Dari Redaksi Di lembaran awal tahun ini, KSEI kembali hadir dengan berbagai informasi yang diharapkan menarik untuk disimak. Sesuai fungsinya sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, KSEI akan menyempurnakan berbagai layanan dan pengembangan seperti fasilitas Investor Area, dan pengembangan sistem lain yang dapat menunjang layanan jasa KSEI. Modul baru Investor Area diharapkan bisa mencegah kasus penyalahgunaan rekening nasabah dan memberikan keterbukaan informasi bagi pemodal. Kami menyajikan pula artikel mengenai implementasi Business Intelligence di KSEI, kilas balik KSEI 2008, dan informasi seputar instrumen baru Efek Beragun Aset. Semoga, di tahun yang penuh tantangan ini, kita semua mampu menghadapinya dengan baik dan membukukan kinerja yang optimal. Selamat membaca!
Redaksi
2009, Tahun Penyempurnaan
KSEI akan menyempurnakan berbagai layanan sesuai fungsinya sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
K ������������� ��������������
daftar
ondisi pasar modal yang kurang baik akibat dampak krisis global tak menyurutkan langkah KSEI untuk terus melakukan penyempurnaan layanan nya di tahun 2009. Ada sejumlah pengem bangan yang tengah dilaksanakan KSEI dan
��������������� ����������������� ������������������ isi
1
2009, Tahun Penyempurnaan
3 5
‘Investor Area’, Mencegah Penyalahgunaan Rekening Nasabah
6
: : Kilas Balik 2008
7 8
eba Masuk Pasar Modal
‘Business Intelligence’ KSEI Memfokuskan Pemakai Jasa aktivitas & Statistik
akan disosialisasikan kepada pemakai jasa dan diimplementasikan, antara lain: fasilitas Investor Area, jasa penyelesaian transaksi Re purchase Agreement (REPO), fasilitas Blocking/ Unblocking Balances, STP Connection dan pe nerapan ketentuan Dormant Account.
01 Edisi
Tahun 2009
������������� ����������
Edisi 01, 2009
Dalam rangka memberikan perlindung an bagi investor dan memberikan keter bukaan informasi, KSEI tengah mengem bangkan fasilitas Investor Area yang dapat digunakan investor untuk mengetahui posisi Efek, mutasi Efek dan menerima laporan lainnya. Namun, penggunaan fasilitas Investor Area bersifat optional, dan pemberian akses kepada investor yang menjadi nasabahnya akan menjadi wewenang Pemegang Rekening terkait. Saat ini KSEI juga tengah memper siapkan implementasi layanan jasa penye lesaian transaksi REPO yang dilakukan Pemegang Rekening KSEI. Fasilitas yang diberikan oleh KSEI meliputi penyelesaian transaksi REPO yang melibatkan pemin dahbukuan Efek dan dana yang dapat di ikuti dengan berpindahnya kepemilikan Efek ke Rekening Efek Pemegang Reke ning lain (REPO sell and buyback) maupun transaksi REPO tanpa diikuti pemindah bukuan Efek kepada pihak pembeli, ke pemilikan Efek tetap berada di Rekening Efek REPO penjual yang tidak dapat di pindahbukukan hingga tanggal transak si REPO jatuh tempo (REPO collateralized borrowing).
Fokuss
Ada sejumlah pengembangan yang tengah dilaksanakan KSEI dan akan disosialisasikan kepada pemakai jasa
Melalui modul REPO yang terdapat di C-BEST, maka para pihak yang melakukan transaksi REPO akan memperoleh kemu dahan dalam proses penyelesaian trans aksi tersebut karena telah tersedianya pembuatan instruksi REPO yang telah di gabungkan untuk satu rangkaian transak si. Penyelesaian transaksi REPO melalui KSEI juga dapat memberikan identifikasi yang jelas dari tujuan Pemegang Reke ning melakukan penyelesaian transaksi melalui KSEI.
