LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN (S1) FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Semester VII/ T.A 2009/2010)
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh:
LISTIKA FADHILATU RIZKA NASUTION 050709023
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 MEDAN 2009
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
ABSTRAK
Rizka,
2009. Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1), Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, (Semester VII/ T.A 2009/2010). Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi yang Program Studi Ilmu Perpustakaan (PSIP) S1 (semester VII/T.A 2009/2010) dengan menggunakan standar yang dibuat oleh Association of college and Research (ACRL). Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa PSIP semester VII/T.A 2009/2010, berjumlah 30 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Penelitian ini dilakukan pada bukan Agustus 2009. Hasil analisis menunjukkan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa PSIP dengan menggunakan acuan standar yang dibuat ACRL adalah sebagai berikut: kemampuan yang dimiliki hampir setengah mahasiswa untuk menentukan kealamiahan dan keluasan informasi dapat dikatakan sudah baik. Dalam hal kemampuan mengakses informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa telah memiliki kemampuan yang baik. Untuk mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa sudah melakukannya dengan baik. Kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam menggunakan dan mengkomunikasikan informasi juga sudah baik. Setengah mahasiswa juga telah paham terhadap isu hukum, ekonomi dan sosial seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan sudah cukup baik. Dari penjabaran kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa, maka dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa PSIP sudah cukup baik.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil’alamin, Segala Puji bagi Alloh SWT Robb semesta alam, syukur yang sedalam-dalamnya kita panjatkan kehadirat-Nya karena curahan nikmat, rahmat taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, guru, penuntun kehidupan kita, yang telah mewariskan nilainilai yang agung dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumil akhir kelak. Amin. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda Drs.H. Muhammad Kholis Nasution dan Ibunda Siti Rahil MD yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. “Ya Allah, sayangilah kedua orang tua ku, melebihi sayang mereka kepada ku, Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”. Dan terimakasih penulis ucapkan kepada adikadikku Riza Abdillah Sidqi, Putri Mutia Hafni dan Putra Aulia Rahman semoga penulis mampu menjadi tauladan bagi mereka. Terkhusus terimakasih kepada Masrizal Saraan S.Hut yang telah menjadi motivator bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Sebagai makhluk yang lemah, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof, Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra, Univesritas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
4. Bapak Ishak, SS, M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, selaku dosen pembimbing akademik. 6. Seluruh Staf pengajar pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu di bidang Perpustakaan dan informasi bagi penulis. 7. Adik-adik Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2006 yang telah bersedia menjadi responden untuk penelitian ini, dan terkhusus buat Richard yang telah membantu membagikan angket penelitian penulis. 8. Buat keluarga keduaku: ibu Hanifah (Umi belawan), kak Safrida, kak Lela (soulmateku), Bang Anil, Bang Ajir dan Adik Icut terimakasih atas dukungan dan bantuannya. 9. Buat sahabatku Nadratul Hasanah yang telah setia mendengarkan keluh kesahku selama penulisan skripsi ini. 10. Buat bang Darmawansyah Siregar S.sos yang telah membantu memberikan bahan bacaan untuk penulisan skripsi ini. 11. Buat teman-temanku: Titin, Yona, Jelita, Zulqadri dan Syafaruddin baik disadari atau tidak telah memberikan semangat, serta temanteman seperjuangan angkatan 2005 Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Suamtera Utara.
Medan Penulis,
LISTIKA F RIZKA NST 050709023
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
DAFTAR ISI
Abstrak....................................................................................................
i
Kata Pengantar.......................................................................................
ii
Daftar Isi……………………………………………………………….
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ……….……………………….................
1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian………………………………………..
4
1.3 Tujuan Penelitian………………..………………………………......
4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………..
4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………..
5
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Literasi Informasi……………………………………………………
6
2.1.1 Pengertian Literasi Informasi……………………………..
6
2.1.2 Komponen Literasi Informasi.…………………………….
9
2.1.3 Keterampilan Literasi Informasi…………………………..
11
2.1.4 Pentingnya Literasi Informasi……………………………..
17
2.1.5 Manfaat Kompetensi Literasi Informasi bagi Dunia Pendidikan Tinggi.............................................
18
2.2 Standar Literasi Informasi bagi Pendidikan Tinggi…………………
19
2.3 Model Pengujian Literasi Informasi Mahasiswa…………………..
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian…………………………………………………..
29
3.2 Lokasi Penelitian……………………………………………………
29
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi………………………………………………………..
29
3.3.2 Sampel…………………………………………………………
30
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..
30
3.5 Jenis dan Sumber Data………………………………………………
30
3.6 Instrumen Penelitian…………………………………………………
31
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
3.6.1 Kuesioner……………………………………………………...
31
3.6.2 Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………....
31
3.7 Analisis Data………………………………………………………...
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ....................................................................
33
4.2 Analisis Deskriptif..............................................................................
33
4.2.1 Tingkat Literasi Informasi Mahasiswa DSIP.............................
33
4.2.1.1 Mahasiswa yang Literat Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang Diperlukan................................................
33
4.2.1.2 Mahasiswa yang Literat Mengakses Informasi yang Diperlukan dengan Efektif dan Efisien.....................
39
4.2.1.3 Mahasiswa yang Literat Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya secara Kritis..............................................
45
4.2.1.4 Mahasiswa yang Literat Menggunakan dan Informasi dengan Efektif untuk Mencapai Tujuan Tertentu...............
50
4.2.1.5 Mahasiswa yang Literat Memahami Isu Ekonomi, Hukum dan Sosial Seputar Penggunaan Akses Informasi secara Etis dan Legal.........................................
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.........................................................................................
57
5.2 Saran...................................................................................................
59
Daftar pustaka………………………………………………………….
60
Lampiran ...............................................................................................
63
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konsep pembelajaran, cara belajar yang baik adalah mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri melalui diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi, serta cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam (Sulipan dalam Fitrihana, 2009: 2). Hal ini diungkapkan dalam salah satu pilar pendidikan yang menyatakan bahwa proses pembejaran harus mampu mengajarkan kepada peserta didik “learnig how to learn” (belajar bagaimana cara untuk belajar). Peserta didik dalam hal ini mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi,
menemukan,
mengevaluasi,
menyusun,
menciptakan,
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari suatu masalah. Bila telah memiliki kemampuan tersebut barulah seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki literasi informasi. Pertamakali konsep literasi informasi diperkenalkan oleh Paul Zurkowski (President Information Industries Association) pada tahun 1974, ketika ia mengajukan sebuah proposal kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS), USA. Zurkowski (1974:6) menulis: People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions to their problems. Merujuk pada tulisannya dapat diartikan orang-orang yang dilatih dalam mengaplikasikan sumber-sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut dengan information literate (terpelajar dalam memanfaatkan informasi), mereka belajar teknik dan kemampuan dalam memanfaatkan keluasan
perangkat
informasi sebagaimana pemanfaatan sumber utama dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Untuk menjadi information literate, seseorang harus mampu untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan informasi dengan efektif. Pendidikan dibutuhkan untuk mendidik para pelajar agar mampu menghadapi masa depan dengan perubahan kebutuhan dan informasi. Standar literasi informasi menyediakan sebuah mekanisme untuk membantu pelajar menjadi pengguna yang bertanggungjawab terhadap informasi dalam kehidupannya. Dalam menerapkan keterampilan informasi di dalam kurikulum, pihak akademis tentu saja memerlukan sebuah panduan atau standar. Association of College & Recearch Libraries (ACRL) telah membuat standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Pendidikan Tinggi yang menginspirasi pembangunan standar yang sama di negara Inggris, Australia dan New Zealand. Literasi informasi wajib dimiliki mahasiswa, jika mereka tidak mau ketinggalan dan menjadi asing di masyarakat yang telah dikelilingi informasi ini. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut pada diri mahasiswa, akan memudahkan mereka untuk merealisasikan slogan lifelong education. Selain itu, keterampilan untuk meliterasi informasi adalah salah satu strategi utama yang dikumandangkan UNESCO untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Yang semakin memperkuat
lagi
keharusan
memiliki
keterampilan
ini
adalah
bahwa
keterampilan literasi ini banyak diproyeksikan para ahli sebagai 21st century skills yang dapat dijadikan password untuk dapat melenggang dengan sukses dalam masyarakat informasi. Tujuan dari literasi informasi itu sendiri adalah mengetahui bagaimana mengorganisasikan informasi, bagaimana menemukan informasi yang dibutuhkan dan bagaimana menggunakan informasi tersebut untuk mempersiapkannya sebagai pembelajaran seumur hidup. Sehingga
mahasiswa dapat selalu
menemukan informasi yang dibutuhkan untuk tugas dan tujuannya. Namun, dapat ditemukan bahwa kemampuan mengeksplorasi informasi yang dimiliki sebagian mahasiswa belum memadai karena tidak dikuasainya teknik dalam meliterasi informasi, sehingga pada akhirnya informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan ataupun informasi tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Program studi ilmu perpustakaan merupakan salah satu jurusan pada tingkat pendidikan tinggi yang berfokus pada pengelolaan informasi dengan tujuan akhir adalah memberikan pelayanan terbaik (kepuasan) bagi para pengguna informasi. Sangat diperhatikan bahwa sebagai pengelola informasi, mahasiswa program studi ilmu perpustakaan dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap perkembangan informasi yang berlangsung terus menerus mengikuti kemajuan tehnologi yang ada. Pembekalan “literasi informasi” yaitu kemampuan menggali dan menemukan informasi serta mengolah informasi untuk kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan/kesimpulan menjadi sangat penting bagi mahasiswa. Oleh karena itu pula, penelitian kali ini difokuskan pada literasi informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 (semester VII, tahun ajaran 2009/2010) yang merupakan pengguna dan juga akan menjadi bagian dari pengelolaan informasi itu sendiri. Walaupun literasi informasi wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa bidang studi apapun, namun
mahasiswa Program Studi
Perpustakaan merupakan calon pustakawan yang nantinya akan bekerja sebagai pengelola informasi yang diharapkan memiliki keahlian lebih pada bidang literasi informasi, ketersediaan pustakawan yang profesional sangat dibutuhkan, sejatinya para pustakawanlah yang mengadakan pelatihan-pelatihan atau berbagai macam program dan juga berinisiatif untuk menulis literatur yang dapat membangkitkan semangat membaca masyarakat, maka diperlukan peninjauan terhadap literasi informasi mahasiswa PSIP. Dipilihnya mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan dikhususkan pada mahasiswa pada semester VII karena dilihat dari kurikulum, mahasiswa telah menerima materi perkuliahan yang mendukung tercapainya literasi informasi dengan lebih baik, mahasiswa juga sudah memasuki tahap awal dalam mengumpulkan informasi untuk pembuatan tugas akhir (skripsi), hal ini juga dilakukan karena mahasiswa pada semester VII telah mengunakan kurikulum berbasis kompetensi dan telah melalui tiga tahun pendidikan dimana para mahasiswa telah dibekali ilmu untuk mengeksplorasi informasi secara mandiri dan efektif. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemampuan literasi informasi para calon pustakawan yakni
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
mahasiswa Program Studi Ilmu Perpusatakaan (S1) . Maka, dalam hal ini penulis mengangkat judul Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 (semester VII, tahun ajaran2009/2010) Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah sekaligus pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah literasi informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 (semester VII, tahun ajaran 2009/2010), Fakultas Sastra, Univesitas Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan yang muncul pada rumusan masalah penelitian. Maka, adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (PSIP)
S1 (semester VII, tahun ajaran
2009/2010) Universitas Sumatera Utara, yaitu: kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan, kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien, kemampuan mengevaluasi temuan dan sumber-sumbernya
secara
kritis,
kemampuan
menggunakan
dan
mengkomunikasikan informasi dengan efektif, dan kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi secara legal dan etis.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan barometer terhadap sejauh mana kompetensi literasi informasi yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1). 2. Pembaca, memberi pemahaman terhadap pembaca bahwa kemampuan terhadap literasi informasi dibutuhkan untuk mendukung kehidupan dan menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
3. Penulis, melalui setiap proses yang dikerjakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis sendiri, salah satunya peningkatan kemampuan dalam pemberdayaan informasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian pengguna tentang literasi informasi yang mencakup kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien, mengevaluasi temuan dan sumber-sumbernya secara kritis, menggunakan informasi dengan efektif, dan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi tersebut. Dan yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan S1 (semester VII/Tahun ajaran 2009/2010), Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Literasi Informasi 2.1.1 Pengertian Literasi Informasi Pertama kali konsep literasi informasi diperkenalkan oleh Paul Zurkowski (President of Information Industry Association), ketika ia mengajukan proposal kepada
The National Commission on Libraries and Information Science
(NCLIS), USA in 1974. Namun walaupun begitu istilah information literacy tidak selalu dapat diterima sepenuhnya. Carbo dalam Sulistyo-Basuki (2007:2) mengusulkan istilah Information Mediacy untuk information literacy sementara Goestch dan Kaufman dalam artikel yang sama mengusulkan istilah Information Competency untuk istilah yang sama. Berdasarkan kamus Oxford: literacy is ability to read and write yang berarti kemampuan untuk membaca dan menulis, sedangkan Informasi dalam kamus Oxford: Information is fact to talk, heard and discovered about somebody/something, yaitu fakta tentang seseorang atau sesuatu yang dibicarakan, didengar dan ditemukan. Library of Congress Subject Headings (LCSH), menyertakan subjek ‘information literacy’ dengan diikut i pengertian dari literasi informasi, yaitu Here are entered works on the ability to recognize when information is needed and to locate, evaluate, and use the required information effectively. Deskripsi dari LCSH ini mencerminkan defenisi umum agar dapat dimengerti dari bidang pendidikan. Menurut Dictionary for Library and Information Science (2004: 356), literasi informasi adalah: Skill in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide (including information formats and automated search tools), and knowledge of commonly used techniques. The concept also includes the skill required to critically evaluate information contents and employ it effectively, as well as understanding of the technological infrastructure on which information transmission is based, including its social, and cultural context and impact.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Dari pengertian tersebut dinyatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk pemahaman bagaimana bahan perpustakaan diatur, akrab dengan sumber yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran otomatis) dan ilmu pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan. Konsep tersebut juga mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi isi informasi dengan kritis dan menggunakannya secara efektif, seperti pemahaman terhadap perangkat teknologi sebagai dasar penyampaian informasi, termasuk bidang sosial, politik, konteks budaya dan dampaknya. Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP) mendefinisikan literasi informasi sebagai Information literacy is knowing when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner(CILIP, 2008: 1). Pengetian yang sama juga diberikan oleh Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia (APISI) yaitu literasi informasi adalah seperangkat keterampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu
masalah
mengidentifikasi
yang
ada.
