LAMPIRAN B. LEMBAR OBSERVASI
Inisial Responden
:
Wawancara ke-
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
1. Setting wawancara a. Dimana tempat wawancara
b. Bagaimana suasana wawancara
c. Suara-suara di sekitar tempat wawancara
d. Kehadiran pihak lain di tempat wawancara
2. Karakteristik fisik responden a. Postur tubuh
b. Ekspresi wajah
c. Kontak mata
d. Gerakan tubuh
e. Nada suara
3. Hambatan selama jalannya wawancara.
4. Hal-hal khusus yang terjadi selama jalannya wawancara.
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
LAMPIRAN C. PEDOMAN WAWANCARA Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehidupan dan pengalaman seorang istri dalam pernikahan poligami. Izin untuk menggunakan alat perekam: Penelitian ini dijalankan dan data yang didapat akan diolah oleh saya pribadi, serta diperiksa dan diuji oleh dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan anda untuk memperbolehkan saya merekam perbincangan selama proses wawancara berlangsung. Kerahasiaan data akan saya jamin.
I. Latar Belakang untuk Menjadi Istri Kedua 1. Ceritakanlah proses perkenalan anda dengan suami anda hingga menikah! 2. Apakah ketika suami anda melamar anda, anda mengetahui bahwa ia telah beristri? 3. Apa alasan yang membuat anda memutuskan untuk menikah dengan suami anda? 4. Apakah anda pernah membayangkan konsekuensi yang akan anda alami setelah anda menjadi istri kedua? 5. Konsekuensi seperti apakah yang ketika itu terbayang? 6. Apakah anda melakukan usaha untuk mengantisipasi konsekuensi negatif yang mungkin anda terima sehubungan dengan kondisi anda sebagai istri kedua? II. Pemahaman Mengenai Poligami 1. Sejauh mana pemahaman anda mengenai pernikahan poligami? 2. Jelaskan hak dan kewajiban istri dalam pernikahan poligami! 3. Usaha apa yang anda lakukan untuk memahami pernikahan poligami yang anda jalani? III. Gambaran Dimensi-Dimensi Psychological Well-Being A. Self Acceptance 1. Dapatkah anda menceritakan mengenai masa lalu anda? 2. Bagaimana anda memandang diri anda sebelum anda menikah? 3. Bagaimana anda memandang diri anda setelah anda menikah? 4. Perubahan apa saja yang anda rasakan terhadap diri anda sebelum dan setelah menikah? 5. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda terkait dengan perubahan tersebut? 6. Apakah anda merasa puas dengan diri anda sebelum anda menikah? 7. Apakah anda merasa puas dengan diri anda setelah anda menikah? 8. Menurut anda, hal-hal positif apa sajakah yang anda miliki? 9. Menurut anda, hal-hal negatif apa sajakah yang anda miliki? 10. Adakah hal-hal dalam diri anda yang ingin anda ubah? 11. Hal-hal positif apa saja yang pernah terjadi dalam hidup anda? 12. Apakah anda pernah merasa kecewa dengan kehidupan masa lalu anda? 13. Bagaimana anda memandang kehidupan anda sebelum anda menikah? 14. Bagaimana anda memandang kehidupan anda setelah anda menikah? 15. Apakah anda merasa puas dengan kehidupan pernikahan anda? 16. Apakah anda pernah merasa kecewa dengan kehidupan anda setelah menikah? 17. Adakah hal-hal yang anda sesali dalam hidup ini? 18. Adakah hal-hal yang membuat anda kesal terhadap diri anda sendiri? 19. Apakah anda memiliki keinginan menjadi orang lain?
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
B. Positive Relation With Others 1. Bagaimana hubungan anda dengan: suami anda, orang tua, kerabat, teman, mertua anda, istri pertama suami, anak dari istri pertama, serta lingkungan sosial di sekitar rumah anda? 2. Bagaimana reaksi keluarga, kerabat, teman, anda ketika anda memutuskan untuk menikah dengan suami anda? 3. Bagaimana reaksi tersebut mempengaruhi hubungan anda setelah anda menikah? 4. Siapa pihak-pihak yang paling anda percayai? 5. Hal apa saja yang anda ceritakan pada orang-orang tersebut? 6. Siapa pihak-pihak yang paling anda pedulikan? 7. Bagaimana anda mengungkapkan kepedulian anda kepada orang tersebut? 8. Siapa pihak-pihak yang paling anda sayangi? 9. Bagaimana anda mengungkapkan rasa sayang kepada orang tersebut? 10. Menurut anda, bagaimana seharusnya membina hubungan yang baik dengan orang lain? 11. Hal-hal apa saja yang menjadi pertanda bahwa anda telah membina hubungan yang baik dengan orang lain? 12. Apakah anda pernah mengalami perlakuan negatif dari istri pertama suami anda? 13. Apakah anda pernah mengalami perlakuan negatif dari lingkungan sosial di sekitar rumah anda? 14. Apakah anda merasa puas dengan hubungan anda dengan suami? 15. Apakah anda memiliki kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain? 16. Apakah anda memiliki kesulitan dalam membuka diri kepada orang lain? 17. Apakah anda pernah merasa terisolasi dengan kondisi anda sebagai istri kedua? 18. Pernahkah anda merasa frustrasi ketika membina hubungan dengan orang lain dalam kaitannya dengan kondisi anda sebagai istri kedua? 19. Pernahkah anda berada dalam situasi konflik dengan orang lain? C. Autonomy 1. Apa yang anda pikirkan ketika anda memutuskan untuk menikah dengan suami anda? 2. Hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan anda ketika anda memutuskan untuk menikah dengan suami anda? 3. Puaskah anda terhadap keputusan yang anda ambil? 4. Apa yang membuat anda berani mengambil keputusan tersebut? 5. Bagaimana perasaan anda ketika memutuskan hal tesebut? 6. Apa saja kendala yang anda hadapi ketika memutuskan untuk menikah dengan suami anda? 7. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut? 8. Sejauh mana peran keluarga dalam keputusan yang anda buat? 9. Sejauh mana peran teman dalam keputusan yang anda buat? 10. Bagaimana reaksi orang-orang terdekat anda terhadap keputusan yang anda buat ketika anda memutuskan untuk menjadi istri kedua? 11. Bagaimana perasaan anda terhadap reaksi tersebut? 12. Bagaimana anda menanggapi hal-hal negatif yang terjadi pada diri anda sehubungan dengan keputusan anda menjadi istri kedua? 13. Puaskah anda dengan keputusan yang anda buat? 14. Apakah keputusan yang anda ambil ini sesuai dengan nilai-nilai dan harapan anda? 15. Seberapa penting pendapat orang lain dalam keputusan yang harus anda buat dalam hidup anda (tidak hanya keputusan untuk menikah)? 16. Bagaimana reaksi anda terhadap tuntutan-tuntutan sosial yang terjadi pada diri anda? D. Environmental Mastery
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
1. Bagaimana gambaran lingkungan tempat tinggal ideal menurut anda? 2. Apakah anda merasa kesulitan dalam mengatur diri anda/suami anda/anak anda/rumah tangga anda? 3. Menurut anda, bagaimana pandangan suami anda terhadap cara anda mengurus rumah tangga? 4. Ceritakan kegiatan anda sehari-hari! 5. Ceritakan kegiatan anda di luar rumah! 6. Sejauh mana anda terlibat dalam aktivitas-aktivitas di luar rumah? 7. Bagaimana cara anda dalam memanfaatkan waktu luang? 8. Apakah kondisi tempat tinggal dan lingkungan sekitar anda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anda? 9. Apakah ada hal-hal di luar diri anda yang membuat anda tidak puas? 10. Pernahkah anda merasa tidak dapat mengendalikan dan mengatur seluruh kewajiban anda dengan semestinya? E. Purpose In Life 1. Apa nilai-nilai yang anda anut dalam hidup ini? 2. Bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi tujuan hidup anda? 3. Apa yang menjadi pegangan hidup anda? 4. Apa keinginan anda di masa depan? 5. Apa makna yang dapat anda ambil dari hidup anda di masa lalu? 6. Bagaimana anda menerapkan hikmah yang anda dapat di masa lalu dalam kehidupan anda di masa kini? 7. Apa tujuan hidup anda? 8. Apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut? 9. Adakah hambatan yang anda rasakan ketika anda ingin mencapai tujuan tersebut? 10. Sejauh mana keyakinan anda untuk dapat mencapai tujuan hidup anda? 11. Apa keinginan anda di masa depan? 12. Apa yang anda inginkan dalam hidup anda sebelum anda menikah? 13. Apakah keinginan itu tercapai? 14. Apa yang anda inginkan dalam hidup anda setelah anda menikah? 15. Apakah keinginan tersebut telah tercapai? 16. Pernahkah anda merasa hampa? 17. Pernahkah anda merasa tidak memiliki arah dalam hidup? F. Personal Growth 1. Menurut anda, potensi apa sajakah yang anda miliki? 2. Bagaimana usaha anda dalam mengembangkan potensi yang anda miliki? 3. Bagaimana anda melihat diri anda sebelum menikah? 4. Bagaimana anda melihat diri anda setelah anda menikah? 5. Perubahan apa saja kah yang anda rasakan setelah anda menikah? 6. Apakah anda mengikuti suatu kegiatan yang mendukung potensi anda? 7. Keahlian-keahlian apa saja yang anda kuasai sebelum anda menikah? 8. Keahlian-keahlian apa saja yang anda kuasai setelah anda menikah? 9. Adakah keahlian-keahlian yang justru hilang setelah anda menikah? 10. Perubahan apa saja kah yang anda rasakan setelah anda menikah? 11. Prestasi apa saja yang pernah anda lakukan di masa lalu? 12. Prestasi apa saja yang pernah ada dapatkan setelah anda menikah? 13. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi keahlian dan hal-hal positif yang anda miliki? 14. Hal-hal positif apa saja yang berkembang dari diri anda setelah anda menikah?
