MANAGEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Oleh: Muslimatus Saniyah NIM: 111 09 080
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA 2016
i
ii
iii
iv
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Hujaraat, 11)
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak (Murdi.Amd) dan Ibu (Fitriyah) yang telah memberikan semangat serta mendukung demi meraih kesuksesan anaknya. Terimakasih atas semua kasih dan sayang yang telah di berikan. 2. Bapak mertua (Tumingin) dan Ibu mertua (Sumini) yang juga telah memberikan semangat dalam mencapai kesuksesan menantunya. 3. Suami (Redno Dwi Anggoro) dan Anakku (Fairel Athariz Kalif Anggoro) yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat hingga sampai sekarang ini. 4. Segenap keluarga yang juga mendoakan demi kesuksesansaya.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi
yang
berjudul
“MANAGEMEN
MENINGKATKANPARTISIPASI SUDIRMAN
AMBARAWA
SEKOLAH
MASYARAKAT
KABUPATEN
DI
SMA
SEMARANG
DALAM ISLAM TAHUN
PELAJARAN 2015/2016” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI 4. Bapak Dra.SitiAsdiqoh, M.Si.Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 5. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga 6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti mendo‟akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan lancar.
vii
viii
ABSTRAK
Saniyah, Muslimatus. 2016.Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dra.SitiAsdiqoh, M.Si. Kata Kunci: ManajemenSekolah, PartisipasiMasyarakat Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isuyang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produksekolah dengan kebutuhan pembangunan,adapun fungsimanagemen sekolah yang bertujuan menciptakan danmengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembagapendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyaidampak bagi masa depan organisasi atau lembaga. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah pertama, ingin mengetahui pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015. Kedua, untuk mengetahui upaya managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten SemarangTahun 2015 dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, untuk mengetahui partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015. Penelitian yang penulis lakukan pada SMA Islam Sudirman Ambarawa menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya (natural setting). Sedangkan berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini menggunakanmetode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan manajemen yang dilakukan oleh SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan pengendalian. Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah sudah terbilang baik, sekolah juga mempunyai program-program yang berhubungan dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat agar hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjaga keharmonisannya. Karena sekolah sadar tanpa adanya partisipasi masyrakat dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal.Bentuk partisipasi masyarakat tergolong baik karena ada berbgai bentuk partisipasi yang dilakukan oleh wali murid maupun masyarakat sekitar.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................ii PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................vi ABSTRAK..................................................................................................vii DAFTAR ISI .............................................................................................viii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................6 D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 6 E. Penegasan Istilah ...................................................................................6 F. Metodologi Penelitian..............................................................................8 G. Sistematika Penulisan ............................................................................14 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Sekolah...........................................................................16 1.
Pengertian Manajemen Sekolah.......................................................21
2.
Tujuan Manajemen Sekolah.............................................................22
3.
Fungsi Manajemen Sekolah.............................................................22
4.
Ruang Lingkup ManajemenS ekolah...............................................22
x
B. Manajemen Hubungan Masyarakat........................................................24 C. Partisipasi Masyarakat..........................................................................36 BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum....................................................................................44 B. Penyajian Data Penelitian.....................................................................51 1.
Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam Sudirman Amabarawa..................................................................... 52
2.
Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan Pertisipasi Masyarakat.................................................................57
3.
Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa.................................................................. 60
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam Sudirman Amabarawa...................................................................... 64 B. Analisis Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan Pertisipasi Masyarakat..................................................................... 67 C. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa.......................................................................67
xi
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................ 69 B. Saran-saran............................................................................................ . 71 C. Penutup................................................................................................. . 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1
: Data
Sarana Prasarana, Luas Tanah Dan Bangunan Sekolah
2. Tabel 2
: Data Rombongan Belajar
3. Tabel 3
: JumlahTenaga Pendidik
4. Tabel 4
: Keadaan Guru
5. Tabel 5
: Jumlah Karyawan
6. Tabel 6
: Data Peserta Didik
7. Tabel 7
: Anggka Yang Mengulang
8. Tabel 8
: Prestasi Sekolah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama para pakar dan praktisi pendidikan. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan outcome sumber daya yang unggul, yang akan mampu membangun wataksuatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainya seperti ekonomi, politik dan sebagainya, karena manusia sendiri merupakan subjek dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. (Mulyasa, 2005:4) Pendidikan di sekolah ataupun di luar sekolah mencakup semua usahapengembangan atau peningkatan prestasi belajar siswa dari segi kognitif. Aspek ini bisa dikembangkan di dalam lembaga pendidikan yang kita kenaldengan sistem pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasional itujuga dikenal dengan lembaga pendidikan formal dan non formal, sedangkansalah satu bentuk lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Dengan tujuanyang hendak dicapai maka sistem pendidikan nasional dalam kurun waktuyang cukup lama sampai saat ini telah banyak mengalami perubahan sesuaidengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yaitu mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu sehat,
1
cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas no 20, 2003) Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan
pendidikan
dan
pengajaran
di
sekolah
yang
keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponenkomponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya jumlah anak putus sekolah, makin banyaknya pengangguran. Untuk memecahkan masalah tersebut bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapamasalah tersebut dapat dikurangi. (Purwanto, 1995:189) Adapun fungsi managemen sekolah yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga. (Rosady, 2003:31)
2
Fungsi lain dari managemen sekolah adalah menjaga hubungan antara sekolah dan masyarakat, digambarkan bahwa hubungan keduanya bagaikan suatu bangunan yang satu komponen dengan komponen yang saling memperkokoh agar adanya timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan sekolah. Seperti di jelaskan dalam surat ash-Shaff ayat 4 sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(Qs. Ash-Shaff:4) Dan dalam sebuah hadits Nabi saw juga di jelaskan sebagai berikut.
ا مؤ من ممؤ من اا منناا شد: قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: عن ابي مو س رضي هللا عنه قال متفق عماه.بعضه بعضا ”DariAbiMusar.a.,Rasulullahsaw.Bersabda: Hubungan orang mu‟min dengan mu‟min yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (HR.Muttafaq„alaih).(al lu'lu wal marjan, 2012: 143) Dengan adanya managemen sekolah dalam pendidikan, maka akan terjalin kerjasama antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan masyarakat umum (eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini akan membentuk, (1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2) saling membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peran masing-masing, (3) kerja sama yang erat antara
3
sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. (Mulyasa, 2004:166) Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di tengah-tengah masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan masyarakat. (Wahjosumidjo, 2001:331). Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi, terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang. (Gunawan, 1996:187) Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Sudirman adalah salah satu SMA di daerah Ambarawa Kabupaten Semarang. Beberapa periode SMA Islam Sudirman Ambarawa mengalami peningkatan jumlah siswa yang cukup banyak.Semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak tenaga kependidikan, sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu SMA Islam Sudirman Ambarawa membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia atau tenaga kependidikan yang professional dan kepedulian masyarakat yang sadar akan pendidikan agar dapat
4
meningkatkan pendidikan yang bermutu di SMA Islam Sudirman Ambarawa tersebut dengan berpartisipasi. Dari gambaran ini, SMA Islam Sudirman Ambarawa berupaya mempertahankan bahkan meningkatkan (bukan hanya kepercayaan dari masyarakat) kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat. Yaitu dengan terbentuknya Komite Sekolah (KS) yang terdiri dari unsur masyarakat, sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah yaitu masyarakat sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa. Berkenaan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian
dengan
judul
“Managemen
Sekolah
Dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015”. B. Fokus Masalah a. Bagaimana Pelaksanaan manajemen di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015? b. Bagaimana Upaya Managemen Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat tahun 2015? c. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015?
5
C. Tujuan Penelitian Penelitian diselenggarakan bertujuan untuk: 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015. 2
Untuk mendeskripsikan upaya managemen sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa
kabupaten
Semarang
Tahun
2015
dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat. 3
Untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.
D. Kegunaan Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam mengetahui
dan
menerapkan
bentuk manegemen sekolah dalam
meningkatkan partisipasi masyrakat. 2. Secara Teori Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para pembaca, serta
menambah
wacana
mengenai
managemen
sekolah
dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat. E. Penegasan Istilah Penegasan Istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata/ istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian upaya Managemen Sekolah Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di
6
SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015. Istilahistilah tersebut meliputi: 1. Managemen Sekolah Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani
Handoko
(1995)
manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sekolah disamakan yaitu serangkaian proses kegiatan dengan memanfaatkan segala sumber di sekolah demi tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien. 2. Partisipasi Masyarakat Partisipasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah ikut serta dalam suatu kegiatan. Sedangkan masyarakat menurut Aly dan Supatra (dalam Yulianto, 2010) adalah eksistensi yang hidup, dinamis, dan selalu berkembang. Menurut pendapat Mubyarto (dalam Amransyah, 2012)
7
bahwa mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. (Isbandi, 2007: 27) Sekolah dan masyarakat merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Karena keduanya saling membutuhkan. Sekolah ada karena masyarakat. Dan masyarakatlah yang berpartisipasi dalam pendidikan di sekolah. Keterlibatan masyarakat dalam pendidikan akan mempengaruhi pendidikan itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya suatu managemen dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah. Agar keduanya saling berkesinambungan dalam meningkatkan atau mengembangkan mutu pendidikan. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada SMA Islam Sudirman Ambarawa menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan
8
tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.(Nawawi dan Martini, 1996:174) Sedangkan
berdasarkan
sifat
masalahnya
penelitian
ini
menggunakanmetode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai
dengan
apa
adanya.(Sukardi,
2003:157).
Penelitian
ini
menggambarkan bagaimana upayamanajemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar sekolah. 2. Kehadiran Peneliti Dalam hal ini, kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pencari pengumpul data yang kemudian data tersebut dianalisis. Peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun data, peneliti menemui secara lansung pihak-pihak yang mungkin bisa memberikan informasi atau data seperti halnya kepala sekolah, humas sekolah, komite sekolah, dan masyarakat di sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa sebagai sampel untuk memperoleh data. Dalam melakukan penelitian peneliti bertindak sebagai pengamat penuh dan keadaan atau status peneliti diketahui oleh informan. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.
