STUDI PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP GAMBARAN METABOLISME LEMAK AYAM BROILER
SKRIPSI SITI MAELANI BARIYAH
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN SITI MAELANI BARIYAH. D 24104045. 2008. Studi Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum terhadap Gambaran Metabolisme Lemak Ayam Broiler. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, M. Sc. Pembimbing anggota : Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, M. S. Tingkat konsumsi daging ayam cukup tinggi di masyarakat, akan tetapi dengan kandungan lipida dan kolesterol yang cukup tinggi, dapat menimbulkan masalah-masalah kesehatan bagi manusia. Gangguan yang telah terjadi pada manusia berupa aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) akibat deposisi kolesterol (low density lipoprotein/LDL) dan trigliserida, yang dapat berlanjut menjadi penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Alternatif yang mungkin diterapkan adalah dengan pemberian senyawa aktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh ayam broiler namun tidak mengganggu produksi ayam broiler. Salah satu bahan asal tanaman yang berkhasiat sebagai herbal medisin adalah daun sembung. Bahan ini mengandung senyawa aktif seperti minyak atsiri 0,5% berupa sineol, borneol, landerol, dan kamper; tanin; saponin; damar; dan santoksilin serta flavonoid (flavonoid blumeatin). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun sembung dalam ransum terhadap gambaran metabolis lemak (trigliserida, kolesterol, HDL dan LDL) pada darah ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 120 ekor DOC (day old chicks) strain Ross yang dipelihara selama 5 minggu. Perlakuan yang digunakan yaitu 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Sebanyak 12 ekor dari masing-masing kandang yang mewakili perlakuan diambil darahnya untuk dianalisis kadar lemaknya. Pengambilan darah dilakukan pada ayam umur empat minggu. Perlakuan ini terdiri atas R0 (Ransum kontrol tanpa tepung daun sembung), R1 (ransum mengandung tepung daun sembung 2%), R2 (ransum mengandung tepung daun sembung 4%), dan R3 (ransum mengandung tepung daun sembung 6%). Penelitian ini dilakukan analisis trigliserida, kolesterol, HDL dan LDL dalam plasma darah. Analisis data menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan jika ada perbedaan dilakukan uji lanjut dengan uji jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun sembung tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL plasma walaupun ada kecenderungan dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol plasma ayam broiler dibandingkan dengan kontrol. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dalam ransum ayam broiler sampai 6% tidak mengganggu profil lemak plasma ayam broiler. Kata-kata kunci : daun sembung, trigliserida, kolesterol, HDL, LDL.
ABSTRACT Study of Utilization Blumea balsamifera Leaf Meal in The Diets on Lipid Metabolism of Broiler S. M. Bariyah, Sumiati and D. A. Astuti Sembung (Blumea balsamifera) contained tannin, saponin, santoxilin and flavonoid. A number of studies have shown that saponins from different sources reduce plasma cholesterol levels in a variety of animals including human subject. The experiment was conducted to determine the effect of utilization Blumea balsamifera meal on lipid metabolism of Broilers. The experiment used 120 DOC (Day Old Chick) strain Ross. The treatment diets were : R0 (diet contained 0% sembung leaf meal), R1 (diet contained 2% sembung leaf meal), R2 (diet contained 4% sembung leaf meal), and R3 (diet contained 6% sembung leaf meal). Parameters observed were cholesterol, triglycerides, HDL and LDL contained in the plasma. The data obtained were analyzed using analyze of variance (ANOVA) and any significant difference was further tested using Duncan’s Multiple Range Test. The results showed that the treatment diets had no significant effect on cholesterol, triglycerides, HDL and LDL concentrations, even though tended to decrease the cholesterol and triglyceride concentrations. It is concluded that using Blumea balsamifera up to 6% which contain saponin in the diet had no negative effects on lipid profile of plasma broiler. Keywords
: Blumea balsamifera, cholesterol, triglyceride, HDL, LDL.
STUDI PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP GAMBARAN METABOLISME LEMAK AYAM BROILER
SITI MAELANI BARIYAH D 24104045
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
STUDI PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP GAMBARAN METABOLISME LEMAK AYAM BROILER
Oleh : SITI MAELANI BARIYAH D 24104045
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 15 Juli 2008
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Sumiati, M. Sc. NIP. 131 624 182
Pembimbing Anggota
Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS. NIP. 131 474 289
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Luki Abdullah, M. Sc. Agr. NIP. 131 955 531
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1986 di Tasikmalaya, Jawa Barat, sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak Elon Abdurrohim dan Ibu Imas Tuti. Pendidikan formal pertama dimulai tahun 1992 di Madrasah Ibtidaiyah Alhidayah Nusawangi Tasikmalaya, lulus tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan
di
Madrasah
Tsanawiyah
Mu’awanah
Cisayong
Tasikmalaya dan lulus tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya sampai dengan tahun 2003, kemudian dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Kota Tasikmalaya, lulus pada tahun 2004. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004 di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan melalui jalur undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah aktif di Lingkung Seni Sunda (LISES) Gentra Kaheman tahun 2005, Forum Aktifis Mahasiswa Muslim Al-an’am Fakultas Peternakan tahun 2006, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya IPB tahun 2006, ketua Divisi Administrasi Umum Bimbingan Remaja dan Anak DKM Alhuriyyah tahun 2006. Pengalaman lain berupa Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Pengembangan Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPPT-HMT) Singosari Malang Jawa Timur tahun 2006, di Laboratorium Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB tahun 2007, menjadi Staff departemen Kebijakan Daerah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB tahun 2007, dan magang kewirausahaan tahun 2008, serta kerap mengikuti beberapa kepanitiaan dalam acara yang diselenggarakan di lingkungan kampus IPB.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim, Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Studi Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum terhadap Gambaran Metabolisme Lemak Ayam Broiler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun sembung dalam ransum dengan tingkat yang berbeda terhadap metabolisme lemak (kadar triglisrida, kolesterol, LDL dan HDL) ayam broiler. Penelitian ini merupakan penelitian kelompok yang didanai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dituangkan dalam tiga judul skripsi yang lain. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Mei 2007 di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas (Kandang C), Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, dan Laboratorium Klinik Prodia Bogor. Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk kalangan akademik maupun khalayak umum sebagai sumber referensi. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih atas saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat, Amien.
Bogor, Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... ........................................................................................
ii
ABSTRACT...............................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
DAFTAR ISI .... ........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
xii
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
Latar Belakang................................................................................ Perumusan Masalah ........................................................................ Tujuan .... ........................................................................................
1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... ...
3
Sembung (Blumea balsamifera L. DC) .......................................... Zat Aktif Daun Sembung............................................................... Ayam Broiler ................................................................................. Lemak ............................................................................................ Kolesterol............................................................................. Trigliserida........................................................................... Fosfolipida ........................................................................... Metabolisme Lemak ...................................................................... Transpor Lemak.............................................................................
3 4 5 6 7 8 9 9 10
METODE...................................................................................................
13
Lokasi dan Waktu .......................................................................... Materi............................................................................................. Ternak .................................................................................. Kandang dan Peralatan ........................................................ Ransum dan Air Minum ...................................................... Vaksinasi.............................................................................. Daun Sembung..................................................................... Metode ........................................................................................... Pembuatan Tepung Daun Sembung..................................... Pemberian Tepung Daun Sembung dan Formulasi Ransum Perlakuan Ransum ............................................................... Pengambilan Darah............................................................... Rancangan Percobaan .................................................................... Model dan Analisis Data......................................................
13 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15 17 17
Peubah Yang Diamati ............................................................ Prosedur Analisis Darah ................................................................ Trigliserida............................................................................ Kolesterol Total .................................................................... Kolesterol HDL..................................................................... Kolesterol LDL .....................................................................
18 18 18 19 19 19
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
21
Perlakuan Tepung Daun Sembung Versus Kontrol ....................... Trigliserida............................................................................ Kolesterol Total .................................................................... Kolesterol-HDL .................................................................... Kolesterol-LDL..................................................................... Rasio Kolesterol HDL:LDL..................................................
21 22 23 24 25 27
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
29
Kesimpulan .................................................................................... Saran ..............................................................................................
29 29
UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
31
LAMPIRAN...............................................................................................
34
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Komposisi Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) ..................
15
2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Periode Starter .....
16
3. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Periode Grower....
17
4. Kandungan Trigliserida, Kolesterol, HDL, LDL dan Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Ayam Broiler ........................................
21
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Pohon Sembung (Blumea balsamifera) .............................................