Sementara fasilitas yang tengah di lakukan pengembangannya oleh KSEI ini ditujukan untuk memberikan kemu dahan bagi Pemegang Rekening dalam proses pemblokiran atas saldo Efek dalam jumlah tertentu dalam satu Sub Rekening Efek untuk keperluan gadai (pledge) atau alasan lain sesuai instruksi nasabah. Mela lui fasilitas ini, Pemegang Rekening dapat melakukan pemblokiran saldo Efek tanpa harus terlebih dahulu memindahkan sal do Efek tersebut ke dalam Sub Rekening Efek khusus. Sejumlah saldo Efek yang akan diblokir akan diberikan tanda khu sus dan tetap berada dalam Sub Reke ning Efek yang sama dengan posisi Efek lainnya. Dalam rangka menunjang kestabilan performance C-BEST di kemudian hari,
maka KSEI akan menerapkan ketentuan terkait dengan dormant account yang merupakan Sub Rekening Efek yang ti dak mempunyai saldo Efek dan atau dana serta tidak ada mutasi Efek dan atau dana dalam jangka waktu 6 (enam) bulan ber turut-turut terhitung sejak tanggal pena rikan atau tanggal pencatatan terakhir saldo Efek dan atau dana. Penerapan ketentuan tersebut tak lain bertujuan untuk lebih mengetahui jumlah rekening aktif dan menghindari penyalahgunaan rekening tersebut serta meningkatkan kedisiplinan Pemegang Rekening terkait pembukaan Sub Reke ning Efek para investor yang menjadi na sabahnya. Guna mengantisipasi adanya renca na percepatan proses penyelesaian trans aksi bursa dari T+3 menjadi T+2 sesuai dengan rekomendasi G30, di bulan April 2009 KSEI akan mengimplementasikan in frastructure berupa real time STP (Straight Through Processing) connection antara Pemegang Rekening dan KSEI. Dengan adanya real time STP connection, sistem C-BEST akan berkomunikasi secara host to host connection dengan sistem back office Pemegang Rekening KSEI. Sehingga diha rapkan dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam pengiriman dan peneri maan messages. Sehubungan KSEI telah menjadi ang gota Sub Registry Bank Indonesia sejak tahun 2006, maka bagi investor institusi seperti Dana Pensiun maupun Asuran si yang selain memiliki aset saham, juga menjadi pemilik SUN. Untuk efisiensi dan mempermudah pemindahbukuan, maka ada peluang untuk mengkonsentrasikan penyimpanan seluruh aset, baik Saham, Obligasi Korporasi, maupun SUN di KSEI. Hal ini dikarenakan sistem yang dimiliki KSEI memungkinkan penyimpanan se luruh aset investor hingga tingkat ritel. Dengan demikian, investor tidak harus memisahkan penyimpanan aset Saham dan Obligasi di KSEI, sedangkan SUN dan SBI pada anggota Sub Registry lainnya. Fasilitas strategis lainnya berupa penyimpanan surat berharga seperti Me dium Term Notes, Promissory Notes, Com mercial Paper, Negotiable Certificate of Deposit, maupun derivatif surat berharga
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Rachmat Irfan, Regina Natalia, Annisa Indri Hapsari • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI
‘Investor Area’, Mencegah Penyalahgunaan Rekening Nasabah
A
wal 2009, pasar modal Indonesia dikejutkan berita kasus PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS). Salah satu Perusahaan Efek besar dengan ca bang yang tersebar dan sistem teknologi yang bagus ini terjerat perkara serius. Komisaris Utama SPS, Herman Ramli, di duga memanfaatkan dana nasabah untuk kepentingan pribadi. Dalam perhitungan Bapepam-LK, dana yang diselewengkan sebesar Rp 245 miliar. Untuk mempertang gungjawabkan, aset SPS pun bakal jadi ta langan. Masalahnya, dalam perhitungan regulator, aset yang dimiliki SPS tak lebih dari Rp 50 miliar. Buntut kasus ini, selain Herman Ramli, dua direktur SPS, Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya Suyud Putra juga ditahan Mabes Polri. Sebelum kasus SPS terbong kar, memasuki bulan-bulan terakhir 2008 pasar modal Indonesia juga dikejutkan kasus Reksa Dana fiktif yang melibatkan dua Perusahaan Efek, PT Antaboga Delta Sekuritas (ADS) dan PT Signature Capital Indonesia. Kasus ini terkuak saat Bank Cen tury tengah dilanda kebangkrutan setelah kalah kliring. Nasabah mulai panik saat Reksa Dana yang mereka miliki di ADS tidak bisa di cairkan. Ironisnya, ADS sudah menjual Reksa Dana kepada nasabah Bank Century sejak 2001. Hak pemodal menguap tanpa pertanggungjawaban karena Reksa Dana tersebut tidak terdaftar di Bapepam-LK. Kasus-kasus di atas menunjukkan bah wa pelaku kecurangan di pasar modal
