Edisi XXIX/2016
LAPORAN UTAMA
Kemenkeu yang Sadar Risiko LAPORAN KHUSUS
DJKN Menuju Revenue Center RUJUKAN
Pengelolaan Risiko sesuai ISO 31000
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
FOTO:
1
Dok. DJKN
Editorial
Berubah untuk Outcome yang Lebih Baik TEKS:
Redaksi
Arif Setiawan
M
engawali pertengahan tahun 2016 ini, Kementerian Keuangan memasuki era baru dalam pengelolaan risiko dengan berlakunya PMK Nomor 12/PMK.09/2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan. Hal ini ditandai dengan perubahan fundamental dalam pengelolaan risiko yaitu dimulainya penerapan manajemen risiko pada level kementerian dan unit eselon I. Perubahan tersebut mendorong implementasi konsep Enterprise Risk Management (ERM) yang akan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko pada Kementerian Keuangan. Era baru pengelolaan risiko juga ditandai dengan melekatnya fungsi pengelolaan risiko dengan fungsi pengelolaan kinerja, seiring beralihnya pengelolaan risiko dari Inspektorat Jenderal kepada Sekretariat Jenderal. Kinerja dan risiko adalah dua hal yang saling berkaitan yang akan selalu bergandengan seperti dua sisi koin mata uang. Kinerja mencerminkan pencapaian sasaran sesuai dengan target yang ditetapkan. Sedangkan risiko adalah hal-hal yang berpotensi menghambat pencapaian sasaran yang menyebabkan kinerja tidak tercapai. Pada setiap upaya pencapaian kinerja, akan selalu ada risiko yang harus dikelola dengan baik untuk menjaga pencapaian kinerja. Dalam proses implementasi model pengelolaan risiko yang baru ini, masih dibutuhkan ketentuan tambahan yang mengatur teknis pengelolaan risiko. Selain itu, perlu juga dilakukan beberapa penambahan substansi diantaranya yang paling penting adalah amanat pelaksanaan manajemen risiko pada level unit eselon III, dimana dalam pelaksanaan tugasnya juga banyak berhadapan dengan risiko. Selain manajemen risiko, saat ini juga terjadi perubahan paradigma dalam pengelolaan aset negara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Sesuai amanat Menteri Keuangan pada Rapimja Triwulan I 2016, DJKN didorong untuk menjadi revenue center melalui pengelolaan aset. Dengan aset negara yang demikian besar, sangat dimungkinkan dapat digali sumber penerimaan yang dapat memberi sumbangan signifikan dalam APBN. Tentunya banyak hal yang harus disiapkan untuk mewujudkan peran ini seperti perangkat
Diterbitkan Oleh: Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Pelindung Menteri Keuangan Pengarah Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Penanggung Jawab Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Redaktur Herry Hernawan, Muhammad Firdaus Rumbia, Dianita Suliastuti, Eka Saputra, Rachmad Arijanto, Moch. Asep Kurniawan, Arif Setiawan Penyunting/Editor R. Aji Setiantoko, Misnilawaty Sidabutar, Agus Dwiatmoko, Susmianti, Hening Indreswari, Abdul Muta’alii, Azharuddin, Mei Chrissye Darliyanti Kontributor Tetap Manajer Kinerja Organisasi, Manajer Kinerja Pegawai Desain Grafis & Fotografer Wardah Adina, Bagus Wijaya, Anas Nur Huda Pencetakan dan Distribusi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Alamat Redaksi: Gedung Djuanda I Lt. 5 Jl Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710 Kotak Pos 21 Telp. 021 3449230 pst 6139 Fax. 021 3517020 Website: www.kemenkeu.go.id Email:
[email protected];
[email protected]
peraturan, Sumber Daya Manusia dan inventarisasi aset negara yang dimanfaatkan. Berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan DJKN dalam menuju revenue center akan diulas secara rinci dalam buletin edisi kali ini. Perubahan adalah suatu keniscayaan yang harus dihadapi organisasi untuk dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan pemangku kepentingan. Hal ini hanya akan terlaksana jika semua pihak mendukung dan memiliki komitmen terhadap perubahan tersebut. Dengan dukungan dan komitmen yang kuat, kita semua berharap bahwa perubahan dalam manajemen risiko dan pengelolaan aset negara dapat mendorong peningkatan kinerja dan outcome Kementerian Keuangan yang lebih baik.
2
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Redaksi menerima tulisan/ artikel untuk dimuat dalam buletin ini. Artikel ditulis dalam huruf Arial 11 spasi 1,5 maksimal 3 halaman. Tulisan artikel dapat dikirim ke email redaksi. Setiap tulisan yang masuk menjadi milik redaksi. Redaksi berhak mengubah/ mengedit setiap tulisan yang dimuat. Bagi tulisan/artikel yang dimuat, akan diberikan souvenir menarik.
Laporan Utama
masing negara dalam menghadapi FOTO:
www.gpaccount.com
gempa. Penanganan risiko di Jepang sudah disiapkan dengan baik seperti adanya sistem peringatan dini, standardisasi bangunan yang tahan gempa, pelatihan bencana yang dilakukan secara intensif, alokasi anggaran yang cukup untuk penanganan bencana, serta peran aktif pemerintah dalam penanggulangan bencana. Melihat urgensi dari pengelolaan risiko maka Kementerian Keuangan sejak tahun 2008 telah berupaya membangun dan menerapkan
Kemenkeu yang Sadar Risiko
sistem manajemen risiko dalam
Misnilawaty Sidabutar, Arif Setiawan
masyarakat, tentu banyak risiko-
TEKS:
B
kerangka mengamankan sasaran strategis organisasi. Sebagai pengelola kebijakan fiskal yang sangat mempengaruhi hajat hidup risiko besar yang harus dikelola dengan baik. Upaya ini merupakan
udaya sadar risiko sangat
gempa di dua negara yang sama-
satu terobosan mengingat masih
mempengaruhi suatu
sama berpotensi gempa yaitu
sedikitnya instansi pemerintah
organisasi dalam mengelola
Jepang dan Indonesia. Dengan
di Indonesia yang menerapkan
proses bisnisnya. Warren Buffett,
kekuatan gempa yang kurang
manajamen risiko.
pernah berkata bahwa “Risk comes
lebih sama ternyata dampak dari
from not knowing what you’re doing”.
gempa bisa jauh berbeda. Misalnya
Kemenkeu telah dimulai dengan
Ketika organisasi sadar apa yang
pada gempa berkekuatan 7,3 SR di
mengacu pada PMK nomor 191/
sedang dikerjakan dan potensi
daerah Prefektur Kumamoto, Pulau
PMK.07/2008 (selanjutnya disebut
risiko yang mungkin muncul, maka
Kyushu, Jepang Selatan korban
PMK 191). Penerapan manajemen
organisasi akan menjadi lebih siap
mencapai puluhan jiwa dengan 44
risiko dilaksanakan pada seluruh
menanganinya.
ribu orang dalam pengungsian.
