HUBUNGAN AKTIVITAS BERMAIN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MUTIARA INSANI LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Diah Ayuningtyas
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRACT
RELATED PLAY ACTIVITIES USING ILLUSTRATED WORD CARD METHOD WITH MASTERY OF VOCABULARY THE CHILDREN AGE 5-6 YEARS OLD IN TK MUTIARA INSANI LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
By
DIAH AYUNINGTYAS
The problem in this observation is the lack mastery of vocabulary in early chilhood. This study aims to determine the relationship between play activities using illustrated word card method with mastery of vocabulary in early chilhood. This observation is a kuantitative observation with correlational method linking two variables are play activities using illustrated word card method as X variable and the children’s mastery of vocabulary as Y variable. The subject in this observation is all of the children age 5-6 years old group B2 in TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung. Collecting the data is done by using observation and documentation method. The result of observation is analyzed with Spearman Rank Correlation. The result of the observation shows that there is a positive relation between play activities using illustrated word card method with mastery of vocabulary in early chilhood. Because of that, should play activities using illustrated word card can be used as one of alternative in learning at PAUD, especially in extend mastery of vocabulary. Keywords: illustrated word card, mastery of vocabulary, play activities.
ABSTRAK
HUBUNGAN AKTIVITAS BERMAIN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MUTIARA INSANI LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
Oleh
DIAH AYUNINGTYAS
Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya penguasaan kosakata pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional yang menghubungkan antar dua variabel yaitu aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar sebagai variabel X dan penguasaan kosakata anak sebagai variabel Y. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 5-6 tahun kelompok B2 di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis dengan Korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia dini. Oleh sebab itu hendaknya aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran di PAUD, terutama dalam memperluas penguasaan kosakata. Kata kunci : Kartu Kata Bergambar, Penguasaan Kosakata, Aktivitas Bermain.
HUBUNGAN AKTIVITAS BERMAIN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MUTIARA INSANI LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Diah Ayuningtyas
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Diah Ayuningtyas dilahirkan di Bandar Lampung, Kelurahan Langkapura RT 002 Kecamatan Langkapura pada tanggal 27 November 1994, merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang terlahir dari pasangan Bapak Sudarsono dan Ibu Ir. Budiati. Penulis menempuh pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan melanjut ke jenjang perguruan tinggi. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TQT-Fitrah Insani Bandar Lampung, Kelurahan Langkapura, Kecamatan Langkapura yang diselesaikan pada tahun 2000. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 18 Muara Enim, Kelurahan Pasar II, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 2006. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 9 Bandar Lampung, Kelurahan Gotong Royong Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang diselesaikan pada tahun 2009. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, Kelurahan Durian Payung, Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang diselesaikan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.
iv
Pada tahun 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Harapan Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, dan melakukan penelitian di Taman Kanak-kanak (TK) Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung untuk menyelesaikan studi akhir dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
iivv
v
MOTTO
“Cobalah Tidak Untuk Menjadi Seseorang yang Sukses, Tetapi Berusahalah Menjadi Seseorang yang Bernilai” (Albert Enstein)
“Seseorang yang Berkualitas dan Bernilai Itu Adalah Seseorang yang Berjalan Diatas Kesusahan dan Pengorbanan didalam Hidupnya” (Mario Teguh)
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim… Ku persembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SWT beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW, dan ucapan terimakasih serta rasa banggaku kepada:
Mamaku dan Bapakku tersayang (Ir. Budiati & Sudarsono) Yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan, yang selalu menasehatiku dalam segala kebaikan, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan karya ini, dan yang selalu menanamkan cinta kasih dan sayang, doa, dan harapan dalam menantikan keberhasilanku, serta telah menjadi sosok orang tua yang aku banggakan, yang telah bekerja membanting tulang hingga tak kenal lelah, dan yang selalu mendoakanku agar tercapai cita-citaku.
Kakakku tersayang (Agung Sanjaya S.E) Yang selalu memotivasiku, mendoakan, serta selalu memberi semangat untukku dalam menuju keberhasilan & kesuksesan. Serta Teman-teman yang selalu mendoakan dan mengiringi usahaku Almamater Tercinta FKIP Universitas Lampung.
vi
SANWACANA
Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Lampung yang berjudul “Hubungan Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar dengan Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung”. Pada pembuatan skripsi ini, banyak pihak terlibat yang telah memberikan motivasi, sumbangsih,bantuan, nasihat, serta saran-saran yang membangun.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2.
Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampungsekaligus Dosen Pembimbing Utamayang telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta serta telah membimbing, membantu, serta memberikan saran-saran guna memperlancar pengerjaan skripsi ini.
3.
Ibu Ari Sofia, S.Psi., M.A.Psi., selaku Ketua Program Studi S1 PG-PAUD Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing Kedua yang telah viii
memberikan dukungan dan arahan untuk kami mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan serta telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberi saran dan kritik secara teliti dan memberi masukan kepada penulis. 4.
Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku Penguji dan Pembahas yang telah memberikan banyak sekali masukan dan saran-saran yang membangun pada penulis.
5.
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staff pengajar PG-PAUD FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah.
6.
Ibu Titi Aryani, S.Pd selaku Kepala Sekolah beserta seluruh pengajar di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian.
7.
Teristimewa untuk orang tuaku tercinta, Bapakku Sudarsono, Mamaku Ir. Budiati, serta kakakku tersayang Agung Sanjaya S.E, yang telah memberiku beribu limpahan cinta, kasih sayang, semangat, dukungan, serta doa untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan ini.
8.
Rizky Reza yang tak henti-hentinya memberikan semangat, dukungan dan motivasi tersendiri kepadaku. Terimakasih selalu mendengarkan keluh kesahku selama pembuatan skripsi ini.
9.
Sepupuku Anggun Novianti yang selalu memberikan semangat,selalu menghiburku,dan selalu bisa diandalkan.
10. Sahabatku tercinta sedari SMP Devinia Jeniar yang selalu memberikan motivasi, semangat serta dukungan yang berarti untukku. ix
ix viii
11. Sahabat-sahabat tersayangku sekaligus sahabat seperjuangan “Beautiful Girls” Irania, Dinda Restya, Kartika Aprilia, dan Yani Lestari yang selalu memberikan pengertian, perhatian, dukungan, kasih sayang, motivasi dan doa. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku selama ini semoga tali silahturahmi kita tetap terjaga selamanya. 12. Sahabat-sahabat tercintaku sedari masa SMA “Amazing Kece” Ayu Aldera, Amitha Triania Jastarini, Choirunnisa Nur Okpianti, Suci Putri Ramadhani yang selalu memberiku berbagai macam masukan, semoga persahabatan ini tak akan pernah lekang oleh waktu. 13. Teman-teman seperjuanganku mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B, yang telah bersama-sama berusaha dari awal sampai akhir, terimakasih telah memberikan warna baru selama masa perkuliahan. 14. Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah memberikan kebanggaan tersendiri dan motivasi bagi penulis untuk menimba ilmu dan semoga ilmu ini bermanfaat di masyarakat serta pihakyang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga amal kebaikan mereka semua dapat diterima oleh ALLAH SWT, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, serta diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Bandar Lampung, 24 Juni 2016 Penulis, x
Diah Ayuningtyas x viii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 6 Pembatasan Masalah ......................................................................... 7 Perumusan Masalah dan Permasalahan ............................................ 7 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Bermain ............................................................................. 9 1. Pengertian Aktivitas .................................................................... 9 2. Pengertian Bermain..................................................................... 9 3. Teori Bermain ............................................................................. 11 B. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini........................................... 11 1. Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini.............................. 12 2. Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ........................... 14 3. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini.................... 15 4. Penguasaan Kosakata .................................................................. 16 5. Pengembangan Kosakata Anak Usia Dini .................................. 16 6. Jenis-jenis Kosakata Anak Usia Dini.......................................... 17 7. Karakteristik Kosakata Anak Usia Dini...................................... 18 8. Teori Belajar................................................................................ 20 a) Teori Behavioristik................................................................ 20 b) Teori Pragmatik ..................................................................... 21 C. Media Pembelajaran.......................................................................... 21 1. Macam-macam Media Pembelajaran ......................................... 22
xi i
xi
2. 3. 4. 5.