kerap dilakukan oleh oknum manajemen Perusahaan Efek. Keterlibatan bisa dari pemilik saham atau intervensi terhadap manajemen. Berdasarkan data Bapepam LK, selama tahun 2008 tercatat ada 66 kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten, perdagangan Efek, dan pengelolaan in vestasi. Tahun 2007 hanya terdapat 39 kasus dan 2006 hanya ada 27 kasus. Ke cenderungan peningkatan jumlah kasus, karena perkembangan pasar modal yang cepat. Banyak produk-produk baru yang cukup rumit dan memerlukan regulasi yang cermat. Hilangnya kepercayaan investor karena perbuatan tidak terpuji yang di lakukan oleh oknum perusahaan di mana nasabah mempercayakan pengelolaan Efek yang dimilikinya pada kenyataannya tidak hanya harus ditanggung oleh peru sahaan tersebut, tetapi secara sistematik juga ikut mengurangi kepercayaan inves tor di pasar modal Indonesia terhadap Perusahaan Efek lainnya. Perusahaan yang telah menjalankan secara baik pengelo laan aset nasabahnya serta taat dan patuh pada peraturan yang berlaku, dengan ter jadinya kasus-kasus pelanggaran tersebut secara tidak fair harus ikut menanggung akibatnya. Untuk membantu Pemegang Reke ning KSEI dalam menjaga kepercayaan nasabahnya, KSEI akan segera meluncur kan fasilitas baru, Investor Area. Fasilitas ini memungkinkan Pemegang Rekening
Edisi 01, 2009
Penyelewengan rekening nasabah di lingkungan pasar modal menjadi catatan buruk yang menodai industri pasar modal di awal tahun. Untuk mengantisipasi kasus sejenis, saat ini KSEI sedang menyiapkan implementasi fasilitas baru, Investor Area.
Fokuss
lainnya. Fasilitas ini belum benar-benar dimanfaatkan kalangan perusahaan pe nerbit surat berharga meski KSEI telah mengelolanya sejak tahun 2003. Bahkan sebagian perusahaan publik penerbit Saham dan Obligasi, yang nota bene disimpan di KSEI pun belum me manfaatkan keuntungan dari fasilitas ini. Padahal, penerbit surat berharga berke sempatan mendapat jaminan keamanan karena tidak perlu menerbitkan sertifikat fisik yang mengeluarkan biaya. Pilihan ini juga akan menghindarkan penerbit maupun pemegang sertifikat dari risiko duplikasi. Sudah jamak terjadi, surat berharga dipalsukan lalu dicairkan, dan ketika pemilik surat berharga tesebut hendak mencairkan, yang didapatkan hanya masalah yang pelik. Pada sisi lain, akurasi data kepemilikan juga dijamin, selain proses pemindahbukuan yang mu dah. Semua keuntungan dari fasilitas ini membuat proses mencari dana menjadi lebih efisien, juga sederhana dari sisi pro ses penerbitan. Dengan disimpannya di KSEI, maka sangat mudah diketahui pe megang surat Efek ini karena data inves tor tersimpan di catatan KSEI. Jasa ini tidak terbatas untuk perusa haan yang telah menjadi perusahaan publik (penerbit Saham dan Obligasi). Perusahaan non-publik yang ingin meng galang dana dengan menerbitkan surat berharga juga punya kesempatan yang sama. Ke depan, surat berharga seperti Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset (KIK-EBA) maupun Real Estate Invest ment Trust (REIT’s) bisa disimpan di KSEI. Berbagai fasilitas dan jasa yang dise diakan KSEI tidak sekedar janji. Penga laman menyediakan jasa penyimpanan, administrasi rekening, penyelesaian trans aksi serta distribusi hasil corporate action bisa dilihat dari respon para pengguna jasa. Sampai akhir Desember 2008, terda pat 422 Saham, 197 Obligasi Korporasi, 36 Obligasi Pemerintah, 17 Sukuk, 54 Waran, 1 HMETD, 2 Reksa Dana, 26 MTN, 5 PN, 1 SPN dan 2 Surat Berharga Syariah Nega ra masih aktif tercatat di C-BEST. Total nilai aset-aset tersebut mencapai Rp 757,69 triliun. Rencana Kerja tahun 2009 adalah lanjutan dari Rencana Kerja tahun 2008, yang tetap mengutamakan fungsi KSEI se bagai kustodian Sentral, dan masih tetap difokuskan pada pelayanan serta penye diaan layanan baru jasa kustodian sen tral dan penyempurnaan sistem C-BEST, sebagai pendukung utama layanan jasa KSEI. l
Edisi 01, 2009 Fokuss
KSEI untuk memberikan akses kepada na sabahnya atas catatan Efek atau dana yang dimiliki dan dicatatkan dalam Sub Reke ning Efek di KSEI. Melalui fasilitas ini, Pemegang Reke ning berkesempatan untuk menunjuk kan kepada nasabahnya bahwa aset milik nasabah memang benar tercatat dan ter lindungi di KSEI. Keterbukaan informasi kepada investor ini diharapkan secara aktif dapat melibatkan investor dalam memoni tor catatan kekayaannya dan secara tidak langsung dapat membantu Pemegang Rekening dalam mengantisipasi kemung kinan terjadinya penyelewengan dan tin dakan tidak terpuji oknum-oknum dalam perusahaan. Dalam lingkup yang lebih luas, peran serta investor dalam melaku kan monitoring ini diharapkan bisa men jadi suatu bagian sistem peringatan dini terhadap pelanggaran yang menyangkut penyalahgunaan aset nasabah sebelum berlarut-larut menjadi masalah yang lebih besar seperti yang terjadi sebelumnya. Pada dasarnya semua investor yang telah dibukakan Sub Rekening Efek di KSEI dapat mengakses fasilitas Investor Area melalui Perusahaan Efek atau Bank Kusto dian di mana