Seminar Nasional Serealia, 2013
HAMA-HAMA TANAMAN JAGUNG DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI JAGUNG Nurnina Nonci Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang tanaman jagung pada fase vegetatif dan generatif pada beberapa sentra produksi jagung. Penelitian berlangsung dari Februari hingga Oktober 2012. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel pada sejumlah propinsi yaitu: Sulawesi Selatan yang meliputi Kab. Maros dan Kab. Gowa; Sulawesi Tengah: Kab. Donggala dan Kab. Sigi; Sumatra Utara meliputi Kab. Karo, Kab. Simalungun, dan Kab. Langkat; Lampung meliputi Kota Metro, Kab. Pesawaran, dan Kab. Lampung Tengah; Kalimantan Barat mencakup Kab. Landak, Kab. Bengkayang, dan Kab. Kubu Raya; Kalimantan Selatan meliputi Kota Banjar Baru dan Kab. Tanah Laut. Pengambilan sampel dilakukan di lahan petani seluas 0,25-1 ha, untuk setiap petak pengamatan ditentukan 25 tanaman sampel. Semua jenis hama yang ditemukan dikumpulkan kemudian dibawa ke laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal untuk diidentifikasi secara visual atau dengan bantuan mikroskop. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada semua lokasi pengamatan ditemukan penggerek batang jagung O. furnacalis, penggerek tongkol jagung H. armigera, dan Aphis sp. Jenis hama lainnya yang ditemukan adalah Dalbulus sp., Spodoptera litura, Mithymna separata, Nezara viridula, Plusia calcites, Sesamia calamistis, Valanga sp, Locusta migratoria, Tettigonidae, Melanitis ledaismene, Cnaphalocrosis medinalis. Lalat bibit Atherigona sp. dan Nicentritis testaceipes hanya ditemukan di Sulawesi Tengah. Sedangkan di Sumatra Utara terutama di Kab. Karo ditemukan siput kecil. Kata kunci: hama, jagung, survei, identifikasi, sentra produksi
PENDAHULUAN Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang terdiri dari hama, penyakit, dan gulma merupakan kendala utama dalam budi daya tanaman. Organisme pengganggu tanaman mengganggu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan, ini dikarenakan antara tanaman karena merusak dan bersaing mendapatkan makanan dan tempat perlindungan.
Untuk
mengatasi
masalah
ini
perlu
dilakukan
pengendalian.
Pengendalian OPT terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman pada suatu tempat. Jenis dan serangan hama dan penyakit tanaman jagung di beberapa tempat berbeda dan mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Baco dan Tandiabang (1998) mengemukakan bahwa paling kurang 50 spesies serangga telah ditemukan menyerang jagung, baik di lapangan maupun di tempat penyimpanan.
411
Nurnina Nonci: Hama-Hama Tanaman Jagung …..
Namun hanya beberapa spesies yang sering menimbulkan kerusakan ekonomi. Hama yang menyerang di pertanaman antara lain lalat bibit Atherigona sp, penggerek jagung Ostrinia furnacalis, penggerek batang merah jambu Sesamia inference, penggerek tongkol Helicoverpa sp., ulat grayak Mythimna separata, Spodoptera litura, kumbang landak Dactylispa balyi, dan belalang kembara Locusta migratoria manilensis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hama yang merusak pada beberapa sentra produksi jagung.
METODE Penelitian berlangsung dari Februari hingga Oktober 2012, pengamatan jenis dan populasi hama tanaman jagung dilakukan di lahan petani, pada 6 propinsi yaitu: Sulawesi Selatan yang meliputi Kab. Maros dan Kab. Gowa; Sulawesi Tengah: Kab. Donggala dan Kab. Sigi;
Sumatra Utara: Kab. Karo, Kab. Simalungun, dan Kab.
