DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP – HI UNJANI CIMAHI 2011
Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin Teori National Interest Versi Jack C Plano & Roy Olton Teori National Interest Versi Holsti
Tumbuh dan menguat setelah Perang Dunia II, khususnya sejak AS menerapkan kepentingan nasional sebagai landasan dalam politik luar negerinya. Setelah itu, semua tindakan negara – negara dalam interaksinya didasarkan pada kepentingan nasionalnya masing-masing. Kepentingan nasional dijadikan alasan yang mudah dan klasik bagi suatu negara dalam hubungannya negara lain, baik hubungan kerjasama maupun hubungan konfliktual.
Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan minimu negara bangsa dalam melindungi identitas fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik ( rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa lain. Kepentingan nasional diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya. Kepentingan vital dimaksud terdiri dari : Independence, self preservation, territorial integrity, military security, economic well-being.
Kepentingan
nasional diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai oleh setiap negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Kepentingan nasional merupakan hasil kompromi politik antara berbagai pihak dalam suatu negara yang berbeda kepentingannya
Negara / nation state/ negara bangsa / pemerintah / atau sering disebut sebagai aliran State Centris. Negara dianggap sebagai aktor yang dominan dalam hubungan antar bangsa. Semua tindakan yang dilakukan oleh aktor-aktor lain di luar negara, pada akhirnya akan bermuara pada aktor negara bangsa / nation / bangsa.
Mementingkan “prudence” (bersikap bijak dengan mempertimbangkan kalkulasi “untung rugi” ) dalam interaksi antar negara. Mengabaikan moral, etika dan legal hukum. Aturan noramtif dan moral internasional akan dipakai sejauh tidak menghambat kepentingan nasional suatu negara yang besrifat riel / realistis.
Abstrak, sulit untuk dioperasionalkan atau dikongkretkan karena menurut Morgenthau tidak bisa dikuantifikasi. Artinya, kepentingan nasional sulit untuk diukur dan dihitung secara statistik – matematik. Kepentingan nasional merupakan teori / konsep yang sulit untuk diuraikan secara detail mengenai kejelasan motif kepentingan apa dibalik tindakan suatu aktor dalam hubungan inernasional, apakah kepentingan ekonomi, politik, atau militer.
Kepentingan nasional merupakan alat sekaligus tujuan Artinya, suatu ketika kepentingan nasional dipergunakan sebagai cara / sarana / media untuk mencapai tujuan nasional suatu negara. Namun disisi lain, kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan akhir suatu negara yang dicapai atau diraih dengan menggunakan cara-cara kepentingan nasional juga.
Sulit untuk membedakan antara Kepentingan Nasional dengan Kepentingan Global, Regional, dan Lokal Sulit untuk menentukan luas atau range kepentingan nasional suatu negara Sulit untuk menghubungkan kepentingan nasional suatu negara dengan kepentingan nasional negara lain Dipakai sebagai alat oleh super power untuk melakukan kebijakan luar negeri yang bersifat intervensionis
UNSUR BAHASAN Sejarah Kemunculan Tokoh- Tokoh
Pengertian
Unit Analisis Dasar Tindakan Sifat Alat & Tujuan Kritik
ISI / SUBSTANSI Tumbuh dan menguat setelah Perang Dunia II, khususnya sejak AS menerapkan kepentingan nasional sebagai landasan dalam politik luar negerinya.
Han J. Morgenthau Joseph Frankel James N. Rosenau Holsti Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan minimu negara bangsa dalam melindungi identitas fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik ( rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa lain. Kepentingan nasional diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya. Kepentingan vital dimaksud terdiri dari : , self preservation, territorial integrity, military security, economic well-being. Kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai oleh setiap negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Kepentingan nasional merupakan hasil kompromi politik antara berbagai pihak dalam suatu negara yang berbeda kepentingannya Negara (State Centris) Mementingkan “prudente” dan mengabaikan moral, etika dan legal hukum Abstrak, sulit untuk dioperasionalkan atau dikongkretkan karena menurut Morgenthau tidak bisa dikuantifikasi Kepentingan nasional merupakan alat sekaligus tujuan. Sulit untuk membedakan antara Kepentingan Nasional dengan Kepentingan Global, Regional, dan Lokal Sulit untuk menentukan luas atau range kepentingan nasional suatu negara Sulit untuk menghubungkan kepentingan nasional suatu negara dengan kepentingan nasional negara lain Dipakai sebagai alat oleh super power untuk melakukan kebijakan luar negeri yang bersifat intervensionis
Teori Kepentingan Nasional merupakan teori yang lahir dari paradigma / pendekatan realis yang dicetuskan oleh Hans J. Morgenthau. Teori Kepentingan Nasional menjadi populer dalam disiplin ilmu hubungan internasional karena di populerkan oleh AS pada masa Perang Dingin. Ketika itu, AS selalu mendasarkan politik luar negerinya pada kepentingan nasional. Segala tindakan yang dilakukan oleh AS dalam kancah politik internasional selalu mengatasnamakan kepentingan nasional.
Kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai oleh setiap negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Kepentingan nasional merupakan hasil kompromi politik antara berbagai pihak dalam suatu negara yang berbeda kepentingannya. Kepentingan nasional biasanya terdapat dalam setiap konstitusi negara sehingga harus diperjuangkan oleh setiap entitas yang ada negara tersebut. Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan minimum negara bangsa dalam melindungi identitas fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik ( rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa lain.
