DESAIN TEKNOLOGI RAID PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Medi Irawan Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk. Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID. RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Kata Kunci : Raid5, mdadm, linux,
PENDAHULUAN Kemajuan suatu teknologi semakin berkembang terutama teknologi komputer. Kemudahan demi kemudahan yang terus diciptakan melahirkan budaya atau lebih hemat biaya dan tempat penyimpan data sehingga menjadikan pekerjaan menggunakan komputer tersebut menjadi pilihan utama. Namun kemudahan tersebut menciptakan masalah untuk mewujudkan suatu teknologi yang diinginkan oleh perusahaan. Guna untuk mengatasi permasalahan meningkatkan kinerja penyimpanan data penggunaan komputer maka lahirlah istilah RAID. RAID merupakan singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (terutama harddisk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa harddisk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan meningkatkan kinerja I/O dari harddisk. RAID juga merupakan organisasi disk memori yang mampu menangani beberapa disk dengan sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk meningkatkan reliabilitas. Teknologi RAID
1
(Redundant Array of independent Disk) pada komputer dimana penggunaan atau pemasangan hardisk banyak tidak membagi partisi bila ada penambahan hardisk tidak akan menambah partisi baru tapi menambah kapasitas pada hardisk yang digunakan. Teknologi RAID adalah teknologi yang cukup mahal karena spesifiksi dari komputer tersebut harus sudah menggunakan teknologi yang tercanggih tidak semua computer sudah mendukung teknologi seperti ini, komputer Acer Build Up yang mempunyai kapasitas processor diatas rata – rata. Untuk instalasi komputer tersebut hardisk untuk penggunaan teknologi RAID ini hardisk yang digunakan adalah tipe sata karna kelebihan lebih cepat untuk transfer datanya. Tapi sekarang teknologi RAID tidak cukup mahal lagi karena bisa menggunakan komputer yang standar atau komputer processor amd telah bisa untuk mendukung teknologi ini. LANDASAN TEORI Pengertian Jaringan Komputer Menurut Sofana (2011:4) jaringan komputer (computer network) adalah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Raid RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk. Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID. RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpanan. Berikut ini adalah level teknologi RAID dari level 1 sampai level terahkir yang tentu mempunyai kelebiahn dan kekurangan sehingga selalu mengalami penyempuranan ke level berikut nya secara umum spesifikasinya sebagai berikut: 1. RAID 0 yaitu partama yang RAID 0 sampai bit atau byte berturut-turut partisi data, paralel membaca / menulis ke disk banyak, sehingga memiliki tingkat transfer data yang tinggi,
2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
tetapi tidak memiliki redundansi data, dan karena itu tidak dapat dianggap sebagai struktur RAID yang benar.RAID 0 hanya untuk meningkatkan kinerja, tidak ada jaminan keandalan data dan satu kegagalan disk akan mempengaruhi semua data. Oleh karena itu, RAID 0 keamanan data tidak dapat digunakan untuk acara-acara yang tinggi. RAID 1 adalah melalui mirroring disk untuk redundansi data data berpasangan untuk menghasilkan data disk cadangan saling independen. Sibuk bila data asli dapat dibaca langsung dari cermin salinan data, RAID 1 dapat meningkatkan performa membaca. RAID 1 array disk adalah biaya unit tertinggi, tetapi menyediakan keamanan data yang tinggi dan ketersediaan. Ketika disk yang gagal, sistem dapat secara otomatis beralih ke cermin disk membaca dan menulis, tanpa perlu data ulang kegagalan. RAID 0 +1: RAID 10, juga dikenal sebagai praktek standar adalah untuk RAID 0 dan RAID 1 standar menggabungkan produk, dalam rangka bit terus menerus terpisah atau byte data dan bersamaan membaca / menulis beberapa disk pada saat yang sama, Setiap bagian dari disk untuk mirroring disk untuk redundansi. Keuntungannya adalah bahwa sementara kecepatan luar biasa dengan RAID 0 dan RAID 1 ini mempunyai keandalan data, tetapi juga penggunaan CPU yang lebih tinggi dan utilisasi disk relatif rendah. RAID 2, yaitu RAID yang kompartementalisasi data terdistribusi pada hard disk yang