HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA TENTANG PERILAKU MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI RW II DESA SIDOMULYO PATI JAWA TENGAH
Manuscript
Oleh :
NOOR ROFIQOH G2A008098
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul Hubungan Pola Asuh Keluarga Tentang Perilaku Makan Anak dengan Status Gizi Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di RW II Desa Sidomulyo Pati Jawa Tengah
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, September 2012 Pembimbing I
Ns. Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.Kep
Pembimbing II
Ir. Enik Sulistyowati, M.Kes
HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA TENTANG PERILAKU MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI RW II DESA SIDOMULYO PATI JAWA TENGAH Noor Rofiqoh1, Ns. Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.Kep2, Ir. Enik Sulistyowati, M.Kes3 Abstrak Status gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Status gizi juga berpengaruh pada kecerdasan balita, balita dengan gizi kurang atau buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah, nantinya mereka tidak mampu bersaing. Dampak jangka pendek gizi buruk adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan perkembangan. Sedang dampak jangka panjang adalah penurunan skor IQ, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya akan melemah sehingga nafsu makan berkurang dan mudah terkena gizi kurang. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan pola asuh keluarga tentang perilaku
makan anak dengan status gizi pada usia prasekolah (3-5 tahun) di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu di RW II Desa Sidomulyo sebanyak 45 anak prasekolah dan keluarga. Hasil penelitian, melalui uji Chi Square dengan derajat kepercayaan (95%) dengan kebebasan (df) = 1 terdapat 2 sel (33.3%) yang mempunyai nilai harapan < 5 sehingga dilakukan merger sell. Kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah tahun 2012.
Kata kunci
: Pola Asuh Keluarga, Status Gizi
Referensi
: 24 (2002 – 2010)
Abstract Background affects the nutritional status and growth of early childhood development. Nutritional status also affect the intelligence of infants, toddlers with or bad will have a lower intelligence level, they will not be able to compete. Short-term effects of malnutrition are the children into apathy, impaired speech and development. Moderate long-term impact is a decrease in IQ scores, cognitive decline, decreased sensory integration. Food comsumtion has influence to person’s nutritional status. Good nutrient status or optimal nutrient status happens if body gets nutrients substance enough which is used. Efficiently, so it may happen p so that eafing desire is less and easy to get less nutrition. Less of nutrient status happens if body gets less one or more esencial substance nutrient. Both of less nutrient status or more nutrient status will happen nutrion disturbance. The purpose of this study to determine the relationship of parenting families about eating behaviors of children with nutritional status of preschool age (3-5 years) in the RW II Village Sidomulyo Jakenan Pati District Central Java. This type of research is a descriptive cross-sectional correlation with the approach. Population obtained in this study is in the Village Sidomulyo RW II by 45 preschool children and families. Based on the findings of research results, and then analyzed the data using a statistical calculation by Chi Square test with degrees of confidence (95%) and freedom (df) = 1 processed turns out there are 2 cells (33.3%) having expected value <5 so do sell merger. Conclusion There was a significant association between family parenting on child eating behavior with the nutritional status of preschool age in RW II Village Sidomulyo Jakenan Pati District Central Java in 2012. Key word : Family and Parenting Nutrition Status References : 24 (2002 - 2010)
Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta. Data pemerintah RI menyebutkan penderita gizi buruk hingga tahun 2007 mencapai angka 4,1 juta, atau naik tiga kali lipat dibanding jumlah penderita yang sama di tahun 2005 yakni 1,67 juta jiwa (Saragih, 2010). Data dari UNICEF tahun 1999 menunjukkan bahwa sebanyak 10-12 juta (5069,7%) anak balita di Indonesia, dimana 4 juta diantaranya dibawah satu tahun, berstatus gizi sangat buruk sehingga mengakibatkan kematian, dan malnutrisi berkelanjutan. Setiap tahun diperkirakan sebanyak 7% anak balita Indonesia (sekitar 300.000 jiwa) meninggal dan hal ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu anak balita, dimana sebanyak 170.000 anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk. Seluruh anak usia 4-24 bulan yang berjumlah 4,9 juta di Indonesia, sekitar seperempatnya sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Herwin, 2004).
