35 ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT WITH LEVEL OF DEPRESSION IN THE ELDERLY AT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO Muhammad Sajidin Khoirul Anwar
Many changes due to modernization cause some problems related to elderly care. Workload of children because of their profession or other activities consuming almost entire time. This condition makes elderly more neglected socially, culturally and psychologically. Panti Werdha as elderly nursing home becomes an option for families to care for the elderly. The research objective is to analyze the relationship between family support with level of depression in the elderly at Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Research design is analytical correlation with cross sectional approach. Population is all elderly who still have families as amny as 37 people and it’s taken 32 peopole as samples by purposive sampling. The independent variable is family support and dependent variable is level of depression in elderly. Data is collected using family support questionnaire and Geriatric Depression Scale (GDS-15), then analyzed using Spearman's rho. Research result shows that mostly have negative family support as many as 20 respondents (62.5%) and mostly have moderate level of depression as many as 12 respondents (37.5%). Spearman's rho test result shows ρ (0.002) <α (0.05), means H0 is rejected, so relationship between family support with level of depression in the elderly at Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. The r value = -0.530 shows negative correlation and moderate relationship, means that higher family support, lower level of depression in the elderly. Psychological problems as lonely and useless which are caused by less family support are important factors that could make depression for those who lived in elderly nursing home. Elderly should learn more about various coping patterns that can be used to relieve symptoms of depression and learn to accept their condition right now. Health personnel should constantly monitor and collaborate with psychiatry to deal with severe depression. Key words: family support, depression, elderly
berkurangnya atau hilangnya fungsi-
PENDAHULUAN Pergeseran struktur keluarga dan kekerabatan
dari
keluarga
besar
fungsi tertentu dalam keluarga, termasuk fungsi
perawatan
menurunnya
(nuclear
keluarga untuk menyediakan tempat bagi
berdampak
pada
jawab
lansia,
(extended family) ke arah keluarga kecil family)
tanggung
pada
moral
36 anggota atau kerabat yang lain. Adanya
menyenangkan bersama-sama. Namun
pergeseran
arus
sebagian lansia lain merasa bahwa
modernisasi dengan kuatnya tuntutan
tinggal di panti sebagai suatu penolakan
materialisme
kuat,
dari keluarganya, apabila keputusan
kebersamaan,
untuk tinggal di panti tersebut bukan
sehingga
nilai
di
terasa
semakin
nilai-nilai
kegotongroyongan,
tengah
tanggung
jawab
merupakan
keputusannya
sendiri
sosial terasa semakin terkikis. Selain itu
melainkan keputusan dari keluarganya,
tuntutan profesi atau beban pekerjaan
maka lansia merasa khawatir akan
menyita hampir seluruh waktu anak,
kehilangan anak-anak dan cucunya dan
sehingga tidak mempunyai kesempatan
tidak
untuk
dan
keluarganya. Keputusan keluarga untuk
perawatan kepada orang tuanya, hal ini
menempatkan lansia di panti belum tentu
menjadikan lansia semakin terabaikan
dapat diterima oleh lansia. Mereka
secara sosial, budaya dan psikologis
mungkin saja merasa terbuang, tidak
(Syamsuddin,
dibutuhkan
memberikan
2008).
perhatian
Panti
werdha
pernah
mendapat
lagi,
kabar
terisolasi
dari
dan
menjadi suatu pilihan bagi keluarga
kehilangan orang-orang yang dicintai.
untuk merawat lansia. Menurut Roger
Apabila dalam diri lansia tidak ada
(1979), sebagian lansia yang tinggal di
penerimaan diri dengan keadaan di
panti memang merasa senang karena
dalamnya
mengetahui dirinya dijaga, dirawat, dan
lingkungannya, maka ketegangan jiwa
dapat menjalin hubungan dengan teman-
atau stres dapat muncul. Stres yang
teman yang berada dalam panti tersebut
berkepanjangan
serta
penyakit fisik maupun mental dan tidak
melakukan
aktivitas
yang
maupun
dapat
keadaan
di
menyebabkan
37 menutup kemungkinan akan mudah
Hasil studi pendahuluan di Panti
mengalami gangguan depresi (Afida,
Werdha Mojopahit Mojokerto melalui
2007 dalam Itsna, 2010).
