UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS I SDIT HAJI SOEBANDI BAWEN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SRI KUZAEMATU SALBIYAH 11408192
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
Yahya, S. Ag Dosen STAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga (0298) 323433 Kode Pos 50721
NOTA PEMBIMBING Lamp : Hal
: Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama
ini kami kirimkan naskah skripsi Saudari : Nama
: SRI KUZAEMATU SALBIYAH
NIM
: 11 408 192
Jurusan
: Tarbiyah
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS I SDIT HAJI SOEBANDI BAWEN 2009/2010” Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 13 Agustus 2010 Pembimbing
Yahya, S. Ag NIP. 197009915200121001
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrohmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Sri Kuzaematu Salbiyah
NIM
: 11408192
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga
Menyatakan bahwa karya ilmiah PTK dengan judul ”UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS I SDIT HAJI SOEBANDI BAWEN 2009/2010” adalah hasil karya penulis sendiri. Adapun kutipan pendapat dari sumber lain adalah sebagai referensi guna mendukung karya tulis ini. Apabila dikemudian hari ada pihakpihak yang merasa dirugikan atau terbukti terdapat pengambilan pendapat dengan tidak benar, maka penulis siap merevisi ulang karya tulis ini.
Salatiga, 8 Agustus 2010
Penulis
Sri Kuzaematu Salbiyah
iv
MOTTO
Amirul Mukminin Ali bin abi Thalib Karamallahu Wajhah berkata ; ”Barang siapa memperoleh kenangan dengan membaca buku, maka tidak akan pernah kehilangan kedamaian jiwa”
“MINAT BACA ADALAH PONDASI BAGI TERBENTUKNYA LIFE LONG LEARN LEARN / PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT”
v
PERSEMBAHAN
Karya yang sangat sederhana ini penulis persembahkan kepada : 1. Beliau yang tercinta Suamiku Rohman Hidayat yang dengan setia mendampingi dan mengobarkan semangat dalam meniti cita-citaku, Suami yang selalu membimbing, mendoakan
dan
memberikan
segalanya
baik
moral
maupun spiritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah mengabulkan harapannya. 2. Beliau yang terhormat ibundaku Sarmijah dan ibunda Tasmuah yang senantiasa berdoa dan menyayangiku dengan segenap jiwa 3. Mutiara hatiku anakku tersayang Syadza Raida Azhara pelipur lara hati bunda disaat sika dan duka
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur hanya untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, Taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS 1 SDIT HAJI SOEBANDI BAWEN 2009/2010”. Betapa nikmat yang Engkau berikan kepada kami, karena tanpa pertolongan-Mu segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan baik, maka dari itu berilah kami petunjuk dan rahmat-Mu. Rahmat ta’dzim dan salam sejahtera semoga senantiasa tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Agung Muhammad SAW, para keluarga dan sahabatnya. Tokoh revolusi dunia yang memperbaiki moral dan pola hidup manusia dari yang tidak beradab hingga canggihnya peradaban manusia sampai kita mengenal huruf, tanda baca, titik dan koma. Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan orang lain. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, baik pemikiran, moral maupun spiritual kepada semua saja terutama kepada beliau yang terhormat: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Dosen Pembimbing Yahya, S. Ag yang dengan keikhlasannya dan kesabarannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
vii
3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku Ketua Program Ekstensi di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 4. Kepala SDIT Haji Soebandi Kadipaten Harjosari Kecamatan Bawen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi. Semoga kehadiran skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi penulis serta pembaca yang budiman, amin. Meskipun begitu penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Untuk itu penulis mohon kerelaan hati para pembaca untuk memberi saran dan kritik yang membangun guna lebih bernilainya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini. Dan akhirnya, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayahnya kepada kita, agar selalu dalam jalan yang lurus dan diridhoi-Nya yang akan mengantarkan kita pada kehidupan akhirat. Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita. Selanjutnya hanya Allah sajalah yang Maha Sempurna dan dari pada-Nya penulis harapkan taufik dan hidayah-Nya. Semoga amal baiknya diterima Allah SWT, dan dibalas dengan sebaikbaiknya pembalasan, penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa kecuali dengan iringan do’a Jazaakumu Allahu akhsana al-jaza. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi langkah kita. Amin. Salatiga, 8 Agustus 2010 Penulis
Sri Kuzaematu Salbiyah 11 408 192
viii
ABSTRAK
Salbiyah, Sri Kuzaematu. 2010. ”Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Kartu Kata Siswa Kelas I SDIT Haji Soebandi Bawen 2009/2010” SKRIPSI. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. KATA KUNCI : Peningkatan kemampuan membaca dan media kartu kata Membaca adalah jendela ilmu. Membaca adalah langkah awal untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan. Membaca membuat kita akan mengerti, memahami dan dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Untuk itulah pelajaran membaca sudah harus diperkenalkan sejak usia dini. Sejak masuk jenjang Sekolah Dasar. Anak harus sudah menguasai kemampuan membaca lancar. Penulis dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan tindakan sederhana menyangkut metode pengajaran membaca lancar khususnya bagi pemula ( siswa kelas 1 SD ). Tindakan yang penulis terapkan adalah pembelajaran membaca denagn menggunakan media kartu kata, dengan harapan dapat membantu para siswa untuk lebih memahami pelajaran membaca dengan cepat. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun siklus yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan lembar evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis dan hasilnya sebagai bahan kajian untuk refleksi serta sebagai pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan selanjutnya agar penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hasil yang dicapai dari penerapan metode yang penulis telah terapkan hasilnya cukup signifikan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa dari siklus kesiklus dengan hasil 72,75 untuk siklus I, 79,72 untuk siklus II dan 87,06 untuk siklus III
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….………… i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………….. iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………….......
iv
MOTTO …………………………………………………………………………. v PERSEMBAHAN ……………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………............... vii ABSTRAK ………………………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
xi
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………..
C.
Tujuan Penelitian ………………………………………............ 8
D.
Manfaat Penelitian …………………………………………….. 8
E.
Batasan Masalah ………………………………………………. 9
F.
Definisi Istilah ……………………………………....................
G.
Hipotesis Tindakan ……………………………………………. 11
H.
Metodologi Penelitian …………………………………………
I.
Sistematika Penulisan …………………………………………. 13
x
7
9
12
II
KAJIAN PUSTAKA A.
Penelitian tindakan kelas ………………………………………
B.
Media …………………………………………………………. 16 1.
Pengertian Media ………………………………………... 16
2.
Pentingnya media dalam pengajaran membaca …............
16
C.
Media Kartu Kata …………………...........................................
17
D.
Belajar …………………………………………………………
18
1.
Pengertian belajar ………………………………………..
18
2.
Proses belajar mengajar ………………………………….
20
3.
Tujuan belajar ……………………………………………
21
E.
F.
G. BAB III
15
Membaca dan Kempuaan Membaca Anak ................................. 22 1.
Membaca ...........................................................................
22
2.
Kemampuan Membaca ......................................................
24
Kesulitan Belajar Membaca ........................................................ 25 1.
Faktor Endogen .................................................................. 26
2.
Faktor Eksogen ..................................................................
28
Manfaat Membaca ...................................................................... 30
PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Sejarah Singkat SDIT Haji Soebandi ………………………….
33
B.
Keadaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan ………………........
35
C.
Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 38
D.
Subjek Penelitian......................................................................... 38
E.
Prosedur Penelitian...................................................................... 39
xi
IV
F.
Deskripsi Pelaksanaan Persiklus ................................................
41
G.
Kriteria Penilaian ……………………………………………...
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
B.
C. BAB V
Laporan Kegiatan yang dilakukan .............................................. 45 1.
Siklus I …………………………………………………... 45
2.
Siklus II .............................................................................
3.
Siklus III ............................................................................ 49
47
Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................... 51 1.
Hasil Penelitian Siklus I …………………………………
51
2.
Hasil Penelitian Siklus II ................................................... 53
3.
Hasil Penelitian Siklus III .................................................
56
Pembahasan ................................................................................ 58
PENUTUP A.
Kesimpulan…………………………………………….............. 61
B.
Saran..………………………………………………………….. 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
I.
Daftar sarana dan prasarana ……………………………….
33
II.
Daftar Guru Dan Karyawan Dalam Jabatan ……………….
36
III.
Data Siswa Kelas I B ………………………………...........
39
IV.
Kreteria Ketuntasan ………………………………………..
44
V.
Hasil Nilai Siklus I ………………………………………...
51
VI.
Rentang Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ……………………..
53
VII.
Hasil Nilai Siklus II ………………………………………..
53
VIII.
Rentang Nilai Hasil Evaluasi Siklus II …….…………........
55
IX.
Hasil Evaluasi III ……………………..................................
56
X.
Rentang Nilai Hasil Evaluasi Siklus III …………………...
57
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ajaran Agama Islam mengajarkan bahwa membaca merupakan sesuatu yang dikategorikan fardhu ’ain. Perintah membaca pada wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW ketika sedang bartahanus di gua Hira’. Ayat pertama tersebut adalah Q.S Al –‘Alaq : 1-5.
∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# Artinya :“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (al-Qur’an dan Terjemahnya). Kesimpulan dari ayat adalah membaca adalah suatu perintah dari Allah SWT kepada manusia. Kemampuan membaca tidak terjadi begitu saja,. Kemampuan membaca harus dikuasai dengan belajar dan berlatih. Untuk itu kegiatan membaca harus diperkenalkan sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Sebelum anak memasuki sekolah dasar atau SD pembelajaran pra membaca harus diberikan kepada anak, agar anak mempunyai kesiapan membaca pada tingkat lanjut. Beberapa pakar membaca bahkan menyebutkan bahwa pengajaran membaca sudah dapat diberikan ketika seseorang masih dalam kandungan.
1
2
Mengingat urgensi dari kegiatan membaca tersebut, maka kegiatan membaca harus diberikan kepada anak sejak masih dalam pengasuhan kedua orang tua. Kedua orang tua adalah pendidik pertama yang menanamkan dasar bagi perkembangan jiwa anak. Anak adalah peniru yang peka. Sikap hidup dan kebiasaan anak sehari-hari adalah peniru dari orang tua yang akan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Kewajiban orang tua tidak hanya sebagai seorang pribadi tetapi juga memberikan pendidikan yang sesuai (Crow, 1994 : 95).. Keberhasilan sesuatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan orang tua dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda. Orang tua yang berkewajiban menangani langsung pendidikan anak-anaknya dengan menjadi teladan dan memberi pemahaman serta metode-metode belajar kepada mereka (Shindunata, 2005 : 87). Memasuki usia 7 tahun atau di kelas 1 SD, guru harus ekstra perhatian dan sabar terhadap siswa. Mereka sangat tergantung kepada guru dan orang tua. Hal itu karena masa peralihan dari usia prasekolah ketingkat sekolah dasar. Guru dan orang tua harus saling berkomunikasi agar apa yang diharapkan pada anak dapat tercapai dengan sempurna. Guru harus pandai dalam menarik perhatian dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Agar aktivitas belajar mampu menarik siswa terlibat aktif, seorang guru dituntut dapat menumbuhkan motivasi agar siswa mau terlibat dalam pembelajaran dan menciptakan aktivitas belajar yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan
3
dengan penciptaan suasana belajar yang aman, menyenangkan, dan menarik bagi siswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan perhatianya secara penuh pada kegiatan tersebut. Menurut hasil penelitian Suparlan (2009 : 23) tingginya waktu curah perhatian seorang siswa terbukti meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Sangat penting bagi guru menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian para siswa sehingga mereka akhirnya tergerak untuk memusatkan perhatian pada kegiatan belajar yang telah direncanakan oleh guru. Suasana belajar yang dimaksud antara lain adalah suasana belajar yang menyenangkan yang didukung oleh lingkungan yang aman dan bahan ajar yang relevan ( Rusdijati, dkk, 2010 : 23). Menurut Ken Adams (2006 : 14) “Anak-anak sering kali dapat memahami sebuah konsep atau benda dengan jelas, tetapi mereka lupa akan hal yang sudah mereka pahami sebelumnya. Anak-anak memiliki kemampuan mengingat bunyi kata yang baik namun pemahaman makna kata memerlukan kemampuan analitik yang sulit dipahami anak. Hal ini membuat anak lupa. Mereka dapat mengingat kembali informasi tertentu dengan membantunya mengingat melalui berlatih dan mengelompokkan”. Di SDIT Haji Soebandi Khususnya kelas 1 B masih ditemukan 19 anak yang belum lancar membaca. Bahkan masih sangat sulit dalam pemenggalan suku kata. Mengingat sekarang ini sudah memasuki semester 2 dan akan segera menghadapi test kenaikan kelas maka penulis berupaya meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan media kartu kata.
4
Ada beberapa alasan pokok pemakaian kartu kata dalam pelajaran membaca diantaranya adalah : 1. Karena dengan menggunakan media kartu kata, anak dapat mempelajari banyak kata benda. Sehingga akan memudahkan anak untuk menyusun kata menjadi kalimat. 2. Kartu kata merupakan media pembelajaran yang menampilkan tulisan dan gambar yang akan memudahkan anak dalam proses membaca. 3. Media kartu kata sangat digemari oleh anak karena model pembelajarannya yang bervariasi sehingga memotivasi anak untuk aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran. Media kartu kata mampu membawa siswa mengenal huruf, suku kata dan kata dengan cara sederhana, sehingga dapat dipahami oleh anak. Penggunan kartu juga menarik bagi siswa karena selain berisi kata-kata juga ada beberapa yang disertai dengan gambar yang menarik dan akan mudah diingat oleh anak. Pembelajaran membaca siswa di kelas 1 SD masih ditemukan beberapa kendala yang menyebabkan siswa belum dapat membaca dengan lancar, beberapa kendala tersebut adalah : 1. Siswa belum mengenal pemenggalan suku kata contoh kan – tor, in – dah. 2. Jumlah siswa yang dapat membaca lancar sering kali berjumlah lebih banyak, sehingga pengulangan membaca tidak sering dilakukan. Hal tersebut membuat anak yang tertinggal akan semakin tertinggal.
5
3. Media pembelajaran, khususnya dalam pelajaran membaca kurang menarik siswa. Penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran yang sekirannya dapat dilaksanakan dan dapat memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran membaca. Sehingga siswa akan dapat membaca dengan lancar. Guna memahami permasalahan ini kirannya perlu dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Dari kasus di atas penulis menarik kesimpulan bahwa akar masalah dari kasus di atas adalah : 1. Kurang menariknya kemasan pembelajaran yang dibawakan oleh guru. 2. Siswa kesulitan dalam memahami pelajaran membaca. 3. Guru belum menggunakan alat bantu pembelajaran. Di tingkat SD/MI strategi pembelajaran aktif dan menyenangkan sepenuhnya bercermin pada perkembangan kongnisi dan psikologi anak. Secara psikiologis, siswa dalam usia ini masih berada pada tahap bermain. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru harus dibuat sedemikian rupa sehingga aktivitas belajar tidak dilihat sebagai beban, tetapi layaknya sebuah permainan yang menciptakan kegembiraan, interaksi sosial dan interaksi dengan alam tetapi dengan sejumlah aturan. Ahli psikologi pendidikan bernama Jean Peaget mengatakan bahwa “Anak-anak pada dasarnya adalah pembelajar yang aktif. Mereka memiliki kepekaan terhadap lingkungannya dan secara aktif mencari informasi agar mengerti dan memahaminya. Mereka secara terus-
6
menerus akan bereksperimen dengan objek-objek disekitarnya” (Rosdijati dkk, 2010 : 10). Pengembangkan kemampuan membaca dan berbahasa siswa ( language and literacy development ) dengan pembelajaran aktif seperti menggunakan kartu kata dan kerja kelompok dapat membantu perkembangan kemampuan komunikasi para siswa. Belajar bersama yang menyenangkan menolonh atau memudahkan proses literasi para siswa. Untuk itu penulis mencoba menerapkan suatu metode pembelajaran yang kiranya efektif apabila digunakan dalam pelajaran membaca siswa kelas 1 SD. Guru dapat mengembangkan materi pelajaran dengan cara yang bervariatif dengan kartu kata. Media ini mengesankan suasana bermain yang ringan dan menyenangkan bagi anak. Seperti yang pernah dialami oleh siswa kelas 1 pada saat usia TK yaitu bermain sambil belajar. Menurut Dyah Sriwilujeng (2006 : 2). “Ayo bermain !, ruang ini merupakan sarana siswa untuk mengekspresikan kegembiraanya sekaligus sebagai selingan. Selain itu ruang ini juga memungkinkan siswa untuk saling berinteraksi”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa SDIT Haji Soebandi. 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran membaca di SDIT Haji Soebandi.
7
3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat menarik perhatian siswa dalam pelajaran membaca di SDIT Haji Soebandi.
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SDIT Haji Soebandi. 2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran membaca. 3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pelajaran membaca.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru a. Meningkatkan
profesionalisme
guru
dalam
pengelolaan
proses
pembelajaran. b. Menambah keterampilan guru dalam mengajar membaca dengan memanfaatkan media kartu kata. 2. Bagi sekolah a.
Sebagai landasan bagi sekolah untuk mengembangkan alat peraga pembelajaran membaca.
8
b.
Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c.
Memberi kontribusi bagi selolah dalam pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
E. Batasan Masalah Agar permasalahan lebih fokus, maka penelitian ini kami membatasi sebagai berikut : 1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas 1 SDIT Haji Soebandi, Bawen.
2.
Penelitian ini hanya mengukur keberhasilan pembelajaran membaca pada bulan Mei s/d Juni 2009/2010.
3.
Penelitian ini hanya materi pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu kata.
F. Definisi Istilah 1. Upaya Arti secara harfiah kata upaya bermakna, usaha, ikhtiar ( untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya ). Dalam kegiatan ini berarti proses usaha / ikhtiar penulis sebagai pendidik untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. ( Anny, 2005 : 937) 2. Peningkatan
9
Secara harfiah kata peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya) yang mana menurut penulis tidak jauh dari kata “ meningkatkan “ yang berarti menaikkan (derajat, taraf ) mempertinggi, memperhebat. (Anny, 2005 : 883). 3. Kemampuan Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan, kekuatan yang jika dihubungkan dengan siswa maka adalah kecakapan dalam sesuatu hal yang dipelajari. ( Anny, 2005 : 531) 4. Membaca Membaca adalah proses melihat dan memperhatikan dalam arti memahami suatu (makna) dan mengerti akan suatu hal ( Kalimat). (Madkour, 2005 : 75) 5. Media Kartu Kata Kartu kata yang digunakan dalam penelitian ini berupa kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). kartu kata ini berisi satu kata yang telah memiliki makna (Anny, 2005 : 397 )
G. Hipotesis Tindakan 1. Strategi pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. 2. Strategi pembelajaran dengan model bermain kartu kata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar membaca.
