1
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA ATM ( ATM BERSAMA ) BANK SYARIAH DENGAN BANK- BANK KONVENSIONAL ( STUDI KASUS DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SEMARANG )
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang mengatur seluruh sistem kehidupan ( way of life ). Aturan agama Islam diberikan oleh Allah s.w.t. kepada manusia melalui petunjuk rasul- rasul-Nya; berupa akidah, akhlak, dan syariah. 1Petunjuk ini diberikan supaya manusia dapat menjalankan tugas kekholifahan dengan sebaikbaiknya, tugas kekholifahan dalam menjaga segala ciptaan-Nya termasuk didalamnya menjaga bumi beserta isinya. Akidah dan akhlak sebagai sesuatu yang konstan, tidak mengalami perubahan walaupun adanya perubahan waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi umat pada masa rasul masing-masing. 2Syariah Islam sebagai syariah yang terakhir, yang disampaikan Rasulullah Muhammad s.a.w., memliliki dua keistimewaan yaitu: sebagai syariah yang komprehensif ( Menyeluruh) dan universal ( Umum ).3 Komprehensif, artinya syariah Islam mengatur seluruh aspek kehidupan yang meliputi ibadah dan muamalah. Ibadah disini adalah ibadah khusus, yang mengatur hubungan antara manusia ( makhluk/ ciptaan ) dengan Allah s.w.t. sebagai sebagai 1
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. Ke-1, 2001, hlm. 4. 2 Ibid., 3 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm. 1. .
2
khaliqnya ( Penciptanya ). Sedang Muamalah mengatur hubungan antar sesama manusia sebagai makhluk sosial dalam segala bidang.4Universal, artinya syariah Islam bersifat umum,5yaitu mengatur hubungan semua pihak pada waktu dan tempat yang tidak terbatas, atau Shahih Fi Kulli Zaman Wa Makan ( dapat digunakan setiap masa dan tempat ). Ke-universal-annya ini sebagai bukti bahwa agama Islam sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Alam ( Rahmatan lil Alamin ), 6misalnya dalam muamalat Islam tidak membeda-bedakan antara muslim dan non- muslim. Sebagaimana dicontohkan Rosulullah s.a.w. melalui haditsnya:
)) آﻨﺎ ﻡﻊ اﻟﻨﺒﻲ ص م ﺛﻢ ﺟﺎء رﺟﻞ:ﻋﻦ ﻋﺒﺪاﷲ اﻟﺮﺣﻤﺎن ﺑﻦ أﺑﻲ ﺑﻜﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎل , ﻻ: ﻓﻘﺎل,(( أم هﺒﺔ: أو ﻗﺎل. ﻓﻘﺎل اﻟﻨﺒﻲ ص م " ﺑﻴﻌﺎ أم ﻋﻄﻴﻪ,ﻡﺸﺮك ﻡﺸﻌﺎن ﻃﻮﻳﻞ ﺑﻐﻨﻢ ﻳﺴﻮﻗﻬﺎ (
اﻟﺒﺨﺎري
رواﻩ
)
ﺵﺎة
ﻡﻨﻪ
ﻓﺎﺵﺘﺮي
,ﺑﻴﻊ
ﺑﻞ
Sungguh kami bersama Rosulullah s.a.w., kemudian datang seorang laki-laki musyrik yang berambut kusut tinggi besar dengan membawa kambing yang digembalakannya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “ dijual atau di dihibahkan ?“, maka berkata
( laki-laki musyrik tersebut): “ dijual, kemudian Rosulullah
membelinya satu ekor.
( HR. Imam Bukhari ).7
Ada sebuah hadits dari Rusulullah s.a.w., yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah r.a. yang berbunyi: 4 5 6 7
Muhammad Syafi’I Antonio, loc. Cit... Muhammad, loc.cit. Info Bank, No. 295, November 2003, Vol. XXV, hlm. 77. Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Darul Fikr, 1995, Juz II hlm.31.
