BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang
meliputi transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2008:17). Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen sebagai media komunikasi antara intern perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Paragraf 5, laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2007). Dalam laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, auditor independen berperan penting untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan, dimana auditor harus memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2002:30). Audit atas laporan keuangan perlu juga dilakukan agar para pengguna laporan keuangan merasa lebih yakin atas kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan Pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Misalnya bagi
Universitas Sumatera Utara
pihak investor laporan keuangan berguna untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Bagi pihak pemerintah laporan keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lainnya (IAI, 2007). Berdasarkan Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-36/PMK/2003 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, “ BAPEPAM mewajibkan setiap emiten atau perusahaan publik yang terdaftar dipasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan audit independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.” Dimana dalam peraturan sebelumnya yaitu pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Keputusan 80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan, sesuai dengan ketentuan waktu penyampaian yang ada, akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang. Dari peraturan diatas, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya, sementara menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001)
Universitas Sumatera Utara
khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, dan pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Begitu juga dalam menyajikan laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan standar akuntansi keuangan, terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan dan andal tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Hal ini diatur di dalam Pernyataan standar akuntansi keuangan tahun 2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyampaikan informasi tepat waktu sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini menimbulkan dilema bagi auditor. Dimana disatu sisi, untuk memenuhi standar audit dapat berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit. Sementara disisi lain, apabila ingin menyelesaikan laporan keuangan auditannya dengan tepat waktu dapat berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditannya. Hal inilah yang menimbulkan adanya keterlambatan dalam penerbitan hasil audit atau disebut dengan audit delay. Otoritas bursa efek Indonesia menginformasikan terdapat 52 emiten hingga 1 April 2013 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 desember 2012. Berikut adalah daftar nama emiten yang belum atau terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 31 desember 2012 dan diberikan sanksi peringatan tertulis I dari BEI. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode ADMG AISA ALTO ARGO ARII ASIA BORN BRAU BRMS BRNA BUMI DAVO ETWA IKAI JKSW KBLM KRAS LAPD LPIN PKPK PRAS RDTX SIPD SSTM SULI UNSP
Perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Tri Banyan Tirta Tbk PT Argo Pantes Tbk PT Atlas Resources Tbk PT Asia Natural Resources Tbk PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Berau Coal Energy Tbk PT Bumi Resources Minerals Tbk PT Berlina Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Eterindo Wahanatama Tbk PT Intike ramik Alamasri Industri Tbk PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk PT Kabelindo Murni Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Leyand International Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk PT Perdana Karya Perkasa Tbk PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
No 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Kode APOL ASJT BABP BCIC BHIT BNBR BLTA BULL DYAN ELTY EMDE HITS KARK LMAS MDRN MTFN PWSI RIMO SAFE SMDR SMMA TRAM TRIL TRUB VIVA ZBRA
Perusahaan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Asuransi Jasa Tania Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bhakti Investama Tbk PT Bakrie & Brothers Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Buana Listya Tama Tbk PT Dyandra Media Internasional Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Megapolitan Developments Tbk PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk PT Dayaindo Resources International Tbk PT Limas Centric Indonesia Tbk PT Mode rn Internasional Tbk PT Capitalinc Investment Tbk PT Panca Wiratama Sakti Tbk PT Rimo C atur Lestari Tbk PT Steady Safe Tbk PT Samudera Indonesia Tbk PT Sinarmas Multiartha Tbk PT Trada Maritime Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk PT Visi Media Asia Tbk PT Zebra Nusantara Tbk
Sumber PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada tabel tersebut dinyatakan bahwa PT. Bank Mutiara terlambat dalam melaporkan laporan keuangannya dan diberi sanksi oleh BEI. Bursa Efek Indonesia memberikan sanksi kepada emiten yang terlambat melaporkan laporan auditnya, seperti peringatan tertulis I untuk keterlambatan 30 hari dan denda Rp25