4
2. Struktur Kimia Tanin .........................................................................
4
3. Struktur kimia Saponin ......................................................................
5
4. Sruktur Kimia Kolesterol...................................................................
7
5. Bagan Metabolisme Lemak pada Unggas ........................................
11
6. Bagan Transpor Lemak dalam Darah ................................................
12
7. Grafik Rataan Kadar Trigliserida Plasma Ayam Broiler...................
22
8. Grafik Rataan Kadar Kolesterol Total Plasma Ayam Broiler ...........
23
9. Grafik Rataan Kadar Kolesterol HDL Plasma Ayam Broiler............
25
10. Grafik Rataan Kadar Kolesterol LDL Plasma Ayam Broiler ............
26
11. Grafik Rataan Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Ayam Broiler ...
28
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
12. Analisis Ragam Kadar Trigliserida Plasma Broiler...........................
34
13. Analisis Ragam Kadar Kolesterol Total Plasma Broiler ...................
34
14. Analisis Ragam Kadar Kolesterol-HDL Plasma Broiler ...................
34
15. Analisis Ragam Kadar Kolesterol-LDL Plasma Broiler....................
34
16. Analisis Ragam Kadar Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Broiler
34
17. Rata-rata Suhu Kandang C setiap Minggu Berdasarkan Pengukuran
35
18. Komposisi Premiks MASAMIX-FS..................................................
35
PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak unggas merupakan ternak yang paling banyak dipelihara dan paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia saat ini. Ternak unggas yang terbesar di Indonesia adalah ayam broiler, hal ini dikarenakan ayam broiler merupakan sumber protein hewani yang murah harganya dibanding dengan sumber protein hewani lainnya serta memiliki pertumbuhan yang cepat. Tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia semakin meningkat yaitu 2,2 g/kapita/hari (tahun 2004); 2,3 g/kapita/hari (tahun 2005); 2,4 g/kapita/hari (tahun 2006); dan 4,93 g/kapita/hari (tahun 2007). Produksi DOC tahun 2007 pada kondisi equilibrium mencapai 19 juta ekor/minggu. Penduduk Indonesia yang sampai saat ini mencapai 220 juta jiwa hampir 56% memilih produk unggas guna memenuhi asupan gizi tubuh, akan tetapi dengan kandungan lipida dan kolesterol yang cukup tinggi yaitu sebesar 3,5% dan 0,64%, dapat menimbulkan masalah-masalah kesehatan bagi manusia. Bila mengkonsumsi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan aterosklerosis yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari bahan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, terutama yang berasal dari tumbuh–tumbuhan. Penggunaan campuran tepung kunyit dan daun pepaya hingga level 2% dalam ransum tidak dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL, namun mampu meningkatkan kadar HDL. Hal ini mendorong untuk melakukan penelitian dengan tanaman obat lainnya berupa daun sembung (Blumea balsamifera). Sembung memiliki kandungan zat aktif yaitu minyak atsiri 0,5% berupa sineol, borneol, landerol, kamper; tanin; saponin; damar; dan santoksilin serta flavonoid berupa flavonoid blumeatin. Daun sembung memiliki kandungan tanin 4,96% dan saponin 7,08%. Saponin merupakan senyawa surfaktan yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan sel dan dapat meningkatkan produksi asam empedu yang disintesis dari kolesterol di hati sehingga kolesterol plasma menurun. Selain itu, saponin memiliki kemampuan menghalangi transpor nutrien termasuk lemak. Adanya penghambatan aktifitas lipase pankreas menyebabkan proses oksidasi lemak terganggu sehingga lemak yang terbentuk dan dideposit berkurang.
Penambahan tepung daun sembung dalam ransum diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol ayam broiler akibat adanya kerja zat aktif daun sembung (saponin) sehingga produk ayam broiler aman untuk dikonsumsi. Perumusan Masalah Saat ini kecenderungan masyarakat menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan kejadian penyakit arterosklerosis akibat deposisi kolesterol LDL yang dapat berlanjut menjadi penyakit jantung koroner dan stroke. Penggunaan tepung daun sembung sebagai alternatif bahan alami yang mengandung zat aktif saponin diharapkan dapat menurunkan trigliserida dan kolesterol dalam plasma broiler. Saponin memiliki kemampuan untuk menurunkan absorbsi asam lemak dari usus, hal ini karena aktivitas lipase pankreas dihambat. Aktivitas lipase pankreas yang dihambat menyebabkan proses oksidasi lemak terganggu sehingga lemak yang terbentuk dan yang dideposit berkurang. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun sembung dalam ransum terhadap metabolisme lemak ayam broiler yang dicerminkan oleh kandungan trigliserida, kolesterol, HDL dan LDL dalam plasma ayam broiler.
TINJAUAN PUSTAKA Sembung (Blumea balsamifera L. DC) Sembung (Blumea balsamifera L. DC) termasuk famili Asteraceae dan genus Blumea. Sembung termasuk perdu yang tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 4 m. Batang berkayu lunak, berambut halus, daun tunggal, duduk daun berseling, bentuk daun membulat telur sampai lonjong, bagian pangkal dan ujung lancip, pinggir daun bergerigi, permukaan daun bagian atas berambut agak kasar dan kaku, bagian bawah berbulu halus seperti beludru (Mulyani dan Gunawan, 2002). Bila diremas daunnya beraroma seperti kamfer. Bunga malai keluar dari ujung cabang, berbulu halus, dan berwarna kuning. Buah kecil, putih, dan berbulu pendek. Tanaman ini tumbuh di daerah berketinggian hingga 2200 m diatas permukaan laut. Perbanyakan dapat dengan biji atau pemisahan tunas yang keluar dari akar (Mursito, 2002). Menurut Sulaksana dan Darmono (2005) daun sembung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliopyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subkelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Blumea
Spesies
: Blumea balsamifera
Tumbuhan ini mudah tumbuh, baik di tempat terbuka maupun di tempat yang agak terlindungi, sering tumbuh di tepi-tepi sungai, pekarangan, baik di lahan berpasir maupun tanah yang agak basah (Mulyani dan Gunawan, 2002). Sembung (Blumea balsamifera L. DC) memiliki berbagai macam nama di setiap daerah. Blumea balsamifera L. DC di Sumatra terkenal dengan nama sembung dan capa, di pulau Jawa terkenal dengan sembung, sembung utan, sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk, kamandhin (Mursito, 2002). Pohon sembung dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pohon Sembung (Blumea balsamifera) Zat Aktif dalam Daun Sembung Sembung memiliki kandungan zat aktif yaitu minyak atsiri 0,5% berupa sineol, borneol, landerol, dan kamper; tanin; saponin; damar; dan ksantoksilin (Mursito, 2002) serta flavonoid berupa flavonoid blumeatin (Agroforestry database, 2007). Tanin merupakan sejenis kandungan tumbuhan yang bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Kadar tanin yang tinggi dianggap mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap nilai gizi tumbuhan makanan ternak dan dapat meracuni hati, karena tanin dapat mengikat protein, asam amino yang spesifik, dan mineral fosfor (Kumar et al., 2005). Kadar tanin dalam daun sembung sebesar 4,96%. Batas toleransi kadar tanin dalam ransum ayam broiler sebesar 0,26% (Kumar et al., 2005). Tanin juga dapat memberikan keuntungan yaitu mempunyai aktivitas antioksidan dan menghambat pertumbuhan tumor (Robinson, 1995). Struktur kimia tanin disajikan pada Gambar 2. Saponin merupakan senyawa surfaktan yaitu senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dapat menurunkan tegangan permukaan cairan. Saponin pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin yang bersifat toksin disebut sapotoksin yang dapat menurunkan kadar kolesterol serum (Fuglie, 2001). Struktur kimia saponin dapat dilihat pada Gambar 3. Sembung dikenal memiliki banyak kegunaan terutama sebagai tumbuhan obat tradisional. Bagian tanaman sembung yang digunakan adalah bagian daun. Daun sembung memiliki khasiat sebagai anti radang, memperlancar pengeluaran gas (karminatif), memperlancar peredaran darah, mematikan pertumbuhan kuman
(bakterisidal) (Mursito, 2002). Efek farmakologi yang telah diketahui adalah bersifat sebagai analgesik (mengurangi rasa sakit) (Mulyani dan Gunawan, 2002).
