UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUKHAMAD SAMSUL MU’IN 11408082
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323433 Kode Pos Salatiga 50721 http// www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Mukhamad Samsul Mu’in
NIM
: 11408082
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Agama Islam Judul
:
UPAYA
MENINGKATKAN
PRESTASI
BELAJAR
MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing,
Faqih Nabhan, SE, M.M NIP. 197412302002121002
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323433 Kode Pos Salatiga 50721 http// www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara Mukhamad Samsul Mu’in dengan Nomor Induk UPAYA MENINGKATKAN
Mahasiswa 114 08 082 yang berjudul
PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN 2009/2010
telah dimaunaqosahkan dalam sidang panitia ujian,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu , 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Taufiqul Mu’in, M.Ag NIP.19631205 199203 1 001
Dra. Maryatin NIP.19690402 199803 2 001 Pembimbing,
Faqih Nabhan, SE, MM NIP. 19741230 200212 1 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mukhamad Samsul Mu’in
NIM
: 11408082
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 1 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Mukhamad Samsul Mu’in
v
MOTTO
’?n ã t ≅ ö .© θu Gt ƒt Βt ρu 4 = Ü ¡ Å Ft tø † s ω Ÿ ] ß ‹ø m y ô ΒÏ µç %ø —ã ö ƒt ρu %` [ t ƒø Χx …&ã !© ≅èy gø † s ! © #$ , È G− ƒt Βt ρu #‘Y ‰ ô %s & ó « x ≅ eÈ 3 ä 9Ï ! ª #$ ≅ Ÿ èy _ y ‰ ô %s 4 νÍ Ì Βø &r à =Î ≈/t ! © #$ β ¨ )Î 4 …ÿ µç 7ç ¡ ó m y θu γ ß ùs ! « #$ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan: 1. Bapak dan Ibu terkasih yang telah memberikan doanya dengan rasa keikhlasan. 2. Anak dan Isteri tercinta yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang dalam memberi warna hidup saya. 3. Kepala Sekolah MI Negeri Krincing yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengeksplor keilmuan dan kemampuan.. 4. Rekan-rekan Guru MI Negeri Krincing yang telah saya anggap sebagai bagian keluarga sendiri. 5. Semua teman-temanku seperjuangan angkatan 2008 ekstensi PAI.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, kepatuhan, dan kecintaan kehadirat Allah SWT yang selalu hadir dan memberikan rahmat, taufiq dan hidayah di dalam roh kita sampai malaikat maut menjemput kita, amin. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul jaza’, semoga kita termasuk ummatnya yang diberi syafa’at, amin. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, jurusan tarbiyah (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul PRESTASI BELAJAR
MELALUI STRATEGI
UPAYA MENINGKATKAN
INDEX CARD MATCH PADA
PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN 2009/2010. Akhirnya dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggitingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Bapak Faqih Nabhan, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta sarannya sampai terselesaikannya skripsi ini.
viii
4. Bapak Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Seluruh teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu penulis baik yang berupa moral maupun materiil. Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali doa kepada Allah SWT, semoga amal sholeh bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak dapat diterima Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya. Jazakumullah khoiron katsiron jazaan jaziila, Amin. Penulis berkeyakinan, bahwa para pembaca yang budiman tentu akan mengadakan evaluasi-evaluasi dan kritikan seperlunya. Di mana penulis sendiri menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, penulis berharap tulisan ini dapat menjadi sumbangsih yang sangat berguna, walaupun sangat sederhana, dan akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal hamba ini menjadi amal saleh yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Amin.
Salatiga, 01 Agustus 2010 Penulis
ix
ABSTRAK
Mu’in, Mukhammad Samsul. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Strategi Index Card Match Pada Pembelajaran SKI Siswa Kelas III MI Negeri Krincing Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Faqih Nabhan, SE, MM. Kata kunci: prestasi belajar,SKI, dan strategi index card match. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa, upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa kelas III MI Negeri Krincing. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?, (2) Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengatahui penerapan Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010, (2) Mengetahui penerapan Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010. Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi penelitian tindakan kelas (research). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan strategi index card match mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI pada pokok bahasan Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya yaitu rata-rata keaktifan siswa pada pra siklus (49,99%) dikategorikan kurang aktif pada siklus I (67,59%) mengalami kenaikan meskipun belum mencapai 70% tetapi mengalami peningkatan yang signifikan, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif (75,93%). Penggunaan strategi index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI khususnya materi pokok sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya. Rata-rata kelas pada pra siklus dikategorikan cukup (60%) pada siklus I mengalami peningkatan angka rata-rata kelas dengan kategori baik (72,04%) sedangkan pada siklus II rata-rata kelas juga dikategorikan baik (78,52%).
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR LOGO .............................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................ x DAFTAR ISI
.............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 6 E. Manfaat Hasil Penelitian............................................................... 6 F. Definisi Operasional .................................................................... 7 G. Kajian Teori .................................................................................. 9 H. Metode Penelitian ......................................................................... 10 I. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 15
xi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran................................................... 16 B. Strategi Pembelajaran Modern ................................................... 18 1. PAIKEM ................................................................................... 19 2. Active Learning ........................................................................ 20 3. Quantum Learning .................................................................... 20 4. Otak Kanan dan Otak Kiri ........................................................ 21 5. Belajar Tuntas ........................................................................... 22 C. Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran ........................ 23 D. Pendekatan Pembelajaran SKI.................................................... 26 E. Tinjauan Tentang Prestasi............................................................ 28 F. Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Strategi ICM ..................38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Peneltian ........................................... 40 1. Lokasi Penelitian ................................................................... 40 2. Subjek Penelitian ................................................................... 40 B. Variabel yang Diteliti .................................................................. 41 C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 42 1. Pra Siklus ............................................................................. 42 2. Siklus I .................................................................................. 46
xii
3. Siklus II ................................................................................. 49 D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data................................... 53 E. Tolak Ukur Keberhasilan ............................................................ 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................ 55 1. Hasil Penelitian Pra Siklus .................................................... 55 2. Hasil Penelitian Siklus I......................................................... 59 3. Hasil Penelitian Siklus II ....................................................... 63 B. Pembahasan ................................................................................. 67 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 69 B. Saran-saran .................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
NO
JUDUL TABEL
HALAMAN
4.1
Daftar nilai pra siklus
53-56
4.2
Rekapitulasi nilai evaluasi pra siklus
56
4.3
Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus
57
4.4
Daftar nilai siklus I
4.5
Rekapitulasi nilai evaluasi siklus I
60
4.6
Rekapitulasi keaktifan siswa siklus I
61
4.7
Daftar nilai siklus II
4.8
Rekapitulasi nilai evaluasi siklus II
64
4.9
Rekapitulasi keaktifan siswa siklus II
65
5.0
Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus , siklus I, dan II
67
5.1
Rekapitulasi hasil belajar siswa pra siklus , siklus I, dan II
68
59-60
63-64
xiv
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUKHAMAD SAMSUL MU’IN 11408082
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan karena pendidikan merupakan suatu perantara dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa. Banyak lembaga pendidikan di Indonesia yang telah didirikan. Mulai dari tingkat pra-TK, SD, SMP, SMA, hingga tingkat Perguruan tinggi baik yang didirikan oleh pemerintah maupun lembaga swasta yang ada di Indonesia. Secara khusus pendidikan pada lembaga Islam paling tidak memiliki dua tujuan mendasar dalam perumusan kurikulumnya yaitu tujuan keagamaan dan tujuan ilmiah. Tujuan keagamaan merupakan arah dari proses pembentukan aqidah dan akhlak sehingga siswa mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan ilmiah merupakan arah dari pembelajaran yang berlangsung di sekolah sebagai modal peserta didik dalam menghadapi kehidupan. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran. Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim apabila seorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun hal ini bukan berati guru lepas dari tanggung jawab terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab
2
tersebut guru harus selalu proaktif dan responsif terhadap semua fenomena – fenomena yang dijumpai di kelas. Guru merupakan komponen penting dalam proses pendidikan. Pemerintah sering melakukan upaya peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan,
seminar dan
melalui
pendidikan
formal dengan
menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih tinggi. Bahkan saat ini telah diadakan sertifikasi guru. Meskipun dalam pelaksanaan proses pendidikan masih jauh dari harapan dan belum sepenuhnya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah
strategi pengajaran. Strategi
pengajaran adalah sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untu mencapai tujuan pengajaran tertentu (Muhibbin Syah, 2004:214). Tanpa strategi, suatu pesan
pembelajaran tidak akan dapat
berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai. Strategi pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, strategi yang ditetapkan seorang guru baru mendapat suatu hasil yang optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Index Card Match merupakan sebuah cara yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memaikan kuis dengan kawan sekelas (Silberman, 2007 : 240 ). Strategi ini berpusat pada peserta didik, sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif dan guru sebagai fasilitator saja. Strategi
3
pembelajaran Index Card Match biisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik. belajar peserta didik yang berbeda-beda. Diantaranya ada peserta didik yang lebih senang membaca, diskusi, atau praktek langsung. Agar dapat membantu peserta didik belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar itu perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi metode dan strategi pembelajaran yang beragam dengan melibatkan indra belajar yang banyak. Siswa akan lebih cepat memahami pelajaran apabila siswa dilibatkan secara
aktif baik mental
maupun fisik. Keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat dicermati dengan sebuah tindakan penelitian yang sering kita kenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Guru melaporkan proses berlangsungnya proses belajar yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2006:3). Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2008:3). Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik
pembelajaran
atau
bersama
guru
lain
melakukan penelitian
terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinyad dalam proses pembelajaran. Guru secara reflektif dapat menganalisis dan mensintesis
4
terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK),
guru
dapat
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Tujuan
utama
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
adalah
untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut tidak dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Dari hasil survei di MI Negeri Krincing Kec. Secang pada hari Sabtu, tanggal 17 April 2010, ditemukan beberapa masalah yaitu rendahnya minat belajar siswa disebabkan penggunaan metode dan strategi yang masih monoton yaitu metode ceramah, sehingga prestasi siswa pada materi pelajaran SKI belum maksimal. Rendahnya pemahaman ini dibuktikan dengan hasil nilai yang tidak memenuhi standar. Disamping itu rata-rata nilai mata pelajaran SKI selalu terendah dibanding mata pelajaran agama lainnya. Banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua. Ada beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung, hal ini disebabkan karena komunikasi antar
5
guru dengan siswa banyak mengalami hambatan. Minat yang rendah mengakibatkan kurangnya pemahaman dalam pembelajaran, kurangnya pemahaman ini menimbulkan hasil yang belum maksimal. Dalam proses belajar mengajar masih ditemukan murid yang kurang menaruh minat pada beberapa mata pelajaran, padahal pada umumnya murid-murid menaruh minat besar pada pelajaran tertentu. Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru pengampu SKI kelas III, peneliti mengusulkan alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut
yaitu dengan merubah metode pengajaran yang selama ini di
lakukan. Dengan metode ceramah dan yang sejenis dengannya, siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka lebih cenderung merasakan bosan. Metode dan strategi alternatif untuk pembelajaran SKI adalah dengan menggunakan Strategi Index card Match, dimana strategi ini sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, karena dengan strategi tersebut siswa dapat terangsang dan termotivasi untuk mengulang dan menghafal materi yang telah diajarkan. Karena begitu pentingnya prestasi dalam pembelajaran pada pelajaran SKI ,maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini melalui penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI
STRATEGI
INDEX
CARD
MATCH
PADA
PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING KEC.SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2009/2010” A. Rumusan Masalah
6
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010? 2. Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?
B. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec. Secang tahun 2009/2010 2. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec. Secang tahun 2009/201 C. Hipotesis Tindakan dan Indiktor Keberhasilan Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu, akan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI melalui Strategi Index Card Match di MI Negeri Krincing kec. Secang tahun 2009/2010.
7
D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah, adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan keaktifan siswa dalam kelas. b. Mendorong keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya/ informasi kepada orang lain. c. Mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran SKI. 2. Bagi Guru Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru secara bertahap dapat mengetahui strategi pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Di samping itu sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah terutama dalam rangka memperbaiki pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. E. Definisi Operasional
8
Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian judul antara lain : 1. Upaya, yaitu usaha/ ikhtiar untuk mencapai tujuan (Badudu, 2001:1596). Yang dimaksud disini adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajran SKI di kelas. 2. Meningkatkan, yaitu menaikkan (derajat, taraf). Dalam hal ini yaitu menaikkan tingkat prestasi belajar siswa (Kurniawan,2001:526). 3. Prestasi, yaitu hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau dari apa yang sudah diusahakan. (Badudu, 2001:1088). Dalam hal ini siswa diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran SKI. 4. Belajar, adalah A relatively permanent change in respons potentially which occurs as a result of reinforced practise, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat pada pelajaran SKI (Muhibbin Syah ,2004:91). 5. Pembelajaran, yaitu suatu proses yang dengannya perubahan perilaku terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Smith,2009:33) 6. Strategi, adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untu mencapai tujuan penagajaran tertentu (Muhibbin Syah,2004:214) 7. Index Card menyenangkan
Match
merupakan
merupakan
sebuah
cara
yang
yang digunakan untuk mengulang materi yang telah
9
diberikan sebelumnya (Zaini, 2007:69 ). Menurut bahasa
index card
match artinya mencocokkan kartu indeks. Strategi index card match yang dimaksud dalam skripsi ini adalah sebagai salah satu macam dari strategi pembelajaran aktif yang merupakan suatu penelitian agar memperoleh suatu keterangan atau data-data mengenai efektivitas dari Strategi Index Card Match. Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI melalui penerapan strategi Index Card Match dalam penelitian ini adalah usaha untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI dengan cara mengulang
materi yang disampaikan guru dengan cara yang
menyenangkan, sehingga dapat membantu siswa menyimpan pelajaran yang telah mereka peroleh. F. Kajian Teori Dalam permasalahan ini ada beberapa skripsi yang membahas tentang hal yang hampir sama, yaitu: 1. Intan Azizah (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Strategi Card Short dan Index Card Match dalam Pembeljaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN Saren 2 Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2005 / 2006” menyimpulkan bahwa strategi
Index Card Match lebih efektif daripada
strategi Card Short bila diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dilihat ketika guru menyampaikan materi dengan strategi
10
tersebut, siswa merasa senang dan tertarik untuk belajar sehingga pembelajaran tidak membosankan selama mengikuti proses belajar. 2.
Euis Kurniawati, dalam skripsinya yang berjudul "Komparasi Strategi Pembelajaran ‘Make A – Match’ dengan ‘Index Card Match, kelebihan index card match adalah adanya proses diskusi dan presentasi sehingga dapat lebih menguatkan konsep yang hendak direview maupun konsep baru yang baru dipelajari. Menurut Euis Kurniawati, dalam makalahnya berjudul "Komparasi Strategi Pembelajaran ‘Make A – Match’ dengan ‘Index Card Match”, kelemahan index card match yaitu hanya teridiri dari satu babak sehingga bersifat monoton, dan tidak ada poin bagi pasangan yang lebih cepat bertemu.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas
yang didasarkan
pada permasalahan
yang
muncul
dalam
pembelajaran SKI kelas III MI Negeri Krincing Kec.Secang Kab. Magelang Tahun 2009/2010. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini di lakukan, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun metode yang relevan.
11
Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang dianggap paling
tepat untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran SKI adalah dengan strategi Index Card Match. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, refleksi 2. Subjek Penelitian a. Siswa Untuk mengukur seberapa jauh prestasi siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI dan penerapan strategi index card match di MI Negeri Krincing Kec. Secang Kab.Magelang tahun 2009/2010.