masalah,
Keterampilan mencari
ini
informasi,
mencakup menyortir,
keterampilan menyusun,
memanfaatkan, mengomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi (2008: 1). Dalam final report America Library Association’s Presidential Committee on Information Literacy (ALA: 1989) memberikan defenisi yang banyak digunakan yaitu, Information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information. Dapat diartikan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan. Pada Sri Lanka Journal of Librarianship & Information Manajement terdapat pengertian literasi informasi yaitu: Information literacy is defined as the ability to access, evaluate, and use information from a variety of sources. As students prepare for the 21st century, traditional instruction in reading, writing, and mathematics needs to be couples with practice in communication, critical thinking, and problem solving skills. Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Dari definisi tersebut literasi infromasi merupakan kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai jenis sumber. Sebagai pelajar yang dipersiapkan untuk menghadapi abad 21, keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung dibutuhkan untuk mendampingi kemampuan dalam komunikasi, berfikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. UNESCO
menekankan
pentingnya
mengintegrasikan
keterampilan
informasi ke dalam tiga keterampilan dasar literasi yang dikenal sebelumnya: membaca (reading), menulis (writing), berhitung (arithmatic) dan meneliti (research). Dengan bekal kemampuan literasi tersebut, setiap orang diharapkan memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari perkembangnya di era informasi saat ini. Dengan kata lain, merujuk kepada salah satu definisi yang diberikan oleh UNESCO, maka arti literasi informasi adalah kemampuan mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, mengorganisasikan dan menggunakan informasi tersebut secara efektif untuk menjawab dan membantu menyelesaikan masalah/isu sosial yang lebih luas. Memperhatikan secara seksama berbagai definisi information literacy yang telah dirumuskan oleh banyak pihak tersebut pada dasar semua pengertian mempunyai kesamaan dan kalaupun ada beberapa perbedaan, hal tersebut menjadi saling melengkapi satu dengan lainnya. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk pemahaman bagaimana bahan perpustakaan diatur, kemudian akrab dengan sumber yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran otomatis), mengevaluasi secara kritis, mengkomunikasikan, memanfaatkan menerapkan
informasi
tersebut
yang
pada
dengan efektif serta
akhirnya
bertujuan
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Untuk tulisan ini penulis menggunakan istilah literasi informasi untuk information literacy dan istilah literat untuk individu yang menguasai keterampilan literasi informasi.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
2.1.2 Komponen Literasi Informasi Beberapa defenisi menggambarkan bahwa informasi dapat ditampilkan dalam beberapa format dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi (buku, jurnal, laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman suara). Di masa depan, mungkin akan ada format lain dalam menampilkan informasi di luar imajinasi pada saat ini. Ada beberapa literasi yang dapat menduku ng literasi informasi, yaitu: 1. Literasi Perpustakaan (library literacy). Literasi perpustakaan membantu seseorang menjadi pengguna mandiri perpustakaan dan mampu untuk menetapkan, menempatkan, mengambil dan menemukan kembali informasi dari perpustakaan. 2. Literasi Visual (visual literacy), diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk berfikir, belajar dan menjelaskan istilah yang digambarkan. 3. Literasi Media (media literacy), didefenisikan sebagai kemampuan untuk memperoleh, menganalisis dan menghasilkan informasi untuk hasil yang spesifik. 4. Literasi Komputer (computer literacy), secara umum diartikan akrab dengan perangkat komputer dan mampu menciptakan dan memanipulasi dokumen, serta akrab dengan email dan internet. 5. Literasi Jaringan (network literacy) adalah kemampuan untuk menentukan lokasi akses dan menggunakan informasi dalam lingkungan jaringan pada tingkat nasional, regional dan internasional. (Bhandari 2003: 2-4) Literasi perpustakaan dibutuhkan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, paham terhadap bagaimana bahan perpustakaan diatur dan akrab dengan sumber yang tersedia, mengetahui tentang jenis dari perpustakaan dan fungsinya, mampu menggunakan katalog, mengerti akan kegunaan dari perangkat referensi untuk tujuan yang berbeda-beda, menggunakan sumber informasi tambahan; seperti indeks, abstrak, bibliografi, dan biografi. Selain itu mengetahui tentang peraturan perpustakaan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk mempertahankan lingkungan perpustakaan, mengetahui pelayanan dan fasilitas perpustakaan, mengetahui perencanaan ruang dan struktur organisasi, mengetahui sumber informasi; seperti sumber dokumentasi, sumber audio visual, sumber elektronik, pemetaan multimedia dan fotografi, ahli dalam subjek yang juga merupakan sumber informasi serta memiliki pengetahuan terhadap Online Public Access Catalog (OPAC).
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Literasi visual terdiri dari belajar visual yaitu pengadaan dan pembangunan ilmu pengetahuan secara mendalam, lalu dilanjutkan dengan befikir secara visual yaitu kemampuan untuk menyusun gambaran fikiran dalam bentuk, garis dan warna, serta penciptaan tampilan visual yaitu kemampuan untuk menggunakan simbol visual untuk menampilkan ide dan memberitahukan artinya. Literasi media dibutuhkan dalam mengevaluasi informasi, seseorang atau dalam hal ini mahasiswa harus mampu berfikir kritis dan mampu menyaring informasi yang diperolehnya. Seseorang dikatakan literat terhadap media apabila peduli pada interaksi sehari-hari dengan media dan pengaruhnya terhadap gaya hidup, menafsirkan dengan efektif pesan media untuk menyampaikannya sesuai dengan pengertian sebenarnya, menyampaikan dengan baik tentang berita yang ditutupi media, sensitif terhadap perkembangan isi dari media yang berarti pembelajaran mengenai budayanya. Literasi media mendukung literasi informasi karena informasi berasal dari berbagai media maka dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis informasi dengan kritis agar tidak termanipulasi oleh informasi yang diperoleh. Sedangkan untuk mengkomunikasikan ataupun menciptakan karya baru dari informasi yang diperoleh dibutuhkan literasi komputer dan literasi jaringan. Dalam pengelolaan informasi yang telah diperoleh maka dibutuhkan literasi komputer, hal ini dikarenakan pada saat sekarang ini selain isi yang menarik, tampilan informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap informasi tersebut. Literasi lain yang mendukung adalah literasi jaringan, karena selain untuk mencari informasi seseorang juga memiliki informasi untuk disebarkan, maka dengan dikuasainya literasi jaringan, informasi dapat disebarkan secara luas dan bertanggungjawab. Komponen yang telah dijabarkan merupakan bentuk-bentuk literasi yang mendukung tercapainya tujuan dari literasi informasi itu sendiri. Merujuk pada arti literasi informasi yang telah disimpulkan maka berbagai bentuk literasi tersebut sangat dibutuhkan dan pada akhirnya, kelima komponen ini saling melengkapi untuk tercapainya literasi informasi.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
2.1.3 Keterampilan Literasi Informasi The American Library Association (ALA) mendefinisikan literasi informasi sebagai istilah yang diterapkan terhadap keterampilan-keterampilan informasi untuk memecahkan masalah, yang terdiri dari tujuh keterampilan yaitu: 1. Mendefinisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar bahwa di sekelilingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai permasalahannya. 2. Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini telah diketahuinya ke dalam beberapa kategori atau subjek, mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi tentang bahan tambahan ke dalam kategori-kategori atau subjek dan menentukan kriteria untuk sumber-sumber yang potensial, kemutakhiran, bentuk/format, dan sebagainya. 3. Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk tercetak dan non-cetak, online, dan komputerisasi, interview para pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber-sumber tambahan yang diperlukan. 4. Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan menyaring. Kemampuan dalam menyaring dan meneliti kata kunci dan topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan, beberapa keberpihakkan (bias), dan kemudian kalau perlu, memperjelas kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya. 5. Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa, evaluasi, dan pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian tersebut. 6. Mengkomunikasikan informasi, yaitu berbagi informasi dengan cara memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset, dalam bentuk laporan, poster, grafik, atau yang lainnya. 7. Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauh mana baiknya data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada suatu penelitian yang dikerjakannya. (Arga, 2009: 6) Gunawan (2008: 6) menjabarkan literasi informasi yang merupakan gabungan dari dua model literasi informasi, The big 6 dan Empowering 8, dalam sebuah
modul.
Langkah-langkah
pada
modul
tersebut
menjabarkan
7
keterampilan, yaitu: Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
1.
Perumusan masalah. Tujuan: mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah (baik yang sederhana maupun kompleks) yang berhubungan dengan tugas-tugas seperti membuat makalah atau laporan penelitian. Untuk mengetahui seberapa besar dan dalam rumusan suatu masalah, kita perlu mengetahui beberapa hal, yaitu: siapa pembacanya, apa bentuk tulisannya, sudut pandang yang diambil, batasan topik, waktu yang tersedia dan panjang tulisan yang dikehendaki. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang dijadikan suatu karya, perlu dilakukan beberapa langkah, yaitu: • Melakukan analisis situasi, yaitu mencari informasi dan melihat apa yang dikatakan/diketahui orang lain tentang suatu topik. • Brainstroming, yaitu teknik yang digunakan untuk menggali, mempertajam dan mengembangkan gagasan, hubungan antar gagasan, atau pemecahan masalah. Materi yang digunakan adalah pengetahuan yang sudah ada di kepala dan tambahan yang diperoleh
melalui
analisis
situasi.
Kemudian
mengajukan
pertanyaan, pertanyaan dapat diajukan mulai dari topik yang paling luas sampai yang cukup sempit untuk ditangani dalam satu karya. Langkah
selanjutnya
memvisualisasikan
pemikiran
(mind
mapping), yang terdiri dari beberapa teknik, yaitu linegram, siklus, webbing dan idea mapping. • Perumusan masalah, ada banyak bentuk perumusan masalah, antara lain kalimat topik atau tujuan penelitian yang berbentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah dapat juga dituangkan dalam bentuk pertanyaan untuk menggugah agar berfikir lebih dalam lagi tentang topik tersebut. 2.
Mengidentifikasi sumber informasi. Tujuan: mampu menentukan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Sumber informasi terdiri dari dokumen, manusia, lembaga, benda ataupun situasi. Banyaknya sumber informasi, maka perlu untuk melakukan penilaian yang dilihat dari beberapa sisi yaitu:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
• Relevansi. Relevansi adalah penilaian tentang sejauh mana informasi yang dikandung suatu sumber informasi sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat judul, daftar isi, abstrak dan pendahuluan atau tujuan sumber informasi. • Kredibilitas. Kredibilitas adalah penilaian tentan gsejauh mana suatu sumber informasi dapat dipercaya kualitas dan kebenarannya yang dilihat dari penanggungjawab, proses pembuatan dan pemanfaatannya
dengan
melihat
seberapa
sering
karya
penaggungjawab tersebut digunakan orang lain. • Kemutahiran. Kemutahiran dapat dilihat dari tahun terbit karya tersebut dan juga dari tahun publikasi daftar pustaka yang digunakan. 3. Mengakses informasi. Tujuan: mampu menelusur dan mengumpulkan informasi dalam bentuk literatur dengan tepat. Setelah mengetahui masalah yang dijadikan karya dan berbagai sumber informasi yang dapat mendukung karya yang akan dibuat, maka langkah
selanjutnya
menelusuri
sumber-sumber
informasi
secara
intelektual dan fisik. Langkah-langkahnya yaitu: • Mengetahui kebutuhan informasi. • Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan. Alat penelusuran dapat berupa kartu katalog perpustakaan, jasa pemberian informasi, sarana pencarian di internet dan pangkalan data komersial. • Menyusun strategi penelusuran. Ada beberapa strategi penelusuran informasi melalui komputer, yaitu dengan menggunakan pencarian melalui kata kunci, judul, pengarang, penerbit; boolean operations (penggunaan AND, OR, NOT) ; dengan penggunaan tanda (”); dan dengan pemotongan kata atau penggunaan akar kata. • Mengakses informasi secara fisik.
Perlu diketahui lokasi fisik
dokumen yang dikehendaki. Dokumen tercetak dapat diperoleh di toko buku atau perpustakaan, dokumen elektronik dapat ditemukan
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
di internet atau pangakalan data elektronik dan yang perlu diingat adalah perlunya diketahui format dokumen yang digunakan. 4. Menggunakan informasi. Tujuan: mampu membaca (menangkap maksud dan isi) dengan kritis informasi yang diperoleh, dan membuat cacatan yang tepat untuk mengingatkan informasi dan sumber informasi yang kita baca. Untuk menyeleksi informasi yang akan digunakan, maka hal yang perlu diperhatikan adalah: • Relevansi informasi yang disajikan. Relevansi ini ditentukan oleh proses dan hasil brainstorming. • Akurasi informasi yang disajikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara memeriksa dan membandingkan suatu informasi yang dengan informasi yang tersedia di tempat lain, selain itu juga dapat dinilai melalui data yang dikumpulkan, metode pengumpulan dan pengolahan datanya. • Objektifitas karya yang disajikan. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana penciptanya memperhatikan sudut pandang yang berbeda. • Kemutahiran
informasi.
Ada
beberapa
cara
untuk
melihat
kemutahiran sebuah informasi, yaitu melalui waktu pengumpulan informasi, waktu publikasi atau tanggal terakhir informasi yang diperbaharui, cross-chenking dengan informasi yang sama di tempat lain, waktu pemberian hak cipta, dan waktu (tahun) publikasi sumber-sumber yang mendukung tulisan. • Kelengkapan dan kedalaman suatu karya, yang perlu diperhatikan antara lain sejauh mana pencipta karya mempertimbangkan dan mengaitkan
sebuah
ide
ataupun
kejadian,
seberapa
jauh
pengetahuan dan kemampuan penciptakarya tentang bidang tersebut, seberapa banyak pengetahuan penulis akan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan karya. Setelah menemukan informasi untuk tulisan, maka sebaiknya membuat dua macam catatan, yaitu catatan bibliografis dan catatan isinya. Ada beberapa bentuk pencatatan seperti mengutip langsung, mengutip tidak langsung, membuat ringkasan.
Dalam pencatatan dan penulisan
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
kutipan, ada beberapa pedoman yang digunakan, yaitu pedoman APA (American Psychological Association), di dalam sumber teks ditulis secara singkat: nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman teks. Pedoman MLA (Modern Language Association), pada dasarnya sama dengan APA yang membedakan adalah pada MLA tidak perlu menyebutkan tahun terbit. 5. Menciptakan karya. Tujuan: mampu membuat dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara bertanggung jawab. Ada beberapa persyaratan dalam membuat karya yaitu: • Clarity (kejelasan), bahwa tulisan dibuat sesuai langkah-langkah menulis, langsung masuk pada permasalahan, tidak berbelit-belit dan tepat sasaran, menggunakan kata-kata, gambar atau suara yang tepat, tidak ambigu dan jelas intensitasnya. Menggunakan sudut pandang yang konsisten serta transisi antar kalimat ataupun antar peragraf berlangsung lancar dan mudah diikuti. • Organization (organisasi). Organisasi suatu tulisan ditentukan oleh kerangka atau daftar isinya. • Coherence (pertalian.), menggambarkan kejelasan dan kelogisan hubungan di antara gagasan yang ingin diuraikan dalam tulisan. • Transition (transisi), merupakan indikator dua-arah mengenai apa yang telah dikatakan dan apa yang akan dikatakan. • Unity (kesatuan), terjadi bila ide pendukung mmempunyai kaitan dengan ide utama. • Conciseness (kepadatan isi), hal ini dapat dicapai dengan cara menghindari penggunaan kata-kata, frasa, kalimat dan paragraf yang berlebihan. 6. Mengevaluasi.
