DESAIN PROSES PERBAIKAN KUALITAS SARI BUAH RAMBUTAN MELALUI MODIFIKASI PROSES PENGOLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN
ARNIDA MUSTAFA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Desain Proses Perbaikan Kualitas Sari Buah Rambutan Melalui Modifikasi Proses Pengolahan Dengan Menggunakan Teknologi Membran adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2010
Arnida Mustafa NIM F351070071
ABSTRACT ARNIDA MUSTAFA. Process Design to Improve The Quality of Rambutan Juice Through Process Modification By Using Membrane Technology Supervised by ANI SURYANI and SETYADJIT. Processing technology of rambutan fruit into juice have been done to improve the quality of rambutan juice. The aims of this research were (i) to obtain processing technology of rambutan juice with best quality, (ii) to know financial feasibility, and to know the added value processing rambutan juice. Process improvement is done through modifying the process in two alternatives: firstly, used conventional processing techniques; and secondly, apply membrane filtration to remove pulp in the rambutan juice. For conventional processing, the treatments were pH adjustment and addition of preservatives and stabilizer. Furthermore the use of filtration technology, were treat by pH adjustment and storage temperature. The parameter observed were total acid, ascorbic acid content, formol number, viscosity, clarity, total plate count (TPC) and organoleptic test. The best treatment for rambutan juice without filtration were the addition of stabilizer (carageenan of 1.25 g/l + CMC of 1.25 g/l) and preservatives (sodium benzoate of 0.25 g/l + potassium sorbate of 0.25 g/l). Whereas the best treatment for rambutan juice filtrated by membrane were pH 3,7 and storage temperature at 5oC ± 2oC. These best treatments resulted on the product which meet SNI 01-3719-1995 requirement for fruit juice. The financial feasibility of process without membrane filtration save 17 % interest rate and 10 year project lifetime, mean that the project was feasible with NPV of Rp 1,816,435,505.-, IRR of 20.33 %, Net B/C of 1.70, PBP of 2.83 years, and BEP of 108,409 bottles of product. Process modification using membrane filtration was feasible with NPV of Rp 1,305,475,544.-, IRR of 18.40%, Net B/C of 1.64, PBP of 2.95 years, and BEP 41,855 bottles of product. From the analysis of added value showed that the process without filtration was Rp 1,720/kg with added value ratio 29.20%, labor income Rp 250/kg, labor share 14.53 %, processor profit Rp 1,470 and profit rate 24.96%. Whereas added value for rambutan juice with filtration was Rp 2,127 /kg, with value added ratio 53.60 %, labor income Rp 167/kg.-, labor share 7.83%, processor profit Rp 1,960/kg and profit rate 49.40%. Key words: microfiltration, rambutan juice, feasibility study, added value.
RINGKASAN
ARNIDA MUSTAFA. Desain Proses Perbaikan Kualitas Sari Buah Rambutan Melalui Modifikasi Proses Pengolahan dengan Menggunakan Teknologi Membran. Dibimbing oleh ANI SURYANI dan SETYADJIT.
Pengolahan buah rambutan menjadi sari buah merupakan salah satu jenis pengolahan yang cukup potensial, dimana penelitian untuk pembuatan sari buah rambutan belum dilakukan, padahal potensi konsumsi sari buah sangat besar dan aplikasi teknologi sari buah untuk buah lain sudah sangat maju. Ketersediaan buah rambutan yang melimpah pada saat panen raya juga merupakan alasan pentingnya penelitian ini dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknologi proses pengolahan sari buah rambutan. Masalah utama pada penelitian ini adalah pulp buah rambutan yang membentuk endapan selama penyimpanan dan masa simpan yang masih sangat singkat dari sari buah rambutan yang dihasilkan, oleh karena itu diperlukan suatu perbaikan kualitas terhadap sari buah rambutan yang dihasilkan. Perbaikan kualitas sari buah dilakukan dengan memodifikasi proses pengolahan yang sudah ada, sehingga nantinya akan diperoleh dua produk. Modifikasi proses yang pertama adalah pembuatan sari buah rambutan dengan teknik konvensional, memanfaatkan bahan tambahan pangan yaitu bahan penstabil (karagenan dan Carboxilmetilcellulosa) untuk mencegah timbulnya endapan selama penyimpanan dan penggunaan teknik pengawetan lainnya untuk memperpanjang masa simpan dari sari buah rambutan yang dihasilkan. Modifikasi proses yang kedua dilakukan untuk menghilangkan pulp yang terdapat pada sari buah rambutan dengan menggunakan teknologi membran (mikrofiltrasi) pada teknik filtrasinya sehingga nantinya akan diperoleh produk sari buah rambutan yang jernih atau clearly juice. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah rambutan varietas lebak bulus. Pada pembuatan sari buah rambutan secara konvensional di pelajari pengkondisian pH, penambahan pengawet dan penambahan zat penstabil serta pengaruhnya terhadap berbagai karakteristik sari buah yang dihasilkan. Karakteristik kimia yang diamati adalah total asam (%), vitamin C (%); karakteristik fisik : kejernihan (% transmitans), viskositas (cP) ; karakteristik mikrobiologi dan uji organoleptik yaitu aroma, rasa, warna dan penerimaan umum. Pada pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi membran dipelajari pengkondisian pH dan suhu penyimpanan yang berbeda serta pengaruhnya terhadap berbagai karakteristik sari buah yang dihasilkan, diantaranya karakteristik kimia : total asam (%), vitamin C (%), bilangan formol (ml N NaOH/100 ml); karakteristik fisik : kejernihan (% transmitans), viskositas (cP) ; karakteristik mikrobiologi; dan uji organoleptik : aroma, rasa, warna dan penerimaan umum.
Metode pengumpulan data dengan penilaian secara subyektif (uji organoleptik) dengan menggunakan 15 panelis agak terlatih dan penilaian obyektif. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 kali pengulangan yang dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 13,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji anova untuk sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi secara keseluruhan menunjukkan perbedaan. Hasil uji anova pada sari buah tanpa filtrasi menunjukkan bahwa perlakuan pengkondisian pH, penambahan pengawet dan penambahan zat penstabil memberikan pengaruh yang tidak nyata pada total asam, vitamin C, dan viskositas tetapi memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5% pada kejernihan, pH, dan total padatan terlarut sari buah rambutan tanpa filtrasi yang dihasilkan. Sedangkan untuk sari buah dengan filtrasi hasil uji anova menunjukkan bahwa perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap total asam, vitamin C, dan kejernihan serta memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk bilangan formol, pH, dan total padatan terlarut yang dihasilkan. Analisis mikrobiologis menunjukkan bahwa ada beberapa perlakuan yang memenuhi syarat mutu minuman sari buah berdasarkan SNI, yaitu 2x102 koloni/gr. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penilaian panelis terhadap aroma, rasa, warna dan penerimaan umum sari buah rambutan tanpa filtrasi berada pada kisaran netral sampai sangat suka, sedangkan penilaian panelis terhadap aroma, rasa, warna dan penilaian umum terhadap sari buah dengan filtrasi berada pada kisaran agak tidak suka sampai suka. Perlakuan terbaik diperoleh dengan menggunakan teknik pembobotan, adapun kriteria yang digunakan adalah SNI 01-3719-1995 tentang syarat mutu minuman sari buah. Perlakuan terbaik untuk sari buah rambutan tanpa filtrasi adalah perlakuan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/l + CMC 1,25 g/l) dan penambahan pengawet (asam benzoat 0,25 g/l + asam sorbat 0,25 g/l) dengan kriteria yang dan memiliki masa simpan 4 bulan sedangkan kontrol hanya mampu bertahan pada minggu pertama. Perlakuan terbaik untuk sari buah dengan filtrasi membran adalah perlakuan pengaturan pH dan penyimpanan pada suhu 5oC±2oC sesuai dengan karakteristik-karakteristik yang dianalisis dengan masa simpan selama 4 bulan, sedangkan ketiga perlakuan lainnya hanya mampu bertahan selama 3 bulan. Perhitungan studi kelayakan secara finansial dan perhitungan nilai tambah (value added) berdasarkan Hayami dan Kawagoe (1987) dilakukan untuk melihat kesiapan kedua teknologi pengolahan ini diaplikasikan dimasyarakat. Hasil analisis kelayakan finansial dengan suku bunga 17% dan lama proyek 10 tahun menunjukkan bahwa produk sari buah rambutan tanpa membran seharga Rp 3.500,- @ 300 ml layak dilaksanakan dengan NPV Rp 1.816.435.505,-, IRR 20,33%, Net B/C 1,70, PBP 2,83 tahun, dan BEP 108.409 unit/tahun. Sedangkan untuk produk sari buah rambutan dengan filtrasi seharga Rp 8.300,- @ 300 ml layak dilaksanakan dengan NPV Rp 1.305.475.544,-, IRR 18,40%, Net B/C 1,64, PBP 2,95 tahun, dan BEP 41.855 unit/tahun.
Nilai tambah untuk sari buah tanpa filtrasi pada harga bahan baku Rp 1.500,- adalah Rp 1.720,99 /kg, rasio nilai tambah sebanyak 29,20 %, imbalan tenaga kerja Rp 250 /kg, bagian tenaga kerja 14,53 %, keuntungan Rp 1.470,99 dan tingkat keuntungan 24,96. Sedangkan nilai tambah untuk sari buah dengan filtrasi membran adalah Rp 2.127/kg, rasio nilai tambah 53,60%, imbalan tenaga kerja Rp 167,-, bagian tenaga kerja sebanyak 7,83%, keuntungan Rp 1.960,64/kg dan tingkat keuntungan 49,40%.
Kata kunci : mikrofiltrasi, sari buah rambutan, kelayakan finansial, nilai tambah.
© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang a. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB b. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
DESAIN PROSES PERBAIKAN KUALITAS SARI BUAH RAMBUTAN MELALUI MODIFIKASI PROSES PENGOLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN
Oleh : ARNIDA MUSTAFA
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa NIM
: :
Desain Proses Perbaikan Kualitas Sari Buah Rambutan Melalui Modifikasi Proses Pengolahan Dengan Menggunakan Teknologi Membran Arnida Mustafa F351070071
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ani Suryani, DEA Ketua
Dr. Ir. Setyadjit, M.App.Sc Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran Tanggal Ujian : 12 januari 2010
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2008 ini adalah Desain Proses Perbaikan Kualitas Sari Buah Rambutan Melalui Modifikasi Proses Pengolahan Dengan Menggunakan Teknologi Membran sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA sebagai ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Setyadjit, M.App.Sc selaku anggota komisi pembimbing atas segala bimbingan, bantuan, dan motivasi baik berupa moril maupun materi yang telah diberikan selama penelitian dan penyusunan tesis. Dr. Ir. Endang Warsiki, MT atas kesediaannya sebagai penguji luar komisi dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat. 2. Ketua Program studi Teknologi Industri Pertanian dan staf pengajar program studi Teknologi Industri Pertanian IPB atas ilmu dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di IPB. 3. Kepala dan seluruh staf Balai Besar Pasca Panen Litbang Deptan yang bersedia memfasilitasi dan mendanai penelitian ini. 4. Rekan-rekan TIP 2007, Pak Alfi Asben, Pak Alexi, Yessy Rosalina, Dewi Cakrawati, I Wayan Arnata, Iffan Maflahah, Nurhidayah Didu atas dukungan dan kebersamaannya selama belajar dan penelitian. Syamsul Marlin atas semangat dan dukungannya. 5. Ayahanda Drs. H. Mustamin Dullah dan Ibunda Hj. Fatimah Hakim, atas segenap doa, semangat, kasih sayang dan dukungannya selama ini. Saudarasaudaraku Hj. Fatmawati, SE dan Abd Rahim; Ipda. Abd Haris dan Nurcahaya; Ahmad Karim, SE; Firman, Spd., Mpd dan Ir. Sri Mulyani, MS; Brigadir.
Amirullah dan Faridha, Spd; Faisal, ST dan Andi Astrid, SE. Spd; Arnisa Mustafa, ST dan Anwar Jatim, S.TP; Keluarga Muh Saleh SH. MM dan A. A. Putri Suciptowati serta seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan moral dan materinya selama penulis menyelesaikan S2. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2010
Arnida Mustafa F351070071
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Karampuang, 12 mei 1983 dari Ayahanda Drs H. Mustamin Dullah dan Ibunda Hj. Fatimah Hakim. Penulis merupakan putri bungsu dari delapan bersaudara. Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar dan Menengah di Bulukumpa mulai tahun 1992 sampai 1998. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SMUN 1 Bulukumpa dan pada tahun 2002 penulis melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yaitu SPMB lulus di Universitas Hasanuddin pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian dan lulus pada maret 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan S2 di pasca sarjana Institut Pertanian Bogor pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi I.
PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
II.
Latar Belakang .......................................................................... Identifikasi Masalah ................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .....................................
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rambutan (Nephelium Lappaceum) ............................................ 2.2. Sari Buah ................................................................................... 2.2.1. Karakteristik Sari Buah ........................................................... 2.2.2. Gula ......................................................................................... 2.2.3. Asam Sorbat dan Garamnya (Na. K Dan Ca)........................... 2.2.4. Asam Benzoat dan Garamnya (Na Dan K) .............................. 2.2.5. Karagenan ................................................................................ 2.2.6. CarboxilmetilCellulosa (CMC))............................................... 2.2.7. Asam Sitrat ............................................................................... 2.3. Membran ..................................................................................... 2.3.1. Aplikasi Membran Mikrofiltrasi ............................................. 2.4. Aspek Finansial dan Ekonomi dari Studi Kelayakan .................. 2.5. Analisa Nilai Tambah ..................................................................
III.
1 4 4 5
6 9 12 13 13 14 14 16 17 18 20 22 24
METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 3.2. Bahan dan Peralatan ................................................................. 3.3. Metode Penelitian ....................................................................... 3.3.1. Penelitian Pendahuluan ........................................................... 3.3.1.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi ...................................................... 3.3.1.2. Sari Buah Dengan Filtrasi ................................................... 3.3.2. Penelitian Utama ..................................................................... 3.3.2.1. Rancangan Percobaan ........................................................... 3.3.2.2. Analisa Finansial .................................................................. 3.3.2.3. Analisa Nilai Tambah ............................................................
28 28 29 30 30 32 36 36 38 38
Halaman IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan .............................................................. 4.1.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi .......................................................... 4.1.2. Sari Buah Dengan Filtrasi ....................................................... 4.2. Penelitian Utama ........................................................................ 4.2.1. Karakterisasi Sari Buah Tanpa Filtrasi .................................... 4.2.2. Karakterisasi Sari Buah Dengan Filtrasi .................................. 4.2.3. Penentuan Perlakuan Terbaik .................................................. 4.2.3.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi ...................................................... 4.2.3.2. Sari Buah Dengan Filtrasi ................................................... 4.2.4. Analisis Kelayakan Finansial .................................................. 4.2.4.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi ...................................................... 4.2.4.2. Sari Buah Dengan Filtrasi ................................................... 4.2.5. Analisis Nilai Tambah ............................................................. 4.2.5.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi ...................................................... 4.2.5.2. Sari Buah Dengan Filtrasi ...................................................
V.
39 39 42 44 44 67 85 85 85 86 87 91 96 96 97
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ..................................................................................... B. Saran .............................................................................................
99 99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
100
LAMPIRAN ...............................................................................................
105
DAFTAR TABEL Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kandungan nutrisi buah rambutan per 100 gram daging buah ........................................... Syarat mutu minuman sari buah .. ... . Spesifikasi mutu karagenan............................................................. Ringkasan hasil penelitian aplikasi membran pada sari buah......... Model perhitungan nilai tambah dari hayami dan kawagoe (1993) ... Karakteristik kandungan kimia buah rambutan jenis lebak bulus ....................................................... Neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan tanpa filtrasi .. .................................................... Neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi............................................................................................... Perubahan tpt (total padatan terlarut) dan pH pada sari buah rambutan . Analisis TPC sari buah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan .. Analisis TPC sari buah rambutan dengan filtrasi membran selama penyimpanan . .. Pembobotan perlakuan terbaik sari buah rambutan tanpa filtrasi ................................................................ ..... Pembobotan perlakuan terbaik sari buah rambutan dengan filtrasi................ . Kriteria investasi produksi sari buah rambutan tanpa filtrasi membran ................ Hasil analisis sensitivitas sari buah rambutan tanpa filtrasi membran ...... Kriteria investasi produksi sari buah rambutan dengan filtrasi membran ................ Hasil analisis sensitivitas sari buah rambutan dengan filtrasi membran ................ Hasil perhitungan nilai tambah industri sari buah tanpa filtrasi pada berbagai tingkat harga bahan baku....................................... Hasil perhitungan nilai tambah industri sari buah dengan filtrasi membran pada berbagai tingkat harga bahan baku
8 10 15 21 26 39 39 42 43 60 78 85 86 89 91 93 95 97 98
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Buah rambutan.................................................................................... Produksi buah rambutan periode tahun 2001-2007............................. Skema kegiatan penelitian .. .. Diagram alir penelitian .. Diagram alir pembuatan sari buah rambutan tanpa filtrasi ................................................................................................ Diagram alir pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi ................................................................................................... Skema proses mikrofiltrasi sari buah rambutan.................................... Sari buah rambutan tanpa filtrasi.......................................................... Perubahan fisik sari buah pada beberapa tahapan proses...................... Grafik persentase total asam pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan................................................................................ Grafik persentase vitamin C pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan............................................................................................... Grafik persentase kejernihan (%T) pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan .. ............... Grafik viskositas (cp) pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan................................................................................................ Grafik pengukuran pH pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan.................................................................................................. Grafik persentase tpt (total padatan terlarut) ( obrix) pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan.................................................. Grafik skor uji organoleptik aroma pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan................................................................................. Grafik skor uji organoleptik rasa pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan................................................................................. Grafik skor uji organoleptik warna pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan................................................................................. Grafik skor uji organoleptik penerimaan umum pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan.................................................. Grafik persentase total asam (%) pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran...................................................................................... Grafik persentase vitamin C pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.................................................................................................
6 7 28 30 31 33 34 41 43 46 48 51 54 56 59 62 64 65 66 68 69
DAFTAR GAMBAR Halaman 22. Grafik kadar bilangan formol pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.......................................................................... 23. Grafik persentase kejernihan (%T) pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.............................................................. 24. Grafik persentase pengukuran pH pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran .. .............. 25. Grafik persentase tpt (obrix) pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.......................................................................... 26. Grafik skor uji organoleptik aroma pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.............................................................. 27. Grafik skor uji organoleptik rasa pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.............................................................. 28. Grafik skor uji organoleptik warna pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.............................................................. 29. Grafik skor uji organoleptik penerimaan umum pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran..............................................
72 73 75 77 80 81 82 84
Penguji luar komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Endang Warsiki, MT.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rambutan merupakan tanaman buah-buahan tropika basah yang berasal dari Asia Tenggara.
Menurut seorang ahli botani Soviet, Nikolai Ivanovich
Vavilov, sentrum utama asal tanaman rambutan adalah daeran Indo-Malaya, yang meliputi Indo-Cina, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Di wilayah ini ditemukan sumber genetik (germ plasm) rambutan (Nephellium lappaceum) dan kepulasan (N. mutabile). Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman rambutan banyak dibudidayakan dibeberapa
negara tropis.
Di Indonesia daerah penanaman
rambutan tersebar di berbagai wilayah, terutama di Jawa, Kalimantan dan Sumatra (Rukmana, 2002). Produksi buah rambutan mengalami kenaikan hingga kurang lebih 2 kali lipat pada tahun 2003, kemudian tetap stabil pada kisaran 700.000-800.000 ton/tahun pada tahun berikutnya.
Produksi buah rambutan pada tahun 2007
mencapai 705.823 ton. Jumlah tersebut dalam sub sektor hortikultura menempati urutan ke-6 setelah pisang (5.454.226 ton), jeruk (2.625.885 ton), nenas (2.237.858 ton), mangga (1.818.619 ton), dan salak (805.879 ton) (BPS, 2008). Musim buah rambutan di Indonesia pada umumnya hanya sekali dalam setahun, yaitu antara bulan November sampai dengan Januari sehingga buah rambutan harus berkompetisi dengan buah-buahan lain yang umumnya dipanen pada bulan yang sama. Hampir dipastikan harga rambutan pada saat panen raya sangat murah, dan bahkan tidak laku dijual. Hal ini disebabkan karena rendahnya harga jual, yang tidak sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memanen buah rambutan. Buah rambutan merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable), pada penyimpanan suhu kamar, buah hanya dapat bertahan selama 3-4 hari, sehingga penanganan pascapanen yang tepat diperlukan untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan daya simpan. Selain itu penerapan teknologi pengolahan diharapkan dapat mengurangi kehilangan (loss) buah rambutan setelah panen, menjamin produk sampai ke konsumen, dan menyerap produksi rambutan yang
2
dihasilkan oleh petani. Untuk menanggulangi limpahan buah rambutan yang mudah rusak ini maka dapat dilakukan pengolahan hasil menjadi berbagai produk olahan. Hal ini memungkinkan pada saat bukan musimnya kita masih dapat menikmati cita rasa buah sesuai dengan cita rasa buah segarnya. Proses pengolahan diperlukan karena buah-buahan merupakan komoditi pertanian yang sangat mudah mengalami kerusakan sehingga umur simpannya sangat singkat. Buah-buahan bersifat musiman atau dengan kata lain tidak berbuah sepanjang masa. Hal ini menyebabkan pada masa musim panen produksi buah-buahan sangat melimpah, sedangkan pada masa yang lain buah sulit ditemukan. Kondisi tersebut menyebabkan rendahnya nilai ekonomi buah-buahan, bahkan tidak memiliki nilai ekonomi sama sekali, pada masa musim panen raya (Soedibjo et al., 1989). Salah satu pemanfaatan buah rambutan yang jumlahnya melimpah pada saat panen raya adalah dengan mengolahnya menjadi sari buah sebagai produk akhir. Pengolahan buah rambutan menjadi sari buah merupakan salah satu jenis pengolahan yang cukup potensial, dimana penelitian untuk pembuatan sari buah misalnya belum dilakukan, padahal potensi konsumsi sari buah sangat besar dan aplikasi teknologi sari buah untuk buah lain sudah sangat maju. Pertumbuhan pasar minuman sari buah setiap tahunnya mencapai 15 hingga 20%.
Data
Asosiasi Industri Minuman menunjukkan, hingga pertengahan 2008, sudah ada 20 perusahaan besar yang menggarap pasar sari buah. Menurut SNI (1995) sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah-buahan dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Proses pengolahan produk sari buah umumnya masih dilakukan secara sederhana. Sari buah yang dihasilkan masih bersifat keruh dan mengandung endapan, akibat tingginya kadar pektin buah. Berdasarkan tingkat kekeruhannya, maka dikenal dua jenis saei buah yaitu sari buah jernih (clarified juice) dan sari buah keruh (unclarified juice) (Astawan, 1991). Dimana sari buah rambutan termasuk golongan sari buah keruh karena mengandung kadar pektin yang tinggi. Kekeruhan pada minuman sari buah sebenarnya dikehendaki karena memberi karakteristik alami dan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Beberapa sari buah
3
umumnya dipasarkan dalam keadaan keruh alamiah karena mempunyai cita rasa buah segar yang relatif lebih kuat. Sebagai hasil olahan, mutu sari buah antara lain ditentukan oleh penampakan serta flavor (citarasa) yang spesifik dan tidak jauh berbeda dengan buah segarnya. Permasalahan pada pembuatan sari buah rambutan yang ditemui pada penelitian pendahuluan adalah adanya pengendapan pulp selama penyimpanan sehingga menimbulkan penampakan yang kurang disukai konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut didapatkan beberapa alternatif penyelesaian yang dilakukan didasarkan pada segmentasi pasar terhadap kedua produk yang akan dihasilkan, dimana produk yang berbeda membutuhkan proses pengolahan yang berbeda. Alternatif proses pengolahan yang pertama adalah dengan memanfaatkan bahan tambahan makanan yang berfungsi sebagai penstabil agar tidak terjadi pemisahan pulp yang dapat menimbulkan endapan selama penyimpanan. Penggunaan bahan tambahan dan pengawet untuk memperpanjang masa simpan sari buah ini pada dasarnya telah umum digunakan dalam pembuatan sari buah secara konvensional dengan sasaran industri kecil dan menengah dengan teknologi sederhana dan aplikatif serta sesuai dengan daya beli masyarakat yang masih rendah. Pada pembuatan sari buah tanpa filtrasi akan diamati pengaruh pengaturan pH, penambahan pengawet dan penambahan penstabil yaitu CMC (carboxilmeticellulosa) dan karagenan sebagai penstabil pada sari buah rambutan. Produk sari buah lain, sebagai alternatif proses pengolahan yang kedua diperoleh dengan memodifikasi proses pengolahan, yang dilakukan dengan menghilangkan pulp yang ada pada sari buah rambutan dengan teknik filtrasi membran sehingga nantinya akan diperoleh sari buah yang jernih. Pemanfaatan membran jenis mikrofiltrasi untuk industri makanan dan minuman khususnya sari buah-buahan akhir-akhir ini sudah mulai dikembangkan antara lain mikrofiltrasi untuk penjernihan sari buah ceri (Casani dan Jorgensen, 2000) dan sari buah jeruk orange (Venturini et al., 2003; Cisse et al., 2005). Aplikasi teknik mikrofiltrasi dalam industri sari buah umumnya bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan depektinasi.
4
Pada sari buah rambutan dengan filtrasi akan diamati pengaruh pH dan suhu penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan sari buah rambutan. Sari buah dengan filtrasi membran adalah salah satu produk alternatif yang bebas bahan kimia sebagai jawaban atas kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat. Penerapan proses dan teknologi tertentu pada pengolahan suatu produk akan menyebabkan perubahan biaya produksi, hal ini juga akan berpengaruh pada harga jual produk yang dihasilkan, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk melihat sasaran pasar dan potensi pengembangan kedua jenis sari buah yang dihasilkan. Kelayakan finansial dari agroindustri sari buah rambutan dilakukan untuk melihat apakah pendirian agroindustri sari buah rambutan untuk kedua jenis sari buah layak dengan menggunakan beberapa asumsi. Studi kelayakan finansial dilakukan pada kedua jenis sari buah dengan perlakuan terbaik berdasarkan kriteria sari buah pada umumnya selama penyimpanan. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai tambah (added value) berdasarkan metode Hayami dan Kawagoe (1993), tujuan perhitungan nilai tambah (added value) adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat pengolahan buah rambutan segar menjadi sari buah rambutan. Sehingga nantinya diharapkan keluaran dari penelitian ini adalah suatu teknologi siap pakai untuk deversivikasi produk olahan rambutan berupa sari buah. 1.2. Identifikasi Masalah Sari buah rambutan yang baru dipress mengandung hancuran sel, koloid, senyawa pektin, gum serta komponen lainnya yang lebih dikenal sebagai pulp. Selama penyimpanan pulp tersebut sari buah akan mengalami
pengendapan,
sehingga terjadi pemisahan antara pulp dan sari buah yang memberikan sifat yang tidak diinginkan pada sari buah. Modifikasi proses pengolahan dibutuhkan untuk perbaikan kualitas sari buah rambutan yang dihasilkan. 1.3. Tujuan Penelitian
5
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan teknologi pengolahan proses pengolahan sari buah rambutan kualitas terbaik, mengetahui kelayakan finansial industri sari buah rambutan tanpa filtrasi dan sari buah rambutan dengan filtrasi, serta mengetahui nilai tambah pengolahan rambutan menjadi sari buah rambutan. 1.4. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian Penelitian menggunakan Rambutan (Nephelium lappaceum) varietas Lebak Bulus. Penelitian terdiri dari 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi modifikasi proses pembuatan sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi. Pada saribuah tanpa filtrasi dilakukan penentuan jenis pengawet (natrium benzoat tunggal dan campuran natrium benzoat dengan kalium sorbat), penentuan teknik pasteurisasi (pasteurisasi sebelum pengemasan dan pasteurisasi yang dilakukan sebelum dan setelah pengemasan) dan penentuan konsentrasi dan jenis zat penstabil (penggunaan karagenan dan CMC). Pada sari buah dengan filtrasi dilakukan penentuan kondisi optimal tekanan membran mikrofiltrasi dan penentuan penggunaan proses pasteurisasi. Serta analisa awal yang meliputi rendemen, sifat fisik, kimia, mikrobiologi, dan uji organoleptik sari buah rambutan selama penyimpanan. Penelitian utama terdiri dari empat tahap yaitu pembuatan dua jenis sari buah yaitu sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi dengan perlakuan yang berbeda. Analisa sifat fisik, kimia, mikrobiologi, dan uji organoleptik dilakukan selama penyimpanan. Perhitungan nilai tambah serta perhitungan analisa kelayakan finansial dari pengolahan sari buah rambutan.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan buah-buahan tropis yang berasal dari Asia Tenggara. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman rambutan banyak dibudidayakan dibeberapa Negara yang beriklim tropis, antara lain Malaysia, Thailand, dan Filipina. Di Indonesia, daerah penanaman rambutan tersebar diberbagai wilayah terutama di Jawa, Kalimantan, dan Sumatra (Rukmana dan Yuyun, 2002). Gambar 1 menyajikan gambar buah rambutan.
Gambar 1. Buah Rambutan Klasifikasi Botani dari Buah Rambutan dalam Plantamor (2008) adalah : Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Subdivisio
: Spermatophyta
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub-kelas
: Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Sapindaceae
Genus
: Nephelium
Spesies
: Nephelium lappaceum L.
Nama umum : Indonesia adalah Rambutan, Filipina adalah Rambutan, dan Inggris adalah Rambutan.
7
Produksi buah rambutan tahun 2001 sebanyak 350.875 ton sedangkan pada tahun 2002 meningkat menjadi 476.941 ton.
Pada tahun 2003 sampai 2007
meningkat 2 kali lipat, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. 900 800 700 600 500 Produksi (ton) 815.438 801.077 400 709.857657.579 705.823 300 476.941 200 350.875 100 0 2001 2002
2003 2004 2004 2005
2006
2007
Tahun
Gambar 2. Produksi buah rambutan periode tahun 2001-2007 Jenis-jenis rambutan dari Sri Langka yaitu
jenis Malayan Special,
Malayan Red, Malayan Yellow (Agridept (Agridept, 2001). Jenis rambutan di Indonesia berdasarkan survey yang te telah lah dilakukan terdapat 22 jenis, baik yang berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi menurut Warintek (2001) diantaranya: 1. Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan berambut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik. 2. Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus,
rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.
3. Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata rata--rata rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar
8
dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan. 4. Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasil buah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok. 5. Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan rapat,rasa buah manis asam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok. Kandungan nutrisi pada daging buah rambutan sangat tergantung pada : varietas, kesuburan tanah, banyaknya sinar matahari yang diperoleh, curah hujan dan faktor lainnya. Berdasarkan Broto (1981) didalam Rukmana dan Yuyun (2002) tentang kandungan nutrisi buah rambutan per 100 gram daging buah seperti ditunjukkan pada Tabel 1 adalah air sebanyak 80,4 g, protein 1 g, lemak 0,3 g, karbohidrat berupa glukose 2,8 g, fruktose 3 g, sukrosa 9,9 g, serat makanan 2,8 g, asam malat 0,05 g, asam sitrat 0,31 g, yang dapat menghasilkan energi sebanyak 297 kal. Menurut Depkes RI (1981) kandungan nutrisi buah rambutan per 100 gram terdiri dari air sebanyak 80,5 g, protein 0,9 g, lemak 1 g, karbohidrat 18,1 g, vitamin C 58 mg, yang dapat menghasilkan energi sebanyak 69 kalori dan bahan yang dapat dimakan sebesar 40%. Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Rambutan per 100 gram Daging Buah Komponen Wisnu Broto (1981) Depkes RI (1981) Air (g) 80,40 80,50 Protein (g) 1,00 0,90 Lemak (g) 0,3 1,0 Abu (g) 0,3 Karbohidrat 18,10 - Glucose (g) 2,8 - Fructose (g) 3,0 - Sucrose (g) 9,9 - Pati (g) 0,0 Asam malat (g) 0,05 Asam sitrat (g) 0,31 Serat makanan (g) 2,8 -
9
Tabel 1 (lanjutan). Kandungan Nutrisi Buah Rambutan per 100 gram Daging Buah Komponen Wisnu Broto (1981) Depkes RI (1981) Energi 297,00 (kal) 69 kal Vitamin C (mg) 66,75 58.00 Niacin (mg) 0,5 Thiamin (mg) 0,01 Riboflavin (mg) 0,07 Mineral 16,00 - K(mg) 140,00 - Na(mg) 2,00 - Ca (mg) 13,00 - Mg (mg) 10,00 - Fe (mg) 0,80 0,50 - Zn (mg) 0,60 - P (mg) 16,00 16,00 Bahan yang dapat dimakan (%) 40 40,00 Sumber : Rukmana dan Yuyun (2002) Ket : (-) tidak dianalisa 2.2. Sari Buah Sari buah didefinisikan sebagai cairan hasil perasan atau tekanan alat mekanis. yang dikeluarkan dari bagian buah yang dapat dimakan. Cairan dapat keruh atau bening tergantung dari jenis buah yang digunakan. Metode yang digunakan untuk mengektraksi sari buah dari buah-buahan tropis sangat bervariasi tergantung dari struktur dan kompisisi buah (Polland dan Timberlake, 1971). Selanjutnya (Pujimulyani, 2009) menyatakan bahwa Sari buah adalah cairan yang diambil atau diperas dari bagian buah yang dapat dimakan (edible portion) dengan pengepresan atau cara mekanis yang lain sehingga sari buah mempunyai cita rasa yang sama dengan buah aslinya. Satuhu (2003), menjelaskan bahwa perdagangan internasional membedakan sari buah berdasarkan kandungan sari buah murninya. yaitu : 1. Fruit juice adalah minuman dengan 100% buah tanpa pengawet. Memerlukan tambahan air dalam ukuran tertentu untuk bisa dikonsumsi. Jenis sari buah ini biasanya diimpor oleh industri minuman untuk selanjutnya diolah menjadi sari buah (fruit juice drink).
10
2. Fruit juice nectar adalah minuman dengan kadar 25-30% ditambah air dan gula. Mengandung 50% sari buah untuk sari buah jeruk dan apel, 40% untuk sari buah apricot dan 25% untuk buah markisa dan jambu. 3. Fruit juice drink adalah jenis minuman yang memiliki kadar sari buah 10%12%, kadang-kadang minuman ini ditambah asam sitrat, asam sorbat, aroma dan zat pengawet. 4. Multi fruit dan multi vitamin beverage adalah jenis minuman yang dicampur berbagai jenis sari buah seperti sari buah jeruk, apel, nenas dan apricot. Sari buah dalam SNI (1995) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tabel 2 menyajikan syarat mutu minuman sari buah. Tabel 2. Syarat mutu minuman sari buah No. 1. 1.1 1.2 2.
Uraian Keadaan Aroma Rasa Bilangan formol
3. 3.1 3.2
Bahan tambahan makanan Pemanis buatan Pewarna tambahan
3.3
Pengawet
4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 5. 6. 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8
Cemaran logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg) Cemaran arsen (AS) Cemaran mikroba Angka lempeng total Bakteri koliform E. coli Salmonella S. aureus Vibrio.sp Kapang Khamir
Sumber : SNI 01-3719-1995
Satuan
Persyaratan ml N NaOH 100 ml
Sesuai dengan SNI 01-02221995 Sesuai dengan SNI 01-02221995 mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Koloni/gram APM/ml APM/ml Koloni/25 ml Koloni/ml Koloni/ml Koloni/ml Koloni/ml
Normal Normal Min. 15
Tidak boleh ada Sesuai dengan SNI 01-0222-1995 Sesuai dengan SNI 01-0222-1995 Maks 0,3 Maks 5,0 Maks 5,0 Maks 40/250,0* Maks 0,03 Maks 0,2 Maks 2 x 10 2 Maks 20 3 Negative 0 Negative Maks 50 Maks 59
11
Syarat mutu minuman sari buah berdasarkan SNI (1995) adalah aroma dan rasa yang normal, bilangan formol minimal 15 ml N NaOH/ 100 ml, bahan tambahan makanan berupa pemanis buatan yang tidak boleh ada, pewarna tambahan dan pengawet yang pengaturannya sesuai dengan SNI 01-0222-1995. Serta beberapa persyaratan tentang cemaran logam dan cemaran mikroba. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sari buah antara lain, buah yang digunakan haruslah segar, banyak tersedia dan mengandung kadar air yang tinggi (juicy), tidak hambar, serta tidak rusak dan tidak busuk (Ashurst, 1995). Untuk buah-buahan tertentu, dapat dilakukan modifikasi terhadap proses pengolahan tersebut, tergantung pada sifat buah dan sari buah yang diinginkan (Makfoeld, 1982). Tahap-tahap pengolahan sari buah secara umum adalah pemilihan dan penentuan kematangan buah, pencucian dan sortasi, ekstraksi, homogenisasi, penyaringan, deaerasi, pengawetan, dan pembotolan atau pengalengan (Makfoeld, 1982).
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen dan
menginaktifkan enzim.
Pasteurisasi bukan bertujuan untuk membunuh spora
bakteri, tapi untuk mencegah agar spora tersebut tidak berkembang. Pasteurisasi terdiri dari beberapa metode, seperti flash pasteurisation yang menggunakan plate heat exchanger, batch pasteurisation, dan in pack pasteurisation (hot filling) (Ashurst, 1995). Sari buah dalam kemasan selanjutnya disimpan dingin.
Penyimpanan
dingin (chilling storage) merupakan cara penyimpanan bahan atau produk pangan dibawah 15oC dan di atas titik beku bahan / produk.
Penyimpanan dingin
merupakan salah satu cara menghambat turunnya mutu sari buah, disamping penambahan zat-zat pengawet kimia dan konsentrasi gula yang tinggi. Pendinginan akan menurunkan laju pertumbuhan mikroba pada bahan produk yang disimpan. penghambatan
Penurunan ini disebabkan terjadinya denaturasi enzim dan sintesa
enzim
yang
dibutuhkan
mikroba.
Menurut
Pollard dan Timberlake (1974), bahwa suhu penyimpanan yang ideal bagi sari buah adalah 5,4-14,4oC. Suhu rendah diatas suhu pembekuan dan dibawah 15oC dapat mengurangi laju metabolisme. Menyimpan bahan pangan pada suhu sekitar -2oC sampai 10oC diharapkan dapat memperpanjang masa simpan bahan pangan.