berbeda, irisan dalam bit atau byte, dan digunakan sebagai “meningkatkan rata-rata kode error-correcting (Hamming kode),” teknik pengkodean untuk memberikan pengecekan error dan pemulihan.Teknik pengkodean memerlukan disk lebih banyak inspeksi dan penyimpanan informasi pemulihan, membuat teknis pelaksanaan RAID 2 lebih kompleks, jarang digunakan dalam lingkungan komersial. RAID 3: Hal ini sangat mirip dengan RAID 2, data didistribusikan dalam irisan yang berbeda dari hard disk, perbedaannya terletak pada RAID 3 menggunakan paritas sederhana dan penyimpanan disk dengan satu blok informasi paritas. Jika salah satu disk gagal, paritas disk drive dan data lainnya dapat dihasilkan data kembali, jika kegagalan paritas disk tidak mempengaruhi data yang digunakan.RAID 3 untuk sejumlah besar data kontinu dapat menyediakan kecepatan transfer yang baik, tetapi untuk data acak, paritas disk akan menjadi bottleneck dari menulis. RAID 4: RAID 4 juga kompartementalisasi dan distribusi data pada disk yang berbeda, namun unit-unit pusat dan lokal blok atau catatan. Gunakan disk sebagai paritas 4 disk RAID, setiap operasi menulis memerlukan akses ke disk paritas, maka paritas disk akan menjadi bottleneck tulisan, jadi RAID 4 juga di lingkungan bisnis jarang digunakan. RAID 5: RAID 5 paritas disk tidak ditentukan secara terpisah, tapi lintas akses ke semua data dan informasi paritas disk.Dalam RAID 5, membaca / menulis pointer ke array peralatan dapat beroperasi secara simultan, menyediakan lalu lintas data yang lebih tinggi.RAID 5 lebih cocok untuk blok data kecil dan acak membaca dan menulis data.Dibandingkan dengan RAID 3 dan RAID 5, RAID 3 perbedaan utama adalah bahwa setiap kali transfer data yang akan terlibat dalam semua plat array, dan untuk RAID 5, sebagian besar transmisi data hanya satu operasi disk, dan paraleloperasi. Dalam RAID 5 dalam “menulis kerugian”, yaitu, setiap operasi penulisan akan memiliki empat aktual membaca / menulis operasi, dua di antaranya adalah membaca data lama dan informasi paritas, dua menulis data baru dan informasi paritas. RAID 6: Dibandingkan dengan RAID 5, RAID 6 menambahkan blok paritas informasi kedua independen. Paritas dua sistem independen menggunakan algoritma yang berbeda, data keandalan sangat tinggi, bahkan jika dua disk gagal pada saat yang sama tidak akan
3
mempengaruhi penggunaan data.Namun, RAID 6 informasi paritas perlu dialokasikan ke ruang disk yang lebih besar, karena bertentangan dengan RAID 5 dengan “kerugian ter tulis” lebih, jadi “menulis kinerja” sangat miskin. Kinerja yang buruk dan kompleksitas dari penerapan cara yang RAID 6 jarang aplikasi praktis. RAID 7: Ini adalah standar RAID baru, intelijen sendiri dengan sistem operasi real -time dan perangkat lunak untuk tuk alat manajemen penyimpanan yang dapat menjalankan sepenuhnya independen dari tuan rumah, tidak memakan sumber daya CPU host. User biasanya mengkonfigurasi array disk bisa fleksibel untuk mendapatkan lebih sesuai dengan persyaratan sistem penyimpanan disk sk yang optimal dengan perfomen dan backup yang baik. Cara Kerja Raid RAID merupakan kependekan dari Redundant Array of Inexpensive Disk dimana menggunakan lebih dari satu hard disk yang bekerja sama untuk memperoleh kinerja yang lebih dibanding menggunakan n satu hard disk dan yang paling penting adalah memiliki redundant dimana jika ada hard disk yang bermasalah (mati) data tidak akan hilang . Beberapa RAID yang umum digunakan adalah RAID 0,1,5,6,10,1E.50 dan 60. Raid 0 (Stripping)
Gambar 1. Raid 0 (Striping) Minimal menggunakan 2 hard disk identik. Cara kerja : Keseluruhan hard disk yang dimiliki akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan data. Data dipecah (striped) menjadi beberapa blok data dan masing masing blok disimpan pada anggota dari RAID 0 pada hard disk yang berbeda. Contoh : 2 hard disk berkapasistas 250GB dikonfigurasi dengan RAID 0 maka total hard disk yang dapat dijadikan penyimpanan data adalah keseluruhannya ( 500GB) Kelebihan : Dengan RAID 0, kapasistas hard disk yang dimiliki untuk penyimpanan data adalah total dari keseluruhan hard disk yang dimiliki, tanpa ada pengurangan, proses penyimpanan dan pembacaan data lebih cepat karena data dipecah (striped) dan setiap blok data disimpan pada hard disk yang berbeda.