Tujuan:
mampu
menerapkan
langkah-langkah
mengevaluasi karya, dan mampu mengevaluasi menurut kriteria umum ataupun khusus. Hal pertama yang perlu dilakukan, bila ingin mengevaluasi karya sendiri adalah mengubah cara pandang kita dari penulis menjadi pembaca. Karya tulis yang baik adalah tulisan yang mudah dimengeti oleh pembaca,
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
menggunakan bahasa yang sederhana dan bebas dari kesalahan pengejaan dan tata bahasa. 7. Menarik pelajaran. Tujuan: mampu membuat dan menggunakan apa yang telah dipelajari. Pelajaran bisa diambil dari kesalahan, keberhasilan ataupun kegagalan dan juga pengalaman baru. Pelajaran yang dipetik di antaranya dapat mengenai metode/cara/prosedur yang lebih baik, sarana yang lebih tepat, dan sumber yang lebih lengkap. Penjabaran dari berbagai pendapat mengenai keterampilan yang harus dipenuhi untuk menerapkan literasi informasi pada intinya adalah sama. Diawali dengan mendefenisikan kebutuhan informasi pada ALA sama halnya dengan keterampilan pertama yaitu perumusan masalah menurut Gunawan. Ketrampilan kedua pada ALA yaitu menetapkan strategi pencarian informasi sama halnya dengan mengidentifikasi sumber informasi yang disebutkan oleh Gunawan yang merupakan langkah yang diambil sebelum melakukan penelusuran. Begitu
juga pada langkah ketiga pada ALA
mengumpulkan sumber-sumber, menurut Gunawan adalah mengakses informasi yang tujuannya adalah menelusur dan mengumpulkan informasi. Hal yang sama terjadi pada langkah keempat yang disebutkan oleh ALA ataupun Gunawan, tujuannya adalah menangkap isi informasi serta mengevaluasi sumber-sumbernya. Pada langkah kelima yang dijabarkan ALA ataupun oleh Gunawan terdapat sedikit perbedaan, pada ALA evaluasi terhadap informasi masih dilakukan untuk kemudian digunakan dan menarik kesimpulan apakah informasi tersebut bermanfaat untuk penelitian atau tidak, namun pada langkah kelima yang dijabarkan Gunawan sebuah karya dapat diciptakan setelah melalui empat langkah sebelumnya dengan disertai cara yang bertanggungjawab. Langkah keenam pada ALA yaitu mengomunikasikan informasi, sebuah karya dapat diciptakan dalam berbagai bentuk baik laporan penelitian, poster dan lainya atau dapat dikatakan menciptakan karya. Sedangkan langkah keenam menurut Gunawan adalah mengevaluasi karya yang telah dihasilkan. Dan langkah ketujuh atau keterampilan terakhir yang dijabarkan oleh ALA serta Gunawan adalah menarik pelajaran ataupun mengetahui sejauh mana manfaat informasi
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
yang telah dihasilkan, tujuannya adalah mengevaluasi informasi atau karya yang dihasilkan. Langkah-langkah yang telah dijabarkan di atas akan melatih seseorang untuk tidak menerima informasi secara mentah tanpa ada penyaringan terhadap informasi terlebih dahulu. Literasi informasi mendorong seseorang untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat karena terpuaskannya rasa ingin tahu, seseorang lebih termotivasi lagi untuk terus mencari pengetahuan. Bahkan dengan adanya interaksi dengan gagasan dan nilai dari budaya lain, seseorang akan terbebas dari kepicikan berpikir sehingga lebih mampu bersikap toleran terhadap berbagai perbedaan.
2.1.4 Pentingnya Literasi Informasi Kehidupan ini adalah suatu proses belajar secara terus menerus. Ketika seseorang bermaksud meningkatkan taraf hidupnya, maka dia memerlukan sesuatu yang lebih darinya yaitu pengembangan diri, baik keterampilan, pendidikan atau kinerja yang lebih. Proses menjadi lebih adalah proses belajar. Kemampuan untuk dapat belajar secara mandiri akan membuat proses yang dilalui lebih mudah dengan literasi informasi. Literasi informasi dianggap penting karena pada saat ini pertumbuhan informasi sangat pesat dan dalam format yang bermacam-macam. Tidak semua informasi yang diciptakan sama, beberapa berupa perintah dalam bentuk yang umum ataupun informasi yang dapat dipercaya. Namun, beberapa ada yang bersifat rancu/bias, tidak mutahir ataupun informasi yang salah. Literasi informasi juga dibutuhkan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mensyaratkan peserta didik untuk memanfaatkan banyak sumber informasi. Menurut Association of College & Research Libraries (ACRL) setelah menguasai keterampilan literasi informasi individu akan bisa: 1. 2. 3. 4.
Menentukan batas informasi yang diperlukan. Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis. Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi dasar pengetahuan seseorang. 5. Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
6. Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan sosial sehubungan dengan penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal (ACRL 2000: 1). Bagi mahasiswa, kemampuan ini akan menentukan banyaknya informasi yang dapat diserap, dan lebih dari itu mahasiswa makin mampu menyelesaikan masalah secara kritis, logis dan tidak mudah diperdaya oleh informasi yang diterimanya tanpa evaluasi. Hasil proses belajar akan maksimal dan mahasiswa terlatih untuk belajar secara mandiri. Kemudian akhirnya kebiasaan ini akan menunjang karirnya dalam dunia kerja.
2.1.5
Manfaat Kompetensi Literasi Informasi dalam Dunia Pendidikan Tinggi. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan
informasi sesuai kebutuhannya. Proses pemberdayaan sangat berpengaruh untuk merubah informasi menjadi pengetahuan. Pengaruh proses itu akan lebih kuat lagi bila didukung kompetensi literasi informasi yang baik. Manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi adalah: a.
b.
c.
d.
menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini indifidu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber komunitas, oraganisasi khusus, media dan internet. Mendukung usaha nasional untuk menigkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut. Meningkatkan pembalajaran seumur hidup. Menigkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimiliki maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri. (Hasugian, 2008: 37)
Selain bermanfaat dalam dunia pendidikan, literasi informasi menjadi penting untuk dikuasai berdasarkan fakta-fakta yang ditemui pada dunia kerja. Beberapa
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
fakta menunjukkan pentingnya kompetensi literasi informasi, antara lain: jumlah informasi yang diperoleh individu sangat banyak dan publikasi dunia terus menigkat.
2.2 Standar Literasi Informasi bagi Pendidikan Tinggi. ACRL telah membuat suatu kerangka standar untuk menilai kemampuan literasi individu, kerangka ini membuat garis besar proses dimana mahasiswa, pustakawan, dan staf lainnya dapat menentukan indikator tertentu untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi. Kompetensi literasi informasi ini berguna bagi mahasiswa karena dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir ketika mahasiswa berinteraksi dengan informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan mahasiswa lebih peka dalam mengembangkan pola pikir dalam sistem pembelajaran serta menjadikan
mahasiswa
mengetahui
tindakan
yang
diperlukan
untuk
mengumpulkan, menganalisis dan mengunakan informasi. Standar Literasi Informasi untuk Pendidikan Tinggi (information literacy competency standar for higher school) yang disetujui ACRL Broad, 18 Januari 2000, dalam standar ini disebutkan lima standar yang memiliki 22 (dua puluh dua) indikator yang berfokus pada kebutuhan mahasiswa pendidikan tinggi.
Lima
standar tersebut yaitu: 1. Mahasiswa yang literat menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan. 2. Mahasiswa yang literat mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. 3. Mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. 4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. 5. Mahasiswa yang literat memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Standar pertama yang menyatakan bahwa mahasiswa yang literat mampu menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan, memiliki empat indikator, yaitu mahasiswa yang literat mendefenisikan dan menyatakan dengan jelas kebutuhannya terhadap informasi; mahasiswa literat mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk dari sumber informasi yang potensial; mahasiswa yang literat mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan; dan mahasiswa yang literat mengevaluasi jenis dan batas informasi yang diperlukan. Mahasiswa yang literat mendefenisikan dan menyatakan dengan jelas kebutuhannya terhadap
informasi, hal ini dapat dilihat dari mahasiswa akan
berpartisipasi dalam diskusi kelas, bergabung dengan kelompok kerja ataupun berdiskusi melalui alat elektronik (mis: chatting) untuk menentukan kebutuhan informasinya dengan cara merumuskan pertanyaan dasar dari kebutuhan informasinya, mendalami sumber informasi untuk meningkatkan kedekatan dengan topik yang sedang dicari, mendefenisikan kebutuhan informasi, lalu dilanjutkan dengan mengidentifikasi kata kunci dan istilah yang mendeskripsikan kebutuhan informasi (ALA, 2000: 8). Mahasiswa literat mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk dari sumber informasi yang potensial, ciri-cirinya adalah mahasiswa mengetahui bagaimana informasi dihasilkan secara formal atau informal, diorganisasikan dan disebarkan yang berpengaruh terhadap cara memperoleh informasi tersebut. Mahasiswa yang literat juga mengidentifikasi nilai dan perbedaan dari sumber informasi, mengidentifikasi tujuan dan individu yang membutuhkan informasi, mampu membedakan antara sumber primer dan sumber sekunder serta mengetahui bagaimana informasi tersebut digunakan (ALA, 2000: 8). Mahasiswa yang literat mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan, hal ini dapat dinilai dari kemampuan mahasiswa menentukan kegunaan dari informasi yang dibutuhkan dan mampu membuat keputusan dalam pembatasan proses pencarian informasi, memikirkan langkah-langkah dari proses memperoleh informasi serta mendefenisikan perencanaan pembiayaan yang realistis dan membuata batas waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan (ALA, 2000: 9).
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Mahasiswa yang literat mengevaluasi jenis dan batas informasi yang diperlukan, maka akan didapat hasil bahwa mahasiswa akan membahas kembali kebutuhan awal informasi untuk menjelaskan, memperbaiki atau menemukan kembali pertanyaan kemudian mendeskripsikan kriteria yang digunakan untuk membuat pilihan terhadap kebutuhan informasi (ALA, 2000: 9). Standar dua menyatakan mahasiswa yang literat mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. Standar dua memiliki lima indikator, yaitu mahasiswa yang literat memilih metode penelitian atau sistem penelusuran informasi yang paling sesuai untuk mengakses informasi yang dibutuhkan; mahasiswa yang literat membuat dan melakukan strategi penelusuran yang telah dirancang dengan efektif; mahasiswa yang literat melakukan temu kembali informasi secara pribadi maupun secara online dengan menggunakan berbagai metode; mahasiswa yang literat memperbaiki strategi penelusurannya jika diperlukan; dan mahasiswa yang literat mengutip, mencatat, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya. Mahasiswa yang literat akan mengidentifikasi metode penelusuran yang bervariasi, hal ini dapat dilihat dari mahasiswa akan menyelidiki keuntungan dan kemampuan memakai metode penelusuran yang tersedia. Mahasiswa juga akan menyelidiki batasan, isi dan struktur sistem temu kembali informasi. Memilih pendekatan efisiensi dan efektivitas dalam mengakses informasi yang dibutuhkan (ALA, 2000: 9). Mahasiswa yang literat membuat dan melakukan strategi penelusuran yang telah
dirancang
dengan
efektif,
ciri-cirinya
adalah
mahasiswa
akan
mengembangkan sebuah perencanaan strategi penelusuran yang telah tersedia dengan mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah yang sama untuk informasi
yang
dibutuhkan
kemudian
membangun
strategi
pencarian
menggunakan panduan yang tersedia uantuk sistem temu kembali informasi yang dipilih (ALA, 2000: 9-10). Mahasiswa yang literat melakukan temu kembali informasi secara pribadi maupun secara online dengan menggunakan berbagai metode, hal ini dapat dilihat dari mahasiswa akan menggunakan sistem pencarian bervariasi untuk menemukan informasi dalam format yang berbeda, menggunakan skema klasifikasi, survei,
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
kuesioner, wawancara dan format pertanyaan lain untuk menemukan informasi dasar (ALA, 2000: 10). Mahasiswa yang literat memperbaiki strategi penelusurannya jika diperlukan, maka didapat hasil yaitu mahasiswa akan menaksir kualitas, kuantitas dan relevansi dari hasil pencarian untuk menentukan alternatif sistem temu kembali yang akan digunakan, mengidentifikasi celah dalam informasi yang ditemukan dan mengulang pencarian menggunakan strategi yang telah diubah sebagai suatu hal yang penting (ALA, 2000: 10). Mahasiswa yang literat mengutip, mencatat, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya, maka didapat hasil yaitu mahasiswa akan memilih jenis-jenis teknologi, satu yang paling memadai untuk menyaring informasi yang dibutuhkan. Kemudian menciptakan sistem untuk mengorganisasikan informasi, membedakan antara tipe sumber yang dikutip dan memeriksa kalimat dari sebuah kutipan. Mahasiswa merekam semua yang termasuk kutipan informasi untuk referensi di masa yang akan datang, menggunakan teknologi yang bervariasi untuk mengatur informasi yang dipilih dan diorganisir (ALA, 2000: 10-11). Standar ketiga menyatakan mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis dan memasukkannya informasi yang telah dipilihnya ke dalam sistem pengetahuan dan nilai yang dimilikinya. Standar ini memiliki tujuh indikator, yaitu mahasiswa yang literat meragukan ide utama dari informasi yang dikumpulkan; mahasiswa yang literat menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya; mahasiswa yang literat mensintesis atau menyatukan ide-ide utama untuk membentuk konsep baru; mahasiswa yang literat membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada untuk menentukan nilai tambah, kontradiksi, dan karakteristik yang unik lainnya dari informasi tersebut; mahasiswa yang literat menentukan apakah pengetahuan baru memberikan pengaruh kepada sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan perbedaan; mahasiswa yang literat memeriksa kebenaran pemahaman dan interpretasi informasi melalui wacana dengan individu lain, para ahli di bidangnya, dan para praktisi, mahasiswa yang literat menetukan apakah query (pertanyaan) awal harus diperbaiki.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Mahasiswa yang literat meragukan ide utama dari informasi yang dikumpulkan, maka akan didapat hasil yaitu mahasiswa akan membaca dokumen dan memilih ide utama, kemudian mengembalikan konsep tekstual dengan katakata sendiri dan memilih data dengan akurat dan mengidentifikasi materal kata demi kata (ALA, 2000: 11). Mahasiswa yang literat menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya, hal ini dapat dilihat dari mahasiswa akan menguji dan membandingkan informasi dari sumber yang berbeda yang telah dipilih untuk mengevaluasi realibilitas, validitas, keakuratan, kredibilitas dan ketajaman dari informasi yang didapat. Menganalisis struktur dan argumen pendukung yang logis, mengetahui budaya, keadaan fisik atau konteks lain pada informasi yang telah diciptakan dan mengerti dampak dari menyampaikan informasi (ALA, 2000: 11). Mahasiswa yang literat mensintesis atau menyatukan ide-ide utama untuk membentuk konsep baru, ciri-cirinya yaitu mahasiswa akan memperluas rangkuman awal untuk membangun hipotesis baru yang mungkin dibutuhkan sebagai informasi tambahan dan mengunakan komputer atau teknologi lain untuk mempelajarinya (ALA, 2000: 11). Mahasiswa yang literat membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada untuk menentukan nilai tambah, kontradiksi, dan karakteristik yang unik lainnya dari informasi tersebut, maka didapat hasil yaitu mahasiswa akan menentukan informasi yang menguntungkan penelitian, menggunakan dengan sadar kriteria yang dipilih untuk menentukan informasi yang bertentangan atau memeriksa informasi yang digunakan dari sumber lain. Kemudian menarik kesimpulan dasar di atas kesimpulan yang dikumpulkan serta menguji teori dengan teknik disiplin yang tersedia dan memilih informasi yang terbukti sebagai topik (ALA, 2000: 12). Mahasiswa yang literat menentukan apakah pengetahuan baru memberikan pengaruh kepada sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan perbedaan, ciri-cirinya yaitu, mahasiswa akan menyelidiki poin perbedaan yang dijumpai dalam bahan bacaan, kemudian menentukan mana yang diambil ataupun dibuang dari informasi yang ditemukan (ALA, 2000: 12).
