Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
RELATIONSHIP BETWEEN THE FREQUENCIES OF USE OF SOCIAL NETWORKING FACILITY WITH THE OCCURRENCE OF INSOMNIA ON FOURTH SEMESTER BASCHELOR OF NURSING BANJARMASIN MUHAMMADIYAH HEALTH COLLEGE Zaqyyah Huzaifah1 ABSTRACT Background: The Internet is a tool of communication that is very popular nowadays and much liked by the search for access information very quickly, and can make it easier to find data, not loose that data on the internet is always accurate and up to date. Staying up late to browse the Internet and chat on social networking sites is the reason for adolescents to experience a lack of sleep, a series of experiments showed that send messages or chat via phone before bedtime can disrupt sleep patterns, triggering insomnia, headache, and concentration difficulties. Aim: This research aimed to determine whether there is relationship between the frequencies of use of social networking with the occurrence of insomnia on fourth semester baschelor of nursing Banjarmasin Muhammadiyah Health College.. Method: Kind of this research is correlational analytic survey with cross sectional design. The population in this study is students of fourth semester baschelor of nursing eighth batch in Banjarmasin Muhammadiyah Health College with a sample of 80 respondents with simple random sampling technique. Collecting data by questionnaires, the data obtained were analyzed with chi square test with α= 0.05 Results: Research shows the majority of respondents who ever use social networks (96.25%), the majority of respondents experiencing insomnia (86.25%), it can be concluded that the alternative hypothesis (H1) is accepted, there is a significant relationship between the frequency of use of social networking facilities to the incidence of insomnia.
Key words: Social networking, Insomnia, Student
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
25
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN FASILITAS JEJARING SOSIAL DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA S.1 KEPERAWATAN SEMESTER IV STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Zaqyyah Huzaifah1 INTISARI Latar Belakang: Internet merupakan salah satu media komunikasi yang sangat populer saat ini dan banyak disukai oleh para pencari informasi karena aksesnya yang sangat cepat, dan dapat memudahkan dalam mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date. Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur, serangkaian percobaan menunjukkan bahwa mengirim pesan atau chatting melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Kalimantan Selatan. Metode: Jenis penelitian ini adalah survey analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S.1 Keperawatan Ners A Semester IV angkatan VIII di STIKES Muhammadiyah dengan jumlah sampel 80 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner, data yang didapat dianalisis dengan uji chi square dengan =0,05. Hasil: Penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang pernah menggunakan jejaring sosial (96.25%), sebagian besar responden mengalami insomnia (86,25%), dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima, ada hubungan yang bermakna antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia.
Kata Kunci: Jejaring Sosial, Insomnia, Mahasiswa
1
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
PENDAHULUAN
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
26
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
PENDAHULUAN Internet merupakan salah satu media komunikasi yang sangat populer saat ini dan banyak disukai oleh para pencari informasi karena aksesnya yang sangat cepat, dan dapat memudahkan dalam mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date. (LaQuey dalam Cha, 2010), mengemukakan bahwa internet merupakan jaringan dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Menurut (LaQuey dalam Cha, 2010), bahwa yang membedakan internet dengan media massa yang lainnya adalah tingkat interaksi dan kecepatannya yang menghemat waktu. Internet dengan semua keunggulannya menyebabkan terbentuknya suatu kelompok atau sekumpulan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi melalui jaringan. Jaringan tersebut antara lain, situs Friendster, Yahoo Mail, Facebook, Twitter, dan sebagainya. Pengguna jejaring sosial facebook terbanyak berada pada rentang usia 18-24 tahun sebanyak 41.4% atau sekitar 14 juta pengguna (Checkfacebook.com, 2011). Dari data ini dapat dilihat bahwa kelompok pengguna facebook merupakan kelompok diusia muda. Generasi muda menggunakan jejaring sosial mereka sebagai pusat komunitas virtual (Hempel dalam Yusuf & Subekti, 2010). Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur. Serangkaian percobaan menunjukkan bahwa mengirim pesan atau chatting melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala dan kesulitan konsentrasi. Penelitian melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 18 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian. Banyak dari pengguna Facebook kini mengakses situs jejaring tersebut 24 jam nonstop dan berada di dua
tempat, satu di notebook atau PC, satu lagi via ponsel (Kompasiana, 2009). Studi yang dilakukan oleh Associated Chambers of Commerce and Industry of India (ASSOCHAM), mayoritas responden menyatakan bahwa kecanduan jejaring sosial telah membuat mereka mengalami insomnia, depresi dan hubungan personal yang buruk dengan rekan-rekan mereka di dunia nyata. Dampak negatif penggunaan jejaring sosial sendiri yaitu pemborosan waktu, di mana banyak orang mengakses situs jejaring sosial setiap hari dengan waktu yang lama sehingga produktivitasnya menurun, banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk mengakses situs jejaring sosial. Kemudian orang juga akan malas untuk bersosialisasi di dunia nyata serta seseorang menjadi ketergantungan terhadap situs jejaring sosial (Jayanti, 2009). Gangguan sulit tidur (Insomnia) dapat dialami oleh setiap orang, baik itu anakanak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Insomnia juga dapat menyerang orang dari beragam profesi, apakah bekerja sebagai buruh, pegawai negeri, pelajar ataupun mahasiswa. Insomnia adalah keluhan sulit untuk masuk tidur atau sulit mempertahankan tidur (sering terbangun saat tidur) dan bangun terlalu awal serta tetap merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada mahasiswa dan mahasiswi S.1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin semester VIII angkatan VI, sebagian besar mengatakan seringkali menggunakan fasilitas jejaring sosial hingga larut malam, karena keasyikan chat, melihat, mengecek, ataupun memperbaharui status melalui facebook maupun twitter serta jejaring sosial lainnya, apalagi dengan kemajuan tekhnologi sekarang, banyak hal yang
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
27
28
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
mempermudah seorang mahasiswa dan mahasiswi untuk mengakses sebuah jejaring sosial, tanpa menyadari bahwa mereka telah mengalami gangguan tidur (Insomnia).
Tabel 1 menunjukkan Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial yang paling dominan adalah sering yaitu sebanyak 63 responden. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Insomnia di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Semester IV di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Program studi S.1 Keperawatan Ners A Angkatan VIII, jumlah mahasiswa STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Semester IV adalah 388 mahasiswa, dengan pembagian kelas berikut: Kelas A: 77, Kelas B: 78, Kelas C: 77, Kelas D: 78, Kelas E: 78. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi data-data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
N Kejadian Insomnia o 1 Tidak Insomnia 2 Insomnia Jumlah
Jumlah 11 69 80
Persentasi (%) 13,75 86,25 100
Tabel 2 menunjukan jumlah responden yang mengalami insomnia yang ditunjukkan pada tabel diatas yaitu sebanyak 69 orang. Tabel 3. Hubungan Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia N o 1 2 3 4
Penggunaan jejaring sosial Tidak pernah Jarang Sering Sangat sering
Jumlah
Kejadian insomnia Tidak insomni a
%
insom nia
%
Jum lah
%
3
100
0
0
3
100
2 6
40 9,5
3 57
60 90,5
5 63
100 100
0
0
9
100
9
100
11
13,7 5
69
86,2 5
80
100
P = 0,000 (α = 0,05)
Data yang didapat dianalisis dengan uji chi square dengan α=0,05. HASIL Hasil penelitian yang didapatkan dari karakteristik responden sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin. N Penggunaan o Jejaring sosial 1 Tidak pernah 2 Jarang 3 Sering 4 Sangat sering Jumlah
Jumlah 3 5 63 9 80
Persentasi (%) 3,75 6,25 78,75 11,25 100