Permainan Kartu Kata Bergambar ............................................. 24 Kelebihan Media Gambar .......................................................... 25 Kelemahan Media Gambar......................................................... 26 Langkah-langkah Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar .................................................... 26 D. Penelitian yang Relevan.................................................................... 27 E. Kerangka Pikir .................................................................................. 29 F. Hipotesis Penelitian........................................................................... 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................. 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32 C. Variabel Penelitian ............................................................................ 32 1. Variabel Bebas : Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X) ........................................................ 33 a) Definisi Konseptual ............................................................... 33 b) Definisi Operasional.............................................................. 33 2. Variabel Terikat : Penguasaan Kosakata (Y) ............................ 34 a) Definisi Konseptual ............................................................... 34 b) Definisi Operasional.............................................................. 34 D. Populasi ............................................................................................. 35 E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 35 1. Observasi.................................................................................... 35 2. Dokumentasi............................................................................... 36 F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 36 G. Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 37 H. Teknik Analisis Data......................................................................... 37 1. Analisis Uji Hipotesis................................................................. 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 41 1. Identitas Sekolah ......................................................................... 41 2. Visi dan Misi Sekolah ................................................................. 42 3. Data Ruang Kelas........................................................................ 43 4. Data Murid .................................................................................. 43 5. Sarana dan Prasarana................................................................... 43 B. Hasil Penelitian ................................................................................. 43 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................ 44 2. Deskripsi Data............................................................................. 48 a) Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar ............................................................................. 48 b) Penguasaan Kosakata ............................................................ 50 C. Analisis Uji Hipotesis ....................................................................... 51 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 54
iixii
xii
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 58 B. Saran.................................................................................................. 59 1. Kepada Guru .............................................................................. 59 2. Kepada Sekolah.......................................................................... 59 3. Kepada Peneliti Lain .................................................................. 59 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60 LAMPIRAN................................................................................................. 63
xiii iii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Fakta Empiris .................................................................................... 4 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Variabel Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X)............................. 36 3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Variabel Penguasaan Kosakata (Y).. 37 4. Tolak Ukur Kriteria Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X) ............................................................... 39 5. Tolak Ukur Kriteria Penguasaan Kosakata (Y) ............................... 39 6. Nilai-nilai Rho................................................................................... 40 7. Data Ruang Kelas.............................................................................. 43 8. Data Murid ........................................................................................ 43 9. Sarana dan Prasaran .......................................................................... 43 10. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ......................... 44 11. Rekapitulasi Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar ................................................................................ 49 12. Rekapitulasi Penguasaan Kosakata ................................................... 50
xiv iv
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4.
Halaman
Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 30 Rumus Interval .................................................................................. 38 Rumus Korelasi Spearman Rank ...................................................... 40 Rumus Uji Signifikansi ..................................................................... 40
xv v
xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Kriteria Penilaian Variabel X Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar ........................................................... 64 2. Kriteria Penilaian Variabel Y Penguasaan Kosakata ........................ 66 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Sebelum Uji Validasi .. 68 4. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata (Variabel Y) Sebelum Uji Validasi ....................................................................................... 69 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Setelah Uji Validasi..... 70 6. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata (Variabel Y) Setelah Uji Validasi ....................................................................................... 71 7. Rencana Kegiatan Harian I ............................................................... 72 8. Lembar Observasi Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Hari Ke-1 .......................................... 75 9. Lembar Observasi Penguasaan Kosakata Hari Ke-1 (Variabel Y) ... 77 10. Rencana Kegiatan Harian II .............................................................. 79 11. Lembar Observasi Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Hari Ke-2 .......................................... 82 12. Lembar Observasi Penguasaan Kosakata Hari Ke-2 (Variabel Y) ... 84 13. Rencana Kegiatan Harian III............................................................. 86 14. Lembar Observasi Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Hari Ke-3 .......................................... 89 15. Lembar Observasi Penguasaan Kosakata Hari Ke-3 (Variabel Y) ... 91 16. Rencana Kegiatan Harian IV ............................................................ 93 17. Lembar Observasi Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) Hari Ke-4 .......................................... 96 18. Lembar Observasi Penguasaan Kosakata Hari Ke-4 (Variabel Y) ... 98 19. Rekapitulasi Hasil Perolehan Nilai Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Variabel X) ............. 100 20. Rekapitulasi Hasil Perolehan Nilai Penguasaan Kosakata (Variabel Y) ..................................................................................... 102 21. Tabel Penolong Untuk Mengetahui Korelasi Spearman Rank ......... 104 22. Dokumentasi Foto Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ........................ 105
xvi vi
xvi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau usia prasekolah adalah masa dimana anak belum memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan potensi anak yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan. Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 Butir 14 UU No. 20 Tahun 2003, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menerangkan bahwa Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4–≤ 6 tahun.
2
Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 0–< 2 tahun, 2–< 4 tahun, 4–≤ 6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0–≤ 6 tahun. Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2–< 4 tahun dan 4–≤ 6 tahun. Anak usia 4–6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak usia pra-sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak yang disebut sebagai masa emas (golden age). Dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 137 Tahun 2014 meliputi aspek nilai-nilai dan moral agama, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, dan seni. Berkaitan dengan beberapa aspek perkembangan anak di atas, salah satunya adalah perkembangan bahasa. Bahasa anak akan berkembang sejalan dengan perbendaharaan kata yang mereka miliki. Penguasaan kosakata sangat berpengaruh pada kemampuan seorang anak dalam berbahasa. Perkembangan bahasa belum sempurna sampai akhir masa bayi, dan akan terus berkembang sepanjang
kehidupan
seseorang.
Perkembangan
bahasa
berlangsung
sepanjang mental manusia aktif dan tersedianya lingkungan untuk belajar. Oleh sebab itu kemampuan berbahasa anak harus distimulus sejak dini, yaitu sejak usia prasekolah yang selanjutnya akan memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berbahasa dan berkomunikasi dengan baik dan
3
benar kepada semua orang. Dengan anak dapat menggunakan bahasa, maka anak akan tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya dan menjadi manusia dewasa yang dapat berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat. Kata-kata yang dimiliki anak usia prasekolah meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Anak usia prasekolah sudah mampu menggunakan kata benda dengan tepat. Penguasaan kosakata sangat berperan penting dalam mengembangkan aspek kemampuan bahasa. Seorang anak yang menguasai kosakata dengan baik, maka anak tersebut secara mudah dapat berbahasa dengan baik dan lancar. Upaya penguasaan kemampuan kosakata dasar anak dapat dilakukan melalui pemberian stimulus sejak usia dini. Melalui upaya stimulasi sejak dini, diharapkan keterampilan anak dalam berbahasa akan semakin berkembang dengan baik, kosakata anak pun akan semakin meningkat. Dalam berkomunikasi anak memerlukan kosakata yang banyak, agar anak dapat mengungkapkan apa yang anak inginkan dan perkataannya dapat di mengerti oleh orang lain. Kosakata merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, dan permukaan (halus-kasar). Ketika anak memasuki sekolah, penguasaan kosakata mereka akan bertambah dengan sendirinya karena di sekolah anak akan lebih banyak mendengar katakata baru dari teman maupun guru.
