Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
DESAIN DAN VALIDASIINSTRUMEN UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN METAKOGNITIF MAHASISWA DALAM MATERI LARUTAN DESIGN AND VALIDATIONOF AN INSTRUMENT TO ASSESS STUDENTS’ METACOGNITIVE SKILLS IN SOLUTION SUBJECT MATTER Utiya Azizah, Suyono, Suyatno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 Email:
[email protected]
Abstrak.Telah dilakukan penelitian pengembangan instrumen untuk mengukur keterampilanmetakognitif mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas instrumen keterampilan metakognitif yang dikembangkan peneliti. Instrumen keterampilan metakognitifdikembangkan berdasarkan indikator-indikatorketerampilan metakognitif, yaitupenetapan tujuan belajar; mengidentifikasi pengetahuan yang relevan;penentuan strategi belajar; memantau relevansi pengetahuan yang relevan, strategi belajar, dan mengatur kognisi dalam memecahkan masalah;memantau ketercapaian tujuan belajar dalam pembuatan simpulan; serta mengevaluasi relevansi pengetahuan, ketercapaian tujuan, strategi belajar, dan refleksi judgment terhadap proses dan hasil berpikir/belajar melalui validitas teoritis pada pakar dan empiris menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson denganbantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen keterampilan metakognitif telah memenuhi syarat validitas konstruk dan validitas isi dengan masing-masing capaian berkisar antara 94,72% - 99,44% dan 97,04% - 99,44% dengan kriteria sangat valid, serta validitas empiris menemukan 70 butir pertanyaan yang valid dari 72 butir pertanyaan dan koefisien reliabilitas alpha Cronbach belahan 1 berkisar antara 0,859 – 0,903, alpha Cronbach belahan 2 antara 0,790 – 0,905, danGuttman Split-Half Coefficient antara0,812 – 0,943pada 6 topik materilarutan. Kata-kata kunci:Pengembangan, Instrumen keterampilan metakognitif Abstract. It has been conducted a research on the developmentof instrumentstomeasure students’metacognitive skills. The purposeofthis research wasto determine the validityandreliability values of the metacognitive skills instrument that itwasdeveloped by researcher. Instrument was developedbased on the indicatorsof metacognitive skills such as learning goal setting; identification of relevance knowledge;learn strategic planning; monitor the relevance of knowledge, learn strategic, and regulate of cognition in problem solving;monitor the performance learning goal in conclusion; as well as evaluatethe relevance of knowledge, learn strategic, and reflective judgment to outcome of think process and learn through thetheoreticalvalidation to experts andempirical it using the Product Moment Pearsonmethod by SPSS. The results showedthat the metacognitive skills instrument have fulfill construct and content validity by means each performance between 94.72% - 99.44% and 97.04% - 99.44% with excellentcriteria, as well as empirical validity detect has been found 70 validpoint questionof the72-point questionandthe value ofcoefficient reliability alpha Cronbach split 1 between0.859 – 0.903, alpha Cronbach split 2 between 0.790 – 0.905, andGuttmann Split-Half Coefficient between 0.812 – 0.943 at six topics of solution subject matter. Keywords: The development, instrument of metacognitive skills
B - 59
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
belajar dan berpikir, yang mencakup keterampilan untuk belajar aktif, penilaian reflektif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, dan mahasiswa harus dengan sadar menerapkan keterampilan metakognitif dalam memahami konsep baru dan dalam situasi yang baru [3]. Berdasarkan beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas, bahwa dengan menggunakan keterampilan metakognitif, mahasiswa akan mampu mengontrol kelemahan diri dalam belajar dan memperbaiki kelemahan tersebut, menentukan cara belajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya sendiri, menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar baik yang berkaitan dengan soal-soal yang diberikan oleh pengajar atau masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan proses pembelajaran, dan memahami sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam belajar Beberapa psikolog yang mempelajari keterampilan metakognitif memberikan beberapa kegiatan dalam komponen perencanaan (planning), yaitu merencanakan suatu tugas, memilih strategi yang akan digunakan, sumber daya yang akan digunakan, urutan yang akan diikuti, menuliskan tujuan belajar, menuliskan informasi yang relevan secara runtut, dan menuliskan langkah atau prosedur untuk memecahkan masalah atau mengerjakan tugas [12; 7]. Lebih lanjutdalam komponen pemantauan (monitoring),menyatakan bahwa pemantauan adalah real-time awareness tentang “bagaimana saya bekerja,” [12] dan inti dari keterampilan metakognitif adalah kemampuan monitor diri terhadap pengetahuan pribadi (self-knowledge monitoring) [9]. Demikian pula komponen evaluasi (evaluation)dalam keterampilan metakognitif, melibatkan membuat keputusan tentang proses dan hasil berpikir/belajar[12], serta mahasiswa yang menerapkan reflectif judgment dapat meningkatkan kualitas strategi pembelajaran dan hasil belajar [11].