Universitas Sumatera Utara
juta, peringatan tertulis II dan denda Rp50 juta untuk keterlambatan sampai dengan 60 hari, peringatan tertulis III dan denda Rp150 juta untuk keterlambatan sampai dengan 90 hari, serta sanksi suspend efek emiten untuk keterlambatan lebih dari 90 hari (www.ipotnews.com). Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Menurut Susilawati, Agustina, dan Prameswari (2012), tertundanya penyampaian laporan atas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit delay atau audit report lag). Ahmad dan Kamarudin (2003) juga mendefinisikan audit report lag atau audit delay sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Begitu juga menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa audit delay atau audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal atau para pengguna laporan keuangan karena laporan keuangan yang berisi laba perusahaan sering kali dijadikan dasar oleh para investor atau pengguna laporan keuangan mengambil keputusan dalam kepemilikan saham. Para investor akan menjadikan laporan keuangan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan sahamnya pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
berarti informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Seperti yang diutarakan oleh Indriyani dan Supriyati (2012), Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan. Para investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi. Dimana dalam Juanita dan Satwiko (2012) tentang laba rugi perusahaan, jika suatu perusahaan merugi maka auditornya akan diminta untuk melakukan audit lebih lambat dari seharusnya. Hal ini dilakukan untuk menunda berita buruk ini sampai ke publik. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan tersebut laba, maka perusahaan akan meminta auditornya untuk melakukan audit lebih cepat, sehingga berita baik tersebut dapat segera dilaporkan ke publik. Hal ini dikarenakan pengumuman rugi berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan oleh reaksi publik yang mungkin akan berdampak buruk bagi perusahaan. Auditor berperan sangat penting dalam menyediakan laporan keuangan auditan dan laporan audit berisi opini berdasarkan keyakinan professional auditor. Menurut Ashton et al (1987) menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan opini atau pendapat unqualified opinion oleh auditor cenderung ingin mengungkapkan laporan keuangannya dengan cepat kepada publik. Sebaliknya perusahaan yang diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit delay yang lebih panjang, hal ini dikarenakan auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit. Dalam laporan keuangan, modal juga berperan penting bagi perusahaan. Dimana perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal akan mengalami
Universitas Sumatera Utara
kesulitan dalam menghadapi shock ekonomi yang dapat menurunkan asset perusahaan secara signifikan. Menurut Ratnawati dan Sugiharto (2005), yang membahas tentang modal yaitu debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012), debt to equity ratio dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Debt to equity ratio yang tinggi berarti tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan dikarenakan berita buruk tersebut. Dalam laporan keuangan, total asset mempunyai pengaruh yang besar bagi perusahaan, dimana perusahaan yang memiliki total asset yang besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang besar yang memiliki internal control yang baik dimana mampu dalam mengendalikan perusahaan. Menurut Iskandar dan Trisnawatti (2010), menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki total asset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan, dimana perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh adanya internal control yang baik. Begitu juga menurut Indriyani dan Supriyati (2012) dimana hal tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat
Universitas Sumatera Utara
oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, total asset juga berfungsi dalam menghasilkan laba bersih. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012), Profitabilitas yang diukur dengan return on asset adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Return on asset mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan keuangan. Perusahaan yang mempunyai return on asset yang rendah atau dengan kata lain mengalami kerugian cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan karena kerugian merupakan kabar buruk yang akan berdampak negatif pada perusahaan seperti penurunan permintaan akan saham yang diterbitkan. Perusahaan yang mempunyai return on asset yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat agar segera dapat memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif dari publik. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya, seperti menurut Juanita dan Satwiko (2012) meneliti hubungan antara audit delay atau audit report lag dengan beberapa variabel independen yang terdiri dari Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kepemilikan Saham, Laba rugi, Profitabilitas (ROA), Debt to Equity, Debt to total Asset. Susilawati, Agustina, dan Prameswari (2012) melakukan penelitian pada perusahaan Consumer Good Industry
periode 2008-2010 dengan meneliti
hubungan antara audit delay dengan variabel independen yang terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas,
Solvabilitas,
Perusahaan
Holding,
Opini
Audit,
Lamanya
Perusahaan menjadi Klien KAP. Lee and Jahng (2008) melakukan penelitian terhadap audit report lag atau audit delay dengan menggunakan variabel independen yang terdiri dari ARL, abnormal audit fee, natural log of non-audit service fees, auditor tenure, big4, auditor Opinion, client from size, ROA, Leverage, loss-yend, Subsidiaries, inventory and receivable, extraordinary items, ownership concentration. Ahmad dan kamarudin (2003) melakukan penelitian terhadap audit delay dengan menggunakan variabel independen sebagai berikut company size, industry, sign of income, extraordinary item, audit opinion, auditor, company year-end, and debt proportion. Kartika (2009) melakukan penelitian terhadap audit delay dengan variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor. Indriyani dan Supriyati (2012) juga melakukan penelitian terhadap audit delay atu audit report lag dengan variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to equity ratio. Penelitian juga dilakukan oleh Lianton dan Kusuma (2010) dengan variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan jenis industri. Dari banyaknya penelitian yang telah dikaji terdapat beberapa fenomena, seperti hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), Iskandar dan Trisnawati (2010), menunjukkan bahwa laba rugi berpengaruh positif terhadap audit delay, sementara menurut hasil Kartika (2009) , bahwa laba rugi berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
Hossain and Taylor (1998), Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan laba rugi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay atau audit report lag. Dari hasil penelitian Ratnawati dan Sugiharto (2005), Modugu, Eragbhe, and Ikhatua (2012), dan Juanita (2012), menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Berbeda dengan penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Dari hasil penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) dan Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Berbeda dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dengan total asset tidak mempunyai pengaruh audit report lag atau audit delay. Begitu juga dengan variabel profitabilitas yang diukur berdasarkan nilai ROA, dimana dari hasil penelitian Lianton dan Kusuma (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) dan Kartika (2009) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Sama halnya dengan variabel independen opini auditor dimana dari hasil penelitian Kartika (2009), Lee and Jahng (2008), opini auditor independen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, sementara menurut hasil Ahmad dan Kamarudin (2003), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010), Susilawati, Agustina, dan Prameswari
Universitas Sumatera Utara
(2012) yang menyatakan bahwa opini audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Penelitian penulis merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Indriyani dan Supriyati (2012). Perbedaannya terletak pada variabel independennya dimana penulis menambahkan variabel opini auditor, tahun penelitian yaitu tahun 2008-2012, dan juga objek penelitiannya, dimana penulis hanya mengkaji pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Hal ini dimotivasi karena sektor keuangan merupakan sektor yang berkembang dengan pesat, terutama perusahaan perbankan. Perbankan di Indonesia juga merupakan yang terbaik di ASEAN terkhusus dalam hal labanya. Dimana walapun pada tahun 2013, Indonesia dihadapkan dengan situasi perekonomian global yang tidak menentu, namun industri perbankan tetap yang paling profitable di kawasan (http://economy.okezone.com/). Dalam penelitian ini, penulis ingin lebih menyorot perusahaan yang berhubungan langsung dengan sektor keuangan yaitu bank. Dimana penulis ingin mengetahui apakah perusahaan perbankan sebagai lembaga keuangan dapat menyediakan informasi yang relevan dan andal dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan auditannya. Berdasarkan uraian dari latar belakang dan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai “Pengaruh Debt to Equity Ratio , Laba Rugi Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset terhadap Audit Delay pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.”
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset berpengaruh secara parsial terhadap audit delay? 2. Apakah debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset berpengaruh secara simultan terhadap audit delay? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset secara parsial terhadap audit delay. 2. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset secara simultan terhadap audit delay.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi Akademisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Auditor Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk auditor dalam melaksanakan audit keuangan agar dapat menyelesaikan auditnya secara tepat waktu sesuai peraturan yang telah ditetapkan. 3. Bagi Perusahaan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses audit sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini menambah wawasan peneliti mengenai debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan return on asset terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
Universitas Sumatera Utara