Tabel 3 menunjukan berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Chi Square dengan bantuan komputer SPSS 17 diperoleh nilai P=0,000 (α = 0, 05), sehingga secara statistik berarti ada hubungan yang bermakna antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin. PEMBAHASAN a. Penggunaan Jejaring Sosial pada Mahasiswa S.1 Keperawatan semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden yang menggunakan jejaring sosial yaitu sebanyak 77 responden yang terdiri dari: jarang 5 responden, sering 63 responden, dan sangat sering 9 responden. Mahasiswa laki-laki maupun perempuan sebagian besar pernah menggunakan jejaring sosial, karena jejaring sosial pada saat ini memang telah dikenal oleh seluruh kalangan anak muda di dunia. Menurut peneliti temuan ini sejalan dengan menjamurnya situs jejaring sosial dengan kemudahan serta beragamnya fasilitas yang disediakan oleh situs jejaring sosial tesebut. Apalagi saat ini handphone dan PC/ laptop semakin canggih, serta harga yang ditawarkanpun sangat terjangkau, selain itu perangkat tersebut menyediakan berbagai kemudahan untuk mengakses situs jejaring sosial. Tentunya hal tersebut akan menambah daya tarik mahasiswa untuk mengakses situs jejaring sosial tersebut. Berdasarkan jumlah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan, bahwa perempuan merupakan mayoritas terbanyak yang kuliah di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, dan tidak menutup kemungkinan hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa perempuan menjadi yang paling dominan dalam menggunakan jejaring sosial di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin. Pengguna jejaring sosial facebook terbanyak di Indonesia berada pada rentang usia 18-24 tahun sebanyak 41, 4% atau sekitar 14 juta pengguna (Checkfacebook.com, 2011). Dari data ini dapat dilihat bahwa kelompok pengguna facebook merupakan kelompok diusia muda. Generasi muda menggunakan jejaring sosial mereka
sebagai pusat komunitas virtual (Hempel dalam Yusuf & Subekti, 2010). Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpulsimpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll
(diakses 1103-2012). b. Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin dengan kategori tidak insomnia sebanyak 11 responden, sedangkan yang mengalami insomnia sebanyak 69 responden. Data hasil penelitian tersebut bisa dikatakan hampir semua mahasiswa mengalami insomnia, ini dikarenakan pengendalian diri yang masih kurang oleh mahasiswa tersebut dalam menggunakan jejaring sosial. Hasil pendataan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan perempuan lebih banyak yang mengalami insomnia dibanding laki-laki, hal ini sejalan dengan jumlah data yang kuliah di STIKES Muhammadiyah yang diduduki oleh perempuan dengan jumlahnya yang lebih besar.
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
29
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
Berdasarkan hasil jawaban dari responden pada kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti, diketahui bahwa responden yang mengalami insomnia cenderung merasa kesulitan memasuki tidur, kurang semangat saat bangun tidur, sering kelelahan di siang hari, merasa sulit untuk berkonsentrasi, dan tidur tidak sampai 7-8 jam dalam sehari. Responden yang tidak mengalami insomnia sangat jarang mengalami halhal seperti diatas. Menurut (Widya 2011) ada 15 tanda-tanda umum apabila seseorang mengalami serangan insomnia yaitu: 1. Adanya gangguan tidur yang bervariasi dari ringan sampai parah. 2. Sulit jatuh ke dalam fase tidur. 3. Sering terbangun di malam hari. 4. Saat terbangun sulit untuk tidur kembali. 5. Terbangun terlalu pagi. 6. Terbangun terlalu cepat. 7. Tidur yang tidak memulihkan. 8. Pikiran seolah dipenuhi berbagai hal. 9. Selalu kelelahan di siang hari 10. Penat 11. Mengantuk 12. Sulit berkonsentrasi 13. Lekas marah/ emosi 14. Merasa tidak pernah mendapat tidur yang cukup 15. Sering sakit/ nyeri kepala Insomnia menurut (Potter, 2005) adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali. c. Hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan yang tidak pernah menggunakan jejaring sosial ada 3 orang dan semuanya tidak insomnia. Responden yang jarang menggunakan jejaring sosial sebanyak 5 orang, dan 3 orang diantaranya mengalami insomnia. Responden yang sering menggunakan jejaring sosial sebanyak 63 orang, dan 57 orang diantaranya mengalami insomnia, sedangkan responden yang sangat sering menggunakan jejaring sosial ada 9 orang dan semuanya mengalami insomnia. Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur, serangkaian percobaan menunjukkan bahwa mengirim pesan atau chatting melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi. Penelitian melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 18 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian. Banyak dari pengguna Facebook kini mengakses situs jejaring tersebut 24 jam nonstop dan berada di dua tempat, satu di notebook atau PC, satu lagi via ponsel (Kompasiana, 2009). Studi yang dilakukan oleh Associated Chambers of Commerce and Industry of India (ASSOCHAM), mayoritas responden menyatakan bahwa kecanduan jejaring sosial telah membuat mereka mengalami insomnia, depresi dan hubungan personal yang buruk dengan rekan-rekan mereka didunia nyata (diakses 12-05-2012). Hasil penelitian dari Northwestern University mengungkapkan bahwa benda elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata dapat mengganggu kerja otak dan merusak
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
30
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
sistem jam biologis tubuh. Sebagaimana dikatakan oleh ahli saraf dari Northwestern University, Phyllis Zee, apabila seseorang sering menyalakan notebook atau iPad sebelum tidur, cahayanya dapat memicu atau menstimulasi otak untuk membuat kita terbangun dan menunda keinginan untuk tidur dimana nantinya seseorang akan mengalami gangguan tidur (Insomnia). Dampak negatif penggunaan jejaring sosial sendiri yaitu pemborosan waktu, dimana banyak orang mengakses situs jejaring sosial setiap hari dengan waktu yang lama sehingga produktivitasnya menurun, banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk mengakses situs jejaring sosial. Kemudian orang juga akan malas untuk bersosialisasi didunia nyata, serta seseorang menjadi ketergantungan terhadap situs jejaring sosial (Jayanti, 2009). Psikolog dari University of Bergen, Norwegia, melakukan penelitian tentang orang-orang seperti apa yang mudah kecanduan jejaring sosial. Hasilnya, mereka menemukan bahwa para mahasiswa yang kecanduan memakai Facebook memiliki tanda-tanda yang sama seperti yang ditunjukkan pada orang yang kecanduan obat-obatan, alkohol, dan zat kimia lainnya. "Kecanduan jejaring sosial ini berpeluang besar terjadi pada anak muda dan wanita," tulis para peneliti dalam pernyataannya. Selain itu, orang yang merasa terasing didunia nyata berpeluang menjadi pengguna berat alias adiktif menggunakan website dan jejaring sosial. Berdasarkan teori yang dipaparkan dan uji korelasi Chi-Square dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jadi, hasil nilai P Value < nilai α = 0, 05, dengan demikian dapat diberikan kesimpulan menerima H1 dan menolak Ho atau ada
hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin. KESIMPULAN 1. Sebagian besar dari 80 responden yang dijadikan sampel sebanyak 77 orang (96, 25%) yang pernah menggunakan jejaring sosial. 2. Sebagian besar dari 80 responden yang dijadikan sampel terdapat 69 orang (80, 25%) yang mengalami insomnia. 3. Ada hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV di STIKES Muhamadiyah Banjarmasin. DAFTAR RUJUKAN Anonim.
(2012). Facebook StatisticsPeringkat Indonesia Menurun Drastis. (Internet). < http :// www . vellimarwan . com / facebook – statistics-peringkat-indonesiamenurun-drastis/> (diakses 12-052012).
Boyd, D.M., & Ellison, N.B. (2007). Sosial network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article11.< http://jcmc.indiana.edu/vol13/issu e1/boyd. ellison.html> (09-052012). Fahmi, Irham. (2011). Kemajuan Jumlah Pengguna Facebook di Indonesia. Bandung: Penerbit ALFABETA. Hidayat, A. A, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
31
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016
Ichsan,
A.M. (2009). Kupas Habis penggunaan Facebook. (internet). (diakses 10-05-2012).
Notoatmodjo S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Siregar, M.H. (2011). Mengenal SebabSebab, Akibat-Akibat dan Cara Terapi Insomnia. Jogjakarta: FlashBooks. STIKES Muhammadiyah. (2012). Buku Panduan Skripsi Program Studi S1 Keperawatan. Banjarmasin: P4M. Perry & Potter. (2005). Jenis-jenis dan Gejala Insomnia. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC. Widya, G. (2011). Mengatasi Insomnia. Jogjakarta: Penerbit KATAHATI.
Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Fasilitas Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
32