Gambar 2. Struktur Kimia Tanin (Kumar et al., 2005)
Gambar 3. Struktur Kimia Saponin (Mursito, 2002) Ayam Broiler Ayam broiler ternasuk kedalam ordo Galliformes, famili Phasianidae, genus Gallis, dan spesies Gallus domesticus. Ayam broiler adalah jenis ayam ras unggul yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, siap dipotong pada usia relatif muda, menghasilkan kualitas daging berserat lunak dan berprotein tinggi (Suyoto, 1984). Ayam broiler dihasilkan dari bangsa ayam tipe berat Cornish. Bangsa ayam ini dipilih yang berbulu putih dan seleksi diteruskan hingga dihasilkan ayam broiler seperti yang sekarang ada di masyarakat. Pertumbuhan merupakan pembesaran
ukuran sel-sel tubuh dan peningkatan jumlah sel-sel individual, pertumbuhan tersebut meliputi pertumbuhan saraf, peningkatan tulang, peningkatan berat otot, dan peningkatan lemak tubuh total di jaringan lemak. Performa ayam broiler akan berbeda menurut tempat dimana ayam broiler itu dipelihara. Perbedaan ini muncul karena perbedaan ketinggian atau suhu lingkungan sekitar kandang. Daerah dataran rendah, suhu lingkungan lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi. Suhu lingkungan tinggi, ayam mengalami cekaman panas sehingga akan banyak minum dan sedikit makan sehingga mengalami metabolisme tidak sempurna yang mengakibatkan pertumbuhan ayam menurun (makanan yang diserap sedikit) dan mortalitas pun meningkat. Cekaman merupakan kondisi kesehatan ternak terganggu disebabkan oleh adanya kekuatan lingkungan yang secara terus-menerus terjadi pada hewan dan mengganggu proses homeotasis (Scott et al., 1982). Menurut Kusnadi (2004), suhu lingkungan akan sampai ke tubuh baik melalui reseptor pada kulit maupun pembuluh darah sehingga sampai ke hipotalamus. Suhu lingkungan tinggi akan menyebabkan terangsangnya pusat haus dan sekresi hormon kortikosteron, sementara pusat lapar dan sekresi thyroid stimulating hormone (TSH) yang berperan dalam sekresi hormon tiroid dihambat. Akibatnya terjadi penurunan dalam metabolisme sehingga produksi menjadi turun. Ain Baziz et al. (1996) menyatakan bahwa kandungan lemak tubuh dan lemak abdomial meningkat 0,8 dan 1,6 % setiap kenaikan 1oC pada temperatur antara 2129oC. Selain faktor suhu, status penyakit suatu wilayah juga mempengaruhi performa terutama angka mortalitas. Oleh karena itu wilayah yang endemik dengan penyakit tertentu akan mendapat perhatian dalam progran vaksinasi, jenis vaksin, dan obat yang digunakan (Amrullah, 2004). Lemak Lemak merupakan salah satu golongan senyawa kimia pembangun struktur makhluk hidup, bersifat tidak terlalu polar, sehingga tidak larut dalam air (polar), tetapi larut dalam pelarut dengan polaritas rendah seperti kloroform, karbon tetraklorida, dietil eter maupun benzena. Lemak terbagi dalam 4 golongan, yaitu: jenuh
(saturated),
mono
tak-jenuh
(monounsaturated),
poli
tak-jenuh
(polyunsaturated), dan lemak trans. Lemak terdiri dari asam – asam lemak yang terbentuk dari karbon dan hidrogen dalam berbagai kombinasi (Harvard School of
Public Health, 2004). Lemak jenuh rantai panjang yang terkandung dalam lemak hewani cenderung meningkatkan kadar kolesterol darah, dan asam lemak tak jenuh membantu mengurangi kolesterol plasma. Mengkonsumsi asam lemak tak jenuh tinggi, membran sel akan lebih lentur, sehingga untuk menormalkan derajat kekakuan membran sel, maka tubuh akan memanfaatkan kolesterol plasma. Pemanfaatan kolesterol tersebut mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan kolesterol (Mayes, 1995). Lemak didalam darah terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfolipida dan asam lemak bebas. Kolesterol Kolesterol berasal dari kata cholestrine yang berasal dari bahasa Yunani, chole berarti empedu dan stereos berarti padat. Hal ini dikarenakan pada saat pertamakali ditemukan dengan mengisolasinya dari batu empedu. Kolesterol merupakan kelompok sterol yang khas yang terdapat pada hewan (Anggorodi, 1994). Mayes et. al (1997) mengatakan bahwa kolesterol adalah sterol yang bentuknya seperti lilin terdapat dalam semua sel hewan dan menyusun 17% bahan kering otak sehingga tersebar luas dalam tubuh dan terdapat dalam darah dan cairan empedu. Kolesterol terdapat dalam segala makanan yang berasal dari hewan dan mempunyai rumus molekul C27H45OH yang dinyatakan dalam 3-hidrosi 5,6-kolesterol yang memilki gugus hidroksil (OH) pada C3 dan ikatan rangkap pada C5-6, serta percabangan C10 C13 C17 . Rumus molekul kolesterol disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Kimia Kolesterol (Mayes, 1997) Guyton (1992) menyatakan bahwa kolesterol dalam tubuh berasal dari absorpsi dalam saluran cerna yang disebut kolesterol eksogen dan sintesis dalam hati yang disebut kolesterol endogen. Kolesterol berikatan dengan protein khusus yang bernama apoprotein menjadi kompleks lipid protein atau lipoprotein. Ikatan inilah yang menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah.
Menurut Dalimartha (2003), lipoprotein dalam plasma darah terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut yaitu : 1. Kilomikron, merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar, sebagian besar terdiri atas trigliserida untuk dibawa ke jaringan lemak dan otot rangka. Kilomikron juga mengandung kolesterol untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jam sejak makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam plasma. Adanya kilomikron pada waktu puasa dianggap abnormal 2. Very low density lipoprotein (VLDL), dibentuk dari asam lemak bebas di hati. VLDL mengandung 60% trigliserida endogen dan 10-15% kolesterol 3. Intermediate density lipoprotein (IDL), mengandung trigliserida dan kolesterol. IDL merupakan zat antara yang terjadi pada saat VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL disebut juga LDL sisa. 4. Low density lipoprotein (LDL), merupakan lipoprotein yang mempunyai densitas rendah, berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju jaringan. LDL merupakan metabolit VLDL yang disebut juga kolesterol jahat karena efek aterogeniknya yang mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan
penumpukan
lemak
yang
dapat
menyempitkan
pembuluh
darah
(aterosklerosis). Mengkonsumsi makanan yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh, tingginya kadar VLDL, kecepatan produksi dan eliminasi LDL mempunyai peranan paling besar terhadap kadar LDL. 5. High density lipoprotein (HDL), merupakan partikel lipoprotein yang paling kecil yang dibuat di dalam hati. HDL berfungsi mengangkut kelebihan kolesterol yang tidak dapat diambil lagi oleh kolesterol reseptor untuk dibawa kembali ke hati, kemudian dibuang melalui kantung empedu. HDL mengirimkan kolesterol dari jaringan tubuh dan dari daerah-daerah yang terpengaruh oleh aterosklerosis dan kembali ke hati untuk dipisahkan kolesterolnya. HDL juga disebut kolesterol baik sehingga kadar HDL didalam darah diharapkan tinggi. Jumlah kolesterol dalam tubuh tergantung pada keadaan individu, dalam masa pertumbuhan atau tidak serta bervariasi baik untuk setiap individu maupun pada setiap organ tubuh. Mekanisme pengaturan kolesterol didalam tubuh hewan pada dasarnya tergantung pada sintesis kolesterol dan ekskresi steroid dalam feses
(Lubis, 1993). Menurut Swenson (1984), kadar kolesterol darah ayam normal berkisar antara 125-200 mg/100ml. Trigliserida Wahju (2004) menyatakan bahwa lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti triester dari gliserol. Menurut Lehninger (1982), trigliserida adalah komponen utama dari lemak yang disimpan atau depot lemak pada tumbuhan dan hewan, tapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Fungsi trigliserida yang utama adalah sebagai cadangan energi karena trigliserida merupakan bentuk lemak yang efisien untuk dipakai sebagai cadangan energi dan tidak banyak membutuhkan tempat serta dapat menghasilkan energi lebih besar dibandingkan karbohidrat atau protein dengan jumlah yang sama (Piliang dan Djojosoebagio, 2006). Menurut
Muchtadi
(1993),
organ
yang
paling
banyak
melakukan
pembentukan trigliserida adalah hati dan jaringan adiposa. Jaringan adiposa adalah jaringan khusus sintesis, penyimpan dan hidrolisis trigliserida. Trigliserida disimpan sebagai droplet cair didalam sitoplasma, tetapi bukan sebagai “simpanan yang mati” karena waktu paruhnya beberapa hari. Sintesis dan penguraian trigliserida akan terjadi terus menerus didalam jaringan adipose yaitu dalam kondisi homeostatis. Sintesis trigliserida di dalam hati terutama digunakan untuk memproduksi lipoprotein darah dimana pemenuhan kebutuhan asam lemak dapat berasal dari makanan, dari jaringan adiposa melalui darah atau dari biosintesis hati. Sintesis trigliserida dapat juga terjadi melalui fosforilasi fragmen yang mengandung tiga atom karbon. Fospolipida Fospolipida adalah trigliserida yang salah satu asam lemaknya digantikan oleh satu gugus yang mengandung fosfat (Piliang dan Djojosoebagio, 2006). Fospolipida mempunyai fungsi pokok dalam pembentukan semua membran sel, sebagai substrat untuk pembentukan prostaglandin, leukotrien dan tromboksan yang esensial untuk fungsi tubuh normal. Metabolisme Lemak Metabolisme lemak
merupakan suatu proses sesudah lemak dicerna dan
diabsorbsi, maka lemak tersebut baru dapat dimanfaatkan oleh jaringan tubuh,
