DUKUGAN RAJIN SHALAT DALAM KELUARGA PEGAWAI DAN KELUARGA BURUH (STUDI KOMPARASI PADA SD N TINGKIR LOR 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh AMINAH
NIM 114 08 009
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
ii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara : AMINAH dengan Nomor Induk Mahasiswa 114 08 009 yang berjudul DUKUGAN RAJIN SHALAT DALAM KELUARGA PEGAWAI DAN KELUARGA BURUH (STUDI KOMPARASI PADA SD N TINGKIR LOR 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010, dan telah di terima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 25 September 2010 Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd
NIP. 19580827 198303 1 002
NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Siti Farikhah. M.Pd
Dra. Siti Zumrotun, M.Ag
NIP. 19610623 198803 2 001
NIP. 19670115 199803 2002
Pembimbing
Dr. H. Muh.Saerozi, M.Ag NIP. 19660215 199103 1 001
iii
DEKLARASI
بسم اهلل الرحمن الرحيم Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain
di
luar
referensi
yang
peneliti
cantumkan,
maka
peneliti
sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 20 September 2010 Penulis,
AMINAH NIM. 11408009
iv
MOTTO
“HIDUP INI PENUH PERJUANGAN, MAKA BERJUANGLAH UNTUK MERAIH APA YANG ENGKAU CITA-CITAKAN”
v
PERSEMBAHAN
1. Skripsi ini saya persembahkan untuk : 2. Untuk anak-anakku tercinta yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan studi ini. 3. Kedua orang tuaku yang telah memberi restu untuk menyelesaikan studi ini. 4. Pendamping hidup di masa mendatang yang tetap memberi semangat. 5. Teman-temanku sekelas dan seperjuangan yang tetap gigih dalam meneruskan perjuangannya untuk menyelesaikan studi ini.
vi
DAFTAR ISI
a. Halaman judul ……………………………………………………...
i
b. Persetujuan Pembimbing…………………………………………….
ii
c. Pengesahan Kelulusan……………………………………………….
iii
d. Deklarasi …………………..……………………………………….
iv
e. Motto ………………………………………………………………..
v
f. Persembahan ………………………………………………………. .
vi
g. Kata pengantar………………………………………………….........
vii
h. Daftar isi ……………………………………………………………..
ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Penjelasan Istilah …………………………………………...
2
C. Pokok Masalah ……….……………………………………..
4
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………
4
E. Hipotesis Penelitian …………………………………………. 5 F. Metode Penelitian …………………………………………… 5 G. Sistematika Penulisan ……………………………………….. 8 BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Dukungan Rajin Salat…………………………… 10 B. Bentuk-bentuk Dukungan Rajin Salat ..…………………..… 26 C. Faktor-faktor yang Mendorong Rajin Salat ………….....…...
vii
29
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan SDN Tingkir Lor 01 Salatiga …..…………………
35
1. Sejarah berdirinya SDN Tingkir Lor 01 Salatiga ..……..
35
2. Letak Geografis SDN Tingkir Lor 01 Salatiga …………
36
3. Keadaan Sarana dan Fasilitas …………….…………….
36
4. Letak Geografis SDN Tingkir Lor 01 Salatiga …………
36
5. Perpustakaan ……………………………………………
38
6. Komputer ……………………………………………….
38
7. Organisasi Sekolah …………………………………….
39
8. Keadaan Guru dan Siswa ………………………………
41
B. Pengajian Data ………………………………………………
42
1. Pemisahan Responden…………………………………… 42 2. Pengolahan Data …..……………………………………. BAB IV
BAB V
43
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ……………………………………………
57
B. Analisis Kedua ………………………………………………
56
C. Analisis Ketiga ………………………………………………
63
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………....
64
B. Saran ………………………………………………………..
66
C. Penutup ……………………………………………………..
66
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Rajin shalat membutuhkan dukungan dari keluarga. Rajin shalat berarti sungguh-sungguh dalam melakukan shalat. Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah do’a. Tetapi, yang dimaksud disini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Firman Allah Q.S At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (H. Sulaiman Rasyid, 2003: 53) Di sini keluarga mempunyai peranan yang sangat besar di dalam memberi 1 dukungan terhadap anak untuk bisa rajin shalat.
2
Dukungan-dukungan itu antara lain; selalu mengingatkan anak untuk bisa melaksanakan shalat tepat waktu. Misalnya : Pada waktu pagi anak, pukul 05.00 sudah dibangunkan untuk segera melakukan shalat subuh, begitu pula pada waktu sepulang sekolah keluarga atau orang tua khususnya segera mengingatkan anak untuk melakukan shalat dzuhur. Dan seterusnya keluarga tidak bosan-bosan untuk selalu memberi dukungan kepada anak. Anak tidak tumbuh dan berkembang secara terpisah dari yang lainnya karena ia merupakan bagian dan kelompok keluarganya. Dengan keluarga tentu saja dimaksudkan ayah dan ibu serta saudara-saudara sedarah dari keluarga yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap anak. (Maurice Balson, 1993: 82) Dengan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul: “DUKUNGAN RAJIN SHALAT DALAM KELUARGA PEGAWAI DAN KELUARGA BURUH STUDI KOMPARASI PADA SISWA SDN TINGKIR LOR 01 SALATIGA TAHUN 2010”. B. Penjelasan Istilah Dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai dan keluarga buruh studi komparasi pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. Guna memahami dan memperoleh pengertian yang jelas maka perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah di dalamnya, yakni :
3
1. Dukungan rajin shalat Dukungan adalah dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan seseorang. (EM. Zuli Fajri, 2008: 266), Rajin adalah suka bekerja, sungguhsungguh dalam melakukan kegiatan. (EM. Zuli Fajri, 2008: 687) Shalat berarti do’a atau beribadat. (EM. Zuli Fajri, 2008: 724) Adapun variabel dari dukungan rajin shalat dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: a. Membangunkan anak untuk shalat b. Mengingatkan anak untuk shalat c. Menanyakan kepada anak apakah sudah shalat d. Mengajak anak untuk shalat bersama e. Mengajarkan anak tentang shalat f. Memberi sanksi pada anak bila meninggalkan shalat g. Memberi hadiah pada anak bila rajin shalat 2. Keluarga pegawai Keluarga berasal dari dua bahasa Sansekerta yaitu “kula” dan “warga”. Kulawarga berarti “anggota atau kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan tempat bersatu beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.( Murtadlo, 2008: 7) Pegawai adalah karyawan, orang yang bekerja di suatu instansi dan mendapatkan upah. (EM. Zuli Fajri, 2008: 632)
4
Keluarga pegawai antara lain: a. Keluarga pegawai PNS : Guru b. Keluarga pegawai NON PNS : Polri c. Keluarga pegawai kehakiman d. Keluarga pegawai pabrik 3. Keluarga buruh Keluarga buruh adalah seluruh anggota keluarga yang bekerja untuk orang lain dan mendapatkan upah (EM. Zuli Fajri, 2008: 632). Keluarga buruh antara lain: a. Keluarga buruh tani b. Keluarga buruh jahit C. Pokok Permasalahan Berdasarkan variabel di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok masalah dari penelitian adalah: 1. Bagaimana variasi dukungan rajin shalat keluarga pegawai? 2. Bagaimana variasi dukungan rajin shalat keluarga buruh? 3. Adakah perbedaan antara dukungan rajin shalat keluarga pegawai dengan dukungan rajin shalat keluarga buruh? D. Tujuan Penelitian Setiap usaha pasti mempunyai sebuah tujuan, begitu juga penelitian yang penulis lakukan ini juga mempunyai tujuan, diantaranya:
5
1. Untuk mengetahui dukungan rajin shalat keluarga pegawai. 2. Untuk mengetahui dukungan rajin shalat keluarga buruh. 3. Untuk mengetahui perbedaan dukungan rajin shalat keluarga pegawai dengan dukungan rajin shalat keluarga buruh. E. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. (Sutrisno Hati, 1981: 630) Dalam hal ini penulis menduga bahwa ada pengaruh dukungan rajin shalat antara keluarga pegawai dengan keluarga buruh pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. F. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga yang berjumlah 172 siswa terdiri dari 84 keluarga pegawai dan 88 dari keluarga buruh.(Masri Singaribun dan Sofia Efendi, 1991: 152) b. Sampel Dalam pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto yaitu jika kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Bila lebih dari 100 maka diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1989: 62). Sampel disini adalah 20 % x 172 = 32 dari keluarga pegawai yang