Unit Eselon II di lingkungan
Manfaat sadar risiko ini
Bandingkan dengan Indonesia
Kementerian Keuangan yang
seringkali baru dapat dinikmati
pada gempa Yogyakarta yang
disebut dengan Unit Pemilik Risiko
ketika terjadi suatu kejadian. Bagi
berkekuatan 5,9 SR tahun 2006
(UPR). Proses manajemen risiko
organisasi yang sudah mengelola
yang menyebabkan lebih dari 6
sesuai PMK 191 yang mencakup
risikonya dengan baik, tentu
ribu orang tewas. Atau pada gempa
proses komunikasi, penilaian risiko,
lebih siap dalam menghadapi
berkekuatan 7,6 SR di Sumatera
penanganan risiko, monitoring dan
setiap dampak dari kejadian risiko
Barat pada 30 September 2009
reviu telah selaras dengan standar
yang bisa berupa bencana yang
yang menyebabkan lebih dari 1.100
internasional yang ditetapkan
berdampak besar. Sedangkan bagi
jiwa meninggal.
dalam ISO 31000, meskipun
yang belum mengelola dengan baik,
Apa yang menyebabkan
mungkin hanya ada penyesalan
dampak pada kedua negara ini
yang datangnya sangat terlambat.
begitu berbeda? Jawabannya
Contoh nyata pengelolaan risiko dapat kita lihat pada penanganan
Proses manajemen risiko di
PMK 191 ditetapkan mendahului terbitnya ISO 31000. Babak baru manajemen
kesadaran akan risiko. Budaya ini
risiko dimulai dengan penetapan
mempengaruhi kesiapan masing-
PMK nomor 12/PMK.07/2016
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
3
Laporan Utama
(selanjutnya disebut PMK 12).
audit dan fungsi operasional,
baik. Bahkan ISO yang terkait
Ketentuan ini menyempurnakan
penugasan pada unit pengelola
layanan juga mengharuskan agar
sistem manajemen risiko yang
kinerja diharapkan dapat
unit yang memberikan pelayanan
telah diterapkan sebelumnya
menyinergikan pengelolaan kinerja
menerapkan manajemen risiko.
dengan mendorong implementasi
dan risiko yang memang sangat
manajemen risiko di Kementerian
terkait.
Keuangan pada level Enterprise
disusun sebenarnya selaras
Risk Management (ERM). Jika pada
dapat segera diimplementasikan
dengan semangat PMK 12 yaitu
PMK 191 penerapan manajemen
mengingat masih terdapat
mendorong penerapan manajemen
risiko masih terbatas pada level
kebijakan yang harus diatur lebih
risiko Kementerian Keuangan pada
unit eselon II maka pada PMK
lanjut seperti penetapan kategori
level Enterprise Risk Management
12 penerapan manajemen risiko
risiko, matriks analisis risiko, level
(ERM). Dalam semangat itu,
mencakup level Kementerian, unit
risiko, dan selera risiko. Selain
tahapan proses manajemen risiko
eselon I hingga ke Unit Eselon
itu, masih terdapat beberapa
disusun lebih rinci sehingga dapat
II. Hal ini mendorong agar risiko
substansi yang perlu diubah
diimplementasikan dengan lebih
yang dikelola bukan hanya risiko
agar dapat diimplementasikan
mudah. Agar proses implementasi
operasional namun risiko yang
seperti mekanisme pelaporan
berjalan lancar, penerapan
sifatnya strategis dan berdampak
yang awalanya bersifat top down
peraturan akan dilaksanakan
besar bagi organisasi.
menjadi buttom up. Oleh karena
secara bertahap yaitu untuk level
itu, dipandang perlu untuk
Kementerian hingga Unit Eselon II
agar seluruh unit memiliki kriteria
menerbitkan kembali peraturan
pada September 2016. Sedangkan
yang sama dalam penentuan level
yang lebih komprehensif demi
untuk Unit Eselon III, implementasi
kemungkinan terjadinya risiko,
efektivitas penerapan manajemen
manajemen risiko akan
level dampak risiko, level risiko,
risiko.
dilaksanakan pada tahun 2017.
PMK ini juga mengamanatkan
selera risiko, dan kategori risiko.
4
Namun demikian, PMK 12 tidak
Secara keseluruhan, substansi dalam peraturan yang sedang
Salah satu hal baru dalam
Implementasi manajemen risiko
Hal tersebut akan memberikan
peraturan yang dirancang
sangat membutuhkan peran aktif
kesamaan cara pandang dalam
adalah penyempurnaan struktur
semua anggota organisasi mulai
mengidentifikasi dan menentukan
manajemen risiko sampai dengan
dari pimpinan tertinggi hingga
risiko yang harus ditangani agar
Unit Eselon III kantor operasional
seluruh pegawai. Sumber daya
upaya manajemen risiko menjadi
layanan Kementerian Keuangan
perlu dikerahkan agar manajemen
terpadu. Selain itu, pengelola
(unit pemilik peta strategi). Hal
risiko dapat berjalan dengan baik
manajemen risiko di lingkup
ini mengingat bahwa secara
sehingga manfaatnya benar-benar
Kementerian juga dipindahkan
riil kantor-kantor operasional
dapat dirasakan dalam pencapaian
dari Inspektorat Jenderal kepada
layanan adalah unit yang berada
sasaran kinerja. Budaya sadar risiko
Sekretariat Jenderal pada unit yang
di garda terdepan dalam melayani
bukan hanya milik pimpinan namun
menangani pengelolaan kinerja.
masyarakat dan memiliki banyak
seluruh pegawai karena hakikatnya
Selain untuk memisahkan fungsi
risiko yang harus dikelola dengan
Everybody is a Risk Manager.
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Laporan Khusus
FOTO:
www.connectedsky.com
DJKN Menuju Revenue Center TEKS:
Bagian Organisasi dan Kepatuhan Internal Sekretariat DJKN
D
irektorat Jenderal Kekayaan
sangat besar. Hal ini terlihat dari
Nasional (BPPN), aset eks kelolaan
Negara (DJKN) sebagai
nilai barang milik negara (BMN)
PT Perusahaan Pengelola Aset
pengelola aset negara
berupa aset tetap yang meningkat
(PPA), eks Bank Dalam Likuidasi
dituntut untuk senantiasa mampu
signifikan, dari nilai BMN per 31
(BDL), BMN idle, dan lainnya. Aset-
mengoptimalkan fungsi aset
Desember 2005 sebesar Rp314,16
aset ini tercatat pada LKPP Tahun
sebagai salah satu sumber daya
triliun, sekarang telah mencapai
2015 dengan nilai sebesar Rp303,5
dalam mendukung peningkatan
Rp1.852 triliun (LKPP 2015 Audited).
