Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
RELATIONSHIP BETWEEN LIFE STYLE WITH THE DEGREE OF HYPERTENSION AT PUBLIC HEALTH CENTER PEKAUMAN BANJARMASIN Ahmad Syahlani1, Mochdari2, Muhammad Dwi Suwastika Brawijaya3 1
PSIK STIKES Sari Mulia Banjarmasin STINAS Banjarmasin 3 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin E-mail :
[email protected] ISSN : 2086-3454 2
ABSTRACT Background:Life style is an important factor which greatly affects people's lives. Unhealthy life style, can lead to hypertension, for example; Food, physical activity, stress, and smoking. Methods:The study design used in this research is analytic survey with cross sectional approach with a sample size of 30 patients who were treated in primary and accidental sampling technique. Collecting data using the instruments tool life style questionnaire, and then analyzed using the Spearman Rank(Rho) with a significant p value<0.05. Results:The results showed a good life style that is 16.7% and unhealthy life style that is 83.3%. In the analysis by Rank Spearman correlation test results obtained p =0.015<0.05 with r=0.442 which means the relationship between life style with the degree of hypertension included in the category of medium level of closeness. Conclusion:The presence of Relationship Between Life style With Hypertension Degrees in Public Health Center Pekauman Banjarmasin. Keywords:life style, degree of hypertension.
6
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
dua bagian yaitu faktor yang dapat dikontrol
PENDAHULUAN Penyakit penyakit
degenerative
kronik
merupakan yang
dapat dikontrol antara lain obesitas, stres,
serta
aktivitas fisik, kurang olahraga, merokok,
produktifitas seseorang. Penyakit penyakit
menderita diabetes melitus, mengkonsumsi
degenerative tersebut antara lain penyakit
garam berlebih, minum alkohol, diet, minum
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
kopi, pil KB, stres emosional dan sebagainya.
termasuk hipertensi, diabetes melitus, dan
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat
kanker. (Burnner dan Suddart, 2002).
dikendalikan atau tidak dapat dikontrol yaitu
mempengaruhi
Hipertensi
menahun
dan yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang
kualitas
hidup
merupakan
salah
satu
umur,
jenis
kelamin,
dan
keturunan.
penyakit yang mengakibatkan angkakesakitan
Disamping itu penyebab hipertensi yang
yang tinggi. Hipertensi adalah suatu keadaan
sering kali terjadi disebabkan oleh beberapa
dimana seseorang mengalami peningkatan
hal seperti aterosklerosis (penebalan dinding
tekanan
darah
normal
yang
arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas
kesakitan
atau
pembuluh darah), keturunan, bertambahnya
kematian
atau
jumlah darah yang dipompa ke jantung,
mortalitas. Menurut Adnil Basha (2004) dan
penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem
Lanny Sustrani (2004) hipertensi adalah
saraf simpatis. Sedangkan pada ibu-ibu hamil
gangguan
yang
kejadian hipertensi bisa disebabkan oleh;
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
kelebihan berat badan, tekanan psikologis,
yang dibawa oleh darah terhambat sampai
stres, daan ketegangan akibat kehamilan
kejaringan tubuh yang membutuhkannya.
seseorang.
mengakibatkan morbilitas
dan
pada
diatas angka angka
pembuluh
darah
Hipertensi adalah faktor penyebab
Gaya
hidup
terpenting
jantung, gagal ginjal, dan stroke. Apalagi di
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak
masa sekarang ini, pola makan masyarakat
sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit
indonesia yang sangat menyukai makanan
hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik,
berlemak dan yang berasa asin atau gurih.
stres, dan merokok (Puspitorini, 2009).
penyebab
utama
penyakit
hipertensi
di
Menurut
sangat
faktor
timbulnya penyakit berat seperti serangan
Kolesterol tinggi juga sering dituduh sebagai
yang
merupakan
mempengaruhi
Notoatmodjo
(2005)
menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy
samping karena adanya faktor keturunan
behavior)
(Yekti Susilo dan Ari Wulandari, 2011).