9
4. Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara langsung. (Suharsimi, 2002:107)Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah Waka Humas, Guru-guru, komite sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan masyarakat. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung data primer. Adapun data sekunder peneliti mengambil kepustakaan meliputi profil sekolah, papan dokumentasi sekolah, serta catatan-catatan tentang apa saja yang berhubungan dengan masalah inikhususnya yang dimiliki oleh SMA Islam Sudirman Ambarawa. 5. Metode Pengumpulan Data Suatu proses menggandakan data primer untuk keperluan penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Karena pada umumnya data yang akan digunakan untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan (Meleong, 2007:3).Dan ada beberapa teknik yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu antara lain:
10
1. Interview (wawancara) Interview yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih bertatapmuka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atauketerangan-keterangan. (Moeleong, 2009:186) Metode interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terhadap
data-data
yang
berkaitan
dengan
fokus
masalah
yangditujukan kepada pihak yang berhubungan,seperti Waka humas , guru, komite sekolah dan masyarakat. 2.
Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, 2004:158).Observasi yang peneliti pergunakan adalah observasi non partisipasi, Observasi non partisipasi (Non Participant Observation) yaitu observer tidak mengambil bagian secara langsung didalam situasi keadaan yang diobservasi, tetapi dapat dikatakan sebagai penonton, jadi tidak sebagai pemain. Karena peneliti tidak ikut berpartisipasi didalamnya, hanya semata – mata sebagai pengamat saja.
3.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
11
2006:231).Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa sejarah berdiri, struktur organisasi, Visi dan Misi, Jumlah personil SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang, serta data-data lain yang bersifat dokumen. 6. Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematiscatatan
hasil
observasi,
wawancara
dan
lainnya
untuk
meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagaitemuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning). (Muhajir, 1996:104) Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis
menggunakan
analisa
deskriptif
kualitatif,
yaitu
analisis
yangmewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan untukmenganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola pikir induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yangbersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum. (Sutrisno, 2001:42)
12
7. Pengecekan Keabsahan Data Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung penting untuk diuji validitas dan kehandalannya, untuk membuktikan bahawa hasil penelitian sesuai dengan fakta dan realita yang ada. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. (Sugiono, 2009:270) Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan pengamatankarena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah keakraban antara peneliti dengan narasumber, sehingga antara narasumber dengan peneliti semakin terbuka dan cenderung transparan dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi lagi, dari itu Validitas data akan semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji kredibilitas data peneliti memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh setelah dicek kembali kelapangan Valid atau tidak, apabila setelah dicek kembali tidak ada yang berubah maka data tersebut sudah kredibel dan perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. 8. Tahap - tahap Penelitian a. Tahap pra-lapangan Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan penelitian,
memilih
lapangan
penelitian,
mengurus
perizinan,
menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memafaatkan
13
informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur mejadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek agar tidak ada dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti juga harus berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari informasi subyek mudah menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat data yang diperlukan. c. Tahap analisis data Analisis data menurut Patton dalam kutipan Moleong (2009:103), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. G. Sistematika Penulisan Skripsi ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, fokusmasalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
14
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka berisi tentang tinjauan teoritik atau kajian pustaka mengenai, managemen sekolah dan partisipasi masyarakat.
BAB III
: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi dan subyek penelitian serta penyajian data hasil penelitian.
BAB IV
: PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian berisi tentang analisis data yang meliputi analisis deskriptif.
BAB V
:PENUTUP Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran
15
BAB II LANDASAN TEORI A. ManajemenSekolah 1. Pengertian Managemen Sekolah Manajemen sekolah pada hakekatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dibidang kajian menajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajianmenajamen pendidikan. Komponen-komponen yang harus dikelola dengan baik menurut Mulyasa(2003: 42-43), sebagai berikut: a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Manajemen kurikulumdan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. b. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendaya gunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personilguna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan,serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Lebih lanjut, Suryosubroto (2004:27)meyatakan: a. Manajemen pendidikan merupakan bentuk kerja sama personal pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum yang akan dicapai dalam kerjasama itu adalah pembentukan kepribadian murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tingkat perkembangannya pada usia pendidikan. Tujuan ini dapat dijabarkan kedalam tujuan antara lain,yaitu tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus.
16
b. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan dasar (siklus) penyelenggaran pendidikan dimulai dari perencanaan diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya. c. Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan. d. Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa manajemen pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam mengelola dan mengatur untuk mencapai sebuah tujuan dari sekolah itu sendiri,
mulai
dari
pengorganisasian,
pengarahan,
pelaksanaan,
pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah. Merujuk kepada Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku panduan Manajemen Sekolah, berikut ini adalah bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan disekolah, yang mencakup: a. Manajemen kurikulum. b. Manajemen kesiswaan. c. Manajemen personalia. d. Manajemen saranapendidikan e. Manajemen tatalaksanasekolah f. Manajemen keuangan g. Pengorganisasian sekolah h. Hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas).
17
Kedelapan halter sebut boleh dikatakan sebagai delapan komponen manajemen pendidikan sekolah atau 8 bidang garapan manajemen pendidikan
persekolahan.
Manajemen
pendidikan
mengandung
pengertiaan proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Prosesitu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Meskipun ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai stun berdaya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu. (Suryo subroto, 2004:30). Manajemen
Pendidikan
adalah
seni
dan
ilmu
mengelola
sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah, menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
18
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduany asusah untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah.Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi- fungsi yang sama, diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya. (Usman, 2013:13) Berkaitan dengan tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Usman (2006:8) tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain: “(1) terwujudnya suasana belajar danprosespembelajaranyangefektif; inovatif,kreatif, danmeyengkan,(2)terciptanyapesertadidikyang aktif mengembangkanpotensidirinya,(3) terpenuhinya salahsatu dari4 kompetensitenagapendidikdankependidikan,(4) tercapainyatujuan pendidikan secaraefektifdanefisien, (5) terbekalinyatenagakependidikan denganteoritentangproses dantugasadministrasipendidikan,dan(6) tertasinyamasalah mutupendidikan”. Sedangkan
menurut
Nawawi
dalam
Usman
(2006:82)menyatakantujuan manajemen pendidikanadalah“meningkatkan efesien danefektivitas penyelenggaraankegiatan operasionalkependidikan dalam mencapaitujuan pendidikan.” Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipahami bahwa manajemen pendidikan
sangatdiperlukan
kuantitas.
dalammeningkatkan
kualitas
Adanya
maupun
manajemenyang
baikdalamsuatupendidikan,makapendidikanakanberjalan denganterencana,terkoordinir,
teratur,terawasi,danterkendalisehingga
19
kendala- kendala yang dapat menghambat pencapain tujuan dapat terdeteksi dan diatasi dengan baik, dan selanjutnya semua hal tersebut berguna dalam pencapain tujuan pendidikan itu sendiri agar lebih efektif dan efisien. Jadi masalah manajemen pendidikan adalah masalah yang sangat berperan dalam proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai sarana maupun alat penataan bagi komponen pendidikan lainnya. 2. Tujuan Manajemen Sekolah. Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah sama dengan tujuan manajemen pendidikan,menurut Usman(2013:17): a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif Efektif, Menyenangkan,dan Bermakna (PAKEMB). b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya. c. Terpenuhinya salah satu dari lima kopetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kopetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer). d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan). f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% malah mutu disebabkan oleh manajemennya. g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, tidak bias jender dan SARA dan akuntabel. h. terciptanya citra positif pendidikan. Tujuan utama penerapan manajemen sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktu rkewenangan antara sekolah, pemerintah daerah dan pusat pelaksanaan proses manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran diserahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah. Disamping
itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat
20
melayani
masyarakat
secara
maksimal
sesuai
dengan
keinginan
masyarakat tersebut. Tujuan lain penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk: a. Meningkatkan mutu penidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan
pendidikan
melalui
pengambilan
keputusan
bersama. c. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutusekolahnya. d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu pendidikan yangakan dicapai. 3. Fungsi Manajemen Sekolah. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan di sekolah adalah: a. Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar sehingga masig-masing tahu tugas dan tanggungjawab. c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnyadengan sebaik-baiknya.
21
d. Mengkoordinirkegiatananggotastafpengajardansetiapsatuantugas
di
sekolahsehinggatenagadapat digunakan seefektif mungkin. e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan tujuan-tujuansekolahyang
ditentukansudahtercapaiapabelum.
Dan
menilai pertumbuhan kemampuan mengajartiapguru. Fungsi manajemen sekolah dilihat dari bentuk masalahnya terdiri dari bidang- bidang substansi dan manajemen sekolah. Masalah-masalah yang merupakan bidang dari manajemen sekolah terdiri dari: a. Bidang pengajaran atau lebih luas disebut kurikulum. b. Bidang kesiswaan. c. Bidang personalia. d. Bidang keuangan. e. Bidang sarana. f. Bidang prasarana. g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) Fungsi manajemen sekolah dilihat dari akivitas atau kegiatan manajemen, meliputi: a. Kegiatan manajerial yang dilakukan olehpara pimpinan. Kegiatan manajerial
meliputi:1)
Perencanaan,
2)
Pengorganisasian,
3)Pengarahan, 4) Pengkoordinasian, 5) Pengawasan, 6) Penilaian, 7) Pelaporan,8) Penentuan anggaran. b. Kegiatan yang bersifat operatif,yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian
22
tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.
