Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia
PELAYANAN FASILITAS IMPOR BARANG MODAL, BARANG DAN BAHAN SERTA FASILITAS TAX ALLOWANCE DAN TAX HOLIDAY DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL Direktorat Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal
remarkable indonesia able indonesia Invest
invest in Invest in remarkable indonesia
Invest in
© 2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
1. Maksud Dan Tujuan Pemberian Fasilitas Penanaman Modal A.
Mendorong peningkatan kegiatan investasi dan ekonomi serta meningkatkan kemampuan daya saing
B.
Membantu perusahaan penanaman modal untuk persiapan melaksanakan produksi komersial (khususnya dengan fasilitas impor bahan baku)
C.
Untuk melindungi kegiatan usaha nasional dan industri dalam negeri dari masuknya barang sejenis yang di impor dengan mempertimbangkan kualitas dan harga yang wajar
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
2
2. Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin, Barang Dan Bahan 2.1. Dasar Hukum : Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan perubahannya No.17 Tahun 2006 Peraturan Menteri Keuangan: No. 176/PMK.011/2009 tanggal 16 November 2009 jo. perubahan No. 76/PMK.011/2012 tanggal 21 Mei 2012 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang Dan Bahan Untuk Pembangunan Atau pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
3
2.2. Industri Yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 176/PMK.011/2009 jo. perubahan No.76/PMK.011/2012 No.76/PMK.011/20 12 A. Perusahaan industri atau perusahaan yang telah memiliki Izin usaha untuk mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan/ atau barang jadi, menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi B. Industri Jasa Yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan Bea Masuk (Sektor Primer Dan Tersier)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
4
2.3. Industri Jasa Yang Mendapat Fasilit Fasilitas as Pembebasan Bea Masuk 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pariwisata dan kebudayaan Transportasi/ Perhubungan (untuk jasa transportasi publik) Pelayanan Kesehatan publik Pertambangan Konstruksi Industri Telekomunikasi Kepelabuhanan
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
5
2.4. Ketentuan Fasilitas Impor Barang Modal Barang Modal harus digunakan untuk kebutuhan industri sendiri. Jangka waktu impor 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai jangka waktu penyelesaian proyek (JWPP) dalam surat persetujuan penanaman modal. Perusahaan yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan ketentuan lain tidak dapat menggunakan ketentuan fasilitas ini.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
2.5. Ketentuan Fasilitas Impor Bahan Baku Bahan baku harus digunakan untuk kebutuhan industri sendiri. Bahan baku diberikan untuk kebutuhan 2 (dua) tahun produksi, dapat diperpanjang batas waktu pengimporannya untuk 1 (satu) tahun. Perusahaan yang menggunakan mesin/ peralatan hasil produksi dalam negeri diberikan fasilitas impor bahan baku untuk 4 (empat) tahun , dapat diperpanjang batas waktu pengimporannya untuk 1 (satu) tahun, dengan ketentuan : Jangka waktu pengimporan 4 (empat) tahun , dapat diperpanjang batas waktu pengimporannya untuk 1 (satu) tahun. Penetapan tentang kriteria perusahaan sebagai pengguna mesin produksi dalam negeri ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
7
2.6 2. 6. Skema Pemberian Fasilitas Impor IZIN USAHA
NILAI INVESTASI MESIN DALAM IZIN PRINSIP
SK PABEAN IMPOR MESIN
PERUBAHAN/ PENGGANTIAN PENAMBAHAN PERPANJANGAN WAKTU IMPOR
TKDN
(komponen mesin DN > 30%)
SK PABEAN IMPOR MESIN
PERUBAHAN/ PENGGANTIAN/ PENAMBAHAN/ PERPANJANGAN
SK PABEAN IMPOR BARANG DAN BAHAN (2 THN )
SK PABEAN IMPOR BARANG DAN BAHAN (4 THN)
PERUBAHAN/ PENGGANTIAN PERPANJANGAN WAKTU IMPOR (+1)
PERUBAHAN/ PENGGANTIAN PERPANJANGAN WAKTU IMPOR
+1 TH UTK PRODUK TATANIAGA
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
8
2.7 2. 7. Batasan Fasilitas Impor Mesin, Barang dan Bahan Pembebasan bea masuk impor mesin, barang dan bahan diberikan apabila : a. Belum diproduksi di dalam negeri b. Sudah di produksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan c. Sudah diproduksi didalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri Peraturan tentang Daftar Mesin, Barang dan Bahan yang sudah diproduksi di dalam negeri : Peraturan Menteri Perindustrian No. 19/ 2010 jo. No. 106/2012 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
9