10
3. Strategi pemberlajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat menarik perhatian siswa dalam belajar membaca.
H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam penelitian tindakan. Secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan b. Rancangan Tindakan c. Tahap Pelaksanaan d. Refleksi e. Siklus 2. Subyek Penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan ini adalah siswa kelas 1 SDIT Haji Soebandi Bawen pada semester II Tahun pelajaran 2009/2010, khususnya dikelas I B dengan jumlah siswa 32 anak. Tindakan ini dikenakan pada seluruh siswa. 3. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah :
11
a. Media Kartu Kata sebagai alat peraga. b. Lembar evaluasi untuk siklus I, II, dan III c. Lembar pengamatan siswa. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Tes/ Evaluasi Digunakan untuk mnegetahui hasil belajar siswa. b. Pengamatan Setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti (berkolaborasi dengan guru kelas) untuk memperoleh data penelitian. c. Dokumentasi Untuk melihat nilai membaca sebelum penerapan tindakan kelas dilakukan, sehingga dapat memngelompokkan siswa menjadi 2 kelompok: tuntas dan tidak tuntas. 5. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul dianalis secara kualitatif dan kualifikatif. Dalam penelitian ini ada instrumen yang digunakan. Tes hasil belajar siswa untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis dengan mengkomparasikan hasil perkembangan tiap siklus
12
I. Sistematika Penulisan Setiap kegiatan penelitian harus selalu disusun laporan penelitian secara sistematis. Adapun penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang berisi Tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian , Batasan Masalah, Definisi Istilah, Hipotesis Tindakan, Sistematika Penulisan. BAB II Berisikan Kajian Pustaka tentang : PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Pengertian Media, Media Kartu Kata, Belajar unsur-unsurnya, meliputi : pengertian, proses belajar mengajar, dan tujuan belajar. Serta pembahasan tentang membaca dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. BAB III Menguraikan Pelaksanaan Penelitian, yakni: Lokasi dan waktu penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, deskripsi persiklus, instrumen penelitian, dan kriteria penelitian. BAB IV Menguraikan Hasil Penelitian dan Pembahasan Meliputi : Laporan kegiatan yang dilakukan, pembahasan hasil belajar membaca siswa pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I, II, III. BAB V Penutup, berisi : Kesimpulan-kesimpulan dan saran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetisi atau situasi pembelajaran (Susilo, 2009 : 1). Penelitian Tindakan Kelas pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1934. Setelah mengalami berbagai pengalaman praktis yang terkait dengan penelitian tindakan, pada awal tahun 1940-an Kurt Lewin mendefinisikan penelitian tindakan sebagai proses pengembangan daya pikir reflektif, diskusi dan pengambilan keputusan (Susilo, 2009 : 1). Pelaksanaan PTK di dalam kelas sebagai unit terkecil dalam sistem pembelajaran memungkinkan guru dapat mendalami dan berperilaku kritis terhadap apa yang sebenarnya dilakukan oleh siswa maupun guru. Guru dapat menentukan sendiri bagaimana strategi mengubah dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran di kelasnya secara kontekstual (guru menjadi semakin profesional). Menurut Zainal Aqib (2002 : 105) profesionalisme guru dapat dilihat dari beberapa kemampuan dasar, salah satu kemampuan dasar tersebut dapat mengenal, memilih dan menggunakan media pembelajaran.
B. Media 13
14
1. Pengertian Media Menurut Basyirudin Usman (2002 : 11) media pendidikan adalah merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien
(siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang dicapai. Nation Education Association (NEA) menyebutkan, media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional. Media kartu kata dalam pelajaran membaca adalah cara yang baik untuk mengajari anak membaca, kartu kata berisi kata, bisa berupa tulisan, gambar atau gambar dan tulisan. Tulisan di sekitar anak merupakan alat pengembangan kemampuan membaca dan menulis. Tulisan berpotensi sebagai penggerak semangat baca dan penggunaan bahasa pada anak ( Adams, 2006 : 109). 2. Pentingnya Media dalam Pengajaran Membaca Menurut Soendjoyo Dirdjosoemarto (1980 : 10-11) menyatakan penggunaan media dalam pengajaran bahasa bertolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan
15
selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya. Di samping itu manfaat media pengajaran khususnya alat pandang dapat : a. Menarik minat siswa. b. Meningkatkan pengertian siswa. c. Memberikan data yang kuat / terpercaya. d. Memadatkan informasi. e. Memudahkan menafsirkan data (Lennon, 1982 : 261). Menurut Abdul Alim (1980 : 432) bahwa media pengajaran dapat membangkitkan rasa senang dan gembira siwa-siswa dan memperbaharui semangat mereka. Rasa suka hati mereka untuk ke sekolah akan timbul dapat memantapkan pengetahuan pada benak para siswa, menghidupkan pelajaran karena pemakaian media pengajaran membutuhkan gerak dan karya.
C. Media Kartu Kata Dalam dunia pendidikan peraga pembelajaran sangat dibutuhkan untuk menunjang terlaksanakanya kegiatan belajar mengajar. Kartu kata adalah salah satu bagian dari alat peraga pembelajaran baik di tingkat Pra-sekolah maupun ditingkat sekolah dasar. Kartu kata adalah kartu yang berisi satu kata yang telah memiliki arti. (Anny, 2005 : 397) Kartu kata yang dimaksud adalah kertas tebal yang dipotong dengan ukuran tertentu
berbentuk persegi dengan berisikan
tulisan huruf-huruf abjad yang tersusun membentuk kata yang mempunyai makna atau maksud. Kata dalam kartu kata bisa berarti kata benda, kata sifat dan kata kerja.
16
Kelebihan media kartu kata dalam pembelajaran membaca adalah : 1. Memudahkan siswa dalam membaca tanpa melalui sistem mengeja, baik huruf, suku kata dan kata. 2. Menarik minat belajar siswa karena media kartu kata berisi huruf dan gambar yang menarik. 3. Model pembelajaran bervariasi yang membuat siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kekurangan media kartu kata dalam pembelajaran membaca adalah : 1. Proses belajar mengajar membutuhkan waktu yang lama terutama dalam proses evaluasi membaca. 2. Kondisi kelas kurang kondusif ( suasana kelas ramai ).
D. Belajar 1. Pengetian Belajar Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Maka pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik. Belajar adalah suatu perubahan yang relative permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan, bukan secara kebetulan (Sudjana, 1991 : 5). Sedangkan menurut Slameto (1987 : 2)
17
belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Sementara menurut pendapat Zaenal Aqib (2002 : 42-43) “Belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar”. Pendapat tradisional menyatakan belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual. Sedangkan ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru dan berkembangnya sifat sosial, susila dan emosional (Zainal, 2002 : 42). Menurut Budiningsih (2002 : 7) belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap, perubahan bersifat relatif konstan dan berbekas. Etika Yunani - Romawi, melihat bermain sebagai bentuk kesenangan sedang belajar dianggap sebagai pekerjaan. Logika “ kebenaran” ini tercakup bahwa rumah adalah tempat anak bermain dan sekolah tempat mereka bekerja (melakukan aktivitas). Jadi bermain sebagai gagasan yang dikaitkan dengan
18
pembelajaran cenderung mendapat cap kurang baik. Orang tua tidak diakui atas pembelajaran luar biasa yang mereka lakukan di rumah, sedangkan guru dijauhkan dari naluri untuk menghormati sisi yang menyenangkan dalam pembelajaran. Sementara itu permainan diyakini tidak mungkin menjadi sumber pembelajaran sejati. Mengingat adanya pemahaman semacam itu, tidak mengherankan bahwa banyak hal dalam pendidikan yang telah dipahami secara keliru. Namun Brunner dan Donaldson membuktikan dalam telaah mereka bahwa sebagian pembelajaran yang terpenting dalam kehidupan didapat dari masa kanak-kanak paling awal, lebih-lebih, pembelajaran ini sebagian besar diperoleh dari pengamalan yang kita namai bermain (Rahmani, 2002 : 31). Siswa kelas I SD
umumnya berada pada usia bermain sehingga
ketertarikan mereka terhadap aktivitas belajar akan tumbuh jika mereka merasa aktifitas tersebut menyenangkan seperti yang mereka rasakan saat bermain. Untuk itu guru harus merancang aktivitas belajar sedemikian rupa sehingga siswa tidak merasakannya sebagai beban tetapi layaknya sebuah permainan yang menyenangkan. Karena salah satu kunci siswa aktif terlibat dalam setiap aktifitas pembelajaran yang dirancang oleh guru adalah apabila aktivitas tersebut menyenagkan mereka (Rosdijati, 2010 : 23).