Fungsi
operatif
ini
meliputi
pekerjaan-
pekerjaan: 1)
Ketatausahaan, 2) Perbekalan, 3) Kepegawaian,4) Keuangan, 5) Humas. Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakan beberapa fungsi manajemen tersebut,secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang manajemen pendidikan. Jadi melalui penerapan fungsi manajemen sekolah yang efektif danefisien diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap
peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. 4. Ruang LingkupManajemen Sekolah. Dimaksud dengan ruang lingkup dalam tulisan ini adalah luasnya bidang manajemen sekolah. Pada awal telah disebutkan bahwa dilihat dari wujud permasalahannya manajemen sekolah secara substansial meliputi beberapa bidang antaralain: a. Bidang kurikulum (pengajaran) b. Bidang kesiswaan c. Bidang personaliayang mencakup tenaga edukatif dan tenaga administrasi d. Bidang sarana yang mencakup segala hal yang menunjang secara langsung pada pencapaian tujuan.
23
e. Bidang prasarana, mencakup segala hal yang menunjang secara tidak langsung pada pencapaian tujuan. f. Bidang hubungan dengan masyarakat, berkaitan langsung dengan bagaimana sekolah dapat menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. Semua bidang manajemen sekolah ini harus dikelola dengan memperhatikan aktivitas-aktivitas manajerial dan didukung oleh aktivitas pelaksana. Dengan demikian akan terjadi sinergi dalam pencapaian tujuan sekolah. B. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 1. Pengertian Manajemen Hubungan Masyarakat Pada dasarnya, manajemen hubungan masyarakatmerupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Manajemen hubungan masyarakat yang merupakan terjemahan bebas dari istilah publicrelation. Kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian itu terdiridari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara
organisasi
yang
bersangkutan
dengan
siapa
saja
yang
berkepentingan dengannya.setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalamihumas, kecuali jika ia adalah sejenis tarzan yang tidak pernahbertemu ataumenyalin kontak dengan manusia lainnya. Istilah dasar ini acap kali kabur dan tidak semua orang memahaminya. Demi
24
menghindari salah pengertian, kita lihat saja makna baku atau definisi dari istilah humas tersebut langsung dari kamus induk yangpaling sering dijadikan acuan bagi kalangan praktisi humas. (Anggoro, 2000:1) Menurut definisi kamus terbitan Institutof PublicRelation, yakni sebuah lembaga hubungan masyarakat terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November1987.”Hubungan Masyarakat adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencanadan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.Jadi hubungan masyarakat adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasise demikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu,dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan hubungan masyarakat sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau dadakan.Tujuan
hubungan
masyarakat
itu
sendiri
adalah
untuk
memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak– pihak lainyang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh ”khalayak” atau publiknya). (Anggoro, 2000:2) Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menilai sikap
masyarakat
kebijaksanaan
agar
organisasi.
tercipta Karena
keserasian antaramasyarakat mulai
dari
aktivitas
dan
program
humas,tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari masyarakat.
25
Pada prinsipnya secara struktural fungsi kehumasan dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabila berada langsung dibawah pimpinan tertinggi pada organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah organisasi yang diwakilinya dengan masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja hubungan masyarakat. Manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. (Rosadi, 2005:119) Dikaitkan dengan definisi hubungan masyarakat yang sekaligus merupakanacuan fungsi kehumasan tersebut diatas maka manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dimulai dari pembenahan organisasi internal manajemen kehumasan hingga kegiatan bersifat mambangun citra pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran komunikasi kedalam dan keluar,agar tercapai saling pengertian atau kerja sama
antara
sekolah
dengan
26
masyarakat.
Termasuk
didalamnya
mengidentifikasikan dan menanggapi opini masyarakat yang sesuai atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Juga membantu fungsi manajemen humas dalam mengantisipasi dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan atau perubahan yang terjadi di dalammasyarakat. Sesungguhnya peran manajemen hubungan masyarakat itu dapat bertindak sebagai tanda bahaya yang berperan untuk mendukung atau membantu pihak manajemen pendidikan berjaga-jaga menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi terhadap lembaga pendidikan. Mulai dari timbulnya isu, berita negatif, meluasnya isu negatif yang kurang menguntungkan terhadap lembaga pendidikan atau nama lembaga yang sedang bermasalah hingga penurunan citra, bahkan kehilangan citra yang dapat menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut krisis kepercayaan maupun krisis manajemen. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas manajemen hubungan masyarakat akan menjalankan perannya yaitu kepentingan menjaga nama baik dan citra lembaga pendidikan agar selalu dalam posisi yang menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah melalui cara,ajakan atau imbauan, bukan merupakan paksaan. Biasanya manajemen humasakan melaksanakan strategi komunikasi yang lebih jelas. Dengan demikian, maka pendukung program kerja dan peran pokok humas adalah bekerja demi kepentingan umum, dapat memelihara
27
komunikasi yang baik antara organisasi dan masyarakat dengan moral yang baik. Jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh manajemen humas dalam suatu lembaga pendidikan antara lain sebagia berikut: a. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada pihak masyarakatnya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila manajemen humas yang bersangkutan lebih memahami atau meyakini informasi yang akan disampaikannya itu. b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaannya jangan sampai informasi tersebut membingungkan atau menghasilkansesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya sehingga informasi menjadi sulit untuk diterima oleh masyarakat. c. Pihak manajemen humas memiliki kemampuan untuk meliha tkedepan atau memprediksi suatu secarat epat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual yang menyangkut kepentingan lembaga pendidikan maupun masyarakatnya. (Rosadi, 2005:123) Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang
mampu
membina sendiri putra–putra mereka untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara total , integratif dan optimal seperti yang dicita–citakan oleh bangsaIndonesia. Itulah sebabnya lembaga-
28
lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat. 2. Manajemen Humasmeliputi a. Perencanaan Sebelum merumuskan program sekolah perlu mengetahui secara pasti seperti apa citra sekolah di mata masyarakat. Hal ini identik dengan prinsip militer yang harus senantiasa dipegang teguh dalam setiap pertempuran. Kemenangan tidak mungkin dicapai jika situasinya tidak dipahami dengan benar. Untuk memahami situasi memerlukan informasi kalau mendasarkan segala sesuatunya hanya pada dugaan, perkiraan atau bahkan angan-angansaja. Maka bisa dipastikan bahwa akankehilangan arah dan program tadipun mengalami kegagalan. Kegiatan humasyang sebenarnya tidaklah berupa perekayasaan atau pemolesan publivitas guna memunculkan suatu citra yanglebih indah dari aslinya. Adapun kegiatan humas yang sebenarnya senantiasa menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Segala program humas baik itu program yang berjangka panjang maupun program yang berjangka pendek harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil–hasil yang nyata. Adapunalasan–alasandiadakannya
perencanaanhumasadalah
sebagai berikut: 1. Untuk menetapkan target–target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atau segenap hasil yang diperoleh.
29
2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang dibutuhkan. 3. Untuk
memilih
prioritas-prioritas
yang paling
pentin
gguna
menentukan: a) Jumlah program b) Waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan tersebut. 4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas. a) Personal yang ada b) Daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti: alat-alat kantor, dsb c) Serta anggaran dana yang tersedia Kata-katayang paling penting diingat disini antara lain adalah jam kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran. Dalam mengejar suatu tujuan kita selalu saja menghadapai hambatan abadi yang berupa keterbatasan sumber daya. Tanpa adanya suatu program yang terencana, kegiatan humas terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga mudah kehilangan arah akan selalu tergoda mengerjakan hal-hal yang baru sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkrit yang telah dibuahkannya. Ini sama
30
saja dengan menjalankan sebuah kereta api tanpa arah tanpa halte dan tanpa stasiun tujuan sehingga pada akhirnya ia akan kehabisan bahan bakar dan berhenti tanpa mencapai suatu hasil yang pasti. Biasanya pola kerja seperti itulah yang dilakukan oleh para praktisi humas yang kurang professional. (Anggoro, 2000:75-76) Perencanaan merupakan proses pemilihan alternatif dan proses mengaitkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi masa depan, serta formulasi tujuan yang ingin dicapai, perencanaan merupakan prosesdi mana mengadaptasi dirinyan dengan berbagai sumber untuk mengubah lingkungan dan kekuatan-kekuatan internal yang ada didalam sistem itu sendiri. (Soenaryo, 2000:36-37) Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai kerja humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya atau stakeholder sasaran masyarakat yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik,saling menghargai, saling timbul pengertian, toleransi antara kedua belah pihak. Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelolah berbagai aktivitas manajemen humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal tersebut dapat terwujud jika keduanya mendapatkan informasi yang jelas, serta mudah dimengerti oleh keduanya.
31
b. Pengoorganisasian Untuk mencapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, diperlukan kerjasama antara semua anggota organisasi, proses ini disebut pengoorganisasian. Pengoorganisasian adalah proses pembagi kerja dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya,
dan
mengalokasikannya
sumber
daya,
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. (Fatah, 1996:71) Secara singkat kupasan Ernest Dale dapat diartikan bahwa pentingnya pengoorganisasian adalah : 1) Tugas-tugas yang terinci harus dibuat dalam mencapai tujuan organisasi. 2) Seluruh tugas-tugas harus dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dan sesuai bagi individu maupun kelompok. 3) Pekerjaan-pekerjaan anggota organisasi harus dikombinasikan secara logis dan efisien. 4) Perlunya
pengendalian
dan
pengawasan
untuk
meningkatkan
efektifitas. Pengoorganisasian
merupakan
proses
penyusunan
struktur
organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas agar setiap individu dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan melaksanakan
32
sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengoorganisasian suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuannya yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Tehnik pengoorganisasian adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu organisasi, dengan menggunakandaya analisis untuk menelaah kelemahan-kelemahan dalamke efektifan dan koordinasi organisasi. (Hardjito, 1997:74-79) Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau suatu bentuk yang berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain disebutse bagai struktur atau tataraga organisasi. Jadi struktur organisasi adalah suatu manifestasi organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang yang diberitugas dan tanggung jawabatas semua aktivitas. Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota, penetapan hubungan antar pekerjaan yang
efektif
diantara
pekerja.Dan
pengorganisasian
juga
dapat
didefinisikan sebagai suatu pekerjaan pembagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktifitas yang hendak dilakukan oleh manajemen humas. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut: 1) Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai
33
2) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktifitas tertentu 3) Klasifikasi
aktifitas
dalam
kesatuan
yang
praktis.