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
15. Pengetahuan apa sajakah yang meningkat dalam diri anda setelah anda menikah? 16. Bagaimana reaksi anda terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di luar diri anda? 17. Pernahkah anda berada pada titik dimana anda merasa tidak dapat melakukan perubahan apapun pada diri anda? 18. Pernahkan anda berada pada titik dimana anda merasa tidak dapat mengembangkan diri ke arah mana pun? 19. Adakah keahlian-keahlian yang justru hilang setelah anda menikah? 20. Apakah anda pernah merasa bosan dengan hidup yang anda jalani setelah anda menikah? 21. Apa yang anda lakukan untuk menghilangkan rasa bosan tersebut? 22. Hal-hal baru apa saja yang anda dapatkan setelah anda menikah? IV. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Psychological Well-Being A. Dukungan Sosial 1. Adakah pihak yang memberikan dukungan sehubungan dengan keputusan anda untuk menjadi istri kedua? a. Siapa saja yang memberikan dukungan? b. Kapan dukungan tersebut diberikan? c. Seperti apakah bentuk dukungan tersebut? d. Berapa lama dukungan tersebut diberikan? e. Bagaimana pengaruh dukungan tersebut terhadap diri anda? B.
Evaluasi terhadap Pengalaman Hidup Mekanisme Perbandingan Sosial 1. Apakah anda mempunyai teman sebaya yang menjadi istri kedua? a. Pernahkah anda membandingkan diri anda dengan teman sebaya yang menjadi istri kedua? b. Apa yang anda dapatkan dari perbandingan tersebut? c. Bagaimana hal tersebut mempengaruhi diri anda? d. Perasaan seperti apa yang muncul dalam hati anda ketika anda melakukan perbandingan tersebut? Mekanisme Perwujudan Penghargaan 1. Menurut anda, bagaimanakah sikap lingkungan sosial(orang tua, keluarga, kerabat, teman, tetangga) terhadap diri anda setelah anda menjadi istri kedua? a. Perubahan-perubahan sikap seperti apakah yang anda rasakan? (positif atau negatif?) b. Bagaimana dampak perubahan sikap tersebut terhadap diri anda? Mekanisme Persepsi Diri terhadap Tingkah Laku a. Menurut anda, perubahan-perubahan apakah yang anda rasakan dalam diri setelah anda menjadi istri kedua? Mekanisme Pemusatan Psikologis 1. Seberapa berarti pernikahan bagi diri anda? 2. Seberapa penting membina keluarga bagi diri anda? 3. Seberapa jauh keputusan anda untuk menjadi istri kedua mempengaruhi diri anda? C. Religiusitas 1. Sejauh mana ajaran agama berpengaruh pada keputusan anda untuk menjadi istri kedua? 2. Bagaimana ajaran tersebut mempengaruhi anda setelah menjadi istri kedua?
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
LAMPIRAN D. TABEL KATEGORI
Tabel 1. Kategori A: Kehidupan Pernikahan Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Proses perkenalan
Dinta berjumpa dengan Danu di
Airin berjumpa Dadang di kantor.
Awalnya, Herman adalah orang
Firman adalah teman orang tua
hingga
kantor. Danu adalah atasan
Airin sering diantar pulang oleh
yang mengantarkan temannya yang
Fitri. Begitu melihat Fitri pertama
pernikahan
Dinta. Mereka mengawali
Dadang. Hubungan mereka
ingin melamar Lestari. Namun
kali, Firman jatuh cinta dan
hubungan dengan berteman
semakin dekat dan akhirnya mulai
Herman justru jatuh cinta pada
melamar Fitri. Ketika itu Fitri
dekat, kemudian mulai
berpacaran, meskipun ketika itu
Lestari. Begitu pun dengan Lestari,
tengah memiliki pacar dan
berpacaran, meskipun ketika itu
Airin mengetahui bahwa Dadang
meskipun ia mengetahui bahwa
mengetahui bahwa Firman telah
Dinta menyadari bahwa Danu
telah beristri. Setelah menjalin
Herman telah beristri, namun ia
beristri. Namun atas dorongan dari
telah beristri. Setelah menjalani
hubungan pacaran selama satu
melihat sosok suami ideal pada diri
orang tua dan keseriusan yang
masa pacaran selama lima tahun,
tahun, Airin hamil dan Dadang pun
Herman. Setelah melalui proses
ditunjukkan Firman, akhirnya Fitri
akhirnya mereka menikah
menikahi Airin
ta’aruf yang singkat, Herman
menikah dengan Firman setelah
menikahi Lestari.
berkenalan selama satu tahun.
Ingin menjaga agama, melepaskan
Dorongan orang tua dan janji
status janda yang dinilai negatif,
Firman yang akan menceraikan
dan cinta
istri pertama
Motivasi
Cinta
Terlanjur hamil
Pernikahan
Konsekuensi yang
Waktu bersama suami yang
Tidak terpikirkan konsekuensi apa-
Tidak terpikirkan konsekuensi apa
Rasa takut akan teror dari istri
terbayangkan
kurang, nafkah yang mungkin
apa karena proses pernikahan yang
pun karena ketika itu Lestari hanya
pertama, cemoohan dari orang lain
ketika menjadi
kurang. Pernikahan siri apabila
berlangsung cepat
ingin memiliki suami yang bisa
istri kedua
istri pertama tidak menyetujui
Antisipasi
Bersabar dan menerima apapun
terhadap
yang diberikan suami. Percaya
menutupi status sebagai istri kedua
konsekuensi tsb
bahwa suami tidak akan
dengan mengaku sebagai istri satu-
meninggalkan dirinya
satunya
Hubungan dengan
Hangat dan harmonis. Dinta
melindungi dirinya -
-
Penuh dengan konflik karena
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
Hangat dan harmonis. Lestari
1
Meminta perlindungan suami,
Cukup sering berkonflik. Merasa
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
suami selama
banyak mengalah dan bersabar
suami tidak bisa melakukan
selalu melakukan keterbukaan
tidak puas dengan pernikahannya,
pernikahan
terhadap Danu
kewajiban sebagai suami, seperti
dalam berkomunikasi, tidak
membuat dirinya lebih sensitif dan
memberi nafkah, menggilirnya,
sungkan untuk mengungkapkan
mudah marah pada Firman
dan sikap suami yang terlalu
ketidaksukaan pada suami dan mau
pencemburu
menerima kritikan dari suami
Konflik selama
Dinta mengaku tidak pernah
Konflik berlangsung cukup intens.