PENDAHULUAN Proses pembelajaran dan pendidikan yang berkualitas terkait dengan kemampuan berpikir. Dalam proses pembelajaran terdapat tiga pengajaran berpikir, yaitu teaching of thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking[8]. Kesadaran dan kontrol terhadap aktivitas kognitif dikenal sebagai metakognisi, sedangkan cara mahasiswa meningkatkan kesadaran tentang proses berpikir dan pembelajaran yang berlangsung dikenal sebagai keterampilan metakognitif. Prosespembelajaran yangdilaksanakanberhubungandengan ranahkognitif,afektif,dan psikomotor dan disertai pembelajaran metakognitif akan memungkinkan peningkatan kesadaran mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari. Hasil belajar mahasiswa dapat dikatakan berkualitas apabila mahasiswa secara sadar mampu mengontrol proses kognitifnya secara berkesinambungan dan berdampak pada peningkatan kemampuan kognitif dan metakognitif. Secara sederhana, metakognisi didefinisikansebagaipengetahuan tentangproseskognisi[10].Lebihrinci, metakognisiadalahpengetahuan, kesadaran,dankendaliatasproseskognisi [1; 6].Dua keahlian dasar metakognisi diidentifikasi, sebagai a) pengetahuan kognisi yang disebut dengan pemahaman diri (selfunderstanding); dan b) pengaturan dan peningkatan kemampuan kognisi yang disebut keterampilan metakognitif meliputi perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan evaluasi (evaluation) [4]. Metakognisimemilikiperananpenting dalamkeberhasilan belajar[5]. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif diperlukan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran [5; 10]. Keterampilan metakognitif dikonseptualisa-sikan sebagai saling keterkaitan antara kompetensi untuk
B - 60
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
Instrumen tes keterampilan metakognitif dikatakan layak digunakan sebagai instrumen penelitian apabila persentase capaianhasil validasi mencapai ≥ 69% dan minimal 4 orang dari 5 orang ahli telah memberikan kesimpulan akhir dengan pernyataan layak digunakan (LD) atau layak digunakan dengan perbaikan (LDP). Berdasarkan hasil validitas empiris, uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan butir-butir pernyataan dalam inventori dapat mendefinisikan suatu variabel, dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson[13].
METODE Instrumen untuk mengukur keterampilan metakognitif mahasiswa merupakan instrumen tes berbasis contentmateri larutan yangberbentuk essay. Soal tes keterampilan metakognitif tersebut terdiri dari 12 item soal untuk tiap topik materi (proses pelarutan dan kelarutan; konsentrasi larutan, larutan ideal dan non ideal; sifat koligatif larutan; hidrolisis, ion senama, dan larutan buffer; serta hasil kali kelarutan dan titrasi) yang disusun berdasarkan indikator keterampilan metakognitif yang ditetapkan. Penelitian pengembangan instrumen tes keterampilan metakognitif ini mengacu pada desain Research and Development (R&D) pada tahap studi pendahuluan dan pengembangan (validitas teoritis dan validitas empiris). Validitas teoritis dilakukan oleh 5 ahli yang relevan bidang ilmunya (yaitu bidang pendidikan Sains/Kimia, dan Evaluasi). Validitas empiris pada 20 mahasiswa S1 Program Studi Sains Unesa. Data hasil validitas teoritis dihitung dengan menggunakan rumus:
∑
=
∑
( (
) ( ) ∑
) (
)
rxy = koefisien validitas butir pernyataan n = jumlah responden = nilai data ke-i untuk kelompok variabel X = nilai data ke-i untuk kelompok variabel Y Pengujian reliabilitas pada tes keterampilan metakognitifdiukurdengan menggunakan Alpha Cronbach [13]. =
% = (∑ / ) 100% Dengan: % : Persentase ketercapaian dari skor
−1
1−
∑
Dengan: = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan ∑ = total varians butir = total varians
ideal untuk setiap aspek ke-i
∑ : Jumlah skor setiap aspek ke-i yang diberikan oleh validator : Skor maksimal (skor ideal) Menafsirkan data rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek validasi menggunakan Tabel berikut.