4
Namun berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung terlihat bahwa penguasaan kosakata yang dimiliki anak masih rendah, hal ini terlihat saat anak diminta untuk menyebutkan beberapa kata dengan huruf awalan yang sama, anak-anak hanya bisa menyebutkan kurang dari sepuluh kata, anak juga masih sulit untuk membedakan beberapa huruf abjad seperti membedakan huruf “y” dengan huruf “j”, huruf “l” dengan huruf “i”, anak masih sulit menyebutkan kembali kata yang baru saja diucapkan guru, anak belum bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas seperti saat guru menyebutkan kata “jangkrik” anak menyebutkan dengan pengejaan yang tidak jelas seperti “jangkerik”, “jangklik”, selain itu pembelajaran di kelas yang masih monoton yang membuat anak merasa bosan saat guru mengajar. Kurangnya media pembelajaran dikelas yang menarik ini menyebabkan anak tidak termotivasi untuk belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan untuk dapat memperluas penguasaan kosakata pada anak.
Di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung terdapat 25 anak. Berikut tabel pernyataan pada saat melakukan pra-penelitian. Tabel 1. Fakta Empiris No. 1.
Jumlah Anak 6
2.
8
3.
6
Fakta Empiris Dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar seperti pertanyaan menjawab kata-kata yang ada pada papan tulis, sudah dapat mengulang kembali kosakata yang baru saja diucapkan guru. Dapat menjawab pertanyaan seperti pertanyaan menjawab kata-kata yang ada pada papan tulis. Dapat menjawab pertanyaan guru namun masih malumalu seperti saat menjawab pertanyaan mereka masih lambat saat guru meminta mereka menyebutkan katakata yang ada pada papan tulis.
5
4.
5
Belum dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran PAUD merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar melalui bekerja, bermain dan hidup bersama dengan lingkungannya. Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain, oleh karena itu pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Namun, ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas belajar dan bodoh. Pendapat seperti ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Konsep inilah yang terus dikembangkan sehingga perkembangan jiwa anak semakin baik. Anak tidak menjadi tertekan, penakut, minder dan jahat. Diharapkan anak akan menjadi kreatif, pemberani, percaya diri, dan rendah hati. Guru yang kreatif selalu mencari pendekatan baru dalam memecahkan masalah yang ada, tidak terpaku dengan cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi lain yang sesuai dengan masalah. Untuk itu penggunaan metode bermain akan disesuaikan dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan pada PAUD adalah permainan yang dapat menumbuhkan kreativitas dan minat anak, serta menyenangkan, tidak membosankan, dan bersifat sederhana. Mencermati kondisi kegiatan membaca dan menulis di PAUD yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian dengan melakukan tindakan tertentu yang
6
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Karena itu guru memerlukan cara yang baik dan menarik untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu dengan menyedikan media pembelajaran lain, salah satunya adalah media kartu kata bergambar yang di sertai dengan gambar dan tulisan yang sesuai untuk anak usia 2–6 tahun. Dengan adanya kartu kata bergambar yang menarik, anak akan mudah mengingat pembelajaran yang ada, anak akan belajar mengenal macam– macam huruf, dapat juga memperluas penguasaan kosakata pada masing– masing anak ketika anak melihat gambar yang menarik baginya. B. Identifikasi Masalah Dari
latar
belakang
tersebut,
dalam
penelitian
ini
peneliti
dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut, yaitu : 1. Anak masih sulit untuk membedakan beberapa huruf abjad; 2. Anak masih sulit menyebutkan kembali kata yang baru saja diucapkan guru; 3. Anak belum bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas; 4. Adanya kemampuan penguasaan kosakata anak yang masih rendah (belum mengenal semua kata-kata umum dan khusus); 5. Pembelajaran di kelas yang masih monoton; 6. Media pembelajaran dikelas yang kurang menarik untuk memperluas penguasaan kosakata pada anak.
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti ini membatasi: (1) Aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar, dengan (2) Penguasaan kosakata anak usia 5–6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung.
D. Perumusan Masalah dan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahannya : Rendahnya kosakata anak usia 5–6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung.
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia 5–6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui hubungan aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia 5–6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu manfaat teoritis dan praktis.
8
1. Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam pengembangan bahasa terutama pada kemampuan penguasaan kosakata pada anak usia dini.
2. Manfaat Secara Praktis a. Manfaat bagi guru Dapat memberi masukan bagi guru untuk lebih kreatif lagi dalam menyediakan media pembelajaran dan cara mengelola pembelajaran melalui berbagai kegiatan bermain yang menyenangkan dan tidak monoton bagi anak. b. Manfaat bagi sekolah Dapat
memberikan
masukan
bagi
sekolah
untuk
memperbaiki
pembelajaran terutama dalam penguasaan kosakata anak usia dini. c. Manfaat bagi peneliti lain Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dan penguasaan kosakata anak dalam konsep yang berbeda.
9
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Bermain 1.
Pengertian Aktivitas Anak usia dini tidak lepas dari segala aktivitas yang berkaitan dengan tumbuh kembangnya. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki anak. Menurut Djamarah (2008 : 38) “aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Sriyono (dalam Rosalia 2005 : 2) “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar”. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan anak baik fisik maupun nonfisik yang dapat menimbulkan keinginan anak untuk belajar.
2.
Pengertian Bermain Bermain adalah hal penting bagi seorang anak, permainan dapat memberikan kesempatan untuk melatih keterampilannya secara berulang-
109
ulang dan dapat mengembangkan ide-ide sesuai dengan cara dan kemampuannya sendiri. Kesempatan bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan anak secara kompleks. Hurlock 1997 (dalam Musfiroh 2005 : 2) bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bermain bagi anak berkaitan dengan peristiwa, situasi, interaksi, dan aksi. Bermain mengacu pada aktivitas seperti berlaku pura-pura dengan benda, sosiodrama, dan permainan yang beraturan. Bermain berkaitan dengan tiga hal yakni keikutsertaan dalam kegiatan, aspek afektif, dan orientasi tujuan. Bagi anak-anak, bermain adalah aktivitas yang dilakukan karena ingin, bukan karena harus memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Bermain tidak memerlukan konsentrasi penuh, tidak memerlukan pemikiran yang rumit (dalam Musfiroh 2005 : 3-4). Karl Buhler dan Schenk Danziger (dalam Sujiono 2007 : 178) berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan, dan kenikmatan itulah yang akan menjadi perangsang bagi perilaku lainnya. Misalnya ketika anak mulai mampu berbicara dan berfantasi, fungsi kenikmatan meluas menjadi kenikmatan berkreasi. Dalam pengembangan selanjutnya Charlotte Buhler menganggap sebagai pemicu kreativitas, ia meyakini bahwa anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencari kesenangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, serta bermain merupakan aktivitas yang menggembirakan mempunyai arti dalam kehidupan anak yaitu mampu membawa anak keperubahan yang baik dalam berbagai aspek kehidupannya.
119
3.
