Disciples of Jesus Covenant Community (DOJCC) Komunitas Perjanjian Murid-Murid Yesus
SEJARAH DOJCC BALI
Saat anda membaca ini, mungkin perasaan bingung bercampur heran. Mungkin ada pertanyaan di benak anda, “Komunitas apakah ini?”. Seperti kata pepatah ‘tak kenal maka tak sayang”. Sekilas kami akan ceritakan sedikit mengenai komunitas ini. Dalam berbagai belahan dunia, Tuhan telah membangkitkan banyak komunitas – komunitas Perjanjian sebagai karya Roh Kudus dalam Rahmat Pembaharuan Karismatik Katolik. Komunitas Perjanjian adalah suatu kelompok Kristiani yang dipimpin oleh Tuhan untuk mendekat-
Vol. 46/2013
kan diri mereka kepadaNya antara satu sama lain dalam suatu bentuk komitmen bersama. Tujuannya adalah menghidupkan gaya hidup Kristiani baik dalam keluarga maupun kehidupan pribadi, melalui keterbukaan terhadap karunia – karunia Roh Kudus, doa dan penyembahan, sharing dan pengajaran, dan saling membantu satu sama lain. Komunitas DOJCC ini awal mulanya adalah gabungan 2 komunitas yaitu Komunitas Disciples of Jesus di Sydney yang berdiri tahun 1979 dan Komunitas Hepzibah yang berdiri di Canberra tahun 1982. Dua komunitas ini bergabung menjadi satu menjadi Komunitas Disciples of Jesus Covenant Community (DOJCC) pada tahun 1994.
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
TEAM DOJCC BALI 2012-2015 Sejak awal tahun 1980-an, Komunitas ini telah bergabung dengan beberapa Komunitas Perjanjian lainnya di seluruh dunia dan menjadi anggota dari Komunitas Perjanjian Karismatik Persaudaraan Katolik dan Persahabatan (Catholic Fraternity of Charismatic Covenant Communities and Fellowships) yang mana diakui sebagai Private Association of the Christian Faithful of Pontifical Rite di Vatican – Roma. Pelayanan Komunitas ini dan misi penjangkauan evangelisasi yang luas telah dikenal di seluruh Australia dan di negara-negara lain. Dengan usianya yang lebih dari dua dasa warsa ini, Komunitas Perjanjian Murid-murid Yesus telah berkembang pesat dengan ribuan anggota-anggotanya yang menyebar di wilayah Asia Pacific, yakni di seluruh wilayah Australia, Manila, Papua New Guinea Filipina dan Indonesia (Bali) . Sedangkan benih-benih untuk pertumbuhan
2
Fresh JUICE !
komunitas ini terus digalakkan, salah satunya melalui APSE (Asia Pacific School of Evangelisation). Setelah melalui tahap-tahap persiapan, akhirnya Komunitas Perjanjian Murid-murid Yesus ini telah eksis juga di Indonesia dengan pusatnya di Bali. Kehadiran komunitas ini ditandai dengan datangnya John Kennedy, Ketua Umum Komunitas Murid-Murid Yesus di Australia pada tanggal 19 hingga 23 September 2004 dan juga diawali dengan datangnya Fr. Ken Barker, MGL , salah seorang pastor yang menjadi moderator dari Komunitas ini pada tanggal 7 sampai dengan 17 September 2004. Setelah adanya pembicaraan awal dengan Romo Hady, akhirnya pada hari Selasa, 21 September 2004 John Kennedy didampingi oleh Ketut Herry Respatia dan Yovie Setiawan menghadap Uskup Denpasar, Mgr. Dr. Y.Benyamin Bria, Pr (Alm.) yang didampingi oleh Romo Hubert Hady, Pr sebagai Vikjen Keuskupan Denpasar. Pada saat itu juga dengan senang hati Bapak Uskup menyambut baik dan mengijinkan hadirnya Ko-
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
munitas Perjanjian Murid-muird Yesus ini di Keuskupan Denpasar. Pada malam harinya telah diterima 12 orang anggota baru yang menyatakan ‘underway’ commitment-nya untuk bergabung di dalam Komunitas Perjanjian Murid-murid Yesus ini. Saat ini baru Bali satu-satunya cabang DOJCC untuk Indonesia. Saat ini DOJCC Bali memiliki kurang lebih 50 anggota underway DOJCC, 17 Imam MGL (salah satunya Rm. Joseph Neonbasu, MGL yang berasal dari Indonesia)
SIAPA YANG BOLEH
BERGABUNG ?
Anggota DOJCC terdiri dari para Keluarga, Single, Single Selibat, Para Imam, Frater dan Suster. Khusus untuk para imam dan suster, Konggregasi Missionaries of God’s Love (MGL) menjadi bagian dalam DOJCC ini. Apabila anda tertarik dan merasa terpanggil untuk hidup dalam komunitas anda bisa mengikuti beberapa kegiatan DOJ diatas terlebih dahulu seperti Gathering dan Celebration Meal. Setelah itu anda bisa mengikuti Retret / Seminar Life in the Spirit (Seminar atau Retret Hidup dalam Roh Kudus). Kemudian anda bisa bisa mengikuti Seminar New Way of Life (Seminar Cara Hidup Baru). Setelah itu anda diminta untuk mengisi form Underway Commitment (Form untuk Calon Anggota). Biasanya antara 3 sampai 4 tahun untuk menjadi anggota underway DOJCC. Setelah itu baru menjadi anggota Covenant Member. Anda diharapkan untuk bisa komit menyediakan waktu untuk mengikuti kegiatan DOJCC. Di dalam komunitas ini kami ingin bersama-sama hidup meneladani umat gereja perdana yang hidup dalam ko-
Vol. 46/2013
munitas kasih persaudaraan yang saling meneguhkan dan menguatkan. Tentu hal ini tidak bisa dicapai dalam hitungan hari namun memerlukan proses untuk belajar saling mengasihi satu sama lain. Namun satu hal, kita akan sungguh merasa bahwa kita mempunyai komunitas yang mempunyai semangat dan harapan yang sama untuk bersama-sama melewati masa kehidupan kita.
KEGIATAN DOJ : Gathering
(Pertemuan Komunitas) seminggu sekali setiap hari Minggu I, II dan III pk. 11.30 AM di Ruang Sekami Gereja FX – Kuta (Terbuka untuk UMUM)
Sharing Group (2 minggu sekali) yang dibagi dalam Sharing Group Wanita dan Group Pria (Khusus Anggota) Formation Teaching setiap Rabu IV dalam bulan (Khusus Anggota)
Celebration Meal
Syukuran Makan Bersama pada Sabtu terakhir-sebulan sekali (terbuka untuk UMUM) Ziarah, Retret dan Seminar (Terbuka untuk UMUM) Tugas Koor dan Tatib di Gereja FX sebulan sekali Misa Komunitas setiap Jumat ke – 5 Rekreasi (Terbuka untuk UMUM)
CARA MENJADI ANGGOTA DOJ
Apabila anda tertarik dan merasa terpanggil untuk hidup dalam komunitas anda bisa mengikuti beberapa kegiatanDOJ diatas terlebih dahulu seperti Gathering dan Celebration Meal. Setelah itu
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
anda bisa mengikuti Retret / Seminar Life in the Spirit (Seminar atau Retret Hidup dalam Roh Kudus). Kemudian anda bisa bisa mengikuti Seminar New Way of Life (Seminar Cara Hidup Baru). Setelah itu anda diminta untuk mengisi form Underway Commitment (Form untuk Calon Anggota). Biasanya antara 2 sd. 3 tahun untuk menjadi anggota underway DOJCC. Setelah itu baru menjadi anggota Covenant Member. Anda diharapkan untuk bisa komit menyediakan waktu untuk mengikuti kegiatan DOJCC.
BERGABUNG DENGAN DOJCC
Di dalam komunitas ini kami ingin bersama-sama hidup meneladani umat gereja perdana yang hidup dalam komunitas kasih persaudaraan yang saling meneguhkan dan menguatkan. Tentu hal ini tidak bisa dicapai dalam hitungan hari namun memerlukan proses untuk belajar saling mengasihi satu sama lain. Namun satu hal, kita akan sungguh merasa bahwa kita mempunyai komunitas yang mempunyai semangat dan harapan yang sama untuk bersama-sama melewati masa kehidupan kita.