investor membuka rekening. Setiap investor yang akan diberi akses ke fasilitas Investor Area selanjutnya diberikan tanda pengenal untuk mengidentifikasi investor yang telah tercatat di penitipan kolektif KSEI. Pengenal inilah yang disebut dengan “ID Investor” yang unik (Unique ID Investor), yang dapat dihubungkan de ngan Sub Rekening Efek miliknya di KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kusto dian. Investor juga dimungkinkan untuk menghubungkan ID Investor yang dimili kinya tersebut dengan Sub Rekening Efek yang dikelola oleh Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang berbeda. Pendekatan ini memungkinkan investor untuk dapat mengkonsolidasikan portofolio (account crosslink) yang tercatat pada lebih dari
“Keterbukaan informasi kepada investor diharapkan secara aktif dapat melibatkan investor mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyelewengan”
PENDAFTARAN INVESTOR AREA BAGI NASABAH
satu Perusahaan Efek atau Bank Kustodian dalam satu inquiry yang terintegrasi. Beberapa keuntungan yang diharap kan dapat diperoleh dengan diimplemen tasikannya fasilitas Investor Area, yaitu: l Bagi Investor: - Memberikan manfaat tambahan infor masi yang diinginkan investor serta transparansi di industri pasar modal Indonesia. - Memberikan kemudahan investor un tuk melakukan konsolidasi laporan portofolio yang tersebar di beberapa Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. - Memberikan kepercayaan yang tinggi bagi investor untuk berinvestasi di pa sar modal dengan pembukaan Sub Re kening Efek yang dapat dimonitor se cara langsung oleh investor itu sendiri. l Bagi Pemegang Rekening: - Memberikan informasi bagi investor yang menjadi nasabahnya yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran nya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. - Sebagai sarana komunikasi bagi pe nyampaian dan penyajian informasi be rupa inquiry atau report bagi nasabah nya dengan akurat secara langsung. - Terbuka pengembangan lebih lanjut yang lebih enhance dan spesifik sesuai dengan kebutuhan Pemegang Reke ning terkait dengan hubungan dengan nasabahnya. l Bagi Self Regulatory Organization: - Dengan adanya fasilitas Unique ID Inves tor dapat menciptakan sistem yang le bih efisien dan efektif (Straight Through Processing) untuk mengakomodir kema juan industri pasar modal Indonesia. - Kemudahan monitoring dan transpa ransi transaksi untuk menciptakan in dustri pasar modal yang wajar, teratur dan efisien. Penggunaan fasilitas ini bersifat op tional bagi Pemegang Rekening KSEI dan menjadi wewenang Pemegang Rekening
untuk memberikannya atau tidak (dengan pertimbangan tertentu) kepada inves tor yang menjadi nasabahnya. Termasuk didalamnya juga pemberian hak akses terhadap jenis-jenis Efek yang dapat di-in quiry oleh investor. Dengan demikian, KSEI tidak memberikan akses secara langsung kepada investor. Layanan Investor Area ini akan ditem patkan dan dapat diakses melalui akses internet (https://investor.ksei.co.id). Saat ini aplikasi online KSEI tersebut hanya menye diakan fasilitas untuk Emiten atau BAE yang peruntukkannya dikhususkan untuk mengetahui secara lebih detail data-data investor dari Efek yang diterbitkan Emiten yang terdata di pencatatan kolektif KSEI. Kedepannya, akan tersedia Emiten Area dan Investor Area pada Online KSEI. Untuk itulah dalam melakukan pengembangan aplikasi ini, KSEI telah harus men-design dan men-develop aplikasi secara robust dan memiliki arsitektur aplikasi yang baik. Seiring dengan bergabungnya Inves tor Area ke dalam Online KSEI, maka akan perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kapasitas dari server online KSEI ini. Selain itu, peningkatan bandwith dan implemen tasi aspek security yang ketat tidak kalah penting untuk diperhatikan agar investor dapat dengan nyaman dan aman meng akses informasi portofolionya melalui fa silitas ini. Setelah pengembangan aplikasi In vestor Area selesai pada akhir tahun 2007 lalu, KSEI melakukan sosialisasi kepada Pe megang Rekening KSEI, Biro Administrasi Efek dan Manajer Investasi. Acara tersebut diadakan di Bogor pada 12-16 November 2007. Dari hasil feed back form berupa quesioner yang terkumpul sebanyak 204 lembar, disimpulkan, sebanyak 76,96% menyetujui implementasi Investor Area, 77,94% setuju dengan fasilitas Unique ID investor dan 54,90% siap memberikan fa silitas layanan ini kepada investor yang menjadi nasabahnya. l
‘Business Intelligence’ KSEI Business Intelligence merupakan sebuah tool yang menggunakan teknologi untuk mengumpulkan, mengintegrasi data dan analisis sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi kepentingan organisasi.