Teori Bermain Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak, bermain juga harus atas kemauan anak itu sendiri dan tanpa ada rasa paksaan dalam diri anak, agar anak senang dalam melakukan kegiatan bermain. Teori Singer (dalam Mutiah 2012 : 107) bagi Jerome Singer bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman. Melalui bermain anak dapat mengoptimalkan laju stimulus dari luar dan dalam, karena itu mengalami emosi yang menyenangkan. Tidak menjadikan anak bengong karena terlalu banyak stimulus atau bosan karena kurangnya stimulasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori bermain ini sangat penting dalam menunjang perkembangan anak karena dengan bermain anak akan memajukan kecepatan rangsangan stimulasi baik dari luar maupun dari dalam. Melalui bermain anak juga akan mendapatkan pengalaman melalui kegiatan bermain.
B. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di taman kanak-kanak adalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Vygotsky (dalam Susanto 2011 : 73) bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir. Syaodih (dalam Susanto 2011 : 73) bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan meraban. Bahasa merupakan alat untuk berpikir.
129
Berpikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan. Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Bahasa juga merupakan alat berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi. Keterampilan bahasa juga penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Melalui bahasa pula kita dapat memahami komunikasi pikiran dan perasaan.
1. Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga. Selain itu, perkembangan bahasa anak juga diperkaya dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Vygotsky (dalam Masitoh 2005 : 12) anak belajar bahasa dari orang dewasa, secara kolaboratif. Selain itu diinternalisasikan dan secara sadar digunakan sebagai alat berpikir dan alat kontrol. Woolfolk (dalam Masitoh 2005) “Anak dapat belajar bahasa melalui instructional conversation”, yaitu suatu situasi dimana anak belajar melalui interaksi dengan guru atau siswa lainnya. Di Taman Kanakkanak dikenal dengan istilah “instructional conversation”. Belajar bahasa bagi anak akan lebih mudah apabila mereka memiliki lingkungan yang baik serta stimulasi yang tepat.
139
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan juga, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, yang juga berubah dari komunikasi melalui gerakan menjadi ujaran. Chomsky (dalam Musfiroh 2005 : 84) kecepatan anak dalam berbicara (bahasa pertama) merupakan salah satu keajaiban alam dan menjadi bukti kuat dari dasar biologis untuk pemerolehan bahasa. Pada saat yang sama, perkembangan kompetensi berbahasa, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh aturan berbahasa baik ekspresi (berbicara) maupun interpretasi (memberi makna).
Pada anak usia 4-6 tahun, perkembangan kemampuan berbahasa anak ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut : a. Tahu nama-nama binatang b. Menyebutkan nama benda yang dilihat di buku atau majalah c. Mengenal warna d. Bisa mengulang empat digit angka e. Bisa mengulang kata dengan empat suku kata f. Suka mengulang kata, frasa, suku kata, dan bunyi g. Bisa menggunakan kata deskriptif seperti kata sifat h. Mengerti lawan kata ; besar-kecil, lembut-kasar i. Dapat berhitung sampai 10 j. Bicara sangat jelas kecuali jika ada masalah pengucapan
149
k. Dapat mengikuti tiga instruksi sekaligus l. Mengerti konsep waktu ; pagi, siang, malam, besok, hari ini, dan kemarin m. Bisa mengulang kalimat sepanjang sembilan kata.
2. Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Secara umum tahap-tahap perkembangan anak dapat dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri. Guntur (dalam Susanto 2011 : 75-77), tahapan perkembangan ini sebagai berikut : a. 1.
2.
b. 1.
2.
3.
4.
Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari: Tahap meraban-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit. Tahap meraban-2 (pralinguistik kedua). Tahap ini pada dasarnya merupakan tahap kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga 1 tahun. Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu: Tahap-1 ; holafrastik (1 tahun), ketika anak-anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandai dengan perbendaharaan kata anak hingga kurang lebih 50 kosakata. Tahap-2 ; frasa (1-2), pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua kata (ucapan dua kata). Tahap ini juga ditandai dengan perbendaharaan kata anak sampai dengan rentang 50-100 kosakata. Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3, 4, 5 tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat, seperti telegram. Dilihat dari aspek pengembangan tata bahasa seperti : SP-O, anak dapat memperpanjang kata menjadi satu kalimat. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap ini ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat kompleks.
159
Melihat tahap-tahap perkembangan anak yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa anak harus selalu mendapatkan stimulus sesuai dengan tahap perkembangannya, agar kemampuan berbahasa anak dapat memenuhi target yang sesuai dengan usia perkembangannya. Guru juga harus memberikan stimulus berupa pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
3. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Anak-anak merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Jamaris (dalam Susanto 2011 : 78-79) karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut : a. b.
c. d.
e.
Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, dan permukaan (kasar-halus). Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. Percakapan yang dilakukan oleh anak 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 56 tahun ini sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca dan bahkan berpuisi.
Berdasarkan paparan di atas sudah jelas bahwa pengembangan kemampuan berbahasa anak usia dini amatlah penting dan salah satunya yaitu penguasaan kosakata pada anak usia 5-6 tahun. Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti terfokus pada salah satu dari karakteristik kemampuan bahasa anak usia dini yaitu penguasaan kosakata pada anak usia 5-6 tahun.
169
4. Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa. Kosakata pada anak usia dini termasuk dalam aspek perkembangan bahasa yang meliputi aspek pencapaian perkembangan menyimak, berbicara, mendengar, serta mengartikan kata sederhana. Purwo (dalam Yunisah, 2007 : 11) Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang terhadap kosakata suatu bahasa dan kemampuannya menggunakan kosakata tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang
dimiliki
oleh
seseorang
untuk
digunakan
dalam
berbahasa
(berkomunikasi) baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan untuk menuangkan ide atau pendapat (perasaan), atau dapat diartikan kosakata dasar anak merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang dimiliki. Penguasaan kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang dalam berbahasa.
5. Pengembangan Kosakata Anak Usia Dini Kosakata disebut juga pembendaharaan kata yang terdapat di dalam suatu bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat bergantung pada kuantitas serta kualitas kemampuan penguasaan kosakata yang
17 9
dimiliki. Semakin kaya atau semakin luas kemampuan penguasaan kosakatanya maka semakin terampil pula dalam berbahasanya. Hurlock (dalam Hurlock 1978 : 186-187) dalam mengembangkan penguasaan kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi. Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan karena sebagian kata bunyinya hampir sama tetapi memiliki arti yang berbeda, maka membangun kosakata jauh lebih sulit ketimbang mengucapkan. Anak-anak lebih dahulu mempelajari arti kata yang sangat dibutuhkannya. Akan tetapi, sebelum kosakata yang mereka butuhkan memadai jumlahnya, mereka masih terus menggunakan isyarat sebagai bahasa pengganti. Pada waktu mereka bertambah besar dan melepaskan bentuk prabicara, mereka seringkali menggunakan ucapan populer sebagai gantinya. Penguasaan kosakata tidak hanya karena mempelajari kata-kata baru, tetapi juga karena mempelajari arti baru bagi kata-kata lama. Setelah anak memasuki sekolah, kosakata mereka bertambah dengan cepat karena diajarkan langsung, pengalaman baru, mendengarkan radio dan televisi. Hurlock (dalam Hurlock 1978 : 189) perbedaan individual dalam ukuran kosakata pada setiap tingkat usia adalah karena perbedaan kecerdasan, pengaruh lingkungan, kesempatan belajar, dan motivasi belajar. Telah dilaporkan bahwa rata-rata anak perempuan pada setiap tingkatan umur memiliki kosakata yang lebih luas ketimbang anak laki-laki. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangan kosakata anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi, maka sesungguhnya membangun kosakata jauh lebih sulit ketimbang mengucapkan.