b. Guru Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui strategi index card match agar siswa tertarik terhadap pembelajaran tersebut. 3. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan (planning) Pada tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar pembelajaran SKI dapat tercapai. Kegiatan ini meliputi: pembuatan RPP untuk tiap siklus dan instrument lainnya (terlampir) agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah. b. Pelaksanan tindakan (acting)
12
Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pretes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, kemudian divariasi dengan metode tanya jawab dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Observasi (pengamatan) Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini, secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah
13
dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Perhatikan bagan di bawah ini:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS III
Bagan penelitian (Arikunto, 2006:16)
4. Instrumen penelitian a. Tes Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan materi, baik berupa pretes maupun post tes. Dengan menggunakan lembar jawaban, siswa mengerjakan tugas seperti yang dikehendaki muatan soal. b. Pedoman Dokumentasi
14
Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini dilihat setiap akhir pertemuan, sehingga dapat mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kecerdasannya. a. Observasi Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi index card match. 5. Pengumpulan data a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. tes objektif adalah tes yang hanya satu jawaban dianggap benar. b. Dokumentasi Merupakan salah satu alat pengumpul data. Dapat
berupa buku,
notulen rapat, majalah, rapor, buku transkrip, agenda, buku, kitab dan lain-lainya. Dokumentasi digunakan untuk menemukan karakteristik populasi dan sampel. Di samping itu juga, berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan yaitu melalui pemotretan dan untuk menemukan gambaran tentang eksistensi MI Negeri Krincing Kec. Secang Kab.Magelang tahun 2009/2010. c. Observasi
15
Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi Index Card Match. 6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik sederhana yaitu: a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlah nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑X x =
∑N Keterangan : x
= nilai rata-rata (mean)
∑X
= jumlah semua nilai siswa
∑N
= jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
p=
∑
siswayangtuntasbelajar
∑ siswa
x 100 %
16
Keterangan: p = Jumlah nilai dalam persen (Aqib, 2008:40)
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dari Uraian di atas dapat disusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I: Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian,
hipotesis
tindakan,
definisi
operasional dan metodologi penelitian. BAB II: Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi: tinjauan tentang teori belajar, strategi pembelajran modern, tinjauan tentang penerapan strategi index card match dalam pembelajaran, belajar tuntas, tinjauan tentang SKI, tinjauan tentang prestasi belajar. BAB III: Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian
BAB IV: Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi hasil penelitian. BAB V: Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi yang berisi saran dan kesimpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar dan Pembelajaran
17
Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses belajar-mengajar pada siswa, karena itulah guru dituntut menciptakan lingkungan yang menjadikan anak belajar. firman Allah Surat Az-Zumar ayat 9 : =≈t7ø9F{$# (#θä9'ρé& ã©.x‹tGtƒ $yϑ‾ΡÎ) 3 tβθßϑn=ôètƒ Ÿω tÏ%©!$#uρ tβθçΗs>ôètƒ tÏ%©!$# “ÈθtGó¡o„ ö≅yδ ö≅è%…… Artinya: .....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Departemen Agama,1970:747). firman Allah Surat Ali-Imran ayat 159 : ( y7Ï9öθym ôÏΒ (#θ‘ÒxΡ]ω É=ù=s)ø9$# xá‹Î=xî $ˆàsù |MΨä. öθs9uρ ( öΝßγs9 |MΖÏ9 «!$# zÏiΒ 7πyϑômu‘ $yϑÎ6sù
…. Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu… Maksudnya setiap anak diharuskan belajar dan para pendidik harus bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif serta relefan terhadap perkembangan anak. Selain suasana belajar yang menyenangkan, seorang pendidik juga harus bisa mengubah perilaku anak didik, dari konsep yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Menurut Robert M. Gagne (1970), pembelajaran adalah suatu proses membangun yang memanfaatkan sebuah hierarki keterampilan yang meningkat kompleksitasnya. Ada 5 kategori pembelajaran yang utama yaitu:
18
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motoris, dan sikap (Smith, 2009:126). Konsep hierarki Gagne mengarah pada asumsi bahwa seseorang bisa menerima konsep yang lebih tinggi apabila sudah menguasai konsep yang lebih rendah. Setelah
konsep-konsep
terbangun,
seorang
pendidik
juga
harus
memberikan penguatan-penguatan agar konsep yang telah terbangun tadi tidak hilang begitu saja.. Seperti yang diungkapkan B.F Skinner, yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru (:2004:90-92), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses ini akan mendatangkan hasil optimal apabila diberi penguat (reinforcer). Sedangkan menurut Reber, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Belajar juga berarti suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagi hasil latihan yang diperkuat. Belajar merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Tetapi hasil belajar ini dapat musnah atau melemah apabila tidak diberi penguatan (reinforced). Sedangkan menurut Gestalt, Belajar terjadi bila seseorang mendapat insight dalam situasi yang problematik, yaitu sewaktu ia secara tiba-tiba menemukan reorganisasi baru antara unsur-unsur dalam situasi itu sehingga ia memahaminya. Insight adalah hubungan antara unsur-unsur dalam situasi yang mengandung problem itu (Nasution, 2005:134). Anak didik dirangsang dengan kegiatan yang mengandung unsur pengalaman baru sehingga mereka selalu tertantang untuk menemukan hal-hal yang baru lagi. John Holt (1967)
19
menerangkan bahwa belajar akan semakin baik jika anak didik diminta untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri. 2. memberikan contoh-contoh 3. melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain. 4. menggunakannya dengan berbagai cara. 5. mengungkapkan lawan atau kebalikannya (Silberman, 2007:5) Jadi secara garis besar dapat penulis simpulkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu secara bertahap yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut penelitian John Dewey, menyimpilkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya (Wardani, 2009:10.21). tidak
hilang/
musnah
maka
diperlukan
Agar perubahan tersebut
penguatan
(reinforced)
secara
berkesinambungan.
B. Strategi Pembelajaran Modern Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan penagajaran tertentu (Syah, 1995:214). Menurut Joni strategi pembelajaran adalah ilmu atau kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Anitah, 2009:1.24). Jadi
20
strategi pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan oleh anak didik. Sebagian strategi pembelajaran mencakup perubahan-perubahan pada desain pengajaran. Seiring berjalannya waktu, saat ini telah banyak berkembang sistem pembelajaran yang populer. Hampir semua teori maupun strategi pembelajaran modern mengedepankan keaktifan siswa dan cenderung memperlakukan anak didik menjadi subyek belajar. Bahkan Hartono dkk (2009:115) dalam bukunya PAIKEM menyatakan bahwa strategi pembelajaran konvensional belum mampu mengantarkan anak didik kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan Maka sudah saatnya kita menggunakan sistem pembelajaran alternatif dan modern, karena model dan sistem ini mampu mengembangkan potensi otak kanan dan kiri anak didik. Beberapa Sistem strategi pembelajaran modern tersebut antara lain : 1. PAIKEM PAIKEM singkatan dari Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam sistem ini belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif dimana anak didik hanya menerima penejelasan guru tentang pengetahuan. Belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajarinya, kondisi ini dapat terwujud pada suasan pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat sepanjang hayat. (Hartono, 2009:11). Sistem pembelajaran ini menuntut guru untuk kreatif dan siswa sanat aktif serta lebih intens terhadap belajar.
21
2.
Active Learning (Pembelajaran Aktif) Melvin L. Silberman (2007) menjelasakan bahwa pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga mampu mencapai hasil belajar optimal sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Juga untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dia mengelompokkan strategi active learning dalam tiga kelompok besar, yaitu: a.
Bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini
b. Bagaimana
membantu
peserta
didik
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap secara aktif. c. Bagaimana Belajar agar tidak lupa. Salah satu strategi yang bertujuan untuk membantu agar anak didik tidak lupa dalam mempelajari materi pelajaran adalah ”strategi index card match”. Tentang strategi ini akan penulis kupas dalam sub judul ”Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran”, dan masih dalam bab ini. 3. Quantum Learning Tokoh utama pembelajaran quantum adalah Bobbi De Porter. Pembelajaran ini secara panjang lebar ia paparkan dalam bukunya Quantum Learning: Unleashing The Genius In You. Bobbi de Porter mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran ini menggabungkan sugestologi (seni pengajaran sugestif), teknik pemercepatan belajar, dan NLP (program neurology=
22
bagaimana otak mengatur informasi) dan berbagai teori dan strategi yang lain. (De Porter, 2002:14). Pembelajaran kuantum bersifat humanistis, konstruktiivis, mengintegrasikan potensi manusia dengan lingkungan. Selain itu pembelajaran kuantum juga menekankan kealamiahan dan kebemaknaan (Hartono, 2009:49). Pembelajaran Quantum menggabungkan aktivitas otak dengan aktivitas fisik. Dengan bantuan iringan musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi, dan dengan musik pop dinamis untuk mendorong aktivitas fisik. Quantum learnig juga menggabungkan antara bekerja dan bermain, antara rangsang internal dan eksternal (lingkungan). 4. Strategi belajar Otak Kanan dan Kiri Pada tahun 1960 tim ahli bedah Institut Teknologi California yang diketuai oleh Roger Sperry, memisahkan dua fungsi belahan otak kanan dan kiri. Otak kiri bersifat analitis, temporal, menyandikan pembicaraan dan angka dengan matematika dan music. Sedangkan otak kanan lebih bersifat spatial, musikal, simultan, dan cenderung bersifat psikologis. Teori ini dapat mengarakan dan mengidentifikasi semua factor yang perlu dikembangkan dalam proses belajar. Strategi belajar kemampuan otak kiri bersifat logis, maka cara penyampaiannya bersifat sequensial (materi diajarkan secara berurutan sesuai dengan ukuran logika). Sedangkan
Strategi belajar
kemampuan otak kanan bersifat psikologis dan emosional. Strategi ini sangat cocok untuk merangsang anak didik untuk belajar (Wijaya, 2007:107).
23
Menurut Makoto Shichida, Ed.D (2009:82), jika memori otak kanan dikembangkan, maka kita tidak akan pernah lupa terhadap apa yang kita lihat atau dengar. Memori otak kanan mampu meningkatkan kreativitas dan menginspirasi datangnya ide-ide inovatif yang luar biasa. Cara terbaik untuk membuka memori otak kanan adalah dengan bermain permainan yang melibatkan pemindahahn memori otak kiri ke otak kanan, misalnya dengan teknik asosiasi. 5. Belajar Tuntas (Mastery Learning) Belajar tuntas pada mulanya dikembangkan oleh Marrison. Kemudian dikembangkan oleh Bloom dan John B. Carrol. Strategi belajar tuntas artinya penguasaan penuh.semua murid atau setidaknya sebagian besar murid dapat menguasai seluruhnya bahan pelajaran yang diberikan, sehingga kepada mereka akhirnya dapat diberikan angak yang tertinggi. Mastery learning mengembangkan minat dan sikap positif terhadap pelajaran dan ilmu serta memberi harapan bahwa anak itu kelak akan terus belajar sepanjang umurnya agar dapat mengikuti perkembangan dunia dimana ia tinggal (Nasution, 2005: 56). Dengan kata lain belajar tuntas menuntut pendidik untuk membimbing anak didiknya hingga mencapai target pencapaian ketuntasan belajar. Selanjutnya diharapkan dalam benak anak tertanam konsep belajar seumur hidup/ sepanjang hayat. Unsur pokok dalam mastery learning adalah: (Smith, 2009:14)
24
1. Jelas mengkhususkan apa yang telah dipelajari dan bagaimana ia akan dievaluasi. 2. Membolehkan siswa untuk belajar dengan caranya sendiri.