Info mengenai DOJ
silakan menghubungi 0361 - 8511223 atau
[email protected] Website : www.DOJCC.com 4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
Jadwal Rutin DOJCC Bali:
Gathering pertemuan Komunitas setiap minggu kecuali minggu ke - 4 di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
Tugas Parkir oleh Youth DOJCC
setiap Sabtu dan Minggu Pertama Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Salam sejahtera untuk kita semua.... I’m Yours...Tema Retret DOJCC Bali tahun ini. Kita semua adalah milik Tuhan, yang sangat dikasihiNya. Dalam retret ini kita boleh belajar menyadari kasih Tuhan yang tak berkesudahan dalam diri kita. Dan menemukan cinta sejati dariNya. Pada kesempatan kali ini Fresh Juice juga mau menyapa semua peserta retret tahun ini. Salam kenal untuk semua. Senang bisa bertemu dan berkenalan dengan semua saudara/i yang rindu akan kasihNya. Sekaligus kami akan memperkenalkan diri. Fresh Juice versi buku adalah sebuah renungan harian sesuai penaggalan liturgi Gereja Katolik. Ditulis oleh beberapa anggota DOJCC yang tinggal di Bali, Australia dan Italia. Berupa sharing pengalaman akan iman dalam Tuhan Yesus yang kami alami sehari-hari. Kami berharap semoga sharing iman ini boleh menjadi berkat bagi kami dan bagi semua teman-teman. Salam Fresh Juice, Tuhan memberkati kita semua Nathasa PemRed Fresh Juice
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
1 September 2013 : Mengkotak-kotakkan Hari Minggu Kitab Suci Nasional Sir. 3:17-18,20,28-29; Mzm. 68:4-5ac,6-7ab,10-11; Ibr. 12:18-19,22-24a; Luk. 14:1,7-14 Luk 14 : 13 - 14 “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orangorang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Halo apa kabar pembaca Fresh Juice? :) Senang sekali rasanya hari ini saya mendapat kesempatan menulis untuk renungan di hari pertama bulan September 2013 ini.. :) September adalah bulan ke - 9 dalam kalender tahun Masehi, dan ini berarti kita hampir mendekati penghujung tahun 2013 kembali. Puji Syukur kepada Tuhan atas rahmat dan berkahNya yang selalu hadir dalam setiap hari kita sepanjang tahun ini. Puji Tuhan :) Hmmm.. tulisan saya kali ini ingin mengajak pembaca Fresh Juice yang dikasihi Tuhan untuk sejenak meluangkan waktu, mengingat kembali momen - momen yang telah dilewati selama setahun ini. Pertanyaan untuk kita semua adalah, apa saja perubahan yang lebih baik, yang telah kita capai dalam setahun ini,? sudahkah tahun ini menjadi tahun yang membawa perubahan diri kita untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi? Bacaan injil hari ini kembali mengajar kita untuk mereview sikap kita dalam berbuat lebih baik lagi dalam hidup kita. Tuhan mengajar kita untuk tidak meng’kotak-kotak-an’ pergaulan kita dengan berbatas kalangan. kita diajar untuk belajar bergaul dengan bukan hanya kalangan dan kaum teman - teman gereja saja, atau teman- teman sekolah ataupun rekan kerja kita. Kita diajak untuk keluar dari zona kita, diajak untuk mebagikan kasih diluar kalangan kita, diluar kalangan gereja, diluar kalangan orang yang belum mengenal Tuhan. Kita diingatkan untuk belajar ikhlas dalam membagikan kasih, yang salah satu contohnya dapat kita sarikan dalam pernyataan dalam injil hari ini yaitu “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” So, tunggu apalagi, mulai hari ini, mari kita belajar lagi, belajar lagi untuk melayani diluar komunitas kita. Tuhan memberkati selalu, Amin Nana Ferdinandez
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
2 September 2013 : Percaya akan SabdaNYA Ludovikus Yosef Francois,Yohanes Gruyer & Petrus Renatus Rogue, Yohanes Fransiskus Burte, Severinus Girault, Apolinaris Morel 1Tes. 4:13-17a; Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13; Luk. 4:16-30 Sebagai seorang Yahudi, Yesus sangat hormat pada kebiasaan masyarakat setempat. Bila hari Sabat tiba, Yesus juga hadir dan turut ambil bagian dalam ibadat. Suatu kali Yesus diberi kesempatan untuk membacakan isi Kitab Suci di tengah umat. Yesus pun membuka Kitab itu, dan membacakan isi kitab Nabi Yesaya yang mengatakan: “Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu dan mengembalikannya kepada pejabat sinagoga. Yesus melanjutkan pengajaran-Nya dan menjelaskan isi Kitab Suci. Di akhir pengajaran-Nya itu, Yesus bersabda: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Karena pengajaran-Nya yang menghibur hati umat, banyak orang yang membenarkan Dia. Dengan Sabda itu, apa yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, kini telah tergenapi dalam diri Yesus. Lewat bacaan Injil hari ini, Penginjil Lukas hendak menyampaikan siapa dan apa misi Yesus. Dialah Mesias, yang diutus Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, membebaskan yang ditawan dan tertindas, menyembuhkan orang buta serta untuk menyampaikan tahun rahmat telah datang. Lewat Injil hari ini, Kabar gembira yang sama disampaikan kepada kita semua. Bagaimana kita menanggapinya? Hanya orang yang percaya akan sabda Yesus yang akan mengalami penyelamatan, sebagaimana para janda di Sarfat percaya akan pewartaan Nabi Elia sehingga mereka mengalami kuasa Allah. Kita juga akan mengalami kuasa Allah itu, apabila kita percaya dan mengimani sabda-Nya. Yudi
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
3 September 2013 : Keheningan yang Mendamaikan Peringatan Wajib St. Gregorius Agung 1Tes. 5:1-6,9-11; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 4:31-37 Luk 4:35 “Diam, keluarlah daripadanya!” Bertolak dari Injil Markus sebagai sumber, penginjil Lukas menulis tentang mujizat pengusiran roh jahat pertama oleh Yesus. Mujizat ini terjadi di sinagoga di Kapernaum, kota utama dimana Yesus melakukan pelayanan. Ia yang “lebih besar” (bdk. Luk 3:16) memulai ‘pertempuran’ melawan iblis, roh jahat yang mengenali kekudusan dan kekuatan Yesus, yang menyingkir setelah gagal mencobai-Nya di padang gurun. Dengan wibawa dan kuasa sabdaNya yang membebaskan dan menyelamatkan Yesus mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan. Di hadapan roh yang selalu menekan manusia ini Yesus berkata dengan keras “Diam, keluarlah daripadanya!” (Luk 4:35). Yesus Kristus adalah penyelamat yang diutus Bapa untuk membebaskan kita dari kuasa jahat. Khususnya dari keramaian ilusi di dalam hati, beragam bisikan yang memperdaya kita akan kesombongan, kekayaan dan kekuasaan, Ia membawa keheningan yang kita dambakan, keheningan yang mendamaikan. Bukalah hati kita dengan iman pada sabda-Nya dan biarkan Ia tinggal di dalam hati kita. Sabda Kristus adalah kuasa Allah yang membawa pembebasan dan menyelamatkan, menghibur dan membawa kehidupan serta pengharapan baru bagi kita. Dengan setia mendengarkan sabda-Nya hati kita diterangi untuk hidup dalam kebebasan sebagai anak terang yang taat pada kehendak Allah. Mari kita mohon rahmat iman akan kuasa Kristus dan cinta akan sabda-Nya.
Sr. Maria Benedicta,OSB
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
4 September 2013 : MengenalNYA lebih dekat dalam Kerendahan Hati Rosa dr Viterbo Kol. 1:1-8; Mzm. 52:10,11; Luk. 4:38-44 Lukas 4 : 41 : “ Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “ Engkaulah Anak Allah”. Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. “ Jika kita bertanya pada anak kecil, yang sudah mendapatkan pelajaran agama, baik dari orang tua maupun di sekolah TK atau SD, “ Apakah kamu mengenal Yesus? Siapa Yesus itu? “ . Kebanyakan jawaban mereka : Yesus itu Tuhan. Yesus itu Anak Allah. Yesus itu lahir pada tanggal 25 Desember pada saat hari Natal. Jarang dari mereka, anak kecil menjawab : Yesus itu penyembuh. Tetapi jawaban itu bukan berarti bahwa mereka tidak mengenal Yesus. Walau mereka tidak pernah berjumpa dengan Yesus, tetapi dengan iman anak kecil, mereka percaya bahwa Yesus itu Tuhan. Yesus itu anak Allah. Lambat laun setelah beranjak dewasa, secara logika, seharusnya iman kita juga bertumbuh. Tetapi, justru karena bertambah dewasa, dan banyak hal duniawi yang lebih “mempesona” di banding Yesus, iman sebagian orang malah semakin mengecil. Apalagi ditambah berbagai masalah kehidupan, mereka malah semakin bertanya siapa Yesus, di mana Yesus, kenapa Yesus menjadikan hidupku seperti ini, kenapa Yesus tidak menyelamatkanku. Dan akhirnya banyak orang berpindah percaya pada sesuatu yang bagi mereka kelihatan. Membaca injil pada hari ini, itu menyadarkan kita, bahwa kita harus lebih kenal dekat dengan Yesus. Dengan lebih kenal dengan Yesus, menjadikan kita lebih percaya dan lebih beriman kepadaNya. Dalam Lukas 4 ayat 41, tertulis dengan jelas, bahwa setanpun mengakui bahwa Yesus Anak Allah. Bayangkan! Setan saja percaya bahwa Yesus Anak Allah. Lha, kita, yang seorang manusia yang telah diselamatkan, apakah kita tidak “malu “ dengan setan, kalau kita tidak mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Apakah kita kalah iman dengan setan ??? Satu hal lagi yang diajarkan oleh Yesus dalam ayat hari ini adalah mengenai kerendahan hati. Di Kapernaun ataupun di rumah Simon dan di sekitarnya, Yesus banyak sekali menyembuhkan orang sakit. Bisa saja Yesus menjadi sombong karena Dia merasa terkenal dan mempunyai kuasa untuk menyembuhkan. Tetapi yang dilakukan Yesus adalah berbeda. Dia malahan segera beranjak ke tempat yang sunyi dan pergi ke tempat lain untuk mewartakan juga Injil Allah. Yesus tidak memilih untuk menetap dan menikmati ‘pesona’Nya. Semoga kita bisa meneladan Yesus yang sederhana, yang rendah hati. Berbuat baik kepada banyak orang tetapi dengan diam-diam dan rendah hati karena semuanya kita tujukan untuk kemuliaan Allah. Alin
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