Perhitungan validitas dan reliabilitas tes keterampilan metakognitif dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Butir pernyataan inventori dikatakan valid jika r terukur> r tabel (dengan r tabel pada 0,05 = 0,444). Penafsiran reliabilitas menggunakan kriteria penafsiran Arikunto [2], sesuai Tabel 2.
Tabel 1 Kriteria Ketercapaian Validitas Persentase Kriteria Sangat Valid (SV) 85% – 100% Valid (V) 69% – 84% Cukup Valid (CV) 53% – 68% Kurang Valid (KV) 37% – 52% Tidak Valid (TV) 21% – 36%
Tabel 2Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan 0,80< rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60< rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40< rxy ≤ 0,60 Sedang 0,20< rxy ≤ 0,40 Rendah
B - 61
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas meliputi hasil validasi teoritis/penilaian ahli, hasil validitas empiris dan reliabilitas instrumen tes keterampilan metakognitif.
Digunakan dengan Perbaikan.” Saran perbaikan dari para validator adalahmempertimbangkan lagi kesesuaian antara gambar-gambar yang digunakan sebagai fenomena dengan indikator/tujuan dan masih ada beberapa gambar yang kurang jelas.
Hasil Validasi/Penilaian Ahli
Tabel
0,00 < rxy ≤ 0,20
Sangat Rendah
Penilaian ahli dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian yang diisi oleh validator dengan memberi skor dan memberikan komentar/saran untuk perbaikan. Hasil penilaian ahli secara ringkas dicantumkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
No 1 2
3
Tabel 3Penilaian Ahli terhadap Validitas Konstruk Instrumen Tes Keterampilan Metakognitif Topik yang Nilai No Kriteria Dinilai Validator 1 Proses Pelarutan 96,94 Sangat Valid dan Kelarutan 2 Konsentrasi 95,56 Sangat Valid Larutan, Larutan Ideal dan Non Ideal 3 Sifat koligatif 94,72 Sangat Valid Larutan 4 Kesetimbangan 98,06 Sangat Valid Larutan Asam dan Basa 5 Hidrolisis, Ion 99,44 Sangat Valid Senama, dan Larutan Buffer 6 Hasil Kali 99,44 Sangat Valid Kelarutan dan Titrasi
4
5
6
4 Penilaian Ahli terhadap Validitas IsiInstrumen Tes Keterampilan Metakognitif Topik yang Nilai Kriteria Dinilai Validator Proses Pelarutan 97,78 Sangat Valid dan Kelarutan Konsentrasi 97,04 Sangat Valid Larutan, Larutan Ideal dan Non Ideal Sifat koligatif 97,96 Sangat Valid Larutan Kesetimbangan 98,70 Sangat Valid Larutan Asam dan Basa Hidrolisis, Ion 99,44 Sangat Valid Senama, dan Larutan Buffer Hasil Kali 99,26 Sangat Valid Kelarutan dan Titrasi
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa skor yang diberikan validator berkisar antara 97,04 sampai dengan 99,44 yang menunjukkan bahwa semua butir tes keterampilan metakognitif dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi artinya instrumen tes keterampilan metakognitif telah memiliki kesesuaian dengan tujuan, kesesuaian dengan indikator keterampilan metakognitif, dan kebenaran konsep. Justifikasi ini diperkuat oleh kesimpulan akhir keseluruhan validator, seluruh validator (5 orang) telah memberi keputusan “Layak Digunakan dengan Perbaikan.” Saran perbaikan dari para validator adalah: 1. Mengubah pentana (C5H12), menjadi npentana (C5H12) pada kalimat soal dan memperbaiki jawaban rumusan tujuan serta
Pada Tabel 3, terlihat bahwa skor yang diberikan validator berkisar antara 94,72 sampai dengan 99,44 yang menunjukkan bahwa semua butir tes keterampilan metakognitif dinyatakan telah memenuhi syarat validitas konstruk artinya stem dirumuskan dengan lugas, dan gambar/tabel/ilustrasi memperjelas maksud pertanyaan. Ditinjau dari kesimpulan akhir keseluruhan validator, seluruh validator (5 orang) telah memberi keputusan “Layak
B - 62
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
2.