[1] Preparation Menyiapkan team yang solid untuk dapat bekerja dengan baik pada saat im
Kedua, Extract, Load & Transform (ETL). Tahap ini merupakan batch process untuk
Pertama, analisis data warehouse KSEI. Data warehouse adalah struktur data base yang dapat menyimpan data da lam jumlah besar, dimana merupakan hasil ekstraksi dari data transaksi yang digunakan untuk melakukan query dan membuat report. KSEI telah memiliki data warehouse yang semi flat table. Analisis ini diperlukan untuk melihat sejauh mana ketersediaan data yang dimiliki sehingga mampu menghasilkan informasi bagi de cision maker.
contoh report yang dihasilkan oleh Business Intelligence*
*Data yang ditampilkan bukan data sesungguhnya
ekstraksi data yang relevan dengan bisnis yang berkaitan, kontrol validitas data dan penyamaan format data, serta melakukan kalkulasi dan update data. ETL diperlukan supaya lebih mempermudah pembuatan report dan memiliki performa yang baik. Ketiga, Online Analytical Processing (OLAP) Design yang efektif. Secara umum, OLAP dapat digam barkan dengan sebuah bangunan kubus (cubes). Setiap cubes memiliki cubes-cubes kecil yang mewakili sebuah obyek yang ingin diukur (measure) dilihat dari ber bagai sisi kubus (dimension). OLAP me mungkinkan user dapat melakukan analisa ad-hoc dari data dalam berbagai dimensi, melakukan perhitungan yang kompleks, analisa trend dan modeling data. Keempat, Penyajian User Presentation (Re porting). Penyajian report dengan analytic tool ini menghasilkan tren data masa lalu. Tren ini dapat membantu penggunanya untuk melakukan predictive analysis. [3] Transfer Knowledge Transfer knowledge diperlukan agar pengguna dapat menggunakan Business Intelligence dengan optimal.
Edisi 01, 2009
[2] Development Development dilakukan dalam 4 (em pat) tahap, yaitu:
plementasi. Adapun persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebagai berikut: l Menyiapkan detail teknis dari aspekaspek yang sangat signifikan terkait dengan proyek yang akan dilakukan. l Pemahaman secara jelas akan fungsi dan manfaat sistem. l Melakukan proses inisiasi untuk pem bentukan team sesuai dengan skills dan kompetensi yang disyaratkan.