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Mahasiswa yang literat memeriksa kebenaran pemahaman dan interpretasi informasi melalui wacana dengan individu lain, para ahli di bidangnya, dan para praktisi. Hal ini dapat dilihat dari mahasiswa berpartisipasi di dalam ruangan kelas atau diskusi lain yang didukung forum komunikasi elektronik serta mencari pendapat para ahli tentang mekanisme yang bermacam-macam (ALA, 2000: 12). Mahasiswa yang literat menetukan apakah query (pertanyaan) awal harus diperbaiki. Cirinya yaitu mahasiswa akan melihat kembali strategi penelusuran dan melihat kembali sumber informasi yang digunakan dan memperluasnya (ALA, 2000: 12-13). Standar keempat adalah mahasiswa yang literat, secara individu atau sebagai anggota kelompok, menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Standar empat memiliki tiga indikator, yaitu mahasiswa yang literat memakai informasi yang baru dan yang sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan hasil karya atau performa/petunjuk tertentu; mahasiswa yang literat memperbaiki proses pengembangan suatu hasil karya; mahasiswa yang literat mengkomunikasikan hasil karya atau performa secara efektif kepada orang lain. Mahasiswa yang literat memakai informasi yang baru dan yang sebelumnya
untuk
merencanakan
dan
menciptakan
hasil
karya
atau
performa/petunjuk tertentu, maka akan didapat hasil yaitu mahasiswa akan menyusun aturan untuk mendukung tujuan dan format yang dihasilkan, menyampaikan ilmu dan membagikan keahlian dari penelitian dalam menciptakan sebuah produk. Mahasiswa memakai bahan digital, gambar dan data, jika diperlukan, mentransfernya dan membentuknya menjadi konteks yang baru (ALA, 2000: 13). Mahasiswa yang literat memperbaiki proses pengembangan suatu hasil karya. Hal ini dapat dinilai dari mahasiswa memelihara jurnal/dokumen atau mencatat hal-hal yang berhubungan dengan pencarian, evaluasi dan proses komunikasi informasi (ALA, 2000: 13). Mahasiswa yang literat mengkomunikasikan hasil karya atau performa secara efektif kepada orang lain. Ciri-cirinya yaitu, mahasiswa akan memilih media dan format komunikasi yang mendukung pencapaian tujuan yang
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
dihasilkan, menggunakan aplikasi teknologi informasi dalam menciptakan produk, menggabungkan prinsip dari rancangan komunikasi dan menyampaikan dengan jelas tujuan (ALA, 2000: 13). Standar kelima adalah mahasiswa yang literat memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan sesuai hukum. Standar lima memiliki tiga indikator, yaitu mahasiswa yang literat memahami isi etika, hukum dan sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi; mahasiswa yang literat mematuhi undang-undang, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berkaitan dengan akses dan penggunaan sumber informasi; mahasiswa yang literat mengakui penggunaan sumber sumber informasi saat menunjukkan hasil karyanya. Mahasiswa yang literat memahami isi etika, hukum dan sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari mahasiswa akan mengidentifikasi dan mendiskusikan isu yang dihubungkan dengan keamanan dan kerahasiaan dokumen tercetak maupun elektronik. Mengidentifikasi dan mendiskusikan isu yang dihubungkan dengan cara mendapatkan informasi gratis ataupun bayar (ALA, 2000: 14). Mahasiswa yang literat mematuhi undang-undang, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berkaitan dengan akses dan penggunaan sumber informasi. Maka, akan didapat hasil mahasiswa akan berpartisipasi dalam diskusi elektronik mengikuti pelatihan, menggunakan kata kunci baku dan format lain untuk mendapatkan sumber informasi. Setuju dengan peraturan institusi dalam mengakses informasi.
Mahasiswa juga memelihara hubungan antara sumber
informasi, peralatan, sistem dan fasilitas. Mahasiswa memperoleh, menyimpan dan menyebarkan dokumen, data gambar atau suara dengan sah. Pada akhirnya mahasiswa memperlihatkan pemahaman tentang peraturan institusi yang dihubungkan pada subjek penelitian (ALA, 2000: 14). Mahasiswa yang literat mengakui penggunaan sumber sumber informasi saat menunjukkan hasil karyanya. Ciri-cirinya adalah mahasiswa memilih gaya dokumentasi yang tersedia dan menggunakannya dengan konsisten untuk sumber kutipan dan jika dibutuhkan maka akan mengirim surat permohonan izin untuk bahan hak cipta. Dari beberapa indikator di atas dapat disimpulkan standar lima
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
difokuskan pada tahap penggunaan informasi secara etis dan legal (ALA, 2000: 14). Dari indikator-indikator
pada masing-masing
standar
yang
telah
disebutkan dapat disimpulkan bahwa, standar satu difokuskan pada tahap mengenal informasi yang dibutuhkan, pada standar dua difokuskan pada tahap mengakses informasi, pada standar tiga difokuskan pada tahap evaluasi informasi, pada standar empat difokuskan pada tahap menciptakan informasi baru dan pada standar lima difokuskan pada tahap menggunakan informasi secara etis dan legal. Standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi terdiri dari serangkaian pekerjaan untuk menyatakan seseorang literat terhadap informasi. kompetensi ini disajikan melalui proses kerjasama antara pihak institusi, pustakawan dan para pemegang peranan penting lain yang mengidentifikasikan seorang siswa dikatakan literat terhadap informasi. Mahasiswa juga akan menemukan kegunaan dari kompetensi tersebut karena disediakannya sebuah kerangka kerja untuk mengontrol bagaimanakah seorang mahasiswa berinteraksi dengan informasi di sekitar mereka. Setiap mahasiswa seharusnya mahir dalam menerapkan semua kompetensi yang telah dijabarkan dalam kompetensi tersebut, namun tidak semua orang akan menerapkannya pada tingkat atau profesi serta kecepatan yang sama. Untuk mengimplementasikan standar secara penuh, pertama-tama sebuah institusi harus menjelaskan cara dan tujuan pendidikan untuk menentukan bagaimana literasi informasi akan dipelajari. Untuk mencapai tujuan dari konsep tersebut, institusi pendidikan dan para pengajarnya juga sangat penting peranannya.
2.3 Model Pengujian Literasi Informasi Mahasiswa Banyak model literasi informasi yang digunakan untuk mengukur literasi informasi.
Sepanjang
tahun
1980-an
pustakawan
dan
pendidik
yang
berpengalaman mulai tertarik akan keterampilan informasi, pendidik menemukan pendekatan proses keterampilan informasi yang bisa diterapkan dalam kurikulum. Di tahun 1990-an, model literasi mulai bermunculan seiring dengan pesatnya
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
perkembangan teknologi yang menuntut diciptakannya model yang bisa mendapatkan informasi secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui bagaimana literasi informasi yang dimiliki mahasiswa maka dibutuhkan model ataupun modul yang digunakan untuk mengukur/ mengetahui literasi informasi. Ada tiga model yang sering digunakan untuk mengukur literasi informasi, yaitu The Big Six, The Seven Pillars dan Empowering Eight (E8), yaitu: 1. The big6 dikembangkan di Amerika Serikat oleh dua pustakawan, Eisenberg dan Bob Berkowitz di tahun 1990, dengan keterampilan: 1. Defenisi Tugas 1.1 Defenisi masalah informasi yang dihadapi. 1.2 Identifikasi informasi yang diperlukan. 2. Strategi Mencari Informasi 2.1 Menentukan semua sumber yang mungkin 2.2 Memilih sumber terbik 3. Lokasi dan Akses 3.1 Tentukan lokasi sumber secara intelektual maupun fisik 3.2 Menemukan informasi dalam sumber 4. Menggunakan Informasi 4.1 Mengikat (membaca, mendengar, melihat, menyentuh) 4.2 Ekstrak informasi yang relevan 5. Sintesis 5.1 Mengorganisir dari banyak sumber 5.2 Sajikan informasi 6. Evaluasi 6.1 Nilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas. 6.2 Nilai proses dari segi efisiensi. <www://big6.com>
2. Seven Pillars Model, dibuat oleh SCONUL (Standing Confrence of National and University Libraries) organisasi yang dibawahi perpustakaan di Inggris di tahun 1999, dengan keterampilan:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
1. Mengenal kebutuhan informasi 2. Membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi 3. Membangun strategi untuk menentukan lokasi informasi 4. Menentukan lokasi dan akses informasi 5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yan diperoleh dari sumber yang berbeda 6. Mengorganisir, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi ke orang lain dengan cara yang sesuai dengan situasi. 7. Menyatukan dan membangun atas informasi yang ada dan mendukung penciptaan ilmu baru. (www.sconul.ac.uk/groups/ information_literacy/sp/sp/model.html)
3. Empower Eight dibuat tahun 2005 dalam workshop international yang diprakarsai UNESCO dikembangkan di wilayah Asia Tenggara, sekarang menjadi hak milik intelektual NILIS Sri Langka, dengan keterampilan: 1. Identifikasi (Identify) 2. Eksplorasi (Explore) 3. Memilih (Select) 4. Mengorganisir (Organise) 5. Menciptakan (Create) 6. Menyajikan (Present) 7. Menaksir (Assess) 8. Menerapkan (Apply). <www.cmb.ac.lk/academic/nilis/reports/InformationLiteration.pdf> Dari penelitian sebelumnya tentang perbandingan model literasi informasi untuk pendidikan tinggi diketahui bahwa tiga model tersebut memenuhi standar literasi informasi bagi pendidikan tinggi yang diterbitkan oleh ACRL tahun 2000 yang terdiri dari 5 standar yang terbagi dalam 22 indikator yang telah dijabarkan sebelumnya.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk melakukan penelitian, peneliti membutuhkan metode penelitian yang tepat dan mungkin dilakukan. Arikunto (1998: 151) mengatakan bahwa “metode
penelitian
adalah
cara
yang
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan data penelitian”. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa metode penelitian itu sebaiknya dapat menjelaskan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2006: 11) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.” Pada penelitian ini, penulis hanya memaparkan data yang diperoleh dari responden (dalam hal ini mahasiswa) melalui kuesioner untuk selanjutnya diinterpretasikan.
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada institusi pendidikan Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan. Jalan Universitas, nomor 19, Kampus USU, Medan 20155.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah objek atau sumber data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (1999: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
adalah
mahasiswa
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.” Populasi
penelitian
ini
Program Studi
Ilmu
Perpustakaan pada semester VII tahun ajaran 2009/2010, mahasiswa yang masih
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
aktif, pada Universitas Sumatera Utara. Dari data yang diperoleh jumlah mahasiswa semester VII berjumlah 30 orang.
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (1999: 73), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Mengingat jumlah populasi yang tidak banyak, maka penulis menetapkan seluruh populasi menjadi sampel penelitian atau total sampling. Dimana seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan yang berada pada semester VII tahun ajaean 2009/2010, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara dijadikan sebagai responden.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah: 1. Pengamatan,
yaitu
mengadakan pengamatan
awal terhadap
para
mahasiswa program studi ilmu perpustakaan dan informasi S1. 2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk diisi oleh responden. 3. Studi kepustakaan dan dokumen melalui buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Jenis dan Sumber Data Jenis dan Sumber data penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. 2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3.6 Instrumen Penelitian Ada beberapa jenis instrumen penelitian yang dapat dijadikan alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2006:97) Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
“instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner / angket sebagai instrumen penelitian. 3.6.1 Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari responden. Menurut Sugiyono (2006: 135), “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan. Untuk mempermudah pembuatan kuesioner, terlebih dahulu ditetapkan kisi-kisi kuesioner. 3.6.2 Kisi-kisi Kuesioner Untuk mempermudah pembuatan kuesioner, maka peneliti menyajikan kisi-kisi kuesioner sebagai berikut: Table – 2 : Kisi-kisi Kuesioner Variabel Literasi informasi mahasiswa
Indikator
Item Pertanyaan
a. Kemampuan menentukan jenis dan
1, 2, 3, 4, 5
batas informasi yang diperlukan. b. Kemampuan
mengakses informasi
yang diperlukan dengan efektif dan
6, 7, 8, 9, 10, 11
efisien. c. Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. d. Kemampuan
menggunakan
mengkomunikasikan
dan
12, 13, 14, 15, 16
informasi
dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
17, 18, 19, 20
e. Kemampuan memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar penggunaan
21, 22, 23
akses informasi secara etis dan legal. Jumlah
23
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
3.7 Analisis Data Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusun ke dalam tabel kemudian dihitung presentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: P Keterangan: P
=F/n = Presentase
F
= Jumlah jawaban yang diperoleh
n
= Jumlah responden (Hadi, 1981: 421)
Untuk menafsirkan besarnya presentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan Metode Supardi (1979: 20) yaitu: 1-25%
Sebagian kecil
26-49%
Hampir setengah
50%
Setengah
51-75%
Sebagian besar
76-99%
Pada umumnya
100%
Seluruhnya
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1
Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah objek penelitian yang homogen,
yaitu mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) yang berada pada semester VII (T.A 2009/2010).
4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Tingkat Literasi Informasi Mahasiswa PSIP (S1) Kegiatan pada penelitian ini adalah kegiatan untuk mengetahui bagaimana perilaku literasi informasi yang dimiliki mahasiswa serta untuk mengidentifikasi kompetensi literasi informasi yang dimiliki mahasiswa yang disesuaikan dengan standar yang dibuat oleh Association of college and Research (ACRL). Standar yang telah disahkan oleh ACRL tersebut terdiri dari lima standar yang meliputi kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan, kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien, kemampuan mengevaluasi temuan dan sumber-sumbernya secara kritis, kemampuan menggunakan
dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif, dan
kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi secara legal dan etis.