Tidak pernah mengalami konflik
Konflik cukup sering terjadi.
pernikahan
mengalami konflik, karena jika
Konflik disebabkan oleh sikap
yang berat. Konflik yang pernah
Konflik disebabkan oleh
ada perbedaan pendapat, ia lebih
Airin yang memberontak dan tidak
terjadi disebabkan karena rasa
kekecewaan Fitri karena Firman
sering menjadi pihak yang
mau patuh pada Dadang, Dadang
cemburu Lestari ketika Herman
tidak dapat memenuhi janji yang
mengalah
yang pencemburu, dan kekecewaan
bercerita mengenai istri pertama.
diucapkan sebelum menikah dan
Airin terhadap Dadang yang tidak
Namun mereka mampu
ketidakmampuan Firman dalam
dapat melaksanakan kewajiban
menyelesaikan dengan baik
melindungi Fitri dari perlakukan
suami dengan baik
negatif istri pertama
Izin dari istri
Mengizinkan, namun belum bisa
pertama
menerima
Hubungan dengan
Kurang harmonis, istri I masih
Komunikasi yang terjalin cukup
istri pertama
sering menjelek-jelekan Dinta
baik, istri pertama tidak sungkan
melalui SMS yang berisi kata-kata
main ke rumah Airin
penuh kebencian dan ancaman
Keinginan untuk
Ingin meneruskan pernikahan
Mengizinkan dan bisa menerima
Memutuskan untuk bercerai
Mengizinkan, namun belum bisa
Mengizinkan, namun belum bisa
menerima
menerima
Tidak ada komunikasi sama sekali
Istri pertama sering meneror Fitri
Ingin meneruskan pernikahan
Melihat perceraian sebagai
meneruskan
alternatif jalan keluar jika suami
pernikahan
tidak kunjung ‘berubah’
Tabel 2. Kategori B: Reaksi Lingkungan Sosial terhadap Pernikahan Informan
Keluarga
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Pada awalnya orang tua dan
Kedua orang tua merestui sebatas
Pernikahan dilaksanakan tanpa
Ayah merestui, ibu kurang merestui.
kakak menentang, namun
jalan keluar untuk menghindari
sepengetahuan orang tua.
akhirnya merestui
rasa malu karena Airin terlanjur
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
2
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
hamil Kerabat
Dinta cukup sering bertemu
Kerabat Airin berada diluar kota,
Lestari tidak terlalu sering bertemu
Kerabat dari pihak ayah menyayangkan
kerabat dalam acara-acara
sehingga hubungan Airin dengan
dengan kerabat. Secara umum
keputusan Fitri, namun banyak
keluarga. Mereka menyayangkan
mereka tidak terlalu akrab. Kerabat
kerabat menyayangkan keputusan
memberikan Fitri dukungan dan nasehat.
keputusan Dinta, beberapa tetap
menyayangkan keputusan Airin,
Lestari, namun tetap bersikap baik
Kerabat dari pihak ibu menyayangkan
bersikap baik, namun beberapa
namun tetap bersikap baik
dan beberapa masih bersikap sinis
masih bersikap sinis dan menyindir Teman
Menyayangkan, namun
Menyayangkan, namun
Mendukung pernikahan Lestari
Teman rumah: menjauhi dan
memberikan perhatian dan
memberikan perhatian dan
dengan Herman
membicarakan yang tidak baik.
dukungan
dukungan
Teman kuliah: tidak mengetahui status Fitri sebagai istri kedua
Hubungan dengan
Keluarga suami dapat menerima
Airin tidak terlalu mengenai
Hanya mengenal kakak Herman
Keluarga Firman menerima dan
keluarga suami
Dinta
keluarga suami
dan adik Herman
menyayangi Fitri melebihi istri I Firman
Lingkungan sosial
Pada awalnya, membicarakan
Hingga kini masih membicarakan
Lestari tinggal di lingkungan
Fitri tinggal di lingkungan rumah yang
di sekitar rumah
hal-hal yang tidak baik
hal-hal yang tidak baik mengenai
rumah yang juga banyak terdapat
juga banyak terdapat keluarga poligami,
mengenai Dinta. Namun saat ini
Airin
keluarga poligami, sehingga
sehingga lingkungan rumah dapat
lingkungan rumah dapat menerima
menerima
Lestari
Fitri
sudah bisa menerima
Tabel 3. Kategori C: Penyesuaian Dewasa Muda dalam Pernikahan Dinta
Airin
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
3
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Kemampuan dan
Dinta memiliki kemampuan
Airin memiliki kemampuan dalam
Berdasarkan pengalaman pada
Fitri kurang memiliki kemampuan dalam
persiapan dalam
dalam melakukan tugas-tugas
melakukan tugas-tugas domestik,
pernikahan sebelumnya, Lestari
melakukan tugas-tugas domestik,
berumah tangga
domestik, mengurus anak,
mengurus anak, namun kurang
memiliki kemampuan untuk
mengurus anak, mengatur uang, namun
mengatur uang, dan membina
memiliki kemampuan dalam
melakukan tugas-tugas domestik,
dapat membina hubungan dengan
hubungan dengan keluarga
mengatur uang dan kurang
mengurus anak, mengatur uang,
keluarga pasangan
pasangan
memiliki kesempatan untuk
dan dapat membina hubungan
membina hubungan dengan
dengan keluarga pasangan
keluarga pasangan Peran dalam
Dinta dapat menjalankan
Airin adalah wanita pekerja
Lestari dapat menjalankan
Fitri masih berada dalam tahap
rumah tangga
perannya sebagai ibu rumah
sehingga sering mengalami konflik
perannya sebagai ibu rumah tangga
pembelajaran untuk menjalankan
tangga dengan baik
dengan suami berkenaan dengan
yang baik
perannya sebagai ibu rumah tangga
perannya dalam rumah tangga Ide-ide romantis
Mendapatkan jodoh yang single,
Ingin menikah di usia muda;
Rumah tangga yang bahagia,
Menjalani pernikahan monogami, suami
mengenai
ganteng, berpendidikan;
memiliki anak di usia muda; pesta
sakinah, mawadah, warohmah
bisa memberikan perhatian dan kasih
pernikahan
mengadakan resepsi pernikahan
pernikahan yang sederhana, cukup
yang mewah; menjalani
dihadiri oleh keluarga dan teman
pernikahan monogami
dekat
Dinta telah menyelesaikan
Airin sempat mengisi hidupnya
Lestari telah menyelesaikan
Fitri telah menyelesaikan pendidikannya
pendidikan dan mengisi
dengan bekerja dan membina
pendidikannya, mengisi hidupnya
dan pernah bekerja, namun ia merasa
hidupnya dengan bekerja
hubungan dengan orang lain
dengan bekerja, dan memiliki
belum cukup puas menikmati masa
sebelum menikah dengan Danu
sebelum memasuki jenjang
pengalaman dalam pernikahan
single-nya
pernikahannya
sebelumnya
Pernikahan dini
sayang seutuhnya
Masa pacaran
5 tahun
1 tahun
Tidak berpacaran
Tidak berpacaran
Kebutuhan akan
Pada waktu-waktu tertentu
Tidak mendapatkan pemenuhan
Cukup dapat memenuhi kebutuhan
Merasa kurang dapat memenuhi
intimasi dengan
merasa kurang, namun berusaha
kebutuhan akan intimasi,
akan intimasi dengan pasangan,
kebutuhan akan intimasi dengan
pasangan
bersabar dan menerima
mendapatkan pemenuhan
karena Lestari bersikap terbuka
pasangan, pasangan tidak mau
kebutuhan akan intimasi dengan
dan mengkomunikasikan hal tsb
berkompromi, dan Fitri menyalurkan
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
4
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
teman dan pacar baru
dengan pasangan
kebutuhan tsb pada pihak keluarga
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Usaha untuk
Sebelum menikah, baik Dinta
Tidak ada.
Banyak bertanya pada teman yang
Fitri banyak diberikan nasihat oleh orang
memahami
dan Danu banyak membaca
lebih mengetahui, banyak
tua dan uwak mengenai poligami, serta
poligami
buku-buku tentang poligami
mendengarkan ceramah dan
mendengar melalui pengajian yang diikuti
Tabel 4. Kategori D: Pemahaman Mengenai Poligami
pengajian Pemahaman
Poligami sebenarnya baik,
Dalam islam, suami diperbolehkan
Dalam pernikahan poligami, suami
Suami memiliki kewajiban yang lebih
Mengenai
tergantung bagaimana suami
menikah lagi asal mendapat
memiliki peran yang lebih sulit,
berat, yakni harus bersikap adil dan
Poligami
bisa bersikap adil dan menjaga
persetujuan dari istri sebelumnya.
karena harus bisa bersikap adil dan
bertanggung jawab terhadap para istri.
perasaan istri-istri
Dalam berpoligami, suami tidak
menghadapi tiap-tiap istri yang
Pernikahan poligami memberikan pahala
akan pernah bisa bersikap adil
berbeda karakter. Selain itu, rasa
yang besar terutama pada para istri.
cinta dan kasih sayang tidak bisa diberikan suami secara adil Pengaruh
Menerima dan menghargai usaha
Tidak ada pengaruhnya, karena
Menerima dan menghargai usaha
Merasa suami belum bersikap adil dan
pemahaman
suami yang sudah berjuang
Airin menganggap baik menikah
suami yang dinilai sudah berjuang
tidak bisa bertanggung jawab. Ganjaran
mengenai
untuk bisa bersikap adil kepada
mupun tidak menikah, kondisinya
untuk bersikap adil kepada istri-
pahala yang diyakini membuat Fitri masih
poligami terhadap
istri-istrinya.
sama saja, karena suami kurang
istrinya.
mau bersikap patuh pada suami dan
kehidupan
dalam memberi nafkah, waktu, dan
pernikahan
perhatian.
masih mau bertahan dalam pernikahan.