triliun dan telah menghasilkan PNBP
kualitas pelayanan publik. Di sisi
Salah satu jenis kekayaan negara
pengelolaan aset sebesar Rp226,3
lain, jumlah dan nilai aset negara
strategis yang dikelola oleh DJKN
miliar.
yang cukup besar, berpotensi
adalah aset yang berada di bawah
untuk dapat dioptimalkan dalam
pengelolaan Bendahara Umum
jenis aset, potensi penerimaan atas
rangka mendukung efisiensi
Negara (aset BUN). Aset tersebut
pengelolaan aset-aset tersebut
belanja dan menghasilkan alternatif
diantaranya berasal dari aset
masih dapat dioptimalkan. Hal
penerimaan negara. Kedua hal ini
eks Kontraktor Kontrak Kerja
inilah yang menjadi sorotan
harus diemban oleh DJKN secara
Sama (KKKS) di sektor migas,
Menteri Keuangan, yang dalam
berimbang.
aset kontraktor Perjanjian Karya
berbagai kesempatan senantiasa
Pengusaha Batubara (PKP2B), aset
mengarahkan agar DJKN menjadi
eks Badan Penyehatan Perbankan
revenue center baru melalui
Potensi kekayaan negara yang dimiliki pemerintah dari sisi nilai
Dilihat dari besarnya nilai dan
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
5
Laporan Khusus
optimalisasi fungsi ekonomi aset terutama dari sisi penerimaan. Hal ini wajar menjadi perhatian, mengingat potensi aset dalam menghasilkan penerimaan belum terlihat dan belum digali secara maksimal sebagaimana layaknya perusahaan-perusahaan properti. Mandat dari Menteri Keuangan tersebut sejatinya sejalan dengan perubahan paradigma pengelolaan aset dari asset administrator menjadi asset manager. Revenue center menjadi istilah yang paling diperbincangkan di lingkungan DJKN pada pertengahan tahun 2016 ini. Dalam tataran pemerintahan, arti dari revenue center mengarah pada dua konsep, yaitu 1) unit yang secara langsung memiliki tugas dan fungsi sebagai pemungut/penghasil penerimaan
Konsep revenue center di DJKN lebih dititikberatkan kepada pendayagunaan barang milik negara dalam bentuk skema sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah (BGS), dan bangun serah guna (BSG).
Dalam jangka panjang, yang menjadi perhatian utama adalah penyempurnaan database dan penyusunan regulasi yang lebih fleksibel. Database aset yang valid dapat digunakan untuk melakukan identifikasi kategori, reviu portofolio, pola optimalisasi, dan publikasi atas aset. Sementara regulasi yang fleksibel akan mampu menampung terobosanterobosan terkait optimalisasi aset, diantaranya kebijakan sunset policy atas pemanfaatan aset yang telah terlaksana, debottlenecking prosedur, pengembangan aset, pemasaran, digitalisasi, pemberian penghargaan, serta pengenaan sanksi atas pengelolaan aset. Sebagai pondasi untuk memperkuat strategi-strategi tersebut, maka
dan 2) unit yang berperan sebagai
perubahan budaya dan mentalitas
koordinator atas penerimaan
mutlak diperlukan. Penanaman
yang dihasilkan oleh unit lain.
budaya korporasi/enterprenuer
DJKN memegang dua peranan
juga menjadi salah satu program
ini. Selain sebagai koordinator
strategi yang akan dilakukan
prioritas yang akan dilaksanakan
pengelolaan BMN yang berada
diantaranya adalah dengan
secara simultan dan berkelanjutan.
pada Kementerian/Lembaga, DJKN
mengimplementasikan IKU
juga secara langsung mengelola
yang mampu mencerminkan
potensi lain selain kekayaan
aset-aset BUN yang sebagian besar
peran revenue center dan akan
negara yang mampu memberikan
berstatus idle. Konsep revenue center
ditetapkan pada kontrak kinerja
kontribusi terhadap penerimaan
di DJKN lebih dititikberatkan kepada
unit pemilik peta strategis di
negara. Diantara potensi tersebut
pendayagunaan barang milik
lingkungan DJKN. Selain itu, sebagai
adalah pelayanan lelang dan
negara dalam bentuk skema sewa,
bentuk percepatan proses bisnis
pengurusan piutang negara.
kerjasama pemanfaatan, bangun
pengelolaan kekayaan negara,
Pengurusan piutang negara yang
guna serah (BGS), dan bangun
juga akan segera dilakukan
optimal dapat digunakan sebagai
serah guna (BSG). Adapun untuk
implementasi penambahan nilai
alternatif penerimaan pembiayaan
skema penjualan dilakukan untuk
kewenangan pengelolaan BMN
dalam negeri. Kedua sumber
aset-aset yang telah memasuki
kepada unit vertikal DJKN. Kedua
potensi ini akan memperkuat fungsi
tahap penghapusan. Hal ini sudah
strategi ini dibarengi dengan upaya
revenue center DJKN. Diharapkan
diwujudkan dalam bentuk Surat
internalisasi perubahan budaya dan
kedepan sumber penerimaan
Edaran Direktur Jenderal Nomor
pola pikir seluruh pegawai DJKN
negara baik yang berasal dari
SE-2/KN/2016 tanggal 07 Juni 2016
terutama terkait dengan perlunya
pengelolaan kekayaan negara,
yang memuat langkah-langkah
budaya enterprenuer. Hal lain yang
pelayanan lelang, maupun
strategis DJKN menuju revenue
sifatnya pendukung seperti validasi
pengurusan piutang negara
center, baik jangka pendek maupun
ulang pemanfaatan aset, identifikasi
mampu menghasilkan kontribusi
jangka panjang.
risiko-risiko, dan pemetaan
yang –mungkin saja- setara dengan
kebutuhan regulasi juga tengah
sumber penerimaan lainnya.
Dalam jangka pendek,
6
dipersiapkan.
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Sebenarnya DJKN juga memiliki
Profil
Ketekunan dan Komitmen Berbuah Prestasi TEKS:
Azharuddin, Rachmad Arijanto
P
(2) organisasi; (3) landasan hukum dan proses bisnis; (4) Sumber Daya Manusia (SDM); dan (5) keuangan. Penguatan strategi dilakukan mulai dari pembentukan image, sosialisasi yang intensif dan masif, hingga penyusunan langkah-langkah peningkatan kualitas pengelolaan kinerja sesuai
engelolaan kinerja di
sangat bermakna bagi tim pengelola
rekomendasi hasil survei SFO dan
Direktorat Jenderal
kinerja DJPB”, ujarnya dengan
reviu kontrak kinerja. Melalui Surat
Perbendaharaan (DJPB)
penuh semangat.