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
Faktor-faktor
yang
adalah
perilaku-perilaku
atau
menyebabkan
upaya mempertahankan dan meningkatkan
terjadinya kejadian hipertensi terbagi menjadi
kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang 7
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan
serta mendengar, bersedia menjadi responden,
menghindari kelebihan dan kekurangan yang
responden yang berusia >
menyebabkan
memiliki penyakit bawaan
ketidakseimbangan
yang
menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit.
40 tahun, tidak
Sedangkan sampel yang digunakan
Hal ini juga
dalam penelitian ini dengan menggunakan
didukung oleh pendapat Maulana (2009) yang
sampel minimal yaitu 30 orang penderita
menyebutkan bahwa
hipertensi
untuk mendapatkan
primer.
Teknik
pengumpulan
kesehatan yang prima jalan terbaik adalah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dengan merubah gaya hidup yang terlihat dari
adalah purposive sampling dengan kriteria
aktifitasnya dalam menjaga kesehatan.
inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Penelitian dilakukan selama 1 bulan.
BAHAN DAN METODE Pada
penelitian
peneliti
Sumber data dalam penelitian ini
sectional.
adalah sumber data primer dan data sekunder,
Pendekatan “cross sectional” adalah dimana
data primer didapatkan dari kuesioner tingkat
data yang menyangkut variabel independen
gaya hidup, data sekunder didapatkan dari
dan variabel dependen di kumpulkan dalam
pengukuran tekanan darah yang dilakukan
waktu yang bersamaan, suatu penelitian untuk
oleh
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
Banjarmasin.
faktor risiko dengan efek, dengan cara
dengan bantuan komputer melalui langkah-
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
langkah yaitu, editing (pengecekan), coding
sekaligus
time
(pengkodean), data entry (memasukkan data),
approach). Artinya, tiap subjek penelitian
dan cleaning (pembersihan data). data yang
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan
dilakukan terhadap status karakter atau
ujikorelasi
variabel
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan
menggunakan
ini,
desaincross
pada
subjek
suatu
pada
saat
saat
(point
pemeriksaan.
(Notoatmodjo S,2010)
petugas
puskesmas
Pengolahan
spearman
data
Pekauman dilakukan
rank(Rho)
untuk
antara tingkat stress dengan mekanisme
Populasi dalam penelitian ini adalah 298 penderita hipertensi dari bulan Agustus-
koping
pada
penderita
hipertensi
di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Oktober 2014 dengan kriteria tekanan darah sistole dan diastole lebih dari 140/80 mmHg
HASIL PENELITIAN
dengan kriteria sampel adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
wanita
atau
laki-laki,
kesadaran
penuh
Puskesmas Pekauman didirikan pada
(composmentis), bisa membaca dan menulis
tahun 1974 dengan luas tanah 2,4 Ha. 8
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
Puskesmas Pekauman terletak di Jalan K.S
Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun
Tubun No.1 kelurahan Pekauman kecamatan
2013
Banjarmasin Selatan dengan nomor telepon
tertinggi yaitu 5.637 orang. Data 3 bulan
(0511)3272105.
terakhir agustus sampai oktober 2014 yaitu
Puskesmas
Pekauman
yang mengalami
memiliki fasilitas Ruang Kepala Puskesmas,
298 orang.
Ruang Bp. Umum, Ruang Bp. Gigi, Ruang
2. Karakteristik responden
Loket, Ruang Apotek, Ruang KIA / KB, Ruang
Tindakan,
hipertensi
Responden dalam penelitian ini adalah
Laboratorium,
klien yang menderita hipertensi primerkriteria
Ruang Tata Usaha, Ruang MTBS Anak,
tekanan darah sistole dan diastole lebih dari
Ruang Gizi, Ruang PKPR, Ruang Kesling &
140/80 mmHg, kriteria usia minimal 40
TB
Paru,
Ruang
Ruang
kasus
Gudang
Obat,
tahun, dan bersedia menjadi responden. Pada
WC.Karyawan,
WC
penelitian ini menggunakan teknik purposive
Pasien. Puskesmas Pekauman memiliki 5
sampling yaitu cara pengambilan sampel
(lima) buah puskesmas pembantu (Pustu),
diantara
yaitu : Pustu Kelayan Selatan, Pustu Basirih,
dikehendaki
peneliti
(masalah
Pustu Mantuil, Pustu Kuin Kecil, Pustu
penelitian)
dengan
jumlah
Lingkar
Pekauman
keseluruhan 30 orang responden. Berdasarkan
memiliki 5 (lima) buah Pos Kesehatan Desa
hasil penelitian maka didapatkan data sebagai
(Poskesdes)
berikut :
Musholla,Gudang,
Basirih.