kemudian oleh lipoprotein lipase. Jika lemak yang terdapat dalam sirkulasi diperlukan untuk fungsi sel, maka enzim lipoprotein lipase yang terlihat pada kapiler dan membran sel akan melepaskan bagian lemak dari karier protein dan menghidrolisis komponen trigliserida menjadi gliserol asam-asam lemak. Molekulmolekul lemak ini sekarang siap masuk kedalam sel-sel untuk selanjutnya dimanfaatkan jaringan-jaringan tubuh (Munro, HN., 1992). Proses digesti dimulai di usus halus oleh lipase pankreas dan garam empedu. Trigliserida dihidrogenasi menjadi asam lemak bebas, 2-monogliserida dan gliserol. Monogliserida dan asam lemak serta garam empedu membentuk micelle untuk dapat diserap melalui Brush border pada dinding usus halus. Walaupun garam empedu dipakai pada pembentukan micelle, ternyata diserap tidak dalam waktu yang sama dengan penyerapan lemak. Garam empedu diserap didaerah ileum, sedangkan lemak diserap di duodenum dan jejenum bagian atas. Gliserol dan asam lemak rantai pendek diserap langsung dan tersalurkan melewati vena portal. Lemak yang terserap selanjutnya mengalami pemecahan lagi menjadi asam lemak yang rantainya 10 dan 2-monogliserida. Melalui jalur monogliserida atau α-gliserophosphatase, zat ini diresistensis lagi di usus halus menjadi trigliserida. Sebelum melalui membran basal untuk diteruskan ke sistem limpa, dibentuk kilomikron yang merupakan gabungan trigliserida (86%), protein, kolesterol, phospolipida dan vitamin larut lemak. Bentuk ini disebut low density lipoprotein (LDL) yang merupakan bentuk transportasi lemak dalam tubuh (Prawirokusumo, 1994). Metabolisme lemak disajikan pada Gambar 5. Transpor Lemak Lemak dalam darah diangkut dalam tiga bentuk yaitu kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas lemak 81% - 82 %, protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan darah menjadi jernih kembali karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan, dan terdapat dalam jumlah banyak pada jaringan adipose dan otot jantung. Lemak yang diabsorpsi diangkut ke hati, kemudian di hati lemak diubah menjadi fosfolipid yang kemudian diangkut ke organ–organ maupun jaringan–jaringan tubuh (Poedjiadi, 1994). Smaolin dan Grosvenor (1997) menerangkan bahwa lemak dalam darah
diangkut dengan dua cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Proses pengangkutan lemak dalam darah disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Bagan Metabolisme Lemak (Groff et al., 1999) Jalur Eksogen. Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Trigliserida dalam kilomikron dibawa ke dalam aliran darah dan mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan sisa kilomikron. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sisa kilomikron akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen (Smaolin dan Grosvenor, 1997).
Jalur Endogen. Pembentukan trigliserida dalam
hati akan meningkat
apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida. Trigliserida dibawa melalui aliran darah dalam bentuk very low density lipoprotein (VLDL), yang kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate density lipoprotein). Melalui serangkaian proses, IDL akan berubah menjadi LDL (Low density lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma mengandung partikel LDL. LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh endotel jaringan perifer pembuluh nadi. Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserida ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserida ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang (Smaolin dan Grosvenor, 1997). JALAN EKSOGEN Kolesterol makanan
Asam Empedu + Kolesterol
USUS
Kilomikron
JALAN ENDOGEN
LDL
JARINGAN EKSTRAHEPATIK
HATI
Sisa Kilomikron
Kapiler Lipoprotein Lipase
VLDL
IDL
Kapiler
HDL
empedu
Lipoprotein Lipase
Gambar 6. Bagan Transpor Lemak dalam Darah (Smaolin dan Grosvenor, 1997).
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Mei 2007 di Laboratorium Lapang (Kandang C) Nutrisi Ternak Unggas dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, serta Laboratorium Klinik Prodia Bogor. Materi Ternak Penelitian ini menggunakan 120 ekor ayam broiler strain Ross umur satu hari (Day Old Chicks) yang terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 10 ekor ayam broiler yang dipelihara selama lima minggu. Pada minggu keempat, dan tiap ulangan diambil satu ekor secara acak untuk diambil darahnya sehingga didapat 12 sampel yang mewakili setiap perlakuan. Kandang dan Peralatan Ayam-ayam dipelihara dalam kandang dengan sistem litter yang beralaskan sekam yang telah difumigasi dengan menggunakan Dextan. Kandang terdiri atas 12 petak berbentuk segiempat yang berukuran 1m x 1m, dengan tiap petak diisi 10 ekor ayam. Setiap petak dilengkapi dengan peralatan makan dan air minum. Peralatan lain yang digunakan adalah lampu bohlam berdaya 60 watt sebagai pemanas, timbangan, plastik, seng sebagai pembatas serta termometer untuk mengukur suhu kandang. Peralatan analisis darah yang digunakan diantaranya syringe, vacutener yang diberi antikoagulan EDTA (Ethilene Dysalisilate Tetraacetic Acid), termos es, mikro pipet, sentrifuse, ependorf, vortex, cuvet dan spektrofotometer. Ransum dan Air Minum Ransum penelitian yang digunakan berdasarkan nisbah energi dan protein (energy protein ratio) yang direkomendasikan NRC (1994). Pembuatan ransum dibagi menjadi dua periode yaitu periode starter (0-3 minggu) dengan kandungan energi metabolis (ME) sebesar 3000 Kal/kg dan kandungan protein 21,56% (EM/P = 139,13) serta periode finisher (4-5 minggu) dengan kandungan energi metabolis (ME) sebesar 3000 Kal/kg dan kandungan protein 18,75% (EM/P = 160). Bahan baku ransum diperoleh dari PT INDOFEED Bogor yang terdiri dari jagung kuning,
dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan, MBM, CGM, minyak kelapa, CaCO3, DCP, Dl-methionin, L-lysin, dan premiks. Pembuatan komposisi ransum dibuat sendiri setelah dilakukan analisis daun sembung dan ransum diberikan dalam bentuk crumble. Air minum yang diberikan merupakan air tanah yang berasal dari penampungan. Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Vaksinasi Vaksinasi untuk pencegahan penyakit dilakukan dengan pemberian vaksin ND (Newcastle Diseases) 1 melalui tetes mata pada umur 3 hari dengan dosis yang diberikan satu tetes setiap ekor ayam. Vaksin gumboro pada umur 10 hari melalui air minum untuk mencegah penyakit gumboro dan vaksin ND 2 pada umur 21 hari melalui air minum untuk mencegah penyakit tetelo. Sebelum divaksin gumboro dan ND 2, ayam dipuasakan air minum selama 2 jam kemudian diberikan vaksin dengan dosis yang diberikan berdasarkan label. Dosis vaksin gumboro dan ND2 yaitu 500 ekor dilarutkan pada air sebanyak 5 liter, kemudian untuk 120 ekor diambil sebanyak 1,2 liter dari larutan tersebut. Jadi, setiap ekor ayam memperoleh 10 ml larutan vaksin. Setelah kurang lebih dua jam, vaksin diganti dengan air minum. Daun Sembung Bahan baku daun sembung segar diperoleh dari Desa Cimanintin, Kecamatan Jatinunggal-Sumedang. Daun sembung yang digunakan berupa tepung yang dibuat sendiri. Metode Pembuatan Tepung Daun Sembung Daun sembung dilayukan di dalam ruangan (kering udara) selama 48 jam kemudian di oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. Setelah itu daun sembung kering digiling sampai menjadi tepung daun sembung. Perbandingan daun sembung segar dengan tepung daun sembung yang digunakan dalam ransum yaitu 80 kg : 16 kg. Selanjutnya, tepung daun sembung dicampurkan dengan bahan makanan menjadi ransum komplit. Daun sembung dianalisis proksimat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, IPB. Selain Analisis Proksimat dilakukan juga analisis energi bruto, Ca dan P terhadap tepung daun
sembung. Komposisi tepung daun sembung hasil analisis laboratorium disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Tepung Daun Sembung (Blume balsamifera)* Kandungan Nutrisi (%) Bahan Kering Abu Protein Kasar Serat Kasar Lemak Kasar Beta-N Kalsium Fospor P non phytat Energi Bruto (Kal/kg) Saponin** Tanin**
Tepung Daun Sembung 88,86 8,04 19,76 10,26 3,73 47,07 1,22 0,34 0,102 3952 7,08 4,96
Keterangan : * : Hasil analisis laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan INTP Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2007) ** : Hasil Analisis Laboratorium Balai Penelitian Ternak (2007)
Pemberian Tepung Daun Sembung dan Formulasi Ransum Pemberian tepung daun sembung pada penelitian ini dengan cara mencampurkan tepung daun sembung dengan bahan makanan menjadi ransum komplit dalam bentuk crumble. Kadar tepung daun sembung yang dicampurkan sesuai dengan perlakuan masing-masing yaitu 2% (R1), 4% (R2) dan 6% (R3). Komposisi dan kandungan zat makanan ransum periode starter disajikan pada Tabel 2 dan periode grower-finisher pada Tabel 3. Perlakuan Ransum Ransum perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut : R0
: Ransum kontrol (tanpa diberi tepung daun sembung)
R1
: Ransum mengandung tepung daun sembung 2%
R2
: Ransum mengandung tepung daun sembung 4%
R3
: Ransum mengandung tepung daun sembung 6%
Pengambilan Darah Sebanyak 12 ekor ayam yang mewakili dari jumlah semua perlakuan dipuasakan selama dua jam sebelum diambil darahnya. Darah diambil dari vena jugularis sebanyak 2 ml yang terdapat di bagian leher dengan syringe ukuran 3 ml.