5 September 2013 : Sabda Memanggil, Menguatkan dan Membentuk Kita Beata Teresa Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11 Lk 5:10 “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Panggilan Tuhan yang saya rasakan untuk menjadi imamnya ditahun 2006 memang datang dengan sukacita yang meluap. Tetapi seperti layaknya sebuah proyek besar, perjalanan untuk merespons rahmat panggilan-Nya pastilah melewati banyak batu tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang saya rasakan adalah kehidupan saya dimasa lalu yang penuh dengan dosa dan keduniawian. Saya sering merasakan seperti Petrus yang berkata kepada Yesus, “ Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Lk 5:8) Bahkan sebelum rahmat panggilan itu terdengar, sering setiap kali pikiran akan panggilan imamat datang, langsunglah saya berkecil hati karena masa lalu yang sangat jauh dari sempurna. Kadang dalam perjalan saat ini pun saya merasakan ketakutan, “Bagaimana kalau saya jatuh lagi dalam dosa yang berat? Bukankan saya akan membawa malu diri sendiri, nama keluarga, bahkan seluruh gereja! Gereja tidak perlu orang orang seperti saya yang lemah dan penuh dosa untuk menjadi imamnya.” Kekawatiran menjadi musuh terbesar saya. Tetapi kalau dulunya saya langsung coret nama saya dan menutup diri, sekarang ada celah dihati yang bisa mendengar suara halus Yesus, “Jangan takut… jadilah imamku!” Yesus juga berkata pada Petrus, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lk 5:10) Saya bisa membayangkan diri saya sebagai sosok Petrus dan para murid yang lainnya yang dengan seketika “…menghela perahu-perahunya ke darat… meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.” (Lk 5:11) Puji Tuhan! Sampai sekarang saya masih merasa dikuatkan untuk terus mengikuti panggilan-Nya. Mungkin teman-teman bertanya mengapa…? Dan apa bedanya? Setiap Sabda Tuhan itu penuh kuasa! Di Kitab Kejadian kita mendengar bagaimana Tuhan menciptakan dunia yang indah dan segala isinya dengan sabda-Nya. “Berfirmanlah Allah ’Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi…” (Kej 1:3) Dan bedanya untuk saya adalah, sejak rahmat panggilannya terdengar, setiap hari saya mau membuka diri dalam doa Adorasi selama satu jam, sehingga firman Tuhan yang mengatakan ‘Jangan takut!’ itu terdengar jelas oleh mata hati saya lewat berbagai macam cara yang memang hanya Tuhan yang mampu mengatasi segala ketakutan dan kekawatiran saya ini. Alhasil ketakutan sayapun dipatahkan-Nya! Dan mukjizat pun mulai terjadi dimana Firman-Nya membentuk diri saya “engkau akan menjala manusia.” Teman teman terkasih dalam Kristus, apapun panggilan Tuhan untuk kita, marilah kita membuka diri dalam doa. Biarlah setiap hari kita mau sisihkan satu jam supaya telinga hati kita yang sering penuh kebisingan bisa menjadi tenang dan mampu mendengar Sabda Tuhan Yesus yang berkata “Jangan takut… ikutlah Aku!” Frater David Lemewu MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
6 September 2013 : Puasa Kol. 1:15-20; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39 Luk 5:33 “Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus : “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang farisi, tetapi murid-muridMu makan dan minum…” Dalam perikop hari ini kalau kita mendalami artinya begitu sangat berkesan, saya teringat dengan seorang teman saya. Dia sangat luar biasa sembahyang dan apalagi saat dia mau melakukan puasa. Teman saya ini tiap kali mau melaksanakan puasa selalu mengajak saya untuk puasa bareng dia, walau kadang saya suka menolak. Saya katakan masa orang puasa kok ajak2 oranglain (saya katakan sambil bercanda). Sebenarnya teman saya ini tidak kuat menahan lapar, tapi karena niatnya mau puasa jadi dia mesti kuat-kuatkan. Akan tetapi setiap puasa teman saya ini, mungkin karena lapar emosinya sering tidak terkendali. Kalau marah sama orang smua isi kebun binatang keluar, bahkan sampai menulis di status bbm kalau dia sedang jengkel sama seseorang. Suatu ketika saya tanya dia, mengapa kamu berpuasa tapi ucapan kamu tidak puasa? semua isi kebun binatang kamu ucapkan untuk orang lain. Saat itu dia hanya terdiam dan mulai sedikit demi sedikit menjaga ucapannya. Sahabat, mungkin sering kali kita berpuasa makan dan minum, mungkin itu sudah biasa terutama untuk apabila dahulunya kita punya pengalaman yang serba berkekurangan dan pas-pasan, seperti halnya kisah masa kecil saya demi mengumpulkan uang untuk biaya sekolah hampir tiap hari makan hanya cukup sehari sekali. Seringkali kita berpuasa tapi kadang sering kali ucapan-ucapan kita masih sering menyakiti orang lain. Maka dalam perikop hari ini, Tuhan Yesus mau meminta kita bagaimana kita mau berpuasa untuk memperbaiki hati dan sikap kita yangmungkin kurang berkenan di hadapan Allah. Berpuasa untuk meminta kepada Tuhan agar kita boleh di beri hati yang baru, pengharapan dan pertambahan iman akan Tuhan Yesus sendiri. Selamat berkarya untuk hari ini dan Tuhan memberkati…… (Rina)
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
7 September 2013 : Iman dan Harapan Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5 Kol. 1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Sebulan yang lalu aku bermisi ke tanah air. Aku di minta mengunjungi orang-orang yang pertama kali memulai gerakan karismatik di Kupang. Ketika kami mengunjungi seorang Ibu tua, dia menyambut kami dengan hati yang gembira. Ketika aku hendak bertanya untuk berdoa bagi ibu itu. Dia lalu mengatakan, “Apa Romo bias mendoakan anakku? Boleh saja, “Jawabku. Sakit apa” aku pun bertanya? “Banyak”. Lalu aku dituntun Ibu itu ke kamar anaknya. Aku terkejut melihat penyakit yang diderita anaknya itu. Dia menderita penyakit gula. Semua tangan dan jarinya sudah dimakan oleh penyakit itu. Aku mendoakan dia lalu bertanya, “Bagaimana perasaan anda sekarang”? Sambil tertawa, dia mengatakan, “Romo, aku tidak punya banyak lagi waktu untuk berpikir, hendak berbuat apa. Tetapi aku percaya, Tuhan mempunyai rencana. Tuhan adalah sumber gembiraku. Aku harus selalu menaruh iman dan harapan pada Tuhan.” Pengalaman ini menuntun aku untuk merenungkan bacaan hari ini. St. Paulus mengatakan bahwa memang adalah nyata bahwa kita pernah dan selalu ingin menjauhkan diri dari Tuhan. Namun dengan rahmatNya yang luhur, lewat anakNya yang tunggal, Dia menebus dosa-dosa kita. Kematian Yesus di kayu salib membawakan selamat bagi kita semua. Karena itu, kita harus selalu manaruh iman dan harapan kita pada Tuhan. Ketika aku masih kecil, aku sering takut membuat pengakuan. Setelah aku sejenak berpikir, aku baru mengerti mengapa aku harus ke pengakuan. Pengakuan adalah saat di mana Tuhan datang dan bertemu aku di dalam kegelapan, saat di mana Tuhan datang dan bertemu aku di saat aku ditimpa dosa. Ini adalah saat di mana Tuhan dating dan mengambil semua dosa-dosaku dan memikul di bahuNya. Seperti, anak dari Sang Ibu yang sakit itu. Dia menunjukan suatu penyerahan diri yang sungguh kepada kehendak Allah. Ini bukan berarti menyerah pada nasib. Dia sungguh percaya bahwa, segala sesuatu akan terjadi menurut kehenda Allah. Doa: Tuhan Yang Maha Rahim, syukur dan terima kasih kusampaikan kepadaMu atas rahmaMu yang terluhur. Terima kasih atas cinta dan berkatMu lewat pengorbanan salib. Tuhan Yesus tuntunlah aku di saat hidup ini, agar selalu menaruh iman dan harapan padaMu, Amin. Rm. Joseph, MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
8 September 2013 : Become Disciples Keb. 9:13-18; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33 Luk.14:33 “...tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku“ Ketika teman saya Rm Vincent Widi, MGL mendapat hadiah iphone, dia mulai excited, senangnya bukan main, ada begitu banyak applikasi yang membuat hidupnya yang super sibuk itu menjadi lebih mudah. Nah, beragam applikasi yang membuat hidupnya lebih mudah itu harus dia download, setiap kali men¬-download applikasi baru pasti ada box yang muncul dengan pertanyaan do you accept this app. to make some changes on your phone, lalu kita diminta untuk meng-click di salah satu box accept atau decline, biasanya tanpa membaca lebih teliti [karena dianggap membuang waktu] segala policy atau aturan main applikasi tersebut, dia atau kita langsung click di box, yes, I accept dan applikasi langsung bisa digunakan. Jarang sekali kita membaca policy sebuah applikasi sebelum kita menyetujuinya. Saya pun seringkali melakukan hal yang sama dengan setiap applikasi yang saya download untuk laptop saya. Sekarang coba Anda bayangkan bahwa menjadi murid Kristus itu sama dengan men-download sebuah applikasi untuk hidup Anda. Nah, yang dituntut Yesus adalah membaca lebih teliti policy-nya atau aturan mainnya atau resikonya baru click di box yes, I accept. Kalau Anda tidak melakukannya berarti Anda tidak dapat menjadi muridKu (Luk. 14:33). Itulah pesan utama dari Injil Lukas yang kita renungkan hari ini. Jalan kita untuk sampai menjadi pengikut Kristus memang berbeda. Saya sendiri dibaptis oleh orangtua saya sejak bayi, padahal saya tidak memintanya. Mungkin di antara teman-teman ada yang menjadi Katolik karena turut isteri [turis] atau turut misua[tumis] atau turut Yulia [tuyul] pacar Anda. Entah apa pun jalannya yang terpenting adalah membaca lebih teliti, atau dengan kata lain menemukan alasan mendasar mengapa kita menjadi murid Kristus. Jangan sampai kita mengikuti Kristus karena ikut rame saja. Jangan sampai kita menjadi seperti seorang arsitek bodoh yang mulai membangun menara tapi tidak bisa rampung (Luk 14:28-30) atau seperti raja yang goblok yang maju perang tanpa menghitung kekuatan pasukannya sendiri (Luk 14:31-33). As for me, I become the Disciples of Jesus, my Lord; because He loves ME first and I hope you will have the same reason. Rm. Wenz, MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