6. Jenis-jenis Kosakata Anak Usia Dini Seiring dengan perkembangan dan pengalaman anak dalam berinteraksi (berkomunikasi) dengan lingkungannya, kosakata anak usia dini dapat
189
berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan katakata baru pun akan bermunculan. Hurlock (dalam Hurlock 1978 : 187) anak mempelajari dua jenis kosakata yaitu kosakata umum, dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda seperti : “manusia”, “baik”, dan “pergi”. Sebaliknya, kosakata khusus terdiri atas kata dengan arti spesifik yang hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu. Karena kata-kata dalam kosakata umum paling banyak digunakan, maka kata-kata tersebut dipelajari terlebih dahulu. Pada setiap jenjang umur, kosakata umum lebih banyak ketimbang kosakata khusus. Dari penjelasan di atas jelas dapat disimpulkan bahwa kosakata dasar inilah yang harus dimiliki oleh anak usia dini untuk mempermudah mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengembangkan kreativitas dalam berbicara.
7. Karakteristik Kosakata Anak Usia Dini Hurlock (dalam Hurlock 1978 : 188) karakteristik kosakata masa kanakkanak dibagi menjadi dua jenis yaitu kosakata umum dan kosakata khusus, yang terdiri atas : a. Kosakata Umum 1. Kata Benda Kata yang pertama digunakan oleh anak adalah kata benda, umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi celoteh yang disenangi. 2. Kata Kerja Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama orang dan benda dalam lingkungan yang bersangkutan, mereka mulai mempelajari kata-kata baru, khususnya yang melukiskan tindakan seperti : “beri”, “ambil”, atau “pegang”. 3. Kata Sifat Kata sifat muncul dalam kosakata anak yang berumur 1,5 tahun. Pada mulanya kata sifat yang paling umum digunakan adalah “baik”, “buruk”, “bagus”, “nakal”, “panas”, dan “dingin”. 4. Kata Keterangan
199
Kata keterangan yang muncul paling awal dalam kosakata anak, umumnya adalah “di sini”, “di mana”. 5. Kata Perangkai dan Kata Ganti Ini muncul paling akhir karena paling sulit digunakan misalnya, anak bingung kapan menggunakan “ku”, dan “Nya”, “kami”, dan “mereka”.
b. Kosakata Khusus 1. Kosakata Warna Sebagian besar anak mengetahui nama warna dasar pada usia 4 tahun. Seberapa segera mereka akan mempelajari nama warna lainnya bergantung pada kesempatan belajar dan minat mereka tentang warna. 2. Jumlah Kosakata Anak berusia 5 tahun diharapkan dapat menghitung tiga obyek, dan pada usia 6 tahun diharapkan cukup baik memahami kata : “tiga”, “sembilan”, “lima”, “sepuluh”, dan “tujuh” untuk menghitung jumlah biji. 3. Kosakata Waktu Biasanya anak yang berusia 6 atau 7 tahun mengetahui arti : pagi, siang, malam, musim panas, dan musim hujan. 4. Kosakata Uang Anak yang berumur 4 atau 5 tahun mulai menamai mata uang logam sesuai dengan ukuran dan warnanya. 5. Kosakata Ucapan Populer Kebanyakan anak yang berusia antara 4 sampai 8 tahun, khususnya anak lelaki menggunakan ucapan populer untuk mengungkapkan emosi dan kebersamaannya dengan kelompok sebaya. 6. Kosakata Sumpah Sumpah, terutama oleh anak lelaki digunakan mulai pada usia sekolah untuk menyatakan bahwa ia sudah besar, menyadari perasaan rendah dirinya, menegaskan kejantanannya, dan menarik perhatian. 7. Bahasa Rahasia Bahasa ini paling banyak digunakan oleh anak perempuan setelah berusia 6 tahun untuk berkomunikasi dengan teman mereka. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini mengembangkan
kosakata
dengan
cara
berinteraksi
dengan
lingkungannya, selain itu lingkungan memberikan pelajaran terhadap perbendaharaan kata yang dimiliki anak usia dini. Untuk mengembangkan penguasaan kosakata anak usia dini tidak dapat dilepaskan dengan
209
penentuan kosakata apa saja yang sesuai dengan anak usia dini, untuk itu perlu diuraikan mengenai kata-kata sesuai untuk anak usia dini.
8. Teori Belajar Dalam belajar bahasa merujuk beberapa teori belajar yang merupakan penjelasan tentang fakta belajar sesuai dengan asumsi, penalaran, dan bahan bukti yang diberikan. Ada beberapa teori belajar yang dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Teori Behavioristik Ada beberapa ahli teori behavioristik yang berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa kemampuan apapun. Dengan demikian anak harus belajar berbahasa melalui pengkondisian dari lingkungan, proses imitasi, dan diberikan reinforcement (penguat). Skinner
1957
(dalam
Dhieni
2009
:
2.9-2.11)
memandang
perkembangan bahasa dari sudut stimulus-respons, yang memandang berpikir adalah proses internal bahasa, berpikir dan bahasa mulai diperoleh dari interaksi dalam lingkungan. Bandura 1997 (dalam Dhieni 2009 : 2.9) menerangkan perkembangan bahasa dari sudut pandang teori belajar sosial. Ia berpendapat bahwa anak belajar bahasa dengan melakukan imitasi atau menirukan suatu model yang berarti tidak harus menerima penguatan dari orang lain. Pandangan Behavioristik dikiritik berkenaan dengan kenyataan bahwa anak pada suatu saat dapat membuat suara-suara baru dalam awal perkembangan bahasanya, dan dapat membentuk kalimat-kalimat baru yang berbeda dari yang pernah diajarkan padanya.
219
b. Teori Pragmatik Teori pragmatik bertitik tolak dari pandangan bahwa tujuan anak belajar bahasa adalah untuk bersosialisasi dan mengarahkan perilaku orang lain agar sesuai dengan keinginannya. Teori pragmatik berasumsi bahwa anak belajar bahasa disebabkan oleh berbagai tujuan dan fungsi bahasa yang dapat mereka peroleh (dalam Dhieni 2009 : 2.22). Implikasi teori di atas terhadap belajar bahasa pada penguasaan kosakata anak adalah mengacu pada pandangan Behavioristik yang berkenaan dengan dimana dalam teori ini menjelaskan tentang adanya stimulus dan respon yang diberikan dalam perkembangan bahasa.
C. Media Pembelajaran Media (dalam Dhieni 2009 : 10.3) berasal dari dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah mempunyai arti antara, perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Gagne 1970 (dalam Dhieni 2009 : 10.3), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.
229
Briggs 1970 (dalam Dhieni 2009 : 10.3), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar. Media adalah alat, metode dan tekhnik yang digunakan dalam rangka lebih mengekfektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas mengenai pengertian media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
1. Macam-macam Media Pembelajaran Berbagai jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran cukup bervariatif dan memiliki bentuk yang beraneka ragam yang dirancang agar membuat anak tertarik dalam penggunaannya. Adapun jenis-jenis media pembelajaran (dalam Dhieni 2009 : 11.3) terbagi menjadi 3 macam yaitu Media Audio, Media Visual, dan Media Audio Visual. a. Media Audio Media audio atau media dengar (dalam Dhieni 2009 : 11.10) adalah media yang dapat menyampaikan pesan melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan. Media ini sangat mengandalkan kemampuan pendengaran dari para penggunanya. Contohnya adalah Rekaman/Tape Recorder dan Radio. b. Media Visual Media Visual (dalam Dhieni 2009 : 11.26) adalah media yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara visual. Artinya penerima pesan yaitu anak didik akan menerima informasi tersebut melalui indera penglihatannya, karena pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Contohnya adalah seperti Poster, Kartun, Komik, dan Gambar.