wawancara
pada
tanggal
11-12
Peningkatan usia harapan hidup
Nopember 2010 terhadap 8 penghuni
lansia juga diikuti oleh peningkatan
panti yang dipilih secara acak, diperoleh
prevalensi depresi pada lansia. Kejadian
data seluruh lansia mengalami gejala-
depresi meningkat sesudah individu
gejala depresi, diantaranya 4 lansia
berusia 65 tahun (Semiun, 2006). Studi
(50%) mengalami merasa tidak puas
epidemiologis tentang depresi di antara
dengan kehidupannya, menarik diri dari
lansia
lingkungan,
yang
ada
di
komunitas
merasa
hampa,
merasa
menyatakan bahwa gejala-gejala penting
selalu bosan, murung, selalu merasa
dari depresi menyerang kira-kira 10%
khawatir akan segala hal, tidak mampu
sampai 15% dari semua orang yang
merasa
berusia lebih dari 65 tahun yang tidak
melakukan
diinstitusionalisasi. Angka depresi ini
merasa senang, merasa tidak mempunyai
bisa meningkat secara drastis pada lanjut
harga diri, tidak mampu memotivasi diri,
usia yang berada di institusi dengan
merasa tidak memiliki harapan, dan
angka sekitar 50-70 %. Oleh karena itu
mengalami perubahan gambaran diri.
depresi merupakan masalah kesehatan
Dari
lanjut
dan
menyatakan keluarga yang berinisiatif
merupakan gangguan psikiatrik yang
menyerahkan dirinya ke panti werdha,
paling banyak terjadi pada lanjut usia
tidak pernah dijenguk keluarga, tidak
(Stanley & Beare, 2007).
pernah
usia
yang
signifikan,
4
bahagia, aktivitas,
lansia
tidak tidak
tersebut,
mendengar
mampu mampu
seluruhnya
kabar
tentang
38 keluarganya,
serta
tidak
pernah
mendapat kiriman barang dari keluarga.
mendapat
perhatian
memadai
dari
keluarga (Santoso dan Ismail, 2009).
Faktor-faktor yang menyebabkan
Menurut Harrison (1999), lansia yang
depresi pada lansia, diantaranya pertama,
menghadapi risiko tertinggi terserang
faktor
adanya
depresi, salah satunya adalah lansia yang
keseimbangan zat-zat kimia dalam otak
kehilangan dukungan keluarga dan ada
menyebabkan
tidak
di panti werdha. Fessman dan Lester
berfungsi dengan baik, sehingga mereka
(2000) menjelaskan bahwa dukungan
yang rentan terhadap zat-zat kimia ini
keluarga di panti werdha merupakan
pada
prediktor bagi munculnya kesepian dan
biologis
yaitu
sel-sel
kondisi
otak
tertentu
cenderung
mengalami depresi, selain itu pemakaian
depresi.
obat tertentu juga memperberat depresi.
memperoleh dukungan keluarga terbatas
Kedua,
yaitu
lebih berpeluang mengalami kesepian
untuk
dan lebih terancam depresi, sedangkan
menyesuaikan diri terhadap berbagai
mereka yang memperoleh dukungan
perubahan atau kehilangan pada saat
keluarga yang lebih baik tidak terlalu
usia
merasa
faktor
kegagalan
seseorang
lanjut
depresi.
psikososial
akan menjadi
Termasuk
pencetus
dalam
faktor
psikososial adalah kurang berfungsinya sistem pendukung keluarga. Dukungan
Maksudnya,
kesepian
individu
dan
yang
peluangnya
mengalami gangguan depresi menjadi lebih kecil.. Dampak
depresi
terhadap
keluarga sangat penting, karena biasanya
kualitas hidup yang dikaitkan dengan
salah satu pencetus depresi itu adalah
kesehatan terlihat sama atau mungkin
perasaan
lebih berat bila dibandingkan dengan
ditelantarkan
atau
tidak
39 penyakit jantung iskemik atau diabetes
depresi pada lansia di Panti Werdha
melitus. Simtom-simtom depresi yang
Mojopahit Mojokerto.
berkomorbiditas dengan penyakit fisik
Tujuan khusus
cenderung tidak mencapai kesembuhan
1. Mengidentifikasi
dan memperlihatkan tingginya angka
keluarga
kekambuhan
Werdha Mojopahit Mojokerto.
selama
pengobatan.
Dampak depresi yang paling serius
pada
dukungan lansia
2. Mengidentifikasi
depresi
Panti
Werdha
pada
metaanalisis
Mojopahit Mojokerto.
bahwa
prevalensi bunuh diri, selama kehidupan,
di
Panti
tingkat
adalah bunuh diri. Sebuah penelitian memperlihatkan
lansia
di
3. Mengidentifikasi
hubungan
pada populasi umum adalah 0,5%.
dukungan keluarga dengan tingkat
Depresi
depresi pada lansia di Panti Werdha
juga
meningkatkan
risiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler (Amir, 2010).