Syringe yang digunakan untuk mengambil darah tiap ekor ayam berbeda, kemudian dimasukan dalam 12 tabung sampel (Vacutener) yang mengandung antikoagulan. Sampel darah yang diperoleh disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm kurang lebih 10 menit. Supernatan berupa plasma diambil dengan pipet steril dan ditempatkan pada tabung ependorf dan siap untuk dianalisis. Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Periode Starter (Umur 0-3 Minggu) Berdasarkan Perhitungan Bahan Makanan
R0 R1 R2 R3 .......................................(%).................................... Jagung kuning 54,93 54,12 53,27 52,48 Dedak padi 3,34 3 2 2 Pollard 5 4,93 5 4,01 CGM 8 8 7,94 7,12 Daun Sembung 0 2 4 6 Bungkil kedelai 15 14 14,37 15 Tepung ikan 2 2 2 2 MBM 6,64 6,99 6,32 6,35 Minyak kelapa 4 4 4 4 CaCO3 0,18 0,03 0,16 0,09 Dl-Methionin 0,21 0,21 0,21 0,22 L-lysin 0,20 0,22 0,23 0,23 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 Jumlah 100 100 100 100 Kandungan Zat Makanan (%): EM (Kal/kg) 3000 3000 3000 3000 Bahan kering 89,30 89,31 89,26 89,25 Protein kasar 21,56 21,56 21,56 21,56 Serat kasar 2,61 2,70 2,70 2,80 Lemak kasar 6,64 6,99 6,21 6,24 Kalsium 1,00 1,00 1,00 1,00 P tersedia 0,47 0,45 0,45 0,45 Lisin 1,1 1,1 1,1 1,1 Methionin 0,5 0,5 0,5 0,5 Methionin + Sistin 1,01 1,01 1,00 0,98 Keterangan: R0=Ransum kontrol/tanpa tepung daun sembung; R1=Ransum mengandung tepung daun sembung 2%; R2=ransum mengandung tepung daun sembung 4% dan R3=ransum mengandung tepung daun sembung 6%.. * Komposisi premiks dapat dilihat pada lampiran 7
Tabel 3. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Periode GrowerFinisher (Umur 3-5 Minggu) Berdasarkan Perhitungan Bahan Makanan
R0 R1 R2 R3 ...................................(%)............................... Jagung kuning 59,59 59,30 59 58,30 Dedak padi 4 4,96 3 3 Pollard 4 2 2,28 1,59 Daun Sembung 0 2 4 6 Bungkil kedelai 13,70 13 14,60 14,55 Tepung ikan 10,50 11,23 9,39 8,80 MBM 2 1,8 2 2 Minyak kelapa 5,5 5 5 5 CaCO3 0,13 0,13 0,13 0,13 Dl-Methionin 0,08 0,08 0,10 0,11 L-lysin 0 0 0 0,02 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 Jumlah 100 100 100 100 Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian (%): Energi Metabolis (Kal/kg) 3003 3001 3004 3002 Bahan Kering 89,37 89,30 89,31 89,30 Protein Kasar 18,81 18,88 18,90 18,76 Serat Kasar 2,53 2,68 2,56 2,68 Lemak Kasar 8,54 8,18 7,96 7,94 Kalsium 0,92 0,95 0,91 0,90 P tersedia 0,49 0,50 0,46 0,44 Lysin 1,06 1,06 1,02 1,00 Methionin 0,38 0,38 0,38 0,38 Methionin + Sistin 0,69 0,69 0,70 0,70 Keterangan: R0=Ransum kontrol/tanpa tepung daun sembung; R1=ransum mengandung tepung daun sembung 2%; R2=ransum mengandung tepung daun sembung 4% dan R3=ransum mengandung tepung daun sembung 6%.. * Komposisi premiks dapat dilihat pada lampiran 7
Rancangan Percobaan Model dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993).
Yij = µ + ∂i + €ij
Keterangan : Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai rataan umum ∂i : Pengaruh perlakuan ke-i €ij : Galat perlakuan ke-i, ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji jarak Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Peubah yang diamati 1. Kadar Trigliserida Plasma Broiler (mg/dL) 2. Kadar Kolesterol Plasma Broiler (mg/dL) 3. Kadar Kolesterol HDL Plasma Broiler (mg/dL) 4. Kadar Kolesterol LDL Plasma Broiler (mg/dL) 5. Nilai Rasio Kolesterol HDL:LDL Nilai rasio kolesterol HDL:LDL diperoleh dengan cara membagi kadar kolesterol HDL plasma broiler dengan kadar kolesterol LDL plasma broiler pada setiap perlakuan. Prosedur Analisis Darah Setiap peubah yang diamati, dianalisa dengan menggunakan metode KIT (Diagnostic System International, 2005). Analisis kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida darah menggunakan alat Automated Clinical Analyzer TRX-7010. Alat tersebut menganalisis sampel secara otomatis, data analisis akan keluar dalam data print out. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan mencampurkan reagen dengan sampel lalu dibaca absorbansinya sama dengan metode kit. 1. Trigliserida Disiapkan tabung blanko berisi 10 µl aquades dan 1000 µl reagen kit (Cat. No. 2365022, Cat. No. 2365023) yang mengandung 50mmol/l Good’s buffer pH 7,2, 4mmol/l 4-chlorophenol, 2mmol/l ATP, 15mmol/l Mg2+, ≥0,4KU/l glycerokinase, ≥2KU/l peroxsidase, ≥2KU/l lipoprotein lipase, 0,5mmol/l 4-aminophenazone, ≥0,5KU/l glycerol-3-phosphate-oxidase. Tabung standar berisi 10 µl standar trigliserida dan 1000 µl reagen kit dan tabung sampel berisi 10 µl plasma dan 1000 µl reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan dengan vortex, diinkubasi pada suhu
20o–25oC selama 10 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang λ 546 nm dalam waktu satu jam dengan sperktrofotometer. Trigliserida (mg/dL)
=
Abs. Sampel Abs. Standar
X
Konsentrasi Standar Trigliserida
2. Kolesterol Total Mengukur kadar kolesterol darah digunakan plasma yang telah diperoleh sebelumnya. Disiapkan tabung blanko berisi 10µl aquades dan 1000 µl reagen kit (Cat. No. 2185022, Cat. No. 2185023), tabung standar berisi 10 µl larutan standar kolesterol dan 1000 µl reagen kit, tabung sample berisi 10 µl plasma darah dan 1000 µl reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan dengan vortex kemudian diinkubasi pada suhu 20o– 25oC selama 20 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang
λ 546 nm dalam waktu satu jam setelah pencampuran dengan alat
spektrofotometer. Kolesterol Total (mg/dL) =
Abs. Sampel Abs. Standar
X
Konsentrasi Standar
Kolesterol