Kasus gizi buruk di Jawa Tengah juga menunjukkan adanya masalah dimana prevalensi anak balita di propinsi Jawa Tengah dengan status gizi buruk 4,0%, gizi kurang 12%, gizi baik 80,4%, dan gizi lebih 3,6%. Prevalensi anak balita dengan status gizi sangat pendek 17,8%, pendek 18,6%, dan normal 63,5%. Prevalensi anak balita gizi sangat kurus 4,7%, kurus 7,1%, normal 76,8%, dan gemuk 11,4%. Prevalensi gizi kronis 36,4% dan prevalensi gizi akut 11,8% (Riskesdas Jateng, 2008). Status gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Status gizi juga berpengaruh pada kecerdasan balita, balita dengan gizi kurang atau buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah,nantinya mereka tidak mampu buruk
adalah
anak
menjadi
apatis,
bersaing. Dampak jangka pendek gizi mengalami
gangguan
bicara
dan
perkembangan. Sedang dampak jangka panjang adalah penurunan skor IQ, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori. Gizi buruk jika tidak dikelola dengan baik pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya generasi bangsa (Anonim, 2007).
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara
efisien
sehingga
perkembangan otak, kemampuan
memungkinkan
kerja dan
kesehatan
pertumbuhan
fisik,
secara umum
pada
tingkat setinggi mungkin. Anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya akan melemah sehingga nafsu makan berkurang dan mudah terkena gizi kurang. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi (Almatsier, S. 2001).
Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder, faktor primer adalah susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas contohnya penyediaan pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan di konsumsi (Almatsier, 2002). Kekurangan gizi dapat menyebabkan efek yang serius yaitu kegagalan pertumbuhan
fisik,
menurunnya
perkembangan
kecerdasan,
menurunnya
produktivitas, dan menurunnya daya tahan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Balita yang kekurangan gizi sangat berpengaruh pada perkembangan otak yang proses pertumbuhannya terjadi pada masa itu (Ahmad, 2007).
Pemenuhan gizi anak prasekolah merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program
makanan tambahan hanya 39 ribu anak.
Status gizi ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat
tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan (Khomsan, 2009).
Perilaku makan yang salah pada anak prasekolah ternyata bisa berasal dari kebiasaan orang tua atau pengasuhnya. Perilaku makan yang tidak baik, seperti pilih-pilih makanan, makan sambil nonton televisi atau main, dan baru mau makan kalau diajak jalan-jalan, tentu dapat terbawa hingga dewasa. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Amerika menunjukkan, anak yang pilih-pilih makanan bakal menemui kesulitan dalam bersosialisasi. Umumnya anak juga akan berperilaku pilih-pilih teman dan cenderung susah menyesuaikan diri. Sehingga, agar anak tidak muncul hal-hal yang tak diharapkan, perilaku makan yang buruk tersebut memang harus diubah. Mengubahnya susah-susah gampang karena terlebih dahulu perilaku makan orang tua atau pengasuh
yang harus
diubah (Tarigan, 2002).
Desa Sidomulyo Jakenan Pati Jawa Tengah adalah penduduk
dengan mata
pencaharian petani, pedagang, PNS, buruh tani dan karyawan di pabrik. Bermacam-macam jenis pekerjaannya juga tingkat pendapatan mereka juga berbeda ada yang lebih, sedang, dan juga ada yang masih kurang. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan membeli pangan dalam
orang tidak mampu
jumlah yang diperlukan. Sehingga tinggi rendahnya
pendapatan sangat mempengaruhi daya beli keluarga terhadap bahan pangan yang akhirnya berpengaruh pada status gizi anak karena dalam masa itu diperlukan banyak zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sebagian masyarakat juga masih berpendidikan kurang, dan sebagian besar hanya sampai pada tingkat SD. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara pengasuhan anak yang baik. Disini penerapan pola asuh pada anak juga masih kurang, misalnya gizi pada makanan yang disajikan dan pemberian makan sehari-hari dengan perilaku anak-
anak yang berbeda-beda juga. Semua penyajian makanan disesuaikan dengan tingkat pendapatan keluarga masing-masing.