Tabel 5. Kategori E: Dimensi Psychological Well-Being (Penerimaan diri) Dinta
Airin
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
Lestari
5
Fitri
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Hal positif yang
Masa lalu dianggap sebagai
Masa lalu dianggap sebagai masa
Masa sekolah yang
Tidak merasakan hal positif dari masa lalu
pernah terjadi di
masa yang membanggakan,
yang membanggakan, karena Airin
membahagiakan, pernikahan
(-)
masa lalu
Dinta mengukir prestasi
banyak mengukir prestasi
pertama yang membahagiakan
akademik, menjadi siswi yang
akademik dan memiliki kenangan
populer (+)
indah dengan pacar (+)
Pandangan
Orang yang pintar, mandiri, dan
Orang yang terlalu santai dalam
Orang yang peduli dan selalu ingin
Biasa saja, Fitri kurang dapat
terhadap diri
pekerja keras (+)
menjalani hidup dan tidak
menolong orang lain. (+) Namun
mendeskripsikan pandangannya terhadap
terencana (+)
juga memandang diri negatif
dirinya sendiri (-)
sendiri sebelum menikah
karena status janda (-)
Pandangan
Merasa menjadi orang yang
Merasa lebih tegar dan mandiri
Menjadi lebih sabar dan menerima.
Merasa menjadi istri yang sudah taat pada
terhadap diri
lebih sabar (+)
(+), sekaligus menyesali apa yang
Selain itu memandang diri lebih
suami, disayang suami, dan dapat
sendiri setelah
pernah diperbuat hingga menjadi
positif karena bisa melepas status
mendidik anak (+). Namun juga menjadi
menikah
seperti saat ini (-). Merasa kurang
janda (+)
mudah berprasangka pada sikap orang
percaya diri ketika ditanya
kepadanya (-)
mengenai pernikahannya yang dinilai ‘tidak normal’ (-) Pandangan
Memandang pernikahannya
Memandang pernikahannya
Memandang pernikahan sebagai
Memandang pernikahannya sebagai
terhadap
sebagai bentuk pernikahan yang
sebagai bentuk pernikahan yang
‘penyelamatan’ dari status janda,
bentuk pernikahan yang tidak normal,
pernikahan
‘tidak normal’, namun dapat
‘tidak normal’, pernikahan yang
merasa memiliki suami yang baik,
kurang dapat menerima kondisi
menerima kondisi rumah tangga
tidak harmonis membuat dirinya
bertanggung jawab (+)
pernikahan tersebut (-)
(waktu, nafkah, dan perhatian
merasa iri ketika melihat pasangan
suami yang tidak full) (+)
lain yang terlihat harmonis (-)
Kelebihan yang
Pintar, sabar, peduli pada orang
Service-oriented dalam bekerja,
Peduli pada orang lain, selalu ingin
Tidak merasa memiliki kelebihan (-)
dimiliki
lain, jago masak (+)
disukai pelanggan, supel, hangat,
menyenangkan orang lain (+)
banyak disukai teman laki-laki (+) Kekurangan yang
Belum dapat memberikan kasih
Kurang disiplin, tidak bisa
Kurang ulet dalam berusaha dan
Merasa tubuhnya gemuk setelah
dimiliki
sayang yang penuh pada anak
mengatur uang, ceroboh
kurang bisa mencari penghasilan
melahirkan sehingga menjadi kurang
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
6
Dinta
Airin
tiri, ceroboh
Lestari
Fitri
sendiri
percaya diri, merasa tidak bisa memiliki kasih sayang suami seutuhnya
Sikap terhadap
Menerima dan berusaha untuk
Menerima dan menjadikan sebagai
kekurangan yang
berubah (+)
motivasi untuk berubah (+)
Menerima (+)
menerima harus berbagi kasih sayang
dimiliki Hal-hal dalam diri
Mencoba menguruskan badan (+), tidak
suami (-) Lebih hati-hati dalam bekerja
yang ingin diubah
Ingin lebih disiplin, tidak boros,
Ingin bisa lebih persuasif dan
Ingin lebih dewasa dan memahami proses
dan tidak ceroboh
mengajak saudara untuk mengaji
kehidupan berumah tangga, terutama dalam pernikahan poligami
Keinginan untuk
Tidak ada (+)
Tidak ada (+)
Tidak ada (+)
Ada. Ingin menjadi istri satu-satunya (-)
Rasa kecewa yang
Kecewa terhadap suami yang
Kecewa terhadap ayah yang dinilai
Kecewa pada anak kedua yang
Kecewa pada Firman yang tidak bisa
pernah dialami
tidak bisa mendampingi tiap
tidak mau kompromi, pemarah,
lebih memilih ikut mantan
menepati janji untuk menceraikan istri
waktu, namun menerima hal tsb
dan kurang bisa melindungi anak-
suaminya (-)
pertama, kurang tanggung jawab, dan
sebagai konsekuensi (+)
anaknya (-)
menjadi orang lain
tidak bisa melindungi dirinya dari perlakuan istri I (-)
Penyesalan
Penyesalan terhadap perceraian
Penyesalan terhadap tindakan di
Tidak ada. Lestari mensyukuri
Menyesal telah meninggalkan pacarnya
terhadap kejadian
sesekali dirasakan Dinta dan
masa lalu yang membuatnya hamil
hidup yang telah dijalani
dan menikah dengan Firman (-). Merasa
di masa lalu
dianggap sebagai salah satu
dan menjadi istri kedua muncul
iri ketika melihat pasangan monogami
penyebab hingga Dinta menjadi
ketika Airin sedang merasa sedih
yang harmonis
istri kedua(-)
(-)
Puas (+)
Kurang puas (-)
Puas (+)
Tidak puas (-)
Indikator positif = 10
Indikator positif = 9
Indikator positif = 10
Indikator positif = 7
Kepuasan terhadap kehidupan pernikahan yang dijalani Rating scale
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
7
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Indikator Negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 3
Tabel 6. Kategori F: Dimensi Psychological Well-Being (Hubungan positif dengan orang lain) Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Hubungan dengan
Hangat, terbuka, bentuk
Tidak dekat dan tidak hangat.
Hangat, penuh keterbukaan, saling
Jarang berkomunikasi karena Firman terlalu
suami
pernikahan poligami justru lebih
Jarang berbicara dan berdiskusi.
mengevaluasi diri agar tercipta
sibuk, sering berkonflik karena Fitri merasa
mempererat hubungan, karena
Airin dan suami menjalani hidup
hubungan yang harmonis (+)
Frman tidak peduli padanya (-)
tidak cepat bosan dan senantiasa
‘masing-masing’ (-)
merasa rindu (+) Hubungan dengan
Dinta sangat perhatian dan
Hubungan yang hangat dengan
Hubungan yang hangat dengan
Fitri cukup perhatian dan peduli pada
anak
peduli pada anak (+)
anak bungsu (+), namun kurang
anak pertama, ketiga, dan keempat
anaknya (+)
hangat dengan anak pertama (-)
(+), namun kurang hangat dengan anak kedua (-)
Hubungan dengan
Hubungan yang hangat dengan
Hubungan yang hangat dengan ibu
Saat ini orang tua telah meninggal
Orang tua adalah segalanya bagi Fitri, yakni
orang tua
ibu (+), namun kurang hangat
(+), namun sering berkonflik
dunia. Namun di masa lalu
sebagai tempat mencurahkan perasaan,
dengan ayah (-), karena kedua
dengan ayah (-)
hubungan dengan ibu cukup hangat
berkeluh-kesah, dan tempat untuk mencari
(+), dengan ayah kurang hangat (-)
hiburan di kala Fitri merasa kesepian (+)
orang tua bercerai
karena kedua orang tua bercerai Hubungan dengan
Hangat, meskipun semenjak
Hangat dan menjadi tempat Airin
Hangat. Lestari sering dipercaya
Hubungan dengan teman kuliah cukup
teman
menikah Dinta dilarang
mencurahkan perasaan. (+)
teman-temannya sebagai tempat
akrab namun dangkal. Obrolan hanya
berhubungan terlalu akrab
mencurahkan perasaan teman-
seputar kuliah saja. Hubungan dengan
dengan teman (+)
temannya (+)
teman di lingkungan rumah di Kebon Jeruk kurang harmonis (-)
Hubungan dengan
Dipersepsi baik-baik saja oleh
Dipersepsi baik-baik saja oleh
Dipersepsi baik-baik saja oleh
Kerabat dari pihak ayah cukup hangat.
