Jurnal Kebidanan 08 (02) 127-224 Jurnal Kebidanan http : /www.journal.stikeseub.ac.id POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2 -3 TAHUN Triani Yuliastanti 1), Etika Khoiriyah 2) 1) Prodi D3 Kebidanan STIKES Estu Utomo Boyolali, Tanjung Pinang E-mail:
[email protected],
[email protected]
2)
Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
ABSTRAK Perilaku sosial (personal sosial) merupakan salah satu kategori perkembangan anak toddler yang berhubungan dengan kemampuan mandiri seperti memakai baju sendiri, pergi ke toilet sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan personal sosial anak toddler tidak semuanya maksimal lebih dari 25% anak toddler mengalami keterlambatan perkembangan. Keterlambatan perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama dari faktor orang tua yaitu pola pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh, gambaran perkembangan personal sosial dan hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan personal sosial anak toddler. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey analitik dan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 2-3 tahun sejumlah 53, dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel 49 dan analisa data chi square. Hasil perhitungan chi square dengan α = 0,05, diperoleh nilai X2 hitung 11.031 dan p value = 0,004 (p < 0,05), berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan personal sosial anak usia 2-3 tahun. Kata Kunci: Pola asuh, Perkembangan personal anak usia 2 – 3 tahun.
PARENTING AND CHILD DEVELOPMENT AGE 2-3 YEARS ABSTRACT Social behavior (personal social) is one category toddler child development associated with the ability to independently like to wear their own clothes, go to the toilet alone, socialize and interact with their environment. Personal social development of children toddler not all up more than 25% of children experiencing developmental delays toddler. The developmental delay can be influenced by various factors, especially on the factors parents are parenting. This study aims to describe parenting, on the development of social and personal relationships parenting parents with personal social development of children toddler. The study was conducted using analytical survey method and cross sectional approach. The population in this study were all children aged 2-3 years a number 53, by using purposive sampling obtained 49 samples and data analysis chi square. The calculation result of chi square with α = 0.05, the value of X2 count 11 031 and p value = 0.004 (p <0.05), means Ha Ho accepted and rejected. From this study we can conclude that there is a relationship with the parents' parenting personal social development of children aged 2-3 years. Keywords: parenting, personal development of children aged 2-3 years..
216
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
mendalam dan menyerap apa saja yang
PENDAHULUAN Masa balita adalah masa emas (golden
age)
dalam
ada disekitarnya. Tumbuh kembang anak
rentang
toddler mempunyai dampak yang cukup
perkembangan seorang individu, dimana
besar terhadap kualitas dimasa dewasa
anak
karena periode ini paling penting dan
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan yang luar biasa, dan
rawan
tahapan ini merupakan masa ideal untuk
kembang anak (Hurlock, 2005).
mempelajari
berbagai
keterampilan
bagi
keberhasilan
Berdasarkan
hasil
tumbuh
sensus
(Hurlock, 2005). Berdasarkan laporan
penduduk tahun 2010 jumlah anak usia
Departemen
Republik
0-4 tahun 23.512.851 jiwa. Sedangkan
Indonesia (2010) cakupan pelayanan
usia 0-4 tahun di Jawa Tengah 2.711.271.
kesehatan balita dalam deteksi dini
Maka dari itu perkembangan anak sangat
tumbuh kembang balita adalah 78,11%,
perlu untuk diperhatikan. Serta jumlah
untuk Provinsi Jawa Tengah 89,33%.
balita usia 0-4 tahun di Kabupaten Klaten
Dengan jumlah balita yang mengalami
88.923 jiwa, dimana 21,5% mengalami
gangguan tumbuh kembang di Indonesia
keterlambatan tumbuh kembang (DepKes
45,7% untuk provinsi Jawa Tengah
RI, 2010).
kesehatan
32,6%. Sedangkan berdasarkan laporan dari
Ketua
Yayasan
Anak
Autis
Perkembangan
anak
toddler
ditandai dengan peningkatan kemandirian
Indonesia juga menunjukkan adanya
yang
diperkuat
dengan
peningkatan jumlah anak autis pada
mobilitas fisik dan kognitif yang lebih
tahun 2000 1: 5000 anak dan pada tahun
besar.