3. Kolesterol-HDL Sebanyak 500 µl plasma ditambah dengan 1000 µl larutan kit (Daiichi Pure Chemicals Co. Ltd.), dicampur sampai homogen, kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar. Sentrifuse selama 10 menit dengan 4000 putaran permenit. Plasma dipersiapkan dari endapan dalam waktu dua jam setelah sentrifugasi. Sebanyak 100 µl plasma ditambah 1000 µl reagen CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase-P-Aminophenazone) dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20250 C. Absorbansi dibaca dalam waktu satu jam pada panjang gelombang λ 546 nm. Untuk blanko reagen dibuat dari 100 µl air aquadest ditambah dengan 1000 µl reagent CHOD-PAP dan standar terbuat dari 100 µl standar kolesterol ditambah dengan 1000 µl reagent CHOD-PAP. Kolesterol HDL (mg/dL) =
Abs. Sampel Abs. Standar
X Kolesterol
Konsentrasi Standar
4. Kolesterol-LDL Blanko reagen dibuat dari 50 µl aquades ditambah dengan 1000 µl reagen kit dan standar terbuat dari 50 µl standar kolesterol ditambah dengan 1000 µl reagen kit. Sebanyak 100 µl plasma ditambah dengan 1000 µl larutan kit, dicampur sampai homogen, kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu 20-250C. Sentrifuse selama 10 menit dengan 4000 putaran permenit. Supernatan dipisahkan dari endapan dalam waktu 2 jam setelah sentrifugasi. Sebanyak 50 µl sampel supernatan ditambah 100 µl reagen kit dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Absorbansi dibaca dalam waktu satu jam pada panjang gelombang λ 546 nm dengan spektofotometer. Kolesterol LDL (mg/dL)
=
Abs. Sampel Abs. Standar
X kolesterol
Konsentrasi Standar
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Tepung Daun Sembung Versus Kontrol Hasil pengukuran kadar lemak (kolesterol dan trigliserida) dan kadar lipoprotein (HDL dan LDL) plasma ayam broiler pada penelitian ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Kandungan Trigliserida, Kolesterol, HDL, LDL dan Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Ayam Broiler R0 112,84 ± 7,01
Perlakuan R1 R2 95,78 ± 16,19 109,40 ± 19,49
R3 107,87 ± 23,57
138,23 ± 2,36
112,33 ± 12,66
130,86 ± 15,02
131,88 ± 47,5
70,80 ± 18,75
71,33 ± 5,51
81,25 ± 7,07
73,00 ± 1,00
Kolesterol LDL
14,47 ± 3,24
13,39 ± 0,57
13,42 ± 0,26
11,97 ± 5,25
Kolesterol HDL:LDL
5,00 ± 1,30
5,33 ± 0,45
6,05 ± 0,42
6,79 ± 2,36
Peubah (mg/dL) Trigliserida Kolesterol Kolesterol HDL
Keterangan : R0 = Ransum kontrol (tanpa daun sembung), R1 = Ransum yang mengandung tepung daun sembung 2%, R2 = Ransum yang mengandung tepung daun sembung 4%, R3 = Ransum yang mengandung tepung daun sembung 6%.
Perlakuan penambahan tepung daun sembung tidak berpengaruh nyata dalam menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total, dan LDL maupun meningkatkan kadar HDL dan rasio kolesterol HDL:LDL plasma ayam broiler dibanding dengan kontrol. Lipid (lemak) darah terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan fosfolipida. Kolesterol yang terdapat di dalam tubuh dapat berasal dari makanan (kolesterol eksogen) atau dari dalam tubuh sendiri (kolesterol endogen). Demikian juga trigliserida, dapat berasal dari makanan atau dalam tubuh sebagai hasil reesterifikasi asam lemak. Oleh karena lemak bersifat tidak larut dalam air, di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air, yaitu lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Masing-masing mengandung fraksi kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan protein yang berbeda-beda.
Trigliserida Trigliserida adalah substansi lemak lain dalam darah yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit jantung. Sebagian besar lemak dalam makanan dan dalam tubuh berada dalam bentuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung, demikian juga dengan kolesterol. Kadar trigliserida plasma ayam broiler penelitian menunjukan hasil rataan yang tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan zat aktif saponin yang terkandung dalam daun sembung belum memperlihatkan pengaruh yang signifikan pada penurunan kadar trigliserida plasma darah broiler pada setiap tingkat pemberian tepung daun sembung kedalam ransum. Hasil pengukuran kadar trigliserida plasma ayam broiler yang diberi ransum perlakuan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dengan tingkat
Rataan Kadar Trigliserida (mg/dL)
yang berbeda disajikan pada Gambar 7. 120,00
112,84
105,00
109,40
107,87
R2
R3
95,78
90,00 75,00 60,00 R0
R1 Perlakuan
Gambar 7. Grafik Rataan Kadar Trigliserida Plasma Broiler Kadar trigliserida ayam broiler kontrol lebih tinggi sebesar 3,05%-15,12% dari ayam yang diberi tepung daun sembung. Santoso (2000) menyatakan bahwa peningkatan atau penurunan kolesterol dan trigliserida, baik dalam plasma maupun dalam daging berkaitan langsung dengan kandungan nutrisi pakan. Deviasi yang cukup tinggi antar kelompok sangat mempengaruhi data yang diperoleh. Perlakuan penambahan tepung daun sembung 2%, 4%, 6% ada kecenderungan menekan kadar trigliserida masing-masing 15,12%, 3,05%, 4,41% dibanding dengan ransum yang tidak diberi tepung daun sembung (kontrol). Hal ini disebabkan oleh rendahnya
pasokan asam lemak dari usus. Pasokan asam lemak yang rendah dari usus disebabkan oleh kerja lipase pankreas untuk memecah lemak dihambat oleh saponin. Fungwe et al. (1994) melaporkan bahwa pakan yang mengandung kolesterol apabila diberikan pada tikus, maka dalam darah tikus tersebut tampak peningkatan sekresi trigliserida dari hati ke dalam aliran darah. Diduga pemberian tepung sembung dapat menurunkan trigliserida plasma ayam broiler karena daun sembung mengandung kurkumoid, minyak atsiri, dan saponin yang berkhasiat kolagoga yaitu peningkatan produksi dan sekresi empedu, meningkatkan partikel padat empedu untuk dikeluarkan, melancarkan metabolisme lemak sehingga mampu menurunkan trigliserida darah (Dalimartha, 2003). Kolesterol Total Hasil pengukuran kadar kolesterol total plasma ayam broiler yang diberi ransum perlakuan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dengan tingkat yang
Rataan Kadar Kolesterol Total (mg/dL)
berbeda disajikan pada Gambar 8.