kerabat
Dinta. Dinta tidak terlalu akrab
Airin. Airin tidak terlalu akrab
Lestari. Lestari tidak terlalu akrab
Kerabat dari pihak ibu kurang akrab, masih
dengan kerabat (+)
dengan kerabat (+)
dengan kerabat (+)
ada yang mempermasalahkan statusnya sebagai istri kedua (-)
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
8
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Hubungan dengan
Dipersepsikan baik-baik saja
Kurang harmonis. Airin
Lestari dapat membina hubungan
Kurang akrab. Hubungan dengan tetangga
lingkungan sosial
oleh Dinta. Dinta tidak terlalu
memandang lingkungan sosialnya
yang baik dengan tetangga, saling
hanya sebatas basa-basi. Namun dengan
di tempat tinggal
sering bergaul dengan tetangga
secara negatif, menyadari bahwa
tolong-menolong dengan tetangga
beberapa istri kedua di lingkungan
(+)
lingkungan sosial membicarakan
(+)
setempat, Fitri cukup akrab (+)
hal-hal yang negatif tentang dirinya (-) Hubungan dengan
Tidak harmonis, istri I masih
Dipersepsikan baik-baik saja oleh
Tidak harmonis, istri pertama tidak
Tidak harmonis. Istri I sering mengirimkan
istri I
sering menjelek-jelekan dirinya
Airin, meskipun tidak terlalu
mau berkomunikasi dengan Lestari
SMS yang berisi kata-kata penuh kebencian
(-)
hangat (+)
(-)
dan ancaman (-)
Hubungan dengan
Hangat, keluarga Danu dapat
Airin tidak terlalu mengenal
Lestari tidak terlalu mengenal
Diterima dengan baik, Fitri lebih disayang
keluarga suami
menerima Dinta
keluarga Dadang
keluarga Herman (-)
oleh keluarga Firman daripada istri I (+)
Pihak yang paling
Suami, ibu, dan kakak (+)
Ibu dan sahabat di kantor (+)
Suami dan sahabat (+)
Orang tua, kakak, dan uwak (+)
Pihak yang paling
Anak, suami, orang tua, dan
Kedua anak Airin, ibu, dan pacar
Anak, suami dan adik-adik (+)
Orang tua, anak, kakak, dan adik-adik (+)
disayangi
adik/kakak (+)
Airin (+)
Cara
Mentraktir, mengajak jalan-
Mencium dan membelai anak,
Mengungkapkan rasa sayang
Mengajak jalan-jalan, mentraktir makan,
mengungkapkan
jalan, membelikan sesuatu yang
membelikan sesuatu yang disukai,
melalui kata-kata, belaian,
mengajak menginap di Bintaro (+)
rasa sayang
disukai (+)
memberikan waktu dan perhatian
memberikan sesuatu yang disukai
pada pacar (+)
(+)
dipercayai
Cara membina
Tidak menyakiti orang lain,
Terbuka pada orang lain,
Perhatian terhadap kondisi orang
hubungan baik
empati (+)
mengalah, bisa dipercaya dan
lain, saling menghargai,
mempercayai orang lain, ada
memberikan sesuatu selagi mampu
ketika dibutuhkan (+)
(+)
dengan orang lain
Saling bertegur sapa dan mengobrol (+)
Situasi konflik
Istri pertama yang menjelek-
Konflik dengan suami, konflik
Istri pertama memberikan kata-
Istri pertama mengirimkan SMS yang
yang pernah
jelekan dirinya (-)
dengan ayah, konflik dengan
kata kasar, hampir memukul
bernada mengancam, menghina (-).
teman sekantor, konflik dengan
dengan botol, menarik-narik jilbab
Bertengkar dengan Firman karena Firman
pacar (-)
Lestari. Konflik dengan teman
ingin menikahi pembantunya (-)
dihadapi
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
9
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
pengajian (-) Reaksi terhadap
Menerima, mencoba empati, dan
Tidak menerima. Melawan kata-
Menerima, mencoba empati, dan
Bersabar, namun jika kata-kata SMS yang
situasi konflik
menganggap bahwa perlakuan
kata suami, melawan kata-kata
menganggap bahwa perlakuan
dikirim sudah dnilai keterlaluan oleh Fitri,
yang dihadapi
tersebut merupakan wujud sakit
ayah, mengalah terhadap teman
tersebut merupakan bentuk
Fitri pun membalas SMS tersebut (-)
hati istri I (+)
sekantor namun mendapatkan
kecemburuan istri I. Menerima
dukungan dari teman lain,
perlakuan teman pengajian sebagai
melawan pacar (-)
hal yang wajar (+)
Kesulitan dalam
Tidak pernah merasa kesulitan
Tidak pernah merasa kesulitan
Tidak pernah merasa kesulitan
Merasa segan dan malu dalam membina
membina
dalam membina hubungan
dalam membina hubungan dengan
dalam membina hubungan dengan
hubungan dengan orang lain jika orang
hubungan
dengan orang lain. Semenjak
orang lain, karena pada dasarnya
orang lain, karena pada dasarnya
tersebut telah mengetahui statusnya sebagai
interpersonal
sekolah banyak ikut kegiatan
Airin mudah bergaul (+)
Lestari merasa mudah bergaul (+)
istri kedua (-)
yang membuatnya supel (+) Kesulitan dalam
Tidak terlalu suka curhat, namun
Tidak mengalami kesulitan. Airin
Tidak mengalami kesulitan dalam
Membatasi hal-hal yang harus diceritakan
membuka diri
untuk hal-hal yang bersifat
memiliki banyak teman untuk
membuka diri dan tetap mampu
karena takut akan jadi bahan omongan (-)
dengan orang lain
umum, ia dapat membuka diri
berbagi cerita (+)
memilah-milah masalah pribadi
(+)
dan masalah yang bisa diceritakan (+)
Rasa terisolasi
Tidak terisolasi. Hingga saat ini
Tidak merasa terisolasi, karena
Tidak merasa terisolasi, masih
Terkadang merasa kesepian karena tidak
dari lingkungan
masih berhubungan dengan
hingga saat ini ia masih bekerja
bergaul dengan tetangga dan aktif
punya teman dekat yang seumuran (-)
sosial
teman-teman semasa sekolah (+)
dan banyak bertemu orang lain (+)
dalam pengajian (+)
Rasa frustrasi
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Cukup kesulitan dalam membina hubungan
dalam membina
dengan orang lain namun tidak
hubungan
menyebabkan frustrasi (+)
interpersonal Rating scale
Indikator positif = 10
Indikator positif = 8
Indikator positif = 9
Indikator positif =8
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 2
Indikator negatif = 5
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
10
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Tabel 7. Kategori G: Dimensi Psychological Well-Being (otonomi) Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Keputusan untuk
Keputusan untuk menikah
Pernikahan Airin dan Dadang
Keputusan untuk menjadi istri
Fitri melihat usaha Firman yang sangat
menikah dengan
dengan Danu diambil Dinta
diputuskan sepenuhnya oleh orang
kedua murni merupakan keputusan
gigih dalam mendapatkannya. Selain itu,
suami
karena rasa cinta dan melihat
tua Airin untuk menghindari rasa
dari Lestari (+)
ia akhirnya memutuskan untuk menikahi
keseriusan Danu (+)
malu (-)
Firman sebagai bentuk ketaatan anak kepada orang tua (-)
Pihak-pihak yang
Orang tua, kakak, dan ibu
mempengaruhi
mertua
Orang tua
Tidak ada
Ayah
keputusan untuk menjadi istri kedua Sejauh mana
Orang tua dan kakak hanya
Orang tua memutuskan
Tidak terlalu memikirkan pendapat
Ayah berperan besar dalam
pendapat pihak
mengingatkan konsekuensi
sepenuhnya
orang lain karena Lestari sudah
mempengaruhi keputusan Fitri untuk
lain berpengaruh
negatif yang mungkin muncul,
(-)
mantap dengan keputusannya (+)
menerima lamaran Firman (-)
terhadap
namun tidak mempengaruhi
pengambilan
keputusan akhir Dinta (+)
Tidak puas (-), karena bukan
Puas, mantap, dan yakin (+)
Tidak puas dan menyesal (-)
keputusan menjadi istri kedua Perasaan terhadap
Cukup puas (+)
keinginan dan keputusan dirinya
keputusan yang telah dibuat
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
11
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Kemampuan untuk
Meskipun mendapat reaksi
Ayah Airin meminta Airin segera
Sempat mendapat perlakukan
Fitri mendapat perlakuan negatif dari istri
bertahan dari
negatif pada awal-awal
bercerai, namun Airin masih
negatif dari teman pengajian,
pertama namun tetap mempertahankan
tekanan sosial
pernikahan yang membuat Dinta
mempertahankan pernikahannya.