Fokuss
S
ebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap penitipan kolektif, KSEI harus memiliki sistem terin tegrasi, lengkap dan konsisten terhadap berbagai sumber data yang dikelolanya. Dengan demikian, diperlukan sarana yang mendukung pengambilan keputus an pihak internal KSEI, sekaligus menun jang penyediaan informasi yang cepat dan akurat bagi semua stakeholders KSEI. Sejak sistem C-BEST diimplementasi kan pada tahun 2000, KSEI telah memiliki gudang data yang menyimpan informasi. Struktur data dan konfigurasinya sudah menunjang kebutuhan internal dan pe makai jasa KSEI. Namun, untuk pengam bilan yang bersifat analitik, dirasakan per lu optimasi sehingga menghasilkan data lebih cepat dan berdaya guna tinggi. De ngan adanya sistem Business Intelligence ini, diharapkan penyediaan informasi jangka panjang bisa dilakukan tanpa ha rus query langsung ke database. Dalam rangka mencapai tujuan di atas, maka tahapan pengembangan Busi ness Intelligence KSEI antara lain:
Edisi 01, 2009 Fokuss
[4] Supporting Pada tahap ini dilakukan proses audit dan tuning untuk memastikan develop ment, supporting quality dan release pro cess dapat dipahami dengan baik oleh penggunanya di KSEI. Business Intelligence membuat peng guna dapat membuat report sendiri sesuai perspektifnya (self service reporting). Hal ini dimungkinkan karena pengguna melaku kannya dengan cara yang sangat mudah, jauh dari hal-hal teknis yang rumit, yaitu tinggal melakukan drag and drop data yang diinginkan dari berbagai data yang ada. Multidimensional analysis dapat dilakukan sehingga dapat membantu decision maker melihat suatu fenomena bisnis. Template report yang terhubung lang sung dengan OLAP engine, memiliki per forma dan fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan menggunakan static report yang dibuat dengan secara konvensional. Bahkan, report yang diperoleh Business In telligence bisa di-customize, dibuat variatif, tidak monoton sehingga tidak membosan kan orang yang melihatnya. Selain itu, re port juga dapat disimpan ke dalam berba gai format antara lain image, excel, dan pdf. Dalam membangun sebuah sistem aplikasi, tak kalah pentingnya adalah aspek keamanan. Pengguna yang ada memiliki hak akses yang sesuai, terbatas pada area pekerjaan yang ditanganinya. Hal ini menyebabkan informasi yang te pat akan sampai ke tangan orang yang tepat sehingga informasi yang ada dapat dipertanggungjawabkan. Diharapkan, Business Intelligence ini akan menghasilkan pengelolaan data yang lebih berdaya guna sehingga mem bantu KSEI dalam berperan serta dalam pengembangan industri pasar modal. l (Rahma Sutari)
“Dengan adanya sistem Business Intelligence ini, diharapkan penyediaan informasi jangka panjang bisa dilakukan tanpa harus query langsung ke database.”
: : KILAS BALIK 2008
Memfokuskan Pemakai Jasa Berbagai cerita menarik menghiasi perjalanan KSEI di tahun 2008. Intinya, KSEI terus berupaya meningkatkan dan menyempurnakan layanan bagi pemakai jasa.
M
emasuki triwulan akhir 2008, industri pasar modal Indonesia turut terguncang akibat kri sis ekonomi global yang melanda dunia saat ini. Di tengah kondisi tersebut, KSEI senantiasa optimis dan terus melakukan penyempurnaan atas layanan jasa demi terciptanya efisiensi di pasar modal Indo nesia dengan mengusung semangat logo baru dengan tagline “Aim High With New Spirit” yang mulai diperkenalkan sejak awal tahun 2008. Seiring dengan perkembangan layan an jasa yang senantiasa ditingkatkan pemanfaatannya, sejak bulan April 2008 KSEI menyediakan fasilitas otomasi untuk aktivitas Pre-Matching Over The Counter Transaction. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja proses penyelesaian transaksi dan mengurangi aktivitas prematching yang dilakukan secara manual serta dapat mengatasi penundaan proses penyelesaian transaksi yang ada saat ini. Rencana implementasi fasilitas baru yang menjadi fokus KSEI di tahun 2008 juga berhasil dikembangkan. Salah satu nya fasilitas Investor Area yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi investor. Sebagai nasabah dari Pemegang Rekening, investor dapat melihat data ba lance position dan mutasi Efek di Sub Re kening Efek miliknya. Selain fasilitas Investor Area, di tahun 2008 KSEI tengah melakukan pengem bangan beberapa layanan jasa: fasilitas jasa penyelesaian transaksi Repurchase Agreement, penerapan ketentuan terkait dormant dan fasilitas blocking/unblocking balances. Diharapkan pengembangan ter sebut akan membantu dan memudahkan aktivitas pemakai jasa KSEI. Di penghujung 2008, KSEI meram pungkan Peraturan KSEI yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan layan an jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek Beragun Aset. Peraturan tersebut telah memperoleh persetujuan
