Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009
ISBN :978-979-8940-27-9
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas’ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organism dan dapat mengakibatkan ledakan populasi hama. Dinamika populasi hama jagung merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama utama jagung secara efisien. Penelitian dilaksanakan di lokasi PTT jagung di Sidrap Sulawesi Selatan dengan penanaman 13 varietas/galur jagung dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Hasil menunjukkan bahwa hama utama yang dominan adalah penggerek batang O. furnacalis, Sesamia sp. dan penggerek tongkol H. armigera. Predator yang dominan adalah Migraspis sp., Coccinella sp., Opionea sp., Pada umur tanaman 75 HST (hari setelah tanam) dijumpai penggerek batang dan penggerek tongkol dalam populasi yang cukup tinggi. Predator yang dominan adalah Migraspis sp. yang memegang peranan penting dalam dinamika hama utama terutama dalam menekan S. litura, varietas yang mendapat serangan penggerek batang rendah adalah VIG-7, pulut takalar, dan jagung manis, serta varietas yang mendapat serangan penggerek tongkol yang rendah adalah VIG-7, Pulut takalar, Jagung manis, dan Sukmaraga. Kata kunci : Hama utama jagung, varietas
PENDAHULUAN Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil pada pertanaman jagung. Hama utama pada berbagai daerah penghasil jagung adalah lalat bibit, Atherigona sp., penggerek batang, Ostrinia furnacalis, penggerek tongkol Helicoverpa armigera, ulat grayak (Mythimna sp., dan Spodoptera sp.), dan tikus. Kehadiran dan tingkat serangan hama utama jagung banyak ditentukan oleh pola tanam setahun. Penggerek batang jagung O. furnacalis merupakan hama utama jagung yang paling sering menyebabkan kerusakan dengan kehilangan hasil 4,5-54,5% (Baco dan Tandiabang 1988). Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organisme dan dapat menyebabkan ledakan populasi hama. Kondisi lingkungan tertentu dapat mengubah proses fisiologis tanaman yang selanjutnya mempengaruhi nutrisi tanaman yang diserap serangga fitofagus (Kogan 1975). Diketahuinya dinamika populasi hama utama jagung serta faktor utama yang menyebabkannya akan menjadi masukan yang merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama tersebut secara efisien. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lokasi PTT jagung di Sidrap Sulawesi Selatan, tahun 2005, pada musim kemarau/bulan Juni. Tiga belas varietas dan galur jagung yang ditanam terdiri atas varietas lokal dan unggul nasional yaitu jagung Pulut Takalar, jagung manis, Sukmaraga, MS2, Lamuru, Bisma, Bima-1, Pioneer-11, Pioneer-7, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Jaya-3, dan galur VIG-7, menggunakan rancangan kelompok dengan tiga ulangan. Tiap petak varietas terdiri atas tujuh baris sepanjang 3 m, dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, 2 biji perlubang dan setelah tumbuh dibiarkan satu tanaman
339
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009
ISBN :978-979-8940-27-9