3
وارﺕﻬﻦ,ﻋﻦ ﻋﺎءﺵﺔ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ أن اﻟﻨﺒﻲ ص م إﺵﺘﺮي ﻡﻦ ﻳﻬﻮدي ﻃﻌﺎﻡﺎ إﻟﻲ أﺟﻞ ﻡﻌﻠﻮم ( ﻡﻨﻪ درﻋﺎ ﻡﻦ ﺣﺪﻳﺪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري “Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. telah membeli makanan dari orang yahudi sampai batas waktu tertentu, dan kemudian beliau menggadaikan baju perang dari besi beliau (kepada orang yahudi tersebut).“ ( HR. Imam Bukhari )8
Muamalah ( hubungan ) tidak sebatas pada kegiatan ekonomi, tetapi muamalat dalam segala bidang; politik, sosial, budaya, hukum, dan lain-lain. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat lepas dari kegiatan muamalah, dan salah satu wujud muamalah tersebut dilakukan melalui kerjasama. Semangat kerjasama dan tolong- menolong ini, sebagaimana firman Allah s.w.t. :
(٢ : وﺕﻌﺎوﻥﻮاﻋﻠﻲ اﻟﺒ ّﺮ واﻟﺘّﻘﻮي وﻻﺕﻌﺎوﻥﻮا ﻋﻠﻲ اﻻءﺛﻢ واﻟﻌﺪوان ) اﻟﻤﺎءدة “… Dan tolong-tolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam (mengerjakan) dosa dan permusuhan…” ( QS. Al- Maidah : 2 )9
Dibidang ekonomi, misalnya kerjasama dengan sesama lembaga perbankan yang dapat dilakukan dalam segala hal, contohnya adalah kerjasama dalam penggunaan teknologi. 8
Dimana teknologi ini diyakini merupakan salah satu faktor
Ibid., hlm.38. Departemen Agama RI, Al- Qur’anul Karim dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 1996, hlm. 85. 9
4
yang dapat mempengaruhi kinerja suatu bank.10 Penggunaan teknologi dalam perbankan telah mengalami kemajuan yang luar biasa, dibidang teknologi komunikasi misalnya; Internet Banking/ Web Banking, Telpon Selular (Mobile Banking), Wireless Application Protokol (WAP), Short Message Service (SMS), dan lain-lain. Dibidang Teknologi (Hardware dan Software), misalnya sistem komputerisasi, termasuk didalamnya teknologi ATM. Bahkan diperbankan syariah saat ini telah ada perangkat lunak ( software ) khusus perbankan syariah yang dikembangkan PT. Sigma Cipta Caraka.11 Perkembangan perbankan nasional Indonesia saat ini, dengan disahkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, secara tegas menjelaskan bahwa ada dua sistem perbankan di Indonesia (dual banking system), yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional. Didalam UU No. 10 Tahun 1998 tersebut juga menjelaskan tentang dasar opersional serta produk-produk perbankan syariah.12 Sebagai bagian dari perbankan nasional tentu diharapkan antara bank syariah dengan bank konvensional dapat bekerjasama, tentunya dengan batas-batas yang diperbolehakan dalam undang- undang dan syariah. Bank Muamalat sebagai bagian dari sistem perbankan di Indonesia yang berdasar syariah, telah menggunakan beberapa teknologi tersebut terutama dalam 10
Tim Penyusun Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah; Konsep, Produk dan Implementasi Opersional, Jakarta: Djambatan, 2001, hlm. 296 11 Info Bank, NO. 273, Vol. XXIV, April 2002, hlm.76. 12 Drs. Zainul Arifin, MBA., Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: AlvaBet, Cet. Ke-2, 2003, hlm. 9.