12
Suhu rendah dapat memperlambat aktivitas metabolisme dan menghambat pertumbuhan mikroba. 2.2.1. Karakteristik Sari Buah Karakterisasi sari buah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter, hal tersebut dilakukan untuk menentukan kualitas sari buah yang dihasilkan. Beberapa parameter mutu sari buah yang umumnya menjadi ukuran mutu suatu jenis minuman sari buah yaitu viskositas (kekentalan), kekeruhan, total padatan terlarut dan pH. Viskositas (kekentalan) merupakan sifat suatu cairan yang menunjukkan adanya tahanan dalam atau gesekan pada cairan yang bergerak. Pada zat cair viskositas disebabkan oleh gaya kohesif antar molekulnya sedangkan pada gas viskositasnya
berasal
dari
tumbukan-tumbukan
antar
molekulnya
(Giancoli, 1998). Total padatan terlarut adalah total padatan yang terlarut dari seluruh komponen yang ada yaitu asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam, dan gula. Penentuan total padatan terlarut sari buah rambutan dilakukan dengan menggunakan hand refraktometer. Satu tetes sari buah rambutan tanpa filtrasi diteteskan ditengah kaca contoh pada hand refraktometer dan tunggu beberapa saat, nilai besar total padatan terlarut dengan satuan °Brix akan segera muncul secara otomatis. Kejernihan sangat dipengaruhi oleh kekeruhan dan warna air. Kekeruhan merupakan suatu ukuran berdasarkan sinar yang dihamburkan atau dibelokkan oleh adanya butir-butir partikel yang terdispersi dalam larutan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi dari ukuran koloid sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat turbulensinya (Saeni, 1989). Nilai pH merupakan singkatan dari pondus hydrogenii. pH didefinisikan sebagai negatif logaritma sepuluh konsentrasi ion hidrogen. dapat ditulis sebagai berikut : pH = -log [H+] Konsentrasi ion hidrogen yang aktif biasanya dinyatakan dengan pH dan sering digunakan untuk menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam makanan
13
dan produk yang dihasilkan (Saeni, 1989).
Setiap mikroba masing-masing
mempunyai nilai pH maksimum untuk pertumbuhannya, sebagai contoh bakteri yang dapat tumbuh baik pada pH mendekati netral, tetapi beberapa bakteri menyukai suasana asam dan yang lain dapat tumbuh dalam sedikit asam atau dalam suasana basa (Fardiaz, 1989). 2.2.2. Gula Sukrosa atau gula pasir terdapat dalam jumlah besar dalam banyak tumbuhan yaitu tebu (Saccharum officinarum) dan bit gula (Beta vulgaris). Sukrosa sangat mudah larut dalam rentang suhu yang lebar. Sifat ini menjadikan sukrosa bahan yang sangat baik untuk sirop dan makanan lain yang mengandung gula (deMan, 1997). Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit atau tebu. Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan yang mempunyai daya larut tinggi, mempunyai kemampuan menurunkan aktivitas air (Aw) dan mengikat air (Hidayat dan Ikariztiana, 2004). Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan, diantaranya pada sari buah pekat dan sirup buah-buahan. Kadar gula yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakuan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pengawet kimia merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting (Buckle et al., 1987). 2.2.3. Asam Sorbat dan Garamnya (Na, K dan Ca) Asam sorbat dan garamnya akan lebih efektif pada pH rendah dan pada kondisi yang tidak terdisosiasi. Apabila ditambahkan pada bahan pangan dengan pH rendah sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan khamir dan kapang (Cahyadi, 2006). Asam sorbat dan sorbat merupakan senyawa antifungus yang efektif dan dipakai dalam produk sari buah, minuman anggur, dan makanan lain. Senyawa
14
ini aktif terhadap pertumbuhan khamir dan jamur sampai pH 6,5. Sorbat di metabolisme sebagai asam lemak (deMan, 1997). Asam sorbat umumnya digunakan dalam bentuk garam kaliumnya, mempunyai aktivitas dengan spektrum yang lebar terhadap khamir dan kapang. tetapi tidak seefektif terhadap bakteri. Lactobacilli, Staphyloccocci clostridia (termasuk Clostridium botulinum) tidak dihambat oleh sorbat. Asam sorbat akan lebih
efektif
pada
pH
yang
lebih
tinggi
daripada
asam
benzoat
(Buckle et al., 1987). 2.2.4. Asam Benzoat dan Garamnya (Na dan K) Mekanisme kerja senyawa antimikroba berbeda-beda antara senyawa yang satu dengan yang lain, meskipun tujuan akhirnya sama yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba. Asam benzoat dan garamnya relatif kurang efektif sebagai bahan pengawet pada pH lebih besar, tetapi kinerjanya sebagai pengawet meningkat dengan turunnya pH sampai di bawah 5. Turunnya pH medium akan menaikkan proporsi asam yang tidak terdisosiasi karena asam yang tidak terdisosiasi penentu utama peranan pengawet. Asam benzoat sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan dengan pH rendah seperti sari buah dan minuman penyegar (Cahyadi, 2006). Asam benzoat dan garam-garamnya adalah suatu kelompok zat pengawet kimia yang sudah digunakan secara luas. Biasanya untuk pengawetan bahan yang bersifat asam karena lebih efektif pada pH 3. Benzoat efektif terhadap khamir dan jamur daripada bakteri pada kadar 0,1 % atau kurang dari jumlah yang diperkenankan (Desrosier, 1988). 2.2.5. Karagenan Karagenan dipasaran merupakan tepung yang berwarna kekuning-kuningan. mudah larut dalam air dan membentuk larutan kental atau gel.
Sifat-sifat
karagenan meliputi kelarutan, stabilitas pH, pembentukan gel dan viskositas (Suryaningrum 1988). Spesifikasi kemurnian karagenan yang dikeluarkan oleh FAO (food and agriculture organization), FCC (Federal Communications Commission) dan EEC (european economic community ) disajikan pada Tabel 3.
15
Tabel 3. Spesifikasi mutu karagenan Spesifikasi FAO Zat volatil (%) Maks 12 Sulfat (%) 15-40 Viskositas pada larutan 1,5% Min 5 cps Abu (%) 15-40 Abu tidak larut asam (%) Logam berat : - Pb (ppm) Maks 10 - As (ppm) Maks 3 - Cu + Zn (ppm) - Zn (ppm) Kehilangan karena pengeringan Sumber : A/S Kobenhvns Pektifabrik, 1978
FCC Maks 12 18-40 Min 5 cps Maks 35 Maks 1
EEC Maks 12 15-40 Min 5 cps 15-40 Maks 2
Maks 10 Maks 3 -
Maks 10 Maks 3 Maks 50 Maks 25 -
Spesifikasi mutu karagenan berdasarkan FAO, FCC dan EEC dalam A/S Kobenhavsn Pektifabrik (1978) adalah zat volatil maksimal 12 %, viskositas pada larutan 1,5% minimal 5 cps, logam berat berupa Pb maksimal 10 ppm, As maksimal 3 ppm, Cu + Zn maksimal 50 ppm, Zn maksimal 25 ppm, sulfat berada pada kisaran 15-40%, abu berada pada kisaran 15-40 %, dan abu tidak larut asam maksimal 2. Karagenan diperoleh dari ekstrak rumput laut merah Chondrus sp, Gigartina sp, dan Eucheuma sp, sampai 86 spesies telah dimanfaatkan. Setiap spesies memiliki susunan polimer karagenan yang beragam, dan hal itu juga tergantung umur rumput laut, musim, dan sebagainya. Karagenan terdapat pada tanaman. Umumnya dalam bentuk sejumlah polimer yang sangat mirip, atau fraksi-fraksi yang perbandingan jumlahnya tergantung pada asal spesies. Karagenan larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam pelarut lainnya, umumnya perlu pemanasan agar karagenan larut semuanya. Biasanya pemanasan dilakukan sampai suhu 50-80oC, tergantung adanya kation yang dapat mendorong pembentukan gel seperti ion-ion merupakan dasar dalam penggunaannya dibidang pangan. Sifat-sifat karagenan yang unik sebagai hidrokoloid adalah reaktivitasnya dengan beberapa jenis protein, khususnya dengan protein susu yang menyebabkan timbulnya sifat-sifat yang menjadi alasan banyak penggunaannya dalam pangan (Cahyadi, 2006). Karagenan merupakan salah satu koloid hidrofilik yang penting (mampu mengikat air). Faktor terpenting dalam pengamatan kelarutan karagenan adalah
16
sifat hidrofilik molekul yaitu kelompok ester-sulfat dan unit galaktopironosa. Sedangkan unit 3.6 anhidrogalaktosa bersifat hidrofobik.
Kappa karagenan
memiliki ester-sulfat dalam jumlah yang rendah, tetapi mengandung 3.6 anhidrogalaktosa yang bersifat hidrofobik seperti kalium. Keseimbangan antara ion-ion yang larut dengan yang tidak larut akan terganggu seperti terbentuknya gel (Stanley, 1987). Karagenan dapat membentuk gel yang secara irreversibel atau bolak balik. Kekuatan gel yang terbentuk tergantung pada suhu dan senyawa lainnya seperti kalium dan amonium kation. Karagenan merupakan pensuspensi yang sangat efektif.
Karagenan sering dipakai dengan campuran pati, kedua senyawa ini
membentuk kompleks yang mempunyai sifat yang berguna dalam bahan makanan (deMan, 1997). 2.2.6. Carboxil Metil Cellulosa (CMC) Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi. Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian ditambahkan Na-kloro asetat (Fennema, 1996). Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis (Inchem 2002). Menurut (Tranggono et al., 1991), CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap (Anonim, 2004). Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas (Fennema, 1996). Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan
17
karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Menurut Fardiaz et al., (1987), ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi. Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan. Mekanisme bahan pengental dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasi extended atau streched ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 D glukopiranosil yaitu dari rantai selulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hydrogen dengan 1,4 D glukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil. Na-CMC yang merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan pada produk dengan memerangkap air dengan membentuk jembatan hydrogen dengan molekul Na-CMC yang lain (Belitz dan Grosch, 1986). Belizt dan Grosch (1986) mengatakan penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain. Menurut Fennema (1996), semua zat pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid. 2.2.7. Asam sitrat Asam sitrat adalah asam organik berbentuk hablur, berwarna putih, berasa masam terdapat pada buah - buahan seperti limau dan nanas. Asam organik yang sering dipakai sebagai pengasam atau asidulan adalah asam sitrat, yang biasanya terdapat pada buah dan sayuran.
Sifat-sifat lain seperti kehigroskopikan,
kelarutan dan biaya nisbi, menentukan pemakaiannya dalam berbagai makanan (deMan, 1997). Asam sitrat diklasifikasikan sebagai GRAS (generally recognized as safe) oleh FDA untuk berbagai tujuan pengawetan. Pada beberapa produk asam sitrat digunakan sebagai asidulan pada berbagai macam produk minuman dan sari buah. Asam sitrat digunakan sebagai penegas rasa pada beberapa bahn pangan. Asam sitrat diproduksi secara komersil dengan proses fermentasi, dimana larutan molases diinkubasi dengan Aspergilli niger (Furia, 1972).
18
Jumlah asam sitrat yang ditambahkan pada sari buah tergantung dari jenis buahnya. Bila buah yang digunakan sangat asam, maka penambahan asam sitrat cukup 1-1,5 gram untuk setiap liter sari buah yang dihasilkan, sedangkan untuk buah yang manis seperti jambu biji mangga dan pepaya penambahan asam sitrat sekitar 2-2,5 gram setiap liter sari buah (Satuhu, 2003). Kelebihan asam sitrat merupakan suatu asidulan, yaitu senyawa kimia yang bersifat asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan untuk dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi rasa after taste yang tidak disukai (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004). 2.3. Membran Membran adalah interfase antara dua fase yang berdekatan yang bertindak sebagai selektif barrier antara dua kompartemen. Keuntungan utama dari teknologi membran dibandingkan dengan unit operasi lain dalam keteknikan kimia adalah prinsip pemisahannya yang unik, seperti selektivitas transport. Pemisahan dengan membran tidak memerlukan bahan tambahan, dapat dilakukan pada suhu rendah sehingga memerlukan energi yang lebih sedikit, serta perbesaran dan pengecilan skala serta integrasinya dengan proses pemisahan yang lain dapat dilakukan dengan mudah (Ulbricht, 2006). Membran dapat didefinisikan sebagai suatu lapisan tipis semipermiabel diantara dua fasa yang berbeda karakter. Fasa pertama adalah feed atau larutan pengumpan dan fasa kedua adalah permeate atau hasil pemisahan. Fungsi utama dari suatu membran sebagai penahan semipermiabel yang dapat melewatkan dan menahan komponen tertentu dalam suatu campuran (Djumali dan Darnoko, 1990). Beberapa keuntungan teknologi membran menurut (Liu, 2005), yaitu: 1. Sistemnya sederhana, modular, fleksibel dalam mode operasi, dan kompatibel dengan subsistem dari proses yang ada sekarang. 2. Produk pangan tidak dipanaskan sehingga kehilangan kualitas nutrisi makanan dan senyawa volatil dapat diabaikan. 3. Proses membran menggunakan energi yang efisien. 4. Biaya tenaga kerja dan operasi lebih sedikit serta mudah pemasangannya.
19
5. Membran dapat digunakan untuk meningkatkan nilai ekonomis proses pasca panen buah-buahan dan sayuran. Pada prakteknya, laju permeasi membran menurun dengan adanya fouling, yaitu terhalangnya permukaan dan pori-pori membran oleh partikel material. Laju fouling tergantung dari cairan yang difiltrasi, jenis membran, laju cross - flow dan tekanan yang diaplikasikan, dimana peningkatan laju cross-flow mengakibatkan penurunan laju fouling. Menurut Mulder (1995), metode yang paling praktis untuk mengurangi fouling adalah dengan membersihkan membran. Frekuensi pembersihan membran dapat diperkirakan dari optimisasi proses. Pemilihan metode pembersihan terutama tergantung pada konfigurasi modul, resistensi membran terhadap bahan kimia dan partikel penyebab fouling.
Ada empat
metode dalam pembersihan membran. yaitu 1. Pembersihan hidrolik Metode pembersihan hidrolik meliputi back-flushing (hanya cocok untuk membran mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi terbuka), perlakuan back
shock,
aplikasi kenaikan dan penurunan tekanan dan dengan pembalikan arah aliran dengan frekuensi tertentu. 2. Pembersihan mekanik Metode ini hanya dapat diterapkan pada sistem turbular menggunakan bola sponge. 3. Pembersihan kimiawi Metode pembersihan dengan cara kimiawi paling penting dalam mengurangi fouling. Konsentrasi bahan kimia dan waktu pembersihan juga sangat penting dalam hubungannya dengan resistensi bahan kimia dari membran.
Bahan
kimia yang dapat digunakan untuk membersihkan membran yaitu golongan asam kuat (HNO3), asam lemah (asam sitrat), basa (NaOH), detergen (alkali, non-ionik), enzim, senyawa kompleks (EDTA) dan desinfektan (H 2O2). 4. Pembersihan elektrik Metode ini dilakukan dengan memberikan medan listrik yang menyebabkan perpindahan partikel atau molekul dari membran. Metode ini dapat dilakukan tanpa mengganggu proses filtrasi. Tetapi metode ini membutuhkan desain
20
modul khusus dan membran yang dapat menghantarkan listrik (membran logam). 2.3.1. Aplikasi Membran Mikrofiltrasi Aplikasi utama dari membran filtrasi dalam industri sari buah adalah untuk klarifikasi dan konsentrasi. Menurut Cheryan (1998) aplikasi membran dalam pengolahan sari buah yaitu klarifikasi, contohnya pada penggunaan mikrofiltrasi (MF) dalam produksi sparkling clear beverages. Beberapa penelitian tentang pemurnian dan pengkonsentrasian sari buah dengan menggunakan membran telah dilakukan. Aplikasi membran proses yang digunakan antara lain mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, reverse osmosis dan evaporasi osmosis. Venturini et al., (2003) telah melakukan penelitian dengan mengaplikasikan teknik mikrofitrasi tangensial (TMF) pada sari buah jeruk. Penggunaan membran MF dengan ukuran 0,8 µm menghasilkan fluksi yang paling tinggi yaitu lebih dari 50 Liter/jam.m2, yang merupakan nilai minimum yang direferensikan untuk penggunaan teknik ini secara komersial. Tekanan yang digunakan sebesar 2,5 bar. Peningkatan suhu dari 20ºC menjadi 35ºC selama TMF pada sari buah jeruk menyebabkan penurunan kandungan vitamin C di dalam permeate dan retentate secara proporsional. Tetapi sebaiknya menggunakan membran TMF dengan ukuran 0,1 µm untuk jaminan kesterilan sari buah. Casani dan Jorgensen (2000) telah melakukan penelitian untuk klarifikasi sari buah cherry menggunakan membran MF berukuran pori 0,5 dan 0,8 µm dengan teknik cross flow. Hasil menunjukkan bahwa fluksi tertinggi dicapai setelah 10 jam yaitu sebesar 200
300 Lh-1m-2 pada suhu 2 ºC dengan tekanan 0,3
bar setelah itu terjadi penyumbatan pori. Kualitas konsentrat sari buah atau sari buah yang diklarifikasi umumnya tidak mengalami penurunan, kalaupun ada nilainya tidak signifikan. Hasil penelitian Cisse et al., (2005) menunjukkan bahwa komposisi kimia secara umum dari sari buah jeruk setelah mengalami proses mikrofiltrasi tidak mengalami perubahan. Penelitian tentang pemurnian sari buah dengan menggunakan membran telah dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu dan sampai sekarang masih
21
dikembangkan.
Tabel 4 menyajikan beberapa penelitian terdahulu tentang
aplikasi filtrasi membran pada sari buah. Tabel 4. Ringkasan hasil penelitian aplikasi membran pada sari buah No. Peneliti (tahun) Hasil penelitian 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Chamchong dan mikrofiltrasi sari buah jeruk tangerine menggunakan Noomhorm membrane polisulfon. kendalanya terdapat pada (1991) polarisasi konsentrasi dan fouling terjadi pada tekanan tinggi dan lajur alir rendah Chang et al., Ultrafiltrasi pada sari buah leci mampu merejeksi (2000) prekursor leukosianidin yang menyebabkan perubahan warna merah muda. Venturini et al., Mikrofiltrasi sari buah jeruk menggunakan membran dari (2003) keramik. menghasilkan sari buah yang tidak mengalami perubahan pada total padatan terlarut, pulp, ph, total asam dan terjadi kehilangan vitamin C sebanyak 28%. Cisse et al., Mikrofiltrasi sari buah jeruk Valencia menggunakan (2005) membran dari keramik, menghasilkan sari buah yang tidak mengalami perubahan vitamin C, total asam, konsentrasi gula, aroma. Total padatan terlarut di retentat lebih besar daripada dipermeat dan Padatan tersuspensi senyawa terpen dan karotenoid tertahan Agitsni (2008) Mikrofiltrasi sari buah jeruk menghasilkan sari buah jeruk dengan kandungan limonin berkurang sebesar 92,54% dan naringin berkurang 71,34%. Kondisi operasi terbaik dengan tingkat pengurangan limonin dan naringin tertinggi adalah pada tekanan transmembran 1,74 bar dan laju alir 0,08 m detik-1 dengan fluksi sebesar 63,16 m-2 jam -1 Posisi penelitian Mikrofiltrasi pada sari buah rambutan dengan menggunakan membran polietersulfon Pemurnian sari buah jeruk dengan Cross Flow Microfiltration (CFM)
memberikan hasil bahwa senyawa yang mengandung oksigen seperti alkohol, ester, aldehid dan terpenol terutama ditemukan di dalam permeate, sedangkan senyawa terpen dalam jumlah besar tertahan oleh membran. Lebih dari 60 % etanol, heksanal, dekanal, benzaldehida linalool, dan terpeniol dari sari jeruk segar ditemukan di dalam permeate, sedangkan lebih dari 75% limonen, terpinolen, dan valencen, ditemukan di retentat (Cisse et al., 2005).
22
2.4. Aspek Finansial dan Ekonomi dari Studi Kelayakan Analisis finansial dan evaluasi finansial dapat memastikan bahwa penentuan tujuan oleh pengambil keputusan dan kevalidan tinggi, yaitu mempunyai biaya paling rendah dalam waktu yang sama (Behrens dan Hawrane, 1991). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisa finansial yaitu diantaranya modal investasi, modal kerja dan penyusutan. Menurut Kadariah et al., (1999), analisis finansial suatu proyek melihat perbandingan pengeluaran uang dan perolehan keuntungan dari proyek tersebut. Bila analisis tersebut menunjukkan net benefit yang bernilai positif, maka rencana proyek dapat dilanjutkan. Bila sebaliknya yaitu bernilai negatif, maka rencana investasi tersebut sebaiknya dibatalkan. Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan ekonomis suatu proyek. Beberapa kriteria investasi yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu usaha adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefi-Cost Ratio (net B/C), Break Even Point (BEP), Pay Back Period (PBP) (Gittinger, 1986) Net Persent Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh kegiatan investasi. Jika NPV sama dengan nol atau lebih besar dari nol. maka suatu industri dinyatakan layak karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari pada nilai keuntungan atau hasil yang diperoleh. Sedangkan pada kondisi sebaliknya, maka suatu industri dinyatakan tidak layak karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada nilai keuntungan atau hasil yang di peroleh (Gittinger, 1986). NPV
....................................................(1)
Keterangan : Bt
= Benefit bruto pada tahun ke-t (Rp)
Ct
= Biaya bruto pada tahun ke-t (Rp)
N
= Tingkat suku bunga (%)
T
= Tingkat investasi (t = 1. 2. 3. ....... n)
IRR tingkat investasi adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang menunjukkan nilai sekarang netto (NPV)
sama
dengan jumlah keseluruhan
investasi proyek. Nilai IRR yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku
23
bunga
yang
berlaku
menunjukkan
proyek
layak
untuk
dilaksanakan
(Home, 1977). Secara matematis IRR dirumuskan sebagai berikut : IRR
=0
..(2)
Keterangan : n
= umur ekonomi
Bt
= penerimaan kotor tahun ke-t
Ct
= biaya kotor tahun ke-t
Net B/C merupakan perbandingan antara nilai total sekarang dan pendapatan bersih pada periode saat pendapatan bersih bernilai positif dengan nilai total sekarang pendapatan bersih pada periode saat pendapatan bersih negative. Jika nilai Net B/C lebih besar dari satu maka proyek atau industri dinyatakan
layak.
Rumus
perhitungan
B/C
adalah
sebagai
berikut
(Blank dan Tarquin, 2002) : Net
.(3)
Keterangan : n
= umur ekonomi
Bt
= penerimaan kotor tahun ke-t
Ct
= biaya kotor tahun ke-t
i
= tingkat suku bunga
PBP adalah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan sejumlah dana yang telah diinvestasikan (Thuesen dan Fabricky, 1993).
Satuan dalam
perhitungan PBP yang digunakan adalah dalam tahun atau bulan.
Semakin
pendek PBP semakin kecil resiko yang dihadapi oleh investor.
Rumus
perhitungan PBP (pay back periode) adalah sebagai berikut : PBP =
(4)
Perhitungan BEP merupakan cara yang paling sering digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan dan produksi dalam keadaan seimbang (tidak untung maupun rugi). penerimaan total.
Variabel yang sangat menentukan adalah biaya dan
Kondisi usaha dikatakan baik jika total penjualan tinggi
sehingga nilai titik impas atau BEP rendah. BEP dirumuskan sebagai berikut :
24
BEP = Analisis
.. sensitivitas
diperlukan
untuk
mengantisipasi
..(5) kemungkinan
kesalahan perkiraan nilai biaya atau manfaat serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan suatu harga saat proyek sedang dilaksanakan sehingga mengubah asumsi-asumsi yang ditetapkan di awal proyek. Pada umumnya analisis sensitivitas dilakukan pada kisaran 10-50% dari nilai yang berlaku saat ini (Gray et al., 1992). Pada bidang pertanian, proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama. Keempat masalah tersebut adalah adanya perubahan harga. keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya dan adanya kesalahan dalam perkiraan hasil (Gittinger, 1986). Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Menurut Gittinger (1986), pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV=0). NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan satu. Analisis dilakukan pada perubahan harga input dan output yang terdiri dari empat perubahan harga, yaitu : 1. Penurunan harga output 2. Kenaikan biaya total 3. Kenaikan biaya investasi 4. Kenaikan biaya operasional. 2.5. Analisa Nilai Tambah Sifat perishable (mudah rusak) dan bulky (kamba) yang dimiliki produk pertanian memberikan motivasi terhadap petani untuk melakukan penanganan yang tepat sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Di dalam sistem komoditas pertanian terjadi arus komoditas yang mengalir dari hulu ke hilir, yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Dalam perjalanan tersebut, komoditas pertanian mendapat perlakuan-perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan pemindahan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah (Sudiyono, 2002).
25
Nilai tambah merupakan salah satu kriteria dalam perancangan atau pengembangan suatu produk. Menurut Gittinger (1985), nilai tambah (added value) adalah jumlah nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan yang diselenggarakan di dalam masing-masing satuan produksi dalam perekonomian. Value added menurut Gumbira-Said dan Intan (2000), adalah nilai tang tercipta dari kegiatan mengubah input pertanian menjadi produk pertanian atau yang tercipta dari kegiatan mengolah hasil pertanian menjadi produk akhir. Menurut Hayati et al., (1987) dalam Sudiyono (2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan nilai input lain. Menurut Sudiyono (2002), besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain, nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut: Nilai Tambah = f { K. B. T. U. H. h. L } dimana, K
= Kapasitas produksi
B
= Bahan baku yang digunakan
T
= Tenaga kerja yang digunakan
U
= Upah tenaga kerja
H
= Harga output
h
= Harga bahan baku
L
= Nilai input lain ( nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk menambah nilai).
Kelebihan dari analisis nilai tambah oleh Hayati et al., (1987) dalam (Sudiyono, 2002). adalah: 1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah. 2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik faktor produksi.
26
3. Dapat diterapkan di luar subsistem pengolahan, misalnya kegiatan pemasaran Langkah-langkah yang dilakukan (Sudiyono, 2002) adalah: a. Membuat arus komoditas yang menunjukkan bentuk-bentuk komoditas, lokasi, lamanya penyimpanan dan berbagai perlakuan yang diberikan. b. Mengidentifikasi setiap transaksi yang terjadi menurut perhitungan parsial c. Memilih dasar perhitungan, yaitu satuan input bahan baku bukan satuan output. Perhitungan nilai tambah dalam penelitian ini menggunakan metode Hayami dan Kawagoe (1993) karena nilai tambah yang diperoleh dapat lebih mewakili besarnya nilai tambah yang diterima dari kegiatan pengolahan. Tabel 5 menyajikan model perhitungan nilai tambah dari Hayami dan Kawagoe (1993). Tabel 5. Model perhitungan nilai tambah dari hayami dan kawagoe (1993) No. Variabel I. Output, input dan harga 1. Output (kg/th) 2. Bahan baku (kg/th) 3. Tenaga kerja (HOK/th) 4. Faktor konversi (1:2) 5. Koefisien tenaga kerja (HOK/kg) 6. Harga output (Rp/kg) 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) II. Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai output (Rp/kg) 11.a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) 12.a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) b. Bagian tenaga kerja (%) 13.a. Keuntungan (Rp/kg) b. Tingkat keuntungan (%) III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin keuntungan (Rp/kg) a. Pendapatan tenaga kerja (%) b. Sumbangan input lain (%) c. Keuntungan perusahaan (%)
Perhitungan a b c d=a/b e=c/b f g h i j=dxf k=j-I- h i (%) = k / j x 100% m=exg n (%) = m / k x 100% o=k-m p (%) = o / j x 100% q=j-h r (%) = m / q x 100% s (%) = i / q x 100% t (%)=o/qx100%
Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah menurut Hayami dalam (Sudiyono, 2002) untuk subsistem pengolahan adalah sebagai berikut: a. Faktor konversi, merupakan jumlah output yang dihasilkan satu satuan input
27
b. Koefisien tenaga kerja langsung, menunjukkan jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input c. Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input Pengukuran nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dan Kawagoe (1993) dilakukan dengan menghitung nilai tambah produk yang diakibatkan oleh pengolahan dan tidak memasukkan penggunaan tenaga kerja dan faktor produksi lain.
Jika faktor tenaga kerja dimasukkan maka nilai yang
didapatkan adalah keuntungan perusahaan dan bukan nilai tambah dari suatu proses.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Modifikasi proses pengolahan untuk perbaikan kualitas sari buah rambutan dilakukan
melalui
teknik
konvensional
menggunakan membran mikrofiltrasi.
dan
teknologi
filtrasi
dengan
Selanjutnya dari hasil terbaik masing-
masing modifikasi proses pengolahan yang diperoleh, dilakukan analisis kelayakan finansial dan analisis nilai tambah untuk melihat kesiapan proses pengolahan sari buah rambutan ini diaplikasikan dimasyarakat.
Gambar 3
menyajikan skema kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini.
Gambar 3. Skema kegiatan penelitian 3.2. Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rambutan varietas lebak bulus yang berasal dari Subang.
Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk
menganalisa sari buah rambutan yaitu aquades, indikator pati, larutan iod, asam sitrat, asam benzoat, asam sorbat, karagenan, indikator phenolphtalein, NaOH, aluminium foil, formaldehyde solution 35 %.
29
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat untuk ekstraksi rambutan yaitu pulper (paten Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian no. S00200400044), membran mikrofiltrasi (GDP Filter) dengan modul berbentuk holow fiber berbahan baku polietersulfon (PE), modul membran berukuran pori 0,1 m dengan luas area membran 1 m2 dan panjang 0,3981 m. Jumlah fiber membran sebanyak 1600 buah berdiameter 0,5 mm. Alat yang digunakan untuk pengujian produk antara lain pH meter, hand refraktometer, spektrofotometer UV, neraca. Alat-alat gelas seperti gelas ukur, gelas piala, tabung reaksi, pengaduk, labu takar dan lain-lain. 3.3. Metode Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan juli 2009 di Laboratorium analisis dan Bangsal pengolahan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen di Cimanggu. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan masing-masing sari buah yaitu sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi. Penelitian pendahuluan pada sari buah tanpa proses filtrasi adalah penentuan jenis pasteurisasi, penentuan jenis pengawet dan penentuan konsentrasi dan jenis penstabil yang digunakan, sedangkan untuk sari buah dengan proses filtrasi membran yaitu dengan penentuan kondisi optimal proses mikrofiltrasi yang digunakan dan penentuan penggunaan proses pasteurisasi pada sari buah dengan filtrasi. Penelitian utama yang terbagi atas beberapa tahapan, yaitu pembuatan dua jenis sari buah rambutan yaitu Sari buah tanpa filtrasi dan Sari buah dengan filtrasi dengan perlakuan yang berbeda. Analisis sifat fisik, kimia, dan mikrobiologis sari buah rambutan tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi. analisis karakteristik kimia yaitu vitamin C, total asam, bilangan formol; karakteristik fisik yaitu viskositas, kekeruhan, TSS, pH; analisis mikrobiologis dengan menggunakan teknik TPC (total plate count) dan Uji organoleptik sari buah rambutan dengan filtrasi dan sari buah tanpa filtrasi dengan uji kesukaan (uji hedonik) yang meliputi aroma, rasa, warna dan penerimaan umum. Analisa
30
dilakukan pada penyimpanan hari ke 1, ke-7, ke-14, ke-30, ke-60, ke-90. Gambar 4 menyajikan diagram alir penelitian.
Gambar 4. Diagram Alir penelitian 3.3.1. Penelitian Pendahuluan 3.3.1.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi Proses persiapan bahan baku pembuatan sari buah rambutan dilakukan sebelum dilakukan penelitian pendahuluan. Proses pembuatan sari buah rambutan dimulai dengan melakukan sortasi terhadap buah rambutan. Sortasi bertujuan
31
untuk
memisahkan
buah-buahan
yang
busuk
mikroorganisme terhadap sari buah dapat dikurangi.
sehingga
kontaminasi
Selanjutnya dilakukan
pengupasan pada kulit buah rambutan, kemudian dilakukan proses ekstraksi dengan cara memasukkan daging buah rambutan ke dalam mesin pulper. Proses pengepresan ini langsung menghasilkan daging dan sari buah rambutan yang tertampung diwadah. Sedangkan biji rambutan langsung terpisah kemudian dibuang. Selanjutnya untuk pembuatan sari buah rambutan langsung di saring dengan menggunakan saringan 65 mesh untuk kemudian diberi perlakuan dan dipasteurisasi. Diagram alir pembuatan sari buah rambutan tanpa proses filtrasi dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Sari Buah Rambutan tanpa Filtrasi
32
Jenis pengawet Jenis pengawet yang digunakan adalah natrium benzoat tunggal (0,6 g/1) dan campuran natrium benzoat (0,4 g/l) + kalium sorbat (0,2 g/l) pada pembuatan sari buah rambutan. Tujuan digunakannya dua jenis pengawet ini adalah untuk melihat pengaruh keduanya terhadap karakteristik sari buah yang dihasilkan, masa simpan sari buah rambutan dan penerimaan panelis. Teknik pasteurisasi Teknik pasteurisasi terdiri dari dua teknik yaitu single pasteurisasi pada suhu 70oC selama 10 menit, setelah sari buah di masukkan ke dalam cup dan ditutup dengan cup sealer. Teknik kedua adalah double pasteurisasi yaitu sari buah dalam cup yang telah dipasteurisasi kembali direndam dengan air mendidih selama 10 menit. Penentuannya dilakukan berdasarkan masa simpan dari masingmasing perlakuan. Penggunaan zat penstabil Zat penstabil yang digunakan adalah CMC, karagenan dan gum arab dengan konsentrasi berbeda. Pertama-tama penggunaan CMC dan karagenan untuk mendapatkan perlakuan dengan campuran formula yang terbaik, selanjutnya perlakuan terbaik ditambahkan lagi gum arab dan dibandingkan karakteristik sari buahnya. Adapun yang menjadi parameter penilaian adalah endapan dari sari buah rambutan yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan. 3.3.1.2. Sari Buah Dengan Filtrasi Proses pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi didahului dengan beberapa pretreatment yaitu proses penyaringan berseri dan proses sentrifugasi. Penyaringan berseri terdiri dari 4 tahapan dengan menggunakan saringan dengan ukuran yang berbeda yaitu dengan ukuran 65 mesh, 100 mesh, 150 mesh dan 200 mesh. Penyaringan berseri bertujuan untuk memisahkan sisa-sisa serat dan partikel-partikel berukuran besar yang terikut di dalam sari buah yang akan mengganggu proses filtrasi membran. Setelah melalui penyaringan 200 mesh
33
diketahui bahwa sari buah rambutan sebagai umpan mikrofiltrasi
masih
menyebabkan kinerja membran terganggu hingga menyebabkan fouling pada membran sehingga backwash harus dilakukan berkali-kali. Untuk itu diperlukan sentrifuse untuk mengendapkan pulp sehingga proses mikrofiltrasi dapat dilaksanakan dengan baik. Gambar 6 menyajikan proses pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi.
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Sari Buah Rambutan dengan Filtrasi
34
Proses sentrifugasi sari buah dengan filtrasi dilakukan dengan memasukkan sari buah kedalam botol sentrifus, kemudian dilakukan sentrifus pada kecepatan 1400 rpm selama 30 menit. Pulp sari buah rambutan akan mengendap dibagian bawah dan sari buah yang jernih berada pada bagian atas. Selanjutnya sari buah akan difiltrasi dengan menggunakan membran mikrofiltrasi. Tahapan terakhir pada pembuatan sari buah adalah pasteurisasi, meskipun membran mikrofiltrasi dinyatakan dapat menyaring mikroorganisme tetapi penyimpanan tanpa proses pasteurisasi memperlihatkan aktivitas mikroorganisme pada penyimpanan hari pertama, hal ini disebabkan karena terjadinya kontaminasi ulang selama umpan melewati rangkaian mikrofiltrasi. Seperti produk pangan pada umumnya, sari buah rambutan merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga menyebabkan bahan menjadi cepat rusak. Karena itu diperlukan proses pasteurisasi yang dilakukan pada suhu 70oC selama 10 menit sebelum akhirnya dikemas dengan menggunakan sealer cup. Penentuan kondisi tunak Tahapan penentuan kondisi tunak mikrofiltrasi sari buah rambutan yang meliputi waktu dan tekanan transmembran operasi. Model operasi mikrofiltrasi yang digunakan adalah sistem resirkulasi yaitu aliran permeat dan retentat dikembalikan lagi ke tangki umpan. Gambar 7 menyajikan model operasi mikrofiltrasi yang digunakan.
Gambar 7. Skema Proses Mikrofiltrasi Sari Buah Rambutan
35
Keterangan : PD PG-1 V TU TB-2
: pompa : pressure gauge filtrasi : valve : Tangki Umpan : Tangki backwash 2
PG PG-2 TP TB-1 M
: pressure gauge : pressure gauge backwash : Tangki produk : Tangki backwash 1 : mikrofiltrasi
Penentuan kondisi tunak proses mikrofiltrasi dilakukan dengan cara mengoperasikan membran pada tekanan berbeda. Waktu tunak operasi adalah waktu ketika nilai fluksi dan rejeksi sari buah rambutan yang konstan mulai tercapai. Resirkulasi dilakukan dengan cara menutup katup V-6, dan V-7, sedangkan V-1, V-3 dan V-4 dibuka. Selanjutnya katup V-2 diatur untuk mengatur tekanan. Umpan yang ada didalam tangki umpan (TU) disedot oleh pompa (PD) menuju membran dengan melewati pressure gauge filtrasi (PG-1) dan keluar dari dua tangki yaitu tangki retentat (TB-1) dan permeat (TP). Retentat mengalir melalui katup V-2 dan V-4 dan kembali ke umpan. Volume umpan yang digunakan adalah sebanyak 1 liter. Penentuan kondisi optimal tekanan yang digunakan pada membran mikrofiltrasi dilakukan dengan menggunakan 2 jenis tekanan masuk 2 bar dan 3 bar. Untuk menjaga agar daya tahan dan kinerja membran tetap baik, sebelum dan setelah selesai operasi dilakukan pencucian membran. Metode pencucian yang digunakan adalah metode backwash. Proses backwash dilakukan dengan menutup katup V-1, V-3 dan V-4 serta membuka katup V-5, V-6 dan V-7. Yang digunakan pada pencucian adalah larutan NaOH (0,05 %) dan dilanjutkan dengan aquadest sebanyak 10 liter. Proses pasteurisasi Penentuan penggunaan proses pasteurisasi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa membran mikrofiltrasi mampu menyaring mikroorganisme sehingga dapat menggantikan proses pengolahan panas yaitu pasteurisasi yang umumnya dilakukan pada pengolahan sari buah secara konvensional. Sari buah rambutan setelah melalui proses filtrasi langsung dikemas dan disimpan pada suhu yang berbeda yaitu suhu ruang 10oC±2oC dan penyimpanan suhu 5oC±2oC.