(Siswanto,2005:73-75) c. Pengaktifan Setelah setiap personalia mempunyai kejelasan tugas dan tanggung jawab,tibalah saatnya pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.Proses ini disebut pengaktifan. Pengaktifan adalah kegiatan menggerakkansemua personalia agar melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Pengaktifan pemimpinan
bisa
(leading),
juga atau
disebut pengarahan
penggerakan
(actuating),
(directing).
Penggerakan
dimaksudkan sebagai upaya untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenab pikiran dan tenaganya untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk melakukan tugas pekerjaannya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Penggerak atau pemotivasian (pengaktifan) yaitu dapat diartikan sebagi keadaaan kejiwaan dan sikap mental yang memberikan energi mendorong kegiatan, atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi keseimbangan secara singkat, pengaktifan sebagai penggerak semua potensi dan sumberdaya lainnya agar secara produktif berhasil mencapai tujuan. (Siswanto,2005:119)
34
d. Pengedalian Pengendalian yang dimaksudkan menentukan bagi pengajar apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan, dan pengajar harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Dan juga mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang dicapai para guru kurang memuaskan. Pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu untuk
mendapatkan
kinerja
yangterpercaya
dan
terkoordinasi.
(Siswanto,2005:125) Dalam pengendalian mengukur ke arah tujuan tersebut dan memungkinkan untuk dideteksi penyimpangan dari perencanaan dengan tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standart
yang
telah
ditetapkan,
menentukan
apakah
terdapat
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya lembaga pendidikan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efeksien dan efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan batasan di atas terdapat empat langkah pengendalian sebagai berikut yaitu: 1) Menetapkan standart dan metode untuk pengukuran kinerja 2) Mengukur kinerja
35
3) Membandingkan kinerja sesuai dengan standart 4) Mengambil tindakan perbaikan Sebagai bahan perbandingan ada batasan pengendalian sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Apabila belum dilaksan akan didiagnosis factor penyebabnya untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Berdasarkan batasandiatas ,tampaklah
betapa
pentingnnya
aktifitas
pengendalian,
kebutuhan
pengendaliansama pentingnya dengan kebutuhan perencanaan.Aktifitas perencanaan sebagai kunci awal pelaksanaan aktifitas organisasi sedangkan aktifitas pengendalian sebagi kunci akhir untuk evaluasi aktifitas yang telah dilaksanakan sekaligus melakukan tindakan perbaikan apabila perlu. (Siswanto,2005:139-141) C. Partisipasi Masyarakat Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran serta masyarakat sangat penting, sebagai salah satu elemen pendukung terwujudnya pendidikan berbasis masyarakat sehingga, manfaat kehadiran pendidikan benar-benar dirasakan masyarakat.Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat
dalam pendidikan yang meliputi peranserta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi,dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat tersebut dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
36
pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat berhak melaksanakan pendidikan yang berbasis masyarakat, dengan mengembangkan dan melaksanakan kurikulum danevaluasi pendidikan, serta managemen dan pendanaanya sesuai dengan
standar
pendidikan
nasional.
Pendidikan
yang
berbasis
masyarakatdapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, dan sumber lainnya. Demikian juga lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana,dan sumberdaya lain secara adil dan merata dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam bentuk dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagaiunsur masyarakat yang perduli terhadap pendidikan sedangkan komite sekolah adalah lembaga yang terdiri dari unsur orang tua, komunitas, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Dewan pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan dalam tingkat nasional, profinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. Sedangkan peningkatan mutu pelayanan ditingkat satuan pendidikan dan peran tersebut menjadi tanggung jawab komite sekolah. (Mahfud, 2006:61-62) Hubungan
sekolah
dengan
masyarakat
pada
hakikatnaya
merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik ke sekolah. Dalam hal ini
37
sekolah sebagai system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberikan penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program,
kebutuhan, serta
keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,harapan dan tuntutan masyarakat,terutama terhadap sekolah. Dengan perkataanlain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain: (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak, (2). Memperkokoh tujuan serta meningkatkankualitas hidup dan penghidupan masyarakat, dan (3). Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat
dilakukan dengan
memberitahu masyarakat
mengenai program- program sekolah,baikprogram yangt elah dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan
38
memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti pada
masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan,
hubungan kerjasama ini tidak perlu dibina. Pada masyarakat yang kurang menyadari
akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan
kreatif untuk menciptaka hubungan kerjasama yang lebih harmonis. Jika hubungan sekolah dengan mesyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar terjadi hubungan dan kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kapada masyarakat malalui laporan kepada orang tua murid,bulletin bulanan kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, laporan tahunan. (Mulyasa, 2002:51-52) Lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai supra sistem.Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati.Hanya sistem terbuka yang memiliki usaha terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya kepunahan. Sekolah yang tidak punyan nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik dengan masyarakat
pendukungnya. Sebaliknya sekolah yang mampu
mengadakan kontak hubungan dengan masyarakatnya akan bisa bertahan lama, malah akan bisa maju terus. (Made Pidarta, 1998:191)
39
Untuk mencapai akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat, komunikasi perlu terjalin dengan sebaik mungkin, sebab dengan informasi yang diperoleh melalui komunikasi, masyarakat dan sekolah berusaha untuk saling terbuka satu sama lain. Melalui hal itu tercipta transparansi yang memberikan kepada sekolah kerangka akuntabilitas yang baik. Transparansi dan akuntabilitas pada gilirannya akan melahirkan rasa saling percaya. Rasa saling percaya akan timbul manakala perilaku masing-masing pihak bisa diprediksi oleh pihak lain. Untuk bisa diprediksi oleh pihak lain, kedua belah pihak harus bersikap terbuka dan jujur. Sikap terbuka dan jujur inilah yang kemudian melahirkan sikap saling percaya. Sikap saling percaya akan membuat hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi harmonis.Keharmonisan ini,jikabisa dipertahankan dalam waktu lama akan membuahkan rasa saling memiliki ( sense of belonging ) masyarakat terhadap sekolah.Jika masyarakat sudah merasa memiliki sekolah, maka masyarakatpun akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap sekolah. Dengan demikian, maka dukungan masyarakat baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk ynag lain akan lebih mudah diperoleh sekolah. Untuk bisa menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, sekolah mesti sebanyak mungkin menjalin komunikasi dengan masyarakat.Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang efektif, yang berupa saling pengertian dan hubungan yang semakin baik, maka sekolah perlu: 1. Bersikap
terbuka
dan
jujur
terhadap
masyarakat
komunikasi timbal balik yang saling menghargai.
40
melaluijalinan
2. Mampu menyerap aspirasi masyarakat tentang pendidikan yang diharapkan masyarakat. 3. Berusaha untuk memahami keadaan masyarakat, baik dari segi sosial budaya maupun ekonomi masyarakat 4. Menterjemahkan
kondisi
masyarakat
tersebut
melalui
program
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Dengan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, komunikasi sekolah dalam rangka kerjasama sekolah dengan masyarakat akan menjadi lebih lancar. Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat memang terlihat belum maksimal. Bentuk kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan bisa bermacam-macam, baik berbentuk materi maupun dalam bentuk non material. Bentuk non materi misalnya aktifny aanggota masyarakat dalam kelembagaan komite sekolah melalui pemberian saran dan ide-ide tentang pengembangan sekolah. Sedangkan dalam bentuk materi bisa berupa sumbangan masyarakat kepada sekolah. Kerja sama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan memerlukan kesadaran masyarakat akan arti penting peran mereka dalam peningkatan kualitas pendidikan. Untuk menghasilkan kerja sama dan tingkat partisipasi yang tinggi, pertama kali sekolah harus menyadarkan masyarakat akan peran mereka dalam pembangunan pendidikan. Setelah kesadaran itu tercapai, sekolah mesti melakukan komunikasi secara lebih intensif dengan masyarakat agar kesadaran masyarakat berbuah dukungan. Untuk itu manajemen hubungan sekolah masyarakat perlu dikelola dengan lebih baik.
41
Elemen masyarakat yang perlu “didekati” untuk melakukan kerjasama dan berpartisipasi dalam pengembangan sekolah adalah komite sekolah. Komite sekolah adalah representasi dari warga sekolah yang terdiri dari perwakilan guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan warga masyarakat. Sebagai representasi dari warga sekolah, komite sekolah mempunyai kapentingan terhadap pengembangan sekolah, karena itu sangatlah wajar bila mereka diajak untuk bekerja sama membangun sekolah. Peran serta masyarakat dalam pendidikan diatur dalam pasal 54 UUSPN, yaitu: a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok,
keluarga,
kemasyarakatan
organisasi,
dalam
pengusaha,
penyelenggaraan
dan
dan
organisasi
pengendalian
mutu
b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana,
dan
pelayanan pendidikan.
pengguna hasil pendidikan. Secara spesifik, pada pasal 56 undang-undang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa dimasyarakat ada dewan pendidikan dan komite sekolah yang berperan: 1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. 2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu
pelayanan
42
pendidikan
dengan
memberikan
pertimbangan, arahan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. 3. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tungkat satuan pendidikan. (Hadiyanto, 2004:85-86)
43
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman Ambarawa Data yang diperoleh dengan metode obsevasi pada tanggal 18Mei 2016 serta meminta data profil sekolah pada tanggal 24 Mei 2016, maka diperoleh data sebagai berikut: 9. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMA Islam Sudirman Ambarawa
Yayasan
: Yayasan Pusat Pendidikan Islam Sudirman
Tahun Berdiri
: 1 Desember 1977
No. Statistik Sekolah : 304032210003 NPSN
: 20320373
Status
: TERAKREDITASI A
PBM
: *) Pagi / Siang / Pagi & Siang
Alamat Sekolah
: Jl. Jendral Sudirman No. 2A, Ambarawa, Kab. Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Telepon
: (0298) 592479/ 596373/ 595269
No. Fax
: (0298) 596373
Email/Webe-site
: www.smkpelitasalatiga.com
Email
:
[email protected]
Website
: www.smaissuda.sch.id
Status Sekolah
: Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)
44
10. Visi dan Misi Sekolah Visi “terwujudnya pribadi yang islami berjiwa pancasila, cerdas, mandiri dan berwawasan global” Misi a) Mewujudkan siswa yang islami, berjiwa pancasila, berfikir kritis dan kreatif. b) Membekali siswa dengan keilmuan, ketrampilan dan kewirausahaan. c) Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dalam persaingan internasional. 11.