9 September 2013 : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah Petrus Klaver,Frederik Ozanam Kol. 1:24 - 2:3; Mzm. 62:6-7,9; Luk. 6:6-11 Luk 6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Dalam dunia kerja tentu sering kita jumpai yang namanya persaingan. Wajar sich, semua saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Nach masalahnya, apakah persaingan itu berjalan secara positif. Kenyataanya tidak !!! Saya sendiri juga pernah mengalami bagaimana sudah bekerja dengan baik dan sesuai prosedur, masih ada saja orang lain / teman kerja yang memojokkan saya dan mencari – cari kesalahan saya. Cari muka lach ibaratnya mereka ini di hadapan bos atau pimpinan tempat saya bekerja. Menjadi anggota komunitas, juga tidak selamanya kita akan menjumpai perjalanan yang mulus-mulus saja. Banyak karakter dan sifat yang berbeda antar satu sama lain anggota. Dalam pelayanan Gereja juga tentu banyak yang tidak suka ketika komunitas saya banyak aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang mengerahkan banyak umat. Sepintas, orang terkadang melihat sisi negatif dari apa yang kita lakukan. Mereka mungkin juga ingin mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain, kalau mereka pun bisa melakukan kegiatan yang sama seperti komunitas kami. Menyikapi hal itu, komunitas kita sich tenang-tenang saja. Seperti bacaan pada hari ini, mereka yang mencari-cari kesalahan komunitas saya, layaknya seperti ahli-ahli Taurat. Yesus pun telah mengetahui bahwa mereka akan menjebak Yesus. But, Jesus is clever and He answer wisely. Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan bijaksana, yang membuat mereka tidak dapat berkata apa-apa lagi. Jika di dalam kehidupan pelayanan kita sering menjumpai hal seperti itu, tetap teguh berjalan jika memang itu untuk kemuliaan Tuhan semata, dan bukan untuk popularitas kita. Kita juga jangan terjebak dan terpancing emosi, melainkan hadapi dengan bijaksana dan mohon pertolongan rahmat Tuhan untuk menyelesaikannya. Ketika cobaan dan ujian datang, hadapi dan selesaikan dengan perantaraan Yesus – the problem solver !!! Tuhan akan mengatasi segala masalah kita, tanpa menimbulkan masalah baru bagi hidup kita. KRIS
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
10 September 2013 : Kuasa Doa Pribadi Nikolaus Tolentino,Oglerius, Fransiskus Garate Kol. 2:6-15; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11;Luk. 6:12-19 Lukas 6:12, “Pada Waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalammalaman Ia berdoa kepada Allah.” Kalau mulai sibuk dan timbul rasa malas untuk berdoa, saya teringat kata-kata yang sering saya dengar, ‘Tuhan sudah mengerti!’ atau ‘berdoa dalam hati aja, Tuhan dah mengerti!’ Lebih sadis lagi kata-kata ini, ‘Untuk apa berdoa terus, tetapi tidak berbuat sesuatu atau berdoa hanya untuk menutupi kemunafikan!’ Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan kata-kata di atas. Tetapi, Iblis bisa menggunakan kata-kata di atas untuk membuat orang-orang baik terlena dengan aktifitasnya atau malu untuk kelihatan orang bahwa mereka berdoa. Kalau sudah begitu, yang rugi adalah mereka yang terus bekerja dan melayani, berkarya dan sibuk mempersiapkan hal-hal yang baik, tetapi hanya beberapa menit saja punya waktu mempersiapkan diri langsung di hadapan Tuhan. Hampir tidak punya waktu untuk mendengarkan Tuhan secara pribadi. Mari kita belajar dari Yesus melakukan Doa Pribadi. Kita lihat ayat 12a ‘... Pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa...’ Berarti, Doa pribadi adalah menyendiri dengan Allah. Hanya Allah dan engkau. Menjauh dari keramaian. Saya pernah membaca sebuah artikel, di mana banyak orang Kristiani yang tinggal di Flat-flat kecil merasa sangat membutuhkan doa pribadi, mulai menaruh sebuah kursi di salah satu sudut kamar atau rumah yg tersisa. Bila istrinya sedang duduk di sana, maka suami dan anak-anak mengerti, ‘ibu sedang berdoa’. Mereka tidak akan mengusiknya. Begitulah kursi di sudut itu dijadikan tempat untuk berdoa pribadi juga bagi ayah dan anak-anak. Ada yang menggunakan taman. Pergi ke Taman yang dekat dengan rumahnya, duduk di salah satu kursi taman, membaca Kitab Suci dan berdoa. Mereka yang dekat gereja, datang ke gereja. Dan kita bersyukur, kalau di tempat kita ada kapel yang terbuka setiap saat, apalagi kalau kapel adorasi abadi, dimana betul-betul kita berhadapan dengan Tuhan yang hadir. Kita bisa datang kapan saja dan selama yang kita inginkan untuk berdoa. Sekarang kita lihat kuasa doa pribadi itu, ayat 13-19, Yesus langsung memilih kedua belas murid-Nya, berkarya dengan mengajar, menyembuhkan dan mengusir setan. Jadi dengan memiliki doa pribadi, orang mampu berkarya bersama dengan orang lain. Dimana ada orang yang memiliki doa pribadi yang kuat, orang-orang disekitarnya pun dimampukan untuk berkarya untuk Tuhan, bahkan ada mujizat dan pembebasan dari roh jahat. Maka bila dalam sebuah kelompok doa atau komunitas, setiap anggota memiliki waktu untuk doa pribadi, maka komunitas itu akan berkembang baik dan menghasilkan buah berlimpah. Dengan memiliki waktu doa Pribadi yang efektif, Setiap orang juga menjaga dirinya agar tetap sehat di dalam Tuhan. (narita)
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
11 September 2013 : Bukan dari Dunia Yohanes Gabriel Perboyre Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26 Kol 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas bukan di bumi Kita hanyalah musafir yang numpang lewat di dunia ini. Enaknya dunia membuat kita lupa, hampir semua dari kita maunya numpang saja terus, tidak usah pulang. Lagu ulang tahun menekankan pentingnya umur yang panjang ,makin panjang makin baik. Ada guyonan yang mengatakan “Semua orang berdoa supaya masuk surga tapi kalau disuruh duluan, pasti tidak ada yang mau” Ada begitu banyak pesan Tuhan di dalam kitab suci tentang dari mana asal kita. Bacaan dari Kolose hari ini mengingatkan kita …. “Pikirkanlah perkara yang di atas bukan di bumi” Injil juga mengingatkan “Berbahagialah hai kamu yang miskin… hai kamu yang lapar… jika orang membencimu karena namaKu…” Secara tidak langsung mengingatkan bahwa perkara yang umumnya penting buat kita di dunia ini… kaya, berkelimpahan, disanjung tidaklah penting, tidaklah menjamin kebahagiaan. Kita datang dengan tangan kosong, kita berpulang dengan tangan kosong” “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga…” Mat 6:20. Saya teringat dengan seorang teman yang menelephon saudaranya di luar Bali pada hari Sabtu, “Weekend kemana?” Lalu dijawab “Di rumah aja, paling keluar ke gereja” Saudaranya berkomentar .. heran “Weekend kok tidak dugem?” Lalu dia berkata “Memangnya semua anak muda di Bali kalau weekend dugem?!” Mengikuti Tuhan menjadikan kita berbeda dari umumnya. Pernah dalam doa saya berkata, “Tuhan, berusaha mengikutiMu, membuat saya kadang seperti orang aneh, saya kadang merasa sendirian. Ada yang mengatakan kuno. I don’t mind.. tapi kok ya.. gak enak juga karena tidak menyenangkan berbeda dengan orang lain, tidak mengikuti jaman. Saya juga ingin diterima”. Namun jawaban hati kecil saya membuat saya tersenyum… “What do you expect, my dear…?Kamu bukan berasal dari dunia. Kalau ada yang berkata kamu aneh(=berbeda), ya memang sudah dari sananya, bukanlah suatu perkara dan tidak juga perlu membuatmu sedih” “Mereka bukan berasal dari dunia sama seperti Aku bukan dari dunia (Yoh 17:16) “Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itu lah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:19) Apapun penilaian dunia tidaklah penting. Yang penting itu adalah bagaimana Bapa memandang saya. Kata seorang Romo dalam kotbahnya, kita semua ini sudah di ruang tunggu dengan boarding pass nya masing-masing, tinggal menunggu panggilan boarding. Bapa, terangi kami dengan Roh KudusMu untuk senantiasa mengingat bahwa kami bukan dari dunia, kami berasal dari padaMu, anugerahkan kami kekuatan dan kebijaksanaan untuk mempersiapkan kepulangan kami, agar hari itu menjadi hari penuh rahmat dan sukacita. Amin. Yustina
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
12 September 2013 : Bersabar dan Mengampuni Yohanes Gabriel Perboyre Kol. 3:12-17; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 6:27- 38 Kol. 3:1 “Hendaklah bersabar seorang terhadap yang lain dan saling mengampuni pada setiap kesempatan” Beberapa bulan kemudian setelah balik dari Indonesia tahun ini, saya mulai merasa bosan dengan rutinitas harian di komunitas, khususnya dengan program formasi yang padat. Menjalani hidup harian bersama para frater dan doa sekalipun tidak mengubah atau mengurangi rasa jenuhku akan hidup. Hal itu diperparah lagi dengan keadaan keluarga yang tidak akur antara orang tuag dan adiku. Itu membuatku semakin tertekan dan frustrasi dalam menjalani hidup harianku. Dalam hidup saya dan anda sering mengalami hal tersebut di atas; entah di tempat kerja atau dengan rekan kerja sekantor, dalam studi atau dalam hidup berkeluarga dan berkomunitas. Pengalaman seperti di atas tidak bisa kita hindari, seakan menjadi bagian dari perjalanan hidup kita. Itu tidak akan kita alami ketika saya dan anda meninggalkan dunia alias mati. Keadaan tersebut membuat saya dan anda tidak sabar, dan itu berpengaruh dalam hidup dan karya kita. Berhadapan degan kenyataan itu, apa yang mesti saya dan anda lakukan? Orang tua bilang, ‘sabar dan sabarlah selalu’. Itu tampaknya sederhana tapi tidak mudah untuk dilakukan. Ternyata pengalaman di atas juga dialami oleh Tuhan Yesus dan St. Paulus meski berbeda dalam situasi dan kondisi. Sebagai orang Kristen, hari ini saya dan anda diberi jalan oleh Tuhan Yesus melalui wejangan St. Paulus dalam menghadapi kekalutan hidup. “Hendaklah bersabar seorang terhadap yang lain dan saling mengampuni pada setiap kesempatan”. Itu merupakan motor hidup yang membuat kita terus berjalan dan melewati kerikil-kerikil dalam hidup dan pelayanan. Tuhan Yesus sendiri telah menunjukan jalan untuk saya dan anda melalui hidup dan pelayanan-Nya selama hidup di dunia. Demikian pula St. Paulus melakukan hal yang dilakukan Guru Ilahinya, yakni membangun kerajaan Bapa di surga. Marilah kita membangun budaya sabar dan saling mengampuni satu dengan yang lain sebagaimana, kita telah diampuni kesalahan oleh Bapa di surga melalui Putra-Nya Yesus Kristus. Agar saya dan anda dapat melakukannya, maka kita membutuhkan Roh Kudus untuk meluluhkan hati yang beku dan mungkin telah menjadi batu sandungan bagi orang yang dilayani. Fr. Anis, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