3. Memperkirakan kemampuan siswa dan memberikan umpan balik yang sesuai. 4. Menguji bahwa kriteria pembelajaran akhir telah tercapai
C. Pembelajaran dengan Strategi Index Card Match Mel Silberman (2007) menjelaskan bahwa strategi index card match adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Strategi ini bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai. 1. Kelebihan strategi index card match : a. Menurut Mel Silberman (2007:238-240), strategi ini bersifat sebagai peninjauan ulang (review) terhadap materi yang telah diajarkan. Sehingga siswa diajak untuk mengingat ulang apa yang telah mereka pelajari. Mendorong dan membantu siswa untuk menyimpan pelajaran
25
yang telah mereka peroleh. Siswa dapat mengingat sampai 5 kali lebih kuat dari materi yang tidak direview. Strategi ini dapat mengevaluasi penguasaan materi dan kemampuan yang sudah dicapai siswa. b. Siswa dapat belajar sambil bermain. Quantum learning telah membuktikan bahwa kita cenderung mengingat informasi yang berkaitan dengan indera dan kegembiraan (De Porter, 2002:214). Jadi dengan strategi ini siswa dapat mengingat materi sulit dengan gembira, tanpa merasa dipaksa. Dengan demikian siswa menjadi lebih mudah menghafalnya dan selalu teringat dalam memorinya. 2. Penerapan Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran a. Perencanaan dan persiapan strategi index card match. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melaksanakan Strategi index card match antara lain (Silberman, 2007:239): 1) Penentuan tujuan/ materi
yang akan dilakukan disampaikan/
ditinjau. 2) Buatlah potongan kertas lalu dibagi menjadi dua sehingga cukup untuk sejumlah siswa atau satu setengah jumlah siswa.. 3) Sebagian kertas ditulis pertanyaan tentang materi. Separuh bagian kertas yang lainnya ditulis jawaban materi. 4) Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur. b. Pelaksanaan Strategi Index Card Match.
26
Setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan, langkah berikutnya adalah mulai melaksanakan kegiatan Beberapa hal yang perlu diperhatikan (Zaini, 2007:69) antara lain: 1) Terangakan kepada siswa aturan permainannya dengan jelas. 2) Beri setiap siswa satu kertas dan jelaskan bahwa kertas mereka memiliki pasangannya. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh lainnya akan mendapatkan jawaban. 3) Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris. 4) Perintahkan kepada siswa untuk menemukan kartu pasangannya. Siswa yang sudah menemukankan pasangan, perintahkan mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka jangan memberitahu kepada siswa lain apa yang ada pada kartunya. 5) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan untuk menguji siswa lain dengan membaca keras pertanyaannya dan menentang teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya. c. Tindak lanjut dan evaluasi index card match. Kegiatan bisa divariasikan dengan cara yang lain, misalnya dengan mengembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa kemungkinan jawaban. Jodohkan semua itu dengan kartu yang bermuat bermacam-macam jawaban yang sesuai. Ketika setiap pasangan
menyampaikan
kuis
kelompok,
mintalah
mereka
27
mendapatkan beberapa jawaban dari siswa lain. Semakin banyak variasi soal, maka semakin asyik permainan dan semakin banyak materi yang direview (Silberman, 2007:240). Dengan menambah variasi soal, pengetahuan siswa menjadi lebih luas. Disamping itu dalam benak siswa akan timbul rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang besar tentang jawaban dalam kuis berpasangan. D. Pendekatan Pembelajaran SKI 1. Pengertian SKI Dalam Permenag RI nomor 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah
tentang
asal-usul,
perkembangan,
peranan
kebudayaan/
peradaban Islam dan para tokoh berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat pra-Islam, sejarah kelahiran dan
kerasulan
Nabi
Muhammad
SAW,
sampai
dengan
masa
Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam memotivasi siswa untuk mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai SKI untuk melatih keecerdasan dan membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa. Prof. Dr.Ahmad.Syalabi (2000:17) dalam bukunya yang berjudul “Sejarah
dan
Kebudayaan
Islam”,
menjelaskan
bahwa
Sejarah
Kebudayaan Islam adalah satu bahagian dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam. Oleh karena itu sungguh tidak dapat dianggap, bahwa Sejarah
28
Kebudayaan Islam itu sebagai suatu ilmu yang terpisah dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam. Sedangkan menurut Badri Yatim (1999:1), “ Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangakan kebudayaan lebih direfleksikan dalam seni, sastra, agama, dan moral”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian dari ilmu pengetahuan agama Islam yang mempelajari/ menelaah ilmu sejarah, seni sastra, agama, dam moral Islam. Maka ntuk mempelajari SKI dibutuhkan ilmu-ilmu lain seperti: Geografi, Sejarah, Anthropologi, Seni, Sastra, dan sebagainya. 2. Tujuan Mata pelajaran SKI di MI Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag, 2008:21) tujuan pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain: a. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari ajaranajaran dan sendi-sendi Islam yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. c. Melatih daya kritis siswa tentang fakta sejarah berdasarkan pendekatan ilmiah. d. Menumbuhkan apresiasi siswa terhadap peninggalan sejarah Islam.
29
e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah dari peristiwa bersejarah (Islam), meneladani, dan mengaitkannya dengan kehidupan sosial dan budaya dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 3. Ruang Lingkup Mata pelajaran SKI di MI Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag, 2008:25) ruang lingkup SKI di Madrasah Ibtidaiyah dijabarkan sebagai berikut: a. Sejarah masyarakat arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahan dalam berdakwah, kepribadian, hijrah ke Thaif, dan peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Nabi Muhammad SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. Sedangkan materi SKI pada kelas III membahas tentang: a. Sejarah masyarakat Arab sebelum Islam b. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan peristiwa kerasulan Nabi Muhammad SAW.
E. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
30
1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau dari apa yang sudah diusahakan. (Badudu, 2001:1088). Jadi prestasi bisa dicapai hanya jika seseorang mau mengusahakannya. Usaha tersebut disesuaikan dengan prestasi/ hasil apa yang akan dicapai. Jika prestasi belajar, maka usahanya tentu dengan proses belajar. Sedangakan Muhibbin Syah mengartikan istilah prestasi belajar dengan hasil belajar. Hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Tetapi pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit karena tidak dapat diraba (Syah, 2004:150). Oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh guru hanylah mengambil cuplikan dari beberapa ranah perubahan tingkah laku. Dengan demikian cuplikan ini dapat menggambarkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang akan diukur. Dalam pengertian yang lebih khusus, belajar didefinisikan sebagai perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Pengertian inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah– sekolah atau di lembaga– lembaga
pendidikan
yang
memiliki
program
terencana,
tujuan
instruksional yang kongkrit, dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang sistematis (Artalita, www.bpk-penabur-bdg.com, diakses 28
31
Mei 2010). Prestasi atau keberhasilan belajar dinyatakan dalam berbagai indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediksi keberhasilan dan semacamnya. Adapun prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam pembelajaran SKI di kelas III. Jadi indikatornya jelas, yaitu siswa dapat mencapai SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam penelitia ini adalah siswa dapat mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan usaha yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, peneliti menggunakan strategi index card match dalam proses pembelajaran SKI. Hasil dari proses tersebut terekam dalam data hasil tes per siklus. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada 3 macam, yaitu: faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa; faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2004:132). a. Faktor Internal
32
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis/ yang bersifar rohaniah (Syah, 2004:132) 1) Aspek Pisiologis Kondisi umum jasmani siswa yang menandai tingkat kebugaran siswa dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi dengan disertai pusing-pusing, dapat menurunkan kualitas kognisi siswa sehingga materi yang dipelajarinya kurang membekas dalam ingatannya. Kesehatan panca inderapun juga turut mempenaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan di dalam kelas.
2) Aspek Psikologis Diantara faktor rohaniah yang dipandang esensial dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: a) tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa; b) sikap siswa; c) bakat siswa; d) minat siswa; dan e) motivasi siswa (Syah, 2004:133). Penjabarannya sebagai berikut: a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
33
dengan
tingkat
perkembangan
sebaya.