36
3.3.2. Penelitian Utama Penelitian utama meliputi pembuatan dua buah produk yaitu sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi.
Selanjutnya dilakukan perhitungan
kelayakan dari segi ekonomi dari dua buah produk yang dihasilkan dan perhitungan nilai tambah (added value) dari buah rambutan segar menjadi sari buah rambutan. Rancangan percobaan dan Analisis Data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.2.1. Rancangan Percobaan 3.3.2.1.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan tiga kali pengulangan dengan menggunakan SPSS versi 13,0.
Faktor-faktor perlakuan yang digunakan dalam penelitian
pembuatan sari buah rambutan ini adalah: 1. Pengkondisian pH (A1 ) = tanpa pengkondisian pH (A2 ) = dengan pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/L) 2. Penambahan pengawet (B1 ) = tanpa penambahan pengawet (B2 ) = dengan penambahan pengawet : asam benzoat 0,25 g/1kg + asam sorbat 0,25 g/kg 3. Penambahan zat penstabil (C1 ) = tanpa zat penstabil (C2 ) = dengan penambahan zat penstabil : karagenan 1,25 g/1kg + CMC 1,25 g/1kg Model rancangan :
Keterangan : µ
= nilai rata-rata sebenarnya
i
= 1,2 (A1, A2)
j
= 1,2 (B1, B2)
37
k
= 1,2 (C1, C2)
z
= ulangan (1, 2, 3)
Ai
= pengaruh faktor A pada taraf ke-i
Bj
= pengaruh faktor B pada taraf ke-j
Ck
= pengaruh faktor C pada taraf ke-k
ABij
= pengaruh interaksi faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j
ACik
= pengaruh interaksi faktor A pada taraf ke-i dan faktor C pada taraf ke-k
BCjk
= pengaruh interaksi faktor B pada taraf ke-j dan faktor C pada taraf ke-k
ABCijk = pengaruh interaksi faktor A pada taraf ke-i, faktor B pada taraf ke-j,dan faktor C pada taraf ke-k dengan ulangan ke-z ijkz
= galat perlakuan
3.3.2.1.2. Sari Buah Dengan Filtrasi Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan tiga kali pengulangan. Faktor-faktor perlakuan yang digunakan dalam penelitian pembuatan sari buah rambutan ini adalah: 1. Pengkondisian pH (A1 ) = dengan pengkondisian pH (A2 ) = tanpa pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/L) 2. Suhu penyimpanan (B1 ) = suhu 5oC±2oC (B2 ) = suhu 27oC±2oC Model rancangan :
Yijk
i
j
ij
ijk
Dimana : i
= tanpa pengkondisian pH dan pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/L)
j
= suhu penyimpanan 27oC 2oC dan suhu penyimpanan 5oC±2o
Yijk
= Nilai pengamatan pada faktor suhu (A) taraf ke-i faktor pH (B) taraf ke-j = rataan umum
i
= pengaruh faktor utama pH
j
= pengaruh faktor utama suhu penyimpanan
38
(
)ij = Komponen interaksi dari faktor A dan faktor B ij
= galat perlakuan.
3.3.2.2. Analisa Finansial Analisa finansial agroindustri sari buah rambutan tanpa membran dan sari buah rambutan dengan membran dilakukan pada skala minimum ekonomis dan dilakukan juga analisa sensitifitas. Pada aspek finansial dilakukan evaluasi terhadap kriteria kelayakan
investasi pada tingkat suku bunga 18 % /tahun.
Kriteria investasi yang digunakan antara lain Break Even Point (BEP), Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (net B/C rasio), dan analisa sensitivitas.
Formulasi yang
digunakan untuk menghitung NPV, BEP, PBP, IRR dan B/C rasio seperti pada persamaan 1 sampai 5. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui kondisi proyek jika terjadi perubahan tingkat suku bunga dan perubahan harga bahan baku (kg rambutan segar). 3.3.2.3. Analisa Nilai Tambah Perhitungan nilai tambah dilakukan dilakukan pada sari buah dengan perlakuan terbaik, dari kedua jenis sari buah yaitu sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi membran. Perhitungan ini menggunakan metode Hayami dan Kawagoe (1993) seperti yang terlihat pada Tabel 5. Pengukuran nilai tambah dengan metode diatas dilakukan dengan menghitung nilai tambah produk yang diakibatkan oleh adanya pengolahan. Selain nilai tambah yang besarnya dihitung dalam rupiah/kg bahan baku, juga dianalisa rasio nilai tambah (%), imbalan tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), dan tingkat keuntungan (%).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN 4.1.1. SARI BUAH TANPA FILTRASI Analisis terhadap komponen kimia buah rambutan varietas lebak bulus menunjukkan bahwa kandungan Vitamin C sebesar 48,13 mg/100 g, lebih rendah dari nilai yang dilaporkan pada literatur, yaitu kandungan Vitamin C didalam rambutan segar 66,75 mg / 100 ml rambutan (Broto, 1981) dan 58 mg per 100 ml rambutan (Depkes RI, 1981), total asam sebesar 0,044%, dan pH pada kisaran 4,5 serta rasio TPT (total padatan terlarut) sebesar 19,8%. Tabel 6 menyajikan karakteristik kandungan kimia buah rambutan jenis lebak bulus. Tabel 6. Karakteristik kandungan kimia buah rambutan jenis lebak bulus Komponen Keterangan Vitamin C 48,13 mg/100 g Total Asam 0,044 % TPT (total padatan terlarut) 19,8 Briks Ph 4,5% Pada proses pembuatan sari buah rambutan dihasilkan sari buah sebanyak 18,71 %. Sisanya adalah kulit sebesar 55,41 %, biji sebesar 9,15 %, ampas buah rambutan sebesar 11,01 %. Kehilangan bagian buah juga terjadi selama proses ini yaitu 5,71 %.
Kehilangan buah yang terbanyak terjadi pada saat proses
pengepresan, bagian buah yang merupakan sisa hasil ekstraksi yang tidak dapat dimasukkan kedalam hasil percobaan terdapat pada sikat dan saringan pulper yang hanya bisa dibersihkan dengan air. Tabel 7 menyajikan neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan Tabel 7. Neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan tanpa filtrasi Bagian Buah Rambutan utuh Rambutan tanpa kulit Kulit Biji Ampas Sari buah Loss
% 100 45,49 55,41 9,15 11,01 18,71 5,71
40
Jenis pengawet Kondisi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran natrium benzoat (0,4 g/l) + kalium sorbat (0,2 g/l). Penggunaan pengawet pada pembuatan sari buah tanpa filtrasi bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dari sari buah rambutan yang dihasilkan. Pemakaian campuran kedua jenis pengawet ini digunakan karena kedua jenis pengawet tersebut memiliki efek sinergi satu sama lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Beuchat (1981), bahwa efek sinergi antara kalium sorbat dan natrium benzoat menunjukkan pengaruh yang nyata pada pH < 5,5 dalam menghambat pertumbuhan khamir, dan hal ini dapat menjadi acuan dalam menekan kemungkinan hilangnya nutrisi selama pengolahan. Jumlah pengawet yang digunakan pada pembuatan sari buah tanpa filtrasi adalah natrium benzoat sebanyak 0,25 g/l dan kalium sorbat sebanyak 0,25 g/l, jumlah ini lebih rendah dari jumlah pemakaian pada penelitian pendahuluan yaitu natrium benzoat (0,4 g/l) dan kalium sorbat (0,2 g/l), hal ini dilakukan untuk memenuhi jumlah standar maksimum pemakaian pengawet pada bahan pangan yang paling mendekati karakteristik sari buah berdasarkan daftar bahan pengawet organik yang diizinkan pemakaiannya dan dosis maksimum yang diperkenankan oleh Dirjen POM dalam Cahyadi (2006) yaitu natrium benzoat untuk jenis pangan minuman ringan adalah 0,6 g/kg, sedangkan untuk kalium sorbat untuk jenis pangan pekatan sari nenas adalah 1 g/kg, tunggal atau campuran dengan kalium sorbat atau dengan natrium benzoat dan garamnya dengan senyawa sulfit tetapi senyawa sulfit tidak lebih dari 500 mg Teknik pasteurisasi Kondisi terbaik diperoleh pada penggunaan single pasteurisasi dengan suhu 70oC selama 10 menit. Pasteurisasi merupakan salah teknik pengawetan yang bertujuan untuk menginaktifkan enzim, mematikan mikroorganisme yang sensitif terhadap panas, tetapi hanya sedikit menyebabkan perubahan atau penurunan mutu gizi dan organoleptik. dipengaruhi
oleh
Proses pengawetan dengan teknik pasteurisasi
karakteristik
hubungannya dengan nilai pH.
sari
buah
yang
dipasteurisasi
terutama
41
Penggunaan zat penstabil Kondisi terbaik diperoleh dari penggunaan zat penstabil karagenan 1,25 g/l + CMC 1,25 g/ l (lampiran 2.1), Jumlah ini memenuhi standar maksimum pemakaian pengawet pada bahan pangan yang paling mendekati karakteristik sari buah berdasarkan SNI 01.0222.1995. Bahan-bahan penstabil dan pembentuk gel yang larut dalam air disebut dengan gom, pentingnya gom dalam bahan pangan adalah berdasarkan sifat larut air yang mempengaruhi struktur pangan dan sifatsifat yang berkaitan dengan ciri tersebut.
Zat penstabil digunakan untuk
mencegah terjadinya pemisahan antara pulp dan sari buah rambutan. Menurut Pujimulyani (2009), upaya untuk mempertahankan sistem dispersi tersebut dengan menambahkan zat penstabil yang bertujuan untuk mengurangi / menghilangkan kecendrungan penggabungan partikel dan pengendapan. Zat penstabil yang digunakan adalah karagenan 1,25 g/l + CMC 1,25 g/l, Menurut Hernandes et al., (2001), pencampuran dua macam zat penstabil dapat menciptakan sistem dispersi dengan viskositas yang lebih baik dari pada penggunaan satu macam zat penstabil. Viskositas yang diperoleh dari campuran dua sistem dengan laju geser yang berbeda, sangat tergantung pada masingmasing zat penstabil yang digunakan. Gambar 8 menyajikan gambar sari buah rambutan tanpa filtrasi.
Gambar 8. Sari buah rambutan tanpa filtrasi Pengkondisian pH dilakukan sebagai salah satu teknik pengawetan, menurut Cahyadi (2006), bahwa pengatur keasaman (asidulan) merupakan senyawa kimia yang bersifat asam dan merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan dengan berbagai tujuan. Asidulan dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang
42
tidak disukai. Adapun asidulan yang digunakan adalah asam sitrat, bahwa asam sitrat banyak digunakan untuk produk sari buah (Furia, 1972). 4.1.2. SARI BUAH DENGAN FILTRASI Pada pembuatan sari buah rambutan dengan menggunakan membran mikrofiltrasi pada proses filtrasinya menghasilkan sari buah rambutan dengan rendemen sebesar 14,49% lebih rendah dibanding rendemen sari buah rambutan tanpa filtrasi yaitu sebesar 18,71% (Tabel 7). Tabel 8 menyajikan Neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan Tabel 8. Neraca massa proses pembuatan sari buah rambutan dengan filtrasi Bagian Buah Rambutan utuh Rambutan tanpa kulit Kulit Biji Ampas Sari buah Loss
% 100 45,49 55,41 9,15 11,01 14,49 9,93
Sari buah dengan filtrasi membran yang dihasilkan adalah sari buah dengan kenampakan fisik yang jernih, hal ini disebabkan karena semua padatan terlarut dan tersuspensi telah tersaring, baik dari proses sentrifuse dan proses filtrasi. penelitian Chang et al., (2000) menunjukkan bahwa tingkat perubahan warna pada sari buah lychee, yang dianggap memiliki kualitas kurang baik berdasarkan penerimaan konsumen akibat padatan terlarut dapat dihilangkan dengan filtrasi dan sentrifugasi. Perubahan fisik yang terjadi pada sari buah rambutan setelah melewati beberapa proses menunjukkan perubahan seperti pada Gambar 9. Menurut Nelson dan Tressler (1980) yang melakukan penelitian dengan menggunakan buah apel bahwa sari buah apel termasuk dalam jenis sari buah yang sedikit lebih jernih dibandingkan dengan sari buah yang tidak diklarifikasi, tetapi dianggap lebih buram dari pada sari buah yang telah disaring, yang dapat dibuat dengan tekanan,
penyaringan
maupun dengan menggunakan mesin pemutar dengan
putaran (sentrifuse). Menurut Pujimulyani (2009), sentrifugasi pulp buah-buahan dilakukan untuk memisahkan cairan dari jaringan buah. Masalah yang timbul
43
pada buah berry adalah sifat pulp yang mengandung pektin yang tinggi sehingga cairan buah sulit dipisahkan. Gambar 9 menyajikan perubahan fisik sari buah pada beberapa tahapan proses.
Sari buah rambutan
Setelah sentrifuse
Setelah mikrofiltrasi
Gambar 9. perubahan fisik sari buah pada beberapa tahapan proses Total padatan terlarut mengalami perubahan selama proses pengolahan, demikian pula dengan pH. Perubahan TPT (total padatan terlarut) dan pH sari buah rambutan selama proses penyaringan berganda sampai 200 mesh, proses sentrifuse dan penyaringan dengan filtrasi membran disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Perubahan TPT (total padatan terlarut) dan pH pada sari buah rambutan Proses
Rambutan segar Sari buah sebelum penyaringan ganda Sari buah setelah 65 mesh Sari buah setelah 100 mesh Sari buah setelah 150 mesh Sari buah setelah 200 mesh Sari buah setelah sentrifuse Sari buah setelah membran
TPT (total padatan terlarut) (oBriks ) 19,8 19,4 19 19 18,8 18,4 17 16
pH
4,5 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2
Penentuan kondisi tunak Penentuan kondisi optimal tekanan yang digunakan pada membran mikrofiltrasi dilakukan dengan menggunakan 2 jenis tekanan masuk 2 bar dan 3 bar, dimana kemudian diketahui bahwa tekanan masuk 2 bar menghasilkan
44
kondisi filtrasi yang lebih optimum. Sedangkan dengan tekanan masuk 3 bar, membran mikrofiltrasi mengalami fouling sehingga menghambat proses filtrasi. Proses pasteurisasi Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa sari buah yang tidak didahului dengan pasteurisasi mengalami penggelembungan akibat aktivitas mikroorganisme pada hari ke-3. Hal ini disebabkan karena sari buah dari proses filtrasi mengalami kontaminasi ulang setelah melalui mikrofiltrasi. Sari buah dari proses filtrasi membran langsung dimasukkan ke dalam cup dan ditutup dengan cup sealer. Penyimpanan dilakukan dengan menggunakan dua suhu penyimpanan berbeda yaitu suhu 5oC dan 10oC, kerusakan sari buah ditandai dengan menggelembungnya
sari
buah
selama
penyimpanan
akibat
aktivitas
mikroorganisme.
4.2. PENELITIAN UTAMA 4.2.1. KARAKTERISASI SARI BUAH TANPA FILTRASI 4.2.1.1. Karakteristik kimia Sari buah tanpa filtrasi yang dihasilkan pada penelitian ini digolongkan dalam jenis fruit juice nectar, sesuai dengan pengertiannya dalam Satuhu (2003) yaitu minuman dengan kadar sari buah 25-30% ditambah dengan air dan gula. Kriteria lain yang mendukung penggolongan ini adalah kadar bilangan formol yang terdapat pada sari buah tanpa filtrasi yang hanya berkisar antara 9-10 ml NaOH / 100 ml sari buah rambutan. Sedangkan persyaratan bilangan formol adalah minimal 15 ml NaOH / 100 ml yang pengujiannya diatur dalam SNI (1995) tentang minuman sari buah. Penentuan total asam (Rangana, 1977) dilakukan dengan titrasi asam basa dengan indikator phenolptalein, total asam ini terhitung sebagai asam sitrat. Asam-asam organik yang terdapat pada buah terutama asam sitrat dan asam lain seperti asam malat, asam sitrat asam oksalat dan asam tartarat.
45
Penentuan vitamin C ini dikerjakan dengan titrasi iodometri. Indikator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum. Menurut (Sudarmadji et al., 1989) bahwa penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodine, hal ini berdasarkan sifat vitamin C yang dapat bereaksi dengan iodin. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodine yaitu tiap ml 0,01 N iodine ekuivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Total asam Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa selama penyimpanan interaksi antara perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan zat penstabil tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap total asam sari buah rambutan tanpa filtrasi. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% dari faktor tunggal perlakuan zat penstabil ditemukan pada penyimpanan hari ke-7, hari ke-14, hari ke-30, hari ke60 dan hari ke-90 demikian pula pada penyimpanan hari ke-14 untuk faktor tunggal perlakuan pengkondisian pH. Pengaruh yang nyata pada taraf 5 % diperoleh dari interaksi perlakuan pengawet dan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-1. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji tukey menunjukkan bahwa perlakuan penambahan pengawet dan penambahan zat penstabil berbeda dengan perlakuan lain (Lampiran 3.1.1-3.1.6). Hasil analisis keragaman untuk melihat kadar total asam selama penyimpanan menunjukkan bahwa selama penyimpanan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap kadar total asam sari buah rambutan tanpa filtrasi. (Lampiran 3.1.7). Nilai total asam bervariasi pada dari 0,01% sampai 0,03%. Kadar asam tertinggi pada penyimpanan hari ke-1 adalah pada kombinasi perlakuan pengkondisian
pH
+
penambahan
pengawet
dan
kombinasi
perlakuan
pengkondisian pH + penambahan pengawet + penambahan zat penstabil yaitu 0,02%.
Secara keseluruhan diketahui bahwa perlakuan pengkondisian pH
menyebabkan nilai total asam juga akan meningkat pada setiap perlakuan, seperti yang disajikan pada Gambar 10.
46 0.03 0.03 0.02 Total asam 0.02 (%) 0.01 0.01 0.00
ke-1
A1B1C1 A2B1C1
Gambar 10.
ke-7
ke-14 ke-30 ke-60 Penyimpanan (hari) A1B1C2 A1B2C1 A2B1C2 A2B2C1
hari ke-90
A1B2C2 A2B2C2
Grafik Persentase Total Asam pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan
Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Gambar 10 menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat pada perlakuan dengan pengkondisian pH mengakibatkan meningkatnya kadar total asam pada sari buah yang dihasilkan. Adanya kecendrungan peningkatan total asam selama penyimpanan pada beberapa perlakuan diduga disebabkan karena adanya aktivitas mikroorganisme khususnya bakteri asam pembentuk spora. Menurut Winarno dan Jenie (1974) yang menyatakan bahwa Bacillus subtilis, Bacillus coagulans, dan Lactobacillus.spp merupakan bakteri pembentuk spora penyebab kebusukan pada makanan dan Lactobacillus.spp juga sering terdapat pada sari buah, bakteri ini dapat mengkonversi gula seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa menjadi asam laktat dan asam asetat
47
Vitamin C Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa selama penyimpanan interaksi antara perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan zat penstabil tidak memberikan pengaruh yang nyata pada terhadap kadar vitamin C pada sari buah rambutan yang dihasilkan. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% ditemukan pada penyimpanan hari ke-14 untuk faktor tunggal perlakuan penambahan zat pengawet (Lampiran 3.2.1-3.2.6). Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat kadar vitamin C selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap kadar vitamin C yang sangat nyata pada taraf 1%. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya pada penyimpanan hari ke-1, ke-7, dan ke-60 kadar vitamin C berbeda sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke 90. Sedangkan pengaruh penyimpanan pada hari ke-14 dan ke-30 menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap kadar vitamin C (lampiran 3.2.7). Kadar Vitamin C pada sari buah rambutan tanpa filtrasi bervariasi antara 30,7 mg/100 g
17,2 mg/100 g. Kadar Vitamin C yang tertinggi diperoleh dari
perlakuan pengkondisian pH pada penyimpanan hari ke-1, ke-14 dan ke-90 yaitu sebanyak 23,4 mg/100 g, 26,3 mg/100 g dan 26,3 mg/100g. sedangkan untuk penyimpanan hari ke-7 kadar vitamin C yang tertinggi diperoleh dari perlakuan kontrol yaitu sebanyak 30,7 g/100 mg. Pada penyimpanan hari ke-30 kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan zat penstabil. Selanjutnya pada penyimpanan hari ke-60 kadar Vitamin C tertinggi diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH + penambahan pengawet + penambahan zat penstabil yaitu 29,3 mg/100 g, seperti yang disajikan pada Gambar 11.
48 31.0 29.0 27.0 25.0 Vitamin C (%) 23.0 21.0 19.0 17.0 15.0
ke-1 A1B1C1 A2B1C1
ke-7
ke-14 ke-30 Penyimpanan (hari) A1B1C2 A2B1C2
A1B2C1 A2B2C1
ke-60
ke-90 A1B2C2 A2B2C2
Gambar 11. Grafik Persentase Vitamin C pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 =Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Nilai vitamin C menunjukkan kestabilan selama penyimpanan, hal ini terkait dengan kondisi sari buah rambutan tanpa filtrasi yang dihasilkan, yaitu memiliki kisaran pH antara 4,5-3,3. Vitamin C akan cenderung lebih stabil pada kondisi asam, menurut Winarno (1992), bahwa vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam. Kondisi penyimpanan juga berpengaruh dalam kestabilan vitamin C, berdasarkan hasil penelitian Cakmakci dan Turgut (2005), bahwa kehilangan vitamin C tertinggi pada susu pasteurisasi diperoleh pada penyimpanan dengan
49
menggunakan cahaya normal dan cahaya lampu neon, sedangkan vitamin C yang terdapat pada susu dengan penyimpanan gelap cenderung lebih stabil. Kondisi penyimpanan sari buah rambutan tanpa filtrasi sedapat mungkin meminimalis kontak dengan udara dan cahaya dengan menggunakan kemasan sekunder berupa kardus untuk melindungi kemasan primer dari sari buah rambutan yang menggunakan gelas bening dari bahan polypropylene (PP) dan dikemas dengan system laminasi menggunakan plastik polyethylene (PE). 4.2.1.2. Karakteristik fisik Karakteristik fisik dilakukan dengan beberapa analisa yaitu kejernihan (%T), viskositas (cP), pH, dan total padatan terlarut / TPT (oBriks). Kejernihan (%T) merupakan salah satu karakteristik sari buah yang dipengaruhi oleh kekeruhan dan warna, serta dianalisa dengan menggunakan spektrofotometri. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum lambert beer, bila cahaya monokromatik (Io ) melalui suatu media (larutan) ,maka sebagian cahaya tersebut diserao (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (Io). Transmitans (%T) adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It ) melewati sampel (Io ).
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum
adalah absorpsi molar atau koefisien molar yang nilainya
dipengaruhi oleh sifat-sifat khas dari materi yang diradiasi. Pada penelitian ini kejernihan diukur dengan cara nefelometri yaitu pengukuran berdasarkan sinar yang dihamburkan atau dibelokkan oleh adanya butir-butir partikel yang terdispersi dalam larutan (Johannes, 1973). Viskositas merupakan sifat fisika yang pengukurannya dapat dilakukan dalam pengujian bahan pangan, nilai pangan dikatakan viskos jika nilai viskositasnya tinggi dan sebaliknya dikatakan encer jika nilai viskositasnya rendah. Menurut deMan (1997) untuk cairan Newton, sudah cukup mengukur nisbah tekanan geser kemudian berdasarkan hasil ini viskositas dapat dihitung. Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan viskometer. Total padatan terlarut adalah total padatan yang terlarut dari seluruh komponen yang ada yaitu asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam, dan gula. Penentuan total padatan terlarut sari buah rambutan dilakukan dengan
50
menggunakan hand refraktometer. Satu tetes sari buah rambutan tanpa filtrasi diteteskan ditengah kaca contoh pada hand refraktometer dan tunggu beberapa saat, nilai besar total padatan terlarut dengan satuan °Brix akan segera muncul secara otomatis. Nilai pH adalah salah satu indikator yang penting dalam prinsip pengawetan bahan pangan. Untuk menentukan berapa derajat keasaman suatu larutan atau bahan digunakan adalah pH meter. Kejernihan Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan zat penstabil berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap kejernihan sari buah rambutan pada penyimpanan hari ke-1 dan ke-7. Pada penyimpanan selanjutnya menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pada penyimpanan hari ke-14 dan hari ke-60 terdapat pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk interaksi antara faktor perlakuan pengawet dan zat penstabil. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% dari faktor perlakuan pengkondisian pH dan pengawet juga ditemukan pada penyimpanan hari ke-30 dan ke-60. Pada penyimpanan hari ke-1 uji lanjut tukey menunjukkan bahwa ada beberapa perlakuan yang berbeda, demikian pula dengan penyimpanan hari ke-2. Uji lanjut terhadap interaksi faktor
perlakuan pengawet dan zat penstabil
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan pengawet dan penambahan penstabil tidak berbeda dengan perlakuan penambahan pengawet tetapi berbeda dengan perlakuan kontrol dan perlakuan penambahan penambahan penstabil. Hasil uji lanjut tukey pada penyimpanan hari ke-30 menunjukkan interaksi faktor pengkondisian pH dan pengawet pada masing masing perlakuan tidak berbeda satu sama lain. Selanjutnya pada penyimpanan hari ke-60 interaksi perlakuan penstabil dan pengawet menunjukkan perbedaan viskositas pada beberapa perlakuan seperti yang disajikan pada Lampiran 3.3.1-3.3.6 Hasil analisis keragaman untuk melihat kejernihan sari buah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan menunjukkan bahwa selama penyimpanan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap kejernihan sari buah rambutan tanpa filtrasi. (Lampiran 3.3.7), hasil pengukuran kejernihan disajikan pada Gambar 12.
51 A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
4.00 3.50 3.00
kejernihan 2.50 (%T) 2.00 1.50 1.00 Penyimpanan
ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
A1B1C1
2,45 BC
1,64 AB
A1B1C2
2,786 DE
2,45 BC
2,21ns
2,72ns
3,23ns
2,37ns
A1B2C1
2,893 DE
1,97 C
2,50ns
1,97ns
2,51ns
2,63ns
A1B2C2
2,66 CD
1,17 A
2,26ns
2,02ns
3,00ns
2,38ns
A2B1C1
2,00 BC
2,00 AB
1,92ns
1,73ns
2,17ns
1,97ns
A2B1C2
2,16 A
2,16 ABC
2,26ns
2,41ns
1,86ns
2,23ns
A2B2C1
2,20 AB
2,20 BC
2,26ns
2,54ns
2,21ns
2,81ns
A2B2C2
3,00E
3,00C
3,08ns
3,76ns
3,10ns
3,27ns
Gambar 12. Grafik Persentase Kejernihan Pada Sari Buah Rambutan Dengan Berbagai Perlakuan Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kaliu m sorbat 0,25 g/l) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Kejernihan (%T) sari buah rambutan bervariasi dari 1,17 %T sampai 3,76 %T. Tingkat kejernihan yang terendah atau kekeruhan yang tertinggi untuk sari buah rambutan tanpa filtrasi diperoleh pada perlakuan penambahan zat
52
penstabil khususnya pada penyimpanan hari ke1, ke-14, ke-30 dan ke-90 yaitu 2%T, 1,92%T, 1,73%T, dan 1,97%T. Pada penyimpanan hari ke-7 kejernihan yang terendah diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH + penambahan zat penstabil yaitu 1,17%T. Pada penyimpanan hari ke-90 kejernihan terendah diperoleh dari perlakuan penambahan pengkondisian pH dan penambahan zat penstabil yaitu 1,86%T. Cahaya yang mengenai mikroorganisme di dalam sampel suspensi akan dihamburkan, sedangkan cahaya yang lolos (diteruskan) setelah melewati sampel akan tercatat sebagai persen transmitans, sehingga semakin sedikit jumlah di dalam suspensi, makin besar intensitas cahaya yang lolos, dan makin tinggi pula persen transmitans yang tercatat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejernihan adalah kekeruhan. Menurut Amerine et al., (1965), kekeruhan adalah hamburan kesamping yang disebabkan oleh partikel-partikel yang terdispersi di dalam minuman buah yang disebabkan oleh efek tyndall. Pada penelitian ini tingkat kejernihan (%T) yang terendah atau kekeruhan yang tertinggi adalah karakteristik mutu yang paling diinginkan sesuai dengan asumsi warna yang melekat pada buah rambutan yang kemudian diolah jadi sari buah rambutan. Menurut johannes (1973), penampakan keruh pada sari buah keruh dipengaruhi oleh kestabilan suspensinya. Upaya untuk mempertahankan sistem dispersi tersebut dengan menambah zat penstabil yang bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan
kecendrungan
penggabungan
partikel
dan
pengendapan. Zat penstabil yang dapat ditambahkan yaitu hidrokoloid misalnya CMC. Pengukuran kejernihan untuk sari buah rambutan tanpa filtrasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan penstabil yang digunakan. Menurut Mudjisihono et al., (1999), bahwa maksud pengukuran tingkat kejernihan ini adalah untuk mengetahui kemampuan zat penstabil dalam menahan padatan yang ada pada sari buah salak. Makin rendah kejernihannya berarti jumlah padatan yang tertahan makin banyak atau kemampuan penahannya makin besar. Penambahan karagenan 1,25 g/l + carboksimetilselulosa (CMC) 1,25 g/l pada sari buah rambutan tanpa filtrasi menunjukkan stabilitas suspensi yang diinginkan. Menurut Pujimulyani (2009), bahwa penambahan koloid bersifat
53
melindungi koloid yang dapat melapisi seluruh partikel padatan sehingga mencegah terjadinya penggabungan partikel-partikel yang terdispersi, sehingga suspensi stabil. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pada sari buah keruh perlu dilakukan pencegahan proses penjernihan secara spontan. Viscositas Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan zat penstabil berpengaruh tidak nyata terhadap viskositas sari buah rambutan selama penyimpanan. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk interaksi antara faktor pengkondisian pH dan penstabil ditemukan pada penyimpanan hari ke-1 dan ke-7 sedangkan untuk interaksi faktor pengawet dan penstabil berpengaruh nyata pada taraf 5%. Uji lanjut tukey menunjukkan bahwa pada penyimpanan hari ke-1 dan ke-7 perlakuan kontrol dan perlakuan penambahan penstabil tidak menunjukkan perbedaan, tetapi berbeda dengan perlakuan pengkondisian pH + penambahan penstabil dan perlakuan penambahan pH (Lampiran 3.4.1-3.4.6). Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat viskositas saribuah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap nilai pH yang sangat nyata pada taraf 1%. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya pada penyimpanan hari ke-1 viskositas sari buah rambutan berbeda sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke7, ke-14, ke-30, ke-60 dan ke-90, disajikan pada Lampiran 3.4.7. Viskositas sari buah
rambutan yang dihasilkan bervariasi antara 68 cp
sampai 8 cp. Tingkat viskositas yang tertinggi adalah kualitas yang diinginkan untuk sari buah rambutan tanpa filtrasi yang diperoleh pada sari buah dengan perlakuan penambahan zat penstabil + penambahan pengawet pada penyimpanan hari ke-1, ke-7, dan ke-60 yaitu masing-masing sebesar 68 cp, 32 cp dan 21,33 cp. Viskositas yang tertinggi juga diperoleh sari buah rambutan dengan perlakuan pengkondisian pH + penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-14 dan hari ke-60 yaitu 34,66 cp dan 21,33 cp demikian pula sari buah dengan perlakuan pengkondisian pH + penambahan pengawet + penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke 30 yaitu dengan viskositas sebesar 24 cp. Selanjutnya
54
viskositas yang tertinggi juga diperoleh dari perlakuan dengan perlakuan penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-30, ke-60 dan ke-90 yaitu 24 cp, 21,33 cp dan 22,67 cp seperti yang disajikan pada Gambar 13. 75.00 65.00 55.00 45.00 Viscositas 35.00 (cp) 25.00 15.00 5.00
ke-1
ke-7 A1B1C1 A2B1C1
ke-14 ke-30 Penyimpanan (hari) A1B1C2 A2B1C2
A1B2C1 A2B2C1
ke-60
ke-90 A1B2C2 A2B2C2
Gambar 13. Grafik Viskositas (cp) pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Penurunan viskositas terjadi pada sari buah rambutan seiring dengan lama penyimpanan seperti yang disajikan pada Gambar 13, selama 90 hari penyimpanan.
Faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas`sari buah selama
penyimpanan, khususnya untuk viskositas sari buah rambutan sangat tergantung pada sifat zat penstabil yang digunakan. Menurut Furia (1972), bahwa karagenan dan gel cukup stabil pada kisaran pH yang luas pada penyimpanan suhu kamar atau yang lebih rendah, tetapi mudah rusak dibawah kondisi pH yang rendah dan suhu tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa viskositas larutan yang menggunakan
55
carboxilmetilcellulosa (CMC) akan berkurang dibawah pH 5, dan dibawah pH 2-3 kelarutan dari carboxilmetilcellulosa (CMC) dapat dipercepat. pH Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan penstabil memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk analisa pada penyimpanan hari ke-1 dan ke-7 tetapi tidak untuk penyimpanan hari selanjutnya. Pada penyimpanan hari ke-14 pengaruhnya hanya ditemukan pada masing-masing faktor perlakuan. Pada penyimpanan hari ke-30 ditemukan pengaruh yang
nyata pada taraf 5% dari faktor perlakuan
penstabil demikian pula pada penyimpanan hari ke-60 hanya ditemukan pengaruh yang nyata pada faktor pengkondisian pH dan penstabil secara terpisah. Hasil uji lanjut tukey menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berbeda dari beberapa perlakuan pada penyimpanan hari ke-1, sedangkan pada penyimpanan hari ke-7, terutama untuk perlakuan dengan pengkondisian pH memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan tanpa pengkondisian pH seperti yang disajikan pada Lampiran 3.5.1-3.5.6 Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat nilai pH selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap nilai pH yang sangat nyata pada taraf 1%. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya pada penyimpanan hari ke-1 kadar pH berbeda sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-60. Demikian pula dengan penyimpanan hari ke-7 berbeda sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-60, dan selengkapnya disajikan pada lampiran 3.5.7. Nilai pH sari buah rambutan tanpa filtrasi berkisar antara 4,5 sampai 3,3. pH sari buah yang terendah diperoleh pada perlakuan pengkondisian pH pada penyimpanan hari ke-1, ke-7, ke-14, ke-30 dan ke-90 yaitu 3,3., 3,5., 3,5., 3,5 dan 3,5. Pada penyimpanan hari ke-7 dan hari ke-60 nilai pH untuk perlakuan penambahan pengawet + pengkondisian pH menunjukkan nilai yeng terendah yaitu 3,5 dan 4,1., demikian pula pada perlakuan pengkondisian pH + penambahan zat penstabil dan perlakuan pengkondisian pH + penambahan
56
pengawet + penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-7 dengan pH 3,5 seperti yang disajikan pada Gambar 14. A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
5.0
4.5 Nilai pH 4.0
3.5
3.0
2.5 Penyimpanan (hari) ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
A1B1C1
4,5E
4,4
A1B1C2
3,3A
3,5B
3,5ns
3,5ns
4,0ns
3,5ns
A1B2C1
4,2C
4,2A
4,2ns
4,1ns
4,6ns
4,2ns
A1B2C2
3,4DA
3,5B
3,7ns
3,6ns
4,1ns
3,7ns
A2B1C1
4,3CD
4,2A
4,4ns
3,9ns
4,7ns
4,0ns
A2B1C2
3,4A
3,5B
3,8ns
3,7ns
4,2ns
4,0ns
A2B2C1
4,4D
4,4A
4,5ns
4,5ns
4,7ns
4,6ns
A2B2C2
3,5B
3,5B
3,9ns
3,9ns
4,3ns
3,8ns
Gambar 14. Grafik Pengukuran pH pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
57
Perlakuan pengaturan pH, penambahan pengawet dan penambahan penstabil secara umum berbeda tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai pH sari buah rambutan tanpa filtrasi pada beberapa hari penyimpanan. Berdasarkan Gambar 14 maka dapat diketahui bahwa pengukuran nilai pH pada sari buah rambutan selama 3 bulan penyimpanan cenderung memperlihatkan kestabilan. Menurut Mudjisihono (1999) bahwa kondisi pH yang relatif stabil selama penyimpanan dapat dimengerti karena pengaruh fluktuasi pH sudah dieliminasi sejak awal.
Penambahan Na-Benzoat sebagai pengawet dapat
menghambat aktivitas mikrobia. Molekul-molekul asam benzoate memiliki sifat yang mematikan terutama terhadap khamir dan jamur.
Asam sitrat biasanya
ditambahkan pada beberapa produk buah-buahan dan buah-buahan untuk mengatur pH sampai dibawah 4,5 dengan tujuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Total padatan terlarut (TPT) Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa interaksi ketiga perlakuan yaitu pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), pengawet dan penstabil memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5% terhadap total padatan terlarut sari buah rambutan tanpa filtrasi, tetapi hanya pada penyimpanan hari ke-30. Sedangkan pada hari penyimpanan lainnya menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pada penyimpanan hari ke-14, hari ke-30 dan hari ke-90 interaksi faktor pengawet dan penstabil berpengaruh nyata pada taraf 5, demikian pula interaksi dari faktor perlakuan pengkondisian pH dan penstabil ditemukan pada penyimpanan hari ke60 dan 90. Selanjutnya pada penyimpanan hari ke-14 juga ditemukan interaksi pengaruh perlakuan pengkondisian pH dan pengawet (Lampiran 3.6.1-3.6.6). Hasil uji lanjut tukey menunjukkan bahwa pada penyimpanan hari ke-14 interaksi faktor pH dan pengawet tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan sedangkan interaksi perlakuan pengawet dan pestabil menunjukkan perbedaan. Pada penyimpanan hari ke-30 interaksi pH, pengawet dan penstabil menunjukkan perbedaan antara perlakuan yang satu dengan yang lainnya. Interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penstabil menunjukkan perbedaan perlakuan. Demikian pula dengan interaksi perlakuan pengawet dan penstabil pada penyimpanan hari
58
ke-60 dan hari ke-90, perbedaan total padatan terlarut pada masing-masing perlakuan terutama disebabkan pada perlakuan ada tidaknya penambahan zat penstabil. Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat nilai TPT selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap nilai TPT yang sangat nyata pada taraf 1%. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya pada penyimpanan hari ke-1 dan penyimpanan hari ke-7 yang tidak menunjukkan beda yang signifikan terhadap nilai TPT. Sedangkan pada penyimpanan hari lainnya menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada taraf 1% (lampiran 3.6.7). Nilai total padatan terlarut (oBrix) bervariasi antara 16,7 oBrix sampai 18oBrix.