13 September 2013 : Ngaca dulu dong.... Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus 1Tim. 1:1-2,12-14; Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11; Luk. 6:39-42 Luk 6: 42b Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu. Bacaan hari ini menarik, karena mengandung kenyataan yang seringkali terjadi di sekitar kita. Seperti yang Yesus katakan, “dapatkah orang buta menuntun orang buta?” Jawabannya sudah jelas tidak. Saat membaca ayat ini, saya teringat akan pemijat tunanetra yang seringkali berjalan menyeberang dari Jl. Sudirman, menuju ke arah sekitar sekolah St. Yoseph - Denpasar. Kadang saya menjumpai tunanetra ini lebih dari satu orang. Dan saat mereka hendak menyeberang jalan, tidak ada salah satu dari mereka, yang mencoba menuntun rekannya. Tentu saja, karena mereka sadar diri, bahwa mereka pun sama - sama tidak dapat melihat. Maka, dibutuhkan bantuan dari orang lain, yang memang dapat melihat, untuk menuntun mereka menyeberang jalan. Soal masalah kebutaan fisik, tentu saja tolok ukurnya mudah. Saat tidak dapat melihat, ya sudah pasti buta. Ada satu kebutaan yang lain dengan gejala - gejala sebagai berikut : - Merasa diri paling benar - Semua yang tidak sesuai dengan mereka salah, atau bahkan sesat. - Harus menghakimi mereka yang tidak sejalan. Inilah yang diingatkan Yesus dalam bacaan hari ini. Bahkan, jika kita melihat judul perikopnya, berbunyi “Hal Menghakimi”. Hal ini yang seringkali tidak secara sadar diderita oleh penderitanya. Kalau dipikir - pikir, sebetulnya siapakah kita ini, sampai berhak untuk menghakimi sesama kita? Apalagi dengan dalih, untuk membela tuhan. Sedemikian kecilkah tuhan, sampai perlu kita bela? Well, kalau boleh jujur, pada saat duduk diam, dan mengamati diri saya, ya.. saya pernah berada dalam kondisi seperti itu. Saya merasa, bahwa saya yang tahu kebenaran. Dan semua info yang bertentangan dengan yang saya pelajari, itu adalah salah. Dengan bacaan ini, kembali saya diingatkan, siapa sih saya, kok beraninya menghakimi sesama. Dan untuk segala kesombongan yang ada pada diri saya ini, saya mohon ampun kepada Tuhan, dan kembali memberikan hak untuk menghakimi kepada-Nya. Lebih baik, kita berkaca dahulu, dan selesaikan saja urusan kita sendiri dengan Tuhan. Daniel
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
14 September 2013 : Salib Suci Pesta Salib Suci Bil. 21:4-9, Flp 2:6-11. Yoh 3:13-17 Yoh 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Hari ini, 14 September, Pesta Salib Suci, menurut sejarahnya perayaan ini berasal dari tradisi yang sudah tua, yakni penemuan tiga salib di bukit Calvary. Penemuan ini bermula dari keinginan St. Helena, ibu dari kaisar Constantinus untuk menemukan salib Yesus. Karena keinginan tersebut dia mengadakan peziarahan ke Yerusalem dan mengorganisasi penggalian di bukit Calvary. Para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan bersamaNya. Akhirnya mereka mendapat ide yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan apa-apa, sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang sakit tersebut, wanita itu segera sembuh, dan ketika salib itu ditempatkan di atas mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut. Di lokasi penemuan salib tersebut dibangun gereja besar. Salib tersebut diyakini ditemukan pada 14 September 326. Sejak saat itu perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Perayaan ini kemudian menjadi bagian dari liturgy Gereja Barat pada abad ke tujuh. Ketika berbicara tentang salib, kita berbicara tentang derita dan kemenangan. Keduanya bagaikan kedua sisi mata uang yang selalu bersebelahan. Tetapi kita boleh yakin ketika kita bersedia memikul salib kita, maka salib itu akan membawa dan menuntun kita kembali ke “rumah” – ke kerajaan surga, dimana mahkota dan kemuliaan surgawi menunggu kita. Tak mungkin ada kemenangan salib tanpa derita memikul salib. Derita disini tak harus yang dasyat dan luar biasa seperti penderitaan Yesus atau para martir. Derita disini bisa dimengerti sebagai usaha memperbaiki diri terus menerus. Usaha untuk setia pada janji nikah bagi yang menikah, usaha untuk setia pada kaul bagi yang berkaul. Usaha untuk menjadi orang tua yang baik dan bertanggungjawab dan sebagai anak usaha untuk menjadi anak yang berbakti dan taat pada orang tua Usaha untuk tetap mengasihi orang-orang yang sulit untuk dikasihi dan juga usaha untuk menjadi orang Kristen yang benar dan mentaati ajaran Gereja dan ajaran Injil. Sedangkan memikul salib bisa juga berarti mengesampingkan sesuatu yang menyenangkan untuk diri sendiri demi suatu nilai yang lebih besar: misalnya demi kemuliaan nama Allah, demi kebaikan keluarga, demi kebaikan komunitas, demi kebaikan lingkungan, demi kebaikan orang-orang lain. Dalam pengertian Kristiani memikul salib berarti kasih yang diukur dari kesediaan berkorban. Semakin banyak orang mengasihi semakin banyak ia berkorban seperti yang kita saksikan dalam hidup Yesus. Doa: Tuhan Yesus Kristus yang Mahabaik, kami bersyukur, berterimakasih , menyembah dan memuji-Mu, sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia dan menganugerahkan hidup kekal kepada kami semua.. Amin. Betty
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
15 September 2013 : Tangan Tuhan Terbuka Lebar Kel. 32:7-11,13-14; Mzm. 51:3-4,12-13,17,19;1Tim. 1:12-17; Luk. 15:1-32 Luk 15:20, “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belaskasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Bulan Juli lalu ketika aku pergi ke acara World Youth Day di Rio-Brazil bersama rombongan anak-anak mahasiswa Australian Catholic University (ACU), aku berkesempatan mengunjungi bukit Corcovado, dimana terletak patung Yesus yang sangat terkenal: Christ, the Redeemer. Kami harus bangun jam 4 pagi, kemudian naik bis dan kereta api mini untuk mencapai puncak bukit Corcovado. Kami tiba sebelum jam 6 dimana matahari mulai terbit memancarkan cahaya paginya. Begitu indah! Tapi yang menjadi pusat perhatian tentunya patung Yesus yang sangat besar dan tinggi tersebut. Kedua tangan Yesus terbuka lebar memberkati kota Rio de Jeneiro – Brazil. Pada waktu mengunjungi patung Yesus Kristus tersebut, kami diberi waktu untuk berdoa masingmasing secara pribadi. Ketika melihat dan merenungkan patung Yesus yang tangannya terbuka lebar, aku langsung teringat akan kasih Allah Bapa dalam kisah anak yang hilang pada bacaan Injil hari ini. Tangan Yesus yang terbuka lebar seperti tangan Bapa yang sangat baik hati menyambut kedatangan anak bungsu-nya yang telah kembali setelah sekian lama hilang. Ketika aku memandang patung Yesus, seolah-olah Yesus mau merangkulku dan mengatakan, “I love you, Vincent.” Ketika itu, aku langsung merasakan kasih Allah Bapa dan Tuhan Yesus yang mengasihi apapun keadaanku. Tuhan tidak peduli seberapa besar dosa yang aku perbuat, tetapi dia melihat hatiku yang terdalam yang mau kembali ke dalam pangkuan sang Bapa. Kisah anak yang hilang adalah lebih merupakah kisah Allah Bapa yang lebih mengasihi kita sampai mengutus AnakNya yang tunggal demi menebus dosa-dosa kita. Kasih Allah lebih besar dari dosa yang kita pernah lakukan. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut melalui kematian dan kebangkitanNya. Maka dari itu, kenapa kita musti takut untuk kembali ke pangkuan Allah Bapa di surga yang tanganNya selalu terbuka dan menerima kita kembali? Rm. Vincent, MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
16 September 2013 : Percaya akan PerkataanNYA Peringatan Wajib St. Kornelius & St. Siprianus 1Tim. 2:1-8; Mzm. 28:2,7,8-9; Luk. 7:1-10 Lukas 7:9 “Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” Dalam cerita ini ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang sakit. Perwira itu bukan pengikut Yesus tetapi ia memiliki iman yang luar biasa. Ketika dia datang pada Yesus, dia hanya menyebutkan permohonannya saja. Ia mengutarakan kebutuhannya yang sangat mendesak kenapa dia datang pada Yesus. Karena dia membutuhkan pertolongan dari Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sakit. Perwira ini sudah mendengar apa yang dilakukan Yesus, meskipun dia bukan murid Yesus, dia tidak pernah lihat mujizat yang dilakukan Yesus tapi dia hanya mendengar. Apa yang dia dengar ini menimbulkan iman dalam hatinya. Ketika Yesus mau datang ke rumah perwira ini, perwira ini berkata, sekalipun Tuhan tidak datang ke rumahku mendoakan hambaku yang sakit, namun aku percaya apabila Tuhan mengatakan sesuatu maka aku MEMPERCAYAINYA. Ternyata, ketika perwira ini bertindak dengan iman mempercayai apa yang dikatakan Yesus maka pada saat bersamaan, detik itu juga hambanya sembuh. Lalu Yesus berkata, iman seperti ini belum pernah Kujumpai diantara umat pilihanKu atau pengikutKu. Kenapa perwira ini mempercayai perkataan Yesus? Karena ia sebagai perwira juga memiliki bawahan. Jika ia menyuruh prajuritnya datang atau pergi maka prajurit akan melakukan hal yang diperintahkannya. Penyebab perwira ini mempercayai perkataan Yesus karena ia mempercayai PERKATAAN yang penuh OTORITAS dari seseorang yang memiliki KUASA. Mari kita menyadari bahwa perkataan Yesus memiliki otoritas yang besar dalam kehidupan kita. Perkataan Yesus memiliki kuasa yang sangat besar. Jadi belajarlah mempercayai firmanNya setiap hari. Yudi
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
17 September 2013 : Kesetiaan Allah dalam melawat umatNYA Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Robertus Bellarmino, Hildegardis 1Tim. 3:1-13; Mzm. 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6; Luk. 7:11-17 Luk 7:16 “… Allah telah melawat umat-Nya ” Nain adalah sebuah desa di dataran Izreel tidak jauh dari Sunem, kira-kira 10 km dari selatan Nasaret, desa dimana nabi Elisa melakukan mujizat. Di desa ini S. Lukas mengisahkan mujizat kebangkitan yang Yesus lakukan karena “tergerak hati-Nya oleh belaskasihan” pada seorang janda yang menangisi jenazah anak tunggalnya. Dalam Injilnya Lukas hanya menyebutkan satu kali ekspresi perasaan manusiawi Yesus yang disaksikan orang banyak, tetapi pada saat yang sama mengungkapkan besarnya belaskasih Allah kepada manusia. Setelah membangkitkan putra ibu janda itu dengan sabda-Nya, Yesus menyerahkannya kepada ibunya, seperti yang dilakukan nabi Elia setelah membangkitkan anak dari janda di Sarfat (bdk. 1 Raj 17:23). Semua orang yang hadir menjadi takut ketika melihat mujizat ini tetapi lalu memuliakan Allah. Mereka menyebut Yesus sebagai nabi besar namun mengenali kehadiran Allah yang mengunjungi umat-Nya di dalam sosok Yesus. Inilah kunci dari keseluruhan bab 7 dari Injil Lukas. Belas kasih Allah Bapa yang diwartakan Yesus (bdk. Luk 6:36) yang patut diteladani oleh para murid kini Ia nyatakan dalam mujizat kebangkitan oleh belas kasih-Nya pada janda di Nain. Betapa banyak orang tua yang mengharapkan mujizat serupa! Bukan sekedar kebangkitan fisik tetapi terlebih kebangkitan rohani. Tidak terhitung banyaknya orang tua yang menyaksikan ‘kematian’ rohani anak-anak mereka sementara mereka tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghalanginya. Kepada mereka Yesus juga berkata: “Jangan menangis” karena apa yang mustahil bagi manusia adalah mungkin bagi Allah. Bapa yang berbelas kasih setia melawat umat-Nya di dalam diri Kristus, dalam Sabda dan Roh-Nya, yang menyertai Gereja setiap hari sampai akhir jaman (bdk. Mt 28:20). Ia memperhatikan penderitaan kita dan tidak membiarkan kita menanggungnya sendiri. Ia mengambil bagian di dalamnya dan mengubah kesusahan kita dengan memberi makna yang baru. Yang diperlukan dari kita hanyalah iman yang teguh kepada Allah dan percaya bahwa kasih-Nya dinyatakan dalam jalan yang Ia kehendaki. Mari kita mohon rahmat keteguhan iman dan pengharapan pada Allah yang setia melawat umat-Nya. Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