150,00
138,23 112,33
130,86
131,88
R2
R3
100,00 50,00 0,00 R0
R1 Perlakuan
Gambar 8. Grafik Rataan Kadar Kolesterol Total Plasma Ayam Broiler Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian tepung daun sembung pada ransum ayam broiler tidak berpengaruh nyata menurunkan kolesterol plasma ayam broiler dibanding kontrol. Hal ini dikarenakan penggunaan serat kasar dalam ransum perlakuan masih dibawah batas toleransi yaitu berkisar 2,53%-2,80%. Standar penggunaan serat kasar dalam pakan broiler sekitar 5% (Leeson dan Summers, 2000). Mc. Donald et al. (1995) menyatakan bahwa tingginya kandungan serat kasar dalam pakan akan menyebabkan laju digesta pakan meningkat sehingga absorpsi
nutrien termasuk lemak menjadi terhambat mengakibatkan pasokan lemak yang akan dimetabolis menjadi rendah. Penambahan tepung daun sembung dalam ransum kecenderungan dapat menekan kolesterol. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukan hasil penurunan kadar kolesterol plasma broiler dengan penambahan tepung daun sembung 2%, 4% dan 6% masing-masing 18,74%, 5,33% dan 4,59% dibandingkan dengan kontrol. Proses penurunan kolesterol pada penelitian ini dapat diduga terjadi akibat pengaruh tepung daun sembung yang mengandung zat aktif saponin yang dapat meningkatkan produksi empedu sehingga kolesterol plasma darah menurun. Menurut Sen, S. et al. (1998) penurunan pada kolesterol plasma terjadi ketika pakan yang mengandung saponin diberikan pada anak ayam dan ayam jantan. Menurut IPTEKnet (2005b) saponin memiliki kemampuan untuk menurunkan absorpsi asam lemak dari usus. Hal ini terjadi karena aktivitas lipase pankreas yang dihambat. Aktifitas lipase pankreas yang dihambat menyebabkan proses oksidasi lemak terganggu sehingga lemak yang terbentuk dan yang dideposit berkurang. Mayes (1995) menyatakan bahwa 2/3 kolesterol disintesa didalam tubuh, sedangkan yang 1/3 berasal dari makanan yang dikonsumsi. Menurut Swenson (1984), kadar kolesterol darah ayam normal berkisar antara 125-200 mg/dL. Kolesterol dalam darah berasal dari usus atau diproduksi oleh jaringan tubuh dari asetat dan ditemui pada fraksi lipid darah. Piliang dan Djojosoebagio (2006) melaporkan bahwa peningkatan kadar kolesterol dalam serum disebabkan oleh terganggunya mekanisme dalam pengubahan kolesterol menjadi asam empedu. Girindra (1988) menyatakan kadar kolesterol plasma akan naik jika makan banyak kolesterol, obstruksi duktus empedu dan fungsi usus terganggu. Tingginya masukan lemak jenuh, rendahnya perbandingan lemak tak jenuh dan tingginya masukan kolesterol dalam darah menurut Herman (1991) juga akan meningkatkan kolesterol dalam darah. Kolesterol HDL Kolesterol HDL merupakan kolesterol “baik” yang membawa lipoprotein dengan kerapatan tinggi (high density lipoproteins). Hasil pengukuran kadar kolesterol HDL plasma ayam broiler yang diberi ransum perlakuan tepung daun
sembung (Blumea balsamifera) dengan tingkat yang berbeda disajikan pada Gambar
Rataan Kadar Kolesterol HDL (mg/dL)
9. 81,25
85,00 70,80
71,33
R0
R1
73,00
70,00 55,00 40,00 R2
R3
Perlakuan Gambar 9. Grafik Rataan Kadar Kolesterol HDL Plasma Ayam Broiler Pemberian tepung daun sembung pada ransum ayam broiler tidak berpengaruh nyata meningkatkan HDL plasma ayam broiler. Pada tabel 4 dan Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai HDL pada ayam perlakuan R1, R2 dan R3 relatif meningkat masing-masing 0,76%, 14,76% dan 3,11% diatas HDL ayam kontrol. Hal ini menunjukan pemberian tepung daun sembung pada ransum ayam broiler ada kecenderungan meningkatkan HDL. Melihat perananannya, partikel HDL berfungsi mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam jaringan perifer, masuk pembuluh darah, ke reseptor HDL di hati untuk dikeluarkan lewat empedu, sehingga kadar kolesterol darah menurun. Kurang lebih 75-80% kolesterol akan dikonversi menjadi partikel HDL oleh enzim lesitin kolesterol asil transferase (LCTA) untuk diangkut ke hati. Oleh karena itu, dari ketiga jenis lipoprotein (HDL, VLDL dan LDL), HDL dianggap sebagai partikel kolesterol yang baik karena bertugas mengangkut kelebihan kolesterol jahat agar tidak menempel di dinding pembuluh darah. Peningkatan HDL berkolerasi negatif terhadap resiko menderita ateroskleroris. Kolesterol LDL Kolesterol LDL merupakan kolesterol "jahat" yang membawa lipoprotein dengan kerapatan rendah (low density lipoproteins) karena dapat menimbulkan timbunan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. LDL berfungsi mentransport kolesterol, yaitu lebih dari setengahnya dalam bentuk kolesterol ester. Hasil
pengukuran kadar kolesterol LDL plasma ayam broiler yang diberi ransum perlakuan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dengan tingkat yang berbeda disajikan
Rataan Kadar Kolesterol LDL (mg/dL)
pada Gambar 10. 16,00
14,47
13,39
13,42
R1
R2
11,97
12,00 8,00 4,00 0,00 R0
R3
Perlakuan Gambar 10. Grafik Rataan Kadar Kolesterol LDL Plasma Ayam Broiler Hasil analisis menunjukan bahwa kadar LDL ayam yang diberi tepung daun sembung tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dikarenakan menurunnya konsumsi ransum sehingga tidak mencukupi standar normal konsumsi ayam broiler. Konsumsi pakan kumulatif ayam broiler selama empat minggu sebesar 1921 g/ekor dengan bobot badan 1334 g/ekor, pertambahan bobot badan 511 g/ekor, dan konversi pakan 1,44 (Ross Breeders, 2007) sedangkan konsumsi pakan pada masing-masing perlakuan 1331,03 g/ekor (R1), 1334,13 g/ekor (R2) dan 1330,17 g/ekor (R3). Hal ini menandakan terjadinya metabolisme lemak jalan endogen dalam tubuh. Jalan endogen metabolisme lemak merupakan jalan yang memindahkan lemak ke jaringan dan dari jaringan itu sendiri. Konsumsi zat makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh menyebabkan ayam broiler merombak atau terus mendegradasi sel-sel tubuhnya untuk menghasilkan energi yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Kejadian ini sering disebut dengan homeostasis atau pengaturan kondisi-kondisi statis atau konstan dilingkungan dalam. Ganong (2002) menjelaskan bahwa homeostasis inilah yang menyebabkan kadar trigliserida, kolesterol, HDL dan LDL plasma bernilai sama dengan kontrol. Pada Gambar 10 dapat dilihat ada kecenderungan pemberian tepung daun sembung dalam ransum 2%,
4% dan 6% menurunkan kadar LDL masing-masing sebesar 7,44%, 7,22% dan 17,26% dibandingkan dengan kontrol. Rasio Kolesterol HDL : LDL Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ransum perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap rasio kolesterol HDL:LDL plasma ayam broiler. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa rasio kolesterol HDL:LDL paling tinggi terdapat pada perlakuan penambahan tepung daun sembung dengan tingkat 6% dalam ransum yaitu sebesar 35,67% dibanding dengan ransum yang tidak diberi tepung daun sembung (kontrol). Penambahan tepung daun sembung 2% dan 4% masing-masing memiliki rasio kolesterol HDL:LDL sebesar 6,63% dan 20,94% dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung daun sembung hingga tingkat 6% dalam ransum mengalami peningkatan kadar rasio kolesterol HDL:LDL plasma ayam broiler. Resiko aterosklerosis akan tinggi apabila rasio HDL dan LDL kurang dari 0,25 (Alais dan Linden, 1991). Taraf penambahan tepung daun sembung dalam ransum memiliki tendensi meningkatkan HDL dan LDL yang diikuti dengan penurunan kandungan kolesterol. Hal ini terjadi peningkatan transportasi kolesterol dari jaringan hati sehingga kandungan kolesterol plasma menurun. Kandungan HDL yang tinggi bermanfaat dalam menurunkan resiko penyakit jantung koroner dan mencegah terjadinya aterosklerosis (Wirahadikusuma, 1985). Peningkatan rasio kolesterol HDL:LDL pada kolesterol ini memberikan informasi mengenai peningkatan HDL dan kesehatan ayam broiler yang dihasilkan sehingga aman bagi konsumen.
Peningkatan
rasio
kolesterol
HDL:LDL
plasma
ayam
broiler
diilustrasikan pada Gambar 11. Rasio kolesterol HDL:LDL perlakuan yang diberi tepung daun sembung memberikan respon yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini menggambarkan bahwa kekuatan peran dari HDL lebih besar daripada LDL didalam proses pembentukan kolesterol plasma ayam broiler. Lehninger (1982) menyatakan jika kandungan HDL meningkat maka kandungan kolesterol total akan menurun karena HDL mentransfer kolesterol dari jaringan otot menuju hati sedangkan peranan LDL merupakan kebalikan dari peranan HDL yaitu mentransfer kolesterol dari hati menuju jaringan.
Rataan Rasio Kolesterol HDL:LDL
9,00 6,00
5,00
5,33
5,69
R0
R1
R2
6,79
3,00 0,00 R3
Perlakuan Gambar 11. Grafik Rataan Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Ayam Broiler
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dalam ransum ayam broiler sampai 6% tidak mengganggu profil lemak plasma ayam broiler. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pemberian tepung daun sembung dengan tingkat yang lebih beragam sehingga dapat ditemukan dosis paling efisien untuk menurunkan lemak plasma ayam broiler. Selain itu, dapat dicobakan pemberian tepung daun sembung dikombinasikan dengan jenis tanaman herbal yang lain agar kandungan kimiawi yang terdapat dalam tanaman herbal dapat bekerja secara sinergis atau saling menguatkan serta disarankan untuk mengukur kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL dalam daging broiler.
