky = faktor reduksi produksi; Ya dan ETa = produksi
Tabel 2. Rerata hujan efektif (mm) dan ET potensial (mm) tahun 1998 - 2007 Table 2. Average effective prccipitation (mn) and potential evapotrcnspiation (nm) an 1998-2007 Bulan
Mei Juli
Ag!stus Oktober
Lokasi 1 Lokasi 2 Pe ETo Pe ETo 315 3.61 306 4.48 294 3.63 312 4.24 282 3.88 359 4.61 170 3 64 211 4.64 93 344 8t 4.41 77 3.20 7 t 4.31 68 3.29 30 4.50 6 5.42 105 425 251 4 16 137 5.46 250 3.84 261 4.76 323 3.79 409 3.90
HASIL DAN PEMBAHASAN
101
57 43 13
29 101
217 396
2
P6 437 399
413 94 33 16 115
334
(Kalipare, Donomulyo
dan paling rendah di lokasi
for
air
594
430 274
PK
Kebutuhan air tanaman lokasi dan Kronrengan) tampak paling tinggj
PEr'r,Lvlgo,l kebutuhan air tanaman dengan metode Cropwat Windows tampak sangat bervariasi baik antar lokasi maupun antar jenis tanaman. Kebutuhan air irigasi dan terjadinya reduksi produksi juga tampak tidak semua lokasi kondisinya sama.
Kebutuhan
3 Lokasi4 ETo P ETo 273 3.94 3.67 274 3.88 3.94 278 3.69 4.O7 208 3.63 4.34 88 3.46 41 3.25 4.64 29 3.41 5.01 20 3.89 4.96 15 4.42 4.59 73 4.51 3.81 27't 4.10 3.52 357 3.62
Lokasi
Pe 453
1
(Sumbermanjing wetan, Gedangan dan Bantur), akibatnya unluk mendapatkan hasil potensial perlu tambahan irigasi cukup'tpsar pula (Tabel 4). Ternyata tidak hanya besarnya hujan yang diterima tetapi kapasitas penahanan air oleh tanah turul berperan penting dalam hal penyediaan air untuk tanaman.
tanaman
tebu (ratoon)
738
i:(
!'01.16
No- zl. Oktober
tssN
2006lial. 60G780
0652.5426
:a.el
3. Perturnbuhan tanaman yang dipedukan dan indikatornya :able 3. Ctop development rcquircmenb and indicators
s-ai - 'a-
Phas6 Pedumbuhan
Indikalor
I
(hari)
30 60 0.40 0.75 0.75 Pe€kdran (m) 0.6 Deplesi (p) 0.6 Lama phase (hari) 60 140 -:;s Kc 0.70 '1.10 1.10 Ky Perakaran (m) 1.00 D€pl€si (p) 0.50 ,^; Lama phase (hari) 17 40 Kc 0.30 Ky 0.40 0.40 Perakaran (m) 0.30 Oeplesi(p) 0.50 phase (hari) :: Lama 20 30 Kc 0.40 Ky 0.40 0.80 Perakeran (m) 0.30 DepLesi (p) 0.50 Lama phass
Kc Ky
:-
Kc Ky P8rekaran (m) Depl€si(p) ..J Lama phase (hari) Kc Ky Peraka€n (m) Deplesi(p)
:::
cata
:
t
160 0.60 0.50 0.6 100 1.00 1.10 0.50 33 1.2o 1.30 0.60 0.50 60 1.15 1.00 0.60 0.60
Total
tv
85 0.10
335
0.60
1.2O
0.6 0.6
60 1.10
360
0.91
1.10
1.00
0.50
15 0.50
105
0,50
1.25
0.60 0.80
25 0.40
135
0.50
0.85
0.60 0.90
,4 '\5 45 35 0.40 1.15 0.60 0,40 0.60 0.80 0.40 0.30 0.30 0,10 0.45 0.45 0.50 20 30 35 25 0.35 O.80 0.50 0.4s 0.80 0-80 0.30 0-40 0.40 0.25 0.30 0.50 0,50
140 0.70
110 1.10
oatabase cropwat for windows; Allen et al.('1998)i Doorenbos & Kassam('1986); Ernest & Cornelius (C0P No.37.pd0
;abel 4. Kebutuhan airtanaman tebu (ratoon) iable 4. Crop water requirenent of sugarcane (ratoon)
:iesr ' 2 3 .1 pK
ETo (mm)
CWR (mm)
1257.21 1567.29 1400.20 1295.69 1295.69
1312.25 1617.13 1414.36 1354.98 1354.95
Po (mm)
IWR (mm)
1338.99 68.97 1172.34 445,26 1217,65 366.17 1096.34 324,45 1179.52 3.11.24
Reduksi
Produki (%l 0 0 19
24.7 12.5 a_!6n i PK khusus untuk wilayah k€camatan Poncokusumo, ETo i ET potensial,
CWR: kebutuhan air tanaman, Pe I hujan e{eKil IWR: kebutuhan air kigasi
AGRITEK VOL.15 fio. 1.