Bapepam-LK. Perangkat hukum tersebut tertuang dalam Keputusan Direksi KSEI nomor KEP-022/DIR/KSEI/1208 tanggal 1 Desember 2008. Sementara itu, dalam rangka menerap kan suatu standar internasional mengenai format data dan jaringan komunikasi ser ta menunjang aktivitas pemakai jasanya, KSEI resmi menjadi anggota The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommu nication (SWIFT) aktif pada tanggal 6 Sep tember 2008. Jaringan SWIFT merupakan salah satu platform komunikasi pendu kung C-BEST. Aktivasi SWIFT ini memung kinkan KSEI untuk berkomunikasi dengan Pemegang Rekening pengguna SWIFT, sehingga informasi dari KSEI kepada pe makai jasa akan lebih mudah diteruskan kepada pemodal global yang juga sudah terhubung ke SWIFT. Tahun 2008 KSEI kembali melaksana kan Survei Kepuasan Pelanggan (Customer Survey) untuk yang keenam kalinya. Kegiat an ini merupakan komitmen KSEI untuk senantiasa melakukan perbaikan dan pe ningkatan jasa layanan yang berkesinam bungan bagi pemakai jasa KSEI. Kegiatan yang berlangsung pada bulan Agustus hingga September 2008 menggunakan mekanisme pengisian kuesioner, kunjung an kepada pemakai jasa serta penyeleng garaan Focus Group Discussion. Untuk mengantisipasi terjadinya gang guan pada sistem cadangan C-BEST, KSEI telah mengimplementasikan Disaster Reco very Center Live Test sebanyak 2 (dua) kali selama tahun 2008, yaitu pada tanggal 18 - 19 Februari 2008 dan 17 - 18 Novem ber 2008. Selain itu, keberhasilan mempertahan kan Sertifikasi ISO 9001 versi 2000, penye lenggaraan seminar internasional bersama KPEI, seminar bagi pemegang saham, so sialisasi kepada pemakai jasa KSEI, kegiatan edukasi di perguruan tinggi serta program corporate social responsibility menjadi bagian rangkaian kegiatan KSEI di tahun 2008. l
eba Masuk Pasar Modal vestasi di pasar modal, akan memberikan alternatif investasi bagi para investor dan juga sebagai sumber pengembangan usaha. Instrumen ini pun dapat menjadi sarana untuk ikut serta mengembang kan sektor riil melalui pembiayaan pasar modal. Kehadiran produk investasi ini telah dipersiapkan cukup lama dan melalui persiapan yang matang. Bahkan, Per aturan Bapepam-LK yang telah diterbit
kan pada tahun 2003 juga disempurnakan oleh Peraturan No. IX.K.1 tentang Pedo man Kontrak Investasi Kolektif Efek Bera gun Aset (EBA) yang terbit pada tanggal 25 November 2008. Kini, Peraturan terse but menjadi dasar hukum penerbitan EBA di Indonesia. Berbagai upaya dan kajian demi kela hiran instrumen ini telah dilakukan para pelaku pasar modal. Termasuk KSEI sen diri, sebagai penyedia layanan jasa penyim panan dan penyelesaian atas beragam Efek juga mempersiapkan diri. Dimulai dengan tahap persiapan teknis terkait operasional, koordinasi antara calon penerbit, Bape pam-LK serta proses “Rule Making Rule” yang menjadi acuan hukum penyediaan
jasa bagi instrumen tersebut. Untuk mem perkenalkan rencana penyediaan jasa tersebut, KSEI menyelenggarakan semi nar tentang EBA yang dihadiri Pemegang Rekening serta Biro Administrasi Efek di Jakarta. Acara yang berlangsung pada 29 Juli 2008 lalu memberikan informasi ter kait kegiatan teknis dan operasional atas transaksi EBA dari nara sumber sekaligus praktisi di bidang tersebut. Akhirnya, setelah melalui proses “Rule Making Rule”, Peraturan KSEI yang menjadi landasan hukum penyeleng garaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek Beragun Aset memperoleh persetujuan Bapepam-LK. Perangkat hukum tersebut tertuang dalam Keputusan Direksi KSEI no mor KEP-022/DIR/KSEI/1208 tang gal 1 Desember 2008. Saat ini KSEI tengah menung gu penawaran salah satu produk EBA yang di koordinir oleh Sarana Multigriya Finansial, dimana akan disimpan secara elektronik di KSEI pada bulan Februari. Kupasan tuntas penerbitan EBA ini akan kami uraikan pada Fokuss edisi mendatang... l
“Hadirnya produk investasi baru ini, selain dapat memperkaya ragam produk investasi di pasar modal, akan memberikan alternatif investasi bagi para investor dan juga sebagai sumber pengembangan usaha.”