Langkat; Lampung: Kota Metro, Kab. Pesawaran, dan Kab. Lampung Tengah; Kalimantan Barat: Kab. Landak, Kab. Bengkayang, dan Kab. Kubu Raya; Kalimantan Selatan: Kota Banjar Baru dan Kab. Tanah Laut. Pengambilan sampel dilakukan di lahan petani dengan luas pertanaman 0,25-1ha, untuk setiap petak pengamatan ditentukan 25 tanaman sampel, masing-masing 5 tanaman pada setiap sudut petakan dan 5 tanaman pada bagian tengah petak pengamatan. Semua jenis hama yang ditemukan di catat atau dibawah ke laboratorium Hama dan Penyakit
untuk di
identifikasi secara visual atau dengan bantuan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hama yang umum ditemukan pada pertanaman jagung di semua lokasi pengamatan adalah penggerek jagung O. furnacalis, penggerek tongkol H armigera., ulat grayak M. separata, Dalbulus sp. dan Aphis spp,. Hasil pengamatan jenis hama yang ditemukan di Sulawesi Selatan: di Kab. Maros (Kebun Percobaan Maros) dan Kab. Gowa (Kebun Percobaan Bajeng); Sulawesi Tengah: Kab. Donggala dan Kab. Sigi; dapat dilihat pada (Table 1). Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hama jagung yang ditemukan di Sulawesi Tengah jenisnya lebih banyak dibandingkan jenis hama yang ada di Sulawesi Selatan. Demikian pula halnya dengan populasi dari masingmasing jenis hama yang ditemukan
di Sulawesi Tengah lebih tinggi dibandingkan
dengan populasi hama yang ada di Sulawesi Selatan. Pengamatan pada beberapa lokasi di Sulawesi Tengah: Kab. Donggala dan Kab. Sigi; ditemukan populasi Dalbulus sp yang cukup tinggi, populasinya lebih tinggi dibandingkan dengan populasi yang ada
412
Seminar Nasional Serealia, 2013
di Sulawesi Selatan. Juga ditemukan satu spesies hama dengan populasi yang tinggi, dan tidak ditemukan
dilokasi pengamatan lainnya yaitu Nicentritis testaceipes
(Gambar 1). Hama ini menyerang tanaman jagung pada tanaman muda dan populasi tinggi biasanya ditemukan pada fase genertif (saat keluar bunga jantan). Menurut Teetes et al. (1983), larva N. testaceipes memakan bagian daun yang masih hijau dan meninggalkan jaringan epidermis. Di kecamatan Labuan ditemukan lalat bibit Atherigona sp. dengan populasi yang cukup tinggi. Imago Atherigona sp dan gejala serangannya pada tanaman muda dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 1. Imago hama Nicentrites testaceipes
Gambar 2. Imago Atherigona sp.
413
Nurnina Nonci: Hama-Hama Tanaman Jagung …..
Gambar 3. Gejala serangan Atherigona sp. pada tanaman muda.
414
Seminar Nasional Serealia, 2013
Tabel 1. Hama-hama jagung yang ditemukan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, Pebruari-Oktober 2012.
Propinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah
Lokasi Kab. Kec./Desa Maros Lau Gowa Bajeng Sigi Jono Oge Sidondo Bahagia Patimbe Bobo Labuan Toposo Labuan Panimba
O.f + + +++ ++ +++ ++ ++ + ++
H.a + + + ++ + + + +
At ++ +
D.sp. + ++ ++ +++ +++ ++ ++ ++
S.l + + + + +
M.s + + + + + + + +
Jenis Hama Jagung A.sp. N.v N.t P.c ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + ++ ++ +++ ++ ++ +++ ++ + +++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ -
S.c + + + + + + +
V ++ ++ + + + + + +
L.m + ++ ++ + + + + +
T + + +
M..l + + + + + + + + +
C.m + + + + + + + + +
Ket.: O.f = Ostrini furnacalis; H.a = Helicoverpa armigera, At = Atherigona sp.; D.sp. = Dalbulus sp. S.l = Spodoptera litura.; M.s = Mithymna separata.; A sp. = Aphis spp.; N.v = Nezara viridula. .; N.t = Nicentritis testaceipes.; P.c = Plusia calcites.; S.c. = Sesamia calamistis; V = Valanga sp.; L.m = Locusta migratoria; T = Tettigonidae; M.i = Melanitis leda ismene; C. m = Cnaphalocrosis medinalis. - = tidak ditemukan hama; + = populasi rendah; ++ = populasi sedang; +++ = populasi tinggi.
415
Nurnina Nonci: Hama-Hama Tanaman Jagung …..
Hama yang ditemukan pada pertanaman jagung di Kalimantan Selatan dan Kalimantan barat adalah penggerek jagung O. furnacalis, penggerek tongkol H armigera, ulat grayak M. separata, dan Aphis spp dengan populasi rendah (Tabel 2). Hama jagung yang ditemukan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat
jenisnya
sama yaitu penggerek jagung O. furnacalis, penggerek tongkol H armigera., ulat grayak M. separata, dan Aphis spp dengan populasi yang lebih rendah dibandingkan dengan hama-hama yang ditemukan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Hama yang ditemukan pada pertanaman jagung di Sumatra Utara dan Lampung adalah penggerek jagung O. furnacalis, penggerek tongkol H armigera, Dalbulus sp, ulat grayak M. separata, dan Aphis spp dengan populasi rendah (Tabel 3). Hama tanaman jagung yang ditemukan di Sumatra Utara dan Lampung jenisnya sama dengan yang ditemukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat yaitu penggerek jagung O. furnacalis, penggerek tongkol H armigera., ulat grayak M. separata, dan Aphis spp, dengan populasi rendah, lebih rendah dibandingkan dengan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Namun ada satu jenis hama yang baru ditemukan di Sumatra Utara, khususnya di Kab. Karo, yaitu siput kecil (Gambar 4).