Direktur Jenderal (Dirjen), strategi
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari
peningkatan kualitas tersebut Inisiatif Menuju Prestasi Saat diminta sharing terkait
disampaikan ke seluruh satuan kerja (satker) baik Pusat maupun
beberapa hasil survei Kementerian
upaya peningkatan kualitas
di antaranya survei Strategy Focused
kinerja DJPB, salah satu nominator
Dari aspek organisasi,
Organization (SFO), dimana DJPB
pegawai berprestasi di lingkungan
telah dibentuk unit kerja yang
mendapatkan score tertinggi
Sekretariat DJPB ini menyusun
secara khusus didedikasikan ke
selama 3 tahun terakhir. Prestasi
beberapa langkah yang dibagi
pengelolaan kinerja organisasi
ini tentunya tidak terlepas dari
dalam 5 aspek yaitu (1) strategi;
misalnya Subbagian Penilaian
vertikal.
komitmen pimpinan dan peran tim pengelola kinerja di DJPB. Melihat kondisi tersebut, Tim Buletin Kinerja tertarik untuk mengulas lebih dalam sosok Jordan Sihombing yang akrab dipanggil “Bang Jo”, Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja Organisasi, Sekretariat DJPB, yang kesehariannya berkutat dengan pengelolaan kinerja DJPB. Apresiasi Pimpinan Sebagai pengelola kinerja DJPB, banyak pengalaman berkesan yang dirasakan pria berdarah Batak kelahiran Jakarta ini. Salah satunya saat pertama kali hadir dalam Rapat Pimpinan Kinerja (Rapimja) Kemenkeu-Wide-One tahun 2012. Pengalaman lainnya adalah pada saat diberi kesempatan untuk mengikuti Australian Development Scholarships Short Course: Strategic Planing–Measuring, Monitoring, Evaluation and Reporting, yang diselenggarakan oleh UniQuest di Brisbane, Australia. “Apresiasi pimpinan, memberi kesan yang
FOTO:
R. Aji Setiantoko
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
7
Profil
setiap permasalahan pengelolaan kinerja di seluruh satker baik pusat maupun daerah. Harapan ke Depan Berbicara harapannya terhadap pengelolaan kinerja, pria yang mulai bekerja di kemenkeu sejak tahun 2002 ini memaparkan beberapa hal yang menurutnya dapat dikembangkan ke depan. Pertama, pengelolaan kinerja diharapkan FOTO:
Dok. Pribadi
dapat menjadi prime mover pengelolaan organisasi dan pegawai di Kemenkeu. Kedua, terdapat link and match yang semakin
Kinerja di Kanwil dan Subbagian
kualitas kinerja. Peningkatan
baik antara penataan SDM dan
Pengelolaan Kinerja Organisasi di
kompetensi pengelola kinerja DJPB
remunerasi berbasis pengelolaan
Sekretariat DJPB. Sedangkan di
juga dilakukan melalui kerja sama
kinerja. Terakhir menurutnya
sisi pengelolaan kinerja pegawai,
dengan BPPK dan Setjen. Aspek
adalah perlu pemberian apresiasi
telah dibentuk Subbagian Mutasi
yang terakhir adalah keuangan/
atau award dari Menteri Keuangan
dan Penilaian Kinerja. Harapannya
anggaran pengelolaan kinerja
kepada Pimpinan Unit Eselon I atas
pemberian reward dan punishment,
yang memadai. Sebagai contoh,
prestasi kinerja, awareness, dan
pola mutasi, dan penataan SDM
kegiatan pembinaan berbasis
komitmen pimpinan unit terhadap
dapat dikaitkan dengan pengelolaan
pengelolaan kinerja ke KPPN yang
pengelolaan kinerja.
kinerja pegawai.
dilakukan oleh Subbag Penilaian
Aspek yang ketiga adalah
yang hobi menonton film dan
landasan hukum dan proses bisnis.
menjadi perhatian pimpinan agar
membaca buku-buku motivasi ini
Pengelolaan kinerja di DJPB telah
menyediakan pos anggaran dalam
mengutarakan prinsip yang selalu
ditetapkan dalam Keputusan Dirjen
rangka optimalisasi pengelolaan
dipegang dalam bekerja yaitu “ing
Nomor KEP-241/PB.1/2015 tentang
kinerja di unit kerjanya.
ngarso sung tulodo dan jalani hidup
Pengelolaan Kinerja di lingkungan DJPB. “SOP pengelolaan kinerja juga telah disusun,” ujar Master of
seperti pelari maraton”. Diperlukan Komunikasi dan Koordinasi Bagi unit yang memiliki kantor
konsistensi, ketahanan, komitmen, dan ketekunan dalam bekerja
Commerce dari University of Adelaide,
vertikal di daerah, pengelolaan
agar tujuan yang kita harapkan
Australia.
akan berjalan efektif apabila
dapat dicapai. Load pekerjaan yang
diperkuat dengan komunikasi
cukup tinggi seringkali berdampak
dilakukan adalah peningkatan
dan koordinasi yang intensif.
terhadap berkurangnya intensitas
kompetensi dan koordinasi,
Lulusan program Diploma III dan IV
komunikasi dengan keluarga.
misalnya Rapat Koordinasi Nasional
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Namun, menurutnya banyak
Pengelolaan Kinerja pada Maret
ini menegaskan bahwa peran
strategi yang dapat dilakukan untuk
2016. Rapat ini mengundang
sebagai koordinator pengelolaan
menyeimbangkan antara kehidupan
Staf Ahli Menteri Keuangan
kinerja di DJPB merupakan
keluarga dan pekerjaan. Misalnya
Bidang Organisasi, Birokrasi, dan
tanggung jawab yang sangat besar.
memanfaatkan akhir pekan untuk
Teknologi Informasi dan Kepala
Koordinator diharapkan tidak hanya
berkumpul dengan keluarga.
Biro Perencanaan dan Keuangan
mampu menjelaskan manfaat riil
Khusus dengan anak, dirinya selalu
untuk mendapatkan pengarahan
pengelolaan kinerja, tetapi juga
mengusahakan untuk hadir dalam
mengenai upaya peningkatan
mampu memberikan solusi bagi
setiap event di sekolah.