2.8 2. 8. Persyaratan : berdasarkan PERKA BKPM No.5 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan PERKA BKPM No. 12 Tahun 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Akta Pendirian Perusahaan Izin Prinsip/Surat Persetujuan Penanaman Modal Surat Permohonan Daftar Mesin/Barang dan bahan meliputi harga, jumlah, jenis, dan spesifikasi teknis (Masterlist) NPWP dan Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) Angka Pengenal Impor Produsen (PAI-P) Uraian proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang atau uraian kegiatan usaha bagi industri jasa Kalkulasi Kapasitas produksi/Perhitungan kebutuhan barang dan bahan Denah Tata Letak Mesin untuk industri yang menghasilkan barang Izin Usaha Tetap/Industri (Untuk yang mengajukan fasilitas impor Barang Laporan Kegiatan Penanaman Modal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
2.9 2. 9. Pemindahtanganan Barang Modal Perusahaan dapat dibebaskan dari pengenaan pembayaran bea masuk apabila : a. Pemidahtanganan dilakukan setelah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pemberitahuan pabean impor b. Dilakukan pemindahtanganan dalam waktu dibawah 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang juga memiliki fasilitas barang modal dari BKPM c. Terjadi force majeur sehingga mesin mengalami rusak berat dan tidak dapat dipergunakan lagi
Ketentuan dan tatacara pemindahtanganan barang modal diatur dalam Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No. PER-21/BC/2012 tanggal 22 Juni 2012.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
11
2.10. Alur Proses Penerbitan Masterlist
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
3. Fasilitas Keringanan Pajak Penghasilan Badan (Tax Allowance) Allowance) 3.1. Dasar Hukum : • • •
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2011 “Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu Dan/Atau di Daerah-daerah Tertentu” Aturan Pelaksanaan: Peraturan Menkeu No. 16/PMK.03/2007 Peraturan Dirjen Pajak No. PER 67/PJ./2007 Peraturan Menkeu No. 144/PMK.011/2012 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
3.2. Fasilitas Tax Allowance –
Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah penanaman modal dibebankan selama 6 tahun.
–
Penyusutan dan amortisasi dipercepat.
–
Pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar 10% atau tarif tax treaty.
–
Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun dan tidak lebih dari 10 tahun dengan persyaratan tertentu.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
3.3. Alur Proses Permohonan Tax Allowance INVESTOR/PERUSAHAAN
BKPM
Front officer
Mengajukan Permohonan
Tanda Terima Sementara
DIRJEN PAJAK
MENTERI KEUANGAN
Back Office
2 Hari
Undangan Rapat Teknis 3 Hari
Kembalikan ke Investor untuk dilengkapi persyaratan sesuai Risalah rapat teknis
10 Hari
Rapat Teknis
• Risalah Rapat •Penetapan jadwal Rapat pembahasan akhir
Melengkapi Persyarata n
BKPM , DJP KEMENTERIAN TEKNIS Menyampaikan permohonan yang telah dilengkapi persyaratan sesuai risalah rapat teknis untuk dibahas kembali dalam rapat Kembalikan ke Investor untuk dirapikan berkas permohonan Mengajuka n Permohona n
Tanda Terima Tetap
Rapat Pembahasan Akhir
Usulan 5 Hari
Penerimaan Usulan
Persetujuan / Penolakan Cc: 1. BKPM 2. Kementerian Teknis
10 Hari
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Catt: periode waktu adalah hari kerja
15
4. Fasilitas Pembebasan Pajak Penghasilan Badan (Tax (Tax Holiday ) 4.1. Dasar Hukum : 1. 2.
3.
Undang-Undang tentang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 (Pasal 18 ayat (5) Peraturan Pemerintah No. 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan (Pasal 29). Peraturan Menteri Keuangan No. 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilkan Badan, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 192/PMK.011/2014 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
16
4.2. Fasilitas Tax Holiday Pembebasan Pajak Penghasilan badan dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) Tahun Pajak dan Paling singkat 5 (lima) Tahun Pajak, terhitung sejak Tahun Pajak dimulainya produksi komersial. Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan, Wajib Pajak diberikan pengurangan Pajak Penghasilan badan sebesar 50% dari Pajak Penghasilan terutang selama 2(dua) Tahun Pajak. Dengan mempertimbangkan kepentingan mempertahankan daya saing industri nasional dan nilai strategis dari kegiatan usaha tertentu, Menteri Keuangan dapat memberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan dengan jangka waktu melebihi 10 (sepuluh) Tahun Pajak. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
17
4.3. Persyaratan Tax Holiday
Wajib Pajak Badan Baru - Nilai Investasi : 1 Triliun
1
- Dana minimum 10% ditempatkan di perbankan nasional - Berstatus badan hukum Indonesia per-15 Agustus 2010
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
4.4. Persyaratan Tax Holiday (Lanjutan) Industri Pioner, mencakup : - Industri logam dasar - Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas
2
alam
- Industri permesinan - Industri di bidang sumber daya terbarukan - Industri peralatan komunikasi Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan aspek daya saing dan nilai strategisnya dapat menetapkan industri lain diluar cakupan diatas untuk diberikan fasilitas (Pasal 3 (3)).