18 September 2013 : Penolakan Yosef dr Copertino, Yohanes Makias 1Tim. 3:14-16; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35 Lukas 7 : 35 “ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya “ Bagaimana rasanya, jika apapun yang kita usahakan untuk dilakukan tetapi tidak ada yang benar dan selalu dianggap salah? Pasti rasanya menyakitkan dan tidak bisa kita terima. Kita akan segera pergi dan tidak akan pernah melakukan hal yang tidak bisa diterima. Walaupun yang kita lakukan itu adalah untuk kebaikan. Langsung sifat manusiawi kita muncul. Ditolak ya istilahnya jadi “mutung”, marah, kecewa. Sedikit orang yang melakukan kebaikan dan ditolak, tetapi orang tersebut tetap bertahan melakukan hal tersebut. Baik Yesus maupun Yohanes, pada masa itu, pernah sama-sama mengalami hal itu. Perumpamaan Yesus pada Lukas 7: 31 – 35 menjelaskan tentang hal itu. Di situ tertulis bahwa pada saat Yohanes datang, dia dianggap kerasukan setan karena tidak makan dan tidak minum, sedangkan pada saat Yesus datang, dan Dia makan dan minum, orang-orang mengatakan : Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.” Rasanya koq tidak ada yang benar di antara Yesus dan Yohanes. Tidak makan tidak minum salah, makan dan minumpun juga salah. Seperti perumpamaan anak-anak di pasar : seruling ditiup tetapi tidak mau menari, dinyanyikan kidung duka tetapi tidak menangis. Padahal yang di bawa oleh Yesus dan Yohanes adalah kabar sukacita. Tetapi para ahli taurat dan orang farisi tidak mau menerima Yesus dan Yohanes karena kesombongan mereka. Sehingga Yesus dan Yohanes melakukan apapun, selalu dianggap salah oleh mereka. Mengalami hal penolakan, tidak membuat Yohanes dan Yesus menjadi lari dan meninggalkan tugas perutusan mereka. Mereka juga mempunyai keyakinan, bahwa ada juga orang yang menerima ajaran mereka dengan hikmat. Bagaimana bila pada saat Yohanes dan Yesus pada masa itu ditolak dan mereka “mutung”, tidak melanjutkan karya mereka mewartakan kabar sukacita, maka tidak aka nada banyak orang yang diselamatkan. Itu yang mau diajarkan dalam Injil hari ini. Pada saat kita menjalankan pelayanan kita untuk sesama, jangan sampai kita merasa putus asa jika tidak diterima atau ditolak. Karena Yohanes dan Yesus pun pernah mengalami hal itu. Yang harus kita lakukan hanya tetap setia dalam tugas perutusan kita. Alin
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
19 September 2013 : Apa Pemberian Terbaik Untuk Yesus Yanuarius, Alfons dr Orozco,Fransiskus Maria dr Camporosso 1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50 Lk 7:47 “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.” Tidak lama setelah saya dijamah Tuhan, di tahun 1998 saya mengalami pertobatan yang sangat mendalam. Memang Tuhan itu selalu mencukupi, saat itu saya bertemu dengan seorang romo yang sangat sederhana. Bayangkan saja, pertama kali bertemu, saya kira dia tukang parkir! Padahal dia ternyata adalah pastur kepala gereja paling ramai di kota Melbourne dimana saya kuliah waktu itu. Pendek cerita tidak tahu kenapa, saya mulai mengakui dosa dosa saya yang sangat memalukan kepada dia. Karena sudah lebih dari 8 tahun, satu jam terasa tidak cukup! Belum sampai bulan depan saya sudah teringat lagi dosa dosa yang belum diakui! Akhirnya setelah beberapa kali, romo yang sangat sabar itu mengatakan, “Anakku, segala dosamu yang terdahulu sudah diampuni!” Barulah saya merasa plong! Tetapi sang romo tidak berhenti disitu saja, dia juga memakai saya untuk melayani dengan bernyanyi digereja dia. Sayapun mulai merasa diterima apa adanya, dan karena merasakan banyak sukacita, saya semakin tahun semakin gencar melayani, sampai akhirnya selama empat tahun saya melayani secara full time sambil kerja sambilan hanya untuk cukup makan. Suatu hari saya tersentuh oleh cerita Injil yang ada hari ini. Saya tiba tiba disadarkan bahwa Tuhan telah mampukan saya seperti sang perempuan pendosa itu. Dia mampukan saya untuk banyak mengasihi dia, sebagai tanda bahwa Dia telah mengampuni saya. Barulah saya mengerti, tidak hanya di kepala, tetapi didalam hati kerena saya mengalaminya sendiri: “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.” (Lk 7:47) Benar Tuhan itu bekerja dan kuasanya itu nyata ada pada si romo itu yang memberikan saya absolusi. Teman teman, janganlah takut untuk mengakui segala dosa-dosa kita, apalagi yang sangat memalukan. Sang perempuan itu pastilah juga merasakan ketakutan, kuatir ditolak, malu karena semua orang tahu ia terkenal sebagai pendosa. Tetapi ia memberanikan diri, tidak perduli apa pikiran orang lain, mengambil resiko dan datang pada Yesus dan memberikan yang terbaik dari dirinya. Bukan saja air mata penyesalan, minyak yang mahal dan mahkota rambutnya yang menjadi pemberian terbaik dari dia, tetapi (seperti juga saya dan kita semua) pemberian terbaiknya adalah segala dosadosanya yang paling gelap, karena disitulah cahaya kerahiman Yesus bisa bersinar paling terang untuk diri kita dan seluruh dunia. Ya Yesus, tuntunlah kami dengan Roh Kudusmu, agar kami selalu mau memberikan yang terbaik padamu, yaitu segala dosa dosa kami yang tergelap sekalipun, sehingga kamipun bisa mengalami kasih pengampunanmu yang besar untuk kami. Biarlah Roh Kudusmu mampukan kami untuk melayanimu sebaik mungkin, sehingga kami juga tahu bahwa engkau sudah mengampuni kami. Amin Frater David Lemewu MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
20 September 2013 : Dayu Wid Peringatan Wajib Andreas Kim Taegon & Paulus Chong Hasang 1Tim. 6:2c-12; Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20; Luk. 8:1-3 Lukas 8 : 2 : dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari rohroh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat. Dayu Wid, lahir dengan kelainan tulang belakang, tubuhnya tidak sempurna. Untuk berjalan saja susah, tapi dengan semangatnya ia belajar agar bisa berjalan lebih baik. Sebagai anak disable perempuan, ia dianggap tidak perlu sekolah tinggi tinggi. Cukup SD saja. Orang tuanya bukan orang miskin, tapi mungkin mereka punya pandangan lain untuk Dayu Wid. Dayu Wid remaja tidak menyerah, dengan semangatnya ia mengikuti program Kejar Paket B dan C (setara SMP dan SMA) dan lulus dengan nilai baik. Umurnya tidak lagi muda ketika menyelesaikan paket C nya. Ia kemudian mencari beasiswa agar bisa sekolah lebih tinggi lagi, dan sebuah yayasan menyanggupi keinginannya. Ia kuliah jurusan Akutansi, bukan bidang yang gampang untuk semua orang. Dayu Wid berhasil menyelesaikan kuliahnya, dan kini bekerja sebagai Akunting di Yayasan Yakkum. Dayu Wid juga menemukan jodohnya, seorang guru dari kasta yang lebih rendah. Keluarga Dayu Wid awalnya tidak setuju dengan hubungan ini, namun dengan semangatnya, sama seperti semangatnya ketika ia meyakinkan orang tua bahwa ia bisa sekolah sampai tinggi, ia berhasil meluluhkan hati keluarganya. Mungkin kisah Dayu Wid terdengar seperti kisah yang umum, tapi perjuangannya untuk mendapatkan hak nya sebagai perempuan, dan sebagai manusia biasa, layak dipuji. Ketika saya mengalami masalah dengan kaki saya, dan sulit berjalan. Saya banyak bertanya dengan Dayu Wid.Saya tahu, ia juga punya kelemahan yang sama, tidak boleh tersandung karena ia mudah sekali terjatuh. Tidak bisa berdiri dari kursi tanpa bantuan tangan. Tapi ia melakukannya dengan ceria dan biasa biasa saja. Malah ia berani naik bis Sarbagita sendirian. Hal yang masih belum saya berani lakukan saat ini. Dayu Wid adalah bentuk diskriminasi terhadap perempuan, terhadap disable, terhadap nilai nilai kasta di Bali. Ia ingin ‘disembuhkan’ dari penyakit diskriminasi ini. Dalam bacaan hari ini di tuliskan, selain 12 murid Yesus (semua laki laki), ada juga beberapa perempuan yang mengikuti Yesus setelah Yesus menyembuhkan mereka dari penyakit dan pengaruh roh jahat. Dayu Wid memang bukan seorang Kristen, tapi ia juga ‘disembuhkan’ atas semua diskriminasi yang dihadapinya. Bukan ‘hadiah’, tapi ia harus memperjuangkan ‘kesembuhan’ itu. Apakah kita kini sedang menunggu disembuhkan, atau kita berjuang untuk mendapatkannya? Jeff Kristianto – Bali 2013
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