Pengasuhan keluarga merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Masa anak usia 3-5 tahun (balita) adalah masa dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kekurangan gizi pada masa ini dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, sosial dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa. Secara lebih spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan
badan,
lebih
penting
lagi
keterlambatan
perkembangan otak dan dapat pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Berdasarkan survei dan wawancara pada tanggal 31 Januari 2012 yang dilakukan peneliti di RW II desa Sidomulyo pada anak-anak usia prasekolah pada 15 anak diketahui bahwa 4 anak masih berstatus gizi kurang. Sebagian besar anak makan harus dengan jalan-jalan, makan sering dimuntahkan karena tidak ada selera untuk makan dan ingin bermain, atau juga penyajian makanan yang kurang menarik. Selain itu perilaku makan anak yaitu sambil nonton televisi, sulit mau makan kalau tidak sesuai dengan selera dan pilih-pilih makanan. Pola asuh keluarga di daerah ini jarang memperhatikan pola makan anaknya. Anak-anak di desa Sidomulyo ini juga jarang mau makan di rumah, anak hanya mau makan jajanan terus dan bermain. Melihat fenomena yang ada di desa Sidomulyo maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah”.
METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah
deskriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah
penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal
dua variable (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan
metode
pendekatan cross sectional yaitu variable sebab (independent variable) yaitu pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak maupun variable akibat (dependent variable) yaitu status gizi anak usia prasekolah atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
HASIL Sebagian besar pengasuh anak di RW II Desa Sidomulyo
Kabupaten Pati
merupakan orang tua kandung dari anak sebanyak 27 responden (60%) dan sebagian kecil adalah nenek atau kakek sebanyak 18 responden (40,0%). Pendidikan pengasuh SMP sebanyak 19 responden (42,2%) dan sebagian kecil berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 5 responden (11,1%). Jenis kelamin pengasuh perempuan sebanyak 23 responden (51,1) dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden (48,9%). Jenis kelamin anak perempuan sebanyak 30 responden (66,7) dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 responden (33,3%). Umur anak berumur 5 tahun sebanyak 19 responden (42,2%) dan sebagian kecil berumur 3 dan 4 tahun masing-masing sebanyak 13 responden (28,9%).
Berdasarkan hasil penelitian, kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan perhitungan secara statistic melalui uji Chi Square dengan derajat kepercayaan (95%) dengan kebebasan (df) = 1 Setelah data diolah ternyata terdapat 2 sel (33.3%) yang mempunyai nilai harapan < 5 sehingga dilakukan merger sell. Setelah dilakukan merger sel tidak terdapat sel yang kosong 0 sel (0,0%). Dari hasil olah data didapatkan
nilai p value 0,000< 0,05,
maka
berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha) diterima berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah tahun 2012.
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Jenis Pengasuh dengan Anak di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2012
Pengasuh Orang tua kandung Nenek/kakek Jumlah Sumber : Data Primer, 2012 Tabel 4.2.
SD SMP SMA PT Jumlah Sumber : data primer, 2012
n 8 19 13 5 45
% 17,8 42,2 28,9 11,1 100
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pengasuh di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2012
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Data primer, 2012 Tabel 4.4.