6
diambil secara random atau acak. dari populasi keluarga buruh diambil 20 % x 172 = 32 yang diambil secara random atau acak. c. Teknik sampling Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik random atau sampling secara acak. Yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana peneliti memberi kesempatan yang sama pada individu dalam populasi untuk ditugaskan menjadi sampel (Suharsimi Arikunto, 1989: 147). Teknik ini penulis gunakan untuk mencari sampel siswa dari keluarga pegawai guna dijadikan sampel sebanyak 64 siswa. 2. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan fenomena yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1989: 149). Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau fakta secara langsung tentang jumlah siswa dari keluarga pegawai pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. b. Metode angket Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari dukungan rajin shalat keluarga pegawai pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga.(Kartini Kartono,1986: 217) c. Metode dokumentasi
7
Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapat data mengenai dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai dan keluarga buruh dari guru Agama Islam dan juga guna memperoleh data tentang keadaan umum sekolah SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. 3. Analisis Data Analisis data adalah langkah yang dilakukan setelah mendapatkan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dari hasil yang diupayakan. Adapun analisis data dalam penelitian ini ditempuh melalui dua tahap, yaitu: a. Analisis pendahuluan Pada tahap ini dilakukan perhitungan awal dari data yang telah dipisahkan melalui prosentase dan analisis tiap-tiap item. Untuk menganalisis ini digunakan rumus prosentase sebagai berikut : p=
F x100% N
Keterangan: P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah responden
b. Analisis untuk pengujian hipotesis Dalam penentuan subyek penelitian, peneliti membagi yang pertama adalah siswa yang orang tuanya pegawai, dan yang kedua siswa yang orang tuanya buruh. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
8
dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai dan keluarga buruh pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. Penulis
menggunakan
analisis
statistik
“t-tes”
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: t=
Mx − My SDBM
Keterangan: t
= Tes
Mx
= Mean dari sampel x (Siswa dari keluarga pegawai)
My
= Mean dari sampel y (Siswa dari keluarga buruh)
SDBM = Standar Perbedaan Mean G. Sistematika Penulisan Skripsi Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui tata urutan penulisan. Adapun urutannya sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi : Latar Belakang Masalah, Penjelasan Istilah, Pokok Permasalahan, Hipotesis, Tujuan penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
9
Landasan teori terdiri : Pengertian dukungan rajin shalat, bentuk-bentuk dukungan rajin shalat, faktor-faktor yang mendorong rajin shalat. BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA 1. Kondisi umum SDN Tingkir Lor 01 Salatiga a. Letak geografis SDN Tingkir Lor 01 Salatiga b. Sejarah berdirinya SDN Tingkir Lor 01 Salatiga c. Keadaan sarana dan fasilitas SDN Tingkir Lor 01 Salatiga d. Keadaan siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga e. Keadaan guru dan karyawan SDN Tingkir Lor 01 Salatiga 2. Penyajian Data meliputi : a. Data tentang siswa dari keluarga pegawai b. Data siswa dari keluarga buruh
BAB IV
ANALISIS DATA Terdiri dari: 1. Analisis Pertama 2. Analisis Kedua
BAB V
PENUTUP Penutup meliputi: Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Dukungan Rajin Sholat Dukungan adalah dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan seseorang. Rajin Sholat berasal dari dua kata yaitu rajin dan Sholat. Rajin berarti suka belajar, suka bekerja dan giat, bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, kerapkali terus-menerus. Sholat berarti doa atau beribadat. Rajin Sholat berarti bersungguh-sungguh dalam melaksanakan Sholat. Sedang menurut istilah Sholat ialah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Drs Lahmudin Nasution (1997: 55) berpendapat bahwa tersuk rukun Islam diwajibkan ketika Rosulallah mi’raj sabda Rosulallah SAW
، وأن محمدا ر سول ال، شهادة أن ل إله إل ال: ب ني ال سلم على خ مس وصوم رمضان ( رواه البخاري، وحج البيت، وإيتاء الزكاة، وإقام الصلة . و مسلم Artinya: Islam ditegakkan diatas lima (dasar rukun). Shahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan Sholat, membayar zakat, haji ke Bait Allah, dan puasa
1
11
Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim) (Drs Lahmudin Nasution, 1997: 55). Kebanyakan ulama, termasuk Khalik dan Syafi’i, mengatakan bahwa Sholat yang wajib itu hanyalah lima, Subuh, Zuhur, Asar, Mahrib dan Isya. Pembatasan ini di dasarkan kepada hadist yang mengatakan bahwa seorang A’rabi datang kepada Nabi dan bertanya tetang Islam, beliau bersabda lima Sholat sehari semalam Akan tetapi, Abu Hanifah dan para sahabatnya berpendapat bahwa Sholat witir juga teramasuk Sholat wajib. Sebagiamana Hadist yang berasal dari Amr Ibn Syuaib dari ayahnya dan kakaknya bahwa beliau bersabda:
اfهgيfلf عgوhظjأ فfفحf hرgتjوg الfيjهf وpةfلf صgمhكfادfل ز f اrنjإ Artinya: Sesungguhnya Allah telah menambahkan sebuah Sholat bagi kamu yaitu Sholat witir, oleh karena itu hendaklah kamu memeliharanya. 1. Syarat wajib Sholat Kewajiban Sholat dibebankan atas orang yang memenuhi syarat-syarat yaitu: Islam, baliq, berakal dan suci. Orang kafir tetap berdoa karena tidak mengerjakan Sholat, mereka tidak dituntut melakukannya sebab Sholat itu tidak sah dilakukan oleh orang kafir. Orang murtad jika masuk Islam kembali wajib menqodlo Sholat yang ditinggal selama masa murtadnya, (Drs Lahmudin Nasution,1997: 57) sebab kewajiban sholat itu tidak gugur oleh kemurtadannya, orang yang hilang akal
12
kerena gila atau sakit tidak wajib melakukan Sholat. (Drs Lahmudin Nasution, 1997: 58) Orang yang sedang haid atau nifas tidak wajib Sholat, jika orang yang memenuhi
syarat
tidak
melakukan
Sholat,
karena
tidak
mengakui
kewajibannya ia telah menjadi kafir dan wajib dihukum bunuh sebagai murtad. Sedang orang yang tetap mengakui sebagai kewajiban namun tidak melaksanakan karena malas atau lainnya para ulama berbeda pendapat tentang hukumannya. 2. Waktu-waktu Sholat Allah berfirman dalam al quran
Artinya sesungguhnya Sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (al-Nisa/ 4:103) (Drs Lahmudin Nasution, 1997: 59) Waktu-waktu itu dapat merujuk posisi matahari dari zenith sebagai berikut: a) Zuhur mulai sejak matahari melampaui meridiam b) Asar kira-kira 50 derajat c) Maghrib kira-kira 91 derajat d) Isya kira-kira 108 derajat
13
e) Subuh kira-kira 110 derajat Perhitungan ini masih dipengaruhi oleh besarnya deklinasi matahari, yakni penyimpangan lintasan matahari dari katulistiwa serta besarnya lintang geografis tempat yang bersangkutan. (Drs Lahmudin Nasution, 1997: 60) 3. Syarat sah Sholat Sholat dianggap sah menurut syara bila dilakukan dengan memenuhi persyaratan tertentu antara lain sebagai berikut: a. Suci badan dari hadas dan najis b. Menutup aurat dengan pakaian yang bersih c. Mengetahui masuknya waktu sholat d. Menghadap kiblat 4. Cara mengerjakan Sholat Sholat itu meliputu beberapa perbuatan dan perkataan, sebagian rukun dan sebaguan lagi adalah sunah jadi kajian tentang cara melakukan Sholat meliputi rukun dan sunah-sunah Sholat. (Drs Lahmudin Nasution, 1997: 76) a. Rukun Sholat 1) Niat 2) Berdiri jiaka mampu 3) Talbirotul ihram 4) Embaca surat al fatihah 5) Ruku’ 6) Tumakninah pada rukuk
14
7) I’tidal 8) Tumakninah dalam i’tidal 9) Sujud 10) Tumakninah pada sujud 11) Duduk diantara dua sujud 12) Tumakninah pada duduk diantara dua sujud 13) Duduk akhir 14) Tasyahud 15) Membaca shalawat pada tasyahud 16) Mengucapakan salam 17) Berniat keluar dari Sholat b. Sunah-Sunah dalam Sholat Sebelum memulai Sholat, sunah melakukan azan dan iqomah. Menurut lughot, azan berarti memberitahu, sedang dalam syara’ ialah dzikir tertentu yan di syariatkan untuk memberitahukan Sholat fardu. Iqomah adalah dzikir tertentu yang diserukan untuk menegakkan Sholat. Dalam Al Quran terdapat beberapa ayat dan hadis yang berkenaan dengan syariat azan seperti