Adakalanya
perkembangan ini ditandai dengan kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa (Syah, 2004:134). Dengan demikian semakin tinggi tingkat intelegensi siswa maka semakin besar peluang untuk meraih sukse dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah intelegensi siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih kesuksesan dalam belajar.
b)
Bakat Bakat adalah kemampuan kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Syah, 2004:135). Siswa yang berbakat dalam bidang Matematika akan lebih cepat menyerap informasi, pengetahuan,dan keterampilan Matematika dibandingkan dengan siswa lainnya. Tumbuhnya
keahlian
tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai
34
tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c)
Minat Minat,
menururt
Ensiklopedi
Pendidikan
adalah
kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap
pelajaran harus menarik minat siswa. Minat
merupakan suatu kaidah pokok dalam didaktik (Kartawidjaja, 1987:183). Guru harus bisa mengemas pelajaran/ materi yang diajarkannya sedemikian rupa sehingga siswa menjadi lebuh tertarik terhadap pelajaran tersebut. Minat (intersest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atu keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2004:136). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
35
karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, diharapkan siswa dengan bimbingan guru dapat mengembangkan minat masing-masing..dengan demikian minat juga dipengaruhi oleh motivasi. d)
Motivasi Motivasi adalah keadaan internal seseorang
yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Syah, 2004:136). Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah
bagaimana
cara
mengatur
agar
motivasi
dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Motivasi adalah tenaga yang mendorong individu untuk bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Motivasi sebagai pendorong minat timbul karena adanya motifasi kebutuhan dan keinginan dari setiap individu (Kartawidjaja, 1987:184). Dengan demikian motivasi dapat menjadi landasan dalam mencapai tujuan, dalam hal ini adalah target pembelajaran. Motivasi dapat menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya
36
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik (Syah, 2004:136). Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk belajar. Perasaan senang terhadap mata pelajaran dan merasa bahwa belajar merupakan kebutuhannya untuk kehidupan masa depan, inilah sebagian contoh motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Pujian dan hadiah, keteladanan dari guru dan orang tua dapat mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.
b.. Faktor Eksternal Siswa Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu: 1) Lingkungan sosial
37
Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga /orang tua (Syah, 2004:138). a) Lingkungan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar b) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anakanak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula
38
(Ridwan202, Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29 Mei 2010 ). Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. c) Lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
39
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga (Ridwan202, Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29 Mei 2010 ). 2) Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan keluarga, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhsilan belajar siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu (Syah, 2004:139). Seperangakat langakah operasional ini digunakan untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan belajar. Pendekatan belajar dapat mempengaruhi taraf keberhasilan proses pembelajaran. Siswa yang terbiasa menggunakan pendekatan belajar yang mendalam akan lebih memiliki peluang berprestasi daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar yang dangkal (kurang mendalam). F. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH
40
Strategi index card match merupakan salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa. Seperti yang telah diterangkan panjang lebar dalam sub bab Pembelajaran dengan strategi index card match, strategi ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Bagaimana strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar SKI? Materi SKI sebagian besar berisi cerita dan peristiwa-peristiwa. Dengan demikian siswa diharuskan untuk menghafal nama-nama tokoh dan serangkaian peristiwa beserta waktu dan seluk beluknya. Seringkali siswa menjadi bosan dan mudah lupa tentang materi yang dihafanya. Lupa dapat terjadi pada siswa karena adanya tekanan terhadap item yang ada, baik sengaja ataupun tidak. Tekanan ini terjadi karena item informasi kurang menyenangkan, dan informasi yang telah ada tertekan oleh informasi baru., serta informasi tersebut tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan (Syah, 2004:159). Dengan kata lain seorang siswa lupa akan materi yang telah dipelajari dikarenakan sifat informasi baru yang kurang menarik atau kurangnya usaha siswa untuk mempertahankan hafalan dalam ingatannya. Menurut pandangan para ahli psikologi kognitif, materi pelajaran yang terlupakan dapat dipanggil/ diingat kembali dengan cara relearning (belajar kembali) atau dengan remidial teaching/ pengajaran perbaikan (Syah, 2004:160). Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa program remidial dapat memperbaiki dan menguatkan informasi datu materi pelajaran yang
41
telah rusak atau lemah dalam memori otak siswa, sehingga mereka dapat mencapai prestasi yang memuaskan. Strategi index card match menggabungkan dua cara efektif dalam menguatkan hafalan siswa, yaitu: 1. Mengemas penyampaian informasi menjadi lebih menyenangkan, dalam hal ini dibuat sebuah permainan/ kuis. Sehingga siswa tidak akan merasa tertekan dan tidak merasa bosan dalam mempelajari mata pelajaran SKI yang sebelumnya mereka anggap sulit. 2. Membuat sebuah program remidial dan mempelajari ulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. Dengan demikian siswa diajak untik mengingat kembali informasi-informasi yang sudah tertanam dalam otaknya untuk di refresh. Dengan dua langkah tersebut, penulis berkeyakinan bahwa strategi index card match ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III terutama pada mata pelajaran SKI. Mengingat siswa kelas III merupakan kelas peralihan dari kelas rendah ( kls.I dan II) menuju ke kelas tinggi. Untuk itu dibutuhkan sebuah cara yang menggabungkan cara berpikir abstrak dengan permainan.
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Gambaran umum Subyek penelitian
1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Negeri Krincing Kec. Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Pemilihan penelitian ini didasarkan pada pengalaman empirik, bahwa setiap awal tahun pelajaran guru dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas III pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
2. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas III MI Negeri Krincing, secara lebih detail dapat digambarkan karakteristik siswa yaitu sebagai berikut: a. Jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun. b. Latar belakang orang tua mayoritas berpendidikan madrasah dan SLTP atau yang sederajat, dan banyak yang berprofesi sebagai buruh dan petani.
43
Tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru kelas adalah 2 siswa sangat pandai, 4 siswa pandai, 16 siswa berkemampuan cukup pandai dan 5 siswa kurang pandai.
3. Mata pelajaran Obyek penelitian ini adalah mata pelajaran SKI sesuai dengan kompetensi dasar pada penelitian ini yaitu Sejarah kelahiran
Nabi
Muhammad SAW dan sililahnya. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II MI Negeri Krincing tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian pembelajaran SKI dilaksanakan beberapa kali sesuai dengan jam pelajaran SKI. Penelitian ini dimulai tanggal 10 sampai 27 Mei 2010.
B. Variabel yang diteliti Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini maka ada beberapa variabel yang diteliti antara lain pemahaman dan prestasi belajar siswa serta hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Adapun cara pengambilan datanya sebagai berikut: 1. Data prestasi siswa diambil dari pre test, dan post test serta hasil ulangan setiap akhir siklus. 2. Data pelaksanaan pembelajaran yang diambil dengan lembar observasi.
44
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila 75% dari seluruh siswa dalam kelas telah memahami bahan pelajaran minimal 65% atau minimal mendapat nilai 6,5 sehingga hasil pembelajaran akan meningkat serta respon dari observer menunjukkan nilai positif.
C. Pelaksanaan penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Pra siklus dilaksanakan dengan menerapkan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Kekurangankekurangan pada pra siklus akan diperbaiki kekurangannya pada siklus I dengan Index card match, dan selanjutnya siklus II akan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Untuk melihat prestasi belajar siswa, dilakukan pre test dan post test serta ulangan pada akhir siklus. Sedangkan untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, digunakan lembar observasi. Adapun prosedur dalam penelitian ini antara lain terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebelum siklus ini dimulai peneliti
membentuk
kelompok-kelompok
memudahkan pengkondisian siswa. 1. Pra Siklus
kecil
dalam
kelas,
untuk
45
Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2010, pada jam ke-7 dan ke-8 (11.45 – 13.00). Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini materi yang peneliti siapkan adalah materi kejadian luar biasa yang menyertai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: 1)
Melakukan observasi terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi index card match.
2)
Melaksanakan tes diagnostik untuk menyikapi masalah. Kegiatan ini dilakukan sebelum tindakan dilakukan, yaitu dengan jalan memberikan pre test.
3)
Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran pra siklus. RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil pre test yang dilakukan sebelum tindakan dilakukan.
4)
Mempersiapkan media pembelajaran
b. Pelaksanaan tindakan Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai peneliti, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan meliputi: 1) Kegiatan awal a)
Berdoa barsama untuk mengawali pembelajaran.
46
b)
Apersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang sejarah kelahiran seseorang.
2) Kegiatan Inti a)
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b)
Guru
menjelaskan
materi
tentang
kelahiran
Nabi
Muhammad SAW. c) Guru menjelaskan tentang peristiwa penting yang menyertai kelahiran Nabi Muhammad SAW. d)
Melalui tanya jawab guru menanyakan tentang peristiwa penting yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
e)
Siswa diberi tugas: Mengisi kolom-kolom tentang beberapa peristiwa penting yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
3) Kegiatan Akhir a) Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai bahan refleksi materi ataupun kegiatan pembelajaran. b) Memberikan pekerjaan rumah. c) Memberikan tes formatif atau evaluasi. c. Observasi Yang menjadi peneliti adalah peneliti, fokus pengamatannya adalah: 1) Proses pembelajaran dalam penggunaan media oleh guru.
47
2) Temuan masalah yang muncul ketika aktivitas guru dan siswa berlangsung. 3) Aspek-aspek yang diamati oleh peneliti adalah: a) Guru, yaitu: (1) Guru memotivasi siswanya. (2) Rumusan masalah yang telah dibuat oleh guru. (3) Hubungan interaktif antara guru dan siswa berjalan baik. (4) Menyampaikan
materi
menggunakan
sumber
yang
relevan. (5) Evaluasi yang digunakan memadai. b)
Siswa, yaitu: (1) Motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran baik. (2) Mayoritas siswa merespon penjelasan guru. (3) Terjalin hubungan yang komunikatif antar siswa dengan guru ketika tanya jawab. (4) Siswa mengerjakan evaluasi dengan tekun.
d. Refleksi Dalam merefleksi terhadap pra siklus, peneliti melakukan diskusi bersama teman sejawat guna mengkaji semua temuan yang terjadi. Dari upaya tersebut memperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Upaya guru menggunakan penugasan dapat meningkatkan motivasi siswa ini bisa dilihat dari menyelesaikan tugas yang telah
48
diberikan
oleh
guru
sehingga
memperbaiki
hasil
proses
pembelajaran. 2) Perlu ditingkatkan lagi hasil prestasi belajar siswa dengan menggunakan media ataupun pendekatan yang lebih efektif. 3) Perlakuan khusus terhadap siswa yang memiliki kelebihan maupun kelemahan dalam belajarnya perlu diperhatikan. 4) Selama dalam pelaksanaan pra siklus diperoleh bahwa: a) Siswa yang sudah tuntas sebanyak 10 siswa. b) Siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa. 5) Siswa yang sudah tuntas dalam belajar mengalami peningkatan dalam proses belajar, merespon setiap penjelasan guru, setiap diberi tugas mereka tidak malu bertanya apabila ada soal/tugas yang belum dimengerti, mereka tekun dalam mengerjakan evaluasi. Hasil refleksi pra siklus ini akan peneliti serta akan dijadikan bahan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I.