namun Lestari bersabar dan tetap
dan meneruskan pernikahannya (+)
sempat ingin mundur, namun
Ketika sikap suami tidak kunjung
meneruskan pernikahan (+)
Dinta bersabar dan meneruskan
berubah, akhirnya Airin
pernikahannya (+)
memutuskan sendiri untuk bercerai (+)
Pengaruh pihak
Meminta pendapat suami, karena
Untuk masalah lain dalam
Mengkomunikasikan masalah
Meminta pendapat dan bantuan
lain terhadap
suami adalah kepala keluarga.
kehidupannya, Airin terbiasa
dengan suami, namun dapat
instrumental dari orang tua (-)
keputusan atas
Selain itu, kurang percaya diri
menyelesaikan sendiri.
mengambil keputusan sendiri (+)
suatu masalah
dengan kemampuannya jika
yang dihadapi
harus memutuskan sendiri (-)
Intensitas
Selalu (-)
Tidak pernah (+)
Jarang (+)
Sering (-)
Kemampuan untuk
Sejak remaja hingga kini Dinta
Sejak remaja hingga kini Airin
Sejak merantau ke Jakarta Lestari
Fitri memiliki pembantu rumah tangga
menjalankan
cukup mandiri dalam memenuhi
terbiasa memenuhi kebutuhan dan
sudah terbiasa untuk memenuhi
yang mengurus kebutuhan rumah tangga.
sesuatu seorang
kebutuhan sendiri (+)
menyelesaikan masalah sendiri,
kebutuhan sendiri (+)
Selain itu, belanja bulanan dilakukan oleh
meminta pendapat pihak lain atas suatu masalah
diri
kecuali masalah pernikahannya
Firman (-)
dengan Dadang (+) Rating scale
Indikator positif = 8
Indikator positif = 9
Indikator positif = 9
Indikator positif = 8
Indikator negatif = 5
Indikator negatif = 3
Indikator negatif = 2
Indikator negatif = 6
Lestari
Fitri
Tabel 8. Kategori H: Dimensi Psychological Well-Being (penguasaan lingkungan) Dinta
Airin
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
12
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Kegiatan sehari-
Mengurus anak, mengurus
Mengurus anak, bekerja
Mengurus rumah tangga, mengurus
Mengurus anak, menonton televisi,
hari
suami, masak, membereskan
anak, mengaji, melakukan pijat
bersantai, mengaji
rumah
refleksi
Kesulitan dalam
Tidak mengalami kesulitan (+)
Masih sering bangun kesiangan,
Tidak mengalami kesulitan karena
Tidak mengalami kesulitan, karena Fitri
mengatur diri
merasa tidak bisa melakukan
Lestari selalu merencanakan
merasa hidupnya cukup santai (+)
sendiri
kegiatan sehari-hari, kelelahan
kegiatan hariannya (+)
setelah melakukan aktivitas seharihari (-) Kesulitan dalam
Dirasakan pada awal-awal
Tidak mengalami kesulitan
Tidak merasa kesulitan, karena
Tidak merasa kesulitan, dibantu oleh
mengatur rumah
kelahiran anak, namun saat ini
apapun, karena masih tinggal
dibantu oleh pembantu (+)
pembantu. Belanja bulanan dilakukan oleh
tangga
tidak lagi karena ada bantuan
bersama orang tua (+)
Firman (-)
baby sitter (+) Kesulitan dalam
Tidak bisa memberikan ASI
Meskipun tidak ada yang
Tidak mengalami kesulitan, karena
Mengalami kesulitan jika tidak ada
mengurus anak
karena putting yang terlalu kecil,
mengajari, namun Airin merasa
anak-anak sudah besar dan ikut
pembantu (-)
melakukan konsultasi dengan
dapat mengurus kedua anaknya
membantu mengurus anak yang
dokter dan akhirnya
dengan baik (+), namun kesulitan
bungsu (+)
menggunakan penyedot ASI (+)
dalam memenuhi seluruh kebutuhan anaknya karena masalah finansial (-)
Kesulitan dalam
Tidak mengalami kesulitan
Tidak mengalami kesulitan, karena
Tidak mengalami kesulitan, karena
Tidak mengalami kesulitan, jika Firman
mengurus suami
dalam mengurus suami (+)
Dadang jarang mengunjungi (+)
biasanya suami menyukai apa pun
menyukai masakan Fitri akan ia makan, jika
yang disuguhkan oleh Lestari (+)
tidak, maka ia membeli makanan sendiri (+)
Pandangan suami
Suami merasa puas dan bangga
Tidak memiliki penilaian tertentu,
Lestari merasa bahwa Budi tidak
Tidak mengetahui bagaimana penilaian
terhadap cara
dengan cara Dinta mengatur
karena Dadang jarang
pernah protes terhadap cara dirinya
suami terhadap cara Fitri mengatur rumah
mengatur rumah
rumah tangga (+)
mengunjungi (+)
mengurus rumah tangga (+)
tangga (-)
Nyaman, bersih, dan lingkungan
Lingkungan dengan kondisi sosial
Lingkungan rumah saat ini
Lingkungan dengan kondisi sosial yang
tangga Lingkungan
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
13
tempat tinggal
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
sosial yang baik
yang baik, yaitu tidak saling
dianggap cukup ideal bagi Lestari
baik, yaitu tidak mencampuri urusan rumah
membicarakan orang lain
(+)
tangga orang lain dan ramai
yang ideal Usaha untuk
Berencana untuk mengontrak
Tidak dapat berbuat apa-apa,
Tidak berbuat apa-apa, karena
Lingkungan rumah di Bintaro cukup
mewujudkan
rumah dan menabung untuk
karena Airin merasa tidak mampu
Lestari merasa lingkungan saat ini
individualis namun terasa sepi, lingkungan
lingkungan yang
membeli rumah sendiri (+)
untuk pindah dari/mengubah
cukup sesuai dengan keinginannya
rumah orang tua di Kebon Jeruk ramai
lingkungan tersebut (-)
(+)
namun lingkungan sosial sekitar gemar
ideal
mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Usaha yang dilakukan: jika ingin keramaian pindah ke Kebon Jeruk, jika ingin ketenangan, pindah ke Bintaro Kegiatan di luar
Tidak ada (-)
Bekerja (+)
Mengaji (+)
Mengaji (+)
Cara
Main bersama anak, membaca
Merasa tidak memiliki waktu luang
Zikir, sholat sunnah, mengunjungi
Main bersama anak, nonton televisi, jalan-
memanfaatkan
majalah untuk menambah
(-)
tetangga yang sakit (+)
jalan (+)
waktu luang
pengetahuan, membereskan
Meminta bantuan orang tua (-)
rumah
pakaian suami (+) Cara mengatasi
Bersabar dan berusaha
Mampu menyelesaikan masalah
Tidak membesarkan-besaran
masalah
menjalankan dengan baik
sendiri (+)
masalah, menyelesaikan masalah dengan berpegang pada ajaran agama (+)
Kepuasan
Cukup puas
Kurang puas
Puas (+)
Kurang puas (-)
Indikator positif = 9
Indikator positif = 7
Indikator positif = 10
Indikator positif = 8
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 5
terhadap kondisi lingkungan sekitar Rating Scale
Tabel 9. Kategori I: Dimensi Psychological Well-Being (tujuan hidup)
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
14
Pedoman Hidup
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Agama islam, Al-Qur’an. Dinta
Kebaikan dan kejujuran. Jika kita
Agama islam (+)
Petunjuk dan restu dari orang tua (+)
dibesarkan dalam lingkungan
berbuat baik pada orang lain, maka
yang memiliki pondasi agama
suatu saat kita juga akan ditolong,
yang kuat (+)
meskipun bukan dari orang yang pernah kita tolong (+)
Tujuan Hidup
Rumah tangga yang bahagia,
Kebahagiaan, yakni memiliki masa
Masuk ke dalam surga, anak-anak
Kebahagiaan, memiliki keluarga yang
masa depan yang baik, keluarga
depan yang bahagia, anak yang
yang sholeh, rumah tangga yang
bahagia dan berkah (+)
yang sehat (+)
sukses, dan membahagiakan orang
baik (+)
tua (+) Keinginan di masa
Membuka usaha butik, dimana ia
Membesarkan anak dengan sebaik-
Masuk ke dalam surga, anak-anak
Membahagiakan anak, menyekolahkan
depan
yang mendesain baju-bajunya
baiknya (+)
yang sholeh, rumah tangga yang
anak hingga berhasil, berharap sikap
baik (+)
suami berubah menjadi lebih perhatian
(+)
dan sayang (+) Usaha untuk
Menyewakan gaun-gaun pesta di
Terus bekerja, menanamkan pada
Beribadah, bertaqwa, berbuat baik
Berusaha memahami suami dan