239
c. Media Audio Visual Media Audio Visual (dalam Dhieni 2009 : 11.35) adalah media yang dapat menyampaikan pesan melalui visual berupa gambar dan tulisan dan sekaligus juga melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan. Contohnya adalah Televisi dan Film. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Aqib (2013:52) bahwa jenis dan karakteristik media adalah sebagai berikut : a. Jenis grafis (Simbol-simbol Komunikasi Visual) 1. Gambar/foto 2. Sketsa 3. Diagram 4. Bagan 5. Grafik 6. Kartun 7. Poster 8. Peta 9. Papan flannel 10. Papan bulletin b. Media Audio (dikaitkan dengan indra pendengaran 1. Radio 2. Alat perekam c. Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program computer multimedia. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran memiliki karakteristiknya masing-masing. Salah satu dari jenis media yang sudah dijelaskan di atas yaitu media visual yang berbentuk gambar. Sehubungan hal tersebut untuk penelitian ini, peneliti menggunakan media bentuk gambar dimana media gambar merupakan salah satu media visual yang mengandalkan indera penglihatan dan gambar yang digunakan yaitu gambar yang mewakili bentuk aslinya seperti misalnya orang, binatang, tumbuhan, dan lain-lain. Selain terdapat gambar juga terdapat kata yang merupakan penjelasan dari gambar tersebut. Jadi media kartu kata bergambar adalah media berbentuk gambar yang mewakili bentuk aslinya dengan terdapat pula kata sebagai penjelasan dari gambar tersebut.
249
2. Permainan Kartu Kata Bergambar Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Vygotsky (dalam Musfiroh 2005 : 14) bermain mempengaruhi perkembangan anak, saat bermain anak melakukan sesuatu yang melebihi usianya dan tingkah laku mereka sehari-hari. Adapun menurut NAEYC (National Association for the Education of Young Children) dan ACEI (Association for Children Education International) (dalam Musfiroh 2005 : 13) yang menegaskan bahwa bermain
memungkinkan
anak
anak
mengeksplorasi
dunianya,
mengembangkan pemahaman sosial dan kultural, membantu anak mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan mereka pikirkan, memberi kesempatan bagi anak untuk menenmukan dan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan kemampuan bahasa dan keterampilan serta konsep beraksara.
Dan menurut Catron & Allen 1999 (dalam Musfiroh 2005 : 38) melalui bermain juga anak belajar mengembangkan keterampilan berbahasa serta mengembangkan kosakata. Memainkan permainan yang melibatkan pengenalan huruf-huruf alfabet dan kata-kata utuh serta gambar (dalam Dhieni 2009 : 9.23) adalah sesuatu yang kebanyakan anak-anak akan menyukainya asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Permainan ini dapat meningkatkan
25 9
kemampuan berbahasa anak yang salah satunya dapat meningkatkan kosakata anak. Kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Kartu kata bergambar biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu kata bergambar berisi gambar-gambar yang terdapat kata di dalamnya, yang dapat digunakan untuk melatih peserta didik mengeja dan memperkaya penguasaan kosakata (dalam Arsyad 2011 : 119-120). Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu berukuran kecil yang berisi gambar, teks, dan tanda simbol yang terdapat di dalamnya yang digunakan untuk memperkaya penguasaan kosakata anak usia dini.
3. Kelebihan Media Gambar Berikut ini kelebihan dari media gambar menurut Sadiman (1996 : 29) yaitu : a. Bersifat Konkrit, gambar atau foto lebih realistis dibandingkan dengan media verbal semata b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu c. Tidak semua benda/objek dapat dibawa kedalam kelas dan tidak selalu bisa dibawa/diperlihatkan ke obyek peristiwa tersebut d. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan e. Dapat memperjelas suatu masalah dibidang apa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membentuk pemahaman f. Murah harganya dan mudah untuk didapat dan digunakan tanpa menggunakan peralatan khusus. Dengan melihat penjelasan kelebihan media gambar di atas, maka dalam penelitian ini media yang digunakan yaitu media gambar dalam bentuk kartu kata bergambar untuk memperluas penguasaan kosakata anak usia dini.
269
4. Kelemahan Media Gambar Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kelemahannya yaitu seperti yang dijelaskan oleh Sri, Anitah (2009 : 8-9) yaitu : a. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan dikelas yang besar. b. Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi yang ketiga (kedalam suatu benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda. c. Tidak dapat menunjukkan gerak. d. Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca gambar. Pendapat lain juga mengenai kelemahan media gambar dikemukakan oleh Arif, Sadiman (2009 : 31) yaitu : a. Gambar/foto hanya menekankan pada indera mata. b. Gambar/foto benda yang terlalu kompleks yang kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kekurangan media kartu kata bergambar sebagai salah satu bentuk dari media gambar antara lain ukurannya yang terlampau kecil (membuat anak kesulitan untuk memahaminya), dan objek yang tidak bisa bergerak. Ini dapat diatasi dengan membuat kartu kata bergambar dengan ukuran yang bisa dibuat lebih besar dan juga terdapat variasi dalam menggunakannya agar lebih menarik bagi anak usia dini.
5. Langkah-langkah Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Langkah-langkah dalam permainan kartu kata bergambar dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Persiapkan media yang akan digunakan saat bermain
27 9
b. Kondisikan anak sebelum memulai permainan c. Bagi anak ke dalam beberapa kelompok d. Bagikan masing-masing kelompok kartu kata bergambar kepada anak e. Tanyakan kepada anak gambar apa yang telah didapat f. Guru meminta anak menyebutkan satu-persatu huruf yang ada pada kartu kata bergambar yang telah didapat g. Guru meminta anak menempelkan rangkaian kata sesuai dengan gambar yang telah didapat secara bergantian di masing-masing kelompoknya h. Setelah menempel, guru meminta anak untuk mencocokkan kata dengan gambar yang terdapat pada media kartu kata bergambar i. Lalu guru meminta anak mengelompokkan media kartu kata bergambar dengan huruf awalan yang sama. j. Setelah selesai, tanyakan kembali kepada masing-masing kelompok gambar apa saja yang telah didapat. Permainan ini dapat merangsang anak mempergunakan kosakatanya, karena anak usia 5-6 tahun seharusnya sudah menguasai lebih dari 2500 kata, permainan ini tidak terlalu sulit dilakukan (dalam Musfiroh 2005 : 103).
D. Penelitian yang Relevan 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Fatma Kurnia Rahma tahun 2015 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kartu Kata
Bergambar
Terhadap
Penguasaan
Kosakata
Anak”,
dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu kata
289
bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa terutama dapat memperluas penguasaan kosakata dan sikap mandiri anak sesuai indikator yang diharapkan. 2. Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Herlina Manuk tahun 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Permainan Kartu Kata Bergambar Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Penguasaan Kosakata Anak Usia Dini : Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak Santa Ursula Bandung Tahun Ajaran 2009 – 2010”, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat berpengaruh saat anak memecahkan masalah serta dapat juga memperluas penguasaan kosakata anak usia dini. 3. Selain itu penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Handayani tahun 2014
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Upaya
Meningkatkan
Kemampuan Mengungkapkan Kosakata dengan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok A Bustanul Athfal Aisyiyah Kuncen Delanggu Tahun Pelajaran 2013/2014”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu kata bergambar dapat memperluas penguasaan kosakata pada anak usia dini dan berhasil baik dengan diperolehnya kenaikan pada kosakata. Dari ketiga penelitian di atas mempertegas bahwa penggunaan media kartu kata bergambar dapat memperluas penguasaan kosakata anak usia dini.