21 September 2013 : Berpura-pura Pesta St. Matius Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13 Mat. 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada muridmurid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”.” Ketika orang-orang Farisi melihat Yesus makan bersama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, mereka mulai mengkritik Yesus. “Mengapa Yesus yang adalah Tuhan, orang bijak dan suci begabung dengan orang-orang seperti itu? Mengapa dia memperbolehkan mereka makan bersama-sama. Dan mengapa Dia datang dan bertamu di rumah orang berdosa? Pertanyaan serupa selalu kita temukan dan alami di dalam hidup setiap hari. Kalau kita berterus terang, kita juga sering melontarkan pertanyaan itu kepada orang lain atau bertanya di dalam diri sendiri. Kadang kala, kita begitu cepat untuk membuat kritik atas perbuatan orang lain. Kita membanding-bandingkan dengan perbuatan kita. Kita akan bertanya-tanya kalau orang ingin berubah. “Mengapa sampai orang itu berubah seperti itu? Dia pasti ada sesuatu di balik itu? Dia berpura-pura baik dengan semua orang. Dia berpura-pura datang ke Gereja dan berdoa. Suatu ketika aku dikejutkan oleh seorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Gereja. Aku mulai panik dan bertanya, “Bagaimana anda dapat sampai di sini?” Dia mengatakan ada seseorang yang membuka pintu gerbang memperbolehkan masuk. Aku langsung berkata, “Tidak kamu menipu aku, kamu memanjat pagar dan melompat masuk. Sejak pagi tadi tidak ada seorangpun yang membuka pintu gerbang.” Dia bersikeras, tidak ingin mengaku. Keesokan harinya, dia datang ke Gereja menghadiri Misa. Dia mengambil tempat yang paling depan. Ketika aku hendak turun dari altar untuk membagikan salam damai, dia berlari mendapatkan aku, “Maaf Romo, salam damai, aku melompat pagar kemarin.” Sebelumnya aku mempunyai suatu prasangka yang negatif terhadap orang itu. Memang benar dia menipu, dan aku tidak ingin mengampuni dia. Aku tetap meliatnya sebagai orang yang tidak baik. Injil hari ini menuntun aku dan kita sekalian untuk melihat dan merenungkan hidup kita. Kita sering berkelakuan seperti orang Farisi. Kita tidak mampu melihat dan merenungkan diri kita sendiri. Namun kita lebih cepat melihat dan menilai keburukan orang lain. Doa: Yesus, Tuhanku dan Allah ku, curahkanlah Roh KudusMu ke dalam hatiku. Pancarkanlah sinar kasihMu di dalam hidupku, agar aku dapat melihat dan merenungkan diriku, dan agar aku mampu melihat rahmat yang Engkau berikan kepada setiap orang, Amin. Rm. Joseph, MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
22 September 2013 : Undivided Attention Am. 8:4-7; Mzm. 113:1-2,4-6,7-8; 1Tim. 2:1-8; Luk. 16:1-13 Luk16:13 “seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan“ Setiap agen pastoral baik awam, biarawan/wati atau para pastor dituntut untuk selalu memberikan undivided attention kepada setiap pribadi yang ia layani. Keahlian ini bisa dan harus dipelajari dan dikuasai, untuk saya pribadi, keahlian ini sangat membantu saya ketika saya mendengar pengakuan atau sekedar memberikan konseling. Kebutuhan untuk didengar dan diperhatikan adalah kebutuhan setiap orang, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, tanpa kecuali, termasuk Allah sendiri. Coba kita pikir, untuk apa kita lahir dan hidup? Untuk apa Tuhan menciptakan kita? Pasti ada beragam jawaban yang bisa kita berikan, tetapi satu jawaban yang selalu menarik perhatian saya adalah: Tuhan menciptakan kita karena Ia ingin kita mendengarkanNya dan memperhatikan-Nya, Ia ingin kita berkomunikasi dengan-Nya, berhubungan dengan-Nya. Sama seperti orangtua yang senangnya bukan main ketika baru mendapatkan anak. Anak yang masih bayi itu diajak ngomong [padahal mereka tahu bayi belum bisa ngomong], diajak bermain [padahal mungkin si bayi maunya tidur], semuanya dilakukan atas dasar cinta dan kasih sayang. Demikian pula dengan Allah terhadap kita. Injil Lukas hari ini mengisahkan seorang bendahara yang dipecat, karena memang dia tidak bekerja sungguh-sungguh. Terlepas dari pujian yang diberikan tuannya, sikap bendahara yang tidak jujur itu agaknya bukan menjadi teladan yang baik. Ketika kita menjadi murid Kristus, kita adalah bendahara di dalam Kerajaan Allah, kita diharapkan setia mengabdi kepada tuannya bahkan dalam perkara-perkara kecil (Luk 16:10), karena apa? Karena tuan kita ini sudah mengijinkan kita tinggal di rumah-Nya, mempercayakan kita mengelola keuangannya, kurang apa lagi? Yang kita perlukan adalah mempelajari dan menguasai keahlian yang satu ini yaitu undivided attention untuk bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan Allah semesta alam (1 Raj 19:10). Rm. Wenz, MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
23 September 2013 : Kita itu Terang dan Terang itu harus bercahaya! Padre Pio dr Pietrelcina Ezr. 1:1-6; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 8:16-18 Luk 8:16 “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.” Ayat ini berbicara tentang pelita. Pelita berhubungan dengan cahaya. Cahaya berhubungan dengan terang. Dan terang adalah Tuhan sendiri. Dan Tuhan telah memberikan terang itu kepada satu persatu dari kita sebagai anakNya. Refleksi pribadi saya, saya menganggap terang yang Tuhan berikan adalah talenta. Tuhan berkata “Kamu adalah terang dunia, hendaknya terangmu bercahaya di hadapan banyak orang”. Tuhan memberikan talenta pada semua ciptaanNya. Tidak ada namanya orang yang tidak mempunyai talenta, orang yang tidak berbakat. Semua orang punya talenta, semua orang punya cahaya dalam dirinya untuk menerangi orang - orang di sekitarnya. Pertanyaannya, kenapa kadang kita merasa tidak memiliki talenta apapun, tidak berbakat di segala bidang. Jawabannya menurut saya pribadi adalah karena sadar atau tidak sadar kita menutupi terang talenta yang sudah Tuhan berikan. Bukan karena kita tidak tahu kita punya talenta, tapi karena kita membiarkan banyak hal menghambat perkembangan talenta kita. Contoh nyatanya, kita tahu kita bisa bernyanyi merdu dibandingkan dengan yang lainnya, itu talenta hebat yang Tuhan berikan. Ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, kemungkinan pertama, kita bisa jadi sombong dengan talenta yang kita miliki, jadi pada akhirnya kita menganggap sudah seharusnya memang saya bisa bernyanyi bagus, lupa bahwa ini semua datang dari Tuhan. Kemungkinan kedua, ketika kita melihat bahwa tidak hanya kita yang bisa bernyanyi bagus, bahkan ada orang lain yang mungkin lebih bagus dari kita, kita menjadi tidak percaya diri atau setengah setengah mengembangkan talenta yang kita miliki. “Ah, kan sudah ada dia yang lebih bagus, ngapain saya yang nyanyi.” Ujung - ujungnya sama. Yang sombong tadi akhirnya nggak pernah berusaha mengembangkan kemampuannya bernyanyi, yang nggak pede tadi juga stuck di tempat karena pesimis. Talentanya kemudian berhenti di tempat kan. Lama - lama kalau berhenti di tempat, terangnya meredup, kalo terangnya meredup nggak bisa memberikan cahaya ke orang - orang di sekitar kita lagi dong? Ketika kita sedang merasa di posisi 2 kemungkinan tadi, satu hal yang menolong adalah ingat saja bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang berharap bisa memiliki talenta yang kita punya. Tapi, juga harus diingat bahwa talenta tidak melulu soal kemampuan yang sangat menonjol, talenta menjadi pendengar yang baik, bersikap bijaksana, suka menolong, itu juga hebat, jangan salah ya. Maia
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
24 September 2013 : Ahli Kunci Vinsensius Maria Strambi Ezr. 6:7-8,12b,14-20; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5;Luk. 8:19-21 Luk 8 : 21 ‘ Tetapi Ia menjawab mereka:’ Ibu-Ku dan saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan malakukannya.” Seorang ahli kunci yang sangat terkenal bermaksud mewariskan satu ilmu tertinggi dalam dunia perkuncian. Ahli kunci ini memiliki dua murid yang sama-sama pandai dan ia harus memilih seorang diantaranya sebagai pewaris ilmunya. Sang guru menyiapkan dua buah peti yang terkunci dengan gembok yang sangat besar. Saat murid pertama berhasil membuka gembok dan petinya, Sang guru bertanya, “ Apa isinya? Murid pertama menjawab, ‘Indah sekali, seandainya aku memiliki permata seperti itu.” Tak lama setelah itu murid kedua keluar dan sang gurupun bertanya pula,” Apa isinya?” Jawabannya, Saya tidak tahu,saya hanya membuka gemboknya,”Akhirnya sang gurupun menjatuhkan pilihan kepada murid kedua. Murid yang pertama dengan kecewa bertanya:” Bukankah saya yang berhasil membuka gembok lebih dulu? Mengapa bukan saya yang terpilih sebagai pewaris ilmu itu?” Dengan bijaksana sang gurupun menjawab,” Muridku camkanlah! Profesi sebagai tukang kunci dan membuka gembok adalah tugas utama kita. Kita harus membantu orang membuka gembok yang kuncinya hilang atau rusak. Saat gembok sudah dibuka, tugas kita sudah selesai. Bila ingin melihat isinya itu berarti kita melanggar kode etik profesi kita sebagai ahli kunci. Didalam dunia kerja, seringkali kita dihadapkan dengan berbagai situasi yang menawarkan hal-hal yang menggiurkan yang menguji moral dan etika. Tanpa moral dan etika, serta kesadaran yang tertanam dalam hati, seseorang mudah sekali terglincir, seperti mencari keuntungan sendiri, korupsi dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Berapa banyak kali kita mendengar atau mendapati bahwa seorang yang tidak bekerja sesuai dengan standart moral dan etika akhirnya terjerumus pada pemanfaatkan kekuasaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik? Etika moral ketika kita bekerja ibarat rambu-rambu yang akan terus mengingatkan kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita kerjakan. Demikian dengan firman Tuhan hari ini mengingatkan kembali bahwa dimanapun kita berada, baik dilingkungan keluarga, masyarakat dan terutama di lingkungan pekerjaan dimana banyak sekali tantangan yang menguji kita, kita diingatkan kembali atas panggilan kita. Semoga.. Tuhan memberkati. Lulu
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
25 September 2013 : Bagian kita dan BagianNYA Ezr. 9:5-9; MT Tob. 13:2,3-4a,4bcd,5,8; Luk. 9:1-6 Kata-Nya kepada mereka; “ Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang atau dua helai baju... Liburan...saat-saat yang paling di nantikan. Bagi orangtua dan tentunya bagi anakanak. Dari beberapa minggu bahkan beberapa bulan sebelumnya sudah di siapkan. Tiket, akomodasi, perlengkapan, browsing tempat-tempat yang wajib di kunjungi saat liburan dan masihhh banyak lagi. Banyak hal yang di persiapkan untuk membuat liburan berjalan menyenangkan tentunya. Cerita lain, seorang ibu yang memiliki bayi. Saat akan membawa bayi keluar rumah seperti ke gereja, mall, atau ke tempat umum lainnya, pasti akan di persiapkan 1 atau 2 jam sebelumnya. Susu, air panas, baju, popok, kain gendong dan itu semua untuk membuat bayi merasa nyaman, tidak kelaparan, dan bisa tidur nyenyak walaupun bukan di atas kasur. Masih banyak cerita lain, seperti akan ujian sekolah, test masuk sekolah, wawancara kerja semuanya butuh persiapan baik mental maupun fisik. Dalam dunia pelayanan, seperti koor, menjadi WL, singer, tim doa, semuanya butuh persiapan secara khusus seperti doa, puasa dan latian. Hari ini dalam bacaan injil ketika Tuhan Yesus mengutus 12 muridNya, Tuhan Yesus sendiri mengatakan untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalan. Coba kita bayangkan, apa yang dipikirkan para rasul saat Tuhan Yesus mengatakan, jangan membawa apa-apa...Mungkin ketakutan dan kekhawatiran itu ada. Tapi hanya satu yang para rasul pegang, percaya bahwa Tuhan Yesus yang akan menemani, memimpin mereka sampai ke tempat dimana mereka harus memberitakan injil. Begitu juga dengan kita saat ini, saat semua persiapan sudah kita lakukan, bagian selanjutnya serahkan pada Tuhan. Tuhan Yesus sendiri yang akan membimbing kita, memampukan kita melakukan tugas kita dengan baik. Berdoa, berserah dan percaya akan uluran tangan kasihNya...Kerjakan bagian kita, selanjutnya biarkan tangan kasih Tuhan yang akan menyempurnakannya.. Hilda