2010 menjadi 1:500 anak (Suherman,
motorik, kognitif dan sosial yang cepat
2010).
membolehkan anak untuk berpartisipasi
Perkembangan
kemampuan
ketrampilan
Pola asuh dapat diartikan sebagai
dalam tindakan perawatan diri sendiri
suatu cara perlakuan orang tua yang
seperti makan, berpakaian dan eliminasi.
diterapkan pada anak. Pola asuh anak
Seiring dengan peningkatan kemampuan,
telah dikelompokkan dalam 3 tipe, yaitu:
anak toddler memiliki ciri-ciri selalu
bisa demokratis, otoriter, dan permisif.
ingin mencoba apa yang bisa dilakukan,
Anak yang berusia 1-3 tahun disebut
menuntut dan menolak apa yang ia mau
dengan Toddler, dimana anak mengalami
atau yang mereka tidak mau, dan
lompatan kemajuan yang menakjubkan,
tertanam perasaan otonomi (DepKes RI,
tidak hanya kemajuan secara fisik tetapi
2010).
juga secara sosial dan emosional, anak
Perilaku sosial (personal sosial)
mulai mengenal dunia secara lebih
adalah aspek yang berhubungan dengan
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
217
kemampuan mandiri seperti memakai
lingkungan. Orang tua merupakan tokoh
baju sendiri, pergi ke toilet sendiri,
sentral
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
terutama dalam pola pengasuhan anak
lingkungannya.
menurut
sikap positif sangat diperlukan dalam
pedoman
membimbing tumbuh kembang anak agar
stimulasi, deteksi dan intervensi dini
sesuai tahapan perkembangan anak, jadi
tumbuh
(2005)
dari dasar ini dapat diteladani bahwa
menyatakan bahwa perkembangan sosial
peran orang tua dalam pola pengasuhan
anak adalah proses perubahan yang
sangat bisa menentukan aktifitas sosial
berlangsung secara terus menerus menuju
anak seperti kemandirian, membantu
kedewasaan yang memerlukan adanya
kegiatan dirumah dan lingkungan sekitar.
komunikasi dengan masyarakat, lebih
Apabila
dari
penyesuaian sosial dengan baik, anak
DepKes
RI
Sedangkan dalam
buku
kembang
25%
anak
keterlambatan
anak
toddler
mengalami
perkembangan
seperti
dalam
perkembangan
anak
mampu
anak
melakukan
akan mudah diterima sebagai anggota
kurangnya kemandirian anak (tidak dapat
kelompok
sosial
ditempat
mereka
berpakaian sendiri, tidak berhasil dalam
mengembangkan diri. (Suherman, 2010).
toilet training), tidak bisa berkomunikai
Pola Asuh Pola asuh adalah
dengan lancar dimana anak tidak mampu
merupakan pola interaksi antara orang
menyebutkan namanya sendiri sehingga
tua dan anak dimana bagaimana sikap
anak cenderung pasif dan tidak dapat
atau perilaku orang tua saat berinteraksi
mengembangkan kemampuannya. Salah
dengan
satu hal yang menghambat kemandirian
menerapkan
anak adalah kebiasaan anak yang masih
nilai/norma, memberikan perhatian dan
sangat tergantung pada orang tua hal ini
kasih sayang serta menunjukkan sikap
ditunjukkan dengan orang tua yang
dan
menunggui anaknya belajar di PAUD
dijadikan contoh atau panutan bagi
secara penuh (Suherman, 2010).
anaknya (Shanti, 2008).