Adapun perbedaan penelitian saya dengan ketiga penelitian relevan di atas yaitu terdapat pada jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif, terdapat perbedaan pada teknik pengumpulan data yang digunakan, instrumen
299
penelitian terutama pada indikator masing-masing peneliti yang berbeda, dan terakhir terdapat perbedaan yang mencolok pada analisis data pada setiap masing-masing penelitian.
E. Kerangka Pikir Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang terhadap kosakata suatu bahasa dan kemampuannya menggunakan kosakata tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain. Kosakata merupakan hal yang penting pada proses peningkatan aspek perkembangan bahasa anak usia dini. Semakin banyak kosakata yang dimiliki setiap anak, maka akan banyak pula bahasa yang dapat diungkapkan oleh anak tersebut. Pembelajaran yang terdapat di beberapa taman kanak-kanak yang biasa diterapkan untuk memperluas penguasaan kosakata anak masih sangat kurang menarik bagi anak dan kurangnya media pembelajaran di kelas untuk memperluas kosakata. Media merupakan salah satu pendukung dalam proses pembelajaran bagi anak, dengan adanya media yang memadai tentu dapat membantu anak dalam belajar dan dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi. Banyak media yang dapat digunakan untuk pembelajaran anak usia dini salah satunya adalah media kartu kata bergambar. Melalui aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dapat digunakan untuk melatih, mengeja dan memperkaya kosakata. Penguasaan kosakata dengan media kartu kata
309
bergambar dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dan akan menambah perbendaharaan kata bagi anak karena anak mengetahui dan belajar kosakata baru yang belum pernah ditemukan pada diri mereka. Penguasaan kosakata melalui aktivitas bermain dengan menggunakan media kartu kata bergambar diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah perbendaharaan kata serta dapat memberikan konstribusi pada guru untuk meningkatkan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Media kartu kata bergambar merupakan salah satu media visual yang berisikan kata-kata, dan huruf yang dilengkapi dengan gambar yang dapat merangsang daya imajinasi anak. Pemilihan media pembelajaran yang tepat yaitu media kartu kata bergambar merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperluas penguasaan kosakata anak di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar d bawah ini : Variabel X
Variabel Y
Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar
Penguasaan Kosakata Anak Usia Dini
Gambar 1. Kerangka Pikir
319
F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata pada anak usia dini.
1
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode merupakan salah satu faktor tepenting dalam sebuah penelitian, karena berhasil atau tidaknya sebuah penelitian tergantung dengan metode yang digunakan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non eksperimental dengan metode korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi (dalam Syaodih 2007 : 56).
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung pada Tahun Pelajaran 2015-2016.
C. Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (X) aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dan variabel terikat (Y) penguasaan kosakata.
2 33
1. Variabel Bebas : Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X) a. Definisi Konseptual : Djamarah (2008 : 38) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik, merupakan suatu aktivitas. Hurlock 1997 (dalam Musfiroh 2005 : 2) bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Azhar Arsyad (dalam Arsyad 2011 : 119-120) mengemukakan kartu kata bergambar berisi gambar-gambar yang terdapat kata di dalamnya, yang dapat digunakan untuk melatih peserta didik mengeja dan memperkaya penguasaan kosakata. b. Definisi Operasional : Aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar merupakan segala kegiatan yang dilakukan anak dalam pembelajaran dengan menggunakan kartu yang berisikan gambar maupun kata-kata yang digunakan untuk mengenalkan huruf-huruf abjad, dan kata secara utuh yang dapat memperluas penguasaan kosakata pada anak. Dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 khususnya pada aspek perkembangan bahasa, ada dua dimensi yang menjadi acuan penilaian dalam penelitian ini, yaitu : 1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan. 2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks. Kedua dimensi tersebut kemudian diturunkan menjadi lima indikator pada variabel X (Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar).
34 3
2. Variabel Terikat : Penguasaan Kosakata (Y) a. Definisi Konseptual : Menurut Purwo (dalam Yunisah, 2007 : 11) Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang terhadap kosakata suatu bahasa dan kemampuannya menggunakan kosakata tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain. b. Definisi Operasional : Penguasaan kosakata merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan berbahasa anak, sehingga dapat dikatakan semakin banyak kosakata yang dimiliki anak maka semakin baik pula kemampuan berbahasanya. Saat anak menyebutkan masing-masing huruf serta kata dengan jelas, dan dapat mengulang kata/kalimat merupakan salah satu cara memperluas penguasaan kosakata pada anak. Dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 khususnya pada aspek perkembangan bahasa, ada dua dimensi yang menjadi acuan penilaian dalam penelitian ini, yaitu : 1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks. 2. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain. Kedua dimensi tersebut kemudian diturunkan menjadi lima indikator pada variabel Y (Penguasaan Kosakata).
35 4
D. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh anak di Paud Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung usia 5-6 tahun sebanyak 25 anak. Peneliti ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah penelitian, dalam penelitian ini menggunakan studi populasi dimana seluruh anak yang berjumlah 25 anak menjadi objek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Observasi Observasi (observation) atau pengamatan (dalam Sugiyono 2011 : 220) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Pedoman observasi yang digunakan pada penelitian ini berbentuk daftar cek (check list) yang bersifat terstruktur dan tidak terstruktur. Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang bersifat tersktruktur. Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda check list (√) pada pernyataan yang menunjukkan perilaku yang terlihat pada anak. Lembaran observasi yang dipergunakan tersebut sebagai alat pengumpulan data dan ditujukan kepada anak kelas B di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung yang sedang melakukan proses pembelajaran di kelas.
36 5
2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (dalam Syaodih 2007 : 221). Di dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sebagai alat pengumpul data berupa data-data yang bersifat dokumenter berupa gambar-gambar (foto-foto kegiatan, jumlah siswa, dan gambaran lokasi penelitian).
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang peneliti buat berupa indikator-indikator yang diturunkan berdasarkan variabel-variabel penelitian. Adapun kisi-kisi instrumennya yaitu sebagai berikut : Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penilaian variabel Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X) Variabel
Dimensi
Indikator
I. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
1. Anak menempel rangkaian huruf menjadi kata 2. Anak mencocokkan kata dengan gambar 3. Anak mengelompokkan kartu kata bergambar dengan huruf awalan yang sama 4. Anak menyusun huruf yang ada pada gambar
II. Mengulang kalimat yang lebih kompleks
1. Anak menyusun menjadi kalimat lebih kompleks
Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X)
kata yang
6 37
Tabel 3. Kisi-kisi instrumen penilaian variabel Penguasaan Kosakata (Y) Variabel
Dimensi
Indikator
I. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
1. Anak menyebutkan gambar yang terdapat pada media kartu kata bergambar 2. Anak menyebutkan huruf awalan yang terdapat pada media kartu kata bergambar 3. Anak menyebutkan masing-masing huruf yang terdapat pada media kartu kata bergambar 4. Anak menyebutkan warna gambar yang terdapat pada media kartu kata bergambar
Penguasaan Kosakata (Y)
II. Memiliki lebih 1. Anak mengulang kalimat banyak kata-kata yang diucapkan guru untuk mengekspresikan ide pada orang lain
G. Uji Validitas Instrumen Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji content validity (validitas isi), dimana dalam pengujian ini menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Para ahli diminta untuk memberikan pendapat tentang instrumen yang telah disusun oleh peneliti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, adanya perbaikan, atau mungkin dirombak total.