per lubang. Pemupukan dengan takaran 300–200–100 kg/ha untuk urea, SP36, dan KCl. Pupuk pertama diberikan pada umur 10 HST (100–200– 100), pupuk kedua diberikan umur 35 HST (200–0–0). Penyiangan pertama pada umur 15 HST, penyiangan kedua 34 HST. Pembumbunan dilakukan pada 36 HST. Pengamatan dinamika populasi hama dan musuh alami dilakukan pada umur tanaman 4, 6, 8, dan 10 MST, pada 10 rumpun tanaman per plot. HASIL DAN PEMBAHASAN Hama utama yang ditemukan selama penelitian dilapangan adalah O. furnacalis, H. armigera dan Sesamia inferens. Musuh alami yang ditemukan adalah Coccinella sp., migraspis sp, Opionea sp, Nezara viridula. Pengamatan 45 hst sudah dijumpai kelompok telur penggerek batang jagung O. furnacalis pada dua varietas yaitu MS2 dan Bima dalam populasi yang cukup rendah hanya 1-2 kelompok telur per 10 tanaman contoh. Rendahnya populasi penggerek batang disebabkan umur tanaman yang belum sesuai untuk meletakkan telur dan perkembangan larva, larva instar awal berkembang pada bunga jantan sedangkan pada umur tanaman 45 hst belum keluar bunga jantan, varietas tanaman juga mempengaruhi serangga untuk meletakkan telur, sehingga populasi larva juga menurun. Penggerek batang Sesamia inferens ditemukan sudah dalam bentuk larva muda dengan populasi yang sangat rendah, hama ini umumnya makan daun dan bersembunyi pada kelopak daun pada siang hari dan kerusakan yang ditimbulkan kurang berarti karena hama spesies ini bukan merupakan hama utama jagung. Predator yang dijumpai adalah Coccinella sp dan migraspis sp, yang selalu ada dalam populasi yang agak tinggi (Tabel 1). Tabel 1. Rata-rata populasi hama dan musuh alami pada berbagai varietas/galur jagung, pada 45 hst. Sidrap MT Agustus s/d November 2005
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Varietas Sukmaraga MS-2 Srikandi Kuning Lamuru Jagung Manis Pulut Takalar Jaya-3 VIG-7 Srikandi Putih Pioneer-7 Pioneer-11 Bisma Bima-1
Ket: T = Telur
Jenis hama O. furnaclis(T) Sesamia inferens (L) 0,0 1,333 2,0 2,333 b 0,0 0,000 b 0,0 0,667 ab 0,0 0,667 ab 0,0 2,000 ab 0,0 0,000 b 0,0 0,000 b 0,0 0,000 b 0,0 1,667 ab 0,0 0,000 b 0,0 0,667 ab 1,0 0,000 b
Musuh alami Coccinella sp Migraspis sp 5,567 d 14,000 cb 8,667 cbd 4,333 d 8,667 cbd 15,667 b 6,000 d 8,000 cbd 7,000 cd 20,667 a 3,667 d 8,667 cbd 15,667 b
19,000 cb 18,667 cb 23,667 cb 20,000 cb 18,667 cb 46,333 a 22,000 cb 18,667 cb 28,667 b 19,000 cb 28,333 b 22,667 cb 15,667 c
L = Larva
Pada pengamatan 60 hst tidak ditemukan adanya populasi hama utama, namun yang ditemukan hama Nezara viridula dalam populasi cukup tinggi yaitu 39,667 ekor per 10 tanaman pada varietas MS2. Hama ini pada tanaman jagung merupakan tanaman inang kedua setelah padi. Oleh karena bukan merupakan hama utama, hama tersebut
340
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009
ISBN :978-979-8940-27-9
kurang merusak pada tanaman jagung. Populasi predator tertinggi ditemukan pada pengamatan 60 HST. Jenis predator yang ditemukan adalah spesies Opionea sp yaitu 18,333 ekor per 10 rumpun, Coccinella sp yaitu 44,667 ekor per 10 tanaman, dan Migraspis sp. yaitu 46,000 ekor per 10 tanaman (Tabel 2). Musuh alami ditemukan dalam beberapa jenis spesies pada pengamatan 60 HST dengan populasi yang sangat tinggi. Akibatnya populasi hama utama pada umur 60 hst tidak ditemukan telur dan larva hama utama dimangsa musuh alam sehingga populasi hama tidak berkembang dan tidak merusak tanaman (Gambar 1). Tabel 2. Rata-rata populasi musuh alami dan hama pada berbagai varietas/galur jagung, pada 60 HST. Sidrap MT Agustus s/d November 2005 No