Mojopahit Mojokerto. METODE PENELITIAN
Rumusan Masalah
Desain yang digunakan pada dukungan
penelitian ini adalah desain penelitian
keluarga dengan tingkat depresi pada
analitik korelasional dengan metode
lansia
pendekatan cross sectional, populasinya
Adakah
di
Panti
hubungan
Werdha
Mojopahit
Mojokerto?
adalah seluruh lansia di Panti Werdha
Tujuan Penelitian
Mojopahit
Tujuan umum
memiliki keluarga sebanyak 37 orang.
Menganalisis dukungan
keluarga
hubungan dengan
tingkat
Mojokerto
yang
masih
. Tipe non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini
40 adalah tipe purposive sampling, sampel yang digunakan adalah sebagian lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 orang. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dukungan keluarga pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal 11-20 Mei 2011 No Dukungan Frekuensi (f) Prosentase keluarga (%) 1. Positif 12 37,5 2. Negatif 20 62,5 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga negatif sebanyak 20 responden (62,5 persen).
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa persentase terbesar adalah 90,91%, terletak pada kelompok responden yang memiliki motivasi sedang sebanyak 110 responden. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal 11-20 Mei 2011 No Tingkat depresi Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Normal 5 15,6 2. Depresi ringan 9 28,1 3. Depresi sedang 12 37,5 4. Depresi berat 6 18,8 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat depresi sedang sebanyak 12 responden (37,5 persen).
41 Tabel 4.3 Tabulasi silang dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal 11-20 Mei 2011 Tingkat depresi Total Dukungan Normal Ringan Sedang Berat keluarga f % F % f % f % f % Positif 4 12,5 6 18,8 2 6,3 0 0 12 37,5 Negatif 1 3,1 3 9,4 10 31,3 6 18,8 20 62,5 Total 5 15,6 9 28,1 12 37,5 6 18,8 32 100 α = 0,05 ρ = 0,002; r = -0,530 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga positif, 4 responden (12,5 persen) diantaranya normal (tidak mengalami depresi), sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga negatif, 1 responden (3,1 persen) diantaranya normal (tidak mengalami depresi) sebanyak 1 responden (3,1 persen). Berdasarkan uji Spearman’s rho didapatkan nilai ρ (0,002) < α (0,05), artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.
Nilai
r
= -0,530 menunjukkan korelasi negatif atau
berlawanan dan menunjukkan hubungan sedang, artinya semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin rendah tingkat depresi pada lansia.
Pembahasan
tua yang sukses dan kesehatan mental
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
adalah adanya sistem pendukung yang
bahwa sebagian besar dari responden
efektif. Sumber pendukung pertama
memiliki dukungan keluarga negatif
biasanya merupakan anggota keluarga,
sebanyak 20 responden (62,5 persen).
seperti pasangan, anak-anak, saudara
Salah satu komponen penting dari masa
kandung atau cucu (Stanley dan Beare,
42 2007). Dukungan sosial (social support)
penting dalam mengintensifkan perasaan
didefinisikan
(1983)
sejahtera. Orang yang hidup dalam
sebagai informasi verbal atau non verbal,
lingkungan yang bersikap supportif,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah
kondisinya jauh lebih baik daripada
laku yang diberikan oleh orang-orang
mereka
yang akrab dengan subjek di dalam
Dukungan tersebut akan tercipta bila
lingkungan sosialnya atau yang berupa
hubungan interpersonal diantara mereka
kehadiran
dapat
baik. Kondisi yang ada menunjukkan
memberikan keuntungan emosional atau
lansia berada di panti werdha yang jauh
berpengaruh
dari keluarga. Hal ini dapat menjadi
oleh
dan
Gottlieb
hal-hal
pada
yang
tingkah
laku
yang
tidak
penerimanya. Dalam hal ini orang yang
penyebab
merasa
dukungan
interpersonal antara lansia dengan anak-
sosial, secara emosional merasa lega
anaknya kurang baik, sehingga lansia
karena diperhatikan, mendapat saran
merasa
atau kesan yang menyenangkan pada
dialaminya adalah negatif.
memperoleh
dan
memilikinya.
