ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3 April 2016
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL
Oleh: Vinsensia Ulia Rita Sila Ludgardis Ledheng FKIP Universitas Timor, NTT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel serta respon mahasiswa akan pembelajaran pada materi organel-organel sel dengan bantuan media video. Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Bagi mahasiswa, agar mahasiswa dapat berperan aktif dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran serta dijadikan acuan sebagai salah satu media yang dapat diterapkan di sekolah sesuai karakter materi yang diajarkan; 2) Bagi dosen dan guru Biologi: a. Sebagai masukan dalam menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa maupun mahasiswa akan materi yang dipelajari, b. Sebagai salah satu media pembelajaran alternatif yang mampu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta menjadikan suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.3) Bagi Peneliti sebagai salah satu referensi, evaluasi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan masalah efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari – Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media dimana nilai rata-ratanya adalah 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal sebesar 93,34%, dan rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan bantuan media video dimana pengaruhnya sebesar 60,5%. Kata Kunci: Efektivitas, Media video, Hasil belajar, Respon mahasiswa, materi Organel-organel sel PENDAHULUAN Pendidikan Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan 143
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3 April 2016
cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan (Prawoto, 1989). Selain itu Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Melalui ilmu Biologi seharusnya mampu membekali siswa dalam mengatasi permasalahan hidup karena belajar Biologi dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami tentang alam dan makluk hidup secara sistematis dengan berdasarkan pada metode ilmiah. Tetapi kenyataannya, pembelajaran Biologi masih kurang memberi kontribusi yang cukup terhadap siswa untuk mengembangkan kreativitas sehingga senantiasa bergantung pada orang lain. Dalam pembelajaran Biologi, agar siswa dapat menguasai konsep-konsep Biologi maka strategi belajar mengajar harus diarahkan pada keaktifan siswa. Selain itu, diperlukan suatu strategi khusus supaya siswa tidak hanya memahami dan menguasai konsep tetapi mampu menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Pembelajaran Biologi perlu menekankan pada pemberian pengalaman belajar dengan tujuan untuk membekali siswa pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan khusus serta mengembangkan ilmu dan teknologi karena ilmu Biologi tidak hanya berupa teori, hafalan dan pemahaman akan konsep saja, tetapi juga berupa proses penerapan dan bahkan penemuan. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka dalam pembelajarannya perlu melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit (Wulandari, 2011) . Ilmu Biologi terutama materi yang berkaitan dengan anatomi dan fisiologi makluk hidup terkesan sulit dan abstrak menyebabkan sebagian siswa kesulitan dalam memahami materi-materi Biologi yang disampaikan melalui metode atau strategi pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan saja sehingga siswa cenderung untuk menghafal materimateri pembelajaran. Pola pembelajaran yang cenderung menghafal terbukti berhasil dalam persaingan mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Agar pembelajaran Biologi lebih bermakna maka diperlukan kreativitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan suatu metode atau strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas siswa baik dalam memahami materi pembelajaran maupun saat terjun di masyarakat nantinya. Guru memiliki tanggungjawab dalam mengelola materi sehingga siswa mampu menerapkan ilmu Biologi yang telah diperoleh dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menguasai dan mengembangkan materi ajar yang dibutuhkan oleh siswa. Mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor (Unimor) Tahun Akademik 2013/2014 yang adalah calon-calon guru diharapkan dapat membantu meminimalisir masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah dimana menjadi tempat mengabdi nantinya. Oleh karena itu selama proses perkuliahan para dosen perlu memperhatikan metode atau strategi yang tidak hanya mengutamakan penguasaan ilmu yang diingat dalam waktu yang relatif pendek tetapi lebih ditekankan pada pemecahan persoalan jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Salah satu komponen yang diduga dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas mahasiswa adalah penggunaan media video dalam pembelajaran. Media Video merupakan media audiovisual yang penting sebab ia dapat mengkonkritkan yang abstrak dan mengatasi pengamatan manusia. Video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa 144
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3 April 2016
memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru (Munadi, 2008). Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui katakata atau kalimat. Materi organel-organel sel lebih menitikberatkan pada struktur dan fungsi serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sel dari makluk hidup baik prokariotik maupun eukariotik. Dalam mempelajari materi tersebut sering dianggap abstrak oleh mahasiswa karena ketersediaan alat dan bahan praktikum kurang mendukung sehingga mahasiswa tidak terlibat secara langsung untuk mengamati objek yang berkaitan dengan struktur dari organel-organel sel yang telah dipelajari teorinya. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa akan materi organelorganel sel adalah dengan menggunakan media berupa video. Dengan media video mahasiswa dapat mengetahui perbedaan struktur organel yang satu dengan yang lain serta kerjasama dalam menjalankan fungsi dari organel yang satu dengan organel yang lain dalam satu makluk hidup yang kompleks. Dengan demikian materi yang tadinya dianggap abstrak menjadi konkrit dan yang dianggap rumit dapat disederhakan sehingga materi yang dipelajari akan lebih lama diingat. Oleh karena itu penelitian dengan judul” Efektivitas Penggunaan Media Video Untuk Mengukur Tingkat Pemahaman Mahasiswa Pada Materi Organel-Organel Sel” perlu dilakukan. Media video didefinisikan secara operasional sebagai media yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang struktur organel sel serta hubungan dalam menjalankan fungsi antar organel sel. Skor yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan soal melalui tes mencerminkan kemampuan mahasiswa memahami materi organel-organel sel. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari – Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti mengukur tingkat pemahaman mahasiswa dengan memberikan test tertulis. Nilai-nilai yang diperoleh setiap mahasiswa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran dengan bantuan media video dan yang tidak menggunakan media video. Distribusi nilai untuk kelompok eksperimen adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 79,4 dan nilai terrendah 59,0 dengan nilai rata-rata 69,90. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 93,34 %. Sedangkan distribusi nilai untuk kelompok kontrol adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 71,6 dan nilai terrendah 50,2 dengan nilai rata-rata 61,85. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 66,67 %. 145
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3 April 2016
Dengan membandingkan nilai hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran sebelum menggunakan media video ditemukan beberapa kendala diantaranya mahasiswa merasa bahwa mempelajari materi organel-organel sel sulit dan abstrak apabila tidak dilanjutkan dengan praktikum, mahasiswa merasa bosan dan jenuh dengan metode diskusi saja sehingga bila ada kelompok yang presentasi ada mahasiswa yang lebih memilih aktivitas lain seperti mengobrol dengan temannya, membuka laptop atau HP dan mengakses sendiri sehingga materi yang dibahas tidak diikuti secara serius. Situasi-situasi tersebut nampak baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sehingga berpengaruh juga pada hasil belajar. Untuk kelompok kontrol terlihat bahwa dari 30 orang peserta tes 10 orang mendapatkan nilai antara 50 - 59 (D), 19 orang mendapatkan nilai antara 60 - 69 (C) dan 1 orang mendapatkan nilai antara 70 - 79 (B) dengan nilai ratarata 61,65 dan tingkat kelulusan secara klasikal 66,67%. Selanjutnya situasi belajar nampak berbeda ketika peneliti melakukan pembelajaran materi organel-organel sel dengan bantuan media video pada kelompok eksperimen mahasiswa lebih aktif membahas materi dalam kelompok karena sudah diberikan panduan, aktif bertanya ketika ditayangkan materi melalui media video sehingga aktivitas lain menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa dimana dari 30 orang peserta tes hanya 2 orang yang mendapatkan nilai 59 (D) dan 28 orang mendapatkan nilai antara 60 – 75 (C & B) dengan nilai rata-rata 69,90 dan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. Hasil ini dirasakan cukup memuaskan karena nilai ratarata tersebut sudah memenuhi nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Hasil penelitian diatas didukung oleh pendapat Munadi (2008) yang mengatakan bahwa video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru. Selain itu Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu dosen ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Hasil uji t dua sampel menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen sebesar 69,90 lebih besar dari mean kelompok kontrol yakni sebesar 61,85. Dengan demikian, secara statistik diputuskan menerima Ha yang berarti bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media. Hasil analisa data untuk respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organelorganel sel dengan bantuan media video menunjukkan bahwa rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif dengan besarnya pengaruh sebesar 60,5%, sedangkan sisanya 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain yakni metode dan strategi pembelajaran, materi ajar, pengelolaan pembelajaran, aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. 146
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3 April 2016
2. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat lebih efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa dibandingkan tanpa menggunakan media video. 3. Tingkat respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organel-organel sel sebesar 70% dengan besarnya pengaruh 60,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. 4. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat memotivasi dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Saran 1. Diharapkan pada setiap akhir pembelajaran dosen hendaknya menyediakan waktu untuk mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hal ini dimaksud agar dosen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran selama diruang kuliah. 2. Diharapkan dosen memilih metode dan model pembelajaran serta media yang tepat sesuai karakter materi sehingga dapat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang lebih efektif. 3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan masalah yang sama dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi. DAFTAR PUSTAKA Hasruddin. 2009. Peran Multi Media dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Tabularasa PPS Unimed.6 (2). Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hakim, L. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction disertai Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi FKIP Biologi Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Mustami, M.K. 2009. Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Lentera Pendidikan.12 (2):125137. Muslikhah. 2010. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model STAD dengan Media Cetak (LKS) dan Video ditinjau dari Gaya Berpikir dan Interaksi Sosial Siswa. Tesis PPS Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Prawoto.1989. Media Instruksional Untuk Biologi. Jakarta: Depdikbud. Wulandari, F.E. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Komputer Bahan Materi Sistem Saraf dan Sistem Indera pada Manusia. Jurnal Pedagogia.1:99-109. Yukananda, R, dkk. 2012. Penggunaan Media Bahan Alam dalam Meningkatkan Keterampilan Mencetak Timbul. PGSD FKIP UNS
147