BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pasar modal yang semakin pesat,
persaingan dunia bisnis akan semakin kompetitif dalam penyediaan maupun perolehan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat berupa laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas penggunaan sumber daya yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan suatu data keuangan yang berisi informasi sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi selama periode tertentu. Informasi tersebut akan mencerminkan bagaimana posisi keuangan perusahaan pada saat itu. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya (Prastiwi dkk, 2014). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Sebagaimana dinyatakan oleh Kieso, et al. (2010), tentang pengertian laporan keuangan: “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statement provide the company’s history quatified in money terms”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
1
2
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan akan mempunyai manfaat jika disampaikan secara akurat dan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan kepada publik (Astuti, 2007). Ketepatan waktu informasi akuntansi menurut SFAC No.2 mengenai karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yang terdapat dalam Hendriksen dan Breda (2000:145) harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting bagi publikasi laporan keuangan. Informasi yang relevan bila dihubungkan dengan pemakai atau pengguna diartikan menjadi 3 aspek yaitu goal relevance, semantic relevance, dan decision relevance. Goal relevance merupakan kemampuan informasi dalam membantu para pemakai untuk mencapai tujuannya. Semantic relevance yaitu kemampuan
3
informasi untuk dipahami maknanya oleh pemakai sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Kemudian decision relevance yaitu kemampuan informasi untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan oleh para pemakai (Suwardjono, 2005:165). Informasi keuangan yang dilaporkan dengan cepat maka akan membantu seseorang apabila diposisikan sebagai pembuat keputusan (Dogan, et al. 2007). Baridwan (2000) menyatakan bahwa tepat waktu diartikan sebagai informasi yang harus sampai sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya keputusan-keputusan tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga menyatakan bahwa manfaat suatu laporan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu (PSAK No. 1 par. 38, 2009). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UndangUndang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Perusahaan publik atau emiten wajib menyampaikan laporan secara berkala dan laporan atau kejadian material kepada otoritas pasar modal. Pasal 86 no.8 tahun 1995 menyatakan bahwa emiten yang pernyataaan pendaftarannya telah menjadi efektif atau perusahaan publik wajib
menyampaikan
laporan
secara
berkala
kepada
BAPEPAM
dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat dan menyampaikan laporan kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material dapat mempengaruhi harga efek selambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.
4
Ketentuan mengenai batas ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan selanjutnya diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep80/PM/1996 yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan independen selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan perusahaan. Akan tetapi, peraturan tersebut kemudian dirubah melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 Lampiran X.K.2 menyebutkan penyampaian laporan keuangan tahunan dan laporan akuntan dengan pendapat lazim kepada Bapepam-LK paling lambat pada tanggal 31 Maret yaitu 90 hari setelah tanggal laporan tahunan. Sanksi dan denda cukup berat dikenakan bagi perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan, namun masih ada perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporan keuangan dan tidak mematuhi peraturan yang ditetapkan Bapepam-LK. Kinerja keuangan suatu perusahaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan tahunan yang disampaikan ke publik. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik akan semakin cepat menyampaikan laporan keuangan tahunannya. Investor dapat menggunakan informasi keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi pada perusahaan tersebut atau tidak (Dewi dan Made G, 2014). Fenomena yang terjadi yaitu masih banyak emiten yang sering terlambat menyampaikan laporan keuangan. Menurut Hasniawati (2014), Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi kepada 49 emiten yang terlambat dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan audit 2013. Sanksi yang diberikan
5
merupakan sanksi tertulis I. Hal ini lantaran, beberapa perusahaan tercatat melebihi batas waktu toleransi penyampaian laporan keuangan. Berikut nama-nama perusahaan yang mendapat sanksi peringatan tertulis I akibat terlambat menyampaikan laporan keuangan audit: Tabel 1.1 Data Perusahaan yang Dinyatakan Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Tahun Buku 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Kode AISA ALTO APOL ARGO ARTI ASIA BCIC BCIP BHIT BIPI BLTA BNBR BORN BRMS BSLT BTEK BULL BUMI CNKO ELTY ENRG GAMA GMCW GTBO HITS HOTL INVS ISSP JTPE KARW KBRI
Nama Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Tri Banyan Tirta Tbk PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Argo Pantes Tbk PT Ratu Prabu Energi Tbk PT Asia Natural Resources Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bumi Citra Permai Tbk PT MNC Investama Tbk PT Benakat Integra Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Bakrie & Brother Tbk PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Bumi Resources Mineral Tbk PT Bank Sulut PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk PT Buana Listya Tama Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Energi Mega Persada Tbk PT Gading Development Tbk PT Grahamas Citrawisata Tbk PT Garda Tujuh Buana Tbk PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk PT Saraswati Griya Lestari Tbk PT Inovisi Infracom Tbk PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk PT ICTSI Jasa Prima Tbk PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk
6
32. LAPD PT Leyand International Tbk 33. LCGP PT Eureka Prima Jakarta Tbk 34. LMAS PT Limas Centric Indonesia Tbk 35. MAGP PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk 36. MTFN PT Capitalinc Investment Tbk 37. MTSM PT Metro Realty Tbk 38. PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk 39. PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk 40. SAFE PT Steady Safe Tbk 41. SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 42. SRIL PT Sri Rejeki Isman Tbk 43. TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 44. TKGA PT Permata Prima Sakti Tbk 45. TMAS PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk 46. TRUB PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 47. UNSP PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 48. VIVA PT Visi Media Asia Tbk 49. ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk Sumber : kontan.co.id, 2014 (data diolah kembali) Berdasarkan tabel di atas, dari 49 emiten yang terlambat dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan audit 2013, terdapat 10 sektor manufaktur, 10 sektor infrastruktur, utilitas, transportasi, 10 sektor pertambangan, 7 sektor perdagangan jasa dan investasi, 5 sektor properti, real estat, dan bangunan, 4 sektor keuangan, 3 sektor pertanian. Laporan
keuangan
tahunan
perusahaan
berisi
data
yang
dapat
menyebabkan perubahan dalam perilaku investor, dan dapat mempengaruhi harga saham di pasar bursa, sehingga berdampak pada likuiditas, yang dapat dinyatakan melalui peningkatan volume perdagangan saham. Ini merupakan topik penting dalam akuntansi, karena menentukan kemampuan sistem akuntansi, yang menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan pada saat yang tepat bagi pengguna laporan keuangan (Al-Shwiyat, 2013).
7
Menurut Fahmi (2011:174) likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu. Sedangkan Sartono (2001:116) mendefinisikan likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Weston dan Brigham (2001) mendefinisikan likuiditas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan yang likuid. Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kabar baik (good news) bagi perusahaan, hal ini nantinya akan mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu karena akan membuat reaksi pasar menjadi positif terhadap perusahaan. William, et al. (2008) dalam Nasution (2013) menyatakan bahwa likuiditas juga merupakan perhatian utama para investor dan kreditur selain profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karena dapat segera mencairkan assets
8
(harta) yang tersedia untuk melunasi hutang (kewajiban) ketika jatuh tempo. Dengan adanya pandangan ini, maka perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya untuk menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kredibel dan pencapaian kinerja manajemen yang efektif. Menurut Sartono (2001:122) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Fahmi (2011:135) mendefinisikan rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008) profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Sedangkan menurut Kadir (2011) menyebutkan bahwa semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan akan semakin cepat
menyerahkan
laporan
keuangannya.
Perusahaaan
yang
memiliki
profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan menyerahkan laporan keuangan lebih segera atau tepat waktu. Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen perusahaan. Selain itu, profitabilitas juga sebagai pengukur efisiensi penggunaan
9
modal. Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaannya. Dengan demikian, perusahaan yang mampu menghasilkan laba (profit) akan cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (Nasution, 2013). Pada saat perusahaan mengalami keuntungan maka kepercayaan diri manajemen semakin meningkat untuk meminta pemegang saham mendukung kontrak kompensasi, sehingga mereka akan secara sukarela mengungkapkan laporan keuangannya sesegera mungkin. Sementara kinerja perusahaan yang buruk mungkin akan mengulur waktu untuk mengumumkan laporan keuangan (Singvi dan Desai (1971) dalam Srimindarti (2008). Kim dan Verrechia (1995) dalam Saleh (2004) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dilaporkan secara tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi. Asimetri informasi erat kaitannya dengan teori agency yang menjelaskan mengenai adanya konflik kepentingan antara manajemen selaku agen dengan pemilik dan kreditur selaku prinsipal. Prinsipal ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen yang terkait dengan investasi (dana) dalam perusahaan dengan meminta laporan pertanggungjawaban di antaranya adalah laporan keuangan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 Lampiran X.K.2 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan selambat-lambatnya diserahkan kepada
10
Bapepam pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan (Sulistyo, 2010). Penelitian yang membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sudah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menemukan bukti-bukti empiris bahwa keterlambatan laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor dengan hasil penelitian yang berbeda-beda. Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Sedangkan
leverage keuangan,
ukuran
perusahaan, dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap waktu penyampaian laporan keuangan. Selanjutnya Dyer dan McHugh (1975) dalam Kadir (2011) meneliti 120 perusahaan di Australia yang terdaftar di Sydney Stock Exchange (SSE) yang di pilih secara random. Faktor-faktor yang ditelitinya adalah faktor-faktor yang
11
terkait dengan karakteristik perusahaan, meliputi ukuran perusahaan, tanggal penutupan akhir tahun buku dan profitabilitas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran (size) perusahaan dan waktu penutupan akhir tahun buku secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Astuti
(2007)
melakukan
penelitian
tentang
faktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan baik pihak luar maupun dalam, reputasi auditor dan opini audit mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dewi dan Made G (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh pada ketepatwaktuan pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan leverage, ukuran perusahaan, dan komisaris independen tidak berpengaruh pada ketepatwaktuan pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di BEI periode 20112012. Sedangkan menurut Prastiwi dkk (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Berdasarkan bukti-bukti empiris terdapat ketidakkonsistenan dalam hasilhasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis akan menguji dan
12
menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Prastiwi dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI periode 2008-2012”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Prastiwi dkk (2014) adalah objek penelitian dan penggunaan periode penelitian, dimana objek penelitian ini pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan periode waktu yang belum pernah diteliti sehingga penelitian ini akan memberikan temuan empiris yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penulis memilih objek penelitian perusahaan manufaktur karena berdasarkan fenomena yang terjadi dari 49 emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan audit 2013, sektor manufaktur adalah salah satu sektor yang mendominasi dimana sektor manufaktur merupakan sektor yang memiliki jumlah perusahaan paling banyak. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”.
13
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka
penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 2. Bagaimana pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas (Profit Margin) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 4. Bagaimana pengaruh likuiditas (Current Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 5. Bagaimana pengaruh likuiditas (Quick Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 6. Bagaimana pengaruh profitabilitas (ROA, ROE, dan Profit Margin) dan likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
14
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (Profit Margin) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 4. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas (Current Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 5. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas (Quick Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 6. Untuk mengetahui pengaruh faktor profitabilitas (ROA, ROE, dan Profit Margin) dan likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini
diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya: 1.
Kegunaan Akademis Dapat memberikan wawasan, pengetahuan, referensi, dan kontribusi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
15
2.
Kegunaan Praktis a.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis selain yang telah diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
b.
Bagi Perusahaan Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan likuiditas serta penyebabpenyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan agar dapat digunakan dalam mengambil keputusan investasi.
c.
Bagi Manajemen Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan masukan
kepada
para
pemakai
laporan
keuangan
dan
praktisi
penyelenggara perusahaan dalam upaya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
1.5
Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan cara mengakses data sekunder di www.idx.co.id. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.