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
26 September 2013 : Rumah Allah Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger, Elzear & Delfina Ordo III Hag. 1:1-8; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 9:7-9 Hag. 1:7 “Pikirkanlah sekarang apa yang hendak kau lakukan” Tiap hari kita disuguhi dengan aneka berita kemanusiaan, entah itu berupa kelaparan, peperangan, ataupun kematian. Dengan kata lain, kita senatiasa mendengar atau menyaksikan ketidakberesan dalam hidup. Berhadapan dengan situasi demikian, saya dan anda mungkin ingin melakukan sesutu atau sama-sekali tidak mau peduli dengan berita apapun. Hari ini, Allah melalui nabi Hagai berdiri dihadapan orang Israel menyampaikan keprihatinannya terhadap sikap tidak peduli mereka akan kepentingan rumah Allah. Demikian pula dalam injil, Tuhan Yesus melakukan hal yang membuat Herodes merasa cemas akan status dan kedudukannya. Ia merasa tidak nyaman, ketika berita tentang perbuatan atau tindakan Tuhan Yesus yang membuat banyak orang takjub akan kuasa dan pengajaran-Nya. Saya dan anda mungkin merasa cemas sebagaimana yang dialami Herodes, meski motivasi kita berbeda dengannya. Kecemasan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang dilakukan nabi Hagai dengan mengingatkan orang Israel untuk membangun Rumah Allah. Berbagi cara yang dapat saya dan anda lakukan dalam membangun Rumah Allah; seperti misalnya melibatkan diri dalam kegiatan di paroki, komunitas, atau membantu orang yang kurang mampu dan lain sebagainya. Hal kecil dan sederhana sekalipun yang kita lakukan untuk kepentingan Rumah Allah, itu sangat berarti dihadapan Allah. Tuhan Yesus bersabda, “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” Dengan kata lain, Ia ingin membangun Rumah Allah di dalam dunia dan hidup kita sehari-hari, supaya kerajaan Bapa, Putra dan Roh Kudus meraja kini dan selamanya. Tuhan bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk bangkit berdiri dari untuk-Mu hari ini. Amin. Fr. Anis, MGL
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
27 September 2013 : Menutur kamu siapakah AKU ini ? Jumat Pekan Biasa XXV Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo Hag. 2:1-9;Mzm. 43:1,2,3,4; Luk. 9:18-22 Lukas 9:20 Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” Yesus ingin mendapat kepastian dari para murid-Nya: apakah mereka sungguh mengenal diri-Nya? Maka, Dia bertanya kepada mereka secara pribadi siapakah diri-Nya. Jawaban yang diberikan Petrus sangat memuaskan Yesus. Mereka mengakui dengan penuh iman bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Meski demikian, jawaban tersebut masih harus mereka buktikan dalam hidup mereka. Yesus menuntut iman para murid-Nya secara pribadi. Iman yang berasal dari pengenalan secara pribadi dengan diri-Nya. Hari ini, Tuhan Yesus juga meminta ketegasan iman dari kita. Yesus juga melontarkan pertanyaan yang sama. Jawaban kita akan sangat ditentukan oleh pengenalan kita terhadap Yesus dan ajaran-Nya selama ini. Mengenal berarti mengalami Yesus secara pribadi. Tidak hanya sekadar mengikuti perkataan orang lain. Iman seperti itulah yang dikehendaki Yesus dari kita. Iman yang didasarkan pada suatu pengenalan tidak akan mudah luntur dan runtuh. Mengenal Yesus secara pribadi merupakan jalan yang benar untuk sampai kepada Yesus. Agar dapat mengenal Yesus dengan sungguh, kita harus membuka diri kita lebarlebar terhadap kehadiran dan bimbingan-Nya. -Santo-
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 33
28 September 2013 : Putus Pacar Wenseslaus, Laurensius Ruiz, Dominikus Ibanez, Yakobus Kyushei Tomonaga,Inosensius dr Bertio Za. 2:1-5,10-11a; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Luk. 9:43b-45 Luk 9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. Pada renungan kali ini, saya mau membagikan pengalaman saya. Mungkin beberapa dari pembaca Fresh Juice sudah pernah denger atau tahu kisah kasih dan sakitnya hati saya (saat itu). Saya pernah punya pacar sewaktu masih kuliah, dan dia harus balik kampung didesa antah barantah yang listrik hanya menyala jam 19 - 5pagi, kendaraan umum hanya sampai jam 3 sore, telpon umum hanya ada 1 yang bukanya seenak pemiliknya. (Saat itu belum banyak HP, ada HPpun ditempat tsb tidak ada signal). Setelah dia pulang kampung selama setahun, dia minta saya untuk mengikutinya dan bekerja di kampungnya, saya mengikutinya. Tetapi apa yg disembunyikan terbuka, dia memiliki pacar lain disana, dan pacarnya ga mau melepas dia juga. Akhirnya sakit hati saya, (sambil menyanyikan lagu SO7 aku pulang tanpa dendam ....) Tapi sebenarnya dendam masih ada. Dan saya berpikir bahwa Tuhan ga adil, saya tidak mengerti apa mau Tuhan, saya juga tidak menanyakan apa mau Tuhan. Yang saya lakukan hanya menyalahkan Tuhan yang tidak adil. Tetapi Orang tua saya menasehati bahwa lebih baik seperti ini, ketahuan selingkuh saat pacaran daripada sudah menikah, seorang sahabat di komunitas juga menasehati ‘kau akan menerima api kemenangan jika kau bisa melewati ini’. Enak banget ya ngomongnya? Gue diputusin plus ditempat antah barantah, diputusin karena selingkuh plus ini plus itu Tapi sekarang saya melihat, begitu besar anugerah Tuhan buat saya. Saya melihat banyak anak2 muda patah hati diputusin, sekarang saya hanya bisa tersenyum dan menasehati mereka. Memang rencana Tuhan terkadang tersembunyi, sekarang saya berusaha menyerahkan nahkoda kehidupan saya dan keluarga kepadaNya. Tuhan memberkati. Prast
34
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013
29 September 2013 : Kesaksian Iman Orang Lain Am. 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31 Luk 16:31, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” Setelah menempuh tiga minggu ziarah ke Lima-Peru, Rio-Brazil dan SantiagoChile bersama para mahasiswa Australian Catholic University (ACU), akhirnya kami bisa kembalike Australia dan membagikan pengalaman yang kami alami kepada sesama mahasiswa di kampus. Setidaknya ada 10 orang yang berasal dari kampus Melbourne memberikan kesaksian bagaimana mereka disentuh dan dijamah oleh Tuhan melalui peristiwa-peristiwa yang mereka alami selama berziarah di Amerika Latin. Yang menjadi kebahagiaan para mahasiswa adalah sukacita yang mereka alami karena kesaksian mereka didengarkan, terutama kesaksian iman mereka yang semakin tumbuh dan semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Mendengarkan kesaksian iman seseorang seharusnya membangkitkan iman orang yang mendengarkannya. Namun di dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengecam orang-orang Farisi yang tidak mau diyakinkan akan kedatangan Yesus, Sang Putra, Mesias yang akan mati menebus dosa-dosa manusia. Ramalan Yesus ini terbukti ketika Yesus wafat dan bangkit, mereka tetap tidak percaya bahkan menganggap kesaksian para murid itu hanya mengada-ada saja atau bualan saja. Maka dari itulah Yesus bersabda, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” Kisah antara Lazarus dan orang kaya yang keduanya mati dan bertemu dengan bapa Abraham selalu mengingatkan kita bahwa sesudah kematian ada kehidupan abadi. Inilah yang dijanjikan Yesus kepada orang yang percaya kepadaNya. Perlu selalu diingat bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran dan kehidupan, tidak ada yang bisa bertemu Bapa selain melalui Dia. Nah, menjadi bahan renungan bagi kita adalah bagaimana kita menanggapi orang-orang yang memberi kesaksian iman mereka akan Tuhan Yesus? Kita tidak boleh menilai atau terlebih menghakimi kesaksian orang yang berujung kepada penolakan akan kemuliaan Allah. Yang seharusnya kita lakukan adalah selalu terbuka akan penyelenggaraan ilahi melalui kesaksian. Kita yakin, Tuhan selalu berbicara kepada kita melalui kesaksian iman orang lain. Rm, Vincent, MGL
Vol. 46/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 35
30 September 2013 : Yang Terbesar Peringatan Wajib St.Hieronimus Za. 8:1-8 atau 2Tim. 3:14-17; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Luk. 9:46-50 Lukas 9 : 48 …”Barang siapa menyambut anak ini dalam nama Ku, ia menyambut AKU; dan barang siapa menyambut AKU, ia menyambut DIA yang mengutus AKU. Karena yang terkecil diantara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” Tentu ada rasa kecewa dalam hati Yesus mengetahui terjadi pertengkaran diantara murid-murid Nya, masing-masing ingin dianggap yang terbesar. Tetapi Yesus dengan sabar dan bijaksana memberitahu mereka, bahwa seseorang bisa disebut terbesar apabila orang tersebut mau menjadi seorang anak kecil yang masih bersih dari dosa, dan juga mereka yang setia dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Penyakit kesombongan rohani yang sering menjangkiti anggota-anggota suatu komunitas Kristen, dapat menghambat kemajuan komunitas tersebut. Karena itu sangatlah perlu untuk lebih sungguh sungguh mendalami, meresapkan dan melaksanakan dalam perbuatan sehari-hari buah-buah Roh yang dikaruniakan Tuhan kepada kita (Galatia 5 : 22-23) Buah buah roh itu hanya bisa bersemayam dalam hati dan jiwa kita kalau kita mengosongkan lebih dulu hati kita. Gelas yang sudah penuh, tentu tidak bisa diisi lagi. Semoga dari hari ke hari kita bisa menjadi seperti anak kecil dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Amin. Iwan Setiawan
36
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 46/2013