Total padatan terlarut yang tertinggi terdapat pada perlakuan
penambahan pengawet dan penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke1, ke-14, ke-30, ke-60 dan ke-90 yaitu 18,0 oBrix, 17,5oBrix, 18oBrix, 17oBrix dan 17,3oBrix. Sedangkan untuk perlakuan pengkondisian pH nilai total padatan terlarut yang tertinggi terdapat pada penyimpanan hari ke-60 dan ke-90 yaitu 17 o
Brix dan 17,3 oBrix. Perlakuan penambahan pengawet menunjukkan kadar total
padatan terlarut yang tertinggi pada penyimpanan hari ke-7 yaitu 17,9 oBrix. Perlakuan pengkondisian pH + penambahan zat penstabil memiliki nilai total padata terlarut pada penyimpanan hari ke-60. Selanjutnya perlakuan penambahan pengawet + penambahan zat penstabil dan perlakuan pengkondisian pH + penambahan pengawet + penambahan zat penstabil menunjukkan nilai total padatan terlarut tertinggi pada penyimpanan hari ke-7 dan ke-60. Berdasarkan Gambar 15 dapat disimpulkan bahwa selama penyimpanan terjadi penurunan kandungan Total padatan terlarut (oBrix). Penurunan total padatan terlarut sari buah rambutan selama penyimpanan diduga disebabkan oleh adanya penguraian sukrosa oleh enzim invertase menjadi gula sederhana. Menurut Pantastico (1975), bahwa enzim invertase dapat mengubah sukrosa menjadi gulagula sederhana seperti glukosa, fruktosa dan monosakarida lainnya. Menurut Mudjisihono (1999), bahwa penurunan total padatan terlarut disebabkan karena turunnya kandungan gula dalam sari buah selama penyimpanan.
Penurunan
kandungan gula tersebut karena gula terurai menjadi alcohol dan CO2 dengan
59
semakin lamanya penyimpanan komponen gula yang terurai semakin banyak. Gambar 15 menyajikan grafik persentase TPT (total padatan terlarut) (oBrix) pada sari buah rambutan dengan berbagai perlakuan. A1B1C1 18.5 18.3 18.1 17.9 Total Padatan17.7 17.5 Terlarut 17.3 17.1 16.9 16.7 16.5 Penyimpanan (hari)
ke-1
ke-7
A1B1C2
ke-14
A1B2C1
ke-30
A1B2C2
ke-60
ke-90
A1B1C1
17,9ns
17,8ns
A1B1C2
17,7ns
17,8ns
17,3ns
17,9C
17,0ns
17,3ns
A1B2C1
17,9ns
17,9ns
17,1ns
17,5AB
16,7ns
16,9ns
A1B2C2
18,0ns
17,8ns
17,5ns
18,0C
17,0ns
17,3ns
A2B1C1
17,8ns
17,8ns
17,0ns
17,3A
16,7ns
16,9ns
A2B1C2
17,9ns
17,8ns
17,4ns
17,6B
17,0ns
17,2ns
A2B2C1
17,7ns
17,9ns
17,2ns
17,4A
17,ns
17,0 ns
A2B2C2
17,9ns
17,9ns
17,3ns
17,4A
17,0ns
17.0ns
Gambar 15. Grafik Persentase TPT (total padatan terlarut) (OBrix) pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Interaksi pengaturan pH, penambahan pengawet dan penambahan penstabil secara umum tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada total padatan terlarut sari buah rambutan tanpa filtrasi. Hal ini menunjukkan bahwa selama penyimpanan sari buah rambutan tanpa filtrasi tidak mengalami perubahan.
60
4.2.1.3. Karakteristik Mikrobiologis Uji mikrobiologi pada sari buah rambutan telah dilakukan pada setiap perlakuan, pengujian ini dilakukan selama penyimpanan. Berikut ini merupakan data total mikroorganisme yang ditemukan pada sari buah rambutan. Tabel 10. Analisis TPC Sari Buah Rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan Penyimpanan (hari) Perlakuan ke-1 ke-7 ke-14 ke-30 ke-60 ke-90 A1B1C1 0 18,4 cfu/ml A1B1C2 0 0 0 0 6 cfu/ml TBUD A1B2C1 0 0 0 0 0 36,54 cfu/ml A1B2C2 0 0 0 0 0 10,63 cfu/ml A2B1C1 0 0 0 0 5 cfu/ml TBUD A2B1C2 0 0 0 0 12 cfu/ml TBUD A2B2C1 0 0 0 0 0 18,11 cfu/ml A2B2C2 0 0 0 0 0 0 Keterangan : A1B1C1 = A1B1C2 = A1B2C1 = A1B2C2 =
Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) TBUD = tidak bisa untuk dihitung
Hasil Total Plate Count (TPC) pada sari buah rambutan tanpa filtrasi menunjukkan bahwa sari buah selama penyimpanan masih layak
dikonsumsi
seperti yang disajikan pada Tabel 10, berarti produk tersebut memenuhi persyaratan kesehatan sehingga aman dikonsumsi. Persyaratan cemaran mikroorganisme untuk sari buah berdasarkan SNI adalah angka lempeng total maksimal 2 x 102, bakteri koliform maksimal 20 APM/ml, E. coli < 3 APM/ml, Salmonella koloni/25 ml harus negatif, S. aureus harus O koloni, Vibrio.sp harus negatif, Kapang maksimal 50 koloni/ml, Khamir maksimal 59 koloni/ml.
61
Pada penyimpanan hari ke-14 sari buah rambutan dengan perlakuan kontrol sudah mengalami kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa pengunaan pengawet pada sari buah rambutan terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Daya
hambat
pertumbuhan
mikroorganisme
dengan
menggunakan bahan pengawet seperti natrium benzoat lebih efektif, tetapi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan off flavor pada sari buah. Menurut Sudarmadji et al., (1989) bahwa secara kimia penambahan 0,1% natrium benzoat, konsentrasi ini cukup menghambat pertumbuhan khamir tetapi juga menimbulkan flavor yang tidak diinginkan. Kombinasi natrium benzoat dan kalium sorbat telah menunjukkan efek sinergi dalam menghambat pertumbuhan khamir seperti hasil penelitian (Beuchat, 1981). Kalium sorbat merupakan salah satu jenis pengawet yang memiliki spektrum yang lebih luas dalam menghambat mikroorganisme, menurut Buckle et al., (1987), Asam sorbat umumnya digunakan dalam bentuk garam kaliumnya, memiliki aktivitas dengan spektrum yang lebar terhadap banyak khamir, dan kapang, tetapi tidak seefektif terhadap bakteri. 4.2.1.4. Penerimaan Konsumen Hasil uji organoleptik merupakan faktor yang penting untuk menguji penerimaan konsumen terhadap suatu produk makanan. Penilaian organoleptik yang dilakukan terhadap sari buah rambutan meliputi uji kesukaan konsumen dengan metode Soekanto (1985) dengan menggunakan panelis terlatih sebanyak 15 orang. Adapun parameter yang diujikan meliputi aroma, rasa, warna dan penerimaan umum. Uji organoleptik untuk perlakuan pada hari kontrol hanya dilakukan sampai minggu kedua hal ini dikarenakan pengamatan secara visual sari buah rambutan tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Terdapat penggelembungan pada kemasan sari buah akibat aktifitas mikroorganisme. Aroma Aroma adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indera pencium. Dalam industri pangan pengujian terhadap aroma dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau ditolak
62
produk tersebut dapat juga sebagai indikator terjadinya kerusakan pada produk. Menurut deMan (1997), bahwa bau dapat dipaparkan dengan gabungan nilai ambang dan kualitas bau. Nilai ambang, konsentrasi terendah yang menimbulkan kesan bau, dapat dianggap sebagai intensitas, sedangkan kualitas bau memaparkan sifat aroma. Selanjutnya penilaian tersebut secara lengkap disajikan pada Gambar 16. 8.00 7.00 6.00 Aroma (skor)
5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
ke-0
ke-7
ke-14
ke-30
Penyimpanan (hari)
A1B1C1 A2B1C1
Gambar 16.
A1B1C2 A2B1C2
A1B2C1 A2B2C1
A1B2C2 A2B2C2
Grafik Skor Uji Organoleptik Aroma pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan
Keterangan perlakuan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Kesukaan panelis berdasarkan uji organoleptik aroma terhadap sari buah rambutan tanpa filtrasi yang dihasilkan pada setiap perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan selama penyimpanan. Menurut deMan (1997), bahwa baurasa banyak buah rupanya merupakan gabungan kesetimbangan yang mudah
63
terganggu dari rasa manis dan masam dan sejumlah senyawa atsiri. Hasil yang diberikan oleh 15 panelis agak terlatih terhadap delapan perlakuan menunjukkan bahwa penilaian panelis terhadap aroma berada pada kisaran yang sama yaitu suka pada penyimpanan hari ke-1, Aroma sari buah rambutan tanpa filtrasi berdasarkan penilaian panelis menunjukkan penurunan seiring dengan lamanya masa penyimpanan. Hal ini disebabkan karena aroma merupakan salah satu senyawa yang mudah menguap sehingga dapat hilang selama penyimpanan. Menurut El-Nemr dan Ismail (1988) bahwa komponen volatil yang terdapat didalam buah-buahan memegang peranan penting dalam mempengaruhi mutu sensori sari buah, khususnya sari buah yang diproses dengan panas dan dilanjutkan dengan penyimpanan. Selain itu aroma dari rambutan segar juga tidak terlalu kuat dibanding dengan buah-buahan lainnya seperti durian. Rasa Setiap makanan mempunyai ciri kenampakan, bau, rasa dan rabaan yang spesifik.
Indera kita dapat mengatakan banyak tentang kualitas makanan
(Desrosier 1988). Secara umum penilaian panelis terhadap uji organoleptik rasa terhadap sari buah rambutan menunjukkan penurunan seiring dengan lama penyimpanan. Penilaian panelis terhadap rasa sari buah rambutan tanpa filtrasi yang dihasilkan berada pada kisaran 3,21-6,8 yang berarti agak tidak suka sampai suka, Penilaian yang berbeda diberikan untuk setiap perlakuan dimana kontrol untuk penyimpanan hari ke-1 dan hari ke-7 dinilai agak suka oleh panelis, yang disajikan pada Gambar 17.
64 8.00 7.00 6.00 5.00 Skor 4.00 Rasa 3.00 2.00 1.00 0.00
ke-0
ke-7
ke-14
ke-30
Penyimpanan (hari)
A1B1C1 A2B1C1
A1B1C2 A2B1C2
A1B2C1 A2B2C1
A1B2C2 A2B2C2
Gambar 17. Grafik Skor Uji Organoleptik Rasa pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan perlakuan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Warna Hasil uji organolpetik sari buah rambutan tanpa filtrasi yang dilakukan oleh 15 panelis agak terlatih terhadap warna memberikan kisaran skor 4 sampai 7,8 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian yang netral sampai sangat suka terhadap warna sari buah yang dihasilkan selama 30 hari penyimpanan seperti yang disajikan pada Gambar 18.
65 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 Warna (skor)
2.00 1.00 0.00 ke-0
ke-7
ke-14
ke-30
Penyimpanan (hari) A1B1C1 A2B1C1
A1B1C2 A2B1C2
A1B2C1 A2B2C1
A1B2C2 A2B2C2
Gambar 18. Grafik Skor Uji Organoleptik Warna pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan perlakuan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g /l) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l )
Warna merupakan salah satu atribut penting dalam suatu produk pangan. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur dan nilai gizinya. Sebelum faktorfaktor lainnya diperhitungkan, secara visual warna diperhitungkan terlebih dahulu dan kadang- kadang sangat menentukan. Suatu bahan makanan yang bernilai gizi, enak dan teksturnya sangat baik kurang disukai apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberikan kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya (Winarno, 1992).
66
Penerimaan umum Penilaian panelis terhadap uji organoleptik berdasarkan penerimaan umum sari buah rambutan tanpa filtrasi pada penyimpanan hari ke-1 menunjukkan kesamaan pada kisaran 6 yang berarti suka. Hasil uji organoleptik penerimaan umum sari buah rambutan tanpa filtrasi membran disajikan oleh Gambar 19. 8 7 6 5 Penerimaan 4 Umum (skor) 3 2 1 0 ke-0
ke-7 ke-14 Penyimpanan (hari)
ke-30
A1B1C1 A2B1C1
A1B1C2 A2B1C2
A1B2C2 A2B2C2
A1B2C1 A2B2C1
Gambar 19. Grafik Skor Uji Organoleptik Penerimaan Umum pada Sari Buah Rambutan dengan berbagai perlakuan Keterangan perlakuan : A1B1C1 = Kontrol (rusak pada penyimpanan hari ke -14) A1B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) A1B2C1 = Penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A1B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B1C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B1C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l ) A2B2C1 = Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l ) A2B2C2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) dan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l)
Gambar 19 menunjukkan bahwa pada penyimpanan hari ke-7 untuk beberapa perlakuan seperti perlakuan kontrol, perlakuan pengkondisian pH, perlakuan penambahan pengawet,
perlakuan Penambahan zat penstabil +
pengkondisian pH dan perlakuan Penambahan zat penstabil + penambahan pengawet + pengkondisian pH, panelis memberikan penilaian 5 yang berarti agak
67
suka sedangkan perlakuan penambahan pengawet + pengkondisian pH, perlakuan penambahan zat penstabil, perlakuan penambahan zat penstabil dan penambahan pengawet panelis memberikan penilaian dengan skor 6 yang berarti suka pada penyimpanan hari ke 14 dan hari ke-30.
4.2.2. KARAKTERISASI SARI BUAH DENGAN FILTRASI 4.2.2.1. Karakteristik Kimia Total asam Hasil analisis keragaman interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan dengan suhu yang berbeda terhadap persentase total asam pada sari buah rambutan dengan filtrasi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk faktor tunggal pengkondisian pH ditemukan pada penyimpanan hari ke-1, hari ke-30 dan hari ke-60, sedangkan untuk faktor tunggal perbedaan suhu penyimpanan ditemukan pada penyimpanan hari ke-30 (Lampiran 4.1.1-4.1.6). Hasil analisis keragaman untuk melihat kadar total asam selama penyimpanan menunjukkan bahwa selama penyimpanan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap kadar total asam sari buah rambutan tanpa filtrasi. (Lampiran 4.1.7). Total asam sari buah rambutan berada pada kisaran 0,04 % -0,08 %. Pada hari ke-1 dan ke-60 nilai total asam tertinggi yaitu 0,06 % diperoleh pada perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC, sedangkan pada penyimpanan hari ke-7, semua perlakuan memiliki nilai total asam sebesar 0,05 % kecuali perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Selanjutnya untuk penyimpanan hari ke-14 total asam tertinggi sebesar 0,08 % diperoleh dari perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC. Pada penyimpanan hari ke-90 nilai total asam tertinggi yaitu 0,07 % diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC dan perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Gambar 20.
68
menyajikan grafik persentase total asam (%) pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran. 0.12 0.10 0.08 0.06 Total asam (%) 0.04 0.02 0.00 ke-1
ke-7 a1b1
ke-14 ke-30 ke-60 ke-90 Penyimpanan (hari) a1b2 a2b1 a2b2
Gambar 20. Grafik Persentase Total Asam (%) pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Total
asam
sari
buah
rambutan
selama
penyimpanan
cenderung
memperlihatkan peningkatan pada beberapa sampel dan ada pula yang memperlihatkan kestabilan selama penyimpanan. Menurut Buckle et al., (1987), asam paling sedikit memiliki dua pengaruh antimikroorganisme, yaitu pengaruhnya terhadap pH dan sifat keracunan yang khas dari asam-asam yang tidak terurai. Vitamin C Hasil analisis keragaman interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda terhadap vitamin C selama penyimpanan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk faktor tunggal pengkondisian pH ditemukan pada penyimpanan hari ke-60 (Lampiran 4.2.1-4.2.6).
69
Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat nilai pH saribuah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap nilai pH yang sangat nyata pada taraf 1%. Hasilnya menunjukkan bahwa penyimpanan hari ke-1 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan penyimpanan hari lainnya. Penyimpanan hari ke-7 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-14 dan ke-60, disajikan selengkapnya pada Lampiran 4.2.7. Gambar 21 Menyajikan grafik persentase vitamin c pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran. 40.0 35.0 Vitamin C 30.0 (%) 25.0 20.0 15.0 10.0 ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
Penyimpanan (Hari) a2b2
a2b1
a1b1
a1b2
Gambar 21. Grafik Persentase Vitamin C pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Kadar vitamin C sari buah rambutan dengan filtrasi membran berkisar antara 32,8 mg/100 g
19 mg/100 g. Pada penyimpanan hari ke-1 kadar vitamin
C tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC sebesar 32,8 mg/100 g, sedangkan pada penyimpanan hari ke-7 kadar vitamin C tertinggi yaitu 31,7 mg/100 g diperoleh pada perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Pada penyimpanan hari ke-
70
14 nilai vitamin C tertinggi sebesar 26.3 mg/100 g diperoleh pada perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC dan perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Pada penyimpanan hari ke30 nilai vitamin C tertinggi sebesar 26,3 ml/100 g diperoleh semua perlakuan kecuali pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Pada penyimpanan hari ke-90 nilai vitamin C tertinggi yaitu sebesar 26,3 ml/100 g diperoleh pada perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC sedangkan pada penyimpanan hari ke-90, semua perlakuan memiliki kadar vitamin C yang sama yaitu 23,4 ml/100 g. Penambahan asam sitrat pada perlakuan pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l), menyebabkan stabilitas vitamin C yang mudah teroksidasi menjadi lebih stabil, menurut deMan (1997), bahwa adanya senyawa pengkelat logam menstabilkan vitamin C. Senyawa ini mencakup antosianin dan flavonol, asam polibasik atau polihidroksi seperti asam malat dan asam sitrat, dan polifosfat. Berdasarkan Gambar 21 dapat diketahui bahwa kandungan vitamin C pada sari buah rambutan menunjukkan penurunan selama penyimpanan.
Hal ini
disebabkan karena Vitamin C atau asam askorbat memiliki stabilitas yang cukup rendah dan umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pH dan suhu. Hal ini sesuai dengan pendapat Muchtadi et al., (1993), bahwa Asam askorbat sangat sensitif terhadap berbagai macam bentuk degradasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme degradasi secara alami meliputi: suhu, konsentrasi, gula, dan garam, pH, oksigen, enzim, katalis logam, konsentrasi awal asam askorbat, serta perbandingan asam askorbat dan asam dehidroaskorbat. Bilangan Formol Hasil analisis keragaman interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda terhadap bilangan formol sari buah rambutan dengan filtrasi menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk penyimpanan hari ke-7, ke-14 dan ke-30. Pengaruh nyata pada taraf 5% untuk faktor tunggal pengkondisian pH ditemukan pada penyimpanan hari ke-1, sedangkan untuk faktor tunggal pengaruh penyimpanan suhu yang berbeda ditemukan pada hari ke-90. Hasil uji lanjut dengan tukey pada penyimpanan hari
71
ke-7 menunjukkan bahwa interaksi faktor perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu berbeda. Perbedaan masing-masing perlakuan yang diberikan adalah perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 5oC±2oC sama dengan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 5oC±2oC tetapi berbeda dengan perlakuan lainnya. Hasil uji lanjut tukey pada penyimpanan hari ke-14 menunjukkan bahwa ada beberapa perlakuan yang berbeda seperti disajikan pada Lampiran 4.3.1-4.3.6. Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat bilangan formol saribuah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh hari penyimpanan terhadap nilai pH yang sangat nyata pada taraf 1%. Penyimpanan hari ke-1 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-14 terhadap bilangan formol sari buah rambutan dengan filtrasi. Penyimpanan hari ke-7 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-14 %. Penyimpanan hari ke-14 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada taraf 1% dengan penyimpanan hari ke-1, ke-7, ke-30 dan hari ke-60, disajikan selengkapnya pada Lampiran 4.3.7. Bilangan formol sari buah dengan filtrasi berkisar antara 25,5 ml N NaOH/100 ml
39,5 ml N NaOH/100 ml. Pada penyimpanan hari ke-1 bilangan
formol sari buah tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC. Nilai tertinggi bilangan formol pada penyimpanan hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-60 masing-masing sebesar 39,0 ml N NaOH/100 ml, 36,0 ml N NaOH/100 ml dan 37,0 ml N NaOH/100 ml diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC.
Pada
penyimpanan hari ke-30 nilai bilangan formol tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC yaitu sebesar 39,5 ml N NaOH/100 ml. Selanjutnya pada penyimpanan hari ke-90 nilai bilangan formol tertinggi diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC sebesar 35,3 ml N NaOH/100 ml. Gambar 22 menyajikan grafik persentase bilangan formol pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran
72
a2b2
a2b1
a1b1
a1b2
45.0 40.0 Bilangan 35.0 formol (ml N NaOH/ 30.0 100 ml) 25.0 20.0 15.0 Penyimpanan (hari) A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Gambar 22.
ke-0 34,5ns 34,3ns 37,5ns 37,3ns
ke-7 36,0A 39,0B 31,5C 35,0CB
ke-14 32,0A 36,0AB 25,5B 33,0AB
ke-30 35,0AB 37,0B 36,5AB 39,5A
ke-60
ke-90
36,0ns 37,0ns 36,0ns 33,0ns
35,3ns 34,3ns 31,7ns 35,7ns
Grafik Kadar Bilangan Formol pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran
Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Bilangan formol adalah salah satu syarat mutu Standar Nasional Indonesia (1995) untuk minuman sari buah. Berdasarkan grafik pada Gambar 22 dapat diketahui bahwa kisaran bilangan sari buah rambutan adalah 25,5-37,3 (ml N NaOH/100 ml). Persyaratan yang harus dipenuhi adalah minimal 15, sehingga dengan melihat kandungan bilangan formol yang dimiliki sari buah rambutan maka persyaratan tersebut telah dipenuhi. 4.2.2.2. Karakteristik fisik Kejernihan Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kejernihan sari buah rambutan yang
73
dihasilkan.
Pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk faktor tunggal suhu
penyimpanan yang berbeda terdapat pada penyimpanan hari ke-30 dan hari ke-90. Selanjutnya untuk penyimpanan hari ke-60 faktor tunggal pengkondisian pH menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf 5% (Lampiran 4.4.1-4.4.6). Gambar 23 menyajikan grafik persentase kejernihan (%T) pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran. 10.0 9.5 9.0 8.5 8.0 Kejernihan 7.5 (%T) 7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
penyimpanan (hari) a1b1
a1b2
a2b1
a2b2
Gambar 23. Grafik Persentase Kejernihan (%T) pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Nilai kejernihan (%T) sari buah rambutan tanpa filtrasi berada pada kisaran 6,6 (%T) sampai - 9,5 (%T). Nilai kejernihan (%T) tertinggi pada penyimpanan hari ke-1, ke-30, ke-60 dan ke-90 diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC yaitu 9,3 (%T), 9,3 (%T), 9,1 (%T) dan 8,8 (%T). Sedangkan untuk penyimpanan hari ke-7 dan ke-14 nilai kejernihan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC yaitu 9,3 (%T) dan 9,5 (%T). Faktor tunggal suhu penyimpanan berpengaruh pada kejernihan sari buah rambutan
dengan
filtrasi
membran
yaitu
penyimpanan
suhu
5oC±2oC
memperlihatkan kecendrungan yang lebih baik dalam mempertahankan kualitas
74
kejernihan sari buah rambutan. menurut Chang et al., (2000) bahwa sari buah leci yang telah melalui proses sentrifuse, filtrasi, pengalengan, sterilisasi dan disimpan pada suhu 0oC dan 25oC selama setahun. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada sari buah leci pada penyimpanan suhu 0oC dan hanya timbul sedikit perubahan warna sari buah leci pada suhu penyimpanan 25oC. Selain faktor suhu tersebut faktor utama yang berpengaruh terhadap kejernihan sari buah adalah tersaringnya pulp buah rambutan melalui proses filtrasi menggunakan mikrofiltrasi, menurut Chang et al., (2000), bahwa pada dasarnya penyebab terjadinya perubahan warna pada sari buah leci karena partikel pulp dari buah-buahan yang mengandung leucoantosianin. Warna sari buah rambutan yang menggunakan membran mikrofiltrasi adalah bening, karena semua partikel-partikel yang terdapat pada sari buah rambutan telah tersaring (Gambar 9), sebagai pembanding dilakukan pengukuran kejernihan (%T) pada sari buah selama penyimpanan. Nilai kejernihan yang terbaik dari sari buah dengan penggunaan filtrasi membran adalah sari buah dengan tingkat kejernihan yang tertinggi, hal ini berarti bahwa semua suspensi yang mungkin ada pada sari buah telah tersaring dengan sempurna. Semakin tinggi tingkat kejernihan sari buah berarti semakin banyak cahaya yang lolos melewati sampel sehingga sari buah yang dihasilkan semakin jernih pH Hasil analisis keragaman interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda terhadap pH sari buah rambutan dengan filtrasi menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf 5% yang terdapat pada penyimpanan hari ke-14 dan hari ke-30. Pengaruh faktor tunggal pengkondisian pH terhadap nilai pH sari buah rambutan disajikan pada penyimpanan hari ke-1, hari ke-60 dan hari ke-90. Hasil uji lanjut Tukey pada penyimpanan hari ke-14 menunjukkan bahwa perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 27oC±2oC sama dengan perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC tetapi berbeda dengan perlakuan lainnya. Sedangkan untuk uji lanjut pada penyimpanan hari ke-30 menunjukkan bahwa perlakuan pengkondisian pH +
75
penyimpanan pada suhu 27oC±2oC sama dengan perlakuan pengkondisian pH +penyimpanan pada suhu 5oC±2oC l tetapi menunjukkan perbedaan dengan perlakuan yang lain, seperti disajikan pada Lampiran 4.5.1-4.5.6. Gambar 24 menyajikan persentase pengukuran pH pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran. A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
4.4 4.2 4.0
pH
3.8 3.6 3.4 3.2 3.0 Penyimpanan (hari)
ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
A1B1
3,9ns
3,7ns
3,8A
4,3B
3,8ns
3,7ns
A1B2
3,9ns
3,9ns
4,0B
4,3B
3,8ns
3,8ns
A2B1
4,1ns
3,9ns
4,0B
4,4C
3,9ns
4,0ns
A2B2
4,0ns
3,9ns
3,8A
4,2A
4,0ns
4,0ns
Gambar 24. Grafik Persentase pengukuran pH pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Nilai pH sari buah rambutan tanpa filtrasi berada pada kisaran 4,4 sampai 3,7. Nilai pH terendah pada hari ke-1 dan ke-60 diperoleh pada perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 27oC±2oC dan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC yaitu 3,9 dan 3,8. Pada penyimpanan hari ke-7 dan ke-90 sari buah rambutan tanpa filtrasi, nilai pH terendah diperoleh dari perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 27oC±2oC yaitu 3,7. pH terendah pada penyimpanan hari ke-14 pH terendah diperoleh dari perlakuan
76
tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC dan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 27oC±2oC, selanjutnya pada penyimpanan hari ke-30 nilai pH terendah diperoleh dari perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC Gambar 24 menunjukkan hasil pengukuran pH lebih rendah pada perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu kamar dan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC dibandingkan pada perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu kamar dan perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC selama penyimpanan. Menurut Vieira (1996), nilai pH mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
Setiap mikroorganisme
memiliki rentangan nilai pH dimana mereka dapat hidup dengan baik dan dimana mereka tidak dapat hidup sama sekali. Mikroorganisme banyak tumbuh dengan baik pada pH yang mendekati netral yaitu 5-8. Penambahan asam sitrat pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran bertujuan untuk menurunkan pH sehingga pertumbuhan Mikroorganisme dapat dihambat. Menurut Winarno (1992), bahwa asam kadang-kadang ditambahkan pada produk buah-buahan dan sayuran yang pH-nya sedang dengan tujuan menurunkan pH sampai di bawah 4,5. Dengan penurunan pH ini maka suhu sterilisasi yang dibutuhkan juga akan lebih rendah dan kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme berbahaya akan lebih kecil. Selanjutnya dikemukakan oleh (Furia, 1972) asam sitrat digunakan sebagai asidulan untuk produk buah-buahan, selain sebagai pengawet asam sitrat digunakan sebagai penegas rasa segar. Total Padatan Terlarut (TPT) Hasil analisis keragaman interaksi perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan pada suhu yang berbeda terhadap total padatan terlarut sari buah rambutan dengan filtrasi menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf 5%, yang terdapat pada penyimpanan hari ke-30 dan hari ke-90. Pengaruh yang nyata pada taraf 5% untuk faktor tunggal pengkondisian pH terdapat pada penyimpanan hari ke-60. Hasil uji lanjut pada penyimpanan hari ke-30 menunjukkan bahwa ada beberapa perlakuan yang berbeda, seperti yang disajikan pada Lampiran 4,6. Hasil uji lanjut tukey pada penyimpanan hari ke-90 menunjukkan bahwa
77
perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 27oC±2oC berbeda dengan yang lain, pada perlakuan lain nilai total padatan terlarut lebih tinggi (Lampiran 4.6.1-4.6.6). Hasil pengukuran total padatan terlarut disajikan pada Gambar 25. a1b1
a1b2
a2b1
a2b2
18.0 17.5 17.0 TPT (Briks) 16.5 16.0 15.5 Penyimpanan (hari)
ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
ke-60
ke-90
A1B1
16,7ns
16,8ns
16,6ns
15,9B
15,9B
16.5B
A1B2
16,7ns
16,9ns
16,8ns
16,3B
16,2B
17,0A
A2B1
16,9ns
17,1ns
16,9ns
16,6A
16,5A
16,9B
A2B2
16,8ns
16,6ns
16,5ns
16,3AB
16,4AB
16,9AB
Gambar 25.
Grafik Persentase TPT (oBrix) pada Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi membran
Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC *Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Total padatan terlarut (oBrix) sari buah rambutan berada pada kisaran 17,1 o
Brix
sampai 15,9 oBrix. Pada hari ke-1, ke-7, ke-14, ke-30 dan ke-60 nilai total
padatan terlarut (oBrix) tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 27oC±2oC. Pada penyimpanan hari ke-90 nilai total padatan terlarut (oBrix) tertinggi diperoleh pada perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Kecenderungan total padatan terlarut dari sari buah rambutan mengalami penurunan selama penyimpanan disajikan pada Gambar 25. Menurunnya total padatan terlarut pada sari buah rambutan juga dijelaskan oleh Dwidjoseputro (1985), bahwa komponen-komponen yang komplek seperti protein dan karbohidrat terurai menjadi persenyawaan yang lebih sederhana, Senyawa-
78
senyawa sederhana ini mudah larut dalam air. Selanjutnya senyawa-senyawa yang telah terdegradasi ini sebagian telah diuraikan lagi menjadi senyawa volatil. 4.2.2.3. Karakteristik Mikrobiologis Analisa mikrobiologis sari buah rambutan dengan filtrasi menunjukkan bahwa hanya perlakuan pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC yang tidak memberikan jumlah koloni TBUD (terlalu banyak untuk dihitung). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pengkondisian pH dengan penambahan asam sitrat 1 g/l dan penyimpanan pada suhu 5oC±2oC merupakan perlakuan terbaik dari segi mikrobiologis, menurut Fennema (1996) Nilai pH berkaitan dengan asam yang terkandung di dalam produk, yakni asam sitrat dan asam malat. Menurut Buckle et al., (1987), kadar asam yang tinggi (pH rendah), dan penyimpanan suhu rendah merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting. Suhu merupakan faktor penting dalam pengawetan pangan yang mengalami pengolahan dari dua segi, yaitu suhu selama pengolahan dan suhu selama penyimpanan. Menurut Pelczar (1988), penyimpanan suhu yang lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan dan kegiatan metabolik mikroorganisme untuk jangka waktu lama. Pertumbuhan beberapa bakteri dapat dicegah pada suhu 5,5oC atau lebih rendah. Hasil analisa Total Plate Count (TPC) disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Analisis TPC Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi Membran selama Penyimpanan Penyimpanan (hari) Perlakuan ke-1 ke-7 ke-14 ke-30 ke-60 ke-90 A1B1 0 0 0 0 3 cfu/ml TBUD 28,53 cfu/ml A1B2 0 0 0 0 0 A2B1 0 0 0 0 8 cfu/ml TBUD A2B2 0 0 0 0 4 cfu/ml TBUD Keterangan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC TBUD = tidak bisa untuk dihitung
Pasteurisasi merupakan faktor penting terkait dengan suhu selama pengolahan. Menurut Ashurst (1995), pasteurisasi bertujuan untuk membunuh
79
mikroorganisme patogen dan menginaktifkan enzim. Selain faktor suhu, proses pengolahan yaitu teknik filtrasi yang juga dikenal sebagai teknik klarifikasi pada sari buah juga berpengaruh terhadap karakteristik mikrobiologis sari buah rambutan dengan filtrasi. Menurut Sudarmadji et al., (1989), sari buah apel yang diproses tanpa klarifikasi mengandung mikrobia 40-50 kali dibandingkan dengan diklarifikasi. 4.2.2.4. Penerimaan Konsumen Pengujian organoleptik dilakukan untuk melihat penerimaan konsumen terhadap produk sari buah rambutan dengan filtrasi. Pengujiannya dilakukan pada keempat perlakuan oleh 15 panelis, dengan parameter aroma, rasa, warna dan penerimaan umum selama 30 hari penyimpanan. Aroma Penilaian panelis terhadap aroma sari buah rambutan dengan mikrofiltrasi membran pada uji organoleptik secara keseluruhan berada pada kisaran skor 5 sampai 6 yang berarti agak suka sampai suka, seperti yang disajikan pada Gambar 26. Hal ini berarti bahwa sari buah rambutan dengan filtrasi membran yang dihasilkan masih memiliki aroma rambutan. Menurut Cisse et al., (2005), bahwa penggunaan mikrofiltrasi membran pada sari buah jeruk valencia menghasilkan sari buah yang tidak mengalami perubahan vitamin C, total asam, konsentrasi gula dan aroma. Penilaian dengan skor yang sama juga diberikan pada uji organoleptik penyimpanan hari ke-7 untuk perlakuan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 5oC dan perlakuan penyimpanan suhu kamar. Selanjutnya selama penyimpanan untuk perlakuan lain panelis memberikan skor yang sama yaitu berada pada kisaran 5 yang berarti agak suka. Gambar 26 menyajikan skor uji organoleptik aroma pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.
80 8 7.5 7 6.5 Aroma (skor)
6 5.5 5 4.5 4
ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
Penyimpanan (hari) a1b1
a1b2
a2b2
a2b1
Gambar 26. Grafik Skor Uji Organoleptik Aroma pada Sari Buah Rambutan dengan filtrasi membran Keterangan perlakuan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Selama penyimpanan penilaian panelis terhadap aroma sari buah rambutan yang dihasilkan menunjukkan penurunan tingkat kesukaan. Skor yang diberikan pada perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu kamar dan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 5oC, pada hari ke-1 adalah 6 yang berarti suka. Hal ini disebabkan karena pengkondisian pH berpengaruh terhadap aroma dari sari buah rambutan yaitu menjaga aroma sari buah rambutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nelson dan Tressler (1980), bahwa pengkondisian pH sampai dibawah 4,5 akan membuat pembuatan sari buah dapat dilakukan dengan penanganan panas yang minimal dan perubahan flavor dapat dikurangi. Rasa Penilaian panelis terhadap rasa sari buah rambutan dengan filtrasi membran berada pada kisaran skor 3 sampai 6 yang berarti bahwa panelis cenderung memberikan penilaian agak tidak suka sampai suka terhadap rasa sari buah rambutan dengan filtrasi yang dihasilkan.
Gambar 27 menyajikan skor uji
organoleptik rasa pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran.
81 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 Rasa (skor)
3.0 2.0 1.0 0.0
ke-1
ke-7 ke-14 Penyimpanan (hari) a1b1
Gambar 27.
a1b2
a2b2
ke-30
a2b1
Grafik Skor Uji Organoleptik Rasa pada Sari Buah Rambutan dengan filtrasi membran
Keterangan perlakuan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Penilaian panelis terhadap rasa sari buah rambutan dengan mikrofiltrasi membran pada uji organoleptik secara keseluruhan adalah meningkatnya kesukaan panelis terhadap sari buah rambutan selama penyimpanan. Berdasarkan uji organoleptik tersebut dapat diketahui bahwa panelis cenderung menyukai perlakuan pengkondisian pH dengan suhu penyimpanan berbeda di banding perlakuan tanpa pengkondisian dengan suhu penyimpanan yang berbeda. Perlakuan pengkondisian pH menyebabkan rasa masam pada sari buah rambutan dengan filtrasi yang dihasilkan, Menurut deMan (1997), bahwa meskipun secara umum diketahui bahwa rasa masam merupakan ion hydrogen, namun tidak ada hubungan yang sederhana antara kemasaman dan konsentrasi asam. Asam rasanya berbeda-beda dan kemasaman yang dirasakan dalam mulut dapat bergantung pada sifat gugus asam, pH, keasaman yang tertitrasi, efek dapar dan adanya senyawa lain, terutama gula.
82
Warna Hasil uji organoleptik penerimaan panelis terhadap warna sari buah rambutan dengan filtrasi membran menunjukkan kisaran antara 4,7 sampai 6,8 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian netral sampai suka terhadap warna sari buah tanpa filtrasi yang dihasilkan. Nilai penerimaan warna pada penyimpanan hari ke-1 adalah sama terhadap semua perlakuan yaitu skor 6 yang berarti suka. Gambar 28 menyajikan skor uji organoleptik warna pada sari buah rambutan dengan filtrasi membran. 8.0 7.0 6.0 5.0 Warna 4.0 (skor) 3.0 2.0 1.0 0.0 ke-1
ke-7
a1b1
ke-14
Penyimpanan (hari) a1b2 a2b2
ke-30
a2b1
Gambar 28. Grafik Skor Uji Organoleptik Warna pada Sari Buah Rambutan dengan filtrasi membran Keterangan perlakuan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Selama penyimpanan panelis memberikan penilaian yang cenderung menurun terutama untuk sampel perlakuan penyimpanan suhu ruang dan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 27oC±2oC. Untuk perlakuan tanpa pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC dan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan suhu 5oC±2oC panelis tetap menyukai warna sari buah dengan filtrasi setelah penyimpanan selama 30 hari. Hal ini disebabkan karena sari buah dengan suhu penyimpanan 5oC±2oC masih mempertahankan warna bening pada sari buah dan tidak mengalami proses pencoklatan.