15
Artinya: hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (al jumuah/ 62: 9) Selain untuk Sholat fardlu berjama’ah azan tetap juga disunahkan bagi orang yang Sholat sendirian, walaupun misalnya ia berada di padang pasir. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Abu Said Al Khudry :
إ نى اراك ت حب الباد ية والخ تم فاءدا ك نت في بادي تك او غن مك فاذ نت لل صلة فار فع صوتك بالنداء فا نه ل ي سمع مدى صوت المؤذن جن ول انس ول شيئ ال شهد له يوم القيامة Artinya: sesungguhnya saya melihat mu suka dengan ba’diyah dan kambing jadi kalau engkau berada di ba’diyah atau kambingmu dan engkau dengan sruan azan itu sebab tidak ada yang mendengar suara muazin, baik jin, manusia maupun apa saja, kecuali ia memberikan kesaksian bagi muazin itu pada hari kiamat (H.R. Bhukari) Dalam azan dan iqomah harus dipenuhi beberapa syarat:
16
1) Dilakukan oleh orang islam, laki-laki dan berakal 2) Tertib dan muaalah 3) Nyaring, pada azan untuk jamaah 4) Telah masuk waktu, kecuali untuk azan subuh. Selain itu, agar si muazin :
1) Dalam keadaan suci 2) Adalah orang yang bersuara nyaring dan merdu 3) Berdiri 4) Di tempat yang tinggi bila perlu 5) Menghadap kiblat 6) Menoleh ke kanan pada waktu mengucapkan hayya alaal sholat, dan ke kiri ketika mengucap hayya ala al falaah. Menoleh disini hanya dengan leher tidak sampai memalingkan dada dari qiblat atau menggeser posisi kaki. 7) Mengucapkan kalimat-kalimat azan dengan tartil, sedangkan iqomah dengan isro (dengan cepat, namun tetap jelas pengucapan hurufhurufnya) 8) Tarji’ (mengucapkan dua kalimat syahadat dengan dirr “pelan” sebelum mengucapakannya dengan nyaring) pada azan 9) Taswib (mengucapkan al Sholatu khairum min alaum) pada azan subuh
17
10) Kalimat-kalimat azan itu tidak diselingi dengan yang lain. (Drs Lahmudin Nasution,1997: 78) Orang
yang
mendengar
suara
muazin
disunahkan
pula
mengucapkan kalimat-kalimat seperti yang didengarnya itu kecuali pada kalimat hayya ala…, disini ia mengucapkan hawqolah (la haula wala quwata illa billah) dan pada taswih ia mengucapkan sadaqta wa barinta, serta pada kalimat iqomah ia mengucapkan:
اأقامها ال وادامها وجعلنى من صالحين اهلها Setelah selesai, orang yang azan, atau iqomah, pendengar atau orang yang kebetulan mendengarnya disunahkan pula membaca salawat untuk nabi saw kemudian berdoa dengan:
اللهم رب هذه الدعوة التامة Di dalam pelaksanaan Sholat itu sendiri terdapat beberapa sunah, Sunah Ab’at dan Sunah Hay’at. Yang termasuk sunah ab’at adalah: 1) Tasyahud awal 2) Qunut Sedangkan yang termasuk sunah hay’at adalah: 1) Mengangkat tangan ketika takbirotul ahram, ketika rukuk, ketika bangkit dari rukuk dan bangkit dari tasyahud awal
18
2) Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri yakni telapak tangan kanan ditaruh di atas punggung telapak tangan kiri mengenai pergelangan dan sedikit lengan kirinya 3) Membaca do’a iftitah 4) Taawuz ketika akan membaca al fatihah pada setiap rekaatnya. 5) Membaca dengan jahr atau sirr menurut tempatnya. 6) Ta’min (mengucapkan kata amin) setelah membaca al fatihah dan diselingi dengan diam sebentar 7) Membaca surah setelah membaca surat al fatihah 8) Membaca takbir ketika turun ke ruku’ dan sujud serta ketika bangkit dari sujud 9) Mengucapkan samia’llahu liman hamidah ketika bangun dari rukuk 10) Bertasbih pada waktu rukuk, seperti mengucapkan subhana robbial azim 11) Bertasbih pada waktu sujud, seperti mengucapkan subhana robbial a’la 12) Meletakkan kedua tangan di atas paha ketika duduk di antara dua sujud dengan ujung jari di atas ujung paha. 13) Iftirasy pada setap kali duduk, yakni duduk di antara dua sujud, duduk istirahat, duduk tasyahud awal, duduk mengikuti imam dan sebagainya. 14) Tawaruk pada duduk akhir.
19
15) Mengucapkan salam kedua. )Drs Lahmudin Nasution, 1997: 86) c. Hal-Hal yang Membatalkan Sholat Sholat yang sedang dikerjakan batal jika terjadi hal-hal yang membatalkannya adapaun yang membatalkan Sholat adalah )Drs Lahmudin Nasution, 1997: 89) 1) Berbicara dengan kalam (ucapan) manusia 2) Perbuatan yang banyak 3) Hadas 4) Terkena
najis
baik
badan
maupun
pakaian,
kecuali
segera
ditinggalkan. 5) Terbuka aurat, kecuali segera ditutupinya kembali 6) Berubah niat 7) Membelakangi kiblat 8) Makan/ minum 9) Tertawa jika di dalamnya sampai terucap dua huruf 10) Murtad d. Sholat jama’ah Rosulallah SAW senantiasa melaksanakan Sholat fardu dengan berjamaah. Perintah untuk berjamaah terdapat pada ayat dan beberapa hadits berikut:
20
Artinya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan Sholat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (Sholat) besertamu Selain itu hadis mengatakan :
ما من تلثة في قرية او بدو ل تقام فيهم الصلة ال استحوذ عليهم اشيطان فعليكم بااجماعة فاءنما يأكل الدنب من الخم القاصية Artinya: Tidak ada tiga orang, baik di kampung maupun di Padang pasir, yang tidak ditegakkan pada mereka Sholat kecuali mereka itu di kuasai oleh saitan. Oleh karena itu hendaklah kamu tetap berjamaah, sebab sesungguhnya serigala hanya akan memakan kambing, yang menjuauhi kelompoknya (H.R. Abu Dawud, Ahmad, Nasai, Ibn Hibban dan Hakim)
صلة الجماعة افضل من صلة الفذ بسبع و عشرين درجة Artinya: Sholat jamaah lebih utama dari pada Sholat sendiri dua puluh tujuh derajat (H.R. Bukhari/ Muslim) Berdasarkan ayat di atas hadis-hadis ini serta dalil-dalil lainnya, para ulama berbeda pendapat tentang hukum berjamaah bagi setiap orang yang mendengar hukum melaksanakan Sholat berjamaah itu adalah fardu a’in, tetapi kebanyakan ulama berpendapat sunnah, tuntutan berjamaah dapat gugur dari seseorang dengan adanya beberapa uzur, seperti hujan, angin malam yang kuat, lumpur jalanan, cuaca yang sangat panas atau dingin, rasa lapar dan haus yang berat, sakit, terdesak oleh hadas, takut
21
akan bahaya atas seseorang yang ma’sum, takut pada orang yang berpiutang sedangkan dirinya belum mampu membayar hutang, takut akan hukuman yang masih diharapkan diampuni, takut tertinggal rombongan, tidak mempunyai pakaian yang layak, baru makan-makanan yang berbau, dan keperluan merawat orang sakit. Sekurang-kurangnya Sholat jamaah dilakukan oleh dua orang, seorang imam dan seorang makmum. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan berbagai ketentuan antara lain: 1) Perempuan tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki, tetapi dibenarkan mengimami perempuan lainnya 2) Sebaiknya yang menjadi imam suatu jamaah ialah orang yang paling faqih diantara mereka. Untuk syahnya jamaah disyaratkan terpenuhinya hal-hal sebagai berikut: 1) Niat mengikuti imam 2) Posisi makmum tidak lebih ke depan dari pada imam Dalam hal ini sebaiknya diperhatikan agar posisi berdirinya makmum adalah sebagai berikut: 1) Bila makmum hanya seorang laki-laki walaupun belum dewasa ia berdiri di sebelah kanan dan sedikit mundur dari imam.
22
2) Bila setelah itu datang lagi seorang laki-laki lainnya, ia berdiri di sebelah kiri kemudian di imam maju atau kedua makmum tersebut mundur 3) Bila makmum itu laki-laki dua orang atau lebih mereka bershof di belakang imam 4) Jika makmum perempuan walaupun seorang ia berdiri di belakang imam 5) Jika makmum terdiri atas jamaah laki-laki dewasa dan anak-anak, maka laki-laki dewasa berada di shaf belakang imam kemudian disambung oleh anak laki-laki )Drs Lahmudin Nasution, 1997: 94) Jika
bersama
mereka
terdapat
juga
perempuan
maka
perempuan itu, seorang, baik seorang atau banyak bershof di belakang anak-anak. Jika yang menjadi imam bagi jamaah perempuan adalah perempuan juga maka imam berdiri di tengah sebaris dengan mereka, sebab di riwayatkan bahwa a’isyah dan Ummu Salamah RA mengalami sholat bagi jamaah perempuan dan berdiri di tengah shaf mereka. Jika seorang datang ke tempat jamaah hendaknya ia bergabung di dalam saf yang ada, bila masih terdapat tempat yang lowong. Bila tidak hendaknya ia takbir di belakang shof kemudian menarik salah seorang dari shaf itu untuk membentuk shaf baru bersamanya, sebab makruh berdiri sendirian di luar shaf.