Mengapa Bangsa Palestina melakukan perlawanan secara terus menerus terhadap Israel? Jawabannya : “Bangsa Palestina melakukan perlawanan secara terus menerus terhadap Israel dikarenakan kepentingan nasionalnya”, yakni : Melindungi identitas fisik (wilayahnya yang ada di tepi barat dan jalur gaza) Melindungi identitas politik (sistem politik yang berbasis pada agama islam) Melindungi identitas kultural (budaya, adat istiadat, & etnis arab yang awalnya mulanya disebut sebagai suku philistin / suku asli palestina.
Menurut
Jack D Plano & Roy Olton, Kepentingan nasional diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya. Kepentingan vital dimaksud terdiri dari : Independence, self preservation, territorial integrity, military security, economic well-being.
Mengapa AS melakukan penyerangan terhadap rezim Thaliban di Afghanistan 2001? Jawabannya : “AS melakukan penyerangan terhadap rezim Thaliban di Afghanistan 2001 karena untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya, yang meliputi : ◦ Independence / kemandirian (sebagai negara berdaulat / merdeka / mandiri dari ancaman terorisme) ◦ Self preservation / mempertahankan diri (respons dan reaksi atas serangan teroris atas WTC dan Pentagon) ◦ Teritorial Integrity / keutuhan wilayah (menunjukan pada dunia bahwa wilayah AS tetap utuh, aman dari infiltrasi teroris) ◦ Military Security / keamanan militer (menunjukkan bahwa kemampuan militer AS tangguh dan kuat dalam melindungi kepentingan AS) ◦ Economic Well-being / kemakmuran ekonomi (menjaga suplai minyak daari Asia Selatan, khususnya di wilayah Afghanistan).
Dalam perspektif hubungan internasional, tindakan suatu negara terhadap negara lain tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang sebenarnya bermuara pada kepentingan nasional. Nuchterlin menyatakan bahwa kepentingan nasional suatu negara dipengaruhi oleh faktor ideologi, pertahanan, ekonomi, dan tata regional/internasional.
Mengapa kebijakan luar negeri Iran terhadap AS di bawah Presiden Mahmod Ahmadinejad bersifat konfliktual?. Jawabannya : “kebijakan luar negeri Iran terhadap AS di bawah Presiden Mahmod Ahmadinejad bersifat konfliktual disebabkan oleh : ◦ Faktor ideologi (ideologi islam shiah yang sangat anti terhadap Barat / AS) ◦ Faktor pertahanan (hegemoni kekuatan AS di Timteng dan ancaman serangan / invasi AS terhadap Iran) ◦ Faktor ekonomi (respon terhadap hegemoni ekonomi AS di Timteng) ◦ Faktor Tata regional (Iran menginginkan menjadi penguasa regional dimana saat ini penguasa regional adalah AS)
Teori Kepentingan Nasional Versi Lemhanas “Tindakan suatu negara selalu didasarkan pada kepentingan nasional, yakni kepentingan ipoleksosbudhankam”
Kepentingan ideologi, menghindari sphere of influence antara sosialisme dan kopitalisme dalam perang dingin Kepentingan politik, mempromosikan pengakuan kedaulatan RI dalam kancah internasional Kepentingan ekonomi, memajukan ekonomi, investasi, & perdagangan antar negara di dunia Kepentingan sosial budaya, memperkokoh jalinan kerjasama budaya “ketimuran” Kepentingan hankam, menjaga indepensi / netralitas antara blok barat dan blok timur
Teori Kepentingan Nasional Versi Jack C Plano & Roy Olton “Kepentingan nasional adalah kepentingan vital yang terdiri dari : Independence, self preservation, territorial integrity, military security, economic wellbeing.”
Independence, untuk menunjukkan kemandirian PLN yang bebas aktif Self preservation, untuk meneguhkan sikap Indonesia yang anti imperialisme-kolonialisme Territorial integrity, untuk meminta dukungan negara-negara Asia Afrika tentang pembebasan Irian Barat dari hegemoni Belanda Military security, untuk menunjukkan bahwa Indonesia telah aman dari berbagai ancaman penjajahan dengan jaminan militer Economic Well-being, untuk menjalin kerjasama perdagangan antar negara-negara Asia Afrika
Teori Kepentingan Nasional Versi Hans J. Morgenthau “Kepentingan nasional diartikan sebagai kemampuan minimum negara bangsa dalam memelihara identitas fisik, identitas politik , dan identitas kulturalnya, dari gangguan negara bangsa lain.”
Memelihara identitas fisik, mengenalkan secara fisik / wilayah NKRI sbg nation state di mata negara-negara Asia Afrika Memelihara identitas politik, mensosialisasikan NKRI sbg negara demokratis dengan sistem politik parlementer Memelihara identitas kultural, mempromosikan adat istiadat, budaya, bahasa, dan kerukunan antar umat beragama/mayoritas penduduk islam terbesar di dunia
Teori Kepentingan Nasional Versi Donal E Nuchterlin “Kepentingan nasional diarahkan untuk mencapai manfaat pada aspek ideologi, pertahanan, ekonomi, & tata internasional negara bersangkutan.”
Manfaat ideologi, ideologi Polugri Indonesia yang tidak memihak blok sosialis dan blok kapitalis ditiru oleh negara-negara Asia Afrika Manfaat pertahanan, Indonesia dipandang sebagai negara yang “banyak teman”, “banyak sekutu”, & “banyak balad” oleh negara lain. Manfaat ekonomi, Indonesia mampu menyepakati kesepakatan perdagangan & investasi dengan negara Asia Afrika, spt Cina, India, Jepang, federasi Afrika Tengah, dll Manfaat tata internasional, Indonesia disegani oleh negara-negara di dunia karena KAA Bandung menjadi cikal bakal lahirnya GNB 1961