Terkait aspek SDM, upaya yang
8
Di akhir wawancara, pria
Kinerja di Kanwil. Hal tersebut telah
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Wawancara
Revenue Center, Paradigma Baru DJKN TEKS:
FOTO:
Hening Indreswari, Herry Hernawan
Dok. DJKN
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
9
Wawancara
S
ebagaimana arahan Menteri Keuangan pada rapat Pimpinan Kinerja Triwulan
a. Strategi Jangka Pendek Beberapa langkah yang dilakukan diantaranya,
III tahun 2015 serta selaras
melakukan addendum
dengan tema Rapat Kerja Nasional
Kontrak Kinerja (KK) pada
DJKN tahun 2016, Perubahan
semester II tahun 2016 terkait
Paradigma DJKN Sebagai Revenue
penyempurnaan Indikator
Center Pengelolaan Kekayaan
Kinerja Utama (IKU) pada
Negara Dengan Mengedepankan
pemilik peta yang mampu
Pelayanan Prima dan Mitigasi
mencerminkan peran DJKN
Risiko Yang Efektif, peran DJKN
sebagai revenue center. Selain itu,
sebagai pengelola kekayaan
dilakukan juga penyusunan peta
negara perlu ditingkatkan menjadi
profil risiko yang memuat risiko-
revenue center. Hal ini dilakukan
risiko terkait pengelolaan BMN
untuk dapat meningkatkan
dan pelayanan pada semester II
penerimaan negara dari aset yang
tahun 2016.
dikelola DJKN. Dengan jumlah aset
DJKN juga melakukan
pemerintah saat ini yang sangat
percepatan implementasi
besar, kontribusi DJKN terhadap
penambahan nilai kewenangan
Penerimaan Negara Bukan Pajak
pengelolaan Barang Milik
(PNBP) dapat lebih dioptimalkan.
Negara (BMN) kepada unit
Bagaimana upaya DJKN dalam
vertikal DJKN serta pendataan
mewujudkan peran sebagai revenue
dan validasi awal atas tindak
center dan apa saja tantangan
lanjut persetujuan pemanfaatan
yang dihadapi, berikut rangkuman
BMN yang telah ditetapkan.
wawancara tim Buletin Kinerja
Penyusunan kajian juga
dengan Direktur Jenderal Kekayaan
dilakukan untuk memetakan
Negara mengenai hal tersebut.
regulasi yang perlu dirumuskan atau disempurnakan, misalnya
—Sonny Loho
Upaya apa yang telah
dalam hal penyeragaman
dilakukan DJKN dalam
dokumen persyaratan layanan
mewujudkan peran sebagai
melalui penegasan kebijakan
revenue center?
yang wajib diimplementasikan
gagasan baru. Beberapa
oleh seluruh unit pelayanan
penyempurnaan yang dilakukan
revenue center menjadi fokus
di lingkungan DJKN. Berbagai
diantaranya terkait dengan
utama dalam Rapat Kerja Nasional
upaya tersebut perlu didukung
database pengelolaan aset
(Rakernas) DJKN tahun 2016. Dalam
dengan sosialisasi/internalisasi
melalui sensus, pengawasan,
Rakernas tersebut, disepakati
terkait perubahan budaya dan
dan pengendalian dalam rangka
langkah-langkah strategis untuk
pola pikir seluruh pegawai DJKN
identifikasi kategori, reviu
mewujudkan peran DJKN sebagai
dalam rangka mewujudkan
portofolio, pola optimalisasi,
revenue center yang kemudian
optimalisasi penerimaan melalui
dan publikasi atas aset.
ditetapkan dalam Surat Edaran
pengelolaan kekayaan negara.
Penyempurnaan juga dilakukan
Penajaman peran DJKN sebagai
Nomor SE-2/KN/2016 tanggal 7
10
“Potensi aset negara dari sisi nilai sangat besar, sehingga perlu upaya ekstra untuk mengoptimalkan pengelolaan aset sesuai dengan potensi penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use).”
terhadap standar layanan dan
Juni 2016 tentang Tindak Lanjut
b. Strategi Jangka Panjang
Butir-Butir Rapat Kerja Nasional
Strategi jangka panjang
SOP dengan memperhatikan kebutuhan pengguna jasa, tren
DJKN Tahun 2016. Secara garis
adalah berupa penyempurnaan
realisasi waktu penyelesaian
besar terdapat dua strategi yang
proses yang telah berjalan
layanan, keamanan petugas
dilakukan yaitu strategi jangka
sebelumnya, maupun
layanan, serta integrasi layanan
pendek dan jangka panjang.
perumusan gagasan-
yang ditangani oleh lebih dari
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Wawancara
satu unit. Selain itu, dilakukan
finalisasi pelimpahan wewenang
pengelolaan aset sesuai dengan
juga pengembangan kapasitas
pengelolaan BMN. Pelimpahan
potensi penggunaan tertinggi dan
petugas Area Pelayanan Teladan
ini diharapkan dapat mengurangi
terbaiknya (highest and best use).”
(APT) melalui penyusunan
prosedur layanan yang terlampau
manual, pelatihan, penjaminan
panjang sehingga proses layanan
aset yang dimiliki pemerintah
kualitas, serta penetapan
menjadi lebih cepat dan mampu
sangat besar. Namun demikian,
indikator kinerja yang relevan.
memberikan stimulus kepada
kinerja aset tersebut belum
Penyempurnaan tersebut
satuan kerja K/L untuk lebih aktif
dikelola secara optimal. Regulasi
perlu didukung oleh sistem
dalam mengajukan permohonanan
yang ada secara umum sudah
informasi layanan pengelolaan
utilisasi BMN, terutama terkait
mampu menampung berbagai
aset yang terintegrasi dalam
dengan pemanfaatan. Pada
bentuk pemanfaatan atas aset.
rangka mendorong percepatan
level operasional, beberapa unit
Namun, saat ini masih terdapat
layanan, memberikan
vertikal seperti Kanwil dan kantor
keterbatasan dari sisi fleksibilitas,
kepastian layanan, monitoring
pelayanan juga telah melakukan
seperti belum diaturnya mekanisme
penyelesaian layanan, memberi
koordinasi dengan pihak-pihak
pengembangan aset, pembiayaan
kemudahan akses informasi,
terkait seperti Kanwil DJPB/
pengembangan, pemasaran,
serta menghindari moral hazard.
KPPN mengenai rekonsilisasi nilai
penghargaan dan pengenaan sanksi
PNBP pengelolaan aset serta
atas pemanfaatan, serta terobosan
terkait pengelolaan aset yaitu
dengan satuan kerja K/L sebagai
lainnya.
perumusan regulasi yang
pengguna aset. Beberapa kantor
Oleh karena itu, terdapat
menampung terobosan-
pelayanan juga telah melakukan
dua langkah penting yang harus
terobosan terkait optimalisasi
pengecekan awal di lapangan
dilakukan, yaitu penyempurnaan
aset, misalnya kebijakan sunset
terkait dengan pemanfaatan atas
regulasi dalam rangka simplifikasi
policy atas pemanfaatan yang
aset seperti pengecekan baliho-
dan peningkatan fleksibilitas serta
telah terlaksana, debottlenecking
baliho yang terpasang di jalan
penyusunan basis data atas aset-
Penetapan Status Penggunaan
nasional. Kegiatan ini akan terus
aset, baik yang telah dimanfaatkan
(PSP), pengembangan aset
dilaksanakan untuk menciptakan
maupun yang berpotensi untuk
BUN dengan mekanisme APBN,
awareness pihak-pihak terkait
dimanfaatkan.