23
3) Makmum dan imam berada pada satu tempat jika keduanya Sholat di dalam masjid, maka Sholat makmum sah walaupun ia jauh dari imamnya, asalkan ia mengetahui Sholat imam melalui suara atau dengan melihat gerakannya dan posisi makmum tidak lebih ke depan dari pada imam, apabila terdapat bangunan atau dinding yang memisahkan keduanya, maka disyaratkan adanya pintu yang dapat menghubungkan tempat mereka. Sholat juga sah jika imam berada di dalam masjid sedangkan makmum di luar, tetapi jaraknya tidak lebih 300 hasta, dari sisi masjid itu dan tidak terdapat bangunan atau dinding yang menghalangi jika keduanya berada tidak di masjid. Maka jarak antara makmum dengan imam tidak boleh lebih dari 300 hasta, dan tidak boleh ada dinding yang mengahalangi. 4) Tata laksana sholat makmum serupa dengan sholat imam dengan demikian orang yang sholat zuhur misalnya tidak sah mengikut orang yang sholat janazah, atau sholat khusuf. 5) Makmum harus menyesuaikan diri dalam melakukan (atau tidak melakukan) sunah Sholat yang berbeda pada pelaksanaannya di pandang buruk, seperti tasyahud awal, sujud tilawah dan qunut 6) Makmum harus mengikuti imam dalam melakukan perbuatanperbuatan Sholat. )Drs Lahmudin Nasution, 1997: 95) e. Sholat jumat Sholat jumat adalah fardlu berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
24
1) Ayat Al Quran
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan Sholat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. 2) Hadis
رواح الجمعه واجب علي كلمحتلم Pergi ke tempat Sholat jumat itu wajib atas tiap-tiap orang telah dewasa. Kewajiban Sholat jumat itu berlaku atas orang-orang yang memenuhi persyaratan: 1) Islam 2) Merdeka 3) Baligh 4) Berakal 5) Laki-laki
25
6) Sehat 7) Muqim Orang yang wajib solat jumat haram melakukan safar meninggalkan negerinya setelah tergelindir matahari pada hari jumat kecuali ia yakin akan dapat melaksanakannya di perjalanan. Hukum ini berlaku juga bagi perjalanan sebelum tergelincir matahari sebab kewajiban sholat tersebut dengan hari jumat Orang yang tidak wajib sholat jumat tetap dapat dan sah melakukannya sebagai pengganti sholat dzuhur. untuk sahnya pelaksanaan Sholat jumat harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Diadakan dilingkungan bangunan tempat tinggal tetap orang-orang yang melakukan sholat jumat itu 2) Dilakukan dengan sholat berjamaah 3) Dilakukan sepenuhnya pada waktu dzuhur 4) Dua khotbah sebelum sholat keharusan khotbah pada sholat jumat itu dapat diketahui dari hadis Jabir ibn Samurah
أا نه صلى ال عل يه و سلم كان يخ ضب يوم اجم عة خطبت ين يجلس بينهما و كان يختب قائما Artinya: bahwasanya rosul SAW bersabda: dua kali pada hari jumat, duduk diantara kedua dan neliau berkhutah dengan berdiri
26
Khotbah itu harus memenuhi beberapa rukun dan syarat-syarat tertentu rukun khutbah itu ialah: 1) Memuji Allah dengan lafadz alhamdulillah 2) Bersholawat pada Rosul dengan lafal as solah 3) Mewasiatkan taqwa dengan menganjurkan ketaatan dan mencegah kemaksiatan 4) Berdoa bagi orang-orang mukmin khususnya pada khotbah ke dua 5) Membaca
al
quran
sekurang-kurangnya
satu
ayat
yang
mengandung pengertian sempurna pada salah satu khotbah Syarat khotbah adalah: 1) Dilakukan pada waktu dzuhur 2) Khotbah itu terdahulu dari sholat 3) Berdiri bila sanggup 4) Duduk diantara dua khotbah 5) Suci dari hadast, suci badan, pakaian dan tempat dari najis 6) Menutup aurot 7) Menyaringkan suara sehingga terdengar oleh 40 orang jemaah 8) Mengucapkan
rukun-rukunnya
dengan
bahasa
Arab
(Drs.
Lamhudin Nasution, 1997 : 100) B. Dukungan Rajin Sholat Dukungan rajin sholat adalah upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan suatu peribadatan, Pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai
27
penyempurna dari pembinaan akidah karena nilai ibadah yang didapat oleh anak akan dapat menambah keyakinan, akan kebenaran ajarannya, atau dalam istilah lain semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki akan semakin tinggi pula keimanannya, maka bentuk ibadah yang dilakukan anak bisa dikatakan sebagai ceminan atau bukti nyata dari ahli ibadah. Oleh karena itu kewajiban orang tua adalah mengarahkan kembali fitrah pengabdian anak pada sang Khaliq yang telah tertanam sejak ditiupkan ruh Allah padanya ketika dia masih berada di dalam kandungan ibunya. Agar akidah anak tertanam kuat di dalam jiwanya, ia harus disiram air ibadah dalam bentuk mendorong anak untuk rajin sholat. Dalam hal ini penulis membatasi bentukbentuk dorongan rajin shalat sebagai berikut 1) Membangunkan anak untuk shalat, diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Sibroh bin Ma’bad Al Juhani RA. “apabila anak telah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan sholat dan pada saat usianya mencapai sepuluh tahun, pukullah dia apabila meninggalkan” (Yaumil Agus Akhir, 1994: 45) 2) Mengingatkan anak untuk sholat. Sudah sewajarnya bila anak-anak bertindak nakal, cengeng dan banyak tingkah. Kepribadiannya masih belum matang, sebagai orang yang lebih dewasa tentu orang tua harus bersabar menghadapi perilaku tersebut. Tidak pada tempatnya jika kita cepat naik darah jika tingkah laku anak-anak kadang menjengkelkan, oleh karena itu orang tua harus lapang dada, kendalikan tangan agar tidak mudah memukul, jaga mulut agar tidak
28
menghardik, hadapilah dengan sikap lemah lembut dalam mengingatkan anak untuk sholat. (Yaumil Agus Akhir, 1994: 46) 3) Menanyakan kepada anak apakah sudah sholat? Bentuk pengabdian seorang hamba terhadap Tuhannya atau dalam istilah khusus yaitu ibadah, memiliki pengaruh yang sangat menakjubkan dalam diri anak. Pada saat anak melakukan salah satu ibadah itu, secara tidak dia sadari, ada dorongan kekuatan yang membuat dia merasa tenang dan tenteram. Terasa adanya ikatan batin antara dia dengan sang Pencipta, ibadah sholat mendorong anak untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nuraninya, anak juga akan terbiasa menahan diri dari nafsu amarah. Oleh karena itu orang tua janganlah lupa untuk selalu menanyakan kepada anak apakah ia sudah melaksanakan sholat (Syukri Gozali, 1985: 207) 4) Mengajak anak untuk sholat bersama, orang tua mempunyai kewajiban untuk melaksanakan sholat, cara pembinaan yang baik terhadap anak dengan mengajak anak untuk sholat berjamaah. Perintah sholat ini diberikan ketika anak mulai dapat membedakan antara tangan kiri dan tangan kanan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Thobaroni dari Abdullah bin Habib bahwa Rosulallah bersabda “apabila anak telah mulai biasa membedakan antara tangan kanan dan kirinya, maka suruhlah dia melaksanakan sholat” hadis serupa diriwayatkan oleh Abu Daud dari Mu’adz bin Habib Al Jauhaini (Syukri Gozali, 1985: 208)
29
5) Mengajarkan anak tentang sholat. Merupakan kewajiban orang tua dalam mengajarkan anak tentang sholat. Orang tua selaku pendidik mulai mengajarkan praktik sholat dimulai dengan dikenalkan syarat syahnya sholat, rukun sholat yang membatalkan sholat, dan cara mengerjakan sholat. (Syukri Gozali, 1985: 209) 6) Memberikan sanksi pada anak yang meninggalkan sholat Setelah anak berusia sepuluh tahun, maka dimulailah pembinaan ibadah anak yang lebih khusus lagi, sampai Rosulallah pun membolehkan orang tuanya untuk memukul anak apabila ternyata dia belum melaksanakan sholat. Karena pada usia sepuluh tahun pengaruh ajakan setan untuk mentaati perintah Allah sudah mulai dirasakan anak, walaupun pada saat itu godaannya belum begitu kuat, namun bila dibiarkan saja untuk mengikuti kehendaknya sendiri. Apakah ia mau sholat atau tidak maka pengaruh baru ini akan mulai tertanam kuat dalam jiwanya.