Kebutuhan jagung (MH)
C(l-.e:
air
tanaman
lokasi 2 (Kalipare, Donomulyo dan Kromengan) yaitu 392.79 mm dan (Sumberterendah di lokasi manjing wetan, Gedangan dan Bantur) sebesar 304.13 mm. Lokasi 1 jagung pada lrKl tidak mengalami reduksi produksi kemudian disusul lokasi (Pakis. Jabung dan Poncokusumo). Kebutuhan air irigasi untuk mendapatkan produksi potensial tertinggi pada lokasi (Pujon, Ngantang dan Kasembon) dapat terjadi reduksi produksi sampai 16.2% (Tabel6).
1
Kebutuhair ar tanaman jagung antar wilayah pada musim hujan ([,4H) tidak masalah dapat tercukupi aif hojan, jadi tidak membuluhkan tambahan air irigasi untuk mencapai produksi poten-
4
sialnya (Tabel 5)
Kebutuhan jagung (MKl) Kebuiuhan
air
3
tanaman
air tanaman ja-
gung pada MK1 tertinggi
tssN 0852.5426
29!8 Hal. 600-780
pada
Iabel 5. Kebutuhan air tanaman jagung (MH) Table 5. Ctop watet requirement of maize (Rainy season) Lokasi (mm) 1
2 3
514.53 474.88
384.63 419.83
CWR (mm)
(m'it 713.50 556.44 580.51 544.16
419.23
387.86 314.14 344.35
(mm)
Reduksi Produksi %
0.00 0.00 0.00 0.00
0.0 0.0 0.0 0.0
Tabel 6. Kebuluhan air tanaman jagung (MKl) Table 6. Crap water requhement af maize (Dry season 1)
Lokasi ETo (mm) 1
2
368.04 470.08
3
437.32
4
371.93
re
CWR (mm)
(mm)
304.13 392.79 372.39 306.85
373.06 393.14
Kebutuhan air antar tanaman pada MKI untuk masing. masing lokasi
IWR (rnm)
Reduksi Produksj
410.82
54.64 122.14 125.46
16.2
383.66
63.85
2.1
0.0 6.4
masing lokasi untuk periode lVlK1, bila digabung dengan jagung (lVlH) dapat menghasilkan model pola tanam apa yang dikehendaki. Prinsip pola tanamnya : jagung (MH) kemudlan MK-1 dipilih tanaman
Hasil evaluasi kebutuhan air
tanaman utarna pada masing-
740
AGRITEK VO.
16 No.
4
apa yang cocok dengan pedim-
kerjng di lokasi
1
wetan,
I
0852.5426
(Sumbemanjing
wetan, Gedangan dan Bantur) adalah Jagung - Jagung atau Jagung - Kedelai. Kemungkinan
bangan tanaman yang mempunyai kebutuhan air rendah.
Lokasi
tssN
O^toDer 1008 rlar 600-780
model Jagung - Kacang tanah juga relatif rendah reduksi produksinya hanya sekitar 1% dari produksi potensial (Tabel 7). Simulasi tanggal tanam tanaman MK'l selang 7 hari daritanaman MH panen,
(Sumbermanjing Gedangan dan
Bantur)
Hasil evaluasi menunjukkan model pola tanam untuk lahan
Tabel 7. Kebutuhan air tanaman di lokasi 1 Table 7. CroD water reauircmenl in lacation
Tanaman ETo
CWR (l\4K1) (mm) (mm) Jagung 368.04 304.13 Kedelai 472.52 420.40 Kac.tanah 490.30 415 a7
1
Pe (mm)
373.06 424.65 433.42
(mml
Reduksi Produksi
54.64 104.64 108.20
0.0 0.3 8.5
e\
hal ini
nya sama, tanlpak dibutuhkan air yang banyak untuk mengimbangi laju ET potensialnya. Kemungkinan ancaman reduksi produksinya juga lebih tinggi (Tabel
2 (Kalipare, Donomulyo dan Kromengan) Lokasi
Kebutuhan air tanaman yang sama pada iokasi 2 lebih tinggi dibanding lokasi walaupun kapasitas penyimpanan air tanah
1
8).