pemasaran aset, digitalisasi
serta untuk menghimpun data
pengelolaan aset, pemberian
aset yang memiliki potensi untuk
Bagaimana kesiapan sumber
penghargaan, dan pengenaan
dimanfaatkan.
daya yang dimiliki DJKN dalam
Salah satu gagasan baru
sanksi. Selain gagasan di atas,
Unit baru pengelolaan aset
Dilihat dari sisi nilai, potensi
mendukung peran revenue center?
budaya sadar risiko juga harus
di lingkungan DJKN, Lembaga
diciptakan melalui penanaman
Manajemen Aset Negara (LMAN),
paradigma, komitmen pimpinan,
saat ini juga telah mulai melakukan
mendukung realisasi peran revenue
dan pembinaan pada seluruh
persiapan pengembangan atas
center sudah memadai. Pengelolaan
pimpinan dan pegawai guna
aset-aset kelolaan baik melalui studi
kekayaan negara pada kantor pusat
mendukung tercapainya tujuan
kelayakan, site visit, maupun market
ditangani oleh empat unit, yaitu
DJKN sebagai revenue center.
sounding. Aset kelolaan LMAN
Direktorat Barang Milik Negara,
Strategi jangka panjang ini harus
merupakan aset yang berstatus idle,
Direktorat Pengelolaan Kekayaan
didukung dengan tersedianya
sehingga sangat berpotensi untuk
Negara dan Sistem Informasi,
anggaran yang memadai,
dioptimalkan.
Direktorat Piutang Negara dan
termasuk penguatan kapasitas
Struktur organisasi untuk
Kekayaan Negara Lainnya, serta
internal seperti pengembangan
Tantangan apa yang dihadapi
Lembaga Manajeman Aset Negara
SDM, TIK, dukungan organisasi,
oleh DJKN dalam mewujudkan
(LMAN). Adapun untuk level Kanwil
dan sarana prasarana.
peran sebagai revenue center?
ditangani oleh Bidang Pengelolaan
”Potensi aset negara dari sisi Dalam rangka meningkatkan peran unit vertikal, tengah dilakukan
Kekayaan Negara sementara
nilai sangat besar, sehingga perlu
untuk level operasional ditangani
upaya ekstra untuk mengoptimalkan
oleh Seksi Pengelolaan Kekayaan
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
11
Wawancara
“DJKN diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan negara, sehingga mampu memperkuat kapasitas fiskal pemerintah melalui penerimaan atas pengelolaan aset.” —Sonny Loho FOTO:
Dok. Biro KLI
Negara. Pada setiap unit tersebut
untuk mengelola seluruh basis
mendukung visi Kementerian
telah ditempatkan SDM dengan
data proses utilisasi aset, mulai
Keuangan untuk menjadi penggerak
kompetensi yang cukup memadai.
dari perencanaan sampai dengan
utama pertumbuhan ekonomi
Kedepannya, kuantitas SDM
penghapusan aset. Sedangkan
di Indonesia. DJKN diharapkan
untuk unit vertikal perlu ditambah
dari aspek dukungan anggaran,
mampu untuk memberikan
untuk mendukung implementasi
untuk tahun 2016 dan 2017, belum
kontribusi yang signifikan
pelimpahan wewenang pengelolaan
terdapat penganggaran secara
terhadap penerimaan negara,
BMN kepada unit vertikal. Dari
khusus terkait dengan fungsi DJKN
sehingga mampu memperkuat
sisi kompetensi teknis, diperlukan
sebagai revenue center. Meskipun
kapasitas fiskal pemerintah melalui
penambahan tema diklat terutama
demikian, pendanaan khusus terkait
penerimaan atas pengelolaan aset.
terkait dengan tema pemanfaatan
dengan fungsi DJKN sebagai revenue
Selain itu, DJKN juga diharapkan
aset yang berorientasi pada
center masih dapat diupayakan
mampu mengendalikan kualitas
praktik bisnis di lapangan, seperti
dengan menggunakan mekanisme
belanja melalui perencanaan
pemasaran, pengembangan, dan
revisi anggaran.
kebutuhan aset yang akuntabel
lainnya.
belanja negara, serta mendukung
TIK, saat ini DJKN telah
terhadap peran DJKN dalam
penuh kebutuhan aset K/L sebagai
mengimplementasikan Sistem
mendukung visi Kementerian
salah satu sumber daya untuk
Informasi Manajemen Aset Negara
Keuangan?
mendorong kualitas pelayanan
(SIMAN) yang siap digunakan
12
guna meningkatkan efisiensi Bagaimana harapan kedepan
Dari aspek dukungan
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
DJKN tentunya wajib
publik menjadi lebih baik.
Potret
FOTO:
Dok. BPPK TV
FOTO:
Dok. Media Keuangan
BPPK – TV
Semakin Memberi Arti TEKS:
Agus Dwiatmoko, Moch. Asep Kurniawan
D
alam menunjang tugas dan fungsinya, Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK) terus melakukan inovasi, salah satunya
TIK, dan Wawan Ismawandi, Kepala Subbagian Dukungan Teknis Sekretariat BPPK. Berikut rangkuman keterangan yang berhasil dihimpun dari keduanya.
adalah pengembangan media pembelajaran e-learning berbasis teknologi audio-video. Dalam
media streaming video lainnya seperti Youtube. Namun demikian, video-video yang sudah pernah ditayangkan tetap dapat diakses dan diunduh setiap saat melalui web BPPK TV. Video ini biasa dikenal
Kiprah BPPK TV Pada awal pendiriannya,
sebagai video on demand seperti halnya dalam Youtube. Seluruh peristiwa (event) di
perjalanannya, BPPK membentuk
BPPK TV bermodalkan perangkat
“Stasiun TV” yang dikenal dengan
seadanya, yang sebelumnya belum
lingkungan Kementerian Keuangan
nama BPPK TV. Hal ini dilakukan
dimanfaatkan secara optimal.
asalkan bermuatan edukasi, seperti
untuk lebih mengoptimalkan
Seiring waktu berjalan, perangkat
seminar, talk show, atau launching
penggunaan e-learning berbasis
produksi pun semakin lengkap dan
dapat dipublikasikan melalui BPPK
teknologi audio-video sebagai
mengikuti tuntutan zaman. Dengan
TV. Tidak terbatas peristiwa di
media pembelajaran dan media
bermodalkan peralatan seadanya
lingkungan BPPK, seluruh peristiwa
edukasi khususnya di lingkungan
tersebut, BPPK TV akhirnya tayang
penting di unit-unit eselon I
Kementerian Keuangan.
perdana pada bulan November
Kementerian Keuangan bila perlu
BPPK TV secara struktur organisasi berada di bawah pengelolaan Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sekretariat BPPK. Guna mendapatkan pemaparan profil BPPK TV lebih banyak, tim redaksi Buletin Kinerja berkesempatan menggali informasi dari Muhamad Sandri Merizanta, Kepala Bagian
2011.
dipublikasikan secara luas pun
Ekspektasi awal pembentukan
dapat ditayangkan oleh BPPK TV.