mewujudkan
salon milik kakaknya (+)
anak bahwa ia bekerja keras demi
kepada orang lain, mengurus
mengikuti kemauan suami (-)
keinginan dimasa
anaknya, senantiasa menjaga
rumah tangga sebaik-baiknya (+)
depan
hubungan dekat dengan anak (+)
Hambatan dalam
Modal (-)
Perasaan gagal dalam menjalani
Perasaan gagal dalam mendidik
Keberadaan istri I yang sering menyakiti
mencapai tujuan
hidup, orang tua Airin yang
anak kedua, karena anak kedua
Fitri dan mengambil waktu dan perhatian
hidup
terkadang merasa di repotkan oleh
lebih memilih untuk ikut mantan
suami (-)
Airin (-)
suami (-)
Keyakinan untuk
Yakin dapat mencapainya,
Yakin dapat mencapainya, ada
Yakin dapat mencapainya selama
Yakin dapat mencapainya, senantiasa
mencapai tujuan
karena ia memiliki kemampuan
dukungan dari teman (+)
tetap konsisten beribadah, berbuat
berdoa dan percaya bahwa ini adalah
hidup
dan sumber daya, seperti kenalan
baik, dan mengurus rumah tangga
jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan
penjahit, dan pengetahuan
dengan sebaik-baiknya (+)
(+)
mengenai tekstil (+)
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
15
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Hikmah yang
Perceraian dengan orang tua
Jangan sampai hal yang sama
Jangan sampai bercerai, karena
Kurang dapat mengambil hikmah dari
dapat diambil dari
membuat dirinya harus bekerja
(hamil dan menjadi istri kedua)
perceraian bisa membuat kita
masa lalu (-)
masa lalu
keras sehingga ia kesepian dan
terulang lagi pada anak, sehingga
terpisah dari anak, seperti yang
dengan mudah jatuh cinta pada
Airin ingin mendidik anak dengan
terjadi pada dirinya yang ditinggal
Danu dan menjadi istri kedua.
sungguh-sungguh (+)
anak kedua karena lebih memilih
Ke depannya, ia ingin menjadi
ikut mantan suami
orang yang lebih kuat dan tidak mudah larut dalam kesedihan (+) Makna dari hidup
Tidak pernah menyesal atas
yang dijalani
Hidup adalah perjuangan (+)
Hidup adalah persiapan menuju
Kurang dapat memaknai hidup yang
semua yang terjadi di masa lalu,
kematian, karena itu kita harus
dijalani (-)
terus memperbaiki keadaan demi
senantiasa beribadah (+)
masa depan yang lebih baik (+) Perasaan hampa
Tidak mengalami rasa hampa,
Merasa hampa karena kehilangan
Tidak pernah merasa hampa,
Merasa hampa karena kesepian dan tidak
yang dialami
karena ia memiliki anak yang
figur pasangan hidup (-)
karena Lestari merasa hidupnya
ada pekerjaan (-)
Cara mengatasi
bisa menjadi penghibur di kala
selalu terisi dengan kegiatan
sedih (+)
pengajian (+)
-
rasa hampa
Menghibur diri dengan teman-
-
teman (+)
Menghibur diri dengan jalan-jalan dengan adik atau teman (+)
Perasaan
Tidak merasa kehilangan arah
Tidak merasa kehilangan arah
Tidak merasa kehilangan arah
kehilangan arah
hidup (+)
hidup, tahu tujuan hidupnya (+)
hidup (+)
Indikator positif = 10
Indikator positif = 6
Indikator positif = 9
Indikator positif = 8
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 4
Tidak merasa kehilangan arah hidup (+)
hidup Rating scale
Tabel 10. Kategori J: Dimensi Psychological Well-Being (pertumbuhan pribadi)
Potensi yang
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Pintar, jago akuntansi, desain
Pekerja keras, jago berbahasa
Dipercaya orang lain untuk
Memadu-madankan busana, mengikuti
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
16
dimiliki
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
baju, pengetahuan mengenai
Inggris, memiliki kemampuan
memberikan nasehat dan petunjuk
perkembangan fashion (+)
kecantikan, padu-padan busana
komunikasi yang baik (+)
dalam menjalani kehidupan rumah tangga (+), memasak, membuat kue (+)
Usaha untuk
Ingin membuka usaha butik,
Menggunakan kemampuan-
Tidak melakukan usaha apa pun
mengembangkan
membantu suami membuat
kemampuan tersebut ketika bekerja
untuk mengembangkan potensi (-)
potensi
laporan keuangan (+)
di kantor (+)
Keahlian yang
Memasak makanan sehari-hari
Mengurus anak (+)
dimiliki setelah
maupun kue (+)
Belajar pijat refleksi, mengikuti
Ingin membuka butik (+)
Tidak ada (-)
pelatihan tenaga dalam untuk
menikah
kesehatan (+)
Pengetahuan yang
Pengetahuan mengenai tumbuh
Lebih mengenal karakter orang
Pijat refleksi, ilmu tenaga dalam
Pengetahuan mengenai bidang hukum,
bertambah setelah
kembang anak, kesehatan
lain, terutama pasangan (+)
untuk kesehatan dan penyembuhan
karena suami adalah notaris (+)
menikah
wanita, pengasuhan anak (+)
Keahlian yang
Tidak ada (+)
(+) Tidak ada (+)
hilang setelah
Menari, karena setelah menikah
Keinginan untuk berkarir, setelah menikah
tidak pernah dipraktekan (-)
semakin sulit direalisasikan (-)
menikah Hal-hal baru yang
Tempat rekreasi yang baik untuk
Mengetahui kondisi pernikahan
Pijat refleksi, ilmu tenaga dalam
Cara membesarkan anak, cara melayani
didapat setelah
anak (+)
yang kurang baik, sehingga ketika
untuk kesehatan dan penyembuhan
suami (+)
suatu saat ia menikah lagi, tidak
(+)
menikah
akan mengulangi hal yang sama (+) Perasaan bosan
Tidak pernah merasa bosan (+)
Tidak pernah merasa bosan (+)
Tidak pernah merasa bosan (+)
Pernah mengalami kebosanan (-)
Pengalaman
Tidak pernah, karena Dinta
Ketika suami menggantungkan
Tidak pernah, karena Lestari selalu
Setelah melahirkan, merasa cepat lelah
berada dalam
gemar membaca koran dan
pernikahannya, tidak diberi nafkah
aktif di pengajian (+)
tidak bisa berbuat apa-apa (-)
kondisi yang
menonton berita untuk
dan tidak dikunjungi (-)
terhadap hidup yang dijalani
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
17
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
stagnan
menambah pengetahuan (+)
Hal-hal dalam diri
Menjadi lebih sabar dan muncul
Airin lebih sensitif dan mudah
Lebih sabar, mandiri, percaya diri
Lebih dewasa, mengetahui cara berumah
yang muncul
sifat-sifat keibuan (+)
berprasangka (-)
(karena tidak berstatus janda lagi),
tangga, belajar menghadapi orang yang
dan nrimo (+)
lebih dewasa (+)
setelah menikah Rating scale
Indikator positif =10
Indikator positif = 9
Indikator positif =10
Indikator positif = 9
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 1
Indikator negatif = 7
Tabel 11. Kategori K: Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being Dinta
Airin
Lestari
Fitri
Emosional
Orang tua, adik, kakak, teman
Orang tua, teman
Teman
Orang tua, kakak, uwak
Penghargaan
-
Teman
Instrumental
Orang tua, adik, kakak, teman,
Orang tua, adik, keluarga mantan
Teman
Orang tua, kakak, adik
atasan suami
pacar
Informasional
-
-
Pengaruh
Dinta merasa dukungan tersebut
Airin merasa terbantu dengan
Lestari merasa dukungan tersebut
Fitri merasa terbantu dengan dukungan dari
dukungan sosial
berpengaruh secara positif
dukungan tersebut (+)
berpengaruh secara positif
keluarga. Fitri merasakan pengaruh positif
terhadap dirinya karena ia
terhadap dirinya, karena ia merasa
dari dukungan tersebut (+)
merasa terbantu (+)
terbantu (+)
Dukungan Sosial
Orang tua, uwak
Perbandingan Sosial Teman sebaya
Pengaruh
Tidak pernah membandingkan
Airin pernah membandingkan
Tidak pernah membandingkan diri
Pernah membandingkan diri dengan teman
diri dengan teman sebaya yang
dirinya dengan teman sebaya yang
dengan teman sebaya yang juga
sebaya yang menjadi istri kedua.