Varietas Opionea sp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sukmaraga MS-2 Srikandi Kuning Lamuru Jagung Manis Pulut Takalar Jaya-3 VIG-7 Srikandi Putih Pioneer-7 Pioneer-11 Bisma Bima-1
18,333a 14,000 abc 14,333 abc 12,000 abcd 3,667 e 9,667 cde 9,333 cde 6,333 de 12,333 abcd 8,333 cde 7,000 de 16,333 ab 6,333 de
Jenis hama dan Musuh alami Coccinella sp Nezara viridula 24,000 bc 25,667 cd a 39,667 25,667 cd 34,333 ab 38,333 ab bcd 21,333 28,667 bc e 6,667 36,667 abc de 8,333 36,333 abc 15,333 cde 14,667 de e 4,000 36,667 abc ab 33,333 30,667 bc 24,000 bc 34,667 abc cde 15,000 7,667 e cde 12,333 42,333 a cde 15,667 44,667 a
Migraspis sp 21,000 ed 28,333 bcd 32,000 bc 34,333 b 13,333 ef 13,333 ef 22,333 cde 9,000 f 30,000 bcd 29,667 bcd 46,000 a 24,667 bcd 27,000 bcd
Gambar 1. Kelompok telur Nezara viridula dan kelompok telur S. litura yang baru menetas dimangsa oleh Migraspis sp. Pada pengamatan 75 HST telah dijumpai hama utama jagung yaitu penggerek batang O. furnacalis dan penggerek tongkol H. armigera masih dengan populasi yang cukup tinggi dalam bentuk larva sehingga nampak kerusakan yang ditimbulkan, dan juga masih ditemukan predator dalam populasi cukup tinggi yang sejak tanaman muda sudah ditemukan (Tabel 3).
341
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009
ISBN :978-979-8940-27-9
Tabel 3. Rata-rata populasi hama dan musuh alami pada berbagai varietas/galur jagung, pada 75 HST. Sidrap MT Agustus s/d November 2005 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Varietas
Sukmaraga MS-2 Srikandi Kuning Lamuru Jagung Manis Pulut Takalar Jaya-3 VIG-7 Srikandi Putih Pioneer-7 Pioneer-11 Bisma Bima-1
Jenis hama O. furnacalis H. armigera (ekor) (ekor) abcd 4,000 2,000 abc 5,000 abc 5,000 a ab 6,000 3,333 ab 6,667 a 2,000 bcd 0,667 cd 4,000 abcd 0,333 d 6,000 ab 4,667 abcd 3,667 abcd 4,333 abcd 3,333 abcd
3,333 ab 2,000 abc 0,000 c 5,000 a 0,333 bc 3,667 a 4,000 a 2,333 abc 3,333 ab 2,667 abc
Musuh alami Coccinella sp Opionea sp (ekor) (ekor) ab 1,333 17,333ab 0,333 b 8,667 bcd b 0,333 14,333 abc 0,667 b 1,333 ab 3,000 a 0,333 b 1,667 ab 0,333 b 1,333 ab 1,667 ab 1,000 ab 2,333 ab
13,333 abc 6,333 cd 8,000 cd 7,333 cd 4,000 d 17,667 a 7,333 cd 13,000 abc 9,333 abcd 9,667 abcd
Meningkatnya hama utama jagung yaitu penggerek batang O. furnacalis maupun penggerek tongkol H.armigera, disebabkan karena umur tanaman yang merupakan habitat penggerek batang untuk meletakkan telur pada permukaan daun bagian bawah dan berkembang pada bunga jantan dan di dalam batang tanaman, sedangkan H. armigera juga meletakkan telur pada bunga betina tanaman sehingga populasi hama ini dapat berkembang dan merusak tanaman, dimana larvanya mulai memotong rambut jagung. Secara umum populasi hama meningkat atau menurun sangat dipengaruhi oleh varietas, dimana ada beberapa varietas yang sejak awal pengamatan sudah ada kelompok telur yang mana juga setelah tanaman umur lanjut juga masih mendapat serangan lebih tinggi dibanding varietas lainnya (Tabel 3). Tinggi rendahnya populasi penggerek tongkol pada beberapa varietas kemungkinan disebabkan tinggi rendahnya senyawa fenolik pada tanaman ini, dimana salah satu senyawa fenolik dapat merupakan toksik terhadap sejumlah serangga herbivora yang menyebabkan efek antibiosis pada berbagai serangga. Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol termasuk salah satu senyawa fenolik merupakan sesquiterpen dimer tipe cadinene dengan dua residu aldehid, terdapat pada pigmen daun dan bagian lain tanaman. Lebih lanjut Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol yang dapat membentuk komplek dengan protein pada saluran gastrointestinal serangga sehingga mereduksi kemampuan pencernaan atau membentuk komplek dengan enzim pencernaan yang menyebabkan hilangnya aktifitas enzim. Berkurangnya populasi predator pada pengamatan ini dipengaruhi perubahan iklim sehingga predator kurang berkembang lagi. Predator yang ditemukan Opionea sp., Coccinella sp., dalam populasi agak rendah sehingga populasi hama penggerek batang dan penggerek tongkol masih dapat berkembang dan mampu merusak tanaman. Meningkatnya populasi penggerek batang dan penggerek tongkol disebabkan karena tidak dijumpai musuh alami telur penggerek batang dan penggerek tongkol seperti Orius sp. dan Chrysopa sp. Jenis predator tersebut merupakan pemangsa telur penggerek tongkol. Kumbang kecil Orius sp. bersama nimphanya dan juga Chrysopa sp. baik dewasa maupun nimphanya memangsa telur serangga (Teetes et al., 1983).
342
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009
ISBN :978-979-8940-27-9
Walaupun ditemukan predator lain yaitu pemangsa larva Opionea sp. tetapi sangat sulit bagi predator tersebut menemukan larva karena larva telah menggerek batang dan menggerek tongkol. Akibatnya penggerek batang dan penggerek tongkol dapat berkembang dan dapat merusak tanaman seperti menyebabkan tanaman patah. Apabila pada umur tanaman 75 HST populasi predator tidak ada maka kerusakan pertanaman jagung semakin meningkat yang dapat menurunkan hasil jagung (Gambar 2).
Gambar 2. Gejala lubang gerekan dan tanaman patah akibat serangan penggerek batang jagung O. furnacalis. KESIMPULAN Hama utama yang dominan pada penelitian ini adalah penggerek batang O. furnacalis, Sesamia sp., dan penggerek tongkol H. armigera. Predator yang dominan adalah Migraspis sp., Coccinella sp., Opionea sp., Pada umur tanaman 75 HST dijumpai penggerek batang dan penggerek tongkol dalam populasi yang cukup tinggi (enam ekor/10 tanaman). Predator yang dominan adalah Migraspis sp. yang memegang peranan penting dalam dinamika hama utama terutama dalam menekan S. litura varietas yang mendapat serangan penggerek batang rendah adalah VIG-7, pulut takalar, dan jagung manis. Varietas yang mendapat serangan penggerek tongkol yang rendah adalah VIG-7, Pulut takalar, Jagung manis, dan Sukmaraga. DAFTAR PUSTAKA Baco, D. dan J. Tandiabang. 1988. Hama utama jagung dan pengendaliannya. Jagung. Puslitbangtan. Pp. 185-204. Kogan, M. 1975. Plant resistance in pest management. In Introduction to insect pest menegement Ed. R.L.Metcalf and W. Luckman. John Willey & Sons. p.11-117. Panda N, Gundev SK. 1995. Host Plant Resistance to Insect. CAB. INTERNATIONAL in association with International Rice Research Institute. Philippines. Teetes, G.L., K.V.S. Reddy, K.Leuschner, and L.R. House. 1983. Sorghum Insect Identification Hand Book. Information Bulletin No. 12. ICRISAT. 124p.
343