4
Kekurangan : Jika ka salah satu hard disk bermasalah atau rusak, maka data akan hilang tanpa ada penggantinya karena kehilangan beberapa blok data, menyebabkan data tidak utuh lagi. RAID 1
Gambar 2. Raid 1 (Striping) Minimal menggunakan 2 hard disk yang identik Cara kerja rja : Separuh dari jumlah hard disk yang diposisikan sebagai RAID 1 digunakan sebagai mirror. Dengan kata lain bahwa hanya satu hard disk sebagai penyimpanan data, yang lain berfungsi sebagai mirror atau backup data dari hard disk lainnya. Contoh : Dua hard rd disk berkapasitas 250GB dikonfigurasikan dengan RAID 1, maka hanya satu hard disk ( 250 GB) yang dapat digunakan sebagai penyimpanan data, hard disk yang lain (250 GB) diugunakan sebagai mirror atau backup. Kelebihan : Jika salah satu hard disk yang berfungsi be rfungsi sebagai penyimpanan data bermasalah, maka hard disk mirror akan secara otomatis menggantikan hard disk yang rusak atau bermasalah, data tetap utuh. Kekurangan : RAID 1 bisa dikatakan MAHAL, karena hanya setengah dari jumlah hard disk yang dimiliki yang dapat dijadikan tempat penyimpanan data. RAID 10
5
Gambar 3. Raid 10 Cara kerja : Hard disk yang dikonfigurasi dalam RAID 10 bisa dikatakan didi -striping dan di-mirror, mirror, dengan kata lain data yang disimpan dalam hard disk akan dipecah (stripe) dan didistribusikan istribusikan ke separuh total hard disk dari RAID 10 tersebut, setengahnya lagi digunakan sebagai mirror dari hasil stripe yang lain. RAID 10 merupakan penggbungan antara RAID 0 dan 1 Contoh : Empat hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasi dengan RAID 10 maka kapasitas yang dapat di gunakan untuk penyimpanan data adalah 500GB dan data yang disimpan akan di-stripping stripping atau dibagikan diantara kedua hard disk tersebut, dua hard disk yang lain berfungsi sebagai mirror. Kelebihan : Bisa dikatakan sama dengan RAID RA 1 hanya performance erformance dari baca tulis hard disk meningkat dibanding RAID 1 karena lebih cepat dalam read/write. Perlindungan data kuat selama masing masing hard disk dalam anggota group tidak rusak lebih dari satu Kekurangan : MAHAL juga seperti RAID 1 karena ka rena hanya separuh yang bisa digunakan untuk penyimpanan data. RAID 5
6
Gambar 4. Raid 5 (Striping) Minimum hard disk adalah 3 identik. Cara kerja : Data disebar pada masing-masing masing masing hard disk dan masing masing hard disk terdapat sebuah parity yang bisa dianalogikan sebagai image dari masing-masing masing masing blok data hard disk lainnya. Efisiensi penyimpanan data menggunakan 3 hard disk adalah 66.7%, bila menggunakan empat hard disk efisiensi menjadi 75% Contoh : Tiga hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasi RAID 5 maka kapasitas yang dapat digunakan untuk penyimpanan data adalah 500GB ((66.7/100 )x 750GB), sisa kapasitas yang tidak terdeteksi digunakan untuk penyimpanan parity. Kelebihan : Memiliki performa read yang bagus dan performa write yang bagus pada mode write back. Kekurangan : Penulisan data lebih lambat dibanding RAID 0 dan RAID 1 bila pada mode write through. Hanya memperbolehkan satu hard disk gagal. RAID 6
Gambar 5. Raid 6 (Striping) Cara kerja : Data disebar pada empat hard disk dan masing masing masin g hard disk terdapat dua parity yang bisa dianalogikan sebagai image dari masing-masing masing masing blok data hard disk lainnya.
7
Efisiensi penyimpanan data menggunakan empat hard disk adalah 50%, bila menggunakan delapan hard disk efisiensi menjadi 75%. Contoh : empatt hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasi RAID 6 maka kapasitas yang dapat digunakan untuk penyimpanan data adalah 500GB ((50/100 )x 1000GB), sisa kapasitas yang tidak terdeteksi digunakan untuk penyimpanan parity. Kelebihan : Memiliki performa read yang yan g bagus dan performa write yang bagus pada mode write back (masih dibawah RAID 5). Mengijinkan dua hard disk gagal. Kekurangan : Penulisan data lebih lambat dibanding RAID 0 dan RAID 1 dan RAID 5 bila pada mode write through. RAID 1E
Gambar 6. Raid 1E Cara kerja : Cara kerja sama persis seperti RAID 1 hanya saja RAID 1E memiliki jumlah hard disk minimal tiga hard disk. Setiap blok data memliki duplikat blok data pada kedua hard disk yang lain. Contoh : Tiga hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasikan dikonfigurasika n dengan RAID 1, maka hanya separuh kapasitas yang terseteksi (375GB) yang dapat digunakan sebagai penyimpanan data.Kelebihan : Performance RAID 1 yang memperbolehkan lebih dari 1 hard disk. Kekurangan : Hanya memperbolehkan satu hard disk gagal dan hanya separuh dari total kapasitas hard disk yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan data. RAID 50
8
Gambar 6. Raid 50 (Striping) Cara kerja : Data di-stripe stripe kedua array disk (RAID 0) kemudian pada setiap array data di-stripe di lagi dengan satu parity (RAID 5). Minimal membutuhkan enam hard disk. RAID 50 merupakan penggabungan antara RAID 5 dan RAID 0 Contoh : enam hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasi RAID 5 maka kapasitas yang dapat digunakan untuk penyimpanan data adalah 1000GB ((66.7/100 )x 150 0GB), sisa kapasitas yang tidak terdeteksi digunakan untuk penyimpanan parity. Kelebihan : Memiliki performa read/write yang lebih baik dari pada RAID 5. Memperbolehkan total dua hard disk gagal (setiap array maksimal satu hard disk rusak). RAID 60
Gamba 7. Raid 60 (Striping) Gambar Cara kerja : Mimimal membutuhkan delapan hard disk. Data dipecah (stripe) pada dua array, dan pada masing-masing masing array data di-pecah di pecah dan didistribusikan ke empat hard disk dan masing masing hard disk pada masing-masing masing array terdapat dua parity yang bisa dianalogikan
9
sebagai image dari masing-masing masing blok data hard disk lainnya. Efisiensi penyimpanan data menggunakan delapan hard disk adalah 50%. Contoh : Delapan hard disk berkapasitas 250GB dikonfigurasi RAID 6 maka kapasitas yang dapat digunakan untuk penyimpanan pen yimpanan data adalah 1000GB ((50/100 )x 2000GB), sisa kapasitas yang tidak terdeteksi digunakan untuk penyimpanan parity. Kelebihan : Memiliki performa read yang bagus dan performa write yang bagus pada mode write back (masih dibawah RAID 5). Mengijinkan dua d hard disk gagal. Cara pembuatannya Pastikan semua ke tiga hardisk terdeteksi disini, dan disini untuk membuat pembagian partisi sekaligus sistem RAID. Laluklik create
Gambar 8. Pembagian Partisis Setelah itu pilih mount point : /root, file system type : ext4, allowable Drivers sda, lalu klik ok
Gambar 9. Pembagian Partisis klik lik create lagi, untuk membuat software raid ke dua. Silakan pilih RAID Partitiont, lalu klik Create.