2. Siklus I Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2010, pada jam ke-7 dan ke-8 (11.45 – 13.00). Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan Ulang Berdasarkan refleksi dan analisa pada pra siklus serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada maka pada
49
siklus I ini diharapkan proses pembelajaran dapat lebih aktif, efektif dan lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dibanding pada pra siklus . Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. RPP ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus. 2) Mempersiapkan media pembelajaran, membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik. 3) Mempersiapkan alat evaluasi. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai peneliti. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Langkahlangkah pelaksanaan meliputi: 1) Kegiatan awal a) Berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. b) Appersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang Kejadian Luar biasa yang menyertai Kelahiran Nabi SAW pada pra siklus. 2) Kegiatan Inti a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
50
b) Guru membagikan kertas kepada setiap siswa untuk melakukan permainan yaitu mencari pasangan soal dan jawaban dengan temannya. c) Pasangan yang sudah bertemu duduk berdampingan d) Setiap pasangan disuruh mempresentasikan di depan kelas, begitu seterusnya sampai semua pasangan maju. e) Siswa dan guru membuat kesimpulan. 3) Kegiatan Akhir a)
Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai
bahan
refleksi
materi
ataupun
kegiatan
pembelajaran. b)
Memberikan tes formatif atau evaluasi.
c. Observasi 1) Pengamatan difokuskan pada model pembelajaran tentang sejarah kelahiran Nabi SAW dengan menggunakan strategi index card match. 2) Yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. 3) Aspek-aspek yang diamati a) Guru, yaitu: (1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajarnya.
51
(2) Guru memperbaiki pembelajaran dengan membagi siswa menjadi beberapa pasang. (3) Strategi index card match sudah dilaksanakan guna mencapai peningkatan prestasi. (4) Dominasi guru dalam pembelajaran sudah berkurang. b) Siswa, yaitu: (1) Pemahaman
siswa
terhadap
tujuan
pembelajaran
meningkat. (2) Pemahaman tidak verbalis lagi. (3) Keaktifan siswa mengalami peningkatan. d. Refleksi Hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh refleksi diri pada perbaikan pembelajaran siklus I, sebagai berikut: 1) Model pembelajaran dengan strategi index card match dapat meningkatkan motivasi siswa dalam memahami pembelajaran mata pelajaran SKI, ini bisa dilihat dari hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan peneliti. 2) Keaktifan siswa meningkat ketika proses pembelajaran SKI menerapkan index card match. 3) Sikap siswa tidak kelihatan ada kejenuhan dalam mengerjakan tugas dari guru, karena terjadinya keterampilan proses pada pengerjaan soal. 4) Selama dalam pelaksanaan siklus I diperoleh bahwa:
52
a) Siswa yang sudah tuntas sebanyak 19 siswa. b) Siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa. 5) Siswa yang sudah tuntas bertambah banyak dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam belajar, siswa aktif dalam kelas, mudah memahami dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 3. Siklus II Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Mei 2010, pada jam ke-7 dan ke-8 (11.45 – 13.00) Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan refleksi dan analisa pada siklus I serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada maka pada siklus II ini diharapkan proses pembelajaran dapat lebih aktif, efektif dan lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dibanding pada siklus I. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. RPP ini disusun dengan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. 2) Mempersiapkan
media
pembelajaran,
membuat
lembar
observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik dan membuat alat evaluasi.
53
b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai peneliti. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengambil materi pokok silsilah Nabi Muhammad SAW. Langkah-langkah pelaksanaan meliputi: 1) Kegiatan awal a) Berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. b) Apersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. 2) Kegiatan Inti a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Guru memperbaiki kertas soal dan jawaban dengan lebih variatif. c) Guru membagikan kertas kepada setiap siswa untuk melakukan permainan yaitu mencari pasangan soal dan jawaban dengan temannya. d) Pasangan yang sudah bertemu duduk berdampingan e) Setiap pasangan disuruh mempresentasikan di depan kelas, begitu seterusnya sampai semua pasangan maju. f) Setiap
anak
yang
mendapat
soal
yang
berdekatan
permasalahannya/ mirip, berkumpul dalam sebuah kelompok besar.
54
g) Setiap kelompok dipandu oleh tutor sebaya untuk mebuat kesimpulan dari materi yang mereka bawa. h) Siswa dan guru membuat kesimpulan. 3) Kegiatan Akhir a) Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai bahan refleksi materi ataupun kegiatan pembelajaran. b) Memberikan tes formatif atau evaluasi materi secara keseluruhan. c. Observasi 1) Pengamatan difokuskan pada model pembelajaran SKI dengan menggunakan strategi index card match. 2) Yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. 3)
Aspek-aspek yang diamati: a) Guru, yaitu: (1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajarnya. (2) Guru memperbaiki pembelajaran dengan membagi siswa menjadi beberapa pasang, dilanjutkan dengan diskusi. (3) Strategi index card match dilaksanakan guna mencapai peningkatan prestasi. (4) Dominasi guru dalam pembelajaran sudah sangat berkurang, bahkan hampir tidak ada.
55
d. Refleksi Hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh refleksi diri pada perbaikan pembelajaran siklus II, sebagai berikut: 1) Model pembelajaran dengan strategi index card match dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam memahami pembelajaran mata pelajaran SKI. 2) Keaktifan
meningkat
ketika
proses
pembelajaran
SKI
menerapkan strategi index card match. 3) Sikap siswa tidak kelihatan ada kejenuhan dalam mengerjakan tugas dari guru, karena terjadinya keterampilan proses pada pengerjaan soal. 4) Selama dalam pelaksanaan siklus II diperoleh bahwa : a) Siswa yang sudah tuntas sebanyak 25 siswa. b) Siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. c) Beberapa siswa nilainya meningkat. 5) Siswa yang belum tuntas disebabkan lemah dalam memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru, mereka kurang aktif di kelas, sering ketinggalan dalam merespon perintah guru dan kurang cekatan dalam mencari pasangan. B. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder.
56
a. Data Primer Data primer berisi nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar SKI materi pokok Sejarah kelahiran Nabi dan siisilahnya yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Nilai prestasi belajar diasumsikan merupakan pencerminan apa yang telah dicapai siswa dalam belajar SKI. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data hasil observasi yang dijadikan penilaian bagi peneliti mengenai kegiatan belajar mengajar (sikap siswa dan guru) yang dijalankan dengan strategi index card match. 2. Cara Pengambilan Data a. Teknik non tes Digunakan untuk mencari data sekunder, yaitu dengan pengamatan langsung (observasi). b. Teknik tes Digunakan untuk mencari data primer, yaitu dengan melalui tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
C. Tolak Ukur Keberhasilan Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pokok sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya adalah sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata siswa kelas III MI Negeri Krincing Kecamatan Secang pada materi pokok Sejarah kelahiran Nabi dan silsilahnya adalah 75 dan ketuntasan belajar (banyak siswa yang mendapat nilai ≥ 65 ) sekurangkurangnya 75% dari jumlah seluruh siswa
57
2. Keaktifan siswa dalam kategori baik yaitu rata-rata ≥ 70 berdasarkan pengamatan guru dan peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
58
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar pada pelaksanaan pembelajaran baik pra siklus , siklus I, maupun siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan pengamatan pada pra siklus , baik dalam kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut: a. Hasil Tes Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan pra siklus dalam pembelajaran SKI: Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus Nilai
Keterangan
1
NO
Ajeng Sulistyani
Nama Siswa
P
L/P
70
T
2
Anti Safitri
P
95
T
3
Devi Ayu
P
70
T
4
Enik Aini Sa'adah
P
45
TT
5
Fadilatur Robiah
P
55
TT
6
Farid Muhamad Sani
L
60
TT
7
Fatkhurokhim
L
45
TT
8
Hasna Hamida A
P
90
T
9
Joko Supratio
L
50
TT
10
Kukuh Yuniarso.