% 60,0 40,0 100
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pengasuh di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2012 Pendidikan
Tabel 4.3.
n 27 18 45
n 22 23 45
% 48,9 51,1 100
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2012
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Data primer, 2012
N 15 30 45
% 33,3 66,7 100
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Umur Anak di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2012 Umur
3 tahun 4 tahun 5 tahun Jumlah Sumber : Data primer, 2012
N 13 13 19 45
% 28,9 28,9 42,2 100
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di wilayah desa Sidomulyo kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dengan menggunakan indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) yang disesuaikan dengan standart WHONCHS
sebagian besar anak prasekolah mempunyai status gizi baik yaitu
sebanyak 23 responden (51,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak mempunyai status gizi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sidomulyo kecamatan Jakenan Pati sudah memperhatikan asupan gizi pada anak-anaknya. Namun, masih ada 3 responden (6,7%) anak yang mempunyai status gizi buruk. Hal ini terjadi karena keluarga kurang memperhatikan asupan gizi anak dan dapat disebabkan juga karena penyakit infeksi sehingga menimbulkan nafsu makan anak berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di wilayah desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati sebagian besar mempunyai pola asuh terhadap perilaku makan anak dengan baik sebanyak 29 responden (64,4%). Pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang diterapkan pada anak yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak secara negative maupun positif (Drew, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian, kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan perhitungan secara statistic melalui uji Chi Square dengan derajat
kepercayaan (95%) dengan kebebasan (df) = 1 Setelah data diolah ternyata terdapat 2 sel (33.3%) yang mempunyai nilai harapan < 5 sehingga dilakukan merger sell. Setelah dilakukan merger sel tidak terdapat sel yang kosong 0 sel (0,0%). Dari hasil olah data didapatkan
nilai p value 0,000< 0,05,
maka
berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha) diterima berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah tahun 2012.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah (3-5 tahun) di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah, maka dapat didapatkan kesimpulan sebagai berikut sebagian besar di RW II desa Sidomulyo mempunyai pola asuh keluarga tentang perilaku makan yang baik sebanyak 29 responden (64,4%) dan sebagian kecil mempunyai pola asuh yang buruk sebanyak 16 responden (35,6%), hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak prasekolah mempunyai status gizi baik sebanyak 23 responden (51,1%), status gizi kurang sebanyak 19 responden (42,2%) dan sebagian kecil mempunyai status gizi buruk sebanyak 3 responden (6,7%), dari hasil olah data disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh keluarga tentang perilaku makan anak dengan status gizi usia prasekolah (3-5 tahun) di RW II Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan Pati Jawa Tengah tahun 2012.
Mengingat hasil penelitian masih mempunyai keterbatasan ditemukan anak balita dengan
status gizi
yaitu masih
kurang, oleh karena itu dalam
mempertahankan dan peningkatan status gizi, disarankan kepada keluarga untuk tetap memperhatikan asupan gizi anak, baik asupan energi maupun protein, selain itu perlu juga peningkatan kesadaran ibu dengan diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan agar dapat memperbaiki status gizi anak yang kurang, kepada keluarga yang sudah menerapkan pola pengasuhan anak seperti praktek
pemberian makan dan praktek kesehatan yang sudah baik diharapkan agar tetap mempertahankannya, meningkatkan peranan orang tua dalam mengasuh anaknya agar kasus malnutrisi pada balita dapat diturunkan serta menerapkan pendidikan yang sesuai dengan karakter anak.
1.
2.
3.
Noor Rofiqoh : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Ns. Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.Kep : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Ir. Enik Sulistyowati, M.Kes : Staf Dosen Jurusan Ilmu Gizi Politeknik Kesehatan Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Drew, C. E. (2006). Ketika Anak Sulit Diatur : Panduan untuk Orang Tua Mengubah Masalah Perilaku Anak. Bandung : PT . Mizan Pustaka Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riskesdas
Jawa Tengah (2008). Laporan Provinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Desember 2008
Sintha, R., (2001). Sehat Pangkal Cerdas. Kumpulan Artikel Kompas. Penerbit Kompas, Jakarta Soegianto, B. et. al., (2007). Penilaian Status Gizi dan Buku Antropometri WHONCHS. Surabaya : Duta Prima Airlangga Soehardjo, (1989). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta Soekirman, (2000). IlmuGizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000, Jakarta Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Supariasa IDN et. al., (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC