1
2
DESKRIPSI POLA ASUH ANAK USIA 5-6 TAHUN KELUARGA TRANSMIGRASI DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO Indah Permatasari,Ruslin Badu,Samsiah Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Indah Permatasari. 2014. Deskripsi Pola Asuh Anak Usia 5-6 Tahun Keluarga Transmigrasi Di Desa Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Ruslin Badu, M.Pd Dan Pembimbing II Samsiah, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pola asuh anakusia 5-6tahun keluarga transmigrasi didesa sidomulyo kecamatan boliyohuto kabupaten gorontalo. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk bagaimana pola asuh anak usia 56tahun keluarga transmigrasi di desa sidomulyo kecamatan boliyohuto kabupaten gorontalo. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data berupa wawancara. Sumber data adalah Orang tua dan kepala desa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pola asuh anak usia 5-6tahun keluarga transmigrasi di desa sidomulyo kecamatan boliyohuto kabupaten gorontalo sebagian orang tua sudah mengarah ke pola asuh Demokrasi. Akan tetapi masih terdapat Hal-hal yang belum sesuai dengan karakteristik demokrasi itu sendiri sehingga dapat disimpulkan pola asuh Keluarga Transmigrasi masih belum Optimal. Hal ini disebabkan minimnya pemahaman orang tua terhadap pola asuh Demokrasi yang sebenarnya. Terkait dengan hal tersebut agar disarankan orang tua harus lebih mengoptimalkan lagi dan berupaya memeberikan pengasuhan yang terbaik untuk anak. Kata Kunci : Pola Asuh, Keluarga 1
1
Indah Permatasari153410034 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo. Dr. Ruslin Badu, M.Pd, Samsiah, S.Pd,M.Pd
3
Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang seorang anak, bukan hanya jasmani, tetapi juga jiwa dan kehidupan sosialnya. Salah asah, salah asih, dan salah asuh bisa buruk akibatnya. Pola pengasuhan yang tepat bagi anak akan mempengaruhi karakter anak. Asah adalah stimulasi yang diberikan, asih adalah kasih sayang yang diberikan oleh orang tua, asuh adalah kecukupan sandang, pangan, papan, dan kesehatan termasuk pendidikan yang diperoleh oleh anak. Anak adalah asset bagi orang tua dan ditangan orang tualah anak-anak tumbuh dan menentukan jalannya. Saat anak tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Ayah dan ibunya begitu mencintai dan bangga padanya. Akan tetapi, mungkin banyak orang tua belum menyadari bahwa dalam diri anak terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia. Dalam lima tahun pertama yang disebut dengan The Golden Years, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia dini, 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Dimasa-masa inilah, anak seyogiyanya mulai diarahkan. Saat keemasan ini tidak terjadi dua kali. Sebagai orang tua proaktif, orang tua hendaknya memperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, yang merupakan amanat tuhan. Semua orang tua ingin memberikan pendidikan yang terbaik kepada putra-purinya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mengasuh anak sejak bayi dan balita, hingga memilihkan sekolah untuk anak. Dalam menentukan pola asuh, memerlukan perhatian ekstra karena pola asuh berperan dalam pembentukkan kepribadian anak. Berdasarkan hasil observasi bahwa di Desa Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo tepatnya didesa yang terdapat penduduk Transmigrasi (jawa) yang mempunyai anak usia 5-6 tahun, Pola asuh yang digunakan dikeluarga transmigrasi sebagian besar menggunakan pola asuh yang mengarah ke pola asuh Demokrasi gaya pola asuh mereka adalah gaya pengasuhan disiplin, sangat detail memperhatikan perkembangan anaknya, dan selalu memeberi bimbingan kepada anak mereka. Akan tetapi masih terdapat hal-hal yang belum sesuai dengan karakteristik pola asuh demokrasi itu sendiri, seperti orang tua selalu mengekang dan tidak
4
memberikan kebebasan kepada anak, terkadang orang tua selalu menuntut untuk anak mampu melakukan sesuatu yang harus sesuai dengan keinginan orang tua. Kondisi ini di duga disebabkan oleh perkembangan IPTEK yang sudah sangat merajalela dikalangan remaja bahkan anak-anak hal inilah diduga sebagai pemicu kekhawatiran bagi orang tua karena saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus asusila dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Sehingga orang tua pun sangat hati-hati dan terkadang sering mengekang kebasan seorang anak dan anak selalu didesak harus mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh orang tua. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengajukan judul penelitian yaitu: “ Deskripsi Pola Asuh Anak Usia 5-6 Tahun Keluarga Transmigrasi Di Desa Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo” Dari penjelasan di atas Maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Orang tua selalu mengekang dan tidak memberikan kebebasan kepada anak, b. Terkadang orang tua selalu menuntut untuk anak mampu melakukan sesuatu yang harus sesuai dengan keinginan orang tua, c. Orang tua belum optimal dalam memberikan pola asuh pada anaknya. Rumusan masalah, masalah dalam penelitian ini yakni: Bagaimana pola asuh anak usia 5-6 tahun keluarga transmigrasi di desa Sidomulyo Kecamatan. Boliyohuto Kabupaten. Gorontalo? Tujuan penelitian, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pola Asuh Anak Usia 5-6 Tahun keluarga Transmigrasi di desa Sidomulyo Kecamatan. Boliyohuto Kabupaten. Gorontalo. Manfaat penelitian, manfaat secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis: Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan sumbangsih pemikiran dan penambahan wawasan bagi dunia pendidikan pada khususnya tentang pola asuh orang tua. Secara praktis: 1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh dalam keluarga transmigrasi. 2. Bagi orang tua, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pola asuh, karena pola asuh merupakan hal yang banyak menentukan perkembangan seorang anak. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan agar masyarakat lebih mengetahui dan memahami tentang
5
bagai mana cara penerapan pola asuh yang baik dan benar. 4. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya. 1. Pengertian Pola Asuh Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (stuktur) yang tetap. Nur’aeni (dalam Usman,2012:22) pola asuh adalah Kontrol orang tua dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak bersifat relative konsisten dari waktu kewaktu. Hasan (2012:24) menjelaskan bahwa pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh sesorang kepada orang lain. Dalam hal ini, pola asuh yang diberikan orang tua/pendidik terhadap anak adalah mengasuh dan mendidiknya dengan penuh pengertian. Hal yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua adalah lingkungan sosial, internal dan eksternal. Oleh karena itu, kreativitas anak tidak terlepas dari pengasuhan orang tua/pendidik. Artinya, kreativitas anak erat kaitannya dengan pola asuh yang diberikan oleh orang tua/pendidik. 2. Jenis-Jenis Pola Asuh Hurlock (dalam Usman,2012:25) mengemukakan ada tiga jenis pola asuh yaitu: a) Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri di batasi. Anak yang jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak. Pola asuh yang bersifat otoriter juga ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masi tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak dewasa. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar
6
dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja. b) Pola Asuh Demokrasi Pola asuh demokrasi ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua. Orang tua sedikit memberikan kebebasan kepada anak untuk memiliki apa yang terbaik bagi dirinya, anak di dengarkan pendapatmya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesmpatan untuk mengembangkan control internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya. 3. Ciri-Ciri Pola Asuh 1. Pola asuh Otoriter Adapun ciri-ciri pola asuh otoriter adalah sebagai berikut:
1) Anak
harus
mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah. 2) Orang tua cenderung mencari kesalahan -kesalahan anak dan kemudian menghukumnya. 3) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak. 4) Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, maka anak dianggap pembangkang. 4) Orang tua cenderung memaksakan disiplin. 5) Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana. 6) Tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak. 2. Pola asuh Demokrasi Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut: 1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan mempertimbangkan
alasan-alasan
yang dapat
diterima, dipahami, dan dimengerti oleh anak. 2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan.3) Memberikan
bimbingan
dengan
keharmonisan dalam keluarga. 3. Pola asuh Permisif
penuh
pengertian.4)
Dapat
menciptakan
7
Adapun ciri-ciri pola asuh permisif adalah sebagai berikut. 1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan membimbingnya. 2) Mendidik anak acuh tak acuh, bersikap pasif dan masa bodoh. 3) Mengutanakan kebutuhan material saja. 4) Membiarkan saja apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan-peraturan dan norma-norma yang digariskan orang tua). 5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga. Setiap tipe pengasuhan pasti memiliki resiko masing-masing. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Menurut Hurlock (dalam Zhalielah,2012: 13) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh, yaitu: a). Pendidikan orang tua Orang tua yang mendapat pendidikan yang baik, cenderung menetapkan pola asuh yang lebih demokratis ataupun permisif dibandingkan dengan orang tua yang pendidikannya terbatas. Pendidikan membantu orang tua untuk lebih memahami kebutuhan anak. b). Kelas Sosial Orang tua dari kelas sosial menengah cenderung lebih permisif dibanding dengan orang tua dari kelas sosial bawah. c). Konsep tentang peran orang tua Tiap orang tua memiliki konsep yang berbedabeda tentang bagaimana seharusnya orang tua berperan. Orang tua dengan konsep tradisional cenderung memilih pola asuh yang ketat dibanding orang tua dengan konsep nontradisional. d). Kepribadian orang tua Pemilihan pola asuh dipengaruhi oleh kepribadian orang tua. Orang tua yang berkepribadian tertutup dan konservatif cenderung akan memperlakukan anak dengan ketat dan otoriter. e). Kepribadian Anak Tidak hanya kepribadian orang tua saja yang mempengaruhi pemilihan pola asuh, tetapi juga kepribadian anak. Anak yang ekstrovert akan bersifat lebih terbuka terhadap rangsangan-rangsangan yang datang pada dirinya dibandingkan dengan anak yang introvert.
8
f). Usia anak Tingkah laku dan sikap orang tua dipengaruhi oleh anak. Orang tua yang emberikan dukungan dan dapat menerima sikap tergantung anak usia pra sekolah dari pada anak. g). Budaya Budaya merupakan faktor yang mempengaruhi pola asuh, karena seringkali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak. karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. 5. Pengertian Pola Asuh Keluarga Hasan (2009:24) keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama. Artinya, keluarga merupakan lingkungan yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak. Pendidikan yang diberikan orang tua seharusnya memberikan dasar bagi pendidikan, proses sosialisasi, dan kehidupan anak dimasyarakat. Dalam hal ini, keluarga tetap menjadi kelompok pertama (primary group) tempat meletakkan dasar keperibadian didalam keluarga. Orang tua memegang peranan dalam membentuk sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama yang ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih, dan hubungan yang penuh kasih sayang. Peran orang tua adalah dengan membenahi mental byigine anak. terbentuknya kepribadian dan kreativitas anak merupakan modal bagi penyesuaian diri anak dan lingkungannya serta memberikan dampak bagi kesejahteraan keluarga secara menyeluruh. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartono (dalam: Purnomo:2013), keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.
9
6. Pola Asuh Keluarga Transmigrasi (Jawa) Menurut
Heeren
(dalam
Witrianto:2010)
Secara
umum
pengertian
Transmigrasi ialah perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya dalam batas Negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang. Geertz (dalam Zhalielah:2012) Bagi seorang anak manusia, keluarga inti adalah tempat sosialisasi pertama bagi dirinya, yang terjalin melalui kasih sayang dan pola asuh. Di setiap kebudayaan, tentu akan ditemui pola pengasuhan dalam keluarga yang berbeda pula. Seperti halnya di dalam kebudayaan, di mulai dari keluarga, terdapat sebuah tata cara mendidik seorang anak yakni pendidkan karakter, pembentukan moral dan etika, yang keseluruhan itu terbingkai pada falsafah hidup masyarakat Jawa. Oleh sebab itu, keluarga inti bagi masyarakat Jawa merupakan kesatuan keluarga yang paling penting. Rakhmawati (2012) Dalam sistem pengasuhan anak, orang jawa biasanya memperhatikan anaknya dalam hal sekecil apapun dalam mengurus anak.seperti cara memandikan,cara tidur dan sebagainya. Selain itu orang jawa juga memperhatikan bagaimana pengasuhan anak dalam usia tertentu, sebenarnya pola asuh yang diteratkan dalam kebuyaan jawa sudah memunuhi standar yang digunakan dalam teori psikodinamika yang dikemukan oleh Freud. Dalam kehidupan sehari-hari orang jawa, ketika anak masih kecil atau masih bayi biasanya anak sudah di beri makan pisang yang sudah dihaluskan menurut kepercayaan mereka agar anak menjadi kuat dan sehat. Orang jawa juga sering mengajak anak mereka ketika pergi kesawah, kepasar bahkan sedang mengangon sapi (memberi makan sapi) menurut mereka agar anak mereka terlatih untuk bekerja keras dan jika besar kelak tidak bermalas-malasan. Dalam konsep orang jawa memegang teguh dua prinsip penting yakni tatakrama hormat dan kerukunan. Hormat kepada orang yang lebih tua misalnya kepada bapak,ibu,pakde,bude,eyang,mbah dsb. Sikap hormat tersebut terbagi lagi dalam konsep khas jawa, yakni wedi diartikan sebagai takut, isin berarti malu dan
10
sungkan seperti segan terhadap orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. Pada fase pertumbuhan dan perkembangan anak hingga menuju dewasa, seorang anak akan mulai mengenal konsep ini. Selain hal tersebut diperoleh dari lingkungan keluarga ,pun dalam masyarakat. Anak akan terbiasa bagaimana ia harus belajar menempatkan diri sebagai orang jawa. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif.