4.2.1.1 Mahasiswa yang Literat Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang Diperlukan. Salah satu indikator seorang mahasiswa dikatakan literat terhadap informasi adalah kemampuan menentukan batas dan jenis informasi. Kemampuan mahasiswa untuk menentukan batas dan jenis informasi diukur dengan pertanyaan nomor satu yaitu apakah hal pertama yang dilakukan mahasiswa ketika akan mencari informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Tabel - 3: Hal pertama yang dilakukan mahasiswa ketika mencari informasi. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi. b. Langsung melakukan penelusuran
21
70
9
30
c. Meminta bantuan kepada pihak lain
0
0
d. Tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu Jumlah Total
0
0
30
100%
aan
1
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (70%) menyatakan merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi ketika akan melakukan pencarian informasi dan hampir setengah mahasiswa (30%) menyatakan langsung melakukan penelusuran. Seorang mahasiswa yang literat akan mendefenisikan dan menyampaikan dengan jelas kebutuhan informasinya, yaitu mendefenisikan informasi yang ingin dicari kemudian dapat membuat perician tentang topik atau subjek yang akan dicari sehingga dapat diketahui sumber yang tepat sesuai dengan topik ataupun subjek yang ingin diperoleh, cara tersebut merupakan bagian dari merumuskan langkah untuk memperoleh informasi. Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas dari mahasiswa memilih untuk merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi, ini merupakan langkah awal yang baik dalam penerapan literasi informasi. Kemampuan menentukan batas dan jenis informasi juga dapat dilihat dari pemanfaatan informasi yang pada saat ini sudah dalam berbagai bentuk/format. Pemanfaatan informasi dalam berbagai bentuk/format yang dilakukan mahasiswa diketahui berdasarkan pertanyaan nomor dua, yaitu bentuk/format informasi apakah yang dipilih mahasiswa ketika mencari informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor dua dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Tabel – 4: Bentuk/format informasi yang dipilih mahasiswa ketika mencari informasi. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
2
a. Bentuk b, c dan d
20
66,7
b. Tercetak
0
0
c. Digital/Elektronik
9
30
d. Audio visual
1
3,3
30
100%
Jumlah Total Keterangan: f = frekuensi
Dari data pada tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (66,7%) menyatakan menggunakan semua bentuk/format (tercetak, digital/elektronik dan audio visual) ketika mencari informasi, hampir setengah mahasiswa (30%) menyatakan hanya memilih bentuk/format digital/elektronik ketika mencari informasi dan sebagian kecil mahasiswa (3,3%) menyatakan hanya memilih format/bentuk tercetak ketika mencari informasi. Mahasiswa yang literat mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk/format informasi yang tersedia, antara lain mengetahui bagaimana informasi dihasilkan secara formal atau informal yang kemudian akan diorganisasikan dan disebarkan. Kegiatan mengidentifikasi berarti juga memahami jenis dan mengetahui dimana sumber informasi dapat ditemukan, baik cetak maupun non cetak, serta memilih bentuk/format terbaik dan relevan dengan tugas yang ditangani. Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas mahasiswa memilih semua bentuk/format (tercetak, digital/elektronik dan audio visual) ketika mencari informasi, pilihan ini sangat baik karena berarti mahasiswa tidak membatasi bentuk/format yang dipilih sebagai sumber informasi yang pada saat ini sudah dalam berbagai bentuk/format. Penerapan lain pada kemampuan menentukan batas dan jenis informasi adalah membuat batasan (hanya sesuai topik bahasan) terhadap informasi ketika mencari informasi. Perilaku mahasiswa dalam membuat batasan terhadap informasi diketahui dari pertanyaan nomor tiga, yaitu ketika mencari informasi,
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
apakah mahasiswa membuat batasan terhadap informasi. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor tiga dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel – 5: Membuat batasan (hanya sesuai topik bahasan) terhadap informasi ketika mencari informasi. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
3
a. Selalu
10
33,3
b. Sering
5
16,7
c. Kadang-kadang
15
50
d. Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah Total Keterangan: f = Frekuensi
Dari data pada tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah mahasiswa (50%) menyatakan selalu membuat batasan terhadap informasi, sebagian kecil mahasiswa (33,3%) menyatakan sering membuat batasan terhadap informasi dan setengah dari mahasiswa (50%) menyatakan kadang-kadang membuat batasan (hanya sesuai topik bahasan) terhadap informasi. Dalam hal membuat batasan terhadap informasi ketika melakukan proses pencarian, pemahaman yang diharapkan adalah mampu menentukan informasi yang benar-benar dibutuhkan, mampu menentukan sumber dan cara terbaik dalam proses memperoleh informasi dari cara yang mudah sampai dengan cara yang sulit. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa telah membuat batasan ketika mencari informasi walaupun dengan frekuensi yang berbeda-beda. Mahasiswa harus mengambil langkah seperti ini karena sangat
dibutuhkan dalam menghadapi sebuah masalah ataupun
mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya karena akan memperjelas apa yang dihadapi. Melakukan analisis situasi, brainstoming kemudian membuat perumusan masalah adalah langkah yang tepat dalam membuat batasan informasi. Tahapan selanjutnya dalam kemampuan menentukan batasan dan jenis informasi adalah mengevaluasi kembali batasan yang telah dibuat ketika mencari
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
informasi. Kebiasaan mahasiswa untuk mengevaluasi kembali batasan informasi diketahui dari pertanyaan nomor empat, yaitu ketika mencari informasi, apakah mahasiswa mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor empat dapat dilihat dari tabel 6 sebagai berikut: Tabel – 6: Mengevaluasi kembali batasan informasi ketika mencari informasi. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
4
a. Selalu
10
33,3
b. Sering
3
10
c. Kadang-kadang
17
56,7
d. Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah Total Keterangan: f = frekuensi
Dari data pada tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (56,7%) menyatakan kadang-kadang mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat ketika mencari informasi, selanjutnya hampir setengah mahasiswa (33,3%) menyatakan selalu mengevaluasi dan sebagian kecil mahasiswa (10%) menyatakan sering mengevaluasi kembali batasan informasi ketika mencari informasi. Mengevaluasi kembali kealamiahan dan keluasan informasi diartikan bahwa mahasiswa membahas kembali kebutuhan informasi untuk memperjelas, memperbaiki ataupun menemukan kembali pertanyaan yang sesungguhnya ingin dicari, hal ini juga diartikan sebagai mendeskripsikan kriteria yang digunakan saat membuat pilihan terhadap kebutuhan informasi seperti mengidentifikasi kata kunci, menentukan dan memahami sasaran penyajian dan juga eksplorasi lokasi sumber informasi yang sesuai dengan topik. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat, hal ini mengindikasikan bahwa literasi informasi mahasiswa sudah baik, khususnya dalam menentukan kealamiahan dan keluasan informasi yang dibutuhkan.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Kemampuan praktis mahasiswa dalam menentukan batasan dan jenis informasi diketahui dengan melihat kemampuan mahasiswa memilih sub tema untuk sebuah tema yang diterapkan pada pertanyaan nomor lima, yaitu mahasiswa diminta untuk membuat sebuah tulisan dengan tema ”Pembangunan Desa Tertinggal”, maka sub tema apakah yang dipilih mahasiswa. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor lima dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel – 7: Contoh penerapan dari kemampuan menentukan batasan informasi. Seandainya pada suatu kesempatan, mahasiswa diminta untuk membuat sebuah tulisan dengan tema ”Pembangunan Desa Tertinggal”, maka sub tema yang dipilih mahasiswa adalah: Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha. b. Pemilihan kepala desa dan pembangunan pos ronda. c. Urbanisasi dan pemasangan jaringan komunikasi. d. Perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian. Jumlah Total
15
50
0
0
4
13,3
11
36,7
30
100%
aan
5
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 7 dapat diinterpretasikan bahwa setengah dari mahasiswa (50%) memilih ”peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha” sebagai sub tema, kemudian hampir setengah mahasiswa (36,7%) memilih ”perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian” sebagai sub tema dan sebagian kecil mahasiswa (13,3%) memilih ”urbanisasi dan pemasangan jaringan komunikasi” sebagai sub temanya. Dalam menetukan sub tema untuk sebuah tema ada beberapa langkah awal yang harus dilakukan yaitu melakukan analaisis situasi, kemudian brainstroming, lalu perumusan masalah dan harus diketahui cakupan masalah yang paling mendekati dan tidak keluar dari topik pembahasan. Untuk pertanyaan nomor lima, jawaban yang diharap adalah peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha. Berdasarkan data yang diperoleh setengah mahasiswa telah memilih Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
jawaban yang tepat sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah awal (standar satu) literasi informasi yang dilakukan mahasiswa sudah baik.
4.2.1.2
Mahasiswa yang Literat Mengakses Informasi yang Diperlukan dengan Efektif dan Efisien. Indikator kedua dari literasi informasi adalah kemampuan mengakses
informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. Hal ini dilihat dari cara mahasiswa memilih langkah yang tepat saat menelusur informasi yang diterapkan pada pertanyaan nomor enam, yaitu dalam proses mengakses informasi, apa yang dilakukan mahasiswa untuk menelusur informasi. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor enam dapat dilihat pada tabel 8, sebagai berikut: Tabel – 8: Cara yang dilakukan untuk menelusur informasi ketika mengakses informasi. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Menggunakan metode penelusuran yang paling tepat. b. Menggunakan berbagai metode penelusuran yang ada c. Tidak menggunakan metode penelusuran
9
30
20
66,7
1
3,3
0
0
aan
6
d. Menggunakan metode penelusuran yang diciptakan sendiri Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari
data pada tabel 8 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
mahasiswa (66,7%) menyatakan memakai berbagai metode penelusuran yang telah ada untuk menelusur informasi, hampir setengah mahasiswa (30%) menyatakan menggunakan metode penelusuran yang paling tepat untuk menelusur informasi, sebagian kecil mahasiswa (3,3%) menyatakan tidak menggunakan metode penelusuran. Mahasiswa yang literat terhadap informasi akan memilih cara penelusuran informasi yang efektif dan efisien, maka hal tersebut akan diawali dengan mengidentifikasi sumber dan model penelusuran yang tersedia, lalu menyelidiki
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
keuntungan dan kemampuan memakai strategi penelusuran yang bervariasi dan pada akhirnya mengembangkan teknik pencarian yang paling sesuai. Berdasarkan data yang ada, hampir setengah mahasiswa menyatakan menggunakan satu strategi penelusuran yang paling tepat dan lebih banyak menyatakan menggunakan berbagai strategi penelusuran yang telah ada. Hal ini mengindikasikan tidak semua mahasiswa yang memiliki literasi informasi yang baik khususnya pada sistem temu kembali informasi yang notabene telah diperoleh pada materi perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa masih mencari kemungkinan memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan berbagai strategi penelusuran yang ada, namun hal ini tidaklah efektif dan efisien. Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan penerapan praktis pada pertanyaan nomor tujuh, yaitu arti dari strategi boolean.
Jawaban responden untuk pertanyaan
nomor tujuh dapat dilihat pada tabel 9 berikut: Tabel – 9: Contoh penerapan kemampuan mengakses informasi. Ada beberapa strategi penelusuran informasi melalui komputer (database perpustakaan, internet, database jurnal elektronik, dsb).