BPPK TV adalah menyediakan media publikasi terkait kediklatan dengan format baru, yaitu publikasi
Tantangan Tantangan utama yang
berbasiskan teknologi informasi
dihadapi oleh BPPK TV adalah
berbasis web streaming. Video acap
ketersediaan sumber daya
kali disajikan secara live streaming
manusia (SDM) dan anggaran
sehingga memiliki corak tersendiri
secara memadai. Khususnya
yang cukup berbeda dengan
terkait SDM, Kementerian
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
13
Potret
FOTO:
Dok. BPPK TV
Keuangan memang tidak secara
bisa dipenuhi karena keterbatasan
di sektor publik, BPPK TV telah
khusus merekrut calon pegawai
pembiayaan untuk mobilisasi kru
menjadi kebanggaan dan rujukan
dengan kompetensi di bidang
dan peralatan produksi.
bagi berbagai instansi pemerintah.
broadcasting televisi dan audio video, seperti kamerawan. Demi memenuhi kebutuhan produksi
BPPK TV selain memiliki stasiun
Canbera, Australia bahkan pernah melakukan studi banding ke BPPK
BPPK TV tersebut, pengembangan
di Gedung BPPK Jl. Purnawarman,
TV. Selain itu, BPPK TV juga sudah
kompetensi bagi para pegawai pada
juga telah memiliki studio 2
dua tahun diundang oleh KPK untuk
Bagian TIK Sekretariat BPPK dan
BPPK TV di Balai Diklat Keuangan
meliput suatu acara tahunan KPK.
unit kerja di lingkungan BPPK pun
Palembang. Studio 2 BPPK TV telah
terus dilakukan. BPPK TV sangat
memproduksi video secara reguler
menjadi media edukasi alternatif
membutuhkan SDM yang memiliki
dan menyiarkan secara streaming
bagi pegawai di lingkungan
kompetensi, passion, dan bakat di
pada setiap hari Rabu siang. Pada
Kementerian Keuangan serta
bidang pertelevisian.
halaman web BPPK TV, saat ini
“semakin memberi arti” dalam
telah tersedia dua saluran yaitu
peningkatan kompetensi pegawai
adalah keterbatasan anggaran.
saluran 1 untuk studio 1 di BPPK
Kementerian Keuangan dengan
BPPK TV acap kali diminta untuk
Pusat dan saluran 2 untuk studio 2
menyajikan video-video e-learning
memfasilitasi publikasi video
BDK Palembang. Satu saluran lagi
yang berkualitas dan menarik.
streaming dari seluruh unit di
sedang disiapkan untuk ITJEN TV.
Harapan ke depan, BPPK TV dapat
Tantangan kedua yang dihadapi
lingkungan Kementerian Keuangan. Tidak banyak permintaan yang
14
Salah satu institusi publik di Capaian dan Harapan
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Sebagai pengelola media publikasi berbasis video streaming
BPPK TV benar-benar ingin
berkembang maju dan menjadi Kemenkeu TV.
Rujukan
Pengelolaan Risiko sesuai ISO 31000 TEKS:
Susmianti, Arif Setiawan
R
isiko sebenarnya suatu istilah
kemungkinan yang terjadi yang
yang sudah sangat familiar
dapat mengakibatkan tujuan tidak
risiko baik pada individu maupun
bagi semua orang. Bahkan
Setelah melihat gambaran
terpenuhi seperti yang diharapkan.
organisasi, dapat ditarik kesimpulan
dalam perilaku sehari-hari setiap
Misalnya untuk perusahaan yang
bahwa semua kejadian yang
orang sangat memahami risiko
memiliki bisnis retail yang tujuannya
menjadi risiko adalah terkait
dan sudah mencoba mengelolanya
adalah untuk mencari keuntungan
dengan tujuan atau sasaran baik
dengan baik sejak dulu. Misalnya
dari pejualan barang maka semua
individu dan oragnisasi tersebut.
praktik pendirian lumbung padi
hal yang dapat menyebabkan
Hal tersebut selaras dengan definisi
pada masyarakat dahulu juga
perusahaan mengalami kerugian
risiko menurut Standar Nasional
mencerminkan pengelolaan risiko
adalah risiko.
Indonesia (SNI) The International
yakni masa paceklik akibat kemarau panjang yang mengakibatkan gagal panen. Pepatah yang sangat populer seperti ‘Sedia payung sebelum hujan’ menggambarkan kearifan lokal pada masyarakat kita tentang risiko dan bagaimana mengelolanya. Sebelum kita berbicara definisi risiko, kita melihat ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang pegawai yang pergi ke kantor menggunakan kendaraan bermotor dengan harapan dapat sampai tepat waktu sebelum pukul 07.30 WIB. Sepanjang perjalanan terdapat beberapa kemungkinan yang membuatnya terlambat datang ke kantor seperti ban bocor atau terjebak macet. Jadi untuk sampai tepat waktu terdapat dua risiko yaitu ban bocor dan terjebak macet. Risiko tidak hanya ada pada individu, namun juga ada pada organisasi. Sebuah organisasi mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan visi dan misinya. Dalam setiap proses pencapaian tujuannya terdapat banyak
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
15
Rujukan
Organization for Standardization (ISO) 31000 yang mendefinisikan
Untuk memastikan tercapainya
arsitektur manajemen risiko dalam rangka menjamin penerapan
risiko sebagai dampak dari
tujuan maka risiko harus dikelola
manajemen risiko yang efektif.
ketidakpastian dalam pencapaian
dengan baik. Pengelolaan tersebut
Standar ini tidak ditujukan untuk
sasaran. Dimana dampak adalah
diharapkan dapat meminimalkan
menyeragamkan manajemen risiko
deviasi dari apa yang diharapkan
kemungkinan terjadinya risiko atau
lintas organisasi, tetapi ditujukan
dan bisa bersifat positif dan/atau
mengurangi dampak yang terjadi
untuk memberikan standar
negatif.
sehingga tujuan dapat tercapai.
pendukung penerapan manajemen
Pengelolaan risiko tersebut secara
risiko.