dukungan
akibat
hubungan
keluarga
yang
dirinya (Kuntjoro, 2002). Sebagian besar
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
responden menganggap dirinya memiliki
bahwa sebagian besar dari responden
dukungan keluarga negatif karena ia
mengalami
merasa tidak lagi diperhatikan, tidak
sebanyak 12 responden (37,5 persen).
mendapat kesan yang menyenangkan
Depresi adalah suatu kesedihan dan
tentang dirinya, terutama dari keluarga
perasaan duka yang berkepanjangan atau
terdekat, yaitu anak-anaknya. Dukungan
abnormal.
keluarga sebenarnya memainkan peran
menunjukkan berbagai fenomena, seperti
tingkat
Dapat
depresi
digunakan
sedang
untuk
43 tanda,
gejala,
sindrom,
keadaan
panti yang meninggal, penyakit fisik
emosional, reaksi, penyakit, atau entitas
yang mulai menggerogoti tubuh, stres
klinis (Stuart, 2006). Depresi pada lansia
akibat berbagai stressor psikososial ini
dapat disebabkan oleh banyak hal,
dapat berlanjut menjadi depresi. Selain
diantaranya penyakit fisik, gangguan
itu
tidur,
karakteristik lansia.
genetik,
psikososial,
dan
juga
sebagainya. Depresi yang terjadi pada
dilatarbelakangi
oleh
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
lansia di panti werdha disebabkan karena
bahwa
tekanan hidup yang dialaminya di panti
dukungan keluarga positif, 4 responden
yang harus diatasinya sendiri tanpa ada
(12,5 persen) diantaranya normal (tidak
keluarga yang mendampingi. Selain itu
mengalami
petugas panti juga kurang melakukan
responden yang memiliki dukungan
pendekatan secara emosional pada para
keluarga negatif, 1 responden (3,1
lansia penghuni panti. Secara emosional
persen)
mereka kurang memahami kebutuhan
mengalami
lansia. Petugas menganggap dengan
responden (3,1 persen). Berdasarkan uji
merawat kebersihan lansia sehari-hari,
Spearman’s rho didapatkan nilai ρ
mencukupi kebutuhan makan, sandang,
(0,002) < α (0,05), artinya H0 ditolak
dan
sehingga
menyediakan
tempat
untuk
responden
yang
depresi),
diantaranya
sedangkan
normal
depresi)
ada
memiliki
(tidak
sebanyak
hubungan
1
dukungan
beristirahat sudah merupakan bentuk
keluarga dengan tingkat depresi pada
perawatan
lansia
maksimal
yang
dapat
di
Panti
diberikan. Berbagai persoalan mulai jauh
Mojokerto.
dari keluarga, kehilangan teman dekat di
menunjukkan
Werdha
Nilai korelasi
r
Mojopahit =
negatif
-0,530 atau
44 berlawanan dan menunjukkan hubungan
dapat diterima oleh lansia. Mereka
sedang, artinya semakin tinggi dukungan
mungkin saja merasa terbuang, tidak
keluarga maka semakin rendah tingkat
dibutuhkan
depresi pada lansia.
kehilangan orang-orang yang dicintai.
lagi,
terisolasi
dan
Menurut Roger (1979), sebagian
Apabila dalam diri lansia tidak ada
lansia yang tinggal di panti memang
penerimaan diri dengan keadaan di
merasa
senang
karena
mengetahui
dalamnya
dirinya
dijaga,
dirawat,
dan
dapat
lingkungannya, maka ketegangan jiwa
menjalin hubungan dengan teman-teman
atau stres dapat muncul. Stres yang
yang berada dalam panti tersebut serta
berkepanjangan
melakukan
yang
penyakit fisik maupun mental dan tidak
menyenangkan bersama-sama. Namun
menutup kemungkinan akan mudah
sebagian lansia lain merasa bahwa
mengalami gangguan depresi (Afida,
tinggal di panti sebagai suatu penolakan
2007 dalam Itsna, 2010).
aktivitas
maupun
dapat
keadaan
di
menyebabkan
dari keluarganya, apabila keputusan untuk tinggal di panti tersebut bukan merupakan
keputusannya
sendiri
PENUTUP Simpulan
melainkan keputusan dari keluarganya,
Sebagian besar lansia memiliki
maka lansia merasa khawatir akan
dukungan keluarga yang negatif di Panti
kehilangan anak-anak dan cucunya dan
Werdha Mojopahit Mojokerto sebanyak
tidak
20 responden (62,5 persen).