TabelS. Kebutuhan airtanaman di lokasi 2 Table 2. Cmp water requirement in location 2 Tanaman (MK1)
(mm)
CWR (mm)
Pe (mmJ
IWR (mm)
392.i 9
393.14
122.14
547.32 542.79
431.13 436.29
224.50 231.96
Reduksi Produksi
ek) Jagung Kedelai Kac.tanah
470.08 610.26
634.10
16.3 20.7
Lokasi 3 (Pujon, Ngantang
sama dengan lokasi 2, walaupun
dan Kasembon)
kapasitas penahanan air tanahnya berbeda. Hal ini semakin jelas
peranan ET potensial perlu
Kebutuhan air tanaman pada lokasi 3 untuk lanaman yang sama 0a9ung dan kacang tanah) hampir
diperhitungan kebutuhan air tanaman, disamping
perhalikan dalam
741
AGRITEK VOL.16 No..1.
^dPdJlLoJ
Pcl \J ttt.
Oitc.e::l:9 fa c.
c
tssN
6!0-760
0852.5426
kebutuhan airnya lebih rendah kalau dibanding tebu, telapi kalau
tc, d
(Tabel 9).
tidak ditambah air irigasi ancaman penurunan produksinya lebih tinggi (Tabel 10). Kalau dibandingkan
Kecamatan Poncokusumo
dengan penanaman
Tanaman semusim di Poncokusumo kurang banyak diusahakan lahan kering, yang menarik untuk mengungkap kebutuhan ajr tanaman tahunan yaitu tebu (raloon) dan apel. Tanaman apel
jagung (i,,lH)
di
-
tanaman
jagung (MKl) total
kebutuhan airnya masih lebih rendah dibanding apel maupun tebu (ratoon).
Tabel 9. Kebutuhan air tanaman di lokasi 3 Table 9. CrcD water reauirement in location 3 Tanaman
(MKl) Kac. Tanah
Kentang
ETo CWR (mm) (mm) 437.32 372.39 604.01 525.18 555.75 510.61
Pe
(mm)
(mm)
414.82 453.62 440 99
238.56
125.46 216.81
Reduksi Produksi t%) 16.2 24.8 31.2
Tabel 10. Kebutuhan airtanaman di Poncokusumo Table 10. CroD water reouirenent in Poncokusumo
Tanaman
ETo
CWR
P€
(rvlKl
(mml
(mm)
(mm)
Teb(l(fatoon)
1382.35 1295.69
1230.95 1354.95
Jaqung (2x)
791.76
651.20
)
IWR (mm)
Prcduksi
Reduksi
1198.63 1179.52
308.23
'16.9
979.26
62.10
(ok\ 311.24
0.0
tanaman disamping
KESIMPULAN
kapasitas simpanan air lanah dan besarnya hujan yang dapat diterima tanah. Kebutuhan tanaman sangat penting sebagai pertimbangan pemilihan model pola tanam, agar tidak mengalami reduksi produksi potensial yang besar. Kendala utama pertanian lahan kering adalah terbatasnya ketersediaan air baoi tanaman.
Analisis CROPWAT untuk 12 kecamatan wilayah l\,4alang menghasilkan hasil yang sangat menarik mengenai pola kebutuhan air tanaman yang dominan antar lokasi. Evaluasi menunjukkan kecenderungan adanya variabilitas kebutuhan air tanaman sesuai karakteristik agro-ekologinya. ETo sangat menentukan kebutuhan air
air
742
AGRITEK VOL.'16 No.4. OKober 2008 Hal- 600-780
Rockstron,
Allen,R.G., L.S. Pereira, D. Raes and M. Smjth. 1998. Crop evapotranspiration : Guide-
for
Series 99, pp 4-6.
computing crop
Smith M. 1992. CROPWAT, a computer program for irri gation planning and mana-
water requirements, lrrigation and Drainage Paper 56, FAO, Rome, ltaly. Al-Jamal M.S., T.W. Sammis, S.
gement, lrigation and Drainage Paper 46, FAO,
Ball and D. Smeal. 1999. Yjeld-Based, lrrigated onion crop coefficients, Applied En?ineering in Agriculture,
Rome, ltaly.
Upton,
Yield response to
water, lrrigation and Drainage Paper 33, FAO, Rome, ltaly. Ernest L.i,4. and M.L. Cornelius. Assessing the impact of climate on crop water use and crop water productivity: The cropwat analysis of three
Retrived
from www.ceeDa co.zaldocs/cDP no 37.pdf, Accessed 3-42008. Fredrick Karanja. Cropwat model analysis of crop water use in six district in Kenya,
K
Retrived from
!441{.S9C!C49.
no
35 2008.
zgldg!:/c
pdf, Accessed
I
D
The economics
farming system,
Cambridge University Press, UK.
J. and A.M. Kassam.
1986.
lvl. 1996.
of
'15(6);659-668.
Doorenbos
0852.5425
J. 2001. On food and nalure in water scarce Tropical countries, Journal of Land and Water lnternational
DAFTAR PUSTAKA
lines
tssN
P
3-4-
l/ichael, A.M. 1998. lrrigation : Theory and Practice, Vicas
Publishing Pvt.Ltd., New Delhi.
743