Motto sekolah
a. Ilmiah
: SMA Islam Sudirman sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan terampil.
b. Islamiah
: sebagai pusat pendalaman dan kajian nilai islam guna mewujudkan generasi muda yang islami
c. Ukhuwah : berupaya mewujudkan hubungan kekeluargaan yang harmonis dijiwai nilai-nilai islam antara siswa, guru, karyawan, yayasan dan masyarakat.
45
12.
Data Sarana Prasarana, Luas Tanah Dan Bangunan Sekolah
a. Luas Tanah Total luas tanah 6860 M2 Table 1 No.
Jenis
Jumlah (M2)
Jumlah
1
Ruang teori/kelas
28
1,792
2
Laboratorium Multimedia
1
84
3
Laboratorium Kimia
1
120
4
Laboratorium Fisika
1
120
5
Laboratorium Biologi
1
120
6
Laboratorium Bahasa
1
136
7
Laboratorium IPS
8
Laboratorium Komputer
2
120
9
Ruang Perpustakaan Konvensional
10
Ruang Perpustakaan Multimedia
1
120
11
Ruang Ketrampilan
1
63
12
Ruang Serba Guna/Aula
1
308
13
Ruang UKS
2
21
14
Ruang Diesel
1
6
15
Koperasi/Toko
1
21
16
Ruang BP/BK
1
40
17
Ruang Kepala Sekolah
1
30
18
Ruang Guru
1
81
19
Ruang TU
1
42
20
Ruang OSIS
1
18
21
Kamar Mandi/WC Guru (L)
4
12
22
Kamar Mandi/WC Guru (P)
4
12
23
Kamar Mandi/WC Siswa (L)
15
60
24
Kamar Mandi/WC Siswa (P)
15
60
46
25
Gudang
3
76
26
Ruang Ibadah
1
360
27
Rumah Penjaga Sekolah
1
36
28
Asrama Siswa
1
144
29
Ruang Multimedia
1
144
30
R TRRC
1
24
13.
Data Rombongan Belajar
Table 2 No.
1
2
3
Uraian
Jumlah Kelas
Kelas X, MIA
4
Kelas X, IIS
4
Kelas X, IBU
2
Kelas XI, MIA
4
Kelas XI, IIS
4
Kelas XI, IBU
2
Kelas XII, MIA
3
Kelas XII, IIS
3
Kelas XII, IBU
2
Jumlah
Keterangan
Kelas X = 10
Kelas XI = 10
Kelas XII = 8
23
14. Tenaga Pendidik dan Karyawan a. Jumlah Guru Table 3 No.
Mapel
GT
GTT
Jumlah
1
PAI
2
2
2
PPKn
2
2
3
Bahasa dan Sastra Ind
3
47
1
4
4
Bahasa Inggris
2
2
4
5
Penjaskes
2
1
3
6
Matematika
2
2
4
7
Fisika
2
2
8
Biologi
2
9
Kimia
1
1
2
10
Ekonomi
2
2
4
11
Geografi
2
2
12
Sejarah
2
2
13
Seni Budaya
1
1
14
Bahasa Jepang
1
15
Bahasa Jawa
16
Sosiologi
1
17
TIK
2
18
BK
19
Fiqih Ibadah
1
Jumlah
24
2
1
2
1
1
1
2 2
1
1 1
19
43
b. Keadaan Guru Table 4 Jumlah
Ijazah Tertinggi
GT
GTT
S.2
-
-
S.1
22
11
D3
2
1
D2/ D1/ SLTA
-
-
24
12
Jumlah
48
c. Jumlah Karyawan Table 5 No.
Jabatan
KT
KTT
Jumlah
2
6
1
Tata Administrasi
4
2
Kasir
1
3
Pustakawan
1
1
2
4
Laboran
5
Kebersihan
1
3
4
6
Satpam
1
Jumlah
8
1
1 6
14
15. Keadaan Peserta Didik a. Data Peserta Didik Table 6 Tahun Pelajaran
Jumlah Peserta Didik Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jumlah
2011/2012
296
275
219
789
2012/2013
214
263
261
738
2013/2014
240
203
250
693
2014/2015
324
223
190
737
2015/2016
349
308
202
859
b. Anggka Yang Mengulang Table 7 Tahun Pelajaran
Kelas I
Kelas II
Kelas III
2011/2012
1
-
-
2012/2013
-
-
-
49
2013/2014
3
3
2014/2015
1
-
-
2015/2016
1
3
-
16. Prestasi Sekolah a. Bidang Akademik -
Frendi Hastutik, Alfiah : Juara Harapan I, Lomba Cepat Tepat Bahasa Jepang Tingkat Jateng, tahun 2003
-
Dwi Joko Susilo, Peringkat I Ujian Nasional Tahun 2006 Tingkat Kabupaten
-
Ani Asokawati, Peringkat I Ujian Nasional Tahun 2007 Progam Bahasa
b. Bidang Non Akademik Table 8 No. 1
2
3
Jenis
Nama Marching Band
Adhi Prastyo
Sudirman FC
Peringkat
Kegiatan Parade
Jateng DIY
Keterangan Istana
Senja
Kepresidenan
Lomba Mas I
Kab.
dan Mbak
Semarang
Kompetisi
Juara II
Nasional
Juara
Prov.Jateng
Harapan II
2011
Sepakbola Pelajar 4
Wahyu Arum
Esa Olimpiade Penelitian Peserta Didik
50
(OPSI) 5
Sri Purwanti
O2SN
Juara I
Pencak
Tk. Kabupaten
Silat 6
Norma Okta
Kana
Juara I
Kontes
Regional Jateng/ DIY
B. Penyajian Data Penelitian Sebagaimana telah dinyatakan dalam bab sebelumnya, bahwasanya tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pelaksanaan menejemen sekolah, bagaimana upaya menejemen sekolah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, serta faktorfaktor yang menghambat partisipasi masyarakat dan mengetahui bagaimana keadaan pertisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kab. Semarang. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara/ interviewdandokumentasi.Adapundata-datayang penulisperolehdariSMA Islam Sudirman Ambarawa kab. Semarangadalahsebagaiberikut: 1. Gambaran Informan a. Bapak Drs. JP selaku kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang. b. Bapak WG, S.Pd. selaku Wakil kepala Bagian Humas (Waka Humas) SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang c. Bapak H.M.AS,B.A selaku ketua komite SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. semarang
51
2. Temuan Penelitian a. Pelaksanaan Menegemen Sekolah di SMA Islam Sudirman Untuk membangun suatu menejemen sekolah yang lebih baik dan memperbaiki tingkat hidup yang lebih tinggi serta membangun pemerintah yang lebih efisien, semuanya itu merupakan tantangan dalam manajemen modern, manajemen menginginkan adanya efektivitas dan efisiensi dari pada usaha-usaha manusia dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.Dari uraian tersebut jelaslah bahwa betapa pentingnya keberadaan manajemen, khususnya manajemen dalam sekolah di antaranya Manajemen Humas. Hubungan masyarakat sebagai lembaga
umumnya, hanya
terdapat pada organisasi-organisasi besar karena kegiatan berkomunikasi dengan publik tidak dapat dilakukan oleh pimpinan sendiri. Hubungan Masyarakat dengan masyarakat kian dirasa penting penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu SMA Islam Sudirman Ambarawa selalu menjalin kontak dengan pihak luar sekolah, mulai dari orang tua siswa, komite sekolah, tokoh masyarakat, alumni, pemerintah, sekolahsekolah lain dan elemen masyarakat lainnya. Bukan hanya itu, humas SMA Islam Sudirman Ambarawa juga berfungsi memperlancar arus komunikasi internal sekolah. Jaringan komunikasi internal sekolah sangat penting dalam rangka menunjang kegiatan sekolah.
52
Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak JP selaku kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: “ pelaksanaan manajemen kehumasan di SMA Islam Sudirman Ambarawa sudah baik, ada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengaktifan dalam program – program humas.” Adapun pelaksanaan manajemen humas di SMA Islam Sudirman Ambarawa adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Untuk menjalin Hubungan Masyarakat dengan masyarakat luar sekolah diperlukan perencanaan agar kegiatan humas menjadi terarah. Perencanaan humas eksternal di SMA Islam Sudirman Ambarawam elibatkan semua pihak yangterkait dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti siswa,guru, dan kepala sekolah. Walaupun kegiatan kehumasan di SMA Islam Sudirman Ambarawa berbentuk macam-macam kegiatan, namun tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan kehumasan tersebut pada dasarnya sama,
yaitu menumbuhkan keinginan dan kerelaan masyarakat
untuk berpartisipasi dan menjalin kerjasama dengan sekolah dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh sekolah. Perencanaan dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam melaksanakan sebuah kegiatan, maka dari itu perencanaan adalah modal awal dari kegiatan kehumasan agar bisa
53
lebih terarahdan tercapailah sebuah tujuan yang diinginkan dalam kegiatan humas tersebut. Kegiatan
kehumasan
yang
dilakukan
SMA
Islam
Sudirman Ambarawa didasarkan pada adanya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan akan adanya pendidikan yang seimbang antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan yang lain, sekolah memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat. Kesadaran itu diterjemahkan kedalam sejumlah usaha untuk menjalin komunikasi dengan pihak luar sekolah. Tindak lanjut dari kesadaran itu semuanya akan kekurangan sumber daya sekolah tersebut adalah upaya sekolah untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sehingga masyarakat mau bekerjasama dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Langkah awal dari upaya menjalin komunikasi dengan masyarakat tersebut adalah menentukan
apa
saja
yang
akan diikut
sertakan
panitia
penyelenggara kegiatan kehumasan. Komunikasi internal sekolah didukung oleh suasana kerjayang kondusif yang ditandai oleh betahnya warga sekolah berada di sekolah.Untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif itu, bukan hanya kebebasan untuk mengeluarkan pendapat saja yang diberikan kepada setiap warga sekolah. Lebih dari itu, setiap warga sekolah diberikan kebebasan untuk berkreasi, termasuk siswa.