yaitu:
IMS,
Puskesmas
Poskesdes
Pekauman
(Belum ada bangunan), Poskesdes Kelayan
populasi
sesuai
dengan
yang dalam sampel
a. Jenis Kelamin
Barat (Belum ada bangunan), Poskesdes Kelayan Selatan (Sudah ada bangunan di
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Kategori
F
%
1
Laki - laki
20
66,7
2
Perempuan
10
33,3
Jumlah
30
100,0
Rumah Susun),Poskesdes Handil Bamban (Kelurahan
Basirih
Selatan),
Poskesdes
Tanjung Pandan (Kelurahan Mantuil) Peneliti mengambil sampel penelitian sesuai dengan kriteria responden yang berada di Ruang BP Umum dengan responden yang
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
memiliki hipertensi dari data yang diperoleh
bahwa dari 30 orang responden dengan
dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun
jumlah responden laki-laki 20 orang
2013 dari 10 penyakit tertinggi yang ada di 26
(66.7%)
puskesmas Kota Banjarmasin jumlah klien
perempuan 10 orang (33,3%).
dan
jumlah
responden
hipertensi berada diurutan ke 2 yaitu 60.844 orang dan dari data yang diperoleh di 9
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
b. Usia Responden
d. DistribusiDerajat Hipertensi
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4. Distribusi Derajat Hipertensi No
Katagori
F
%
No
Kategori
F
%
1
Ringan
1
3,3
1
Usia pertengahan
11
36,7
2
Sedang
9
30,0
2
Lanjut usia
6
20,0
3
Berat
20
66,7
3
Usia tua
8
26,7
Jumlah
30
100,0
4
Usia sangat tua
5
16,7
Jumlah
30
100,0
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 orang responden, 1 responden
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
memiliki derajat hipertensi ringan (3,3%), 9
bahwa dari 30 orang responden, usia
responden memiliki derajat hipertensi sedang
pertengahan 11 orang (36,7%), responden
(30,0%) dan 20 responden memiliki derajat
dengan lanjut usia (20,0%), responden
hipertensi berat (66,7%).
dengan usia tua (26,7%) dan responden dengan usia sangat tua (16,7%).
3. Uji Statistik Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Gaya Hidup Dengan Derajat
c. Distribusi Gaya Hidup
Hipertensi Tabel 3. G No 1 2
Derajat Hipertensi Katagori Sehat Tidak Sehat Jumlah
F 5 25 30
%
No
Gaya
Seda
Hidup
Ringan
%
1
Sehat
0
0.0
5
100
2
TidakSehat
2
8.0
6
Jumlah
2
6,7
11
ng
%
Berat
%
0
0,0
24,0
17
68.0
25 (100%)
36,7
17
56,7
30(100%)
16,7
Hasil Uji Statistik Spearman’s rank p=0.015 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 30 orang responden, 2 responden memiliki gaya hidup sehat (6,7%) dan sebanyak 28 responden memilki gaya hidup tidak sehat (93,3%).