L
45
TT
11
Linda Sri Utami
P
55
TT
12
M. Aji Mulyo Nugroho
L
65
T
13
M. Aulia Firdaus
L
50
TT
14
Muhammad Syafi'i
L
50
TT
15
Muhammad Yusuf
L
55
TT
16
M.Aji Hidayatullah
L
65
T
17
Nihayatul Fauziyah
P
60
TT
18
Nomo Wicaksono
L
55
TT
19
Risalatul Muawanah
P
80
T
20
Rizqi Puji Nugroho
L
60
TT
59
21
Sekar Kinanti
P
70
T
22
Sekar Dina Safitri
P
65
T
23
Wardatul Janah
P
50
TT
24
Wifqi Muhamad
L
50
TT
25
Wiji Indah K
P
45
TT
26
Zaenal Abidin
L
70
T
27
Dzikrina Fatimah
P
50
TT
Jumlah
1620
Rata-rata
60,00
Katagori
cukup
Keterangan: T
:Tuntas
TT
:Tidak Tuntas Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Pra Siklus
Uraian
Frekuensi
Tuntas Tidak tuntas Jumlah Rata-rata Kategori
10 17 27
Persentase 37,04 % 62,96 % 100 % 60,00 Cukup
Jumlah Nilai 740 880 1620
Rentang nilai: A.
86 -100
(amat baik)
B.
70 – 85
(baik)
C.
56 – 69
(cukup)
D.
41 -55
(kurang)
E.
0 – 40
(sangat kurang)
Dari hasil evaluasi pada pra siklus terhadap 27 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai terendah adalah 45 dan tertinggi 95. Keadaan kegiatan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 10 orang
60
(37,04%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 orang (62,96%), dengan rata-rata kelas adalah 60,00. b. Hasil observasi keaktifan siswa Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Pra Siklus NO 1 2 3 4
Komponen Kehadiran siswa Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan guru Berani mengemukakan pendapat/gagasan Rata-rata persentase Kategori
Jumlah Siswa % 27 100
A √
Skala penilaian B C D
11
40,74
√
9
33,33
√
7
25,92
E
√
49,99% kurang aktif
Keterangan: A. 81% – 100%
(sangat aktif)
B. 61% – 80%
(aktif)
C. 41% – 60%
(kurang Aktif)
D. 21% – 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 – 20%
(pasif)
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada pra siklus nilai rata-rata keaktifan siswa hanya 49,99% dan dikategorikan kurang aktif. Dari
hasil
pengamatan
tersebut
pembelajaran pada siklus berikutnya. c.
Hasil observasi kegiatan guru
peneliti
harus
memperbaiki
61
Pengamatan dilakukan pada kegitan guru, setelah diamati dan dicatat oleh pengamat, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada kemampuan dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pada pra siklus
ini,
berdasarkan data yang diperoleh maka nilai rata-rata kinerja guru dikategorikan baik. Untuk itu peneliti akan memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut dalam siklus berikutnya. d. Hasil refleksi Setelah
melakukan
pengamatan
terhadap
kegiatan
pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala tindakan yang telah dilakukan pada pra siklus diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: 1) Berdasarkan pengamatan, dalam mengawali proses pembelajaran semua siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai. Pada saat guru melakukan tanya jawab sebagian besar siswa masih ragu-ragu untuk mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan pada saat apersepsi. Dan ternyata masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Rata-rata keaktifan siswa pada pra siklus ini hanya 49,99% dengan kategori kurang aktif. 2) Dalam mengikuti pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak bekerja dan hanya mondar mandir untuk melihat hasil kerja temannya. Selain itu, kondisi kelas masih kurang interaktif, kurang
62
komunikatif, dan masih sebagian yang belum menguasai materi pembelajaran. 3) Pada pra siklus diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 60,00 dan ketuntasan belajar sebesar 37,03%. Dengan melihat ketuntasan belajar kelas yang hanya 37,04%, artinya ketuntasan kelas belum mencapai atau belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%. Keadaan seperti yang tersebut di atas akan menjadi perhatian penulis, terutama yang masih mendapat nilai di bawah 65.
2. Hasil Penelitian Siklus I Dikarenakan penulis merasa kurang puas atas hasil yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran pra siklus , kemudian direncanakan perbaikan pembelajaran siklus I, pada pelaksanaan siklus I ini peneliti berusaha agar kekurangan-kekurangan pada pra siklus
tidak terulang lagi. Pada
pelaksanaan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: a. Hasil tes Hasil implementasi tindakan siklus I, diperoleh data sebagaimana disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Siswa
Ajeng Sulistyani Anti Safitri Devi Ayu Enik Aini Sa'adah Fadilatur Robiah Farid Muhamad Sani Fatkhurokhim Hasna Hamida A Joko Supratio Kukuh Yuniarso.
L/P
P P P P P L L P L L
Nilai
Keterangan
85 100 95 60 85 85 50 95 75 45
T T T TT T T TT T T TT
63
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
P L L L L L P L P L P P P L P L P
Linda Sri Utami M. Aji Mulyo Nugroho M. Aulia Firdaus Muhammad Syafi'i Muhammad Yusuf M.Aji Hidayatullah Nihayatul Fauziyah Nomo Wicaksono Risalatul Muawanah Rizqi Puji Nugroho Sekar Kinanti Sekar Dina Safitri Wardatul Janah Wifqi Muhamad Wiji Indah Kurniawati Zaenal Abidin Dzikrina Fatimah Jumlah Rata-rata Katagori
80 60 70 55 80 65 80 55 90 65 90 65 50 70 45 85 65 1945 72,04 Baik
T TT T TT T T T TT T T T T TT T TT T T
Keterangan T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I Uraian
Frekuensi
Tuntas Tidak tuntas Jumlah Rata-rata Kategori
19 8 27
Rentang nilai A.
86 -100
(amat baik)
B.
70 – 85
(baik)
C.
56 – 69
(cukup)
D.
41 -55
(kurang)
E.
< 40
(sangat kurang)
Prosentase 70,37 29,63 100% 72,04 Baik
Jumlah Nilai 1595 350 1620
64
Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 27 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai terendah adalah 45 dan tertinggi 100. Keadaan kegiatan perbaikan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 19 orang (70,37%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 orang (29,63%), dengan rata-rata kelas adalah 72,04. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata kelas mengalami kenaikan dari pra siklus , namun pembelajaran pada siklus I ini belum berhasil. b. Hasil observasi keaktifan siswa Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I NO 1 2 3 4
Komponen Kehadiran siswa Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan guru Berani mengemukakan pendapat/gagasan
Jumlah Siswa % 27 100
A √
Skala penilaian B C D √
13
48,15
15
55,56
18
66,67
√ √
Rata-rata persentase
67,59
Kategori
Aktif
Keterangan: A. 81% – 100%
(sangat aktif)
B. 61% – 80%
(aktif)
C. 41% – 60%
(kurang Aktif)
D. 21% – 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 – 20%
(pasif)
E
65
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada siklus I ini nilai rata-rata keaktifan siswa sudah sedikit mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu 49,99% (kurang aktif) menjadi 67,59% (aktif), meskipun belum memenuhi indikator keberhasilan. c. Hasil observasi kegiatan guru Dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat pada siklus I ini, maka nilai rata-rata kinerja guru dikategorikan baik, namun ternyata masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu peneliti akan berusaha lebih maksimal untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut pada siklus II. d. Hasil refleksi Setelah
melakukan
pengamatan
terhadap
kegiatan
pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala tindakan yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: 1) Dalam mengawali proses pembelajaran di kelas, semua siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai. Pada saat guru melakukan tanya jawab, sebagian siswa mengacungkan tangan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih banyak juga siswa yang belum aktif. 2) Dalam mengikuti pelajaran rata-rata keaktifan siswa sudah ada peningkatan dari pra siklus , yaitu dari 49,99% menjadi 67,59%
66
namun rata-rata keaktifan siswa pada siklus I ini belum menunjukkan indikator keberhasilan yaitu 70. 3) Setelah diadakan evaluasi pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar yang sudah meningkat dari pra siklus yaitu dengan nilai rata-rata 72,04 dan ketuntasan belajar 70,37%. Dengan melihat ketuntasan belajar kelas 70,37% tersebut, artinya ketuntasan kelas belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%. Oleh karena kurangnya puasnya peneliti dengan hasil di atas, perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pra siklus I maupun siklus I, pada pelaksanaan siklus II ini diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Hasil tes Hasil implementasi tindakan siklus II, dengan digunakan strategi index card match dalam pembelajaran diperoleh data sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II NO 1
Nama Siswa Ajeng Sulistyoningrum
L/P P
Nilai 95
Keterangan T
2
Anti Safitri
P
100
T
3
Devi Ayu
P
95
T
4
Enik Aini Sa'adah
P
70
T
5
Fadilatur Robiah
P
90
T
6
Farid M Tsani
L
90
T
67
7
Fatkhurokhim
L
50
TT
8
Hasna hamida a
P
95
T
9
Joko supratio
L
80
T
10
Kukuh yuniarso.