Maka, yang disebut
dengan strategi boolean operations adalah : Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
7
a. penggunaan tanda AND, OR dan NOT
28
94,4
b. Pencarian dengan kata kunci
2
6,7
c. penggunaan tanda ( ”)
0
0
d. Potongan kata
0
0
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 9 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya mahasiswa (94,4%) mengartikan strategi boolean operations sebagai strategi menggunakan tanda AND, OR dan NOT, sedangkan sebagian kecil mahasiswa (6,6%) mengartikan sebagai pencarian dengan kata kunci.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Strategi boolean adalah pengoperasian strategi menggunakan kata AND, OR, dan NOT pada mesin pencari (search engine). Masing-masing kata tersebut memiliki fungsi yang berbeda, tetapi memungkinkan untuk menggabungkan lebih dari satu kata yang diinginkan. Dengan menggunakan strategi ini maka dapat memperluas atau mempersempit cakupan informasi yang diinginkan berdasarkan hubungan antar kata yang dicari. Berdasarkan jawaban yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa mengetahui strategi penelusuran khususnya secara online dan salah satunya adalah
strategi boolean, hal ini mengindikasikan literasi
informasi yang dimiliki mahasiswa sudah baik. Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang sumber informasi. Salah satu penerapan praktis tentang pengetahuan mahasiswa terhadap sumber informasi diukur dari pertanyaan nomor delapan, yaitu apakah sumber informasi yang tepat untuk menemukan informasi berupa alamat (kantor, instansi, rumah, dsb) secara lengkap. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor delapan dapat dilihat pada tabel 10 berikut: Tabel – 10: Contoh penerapan kemampuan mengakses informasi. Untuk menemukan informasi berupa alamat (kantor, instansi, rumah, dsb) secara lengkap, maka sumber informasi yang tepat adalah : Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
8
a. Direktori
30
100
b. Katalog dan indeks
0
0
c. Jurnal dan almanak
0
0
d. Kamus dan ensiklopedia
0
0
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 10 dapat diinterpretasikan bahwa seluruh mahasiswa (100%) sepakat menyatakan direktori sebagai sumber informasi untuk alamat (kantor, instansi, rumah, dsb) secara lengkap.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Untuk mengetahui suatu sumber informasi maka mahasiswa harus mengetahui karakter dari informasi yang dibutuhkan. Dari jawaban yang telah diperoleh mengindikasikan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber informasi dengan ditail/lengkap. Penerapan praktis lainnya adalah mengetahui tipe setiap dokumen dari tiga huruf terakhir pada URLnya (Uniform Resource Locators). Pengetahuan mahasiswa tentang tipe dokumen ini diketahui melalui pertanyaan nomor sembilan, yaitu tigahuruf terakhir pada URL yang menunjukkan tipe dokumen gambar. Maka, jawaban responden untuk pertanyaan nomor tujuhbelas dapat dilihat dari tabel 11 berikut: Tabel – 11: Penerapan terhadap kemampuan mahasiswa mengevaluasi dokumen yang telah ditemukan. Tipe dokumen dapat diketahui melalui tiga huruf terakhir yang berada pada URLnnya (Uniform Resource Locators). Maka, tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar/image adalah : Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
9
a. .jpg, .gif dan .tif
20
66,7
b. .ppt, .pps dan .pdf
7
23,3
c. .waf, .mp3 dan .wmv
0
0
d. .ppt, .jpg dan .waf
3
10
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 11 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (66,7%) menyatakan .jpg, .gif dan .tif merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar/image, sedangkan sebagian kecil mahasiswa (23,3%) menyatakan .ppt, .pps dan .pdf merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar/image dan sebagian kecil mahasiswa (6,7%) lainnya menyatakan .ppt, .jpg dan .waf merupakan tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar/image.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jawaban yang tepat adalah .jpg, .gif, .tif merupakan tiga huruf akhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar. Dalam mengakses dokumen elektronik yang ditemukan di internet atau pengkalan data elektronik, perlu diketahui format dari sebuah dokumen untuk memastikan bahwa dimiliki atau tidak perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuka, mencetak atau mengunduh file tersebut. Dari jawaban yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa telah akrab dengan tekhnologi informasi dan merupakan salah satu ciri mahasiswa yang literat informasi. Tolak ukur lain yang dilihat untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mengakses informasi dengan efektif adalah langkah yang diambil ketika mahasiswa mendapat kesulitan menemukan informasi salah satunya di perpustakaa. Maka, langkah yang diambil mahasiswa ketika mengalami kesulitan mendapatkan informasi di perpustakaan diketahui dari pertanyaan nomor sepuluh, yaitu apa yang dilakukan mahasiswa ketika mengalami kesulitan/hambatan dalam menemukan informasi di perpustakaan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor sepuluh dapat dilihat pada tabel 12 berikut: Tabel – 12: Hal yang dilakukan ketika mahasiswa mengalami kesulitan menemukan informasi di perpustakaan. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
10
a. Bertanya pada pustakawan
18
60
b. Terus mencari tanpa bertanya
0
0
c. Bertanya pada teman
11
36,7
d. Menghentikan pencarian
1
3,3
30
100%
Jumlah Total Keterangan: f = frekuensi
Dari data pada tabel 12 dapat diinterpretasikan bahwa bila mahasiswa kesulitan menemukan informasi di perpustakaan maka sebagian besar mahasiswa (60%) menyatakan akan bertanya kepada pustakawan, kemudian hampir setengah mahasiswa (36,7%) menyatakan bertanya kepada kawan dan ada sebagian kecil mahasiswa (3,3%) menyatakan menghentikan pencarian.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jawaban yang tepat yaitu bertanya pada pustakawan, walaupun kemandirian memperoleh informasi menjadi fokus dari literasi informasi namun salah satu ciri mahasiswa yang literat lainnya adalah memanfaatkan pelayanan pribadi yang diterapkan pada sebuah institusi dan dalam hal ini perpustakaan untuk dapat menemukan informasi yang dibutuhkan. Maka dari jawaban yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa telah memilih langkah yang tepat bila menemukan hambatan dalam memperoleh informasi dan hal ini adalah indikasi dari mahasiswa yang literat. Langkah akhir dari kemampuan mengakses informasi dengan efektif adalah mengevaluasi kembali srategi penelusuran bila informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan. Perilaku mahasiswa terhadap langkah ini diketahui dari pertanyaan nomor sebelas, yaitu jika informasi yang diperoleh tidak sesuia dengan informasi yang dibutuhkan, apakah mahasiswa akan mengevaluasi kembali strategi yang telah digunakan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor sebelas dapat dilihat dari tabel 13 berikut: Tabel – 13:
Mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang telah digunakan, jika informasi yang mahasiswa peroleh pada saat penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
11
a. Selalu
7
23,3
b. Sering
8
26,7
c. Kadang-kadang
15
50
d. Tidak pernah
0
0
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 13 dapat diinterpretasikan bahwa setengah dari mahasiswa (50%) menyatakan kadang-kadang mengevaluasi kembali strategi penelusuran jika hasil penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, kemudian hampir setengah mahasiswa (26,7%) menyatakan sering
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
dan sisanya (23,3%) menyatakan selalu mengevaluasi kembali strategi penelusuran jika hasil penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan Mengevaluasi kembali strategi penelusuran diperlukan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dalam mengevaluasi mahasiswa harus menaksir kualitas, kuantitas dan relevansi dari hasil pencarian maka dapat ditentukan alternatif strategi penelusuran lain yang akan digunakan selanjutnya dan pada akhirnya mahasiswa harus mengulang pencarian dengan menggunakan strategi yang diubah sebagai sesuatu hal yang penting. Mahasiswa yang literat akan memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan. Berdasarkan data yang ada, walau dengan frekuensi yang berbeda-beda, seluruh mahasiswa akan mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang digunakan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan literasi informasi mahasiswa sudah baik.
4.2.1.3
Mahasiswa yang Literat Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya secara Kritis. Indikator ketiga dari literasi informasi adalah kemampuan mengevaluasi
temuan dan sumbernya secara kritis. Perilaku mahasiswa terhadap indikator ini diketahui melalui pertanyaan nomor duabelas, yaitu bagian manakah dari dokumen yang pertama kali dilihat untuk mengetahui subjek sebuah dokumen. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor duabelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut: Tabel – 14: Untuk mengetahui subjek dari sebuah dokumen, maka bagian dokumen yang pertama kali dilihat adalah : Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
12
a. Judul dan abstrak
24
80
b. Daftar isi
4
13,3
c. Isi dokumen
2
6,7
d. Daftar perpustakaan
0
0
Jumlah Total
30
100%
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 14 dapat diinterpretasikan bahwa dalam menentukan subjek suatu dokumen pada umumnya mahasiswa (80%) menyatakan yang pertama kali dilihat adalah judul dan abstrak, kemudian sebagian kecil (13,3%) menyatakan melihat daftar isinya dan sebagian kecil (6,7%) lainnya menyatakan melihat isi dokumen. Jawaban yang tepat adalah judul dan abstrak merupakan bagian yang pertama kali dilihat ketika akan menentukan subjek dari sebuah dokumen dan bila belum dapat ditentukan maka dilanjutkan melihat bagian lainnya. Efisiensi waktu akan diperoleh ketika subjek suatu dukomen dapat diketahui dengan membaca judul dan abstraknya saja dan kemudian dapat ditentukan apakah dokumen tersebut relevan atau tidak dengan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan jawaban yang diperoleh mayoritas mahasiswa memilih jawaban yang tepat dan ini mengindikasikan bahwa mahasiswa akan mampu menyaring informasi yang diperoleh dan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan. Kemampuan mengevaluasi temuan dan sumbernya secara kritis juga dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa dalam mengevaluasi isi dokumen yang telah diperoleh dan hal ini diketahui melalui pertanyaan nomor tigabelas, yaitu apakah yang dilakukan mahasiswa dalam mengevalusi isi dokumen yang telah diperoleh. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor tigabelas dapat dilihat dari tabel 15 berikut: Tabel – 15: Dalam mengevaluasi dokumen yang telah diperoleh, maka yang dilakukan mahasiswa adalah: Nomor pertany
f Kategori Jawaban
Persentase (%)
aan
13
a. Membaca dokumen secara utuh
22
73,4
b. Melihat judul dan daftar isinya saja
4
13,3
c. Membaca abstraknya saja
4
13,3
d. Melihat daftar perpustakaannya saja
0
0
Jumlah Total
30
100%
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 15 dapat diinterpretasikan bahwa dalam mengevaluasi isi dokumen yang telah diperoleh sebagian besar mahasiswa (73,4%) menyatakan membaca dokumen secara utuh, sebagian kecil mahasiswa (13,3%) menyatakan membaca abstrtaknya saja dan sebagian kecil lainnya (13,3%) melihat judul dan daftar isinya. Jawaban yang tepat adalah membaca dokumen secara utuh. Setelah mengetahui subjek suatu dokumen dan diketahui bahwa dokumen tersebut relevan dengan informasi yang dibutuhkan maka untuk mengevaluasi isi dokumen dan untuk menemukan informasi yang benar-benar dibutuhkan perlu untuk membaca isi dukumen secara utuh. Dari data yang diperoleh mayoritas mahasiswa telah melakukan hal yang tepat dan mengindikasikan literasi informasi yang dimiliki cukup baik karena mahasiswa yang literat akan mengevaluasi secara kritis informasi yang diperolehnya. Setelah mengevaluasi dokumen yang ditemukan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi informasi yang berasal dari dokumen. Perilaku mahasiswa terhadap kegiatan ini diketahui dari pertanyaan nomor empatbelas, yaitu apakah yang dilakukan mahasiswa ketika menemukan informasi yang ada pada sebuah dokumen. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor empatbelas dapat dilihat dari tabel 16 berikut: Tabel – 16: Dalam mengevaluasi informasi, maka yang dilakukan mahasiswa terhadap informasi yang telah diperoleh adalah: Nomor
Kategori Jawaban
f
pertany
Persentase (%)
aan
14
a. Melakukan kegiatan b, c dan d
13
40,3
b. Mendiskusikan dengan ahli dan pakarnya
2
6,7
c. Mengevaluasi informasi tersebut dengan 10 pengetahuan sendiri d. Membandingkannya dengan pengetahuan 5 baru Jumlah Total 30
33,3 16,7 100%
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 16 dapat diinterpretasikan bahwa dalam proses evaluasi terhadap informasi yang diperoleh maka hampir setengah mahasiswa (40,3%) menyatakan melakukan tiga kegiatan terhadap informasi yang diperoleh, kemudian hampir setengah mahasiswa (33,3%) menyatakan hanya mengevaluasi informasi dengan pengetahuan sendiri, lalu sebagian kecil mahasiswa (16.7%) menyatakan hanya membandingkannya dengan pengetahuan yang baru dan sebagian kecil lainnya (6,7%) menyatakan hanya mendiskusikannya dengan pakar dan ahlinya. Salah satu indikator mahasiswa yang literat adalah menentukan dan mempergunakan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumbernya, yaitu menguji dan membandingkan informasi yang diperoleh dengan informasi lainnya untuk melihat ketajaman dari informasi yang didapat, selain itu juga menganalisis argumen pendukung yang logis dengan cara mendiskusikannya dengan ahli ataupun pakar dalam hal ini seperti dosen. Mahasiswa juga telah memiliki pengetahuan yang diperolehnya dari pembelajaran di perkuliahan, pengetahuan yang telah diperoleh tersebut juga dapa dijadikan sarana evaluasi terhadap informasi yang diperoleh. Dari jawaban yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah melakukan evaluasi dengan sangat baik dan mengindikasikan literasi informasi yang dimiliki sudah cukup baik. Penerapan praktis pada kemampuan mengevaluasi hasil temuan dan sumbernya dapat dilihat dari penilaian kredibilitas sebuah informasi. Pengetahuan mahasiswa terhadap cara mengetahui kredibilitas sebuah informasi dari sebuah dokumen diketahui dari pertanyaan nomor limabelas, yaitu dari segi apakah kredibilitas suatu informasi dapat diketahui. Jawaban responden atas pertanyaan nomor limabelas dapat dilihat pada tabel 17 berikut: Tabel – 17:
Pengetahuan mahasiswa terhadap cara mengetahui kredibilitas sebuah informasi dari sebuah dokumen.