Gambar 4. Siput kecil pada tanaman jagung di Sumatera Utara
416
Seminar Nasional Serealia, 2013
Tabel 2. Hama-hama jagung yang ditemukan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Februari-Oktober 2012. Lokasi Propinsi Kab./Kota O.f H.a At D.sp S.l M.s Kalimantan Banjar Baru + + Selatan Tanah Laut + + + Kalimantan Landak + + Barat Bengkayang + + Kubu Raya + + +
Jenis Hama Jagung A.sp. N.v N.t P.c S.c + + + + + + + _- __-
V + + + + +
L.m + + + + +
T + + + + +
M.i + + + + +
C.m + + + + +
Ket.: O.f = Ostrini furnacalis; H.a = Helicoverpa armigera, At = Atherigona sp.; D.sp. = Dalbulus sp. S.l = Spodoptera litura.; M.s = Mithymna separate.; S.l = Spodoptera litura.; M.s = Mithymna separate.; A spp. = Aphis spp.; N.v = Nezara viridula. .; N.t = Nicentritis testaceipes.; P.c = Plusia calcites.; S.c. = Sesamia calamistis; V = Valanga sp.; L.m = Locusta migratoria; T = Tettigonidae; M.i = Melanitis leda ismene; C. m = Cnaphalocrosis medinalis. - = tidak ditemukan hama; + = populasi rendah; ++ = populasi sedang; +++ = populasi tinggi.
Tabel 3. Hama-hama jagung yang ditemukan di Sumatra Utara dan Lampung, Pebruari-Oktober 2012.
Propinsi Sumatera Utara Lampung
Lokasi Kabupaten Karo Simalungun Langkat Kota Metro Pesawaran Lampung Tengah
O.f + + + + + +
H.a + + + +
At -
D.sp + + + + +
S.l -
M.s + + + + +
Jenis Hama Jagung A.spp. N.v N.t P.c S.c + + + _ + + + + _ _ _ + +
V + + + + + +
L.m + + + + + +
T -
M.i -
C.m + + + + + +
Ket.: O.f = Ostrini furnacalis; H.a = Helicoverpa armigera, At = Atherigona sp.; D.sp. = Dalbulus sp. S.l = Spodoptera litura.; M.s = Mithymna separate.; S.l = Spodoptera litura.; M.s = Mithymna separate.; A spp. = Aphis spp.; N.v = Nezara viridula. .; N.t = Nicentritis testaceipes.; P.c = Plusia calcites.; S.c. = Sesamia calamistis; V = Valanga sp.; L.m = Locusta migratoria; T = Tettigonidae; M.i = Melanitis leda ismene; C. m = Cnaphalocrosis medinalis. Sk = Siput kecil - = tidak ditemukan hama; + = populasi rendah; ++ = populasi sedang; +++ = populasi tinggi.
417
Sk ++ -
Nurnina Nonci: Hama-Hama Tanaman Jagung …..