Berdasarkan Tabel 5 menggˆn uji spearman rank diperoleh nilai p=b
0.015
oleh karena P < 0,05 (0.015<0.05) maka Ha diterima dengan adanya hubungan gaya hidup dengan
tingkat
keparahan
5 (100%)
83,3 100,0
Jumlah
hipertensi
di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
10
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang
PEMBAHASAN yang
terdiri dari perilaku hidup sehat, perilaku sakit
dilakukan peneliti dipuskesmas Pekauman
dan perilaku peran sakit. Perilaku hidup sehat
Banjarmasin diketahui bahwa responden yang
adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya
mempunyai gaya hidup sehat sebanyak 5
atau
orang (16,7%) dan gaya hidup responden
mempertahankan
tidak sehat sebanyak 25 orang (83,3%). Gaya
kesehatannya yang mencakup antara lain
hidup
merupakan
makan dan menu seimbang (appropriate
kebiasaan masyarakat yang dapat berisiko
diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak
terhadap penyakit hipertensi seperti kebiasaan
minum-minuman keras dan narkoba, istirahat
merokok, minum-minuman beralkohol dan
yang cukup, mengendalikan stress termasuk
obat-obatan, pola makan, olahraga dan stres.
gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,
Hasil
misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam
Berdasarkan
dalam
di
Banjarmasin
penelitian
penelitian
penelitian
penduduk
hasil
ini
ternyata
masih
Puskesmas yang
masih
banyak
Pekauman
Dari
pengumpulan
meningkatkan
Gaya terpenting
hidup yang
merupakan sangat
faktor
mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak
penelitian ternyata penduduk yang mengalami
sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit
hipertensi
hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik,
ada
yang
di
dan
untuk
lokasi
masih
data
seseorang
hubungan seks.
mempunyai
kebiasaan gaya hidup yang tidakbaik.
kegiatan
mempunyai
kebiasaan merokok, minum-minuman yang
stres,
dan
merokok
(Puspitorini,
beralkohol, pola makan tidak teratur, kurang
2009).Sedangkan
berolah raga dan stres. Bahkan jumlah
menyatakan
penduduk yang kebiasaan merokok, minum-
menggambarkan pola perilaku sehari-hari
minuman yang beralkohol, pola makan tidak
yang mengarah pada upaya memelihara
teratur, kurang berolahraga dan stres lebih
kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam
banyak terdapat pada penderita hipertensi.
keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi
Lisnawati gaya
hidup
(2006) sehat
Gaya hidup dapat diartikan sebagai
kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat
kebiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-
badan, tidak merokok atau minum-minuman
harinya sebagai salah satu bentuk perilaku.
beralkohol, berolahraga secara teratur dan
Kebiasaan yang positif atau baik yang
terampil dalam mengelola stres yang dialami.
merupakan upaya seseorang untuk hidup
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
sehat maka termasuk kedalam perilaku hidup
dilakukan penelitian dipuskesmas Pekauman
sehat. Sebagai mana teori Becker (1979)
Banjarmasin diketahui bahwa responden yang
dalam Notoatmodjo (2007) yang membuat
mempunyai derajat hipertensi ringan 1 orang 11
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
(3,3%), derajat hipertensi sedang 9 orang
akibat dari kondisi patologi yang dapat
(30,0%) dan derajat berat 20 orang (66,7%).
dikenali,
Hipertensi merupakan penyakit yang
seringkali
dapat
diperbaiki
(Doenges, 2000).
sudah dikenal di tengah-tengah masyarakat,
Hipertensi di masyarakat seiring dengan
namun tidak sedikit yang memahami dampak
usia
yang lebih parah dari penyakit hipertensi ini.
meningkat, namun risiko akibat hipertensi ini
Hipertensi
jantung
dapat dikurangi diantaranya melalui cara
bekerja lebih keras sehingga proses perusakan
hidup yang sehat seperti mengkonsumsi
dinding pembuluh darah berlangsung dengan
makanan dan minuman yang sehat, kebiasaan
lebih cepat yang mendorong terjadinya payah
olah raga yang teratur dan memeriksakan diri
jantung, gangguan pada ginjal dan kebutaan
secara rutin untuk mengetahui perkembangan
serta yang paling parah adalah efek jangka
tekanan darah terutama pada masyarakat yang
panjangnya yang berupa kematian mendadak.
merasakan gejala hipertensi.