Dalam
perkembangan
anak
termasuk aturan,
perilaku
yang
caranya
mengajarkan
baik
sehingga
anak
Syarat Pola Asuh Menurut Shanti
semua aspek yang dimiliki orang tua
(2008) bagaimana bentuk pola asuh agar
berpengaruh
pola asuh
besar
terhadap
menjadi efektif antara lain:
perkembangan dimana sosial ekonomi
Pola asuh harus dinamis karena pola asuh
orang tua mempengaruhi perkembangan
harus
anak 20,4%, pekerjaan orang tua 23,3%,
pertumbuhan dan perkembangan anak,
dan pola asuh orang tua 36,7%, dan
contoh pola asuh batita berbeda dengan
sisanya
pola asuh anak usia sekolah. Pola asuh
218
besar
dipengaruhi
faktor
sejalan
dengan
meningkatnya
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
harus
dipatuhi
oleh
anak-anaknya,
kemampuan anak ini perlu dilakukan
dimana orang tua jarang berkomunikasi
karena setiap anak memiliki minat dan
dengan anak tidak mau mendengarkan
bakat berbeda. Bakat anak mulai terlihat
pendapat anaknya. Permisif adalah jenis
ketika anak usia satu tahun, potensi anak
pola mengasuh anak yang tidak peduli
sudah mulai terlihat, umpamanya
bila
terhadap anak. Dalam pola asuh ini orang
sikecil mendengarkan musik dia tampak
tua sangat jarang berkomunikasi verbal
tertarik ketimbang anak seusianya, bisa
pada
jadi ia memiliki potensi kecerdasan
menyampaikan keinginan tanpa batasan.
musikal.
Demokratis (Memberikan Pilihan) orang
Pola asuh disertai perilaku positif
anaknya.
tua
Anak
yang
bebas
bisa
orang tua. Penerapan pola asuh juga
menyeimbangkan
membutuhkan sikap-sikap positif dari
dukungan emosional dengan struktur dan
orang tua sehingga bisa dijadikan contoh
bimbingan dalam membesarkan anak-
atau panutan bagi anaknya. Komunikasi
anak mereka.
efektif merupakan sub bagian dari pola
Perkembangan Personal Sosial
asuh
efektif.
Syaratnya
sederhana
kasih
diandalkan
Perkembangan
sayang
dan
(Development)
meluangkan waktu untuk berbincang-
adalah bertambahnya kemampuan (skill)
bincang dengan anak, jadilah pendengar
dalam struktur dan fungsi tubuh yang
dan tidak meremehkan pendapat anak.
lebih kompleks dalam pola yang teratur
Penerapan disiplin juga menjadi
sebagai hasil dari proses pematangan. Di
bagian pola asuh. Namun penerapan
sini
disiplin
diferensasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
mesti
fleksibel
disesuaikan
menyangkut
sistem
organ,
misalnya dalam kondisi kelelahan. Orang
berkembang sedemikian rupa sehingga
tua harus konsisten jangan sampai lain
masing-masing
kata dengan lain perbuatan misal saat
fungsinya.
orang tua batuk pilek malah minum air
emosi, intelektual, dan tingkah laku
dingin.
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
dapat
Termasuk
(Soetjiningsih,
2007).
organ
proses
dengan kebutuhan dan kondisi anak
Tipe pola asuh orang tua, pola
dan
adanya
yang
memenuhi perkembangan
Perkembangan
pengasuhan menurut Tracy Hogg (2004)
personal sosial (kepribadian/ tngkah laku
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: Otoriter
adalah)
adalah pola pengasuhan anak yang
kemandirian,
bersifat keras dan kaku di mana orangtua
berinteraksi
akan membuat berbagai aturan yang
(Soetjiningsih, 2007).
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
adalah
berhubungan
dengan
bersosalisasi
dan
dengan
lingkungan
219
Prinsip-prinsip
perkembangan
kehidupan biasanya yang paling bahagia
personal sosial : Perkembangan bertujuan
dan masa puber biasanya yang paling
untuk pencapaian realisasi diri atau
tidak bahagia (Hurlock,2005)
pencapaian
kemampuan
bawaan.