54
Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak WG selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: “ pelaksanaan manajemen kehumasan di sekolah ini mulai dari perencanaan yaitu melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan program kegitan yang akan di laksanakan, seperti melibatkan siswa, guru, dan kepala sekolah” 2) Pengorganisasian Pembentukan panitiapelaksanaan kegiatan kehumasan didasarkan pada inisiatif lahirnya ide tentang program kegiatanh umas.Karena kebanyakan kegiatan hubungan masyarakat berasal dari inisiatif siswa, maka pembentukan panitiapun lebih banyak diisioleh siswa.Namun begitu, dalam kegiatan-kegiatan tertentu, guru-guru
yang
ikut
kepanitiaankegiatantersebut.Sedangkan
dilibatkan
dalam
untukkegiatanyang
diprakarsai oleh guru atau yang merupakan programsekolah, panitia diisi oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti; guru, wakilkepala sekolah dan guru-guru pembina kegiatan siswa. Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak WG selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: “ pelaksanaan manajemen tersebut melalui pengorganisasian disini membentuk sebuah kepanitian pelaksana kegiatan humas agar lebih terorganisir dan tersetruktur” Dari bentuk panitia tersebut, pihak-pihak yangd uduk didalam kepanitiaan sebuah program kegiatan akan melakukan 55
melakukan koordinasi dengan semua pihak yang dibutuhkan demi suksesnya kegiatan. 3) Pengaktifan Pelaksanaan kegiatan Hubungan masyarakat
Masyarakat dengan
pada intinya adalah komunikasi sekolah dengan
masyarakat kegiatan komunikasi yang dilakukan SMA Islam Sudirman Ambarawa dengan masyarakat sudah menjangkau sebagian besar elemen masyarakat. Melalui sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakannya. Hubungan Masyarakat dengan masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa telah membentuk semacam jaringan kerja yang cukup luas, melalui kegiatan bakti sosial, pertanggung jawaban dan evaluasi program sekolah, penyuluhan dari masyarakat dan bentuk komunikasi melalui surat dan telepon, serta tatap muka langsung, sekolah melakukan kerja sama dan menggugah masyarakat untuk berpartisipasi dalam program kegiatan yang direncanakan. Pihak yang menjadi sasaran komunikasi dalam kegiatan tersebut yang dilakukan oleh SMA Islam Sudirman Ambarawa antara lain orang tua siswa, alumni, tokoh masyarakat, komite sekolah. Setiap
tahun
komite
sekolah
bersama
sekolah
mengadakan rapat untuk membahas pertanggung jawaban kepala sekolah kepada orang tua siswa dan komite sekolah. Rapat tersebu tmerupakan bentuk komunikasi sekolah dengan masyarakat dalam
56
upaya menggugah minat dan perhatian masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Komunikasi sekolah yang lain dilakukan dengan orang tuasiswa, alumni, tokoh masyarakat serta pemerintah. Sebagaimana hasil wawan cara dengan bapak WG selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: “ pelaksanaan manajemen humas melalui pengaktifan disini melalui rapat tahunan yang diselenggarakan oleh komite sekolah beserta sekolah dalam melaporkan pertanggung jawaban sekolah diwakili oleh kepala sekolah kepada orang tua murid” 4) Pengendalian Pengendalian setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk kegiatan. untuk kegiatan yang memerlukan kepanitiaan dalam melakukan kegiatan tersebut, pengendalian dilakukan secara bersama antara guru pembina kegiatan dan kepala sekolah. Sedangkan untuk kegiatan yang tidak memerlukan kepanitiaan, pengendalian dilakukan langsung oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah yang bersangkutan dengan kegiatan humas tersebut. Dengan demikian pengendalian dilakukan terhadap proses kegiatan, tergantung jenis dan bentuk kegiatannya. Pengendalian
kegiatan
kehumasan
di
SMA
Islam
Sudirman Ambarawa dilakukan dengan cara membandingkan program yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan program tersebut. Sedangkan apabila terjadi penyimpangan, kepala sekolah 57
sebagai penanggung jawab tertinggi, kegiatan humas dan guru-guru sebagai pembina kegiatan akan memberikan koreksi. Sebagaimana hasil wawan cara dengan bapak WG selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: “ pelaksanaan manajemen humas melalui pengendalian yang berbentuk sebuah cara yaitu membandingkan program yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan program tersebut. Sedangkan apabila terjadi penyimpangan, kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi, kegiatan humas dan guru-guru sebagai pembina kegiatan akan memberikan koreksi.” Standar yang digunakan untuk mengukur keefektifan kerja humas adalah kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Walaupun kegiatan humas yang dilakukan oleh SMA Islam Sudirman Ambarawa beragam bentuk dan jenisnya. Namun tujuan akhirnya untuk membangkitkan minat masyarakat untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan sekolah. b. UpayaManagemen Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam managemen sekolah bukan hanya sekedar tentang kurikulum atau proses belajar saja, tapi juga tentang hubungan masayarakat (Humas) yang dimana perannya juga penting dalam menunjang keberhasilan sebuah menegemen sekolah. Karena sekolah tidak dapat berdiri sendiri butuh yang namanya partisipasi masyarakat.
58
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan beberapa data terkait upaya manegemen sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Penulis mengumpulkan data melalui sampel yaitu, Kepala Sekolah, Waka Humas dan Komite Sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa bapak JP pada tanggal 18 Mei 2016, beliau menjelaskan bahwa: “ Beberapa upaya telah dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat seperti, mengajak/merangkul masyarakat dalam segala hal/aspek kegiatan sekolah, mendorong masyarakat untuk member pencerahan lewat komite sekolah, dengan diadakannya rapat bersama dan selaku kepala sekolah beliau selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat sebagai wakil sekolah. Mempersilahkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas sekolah seperti tempat ibadah dan lapangan olahraga.” Dari hasil wawancara dengan bapak JP, dapat penulis simpulkan bahwa, dari kepala sekolah sebagai wakil sekolah sudah melakukan beberapa upaya untuk selalu meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap sekolah. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa bapak WG. pada tanggal 18 Mei 2016, beliau menjelaskan bahwa: “selaku Waka Humas sudah ada banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga keharmonisan hubungan sekolah dan masyarakat, seperti selalu mengikut sertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam pembahasan dan pelaksanaan program –program sekolah, selain kegiatan intra sekolah yang berkenaan dengan program juga sering melakukan santunan dhuafa kepada masyarakat, menyerahkan hewan qurban kepada masyarakat
59
pada idul Adha dan bertakziah ketika ada masyarakat di lingkungan sekolah atau orang tua siswa yang meninggal.” Dari hasil wawancara dengan bapak WG., dapat penulis simpulkan bahwa, selaku yang bertanggung jawab atas terjaganya partisipasi masyarakat, humas sudah berupaya menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dengan berbagai program yang dijalankan. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa bapak AS. pada tanggal 19 Mei 2016, beliau menjelaskan bahwa: “ untuk selama ini ada beberapa upaya yang dilakukan oleh komite sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, salah satunya bersama masyarakat ikut dalam laporan dan evaluasi sekolah, walaupun itu hanya tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap penting, serta selalu berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dan orang tua murid untuk bersama-sama dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah.” Dari hasil wawancara dengan bapak H.M. Amin Syamsuri, BA., dapat penulis simpulkan bahwa, komite sekolahpun juga selalu ikut membantu sekolah untuk menjaga patisipasi masyarakat terhadap sekolah. Peran
guru
dalam
upaya
meningkatkan
partisipasi
masyarakatpun juga tidak ketinggalan. Yaitu dengan bentuk kujungan kerumah murid oleh guru wali kelas apabila ada murid yang tidak masuk selama seminggu atau lebih karena sakit. Orang tua murid juga dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini harus dibuat mekanisme agar orang tua merasa bertanggung jawab membantu atau mengawasi anaknya
60
dalam mengerjakan PR atau tugas lain agar selesai dengan benar. Selain itu orang tua dilibatkan dalam kehidupan di luar sekolah. Seperti hasil wawancara dengan Guru Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa bapak MZ. pada tanggal 19 Mei 2016, beliau menjelaskan bahwa: “ upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan partisipasi masyarakat itu seperti kita berkunjung kerumah murid oleh guru wali kelas apabila ada murid yang tidak masuk selama seminggu atau lebih karena sakit. Orang tua murid juga dilibatkan dalam proses pembelajaran seperti kalau ada PR.” Selain itu dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyrakat pastinya juga ada faktorfaktor penghambatnya, antara lain 1. Kurang intensifnya komunikasi antara sekolah dan masyarakat karena kesibukan sekolah dalam pengelolaan program sekolah yang lain. 2. Kurangnya komunikasi antara sekolah dan komite dalam membahas tentang pertisipasi masyarakat. c. Bentuk Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa Dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Islam Sudirman Ambarawa banyak unsur masyarakat yang dilibatkan, seperti orangtua siswa, alumni,tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah. Masyarakatjuga diperkenankan berpartisipasi dalam banyak aspek, seperti pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penetapan
61
kebijakan, kontrol pengelolaan dana sekolah pengadaan dana pendidikan, dan aspek- aspek lainnya. Peningkatan partisipasi masyarakat disini dilakukan dengan cara menjalin hubungan yang harmonis terhadap masyarakat dan pihak sekolah pun diperlukan memiliki sikap keterbukaannya terhadap masyarakat, agar sekolah tahu apa yang diinginkan dari masyarakat tersebut. Dalam membangun sebuah kebersamaan dan komunikasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis,diperlukan keterbukaan sekolah terhadap masyarakat. Bentuk transparansi sekolah terhadap masyarakat adalah laporan berkala yang diberikan sekolah kepada komite sekolah dan orangtua siswa mengenai program-program kegiatan sekolah dan perkembangan perilaku dan kemampuan siswa.Selain itu, Transparansi diwujudkanmelaluipengelolaansekolah yangterbuka. Sedangkan untuk menjamin akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat, SMA Islam Sudirman Ambarawa membuka diri untuk menerimasaran, kritik, maupun ide-ide. Bentuk akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat adalah kesediaan sekolah untuk menindaklanjuti aspirasi dan aspirasi masyarakat dalam bidang pendidikan dengan program pendidikan yang sesuai. Dalam pelaksanaan program pendidikan, masyarakat juga berperan sebagai pengontrol, melalui laporan masyarakat kepadakomite sekolah.