5
usahanya memberikan jasa (fee) kepada masyarakat salah satunya adalah penggunaan teknologi ATM. Konsep dasar sistem jasa (fee) yang dikembangkan Bank Muamalat sendiri adalah sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank, antara lain, bank garansi, kliring, inkso, jasa transfer dan lain-lain. 13, termasuk didalamnya adalah ATM. Dalam menjalankan ATM nya Bank Muamalat telah melakukan kerjasama penggunaan ATM dengan beberapa Bank Konvensional dan Bank Syariah lainnya antara lain: BCA, BRI, NIAGA, NISP, MEGA dan lain-lain yang termasuk dalam akad (perjanjian) kerjasama.14 Kerjasama ATM ini dalam prakteknya diwujudkan dalam program ATM BERSAMA, dengan sarana ini diharapkan masing-masing nasabah bank bersangkutan dapat memanfaatkan Terminal ATM dengan logo ATM BERSAMA. Istilah “ kerjasama ” dalam perbankan syariah identik dengan akad musyarakah, mudharabah, musaqah, dan muzara’ah. Akan tetapi berbeda didalam penggunannya dimana musaqah dan muzara’ah merupakan istilah kerjasama dibidang pertanian, sedang mudharabah adalah merupakan kerjasama antara dua belah pihak dimana pihak pertama ( bank ) sebagai penyedia 100% dana kepada
13
Warkum Sumitro, SH, MH, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BMUI & Takaful) di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, Cet. Ke-1, 1996, hlm. 82. 14 Data diperoleh dari Buku “ Lokasi Terminal ATM Bersama “ Bank Muamalat.
6
pihak kedua ( pengelola atau nasabah ).
15
Ada pula yang memasukkan mudharabah
sebagai bagian dari syirkah. Jadi secara umum kerjasama identik dengan syirkah. Dewan Syariah Nasional ( DSN ) sebagai lembaga legalitas religius telah mengeluarkan fatwa tentang syirkah dengan N0: 08/DSN-MUI/IV/2000 yang ditetapkan di Jakarta tanggal 13 April 2000 M, yang ditandatangani oleh DSN-MUI Prof. KH. Ali Yafie dan Drs. H.A. Nazri Adlani sebagai ketua dan sekretaris, dimana didalamnya memuat tentang pertimbangan dan dasar diperbolehkannya syirkah serta ketetapannya.
16
Namun permasalahannya apakah sebenarnya yang mendasari
kerjasama ATM BERSAMA tersebut dan sejauh mana syirkah tersebut dilaksanakan. Penelitian tentang kerjasama ATM ( ATM BERSAMA ) Bank Syariah dengan Bank- Bank Konvensional ini dilakukan di Bank Muamalat Cabang Semarang, di Jl. Soegijo Pranoto No. 102 Semarang.
B. Perumusan Masalah. Adapun yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah Pelaksanaan Kerjasama ATM Bank Muamalat. ? 2. Bagaimanakah Ketentuan Hukum Islam Terhadap Kerjasama ATM serta pelaksanaannya di Bank Muamalat. ?
15
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., hlm. 90. Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi pertama, Jakarta:DSN-MUI, 2001, hlm. 48-54.
16
7
C. Tujuan dan KegunaanPenelitian 1. Tujuan Penelitian. a. Mengetahui pelaksanaan kerjasama ATM Bank Muamalat. b. Mengetahui ketentuan hukum Islam terhadap kerjasama ATM serta pelaksanaanya di Bank Muamalat. ?
2. Kegunaan Penelitian. a. Penelitian ini menjadi salah satu pedoman pengembangan bank syariah, khususnya untuk pengembangan produk- produk dengan berdasarkan sistem syirkah ( kerjasama ). b. Penelitian ini menjadi salah satu sumber informasi bagi akademisi, praktis perbankan, masyarakat umum dan peneliti selanjutnya.
D. Telaah Pustaka Pembahasan mengenai syirkah ( kerjasama ) memang sudah banyak dibahas baik syirkah dalam perbankan syariah ataupun syirkah dalam bisnis umum, misalnya; 1. Muhammad Syafi’I Antonio, dalam bukunya “ Bank Syariah dari Teori ke Praktek “17, menjelaskan aplikasi syirkah dalam perbankan syariah yang meliputi dua hal yaitu pembiayaan dan modal ventura. Akan tetapi dalam aplikasinya tidak dijelaskan secara jelas mengenai keberadaan syirkah
17
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., hlm. 90-100.