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
19
4.5. Lampiran Permohonan
1. Kartu NPWP 2. Izin Prinsip/Surat Persetujuan Penanaman Modal 3. Bukti penempatan dana di perbankan Indonesia
Dokumen Pendukung Uraian Penelitian (Disusun oleh Tim Verifikasi BKPM, Kementerian Perindustrian, Instansi teknis) : 1. Ketersediaan Infrastruktur 2. Penyerapan tenaga kerja domestik 3. Kajian sebagai pemenuhan sebagai kriteria industri pioner 4. Rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret 5. Tax sparing di negara domisili
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
20
4.6. Pemanfaatan Fasilitas Fasilitas Tax Holiday baru dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak apabila : Telah merealisasikan seluruh investasinya (Rp. 1 Triliun) Telah berproduksi komersial
penetapan SMB dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak
SMB : Saat Mulai Berproduksi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
21
4.7. Prosedur Pengajuan Tax Holiday (PMK No.130/PMK.011/2011) 1. Surat Permohonan sesuai Perka BKPM atau Peraturan Menteri Perindustrian 2. Kartu NPWP 3. Izin Prinsip 4. Bukti penempatan dana di perbankan nasional
Permohonan
Berkonsultasi dengan Presiden
Kepala BKPM atau Menteri Perindustrian
Rekomendasi
Menteri Keuangan
Penetapan
FASILITAS TAX HOLIDAY (5 – 10 tahun atau lebih)
Syarat : 1. Wajib Pajak Badan baru 2. Berstatus badan hukum nasional maksimal per-15 Agustus 2010 4. Dana ditempatkan minimum 10% di perbankan nasional 5. Industri Pionir, al.: a. Industri logam dasar, b. Industri pengilangan minyak bumi
Pemeriksaan berkas dan Penyiapan dokumen : a. Ketersediaan Infrastruktur
dan/atau kimia dasar organik
b. Penyerapan tenaga kerja
yang bersumber dari minyak
c. Kajian industri
bumi dan gas alam,
d. Rencana tahapan alih teknologi
c. industri permesinan, d. industri di bidang sumber daya
Konsultasi dengan Menteri Teknis
(akan dibentuk oleh Menteri Keuangan)
Konsultasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak dengan tembusan kepada :
e. Tax sparring
terbarukan
1.Menteri Perindustrian, atau
e. industri peralatan telekomunikasi. Termasuk industri di luar dari cakupan diatas yang ditetapkan kemudian oleh Menteri Keuangan.
Komite Verifikasi
TIM VERIFIKASI
2.Kepala BKPM
ditolak
3. Nilai investasi Rp. 1 Triliun
Dapat dimanfaatkan perusahaan setelah :
Pertimbangan dan Rekomendasi
• Merealisasikan investasi Rp. 1 Triliun • Berproduksi komersial (Tata Cara akan diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak)
Kewajiban Wajib Pajak : 1. Laporan penggunaan dana ditempatkan di perbankan Indonesia 2. Laporan realisasi yang telah diaudit (Tata cara pelaporan akan diatur dalam Peraturan Dirjen pajak)
SOP : 14 Hari (maksimal)
Sources: Bank Indonesia & BPS-Statistics Indonesia, 2012
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
22
4.8. Pencabutan Fasilitas Tax Holiday (PMK No.130/PMK.011/2011)
Dirjen Pajak
Rekomendasi
Komite Verifikasi
Rekomendasi
Menteri Keuangan
Menetapkan Dalam hal : a.Realisasi penanaman modal Wajib Pajak tidak sesuai dengan rencana penanaman modal dalam syrat persetujuan penanaman modal baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b; dan/atau
Pencabutan Fasilitas
b.Tidak memenuhi ketentuan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (1) dan persyaratan sebagiaman dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf a; dan/atau c.Tidak memenuhi ketentuan penyampaianj laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
Sources: Bank Indonesia & BPS-Statistics Indonesia, 2012
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
23
THANK YOU CONTACT US BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 P.O. Box 3186, Indonesia P : +62 21 5292 1334 F : +62 21 5264 211 E :
[email protected]
Invest in...
© 2012 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
24