Sekolah
mengetahui
62
kekurangan
dan
penyimpangan
yangdilakukannya dalam pelaksanaan sebuah program. Jika laporan masyarakat tentang penyelenggaraan program pendidikan tersebut dianggap berat, komite sekolah melakukan rapat, komite sekolah melakukan rapat internal untuk menentukan langkah yang akan diambil dalam menyikapi laporan tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, sekolah senantiasa melakukan pengelolaan yang transparan dan melakukan sosialisasi yang terarah dan terprogram kepada semua stakeholder. Adapun bentuk partisipasian dari masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Orangtua murid Bentuk partisipasian dari orang tua murid biasanya berupa sumbangan dana untuk pembangunan sekolah. Pemungutan dana tersebut biasanya dilakukan setahun sekali. Tidak hanya itu,orang tua murid juga berpartisipasi dalam menghadiri pertemuanpertemuan semisal, pertemuan orang tua murid dengan wali murid, pengajian dan lain sebagainya yang diadakan olehs ekolah. 2) Masyarakatsekitar Masyarakat sekitar sekolah biasanya ikut berpartisipasi dalam mensukseskan penyelenggaraan kegiatan pendidikan seperti halnya menjaga sekolahan, sebagai nara sumber, pembina kegiatan ekstra kurikuler, penyumbang dana, penyumbang saran dan kritik, dan
63
bentuk-bentuk partisipasi lain. (wawancara dengan bapak Wagino, S.Pd. pada tanggal 18 Mei 2016) Dengan demikian kondisi umum partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan di SMA Islam Sudirman Ambarawa dapat dikatakan baik. Indikatornya adalah kegiatan masyarakat untuk berpartisipasi cukup tinggi. Orang tuasiswa sebagai pihak yang paling terkait secara langsung dengan
keberhasilan
penyelenggaraan
pendidikan
juga
memberikan andil yang cukup besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan seperti sumbangan dana,sumbangan saran, dan bentuk partisipasi yang lain. Sementara itu, unsur masyarakat yang lain juga banyak berperan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik itu sebagai nara sumber, pembina kegiatan ekstra kurikuler, penyumbang penyumbang
dana,
saran dan kritik,dan bentuk-bentukpartisipasi yang lain
yang tidak kalah pentingnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya peran serta masyarakat dalam berbagai aspek mulai dari menjadi pembina kegiatan ekstra kulikuler, menjadi penyumbang dana dan material bangunan, dan sejumlah bentuk partisipasi lainnya, ini akan lebih menjadi suatu hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat. Dengan begitu citra sekolah dimata masyarakat akan menjadi baik otomatis partisipasi masyarakat semakin meningkat. BAB IV
64
PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan manajemen di madrasah SMA Islam Sudirman Ambarawa Manajeman Hubungan Masyarakat mencoba untuk berhubungan dengan masyarakat dalam bentuk komunikasi verbal di SMA Islam Sudirman Ambarawa dimulai dari adanya kesadaran tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Kesadaran itu membuahkan usaha sekolah untuk menggalang partisipasi masyarakat melalui jalinan komunikasi sekolah dengan masyarakat. Kesadaran
itu
pada
dasarnya
merupakan bentuk pengakuan terhadap adanya kekurangan yang dimiliki oleh sekolah dalam mengupayakan pendidikan yang bermutu. Bentuk pengorganisasi yang sering dilakukan di SMA Islam Sudirman Ambarawa adalah panitia pelaksana. Panitia pelaksana terdiri dari orang-orang yang memegang peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun. Orang-orang yang duduk di kepanitiaan sebuah kegiatan Hubungan Masyarakat dengan masyarakat bukan hanya dari kalangan guru dan karyawan tata usaha sekolah, melainkan sering kali siswa menjadi orang yang paling berperan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti seminar, bazar, bakti sosial, dan penelitian sosial adalah merupakan prakarsa dan inisiatif siswa. Dalam kegiatan yang merupakan inisiatif dari siswa, guru berperang sebagai pembina dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab. Bentuk kegiatan seperti rapat sekolah dengan komite sekolah, rapat komite sekolah dengan orang tua siswa, dan kegiatan lainnya yang merupakan
65
program sekolah biasanya dilakukan oleh guru-guru dan pengurus komite sekolah. Pembentukan panitia dilakukan berdasarkan surat keputusan kepala sekolah setelah mempertimbangkan saran dan masukan dari guru dan wakil kepala sekolah yang ada. Untuk melaksanakan sebuah kegiatan, kepala sekolah membentuk panitia pelaksana. Pembentukan panitia dilakukan untuk menghindari adanya penolakan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan pelaksanaan kegiatan. Di dalam panitia, setiap anggota memberikan saran dan masukan tentang bagaimana seharusnya rencana dilaksanakan, sehingga setiap anggota merasa mempunyai tanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan. Dengan demikian penerimaan anggota menjadi semakin tinggi bahkan ketika saran dan masukan mereka tidak diterima karena mereka mengetahui latar belakang lahirnya sebuah kebijakan dari panitia yang telah terbentuk. Dalam diskusi panitia, setiap anggota akan menyadari bagaimana setiap kegiatan dan saling mendukung satu sama lain. Karena itu, mereka akan semakin menyadari peran dan tanggung jawab mereka dalam implementasi rencana. Berkaitan dengan semakin baiknya koordinasi antara anggota panitia, panitia merupakan tempat latihan bagi manajer, karena di dalamnya mereka belajar untuk mengambil keputusan, melakukan pengorganisasian dan koordinasi, melakukan kontrol serta evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Kelebihan lainnya adalah adanya penyebaran kekuasaan sehingga kekuasaan dan wewenang tidak disalahgunakan melalui penugasan. Di
66
samping itu, karena panitia biasanya terdiri dari beberapa orang, kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan juga semakin mudah. Panitia juga bisa digunakan oleh manajer untuk meminimalisir dampak gagasan atau saran yang berkonsekuensi negatif melalui penerapan kebijakan secara bijaksana. Untuk bisa melaksanakan kegiatan yang bernuansa sosial seperti yang dikemukakan di atas, sekolah harus memberi kebebasan kepada para siswa untuk menyalurkan semua kegiatan dan harapannya. Kebebasan berkreasi ini jelas menuntut kelancaran komunikasi di dalam lingkungan sekolah serta suasana kondusif. Setelah setiap orang mempunyai kejelasan peran dan tanggung jawab, maka tibalah saatnya pelaksanaan atau implementasi kegiatan. 2. Upaya menejemen sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab Semarang Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah sudah terbilang baik, karena sekolah sendiri selalu melakukan upaya bagaimana selalu mengajak dan merangul masyarakat dalam segala hal dan aspek kegiatan sekolah. Tidak hanya itu sekolah juga mempunyai program-program yang berhubungan dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat agar hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjaga keharmonisannya. Karena sekolah sadar tanpa adanya partisipasi masyrakat dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal. 3. Partisipasi
masyarakat sekitar
sekolah
Ambarawa Kab Semarang
67
di
SMA Islam Sudirman
Peran serta masyarakat dalam berbagai aspek mulai dari menjadi penyumbang
dana, penyumbang saran, material bangunan, dan sejumlah
bentuk partisipasi lainnya, ini akan lebih menjadi suatu hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat dengan melalui pengelolaan yang baik, yaitu dalam berkomunikasi, sekolah harus bisa memahami
kondisi
pelayanan
pendidikan
masyarakat, yang
sekolah
relevan
harus
dengan
dapat
kebutuhan
memberikan masyarakat.
Dengan begitu citra sekolah di mata masyarakat akan menjadi baik otomatis partisipasi masyarakat semakin meningkat.