Fokuss
D
i tengah pemulihan ekonomi global yang diikuti optimisme pelaku pasar Tanah Air, lahir satu produk baru pasar modal Indonesia. Para pelaku pasar kini bisa berbangga, karena akhirnya bisa memiliki produk Efek Bera gun Aset. Peluncuran produk investasi anyar ini ditandai dengan keluarnya pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 29 Januari 2009 melalui surat No.: S-647/BL/2009. Beleid tersebut berisi per nyataan efektif untuk produk investasi baru berbasis sekuritisasi dengan meng gunakan wadah Kontrak Investasi Kolek tif yaitu Efek Beragun Aset Danareksa SMF I - KPR BTN. EBA tersebut diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Manage ment selaku Manager Investasi yang berfungsi sebagai pengelola dan PT Bank Rakyat Indonesia (Per sero) Tbk selaku Bank Kustodian yang berfungsi untuk penyimpan portofolio Efek (Asset). Pihak lain yang turut menunjang suksesnya penerbitan produk ini adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang bertin dak sebagai koordinator global dan pem beli siaga. Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolek tif antara Manager Investasi dan Bank Kustodian dari Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit ter masuk kredit pemilikan rumah atau apar temen, Efek bersifat Utang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kre dit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Hadirnya produk investasi baru ini, se lain dapat memperkaya ragam produk in
Edisi 01, 2009
Setelah menanti cukup lama, produk EBA kini bisa ditansaksikan di Pasar Modal Indonesia.
aktivitas HUT KSEI
Edisi 01, 2009
Sebagai peringatan Hari Ulang Tahun KSEI ke-11, KSEI mengadakan acara syukuran yang dihadiri oleh seluruh kar yawan di kantor KSEI pada tanggal 23 Desember 2008. Dibu ka dengan opening speech oleh Direktur Utama KSEI, Bapak Ananta Wiyogo, acara dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng dan makan siang bersama. Semoga dengan bertam bahnya umur, KSEI semakin membuktikan dirinya sebagai pe nyedia jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang berstandar internasional, dimana hal ini akan terwujud berkat dedikasi, kerja keras dan komitmen seluruh karyawan KSEI. l
Fokuss
‘Corporate Values’
Konferensi Pers Akhir Tahun 2008
Pada tanggal 16 - 17 Januari 2009, KSEI mengadakan ke giatan Internalisasi Corporate Values di Mason Pine, Padalarang. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan pembentukan corpo rate culture sesuai dengan Misi, Visi & Nilai Inti yang sebelum nya pernah dilaksanakan pada tanggal 19 - 20 Oktober 2007 di Hotel Borobobur, Jakarta, dimana dalam penyelenggaraan nya seluruh karyawan terlibat dalam kegiatan ‘team building’. Diharapkan melalui kegiatan ini, Misi, Visi & Nilai Inti yang se belumnya pernah disosialisasikan ke seluruh karyawan dapat diaplikasikan dan menjadi panduan bagi karyawan KSEI agar dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Misi, Visi & Nilai Inti sehingga menjadikan KSEI ke arah yang lebih baik lagi dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu mencerminkan nilai yang terkandung dalam Core Values KSEI. l
Pada tanggal 30 Desember 2008 lalu Bapepam-LK dan Self Regulatory Organizations (SROs) mengadakan Konferensi Pers Akhir Tahun 2008 yang menandai penutupan perdagangan bursa di tahun 2008. Konperensi pers ini dihadiri oleh Ketua Ba pepam-LK, Bapak Dr. A. Fuad Rahmany dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Kustodian Sentral Efek Indonesia. Dalam presentasi singkatnya, Direktur Utama KSEI, Bapak Ananta Wiyogo memaparkan pengembang an bisnis, kegiatan KSEI dan data statistik kegiatan operasional selama tahun 2008. Sebagai akhir acara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meresmikan penutupan perdagangan bursa tahun 2008 di Bursa Efek Indonesia. Pada penutupan perdagang an 2008 tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup pada posisi 1.355,41. l
statistik Total Distribusi “Corporate Action” Periode Januari - Desember 2008 dan Januari 2009 Dana
����������������������������������������������� ������������������������������������������������������
Jan 2009
Jan - Des 2008 Rp (triliun)
USD (juta)
Equity (Dividen dan Exercise)
40,15
59,44
0,80
0
Debt (Bunga dan Pokok)
64,13
17,61
2,52
1,58
104,28
77,05
3,32
1,58
Total Dana Efek
Rp (triliun) USD (juta)
(Jumlah/Unit Efek)
(Jumlah/Unit Efek)
Saham
117.471.228.145
647.405.581
Waran
3.958.648.697
0
116.088.091.037
532.079.512
HMETD
�������
�������
�������
������
������
������
���������������������������������� ������������������������������������������������������ ����������������������
����������������������������������������� ������������������������������������������������������
������
������
������
������
������
�������
��������
������
������
������
������
������