Secara perlahan
watak
setan akan
mempengaruhi langkah hidupnya sehingga semakin besar usia anak. Anak semakin kuat pula watak itu tertanam sehingga Rosulallah SAW memerintahkan kepada setiap orang tua untuk memukul anaknya yang melanggar perintah Allah dengan tujuan sebagai peringatan atas ketidak taatannya pada ajaran Islam dan sebagai langkah yang bijaksana ketika mendidik anak adalah dengan menjelaskan arti pukulan bagi anak. Mengapa Rosulallah SAW mengajarkan seperti itu, dan apa tujuannya. Dengan demikian diharapkan anak dapat belajar untuk mengerti bentuk hukuman
30
seperti itu dan selanjutnya akan melakukan ibadah sholat (Yaumil Agus Akhir, 1994: 47) 7) Memberi hadiah kepada anak bila rajin shalat Memberi hadiah memiliki pengaruh yang baik bagi sikap jiwa manusia
pada
umumnya
terutama
anak.
Rasulullah
SAW
sangat
menganjurkan pemberian hadiah dengan menjadikannya sebagai salah satu bentuk cara menumbuhkan kecintaan yang tulus diantara manusia. Salah satunya dengan nasehat saling memberi hadiahlah kalian, niscaya engkau akan saling mencintai. (HR. Tabrani, Al Harbi, dan Al Askari). Dari hadits di atas memberi hadiah kepada anak yang rajin shalat sangatlah dianjurkan. (Yaumil Agus Akhir, 1994: 48) C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Rajin Shalat Shalat merupakan puncak pengalaman rohani. Orang-orang yang mencintai Allah akan menjadikan shalat sebagai media untuk melepaskan rindu kepada-Nya. Bahkan mereka selalu menanti-nanti saat shalat tiba. Shalat bukanlah merupakan kewajiban yang membebani, melainkan kebutuhan yang menyenangkan. Karena shalat merupakan kebutuhan yang menyenangkan tentu saja banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan rajin shalat. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua , yakni: 1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari pribadi orang itu sendiri, yaitu kepribadian antara satu orang dengan yang lainnya tentu
31
mempunyai perbedaan, karena setiap orang tentunya mempunyai kepribadian yang khas yang tidak identik dan tidak dapat diganti dengan orang lain. Maka yang jadi fokus utama adalah pribadi orang itu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini erat hubungannya dengan aktivitas dalam memenuhi kehidupannya. Namun sering dihadapkan pada persoalan apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak dan bertentangan dengan norma agama atau tidak. Dari
pertimbangan-pertimbangan
tersebut
mempengaruhi
jiwa
seseorang terkadang mengalami kegoncangan antara ingin berbuat atau mengurungkannya (Supriyati, 2008: 43) 2. Faktor lingkungan Lembaga pendidikan dan pembinaan sangat penting bagi generasi muda adalah empat, yaitu: keluarga, sekolah, masyarakat, dan lembaga keagamaan. a. Keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam pembinaan generasi muda. Pembinaan kepribadian dimulai sebenarnya
sejak
dalam
kandungan,
kemudian
pengalaman
dan
pendidikan yang diterima anak dari orang tua dalam keluarga; baik pendidikan yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Karena semua pengalaman yang dilalui anak baik yang didengar, dilihat, dan dirasakannya akan menjadi bagian dari pribadinya yang sedang tumbuh. Diantara faktor terpenting dalam lingkungan keluarga yang sangat
32
diperlukan adalah pengertian orang tua akan kebutuhan kejiwaan anak, akan rasa kasih sayang, rasa aman, harga diri, rasa bebas dan rasa sukses. Lingkungan keluarga yang mendukung maka akan membentuk budi pekerti yang baik, tetapi sebaliknya lingkungan keluarga yang tidak mendukung, maka sulit budi pekerti baik akan terbentuk. (Zakiyah Darajat, 1976 : 140). b. Sekolah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda. Fungsi sekolah tidak hanya memberikan pengajaran tetapi sekolah dengan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsur pembina bagi generasi muda. Artinya bahwa guru buat muridnya tidak hanya merupakan pengajar yang memberi ketrampilan bagi muridnya Tidak hanya itu, guru adalah contoh dan teladan dalam pembinaan anak didik. Seorang guru dapat mengubah anak yang pendiam, pemalu dan pemalas dan tidak bersemangat menjadi terbuka dan pemberani, yakni rajin dan penuh gairah. Sebaliknya guru bisa merubah dan merusak anak yang baik menjadi pemalas dan hilang perhatian bahkan membenci pelajaran. Guru juga dapat merubah keyakinan beragama anak didik dari taat beragama menjadi lalai menjalankan agamanya. (Zakiyah Darajat, 1976 : 142). c. Masyarakat
33
Lingkungan ketiga yang mempengaruhi pembinaan generasi muda adalah masyarakat. Sebenarnya anak kecil yang belum masuk sekolah yang baru berumur 3 atau 4 tahun telah mulai tertarik untuk bergaul dengan teman lain yang sebaya dengan dia. Meskipun
hubungannya
masih
sangat
terbatas,
namun
pengaruhnya mulai tampak pada anak, misalnya berbicara, kelakuannya, terutama pengaruh anak-anak sepermainan. Pada umur antara 7 dan 9 tahun dikatakan, anak membentuk kelompoknya atau geng. Pada umur ini pengaruh teman lebih besar lagi, bahkan kadang-kadang mulai menyimpang. Misalnya mencuri buah, mengganggu binatang. Oleh karena itu dorongan untuk shalat sangat dianjurkan. (Zakiyah Darajat, 1976 : 144). d. Lingkungan keagamaan Lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, rumah-rumah ibadah maupun kegiatan keagamaan seperti pengajian, pertemuan-pertemuan keagamaan sangat penting bagi pembinaan generasi muda. Karena
pengalaman
yang
didapatnya
melalui
penglihatan,
pendengaran tentang rumah ibadah dan kegiatan keagamaan yang dilakukan di sana merupakan unsur kepribadiannya. Hatinya akan dekat dengan agama dengan sendirinya. Sikap terhadap agama akan menjadi positif. Di samping ia akan dapat pula merasakan bahwa dengan agama ia menjadi tenang dan bahagia.
34
Pengaruh agama akan sangat besar terhadap remaja, terutama mereka yang mengalami kegoncangan dan tidak ketenangan dalam keluarga. Apabila remaja tidak mendapatkan pendidikan keagamaan, pengalaman keagamaan sejak kecil, maka pada waktu remaja ia akan bingung menghadapi kesukaran pribadinya. Mereka yang kosong dari pengalaman keagamaan akan mudah terseret kepada kegiatan-kegiatan kebatinan yang menyimpang, akibat pengaruh teman-temannya yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. (Zakiyah Darajat, 1976 : 146). e. Adat Adat mempunyai lembaga tersendiri yang mempunyai pengaruh dalam pembinaan generasi muda, terutama dalam lingkungan masyarakat yang masih kuat adatnya. Kepatuhan terhadap adat merupakan faktor yang membentengi siswa dari pengaruh luar yang kurang baik. Kepatuhan terhadap adat biasanya tumbuh bersama pengalaman anak-anak itu dari kecil sampai dewasa. Mereka merasakan kehangatan hubungan dengan teman-teman se daerah adat dan merasa puas jika diterima oleh lingkungannya dan merasa sedih atau tertekan jika dikucilkan oleh orang-orang dalam lingkungannya. (Zakiyah Darajat, 1976 : 147). f. Hadiah Memberi hadiah memiliki pengaruh yang baik bagi setiap jiwa manusia
pada
umumnya
terutama
anak.
Rasulullah
SAW
sangat
35
menganjurkan pemberian hadiah dengan menjadikannya sebagai salah satu bentuk cara menumbuhkan kecintaan yang tulus diantara manusia. Salah satunya dengan nasehat saling memberi hadiahlah kalian, niscaya engkau akan saling mencintai. (HR. Tabrani, Al Harbi, dan Al Askari). (Yaumil Agus Akhir, 1994: 48).