68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang tahun pelajaran 2015/2016, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan manajemen di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang. Pelaksanaan manajemen yang dilakukan oleh SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang yaitu, 1) perencanaan yang dimana bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam melaksanakan sebuah kegiatan. 2) pengorganisasian sebagai bentuk untuk pengaplikasian dari sebuah perencanaan biasanya pengorganisasian ini membentuk sebuah kepanitian yang nantinya membuat sebuah kegiatan yang di dasari dari program humas. 3) pengaktifan disini sangat penting karena dalam hal ini lebih mengembangkan komunikasi dari pihak sekolah dengan masyarakat agar dapat menjangkau masyarakat luas. 4) pengendalian merupakan point terakhir yang dimana sebuah manajemen pasti perlu pengedalian dalam setiap program atau kegiatang yang akan dilaksanakan. Pengendalaian disini mempunyai cara membandingkan program yang telah ditetapkan dan dilaksanakan apabila terjadi sebuah penyimpangan maka kepala sekolah sebagai penanggung jawab akan memberikan
69
koreksi kepada humas, guru-guru dan panitia pelaksana terkait kegiatan yang dilaksanakan. 2. Upaya manajemen sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah sudah terbilang baik, karena sekolah sendiri selalu melakukan upaya bagaimana selalu mengajak dan merangul masyarakat dalam segala hal dan aspek kegiatan sekolah. Tidak hanya itu sekolah juga mempunyai program-program yang berhubungan dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat agar hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjaga keharmonisannya. Karena sekolah sadar tanpa adanya partisipasi masyrakat dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal. 3. Bentuk Partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang. Bentuk partisipasi masyrakat tergolong baik karena ada berbgai bentuk partisipasi yang dilakukan oleh wali murid maupun masyarakat sekitar, seperti oorang tua murid yang selalu berusaha untuk datang pada setiap acara pertemuan-pertemuan waki murid, pengajian atau mujahadah bersama, sumbangan untuk sekolah. Sedangkan masyarakat sekitar biasanya ikut dalam mensukseskan setiap acara atau program yang di laksanankan sekolah, ikut menjaga keamanan sekolah, membarikan kritik dan saran kepada sekolah dan bentuk-bentuk partisipasi lain.
70
B. Saran Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kegiatan komunikasi, karena itu agar komunikasi sekolah dengan masyarakat mempunyai
daya persuasi tinggi, pemilihan media komunikasi dan
komunikator akan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Karena itu pemilihan media komunikasi seperti media masa elektronik dan media cetak perlu dipertimbangkan agar kelompok masyarakat yang dapat dijangkau lebih luas, penyampaian informasi lebih cepat, serta dengan akurasi yang lebih tinggi. Partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal pemanfaatan jasa layanan pendidikan oleh masyarakat melalui komunikasi yang lebih intensif kepada unsur masyarakat yang lebih luas tentang program pendidikan yang disediakan sekolah. Peran komite sekolah dalam menggalang dana untuk penyelenggaraan pendidikan dan menampung aspirasi, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan perlu ditingkatkan dengan membangun jaringan kerja yang lebih luas, karena itu komite sekolah masih perlu lebih membuka diri melalui pengadaan sarana komunikasi yang lebih canggih, seperti email, dan pengadaan situs di internet
71
TRANSKRIP WAWANCARA Informan : Kepala Sekolah Sma Islam Sudirman Ambarawa 1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam implementasi kebijakan manajemen sekolah di sma islam sudirman ambarawa? 2. Factor-faktor apa saja yang menjadi penghambat partisipasi masyarakat dalam implementasi manajemen sekolah? 3. Bagaimana peran sekolah dalam hal ini bapak sebagai kepala sekolah untuk berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam implementasi manajemen sekolah? 4. Bagaimana peran sekolah dalam mendorong partisipasi masyarakat? 5. Sejauh mana respon masyarakat terhadap program sekolah? 6. Bagaimana usaha untuk mengatasi hambatan partisipasi masyarakat?
TRANSKRIP WAWANCARA Informan : WAKA Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa 1. Bagaimana dan Strategi apa yang menurut anda paling baik/efisien diterapkan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat? 2. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan humas itu apa saja yang terkait dengan partisipasi masyarakat? 3. Siapa saja yang berperan di dalam kegiatan tersebut? 4. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah? 5. Bentuk partisipasi masyarakat terhadap sekolah ini itu seperti apa? 6. Ide-ide atau aspirasi dari masyarakat itu cara menindak lanjutinya seperti apa? 7. Siapa saja yang menjadi sasaran dalam partisipasi masyarakat ? Dengan masyarakat umum? Dengan pemerintah/pengusaha setempat, dalam hal apa? 8. Dengan cara apa pihak sekolah menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya kegiatan di sekolah?
72
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Linggar, M., Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Baqi. Muhammad Fuad Abdul, Al-Lu'lu' Wal Marjan, Jakarta: Pustaka Elba, 2012. Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996. Gunawan, Ary, H., Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004. Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi Dan Teknik Pengoorganisasian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997. Mahfud, Choirul, Pendidikan Multi Kultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. 4, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasen, 1996. Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. 3, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. , Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Cet. 1, Jakarta: Bina Aksara. 1988. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
73
Rosadi, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2005. Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2003. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005. Soenaryo, Endang, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, Yogyakarta: Mitra Gama Widya 2000. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
74
75
DAFTAR NILAI SKK Nama
: MUSLIMATUS SANIYAH
NIM
:11109080
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen P.A
:Achmad Maimun M,Ag
A. SERTIFIKAT KEGIATAN NO
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
1.
Orientasi Pengenalan Akademik Dan Kemahasiswaan (OPAK), dengan tema “Sentralisasi Paradigma Gerak Menuju Mahasiswa Ideal dalam Menghadapi Situasi Global” Pelaksanaan Buka Bersama
18-20 Agustus 2009
2.
Keterangan
Nilai
Peserta
3
10 September 2009
Peserta
oleh HMI Cabang Salatiga
2
Komisariat Walisingo 3.
TRAINING JURNALISTIK 5-8 Mei 20011 TINGKAT
DASAR
Peserta
SE-
DIY-JATENG dengan tema Wartawan
Tak
Mutu,
6
Baiknya Jadi Penjilat oleh LAPMI
SINERGI
HMI
Cabang Yogyakarta 4.
Public
Hearing 25 Juni 2011
Peserta
“MENINGKATKAN TATANAN KAMPUS
BIROKRASI
2
YANG
76
BERBASIS PRINSIP-
PADA PRINSIP
INTEGRITAS” oleh SEMA STAIN Salatiga 5.
Praktikum Kepramukaan
22-27 Juli 2011
Peserta
6.
Seminar Regional Dengan
26 Oktober 2011
Peserta
TemaMeningkatkan Nasionalisme Ditengah Goncangan Disintregasi Dan
4
Pengikisan Ideologi Nasional oleh KOMANDO RESIMEN MAHASISWA MAHADIPA 7.
Seminar Pendidikan
Peserta
“MENUJU PENDIDIKAN INDONESIA YANG IDEAL” oleh HMI Cabang
2
Salatiga Komosariat Walisongo dan Komisariat Karnoto Zarkasi 8.
Public Hearing
15 Maret 2012
Peserta
“MENINGKATKAN KEPEKAAN DAN TRANSPARASI KINERJA
2
LEMBAGA MENUJU KAMPUS YANG AMANAH” oleh SEMA STAIN Salatiga 9.
Seminar Entrepreneurship
Nasional 21 April 2012 “Tren
Bisnis Berbasis Multimedia
77
Peserta
8
Dan Teknologi Informatika Sebagai Modern”
Wujud oleh
“FATAWA”
Pasar
KOPRASI SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 10.
Seminar Nasional
2 Mei 2012
Peserta
“BERPOLITIK UNTUK
8
KESEJAHTERAAN INDONESIA, REORIENTASI GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI” 11.
Seminar “Meneguhkan
Nasional 13 Juni 2012
Peserta
nilai-Nilai
8
Pancasila Demi Mewujudkan Masyarakat Adil Makmur” oleh HMI Cabang Salatiga 12.
Seminar Nasional
23 Juni 2012
Peserta
“MEWASPADAI GERKAN
8
ISLAMGARIS KERAS di PERGURUAN TINGGI” oleh Dewan Mahasiswa STAIN Salatiga 13.
Diskusi Publik “PERAN
12 Juli 2012
Peserta
GENERASI MUDA
2
TERHADAP FENOMENA HIV/AIDS di Kota SALATIGA” oleh FORUM GENERASI MUDA
78
PEDULI SALATIGA 14.
Diskusi
Lintas
Agama 10 Agustus 2012
Peserta
“Gerakan-Gerakan
2
Fundamentalisme Agama di Indonesia”
oleh
Pondok
Pesantren Edi Mancoro 15.
Seminar Regional
29 Oktober 2012
Peserta
“INDONESIA SATU” oleh
4
Resimen Mahasiswa Sat. 953 KALIMOSODO 16.
LK 1 “MEMBANGUN
29 November - 2 Panitia
PARADIGMA YANG
Desember
BERINTELEKTUAL dan BERJIWA NASIONALIS
3
RELIGIUS DALAM PERWUJUDAN INSAN PARIPURNA” oleh HMI Cabang Salatiga Komisariat Walisongo 17.
Lomba Menembak Metal
15 Desember 2012
Peserta
silhoutte12 meter oleh
2
Resimen Mahasiswa Sat. 953 KALIMOSODO 18.
Perayaan dies natalis “66
5 Febuari 2013
Panitia
TAHUN HMI UNTUK
3
UMAT ISLAM dan BANGSA INDONESIA” oleh HMI cabang Salatiga Komisariat Walisongo 19.
Bedah Buku “SHOLAT
11 Mei 2013
79
peserta
2
NGEBUT BIKIN BENJUT” oleh HMI cabang Salatiga Komisariat Walisongo 20.
Sarasehan Akbar Keluarga
10 Oktober 2013
Peserta
Besar HMI Komisariat Walisongo “MERAJUT UKHUWAH
2
MEMPERKOKOH KEBERSAMAAN” oleh HMI cabang Salatiga Komisariat Walisongo 21.
Pemateri dalam acara bedah
29 Desember 2013
Pemateri
film “TANAH SURGA
4
KATANYA” oleh HMI cabang Salatiga Komisariat Walisongo 22.
SARASEHAN AKBAR
15 Maret 2014
Peserta
BERSAMA TOKOH NASIONAL DENGAN TEMA”KOMITMEN
2
POLITIK ISLAMDALAM MENATA ARAH MASADEPAN BANGSA INDONESIA” oleh PB HMI 23.
International
28 Febuari 2015
Peserta
Seminar”ASEAN Economic Community 2015; Prospects and Challenges For Islamic
8
Higher Education” oleh IAIN Salatiga
80
81
82
83
84
1