L
65
T
11
Linda safitri
P
85
T
12
M. Aji mulyo nugroho
L
65
T
13
M. Aulia firdaus
L
75
T
14
M. Syafi'i
L
65
T
15
Muhammad Yusuf
L
75
T
16
M.Aji Hidayatullah
L
65
T
17
Nihayatul
P
85
T
18
Nomo Wicaksana
L
70
T
19
Risalatul Mu’awanah
P
95
T
20
Rizqi Puji Nugroho
L
70
T
21
Sekar Kinanti
P
95
T
22
Sekar Dina Safitri
P
75
T
23
Wardatul Janah
P
65
T
24
Wifqi Muhamad
L
85
T
25
Wiji Indah K
P
60
TT
26
Zaenal Abidin
L
90
T
27
Dzikrina Fatimah
P
70
T
Jumlah
2120
Rata-rata
78,52
Katagori
Baik
Keterangan: T
:Tuntas
TT
:Tidak Tuntas Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus II Uraian
Tuntas Tidak tuntas Jumlah Rata-rata Kategori
Frekuensi
Prosentase
Jumlah Nilai
25 2 27
92,59% 7,41% 100%
2070 110
Rentang nilai: A.
86 -100 (amat baik)
B.
70 - 85 (baik)
2120 78,52 Baik
68
C.
56 - 69 (cukup)
D.
41 -55 (kurang)
E.
< 40
(sangat kurang)
Dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap 27 siswa diperoleh data seperti pada tabel diatas, siswa yang tuntas sebanyak 25 orang (92,59%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 orang (7,41%), dengan rata-rata kelas adalah 78,52. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata kelas mengalami kenaikan dari siklus I. b. Hasil observasi keaktifan siswa Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus II NO 1 2 3 4
Komponen Kehadiran siswa Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan guru Berani mengemukakan pendapat/gagasan Rata-rata persentase Kategori
Jumlah Siswa % 27 100 19
70,37
15
55,56
21
77,78 75,93 Aktif
Keterangan: A. 81% – 100%
(sangat aktif)
B. 61% – 80%
(aktif)
C. 41% – 60%
(kurang Aktif)
D. 21% – 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 – 20% (pasif)
A √
Skala penilaian B C D √ √ √
E
69
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada siklus II ini nilai rata-rata keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 67,59% (aktif) menjadi 75,93% (aktif). c. Hasil observasi kegiatan guru Setelah diamati dan dicatat oleh pengamat dalam kegiatan pembelajaran diperoleh data bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II ini sudah mengalami banyak peningkatan. Nilai rata-rata kinerja dikategorikan sangat baik. d.
Hasil refleksi Setelah
peneliti
bersama
rekan
pengamat
melakukan
pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala tindakan yang telah dilakukan pada siklus II, dan diperoleh hasil refleksi sebagai berikut. 1) Dalam mengawali proses pembelajaran di kelas, semua siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai. Pada saat guru melakukan tanya jawab tentang silsilah Nabi Muhammad SAW yang telah diberikan sebelumnya, sebagian besar siswa mengacungkan tangan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 2) Dalam mengikuti pelajaran rata-rata keaktifan siswa sudah banyak mengalami peningkatan dari siklus II, yaitu dari 67,59% menjadi 75,93%. 3) Setelah diadakan evaluasi pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 78,52 dan ketuntasan 92,59%. Ini
70
berarti ketuntasan kelas sudah tercapai karena sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%. Oleh karena itu tidak perlu diadakan siklus berikutnya. Dengan melihat refleksi di atas, pembelajaran pada siklus II telah berhasil karena keaktifan siswa pada siklus II telah mencapai 75,93 (aktif), hasil belajar rata-rata 78,52 dengan ketuntasan 92,59% dan kinerja guru sudah sangat baik.
B. Pembahasan Peneliti bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan pada setiap siklus dan diperoleh data seperti pada tabel berikut. Tabel 5.0 Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, II NO 1 2 3 4
Komponen Kehadiran siswa Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan guru Berani mengemukakan pendapat/gagasan Rata-rata persentase Kategori
Keterangan: A. 81% – 100%
(sangat aktif)
B. 61% – 80%
(aktif)
C. 41% – 60%
(kurang Aktif)
D. 21% – 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 – 20%
(pasif)
Pra Siklus F % 27 100 11 40,74 9
33,33
7
25,92
49,99 kurang aktif
F 27
Siklus I % 100
Siklus II F % 27 100
13
48,15
19
70,37
15
55,55
15
55,56
18
66,67
21
77,78
67,59 Aktif
75,93 Aktif
71
Pada awal pembelajaran pra siklus , guru memberikan penjelasan tentang kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pemberian tugas. Dalam pra siklus ini siswa belum sangat aktif dalam segala hal dan rata-rata keaktifan siswa hanya sebesar 49,99% (kurang aktif). Pada siklus I, menjelaskan tentang sejarah kelahiran Nabi SAW, kemudian pokok materi diulang kembali dengan menggunakan strategi index card match . Dalam siklus I ini keaktifan siswa mengalami peningkatan yaitu 67,59%. Pada siklus ini keaktifan siswa belum memenuhi indikator. Sedangkan pada siklus II, guru mengulang materi pra siklus dan siklus I secara menyeluruh, Tanya jawab dan memberikan tes akhir. Dari hasil yang telah dilakukan, bahwa tingkat keaktifan siswa naik menjadi 75,93%. Ini berarti bahwa untuk keaktifan siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu rata-rata
≥
70%. Setelah akhir proses
pembelajaran pada
setiap siklus,
guru
mengadakan post tes, dengan hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, II Uraian Tuntas Tidak tuntas Jumlah Rata2
Pra Siklus F % 10 37,04 17 62,96 27 100 60,00
F 19 8 27
Siklus I % 70,37 29,63 100 72,04
Siklus II F % 25 92,59 2 7,41 27 100 78,52
Dari hasil tindakan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada. Pada pra siklus yaitu nilai rata-rata 60,00 dan nilai ketuntasan kelas yaitu 37,04%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat yaitu sebesar 72,04 dan nilai
72
ketuntasan kelas sebesar 70,37%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata kelas sebesar 78,52 dan nilai ketuntasan kelas sebesar 92,59%. Ini berarti penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 75 %. Dengan hasil seperti pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan Strategi index card match dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas III MI Negeri Krincing Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010 dapat disimpulkan: 1. Penggunaan strategi index card match mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI pada materi pokok sejarah kelahiran Nabi dan sislilahnya dibuktikan dengan kenaikan rata-rata keaktifan siswa per siklus. Rata-rata keaktifan siswa ada pra siklus (49,99%) dikategorikan kurang aktif pada siklus I (67,59%) mengalami kenaikan meskipun dalam kategori aktif tetapi belum berhasil mencapai 70, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif (75,93%). Jadi strategi index card match dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. 2. Penggunaan strategi index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI khususnya materi pokok sejarah kelahiran Nabi dan sislilahnya. Ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata kelas selalu mengalami peningkatan untuk tiap silkusnya. Pada pra siklus dikategorikan cukup (60%) pada siklus I mengalami peningkatan angka
74
rata-rata kelas dengan kategori baik (72,04%) sedangkan pada siklus II rata-rata kelas juga dikategorikan baik (78,52%).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi Guru Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran SKI selain menggunakan metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan strategi
index
card
match
terutama
menyangkut
materi
yang
membutuhkan metode ini agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. 2. Bagi Siswa Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas agar paham terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru serta tingkatkan dalam belajarnya agar memperoleh hasil yang maksimal. 3. Bagi Sekolah Hendaknya menyiapkan dana dan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas di kelasnya masing-masing agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal,dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK, Bandung, Yrama Widya. Anitah, W. Sri, 2009, Materi Pokok Strategi Pembelajaran, Jakarta,Universitas Terbuka. Artalia, Veralita, Situs: www.bpk-penabur-bdg.com, diakses 28 Mei 2010. Arikunto, Suharsimi dkk. 2006 Penelitian Tidakan Kelas Jakarta Bumi Aksara. Azwar, Saifudin.1987. Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberty. Badudu, J.S. 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta
Pustaka Sinar
Harapan De Porter, Bobbi, 2002, Quantum Learnig: Membiasakan Belajar Nyaman dan menyenangkan, Bandung. Kaifa. Hartono, dkk, 2009, PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan, Yogyakarta, Zanafa. Kartawidjaja, Eddy Soewardi, 1987, Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar, Bandung, Sinar Baru. Makoto Shichida, Ed.D, 2009, Mystery of Right Brain: Mengungkap Misteri Otak
Kanan untuk membuat anak jadi Genius, Jakarta, Elex Komputindo. Nasution,S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Permenag RI nomor 2, 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Jakarta, Dirjend Pendidikan Islam.
76
Ridwan202, Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpres.com, 12 Mei 2008, diakses 29 Mei 2010 Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning; 101 Strategi pembelajaran, Yogyakarta Pustaka Insan Madani. Smith, Mark K, dkk, 2009, Teori Pembelajaran dan Pengajaran: Mengukur
Kesuksesan Anda dalam Proses Belajar Mengajar Bersama
Psikolog
pendidikan Dunia. Yogyakarta Mirza Media Pustaka. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan,dengan Pendekatan Baru, Bandug Rosda Karya. Wijaya, Cece, 2007, Pendidikan Remidial: Sarana Pengembangan mutu Sumber
Daya Manusia, Bandung, Rosda Karya. Wardani, I G A K, 2009, Perspektif Pendidikan SD, Jakarta,Universitas Terbuka Yatim, Badri, 1999, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Zaini, Hisyam, 2007, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD IAIN Sunan Kalijaga.