83
Kualitas warna sari buah rambutan yang cenderung stabil selama penyimpanan sehingga masih disukai oleh panelis berhubungan erat dengan modifikasi proses selama pengolahan, yaitu proses sentrifugasi dan filtrasi menggunakan membran mikrofiltrasi yang menyaring pulp yang tersisa yang merupakan menyebabkan perubahan warna pada sari buah rambutan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chang et al., (2000) bahwa semakin banyak partikel yang tersaring maka semakin sedikit perubahan warna yang terjadi pada sari buah leci. Partikel tersebut dipisahkan oleh proses sentrifugasi kemudian dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan membran ultrafiltrasi, sehingga menyisakan partikel yang lebih sedikit dan perubahan warna yang lebih sedikit. Penerimaan Umum Penilaian umum secara organoleptik dinilai berdasarkan kombinasi dari penerimaan aroma, rasa, dan warna dari sari buah rambutan dengan filtrasi membran.
Hal ini dilakukan untuk melihat penerimaan panelis terhadap
keseluruhan produk yang disajikan. Kisaran nilai penerimaan umum secara keseluruhan selama penyimpanan adalah 4,6 sampai 6,9 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian netral sampai suka terhadap penerimaan umum sari buah dengan filtrasi yang dihasilkan. Pada penyimpanan hari ke-14 panelis memberikan penilaian yang berada pada kisaran 6 yang berarti suka pada pengkondisian pH + penyimpanan suhu kamar dan perlakuan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Selanjutnya panelis memberikan penilaian dengan skor 6 yang berarti suka terhadap sari buah dengan perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu 5oC±2oC dan perlakuan penyimpanan suhu 5oC±2oC, panelis memberikan penilaian suka pada sari buah rambutan dengan skor 6. Penerimaan umum panelis terhadap sari buah rambutan tanpa membran berbeda untuk setiap perlakuan maupun penyimpanan. Pada penyimpanan hari ke-1 panelis memberikan penilaian yang sama yaitu skor 5 yang berarti agak suka pada perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan 27oC±2oC, perlakuan penyimpanan 27oC±2oC dan perlakuan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Sedangkan perlakuan yang tersisa yaitu pengkondisian pH + penyimpanan pada suhu
84
5oC±2oC panelis memberikan skor 4 yang berarti netral. Hasil uji organoleptik untuk penerimaan umum disajikan pada gambar 29. a1b1
a1b2
a2b1
a2b2
8.0 7.0 6.0 Penerimaan umum (skor)
5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 ke-1
ke-7
ke-14
ke-30
Penyimpanan (hari)
Gambar 29. Grafik Skor Uji Organoleptik Penerimaan Umum pada Sari Buah Rambutan dengan filtrasi membran Keterangan perlakuan : A2B1 = penyimpanan suhu 27oC±2oC A2B2 = penyimpanan suhu 5oC±2oC A1B1 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g /l) dan penyimpanan suhu 27oC±2oC A1B2 = Pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC
Pada penyimpanan hari ke-7 panelis memberikan penilaian yang berada pada kisaran 6 yang berarti suka pada perlakuan penyimpanan 27oC±2oC, perlakuan penyimpanan suhu 5oC±2oC dan perlakuan pengkondisian o
pH +
o
penyimpanan pada suhu 5 C±2 C sedangkan pada perlakuan pengkondisian pH + penyimpanan 27oC±2oC, panelis memberikan skor 5 yang berarti bahwa panelis agak suka pada penerimaan umum sari buah rambutan dengan filtrasi. Pada penyimpanan hari ke-14 panelis memberikan penilaian yang berada pada kisaran 6 yang berarti suka pada pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 27oC±2oC, perlakuan pengkondisian pH) + penyimpanan pada suhu 5oC±2oC dan perlakuan penyimpanan suhu 5oC±2oC. Sedangkan pada perlakuan penyimpanan suhu kamar, panelis memberikan penilaian suka pada sari buah rambutan dengan skor 6 yang berarti suka.
85
4.2.3. PENENTUAN PERLAKUAN TERBAIK 4.2.3.1. SARI BUAH TANPA FILTRASI Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan menggunakan pembobotan terhadap beberapa karakteristik sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi yang telah dianalisa sebelumnya. Adapun yang menjadi dasar kriteria penilaian adalah SNI nomor 01-3719-1995 tentang syarat mutu minuman sari buah. Penentuan perlakuan terbaik untuk kedua jenis sari buah rambutan yang dihasilkan berbeda, karena pada dasarnya kedua jenis sari buah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, diantaranya adalah kejernihan sari buah. Tabel 12 menyajikan teknik pembobotan untuk mendapatkan perlakuan terbaik pada sari buah rambutan tanpa filtrasi. Tabel 12. Pembobotan perlakuan terbaik sari buah rambutan tanpa filtrasi Nilai Bobot A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2 A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2 Total Asam 15 6 8 18 6 13 9 18 7 Vitamin C 15 5 11 8 6 13 9 9 9 Kejernihan 10 3 13 11 12 9 11 12 18 Viskositas 15 2 6 6 6 9 9 10 10 Tpt (total padatan terlarut) 10 6 14 12 18 11 14 12 12 Mikrobiologis 15 0 5 10 10 5 5 10 10 Uji organoleptik aroma 5 5 9 9 10 11 9 10 11 Uji organoleptik rasa 5 4 8 10 12 11 9 12 12 Uji organoleptik warna 5 5 6 9 10 7 7 7 10 Uji organoleptik penerimaan umum 5 5 8 9 11 12 6 11 9 TOTAL 100 41 88 102 101 101 88 111 108 BOBOT x NILAI 380 875 1045 935 1005 885 1145 1050 Kriteria
Pada sari buah tanpa filtrasi yang kualitas yang diinginkan adalah sari buah dengan kejernihan yang rendah atau kekeruhan yang tinggi karena pada dasarnya yang dihasilkan adalah cloud juice. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa perlakuan yang mendapatkan bobot tertinggi adalah perlakuan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/kg + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l). 4.2.3.2. SARI BUAH DENGAN FILTRASI Penentuan perlakuan terbaik untuk sari buah rambutan dengan filtrasi dilakukan dengan teknik pembobotan. Ada beberapa kriteria yang berbeda terkait
86
dengan pembobotan yang dilakukan pada sari buah rambutan dengan filtrasi, diantaranya adalah kualitas kejernihan yang diinginkan dan bilangan formol. Teknik pembobotan untuk mendapatkan perlakuan terbaik untuk sari buah rambutan dengan filtrasi disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Pembobotan perlakuan terbaik sari buah rambutan dengan filtrasi Nilai Bobot A2B2 A2B1 A1B1 A1B2 Total Asam 15 17 17 15 15 Vitamin C 15 13 11 10 11 Kejernihan 10 13 11 10 11 Bilangan Formol 15 17 12 16 18 Tpt (total padatan terlarut) 10 13 15 11 14 Mikrobiologis 15 0 5 10 10 Uji organoleptik aroma 5 7 5 6 7 Uji organoleptik rasa 5 11 11 9 8 Uji organoleptik warna 5 10 8 8 12 Uji organoleptik penerimaan umum 5 9 11 8 9 TOTAL 100 110 106 103 115 BOBOT x NILAI 1150 1110 1130 1240 Kriteria
Kualitas yang diinginkan pada sari buah rambutan dengan filtrasi adalah sari buah rambutan dengan kejernihan yang tertinggi, karena yang dihasilkan adalah clear juice. Kriteria yang lain adalah banyaknya bilangan formol (ml NaOH/100 mg bahan), semakin tinggi nilai bilangan formol sari buah yang dihasilkan maka semakin memenuhi kriteria SNI tentang syarat mutu minuman sari buah. Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa perlakuan yang mendapatkan bobot tertinggi adalah perlakuan pengkondisian pH (asam sitrat 1 g/l) dan penyimpanan suhu 5oC±2oC. 4.2.4. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Maksud dari analisis finansial pada usaha agroindustri pengolahan sari buah rambutan yang akan didirikan adalah untuk mengetahui apakah secara ekonomi usaha tersebut menguntungkan (economically profitable). Jika dari hasil analisis melalui indikator-indikator pengukuran investasi usaha dinilai layak, maka usaha tersebut dapat diteruskan pengerjaannya (go), sedangkan sebaliknya jika dinilai tidak layak maka lebih baik usaha dievaluasi kembali (no go). Analisis finansial bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pendapatan dan pengeluaran atas suatu usaha yang dilakukan.
Analisis
87
pendapatan menunjukkan usahasi pendapatan yang dapat diperoleh setiap tahun selama umur usaha. Pengeluaran menunjukkan kebutuhan biaya untuk melaksanakan pengembangan teknologi sari buah rambutan.
Komponen
pengeluaran ini terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, dan modal kerja awal. 4.2.4.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi Asumsi dan parameter yang dipakai dalam analisis finansial usaha pembuatan sari buah rambutan dengan perlakuan penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/l + CMC 1,25 g/ l) dan penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) sebagai perlakuan terbaik dari pembuatan sari buah tanpa filtrasi adalah sebagai berikut: 1. Umur usaha yang digunakan untuk pendirian usaha sari buah rambutan adalah 10 tahun sesuai dengan umur ekonomis peralatan dan mesin. 2. Harga-harga yang digunakan merupakan harga konstan selama waktu pengkajian. 3. Tahun usaha dimulai pada tahun ke-0, yaitu tahun pembangunan usaha. Produksi dimulai pada tahun ke-1 dengan kapasitas produksi direncanakan sebesar 70% dari kapasitas maksimum, pada tahun ke-2 berproduksi 80%, pada tahun ke-3 akan berproduksi 90% dan tahun ke-4 akan berproduksi 100%. 4. Jumlah biaya investasi pada tahun ke-0 adalah Rp. 290.100.000,- (dua ratus sembilan puluh juta seratus ribu rupiah). Biaya investasi digunakan untuk investasi bangunan, pembelian mesin, peralatan dan alat kantor. 5. Struktur biaya terdiri dari 50% modal sendiri yang diperoleh dari pemegang saham dan 50% berasal dari pinjaman yang diperoleh dari Bank Swasta. Tingkat bunga sebesar 17% per tahun dengan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun dengan sistem perhitungan bunga secara efektif menurun. 6. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus, dengan persentase penyusutan berkisar antara 2
10% dari biaya investasi, kemudian dibagi
dengan umur ekonomisnya. 7. Biaya perawatan (maintenance) diasumsikan bernilai 2-3% dari nilai investasi.
88
8. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari, dalam sebulan ada 25 hari kerja. Jumlah jam kerja dalam satu hari 8 jam. 9. Biaya operasional merupakan biaya yang digunakan memproduksi produk. Komponen biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencakup gaji tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, perawatan, dan biaya lain-lain (overhead cost). Biaya variabel mencakup biaya bahan baku, utilitas, transportasi, dan biaya tenaga kerja langsung. operasional
setiap
tahun
(kapasitas
produksi
100%)
Jumlah biaya adalah
Rp.
3.306.524.680,- yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 150.860.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 3.155.664.680,10. Kapasitas produksi sari buah rambutan adalah 4.989 botol sari buah rambutan dengan jumlah kebutuhan bahan baku per hari buah rambutan sebesar 2.000 kg, gula 224,52 kg, natrium benzoat sebesar 0,38 kg, kalium sorbat sebesar 0,38 kg, CMC (carboksimetilsellulosa) sebesar 1,87 kg, karagenan sebesar 1,87 kg. 11. Harga rambutan adalah Rp. 1.500 per kg, gula Rp. 10.000 per kg, natrium benzoat seharga Rp 28.000/kg, kalium sorbat seharga Rp 90.000,-/kg, CMC (carboksimetilsellulosa) seharga Rp 100.000,-/kg, karagenan seharga Rp 200.000,-/kg. Harga produk sari buah rambutan tanpa filtrasi buah adalah Rp. 3.500 per unit @ 300 ml. 12. Sumber daya manusia yang digunakan untuk pabrik ini diasumsikan mampu mengoperasikan mesin dan peralatan secara optimum. 13. Pada peramalan potensi bahan baku untuk masa yang akan datang diasumsikan populasi meningkat setiap tahun Kriteria Investasi Kriteria investasi diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dilihat dari segi finansial. Kriteria investasi dikelompokkan berdasarkan nilai uang yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net Benefit Cost dan berdasarkan nilai waktu yaitu Pay Back Periode dan Break Even Point.
89
1) Kriteria investasi produksi Sari buah rambutan tanpa filtrasi dihitung dengan tingkat bunga bank sebesar 17 %/ tahun. Tabel 14 menyajikan kriteria inveatsi produksi sari buah rambutan tanpa filtrasi Tabel 14. Kriteria Investasi Produksi sari buah rambutan tanpa filtrasi Kriteria Nilai Keterangan NPV (Rp) 1.816.435.505 IRR (%) Usaha layak 20,33% Net B/C Dilaksanakan 1,70 PBP (Tahun) 2,83 BEP (Unit/Tahun) 108.409 2) Kriteria Penilaian untuk NPV yang merupakan keuntungan bersih yang diterima pada tahun yang akan datang jika diukur dengan nilai sekarang adalah: Jika NPV > 0, maka usulan usaha diterima Jika NPV < 0, maka usulan usaha ditolak Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan usaha diterima atau ditolak Pada produksi Sari buah rambutan tanpa filtrasi NPV yang dihasilkan > 0 atau NPV-nya positif Rp 1.816.435.505 ,3) IRR adalah tingkat suku bunga yang menunjukkan nilai sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh biaya investasi usaha. Nilai IRR dari perhitungan sebesar 20,33 %, karena IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan maka usaha sari buah rambutan tanpa filtrasi dinyatakan layak berdasarkan perhitungan IRR. 4) Net B/C merupakan rasio manfaat bersih yang bersifat positif dengan biaya yang bersifat negatif. Net B/C bunga 17% menunjukkan nilai 1,70 yang berarti setiap rupiah investasi yang ditanamkan menghasilkan keuntungan sebesar 1,96 rupiah. Nilai Net B/C >1 maka usaha dianggap layak. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Net B/C adalah sebesar 1,70. Karena nilai Net B/C lebih besar dari 1 maka usaha sari buah rambutan tanpa filtrasi dinyatakan layak berdasarkan perhitungan Net B/C. 5) PBP adalah periode waktu pengembalian modal usaha yang ditanamkan. Modal investasi yang ditanamkan Rp. 290.100.000,- akan kembali setelah
90
usaha berjalan selama 2,83 tahun. Jika pay back periode lebih pendek dari maximum pay back periode maka usaha dapat diterima. PBP pada usaha sari buah rambutan tanpa filtrasi sekitar 2,83 tahun dengan umur usaha 10 tahun sehingga pengembangan usaha Sari buah rambutan tanpa filtrasi sangat layak. 6) BEP adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jmlah total biaya, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. BEP produksi Sari buah rambutan tanpa filtrasi dicapai pada tingkat penjualan 108.409 botol sari buah rambutan @ 300 ml pertahun. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Analisis sensitifitas kelayakan usaha digunakan untuk mengantisipasi resiko usaha di kemudian hari. Untuk mengetahui dampak perubahan harga jual sari buah rambutan tanpa membran yang akan mempengaruhi besarnya pendapatan, maka akan dilakukan beberapa simulasi yang dinamakan dengan analisis sensitivitas usaha. Sensitivitas usaha kelayakan usaha ini dilakukan pada 2 komponen, yaitu komponen pendapatan dan komponen biaya yang dilakukan melalui 3 skenario, yaitu: Skenario I Pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% dan 10% , sedangkan biaya biaya investasi dan biaya operasional dianggap tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga sari buah rambutan tanpa membran di pasaran karena jumlah permintaan yang menurun. Skenario II Bahan baku mengalami kenaikan 10%. Kenaikan harga bahan baku bisa diakibatkan kenaikan biaya operasional budidaya rambutan. Skenario III Kenaikan biaya transportasi sebesar 10%. Kenaikan biaya transportasi dikarenakan naiknya harga bbm. Skenario IV
91
Kenaikan suku bunga bank menjadi 20%. Kenaikan suku bunga dapat diakibatkan oleh tingginya inflasi. Hasil analisis sensitivitas untuk Skenario I, II, III dan IV disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil analisis sensitivitas sari buah rambutan tanpa filtrasi Skenario
Kriteria Kelayakan Investasi NPV (Rp)
Penurunan harga jual 5%
IRR
Net B/C
Ket PBP (Th)
1.047.546.939,02
12,09%
1,40
3,52
Tidak layak
1.800.817.795
20,14%
1,69
2,85
Layak
Kenaikan suku bunga menjadi 20%
1.343.219.312,27
16,23%
1,52
2,92
Tidak layak
kenaikan harga bahan baku 10%
1.456.026.828,41
16,16%
1,55
3,15
Tidak layak
3,36%
1,11
4,70
Tidak layak
Kenaikan biaya transportasi 10 %
Penurunan harga jual 10%
278.658.373,49
Pada Tabel 15 terlihat bahwa analisis sensitifitas dengan menggunakan beberapa skenario seperti penurunan harga jual mencapai 5 % dan 10%, kenaikan kenaikan tingkat suku bunga 20 %, kenaikan harga bahan baku 10%, dan penurunan harga jual 10 % menunjukkan bahwa usaha sari buah rambutan tanpa filtrasi tidak layak dilaksanakan berdasarkan kriteria IRR yang dibawah suku bunga bank yang digunakan yaitu 17%, sedangkan berdasarkan kriteria kelayakan lainnya seperti NPV, Net B/C dan PBP menunjukkan bahwa usaha sari buah rambutan dengan filtrasi layak dilaksanakan. Demikian pula jika terjadi kenaikan biaya transportasi 10% berdasarkan analisis sensitifitas, usaha sari buah rambutan layak dilaksanakan. 4.2.4.2. Sari Buah Dengan Filtrasi Asumsi dan parameter yang dipakai dalam analisis finansial industri pembuatan sari buah rambutan dengan perlakuan pengkondisian pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC sebagai perlakuan terbaik dari pembuatan sari buah tanpa filtrasi adalah sebagai berikut: 1. Umur usaha yang digunakan untuk pendirian industri sari buah rambutan adalah 10 tahun sesuai dengan umur ekonomis peralatan dan mesin. 2. Harga-harga yang digunakan merupakan harga konstan selama waktu pengkajian. 3. Tahun usaha dimulai pada tahun ke-0, yaitu tahun pembangunan usaha. Produksi dimulai pada tahun ke-1 dengan kapasitas produksi direncanakan
92
sebesar 70% dari kapasitas maksimum, pada tahun ke-2 berproduksi 80%, pada tahun ke-3 akan berproduksi 90% dan tahun ke-4 akan berproduksi 100%. 4. Jumlah biaya investasi pada tahun ke-0 adalah Rp. 353.600.000,- (tiga ratus lima puluh tiga enam ratus ribu rupiah). Biaya investasi digunakan untuk investasi bangunan, pembelian mesin, peralatan dan alat kantor. 5. Struktur biaya terdiri dari 50% modal sendiri yang diperoleh dari pemegang saham dan 50% berasal dari pinjaman yang diperoleh dari Bank Swasta. Tingkat bunga sebesar 17% per tahun dengan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun dengan sistem perhitungan bunga secara efektif menurun. 6. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus, dengan persentase penyusutan berkisar antara 2
10% dari biaya investasi, kemudian dibagi
dengan umur ekonomisnya. 7. Biaya perawatan (maintenance) diasumsikan bernilai 2-3% dari nilai investasi. 8. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari, dalam sebulan ada 25 hari kerja. Jumlah jam kerja dalam satu hari 8 jam. 9. Biaya operasional merupakan biaya yang digunakan memproduksi produk. Komponen biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencakup gaji tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, perawatan, dan biaya lain-lain (overhead cost). Biaya variabel mencakup biaya bahan baku, utilitas, transportasi, dan biaya tenaga kerja langsung.
Jumlah biaya
operasional setiap tahun (kapasitas produksi 100%) adalah Rp. 3.306.524.680,yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 152.140.000,- dan biaya variabel sebesar Rp 2.027.899.380,10. Kapasitas produksi sari buah rambutan adalah 1.449 botol sari buah rambutan dengan jumlah kebutuhan bahan baku per hari buah rambutan sebesar 3.500 kg, asam sitrat sebesar 0,4347 kg, dan bahan pengemas berupa sebanyak 1.449 botol. 11. Harga rambutan adalah Rp. 2.000 per kg, asam sitrat Rp 18.000.- dan botol Rp 500. Harga produk sari buah rambutan tanpa filtrasi adalah Rp. 8.300 per unit @ 300 ml. Penentuan harga ini dilakukan berdasarkan survey pasar terhadap produk sejenis dipasaran yang terjual seharga Rp. 8.250 @ 250 ml.
93
12. Sumber daya manusia yang digunakan untuk pabrik ini diasumsikan mampu mengoperasikan mesin dan peralatan secara optimum. 13. Pada peramalan potensi bahan baku untuk masa yang akan datang diasumsikan populasi meningkat setiap tahun Kriteria Investasi Kriteria investasi diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dilihat dari segi finansial. Kriteria investasi dikelompokkan berdasarkan nilai uang yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net Benefit Cost dan berdasarkan nilai waktu yaitu Pay Back Periode dan Break Even Point. 1) Kriteria investasi produksi Sari buah rambutan dengan filtrasi dihitung dengan tingkat bunga bank sebesar 17%/tahun. Tabel 16 menyajikan kriteria investasi produk sari buah rambutan. Tabel 16. Kriteria Investasi Produksi sari buah rambutan dengan filtrasi membran Kriteria Nilai Keterangan NPV (Rp) 1.305.475.544 IRR (%) 18,40% Net B/C Usaha layak 1,64 PBP (Tahun) Dilaksanakan 2,95 BEP (Unit/Tahun) 41.855 2) Kriteria Penilaian untuk NPV yang merupakan keuntungan bersih yang diterima pada tahun yang akan datang jika diukur dengan nilai sekarang adalah: Jika NPV > 0, maka usulan usaha diterima Jika NPV < 0, maka usulan usaha ditolak Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan usaha diterima atau ditolak Pada produksi Sari buah rambutan dengan filtrasi NPV yang dihasilkan > 0 atau NPV-nya positif Rp 1.305.475.544 setelah usaha dilaksanakan selama 10 tahun. 3) IRR adalah tingkat suku bunga yang menunjukkan nilai sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh biaya investasi industri. Nilai IRR dari perhitungan sebesar 18,40 %, karena IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang
94
digunakan maka industri sari buah rambutan tanpa filtrasi dinyatakan layak berdasarkan perhitungan IRR. 4) Net B/C merupakan rasio manfaat bersih yang bersifat positif dengan biaya yang bersifat negatif. Net B/C bunga 17% menunjukkan nilai 1,64 yang berarti setiap rupiah investasi yang ditanamkan menghasilkan keuntungan sebesar 1,64 rupiah. Nilai Net B/C >1 maka usaha dianggap layak. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Net B/C adalah sebesar 1,64 Karena nilai Net B/C lebih besar dari 1 maka industri Sari buah rambutan tanpa filtrasi dinyatakan layak berdasarkan perhitungan Net B/C. 5) PBP adalah periode waktu pengembalian modal usaha yang ditanamkan. Modal investasi yang ditanamkan Rp. 353.600.000,- akan kembali setelah usaha berjalan selama 2,95 tahun. Jika pay back periode lebih pendek dari maximum pay back periode maka usaha dapat diterima. PBP pada industri sari buah rambutan tanpa filtrasi sekitar 2,95 tahun dengan umur usaha 10 tahun sehingga pengembangan industri Sari buah rambutan dengan filtrasi sangat layak. 6) BEP adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. BEP produksi Sari buah rambutan tanpa filtrasi dicapai pada tingkat penjualan 41.855 botol sari buah rambutan @ 300 ml pertahun seharga Rp 8.300,-. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Analisis sensitifitas kelayakan usaha digunakan untuk mengantisipasi resiko usaha di kemudian hari. Untuk mengetahui dampak perubahan harga jual sari buah rambutan tanpa membran yang akan mempengaruhi besarnya pendapatan, maka akan dilakukan beberapa simulasi yang dinamakan dengan analisis sensitivitas usaha. Sensitivitas usaha kelayakan usaha ini dilakukan pada 2 komponen, yaitu komponen pendapatan dan komponen biaya yang dilakukan melalui 3 skenario, yaitu:
95
Skenario I Pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% dan 10% , sedangkan biaya biaya investasi dan biaya operasional dianggap tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga sari buah rambutan tanpa membran di pasaran karena jumlah permintaan yang menurun. Skenario II Bahan baku mengalami kenaikan 10%. Kenaikan harga bahan baku bisa diakibatkan kenaikan biaya operasional budidaya rambutan. Skenario III Kenaikan biaya transportasi sebesar 10%. Kenaikan biaya transportasi dikarenakan naiknya harga bbm. Skenario IV Kenaikan suku bunga bank menjadi 20%. Kenaikan suku bunga dapat diakibatkan oleh tingginya inflasi. Hasil analisis sensitivitas untuk Skenario I, II, III dan IV disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil analisis sensitivitas sari buah rambutan dengan filtrasi membran Skenario Penurunan harga jual 5 % Kenaikan biaya transportasi 10 % Kenaikan suku bunga menjadi 20 %
kenaikan harga bahan baku 10% Penurunan harga jual 10%
Kriteria Kelayakan Inveastasi Net PBP NPV (Rp) IRR B/C (Th)
791.517.208,37 1.305.475.544 957.525.975,21 780.480.239,23 261.941.163,29
11,47% 18,40% 14,58% 10,88% 3,94%
1,39 1,64 1,47 1,37 1,13
3,55 2,95 3,03 3,62 4,57
Ket Tidak layak Layak Tidak layak Tidak layak Tidak layak
Pada Tabel 17 terlihat bahwa analisis sensitifitas dengan menggunakan beberapa skenario seperti penurunan harga jual mencapai 5 % dan 10%, kenaikan kenaikan tingkat suku bunga 20 %, kenaikan harga bahan baku 10%, dan penurunan harga jual 10 % menunjukkan bahwa usaha sari buah rambutan dengan filtrasi tidak layak dilaksanakan berdasarkan kriteria IRR yang dibawah suku bunga bank yang digunakan yaitu 17%, sedangkan berdasarkan kriteria kelayakan lainnya seperti NPV, Net B/C dan PBP menunjukkan bahwa usaha sari buah rambutan dengan filtrasi layak dilaksanakan. Demikian pula jika terjadi kenaikan
96
biaya transportasi 10% berdasarkan analisis sensitifitas, usaha industri sari buah rambutan layak dilaksanakan. Analisis kelayakan yang dilakukan pada sari buah rambutan tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi belum memasukkan hasil samping lain dari pengolahan sari buah rambutan yaitu pulp sari buah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai macam produk olahan seperti selai rambutan dan fruit leather. 4.2.5. ANALISIS NILAI TAMBAH 4.2.5.1. Sari Buah Tanpa Filtrasi Analisa nilai tambah industri minuman sari buah rambutan dilakukan dengan beberapa asumsi berikut ini : 1. Kebutuhan bahan baku berupa rambutan segar sebesar 600.000 kg/thn 2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 1.500,- sampai Rp 1.800,-/kg 3. Jumlah produksi sari buah rambutan tanpa filtrasi sebanyak 112.260 kg/thn 4. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6.000 HOK/thn 5. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 25.000 /HOK 6. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada lampiran 7.1 Hasil perhitungan nilai tambah menunjukkan bahwa besarnya nilai tambah/kg bahan baku, rasio nilai tambah (%), imbalan tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat keuntungan (%).
Nilai tambah pada harga
bahan baku harga Rp 1.500,- sebesar 1.720,99/ kg, sedangkan nilai tambah pada bahan baku seharga Rp 1.650 dan Rp 1.800, masing-masing berturut-turut Rp 1.570,99 / kg dan Rp 1.420,99 / kg bahan baku rambutan. Hasil perhitungan nilai tambah industri minuman sari buah tanpa filtrasi berbahan baku rambutan disajikan pada Tabel 18, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga harga bahan baku yang berbeda disajikan pada lampiran 7.2.
97
Tabel 18. Hasil perhitungan nilai tambah industri sari buah rambutan tanpa filtrasi pada berbagai tingkat harga bahan baku Variabel Harga bahan baku/kg Rp. 1.500,- Rp. 1.650,- Rp. 1.800,1. Nilai tambah Nilai tambah (Rp/kg) 1.720,99 1.570,99 1.420,99 Rasio nilai tambah (%) 29,20 26,66 24,11 Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 250 250 250 Bagian tenaga kerja (%) 14,53 15,91 17,59 Keuntungan (Rp/kg) 1.470,99 1.320,99 1.170,99 Tingkat keuntungan (%) 24,96 22,41 19,87 Rasio nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang diperoleh terhadap nilai output pada usaha ini adalah 29,20 %, 26,66 % dan 24,11 % berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 1.500,- Rp 1.650,- dan Rp 1.800,-.
Rasio nilai tambah tersebut lebih rendah dari hasil penelitian
Kawagoe (1994) terhadap prosessing hasil pertanian yang rata-rata mencapai 40%. Demikian pula dengan hasil penelitian Nurjanah (2008) yang berada pada kisaran 67 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga bahan baku akan merubah nilai semua variabel, dimana semakin tinggi harga bahan baku maka akan menurunkan nilai tambah, rasio nilai tambah, keuntungan/kg bahan dan tingkat keuntungan. Akan tetapi peningkatan harga bahan baku akan meningkatkan bagian tenaga kerja. 4.2.5.2. Sari Buah Dengan Filtrasi Analisa nilai tambah industri minuman sari buah rambutan dengan filtrasi dilakukan dengan beberapa asumsi berikut ini : 1. Kebutuhan bahan baku berupa rambutan segar sebesar 900.000 kg/thn 2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 1.500,- sampai Rp 1.800,-/kg 3. Jumlah produksi sari buah rambutan tanpa filtrasi sebanyak 130.410 kg/thn 4. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6.000 HOK/thn 5. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 25.000 /HOK 6. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada lampiran 8.1. Dari hasil perhitungan nilai tambah dapat diketahui besarnya nilai tambah/kg bahan baku,
98
rasio nilai tambah (%), imbalan tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat keuntungan (%). Hasil perhitungan nilai tambah industri minuman sari buah tanpa filtrasi berbahan baku rambutan disajikan pada Tabel 19, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga harga bahan baku yang berbeda disajikan pada lampiran 8.2. Tabel 19. Hasil perhitungan nilai tambah industri sari buah rambutan dengan filtrasi membran pada berbagai tingkat harga bahan baku Variabel Harga bahan baku/kg Rp. 1.500,- Rp. 1.650,Rp. 1.800,1. Nilai tambah Nilai tambah (Rp/kg) 2.127 1.977 1.827 Rasio nilai tambah (%) 53,60 49,82 46,04 Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 167 167 167 Bagian tenaga kerja (%) 7,83 8,43 9,12 Keuntungan (Rp/kg) 1.960,64 1.810,64 1.660,64 Tingkat keuntungan (%) 49,40 45,62 41,84 Nilai tambah pada harga bahan baku seharga Rp 1.500,- sebesar 2.127 / kg, sedangkan nilai tambah pada bahan baku seharga Rp 1.650,- dan Rp 1.800,-, masing-masing berturut-turut Rp 1.977 / kg dan Rp 1.827 / kg bahan baku rambutan. Hasil perhitungan nilai tambah ini menunjukkan bahwa industri minuman sari buah rambutan memberikan nilai tambah yang relatif tinggi. Rasio nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang diperoleh terhadap nilai output pada usaha ini adalah 49,40 %, 45,65 % dan 41,84 % berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 1.500,-, Rp 1.650,- dan Rp 1.800,-. Rasio nilai tambah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rasio nilai tambah sari buah rambutan tanpa filtrasi.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Perlakuan terbaik dari sari buah rambutan tanpa filtrasi adalah perlakuan Penambahan zat penstabil (karagenan 1,25 g/l + CMC 1,25 g/ l) + penambahan pengawet (natrium benzoat 0,25 g/l + kalium sorbat 0,25 g/l) sedangkan perlakuan terbaik dari sari buah dengan menggunakan filtrasi membran adalah perlakuan pengaturan pH dan penyimpanan suhu 5oC±2oC dengan karakteristik yang paling sesuai dengan kriteria SNI mengenai syarat mutu minuman sari buah
dan
memiliki daya simpan selama 4 bulan. Hasil analisis kelayakan finansial dengan suku bunga 17% dan lama proyek 10 tahun menunjukkan bahwa produk sari buah rambutan tanpa membran seharga Rp 3.500,- @ 300 ml layak dilaksanakan dengan NPV Rp 1.816.435.505,-, IRR 20,33%, Net B/C 1,70, PBP 2,83 tahun, dan BEP 108.409 unit/tahun. Sedangkan untuk produk sari buah rambutan dengan filtrasi seharga Rp 8.300,- @ 300 ml layak dilaksanakan dengan NPV Rp 1.305.475.544,-, IRR 18,40 %, Net B/C 1,64 PBP 2,95 tahun, dan BEP 41.855 unit/tahun. Nilai tambah untuk sari buah tanpa filtrasi pada harga bahan baku Rp 1.500,- adalah Rp 1.720,99/kg, rasio nilai tambah sebanyak 29.20 %, imbalan tenaga kerja Rp 250 /kg, bagian tenaga kerja 14,53 %, keuntungan Rp 1.470,99 dan tingkat keuntungan 24,96. Sedangkan nilai tambah untuk sari buah dengan filtrasi membran adalah Rp 2.127/kg, rasio nilai tambah 53,60%, imbalan tenaga kerja Rp 167.-, bagian tenaga kerja sebanyak 7,83%, keuntungan Rp 1.960,64/kg dan tingkat keuntungan 49,40%. 5.2. Saran Pada proses pengolahan sari buah rambutan perlu dikaji lebih lanjut tentang umur simpan dari kedua jenis sari buah yaitu sari buah tanpa filtrasi dan sari buah dengan filtrasi.
100
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Cellulose. [terhubung http://en.wikipedia.org/wiki/Cellulose. [1 Juni 2009]. Anonim, 2001. Rambutan. [terhubung berkala] [10 Februari 2009].
berkala]
http://www.agridept.gov.ik
Anonim, 2001. Rambutan. [terhubung berkala] http://www.warintek.co.id [10 Februari 2009]. Arhurst, P.R. 1995. Production And Packaging Of Non-Carbonated Fruit Juices And Fruit Benerages. Blackie Academic And Profesional. London. Astawan, M dan Mita Wahyuni. 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Akademika Pressindo. Apriyanto A. 2002. Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi dan Keamanan Pangan. Makalah Seminar Online Kharisma ke-2 . Badan Pusat Statistik. 2008. Produksi rambutan pertahun 2001-2007. [terhubung berkala] http://www.bps.co.id [10 Februari 2009]. Belitz, H. D. and W. Grosch. 1986. Food Chemistry. Springer Veralag Berlin Heldenberg, New York Beuchat. 1981. Synergistic effect of potasium sorbate and sodium benzoate on thermal inactivation of yeast. Jurnal of Food Science. 46 (3) : 771-777 Blank LPE, Tarquin APE. 2002. Engineering Economy. Boston: McGrawHill Buckle, Edward, Fleet, Wooton. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press. Cahyadi, W. 2006. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta. Cakmakci S. and Turgut T. 2003. Influence of Different Light Sources, Illumination Intensities and Storage Times on the Vitamin C Content in Pasteurized Milk. Turk J Vet Anim Science tubitak. http://journals.tubitak.gov [9 november 2009]. Casani SD, Jorgensen RB. 2000. Cross-flow Filtration of Fruit Juice. Working Report No. 12. Miljostyrelsen, Denmark. Cheryan, M. 1998. Ultrafiltration and Microfiltration Handbook. Technomic Publishing Co.Inc. Pennsylvania.
101
Chang, Wu Ming., Huang Tsuang Hsiung., Lin Ching Mei., Chen Hsuan Yu dan Lin Yeong Shenn. 2000. A Metode for reducing pink discoloration in lychee (Litchi chinensis Sonn.) juice. Food Preserv Sci. 26 (6). (Technical Report). Cisse M, Vaillant F, Perez A, Dornier M, Reynes M. 2005. The quality of orange juice processed by coupling crossflow microfiltration and osmotic evaporation. Int. J. of Food Sci and Techno 40 : 105-116. deMan MJ. Kimia Makanan. Padmawinata K, penerjemah; ITB Bandung. 1997. Terjemahan dari : Principles of Food Chemistry. Desrosier, Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan Edisi ke-3. MuchjiMuljoharjo, Penerjemah. Jakarta. UI.Press. Terjemahan dari : The Technology of Food Preservation. Dwidjoseputro, D. 1985. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Malang Fardiaz, S. 1990. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjutan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. El-Nemr SE, Ismail IA, Askar A. 1988. Aroma Changes In Mango Juice During Processing And Storage. Food Chemistry. 30: 269-275. Fardiaz, Srikandi, Ratih Dewanti, Slamet Budijanto. 1987. Risalah Seminar ; Bahan Tambahan Kimiawi (Food Additive). Institut Pertanian Bogor, Bogor Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan 1. Petunjuk Laboratorium. IPB. Bogor. Fennema, 1996. Food Chemistry. Marcel Dekker Inc. New York and Basel Furia, T. 1972. CRC Handbook of Food Additives, CRC Press. Boca Raton, Florida. Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika. Edisi Ke-5 Terjemahan Yuhilja Hanum Dan Irwan Arifin. Erlangga Jakarta. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. S. Sutomo dan K. Mangiri, Penerjemah Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture Project. Gumbira-Sa id E, Intan AH. 2000. Menghitung Nilai Tambah Produk Agribisnis. Komoditas 11(19):48. Hernandez, J Dolz, M Dolz, Delegido and Pellicer (2001) Viscous Synergism in carrageenan ( and ) and locust bean gum mixtures : influence of adding sodium carboxymethylcellulose. Food science Technologi 2001;7(5):383391. [20 Oktober 2009].
102
Hidayat dan Ikariztiana, 2004. Membuat Permen Jelly. Surabaya : Trubus Agrisarana. Johannes, H., 1973. Kimia Koloid dan Kimia Permukaan, UGM, Yogyakarta. Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta:FE UI. Liu SX. 2005. Membran technology for postharvest processing of fruit and vegetables. Stewart Postharvest Review. 2 (1) : 1 11. Mangunwidjaja, Djumali Dan Darnoko. 1990. Teknologi Membran Pada Bioproses. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Ipb. Bogor Makfoeld, Jarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta. Minarni. 1996. Mempelajari Pembuatan Dan Penyimpanan Permen Jelly Gelatin Dari Buah Mangga Kweni.Bogor : Fakultas Teknik Pertanian IPB. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. Pustaka Sinar Harapan.
1993.
Metabolisme zat gizi. Jakarta:
Nelson, Philip dan Donald K. Tressler. 1980. Fruit and Vegetable Juice Processing Technology. AVI Publishing Company Westport, Connecticut. Nurjanah S. 2008. Identifikasi Steroid teripang pasir (Holothuria scabra) dan Bioassay Produk Teripang sebagai Sumber Aprodisiaka Alami dalam Upaya Peningkatan Nilai Tambah Teripang. [disertasi], Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. [Osmonics]. 2007. [terhubung berkala]. http://www.osmonics.com [14 juni 2009] Pantastico EB. 1975. Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pelczar MJJr, Chan ECS. Dasar-dasar Mikrobiologi. Volume ke-2. Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, Penerjemah; Jakarta :UI Pr; 1988. Terjemahan dari: Element of Microbiologi Plantamor 2008. Informasi Spesies. http://www.plantamor.com [13 maret 2009].
[terhubung
berkala]
Pujimulyani D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Polland, A. Dan C. F. Timberlake. 1971. Fruit Juice di Dalam Hulme, A.C. ed. The Biochemistry of Fruit and their Product. Vol. II. Academic Press. London. New York.
103
Satuhu, S. 2003. Penanganan Dan Pengolahan Buah. Cet. Ke-IV. Jakarta , Penebar Swadaya. Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB. Soedibjo, M., Roosmani dan Purnomo. 1989. Pengolahan dan Pemanfaatan Buah. Produksi Mangga di Indonesia eds. Surachmat-Kusumo, Ismiyati, HendroSunarjono, Riati. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta. Soekanto. 1985. Penilaian Organoleptik untuk industri pangan dan hasil pertanian. Bhatara karya aksara. Jakarta. Stanley N. 1987. Production, Properties and Uses of Carrageenan. Food And Agriculture Organization Of The United Nations. Rome [Terhubung berkala] http://www.fao.org [23 Juni 2009]. Sudarmandji S., Haryono B, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Tambahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sudarmadji S, Kasmodjo R, Sardjono, Wibowo D, Margino S, Endang SR, 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Yogyakarta. Suryaningrum. Th. D. 1988. Kajian Sifat-sifat Mutu Komoditas Rumput Laut Budidaya Jenis Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangana, 1977. Manual of Analysis of Fruit and Vegetables Product, Mc. Graw Hill Publishing Co. Ltd. New York. Rukmana R dan Yuniarsih Y, 2002. Rambutan Komoditas Unggulan dan Prospek Agribisnis. Kanisius, Yogyakarta. Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu, S. Naruki, dan M. Astuti. 1991. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive). PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta Ulbricht, M. 2006. Advanced Functional Polymer Membrans. [terhubung berkala] http//www.sciencedirect.com [26 Februari 2009] Venturini WG, Dornier M, and Belleville MP. 2003. Tangential Microfiltration of Orange Juice in Bench Pilot. Ciênc. Technol. Aliment. 23(3) : 330 -336. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
104
Winarno FG dan Jenie BSL. 1974. Dasar pengawetan, sanitasi dan keracunan. Bogor: Departemen hasil pertanian, FATEMETA-IPB.
LAMPIRAN
106
Lampiran 1. Prosedur Analisa 1. Vitamin C (Sudarmadji et al, 1997) Kandungan Vitamin C dihitung dengan metode titrasi / Jacobs. Sebanyak 10 g sampel dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml kemudian disaring. Setelah itu, sebanyak 10 ml larutan sampel ditetesi dengan indikator pati sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi dengan menggunakan larutan iod 0,01 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan biru. Tiap ml iod equivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Kadar vitamin C dalam contoh dihitung dengan rumus : C=
Keterangan : C = mg asam askorbat / 100 gram contoh FP = faktor pengenceran 2. Persen (%) Total Asam pada buah-buahan (Rangana, 1979). Penentuan total asam dengan cara titrasi. Sebanyak 10 ml sari buah dipipet ke dalam labu erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan air destilasi sebanyak 15 ml serta ditetesi indikator phenolphtalein. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai diperoleh warna merah jambu. Total asam dihitung dengan menggunakan rumus : TA = Dimana : TA = total asam (mek/100 ml sari buah) V = volume larutan NaOH (ml) N = Normalitas larutan NaOH (ml) P = jumlah pengenceran
107
3. Kejernihan Kejernihan diukur dengan menggunakan spektrofotometer, sebanyak 0,1 ml sari buah dipipet kedalam tabung reaksi dengan menggunakan mikropipet kemudian 0,9 ml aquades ditambahkan.
Sampel dikocok dan dimasukkan
kedalam spektofotometer yang menggunakan panjang gelombang 420. 4. Bilangan formol (SNI 01-2891-1992) Pengujian bilangan formol dilakukan berdasarkan pada, cara uji makanan dan minuman butir 4,4. Sebanyak 10 ml sari buah ditambahkan dengan 10 ml aquadest, kemudian dinetralkan dalam gelas piala dengan NaOH 0,25 N sampai pH 8,1 dengan menggunakan pH meter.
Ditambahkan 10 ml larutan
formaldehida. Setelah kurang dari 1 menit larutan dititar dengan NaOH 0,25 N sampai pH 8,1.
Bilangan formol =
x 100 (ml 0,1 alkali / 100 ml)
Keterangan : a= ml NaOH 0,25 N yang dipergunakan untuk titrasi b= Normalitas NaOH yang dipergunakan untuk titrasi c= volume contoh 5. Viskositas (cp) Viskositas (cp) sari buah rambutan diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield pada tingkat kecepatan pengadukan dan spindle yang disesuaikan dengan sampel. Nilai viscositas yang terbaca dinyatakan dalam centipoise. 6. Total Padatan Terlarut (oBrix) Total padatan terlarut diukur dengan alat Refraktometer. Sampel sari buah diteteskan pada refraktometer dan nilainya dibaca pada skala oBrix yang tertera. Refraltometer yang digunakan menggunakan selang 0-30 %.
108
7. pH (Apriyantono, 1989) Elektroda dari pH meter dicelupkan ke dalam larutan buffer (penyangga) terlebuh dahulu untuk kalibrasi alat. Kemudian dicelupkan ke dalam larutan sampel yang akan dianalisis keasamannya (pH) berapa nilai pH-nya akan tertera langsung pada layar digital pH meter tersebut. 8. Total Mikroba Sari buah/Total Plate Count (Fardiaz, 1989) Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam 9 ml larutan pengencer. Selanjutnya dilakukan pengocokan hingga homogen dengan vortex. Pengenceran dan pemupukan dilakukan dengan tingkat pengenceran 10-2. Dari tiap-tisp pengenceran, dipipet secara aseptic 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri steril (pemupukan) secara duplo dan ditambahkan media NA (Nutrient agar) steril sebanyak 15-20 ml. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara hatihati untuk meyebarkan sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau angka delapan.
Setelah media membeku, cawan petri
diinkubasikan dengan posisi terbalik pada incubator suhu 37oC selama 1 hari (12 jam).
Perhitungan jumlah total mikroba dilakukan dengan menggunakan
Standard Plate Count (SPC) metode Harrigan. 9. Uji organoleptik (Soekarto, 1985), Uji organoleptik dilakukan dengan metode consumer preference test atau uji kesukaan konsumen yaitu menggunakan panelis terlatih sebanyak 15 orang. Bahan disajikan secara acak dengan diberi nomor kode, kemudian panelis diminta untuk memberikan penilaian pada salah satu kriteria skala hedonik. pengamatan dinyatakan dengan 7 skala hedonik, berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat tidak suka Tidak suka Agak tidak suka Netral Agak suka
Hasil
1-7 dengan urutan sebagai
109
6. Suka 7. Sangat suka 9.1. Blanko Uji Organoleptik 9.1.1. Blanko Uji Organoleptik untuk sari buah rambutan UJI HEDONIK SARI BUAH RAMBUTAN Hari/Tanggal : Nama : Dihadapan anda tersedia beberapa sampel sari buah rambutan, cermati dengan seksama dan berikan penilaian anda dengan menuliskan angka : 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Agak tidak suka 4. Netral 5. Agak suka 6. Suka 7. Sangat suka No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kode 345 998 045 715 330 107 870 521
Warna
Aroma
Rasa
Penerimaan umum
9.1.2. Blanko Uji Organoleptik untuk sari buah rambutan dengan filtrasi membran UJI HEDONIK SARI BUAH RAMBUTAN Hari/Tanggal : Nama : Dihadapan anda tersedia beberapa sampel sari buah rambutan dengan menggunakan filtrasi membran, cermati dengan seksama dan berikan penilaian anda dengan menuliskan angka : 1. Sangat suka 2. Suka 3. Agak suka 4. Netral 5. Agak tidak suka
110
6. Tidak suka 7. Sangat tidak suka No. Kode 345 1. 998 2. 045 3. 715 4.
Warna
Aroma
Rasa
Penerimaan umum
111
Lampiran 2. Hasil Penelitian Pendahuluan Lampiran 2.1. Lampiran penentuan penggunaan CMC, karagenan Gum arab pada sari buah rambutan No. Perlakuan Endapan Tinggi 1. Kontrol 4,5 10 2. CMC 1 gr/liter : Karagenan 1 gr/liter 5 10 3. 2,5 gr/liter karagenan 4,3 10 4. CMC 11,25 7 ,25 gr/liter : Karagenan 1,25 gr/liter 10 5. CMC 1,25 gr/liter : Karagenan 1,25 gr/liter 4,7 10 : 0,75 gr/liter gum arab 6. CMC 1,25 gr/liter : Karagenan 1,25 gr/liter 5,9 10 : 1,25 gr/liter gum arab Lampiran 2.2. Lampiran kurva standar pengencera pengenceran n sari buah dengan filtrasi terhadap kejernihan (%T)
112
Lampiran 3. Uji Analisis Keragaman Sari Buah Tanpa Filtrasi Lampiran 3.1.1. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
,000(a)
7
6,51E-005
6,118
,001
,007
1
,007
613,889
,000
pH
6,94E-006
1
6,94E-006
,653
,431
Pengawet
6,11E-005
1
6,11E-005
5,742
,029
Penstabil
,000
1
,000
22,967
,000
pH * pengawet
6,62E-006
1
6,62E-006
,622
,442
pH * penstabil
2,84E-010
1
2,84E-010
,000
,996
,000
1
,000
10,269
,006
2,73E-005
1
2,73E-005
2,569
,129
Error
,000
16
1,06E-005
Total
,007
24
Corrected Total
,001
23
Intercept
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
a R Squared = ,728 (Adjusted R Squared = ,609)
Tukey B Interaksi pengawet (B)*penstabil(C) B2C1
N
Subset 1 6
,0127644
B1C1
6
,0138405
B1C2
6
,0159543
B2C2
6
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1,06E -005. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.
2
,0234106
113
Lampiran 3.1.2. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,001(a)
7
,000
11,257
,000
,010
1
,010
892,490
,000
pH
1,51E-006
1
1,51E-006
,131
,722
Pengawet
7,04E-006
1
7,04E-006
,610
,446
Penstabil
,001
1
,001
77,185
,000
pH * pengawet
1,57E-006
1
1,57E-006
,136
,717
pH * penstabil
6,73E-006
1
6,73E-006
,583
,456
pengawet * penstabil
1,73E-006
1
1,73E-006
,150
,704
pH * pengawet * penstabil
4,48E-009
1
4,48E-009
,000
,985
Error
,000
16
1,15E-005
Total
,011
24
Corrected Total
,001
23
Intercept
a R Squared = ,831 (Adjusted R Squared = ,757)
Lampiran 3.1.3. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
,001(a)
6
F
Sig,
9,36E-005
27,873
,000
,007
1
,007
2216,260
,000
pH
6,01E-005
1
6,01E-005
17,910
,001
Pengawet
1,22E-005
1
1,22E-005
3,628
,078
Penstabil
,000
1
,000
94,829
,000
pH * pengawet
3,35E-006
1
3,35E-006
,997
,335
pH * penstabil
1,32E-005
1
1,32E-005
3,940
,067
pengawet * penstabil
7,97E-007
1
7,97E-007
,237
,634
,000
0
,
,
,
Error
4,70E-005
14
3,36E-006
Total
,009
21
Corrected Total
,001
20
pH * pengawet * penstabil
a R Squared = ,923 (Adjusted R Squared = ,890)
114
Lampiran 3.1.4. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,001(a)
6
,000
5,184
,005
,008
1
,008
417,828
,000
pH
9,30E-006
1
9,30E-006
,482
,499
Pengawet
3,16E-005
1
3,16E-005
1,640
,221
Penstabil
,000
1
,000
18,260
,001
pH * pengawet
1,10E-006
1
1,10E-006
,057
,814
pH * penstabil
7,29E-006
1
7,29E-006
,378
,549
pengawet * penstabil
Intercept
5,09E-005
1
5,09E-005
2,640
,126
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,000
14
1,93E-005
Total
,010
21
Corrected Total
,001
20
a R Squared = ,690 (Adjusted R Squared = ,557)
Lampiran 3.1.5. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,001(a)
6
,000
3,048
,040
,008
1
,008
213,106
,000
Ph
1,65E-009
1
1,65E-009
,000
,995
Pengawet
7,99E-007
1
7,99E-007
,021
,888
Penstabil
,001
1
,001
14,237
,002
pH * pengawet
3,28E-006
1
3,28E-006
,085
,775
pH * penstabil
3,58E-006
1
3,58E-006
,092
,766
pengawet * penstabil
3,10E-005
1
3,10E-005
,801
,386
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,001
14
3,87E-005
Total
,011
21
Corrected Total
,001
20
Intercept
a R Squared = ,566 (Adjusted R Squared = ,381)
115
Lampiran 3.1.6. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
,001(a)
6
8,77E-005
2,898
,047
,009
1
,009
292,017
,000
pH
2,05E-008
1
2,05E-008
,001
,980
Pengawet
3,61E-005
1
3,61E-005
1,195
,293
Penstabil
,000
1
,000
7,159
,018
pH * pengawet
3,70E-006
1
3,70E-006
,122
,732
pH * penstabil
3,41E-006
1
3,41E-006
,113
,742
pengawet * penstabil
Intercept
8,58E-005
1
8,58E-005
2,836
,114
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,000
14
3,02E-005
Total
,011
21
Corrected Total
,001
20
a R Squared = ,554 (Adjusted R Squared = ,363)
Lampiran 3.1.7. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisaTotal_asam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,000(a)
5
7,99E-005
1,865
,105
Intercept
,053
1
,053
1238,819
,000
Hari
,000
5
7,99E-005
1,865
,105
Error
,005
126
4,28E-005
Total
,059
132
Corrected Total
,006
131
a R Squared = ,069 (Adjusted R Squared = ,032)
116
Lampiran 3,2,1, Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
70,271(a)
7
10,039
,544
,789
12945,274
1
12945,274
701,863
,000
,919
1
,919
,050
,826
Pengawet
39,504
1
39,504
2,142
,163
Penstabil
Intercept pH
20,110
1
20,110
1,090
,312
pH * pengawet
,888
1
,888
,048
,829
pH * penstabil
,721
1
,721
,039
,846
pengawet * penstabil
,864
1
,864
,047
,831
7,265
1
7,265
,394
,539
Error
295,106
16
18,444
Total
13310,651
24
365,377
23
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,192 (Adjusted R Squared = -,161)
Lampiran 3.2.2. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_Vi taminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
140,714(a)
7
20,102
,444
,860
12305,916
1
12305,916
271,766
,000
13,300
1
13,300
,294
,595
Pengawet
,004
1
,004
,000
,992
Penstabil
13,639
1
13,639
,301
,591
pH * pengawet
50,649
1
50,649
1,119
,306
pH * penstabil
12,482
1
12,482
,276
,607
pengawet * penstabil
50,634
1
50,634
1,118
,306
,006
1
,006
,000
,991
Error
724,501
16
45,281
Total
13171,132
24
865.216
23
Intercept pH
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,163 (Adjusted R Squared = -,204)
117
Lampiran 3.2.3. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC
Source Corrected Model Intercept pH
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
176,061(a)
6
29,343
4,590
,009
8760,886
1
8760,886
1370,535
,000
8,590
1
8,590
1,344
,266
Pengawet
142,621
1
142,621
22,311
,000
Penstabil
5,400
1
5,400
,845
,374
pH * pengawet
25,723
1
25,723
4,024
,065
pH * penstabil
1,703
1
1,703
,266
,614
pengawet * penstabil
1,521
1
1,521
,238
,633
,000
0
,
,
,
Error
89,492
14
6,392
Total
9430,439
21
265,553
20
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,663 (Adjusted R Squared = ,519)
Lampiran 3.2.4. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
162,356(a)
6
27,059
1,318
,312
7959,096
1
7959,096
387,649
,000
pH
14,876
1
14,876
,725
,409
Pengawet
28,322
1
28,322
1,379
,260
Penstabil
36,675
1
36,675
1,786
,203
pH * pengawet
14,486
1
14,486
,706
,415
pH * penstabil
1,812
1
1,812
,088
,771
23,449
1
23,449
1,142
,303
,000
0
,
,
,
Error
287,444
14
20,532
Total
8949,427
21
449,800
20
Intercept
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,361 (Adjusted R Squared = ,087)
118
Lampiran 3.2.5. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model Intercept pH Pengawet Penstabil
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
212,465(a)
6
35,411
1,122
,399
10534,392
1
10534,392
333,775
,000
7,183
1
7,183
,228
,641
15,222
1
15,222
,482
,499
,008
1
,008
,000
,987
pH * pengawet
74,320
1
74,320
2,355
,147
pH * penstabil
57,763
1
57,763
1,830
,198
130,421
1
130,421
4,132
,061
,000
0
,
,
,
Error
441,858
14
31,561
Total
11869,089
21
654,324
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,325 (Adjusted R Squared = ,035)
Lampiran 3.2.6. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_VitaminC Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
33,671(a)
6
5,612
,609
,720
6836,744
1
6836,744
741,863
,000
pH
2,861
1
2,861
,310
,586
Pengawet
2,275
1
2,275
,247
,627
Penstabil
6,034
1
6,034
,655
,432
pH * pengawet
7,383
1
7,383
,801
,386
pH * penstabil
1,652
1
1,652
,179
,678
pengawet * penstabil
1,776
1
1,776
,193
,667
,000
0
,
,
,
Error
129,019
14
9,216
Total
7547,127
21
162,690
20
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,207 (Adjusted R Squared = -,133)
119
Lampiran 3.2.7. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_VitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
363,565(a)
5
72,713
3,316
,008
60530,040
1
60530,040
2760,368
,000
Hari
363,565
5
72,713
3,316
,008
Error
2762,960
126
21,928
Total
64277,865
132
3126,525
131
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,116 (Adjusted R Squared = ,081) Multiple Comparisons Dependent Variable: analisa_VitaminC LSD (I) Hari (J) Hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 1 7 0,58 1,35 0,67 -2,09 3,26 14 2,33 1,40 0,10 -0,44 5,10 30 3,11 1,40 0,03 0,34 5,88 60 0,12 1,40 0,93 -2,65 2,88 90 4,47 1,40 0,00 1,70 7,24 7 1 -0,58 1,35 0,67 -3,26 2,09 14 1,75 1,40 0,21 -1,02 4,52 30 2,53 1,40 0,07 -0,24 5,29 60 -0,47 1,40 0,74 -3,23 2,30 90 3,89 1,40 0,01 1,12 6,66 14 1 -2,33 1,40 0,10 -5,10 0,44 7 -1,75 1,40 0,21 -4,52 1,02 30 0,77 1,45 0,59 -2,09 3,63 60 -2,22 1,45 0,13 -5,08 0,64 90 2,14 1,45 0,14 -0,72 5,00 30 1 -3,11 1,40 0,03 -5,88 -0,34 7 -2,53 1,40 0,07 -5,29 0,24 14 -0,77 1,45 0,59 -3,63 2,09 60 -2,99 1,45 0,04 -5,85 -0,13 90 1,37 1,45 0,35 -1,49 4,23 60 1 -0,12 1,40 0,93 -2,88 2,65 7 0,47 1,40 0,74 -2,30 3,23 14 2,22 1,45 0,13 -0,64 5,08 30 2,99 1,45 0,04 0,13 5,85 90 4,36 1,45 0,00 1,50 7,22 90 1 -4,47 1,40 0,00 -7,24 -1,70 7 -3,89 1,40 0,01 -6,66 -1,12 14 -2,14 1,45 0,14 -5,00 0,72 30 -1,37 1,45 0,35 -4,23 1,49 60 -4,36 1,45 0,00 -7,22 -1,50 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,05 level.
120
Lampiran 3.3.1. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
288,810(a)
7
41,259
32,583
,000
15235,920
1
15235,920
12032,316
,000
pH
77,400
1
77,400
61,126
,000
Pengawet
68,344
1
68,344
53,973
,000
Penstabil
42,400
1
42,400
33,485
,000
pH * pengawet
19,260
1
19,260
15,211
,001
pH * penstabil
27,520
1
27,520
21,734
,000
,184
1
,184
,145
,708
pH * pengawet * penstabil
53,700
1
53,700
42,409
,000
Error
20,260
16
1,266
Total
15544,990
24
309,070
23
Intercept
pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,934 (Adjusted R Squared = ,906) UJI LANJUT Tukey B Interaksi pH(A)*pengawet(B)* penstabil (C) N 1
2
Subset 3
4
5
A2B1C1
3
20,0000
A2B1C2
3
21,6333
A2B2C1
3
22,0000
A1B1C1
3
A1B2C2
3
A1B1C2
3
27,8667
27,8667
A1B2C1
3
28,9333
28,9333
A2B2C2
3
22,0000 24,5333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1,266. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
24,5333 26,6333
26,6333
29,9667
121
Lampiran 3.3.2. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
882,076(a)
7
126,011
7,931
,000
11124,120
1
11124,120
700,144
,000
pH
13,650
1
13,650
,859
,368
Pengawet
91,650
1
91,650
5,768
,029
Penstabil
,070
1
,070
,004
,948
pH * pengawet
95,600
1
95,600
6,017
,026
pH * penstabil
125,584
1
125,584
7,904
,013
pengawet * penstabil
194,370
1
194,370
12,234
,003
pH * pengawet * penstabil
361,150
1
361,150
22,731
,000
Error
254,213
16
15,888
Total
12260,410
24
1136,290
23
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,776 (Adjusted R Squared = ,678)
UJI LANJUT Tukey B Interaksi pH(A)* pengawet (B)* Penstabil A1B2C2
N
Subset
1
2
3
3
11,6667
A1B1C1
3
16,4333
16,4333
A2B1C1
3
17,1333
17,1333
A2B1C2
3
19,5333
19,5333
19,5333
A2B2C1
3
22,9667
22,9667
A1B1C2
3
25,2000
25,2000
A2B2C2
3
29,5000
A1B2C1
3
29,8000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 15,888. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
122
Lampiran 3,3,3, Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Intercept
Df
Mean Square
F
Sig.
277,458(a)
6
46,243
20,097
,000
10330,055
1
10330,055
4489,469
,000
pH
,427
1
,427
,185
,673
pengawet
61,014
1
61,014
26,517
,000
penstabil
3,178
1
3,178
1,381
,260
pH * pengawet
85,333
1
85,333
37,086
,000
pH * penstabil
84,801
1
84,801
36,855
,000
pengawet * penstabil
45,241
1
45,241
19,662
,001
,000
0
,
,
,
Error
32,213
14
2,301
Total
11557,100
21
309,671
20
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,896 (Adjusted R Squared = ,851)
UJI LANJUT Tukey B Interaksi pH(A)*pengawet B1C1
N
Subset 1 3
19,1667
B1C2
6
20,8667
B2C1
6
23,8167
B2C2
6
2
23,8167 26,7333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 8,887. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
123
Lampiran 3.3.4. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
819,670(a)
6
136,612
4,527
,009
11258,491
1
11258,491
373,080
,000
pH
85,127
1
85,127
2,821
,115
pengawet
41,782
1
41,782
1,385
,259
Penstabil
119,707
1
119,707
3,967
,066
pH * pengawet
314,163
1
314,163
10,411
,006
pH * penstabil
103,253
1
103,253
3,422
,086
21,601
1
21,601
,716
,412
,000
0
,
,
,
Error
422,480
14
30,177
Total
13842,500
21
1242,150
20
Intercept
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,660 (Adjusted R Squared = ,514)
Post HocTest Tukey B Interaksi pH(A)* pengawet(B)
N
Subset
1 A1B2
6
19,9667
A2B1
6
20,6833
A1B1
3
27,1667
A2B2
6
31,5000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 42,124. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
124
Lampiran 3.3.5. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model Intercept pH pengawet Penstabil
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
506,383(a)
6
84,397
5,269
,005
13163,336
1
13163,336
821,804
,000
173,523
1
173,523
10,833
,005
12,136
1
12,136
,758
,399
26,600
1
26,600
1,661
,218
pH * pengawet
160,601
1
160,601
10,027
,007
pH * penstabil
12,000
1
12,000
,749
,401
106,803
1
106,803
6,668
,022
,000
0
,
,
,
Error
224,247
14
16,018
Total
14714,230
21
730,630
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,693 (Adjusted R Squared = ,562) UJI LANJUT Tukey B Interaksi penstabil(A)*pengawet(B) A2B1
N
Subset 1
2
6
20,1500
A2B2
6
26,5167
26,5167
A1B2
6
27,5167
27,5167
A1B1
3
32,2667
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 23,110. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05. UJI LANJUT Tukey B Interaksi pengawet(B)* penstabil(C) B1C1
N
Subset 1 3
21,6667
B2C1
6
23,5667
B1C2
6
25,4500
B2C2
6
30,4667
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 30,473. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is u sed. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
125
Lampiran 3.3.6. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
324,952(a)
6
54,159
1,936
,145
11986,739
1
11986,739
428,389
,000
Intercept pH
15,467
1
15,467
,553
,469
pengawet
124,215
1
124,215
4,439
,054
penstabil
3,630
1
3,630
,130
,724
pH * pengawet
79,053
1
79,053
2,825
,115
pH * penstabil
38,521
1
38,521
1,377
,260
3,000
1
3,000
,107
,748
,000
0
,
,
,
Error
391,733
14
27,981
Total
14067,650
21
716,686
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,453 (Adjusted R Squared = ,219)
Lampiran 3.3.7. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
295,974(a)
5
59,195
1,678
,145
77192,229
1
77192,229
2188,375
,000
295,974
5
59,195
1,678
,145
Error
4444,495
126
35,274
Total
81986,880
132
4740,469
131
Intercept Hari
Corrected Total
a R Squared = ,062 (Adjusted R Squared = ,025)
126
Lampiran 3.4.1. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_viskositas Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
11346,667(a)
7
1620,952
187,033
,000
Intercept
51522,667
1
51522,667
5944,923
,000
pH
11266,667
1
11266,667
1300,000
,000
pengawet
10,667
1
10,667
1,231
,284
penstabil
10,667
1
10,667
1,231
,284
pH * pengawet
10,667
1
10,667
1,231
,284
pH * penstabil
42,667
1
42,667
4,923
,041
pengawet * penstabil
2,667
1
2,667
,308
,587
pH * pengawet * penstabil
2,667
1
2,667
,308
,587
Error
138,667
16
8,667
Total
63008,000
24
Corrected Total
11485,333
23
a R Squared = .988 (Adjusted R Squared = .983) analisa_viskositas Tukey B Interaksi pH(A)*penstabil (C)
N
Subset 1
2
A1C1
6
24,0000
A1C2
6
25,3333
A2C2
6
66,0000
A2C1
6
70,0000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed, Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 8,267. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.
127
Lampiran 3.4.2. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_viskositas
Source Corrected Model Intercept pH
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1828,667(a)
7
261,238
55,980
,000
10752,667
1
10752,667
2304,143
,000
1734,000
1
1734,000
371,571
,000
pengawet
32,667
1
32,667
7,000
,018
penstabil
6,000
1
6,000
1,286
,274
pH * pengawet
6,000
1
6,000
1,286
,274
pH * penstabil
32,667
1
32,667
7,000
,018
pengawet * penstabil
16,667
1
16,667
3,571
,077
,667
1
,667
,143
,710
Error
74,667
16
4,667
Total
12656,000
24
1903,333
23
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,961 (Adjusted R Squared = ,944)
analisa_viskositas Tukey Ba,b Interaksi pH(A)*penstabil (C) A1C1
N
Subset
1
2
6
12,0000
A1C2
6
13,3333
A2C2
6
28,0000
A2C1
6
31,3333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed, Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 6,533. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.
128
Lampiran 3.4.3. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_viskositas
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
1427,810(a)
6
237,968
156,167
,000
Intercept
9146,744
1
9146,744
6002,551
,000
pH
1138,963
1
1138,963
747,444
,000
pengawet
118,519
1
118,519
77,778
,000
penstabil
232,296
1
232,296
152,444
,000
pH * pengawet
1,333
1
1,333
,875
,365
pH * penstabil
,000
1
,000
,000
1,000
261,333
1
261,333
171,500
,000
,000
0
,
,
,
Error
21,333
14
1,524
Total
12976,000
21
1449,143
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,985 (Adjusted R Squared = ,979)
analisa_viskositas Tukey B Interaksi pengawet(B)* penstabil(C) B1C1
N
Subset
1 3
16,00
B2C1
6
24,00
B2C2
6
24,00
B1C2
6
26,00
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 72,941. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
129
Lampiran 3.4.4. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_Viskositas
Source Corrected Model Intercept pH
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
915,810(a)
6
152,635
66,778
,000
5065,585
1
5065,585
2216,193
,000
626,963
1
626,963
274,296
,000
pengawet
1,185
1
1,185
,519
,483
penstabil
2,667
1
2,667
1,167
,298
pH * pengawet
1,333
1
1,333
,583
,458
pH * penstabil
1,333
1
1,333
,583
,458
33,333
1
33,333
14,583
,002
,000
0
,
,
,
Error
32,000
14
2,286
Total
6848,000
21
947,810
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,966 (Adjusted R Squared = ,952) analisa_Viskositas Tukey B Interaksi pengawet(B)*penstabil(C) B2C1
N
Subset 1 6
14,0000
B1C2
6
15,3333
B2C2
6
17,3333
B1C1
3
24,0000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 42,980. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
130
Lampiran 3.4.5. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_viskositas
Source Corrected Model Intercept pH
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
345,905(a)
6
57,651
15,133
,000
5676,599
1
5676,599
1490,107
,000
266,667
1
266,667
70,000
,000
pengawet
2,667
1
2,667
,700
,417
penstabil
2,667
1
2,667
,700
,417
pH * pengawet
,000
1
,000
,000
1,000
pH * penstabil
,000
1
,000
,000
1,000
1,333
1
1,333
,350
,564
,000
0
,
,
,
Error
53,333
14
3,810
Total
6848,000
21
399,238
20
pengawet * penstabil pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,866 (Adjusted R Squared = ,809)
Lampiran 3.4.6. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_viskositas Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
444,952(a)
6
74,159
19,467
,000
5718,570
1
5718,570
1501,125
,000
342,519
1
342,519
89,911
,000
Pengawet
,000
1
,000
,000
1,000
Penstabil
,000
1
,000
,000
1,000
pH * pengawet
1,333
1
1,333
,350
,564
pH * penstabil
1,333
1
1,333
,350
,564
pengawet * penstabil
1,333
1
1,333
,350
,564
,000
0
,
,
,
Error
53,333
14
3,810
Total
7088,000
21
498,286
20
Intercept pH
pH * pengawet * penstabil
Corrected Total
a R Squared = ,893 (Adjusted R Squared = ,847)
131
Lampiran 3.4.7. Uji Analisis Keragaman Viskositas Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: viskositas Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
14971,039(a)
5
2994,208
22,614
,000
Intercept
74608,714
1
74608,714
563,485
,000
Hari
14971,039
5
2994,208
22,614
,000
Error
16683,143
126
132,406
Total
109424,000
132
31654,182
131
Corrected Total
a R Squared = ,473 (Adjusted R S quared = ,452) Multiple Comparisons Dependent Variable: viskositas LSD (I) Hari
(J) Hari 1
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
7 25,1667 3,3217 14 22,9048 3,4383 30 29,5714 3,4383 60 28,8095 3,4383 90 28,6190 3,4383 7 1 -25,1667 3,3217 14 -2,2619 3,4383 30 4,4048 3,4383 60 3,6429 3,4383 90 3,4524 3,4383 14 1 -22,9048 3,4383 7 2,2619 3,4383 30 6,6667 3,5511 60 5,9048 3,5511 90 5,7143 3,5511 30 1 -29,5714 3,4383 7 -4,4048 3,4383 14 -6,6667 3,5511 60 -0,7619 3,5511 90 -0,9524 3,5511 60 1 -28,8095 3,4383 7 -3,6429 3,4383 14 -5,9048 3,5511 30 0,7619 3,5511 90 -0,1905 3,5511 90 1 -28,6190 3,4383 7 -3,4524 3,4383 14 -5,7143 3,5511 30 0,9524 3,5511 60 0,1905 3,5511 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,05 level.
0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,5118 0,2025 0,2914 0,3173 0,0000 0,5118 0,0628 0,0988 0,1101 0,0000 0,2025 0,0628 0,8305 0,7890 0,0000 0,2914 0,0988 0,8305 0,9573 0,0000 0,3173 0,1101 0,7890 0,9573
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 18,5931 31,7403 16,1005 29,7091 22,7671 36,3757 22,0052 35,6138 21,8147 35,4234 -31,7403 -18,5931 -9,0662 4,5424 -2,3995 11,2091 -3,1615 10,4472 -3,3519 10,2567 -29,7091 -16,1005 -4,5424 9,0662 -0,3608 13,6941 -1,1227 12,9322 -1,3132 12,7417 -36,3757 -22,7671 -11,2091 2,3995 -13,6941 0,3608 -7,7894 6,2656 -7,9798 6,0751 -35,6138 -22,0052 -10,4472 3,1615 -12,9322 1,1227 -6,2656 7,7894 -7,2179 6,8370 -35,4234 -21,8147 -10,2567 3,3519 -12,7417 1,3132 -6,0751 7,9798 -6,8370 7,2179
132
Lampiran 3.5.1. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
5,678(a)
7
,811
324,476
,000
363,482
1
363,482
145392,667
,000
pH
,015
1
,015
6,000
,026
pengawet
,002
1
,002
,667
,426
penstabil
5,415
1
5,415
2166,000
,000
pH * pengawet
,082
1
,082
32,667
,000
pH * penstabil
,042
1
,042
16,667
,001
pengawet * penstabil
,082
1
,082
32,667
,000
pH * pengawet * penstabil
,042
1
,042
16,667
,001
Error
,040
16
,003
Total
369,200
24
5,718
23
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,993 (Adjusted R Squared = ,990) analisa_pH Tukey B Interaksi pH (A)*pengawet (B)*penstabil(C)
N
Subset
1
2
3
A1B1C2
3
3,3000
A1B2C2
3
3,4000
A2B1C2
3
3,4000
A2B2C2
3
A1B2C1
3
4,2333
A2B1C1
3
4,3000
A2B2C1
3
A1B1C1
3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,003. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
4
5
3,5667 4,3000 4,4000 4,5333
133
Lampiran 3.5.2. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
4,483(a)
7
,640
21,055
,000
359,600
1
359,600
11822,479
,000
pH
,010
1
,010
,342
,567
pengawet
,020
1
,020
,671
,425
penstabil
4,250
1
4,250
139,740
,000
pH * pengawet
,020
1
,020
,671
,425
pH * penstabil
,020
1
,020
,671
,425
pengawet * penstabil
,010
1
,010
,342
,567
pH * pengawet * penstabil
,150
1
,150
4,945
,041
Error
,487
16
,030
Total
364,570
24
4,970
23
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,902 (Adjusted R Squared = ,859) analisa_pH Tukey B Interaksi pH (A)* pengawet (B) *penstabil(C) A1B1C2
N
Subset 1
2
3
3,3000
A1B2C2
3
3,5000
A2B1C2
3
3,5000
A2B2C2
3
3,5000
A2B1C1
3
4,1667
A1B2C1
3
4,2000
A1B1C1
3
4,4000
A2B2C1
3
4,4000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,030. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
134
Lampiran 3.5.3. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
2,526(a)
6
,421
221,000
,000
311,181
1
311,181
163369,957
,000
pH
,282
1
,282
147,875
,000
pengawet
,060
1
,060
31,500
,000
penstabil
1,402
1
1,402
735,875
,000
pH * pengawet
,001
1
,001
,437
,519
pH * penstabil
,001
1
,001
,438
,519
pengawet * penstabil
,003
1
,003
1,750
,207
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,027
14
,002
Total
341,760
21
2,552
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,990 (Adjusted R Squared = ,985)
Lampiran 3.5.4. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
2,210(a)
6
,368
7,582
,001
289,266
1
289,266
5955,479
,000
pH
,375
1
,375
7,721
,015
pengawet
,392
1
,392
8,068
,013
penstabil
,807
1
,807
16,608
,001
pH * pengawet
,003
1
,003
,069
,797
pH * penstabil
,003
1
,003
,069
,797
pengawet * penstabil
,083
1
,083
1,716
,211
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,680
14
,049
Total
321,520
21
2,890
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,765 (Adjusted R Squared = ,664)
135
Lampiran 3.5.5. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1,543(a)
6
,257
60,000
,000
368,800
1
368,800
86053,435
,000
pH
,107
1
,107
24,889
,000
pengawet
,015
1
,015
3,500
,082
penstabil
,960
1
,960
224,000
,000
pH * pengawet
,000
1
,000
,000
1,000
pH * penstabil
,008
1
,008
1,750
,207
pengawet * penstabil
,008
1
,008
1,750
,207
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,060
14
,004
Total
402,900
21
1,603
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,963 (Adjusted R Squared = ,947)
Lampiran 3.5.6. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
2,113(a)
6
,352
2,265
,097
301,184
1
301,184
1937,231
,000
pH
,497
1
,497
3,196
,095
Pengawet
,277
1
,277
1,784
,203
Penstabil
,518
1
,518
3,333
,089
pH * pengawet
,122
1
,122
,785
,391
pH * penstabil
,044
1
,044
,286
,601
pengawet * penstabil
,422
1
,422
2,714
,122
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
2,177
14
,155
Total
338,373
21
4,290
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,493 (Adjusted R Squared = ,275)
136
Lampiran 3.5.7. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
3,820(a)
5
,764
4,371
,001
2110,106
1
2110,106
12072,785
,000
3,820
5
,764
4,371
,001
Error
22,023
126
,175
Total
2138,323
132
25,843
131
Intercept Hari
Corrected Total
a R Squared = ,148 (Adjusted R Squared = ,114) Multiple Comparisons Dependent Variable: pH LSD (I) Hari (J) Hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 1
7 0,02083 0,12069 14 -0,12738 0,12492 30 -0,00357 0,12492 60 -0,47976 0,12492 90 -0,09690 0,12492 7 1 -0,02083 0,12069 14 -0,14821 0,12492 30 -0,02440 0,12492 60 -0,50060 0,12492 90 -0,11774 0,12492 14 1 0,12738 0,12492 7 0,14821 0,12492 30 0,12381 0,12902 60 -0,35238 0,12902 90 0,03048 0,12902 30 1 0,00357 0,12492 7 0,02440 0,12492 14 -0,12381 0,12902 60 -0,47619 0,12902 90 -0,09333 0,12902 60 1 0,47976 0,12492 7 0,50060 0,12492 14 0,35238 0,12902 30 0,47619 0,12902 90 0,38286 0,12902 90 1 0,09690 0,12492 7 0,11774 0,12492 14 -0,03048 0,12902 30 0,09333 0,12902 60 -0,38286 0,12902 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,01 level.
0,86322 0,30983 0,97724 0,00019 0,43937 0,86322 0,23768 0,84543 0,00010 0,34774 0,30983 0,23768 0,33908 0,00722 0,81365 0,97724 0,84543 0,33908 0,00033 0,47077 0,00019 0,00010 0,00722 0,00033 0,00359 0,43937 0,34774 0,81365 0,47077 0,00359
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -0,29481 0,33648 -0,45410 0,19934 -0,33029 0,32315 -0,80648 -0,15304 -0,42363 0,22982 -0,33648 0,29481 -0,47494 0,17851 -0,35113 0,30232 -0,82732 -0,17387 -0,44446 0,20898 -0,19934 0,45410 -0,17851 0,47494 -0,21363 0,46125 -0,68982 -0,01494 -0,30696 0,36791 -0,32315 0,33029 -0,30232 0,35113 -0,46125 0,21363 -0,81363 -0,13875 -0,43077 0,24410 0,15304 0,80648 0,17387 0,82732 0,01494 0,68982 0,13875 0,81363 0,04542 0,72030 -0,22982 0,42363 -0,20898 0,44446 -0,36791 0,30696 -0,24410 0,43077 -0,72030 -0,04542
137
Lampiran 3.6.1. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,198(a)
7
,028
1,417
,265
7654,082
1
7654,082
382704,083
,000
pH
,015
1
,015
,750
,399
pengawet
,042
1
,042
2,083
,168
penstabil
,015
1
,015
,750
,399
pH * pengawet
,042
1
,042
2,083
,168
pH * penstabil
,042
1
,042
2,083
,168
pengawet * penstabil
,042
1
,042
2,083
,168
pH * pengawet * penstabil
,002
1
,002
,083
,777
Error
,320
16
,020
Total
7654,600
24
,518
23
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,383 (Adjusted R Squared = ,113)
Lampiran 3.6.2. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,053(a)
7
,008
,305
7632,667
1
7632,667
305306,667
,000
pH
,000
1
,000
,000
1,000
Pengawet
,027
1
,027
1,067
,317
Penstabil
,007
1
,007
,267
,613
pH * pengawet
,000
1
,000
,000
1,000
pH * penstabil
,007
1
,007
,267
,613
pengawet * penstabil
,007
1
,007
,267
,613
pH * pengawet * penstabil
,007
1
,007
,267
,613
Error
,400
16
,025
Total
7633,120
24
,453
23
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,118 (Adjusted R Squared = -,268)
,941
138
Lampiran 3.6.3. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,465(a)
6
,077
10,167
,000
5689,174
1
5689,174
746704,101
,000
pH
,012
1
,012
1,556
,233
pengawet
,090
1
,090
11,764
,004
penstabil
,427
1
,427
56,000
,000
pH * pengawet
,053
1
,053
7,000
,019
pH * penstabil
,030
1
,030
3,938
,067
pengawet * penstabil
,053
1
,053
7,000
,019
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,107
14
,008
Total
6254,560
21
.571
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,813 (Adjusted R Squared = ,733) UJI LANJUT Tukey B Interaksi pH(A)*pengawet(B) A2B1
N
Subset 1 6
17,2000
A1B1
3
17,2667
A2B2
6
17,2667
A1B2
6
17,3000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,032. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05. Tukey B Interaksi pengawet(B)* penstabil(C) B1C1
N
Subset 1 3
2
3
17,0000
B2C1
6
B1C2
6
17,3333
B2C2
6
17,4000
17,1667
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,010. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
139
Lampiran 3.6.4. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
1,192(a)
6
,199
34,778
,000
5915,766
1
5915,766
1035259,048
,000
pH
,267
1
,267
46,796
,000
pengawet
,007
1
,007
1,167
,298
penstabil
,427
1
,427
74,667
,000
pH * pengawet
,083
1
,083
14,583
,002
pH * penstabil
,213
1
,213
37,333
,000
pengawet * penstabil
,053
1
,053
9,333
,009
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,080
14
,006
Total
6492,160
21
1,272
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,937 (Adjusted R Squared = ,910) analisa_TPT Tukey B interaksi pH(A)* pengawet(B)* penstabil(C) A2B1C1
N
Subset 1
2
3
3
17,3333
A2B2C1
3
17,4000
A2B2C2
3
17,4000
A1B2C1
3
17,4667
A2B1C2
3
A1B1C2
3
17,8667
A1B2C2
3
18,0000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,006. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. b Alpha = ,05.
17,4667 17,6000
140
Lampiran 3.6.5. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 analisa_TPT Tukey B Interaksi pH(A)*penstabil(C) A1C1
N
Subset 1
2
3
16,6667
A2C1
6
16,8333
A1C2
6
17,0000
A2C2
6
17,0000
16,8333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Erro r) = ,013. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05. analisa_TPT Tukey B Interaksi pengawet (B)* penstabil(C) B1C1
N
Subset 1
2
3
16,6667
B2C1
6
16,8333
B1C2
6
17,0000
B2C2
6
17,0000
16,8333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,013. a Uses Harmonic Mean Sample Siz e = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05.
141
Lampiran 3.6.6. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TSS Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,491(a)
6
,082
10,750
,000
5578,576
1
5578,576
732188,054
,000
pH
,012
1
,012
1,556
,233
pengawet
,001
1
,001
,097
,760
penstabil
,296
1
,296
38,889
,000
pH * pengawet
,030
1
,030
3,937
,067
pH * penstabil
,083
1
,083
10,938
,005
pengawet * penstabil
,083
1
,083
10,938
,005
pH * pengawet * penstabil
,000
0
,
,
,
Error
,107
14
,008
Total
6124,120
21
,598
20
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,822 (Adjusted R Squared = ,745) analisa_TSS Tukey B Interaksi pH(A)*penstabil(C) A2C1
N
Subset 1
2
6
16,9333
A1C1
3
16,9333
A2C2
6
17,1000
A1C2
6
17,1000 17,2667
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,011. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is us ed. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = ,05. analisa_TSS Tukey B Interaksi pengawet(B)*penstabil(C) B1C1
N
Subset 1 3
16,8667
B2C1
6
16,9667
B2C2
6
B1C2
6
2
3
16,9667 17,1333
17,1333 17,2333
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,013. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,800. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are n ot guaranteed. c Alpha = ,05.
142
Lampiran 3.6.7. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Tanpa Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: TPT
Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
17,828(a)
5
3,566
39890,831
1
39890,831
Hari
17,828
5
3,566
Error
3,943
126
,031
Total
40160,280
132
21,771
131
Corrected Total
a R Squared = ,819 (Adjusted R Squared = ,812) Multiple Comparisons Dependent Variable: TPT LSD (I) Hari (J) Hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
F 113,934 1274695,22 9 113,934
Sig, ,000 ,000 ,000
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 1 7 0,025000 0,051067 0,625303 -0,108562 0,158562 14 0,601190 0,052860 0,000000 0,462941 0,739440 30 0,277381 0,052860 0,000001 0,139131 0,415631 60 0,953571 0,052860 0,000000 0,815322 1,091821 90 0,782143 0,052860 0,000000 0,643893 0,920393 7 1 -0,025000 0,051067 0,625303 -0,158562 0,108562 14 0,576190 0,052860 0,000000 0,437941 0,714440 30 0,252381 0,052860 0,000005 0,114131 0,390631 60 0,928571 0,052860 0,000000 0,790322 1,066821 90 0,757143 0,052860 0,000000 0,618893 0,895393 14 1 -0,601190 0,052860 0,000000 -0,739440 -0,462941 7 -0,576190 0,052860 0,000000 -0,714440 -0,437941 30 -0,323810 0,054593 0,000000 -0,466593 -0,181026 60 0,352381 0,054593 0,000000 0,209597 0,495165 90 0,180952 0,054593 0,001199 0,038169 0,323736 30 1 -0,277381 0,052860 0,000001 -0,415631 -0,139131 7 -0,252381 0,052860 0,000005 -0,390631 -0,114131 14 0,323810 0,054593 0,000000 0,181026 0,466593 60 0,676190 0,054593 0,000000 0,533407 0,818974 90 0,504762 0,054593 0,000000 0,361978 0,647546 60 1 -0,953571 0,052860 0,000000 -1,091821 -0,815322 7 -0,928571 0,052860 0,000000 -1,066821 -0,790322 14 -0,352381 0,054593 0,000000 -0,495165 -0,209597 30 -0,676190 0,054593 0,000000 -0,818974 -0,533407 90 -0,171429 0,054593 0,002104 -0,314212 -0,028645 90 1 -0,782143 0,052860 0,000000 -0,920393 -0,643893 7 -0,757143 0,052860 0,000000 -0,895393 -0,618893 14 -0,180952 0,054593 0,001199 -0,323736 -0,038169 30 -0,504762 0,054593 0,000000 -0,647546 -0,361978 60 0,171429 0,054593 0,002104 0,028645 0,314212 Based on observed means.* The mean difference is significant at the ,01 level.
143
Lampiran 4. Uji Analisis Keragaman Sari Buah Dengan Filtrasi Lampiran 4.1.1. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_totalAsam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,000(a)
3
,000
17,838
,001
Intercept
,030
1
,030
4630,469
,000
pH
,000
1
,000
53,325
,000
suhu
6,03E-007
1
6,03E-007
,094
,767
pH * suhu
6,03E-007
1
6,03E-007
,094
,767
Error
5,12E-005
8
6,41E-006
Total
,030
12
Corrected Total
,000
11
a R Squared = ,870 (Adjusted R Squared = ,821)
Lampiran 4.1.2. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,000(a)
3
5,89E-005
2,531
,131
,030
1
,030
1266,803
,000
pH
8,55E-005
1
8,55E-005
3,670
,092
suhu
4,80E-006
1
4,80E-006
,206
,662
pH * suhu
3,716
,090
Intercept
8,66E-005
1
8,66E-005
Error
,000
8
2,33E-005
Total
,030
12
Corrected Total
,000
11
a R Squared = ,487 (Adjusted R Squared = ,295)
Lampiran 4.1.3. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TotalAsam
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,003(a)
3
,001
,562
,655
Intercept
,047
1
,047
31,397
,001
pH
,000
1
,000
,078
,787
SUHU
,002
1
,002
1,286
,290
pH * SUHU
,000
1
,000
,321
,587
Error
,012
8
,002
Total
,062
12
Corrected Total
,015
11
a R Squared = ,174 (Adjusted R Squared = -,136)
144
Lampiran 4.1.4. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisA_Totalasam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,001(a)
3
,000
4,315
,044
Intercept
,045
1
,045
439,032
,000
pH
,001
1
,001
5,660
,045
SUHU
,001
1
,001
5,681
,044
pH * SUHU
,000
1
,000
1,602
,241
Error
,001
8
,000
Total
,047
12
Corrected Total
,002
11
a R Squared = ,618 (Adjusted R Squared = ,475)
Lampiran 4.1.5. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_totalasam Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,000(a)
3
9,32E-005
8,935
,006
Intercept
,028
1
,028
2693,119
,000
pH
,000
1
,000
26,128
,001
SUHU
3,31E-006
1
3,31E-006
,317
,589
pH * SUHU
3,76E-006
1
3,76E-006
,361
,565
Error
8,34E-005
8
1,04E-005
Total
,028
12
Corrected Total
,000
11
a R Squared = ,770 (Adjusted R Squared = ,684)
Lampiran 4.1.6. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_Totalasam Source Corrected Model Intercept pH suhu
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,000(a)
3
,000
,701
,577
,051
1
,051
315,738
,000
3,15E-005
1
3,15E-005
,194
,672
,000
1
,000
1,717
,226
3,15E-005
1
3,15E-005
,194
,672
Error
,001
8
,000
Total
,053
12
Corrected Total
,002
11
pH * suhu
a R Squared = ,208 (Adjusted R Squared = -,089)
145
Lampiran 4.1.7. Uji Analisis Keragaman Total Asam Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_TotalAsam
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,004(a)
5
,001
2,411
,045
Intercept
,227
1
,227
769,526
,000
hari
,004
5
,001
2,411
,045
Error
,019
66
,000
Total
,250
72
Corrected Total
,023
71
a R Squared = ,154 (Adjusted R Squared = ,090)
Lampiran 4.2.1. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model Intercept pH suhu pH * suhu
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
Sig,
141,134(a)
3
47,045
,526
,677
9075,047
1
9075,047
101,380
,000
53,272
1
53,272
,595
,463
4,274
1
4,274
,048
,833
83,588
1
83,588
,934
,362
89,515
Error
716,119
8
Total
9932,300
12
857,253
11
Corrected Total
F
a R Squared = ,165 (Adjusted R Squared = -,149)
Lampiran 4.2.2. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
72,981(a)
3
24,327
1,125
,395
10414,479
1
10414,479
481,508
,000
pH
7,146
1
7,146
,330
,581
suhu
7,512
1
7,512
,347
,572
58,323
1
58,323
2,697
,139
Error
173,031
8
21,629
Total
10660,491
12
246,012
11
pH * suhu
Corrected Total
a R Squared = ,297 (Adjusted R Squared = ,033)
146
Lampiran 4.2.3. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC
Source Corrected Model Intercept pH
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
158,093(a)
3
52,698
1,273
,347
6158,917
1
6158,917
148,774
,000
,003
1
,003
,000
,993
158,086
1
158,086
3,819
,086
,004
1
,004
,000
,992
Error
331,182
8
41,398
Total
6648,192
12
489,275
11
SUHU pH * SUHU
Corrected Total
a R Squared = ,323 (Adjusted R Squared = ,069)
Lampiran 4.2.4. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,008(a)
3
,003
,000
1,000
8264,318
1
8264,318
428,298
,000
pH
,003
1
,003
,000
,991
SUHU
,003
1
,003
,000
,990
pH * SUHU
,002
1
,002
,000
,992
Error
154,366
8
19,296
Total
8418,691
12
154,374
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,000 (Adjusted R Squared = -,375)
Lampiran 4.2.5. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
106,939(a)
3
35,646
11,070
,003
5579,312
1
5579,312
1732,593
,000
pH
77,802
1
77,802
24,161
,001
SUHU
14,443
1
14,443
4,485
,067
pH * SUHU
14,694
1
14,694
4,563
,065
Error
25,762
8
3,220
Total
5712,013
12
132,701
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,806 (Adjusted R Squared = ,733)
147
Lampiran 4.2.6. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_vitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,012(a)
3
,004
,000
1,000
6567,818
1
6567,818
253,931
,000
pH
,004
1
,004
,000
,991
suhu
,008
1
,008
,000
,986
1,79E-006
1
1,79E-006
,000
1,000
25,865
Intercept
pH * suhu Error
206,916
8
Total
6774,746
12
206,928
11
Corrected Total
a R Squared = ,000 (Adjusted R Squared = -,375)
Lampiran 4.2.7. Uji Analisis Keragaman Vitamin C Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_VitaminC Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
569,590(a)
5
113,918
3,603
,006
45490,300
1
45490,300
1438,916
,000
hari
569,590
5
113,918
3,603
,006
Error
2086,543
66
31,614
Total
48146,433
72
2656,133
71
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,214 (Adjusted R Squared = ,155)
148
Multiple Comparisons Dependent Variable: Analisa_VitaminC LSD
(I) hari (J) hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 1
7 -1,959618 2,295440 14 4,845202 2,295440 30 1,257107 2,295440 60 5,937541 2,295440 90 4,105239 2,295440 7 1 1,959618 2,295440 14 6,804820 2,295440 30 3,216725 2,295440 60 7,897159 2,295440 90 6,064856 2,295440 14 1 -4,845202 2,295440 7 -6,804820 2,295440 30 -3,588095 2,295440 60 1,092339 2,295440 90 -0,739964 2,295440 30 1 -1,257107 2,295440 7 -3,216725 2,295440 14 3,588095 2,295440 60 4,680434 2,295440 90 2,848131 2,295440 60 1 -5,937541 2,295440 7 -7,897159 2,295440 14 -1,092339 2,295440 30 -4,680434 2,295440 90 -1,832302 2,295440 90 1 -4,105239 2,295440 7 -6,064856 2,295440 14 0,739964 2,295440 30 -2,848131 2,295440 60 1,832302 2,295440 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,01 level.
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 0,396359 -8,048029 4,128794 0,038583 -1,243209 10,933613 0,585777 -4,831304 7,345519 0,011903 -0,150870 12,025952 0,078296 -1,983173 10,193650 0,396359 -4,128794 8,048029 0,004215 0,716408 12,893231 0,165793 -2,871687 9,305136 0,001012 1,808747 13,985570 0,010278 -0,023555 12,153267 0,038583 -10,933613 1,243209 0,004215 -12,893231 -0,716408 0,122802 -9,676506 2,500317 0,635736 -4,996072 7,180750 0,748197 -6,828375 5,348448 0,585777 -7,345519 4,831304 0,165793 -9,305136 2,871687 0,122802 -2,500317 9,676506 0,045457 -1,407978 10,768845 0,219080 -3,240280 8,936543 0,011903 -12,025952 0,150870 0,001012 -13,985570 -1,808747 0,635736 -7,180750 4,996072 0,045457 -10,768845 1,407978 0,427597 -7,920714 4,256109 0,078296 -10,193650 1,983173 0,010278 -12,153267 0,023555 0,748197 -5,348448 6,828375 0,219080 -8,936543 3,240280 0,427597 -4,256109 7,920714
149
Lampiran 4.3.1. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_bilFormol
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Intercept pH
df
Mean Square
F
Sig,
28,563(a)
3
9,521
7,254
,011
15444,188
1
15444,188
11767,000
,000
28,521
1
28,521
21,730
,002
suhu
,021
1
,021
,016
,903
pH * suhu
,021
1
,021
,016
,903
Error
10,500
8
1,313
Total
15483,250
12
39,063
11
Corrected Total
a R Squared = ,731 (Adjusted R Squared = ,630)
Lampiran 4.3.2. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_BilFormol Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
86,063(a)
3
28,688
12,405
,002
15016,688
1
15016,688
6493,703
,000
54,188
1
54,188
23,432
,001
,188
1
,188
,081
,783
pH * suhu
31,688
1
31,688
13,703
,006
Error
18,500
8
2,313
Total
15121,250
12
104,563
11
Intercept pH suhu
Corrected Total
a R Squared = ,823 (Adjusted R Squared = ,757) Post Hoc Tests Tukey B Interaksi pH(A)*suhu penyimpanan(B) A1B1
N
Subset
1 3
2
3
31,5000
A1B2
3
35,0000
A2B2
3
36,0000
A2B1
3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 2,313. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
36,0000 39,0000
150
Lampiran 4.3.3. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_bilanganFormol Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
176,063(a)
3
58,688
5,981
,019
12001,688
1
12001,688
1223,102
,000
67,688
1
67,688
6,898
,030
9,188
1
9,188
,936
,362
pH * SUHU
99,188
1
99,188
10,108
,013
Error
78,500
8
9,813
Total
12256,250
12
254,563
11
Intercept pH SUHU
Corrected Total
a R Squared = ,692 (Adjusted R Squared = ,576 ) Post Hoc Tests Tukey B N
Interaksi pH(A)*suhu penyimpanan(B) A1B1
Subset 1
2
3
25,5000
A2B2
3
32,0000
32,0000
A1B2
3
33,0000
33,0000
A2B1
3
36,0000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 9,813. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
Lampiran 4.3.4. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_bilanganFormol Source Corrected Model Intercept pH SUHU
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
31,500(a)
3
10,500
5,419
,025
16428,000
1
16428,000
8478,968
,000
12,000
1
12,000
6,194
,038
,750
1
,750
,387
,551
pH * SUHU
18,750
1
18,750
9,677
,014
Error
15,500
8
1,938
Total
16475,000
12
47,000
11
Corrected Total
a R Squared = ,670 (Adjusted R Squared = ,547)
151
analisa_bilanganFormol Tukey B Interaksi pH(A)* suhu penyimpanan(B) A2B2
N
Subset 1
2
3
35,0000
A1B1
3
36,5000
36,5000
A2B1
3
37,0000
37,0000
A1B2
3
39,5000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1,938. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
Lampiran 4.3.5. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_bilanganformol Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
27,000(a)
3
9,000
,735
,560
15123,000
1
15123,000
1234,531
,000
pH
12,000
1
12,000
,980
,351
SUHU
12,000
1
12,000
,980
,351
,245
,634
Intercept
pH * SUHU
3,000
1
3,000
Error
98,000
8
12,250
Total
15248,000
12
125,000
11
Corrected Total
a R Squared = ,216 (Adjusted R Squared = -,078)
Lampiran 4,3,6, Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_bilanganFormol Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
29,583(a)
3
9,861
2,958
,098
14076,750
1
14076,750
4223,025
,000
4,083
1
4,083
1,225
,301
18,750
1
18,750
5,625
,045
6,750
1
6,750
2,025
,193
Error
26,667
8
3,333
Total
14133,000
12
56,250
11
Intercept pH suhu pH * suhu
Corrected Total
a R Squared = ,526 (Adjusted R Squared = ,348)
152
Lampiran 4.3.7. Uji Analisis Keragaman Bilangan Formol Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_BilanganFormol Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
205,031(a)
5
41,006
4,320
,002
87885,281
1
87885,281
9259,389
,000
hari
205,031
5
41,006
4,320
,002
Error
626,438
66
9,491
Total
88716,750
72
831,469
71
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,247 (Adjusted R Squared = ,190) Multiple Comparisons Dependent Variable: Analisa_BilanganFormol LSD
(I) hari (J) hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 1 7 0,500 1,257741 0,692254 -2,836025 3,836025 14 4,250 1,257741 0,001225 0,913975 7,586025 30 -1,125 1,257741 0,374326 -4,461025 2,211025 60 0,375 1,257741 0,766523 -2,961025 3,711025 90 1,625 1,257741 0,200863 -1,711025 4,961025 7 1 -0,500 1,257741 0,692254 -3,836025 2,836025 14 3,750 1,257741 0,004014 0,413975 7,086025 30 -1,625 1,257741 0,200863 -4,961025 1,711025 60 -0,125 1,257741 0,921134 -3,461025 3,211025 90 1,125 1,257741 0,374326 -2,211025 4,461025 14 1 -4,250 1,257741 0,001225 -7,586025 -0,913975 7 -3,750 1,257741 0,004014 -7,086025 -0,413975 30 -5,375 1,257741 0,000063 -8,711025 -2,038975 60 -3,875 1,257741 0,003008 -7,211025 -0,538975 90 -2,625 1,257741 0,040747 -5,961025 0,711025 30 1 1,125 1,257741 0,374326 -2,211025 4,461025 7 1,625 1,257741 0,200863 -1,711025 4,961025 14 5,375 1,257741 0,000063 2,038975 8,711025 60 1,500 1,257741 0,237291 -1,836025 4,836025 90 2,750 1,257741 0,032333 -0,586025 6,086025 60 1 -0,375 1,257741 0,766523 -3,711025 2,961025 7 0,125 1,257741 0,921134 -3,211025 3,461025 14 3,875 1,257741 0,003008 0,538975 7,211025 30 -1,500 1,257741 0,237291 -4,836025 1,836025 90 1,250 1,257741 0,323928 -2,086025 4,586025 90 1 -1,625 1,257741 0,200863 -4,961025 1,711025 7 -1,125 1,257741 0,374326 -4,461025 2,211025 14 2,625 1,257741 0,040747 -0,711025 5,961025 30 -2,750 1,257741 0,032333 -6,086025 0,586025 60 -1,250 1,257741 0,323928 -4,586025 2,086025 Based on observed means.* The mean difference is significant at the ,01 level.
153
Lampiran 4.4.1. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,224(a)
3
,075
,531
,674
985,728
1
985,728
6994,287
,000
pH
,112
1
,112
,796
,398
suhu
,112
1
,112
,796
,398
,001
,976
Intercept
pH * suhu
,000
1
,000
Error
1,127
8
,141
Total
987,080
12
1,352
11
Corrected Total
a R Squared = ,166 (Adjusted R Squared = -,147)
Lampiran 4.4.2. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,501(a)
3
,167
,294
,829
969,661
1
969,661
1708,956
,000
pH
,000
1
,000
,001
,979
suhu
,221
1
,221
,390
,550
,492
,503
Intercept
pH * suhu
,279
1
,279
Error
4,539
8
,567
Total
974,702
12
5,040
11
Corrected Total
a R Squared = ,099 (Adjusted R Squared = -,238)
Lampiran 4.4.3. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
1,982(a)
3
,661
1,323
,333
957,653
1
957,653
1917,512
,000
,021
1
,021
,042
,843
1,673
1
1,673
3,349
,105
,288
1
,288
,577
,469
Error
3,995
8
,499
Total
963,630
12
5,977
11
Intercept pH SUHU pH * SUHU
Corrected Total
a R Squared = ,332 (Adjusted R Squared = ,081)
154
Lampiran 4.4.4. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model Intercept pH SUHU pH * SUHU
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
Sig,
3
1,250
6,095
,018
883,397
1
883,397
4306,627
,000
,730
1
,730
3,559
,096
2,980
1
2,980
14,528
,005
,199
,667
,041
1
,041
Error
1,641
8
,205
Total
888,789
12
5,392
11
Corrected Total
F
3,751(a)
a R Squared = ,696 (Adjusted R Squared = ,582)
Lampiran 4.4.5. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
6,446(a)
3
2,149
53,348
,000
818,731
1
818,731
20328,521
,000
6,366
1
6,366
158,054
,000
SUHU
,080
1
,080
1,987
,196
pH * SUHU
,000
1
,000
,003
,956
Error
,322
8
,040
Total
825,499
12
6,768
11
Intercept pH
Corrected Total
a R Squared = ,952 (Adjusted R Squared = ,935)
Lampiran 4.4.6. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_kejernihan
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
8,105(a)
3
2,702
4,357
,043
746,710
1
746,710
1204,192
,000
pH
3,060
1
3,060
4,935
,057
suhu
4,588
1
4,588
7,399
,026
,456
1
,456
,736
,416
,620
Intercept
pH * suhu Error
4,961
8
Total
759,775
12
13,065
11
Corrected Total
a R Squared = ,620 (Adjusted R Squared = ,478)
155
Lampiran 4.4.7. Uji Analisis Keragaman Kejernihan Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_Kejernihan Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
13,170(a)
5
2,634
4,624
,001
5348,710
1
5348,710
9390,094
,000
hari
13,170
5
2,634
4,624
,001
Error
37,594
66
,570
Total
5399,475
72
50,765
71
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,259 (Adjusted R Squared = ,203) Multiple Comparisons Dependent Variable: Analisa_Kejernihan LSD
(I) hari (J) hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 1 7 0,0742 0,3081 0,8105 -0,7431 0,8914 14 0,1300 0,3081 0,6745 -0,6872 0,9472 30 0,4833 0,3081 0,1215 -0,3339 1,3006 60 0,8033 0,3081 0,0113 -0,0139 1,6206 90 1,1750 0,3081 0,0003 0,3578 1,9922 7 1 -0,0742 0,3081 0,8105 -0,8914 0,7431 14 0,0558 0,3081 0,8568 -0,7614 0,8731 30 0,4092 0,3081 0,1888 -0,4081 1,2264 60 0,7292 0,3081 0,0209 -0,0881 1,5464 90 1,1008 0,3081 0,0007 0,2836 1,9181 14 1 -0,1300 0,3081 0,6745 -0,9472 0,6872 7 -0,0558 0,3081 0,8568 -0,8731 0,7614 30 0,3533 0,3081 0,2556 -0,4639 1,1706 60 0,6733 0,3081 0,0324 -0,1439 1,4906 90 1,0450 0,3081 0,0012 0,2278 1,8622 30 1 -0,4833 0,3081 0,1215 -1,3006 0,3339 7 -0,4092 0,3081 0,1888 -1,2264 0,4081 14 -0,3533 0,3081 0,2556 -1,1706 0,4639 60 0,3200 0,3081 0,3028 -0,4972 1,1372 90 0,6917 0,3081 0,0281 -0,1256 1,5089 60 1 -0,8033 0,3081 0,0113 -1,6206 0,0139 7 -0,7292 0,3081 0,0209 -1,5464 0,0881 14 -0,6733 0,3081 0,0324 -1,4906 0,1439 30 -0,3200 0,3081 0,3028 -1,1372 0,4972 90 0,3717 0,3081 0,2320 -0,4456 1,1889 90 1 -1,1750 0,3081 0,0003 -1,9922 -0,3578 7 -1,1008 0,3081 0,0007 -1,9181 -0,2836 14 -1,0450 0,3081 0,0012 -1,8622 -0,2278 30 -0,6917 0,3081 0,0281 -1,5089 0,1256 60 -0,3717 0,3081 0,2320 -1,1889 0,4456 Based on observed means.* The mean difference is significant at the ,01 level.
156
Lampiran 4.5.1. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,137(a)
3
,046
48,330
,000
187,863
1
187,863
199500,035
,000
pH
,137
1
,137
144,991
,000
Suhu
,000
1
,000
,000
1,000
pH * suhu
,000
1
,000
,000
1,000
Error
,008
8
,001
Total
188,007
12
,144
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,948 (Adjusted R Squared = ,928)
Lampiran 4.5.2. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,088(a)
3
,029
2,834
,106
176,794
1
176,794
17164,430
,000
pH
,046
1
,046
4,430
,068
suhu
,006
1
,006
,547
,481
pH * suhu
,036
1
,036
3,524
,097
Error
,082
8
,010
Total
176,964
12
,170
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,515 (Adjusted R Squared = ,333)
Lampiran 4.5.3. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,187(a)
3
,062
13,102
,002
181,663
1
181,663
38177,865
,000
pH
,001
1
,001
,212
,658
SUHU
,001
1
,001
,212
,658
pH * SUHU
,185
1
,185
38,881
,000
Error
,038
8
,005
Total
181,888
12
,225
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,831 (Adjusted R Squared = ,767)
157
Post Hoc Tests Tukey B N
Interaksi pH(A)*suhu penyimpanan(B) A1B1
Subset 1
2
3
3,7667
A2B2
3
3,7667
A2B1
3
3,9967
A1B2
3
4,0333
Means for groups in homogeneous s ubsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,005. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
Lampiran 4.5.4. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,063(a)
3
,021
25,000
,000
221,021
1
221,021
265225,000
,000
pH
,001
1
,001
1,000
,347
SUHU
,021
1
,021
25,000
,001
pH * SUHU
,041
1
,041
49,000
,000
Error
,007
8
,001
Total
221,090
12
,069
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,904 (Adjusted R Squared = ,867) Post Hoc Test Tukey B Interaksi pH(A)*suhu penyimpanan(B) A2B2
N
Subset 1 3
2
3
4,2000
A1B1
3
4,2667
A1B2
3
4,3000
A2B1
3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,001. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
4,4000
158
Lampiran 4.5.5. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH
Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,121(a)
3
,040
4,999
,031
182,988
1
182,988
22637,728
,000
pH
,101
1
,101
12,474
,008
SUHU
,001
1
,001
,148
,710
pH * SUHU
,019
1
,019
2,375
,162
Error
,065
8
,008
Total
183,174
12
,186
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,652 (Adjusted R Squared = ,522)
Lampiran 4.5.6. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pH Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,202(a)
3
,067
9,439
,005
181,274
1
181,274
25353,026
,000
pH
,188
1
,188
26,224
,001
suhu
,002
1
,002
,228
,645
pH * suhu
,013
1
,013
1,865
,209
Error
,057
8
,007
Total
181,534
12
,260
11
Corrected Total
a R Squared = ,780 (Adjusted R Squared = ,697)
Lampiran 4.5.7. Uji Analisis Keragaman pH Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_pH Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
Sig,
5
,331
20,740
,000
1129,947
1
1129,947
70765,179
,000
20,740
,000
hari
1,656
5
,331
Error
1,054
66
,016
Total
1132,656
72
2,710
71
Corrected Total
F
1,656(a)
a R Squared = ,611 (Adjusted R Squared = ,582)
159
Multiple Comparisons Dependent Variable: Analisa_pH LSD (I) hari (J) hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
1
7 0,11833 0,05159 14 0,06583 0,05159 30 -0,33500 0,05159 60 0,05167 0,05159 90 0,07000 0,05159 7 1 -0,11833 0,05159 14 -0,05250 0,05159 30 -0,45333 0,05159 60 -0,06667 0,05159 90 -0,04833 0,05159 14 1 -0,06583 0,05159 7 0,05250 0,05159 30 -0,40083 0,05159 60 -0,01417 0,05159 90 0,00417 0,05159 30 1 0,33500 0,05159 7 0,45333 0,05159 14 0,40083 0,05159 60 0,38667 0,05159 90 0,40500 0,05159 60 1 -0,05167 0,05159 7 0,06667 0,05159 14 0,01417 0,05159 30 -0,38667 0,05159 90 0,01833 0,05159 90 1 -0,07000 0,05159 7 0,04833 0,05159 14 -0,00417 0,05159 30 -0,40500 0,05159 60 -0,01833 0,05159 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,01 level.
0,02499 0,20637 0,00000 0,32023 0,17943 0,02499 0,31254 0,00000 0,20076 0,35221 0,20637 0,31254 0,00000 0,78447 0,93587 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,32023 0,20076 0,78447 0,00000 0,72344 0,17943 0,35221 0,93587 0,00000 0,72344
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -0,01850 0,25516 -0,07100 0,20266 -0,47183 -0,19817 -0,08516 0,18850 -0,06683 0,20683 -0,25516 0,01850 -0,18933 0,08433 -0,59016 -0,31650 -0,20350 0,07016 -0,18516 0,08850 -0,20266 0,07100 -0,08433 0,18933 -0,53766 -0,26400 -0,15100 0,12266 -0,13266 0,14100 0,19817 0,47183 0,31650 0,59016 0,26400 0,53766 0,24984 0,52350 0,26817 0,54183 -0,18850 0,08516 -0,07016 0,20350 -0,12266 0,15100 -0,52350 -0,24984 -0,11850 0,15516 -0,20683 0,06683 -0,08850 0,18516 -0,14100 0,13266 -0,54183 -0,26817 -0,15516 0,11850
160
Lampiran 4.6.1. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,120(a)
3
,040
,750
,552
3373,453
1
3373,453
63252,250
,000
pH
,120
1
,120
2,250
,172
suhu
,000
1
,000
,000
1,000
pH * suhu
,000
1
,000
,000
1,000
Error
,427
8
,053
Total
3374,000
12
,547
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,220 (Adjusted R Squared = -,073)
Lampiran 4.6.2. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-7 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,357(a)
3
,119
,870
,496
3407,070
1
3407,070
24929,780
,000
pH
,003
1
,003
,024
,880
suhu
,083
1
,083
,610
,457
pH * suhu
,270
1
,270
1,976
,197
,137
Intercept
Error
1,093
8
Total
3408,520
12
1,450
11
Corrected Total
a R Squared = ,246 (Adjusted R Squared = -,037)
Lampiran 4.6.3. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-14 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,387(a)
3
,129
1,208
3346,680
1
3346,680
31375,125
,000
pH
,000
1
,000
,000
1,000
SUHU
,053
1
,053
,500
,500
pH * SUHU
,333
1
,333
3,125
,115
Error
,853
8
,107
Total
3347,920
12
1,240
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,312 (Adjusted R Squared = ,054)
,367
161
Lampiran 4.6.4. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-30 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TSS Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,810(a)
3
,270
4,500
,039
3168,750
1
3168,750
52812,500
,000
pH
,403
1
,403
6,722
,032
SUHU
,003
1
,003
,056
,820
pH * SUHU
,403
1
,403
6,722
,032
Error
,480
8
,060
Total
3170,040
12
1,290
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,628 (Adjusted R Squared = ,488) analisa_TSS Tukey B N
Interaksi pH(A)* suhu penyimpanan(B) A1B1
Subset 1
2
3
15,8667
A1B2
3
16,2667
16,2667
A2B2
3
16,2667
16,2667
A2B1
3
16,6000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,060. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
Lampiran 4.6.5. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-60 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_pHH
Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig,
,121(a)
3
,040
4,999
,031
182,988
1
182,988
22637,728
,000
pH
,101
1
,101
12,474
,008
SUHU
,001
1
,001
,148
,710
pH * SUHU
,019
1
,019
2,375
,162
,008
Error
,065
8
Total
183,174
12
,186
11
Corrected Total
a R Squared = ,652 (Adjusted R Squared = ,522)
162
Lampiran 4.6.6. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Pada Penyimpanan Hari Ke-90 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: analisa_TPT Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
,517(a)
3
,172
5,741
,022
3393,603
1
3393,603
113120,111
,000
pH
,083
1
,083
2,778
,134
suhu
,163
1
,163
5,444
,048
pH * suhu
,270
1
,270
9,000
,017
Error
,240
8
,030
Total
3394,360
12
,757
11
Intercept
Corrected Total
a R Squared = ,683 (Adjusted R Squared = ,564) analisa_TPT Tukey B interaksi_A B N Subset 1
2
A1B1
3
A2B2
3
16,8667
A2B1
3
16,9333
A1B2
3
17,0000
16,4667
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,030. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. b Alpha = ,05.
Lampiran 4.6.7. Uji Analisis Keragaman Total Padatan Terlarut Sari Buah Dengan Filtrasi Selama Penyimpanan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Analisa_TPT Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig,
4,565(a)
5
,913
9,611
,000
19860,245
1
19860,245
209055,211
,000
hari
4,565
5
,913
9,611
,000
Error
6,270
66
,095
Total
19871,080
72
10,835
71
Corrected Total
a R Squared = ,421 (Adjusted R Squared = ,377)
163
Multiple Comparisons Dependent Variable: Analisa_TPT LSD
(I) hari (J) hari Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 1
7 -0,083 0,12583 14 0,067 0,12583 30 0,517 0,12583 60 0,500 0,12583 90 -0,050 0,12583 7 1 0,083 0,12583 14 0,150 0,12583 30 0,600 0,12583 60 0,583 0,12583 90 0,033 0,12583 14 1 -0,067 0,12583 7 -0,150 0,12583 30 0,450 0,12583 60 0,433 0,12583 90 -0,117 0,12583 30 1 -0,517 0,12583 7 -0,600 0,12583 14 -0,450 0,12583 60 -0,017 0,12583 90 -0,567 0,12583 60 1 -0,500 0,12583 7 -0,583 0,12583 14 -0,433 0,12583 30 0,017 0,12583 90 -0,550 0,12583 90 1 0,050 0,12583 7 -0,033 0,12583 14 0,117 0,12583 30 0,567 0,12583 60 0,550 0,12583 Based on observed means. * The mean difference is significant at the ,01 level.