10
Gambar 10. RAID Partitiont Dan sampai terbuat 3 pembagian partisinya
Gambar 11. 1 Pembagian Tiga Partisisi Silakan pilih RAID Partitiont, lalu klik Create.
Gambar 12 1 . RAIDPartitiont Klik sdc, pilih Fill to maximum allowable size, lalu klik ok.
11
Gambar 13. 1 Pemilihan Fill to Maximum Selanjutnya di create lagi, maka muncul kotak dialog pilih RAID Devices, lalu klik Create Setelah itu keluar kotak dialog lagi, pada File System Type pilih physical volume (LVM). Lalu pada RAID Level pilih RAID5. Ok
Gambar 14. 1 Raid 5 (Striping) Selanjutnya klik Create lagi Pada tahap ini untuk pembuatan group, klik pada LVM Volume Group.Lalu klik Create.
Gambar 15. 1 Pembuatan Group
12
Ketika muncul kotak dialog, langsung klik add, kemudian pada File System Type pilih Swap dan Logical Volume Name di isi ‘lv_swap’. Lalu Ok
Gambar 16. File System klik add lagi, kemudian pada mount point pilih slas (/) dan Logical Volume Name di isi ‘lv_root’. Lalu Ok
Gambar 17. Pemilihan Slas(l) dan Logical Volume Name klik add lagi, kemudian pada mount point pilih /home dan Logical Volume Name di isi ‘lv_home’. Lalu Ok
Gambar 18. Pemilihan Home dan Logical Volume Name Setelah selesai semua lalu klik ok, Setelah selesai untuk pembagian partition langsung klik next.
13
Gambar 19. 1 Selesai Pembagian Partition Masukan passwaord untuk enkripsi hardisk raid. lalu klik ok Setelah itu keluar kotak dialog klik write charger to disk.
Gambar 20 . Enkripsi Hardisk Raid Hasil pembuatan raid
Gambar 21. Hasil Pembuatan RAID
14
PENUTUP Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan serta analisa yang telah dilakukan penulis maka dapat disimpulkan sebagai berikut : RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merupakan organisasi disk memori yang mampu menangani beberapa disk dengan sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk meningkatkan reliabilitas / kehandalan. Konsep kunci dari RAID meliputi mirroring (penyalinan data ke lebih dari satu buah hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan, di mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault tolerance/toleransi kesalahan). Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu :1RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal disk. 2: Data didistribusikan ke drive fisik array. 3:Kapasitas redunant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang menjamin recoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk. RAID dapat dibagi menjadi 8 level, yaitu level 0, level 1, level 2, level 3, level 4, level 5, level 6, level 0+1 dan 1+0. Setiap level tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya. DAFTAR PUSTAKA Handaya, Wilfridus Bambang Triadi dkk. 2010. Linux Sistem Administrator. Bandung: Infotmatika Koswara, Eko. 2012. Jurus Kilat Mahir Ubuntu. Bekasi: Dunia Komputer Kusnadi dkk. 2008. Sistem Operasi. Yogyakarta: CV Andi Offset Musfiqon, H.M. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya Shivendra Singhh. nvSRAM Sebagai Tulis Jurnal di RAID Sistem Penyimpana. http://www.cypress.com/?docID=37074. Diakses pada 2 desember 2012 Timot E, Andrea C. Arpaci-Dusseau dan Remzi H.Arpaci-Dusseau. Jurnaldipandu Resinkronisasi untuk software RAID. http://www.emc.com diakses pada 2 desember 2012 Andriani, Kiki. (2012). Pembahasan Tentang Open Source. Diunduh pada tanggal 7 Juli 2012, pukul 11.10 dari http://kikiopensource.blogspot.com/ Eka. (2010). Pengertian Server. Diunduh pada tanggal 24 April 2012, pukul 11.34 dari http://3ka-09.digimon.tv/t8-pengertian-server Iswandi, Arie. (2011). Topologi Jaringan Komputer. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2012, pukul 15.00 dari http://ariesense.com/topologi-jaringan-komputer.html
15