ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN, FARMASI, TRANSPORTASI DAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh : Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Sartika Sari Dewi : 20207998 : Akuntansi : Dr. Ir. Tety Elida Siregar, MM
Pendahuluan LATAR BELAKANG
• Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham maupun pemerintah, hal ini berkaitan dengan distribusi kesejahteraan di antara pihak-pihak yang terkait.
LATAR BELAKANG
• Penilaian kinerja sangat bermafaat bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi maka perlu dilakukan penelitian tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
• Pengukuran MVA adalah untuk menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang sahamnya sejak perusahaan tersebut berdiri, sedangkan pengukuran EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai tambah. • Umumnya,fluktuasi nilai pasar saham disebabkan adanya perubahan laba perusahaan, yang tercermin dalam laporan kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan menjadi ukuran yang sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan pembelian suatu saham.
Rumusan Masalah “Apakah Economic Value Added (EVA) yang dihasilkan oleh setiap bidang perusahaan berhubungan atau berkorelasi terhadap Market Value Added (MVA).”
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) yang dihasilkan oleh setiap bidang perusahaan berhubungan dengan Market Value Added (MVA), maka setelah itu dapat diketahui adakah perbedaan hasil hubungan EVA dan MVA antara perusahaan makanan dan minuman, farmasi, transportasi dan telekomunikasi.
Manfaat Penelitian 1.
2.
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori di Indonesia, khususnya mengenai Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Manfaat praktis bagi perusahaan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada manajemen perusahaan, khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja.
•Uji Normalitas Data H0 : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, Probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak. •Uji Rank Spearman H0 = Tidak terdapat hubungan antara variabel EVA dan MVA. Ha = Terdapat hubungan antara variabel EVA dan MVA. •Melakukan uji dua sisi (two tailed test) dengan menggunakan taraf nyata %5=α dengan Z tabel 1,96. •Menghitung Z hitung: Z hitung < Z tabel, maka H0 diterima, Z hitung ≥ Z tabel, maka H0 ditolak. Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, Probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak. •Kesimpulan yang diambil : 1. Jika menolak H0, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel EVA dan MVA 2. Jika menerima H0, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel EVA dan MVA.
Hasil Penelitian •
•
•
Uji Normalitas pada perusahaan makanan dan minuman, farmasi, trnsportasi dan telekomunikasi diketahui seluruh angka probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, atau distribusi datanya tidak normal. Uji Rank Spearman Perusahaan Makanan & Minuman
Uji Rank Spearman Perusahaan Farmasi
•
Uji Rank Spearman Perusahaan Transportasi
•
Uji Rank Spearman Perusahaan Telekomunikasi
• KESIMPULAN 1.
Dapat disimpulkan bahwa pengujian korelasi antara variabel EVA dan MVA pada perusahaan makanan minuman mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar 0,954 , pada perusahaan farmasi sebesar 0,875 dan pada perusahaan telekomunikasi sebesar 0,900 , nilai tersebut menunjukan kuatnya korelasi antara EVA dengan MVA, dan didapat angka probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti dalam hal ini menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara variabel EVA dengan MVA pada perusahaan makanan minuman, farmasi dan telekomunikasi pada tahun 2008 – 2010. Hal ini disebabkan karena adanya efisiensi pasar modal di Indonesia, dimana para investor sudah menggunakan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk menganalisis suatu saham perusahaan, sehingga harga saham yang terjadi belum mencerminkan semua informasi yang ada. Begitu juga dari hasil analisis untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara variabel EVA dan MVA pada periode penelitian 2008-2010.
2.
Sedangkan pada perusahaan transportasi didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,122 nilai tersebut menunjukkan lemahnya korelasi antara EVA dengan MVA, dan didapat angka probabilitas sebesar 0,716 yang nilainya lebih besar dari 0,05 , berarti dalam hal ini menolak hipotesis alternatif (Ha) dan menerima hipotesis nol (H0). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara variabel EVA dengan variabel MVA pada perusahaan transportasi pada tahun 2008 – 2010. Maka pada perusahaan transportasi perubahan EVA tidak dapat menjelaskan perubahan MVA, hal ini berarti EVA belum banyak digunakan oleh para investor sebagai alat untuk menganalisa kinerja suatu perusahaan, jika kinerja manajemen suatu perusahaan meningkat, yang dicerminkan oleh variabel EVA, maka nilai pasar perusahaan tersebut belum tentu juga akan meningkat, yang dicerminkan oleh variabel MVA.