Keberadaan hama
jagung di pertanaman dimulai sejak awal pertumbuhan
hingga panen. Keberadaan hama tersebut berkaitan erat dengan ketersediaan tanaman inang, umur tanaman, dan iklim. Sebanyak 14 spesies hama jagung ditemukan pada 6 propinsi sentra jagung di Indonesia yaitu 6 dari ordo Lepidoptera (O. furnacalis, H. armigera, M. separate, S. litura, Plusia calcites.; Sesamia calamistis), satu spesies dari ordo Heteroptera yaitu Nezara viridula, satu spesies dari ordo Hemiptera yaitu Dalbulus sp, dan dua spesies dari ordo Orthoptera yaitu Valanga sp.; Locusta migratoria, serta dua spesies yang tidak teridentifikasi dari famili Tettigonidae dan Accaridae. Pada pengamatan tersebut ditemukan dua spesies yang baru ditemukan yaitu N. testaceipes dengan populasi yang tinggi dan siput kecil dengan populasi sedang. Nicentritis testaceipes menyerang tanaman muda dan populasi tinggi biasanya ditemukan pada fase keluar bunga jantan. Hama yang paling penting adalah O. furnacalis, ditemukan pada semua lokasi pengamatan dengan populasi rata-rata 1,2-7,3 ekor per tanaman. Hama ini merupakan hama penting pada tanaman jagung di Indonesia dan sejumlah Negara Asia (Nafus and Schreiner 1987; Nonci et al. 1996; Tseng 1988). Hama penting berikutnya adalah D. maidis, R. maidis, dan N. viridula. Secara ekonomi, D. maidis sangat merugikan karena disamping fungsinya sebagai hama, juga berfungsi sebagai vector penyakit maize stunt spiroplasma dan maize stunt mycoplasma dan maize rayado vino virus (Pitree 1970; de Oliveira et al. 2007). Kerusakan akibat hama ini terutama pada saat tanaman masih muda (4-6 hari setelah tanam). Sehubungan dengan perannya sebagai vektor sugarcane mosaic virus, maize dwarf mosaic virus,
dan maize leaf-fleck virus, R. maidis juga dianggap sebagai
serangga yang sangat merugikan secara ekonomi (Anonim 2008). Nezara viridula adalah serangga yang polyphagous, dan cosmopolitan yang merupakan hama penting pada jagung. Hama ini menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada tongkol muda. Gejalanya ditandai dengan menggulungnya kulit tongkol mengakibatkan ujung tongkol terbuka. Atherigona sp. hanya ditemukan Sulawesi Tengah yaitu
di Kab. Donggala, Kec. Labuan. Namun hama ini
tidak
ditemukan di lokasi lainnya, pada saat pengamatan, tanaman jagung masih muda (umur 2 minggu). Menurut Kardinan et al. (1993) dan Iqbal et al. (1993), Atherigona sp. adalah hama yang menyerang tanaman muda terutama pada musim hujan.
418
Seminar Nasional Serealia, 2013
KESIMPULAN Hama penting yang di temukan pada semua lokasi pengamatan adalah penggerek batang jagung O. furnacalis, penggerek tongkol jagung H. armigera, Aphis sp.
Hama lainnya adalah Dalbulus sp., Spodoptera litura, Mithymna separate,
Spodoptera litura, Aphis spp, Nezara viridula, Plusia calcites, Sesamia calamistis, V = Valanga sp, Locusta migratoria,Tettigonidae, Melanitis leda ismene, Cnaphalocrosis medinalis. Lalat bibit Atherigona sp. dan Nicentritis testaceipes hanya ditemukan di Sulawesi Tengah. Di Sumatra Utara khususnya di Kab. Karo ditemukan siput kecil.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Corn aphids. University of California. Agriculture and Natural Resources. http://www. Ipm.ucdavis.edu/PMG/rl_11330061_1.htm. [2 Oktober 2008]. Baco, D. and J. Tandiabang. 1998. Hama utama jagung dan pengendaliannya. Dalam M. Syam dan A. Wijono (eds). Jagung. pp. 185-204. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Iqbal, A. Kardinan, dan Harnoto. 1993. Pengendalian lalat bibit pada jagung. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III Puslitbangtan. pp. 1113-1118. Kardinan, A., Harnoto, P. Setiyadi, dan R.T. Setiyono. 1993. Ketahanan beberapa galur dan varietas jagung terhadap hama lalat bibit Atherigona spp. Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. 3:41-46. Nafus, D.M. and I.H. Schreiner. 1987. Location of Ostrinia furnacalis Gueene. Egg and Larvae on Sweed Corn in relation to plant growth. Journal of econ. Entomol. 84 (2) : 411-416. Nonci, N., J. Tandiabang, Masmawati, dan A. Muis. 1996. Kehilangan hasil oleh penggerek jagung O. furnacalis pada berbagai stadia tanaman jagung. Hasil Penelitian Hama/Penyakit 1995/1996. Balitjas Maros. pp. 27-33. de Oliveira, C.M., J.R.S Lopes, L.E.A. Camargo, M.H.P. Fungaro, and L.R. Nault. 2007. Genetic diversity in populations of Dalbulus maidis (Delong and Walcott) (Hemiptera: Cicadellidae) from distant localities in Brazil assessed by RAPDPCR markers. Environmental Entomology 36(1):204-212. Pitree, H.N. 1970. Observation on the life cycle of Dalbulus maidis on three plant species. JSTOR: Florida Entomological Society 53(1):33-37. Teetes, G.L., K.V. Seshu Reddy, K. Leushner, and L.R. House. 1983. Sorghum Insect Identification Handbook. 121 p. Tseng, C.T. 1998. Use of Trichogramma ostriniae (Hymenoptera: Trichogrammatidae) to control the Asian corn borer O. furnacalis (Lepidoptera: Pyralidae). Proceedings of the Seventh Asian Regional Maize Workshop, Los Banos, Philippines. Feb 23-27, 2008. pp. 340-356.
419