H. Teknik Analisis Data Setelah semua data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data, proses analisis data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan jawaban dan
7 38
pertanyaan dari perihal perumusan-perumusan dan pelajaran adalah hal-hal yang kita peroleh dari obyek penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam penilaian yang menggunakan lembar observasi, diperlukan rumus rubrik untuk menghitung jumlah nilai yang didapat oleh anak karena untuk menyajikan data pada penelitian korelasi ini membutuhkan angka, dimana dalam rumus rubrik mempunyai 4 interval prestasi atau kriteria tingkat kemampuan anak. Penilaian yang diberikan kepada anak untuk variabel X jika anak Sangat Aktif (SA) diberi nilai 4, Aktif (A) diberi nilai 3, Cukup Aktif (CA) diberi nilai 2, dan Kurang Aktif (KA) diberi nilai 1. Untuk variabel Y jika anak Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi nilai 4, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi nilai 3, Mulai Berkembang (MB) diberi nilai 2, dan bila Belum berkembang (BB) diberi nilai 1. Untuk menyajikan data atau nilai yang diperoleh anak maka digunakan rumus rubrik: Jumlah Skor Perolehan Nilai :
X 100 Skor Maksimal
Untuk menyajikan data yang diperoleh secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus interval (dalam Hadi Sutrisno 2006 : 178) adalah sebagai berikut: i = (NT – NR) K Sumber: Hadi Sutrisno (2006:178)
398
Keterangan: i = Interval NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori Nilai maksimal yang diperoleh anak pada variabel X adalah 100 dan nilai minimumnya adalah 45. Sehingga diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4. Tolak Ukur Kriteria Aktivitas Bermain Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (X) Interval Nilai Keterangan 87 - 100 Sangat Aktif 73 - 86 Aktif 59 - 72 Cukup Aktif 45 - 58 Kurang Aktif
Nilai maksimal yang diperoleh anak pada variabel Y adalah 100 dan nilai minimumnya adalah 45. Sehingga diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 5. Tolak Ukur Kriteria Penguasaan Kosakata (Y) Interval Nilai Keterangan 87 - 100 Sangat Aktif 73 - 86 Aktif 59 - 72 Cukup Aktif 45 - 58 Kurang Aktif 1.
Analisis Uji Hipotesis Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk menguji asosiatif (hubungan). Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (dalam Sugiyono 2011 : 89). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis korelasi Spearman Rank karena jumlah anggota sampel yang digunakan kurang dari 30 siswa yaitu berjumlah 25 siswa (sampel kecil).
409
Adapun Rumus Korelasi Spearman Rank (dalam Usman 2006 : 262) :
ρ = 1 – 6 Ʃ ƅί² n (n² - 1) Sumber : Sugiyono (2011 : 245) Keterangan :
ρ = Koefisien korelasi spearman rank ƅί = Selisih peringkat setiap data n = Jumlah data
Setelah perhitungan korelasi spearman rank di dapat, untuk mengetahui apakah koefisien ini signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan rho. Tabel 6. Nilai-nilai rho Taraf Signif N 5% 1% 5 1,000 6 0,886 1,000 7 0,786 0,929 8 0,738 0,881 9 0,683 0,833 10 0,648 0,794 12 0,591 0,777 14 0,544 0,715 Sumber : Sugiyono (2011 : 387)
N 16 18 20 22 24 26 28 30
Taraf 5% 0,506 0,475 0,450 0,428 0,409 0,392 0,377 0,364
Signif 1% 0,665 0,626 0,591 0,562 0,537 0,515 0,496 0,478
Selanjutnya untuk menguji signifikansi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
t=r Sumber : Sugiyono (2011 :251) Keterangan : r : koefisien korelasi
n : jumlah data
1
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank
sebesar 0.8758 yang berarti bahwa aktivitas bermain
menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia dini memiliki hubungan yang positif kuat. Aktivitas bermain menggunakan media kartu kata bergambar dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran di PAUD untuk memperluas penguasaan kosakata anak usia dini dengan tema alam semesta, dan sub tema yaitu pada pertemuan pertama dengan sub tema binatang, pertemuan ke dua dengan sub tema buahbuahan, pertemuan ke tiga dengan sub tema transportasi, dan terakhir pertemuan ke empat dengan sub tema sekolah guna mempersiapkan anak agar memiliki kesiapan dalam pendidikan yang selanjutnya.
2 59
B. Saran 1. Kepada Guru Diharapkan kepada guru sebaiknya dapat lebih merancang kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini dalam bentuk kegiatan bermain dan juga menyediakan media yang menarik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Didalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan berbagai
macam
media
yang
bervariasi
dalam
mengembangkan
kemampuan anak, salah satunya yaitu penggunaan media kartu kata bergambar untuk memperluas penguasaan kosakata anak usia dini.
2. Kepada Sekolah Pengoptimalan sarana dan prasarana serta menambah alat dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk proses kegiatan bermain sambil belajar, sehingga anak dapat lebih aktif dan kreatif serta termotivasi dalam kegiatan bermain sambil belajar.
3. Kepada Peneliti Lain Penelitian
ini
dilakukan
dengan
melakukan
aktivitas
bermain
menggunakan media kartu kata bergambar dengan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun dengan tema alam semesta dan sub tema binatang, buah-buahan, transportasi, dan sekolah. Diharapkan kepada peneliti lain dapat mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan metode atau dengan aktivitas bermain yang lebih menarik serta menggunakan media yang sesuai dengan perkembangan anak. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai reverensi bagi peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung Yrama Widya. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Permainan Membaca dan Menulis Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Pedoman Penilaian Pembelajaran PAUD. Jakarta: Balai Pustaka. Dhieni, Nurbiana dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdiknas. Dhieni, Nurbiana dkk. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Djamarah. 2008. Hakikat Belajar. Bandung; Pustaka Setia. Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Ofset. Handayani, Sri. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Kosakata dengan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok A Bustanul Athfal Aisyiyah Kuncen Delanggu Tahun Pelajaran 2013/2014. http://eprints.ums.ac.id/29894/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada tanggal 21 November 2015. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Indah, Nur Meilia. 2010. Statistik Deskriptif dan Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jamaris, Martinis. 2004. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Manuk, Herlina. 2010. Efektivitas Permainan Kartu Kata Bergambar Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Penguasaan Kosakata Anak Usia Dini : Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak Santa Ursula Bandung Tahun Ajaran 2009 – 2010. http://repository.upi.edu/8842/. Diakses pada tanggal 2 Desember 2015. Masitoh dkk. 2003. Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Muhammad, Fadlillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Priyatno, Duwi. 2009. Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. Rahma, Fatma Kurnia. 2015. Pengaruh Kartu Kata Bergambar Terhadap Penguasaan Kosakata Anak. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=327848&val=1555&t itle. Diakses pada tanggal 21 November 2015. Rosalia, Tara. 2005. Aktivitas Belajar (http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktivitasbelajar/). Diakses pada tanggal 18 Januari 2016. Sadiman Arif dkk. 1996. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santrock John W. 2002. Life-Spain Development Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Santrock John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Siregar, Syofian. 2014. Satistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPPS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT Gramedia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Yuliani. 2004. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan. Sujiono. 2007. Pengertian Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indek. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Syaodih, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI & PT Remaja Rosdakarya. Usman, Husaini. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Yunisah, Aris. 2007. Pengaruh Media Audio Visual terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Depok Sleman, Yogyakarta. Skripsi FBSUNY.