menjadi istri kedua, justru
memiliki kehidupan yang ‘normal’.
istri kedua. Namun mereka sering
mereka yang membandingkan
berkonsultasi masalah pernikahan
diri dengan Dinta
kepada Lestari.
Dinta merasa puas dan
Airin yakin, manusia punya
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
Lestari melihat hubungan
18
Merasa iri karena kondisi pernikahannya
perbandingan
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
bersyukur dengan kondisinya (+)
kehidupan masing-masing. Yang
pernikahan orang lain melalui
tidak bisa ‘sebaik’ kondisi pernikahan
terlihat baik belum tentu benar-
cerita teman-temannya, dan ia
temannya (-)
benar baik, setiap orang pasti
merasa bersyukur tidak mengalami
punya masalah sendiri-sendiri, jadi
masalah seperti yang dialami
tidak perlu iri (+)
temannya (+)
sosial
Perwujudan Penghargaan Perubahan sikap
Orang tua: menganggap Dinta
Orang tua: tidak berubah
Tidak ada perubahan sikap yang
Orang tua: tidak berubah
lingkungan sosial
lebih dewasa dan mandiri
Teman: menyayangkan tindakan
berarti
Teman di Kebon Jeruk: menjauhi
Kerabat dan lingkungan sosial di
Airin yang hamil dan menjadi istri
Lingkungan sosial di Bintaro: biasa saja,
rumah: membicarakan Dinta,
kedua
karena terbiasa dengan pernikahan poligami
namun kini tidak lagi
Lingkungan sosial di sekitar
Teman: Menyayangkan namun
rumah: membicarakan Airin
memberikan dukungan Pengaruh sikap
Dinta tidak terlalu menghiraukan
Tidak terlalu dihiraukan oleh Airin
lingkungan sosial
pandangan negatif (+)
(+)
Tidak terlalu berpengaruh (+)
Awalnya Fitri canggung dengan perubahan sikap tersebut, namun kini hal tersebut tidak
terhadap diri
terlalu berpengaruh (+)
Persepsi diri terhadap tingkah laku Self-Observation
Menjadi lebih sabar dan
Tidak merasakan perubahan dalam
Menjadi lebih sabar, menerima,
Menurunkan keinginan untuk bisa menjadi
terhadap
menerima, memiliki sifat
diri setelah menjadi istri kedua
mandiri, dan percaya diri
mandiri dan berkarir, menjadi lebih malas
perubahan yang
keibuan, dan menambah
dan bergantung, namun menambah
dirasakan setelah
kemampuan serta pengetahuan
pengetahuan dalam berumah tangga
menjadi istri
dalam mengurus anak dan rumah
kedua
tangga
Harapan
Orang tua: Dinta lebih dewasa
Orang tua: jangan melakukan
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
19
Teman: rukun dengan istri pertama
Orang tua: rumah tangga bisa rukun
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
lingkungan sosial
dan mandiri
kesalahan seperti itu lagi
terhadap Dinta
Teman: rumah tangga yang baik-
Teman: banyak bersabar dan dapat
setelah menjadi
baik saja
jodoh yang lebih baik
Penyesuaian
Merasa telah menjalankan rumah
Merasa telah menjadi orang yang
Belum sesuai, karena istri I tidak
Belum sesuai, karena masih sering
terhadap harapan
tangga dengan cukup baik
sabar
mau rukun dengan Lestari
mengalami konflik dengan suami
Kebutuhan untuk
Tidak merasa perlu untuk
Tidak merasa perlu untuk
Tidak terlalu penting. Selama
Merasa perlu menyesuaikan, karena Fitri
menyesuaikan diri
menyesuaikan diri (+)
menyesuaikan diri (+)
keadaan Lestari baik-baik saja,
percaya, petuah orang tua pasti yang terbaik
Lestari sudah cukup puas (+)
bagi Fitri (-)
istri kedua
lingkungan sosial
dengan harapan lingkungan sosial Pemusatan Psikologis Arti pernikahan
Penting. Dinta menempatkan
Tidak terlalu penting. Menikah dan
Sangat berarti, karena Lestari
Sangat penting, karena Fitri telah memiliki
pernikahannya diatas aspek
tidak menikah dirasa sama saja
menganggap Budi sebagai suami
anak dan membutuhkan perlindungan suami
kehidupannya yang lain
yang baik, bertanggung jawab, dan bijaksana, serta bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga
Arti membina
Sangat penting. Keluarga adalah
Tidak terlalu penting. Saat ini
Sangat penting. Membina rumah
Sangat penting, karena Fitri telah memiliki
keluarga
perwujudan dirinya. Apapun
Airin sedang tidak ingin membina
tangga yang baik sangat penting,
anak dan menganggap bahwa anak harus
yang terjadi dalam keluarga akan
rumah tangga
karena cara ia menjalankan rumah
tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
tangga akan dicontoh oleh anak-
utuh dan harmonis
sangat mempengaruhi dirinya
anaknya Pengaruh
Ada kalanya Dinta sedikit
Merasa tidak bisa membahagiakan
Sangat berarti, karena
Biasa saja. Belum melihat sejauh mana
keputusan menjadi
menyesali, namun Dinta
keluarga, merasa sungkan dengan
pernikahannya dengan Budi untuk
pengaruh tersebut bagi dirinya
istri kedua bagi
berusaha menerima
keluarga, harus lebih mandiri
menjaga diri dan anak-anak dengan
dir informan
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
agama yang baik
20
Dinta
Airin
Lestari
Fitri
LOC Internal
LOC Internal
LOC internal
LOC eksternal
Pengaruh ajaran
Sangat berpengaruh.sebelum
Tidak mempengaruhi. Sama sekali
Agama adalah alasan utama Lestari
Awalnya tidak berpengaruh, namun setelah
agama terhadap
memutuskan menikah dengan
tidak mempertimbangkan faktor
untuk bersedia menjadi istri kedua
dikaji lebih jauh, Fitri menyadari bahwa
keputusan menjadi
Danu, Dinta berusaha
agama ketika memutuskan
menjadi istri dalam pernikahan poligami
istri kedua
meningkatkan pemahaman
menikah dengan Dadang
dapat memperbanyak pahala
Variabel Kepribadian Faktor Religiusitas
agamanya mengenai poligami Pengaruh ajaran
Ibadah dan kedekatan dengan
Agama sebagai tempat berpulang
Mengaji, mendengarkan ceramah,
Mencoba untuk bersabar dalam menghadapi
agama dalam
Tuhan sebagai tempat berpulang
ketika Airin mengalami kesusahan.
nasihat ustadz, dan beribadah dapat
suami, melakukan kebaikan dan ketaatan
menjalani
ketika Dinta mengalami masa-
Menjadikan diri Airin lebih sabar
meredakan perasaan kecewa,
kepada suami karena agama mengajarkan
kehidupan sebagai
masa sulit. Dinta memperoleh
dan banyak berdoa
sedih, marah
demikian dan akan mendapat ganjaran
istri kedua
ketenangan batin setelah berdoa
Psychological Well-Being..., Malika Alia Rahayu, FPSI UI, 2008
pahala.
21