pernah
mendapat
kabar
dari
keluarganya. Keputusan keluarga untuk
Sebagian besar lansia mengalami
menempatkan lansia di panti belum tentu
tingkat depresi sedang di Panti Werdha
45 Mojopahit
Mojokerto sebanyak 12
responden (37,5 persen). Terdapat
Selain itu lansia supaya belajar untuk menerima kondisinya saat ini yang jauh
hubungan
dukungan
keluarga dengan tingkat depresi pada
dari keluarga dan tinggal di panti werdha.
lansia di Panti Werdha Mojopahit
Keluarga
lansia
lebih
Mojokerto pada ρ (0,002) < α (0,05)
meningkatkan dukungan dengan cara
dan r
menunjukkan
= -0,530 yang menunjukkan
hubungan
sedang
negatif
atau
semakin
tinggi
dan
berkorelasi
berlawanan, dukungan
bahwa
keluarga
menyayangi dan memperhatikan lansia,
artinya
dengan rutin mengunjungi lansia di panti
keluarga
werdha; memberikan kabar mengenai
maka semakin rendah tingkat depresi
kondisi
pada lansia.
informasi tentang perkembangan yang
berbagai
pola
dan
memberikan
terjadi pada keluarga mereka, sehingga
Saran Lansia
keluarga
supaya koping
mempelajari
dapat menghibur lansia di panti; dan
yang
memberikan
bisa
bantuan
jika
digunakan untuk meringankan gejala
membutuhkan,
depresi
misalnya
lansia dengan uang untuk bekal di panti, membelikan segala keperluan lansia.
yang
dialami,
mempelajari
tentang
relaksasi,
meningkatkan
aktifitas
spiritual,
membuat berbagai kerajinan tangan,
misalnya
lansia
membekali
Bagi peneliti selanjutnya Peneliti
selanjutnya penelitian
dapat
turut serta dalam berbagai kegiatan yang
melanjutkan
ada di panti agar terjadi peningkatan
mengingat
aktivitas, peran dan partisipasi sosial.
seringkali mengalami perubahan konsep
lansia
dengan
serupa, depresi
46 diri, sehingga dapat meneliti tentang
181 November 2010. Jakarta: Kalbe Farma
hubungan antara tingkat depresi lansia Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
dengan konsep diri. Diharapkan tenaga kesehatan di Panti
Werdha
Mojopahit
dapat
memberikan informasi dan memotivasi keluarga
lansia
akan
Asmarie. (2010). Penyebab Depresi secara Biologis. (Internet) 25 Januari 2010. Available from: (www.asmarie.blogdetik.com) (Accessed 4 Februari 2011)
pentingnya Azwar,
memberikan dukungan pada para lansia agar tidak merasa kesepian (support system), dengan cara misalnya rutin mengunjungi, memberikan kabar berita jika tidak memiliki kesempatan untuk berkunjung, memberikan bekal uang
Saifuddin. (2008). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Cetakan XII. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Budiarto, Eko. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Carpenito, Lynda Juall. (2009). Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC
atau barang yang bisa dipergunakan di panti DAFTAR PUSTAKA Achy. (2009). Social Support and Behavior Toward Others (Dukungan Sosial dan Perilaku terhadap Orang Lain): Suatu Tinjauan Psikologi (Internet) 3 Juli 2009 Available from: (www.achypozesif.blogspot.com ) (Accessed 10 Oktober 2010) Amir, Nurmiati. (2010). Aripiprazol sebagai Terapi Tambahan pada Gangguan Depresi Mayor. Cermin Dunia Kedokteran Edisi
Dewi, Suzy Yusna, dkk., (2007). Faktor Risiko yang Berperan terhadap Terjadinya Depresi pada Pasien Geriatri yang Dirawat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Cermin Dunia Kedokteran No 156. Jakarta: Kalbe Farma Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC
47 Gunarsa, Singgih D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Harrison. (1999). Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC Hartford. (2007). Try This: Geriatric Depression Scale (GDS) (Internet) 2007 Available from: (www.med.unc.edu/aging/geriatr ic/issue04.pdf) (Accessed 25 November 2010) Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI Hay.
(2010). Ditandai dengan Gangguan Mood. (Internet) 9 Agustus 2010. Available from: (www.koran-jakarta.com) (Accessed 5 Januari 2011)
Maryam, R. Siti, dkk (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Maslim, Rusdi. (2001). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: FK Unika Atmajaya Munir,
Ahmad. (2010). Upaya Meningkatkan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Pedesaan dan Perkotaan. (Internet) 2010 Available from: (www.ahmadmunir.page.tl) (Accessed 26 Oktober 2010)
Narbuko, Cholid, Abu Achmadi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara