Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS VI KECAMATAN GOLEWA SELATAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Konstantinus Dua Dhiu1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS siswa. Pada kenyataan bahwa prestasi siswa menurunatau rendah dikarenakan oleh dorongan dan motivasi yang renda. Menjadi sebuah harapan adalah para guru hendaknya memperhatikan kondisi awal siswa saat mengikuti pembelajaran, karena kondisi psikologis yang baik akan mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi dengan pendekatan ex post facto karena dalam penelitian ini tidak diadakan perlakuan (treatment) atau manipulasi terhadap variabel-variabel penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random samplingdengan mengambil sampel 40% dari seluruh siswa kelas V SD di Kecamatan Golewa Selatan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket motivasi belajar dan metode tes prestasi belajar IPS. Instrumen penelitian yang diberikan berupa tes sebanyak 22 soal tipe pilihan ganda dan angket motivasi belajar sebanyak 20 butir pertanyaan. Uji prasyarat analisis dengan menggunakan uji liliefors menyimpulkan alat tafsiran regresi Y atas X berdistribusi normal. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menghitung koefisien hubungan antara X dan Y dengan menggunakan rumus “pearson product moment”. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai rxy=0,899 kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,320, oleh karena itu jika rxy> rtabel atau 0,899 > maka H1 diterima, dan besarnya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS setelah dianalisis diperoleh korelasi r = 0,90 dengan koefisien determinasi sebesar 81%, makakesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD di Kecamatan Golewa Selatan. Dengan demikian maka dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, siswa akan terdorong untuk berusaha mencapai sasaran dan tujuannya. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Prestasi belajar, IPS Abstract This study aims to know the significant correlation between the learning motivation with the students social science learning achievement. The sampling method done using cluster random sampling with its sample was 40% from all students of the fifth grade of primary school in South Golewa subdistrict. The method of data collection in this study used was the learning motivation questionnaire and the test method on the social science learning achievement. The study instrument was 22 questions in the form of multiple choice and 20 questions for the learning motivation questionnaire. The analysis of the prerequisite test used Liliefors test concluding the tool of the regression interpretation Y over X for normal distributed. For testing the study hypothesis by counting the correlation coefficient between X and Y using the “pearson product moment” formula. From the result of the hypothesis test count got the value of rxy=0,899, then compared with rtable at the significant standard 0,05 got the rtable value = 0,320. Because of that if rxy>rtable or 0,899 >,so H1 accepted, and the result of the correlation between the learning motivation with the social science learning achievement after analyzed got the correlation r = 0,90 with its determinant coefficient in the amount of 81%. From the result of the study can be concluded that there is a significant correlation between the learning motivation with the social science learning achievement at the fifth grade students of primary school in South Golewa subdistrict. Keywords: Learning Motivation, Learning Achievement, Social Science 1
Konstantinus Dua Dhiu, STKIP Citra Bakti Ngada. Email:
[email protected]
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|173
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… Implikasi dari kebijakan tersebut, walaupun
PENDAHULUAN
sekarang ini telah dilancarkan pengembangan Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber
daya
manusia
merupakan
suatu
keharusan bagi bangsa Indonesia apalagi pada
pendidikan
globalisasi
hanya
berkualitas
yang
bangsa-bangsa mampu
berkompetisi
di
hubungannya
dengan
tersebut,
pasar
bidang
yang
bersaing bebas.
budaya
pendidikan
atau Dalam
kompetisi memegang
peranan yang sangat penting dan strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan
kualitas
sumber
daya
manusia.Oleh karena itu sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas
utama
yang
harus
dilakukan
pemerintah.
kualitas,
pendidikan terus berkembang makin rumit. Salah
satu
indikator
pendidikan
berkualitas adalah perolehan hasil belajar yang maksimal oleh siswa, baik itu hasil belajar dalam
bentuk
psikomotor.
kognitif,
Hasil
afektif
belajar
maupun
siswa
sangat
dipengaruhi oleh kegiatan proses belajar mengajar yang didalamnya terdapat beberap faktor yang merupakan penentu lancar atau tidaknya kegiatan proses belajar mengajar. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah. (1) Faktor instrumen input yaitu kurikulum, perpustakaan, guru dan sebagainya. (2) Raw input anatara lain siswa, motivasi, cara belajar dan sebagainya. (3) Environmental input
Inovasi dan upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan.
antara lain lingkungan fisik dan sosial budaya (Subagia dan Sudiana, 2002).
Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui pelatihan dan peningkatan kualitas pendidikan mereka, peningkatan manajemen pendidikan dan pengadaan fasilitas lainnya. Semuanya itu belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Di samping itu juga banyak pendekatan pembangunan dalam pendidikan hanya memfokuskan pada masalah kuantitas, sehingga
usaha
untuk
kehidupan
bangsa
cenderung
dalam
menyangkut
produktivitas dan relevansi, namun masalah
era globalisasi yang menuntut kesiapan setiap bangsa untuk bersaing secara bebas. Pada era
yang
lingkup
pendidikan
mencerdaskan dipersempit formal
dan
pembelajaran yang terbatas pada perhitungan kuantifikasi dengan mengabaikan kualitas. ISSN 2355-0066
Dari
ketiga
mempengaruhi
faktor
lancar
utama
tidaknya
yang proses
pembelajaran tersebut di atas, dalam penelitian ini difokuskan pada usaha siswa meningkatkan motivasi
belajarnya
untuk
mendapatkan
prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor
20
Pendidikan
tahun
2003
Nasional,
Bab
tentang II
Sistem
Pasal
3,
dirumuskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta
peradaban
bermartabat
dalam
kehidupan
bangsa,
rangka
bangsa
yang
mencerdaskan
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Jurnal Tunas Bangsa|174
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
menarik perhatian dan minat siswa dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri,
mempelajari IPS. Apabila siswa memiliki
dan menjadi warga negara yang demokratis
motivasi atau minta belajar pada semua mata
serta bertanggung jawab.
pelajaran di sekolah khususnya pada mata
Berorientasi pada fungsi dan tujuan
pelajaran IPS, maka hal ini akan meningkatkan
pendidikan Nasional tersebut, maka sekolah
mutu pendidikan terutama akan meningkatkan
sebagai
prestasi belajar.
salah
satu
lembaga
pendidikan
(formal), mempunyai misi dan tugas yang
Dalam
kaitannya
peningkatan
sekolah
sosial, pemerintah sudah melakukan berbagai
untuk
mencerdaskan
pengetahuan
kehidupan bangsa, dalam arti menumbuhkan,
upaya
memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai
pengadaan
budaya yang mencakup etika, logika, estetika,
sosial peningkatan pengetahuan guru mata
dan praktika, sehingga tercipta manusia yang
pelajaran pengetahuan sosial yaitu melalui
utuh
penataran,
dan
berakar
pada
budaya
bangsa
(Sumidjo, 1999 : 71).
seperti
belajar
upaya
cukup berat. Selanjutnya dikatakan bahwa berperan
prestasi
dengan
penyempurnaan
buku-buku
paket
baik secara
kurikulum, pengetahuan
regional
maupun
nasional, dan salah satu contoh kasus yang
Berdasarkan hasil pengamatan singkat
membuktikan fenomena tersebut adalah ketika
didapatkan bahwa siswa SD mempunyai
banyak orang ramai-ramai menuduh guru
motivasi
siwa
sebagai faktor utama penyebab rendahnya
IPS
mutu lulusan di tingkat sekolah, dengan alasan
belajar
beranggapan
bahwa
yang
kurang,
mata
pelajaran
merupakan mata pelajaran yang sulit, di mana
bahwa,
siswa diajarkan untuk menghafalkan semua
bersentuhan
materi yang diberikan guru. Dengan keadaan
pendidikan tingkat sekolah, (2) guru-guru yang
seperti ini dapat mempengaruhi prestasi
ada saat itu tidak memiliki kompotensi di
belajar siswa, karena siswa diharuskan untuk
bidangnya
menghafal materi agar bisa memperoleh nilai
sehingga memiliki pengaruh yang signifikan
yang baik pada saat ujian nanti. Hal ini
terhadap mutu lulusan, (3) waktu guru lebih
menyebabkan siswa tidak memiliki minat
banyak tersita untuk memikirkan kebutuhan
terhadap mata pelajaran IPS. Sikap negatif ini
hidupnya
tentunya berdampak pada pencapain prestasi
keseharian sehingga guru, dan (4) rendahnya
belajar yang rendah. Siswa yang tidak
anggapan pendidikan yang diberikan oleh
menyukai
pemerintah dalam menetapkan gaji guru.
mata
pelajaran
IPS
akan
menghindari mata pelajaran tersebut. Disamping itu peran seorang guru dalam
(1)
guru
yang
langsung
alias
bermutu
daripada
Guru
banyak
dengan
proses
atau
memikirkan
memiliki
mengembangkan
paling
secara
peran kritis
kualitas
tugasnya
untuk terhadap
mengatasi persoalan ini akan tergantung pada
kegiatan pembelajaran, dengan ini guru selalu
kreativitasnya dalam menyajikan materi dan
mengevaluasi strategi pembelajaran. Hal ini
menggunanakan multi metode sehingga dapat
setiap
ISSN 2355-0066
kegiatan
pembelajaran
selalu
Jurnal Tunas Bangsa|175
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… disesuaikan dengan karakteristik siswa dan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
situasi sarana pembelajaran. Oleh karena itu,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
guru
mengetahui apakah terdapat hubungan yang
sebaiknya
berlangsung
setiap
selalu
pembelajaran
merefleksi
kegiatan
signifikan antara motivasi belajar terhadap
pembelajaran yang sudah diajarkan kepada
prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD
siswa. Sehingga siswa termotivasi dan tertarik
gugus II Kecamatan Golewa Selatan Tahun
pada pembelajaran tersebut.
Ajaran 2016/2017.
Dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991:
Hipotesis
yang
diajukan
dalam
46), ”Prestasi belajar siswa pada hakikatnya
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
motivasi belajar dengan hasil belajar IPS pada
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
siswa kelas V SD pada gugus II Kecamatan
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
Golewa Selatan, Tahun ajaran 2016/2017.
psikomotoris”.
METODE PENELITIAN
Penilaian
prestasi
belajar
adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan
Penelitian ini akan dilaksanakan di
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa
Kelas V SD Gugus II Kecamatan Golewa
dan
guru dalam mencapai tujuan-tujuan
Selatan. Waktu penelitian pada bulan Agustus
pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa.
2016. Jenis penelitian ini merupakan jenis
Prestasi
dengan
penelitian hubungan dengan pendekatan ex
berubahnya proses kognitif yang mendapat
post facto karena dalam penelitian ini tidak
dukungan dari fungsi ranah afektif dan
diadakan
psikomotoris. Kenyataan yang ada, intensitas
manipulasi
penggunaan ranah kognitif ini lebih banyak,
penelitian
namun pengukuran prestasi belajar tetap harus
Kegiatan penelitian lebih melihat hubungan
dilakukan terhadap tiga ranah tersebut, yakni
sebab akibat dan mendeskripsikan antara dua
kognitif, afektif, dan psikomotorik
variabel atau hubungan antara variabel bebas
belajar
ditunjukkan
perlakuan
(treatment)
terhadap
atau
variabel-variabel
(Donalld Ary, 1979 ; 392).
Berdasarkan latar belakang yang telah
dengan variabel terikat. Seperti antara ariabel
dikemukan diatas, maka permasalahan dalam
X dan variabel Y. di mana variabel X adalah
penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan
motivasi belajar siswa sedangkan variabel Y
yang
belajar
adalah prestasi belajar siswa. Hubungan
terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas
variabel penelitian dapat digambarkan seperti
V SD gugus II Kecamatan Golewa Selatan
pada gambar 01.
signifikan
antara
motivasi
Tahun Ajaran 2016/2017? r X
Y
Gambar 01. Desain Penelitian Korelasi
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|176
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… Keterangan:
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
X
: Motivasi belajar (Variabel Bebas)
V SD pada gugus II Kecamatan Golewa
Y
: Prestasi Belajar IPS (variabel terikat)
Selatan tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak
r
: Hubungan antara X dan Y
112 orang yang dibagai 4 sekolah. Jumlah populasi
dapat
dilihat
pada
tabel
01.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1993: 118). Populasi
Tabel 01. Populasi Penelitian No 1 2 3 4
Sekolah
Jumlah Siswa
Total
SDI Nirmala SDI Zaa SDI Utaseko SDI Maumbawa Total
Pria 15 8 15 16 54
31 22 28 31 112
Teknik pengambilan sampel dalam
Wanita 16 14 13 15 58
Sampel dalam penelitian ini setelah dilakukan
penelitian ini adalah dengan cara cluster
cluster random sampling,
maka dipilih 2
random sampling. Dengan teknik ini, maka
sekolah
setiap kelas yang berada dalam populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian dengan
terjangkau dan memperoleh kesempatan yang
menggunakan
sama untuk diambil sebagai sampel penelitian.
penelitian
dan berjumlah 40 siswa untuk
teknik
dapat
undian.
dilihat
pada
Sampel tabel
02.
Tabel 02. Sampel Penelitian No 1 2
Data
yang
penelitian ini adalah
Sekolah
Jumlah Siswa
Total
SDI Zaa SDI Utaseko Total
Pria 8 15 23
22 28 40
dikumpulkan
dalam
data tentang motivasi
Wanita 14 13 27
prestasi belajar. Tes prestasi belajar IPS yang dikembangkan
digunakan
untuk
belajar dan prestasi belajar IPS pada siswa
mengumpulkan data prestasi belajar siswa
Kelas V SD se gugus II Kecamatan Golewa
dalam pembelajaran IPS setelah diberikan
Selatan.
perlakuan.
Motivasi belajar adalah dorongan
yang menyebabkan seseorang untuk berbuat
Instrumen
yang
digunakan
dalam
sesuatu ke arah yang lebih baik. Data prestasi
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes
digunakan untuk mengumpulkan data-data
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|177
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… tentang motivasi dan prestasi siswa. Kuesioner
menjawab salah. Setiap item soal jawaban
yang
ini
singkat akan diberi skor 1 bila siswa
skala likert (skala untuk
menjawab dengan benar serta skor 0 untuk
digunakan
menggunakan mengukur
sikap,
dalam
pendapat
penelitian
dan
persepsi
siswa yang menjawab salah. Setiap item untuk
seseorang atau sekelompok orang tentang
soal essay akan diberikan skor 6 bila siswa
gejala atau fenomena pendidikan). Skala likert
menjawab benar, skor 3 untuk siswa yang
menggunakan 5 alternatif jawaban dan skor
menjawab hampir benar, skor 1 untuk siswa
sikap hitung dengan menggunakan skala likert,
yang menjawab kurang tepat, serta skor 0
yaitu: sangat sering = 5, sering = 4, kadang-
untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap
kadang = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1. ini
jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah
digunakan untuk pertanyaan bersifat positif.
tersebut merupakan skor variabel hasil belajar
Sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat
IPS. Skor hasil belajar IPS akan bergerak dari
negatif diberi skor masing-masing: sangat
0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal
sering = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3,
serta 100 merupakan skor maksimal ideal tes
jarang = 4, tidak pernah = 5.
hasil belajar IPS.
Instrument yang digunakan untuk
Sebelum mengadakan uji hipotesis,
mengumpulkan data dalam menentukan hasil
maka dilakukan pemeriksaan data penelitian
belajar IPS adalah tes pilihan ganda satu
melalui uji persyaratan analisis yaitu: (1) uji
jawaban benar dimana butir pertanyaannya
linearitas dan (2) uji normalitas. Uji linearitas
berjumlah 45 soal, 30 soal pilihan ganda, 10
dengan menggunakan analisi residu dan
butir soal jawaban singkat dan 5 butir soal
dilanjutkan uji normalitas menggunakan data
essay.
tentang
residu. Setelah persyaratan terpenuhi maka
penguasaan siswa terhadap pelajaran IPS yang
melalui teknik analisis regresi dan korelasi
mereka peroleh di kelas V. Untuk soal
sederhana dicari kebenaran model regresi dan
objektif, setiap soal disertai dengan empat
bentuk hubungan motivasi belajar (X) dan
alternatif jawaban yang dipilih oleh siswa
hasil belajar IPS (Y).
Tes
ini
mengungkapkan
(alternatif a, b, c, dan d). Setiap item akan
Untuk menguji hipotesisi penelitian
diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan
adalah dengan menghitung koefisien korelasi
benar (jawaban dicocokan dengan kunci
antara X dan Y dengan menggunakan rumus
jawaban) serta skor 0 untuk siswa yang
Pearson Product Momen yaitu:
𝑟𝑥𝑦 = 1 +
𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) N∑X 2(N∑Y2 − Y 2)
Keterangan:
∑X
: Jumlah variabel X
rxy
: Koefisien korelasi antara variabel
∑Y
: Jumlah variabel Y
∑XY
: Jumlah perkalian X dan Y
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|178
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… Kemudian
untuk
melihat
besarnya
H1
: Terdapat hubungan yang positif
kontribusi antara motivasi belajar dengan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
peningkatan prestasi belajar IPS digunakan
IPS
rumus
koefisien
determinasi.
Besar
r2
dinyatakan dengan (%) yang menunjukkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
besarnya kontribusi atau hubungan motivasi
1. Hasil Penelitian
belajar (X) dengan prestasi belajar IPS (Y)
1) Deskripsi Data Motivasi Belajar
dengan rumus:
Berdasarkan data nilai motivasi belajar
KD: r2 x 100%
IPS di atas, maka dapat dibuat tabel distribusi
Keterangan:
frekuensi motivasi belajar, tetapi sebelumnya
KD
: Koefisien Determinasi
terlebih
r
: Koefisien korelasi
penyebaran distribusi frekuensi terlebih dahulu
dahulu
sebelum
mendapat
data
Setiap uji hipotesis statistik dengan tandingan
menghitung rentangan, menghitung banyaknya
yang berarah satu seperti:
kelas
dan
menghitung
panjang
kelas,
H0 : p =0
berdasarkan analisis data diperoleh rentangan
H1 : p>0
sebesar 28, banyaknya kelas sebesar 6 dan
Adapun keterangan adalah sebagai berikut:
panjang kelas sebesar 5. Distribusi frekuensi
H0
motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 03.
: Tidak ada hubungan yang positif
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS
Tabel 03. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar IPS No
Data
1 62-66 2 67-71 3 72-76 4 77-81 5 82-86 6 87-91 TOTAL
Batas kelas 66,5 71,5 76,5 81,5 86,5 91,5
Frekuensi 5 6 7 7 11 4
F kumulatif 5 11 17 25 36 40
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka penyebaran datanya dapat dilihat pada gambar 02.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|179
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar…
frekuensi
Motivasi Belajar 12 10 8 6 4 2 0 66,5
71,5
76,5
81,5
86,5
91,5
batas kelas
Gambar 02. Histogram Motivasi Belajar IPS Berdasarkan tabel 03 dan gambar 02,
2) Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS
dapat dideskripsikan bahwa jumlah siswa yang
Berdasarkan data nilai prestasi belajar IPS di
dipilih sebagai sampel sebanyak 40 orang.
atas, maka dapat dibuat tabel distribusi
Semuanya mengikuti atau mengisi lembar
frekuensi prestasi belajar, tetapi sebelumnya
kuesioner motivasi belajar. Setelah nilainya
terlebih
diolah dapat dikatakan bahwa jumlah siswa
penyebaran distribusi frekuensi terlebih dahulu
yang mendapat nilai dari 62 – 66 sebanyak 5
menghitung rentangan, menghitung banyaknya
orang, yang memperoleh nilai dari 67-71
kelas
sebanyak 6 orang, yang memperoleh nilai dari
berdasarkan analisis data diperoleh rentangan
72-76 sebanyak 6 orang, memperoleh nilai 77-
sebesar 55, banyaknya kelas sebesar 6 dan
81 sebanyak 7 orang, memperoleh nilai dari
panjang kelas sebesar 10. Penyajian data
82-86
prestasi belajar IPS dalam distribusi frekuensi
sebanyak
11
orang
dan
yang
memperoleh nilai 87-91 sebanyak 4 orang.
dahulu
dan
sebelum
menghitung
mendapat
panjang
data
kelas,
dapat dilihat pada tabel 04.
Tabel 04. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS No
Data
1 30-39 2 40-49 3 50-59 4 60-69 5 70-79 6 80-89 TOTAL
Batas kelas 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5
Frekuensi 2 3 9 12 11 3
F kumulatif 2 5 14 26 37 40 40
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka penyebaran data prestasi belajar IPS dapat dilihat pada gambar 03.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|180
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar…
Data Prestasi Belajar IPS Frekuensi
15 10 5 0 39,5
49,5
59,5
69,5
79,5
89,5
Batas Kelas
Gambar 03. Histogram Prestasi Belajar IPS
Berdasarkan tabel 04 dan gambar 03.
Berdasarkan data nilai yang diperoleh
dapat dideskripsikan bahwat jumlah siswa
dan
berdasarkan
yang dipilih sebagai sampel sebanyak 40
instrumen baik instrumen motivasi belajar IPS
orang. Semuanya mengikuti tes prestasi belajar
dan
IPS. Setelah nilainya diolah dapat dikatakan
berdistribusi
bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dari
(terlampir), peneliti dapat menganalisa lebih
30 – 39 sebanyak 2 orang, yang memperoleh
lanjut untuk mengetahui tingkat korelasi anatar
nilai dari 40-49 sebanyak 3 orang, yang
motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS
memperoleh nilai dari 50-59 sebanyak 9
pada siswa dengan menggunakan rumus
orang, memperoleh nilai 69-69 sebanyak 12
korelasi Product Moment, datanya (terlampir).
orang, memperoleh nilai dari 70-79 sebanyak
Data tersebut selanjutnya dianalisis
11 orang dan yang memperoleh nilai 8-89
dengan menggunakan rumus Product Moment
sebanyak 3 orang.
sebagai berikut.
instrumen
uji
normalitas
prestasi
normal,
belajar
penyajian
untuk
IPS Data
3) Pengujian Hipotesis 𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) [ N∑X 2(∑X)2] [(N∑Y2 − Y 2)] 40(194050) − (3087)(2470)
[ 40 240647
− (3087 2(40(158550) − 2470 2) 137110 152383,0112 𝑟𝑥𝑦 = 0,8997
𝑟𝑥𝑦 =
Berdasarkan perhitungan diatas, maka terdapat hubungan antara motivasi belajar ISSN 2355-0066
dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD
Kecamatan
GolewaSelatan,
dimana
Jurnal Tunas Bangsa|181
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… diperoleh rtabel untuk (dk) 38 dan α = 0,05 nilai
motivasi belajar yang tinggi yang terdiri dari
rxy = 0,899 lebih besar dari rtabel (rhitung=0,899
motivasi tinggi, antisipasi kegagalan, inovasi,
dan rtabel = 0,320) sehingga rhitung > rtabel, maka
tanggung jawab terhadap tugas dan kedekatan
hipotesis H1 karena ada
terhadap masyarakat sekitar sekolah akan turut
hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar dengan
menentukan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD di
Motivasi belajar yang ada pada diri siswa
Kecamatan Golewa Selatan.
dapat
Besar kontribusi variabel X (motivasi
keberhasilan
menentukan
mencapai
tujuan
baik
seorang
siswa.
tidaknya
pembelajaran
dalam
sehingga
belajar) terhadap naik turunya variabel Y
semakin besar motivasi belajarnya, maka akan
(prestasi belajar IPS) dapat ditentukan dengan
semakin
cara mengkuadratkan koefisien korelasi maka
belajarnya.
diperoleh hasil sebagai berikut.
besar
pula
keberhasilan
dalam
Cita-cita atau aspirasi yang dimiliki oleh
KD = r2 x 100%
siswa
2
merupakan
salah
satu
penentu
= (0,90) x 100%
keberhasilan belajar. Siswa yang memiliki
= 0,81 x 100%
cita-cita tidak akan merasa terbebani dan
= 81%
terpaksa dalam belajar dengan rajin sehingga
2. Pembahasan
prestasi belajar pada umunya akan menjadi
Berdasarkan hasil analisis data ternyata
baik. Permasalahan yang dihadapi siswa
terdapat hubungan yang signifikan antara
biasanya siswa kurang dapat menggunakan
motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS.
waktu dan teknik belajar yang baik sehingga
Besarnya hubungan antara motivasi belajar
berdampak pada kurang optimalnya prestasi
dengan prestasi belajar IPS setelah dianalisis
belajar yang dicapai.
diperoleh korelasi r = 0,90 dengan koefisien
PENUTUP
determinasi sebesar 81%, artinya motivasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
belajar memiliki keterkaitan yang erat dengan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
prestasi belajar IPS dan merupakan salah satu
signifikan antara motivasi belajar dengan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
prestasi belajar IPS. Besarnya hubungan
IPS. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
adanya motivasi belajar yang tinggi, siswa
IPS setelah dianalisi diperoleh korelasi r =
akan terdorong untuk berusaha mencapai
0,90 dengan koefisien determinasi sebesar
sasaran dan tujuannya.
81%,
artinya
motivasi
belajar
memiliki
Motivasi belajar merupakan salah satu
keterkaitan yang erat dengan prestasi belajar
prinsip belajar yang dapat mempengaruhi
IPS dan merupakan salah satu faktor yang
prestasi belajar IPS, semakin tinggi motivasi
mempengaruhi prestasi belajar IPS. Hal ini
belajar siswa, maka akan semakin baik pula
menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi
prestasi
belajar yang tinggi, siswa akan terdorong
belajar
IPS.
Selama
mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan adanya ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|182
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… untuk
berusaha
mencapai
sasaran
dan
tujuannya.
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu juga sebagai guru yang baik harus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
terus berupaya unuk memberikan motivasi
dilakukan, maka dapat diberikan beberapa
belajar kepada siswa. Sekolah hendaknya
saran
menyadari
antara
lain.
Siswa
hendaknya
bahwa
pendidikan
bukan
mengetahui bahwa untuk mendapat prestasi
merupakan membantu kekayaan intelektual
belajar yang baik atau tinggi haruslah diserta
saja, tetapi juga kecakapan emosional dalam
dengan motivasi belajar yang tinggi pula, dan
menghadapi
selain itu masih banyak fakor internal dan
sekolah juga bertanggungjawab dan dapat
eksternal yang dapat ditingkatkan agar siawa
memecahkan masalah-masalah belajar yang
dapat memperoleh nilai yang baik. Guru
dihadapi oleh siswa. Salah satunya dengan
hendaknya memperhatikan kondisi awal siswa
memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam
saat mengikuti pembelajaran, karena kondisi
kegiatan belajar mengajar, dan menciptakan
psikologis yang baik akan mempengaruhi
pengalaman belajar yang lebih baik tentunya.
ISSN 2355-0066
kesulitan-kesulitan
belajar,
Jurnal Tunas Bangsa|183
Konstantinus Dua Dhiu, Hubungan Motivasi Belajar… DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Singaraja. Arikunto Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta. Rineka Cipta Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara Koyan, I Wayan. 2011. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Singaraja. Nana Sudjana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sumiati. 2002. Hubungan Antara Motivasi Belajar Matematika Siswa SLTPN 1 Napabalano. Skripsi (tidak diterbitkan)
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|184