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SDN Tingkir 01 Salatiga 1. Sejarah Singkat Berdirinya Dalam penyajian data tentang gambaran umum Sdn Tingkir Lor 01 Salatiga ini data penelitian penulis peroleh dari hasil wawancara dengan karyawan SDN Tingkir Lor 01 Salatiga sebagai sumber serta dokumen. Dokumen yang ada di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. Data yang terkumpul tersebut kemudian penulis analisis dan selanjutnya disajikan sebagai berikut. SDN Tingkir Lor 01 Salatiga merupakan lembaga pendidikan dasar di bawah naungan Dinas pendidikan dan olah raga. Berdirinya SDN Tingkir Lor 01 Salatiga pada tahun 1951 di atas tanah seluas + 940 m dilokasi sekolah tersebut terletak di dukuh Kriyan, desa Tingkir Lor kecamatan Tingkir kota Salatiga Adapun susunan komite sebagai berikut Ketua
: Drs. H Afanah Hadiwijaya
Kepala sekolah
: Adi Rahmad Suprapto, S.Pd
Sekretaris
: Siti Mudrikah Drs. Tedi Wibowo, M.Pd
Bendahara
: 1. Siti Munawaroh, S.Pd 2. H. Wahyudin
Anggota
: 35
36
2. Letak Geografis SDN Tingkir Lor 01 Salatiga terletak di jalan H. Syarkowi Nomor 7 Salatiga, SDN Tingkir Lor 01 Salatiga terletak di kota Salatiga yang letak geografisnya sebagai berikut : 0Batas bagian Utara: jalan H Syarkowi 1Batas bagian Timur: rumah Bpk Tedy 2Batas bagian Selatan: rumah Bpk Moch 3Batas bagian Barat : rumah Bpk. Afandi 3. Keadaan Fasilitas (Sarana dan Prasarana) Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan primer. Apalagi dalam lembaga pendidikan formal seperti di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga sarana dan fasilitas yang mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan untuk membantu terlaksananya tujuan pendidikan. Setelah penulis mengadakan observasi dan wawancara seperlunya. Maka dapat dikemukakan tentang kondisi fisik gedung dan sarana-sarana lainnya pada SDN Tingkir Lor 01 Salatiga, kota Salatiga yang secara garis besarnya dapat dilihat sebagai berikut: 0Pergedungan •
6 kelas
•
1 kantor kepala sekolah dan guru
•
1 ruang agama
37
•
1 ruang komputer
•
1 ruang perpus dan UKS
•
1 ruang untuk kamar mandi guru
•
5 ruang untuk WC siswa
•
1 ruang koperasi
1Peralatan 0Alat perkantoran •
1 mesin ketik
•
2 komputer
•
1 lap top
•
9 kalkulator
•
1 radio kaset
•
Almari piala
•
1 set meja kursi tamu
•
Meja kursi guru
•
1 set LCD komputer
1Peralatan kelas •
Meja kursi guru
•
Almari kelas
•
Meja kursi siswa
•
Papan tulis
•
Papan absen
38
•
Bank data
•
Papan pajangan
•
Alat kebersihan
•
Peralatan salat
•
Peralatan kesehatan
•
Peralatan upacara
•
Peralatan olahraga
2Peralatan lain
4. Perpustakaan Perpustakaan merupakan sarana penting untuk memperlancar siswa dalam belajar. Dengan fasilitas yang ada pada perpustakaan juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan wawasan pelajar yang belum di dapat dari bangku sekolah SDN Tingkir Lor 01 Salatiga telah dilengkapi perpustakaan dengan buku-buku, baik buku umum maupun buku-buku agama dan buku-buku cerita. Mengenai jumlahnya, seperti dalam katalog yang ada sebagai berikut : 0Untuk buku-buku umum ada 132 judul buku dengan jumlah 528 eksemplar 1Untuk buku agama ada 16 judul buku dengan jumlah 80 eksemplar. Buku agama islam (1) judul 170 eksemplar 5. Komputer
39
SDN Tingkir Lor 01 Salatiga mengambil ekstra kulikurer komputer dan pramuka. Untuk pengajaran komputer ada seorang tenaga yang handal di dalam menangani masalah pembelajaran komputer telah tersedia. Ia seorang tenaga honorer yang khusus menangani pembelajaran komputer. Guna penguasaan pembelajaran komputer SDN Tingkir Lor 01 Salatiga telah mempunyai 15 komputer menggunakan Pentium III. 6. Organisasi Sekolah SDN Tingkir Lor 01 Salatiga adalah salah satu sekolah yang boleh dikatakan mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga tidak mungkin bila di tangani oleh perorangan, oleh karena itu memerlukan organisasi untuk mengelola dan mengontrol jalannya kegiatan. SDN Tingkir Lor 01 Salatiga dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang menjadi sentral figur pertama dan yang mengelola semua sektor yang ada di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga di samping ada seksi-seksi yang menangani bidang-bidang lain. Adapun struktur organisasi SDN Tingkir Lor 01 Salatiga adalah sebagai berikut :
40
NARASUMBER
Guru Kelas IV Sudarsomo 19560401997910 002
Penanggung Jawab Sarpras TTP + LP
Guru Agama Muchsinun 195205051978021004
bendahara gaji BCA Siswa UKS
Guru Kelas IV Sudarsomo 19560401997910 002
Penanggung Jawab Sarpras TTP + LP
Guru B. Inggris Siti Mudrikah 991021003
Kepala Sekolah Adi Rakhmat Suprapto. S.Pd Nip. 19570505 1977 01 1 009
Guru Kelas IV Sudarsomo
Guru Kelas IV Sudarsomo 19560401997910 002
Penanggung Jawab Sarpras TTP + LP
Guru B. Daerah Solikhan S.Pd 19620151987031 013
Inventaris SD Pembina Pramuka
KOMITE
Guru Kelas V Siti munawaroh
19560401997910 002
196201311983042006
Penanggung Jawab Sarpras TTP + LP
pelaksana UKS pembina rebana bendahara BOS
Guru Kelas IV Budi Utomo, S.Pd
Guru Kelas V Solikhan S.Pd
19820207200901002
Pembina Pramuka
Keagamaan Aminah Keagamaan Sosial
19620151987031 013
Siti Mudrikah
Penjaga
Laporan Bulanan Sarpras dan Keamanaa Siswa-siswi
Masyarakat sekitar
Guru Kelas VI Wahyuni 196411631986102003
Pengelola Perpus
Guru Kelas VI Siti Mudrikah Administrasi Sekolah
41 7. Keadaan guru dan siswa Keadaan guru di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga mempunyai potensi yang sangat handal. Adapun nama-nama guru di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL II DAFTAR NAMA GURU SDN TINGKIR LOR 01 SALATIGA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NAMA AR. Suprapto Sudarsono Siti Munawaroh, S. Pd Wahyuni, S.Pd Sholikhan, S.Pd Hj. Romzatun Yunita Aryanti, A.Ma Muchsinun Aminah Budi Utomo. S.Pd Dewi Pratiwi Yeni Dwi Astuti, S.Pd Siti Mudrikah
PENDIDIKAN Sarjana SD A.Ma, Pd Sarjana Sarjana Sarjana A.Ma, Pd A.Ma, Pd A.Ma, Pd A.Ma Sarjana Diploma Sarjana -
MENGAJAR KELAS Kep. Sek Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
TABEL III DAFTAR SISWA SDN TINGKIR LOR 01 SALATIGA
NO 1 2 3 4 5 6
KELAS I II III IV V VI Jumlah
PUTRA 22 15 10 12 16 21 96
PUTRI 13 10 18 7 15 13 76
JUMLAH 35 25 28 19 31 34
42 Total Jumlah
172
B. Penyajian Data 1. Pemisahan Responden Guna memasukkan dan perhitungan data perlu adanya pemisahan responden. Adapun responden tersebut kami bagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu data responden tentang dukungan rajin salat dari keluarga pegawai dan bagian kedua yakni data responden dari dukungan rajin salat dari keluarga buruh.