Aspek perkembangan personal
sangat
Sosial adalah : Kemampuan mandiri anak
dan
dapat dilihat dari kemampuan anak dalam
pengalaman lebih penting dari pada
memenuhi kebutuhannya sendiri dalam
perkembangan
Sehingga
kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan
perkembangan awal merupakan dasar
Soetjiningsih (2005) aspek kemandirian
dari
selanjutnya.
anak meliputi menatap muka, berusaha
Perkembangan timbul karena adanya
mencapai aminan, makan sendiri,minum
interaksi
dari
Perkembangan
awal
mempengaruhi
proses
yang belajar
selanjutnya.
perkembangan
proses
antara belajar.
kematangan
cangkir,
menggunakan
sendok
perkembangan
garpu, membuka pakaian, memakai baju,
mempunyai karakteristik tertentu yaitu
gosok gigi, membantu dirumh, cuci dan
dapat diperlambat atau dipercepat oleh
mengetingkan tangan, memakai t shirt,
kondisi lingkungan dimasa pralahir dan
mengambil makan. Kemampuan anak
pasca
periode
dalam bersosialisasi adalah aspek penting
saat
dalam perkembangan personal sosial
keseimbangan.
anak. Kemampuan anak yang mudah
Periode-periode tersebut antara lain:
bersosialisasi akan memudahkan anak
periode pralahir, masa neonatus, masa
untuk
bayi, masa kanak-kanak awal, masa
dengan
kanak- kanak akhir, dan masa puber.
tersebut meliputi tersenyum spontan,
Adanya harapan sosial untuk setiap
mengamati tangan, tepuk tangan, main
periode
yang
bola
yang
kegiatan, menyebut nama teman, bermain
lahir.
Pola
dengan
Dalam
perkembangan
semua
terdapat
keseimbangan
dan
perkembangan
memungkinkan
orang
tua
bergaul
dimasyarakat.
Soetjiningsih
dengan
(2005)
pemeriksa,
menitukan
ular
berbagai pola perilaku yang diperlukan
seharusnya mampu berinteraksi dengan
bagi penyesuaian yang baik. Setiap
baik terhadap lingkungannya, sehingga
bidang
dapat diterima dengan baik dimasyarakat
mengandung
kartu.
aspek
mengetahui usia anak mampu menguasai
perkembangan
tangga
Sesuai
(Tracy,
psikologis yang dapat mengubah pola
Soejiningsih
perkembangan. Kebahagiaan bervariasi
meliputi membahas senyum pemeriksa,
pada
menyatakan keinginan, da-da dengan
perkembangan. 220
periode Tahun
dalam
pola
pertama
(2005)
Sesuai
anak
kemungkinan bahaya baik fisik maupun
berbagai
2004).
Seorang
aspek
dengan tersebut
tangan, menyuapi boneka.
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
Faktor-faktor
mempengaruhi
melalui observasi langsung terhadap
perkembangan menurut Lawrence Green
subyek penelitian. (Notoatmodjo, 2010).
dalam buku Perilaku Kesehatan tahun
Dengan
2010, perilaku kesehatan seseorang atau
penelitian
masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
populasi dalam penelitian ini adalah
pokok, yakni faktor perilaku (behavior
semua anak usia 2-3 tahun di PAUD
causes) dan faktor di luar perilaku (non-
Tetuko Desa Kios Kebondalem Lor
behaviour causes). Selanjutnya perilaku
Prambanan Klaten sejumlah 53 dimana
itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari
semua anak tersebut merupakan anak
3 faktor, yaitu: Faktor-faktor predisposisi
toddler. Sedangkan sampel dari populasi
(predisposing
faktor-faktor
yang ada adalah anak usia 2-3 tahun di
pendukung (Enabling factors), faktor-
PAUD Tetuko Desa Kios Kebondalem
faktor pendorong (Renforcing factors)
Lor Prambanan Klaten, dimana anak
factors),
Alat Ukur Perkembangan yang dipakai untuk mengetahui perkembangan
rancangan
kegiatan
adalah
sebagai
pada berikut,
tersebut merupakan anak toddler yaitu sejumlah 49 responden.
anak, dalam hal ini alat ukur atau tes
Sampel dalam penelitian ini akan
perkembangan yang digunakan adalah
diambil secara purposive sampling yaitu
Denver II. Denver II adalah revisi utama
teknik
dan standarisasi umum dari Denver
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
Developmental Screening Test (DDST)
peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau
dan
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
Revised
Denver Developmental
Screening Test
(DDST-R). Tes ini
dibuat oleh Frankenburg Dodds.