Dengan
menggunakan pendekatan deskriptif. Pemilihan jenis dan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektifitas dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang diwawancarai yaitu kepala desa dan orang tua didesa sidomulyo kecamatan boliyohuto kabupaten gorontalo. HASIL PENELITIAN Pola asuh adalah cara mendidik dan mengasuh anak dengan melatih disiplin yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak dan berinteraksi dengan anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam pola asuh yang diterapkan bergantung pada tingkat pemahaman orang tua terhadap konsep asuhan yang tepat bagi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua yang telah menerapkan pola asuh yang baik kepada anak maka akan berdampak positif terhadap perkembangan anak tersebut. Sebaliknya jika orang tua salah pengasuhan atau salah menerapkan pola asuh maka akan berdampak negative pula bagi perkembangan anak. Selanjutnya, agar lebih akurat maka peneliti mengadakan wawancara dengan kepala desa dan orang tua. Hasil penelitian di lihat dari jawaban-jawaban informan menunjukkan bahwa Pola Asuh Anak Usia 5-6 Tahun Keluarga Transmigrasi Belum semua orang tua menerapkan pola asuh yang baik (belum optimal). Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan orang tua tentang cara penerapan pola asuh yang
11
baik dan benar. Sehingga hal ini tentunya akan berdampak bagi perkembangan anak. Orang tua Keluarga Transmigrasi (jawa) memiliki pola asuh yang berbeda-beda, seperti ada orang tua yang penyayang, selalu memperhatikan perkembangan anak dan selalu memberikan nasehat atau arahan. Seperti yang di kemukakan oleh Freud dalam Rakhmawati (2012) Dalam sistem pengasuhan anak, orang jawa biasanya memperhatikan secara detail dalam hal sekecil apapun dalam mengurus anak.seperti cara memandikan,cara tidur dan sebagainya. Selain itu orang jawa juga memperhatikan bagaimana pengasuhan anak dalam usia tertentu, sebenarnya pola asuh yang diteratkan dalam kebuyaan jawa sudah memunuhi standar yang digunakan dalam teori psikodinamika yang dikemukan oleh Freud. Tetapi ada pula orang tua yang tidak memberikan kebebasan kepada anak dan suka mengekang bahkan ada pula orang tua yang sering memberi hukuman kepada anak mereka. Semua hal ini tentunya lahir dari berbagai latar pendidikan orang tua yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman tentang penerapan pola asuh yang baik dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian bahwa, dari 1214 jiwa, terdiri dari 368 kepala keluarga dan yang memiliki anak usia 5-6 tahun didusun 2 terdapat 15 orang anak. Dan dari hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia 5-6 tahun belum smua orang tua menerapkan pola asuh yang baik atau belum optimal, masih sekitar 20% yang menerapkan pola asuh otoriter dikatakan demikian karena masih ada saja orang tua yang ingin di turuti semua peraturanperaturan yang dibuat dan tidak boleh membantah selain itu bahkan ada pula orang tua yang memberikan hukuman tanpa mendengarkan penjelasan anak terlebih dahulu, 10% yang menerapkan pola asuh Permisf atau membiarkan ada pula orang yang acuh tak acuh terhadap anaknya biasanya sering ditinggalkan kepada nenek atau budenya karena orang tua sibuk bekerja. Dan sekitar 70% yang telah menerapkan pola asuh Demokrasi karena dari hasil wawancara orang tua sangat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal sekecil apapun, dan selalu besikap hangat dan penyayang terhadap anakya. Penerapan pola asuh yang belum optimal hal
12