8
( kerjasama ) dalam bidang teknologi ATM. Bahkan contoh aplikasi syirkah dalam perbankan syariah hanya di contohkan secara umum. 2. Drs. Zainul Arifin, MBA., dalam bukunya “ Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah.”18, menjelaskan aplikasi syirkah dalam perbankan syariah. Dimana aplikasi syirkah tidak terbatas pada kerjasama antara bank dengan nasabah ( pengelola dana ), tetapi dapat pula diaplikasikan pada kerjasama antar bank atau lembaga keuangan lainnya. Tetapi disini tidak dijelaskan apakah kerjasama ini antar bank atau lembaga keuangan syariah lainnya. Ataukah antara bank atau lembaga keuangan syariah dengan bank atau lembaga keuangan konvensional lainnya. ? 3. Abdullah Saeed, dalam bukunya “ Islamic Banking and Interest ”19. Yang juga menjelaskan syirkah dalam perbankan syariah dan ketentuan fiqh. Hampir seluruh buku tentang perbankan syariah membahas tentang syirkah ( Kerjasama). 4. Muhammad, dalam bukunya “ Sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah”,20 memberikan contoh- contoh penerapan syirkah kedalam perbankan syariah dan bisnis umum. Dalam syirkah ‘inan misalnya dapat dilakukan melalui pembiayaan usaha- usaha patungan dan penyertaan saham atau modal ( equity participation ). 18
Drs. Zainul Arifin, MBA., Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: AlvaBet, Cet. Ke-2, 2003, hlm. 19. 19 Abdullah Saeed, Islamic banking and Interest: a study of the prohibition of riba and its contemporary interpretation , Leiden: New York, 1996, hlm.51- 74. 20 Muhammad, op.cit, hlm. 11- 21.
9
5. Abdullah Ibn Ahmad Ibn Qudamah dalam kitabnya “ Mughni wa Syarh Kabir”,21Didalam kitab ini ada sebuah pembahasan tentang hukum syirkah dengan orang Yahudi dan Nasrani serta syarat-syarat yang membolehkannya. Akan tetapi persoalannya disini berbeda dimana yang bersyirkah adalah sebuah lembaga dimana pengelolanya dari berbagai agama, dimana masingmasing memiliki prinsip yang berbeda. 6. Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid22. Dalam kitab ini menjelaskan bagaimana ketentuan- ketentuan syirkah. Meskipun pembahasan syirkah baik dalam kitab-kitab fiqh ataupun buku perbankan syariah memiliki kesamaan hanya didalam perbankan ada yang memberikan contoh aplikasi syirkah didalam perbankan syariah. Sedang contoh aplikasi syirkah dalam kitab- kitab fiqh cenderung ke bisnis umum. Dari beberapa telaah
pustaka diatas penulis menyimpulkan, meskipun
pembahasan mengenai syirkah ( kerjasama ) telah banyak dibahas baik dalam buku- buku perbankan syariah ataupun kitab- kitab fiqh. Akan tetapi pembahasan tentang syirkah ( kerjasama ) dalam perbankan syariah khususnya dalam bidang ATM serta ketentuan penggunaan teknologi tersebut belum
pernah dibahas
sebelumnya.
21
Ibnu Qudamah, Al- Mughni wa Syarh Kabir, Juz V, Beirut: Darul Kutub al- Ilmiyah, t.th., hlm. 109-111. 22 Ibnu Rusyd, op.cit., hlm. 186-195.