Nomor pertany
Kategori Jawaban
f
Persentase (%)
aan
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
15
a. Penanggungjawab informasi
19
63,7
b. Tahun pembuatan informasi
11
36,7
c. Tempat pembuatan informasi
0
0
d. Bentuk/format informasi
0
0
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 17 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (63,3%) menyatakan kredibilitas dilihat dari penanggungjawab informasi dan hampir setengah mahasiswa (36,7%) menyatakan kredibilitas dilihat dari tahun pembuatan informasi. Jawaban yang tepat adalah kredibilitas dapat dilihat dari penanggungjawab informasi. Penilaian kredibilitas digunakan untuk menentukan sejauh mana suatu sumber informasi dapat dipercaya kualitas dan kebenarannya. Kredibilitas dapat dilihat dari segi penanggungjawabnya (pencipta karya, penulis, penerbit, sponsor, editor), proses pembuatannya dan pemanfaatan sumber tersebut. Dari jawaban yang diperoleh dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa mengetahui dari sisi apakah kredibilitas suatu dokumen dapat dilihat sehingga evaluasi secara kritis dapat dilakukan. Kemampuan mengevaluasi dokumen juga harus diikuti kemampuan mengevaluasi sumbernya. Penerapan praktis untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi sumber informasi diukur dari pertanyaan nomor enambelas, yaitu alamat website apakah yang dipilih mahasiswa bila ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor enambelas dapat dilihat pada tabel 18 berikut: Tabel – 18: Penerapan terhadap kemampuan mahasiswa mengevaluasi dokumen yang telah ditemukan. Bila ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi, maka kemungkinan alamat website yang dipilih (percaya) adalah: Nomor pertany
Presentase Katagori Jawaban
f
(%)
aan 16
a. www.healtydental.edu
22
73,3
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
b. www.surgicalbone.edu
3
10
c. www.neorologi_disease.com
0
0
d. www.mouth_healty.edu
5
16,7
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 18 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (73,3%) memilih <www.healtydental.edu>, kemudian sebagian kecil (16,7%) memilih <www.mouth_healty.edu> dan sebagian kecil lainnya (6,7%) memilih <www.surgicalbone.edu> sebagai alamat website yang dipilih bila ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi. Jawaban yang paling mendekati adalah <www.healtydental.edu> sebagai alamat website yang dapat dipercaya bila ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi. Keakuratan ataupun ketajaman suatu informasi juga dilihat dari sumber informasinya. Sumber yang jelas dan relevan akan menjamin kualitas informasi yang diperoleh. Dari jawaban yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memilih sumber yang paling mendekati untuk informasi yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan literasi informasi mahasiswa sudah cukup baik khususnya evaluasi secara kritis terhadap sumber informasi. 4.2.1.4
Mahasiswa yang Literat Menggunakan
dan Informasi dengan
Efektif untuk Mencapai Tujuan Tertentu. Literasi informasi juga dapat dilihat dari kemampuan menggunakan informasi dengan efektif. Perilaku mahasiswa dalam menggunakan informasi dengan efektif diketahui dari apa yang dilakukannya setelah menemukan informasi yang dibutuhkan, hal ini dapat diukur dari pertanyaan nomor tujuhbelas, yaitu apa yang dilakukan mahasiswa terhadap informasi (dokumen) setelah informasi tersebut dimanfaatkan. Jawaban responden untuk pertanyaan nomor delapanbelas dapat dilihat dari tabel 19 berikut: Tabel – 19: Hal yang dilakukan terhadap informasi (dokumen) setelah informasi tersebut digunakan atau dimanfaatkan. Nomor pertany
Kategori Jawaban
F
Persentase (%)
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
aan
17
a.Membentuknya menjadi format baru untuk kemudian disebarkan kembali b. Menyimpan sebagai bukti fisik
2
6,7
9
30
c. Menyimpannya untuk digunakan kembali
19
63,3
d.Membuang/memusnahkannya tidak dibutuhkan lagi Jumlah Total
0
0
karena
30
100%
Dari data pada tabel 19 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (63,3%) menyatakan menyimpan informasi yang telah digunakan dengan tujuan untuk menggunakannya kembali, kemudian hampir setengah mahasiswa (30%) menyatakan menyimpannya sebagai bukti fisik dan sebagian kecil mahasiswa (6,7%) menyatakan membentuk informasi yang didapat menjadi format baru untuk disebarkan kembali. Maka dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa menyimpan kembali informasi yang telah digunakan agar dapat digunakan kembali suatu saat nanti. Mahasiswa yang literat akan menggunakan informasi dengan efektif, cara yang dipilih antara lain menyampaikan atau membagikan informasi yang telah diperoleh baik masih dalam format awal ketika diperoleh maupun membentuknya menjadi format baru untuk kemudian disebarkan kembali. Cara lain adalah memelihara informasi (misalnya jurnal) yang berhubungan dengan pencarian, evaluasi dan proses komunikasinya untuk digunakan kembali sekaligus dijadikan sebagai bukti fisik dari produk yang akan dihasilkannya kelak. Dari jawaban yang diperoleh tidak ada mahasiswa yang memilih untuk memusnahkan informasi yang telah digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah bertangungjawab terhadap informasi yang diperolehnya dan ini mengindikasikan mahasiswa yang literat. Tujuan dari literasi informasi adalah kemandirian dalam memberdayakan informasi, salah satu indikatornya yaitu terciptanya sebuah karya khususnya karya tulis dan telah dipublikasikan, dalam artian tulisan tersebut telah melalui berbagai tahapan sehingga layak untuk dipublikasikan. Ada tidaknya karya mahasiswa yang telah dipublikasikan dapat diketahui melalui pertanyaan nomor delapanbelas, yaitu apakah mahasiswa memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan. Jawaban
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
responden terhadap pertanyaan nomor delapanbselas dapat dilihat pada tabel 20 berikut: Tabel – 20: Mahasiswa memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan. Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan 18
a. Ada
4
13,3
b. Tidak ada
26
86,7
Jumlah total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 20 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya mahasiswa (86,7%) menyatakan tidak memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan dan sebagian kecil mahasiswa (13,3%) menyatakan memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan. Adanya karya yang dihasilkan, merupakan penilaian akhir dari mahasiswa yang literat dan karya yang dihasilkan haruslah memiliki kejelasan dan memberi manfaat kepada pihak lain. Kejelasan yang dimaksud adalah dapatkah hasil karya tersebut dimengerti oleh pihak yang memanfaatkannya kelak. Dari jawaban yang diperoleh hanya sebagian kecil mahasiswa yang memiliki hasil karya yang telah dipublikasikan. Dapat disimpulkan bahwa literasi informasi mahasiswa, dalam hal ini kesiapan menghasilkan karya/produk secara mandiri dan kemudian dipublikasikan masih kurang. Disinyalir bahwa kurangnya kepercayaan diri mahasiswa untuk menampilkan karyanya menjadi salah satu faktor penyebabnya. . Indikator dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dalam hal ini hasil karya sendiri diukur dengan pertanyaan nomor ssembilanbelas yaitu langkah yang dipilih mahasiswa untuk mengkomunikasikan karyanya sendiri. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh satu dapat dilihat pada tabel 21 berikut: Tabel – 21: Langkah yang dipilih bila ingin mengkomunikasikan karya sendiri. Nomor pertany
Kategori Jawaban
F
Persentase (%)
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
aan
19
a. Memilih media yang paling tepat untuk mengkomunikasikannya b. Memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikannya c. Menyampaikannya dengan gaya yang mencirikan kepribadian Saudara d. Menunggu orang lain bertanya tentang ada tidaknya hasil karya Saudara Jumlah Total
15
50
10
33,3
5
16,7
0
0
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 21 dapat diinterpretasikan bahwa setengah mahasiswa (50%) menyatakan memilih media yang paling tepat untuk mengkomunikasikan hasil karya sendiri, kemudian hampir setengah mahasiswa (33,3%) menyatakan memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikan hasil karya sendiri dan sebagian kecil mahasiswa (16,7%) menyatakan menyampaikannya dengan gaya yang mencirikan kepribadian. Mahasiswa literat mengkomunikasikan hasil karya kepada orang lain dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan media dan format komunikasi yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik, penggunaan aplikasi teknologi informasi dalam menciptakan produk. Selain itu, menggabungkan prisip komunikasi dan rancangan informasi yang akan dihasilkan, akan menciptakan produk dengan gaya tersendiri. Berdasarkan jawaban yang diperoleh, mahasiswa memiliki cara masingmasing dalam mengkomunikasikan hasil karyanya. Maka dapat disimpulkan bahwa literasi informasi yang dimiliki mahasiswa sudah cukup baik. Penerapan praktis dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dapat diketahui melalui pertanyaan nomor duapuluh, yaitu media apakah yang akan dipilih oleh mahasiswa bila ingin mempublikasikan karya sendiri agar diketahui oleh banyak orang dilokasi yang berbeda-beda dengan biaya yang murah. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh dua dapat dilihat pada tabel 22 berikut: Tabel – 24: Penerapan dari kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan efektif.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Bila ingin mempublikasikan karya sendiri untuk diketahui oleh banyak orang di lokasi yang berbeda-beda dan dengan biaya yang murah, maka media yang dipilih adalah : Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
20
b. Blog di internet
27
90
c. Surat kabar
1
3,3
a. Jurnal ilmiah
0
0
d. Media lainnya
2
6,7
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 24 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya mahasiswa (90%) memilih blog di internet untuk mempublikasikan karyanya, kemudian sebagian kecil mahasiswa (6,7%) memilih surat kabar dan sebagian kecil lainnya (3,3%) memilih media lainnya. Pemilihan blog di internet merupakan pilihan yang tepat dikarenakan pertimbangan bahwa memiliki blog di internet tidak dikenakan biaya, blog dapat diakses oleh setiap pengguna internet dimanapun berada. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa sangat tertarik untuk memanfaatkan fasilitas dan tekhnologi informasi yang terus berkembang pada saat ini sesuai dengan asas efektif dan efisien.
4.2.1.5
Mahasiswa yang Literat Memahami Isu Ekonomi, Hukum dan Sosial Seputar Penggunaan Akses Informasi secara Etis dan Legal. Indikator terakhir dari literasi informasi adalah kemampun memahami isu
ekonomi, hukum dan sosial seputar informasi secara etis dan legal. Kemampuan mahasiswa terhadap indikator tersebut diukur dengan pertanyaan nomor duapuluh satu, yaitu apakah mahasiswa mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setia kutipan yang dimasukkan dalam karya mahasiswa. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomor duapuluh empat dapat dilihat pada tabel 23 berikut:
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Tabel – 23:
Mahasiswa mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setiap kutipan yang dimasukkan dalam karyanya.
Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
21
a. Selalu
14
46,7
b. Sering
4
13,3
c. Kadang-kadang
12
40
d. Tidak pernah
0
0
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 23 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (46,7%) selalu mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setiap kutipan yang dibuat, kemudian ada sebagian besar lainnya (40%) yang menyatakan kadang-kadang, dan sebagian kecil mahasiswa (13,3%) menyatakan sering. Mahasiswa literat memahami isi etika hukum dan isu sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi informasi yang berarti bahwa mahasiswa memperlihatkan pemahaman dari kepemilikan intelektual/ hak cipta dan kejujuran menggunakan bahan yang memiliki hak cipta. Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa literasi informasi sebagian besar mahasiswa sudah cukup baik karena mahasiswa telah memperlihatkan pemahaman yang benar terhadap hak intelektual orang lain. Penerapan praktis terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami isu ekonomi, hukum dan sosial dapat diketahui dari pertanyaan nomor duapuluh dua, yaitu apakah mahasiswa akan memilih sumber informasi dalam bentuk bajakan (tidak legal) untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh dua dapat diketahui dari tabel 24 sebagai berikut: Tabel – 24: Penerapan Kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar informasi. Dengan alasan efisiensi biaya, mahasiswa memilih sumber informasi (CD, buku, dsb) dalam bentuk bajakan (tidak legal) untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Selalu
0
0
b. Sering
9
30
c. Kadang-kadang
17
56,7
d. Tidak pernah
4
13,3
aan
22
Jumlah Total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 24 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (56,7%) menyatakan kadang-kadang memilih sumber informasi bajakan dengan alasan efisiensi biaya, kemudian hampir setengah (30%) menyatakan sering dan hanya sebagian kecil (13,3%) menyatakan tidak pernah. Mahasiswa yang literat mematuhi hukum, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berhubungan dengan cara mendapatkan dan menggunakan sumber informasi, hal ini berarti dalam memperoleh, menyimpan dan menyebarkan dokumen, data, gambar atau suara haruslah dengan cara yang sah (legal). Namun dari data yang diperoleh diketahui bahwa keterbatasan biaya mampu menjadikan seseorang tidak menghargai hasil karya orang lain serta menunjukkan ketidaktaatan hukum yang ada. Sehingga literasi mahasiswa khususnya dalam aspek mematuhi etika hanya dapat dianggap cukup karena adakalanya mahasiswa tidak mematuhi hukum yang ada. Pertanggungjawaban atas sebuah karya tulis merupakan cermin dari seseorang yang dikatakan literat. Perilaku mahasiswa terhadap hal tersebut dilihat melalui pertanyaan nomor duapuluh tiga, yaitu apakah mahasiswa pernah membuat sebuah karya tanpa mencantumkan identitas asli/pribadi. Jawaban responden atas pertanyaan nomor duapuluh enam dapat diketahui dari tabel 28 berikut: Tabel – 25: Mahasiswa membuat sebuah karya dengan mencantumkan identitas pribadi. Nomor pertany
Kategori Jawaban
f
Persentase (%)
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
aan 23
a. Pernah
22
73,3
b. Tidak pernah
8
26,7
Jumlah total
30
100%
Keterangan: f = frekuensi Dari data pada tabel 25 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa (73,3%) selalu mencantumkan data pribadi asli pada hasil karyanya dan sebagian kecil (26,7%) saja yang tidak mencantumkan data pribadi asli dalam hasil karyanya. Tanggungjawab terhadap sebuah karya bukan hanya dilihat dari pemahaman tentang hak cipta orang lain, namun juga dari pengakuan atas karya diri sendiri, tanggungjawab lebih kepada isi dan dampaknya terhadap pihak yang memanfaatkannya. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa telah memliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap hasil karyanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk menentukan kealamiahan dan keluasan informasi dikatakan sudah baik. Mayoritas mahasiswa sudah memiliki kemampuan untuk memilih langkah awal yang benar saat akan mencari informasi yaitu merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi (70%), mahasiswa menggunakan berbagai bentuk/format informasi untuk informasi yang dibutuhkan (66,7%), mahasiswa juga selalu membuat batasan ketika mencari informasi (33,3%) dan selalu mengevaluasi kembali batasan informasi Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
yang telah dibuat (33,3%).
Dalam penerapan praktis untuk
kemampuan menetukan batasan informasi, setengah mahasiswa (50%) telah mampu menentukan batasan dengan benar. 2. Dalam hal kemampuan mengakses informasi, dapat disimpulkan mahasiswa telah memiliki kemampuan yang baik, mahasiswa mengetahui strategi penelusuran (94,4%), mahasiswa juga mengetahui sumber yang tepat untuk informasi yang dibutuhkannya (100%), akrab dengan
teknologi
dan
media
informasi
(66,7%)
dan
selalu
mengevaluasi kembali strategi yang telah digunakan (23,3%). Indikasi lain yang mendukung litrasi informasi mahasiswa dapat dianggap baik adalah kemampuan mahasiswa memilih langkah yang tepat ketika mendapatkan hambatan saat mengakses informasi (60%). Namun yang dikesampingkan mahasiswa adalah asas efektif dan efisien saat mengakses
informasi,
mahasiswa
menggunakan
berbagai
alat
penelusuran (66,7%) dan bukannya memilih alat penelusuran yang paling tepat. 3. Dalam hal mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa sudah melakukannya dengan baik. Mahasiswa mengatahui cara menentukan topik/subjek dari sebuah dokumen (80%), juga mengetahui langkah yang diperlukan dalam mengevaluasi isi dokumen (73,3%), serta mampu melihat hubungan antara informasi dengan sumbernya (73,3%). Mahasiswa juga melakukan tiga kegiatan dalam
mengevaluasi
informasi
yang
diperoleh
yaitu
membandingkannya dengan pengetahuan baru, mendiskusikan dengan ahli
dan
pakarnya,
mengevaluasi
informasi
tersebut
dengan
pengetahuan sendiri (40,3%). Sebagian besar mahasiswa (63%) juga mengetahui bagaimana menilai kredibilitas dari sebuah informasi. Hal ini mengindikasikan mahasiswa yang literat. 4. Kemampuan mahasiswa menggunakan dan mengkomunikasikan informasi juga sudah baik. Sebagian besar mahasiswa (63,3%) akan menyimpan informasi untuk dapat digunakan kembali, setengah mahasiswa (50%) akan memilih media yang paling tepat untuk
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
mengkomunikasikan hasil karyanya, penerapan praktisnya adalah pada umumnya mahasiswa (90%) memilih blog di internet agar tercapai asas afektif dan efisien. Hal yang disayangkan adalah masih sedikitnya mahasiswa
(13,3%)
yang
memiliki
karya
tulis
yang
telah
dipublikasikan. 5. Pemahaman terhadap isu hukum, ekonomi dan sosial seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari yang dilakukan hampir setengah mahasiswa (46,7%) untuk menghindari tindakan plagiat terhadap karya orang lain dengan mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada tiap kutipan yang dibuat, sebagian besar mahasiswa (73,3%) juga telah memiliki kesadaran untuk mempertangungjawabkan hasil karyanya. Namun hal yang disayangkan, dikarenakan alasan ekonomi, hampir setengah mahasiswa (30%) sering memanfaatkan produk bajakan (tidak legal). Dengan menggabungkan antara keadaan lapangan dengan teori yang sudah dijabarkan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan mahasiswa terhadap literasi informasi tidak begitu mengkhawatirkan ataupun dapat dikatakan baik. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak yang dianggap memiliki hubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada mahasiswa yang menjadi objek penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1), semester VII (T.A 2009/2010), Fakultas Sastra, USU, memiliki keinginan yang besar untuk mengeksplorasi lagi keahliannya dalam literasi informasi demi memberikan manfaat kepada banyak pihak, menciptakan karya yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan pada khususnya dan bidang ilmu lain pada umumnya dengan cara yang ilmiah dan bertanggungjawab. 2. Diharapakan kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1), Fakultas Sastra, USU, secara keseluruhan untuk meningkatkan
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
keahliannya dalam literasi informasi dengan menerapkan langkahlangkah yang tepat dan benar serta
memanfaatkan fasilitas yang
tersedia secara maksimal agar mampu mengeksplorasi informasi dengan mandiri dan pada akhirnya menghasilkan karya yang berkualitas. 3. Diharapkan kepada pihak institusi dalam hal ini Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1), Fakultas Sastra, USU, memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kualitas khususnya pada bidang literasi informasi, baik dengan cara selalu mengevaluasi metode pengajaran yang telah diterapkan maupun menjadi fasilitator dalam pengembangan karya mahasiswa. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur terhadap literasi informasi yang dimiliki mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1), Fakultas Sastra, USU, yang pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA ACRL(Association of College & Research Libraries). 2000. Information Literacy Competency Standards for Higher Education.
diakses tanggal 2 April 2009. ALA (America Library Association). 1989. “Introduction to Information Literacy diakses tanggal 30 Maret 2009. ALA 1989. “Presidential Committee on Information Literacy: Final Report”. diakses tanggal 30 Maret 2009. APISI(Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia). 2007. diakses tanggal 2 April 2009.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Arga. 2009. “Literasi Informasi”. di akses tanggal 7 April 2009. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bhandary, Krishna Mani. 2003. “Information Literacy and librarian’s Role”. diakses tanggal 3 Maret 2009. CILIP(Chartered Institute of Library and Information Professionals). 2007. “Informastion literacy: the skills”. diakses tanggal 7 April 2009. Eisenberg, Mike dan Berkowitz, Bob. 2008 ”What <www.big6.com> di akses tanggal 8 April 2009.
is
the
Big6?”