ini disebabkan karena minimnya pengetahuan orang tua tentang penerapan pola asuh yang baik dan benar selain itu tingkat pendidikan orang tua yang masih sangat rendah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pola asuh Anak usia 5-6 Tahun keluarga Transmigrasi di Desa Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo sebagian orang tua sudah mengarah ke pola asuh Demokrasi tetapi masih ada hal-hal yang belum sesuai dengan karakteristik demokrasi itu sendiri sehingga dapat disimpulkan pola asuh Keluarga Transmigrasi masih belum Optimal. Masih sekitar 20% yang menerapkan pola asuh otoriter, 10% yang menerapkan pola asuh Permisif, Dan sekitar 70% yang telah menerapkan pola asuh Demokrasi. Hal ini disebabkan minimnya pemahaman orang tua terhadap pola asuh Demokrasi yang sebenarnya. Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh Keluaraga Transmigrasi yakni Tingkat pendidikan orang tua yang masih rata-rata hanya sampai pada sekolah menengah pertama bahkan ada juga yang hanya sampai di sekolah dasar. Hal ini yang dapat mempengaruhi pola asuh yang diterapkan dalam keluarga masih belum optimal karena masih sangat minim pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang penerapan pola asuh yang baik dan benar. Oleh karena itu Orang tua harus memahami betul bahwa dalam cara menereapkan pola asuh kepada anak akan sangat mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka beberapa saran yang dapat di kemukakan sebaga berikut: Mengingat pola asuh anak merupakan tanggung jawab orang tua terutama dalam pola asuh demokrasi
maka orang tua lebih
mengoptimalkan lagi dan berupaya memberikan pengasuhan yang terbaik untuk anak
13
terlebih utuk pola asuh Demokrasi, baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Orang tua sebaiknya lebih meningkatkan lagi pemahaman atau pengetahuan tentang pola asuh dengan cara berdiskusi dengan orang yang lebih memahami tentang pola asuh Demokrasi. Orang tua juga harus mengikuti sosialisasi tentang penerapan gaya pola asuh yang baik dan benar , selain itu juga orang tua harus lebih banyak membaca buku-buku tentang pola asuh.
14
DAFTAR PUSTAKA Hasan,maimunah. 2009. Pendidikan anak usia dini. Wonosari : Diva press J. Moleong, Lexi.2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Purnomo, Hari. 2013. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membimbing Anak. (online) (http://www.infodiknas.com/20915-autosave.html). (diakses tanggal 25 april 2014) Rakhmawati, indra. 2012. Pengasuhan Anak Sigmun Freud VS orang Jawa. (online) (http://alfara27.wordpress.com/2012/02/05/pengsuhan-anak/.) (diakses tanggal 25 april 2014) Santrock, W.Jhon.2007. Adolenscence Elevent Edittion. Jakarta. Erlangga. Santrock, W.Jhon.2007. perkembangan anak. Jakarta :Erlangga Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Shochib.Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta PT Rineka Cipta Shvoong. Pengertian Pola Asuh Orang Tua. (online) (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2245272-jenis-pola-asuh-orang-tua/#ixzz2zrrUXL9D), (diakses tanggal 25 April 2014) Usman, Vendriyati.2012. Deskripsi Pola Pengasuhan Dalam Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B di Tk Damhil Kota Selatan Kota Gorontalo.skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Witrianto.2010. Transmigrasi Di Indonesia. (Online), (http://witrianto. blogdetik. com/2010/12/16/transmigrasi-di-indonesia/) (diakses tanggal 20 Mei 2014) Zhalielah, Fayruz. 2012. Pola Pengasuhan Keluarga Jawa. (Online), (http: //doblang 88.wordpress.com/), (diakses tanggal 20 Mei 2014)