0,51011 0,59802 0,00011 0,00018 0,69238 0,51011 0,23750 0,00001 0,00002 0,79191 0,59802 0,23750 0,00066 0,00100 0,35722 0,00011 0,00001 0,00066 0,89503 0,00003 0,00018 0,00002 0,00100 0,89503 0,00004 0,69238 0,79191 0,35722 0,00003 0,00004
99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -0,41709 0,25042 -0,26709 0,40042 0,18291 0,85042 0,16625 0,83375 -0,38375 0,28375 -0,25042 0,41709 -0,18375 0,48375 0,26625 0,93375 0,24958 0,91709 -0,30042 0,36709 -0,40042 0,26709 -0,48375 0,18375 0,11625 0,78375 0,09958 0,76709 -0,45042 0,21709 -0,85042 -0,18291 -0,93375 -0,26625 -0,78375 -0,11625 -0,35042 0,31709 -0,90042 -0,23291 -0,83375 -0,16625 -0,91709 -0,24958 -0,76709 -0,09958 -0,31709 0,35042 -0,88375 -0,21625 -0,28375 0,38375 -0,36709 0,30042 -0,21709 0,45042 0,23291 0,90042 0,21625 0,88375
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
LAMPIRAN 5. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI SARI BUAH RAMBUTAN DENGAN FILTRASI MEMBRAN Lampiran 5.1. Biaya Investasi Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi Membran Deskripsi A
Satuan
Harga per Satuan
1
paket
100.000.000
1
paket
5.000.000
Jumlah
Bangunan dan legalitas usaha 1 Bangunan 2 legalitas usaha Total A
A
Mesin dan Peralatan 1 alat pengangkut buah
100.000.000 5.000.000 105.000.000
2
unit
2 timbangan 3 pulper buah-buahan
1
unit
5.000.000
5.000.000
1
unit
14.000.000
14.000.000
4 mixing tank 3500 l 5 Alat pasteurisasi (200 l/jam)
1
unit
14.000.000
14.000.000
1
unit
30.000.000
30.000.000
6 alat pengemas 7 mesin filling
1
unit
15.000.000
15.000.000
1
unit
15.000.000
15.000.000
8 instalasi listrik
1
unit
5.000.000
5.000.000
9 Mobil operasional
1
unit
80.000.000
80.000.000
1.000.000
Total A B
Total Biaya
2.000.000
180.000.000
Alat Kantor 1 komputer dan printer
1
unit
3.000.000
3.000.000
2 lemari 3 meja dan kursi
1
unit
200.000
200.000
5
unit
300.000
1.500.000
4 telepon
2
unit
200.000
Total B
400.000 5.100.000
Total Investasi
290.100.000
Lampiran 5.2. Biaya penyusutan Deskripsi
Nilai Investasi
Umur Ekonomis (tahun)
Nilai Sisa
Penyusutan per tahun
1
Bangunan
100.000.000
25
50.000.000
2.000.000
2
Mesin dan Peralatan
180.000.000
10
18.000.000
16.200.000
3
Alat Kantor
36.800.000
5
0
7.360.000
68.000.000
25.560.000
Total
316.800.000
165
Lampiran 5.3. Biaya Pemeliharaan Deskripsi
Nilai Investasi
Pemeliharaan (%)
Biaya/tahun
Biaya/bulan
1
Bangunan
100.000.000
2%
2000000
166.667
2
Mesin dan Peralatan
180.000.000
3%
5.400.000
450.000
3
Alat Kantor
36.800.000
0%
Total
0
0
7.400.000
616.667
Lampiran 5.4. Biaya Operasional Listrik per Tahun Deskripsi 1
Biaya Listrik
2
bahan bakar genset
Jumlah
Satuan KwH liter
300 100
harga 700 5000
Biaya/bulan (Rp,) Biaya/tahun (Rp,) 5.250.000 63.000.000 12.500.000 150.000.000
Total
17.750.000
213.000.000
Harga per KwH Listrik = Rp. 700
Lampiran 5.5. Biaya Overhead No. 1 2 3 4
Deskripsi Alat Tulis Dokumentasi dan laporan Telekomunikasi Quality control Total
Biaya/tahun 500.000 1.000.000 6.000.000 8.400.000 15.900.000
Lampiran 5.6. Biaya Transportasi Deskripsi Transportasi sari 1 buah rambutan transportasi buah 2 rambutan Total
Satuan
Biaya/bulan (Rp) Biaya/tahun (Rp)
Volume/bulan
unit
5
1.250.000
15.000.000
unit
10
2.000.000
24.000.000 39.000.000
165
166
Lampiran 5.7. Gaji Tenaga Kerja Jumlah Gaji / Bulan Total Gaji/ Bulan (orang) (Rp) (Rp) Gaji/ tahun (Rp)
Deskripsi Tenaga Kerja Tak Langsung
1 2 3 4 5 6
Direktur manajer pemasaran manajer produksi manajer keuangan staf pemasaran staf produksi
1 1 1 1 1 1
Sub Total
2.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000
6
2.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000
24.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 12.000.000 12.000.000
8.500.000
102.000.000
3.000.000 5.000.000
36.000.000 60.000.000
Tenaga Kerja Langsung
1 2
Karyawan Tenaga harian lepas
5 10
600.000 500.000
Sub Total
15
8.000.000
96.000.000
Total
21
16.500.000
198.000.000
166
167
Lampiran 5.8. Biaya Bahan Baku dan Utilitas
Deskripsi
Satuan Kebutuhan / hari
Kebutuhan / bulan
Harga/satuan
Biaya/Bulan
Biaya/Tahun
Bahan Baku
1 rambutan 2 gula sukrosa natrium 3 benzoat
kg kg
2.000 224,52
50.000 5.613
1.500 10.000
75.000.000 56.130.000
900.000.000 673.560.000
kg
0,3742
9
28.000
261.940
3.143.280
4 kalium sorbat CMC (karboksilme 5 tilselulosa) 6 karagenan
kg
0,3742
9
90.000
841.950
10.103.400
kg kg
1,871 1,871
47 47
100.000 200.000
4.677.500 9.355.000
56.130.000 112.260.000
146.266.390
1.755.196.680
Sub total Utilitas
1 Botol 300 ml Air untuk 2 proses
Subtotal Total
unit m3
4989,333333
124.733
500
62.366.667
748.400.000
2245,2
56.130
300
16.839.000
202.068.000
79.205.667
950.468.000 2.705.664.680
225.472.057
167
168
Lampiran 5.9. Biaya Operasional Deskripsi
Biaya tahun 1
Biaya tahun 2
Biaya tahun 3
Biaya tahun 4
Biaya tahun 5
70%
80%
90%
100%
100%
Biaya tahun 6
Biaya tahun 7
Biaya tahun 8
Biaya tahun 9
Biaya tahun 10
100%
100%
100%
100%
100%
Biaya Tetap 1 Gaji Tenaga Kerja Tak Langsung
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
102.000.000
2 Penyusutan
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
3 Pemeliharaan
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
7.400.000
4 Biaya Overhead
Sub Total
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
15.900.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
Biaya Variabel
1.228.637.676 1.404.157.344 1.579.677.012
1 Bahan Baku
1.755.196.680 1.755.196.680 1.755.196.680 1.755.196.680 1.755.196.680 1.755.196.680 1.755.196.680
2 Utilitas
665.327.600
760.374.400
855.421.200
950.468.000
950.468.000
950.468.000
950.468.000
950.468.000
950.468.000
950.468.000
3 Gaji Tenaga Kerja Langsung
67.200.000 149100000 27.300.000
76.800.000 170400000 31200000
86.400.000 191700000 35100000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
198.000.000 213.000.000 39.000.000
Sub Total 2.137.565.276 2.442.931.744 2.748.298.212
3.155.664.680
3.155.664.680
3.155.664.680 3.155.664.680 3.155.664.680 3.155.664.680
3.155.664.680
Total 2.288.425.276 2.593.791.744 2.899.158.212
3.306.524.680
3.306.524.680
3.306.524.680 3.306.524.680 3.306.524.680 3.306.524.680
3.306.524.680
4 Biaya Operasional Listrik 5 Biaya Transportasi
168
169
Lampiran 5.10. Harga Biaya Tahun Variabel Tahun 1 2.137.565.276 Tahun 2 2.442.931.744 Tahun 3 2.748.298.212 Tahun 4 3.155.664.680 Tahun 5 3.155.664.680 Tahun 6 3.155.664.680 Tahun 7 3.155.664.680 Tahun 8 3.155.664.680 Tahun 9 3.155.664.680 Tahun 10 3.155.664.680
Biaya Tetap 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000
Kapasitas % Kapasitas Produksi 100% Harga Pokok/ Produksi (unit) kg % Keuntungan 70% 1.047.690 2.184 60,24% 80% 1.197.360 2.166 61,57% 90% 1.347.030 2.152 62,62% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43% 100% 1.496.700 2.209 58,43%
Harga Jual/botol 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500
169
170
Lampiran 5.11. Proyeksi Laba Rugi Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Tahun 6
Tahun 7
Tahun 8
Tahun 9
Tahun 10
Deskripsi A
Penerimaan sari buah rambutan (botol) Harga Jual/botol (Rp)
Total penerimaan B
C
D
Biaya Operasi Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Operasi Angsuran pokok Bunga bank Total angsuran Total Biaya
E F G
Laba Kotor Penyusutan Laba Kena Pajak Pajak Penghasilan Laba Setelah Pajak Laba Bersih
1.047.690 3.500
1.197.360 3.500
1.347.030 3.500
3.666.915.000
4.190.760.000
4.714.605.000
150.860.000 2.137.565.276 2.288.425.276
1.496.700 3.500
1.496.700 3.500
1.496.700 3.500
1.496.700 3.500
1.496.700 3.500
1.496.700 3.500
5.238.450.000 5.238.450.000
5.238.450.000
5.238.450.000
5.238.450.000
5.238.450.000
5.238.450.000
150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 150.860.000 2.442.931.744 2.748.298.212 3.155.664.680 3.155.664.680 3.155.664.680 3.155.664.680 2.593.791.744 2.899.158.212 3.306.524.680 3.306.524.680 3.306.524.680 3.306.524.680
150.860.000 3.155.664.680 3.306.524.680
150.860.000 3.155.664.680 3.306.524.680
150.860.000 3.155.664.680 3.306.524.680
215.797.481 370632173,3 586429654,1
215.797.481 331788626,7 547586107,5
215.797.481 292945080,2 508742561
2.874.854.930
3.141.377.852
3.407.900.773
792.060.070 25.560.000 766.500.070 229.950.021 536.550.049 562.110.049
1.049.382.148 25.560.000 1.023.822.148 307.146.645 716.675.504 742.235.504
1.496.700 3.500
215.797.481 254101533,6 469899014,4
215.797.481 215257987,1 431055467,9
215.797.481 176414440,6 392.211.921
215.797.481 137570894 353368374,8
215.797.481 98727347,47 314524828,3
215.797.481 43934143,73 259731624,5
215.797.481 5090597,19 220.888.078
3.776.423.694 3.737.580.148
3.698.736.601
3.659.893.055
3.621.049.508
3.566.256.305
3.527.412.758
1.306.704.227 1.462.026.306 1.500.869.852 1.539.713.399 1.578.556.945 25.560.000 25.560.000 25.560.000 25.560.000 25.560.000 1.281.144.227 1.436.466.306 1.475.309.852 1.514.153.399 1.552.996.945 384.343.268 430.939.892 442.592.956 454.246.020 465.899.084 896.800.959 1.005.526.414 1.032.716.896 1.059.907.379 1.087.097.862 922.360.959 1.031.086.414 1.058.276.896 1.085.467.379 1.112.657.862
1.617.400.492 25.560.000 1.591.840.492 477.552.148 1.114.288.344 1.139.848.344
1.672.193.695 25.560.000 1.646.633.695 493.990.109 1.152.643.587 1.178.203.587
1.711.037.242 25.560.000 1.685.477.242 505.643.173 1.179.834.069 1.205.394.069
170
Lampiran 5.12. Proyeksi Arus Kas Penerimaan dan Pengeluaran Tahun No
Uraian
Tahun 0
Tahun
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Tahun 6
Tahun 7
Tahun 8
70%
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
Tahun 9 100%
Tahun 10 100%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
A Kas masuk 1 Kredit
1.434.312.638
2 Laba bersih
562.110.049
742.235.504
922.360.959
1.031.086.414
1.058.276.896
1.085.467.379
1.112.657.862
1.139.848.344
1.178.203.587
1.205.394.069
3 Penyusutan
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
25.560.000
4 Nilai sisa aset (investasi) Total kas masuk B
1.434.312.638
587.670.049
767.795.504
947.920.959
1.056.646.414
1.083.836.896
1.111.027.379
1.138.217.862
1.165.408.344
1.203.763.587
61.200.000 1.292.154.069
Kas keluar 1 Biaya investasi
290.100.000
2 Modal kerja 3 Angsuran
1.144.212.638
Total kas keluar C Aliran kas bersih
1.434.312.638
-
Total kas akhir tahun
-
-
-
-
-
24.368.400
21.902.550
19.436.700
-
228.925.373
207.007.908
185.090.443
163.172.979
250.842.838
228.925.373
207.007.908
185.090.443
163.172.979
26.834.250
24.368.400
21.902.550
19.436.700
16.970.850
336.827.211
538.870.131
740.913.051
871.555.970
920.663.918
1.084.193.129
1.113.849.462
1.143.505.794
1.184.326.887
1.275.183.219
336.827.211
875.697.342
1.616.610.392
2.488.166.363
3.408.830.280
4.493.023.410
5.606.872.871
6.750.378.665
7.934.705.552
875.697.342
1.616.610.392
2.488.166.363
3.408.830.280
4.493.023.410
5.606.872.871
6.750.378.665
7.934.705.552
9.209.888.772
336.827.211
26.834.250
-
250.842.838
D Total kas awal tahun E
-
16.970.850
171
Lampiran 5.13. Perhitungan BEP Deskripsi 1 Biaya Tetap
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
150.860.000,00
150.860.000,00
150.860.000,00
150.860.000,00
150.860.000,00
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
150.860.000
2.040,27
2.040,27
2.040,27
2.108,41
2.108,41
2.108
2.108
2.108
2.108
2.108
2 Biaya Variabel 3 Harga Jual
Tahun 6
Tahun 7
Tahun 8
Tahun 9
Tahun 10
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
3.500,00
4 Tingkat Produksi
1.047.690,00
1.197.360,00
1.347.030,00
1.496.700,00
1.496.700,00
1.496.700,00
1.496.700,00
1.496.700,00
1.496.700,00
1.496.700,00
5 Total Penerimaan
3.666.915.000,00
4.190.760.000,00
4.714.605.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
5.238.450.000,00
250.842.838,03
228.925.373,18
215.797.480,80
185.090.443,49
163.172.978,65
26.834.250,00
24.368.400,00
21.902.550,00
19.436.700,00
16.970.850,00
401.704.878,30
379.787.413,45
366.659.521,07
335.952.551,91
314.035.087,06
177.696.358
175.230.508
172.764.658
170.298.808
167.832.958
114.772,82
108.510,69
104.759,86
95.986,44
89.724,31
50.770
50.066
49.361
48.657
47.952
6 pembayaran angsuran total 7 Titik Impas 8 Nilai Penjualan Volume Penjualan/tahun Nilai BEP
150.860.083,94
150.860.073,45
150.860.065,29
150.860.060,72
150.860.060,72
150.860.060,72
150.860.060,72
150.860.060,72
150.860.060,72
150.860.060,72
Kapasitas BEP (unit)
103.347,53
103.347,53
103.347,53
108.408,75
108.408,75
108.408,75
108.408,75
108.408,75
108.408,75
108.408,75
persentase BEP
4,11408729
3,599826128
3,199845274
2,87986066
2,87986066
2,87986066
2,87986066
2,87986066
2,87986066
2,87986066
Lampiran 5.14. Perhitungan Kriteria Kelayakan Investasi Tahun ke
Benefit (B)
Cost ( C )
B-C
Kumulatif
DF (17% )
0
0
1.434.312.638
1
587.670.049
250.842.838
336.827.211
-1097485427
0,8547
2
767.795.504
250.842.838
516.952.666
(580.532.761)
3
947.920.959
250.842.838
697.078.121
116.545.360
4
1.056.646.414
250.842.838
805.803.576
5
1.083.836.896
250.842.838
832.994.058
6
1.111.027.379
250.842.838
860.184.541
7
1.138.217.862
250.842.838
8
1.165.408.344
250.842.838
9
1.203.763.587
10
1.292.154.069
Total
10.354.441.063
(1.434.312.638)
PV(B)
PV( C) 1.434.312.638
287.886.505
502.282.093
214.395.588
0,7305
377.640.928
560.885.020
183.244.092
0,6244
435.235.054
591.853.937
156.618.882
922.348.936
0,5337
430.017.117
563.879.410
133.862.293
1.755.342.994
0,4561
379.937.880
494.350.096
114.412.216
2.615.527.535
0,3898
335.333.130
433.121.349
97.788.219
887.375.024
3.502.902.559
0,3332
295.669.256
379.248.930
83.579.674
914.565.506
4.417.468.065
0,2848
260.452.136
331.887.755
71.435.619
250.842.838
952.920.749
5.370.388.814
0,2434
231.944.473
293.000.557
61.056.085
250.842.838
1.041.311.231
6.411.700.045
0,2080
216.631.664
268.816.351
52.184.688
1.816.435.505
4.419.325.498
2.602.889.993
6.411.700.045
1,0000
NPV
0
-1434312638 (1.434.312.638)
172
Lampiran 5.15. Kriteria kelayakan Sari buah rambutan Dengan filtrasi membran NPV IRR Net B/ C PBP BEP (botol)/ tahun
1.816.435.504,56 Layak 20% Layak 1,70 Layak 2,83 108.408,75
Lampiran 5.16. Hasil analisis Sensitivitas No
Kriteria Kelayakan Investasi
S kenario NPV (Rp) 1 Penurunan harga jual 5% 2 Kenaikan biaya transportasi 10 % 3 Kenaikan suku bunga menjadi 20%
4 kenaikan harga bahan baku 10% 5 Penurunan harga jual 10%
1.047.546.939,02 1.800.817.795
1.343.219.312,27 1.456.026.828,41 278.658.373,49
Ket
Net B/C
IRR
PBP (Th)
12,09%
1,40
3,52 Tidak layak
20,14%
1,69
2,85 Layak
16,23%
1,52 1,55 1,11
2,92 Tidak layak 3,15 Tidak layak 4,70 Tidak layak
16,16% 3,36%
173
175
LAMPIRAN 6. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI SARI BUAH RAMBUTAN DENGAN FILTRASI MEMBRAN Lampiran 6.1. Biaya Investasi Sari Buah Rambutan Dengan Filtrasi Membran Deskripsi A
Jumlah
Bangunan dan legalitas usaha 1 Bangunan 2 legalitas usaha
Satuan
Harga per Satuan
paket paket
100.000.000 5.000.000
100.000.000 5.000.000 105.000.000
100.000.000 5.000.000 1.000.000 5.000.000 25.000.000 14.000.000 23.000.000 3.500.000 3.000.000 15.000.000 15.000.000 5.000.000
100.000.000 5.000.000 3.000.000 5.000.000 25.000.000 28.000.000 23.000.000 10.500.000 9.000.000 15.000.000 15.000.000 5.000.000 243.500.000
3.000.000 200.000 300.000 200.000
3.000.000 200.000 1.500.000 400.000 5.100.000 353.600.000
1 1 Total A
B
Mesin dan Peralatan 1 Bangunan 2 legalitas usaha 3 Alat pengangkut buah 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 paket 1 paket 3 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 3 unit 3 unit 1 unit 1 unit 1 unit
Timbangan mixing tank 3500 l Pulper buah-buahan Pasteurizer (200 l/jam) sentrifuse (2 liter) membran mikrofiltrasi Alat pengemas mesin filling instalasi listrik Total B
C
Alat Kantor 1 komputer dan printer 2 lemari 3 meja dan kursi 4 telepon
1 1 5 2
unit unit unit unit
Total C Total Investasi
Total Biaya
Lampiran 6.2. Biaya penyusutan Deskripsi 1 2 3
Bangunan Mesin dan Peralatan Alat Kantor Total
Nilai Investasi 100.000.000 243.500.000 5.100.000 348.600.000
Umur Ekonomis (tahun) 25 10 5
Nilai Sisa 50.000.000 24.350.000 0 74.350.000
Penyusutan per tahun 2.000.000 21.915.000 1.020.000 24.935.000
176
Lampiran 6.3. Biaya Pemeliharaan Deskripsi 1 2 3
Nilai Investasi
Bangunan Mesin dan Peralatan Alat Kantor Total
Pemeliharaan (%)
100.000.000 243.500.000 5.100.000
Biaya/tahun
2% 3% 0%
Biaya/bulan
2000000
166.667 608.750 0 775.417
7.305.000 0 9.305.000
Lampiran 6.4. Biaya Operasional Listrik per Tahun Deskripsi 1 2
Jumlah
Biaya Listrik bahan bakar genset
Satuan KwH liter
300 100
harga 700 5000
Biaya/bulan (Rp,) Biaya/tahun (Rp,) 5.250.000 63.000.000 12.500.000 150.000.000
Total
17.750.000
213.000.000
Harga per KwH Listrik = Rp. 700
Lampiran 6.5. Biaya Overhead 1 2 3 4
Deskripsi Alat Tulis Dokumentasi dan laporan Pemasaran Quality control
Biaya/tahun 500.000 1.000.000 6.000.000 8.400.000 Total
15.900.000
Lampiran 6.6. Biaya Transportasi Deskripsi Transportasi sari 1 buah rambutan transportasi buah 2 rambutan Total
Satuan
Biaya/bulan (Rp)
Volume/bulan
Biaya/tahun (Rp)
unit
5
1.250.000
15.000.000
unit
10
2.000.000
24.000.000 42.900.000
177
Lampiran 6.7. Gaji Tenaga Kerja Jumlah Gaji / Bulan Total Gaji/ Bulan (orang) (Rp) (Rp)
Deskripsi
Gaji/ tahun (Rp)
Tenaga Kerja Tak Langsung
1 2 3 4 5 6
Direktur manajer pemasaran manajer produksi manajer keuangan staf pemasaran staf produksi Sub Total
1 1 1 1 1 1
2.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000
6
2.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000
24.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 12.000.000 12.000.000
8.500.000
102.000.000
3.000.000 5.000.000
36.000.000 60.000.000
8.000.000 16.500.000
96.000.000 198.000.000
Tenaga Kerja Langsung
1 2
Karyawan Tenaga harian lepas Sub Total Total
5 10 15 21
600.000 500.000
178
Lampiran 6.8. Biaya Bahan Baku dan Utilitas
Deskripsi
Satuan
Kebutuhan / hari Kebutuhan / bulan
Harga/satuan
Biaya/Bulan
Biaya/Tahun
Bahan Baku
1 rambutan 2 asam sitrat
kg kg
3.000 0,4347
75.000 11
1.500 18.000
Sub total Utilitas 1 Botol 300 ml Air untuk 2 proses
Subtotal Total
112.500.000 195.615
1.350.000.000 2.347.380
112.695.615
1.352.347.380
unit
1449
36.225
200
7.245.000
86.940.000
m3
2245,2
56.130
200
11.226.000
134.712.000
18.471.000
221.652.000 1.573.999.380
131.166.615
179
Lampiran 6.9. Biaya Operasional Deskripsi
Biaya tahun 1 70%
Biaya Tetap 1 Gaji Tenaga Kerja Tak Langsung 2 Penyusutan 3 Pemeliharaan 4 Biaya Overhead Sub Total Biaya Variabel 1 Bahan Baku 2 Utilitas 3 Gaji Tenaga Kerja Langsung 4 Biaya Operasional Listrik 5 Biaya Transportasi Sub Total Total
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
Biaya tahun 2 80% 102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
Biaya tahun 3 90%
Biaya tahun 4 100%
Biaya tahun 5 100%
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
946.643.166 1.081.877.904 1.217.112.642
1.352.347.380
1.352.347.380
Biaya tahun 6 Biaya tahun 7 Biaya tahun 8 Biaya tahun 9 Biaya tahun 10 100% 100% 100% 100% 100% 102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
102.000.000 24.935.000 9.305.000 15.900.000 152.140.000
1.352.347.380 1.352.347.380 1.352.347.380 1.352.347.380
1.352.347.380
155.156.400
177.321.600
199.486.800
221.652.000
221.652.000
221.652.000
221.652.000
221.652.000
221.652.000
221.652.000
138.600.000 149100000 30.030.000
76.800.000 170400000 34320000
86.400.000 191700000 38610000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
198.000.000 213.000.000 42.900.000
1.419.529.566 1.571.669.566
1.540.719.504 1.692.859.504
1.733.309.442 1.885.449.442
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
2.027.899.380 2.180.039.380
180
Lampiran 6.10. Harga
Tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
Kapasitas Biaya % Kapasitas Produksi 100% Harga Pokok/ Variabel Biaya Tetap Produksi (unit) kg 1.419.529.566 152.140.000 70% 304.290 5.165 1.540.719.504 152.140.000 80% 347.760 4.868 1.733.309.442 152.140.000 90% 391.230 4.819 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015 2.027.899.380 152.140.000 100% 434.700 5.015
% Keuntungan 60,70% 70,50% 72,22% 65,50% 65,50% 65,50% 65,50% 65,50% 65,50% 65,50%
Harga Jual/botol 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300 8.300
181
Lampiran 6.11. Proyeksi Laba Rugi Tahun 1 Tahun 2 Deskripsi A
Penerimaan sari buah rambutan (botol) Harga Jual/botol (Rp)
C
D
E F G
Tahun 4
Tahun 5
Tahun 6
Tahun 7
Tahun 8
Tahun 9
Tahun 10
304.290 8.300
347.760 8.300
391.230 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
434.700 8.300
2.525.607.000
2.886.408.000
3.247.209.000
3.608.010.000
3.608.010.000
3.608.010.000
3.608.010.000
3.608.010.000
3.608.010.000
3.608.010.000
Biaya Operasi Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Operasi
152.140.000 1.419.529.566 1.571.669.566
152.140.000 1.540.719.504 1.692.859.504
152.140.000 1.733.309.442 1.885.449.442
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
152.140.000 2.027.899.380 2.180.039.380
Angsuran pokok Bunga bank Total angsuran
152.018.363 261091538,1 413109900,9
152.018.363 233728232,8 385746595,6
152.018.363 206364927,5 358383290,3
152.018.363 179001622,2 331019985
152.018.363 151638316,9 303656679,7
152.018.363 124275011,6 276.293.374
152.018.363 96911706,28 248930069,1
152.018.363 69548400,98 221566763,8
152.018.363 25278751,72 177297114,5
152.018.363 -2084553,585 149.933.809
Total Biaya
1.984.779.467
2.078.606.100
2.243.832.732
2.511.059.365
2.483.696.060
2.456.332.754
2.428.969.449
2.401.606.144
2.357.336.495
2.329.973.189
540.827.533 24.935.000 515.892.533 154.767.760 361.124.773 386.059.773
807.801.900 24.935.000 782.866.900 234.860.070 548.006.830 572.941.830
1.003.376.268 24.935.000 978.441.268 293.532.380 684.908.887 709.843.887
1.096.950.635 24.935.000 1.072.015.635 321.604.691 750.410.945 775.345.945
1.124.313.940 24.935.000 1.099.378.940 329.813.682 769.565.258 794.500.258
1.151.677.246 24.935.000 1.126.742.246 338.022.674 788.719.572 813.654.572
1.179.040.551 24.935.000 1.154.105.551 346.231.665 807.873.886 832.808.886
1.206.403.856 24.935.000 1.181.468.856 354.440.657 827.028.199 851.963.199
1.250.673.505 24.935.000 1.225.738.505 367.721.552 858.016.954 882.951.954
1.278.036.811 24.935.000 1.253.101.811 375.930.543 877.171.268 902.106.268
Total penerimaan B
Tahun 3
Laba Kotor Penyusutan Laba Kena Pajak Pajak Penghasilan Laba Setelah Pajak Laba Bersih
181
Lampiran 6.12. Proyeksi Arus Kas Penerimaan dan Pengeluaran Tahun No
Uraian
Tahun 0
Tahun 1 70%
A Kas masuk 1 Kredit 2 Laba bersih 3 Penyusutan 4 Nilai sisa aset (investasi) Total kas masuk B Kas keluar 1 Biaya investasi 2 Modal kerja 3 Angsuran Total kas keluar C Aliran kas bersih
1.139.434.783
1.139.434.783 353.600.000 785.834.783 1.139.434.783
80%
Tahun
Tahun 3 90%
Tahun 4
Tahun 5
Tahun 6
Tahun 7
Tahun 8
Tahun 9
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Tahun 10 100%
386.059.773 572.941.830 24.935.000 24.935.000 410.994.773 597.876.830
709.843.887 24.935.000 734.778.887
775.345.945 24.935.000 800.280.945
794.500.258 24.935.000 819.435.258
813.654.572 24.935.000 838.589.572
832.808.886 24.935.000 857.743.886
851.963.199 24.935.000 876.898.199
882.951.954 24.935.000 907.886.954
902.106.268 24.935.000 99.250.000 1.026.291.268
193.115.435 193.115.435 217.879.338
176.750.644 176.750.644 421.126.187
160.385.852 160.385.852 574.393.035
144.021.061 144.021.061 656.259.884
127.656.270 127.656.270 691.778.989
32.708.000 32.708.000 805.881.572
29.702.400 29.702.400 828.041.486
26.696.800 26.696.800 850.201.399
23.691.200 23.691.200 884.195.754
20.685.600 20.685.600 1.005.605.668
217.879.338
639.005.525
1.213.398.560
1.869.658.444
2.561.437.432
3.367.319.004
4.195.360.490
5.045.561.889
5.929.757.643
639.005.525
1.213.398.560
1.869.658.444
2.561.437.432
3.367.319.004
4.195.360.490
5.045.561.889
5.929.757.643
6.935.363.311
D Total kas awal tahun E Total kas akhir tahun
Tahun 2
217.879.338
182
Lampiran 6.13. Perhitungan BEP Deskripsi Biaya Tetap Biaya Variabel Harga Jual Tingkat Produksi Total Penerimaan pembayaran angsuran total Titik Impas Nilai Penjualan Volume Penjualan/tahun Nilai BEP Kapasitas BEP (unit) persentase BEP
Tahun 1 152.140.000,00 4.665,05 8.300,00 304.290,00 2.525.607.000,00 193.115.434,86
Tahun 2 152.140.000,00 4.430,41 8.300,00 347.760,00 2.886.408.000,00 176.750.643,54
Tahun 3 152.140.000,00 4.430,41 8.300,00 391.230,00 3.247.209.000,00 152.018.362,80
Tahun 4 152.140.000,00 4.665,05 8.300,00 434.700,00 3.608.010.000,00 144.021.060,92
Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 152.140.000,00 152.140.000 152.140.000 152.140.000 152.140.000 152.140.000 4.665,05 4.665 4.665 4.665 4.665 4.665 8.300,00 8.300,00 8.300,00 8.300,00 8.300,00 8.300,00 434.700,00 434.700,00 434.700,00 434.700,00 434.700,00 434.700,00 3.608.010.000,00 3.608.010.000,00 3.608.010.000,00 3.608.010.000,00 3.608.010.000,00 3.608.010.000,00 127.656.269,61 32.708.000,00 29.702.400,00 26.696.800,00 23.691.200,00 20.685.600,00
345.260.099,91 41.597,60 152.140.281,02 41.854,83
328.895.073,95 39.625,91 152.140.233,52 39.316,83
304.162.793,21 36.646,12 152.140.207,58 39.316,83
296.165.725,98 35.682,62 152.140.196,71 41.854,83
279.800.934,67 33.710,96 152.140.196,71 41.854,83
184.852.665 22.271 152.140.196,71 41.854,83
181.847.065 21.909 152.140.196,71 41.854,83
178.841.465 21.547 152.140.196,71 41.854,83
175.835.865 21.185 152.140.196,71 41.854,83
172.830.265 20.823 152.140.196,71 41.854,83
6,02390954
5,270919202
4,685260714
4,216734341
4,216734341
4,216734341
4,216734341
4,216734341
4,216734341
4,216734341
Lampiran 6.14. Perhitungan Kriteria Kelayakan Investasi Tahun ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Benefit (B) 0 410.994.773 597.876.830 734.778.887 800.280.945 819.435.258 838.589.572 857.743.886 876.898.199 907.886.954 1.026.291.268 7.870.776.572
Cost ( C ) 1.139.434.783 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435 193.115.435
B-C -1139434783 217.879.338 404.761.395 541.663.453 607.165.510 626.319.823 645.474.137 664.628.451 683.782.764 714.771.519 833.175.833 4.800.187.440
Kumulatif DF (17%) 1,0000 (1.139.434.783) -921555444,7 0,8547 (516.794.049) 0,7305 24.869.403 0,6244 632.034.913 0,5337 1.258.354.736 0,4561 1.903.828.873 0,3898 2.568.457.324 0,3332 3.252.240.089 0,2848 3.967.011.608 0,2434 4.800.187.440 0,2080
NPV (1.139.434.783) 186.221.657 295.683.684 338.198.711 324.013.904 285.671.456 251.630.729 221.451.128 194.729.279 173.978.060 173.331.720 1.305.475.544
PV(B) 0 351.277.584 436.757.126 458.774.303 427.069.965 373.753.560 326.914.578 285.796.298 249.725.151 220.983.079 213.506.950 3.344.558.593
PV( C) 1.139.434.783 165.055.927 141.073.442 120.575.592 103.056.061 88.082.104 75.283.849 64.345.170 54.995.872 47.005.019 40.175.230 2.039.083.048
183
Lampiran 6.15. Kriteria kelayakan Sari buah rambutan Dengan filtrasi membran 1.305.475.544 Layak NPV 18,40% Layak IRR 1,64 Layak Net B/C 2,95 PBP 41.855 BEP (botol)/tahun
Lampiran 6.16. Hasil analisis Sensitivitas No
Skenario NPV (Rp) 1 Penurunan harga jual 5% 2 Kenaikan biaya transportasi 10 % 3 Kenaikan suku bunga menjadi 20%
4 kenaikan harga bahan baku 10% 5 Penurunan harga jual 10%
Kriteria Kelayakan Investasi Net B/C IRR
PBP (Th)
Ket
791.517.208,37
11,47%
1,39
3,55 Tidak layak
1.305.475.544
18,40% 14,58% 10,88% 3,94%
1,64
2,95 Layak
1,47 1,37 1,13
3,03 Tidak layak 3,62 Tidak layak 4,57 Tidak layak
957.525.975,21 780.480.239,23 261.941.163,29
184
LAMPIRAN 7. PERHITUNGAN NILAI TAMBAH SARI BUAH RAMBUTAN DENGAN FILTRASI DENGAN HARGA BAHAN BAKU BERBEDA Lampiran 7.1. Asumsi dalam perhitungan nilai tambah Deskripsi
Satuan
Kebutuhan/ hari Harga/ satuan biaya/ hari
bahan baku
rambutan input lain gula sukrosa natrium benzoat kalium sorbat CMC (karboksilmetilselulosa) karagenan
kg
2.000
kg kg kg kg kg
Botol 500 ml
cup
Air untuk proses
liter
224,52 0,3742 0,3742 1,871 1,871 4989,333333 2245,2
KwH
1000
Biaya Listrik
jumlah input
1.500
3000000
10.000 2245200 28.000 10477,6 90.000 33678 100.000 187100 200.000 374200 200 997866,6667 200 449040 500 500000 4797562,267
Lampiran 7.2. Perhitungan nilai tambah pada bahan baku dengan kenaikan harga 10% No. Variabel I. Output, input dan harga 1. Output (kg/thn) 2. Bahan baku (kg/thn) 3 Tenaga kerja (HOK/thn) 4. Faktor konversi (1:2) 5. Koefisien tenaga kerja 6. Harga output (Rp/kg) 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) II. Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai output (Rp/kg) 11.a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) 12.a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) b. Bagian tenaga kerja (%) 13.a. Keuntungan (Rp/kg) b. Tingkat keuntungan (%)
Perhitungan
Rp 1.500
Harga Rp 1.650
Rp 1.800
a b c d=a/b e=c/b f g
112.260 600.000 6.000 0,19 0,01 31.500 25.000
112.260 600.000 6.000 0,19 0,01 31.500 25.000
112.260 600.000 6.000 0,19 0,01 31.500 25.000
h i j=dxf k=j-I- h i (%) = k / j x 100% m=exg n (%) = m / k x 100% o=k-m p (%) = o / j x 100%
1.500 2.672,66 5.893,65 1.720,99 29,20 250 14,53 1.470,99 24,96
1.650 2.672,66 5.893,65 1.570,99 26,66 250 15,91 1.320,99 22,41
1.800 2.672,66 5.893,65 1.420,99 24,11 250 17,59 1.170,99 19,87
185
LAMPIRAN 8. PERHITUNGAN NILAI TAMBAH SARI BUAH RAMBUTAN DENGAN FILTRASI DENGAN HARGA BAHAN BAKU BERBEDA Lampiran 8.1. Asumsi dalam perhitungan nilai tambah Deskripsi
Satuan
Kebutuhan/hari Harga/satuan biaya/hari
bahan baku
rambutan input lain asam sitrat
kg
3.000
1.500
4500000
gr
Botol 300 ml
cup
Air untuk proses
liter
0,4347 1449 600
18000 200 200
7824,6 289800 120000
jumlah input
409800
Lampiran 8.2. Perhitungan nilai tambah sari buah dengan filtrasi pada bahan baku dengan kenaikan harga 10% No. Variabel I. Output, input dan harga 1. Output (kg/thn) 2. Bahan baku (kg/th) 3 Tenaga kerja (HOK/thn) 4. Faktor konversi (1:2) 5. Koefisien tenaga kerja 6. Harga output (Rp/kg) 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) II. Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai output (Rp/kg) 11.a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) 12.a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) b. Bagian tenaga kerja (%) 13.a. Keuntungan (Rp/kg) b. Tingkat keuntungan (%)
Perhitungan
Rp 1 500
Harga Rp 1.650
Rp 1.800
a b c d=a/b e=c/b f g
130.410 900.000 6.000 0,14 0,01 27.390 25.000
130.410 900.000 6.000 0,14 0,01 27.390 25.000
130.410 900.000 6.000 0,14 0,01 27.390 25.000
h i j=dxf k=j-I- h i (%) = k / j x 100% m=exg n (%) = m / k x 100% o=k-m p (%) = o / j x 100%
1.500 341,50 3.968,81 2.127 53,60 167 7,83 1.960,64 49,40
1.650 341,50 3.968,81 1.977 49,82 167 8,43 1.810,64 45,62
1.800 341,50 3.968,81 1.827 46,04 167 9,12 1.660,64 41,84
186
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.