Untuk memudahkan identifikasi, risiko biasanya diuraikan dalam
garis besar dimulai dari upaya
tiga hal yakni penyebab, peristiwa
mengenali, mengukur, mengevaluasi
tersebut maka manajemen
dan dampak . Ketiga hal tersebut
risiko hingga melaksanakan upaya
risiko yang efektif pada suatu
dapat dirangkai dalam kalimat
penanganannya yang secara
organisasi dapat dicapai ketika
secara sederhana sebagai berikut
keseluruhan disebut sebagai
pengelolaannya dapat memberi
“karena terjadi sesuatu <sebab>,
manajemen risiko. Berdasarkan ISO
nilai tambah, terpadu dengan
telah terjadi kejadian
,
31000 definisi manajemen risiko
proses bisnis dan pengambilan
sehingga mengakibatkan
adalah aktivitas yang terkoordinasi
keputusan, sistematis, transparan,
pada sasaran>”. Apabila uraian
untuk mengarahkan dan
dinamis, berkesinambungan dengan
tersebut diimplementasikan dalam
mengendalikan sebuah organisasi
memperhatikan keunikan organisasi
ilustrasi kehidupan sehari-hari
dalam menangani risiko.
dan faktor budaya. Pengelolaan
seperti contoh pada orang yang
Dalam memberikan panduan
Mengacu pada ISO 31000
tersebut dilakukan dalam struktur
akan berangkat ke kantor maka
implementasi manajemen risiko,
pengelolaan yang tertata baik
risiko dapat diuraikan menjadi
ISO 31000 menyediakan panduan
serta proses pengelolaan yang
“karena paku di jalan (penyebab),
umum yang berisi prinsip, kerangka
menyeluruh mencakup proses
telah terjadi ban bocor (peristiwa)
kerja, dan proses manajemen risiko
penilaian risiko, evaluasi risiko,
sehingga terlambat datang ke
yang dapat digunakan sebagai
penanganan dan monitoring.
Arsitektur SNI ISO 31000
16
kantor (dampak).
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Selingan
Quiz
Dapatkan bingkisan menarik bagi 5 pemenang dengan mengirimkan jawaban yang benar beserta identitas (nama, jabatan, unit kerja,
Jawaban Kuis Buletin Kinerja Edisi XXVIII Tahun 2016
alamat) Anda ke buletinkinerja@ gmail.com dengan subject/perihal email “Jawaban Quiz Buletin Kinerja XXIX” atau dikirim ke Bagian Pengelolaan Kinerja dan Risiko, Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan d/a : Gedung Djuanda I, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710. Jawaban dapat kami terima paling lambat pada tanggal 5 Oktober 2016. Daftar pemenang Quiz Buletin Kinerja Edisi XXVIII (1) (2)
Bambang Gunawan, Kasi Veraki KPPN Sintang, DJPB; Faizal Armandha, Pelaksana Pemeriksa KPPBC Tipe Pratama Poso, DJBC; (3) Ivan Kahfi, Pelaksana Pushaka, Sekretariat Jenderal; (4) Anita Saridewi, Pelaksana KP2KP Banjarnegara, DJP; (5) Sugeng Hariyanto, Pelaksana Direktorat EAS, DJPPR.
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
17
Lensa Peristiwa
18
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
Kata Mereka
QA Pengelolaan Kinerja Dwi Putri Larasati
Febri Rian Fandi
Pelaksana Sekretariat DJPK
S
Lia Irawati
Pelaksana Biro Umum Setjen
Pelaksana Kanwil DJPB Papua Barat
pengelolaan kinerja dan survei SFO
S
di Ditjen Perimbangan Keuangan
(SFO) yang akan dilakukan oleh
upaya-upaya peningkatan melalui
Kementerian Keuangan. Saat ini,
pengelola kinerja pusat. Kami
sosialisasi serta internalisasi pada
awareness pegawai dan komitmen
berharap kegiatan survei maupun
masing-masing unit dibawah Setjen.
pimpinan sudah sangat optimal
reviu pengelolaan kinerja dapat juga
Selain melaksanakan Rapat Pimpinan
dalam mendukung keberhasilan
dilaksanakan di Kanwil DJPB Papua
Kinerja (Rapimja) setiap kuartal,
pengelolaan kinerja. Hal ini
Barat, sekaligus sebagai internalisasi
sekarang diusahakan setiap bulan
dibuktikan dengan keterlibatan
pengelolaan kinerja kepada seluruh
diadakan rapat dan pemantauan
aktif pimpinan dalam kegiatan
pegawai Kanwil DJPB Papua Barat.
untuk kinerja unit, meminta progress
pengelolaan kinerja, misalnya
Pengelolaan kinerja secara umum
dari unit mengenai pelaksanaan
dalam penyusunan kontrak kinerja
sudah dilakukan dengan baik, namun
review, dan mendokumentasikan
dan rapat monitoring dan evaluasi
demikian pada unit vertikal masih
semua dokumen yang terkait
capaian kinerja setiap triwulan.
perlu dioptimalkan lagi. Terkait
dengan pengelolaan kinerja. Tahun
Harapannya, reviu dan survei tahun
dengan aplikasi e-performance,
ini terlihat respon positif dari setiap
ini benar-benar dapat memotret
harapannya dapat lebih di
unit di Setjen untuk meningkatkan
kondisi riil yang terjadi di unit
tingkatkan kualitasnya seperti
pengelolaan kinerja. Kemudian
kami dan hasilnya dapat lebih
update nomenklatur unit, selain
juga telah direncanakan untuk
baik dari tahun sebelumnya serta
itu kapasitas akses aplikasi dapat
memberikan reward sebagai salah
memberikan manfaat perbaikan dan
ditingkatkan. Hal ini agar aplikasi
satu upaya untuk memberikan
peningkatan pengelolaan kinerja di
e-performance dapat lebih mudah
motivasi kepada pegawai agar
unit kami.
diaplikasikan oleh pegawai terutama
tambah semangat dan pimpinannya
pada daerah terpencil. Kesadaran
tambah aware. Unsur penilaian
kinerja pegawai, akan dirumuskan
pegawai terhadap pengisian aplikasi
selain NKO terbaik, ada juga
mekanisme pemberian reward
secara tepat waktu juga masih perlu
pengelolaan kinerja di lingkup eselon
berupa pemilihan pegawai
ditingkatkan. Salah satu harapan dari
II terbaik, dan hasil reviu Kontrak
terbaik, dengan salah satu
pegawai di daerah terpencil adalah
Kinerja terbaik yang diumumkan saat
kriteria penilaiannya adalah
penyesuaian pemberian reward
Rapimja. Sekretaris Jenderal akan
kinerja. Harapan saya, reward-
kepada pegawai, terutama terkait
memberikan piagam penghargaan
nya berupa kesempatan untuk
pemenuhan living cost yang tinggi
langsung kepada pemenang
mengikuti pelatihan-pelatihan
dibeberapa daerah.
nantinya.
ecara umum kami sangat excited ditunjuk sebagai sampel dalam kegiatan reviu
Untuk lebih memotivasi
ecara umum, kami pengelola kinerja pegawai menyambut baik pelaksanaan kegiatan
survei Strategy Focused Organization
P
engelolaan kinerja di Setjen perlu dioptimalkan lagi agar kualitasnya lebih baik. Oleh
karena itu, tahun ini dilakukan
yang tentunya bermanfaat untuk peningkatan knowledge pegawai dan meningkatkan kinerja organisasi.
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016
19
Kata Mereka
20
Buletin Kinerja Edisi XXIX/2016