3.
4.
5.
6.
simpulan pada butir soal 2a dan 2e pada tes proses pelarutan dan kelarutan. Memperbaiki stem soal pada butir soal 1 dengan mengganti larutan NaOH, karena NaOH bukan zat baku sehingga pembuatannya dengan konsentrasi tertentu tidak perlu menggunakan labu ukur tetapi perlu distandardisasi, dan menambahkan satuan pada proses perhitungan (jawaban butir soal 2d) pada tes konsentrasi larutan, larutan ideal dan non ideal. Menambahkan kalimat ‘jika molalitas kedua larutan sama’ pada rumusan simpulan (jawaban butir soal 1e), gambar lebih diperjelas (butir soal no 2), dan mempertimbangkan variabel-variabel yang berpengaruh pada tekanan osmosis (konsentrasi dan suhu) pada tes sifat koligatif larutan. Pada stem soal butir no. 1 tes kesetimbangan larutan asam basa, mengganti kata ‘% ionisasi‘ menjadi ‘derajat ionisasi’ agar lebih bermakna. Menambahkan kalimat ‘buffer karbonat’ pada rumusan tujuan dan simpulan (jawaban butir soal 2a dan 2e) pada tes hidrolisis, ion senama dan larutan buffer. Memperbaiki tata kalimat pada rumusan tujuan dan simpulan (jawaban butir soal 1a dan 1e) pada tes Ksp dan Titrasi.
mendapatkan mata kuliah larutan, yaitu mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sains Unesa Angkatan 2010. Butir pernyataan valid dan tidak valid berdasarkan hasil perhitungan SPSS dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearsondisajikan dalam Tabel 5. Tabel 5Hasil Validitas Instrumen Tes Keterampilan Metakognitif Topik No. Butir Pertanyaan Valid Tidak Valid Proses Pelarutan 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, dan Kelarutan 1f , 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f Konsentrasi 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 2a, Larutan, Larutan 1f , 2b, 2c, 2d, 2e, Ideal dan Non 2f Ideal Sifat koligatif 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, Larutan 1f , 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f Kesetimbangan 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, Larutan Asam 1f , 2a, 2b, 2c, 2d, dan Basa 2e, 2f Hidrolisis, Ion 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 2b Senama, dan 1f , 2a, 2c, 2d, 2e, Larutan Buffer 2f Hasil Kali 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, Kelarutan dan 1f , 2a, 2b, 2c, 2d, Titrasi 2e, 2f
Tabel 5 mengindikasikan bahwa validitas empiris instrumen tes keterampilan metakognitif menghasilkan 70 butir pertanyaan yang valid dari 72 butir pertanyaan. Suatu tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut betul-betul mengukur apa yang hendak diukur [13]. Suatu instrumen yang telah memenuhi validitas konstruk dan validitas isi, mengindikasikan bahwa instrumen yang dikembangkan telah memenuhi validitas internal instrumen [2].
Berdasarkan penilaian secara teoritis oleh ahli tersebut, instrumen tes keterampilan metakognitif telah layak dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Hasil Validitas Empiris dan Reliabilitas Tes Keterampilan Metakognitif
Berdasarkan analisis estimasi reliabilitasdenganmetode Alpha Cronbach belahan 1 dan belahan 2, serta nilai dari Guttman Split-Half Coefficientpada 6 topik materi larutan dengan menggunakan butir-butir pertanyannya yang sudah valid ditunjukkan dalam Tabel 6.
Analisis terhadap validitas dan reliabilitas butir pertanyaan tes keterampilan metakognitif dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17. Butir pertanyaan tes keterampilan metakognitif diujikan kepada 20 mahasiswa yang telah
B - 63
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
kemantapan tes secara keseluruhan yang mengjhasilkan indeks konsistensi internal [13]. Ini menunjukkan bahwa reliabilitas tiap indikator dalam tes keterampilan metakognitif yang digunakan dalam penelitian ini mayoritastinggi. Hal ini berarti bahwa tes keterampilan metakognitif dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran keterampilan metakognitif mahasiswa.