Denver II berbeda
skrining bagian
dan
sebelumnya yang
dari
dalam
meliputi
J.B.
:
pengambilan
sampel
sebelumnya
(Notoatmodjo,
Pengambilan
sampel
dengan
2010).
menggunakan
tes
criteria inklusi dan ekslusi. Analisis yang
bagian-
digunakan untuk mengetahui hubungan
bentuk,
dua variabel atau lebih (Sugiyono. 2010).
interpretasi, dan rujukan (Wong, 2005).
Pengujian statistik chi square
( X2).
Harga Chi Square di cari dengan rumus (Arikunto, 2010).
METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey analitik dan pendekatan
waktu
operasional dari penelitian ini adalah : Pola Asuh Orang tua yaitu
sectional.
Perilaku yang dipraktekkan oang tua
Metode penelitian survey analitik yaitu
(bapak dan ibu) dalam memberikan
penelitian untuk mengetahui hubungan
pemeliharaan
variabel
stimulasi, serta dukungan emosional
bebas
dan
cross
Sedangkan definisi
variabel
terikat
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
kesehatan,
memberikan
221
yang
dibutuhkan
anak
untuk
anak
yang berhubungan dengan aspek
pertumbuhan dan perkembangan. Alat
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
ukur kuesioner, skala data pola asuh
berinteraksi dengan lingkungannya. Alat
orang tua Nominal. Hasil ukur Oteriter
ukur
(bila orang tua lebih banyak menjawab
adalah
Ya soal nomor 1-7), Permisif (bila orang
Denver II dengan kriteria jawaban ya
tua lebih banyak menjawab Ya soal
skor 1 dan tidak skor 0, skala data
nomor 8-14), Demokratis (bila orang tua
perkembangan personal sosial ordinal.
lebih banyak menjawab Ya soal nomor
Hasil ukur: Normal apabila tidak ada
15-21. Perkembangan personal sosial
keterlambatan, Tidak normal terdapat
anak usia 2 – 3 tahun adalah kemampuan
satu
perkembangan personal sosial Lembar
atau
observasi
lebih
menurut
keterlambatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pola Asuh Dan Perkembangan Anak Usia 2 -3 Tahun Perkembangan Personal Sosial anak Toddler Normal Tidak Total f % f % F % Demoratis 16 32.7 7 14.3 23 46.9 Otoriter 2 4.1 10 20.4 12 24.5 Permisif 4 8.2 10 20.4 14 28.6 Total 22 44.9 27 55.1 49 100 Sumber :Data Primer Pola asuh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pola
asuh
P value
11.031
0,004
hanya diberi materi atau harta saja dan
akan
terserah anak itu mau tumbuh dan
menghasilkan karakteristik anak yang
berkembang seperti apa. Pola Asuh ini
tidak bahagia, paranoid (selalu berada
akan menghasilkan anak yang kurang
dalam ketakutan), mudah sedih dan
perhatian, merasa tidak berarti, rendah
tertekan,
diri,
pendiam,
otoriter
X2
tertutup,
tidak
nakal,
memiliki
kemampuan
berinisiatif, menentang, suka melanggar
bersosialisasi yang buruk, kontrol diri
norma, berkepribadian lemah, cemas dan
yang buruk, salah bergaul, kurang
menarik diri. Namun di balik itu biasanya
menghargai orang lain, manja, kurang
anak hasil didikan orang tua otoriter lebih
mandiri, kurang percaya diri, dan
bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai
kurang matang secara sosial baik ketika
keinginan
orang tua, lebih disiplin dan
masih kecil maupun sudah dewasa
lebih bertanggungjawab dalam menjalani
(Soejiningsih, 2005). Salah satu factor
hidup
tidaklah mutlak bahwa perkembangan
(Hurlock,
2005).