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahirabil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat allah SWT yang memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini sebagai salah satu syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada orang tua (Bapak dan Mamah) yang selama ini telah mendidik penulis dengan sabar, memberikan motivator dan kasih sayangnya serta kakak-kakakku tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan, kasih sayang dan do’a yang tak terhingga nilainya bagi penulis serta keluarga besar Albisri (Bani Bisri) yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis sampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Sumiati, M.Sc dan Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan dan motivasinya, serta Dr. Ir. Rita Mutia, M.Sc. Agr selaku pembimbing akademik yang selalu membimbing penulis selama menjalani perkuliahan. Dr. Ir. Ibnu Katsir Amrullah, MS dan Tuti Suryati, S. Pt., M. Si selaku dosen penguji sidang. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah memberikan bantuan dana dalam Program Kreativitas Mahasiswa sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Teman-teman dalam suka dan duka selama penelitian, Heksa, Neli, dan Arif terima kasih atas kerjasamanya. Temen-teman INTP 41 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a dan motivasinya dan semoga kita tetap akan menjadi sahabat dalam iman dan islam. Kakak-kakak kelas INTP terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya. Terimakasih pada Fairus’ers atas semangat dan do’anya, A’R-man terima kasih atas semangat, do’a, dan kasih sayangnya, serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamin. Bogor, Juli 2008 Penulis
DAFTAR PUSTAKA Agroforestry database. 2007. Blumea balsamifera. http://www.worldagroforestrycentre.org/SEA/Products/AFDbases/AF/asp/Sp eciesInfo.asp?SpID=18102 [7 April 2007]. Ain Baziz, H., P. A. Geraert, J. C. F. Padilha and S. Guillaumin. 1996. Chronic heat exposure enhances fat deposition and modifies muscle and fat partition in broiler carcasses. Poultry Sci. 75: 505-513. Alais, C. and Linden G. 1991. Food Biochemistry. Ellis Horwood Ltd, London. Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ketiga. Lembaga Satu Gunung Budi, Bogor. Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-5. PT Gramedia, Jakarta. Dalimartha, S. 2003. Tiga Puluh Enam Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Edisi ketiga. Penebar Swadaya, Jakarta. Fuglie, L. J. 2001. The Miracle Tree. CTA and CWS, Dakar. Fungwe, T. V., J. E. Fox., L. M., Cogen, H.G. Wilcox and M. Humberg. 1994. Stimulation of fatty acid biosintesis by dietary cholesterol and of cholesterol shinthetis by cholesterol fatty acid. J. Lipid Re. 35:311-318. Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology). Edisi ke-20. Terjemahan: H. M. D. Widjajakusumah. Penerbit buku Kedokteran. E. G. C., Jakarta. Girindra, A. 1988. biokimia I. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Groff, J.L. and Gropper S. S. 1999. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 3rd. Wadsworth, Georgia. Guyton, AC. 1992. Fisiologi Kedokteran. Terjemahan: Ken Ariata Tengadi. Penerbit Buletin EGC., Jakarta. Harvard School of Public Health. 2004. Fats and Oils. http://www.fats.htm. [ 15 Oktober 2007]. Herman, S. 1991. Pengaruh gizi terhadap penyakit kardiovaskuler. Cermin Dunia Kedokteran. 73: 12-16. IPTEKnet. 2005b. Saponin to Lipid Metabolism. http//www.nutrition.org/cgi. htm (12 Desember 2007). Kumar, V., A. V. Elangovan, and A. B. Mandal. 2005. Utilization of reconstituted high-tannin sorghum in the diets of broiler chicken. J. Anim. Sci. 18 (4); 538544. Kusnadi, E. 2004. Peranan antanan dan vitamin C sebagai penangkal cekaman panas ayam broiler dalam ransum yang mengandung hidrolisat bulu ayam. Disertasi Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Leeson, S and J. D. Summers. 2000. Broiler Breeding Production. University Books, Guelph, Ontario, Canada.
Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Terjemahan: M. Thenawidjaja. Erlangga, Jakarta. Lubis, M. I. 1993. Pengaruh minyak ikan lemuru dalam pakan terhadap respon vaskuler kera ekor panjang (Macaca fascularis) yang hiperkolesterolemik. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mayes, P.A. 1995. Sintesis, Pengangkutan dan Ekskresi Kolesterol. Dalam : R. K. Murray, D.K. Granner, P. A. Mayes and V. W. Rodwell (editor). Harper Biochemistry. Terjemahan: A. Hartono. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Hlm: 163-177, 302-315. Mayes, P. A., R. K. Murray, D. K. Granner, and V. W. Rodwell. 1997. Biokimia Harper. 24th Edition. Penerbit Buku Kedokteran. EGC., Jakarta. Mc. Donald, P., Edward, RA., Greenhalg, JFG, Morgan, CA. 1995. Animal Nutrition 5th Edition. Longman Scientific and Technical and john Wiley&Sons. Inc. New York. Muchtadi, D., Sri Palupi, N., dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi, Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid II. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Mulyani, S dan D. Gunawan. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penderita Asma. Penerbit Swadaya, Jakarta. Munro, H. N. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Terjemahan: A. Parakkasi. UI Press, Jakarta. Mursito, B. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Penerbit Swadaya, Jakarta. National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry 9th revised Edition. National Academy Press. Washington DC. Nofyangtri, S. 2007. Pengaruh pemberian campuran tepung kunyit dan tepung daun pepaya dalam ransum terhadap gambaran metabolisme lemak ayam broiler yang mengalami cekaman panas. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Piliang, W. G. Dan S. Djojosoebagio. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia-Press, Jakarta. Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta. Hlm: 28-31. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Edisi ke-6. Terjemahan : K. Padmawinata. Institut Teknologi Bandung. Ross
Breeders. 2007. Ross 708 broiler performance http://www.rossbreeders.com. [1 Februari 2008].
objectives.
Santoso, U. 2000. Pengaruh pemberian ekstrak daun keji beling (Strobilasthus crispus BL) terhadap performance dan akumulasi lemak pada broiler. Artikel. J. Peternakan dan Lingkungan. Vol. 6. No. 02. Juni. Pp. 10-13.
Scott, M. L., M. Ld,. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of Chicken. 3rd Edition. M. L. Scott and Associates Publisher. Ithaca, New York. Sen, S., Harinder P. S., and Klaus B. 1998. Alfalfa saponins and their implication in animal nutrition. J. Agric. Food Chem. 46: 131-140. Smaolin, L.A, and M.B. Grosvenor. 1997. Nutrition: Science and Applications, 2nd Edition. Saunders College Publishing, New York. Steel, R. G. D and J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan: B. Sumantri. PT Gramedia, Jakarta. Sulaksana, J dan W. A. Darmono. 2005. Sembung, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penerbit Swadaya, Jakarta. Suyoto, B. 1984. Petunjuk Teknis Pemeliharaan Ayam Pedaging. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. Swenson, M. J. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. 10th Edition. Publishing assocattes a Division of Cornell University, Ithaca and London. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia : Metabolisme Karbohidrat dan Lipid. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Ragam Kadar Trigliserida Plasma Broiler SK db JK KT F hitung F0,05 Perlakuan
3
496,56
165,52
Error
8
2493,70
311,71
Total
11
2990,26
0,53
4,07
F0,01 7,59
Lampiran 2. Analisis Ragam Kadar Kolesterol Total Plasma Broiler SK db JK KT F hitung F0,05 F0,01 Perlakuan
3
1119,36
373,12
Error
8
5298,64
662,33
Total
11
6418,00
0,56
4,07
7,59
Lampiran 3. Analisis Ragam Kadar Kolesterol-HDL Plasma Broiler SK db JK KT F hitung F0,05 F0,01 Perlakuan
3
212,47
70,82
Error
8
865,71
108,21
Total
11
1078,17
0,65
4,07
7,59
Lampiran 4. Analisis Ragam Kadar Kolesterol-LDL Plasma Broiler SK db JK KT F hitung F0,05 F0,01 Perlakuan
3
9,46
3,15
Error
8
76,91
9,61
Total
11
86,37
0,33
4,07
7,59
Lampiran 5. Analisis Ragam Kadar Rasio Kolesterol HDL:LDL Plasma Broiler SK
db
JK
KT
F hitung
F0,05
F0,01
Perlakuan
3
5,40
1,80
0,85
4,07
7,59
Error
8
16,85
2,11
Total
11
22,25
Lampiran 6. Rata-rata Suhu Kandang C setiap Minggu Berdasarkan Pengukuran Minggu
Suhu Minimum (oC)
Suhu Maksimum (oC)
1 2 3 4 5 Rata-rata
24,8 25.0 25,3 25,6 24,3 25,0
32,7 30,4 30,8 32,8 31,9 31,7
Lampiran 7. Komposisi Premiks MASAMIX-FS Komposisi Vitamin A Vitamin D3 Vitamin E
Tiap 1 Kg 4.000.000 IU 800.000 IU 4.500 mg
Vitamin K3
450 mg
Vitamin B1
450 mg
Vitamin B2
1.350 mg
Vitamin B6
480 mg
Vitamin B12 Ca-d pantothenate Folic Acid Nicotinic Acid
6 mg 2.400 mg 270 mg 7.200 mg
Cholin Chloride
28.000 mg
Dl-Methionine
28.000 mg
L-Lysine
50.000 mg
Ferros Copper
8.500 mg 700 mg
Manganese
18.500 mg
Zinc
14.000 mg
Cobalt
50 mg
Iodine
70 mg
Selenium
35 mg
Sumber : PT. Mensana Aneka Satwa (2007)