dapat
Hipertensi
mengakibatkan
pun
semakin
Hasil penelitian hubungan gaya hidup
angka
dengan derajat hipertensi menunjukkan hasil
kesakitan yang tinggi. Menurut Yekti Susilo
bahwa sebagian besar responden mempunyai
& Ari Wulandari (2011) hipertensi atau
gaya hidup sehat 5 orang (16,7%) dan gaya
tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
hidup
tekanan darah seseorang berada diatas angka
Responden derajat hipertensi yaitu 1 orang
normal yaitu 120/80 mmHg. Maksudnya bila
memiliki derajat hipertensi ringan (3,3%), 9
tekanan darah sistoliknya mencapai nilai 120
orang memiliki derajat hipertensi sedang
mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah
(30,0%) dan 20 orang memiliki derajat
diastoliknya mencapai nilai 80 mmHg atau
hipertensi berat (66,7%). Dari gaya hidup
lebih tinggi.
yang tidak sehat terhadap derajat hipertensi
yang
Hipertensi
salah
kejadiannya
satu
penyakit
merupakan
maka
mengakibatkan
25
orang
(83,3%).
terdapat hubungan dengan ditandai dengan
National Committee on Detection, Evaluation
pola makan yang mengandung lemak dengan
and Treatment of High Blood pressure (JNC)
presentase 66,7%, kurangya olahraga dengan
sebagaitekanan yang lebih tinggi dari 140/90
presentase 56,7%, dan merokok dengan
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
presentase 43,3%.
mempunyai
oleh
sehat
Joint
keparahannya,
didefenisikan
tidak
rentang
dari
Hasil uji spearman’s Rank diperoleh
tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hasil p=0.015< 0.05 menunjukkan adanya
hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan
hubungan antara gaya hidup dengan derajat
sebagai primer/esensial (hampir 90% dari
hipertensi
semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai
Banjarmasin. Koefisiensi korelasi (r) untuk
di
Puskesmas
Pekauman
12
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
menunjukkan adanya hubungan antara gaya
berat badan(odds (OR), 1,4, 95% confidence
hidup dengan derajat hipertensi sebesar 0.442
interval(CI),
1,1-1,8pada
kekuatan ini masuk dalam rentang 0.26-0.50
perempuandanOR,
2.0,
Colton
2,5dianak laki-laki) atau obesitas(girls: OR,
kekuatan
ini
bersifat
hubungan
sedang.
anak
95%
CI,
1,6-
3,1, 95% CI, 1,6-6,0; anak laki-laki: OR, 3,7,
Hasil penelitian ini sejalan dengan
95% CI, 2,1-6,4). Selain itu, gadis-gadisaktif
pendapat Notoatmodjo (2005) menyebutkan
secara fisik setidaknya memiliki DBP 1,5
bahwa perilaku sehat (healthy behavior)
mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan rata-
adalah
rata
kegiatan
perilaku-perilaku yang
atau
berkaitan
mempertahankan
dan
kegiatan-
dengan
upaya
yang
<0,001),
paling
dan
di
aktif
antara
(p
anak
trend laki-laki
meningkatkan
perbedaan ini adalah 1,0 mmHg (p-trend
kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang
<0,001). Perokok lebih cenderung menjadi
sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan
gemuk (OR, 1.6, 95% CI, 1,1-2,5 pada anak
menghindari kelebihan dan kekurangan yang
perempuan dan 1,4, 95% CI, 0,9-2,1 anak
menyebabkan
yang
laki-laki) dibandingkan dengan non-perokok.
menurunkan kekebalan dan semua yang
Perokok juga memiliki lebih rendah berarti
mendatangkan
juga
SBP dibandingkan non-perokok; Namun,
didukung oleh pendapat Maulana (2009) yang
temuan ini terbatas pada perokok dengan
menyebutkan bahwa
untuk mendapatkan
paparan merokok terendah. Asosiasi antara
kesehatan yang prima jalan terbaik adalah
kebiasaan makan dan status berat badan
dengan merubah gaya hidup yang terlihat dari
sebagian
aktifitasnya dalam menjaga kesehatan.
disesuaikan untuk berat badan kehilangan
ketidakseimbangan
penyakit.