Pada
pola
pengasuhan permisif anak cenderung 222
personal
sosial
anak
toddler
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
dipengaruhi oleh pola asuh, masih
dengan perkembangan personal sosial
banyak faktor lain yang mempengaruhi
anak toddler.
Dimana pola asuh
perkembangan personal sosial anak
demokratis
akan
toddler yang utama adalah lingkungan
perkembangan anak lebih baik dan
nutrisi
dan stimulasi pada anak
sesuai dengan kurva perkembangan
tersebut. Kemampuan orang tua dalam
yang diharapkan. Pola Asuh Orang tua
memberikan stimulasi pada anak sangat
Perilaku yang dipraktekkan oang tua
tergantung pada pendidikan orang tua
(bapak dan ibu) dalam memberikan
tersebut
menurut
pemeliharaan kesehatan, memberikan
bahwa
semakin
Nursalam (2011) tinggi
tingkat
membuat
stimulasi, serta dukungan emosional
pendidikan seseorang maka diharapkan
yang
semakin baik tingkat pengetahuannya,
pertumbuhan
sedangkan
of
Perkembangan personal sosial anak
bahwa
kemampuan anak yang berhubungan
pendidikan dapat diartikan suatu proses
dengan aspek kemampuan mandiri,
dimana seseorang menggembangkan
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
kemampuan sikap dan bentuk tingkah
lingkungannya.
laku lainnya dalam masyarakat dan
disampaikan dari hasil penelitian ini
kebudayaan.
adalah diupayakan sejak dini orangtua
menurut
Education,
Dictionary
mengatakan
Hal ini sesuai dengan penelitian
lebih
dibutuhkan
condong
dan
anak
untuk
perkembangan.
Saran
dalam
yang
pola
dapat
asuh
Eka Hastuti (2011) yang mengatakan
demokratis sehingga anak-anak akan
bahwa
pendidikan
bisa belajar lebih awal untuk bersikap
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang
toleransi, menghargai pendapat orang
pemberian
stimulasi
lain dan berani mengambil keputusan.
Beberapa
hasil
tingkat
pada
balita.
penelitian
juga
menunjukkan bahwa dengan pola asuh
DAFTAR PUSTAKA
otoriter
Anoraga. 2006. Membangun Anak Berprestasi. Diakses tanggal: 1 April 2013 from: http.//www.intisarioinline.com. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Hal : 174, 213,223 DepKes RI. 2010. Buku pedoman Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: DepKes RI. Hal : 56
anak
cenderung
memiliki
perkembangan yang normal. Hal ini dapat dikarenakan oleh faktor keluarga dan genetik.
PENUTUP Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara antara pola asuh orang tua
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
223
DepKes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diakses pada tanggal 30 Maret 2013. From: http://www.depkes.go.id Drew.2006. Perkembangan Anak, Diakses tanggal: 1 April 2013 from: http:www.prevention/psu.edu/e vent. Dewi dan Wawan. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal : 15 Hurlock, EB. 2005.Perkembangan Anak, Jilid I. Jakarta : Erlangga. Hal : 149, ,225 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehtan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal : 34, 49 . 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Hal : 180 . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal : 96,110 Riwikdikdo, Handoko. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Hal : 174, 213,223 Shanti. 2008. Pola Asuh Anak. Diakses tanggal: 1 April 2013 from: www.TanyaDokter.com Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:EGC. Hal : 76,83,96 Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: alfabeta. Hal : 174, 213,223 Suherman. 2007. Perkembangan Anak Toddler. Diakses tanggal: 3 April 2013 from: www.InfoIbu.com.
224
Surya.2003. Perkembangan anak. Diakses tanggal: 1 April 2013 from: www.AyahBUnda.com Tracy Hogg. 2004. Mendidik dan mengasuh anak balita anda. Jakarta: Gramedia pustaka. Hal : 157 Wong. 2005. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta: EGC. Hal : 227
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016