2. Proses Belajar Mengajar Belajar merupakan suatu proses dimana siswa dengan kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga
19
didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Guna mengukur keberhasilan diperlukan sebuah proses evaluasi yang tersusun dan terencana. Menurut Bambang Rianto (2004 : 16) bagan sistem pengajaran dapat digambarkan sebagai berikut ini :
Sarana
Siswa Kemampuan Awal
Guru
Kurikulum
PBM
Lingkungan
Siswa Kemampuan Akhir
Evaluasi
3. Tujuan Belajar Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan siswa (Hamalik, 2001 : 73). Tujuan belajar sangat penting dalam sistem pembelajaran, karena semua komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan belajar adalah
20
suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar.
E. Membaca dan Kempuaan Membaca Anak 1. Membaca Menurut Mulyono (2004 : vi) membaca merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi siswa. Dari membaca siswa dapat menyerap berbagai macam informasi yang berguna bagi siswa sendiri maupun orang lain. Pada aspek ini siswa diharapkan mampu membaca huruf-huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana serta mampu mengekspreksikan dan mengapresiasikan sastra dalam kegiatan membaca. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan anak dalam membaca ada dua hal, yaitu: 1) Kematangan kepribadian Faktor ini meliputi unsur-unsur susunan syaraf yang berpengaruh terhadap kesiapan anak membaca, yaitu : anak harus mencapai usia tertentu, anak mampu mengembangkan arti, anak mampu mengingat kalimat dan materi bacaan, anak mampu berfikir konkret tentang suatu yang dapat diraba ( Mustofa, 2005 : 42).
2) Latihan dan pengalaman
21
Latihan dan pengalaman dapat diperoleh oleh anak dari lingkungan keluarga. Pemahaman anak terhadap bacaannya pun tergantung pada pengalaman yang diperoleh di rumah. Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan kosa kata konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak yang mempunyai pengalaman terbatas (Mustofa, 2005 : 59). b. Kesiapan membaca juga banyak komponen, seorang anak dapat mencapai kesiapan membaca apabila telah memenuhi tiga hal berikut : 1) Anak dapat mengetahui bagaimana mengenali dan membentuk huruf dalam alfabet. 2) Anak mempunyai pemahaman yang cukup stabil mengenai suara yang dihubungkan dengan setiap huruf abjad. 3) Anak mulai memperhatikan kata-kata yang dicetak di sekitarnya (Layne, 2000 : 185). P. Flaum juga menyatakan bahwa semua anak yang berusia semudamudanya dapat diajarkan membaca asalkan : mempunyai minat, dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dengan baik dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai. Menurutnya, waktu optimum bagi membaca permulaan tidak semata-mata tergantung pada keadaan anak sendiri, tetapi banyak
22
ditentukan oleh sifat program dan metode yang dipakai (Tampubolon, 1991 : 43 ). 2. Kemampuan Membaca Kemampuan membaca tidak terjadi secara otomatis karena harus dilalui oleh adanya minat membaca. Seperti halnya kegiatan pembelajaran yang lain, upaya menumbuhkan minat baca anak akan lebih mudah dan efektif apabila dilakukan sejak dini. Munurut penelitian para ahli pendidikan, pembentukan potensi belajar terjadi pada usia perkembangan sebagai berikut : a. 50 % pada usia 0-4 tahun b. 30 % pada usia 4-8 tahun c. 20 % pada usia 8-18 tahun. Hernowo mengatakan bahwa setiap anak pasti memilki potensi membaca. Pada masa permulaan sekolah (umur 6-12 tahun) anak mempunyai potensi untuk belajar membaca buku. Pernyatan yang diambil tersebut berdasarkan pada riset Howard Gardner yang kemudian melahirkan teori yang bernama Multiple Intelligence . potensi membaca yang sudah terpasang itu dinamakan Linguistic intelligence (kecerdasan Bahasa). Dengan teori tersebut, anak dapat dirangsang untuk dapat menjalankan kegiatan membaca dengan cara memperkenalkan kartu kata sebagai alat untuk belajar membaca. Di SDIT Haji Soebandi, khususnya kels 1 B masih ditemukan fenomena membaca rendah, dibandingkan dengan penggunaan media kartu kata, (Anak diajak memahami arti kata). Dalam tes membaca untuk kelas 1 B
23
ditemukan beberapa siswa
yang terlalu sibuk menyuarakan huruf-huruf,
sehingga tidak memahami kalimat atau cerita yang dibacanya. Akibat selanjutnya adalah siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan mengenai isi cerita. Di berbagai negara, belajar membaca dengan mengeja sudah lama ditinggalkan karena banyak kelemahannya. Akibat dari berbagai kesulitan tersebut kecepatan dan pemahaman membaca siswa sangat rendah. Pengenalan huruf memang perlu, tetapi penekanan pada mengeja lebih banyak merugikan. Dalam memberikan pelajaran membaca, motivasi adalah hal yang sangat penting. Dengan memberikan motivasi terlebih dahulu akan dapat membentuk emosi positif anak. Karena dengan emosi positif akan meningkatkan
kemampuan
belajar
anak.Belajar
membaca
dengan
menggunakan media kartu kata dapat memberikan motivasi yang besar kepada anak, karena dapat diajarkan dengan metode permainan yang menyenangkan. Tean Marzollo dan Jenice Lloyd mengatakan : bermain adalah belajar karena bermain adalah metode belajar yang paling efektif.
F. Kesulitan Belajar Membaca Keterampilan dan kemampuan membaca yang buruk dapat menimbulkan pengaruh buruk pada proses belajar anak, dalam hal ini belajar membaca. Anak akan merasa rendah diri terhadap kemampuan untuk belajar, sehingga mengalami berbagai kesulitan dalam belajar. hal itu yang menjadi penyebab tidak berhasilnya pengembangan kemampuan membaca anak. Anak belajar membaca
24
dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan, perhatian dan tingkat kecerdasan masing-masing. Perbedaan dalam karakter-karakter tersebut yang mempengaruhi ukuran pengajaran membaca. Kesulitan guru dalam menyesuaikan materi dan metode pembelajarannya dengan karekter anak yang beragam juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar membaca. Kelemahan kelemahan membaca dapat dibagi berdasarkan faktor-faktor yang meruapakan penyebab pokok (langsung), diantaranya adalah ; 1. Faktor Endogen Yaitu faktor-faktor perkembangan, baik yang bersifat biologis dan linguistik (bahasa) yang timbul dalam diri anak. a. Disleksia Secara umum dapat didefinisikan sebagai kelemahan yang berupa kekurangkemampuan membaca. Penafsiran kondisi ini mencakup mulai dari kesulitan membaca yang sedang-sedang saja sampai ke masalah yang sangat spesifik, seperti ketidakmampuan anak untuk menterjemahkan lambang-lambang visual yang tertulis (huruf Alfabet ke dalam kata-kata (Freeman, 2000 : 176). Anak-anak yang masuk dalam kelompok sebagai disleksia pada umumnya anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual rata-rata atau di atas rata-rata, akan tetapi menunjukkan tingkat membaca yang jauh di bawah perkiraan. Seorang ahli syaraf Amerika, Samuel Ortan, mengatakan disleksia sebagai buta kata atau kekacauan huruf,
yaitu
dimana anak lemah membaca menjadi bingung dengan arah huruf-huruf
25
dan kata-kata dan cenderung seperti bayangan terbalik dalam cermin (Grainger, 2003 : 172). Menurut Vernon (1991 : 128), seorang pakar psikologi membaca mengemukakan beberapa penyebab disleksia diantaranya : 1) Kekurangan normalan bahasa, karena kemampuan bahsa sangat erat hubungannya dengan perkembangan membaca. 2) Kerusakan tertentu dalam otak, biasanya ditandai oleh kekurang mampuan mengingat huruf dan urutannya. 3) Karena faktor keturunan. Singkatnya dapat dikatakan bahwa disleksia pada dasarnya disebabkan oleh tidak berfungsinya secara normal bagian otak berperan untuk perkembangan bahasa dan membaca. Karena keterlambatan kematangan atau suatu kerusakan. b. Gangguan IQ Keterlambatan anak membaca banyak disebabkan oleh tingkat kecerdasannya yang rendah memberi latihan membaca dengan suara keras bagi anak yang IQ-nya lemah. Dalam buku Reading Difficulties yang disusun oleh Bond, Tanker dan Wasen dijelaskan bahwa anak yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata dapat di bagi beberapa bagian : 1) Anak yang lamban dalam belajar (tingkat kecerdasannya (68-84) 2) Anak yang IQ-nya lemah, namun masih dapat mengikuti program pendidikan (tingkat kecerdasannya 36-38)
26
3) Anak yang kemampuan IQ-nya cukup lemah (tingkat kecerdasannya 36-52) 4) Anak yang kemapuan IQ-nya sangat lemah (tingkat kecerdasannya 020) ( Fahim, 2005 : 128). 2. Faktor Eksogen Yang dimaksud dengan fator eksogen ialah hal-hal atau keadaan di luar diri anak, yang dapat berpengaruh negatif pada perkembangan anak, khususnya perkembangan pikiran dan pribadianya. Sehingga dapat menyebabkan kelemaham membaca. Faktor- faktor yang dimaksud adalah: a. Lingkungan Keluarga Menurut Fahim Mustofa (2005 : 59) dalam membaca sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang sehat. Iklim rumah yang sehat dapat membantu pertumbuhan bahasa anak. Kondisi ini memungkinkan anak dapat berkomunikasi dengan orang tuanya, berdiskusi, bercakapcakap. Anak yang hidup di tengah lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang akan memiliki kesempatan untuk menjadi pembaca yang baik. Sebaliknya anak yang tumbuh di tengah keluarga yang salalu tegang atau konflik berkepanjangan, mengabaikan anaknya, tidak memparhatikan perkembanganya, memaksakan kepadanya sistem yang salah dan tidak mendidik, tentu semua tindakan tersebut akan menyebabkan perasaannya tegang dan tidak nyaman.
27
b. Faktor Pendidikan Sekolah
mempunyai
pengaruh
besar
dan
menentukan
perkembangan anak. Dalam hal ini bukan hanya guru dan proses belajar mengajar, melainkan keseluruhan unsur
yang berkaitan dengan
pendidikan anak di sekolah, saraana prasarana yang tersedia dan yang paling peting adalah perencaaan, metode penyajian dan media penunjang pengajaran. Lingkungan pendidikan merupakan faktor terpenting kegagalan siswa dalam membaca. Pihak sekolah harus menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca siswa dan kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Keterlambatan anak membaca bicara kembali kepada faktor kelalaian dalam kegaitan belajar mengajar itu sendiri. Dr. Arthur W. Staafs juga menyatakan kesulitan belajar membaca terletak pada cara orang dewasa mengajarkan membaca (Beck, 1994 : 142). Menurut Fahim Mustofa (2005 : 132) hakekatnya belajar membaca dalam semua tingkatanya memiliki tujuan meningkatkan kemampuan memahami dan mempersiapkan anak menjadi pembaca yang baik, maka dapat dilakukan langkah-langkah penunjang sebagai berikut : 1) Memperhatikan ciri-ciri anak 2) Metode yang digunakan sesuai perkembangan anak 3) Menetukan materi yang sesuai dengan tingaktaanya 4) Memperbanyak latihan 5) Memotivasi anak
28
6) Mengembangkan perhatian dan mental anak
G. Manfaat Membaca Siswa akan mendapatkan pengetahuan yang luas dengan membaca. Mereka bisa mengikuti dan menikmati suatu diskusi dibandingkan dengan siswa yang tidak suka membaca. Secara umum manfaat yang diperoleh dari aktifitas membaca antara lain : 1. Membaca mampu mencegah kerusakan saraf otak Membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua. Ini menurut riset mutahir tentang otak. Bahkan, secara tegas penelitian itu menyatakan bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan saraf-saraf baru di otak dan membentuk jaringan saraf baru (Hermowo, 2003 : 33). Dr. C. Edward Coffey seorang ahli neurology membuktikan bahwa hanya dengan membaca seorang akan terhindar dari penyakit “demensia”, yaitu penyakit yang merusak jaringan otak (Hernowo, 2003 : 23). Seseorang yang terserang demensia dapat dipastikan akan mengalami kepikunan dimasa tuanya. Menurut penelitian Coffey, kegiatan membaca dapat menciptakan semacam lapisan pengangga yang melindungi dan mengganti perubahan otak (Hernowo, 2003 : 26). Selain sel-sel Saraf diotak (neuron) tumbuh dengan pesat, membaca buku juga menyebabkan koneksi antara sel-sel saraf otak berlangsung sangat
29
cepat sehingga sangat mampu mencegah kerusakan saraf-saraf otak (Hernowo, 2004 : 249). 2. Memicu daya kreativitas Tujuan membaca terutama untuk mencari informasi, pembaca dapat mengetahui atau mengkritik apa yang dibaca, memperoleh berbagai hubungan yang baru, melahirkan pemikiran baru, mengatasi masalah yang beragam. Dengan begitu membaca dapat meengembangkan kemampuan berfikir kreatif (Al-Khalili, 2003 : 137). 3. Memperoleh ketrampilan kebahasaan yang baik Membaca dapat memperkaya kosa kata perbendaharaan kata dengan membaca sebaik-baiknya akan mampu membahasakan pengalaman secara bagus, indah, tertata, mengalir dan variasi bahasa yang sangat kaya. 4. Uapaya mengenali diri secara efektif Descartes mengatakan “Ketika membaca buku sebenarnya sedang membaca pikiran sang pengarang”. Lewat efektifitas membaca diperoleh apa yang dilakukan, dipikirkan dan dirasakan orang lain merupakan petunjuk yang sangat penting terhadap pemahaman mengenai siapa, apa dan bagaimana dapat memahami diri ini (Hernowo, 2004 : 253). Seperti yang dikatakan oleh Dr. Stephen D Krashen seorang peneliti bahasa bahwa membaca dapat dianggap berhasil apabila pembaca dapat memahami apa yang dibaca (Hernowo, 2004 : 109).
30
Kemampuan membaca membuat anak akan termotivasi untuk menjadi bijak dan cendekia. Bahkan Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu (pengetahuan, kebijaksanan), sebagaimana dalam firmannya :
.... ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ Artinya : Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu (pengetahuan) beberapa derajat (Q.S al- Mujadalah : 11) (al-Qur’an dan Terjemahnya). Membaca memang bermanfaat, kebijakan (wisdom) akan lahir bila ada keluasaan
wawasan
(insight),
sedang
keluasan
wawasan
memerlukan
pengetahuan (knowledge), dan pengetahuan dapat diperoleh melalui membaca (reading). Pada usia permulaan atau kelas I SD, anak mempunyai potensi belajar membaca yang tinggi. Pada fase ini, sebenarnya anak sudah mengalami kemajuan dalam hal kematangan berfikir dan menganalisa tentang apa yang didengar dan dilihatnya dari bacaan atau tulisan. Melalui membaca daya pikir seorang anak berkembang karena membaca merupakan proses berpikir. Para pakar psikolog sepakat bahwa fungsi membaca adalah meningkatkan anak dalam berpikir dan berbahasa. Bahasa menjadi media untuk mendapatkan pengetahuan. Semakin baik kemampuan anak dalam berbahasa maka kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan akan semakin besar. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir anak semakin tinggi pula sehinnga wawasan pengetahuan anak akan menjadi luas dan mendalam. (Fathi , 2005 : 55).
31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Selayang Pandang SDIT Haji Soebandi SDIT Haji Soebandi terletak di dusun Kadipaten Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tepatnya di Gunung Kendalisodo Bawen. Gedung sekolah dibangun oleh penyandang dana tunggal yaitu Bapak Haji Soebandi dan Hajah Jamiah di atas tanah sekitar 1500 m2 dengan luas bangunan kurang lebih 560 m2. SDIT Haji Soebandi didirikan dengan surat persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang tanggal 30 Juni 2004 No 421.1/1351 dengan susunan kelembagaan yang diketuai langsung oleh bapak Haji Soebandi sebagai pemimpin yayasan SDIT Haji Soebandi. Saat ini SDIT Haji Soebandi telah memiliki fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang meliputi sebagai berikut : TABEL I. DAFTAR SARANA DAN PRASARANA No
Nama Ruang
Jumlah
Keadaan
1.
Ruang Kelas
12
Baik
2.
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
3.
Ruang Tamu
1
Baik
4.
Ruang Guru
1
Baik
5.
Ruang Koperasi
1
Baik
31
32
6.
UKS
1
Baik
7.
Mushola
1
Baik
8.
Perpustakaan
1
Baik
9.
Ruang laboratorium komputer
1
Baik
10.
Kantin
1
Baik
11.
Mess guru
2
Baik
12.
Ruang Dinas Penjaga
1
Baik
13.
Green House
1
Baik
14.
Toilet Guru
2
Baik
15.
Toilet Siswa
6
Baik
16.
Gudang
1
Baik
17.
Halaman Pakir
1
Baik
18.
Taman
1
Baik
19.
Halaman Sekolah
2
Baik
33
KETUA H. Soebandi Tokoh Masyarakat
Sekretaris I Drs. H. Ms. Wafa M. Ag Instansi Agama
Bendahara I Hj. Jamilah Tokoh Masyarakat
Sekretaris II Solikhah S. Ag Dewan Guru
Bendahara II Alkomah Dewan Guru
Bidang pendidikan Drs. Rohmat Tokoh Pendidikan
Seksi Sarpras Untung Budiarto Tokoh Masyarakat
Seksi Humas Solikhah S. Ag Tokoh Pendidikan
Seksi Usaha Ernayati Budiarti Tokoh Pemerintahan
GAMBAR 1. STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA SEKOLAH SDIT HAJI SOEBANDI 2009/2010
34
B. Keadaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Guru yang mengajar di SDIT Haji Soebandi setiap tahunnya mengalami penambahan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Sampai saat ini SDIT Haji Soebandi mempunyai 14 guru dan 4 karyawan dengan perician sebagai berikut: TABEL II DAFTAR GURU DAN KARYAWAN DALAM JABATAN No
Nama
Jabatan
1.
Solikhah,S.Ag
Kepala Sekolah
2.
Syamsodin, S.Pdi
Guru kelas 6
3.
Dhiana Nastitia, S.Pd
Guru kelas 5A
4.
Sri Handayani, S.Pd
Guru kelas 5B
5.
Isaroh
Guru kelas 4A
6.
Era Sukanti, S.Pi
Guru kelas 4B
7.
Setiawan Ari, A.Ma
Guru kelas 3A
8.
Alfiyah, A.Ma
Guru kelas 3B
9.
Istirochah, S.Pd
Guru kelas 2A
10. Sri Walyati,S.Pd
Guru kelas 2B
11. Rofiqoh
Guru kelas 1A
12. Ani Maskanah,A.Ma
Guru kelas 1B
13. Wahyu Kusuma Dewi, S.Pd
Guru Bahasa Ingggris
14. Fajar
Guru Bahasa Arab
15. Dhany Ahmad
Guru Komputer
16. Ericca Fudyarina, A.Md
TU
17. Siti Saadah
TU
18. Imam S
Penjaga
19. Sunarto
Penjaga
35
Dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik SDIT ”Haji Soebandi” didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang tersusun dalam struktur organisasi sebagai berikut: Kepala Sekolah Solikhah,S.Ag
Lurah
Guru Kelas Rofiqoh
Komite Sekolah
Guru Kelas V Diana Nastiti
Guru Kelas IIAny Maskhanah, AMa
Guru Olahraga Syamsuddin, SPd.I
Istirochah, SPd Guru Kelas III Alfiyah, AMa AMa
Guru Komputer Tri Walyono
Guru Kelas IV Syamsudin, SPd.I
Tata Usaha Erica Fudyarina Isaroh
Guru Kelas V Sri Widyati
Penjaga Imam Sahuri Santoso
MURID GAMBAR 2. STUKTUR ORGANISASI SDIT H. SOEBANDI
36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Haji Soebandi Desa Kadipaten Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang khususnya di Kelas I B (Ibnu Rusdy) pada semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penelitian dilaksanakan tanggal 20 Mei 2010 untuk siklus I, 25 Mei untuk siklus II, dan pada 1 Juni 2010 untuk siklus III.
D. Subjek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas I B ( Ibnu Rusdy ) di SDIT Haji Soebandi Desa Kadipaten Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 32 anak pada semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2010 untuk siklus I, 25 Mei untuk siklus II, dan pada 1 Juni 2010 untuk siklus III. Karakteristik siswa memiliki tingkat keaktifan cukup bervariatif dan cenderung rendah, tetapi mereka memiliki respon dan tanggung jawab yang baik terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka senantiasa berusaha dan melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik dan efektif. Adapun data anak yang tindakan penelitian dapat dilihat dalam kolom berikut :
mendapat
37
TABEL III. DATA SISWA KELAS I B No
NAMA SISWA
1
Aura Zulfikar Muamar
2
Auriel Anggarda Paramita
3
Bayu Kurniawan
4
Brilliyan Firlianezia
5
Chaersar Totti
6
Faizal Fatah Ajrin
7
Gayatri Puan Maharani
8
Gozhi Bintang Azahra
9
Hafid Naufal Ramatara
10
Indra Apri Wibowo
11
Insan Khoirul Prasmana
12
Ira Febby Mustikarii
13
Kukuh Kurniadi
14
Lintang Satrio Gutama
15
Lucky Hermawan
16
Mistakhul Haris Salsabila
17
Muhammad Harsin
18
Naila Audi Nur Azizah
19
Nanda Novian R
20
Norma Mufarica
21
Nova Mardiana
22
Octavia Ayu Ning Tyas
23
Putri Indah Nurbaiti
24
Rahma Nurul Aulia
25
Renyta Ayu Maharani
26
Renald Irgi Firmansyah
38
27
Setya Aji Saputra
28
Syadza Indira Prameswari
29
Syakira Widya Azzahra
30
Winka Wijayanti
31
Zifaul Qulub
32
Pundra Dwi Muntaha
. E. Prosedur Penelitian Penelitain ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( PTK ). PTK adalah penelitaian reflektif yang dilaksanakan secara siklus ( berdaur ) di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. (Susilo, 2009 : 2) Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis Taggart. Yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning ( rencana ), action ( tindakan ), observation ( pengamatan ), dan reflection ( refleksi ). Hal ini dapat digambarkan :
39
Putaran 1 Refleksi
Rencana awal/rancangan
Putaran 2
Tindakan/ Observasi
Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
Refleksi
Putaran 3
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
GAMBAR 2. ALUR PTK
Penjelasan alur di atas adalah : 1. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
40
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak diterapkannya media kartu data dalam membaca. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan / rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi menjadi tiga putaran yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama), dan diakhiri dengan tes formatif pada masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
F. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus Secara rinci prosedur penelitian kelas ini meliputi : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) reflesi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut : 1. Perencanaan a. Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan membaca melalui media kartu kata b.
Peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata
41
c.
Menyediakan media pembelajaran yaitu kartu kata
d.
Peneliti melakukan simulasi pembelajaran bersama guru kelas (teman mengajar dikelas)
e.
Membuat lembar observasi
f.
Mendesain alat evaluasi
2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 mei 2010, untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 mei 2010, dan untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal I jini 2010 di kelas I B dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimsna yang telah direncanakan.Pelaksanaan kegiatan dapat penulis uraikan sebagai berikut : Peneliti bersama dengan guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencara pembelajaran. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan baik, maka jika guru A melakukan pembelajaran kemudian guru B membantu menyiapkan peraga pembelajaran atau kartu kata. Kartu kata yang digunakan dalam pembelajaran ditata sesuai dengan urutan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru A. 3. Observasi Dalam setiap pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui hasil kemampuan siswa dalam membaca kata, keaktifan siswa dan perhatian siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru B
42
apabila guru A sedang melakukan tindakan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dengan mencatat atau menilai pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Selain itu setelah guru sudah selesai melakukan pembelajaran diadakan tes untuk menjaga obyektifitas. 4. Refleksi Setelah data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan 3 siklus, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan memberikan hasil yang baik pada peningkatan kemampuan membaca dengan melalui media kartu kata.
G. Kreteria Penilaian Untuk mempermudah evaluasi terhadap terhadap tingkat kemampuan siswa, keaktifan siswa dan perhatian siswa dalam menbaca. Berdasarkan batas ketuntasan mutlak ada tiga tipe batas ketuntasan dengan sistem poin 100 yaitu:
43
TABEL IV. KRETERIA KETUNTASAN KRITERIA
POIN
POIN
POIN
A
90-100
95-100
91-100
B
80-89
85-94
86-90
C
70-79
75-84
81-85
D
60-69
65-74
75-80
E
<60
<65
<70
Prosentase dan jumlah kategori menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 yaitu seseorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus:
P=
F × 100 % N
Keterangan : P : Persentasi F : Frekuensi/nilai rata-rata N : Jumlah Subjek
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kegiatan yang Dilakukan 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran I, kartu kata, lembar observaasi, alat evaluasi yang berbentuk kartu kata. Pembelajaran penyusunan
membaca
program
melalui
pembelajaran.
media Materi
kartu
diawali
dengan
pembelajaran
adalah
membaca kalimat yang terdiri dari 5 kata. Pada rencana pembelajaran penulis menerapkan metode membaca keras, penugasan dan unjuk kerja. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2010 di kelas I B, dengan jumlah siswa 32 anak. Adapun langkah-lanngkah pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca doa akan belajar. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3) Guru memperkenalkan bentuk kartu kata dan cara penggunaannya. 4) Guru menjelaskan pembelajaran membaca dengan menggunakan kartu kata didepan siswa. 5) Guru membaca kartu kata dan diikuti oleh siswa. 6) Siswa membaca kartu kata yang ditunjukkan oleh guru secara bergantian.
44
45
7) Guru pendamping melakukan penilaian pada lembar observasi yang sudah disiapkan. 8) Guru membagikan kartu kata kepada setiap siswa. Setiap siswa mendapat 5 lembar kartu kata yang tersusun secara acak. 9) Siswa diminta menyusun 5 kartu kata menjadi sebuah kalimat. 10) Guru kelas dan guru pendamping melakukan observasi kegiatan siswa 11) Siswa yang sudah selesai menyusun kartu kata menjadi kalimat diarahkan untuk membaca 12) Guru mengevaluasi kegiatan siswa 13) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam c. Observasi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1). Siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas, terutama dalam menyusun kata menjadi kalimat, dikarenakan siswa belum memahami cara penggunaan kartu kata. 2). Motivasi belajar masih rendah, sehingga keadaan kelas belum kondusif, siswa banyak yang ramai.
d. Refleksi
46
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya : 1).
Guru perlu memberikan penjelasan secara perlahan tentang penggunaan kartu kata, sehingga siswa mampu menyusun kata menjadi kalimat dengan menggunakan kartu kata.
2).
Guru harus terampil dalam memotivasi dan memberikan semngat kepada siswa agar suasana pembelajaran menjadi kondusif.
2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat penbelajaran II, kartu kata , lembar observasi, alat evaluasi yaitu kartu kata. Pembelajaran penyusunan
membaca
program
melalui
pembelajaran.
media Materi
kartu
diawali
dengan
pembelajaran
adalah
membaca kalimat yang terdiri dari 5 kata. Pada rencana pembelajaran penulis menerapkan metode membaca keras, penugasan dan unjuk kerja. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan kegiatan pada slklus II dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010 di kelas I B. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut : 1). Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca doa akan belajar. 2). Guru mengabsen kehadiran siswa.
47
3). Guru membagi kartu kata kepada siswa, tiap siswa mendapatkan 10 lembar kartu kata yang berisi nama-nama binatang. 4). Siswa diminta membaca seluruh kartu kata yang mereka miliki 5). Guru mengobservasi kegiatan membaca anak 6). Siswa diminta mengelompokkan nama binatang sesuai dengan jenisnya (pemakan rumput dan pemakan daging). 7). Guru membagikan 2 amplop hijau dan merah ke semua siswa 8). Siswa memasukkan kartu kata sesuai dengan jenisnya kedalam amplop yang dibagikan ke siswa, amplop hijau pemakan rumput dan amplop merah pemakan daging. 9). Hasil latihan siswa dikumpulkan untuk dianalisa 10). Guru mengevaluasi kegiatan siswa ke dalam lembar obsevasi 11). Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam c. Observasi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : Siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang masih kesulitan membaca kata dengan penekanan huruf konsonan.
d. Refleksi
48
1). Siklus II ini kegiatan siswa berjalan dengan baik, karena anak sudah ada peningkatan dalam memahami penggunaan kartu kata dengan benar. 2). Siswa masih kesulitan membaca kartu kata dengan penekanan huruf konsonan. 3). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain : Guru harus memotifasi dan mengkondisikan kelas agar siswa tidak membosankan.
3. Siklus III a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan peranakat pembelajaran yang terdiri dari rencana 3, kartu kata, lembar observasi, dan alat evaluasi yaitu kartu kata. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2010 dengan jumlah siswa 32 anak.adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, Sehingga kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklua III. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus III sebagai berikut : 1). Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama.
49
2). Guru mengabsen siswa. 3). Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan dibahas. 4). Guru bertanya jawab tentang materi yang sudah dijelaskan. 5). Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kerja. Tiap satu kelompok terdiri dari 4 siswa. 6). Guru membagikan 10 lembar kartu kata kepada setiap kelompok. 7). Siswa diminta menyusun kartu kata menjadi sebuah puisi sederhana. 8). Guru mengobservasi kegiatan siswa. 9). Kelompok yang sudah menyelesaikan puisi diminta membacakan puisi tersebut dengan suara yang keras, dan dibaca bergantian dalam anggota kelompok. 10). Guru melakukan evaluasi. 11). Pelajaran ditutup dengan doa dan salam. c. Observasi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : Siswa
sudah
mengalami
banyak
peningkatan
dalam
proses
pembelajaran. Dengan bukti sebagian besar siswa sudah baik dalam menyelesaikan tugas, terutama dalam menyusun kata menjadi puisi sederhana karena siswa sudah dapat memahami cara penggunaan kartu kata.
50
Selain itu motivasi belajar meningkat, sehingga keadaan kelas menjadi kondusif, siswa banyak yang memperhatikan dan sudah aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. d. Refleksi 1). Siklus III ini kegiatan siswa berjalan dengan baik, karena anak sudah memahami penggunaan kartu kata dengan benar. 2). Siswa sudah dapat membaca kartu kata dengan penekanan huruf konsonan. 3). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III ini sudah dinyatakan tuntas dengan hasil belajar yang secara klasikal sudah tuntas, sehingga secara otomatis tindakan siklus dihentikan. Artinya penelitian dianggap cukup.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Siklus I Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: TABEL V. HASIL NILAI SIKLUS I No
Nama
Nilai
T
TT
1
Aura Zulfikar Muamar
60
v
2
Auriel Anggarda Paramita
80
3
Bayu Kurniawan
70
v
4
Brilliyan Firlianezia
62
v
5
Chaersar Totti
70
v
v
51
6
Faizal Fatah Ajrin
60
7
Gayatri Puan Maharani
80
8
Gozhi Bintang Azahra
70
v
9
Hafid Naufal Ramatara
65
v
10
Indra Apri Wibowo
70
v
11
Insan Khoirul Prasmana
59
v
12
Ira Febby Mustikarii
60
v
13
Kukuh Kurniadi
70
v
14
Lintang Satrio Gutama
80
v
15
Lucky Hermawan
80
v
16
Mistakhul Haris Salsabila
90
v
17
Muhammad Harsin
60
18
Naila Audi Nur Azizah
81
19
Nanda Novian R
70
20
Norma Mufarica
80
21
Nova Mardiana
70
v
22
Octavia Ayu Ning Tyas
63
v
23
Putri Indah Nurbaiti
70
v
24
Rahma Nurul Aulia
80
v
25
Renyta Ayu Maharani
75
v
26
Renald Irgi Firmansyah
70
27
Setya Aji Saputra
80
28
Syadza Indira Prameswari
73
29
Syakira Widya Azzahra
80
v
30
Winka Wijayanti
100
v
31
Zifaul Qulub
70
32
Pundra Dwi Muntaha
80
v
Jumlah
2328
13
19
Rata-rata
72,75 41%
59%
Ketuntasan klasikal
v v
v v v v
v v v
v
52
Dari data siklus I terlihat rata-rata nilai siswa baru mencapai 72,75 sedangkan nilai KKM SDIT Haji Soebandi adalah 75 jadi dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Dimana tingkat ketuntasan siswa baru ada 13 siswa atau 41% siswa yang tuntas mencapai KKM, itu artinya masih ada 19 siswa atau 59% yang belum tuntas belajar. TABEL VI. RENTANG NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS I No
Rentang Penilaian
Jumlah Siswa
1
51-60
5
2
61-70
15
3
71-80
9
4
81-90
2
5
91-100
1
Jumlah
32
Pada tabel 1 terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa 59 sedangkan yang tertinggi adalah 100. Dari data perolehan siswa tersaji dalam 5 rentang nilai, dengan asumsi: Rentang nilai 51-60 sebanyak 5 anak, rentang nilai 61-70 ada 15 anak, rentang nilai 71-80 ada 9 anak, rentang nilai 81-90 ada 2 anak dan 91-100 ada 1 anak. 2. Hasil Penelitian Siklus II Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II diperoleh data sebagaimana yang tertulis berikut :
53
TABEL VII. HASIL NILAI SIKLUS II No
Nama
Nilai
T
TT
1
Aura Zulfikar Muamar
80
v
2
Auriel Anggarda Paramita
95
v
3
Bayu Kurniawan
80
v
4
Brilliyan Firlianezia
80
v
5
Chaersar Totti
90
v
6
Faizal Fatah Ajrin
85
v
7
Gayatri Puan Maharani
82
v
8
Gozhi Bintang Azahra
73
v
9
Hafid Naufal Ramatara
72
v
10
Indra Apri Wibowo
80
11
Insan Khoirul Prasmana
70
v
12
Ira Febby Mustikarii
60
v
13
Kukuh Kurniadi
80
v
14
Lintang Satrio Gutama
100
v
15
Lucky Hermawan
72
16
Mistakhul Haris Salsabila
100
v
17
Muhammad Harsin
75
v
18
Naila Audi Nur Azizah
80
v
19
Nanda Novian R
75
v
20
Norma Mufarica
80
v
21
Nova Mardiana
70
v
22
Octavia Ayu Ning Tyas
60
v
23
Putri Indah Nurbaiti
80
v
24
Rahma Nurul Aulia
90
v
25
Renyta Ayu Maharani
80
v
26
Renald Irgi Firmansyah
85
v
v
v
54
27
Setya Aji Saputra
78
v
28
Syadza Indira Prameswari
82
v
29
Syakira Widya Azzahra
82
v
30
Winka Wijayanti
90
v
31
Zifaul Qulub
65
32
Pundra Dwi Muntaha
80
v
Jumlah
2551
24
8
Rata-rata
79,72 75%
25%
Ketuntasan klasikal
v
Dari data siklus II terlihat rata-rata nilai siswa sudah mencapai 79,72 sedangkan nilai KKM SDIT Haji Soebandi adalah 75, jadi dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Dimana tingkat ketuntasan siswa sudah ada 24 siswa atau 75% siswa yang tuntas mencapai KKM, itu artinya masih ada 8 siswa atau 25% yang belum tuntas belajar. Terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan siklus 1. Demi mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat, maka penulis berkeinginan melanjutkan penerapan tindakan sampai siklus 3. TABEL VIII. RENTANG NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II No
Rentang Penilaian
Jumlah Siswa
1
51-60
2
2
61-70
4
3
71-80
15
4
81-90
8
5
91-100
3
Jumlah
32
55
Pada perbaikan pembelajaran siklus II perolehan nilai terendah 60 dan tertinggi 100, penyajian data nilai terbagi menjadi 5 kelas interfal sebagai berikut: a. Kelas interval pertama 51-60, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 2 orang. b. Kelas interval pertama 61-70, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 4 orang c. Kelas interval pertama 71-80, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 15 orang d. Kelas interval pertama 81-90, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 8 orang e. Kelas interval pertama 91-100, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 3 orang 3. Hasil Penelitian Siklus III Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus III diperoleh data sebagaimana yang tertulis berikut: TABEL IX HASIL EVALUASI III No
Nama
Nilai
T
1
Aura Zulfikar Muamar
90
v
2
Auriel Anggarda Paramita
100
v
3
Bayu Kurniawan
80
v
4
Brilliyan Firlianezia
90
v
5
Chaersar Totti
90
v
6
Faizal Fatah Ajrin
90
v
TT
56
7
Gayatri Puan Maharani
100
v
8
Gozhi Bintang Azahra
78
v
9
Hafid Naufal Ramatara
78
v
10
Indra Apri Wibowo
90
v
11
Insan Khoirul Prasmana
80
v
12
Ira Febby Mustikarii
80
v
13
Kukuh Kurniadi
90
v
14
Lintang Satrio Gutama
82
v
15
Lucky Hermawan
82
v
16
Mistakhul Haris Salsabila
90
v
17
Muhammad Harsin
85
v
18
Naila Audi Nur Azizah
91
v
19
Nanda Novian R
85
v
20
Norma Mufarica
100
v
21
Nova Mardiana
80
v
22
Octavia Ayu Ning Tyas
70
23
Putri Indah Nurbaiti
80
v
24
Rahma Nurul Aulia
90
v
25
Renyta Ayu Maharani
87
v
26
Renald Irgi Firmansyah
83
v
27
Setya Aji Saputra
96
v
28
Syadza Indira Prameswari
96
v
29
Syakira Widya Azzahra
92
v
30
Winka Wijayanti
100
v
31
Zifaul Qulub
74
32
Pundra Dwi Muntaha
87
v
Jumlah
2786
30
2
Rata-rata
87,06 94%
6%
Ketuntasan klasikal
v
v
57
Keterangan : T
= Tuntas
TT = Tidak Tuntas Dari data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus III terlihat bahwa siswa yang tuntas belajar sangat mengalami peningkatan yaitu 32 siswa, atau 94% siswa telah tuntas. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 orang atau 6%. Dari hasil pembahasan ini menguatkan bukti bahwa media kartu kata mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa. TABEL X RENTANG NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS III NO
Rentang Penilaian
Jumlah Siswa
1
51-60
0
2
61-70
1
3
71-80
8
4
81-90
15
5
91-100
8
Jumlah
32
Pada perbaikan pembelajaran siklus III perolehan nilai terendah 60 dan tertinggi 100, penyajian data nilai terbagi menjadi 5 kelas interfal sebagai berikut: 1. Kelas interval pertama 51-60, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 0 orang. 2. Kelas interval pertama 61-70, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 1 orang 3. Kelas interval pertama 71-80, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 8 orang
58
4. Kelas interval pertama 81-90, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 15 orang 5. Kelas interval pertama 91-100, siswa yang nenm,peroleh nilai pada rentang ini ada 8 orang
C. Pembahasan i. Siklus I Fokus pembelajaran pada siklus I adalah penerapan media kartu kata pada pembelajaran membaca. Pada siklus ini siswa dituntut dapat membaca dengan benar 5 kata yang terdapat dalam kartu kata.5 kata pada kartu kata disusun menjadi kalimat pendek dan dibaca keras oleh anak. Pada kegitatan ini, siswa dengan dibimbing guru dalam menyusun kalimat dengan cara guru memberikan gambaran tentang bunyi kalimat yang terdapat pada kartu kata. Guru selalu memotivasi siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan tidak membosankan. Keaktifan siswa dalam kelas belum merata, hanya beberapa siswa tertentu saja yang dalam kegiatan ini lebih aktif dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini terjadi karena beberapa siswa belum cukup memahami penggunaan kartu kata dengan benar. Dan dari pengamatan yang dilihat, siswa yang sudah aktif tersebut adalah siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi sebelum dilakukannya tindakan kelas ini artinya mereka sebagian besar adalah anak yang sudah bisa membaca baik yang sudah lancar ataupun masih kategori sedang.
59
Kurang aktifnya siswa pada siklus ini juga disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata. Untuk itulah diperlukan adanya informasi dan kerjasama antar guru, penulis dan siswa. 7) Siklus II Hasil Evaluasi Siklus I menunjukkan siswa belum mencapai ketuntasan dalam belajar, pada siklus I dapat dilihat nilai rata-rata adalah 72,75 atau dengan ketuntasan belajar bernilai 41%, hal ini masih jauh dari nilai ketuntasan yang diharapkan yaitu 75. Siswa yang turut aktif dalam menemukan konsep tentang materi yang dipelajari akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar mengamati. Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa. Oleh karena itu sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar mereka berusaha menemukan suatu konsep yang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasiitator yang mengarahkan bagaimana cara menjelaskan kepada siswa, dan membimbing jika terjadi kesalahan dalam pemahaman siswa. Berdasarkan analisa diatas, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Guru harus banyak memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Guru harus selalu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,
60
tidak menegangkan, serta memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 8) Siklus III Perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan signifikan dari ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa. Hal ini tidak lepas dari peran guru yang turut membantu dalam menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif. Pada siklus III ini dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar sudah tercapai yaitu dengan nilai rata-rata 87,06 dan nilai ketuntasan belajar sebesar 94% .Hal ini sudah dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu sebesar 75%.
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian dan data-data di atas yang telah penulis laporkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media kartu kata untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SDIT Haji Soebandi Bawen menunjukkan keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari indikasi antara lain : 1. Meningkatnya nilai kemampuan membaca siswa yakni dari siklus I ke siklus II sebesar 6,97 poin, dan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,34 poin. 2. Meningkatnya keaktifan siswa didalam proses KBM di kelas. 3. Meningkatnya perhatian siswa terhadap pelajaran.
B. Saran Dari pengalaman PTK ini, penulis menyajikan beberapa saran antara lain: 1. Media kartu kata dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam pengajaran membaca 2. Guru harus berusaha memberikan motivasi kepada siswa agar dapat membangkitkan minat belajar dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas pembelajaran. 3. Tidak ada satupun metode yang sempurna, untuk itu metode yang ada dapat dikembangkan menjadi lebih sempurna. 61
62
4. Inovasi pembelajaran harus senantiasa di lakukan oleh para guru, agar tercipta suasana belajar yang ideal dan tercapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adil Fathi. 2005. Menebak Anak Cerdas. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. Adams, Ken. 2002. Semua Anak Jenius !. Jakarta : Erlangga. Adhim, Mohammad Fauzil. 2005. Membuat Anak Gila Membaca. Bandung : AlBayan. Alim. Abdul. 1980. Pengertian Dan Fungsi Media Pendidikan. Jakarta : P36 DEPDIKBUD. Al-Khalili, Amal, Abdus Salam. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia. Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Budiningsih. 2002. Belajar Dan Mengajar. Jakarta : Graham Ilmu. Crow & Crow. 1994. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Rake Sarasiu. Dirdjosoemarto, Soendjoyo. Pengertian Dan Fungsi Media Pendidikan. 1980. Jakarta : P36 DEPDIKBUD. Freeman Joan. 2000. Cerdas Dan Cemerlang : Kiat Menemukan Dan Mengembangkan Bakat Anak 0-5 Tahun. Jakarta : Grasindo. Grainger, Jessica. 2003. Problem Prilaku. Perhatian Dan Membaca Pada Anak. Jakarta : Gramedia. Hamalik, Oemar. 2001. Konsep Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Henmowo. 2003. Andaikan Buku Sepotong Pizza. Bandung : Kaifa. ------------. 2003. Quantum Reading. Bandung : Mlc. ------------. 2004. Vitamin T. Bagaimana Mengubah Diri Lewat Membaca Dan Menulis. Bandung : MLC. Lannon, John M. 1982. Tecnical Writtting. Boston : Little Brown An Company. Layne, Marti. 2000. Ibuku Guruku : Belajar Di Rumah Dan Balutan Kearifan Dan Kehangatan. Bandung : MLC.
Madkour, Ali Ahmad. dkk. 2005. Dengan Cinta Ibu Mendidik. Jakarta : Ailah. Mulyono, dkk. 2005. Bahasa Dan Sastra Indonesia. Semarang : Aneka Ilmu. Mustofa, Fahim. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung : Mizan. Rosdijati, Nani. Zainal Aqib & Trimo. 2006. Panduan PAKEM IPS SD. Jakarta : Erlangga. Shindunata. 2000. Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita. Yogyakarta : Kanisius. Slameto. 1987. Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarrta : Rineka Cipta. Suparlan, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif. Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung : PT. Ganesindo. Susilo, Hermawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Bayumedia Publising. Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa. Usman, M. Basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama
: Sri Kuzaematu Salbiyah
2. NIM
: 11 408 192
3. Tempat/tgl lahir : Kab Semarang, 25 Januari 1983. 4. Jenis kelamin
: Perempuan
5. Agama
: Islam
6. Warga Negara
: Indonesia
7. Alamat rumah
: Krajan Gunung Tumpeng, RT 06 RW 01 Kecamatan Suruh, Kabupaten Salatiga
Jenjang Pendidikan : 1. SDN Gunung Tumpeng
: Lulus Tahun 1992
2. SMPN 1 Suruh
: Lulus Tahun 1998
3. MAN 1 Suruh
: Lulus Tahun 2001
4. DII PGTK STAIN Salatiga
: Lulus Tahun 2003
5. Masuk Program Ekstensi PAI STAIN Salatiga : Tahun 2008 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 8 Agustus 2010 Penulis
Sri Kuzaematu Salbiyah 11 408 192