Hal
ini
besar
menghilang
setelah
Selaras dengan penelitian John Porman
perilaku. Dan Penelitian Lisa Cohen yang
yang berarti Sebanyak 12.319 kasus insiden
berarti usia tua dilemahkan hubungan antara
hipertensi didokumentasikan. Semua enam
kejadian hipertensi dan empat dari lima faktor
faktor
secara
risiko yang terkait dengan hipertensi pada
risiko
wanita yang lebih muda. Orang berusia 50
pengembangan hipertensi selama masa tindak
tahun ke bawah yang berisiko rendah untuk
lanjut setelah juga disesuaikan untuk usia, ras,
semua lima perilaku faktor risiko memiliki
riwayat keluarga hipertensi, status merokok,
rasio hazard (HR) untuk insiden hipertensi
dan penggunaan oral dan Penelitian Magnus
sebesar
H Fasting yang berarti rendahnya tingkat
dibandingkan
aktivitas
dengan
kelompok usia ini. Pada wanita 61 dan lebih
peningkatan odds ratio menjadi kelebihan
tua, HR0,62(95% CI, 0,51-0,75). Namun,
yang
independen
dapat terkait
fisik
yang
dimodifikasi dengan
dikaitkan
0,13(95% dengan
CI,
0,03-0,52),
orang lain
dalam
13
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juli 2015
Syahlani et al., Relationship Between Life Style…
jumlah hipotetis diperlukan untuk mengobati
makan, olahraga dan stres perlu mendapatkan
(jumlah perempuan yang diperlukan untuk
bimbingan dari petugas kesehatan serta
bergabung dengan kelompok faktor risiko
dukungan keluarga agar merubah gaya hidup
rendah untuk jangka waktu 10 tahun untuk
yang kurang baik tersebut ke arah gaya hidup
mencegah satu kasus hipertensi) adalah
sehat sehingga dapat mengurangi bahayanya
serupa di antara kelompok usia.
penyakit hipertensi yang lebih parah.
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisa data ternyata masih ada masyarakat dengan gaya hidup tidak berisiko tetapi mengalami
hipertensi.
Mulia yang telah memberikan izin penelitian.
dikarenakan adanya faktor lain yang dapat
Juga ucapan terima kasih kepada Puskesmas
mempengaruhi kejadian hipertensi. Selain
Pekauman yang telah memberikan izin tempat
gaya
penelitian dan data data yang diperlukan
faktor
mempengaruhi
ini
Terima kasih kepada STIKES Sari
dapat
hidup
Hal
UCAPAN TERIMAKASIH
lain
yang
kejadian
dapat
hipertensi
untuk kepentingan penelitian ini.
diantaranya adalah usia, jenis kelamin, ras, tekanan sosial, pengetahuan dan pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan merupakan salah satu faktor
Adnil Basha.
yang
dapat
mempengaruhi
hipertensi
meskipun seseorang tidak memiliki kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol dan obat-obatan, pola makan, olahraga dan stres. Kebiasaan yang baik tersebut ternyata belum cukup jika pengetahuan tentang hipertensi
2004. Hipertensi: Faktor
Resiko Dan Penatalaksanaan, dilihat 13 Oktober 2014 Doenges E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
rendah karena menyebabkan seseorang tidak
Puspitorini Myra. 2009. Hipertensi Cara
memahami dengan baik mengenai penyakit
Mudah Mengatasi Tekanan Darah
hipertensi sehingga tidak mengetahui cara
Tinggi. (Cetakan 3).
penanganan terhadap penyakit hipertensi.
Image Press
Berdasarkan sebelumnya
dan
hasil teori
penelitian yang
sudah
Yogyakarta:
Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
dikemukakan di atas maka hasil penelitian ini
Susilo Y dan Wulandari A. 2011. Cara Jitu
tidak terdapat kesenjangan. Oleh karena itu
Mengatasi Hipertensi. Jogjakarta: C.V
maka
Andi Offset.
bagi
mempunyai
penderita
hipertensi
yang
kebiasaan
merokok,minum-
minuman beralkohol dan obat-obatan, pola 14