Fitrihana, Noor. 2009. “Peningkatan Kemampuan Literasi Informasi di Internet”. diakses tanggal 4 April 2009. Gunawan, Agustin Wydia, dkk. 2008. “7 Langkah Literasi Informasi: Knowledge Management”. Jakarta: Universitas Atma Jaya. Hadi, Sutrisno. 1981. Metode Research. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM. Hancock, Vicky E. 1999. “Information Literacy for Lifelong Learning. ERIC digest. diakses tanggal 7 April 2009. Hasugian, Jonner. 2008. ”Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, vol.4, no.2, hal 34-44. diakses tanggal 18 Oktober 2009 Naibaho, Kalarensi. 2008. “Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan”. diakses tanggal 6 April 2009. Proboyekti, Umi. 2008. ”Persiapan Kelas Literasi Informasi”. diakses tanggal 7 April 2009. Proboyekti, Umi. 2008. “Gotong Royong Menyusun Draft Modul Literasi Informasi”. diakses tanggal 7 April 2009.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
SCONUL. 2007. “Information Skill in Higher Education: A SCONUL Position Paper”. diakses tanggal 8 April 2009 Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Alfabeta.
Bandung:
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-basuki. 2007 “Kemelekan Informasi”. Seminar dan Pelatihan Kemelekan Informasi UI Model. Banten. Supardi, A. 1979. Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Gunung Jati. “The Big6: Information Problem Solving Model” diakses tanggal 2 April 2009. Wahyudiati. 2008. “Urgensi Literasi Informasi sebagai Bekal Kecakapan Hidup” diakses tanggal 4 April 2009. Wahyuni dan Evita, Lussy Dwiutami, 2008. “Survey Tingkat Literasi Mahasiswa terhadap Media dan Informasi (Media and Information Literacy)” < http:// lussysf.multiply.com/journal/item/69> diakses tanggal 24 Maret 2009. Wijetunge, Pradeepa dan Alahakoon, Uditha. 2005.”Empowering 8TM: The information literacy model developed in Sri Lanka to underpin changing education paradigms of Sri Lanka”. Sri Lanka Journal of Librarianship and Information Manajement. <www.cmb.ac.lk/academic/institutes/nilis /reports/information literacy.pdf> diakses tanggal 6 April 2009. Wikipedia, 2008. “information Literacy” diakses tanggal 4 April 2009. Zurkowski, 1974. “The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS)”. USA.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I: Koesioner/angket Kosioner Penelitian LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN (S1) FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Semester VII? T.A 2009/2010) Petunjuk pengisian • Mohon kesediaan Saudara mengisi kuesioner dengan jawaban yang Saudara anggap benar • Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang Saudara anggap sesuai dengan pendapat Saudara Terimakasih atas kesediannya.
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
2. Ketika mencari informasi, hal yang pertama yang Saudara lakukan adalah? a. Merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi. b. Meminta bantuan kepada pihak lain. c. Tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu. d. Langsung melakukan penelusuran. 3. Ketika mencari informasi, dalam bentuk apakah informasi yang Saudara pilih? a. Bentuk b, c dan d c. Digital/Elektronik b. tercetak d. Audio Visual 4. Ketika mencari informasi, apakah Saudara selalu membuat batasan (hanya sesuai topik bahasan) terhadap informasi? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Apakah Saudara selalu mengevaluasi kembali batasan informasi yang telah dibuat? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Seandainya pada suatu kesempatan, Saudara diminta untuk membuat sebuah tulisan dengan tema ”pembangunan desa tertinggal”, maka sub tema yang akan Saudara pilih sebagai batasan pembahasan adalah? a. Peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha b. Pemilihan kepala desa dan pembangunan pos keamanan c. Urbanisasi dan paemasangan jaringan komunikasi d. Perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian 7. Ketika mengakses informasi, cara apakah yang Saudara lakukan untuk menelusur informasi? a. Menggunakan satu metode penelusuran yang paling tepat b. Menggunakan berbagai metode yang telah ada c. Tidak menggunakan metode penelusuran d. Menggunakan metode penelusuran yang diciptakan sendiri 8. Ada beberapa strategi penelusuran informasi melalui komputer (database perpustakaan, internet, database jurnal elektronik, dsb). Maka, yang disebut dengan strategi boolean operations adalah : a. Penggunaan tanda AND, OR dan NOT c. Penggunaan tanda ( ” ) b. Pencarian dengan kata kunci d. Potongan kata 9. Untuk menemukan Informasi berupa alamat (kantor, instansi, rumah, dsb) secara lengkap, maka sumber informasi yang tepat adalah : a. Direktori c. Jurnal dan almanak b. Katalog dan indeks d. Kamus dan ensiklopedia 10. Tipe dokumen dapat diketahui melalui tiga huruf terakhir yang berada pada URLnnya (Uniform Resource Locators). Maka, tiga huruf terakhir yang menunjukkan tipe dokumen gambar/image adalah : a. .jpg, .gif dan .tif c. .waf, .mp3 dan .wmv b. .ppt, .pps dan .pdf d. .ppt, .jpg dan .waf 11. Ketika Saudara mengalami kesulitan/hambatan dalam menemukan informasi di perpustakaan, maka yang anda lakukan adalah : Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
a. Bertanya pada pustakawan b. Terus mencari tanpa bertanya
c. Bertanya pada teman d. Menghentikan pencarian
12. Jika informasi yang saudara peroleh pada saat penelusuran tidak sesuai dengan informasi yang anda butuhkan, apakah Saudara selalu mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 13. Untuk mengetahui subjek dari sebuah dokumen, maka bagian dokumen yang pertama kali dilihat adalah : a. Judul dan abstrak c. Isi dokumen b. daftar isi d. Daftar perpustakaan 14. Apakah yang Saudara lakukan untuk mengevaluasi informasi yang telah diperoleh? a. Membaca dukumen secara utuh c. Membaca abstraknya saja b. Melihat judul dan daftar isi saja d. melihat daftar perpustakaannya saja 15. Dalam mengevaluasi informasi, apakah yang Saudara lakukan terhadap informasi yang telah diperoleh? a. Melakukan kegiatan b, c dan d b. Mendiskusikannya dengan ahli dan pakarnya c. Mengevaluasi informasi tersebut dengan pengetahuan sendiri d. Membandingkannya dengan pengetahuan baru 16. Penilaian kredibilitas digunakan untuk menetukan sejauh mana suatu informasi dapat dipercaya kualitas dan kebenarannya. Maka, dari segi apakah kredibilitas suatu informasi dapat dilihat? a. Penanggungjawab informasi c. Tempat pembuatan informasi b. Tahun pembuatan informasi d. bentuk/format informasi 17. Bila Saudara ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi, maka kemungkinan alamat website yang anda pilih (percaya) adalah : a. www.healtydental.edu c. www.neorologi_disease.com b.www.surgicalbone.edu d. www.mouth_healty.edu 18. Apakah yang Saudara lakukan terhadap informasi setelah Anda Menggunakan informasi tersebut? a. Membetuknya menjadi format baru untuk disebarkan kembali b. Menyimpanya sebagai bukti fisik c. Menyimpannya untuk digunakan kembali d. Membuang/memusnahkannya karena tidak dibutuhkan lagi 19. Apakah Saudara memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan? a. Ada b. Tidak ada 20. Langkah apa yang Saudara lakukan jika ingin mengkomunikasikan hasil karya Saudara kepada orang lain? a. Memilih media yang paling tepat tepat untuk mengkomunikasikannya b. Memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikannya c. Menyampaikannya dengan gaya yang mencirikan kepribadian Saudara d. Menuggu orang lain bertanya tentang ada tidaknya hasil karya Saudara
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
21. Bila saudara ingin mempublikasikan karya sendiri untuk diketahui oleh banyak orang di lokasi yang berbeda-beda dan dengan biaya yang murah, maka media yang saudara pilih adalah : a. Blog di internet c. Jurnal ilmiah b. Surat kabar d. Media lain 22. Apakah saudara selalu mencantumkan nama pengarang dan sumbernya pada setiap kutipan yang dimasukkan dalam karya Saudara? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 23. Dengan alasan efisiensi biaya, apakah Saudara selalu memilih sumber Informasi (CD, buku, dsb) dalam bentuk bajakan (tidak legal) untuk memenuhi kebutuhan informasi? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 24. Apakah Saudara pernah membuat sebuah karya tanpa mencantumkan identitas pribadi? a. Pernah b. Tidak pernah
REKAPITULASI DATA Nomor pertany
Persentase Kategori Jawaban
f
(%)
a. Merumuskan terlebih dahulu langkah memperoleh informasi. b. Langsung melakukan penelusuran
21
70
9
30
c. Meminta bantuan kepada pihak lain
0
0
d. Tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu
0
0
aan
1
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
2
a. Bentuk b, c dan d
20
66,7
b. Tercetak
0
0
c. Digital/Elektronik
9
30
d. Audio visual
1
3,3
30
100%
Jumlah Total Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
3
a. Selalu
10
33,3
b. Sering
5
16,7
c. Kadang-kadang
15
50
d. Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah Total Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
4
a. Selalu
10
33,3
b. Sering
3
10
c. Kadang-kadang
17
56,7
d. Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah Total Nomor pertany
Persentase Kategori Jawaban
f
(%)
aan 5
a. Peningkatan mutu pendidikan dan pemberian kredit usaha.
15
50
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
b. Pemilihan kepala desa dan pembangunan pos ronda. c. Urbanisasi dan pemasangan jaringan komunikasi. d. Perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi pertanian. Jumlah Total
0
0
4
13,3
11
36,7
30
100%
Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Menggunakan metode penelusuran yang paling tepat. b. Menggunakan berbagai metode penelusuran yang ada c. Tidak menggunakan metode penelusuran
9
30
20
66,7
1
3,3
0
0
aan
6
d. Menggunakan metode penelusuran yang diciptakan sendiri Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
7
a. penggunaan tanda AND, OR dan NOT
28
94,4
b. Pencarian dengan kata kunci
2
6,7
c. penggunaan tanda ( ”)
0
0
d. Potongan kata
0
0
Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
8
a. Direktori
30
100
b. Katalog dan indeks
0
0
c. Jurnal dan almanak
0
0
d. Kamus dan ensiklopedia
0
0
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
9
a. .jpg, .gif dan .tif
20
66,7
b. .ppt, .pps dan .pdf
7
23,3
c. .waf, .mp3 dan .wmv
0
0
d. .ppt, .jpg dan .waf
3
10
Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
10
a. Bertanya pada pustakawan
18
60
b. Terus mencari tanpa bertanya
0
0
c. Bertanya pada teman
11
36,7
d. Menghentikan pencarian
1
3,3
30
100%
Jumlah Total Nomor
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
11
a. Selalu
7
23,3
b. Sering
8
26,7
c. Kadang-kadang
15
50
d. Tidak pernah
0
0
Jumlah Total
30
Nomor pertany
100% Persentase
Kategori Jawaban
f
(%)
aan 12
a. Judul dan abstrak
24
80
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
b. Daftar isi
4
13,3
c. Isi dokumen
2
6,7
d. Daftar perpustakaan
0
0
Jumlah Total
30
Nomor pertany
f Kategori Jawaban
100%
Persentase (%)
aan
13
a. Membaca dokumen secara utuh
22
73,4
b. Melihat judul dan daftar isinya saja
4
13,3
c. Membaca abstraknya saja
4
13,3
d. Melihat daftar perpustakaannya saja
0
0
Jumlah Total Nomor
Kategori Jawaban
30 f
pertany
100% Persentase (%)
aan
14
Nomor
a. Melakukan kegiatan b, c dan d
13
40,3
b. Mendiskusikan dengan ahli dan pakarnya
2
6,7
c. Mengevaluasi informasi tersebut dengan 10 pengetahuan sendiri d. Membandingkannya dengan pengetahuan 5 baru Jumlah Total 30
33,3
Kategori Jawaban
f
pertany
16,7 100% Persentase (%)
aan
15
a. Penanggungjawab informasi
19
63,7
b. Tahun pembuatan informasi
11
36,7
c. Tempat pembuatan informasi
0
0
d. Bentuk/format informasi
0
0
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jumlah Total
30
Nomor
100% Presentase
pertany
Katagori Jawaban
f
(%)
aan
16
a. www.healtydental.edu
22
73,3
b. www.surgicalbone.edu
3
10
c. www.neorologi_disease.com
0
0
d. www.mouth_healty.edu
5
16,7
Jumlah Total
30
Nomor
100%
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
F
(%)
a.Membentuknya menjadi format baru untuk kemudian disebarkan kembali b. Menyimpan sebagai bukti fisik
2
6,7
9
30
c. Menyimpannya untuk digunakan kembali
19
63,3
d.Membuang/memusnahkannya tidak dibutuhkan lagi Jumlah Total
0
0
aan
17
karena
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan 18
a. Ada
4
13,3
b. Tidak ada
26
86,7
Jumlah total
30
Nomor pertany
100% Persentase
Kategori Jawaban
F
(%)
aan 19
c. Memilih media yang paling tepat untuk mengkomunikasikannya
15
50
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
d. Memilih aplikasi teknologi informasi untuk mengkomunikasikannya c. Menyampaikannya dengan gaya yang mencirikan kepribadian Saudara d. Menunggu orang lain bertanya tentang ada tidaknya hasil karya Saudara Jumlah Total
10
33,3
5
16,7
0
0
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
20
b. Blog di internet
27
90
c. Surat kabar
1
3,3
a. Jurnal ilmiah
0
0
d. Media lainnya
2
6,7
Jumlah Total
30
Nomor
100%
Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
aan
21
a. Selalu
14
46,7
b. Sering
4
13,3
c. Kadang-kadang
12
40
d. Tidak pernah
0
0
Jumlah Total
30
Nomor
100% Persentase
pertany
Kategori Jawaban
f
(%)
a. Selalu
0
0
b. Sering
9
30
c. Kadang-kadang
17
56,7
d. Tidak pernah
4
13,3
aan
22
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.
Jumlah Total Nomor
Kategori Jawaban
30 f
pertany
100% Persentase (%)
aan 23
a. Pernah
22
73,3
b. Tidak pernah
8
26,7
Jumlah total
30
100%
Listika Fadhilatu Rizka Nasution : Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (Semester VII/ T.A 2009/2010), 2010.