10
E. Metode Penulisan Skripsi Penelitian ini jika ditinjau dari obyeknya merupakan penelitian lapangan, akan tetapi jika ditinjau dari metode pengumpulan data
23
yang berkaitan dengan
populasi tetap merupakan studi kasus, 24yaitu mengenai kasus kerjasama ATM Bank Muamalat. Adapun methodologi penelitian yang penulis gunakan adalah: 1. Metode Pengumpulan Data. a. Metode observasi, yaitu metode penelitian dengan pengamatan yang dicatat secara sistimatis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. 25Metode ini bermanfaat untuk mendefinisikan data-data lapangan, teori-teori ataupun hal-hal lain yang penulis peroleh dilapangan. b. Metode Interview, yaitu pengumpulan data dengan jalan wawancara dengan seseorang secara sistematik berdasarkan pada tujuan penyelidikan.
26
Metode ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan Kerjasama ATM dengan salah satu staff di Bank Muamalat Cab. Semarang. Dan bermanfaat untuk mendapatkan pendapat dari seseorang yang ahli dibidang perbankan syariah dan hukum islam. c. Dokumentasi, yaitu penelitian tehadap benda-benda tertulis seperti bukubuku, artikel, peraturan-peraturan, dan lain-lain. Metode ini bermanfaat dalam pengumpulan data pada semua bab penelitian, khususnya yang 23
Drs. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarat: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke-10, 1996, hlm. 11. 24 Drs. Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm. 70. 25 Drs. Suharsini Arikunto, op. cit. hlm. 144. 26 Ibid, hlm. 145.
11
berkaitan dengan teori,
27
metode ini identik dengan metode kepustakaan,
artinya dalam penelitian ini tidak lepas dari data-data yang diperoleh dari kepustakaan.
3. Metode Analisis Data Terhadap data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dianalisis, adapun metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis non statistik ( kualitatif ). Metode analisis non statistik ( kualitatif ) yaitu berfikir menganilisis datadata yang bersifat deskriptip atau data textular, berupa teori-teori atau pernyataan seseorang (yang bukan data statistik).28
F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini dibagi menjadi V (lima) Bab,dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan. Bab ini merupakan pengantar masuk masalah, dan memberikan gambaran yang utuh tentang isi skripsi, yang isinya mencakup tentang Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan dan Kegunaan Penulisan Skripsi, Metode Penulisan Skripsi, dan Sistematika Penulisan Skripsi. 27
Ibid, hlm. 148. Sumadi Suryabrata (B.A., Drs., M.A., Ed., S., Ph.D), Metodologi Penelitian, Jakarta: CV Rajawali Press, Cet. Ke-V, 1992, hlm. 85.
28
12
Bab II : Gambaran Umum tentang Kerjasama (Syirkah) dan ATM. Dalam bab ini menjelaskan konsep kerjasama (syirkah) yang meliputi : Pengertian Syirkah, Dasar Hukum Syirkah, Macam- Macam Syirkah, Rukun dan Syarat Syirkah. Dijelaskan pula tentang ATM yang Pembahasannya meliputi : Pengertian ATM, Dasar dan Manfaatnya Dari Segi Ekonomi dan Syariah. Bab III : Pelaksanaan Kerjasama ATM ( ATM BERSAMA ) Bank Muamalat. Bab ini menjelaskan pelaksanaan Kerjasama ATM ( ATM BERSAMA ) Bank Muamalat sebagai bank syariah yang pembahasannya meliputi : Sejarah Bank Muamalat Indonesia, Syirkah dalam Perbankan Syariah, Pelaksanaan Kerjasama ATM ( ATM BERSAMA )Bank Muamalat, Pendapat Pakar Perbankan dan Ulama’ Terhadap Kerjasama ATM ( ATM BERSAMA )Bank Muamalat. Bab IV : Analisis Pelaksanaan Kerjasama ATM
( ATM BERSAMA ) Bank
Muamalat. Bab ini merupakan analisis-analisis penulis yang isinya meliputi : Analisis terhadap Pelaksanaan Kerjasama ATM ( ATM BERSAMA ) Bank Muamalat, Analisis Pendapat Pakar Perbankan dan Ulama’ Terhadap Kerjasama ATM( ATM BERSAMA ) Bank Muamalat. Bab V : Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang isinya meliputi : Kesimpulan, Saran-saran, dan Penutup.
13