2. Pengolahan Data Dalam pengolahan data ini penulis menyajikan dua jenis tabel dari angket yang telah disebarkan, yakni kelompok 1 adalah dukungan rajin salat dari keluarga pegawai dan kelompok 2 merupakan dukungan rajin salat dari keluarga buruh. Adapun tabelnya sebagai berikut:
TABEL IV HASIL PENYEBARAN ANGKET DUKUNGAN RAJIN SALAT KELUARGA PEGAWAI No Resp. 1 2
Jumlah jawaban
Jumlah skor
A
B
C
3
2
1
6 11
11 6
3 2
18 33
22 12
3 6
Jumlah 43 51
43 3 4 5 6 7 8 9 10 11 … Sambungan 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
13 15 11 13 11 5 11 14 7 14 13 13 12 11 13 6 11 13 15 11 13 11 5 11 7 14 13 12 11 13
4 4 5 5 7 8 8 4 4 5 4 5 6 6 4 11 6 4 4 5 5 7 8 8 4 5 5 6 6 4
3 1 4 2 2 7 1 2 9 1 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 2 2 7 1 9 1 2 2 2 3
39 45 33 39 33 15 33 42 21 42 39 39 36 33 39 18 33 39 45 33 39 33 15 33 21 42 39 36 33 39
8 8 10 10 14 16 16 8 8 10 8 10 12 12 8 22 12 8 8 10 10 14 16 16 8 10 10 12 12 8
3 3 4 6 2 7 1 6 9 1 3 2 2 6 3 3 6 3 3 4 6 2 7 1 9 1 2 2 6 3
50 56 47 55 49 38 50 56 39 53 50 51 Bersambung 50 … 51 50 43 51 50 56 47 55 49 38 56 39 53 51 50 51 50
44 TABEL V HASIL PENYEBARAN ANGKET DUKUNGAN RAJIN SALAT KELUARGA BURUH
No
Jumlah jawaban A
Resp. 1 16 2 12 3 14 4 6 5 12 6 16 7 12 8 12 9 14 10 13 11 15 12 2 13 13 14 10 15 16 Sambungan … 16 12 17 14 18 6 19 12 20 16 21 12 22 12 23 14 24 13 25 15 26 2 27 13 28 10 29 16 30 12 31 14 32 6
Jumlah skor
B
C
3
2
3 5 4 6 6 2 4 5 5 5 2 7 4 6 3 5 4 6 6 2 4 5 5 5 2 7 4 6 3 5 4 6
1 3 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 3 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 3 2 8
48 36 42 18 36 48 36 36 42 39 45 6 39 30 48 36 42 18 36 48 36 36 42 39 45 6 39 30 48 36 42 18
6 10 8 12 12 4 8 10 10 10 4 14 8 12 6 10 8 12 12 4 8 10 10 10 4 14 8 12 6 10 8 12
1
Jumlah
1 55 1 47 2 52 8 38 2 50 2 54 4 48 3 49 1 53 1 50 3 52 11 31 3 50 4 46 1 55 1 47 2 52 8 38 2 50 Bersambung … 2 54 4 48 3 49 1 53 1 50 3 52 11 31 3 50 4 46 1 55 1 47 2 52 8 38
45
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul secara lengkap sebagaimana yang tertuang dalam bab III, maka selanjutnya penulis mengklarifikasikan data itu sesuai proporsinya masingmasing, dengan maksud untuk mempermudah menganalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variasi tingkat perbedaan dukungan rajin salat keluarga pegawai di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. 2. Untuk mengetahui dukungan rajin salat keluarga buruh di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. 3. Untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan dukungan rajin salat antara keluarga pegawai dengan keluarga buruh di SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. Guna menjawab persoalan di atas, maka analisis data penulis sajikan sebagai berikut: A. Analisis Pertama Analisis ini penulis gunakan mengetahui tentang variasi dukungan rajin salat antara keluarga pegawai dan keluarga buruh pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga. Apakah terdapat perbedaan tingkat variasi dukungan rajin salat yang tergolong tinggi, sedang atau rendah, sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam analisis ini penulis sajikan rumus yaitu: 47
48
P=
F × 100% Ν
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden Setelah kita mengetahui rumusnya maka untuk mengetahui tingkat variasi dukungan rajin salat baik dari siswa keluarga pegawai maupun siswa dari keluarga buruh dengan hitungan prosentase. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Tingkat variasi dukungan rajin salat dari keluarga pegawai : nt − nr +1 a. Menentukan kelas interval dengan rumus 3 Keterangan : nt = Nilai tertinggi nr = Nilai terendah b. Menghitung lebar interval kelompok 1 dari tabel VI diketahui nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 38 Maka : =
56 − 38 + 1
3
= 6,33 = dibulatkan menjadi 6
49
TABEL VI NILAI INTERNAL DARI DUKUNGAN RAJIN SALAT KELUARGA PEGAWAI No 1 2 3
Interval 50 - 56 44 – 49 38 – 43
Frekuensi 22 4 6
Nominasi Tinggi (A) Sedang (B) Rendah (C)
TABEL VII DATA TENTANG TINGKAT DUKUNGAN RAJIN SALAT SISWA DARI KELUARGA PEGAWAI No
Jumlah jawaban
A Resp. 1 6 2 11 3 13 4 15 5 11 6 13 7 Sambungan11 … 8 5 9 11 10 14 11 7 12 14 13 13 14 13 15 12 56161 1525 11381 65874 211 9B23 31411 13134
Jumlah skor
B
C
11 6 4 4 5 5 7 8 8 4 4 5 4 5 6 6
3 2 3 1 4 2 2 7 1 2 9 1 3 2 2 2
18 33 39 45 33 39 33 15 33 42 21 42 39 39 36 A1338 26C71 033
Nomina
2
1
22 12 8 8 10 10 14 16 16 8 8 10 8 10 12 12
3 6 3 3 4 6 2 7 1 6 9 1 3 2 2 6
Jumlah si 43 C 51 A 50 A 56 A 47 B 55 A 49 B 38 C 50 A 56 A… Bersambung 39 C 53 A 50 A 51 A 50 A 51 39A
50
No
Jumlah jawaban
Jumlah skor
A
B
C
7
4
9
B17 Sambungan … 28 14 29 13 30 12 31 11 32 13
5 5 6 6 4
1 2 2 2 3
Resp. 33983 50A1 86113 18223 43C1 91162 33126 51A2 01343 39835 0A21 15414 58356 A221 15433 10447 16 27276
Nomina Jumlah
2
1
21
8
9
39
42 39 36 33 39
10 10 12 12 8
1 2 2 6 3
53 A 51 A 50 A 51 A 50Bersambung A …
si
55A2 C
4523
c. Menyusun tabel nominasi Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui berapa siswa yang masuk dalam kategori tinggi (A), sedang (B), dan rendah (C). Tingkat dukungan
51
rajin salat dari keluarga pegawai pada siswa SDN Tingkir Lor 01 kota Salatiga. Mencari persentase dengan menggunakan rumus : P=
F × 100% Ν TABEL VIII NOMINASI TENTANG DUKUNGAN RAJIN SALAT KELUARGA PEGAWAI
No 1 2 3
Interval 50 - 56 44 – 49 38 – 43 Jumlah
Frekuensi 22 4 6 32
Persentase 68,75% 12,5% 18,75% 100%
Nominasi Tinggi Sedang Rendah
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : a. Siswa dari dukungan rajin salat keluarga pegawai masuk kategori tinggi (A) sebesar 68,75%, berarti ada 22 siswa dari keluarga pegawai dan tergolong dalam kategori (A) dari 32 responden yang ada. b. Siswa dari dukungan rajin salat keluarga pegawai masuk kategori sedang (B) sebesar 12,5% berarti ada 4 siswa yang dari keluarga pegawai dan tergolong dalam kategori (B) dari 32 siswa responden yang ada.
52
c. Siswa dari dukungan rajin salat keluarga pegawai masuk kategori rendah (C) sebesar 18,75%, berarti ada 6 siswa yang ada keluarga pegawai dan tergolong dalam kategori (C) dari 32 responden yang ada. 2. Tingkat variasi dukungan rajin salat siswa dari keluarga buruh. a. Menentukan kelas interval Cara menentukannya yakni dengan menggunakan rumus : nt − nr +1 3 b. Menghitung lebar interval kelompok 2. Diketahui nilai tertinggi kelas interval dari kelompok 2 adalah 55 dan terendah 31, maka : 55 − 31 +1 3 = 8,33 Dibulatkan menjadi 8 TABEL IX NILAI INTERVAL DUKUNGAN RAJIN SALAT KELUARGA BURUH No 1 2 3
Interval 48 – 55 39 – 47 31 – 38
Frekuensi 22 5 5 TABEL X
Nominasi Tinggi (A) Sedang (B) Rendah (C)
53
DATA TENTANG TINGKAT DUKUNGAN RAJIN SHALAT DARI KELUARGA BURUH
No Resp. A 1 16 2 12 3 14 4 6 5 12 Sambungan … 6 16 7 12 8 12 9 14 10 13 11 15 12 2 13 13 14 10 15 16 16 12 17 14 18 6 19 12 20 16 21 12 22 12 23 14 24 13 25 15 26 2 Sambungan … 27 13 28 10 29 16 30 12 31 14 32 6
Nilai
Frekuensi B 3 5 4 6 6 2 4 5 5 5 2 7 4 6 3 5 4 6 6 2 4 5 5 5 2 7 4 6 3 5 4 6
C 1 3 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 3 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 3 2 8
3 48 36 42 18 36 48 36 36 42 39 45 6 39 30 48 36 42 18 36 48 36 36 42 39 45 6 39 30 48 36 42 18
2 6 10 8 12 12 4 8 10 10 10 4 14 8 12 6 10 8 12 12 4 8 10 10 10 4 14 8 12 6 10 8 12
Jumla 1 1 1 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 1 2 8 2 2 4 3 1 1 3 11 3 4 1 1 2 8
Nominasi
h 55 A 47 B 52 A 38 C 50 A 54 A 48 A 49 A 53 C 50 A Bersambung … 52 A 31 C 50 A 46 B 55 A 47 B 52 A 38 C 50 A 54 A 48 A 49 A 53 A 50 A 52 A 31 C 50 A 46 B 55 A 47 B Bersambung … 52 A 38 C
54
c. Menyusun tabel nominasi Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui berapa siswa yang masuk dalam kategori tinggi (A), sedang (B), dan rendah (C) tingkat dukungan rajin shalat dari keluarga buruh siswa SDN Tingkir Lor 01 kota Salatiga. Mencari presentasi dengan menggunakan rumus : P=
F × 100% Ν TABEL XI
NOMINASI TENTANG DUKUNGAN RAJIN SHALAT DARI KELUARGA BURUH No 1 2 3 Jumlah
Interview 48 – 55 39 – 47 31 – 38
Frekuensi 22 5 5 32
Prosentase 68,75% 15,625% 15,625% 100%
Nominasi Tinggi (A) Sedang (B) Rendah (C)
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : a. Siswa dari dukungan rajin shalat keluarga buruh yang masuk kategori (A) sebesar 68,75%, berarti ada 22 siswa dari keluarga buruh yang tergolong dalam kategori (A) dari 32 responden yang ada.