Tabel 6Koefisien Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Metakognitif Koefisien Reliabilitas No. Topik ACB GSH ACB2 1 C 1. Proses Pelarutan 0,862 0,861 0,943 dan Kelarutan 2. Konsentrasi Larutan, Larutan 0,899 0,850 0,853 Ideal dan Non Ideal 3. Sifat koligatif 0,893 0,790 0,812 Larutan 4. Kesetimbangan Larutan Asam dan 0,873 0,883 0,929 Basa 5. Hidrolisis, Ion Senama, dan 0,859 0,889 0,925 Larutan Buffer 6. Hasil Kali Kelarutan dan 0,903 0,905 0,910 Titrasi Keterangan: ACB1 = Alpha Cronbach belahan 1 ACB2 = Alpha Cronbach belahan 2 GSHC = Guttman Split-Half Coefficient
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Instrumen keterampilan metakognitif telah memenuhi syarat validitas konstruk dan validitas isi dengan masing-masing capaian berkisar antara 94,72% - 99,44% dan 97,04% - 99,44% dengan kriteria sangat valid 2. Validitas empiris menemukan 70 butir pertanyaan yang valid dari 72 butir pertanyaan dan koefisien reliabilitas alpha Cronbach belahan 1 berkisar antara 0,859 – 0,903, alpha Cronbach belahan 2 antara 0,790 – 0,905, dan Guttman Split-Half Coefficient antara 0,812 – 0,943 pada 6 topik materi larutan DAFTAR PUSTAKA
Menurut Arikunto, nilai rxy>0,600 termasuk dalam kategori korelasi positif tinggi [2]. Hal tersebut sejalan dengan Vockell juga mengkategorikan nilai rxy> 0,600 sebagai korelasi positif kuat. Ini berarti bahwa instrumen tes keterampilan metakognitif yang telah dikembangkan telah memiliki derajat reliabilitas yang tinggi. Derajat reliabilitas instrumen yang tinggi ini menunjukkan bahwa konsistensi mahasiswa dalam memberikan responnya relatif tinggi. Pengujian ini didasarkan atas suatu konsep yang memandang bahwa instrumen tes keterampilan metakognitif tersebut reliabelapabila telah mantap. Kemantapan tersebut merupakan hasil pengukuran dari masing-masing butir soal dihubungkan dengan
1. Anderson,L.W.&Krathwohl, D.R.(eds).(2001).ATaxonomy forLearning TeachingandAssessing.ARevisionofBloom’s Taxonomy ofeducation Objectives.NewYork:AddisinWesley. 2. Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 3. Dawson, Theo L. (2008). Metacognition and Learning in Adulthood. Developmental Testing Service, LLC. 4. Hacker, Douglas J., Dunlosky, John, & Graesser, Arthur, C. (2009). Handbook of Metacognition. New York: Routledge Taylor and Francis. 5. Livingston, J. A. (2003). Metacognition: An Overview. ERIC Doküman No: ED474273
B - 64
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015
6. Marzano, R.J. & Kendall, J.S. (2008). Designing & Assessing Educational Objectives. London: Corwin Press. 7. Pulmones, Richard. 2007. Learning Chemistry in a Metacognitive Environment. The Asia Pasific – Education Researcher. Vol 16. No. 2. ISSN:0119-5646 . 8. Sanjaya,W. (2006).StrategiPembelajaran:BerorientasiSt andarProsesPendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media. 9. Solso, Robert L., Maclin, Otto H., Maclin, M. Kimberly. (2008). Cognitive Psychology. Eight Edition. Boston: Pearson Education, Inc.
10.Rickey, D., and A. Stacy. (2000). The role of metacognition in learning chemistry. Journal of Chemical Education 77, no. 7: 915–920. 11.Wood,P.,&Kardash,C.A.(2002).Criticalelem entsinthedesignand analysisofstudiesofepistemology.InB.K. Hofer&P. R.Pintrich(Eds.),Personalepistemology:Thep sychologyofbeliefsaboutknowledgeandknowi ng (pp.231– 260).Maswah,NJ:LawrenceErlbaum 12.Woolfolk, Anita. (2009). Educational Psychology: Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 13.Wright, Robert J. (2008). Educational Assessment. London: Sage Publications.
B - 65