55
b. Siswa dari dukungan rajin shalat keluarga buruh masuk dalam kategori (B) sebesar 15,625%, berarti ada 5 siswa dari keluarga buruh dan tergolong dalam kategori (B) dari 32 responden yang ada. c. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dari keluarga buruh yang masuk dalam kategori (C) sebesar 15,625%, berarti ada 5 siswa dari keluarga buruh yang tergolong dalam kategori (C) dari 32 responden yang ada. B. Analisis Kedua Analisis ini penulis gunakan untuk mengetahui perbedaan dukungan rajin shalat dari keluarga pegawai dan keluarga buruh pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Kota Salatiga. Guna menguji tes tersebut penulis menggunakan rumus t-test, yaitu : t=
Mx − My sdbm
Keterangan : t
= t-test
Mx = mean dari sampel x My= mean dari sampel y Sdbm
= standar perbedaan mean
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan nilai angket dukungan rajin shalat baik dari keluarga pegawai maupun dari keluarga buruh. Tabel XII
56
NILAI ANGKET DUKUNGAN RAJIN SHALAT BESERTA KUADRAT MASING-MASING NILAI
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sambungan … 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Siswa dari keluarga pegawai (x) x x2 43 51 50 56 47 55 49 38 50 56 39 53 50 51 50 51 50 43 51 50 56 47 55 49 38 50 39 53 51 50 51 50
1849 2601 2500 3136 1209 3125 2401 1544 2500 3130 1531 2809 2500 2601 2500 2601 2500 1849 2601 2500 3136 1209 3125 2401 1544 2500 1531 2809 2604 2500 2601 2500
Siswa dari keluarga buruh (y) y y2 55 47 52 38 50 54 48 49 33 50 52 31 50 46 55 47 52 38 50 54 48 49 53 50 52 31 50 46 55 47 52 38
3025 1209 2704 1544 2500 2916 2204 2401 1089 2500 2704 961 2500 2116 Bersambung … 3025 1209 2704 1544 2500 2916 2204 2401 1089 2500 2704 961 2500 2116 3025 1209 2704 1544
57
Jumlah 1580 74488 1493 58228 2. Mengukur variabilitas (Standar Deviasi) dari masing-masing kelompok dengan rumus :
SD =
∑
∑
x − 2
x2 N
N
Kemudian menghitung dari masing-masing kelompok : a. Siswa dari keluarga pegawai
SD
=
∑
∑
x − 2
x2 N
N
=
74.448 32 32
74.448 −
=
74.448 − 2.327,75 32
=
72.160,025 32
=
2.255
= 47.486 b. Siswa dari keluarga pegawai
SD
=
∑
x − 2
N
∑
x2 N
58
=
58.228 2 32 32
58.228 −
=
58.228 − 1.819.625 32
=
56.408.375 32
= 1.762,76 = 41.985
Kemudian menghitung SDM masing-masing kelompok dengan rumus : SDM
=
SD n− 1
a. Siswa dari keluarga buruh SDMx
=
=
=
SD n− 1 47.486 32 − 1 47.486 31 =
47.486 5.568
= 8,528
59
b. Siswa dari keluarga buruh SDMy
=
SD n− 1 41,985 31 − 1
=
=
41,985 31 =
41,985 5,568
= 7,540 Kemudian menghitung dengan rumus :
( SDmx ) 2 + ( SDmy ) 2
SDpm =
=
( 8,528) 2 + ( 7,540) 2
=
72.726,784 + 56.851,6
= 129.578.384 = 11.383.250 3. Mencari mean dari masing-masing kelompok m=
∑ N
x
60
Keterangan : m
∑
= mean (nilai tengah) x
= jumlah keseluruhan nilai
N
= jumlah responden
a. Siswa dari keluarga pegawai mx
=
1580 32 = 49,375
b. Siswa dari keluarga buruh my
=
1493 32 = 46.656
4. Mencari t-tes Dengan rumus t
=
Mx − My sdbm =
49.375 − 46.656
= 2.719 5. Rumus db Dengan rumus : Db
= N1+N2-2 = 32+32-2
5.568
61
= 64-2 = 62 Hasil db tersebut kemudian dikonsultasikan ke t tabel 1% dengan nilai taraf nilai sebesar 2,660. C. Analisis Ketiga Analisis ini penulis gunakan untuk mengadakan tes signifikansi dari hasil perhitungan di atas, yang telah diperoleh t. empiri sebesar 2.719. kemudian dari hasil itu dikonsultasikan ke t. tabel dengan db sebesar 62, maka untuk taraf signifikan 1% diperoleh nilai sebesar 2.660. Dengan kaidah uji bila t. empiri lebih besar dari t. tabel maka hasil penelitian dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan. Namun bila t. empiri lebih besar dari t. tabel hasil dinyatakan tidak signifikan. Ternyata nilai t. empiri besar atau berada di atas nilai t. tabel taraf 1%. Sehingga 2.719 di atas 2.660. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : “Terdapat perbedaan signifikan dukungan rajin shalat antara keluarga pegawai dan keluarga buruh”.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian di atas, baik teori maupun empirik, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat dukungan rajin shalat keluarga pegawai dapat diketahui sebagai berikut : a. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai sangat banyak atau masuk kategori tinggi sebesar 68,75% berarti ada 22 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai yang tergolong tinggi dari 32 responden yang ada. b. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai yang masuk kategori sedang sebesar 12,5%, berarti ada 4 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai yang tergolong kategori sedang dari 32 responden yang ada. c. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai yang paling sedikit atau masuk kategori rendah sebesar 18,75%, berarti ada 6 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga pegawai yang tergolong rendah dari 32 responden yang ada.
64
65
2. Tingkat dukungan rajin shalat dalam keluarga buruh dapat diketahui sebagai berikut : a. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga buruh yang besar sekali atau masuk kategori tinggi sebesar 68,75%m berarti ada 22 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat keluarga buruh yang tergolong dalam kategori tinggi dari 32 responden yang ada. b. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dari keluarga buruh yang masuk kategori sedang sebanyak 15,625%, berarti ada 5 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dalam keluarga buruh masuk kategori sedang dari 32 responden yang ada. c. Siswa yang mendapat dukungan rajin shalat dari keluarga buruh yang masuk kategori paling sedikit atau rendah sebesar 15,625%, berarti ada 5 siswa yang mendapat dukungan rajin shalat yang tergolong dalam kategori rendah dari 32 responden yang ada. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan tentang dukungan rajin shalat keluarga pegawai dengan keluarga buruh. Dibuktikan t. empiri sebesar 2.719 kemudian dikonsultasikan ke t. tabel sebesar 6,2. maka taraf signifikan 1% diperoleh nilai sebesar 2,660.
66
B. Saran Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingkat dukungan rajin shalat keluarga pegawai dan keluarga buruh pada siswa SDN Tingkir Lor 01 Salatiga tergolong dalam kategori tinggi, yang berarti perlu adanya upaya peningkatan yang lebih baik dari pada sebelumnya, sehingga dukungan rajin shalat dapat dipertahankan bila perlu ditingkatkan. Oleh karena itu penulis akan menyampaikan beberapa sumbangan pemikiran sebagai saran untuk meningkatkan siswa ke arah yang lebih baik lagi. Adapun saran-saran yang penulis sumbangkan adalah sebagai berikut : 1. Kepada para guru, hendaknya memahami hasil dari penelitian ini dan mengetahui hal-hal yang mendorong untuk timbulnya rajin shalat, sehingga apabila melihat siswanya yang kurang rajin dalam melakukan shalatnya sehingga mengingatkan an memberi sanksi apabila sisanya tidak segera melakukan shalat. 2. Kepada para siswa, baik siswa dari keluarga pegawai maupun siswa yang dari keluarga buruh segeralah melaksanakan shalat apabila telah mendengar suara adzan dikumandangkan atau masuk waktunya untuk shalat. C. Penutup Dengan ridha Allah dan kenikmatan berupa kecerahan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun mungkin isinya belum dapat memenuhi yang semestinya, karena penulis yakin bahwa dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan.
67
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini belum memenuhi syarat, untuk pembaca hendaknya berkenan memberikan sumbangan solusi, saran maupun kritik yang membangun dan memberikan sumbangan pikiran yang menuju ke arah perbaikan dan penyempurnaan. Akhirnya hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah mampu membantu dengan segala kerendahan hati sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.