ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh: Sutinah 1110016200008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
i
LEMBAR PENGES.{HAN
Berpikir Kritis Siswa Melalui Skripsi yang berjudul Analisis Keterampilan Larutan Elektrolit dan Larutan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Program Studi Nonelektrolit disusun oleh Sutineh, NIM 1110016200008' Ilmu pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Perrgetahuan Alam' Fakultas Syarif Hidayatullah Jakarta' Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri sebagai karya ilmiah yang berhak Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah yang ditetapkan fakultas' untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan
Jakarta, Mei 2015
Yang mengesaltkan
Pembimbing
Pembimbing I
Burhanudin Milama. M.Pd. NIP.19770201 200801 1 01
1
II
NIP.19710528 2000031 002
KEMENTERIAN AGAMA urN JAKARTA
a-&
u-i-nl',t,![r**,
r" ro ro","t
1541
2
FORM (FR)
t.clonasa
No. Tgl. No. Hal
Dokumen
:
FITK-FR-AKD-O66
Terbit : I Maret 2010 Revisi: '. 02 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah
ini,
Nama
Sutinah
TempatiTgl. Lahir
Bogor, 01 September 1992
NIM
1110016200008
Jurusan/Prodi
Peudidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skipsi
:
Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit Den Larutan Nonelektrolit
Dosen Pembimbing
:
1.
Burhanudin Milama, M.Pd.
2. Dedi Irwandi, M. Si.
Dengan
ini
menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
sal a bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan
ini dibuat sebagai
salah satr.( syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, Mahasiswa Ybs.
NIM. 1110016200008
lll
ABSTRAK
Sutinah (NIM:1110016200008). ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas dan mengetahui perbedaan kualitas keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dikelas X-MIA SMA Dharma Karya Legoso. Sampel penelitian ini terdiri dari 24 siswa kelas X-MIA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan pembelajaran yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan proyek, Tahapan penyelidikan Terbimbing dan pembuatan produk, tahap kesimpulan proyek. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, lembar observasi, dan wawancara. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara keseluruhan kualitas keterampilan berpikir kritis melalui pembelajaran berbasis proyek dalam ketegori baik dan terdapat perbedaan kualitas keterampilan berpikir kritis pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan; Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; Mengidentifikasi asumsi. Hasil wawancara siswa menunjukan bahwa siswa merasa tertarik dengan pembelajaran berbasis proyek. Keyword: Project Based Learning, Berpikir Kritis, Larutan Elektrolit dan non elektrolit.
iv
ABSTRACT Sutinah (NIM:1110016200008). Analysis of Critical Thinking In Project Based Learning About Electrolyte and Nonelectrolyte Solution.
The purpuse of this study is to analyze and determine the difference in quality critical thinking skills class X-MIA after the implementation of project based learning model. This study was carried out in the first year of first grade SMA Dharma Karya legoso academic year 2014/2015. The subject of this study were consisted of 24 students first grade. The methode used in this study was descriptive quantitative. This study carried out in four stages: Project planning, project implementation, guided inquiry and manufacture of products. The data gathering in this study through test, observation, and interview. The result of the analysis showed overall critical thinking skills of students in project based learning model can be develoved and there are differences in the quality of critical thinking skills in the indicator ask and answer questions:Make deduction and considering the results of deduction:Identifying assumptions. The results of student interviews showed that student were interested in the project based learning.
Keyword: Project based learning, critical thinking, Electrolyte and Nonelectrolyte
v
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan kekuatan disetiap perjalanan hidup. Sholawat seta salam semoga selalu tercurah kepada tauladan kita, Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya. Dengan segala upaya dan doa, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Kepala Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dedi Irwandi, M.Si selaku Kepala Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Burhanudin Milama, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyususnan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang sebagai Bapak Pembimbing I dan Pembimbing Akademik. Semoga Alloh selalu memberkahi kehidupan Bapak.
5.
Dedi Irwandi, M.Si sebagai pembimbing II yang juga telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Semoga Alloh memberkahi kehidupan Bapak.
6.
Kedua orang tua tercinta dan tersayang yaitu Bapak Diding Suryadin dan Emak Sumyati, Kakak pertama Dedi supriadi, Kakak kedua Asep Supriatna, Kakak ipar Ida Nengsih, Keponakan tercinta Bunga Qurratun ‘Aini serta
vi
keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi melalui perjuangan dan gema do’a yang tiada hentinya. 7.
Arif Soleh, S.Pd. selaku guru mata pelajaran kimia di SMA DK yang telah banyak membantu dan memberikan saran untuk penelitian ini.
8.
Ayah Dr. Sihabudin Noor, Bunda Karlina Helmanita M.A dan Keluarga besar Sanggar Baca Jendela Dunia (Kak Ilut, Kak Zainul, Kak Ida, Kak Najmah, Kak Hafidz, Kak Helmi, dan Kak Dion). Terimakasih telah memberikan inspirasi dan motivasi secara tidak langsung bagi saya.
9.
Tanpa Nama. Seseorang spesial yang masih berada di Lauhul Mahfudz dan saya masih mencari serta menjemputnya nya hingga detik ini. Namun tetap saja belum bertemu. Salam rindu dan Salam Jomblo Mulia. :’(
10.
Sahabat di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sahabat di PSU (Pos Solidaritas Ummat), Sahabat Akhwat Forum Angkatan An-Najm, Sahabat Pendidikan Kimia 2010, Sahabat Alumni MAN Parungpanjang (Iti, dina, Abirah, Mae, tompel, ilfa, Mpau, sarah, atika, aad, , dkk). Terimakasih telah memberikan banyak hal yang tiada bisa ditulis dengan kata-kata. Cerita tentang cinta tulus kalian selama berada dikampus peradaban telah menggoreskan kenangan yang tak pernah terlupa hingga masa tua.
11.
Teman-teman di Kosan Markaz Al-Hamra (Juni, Apri, Kak Hikmah, Tari, Linda, dan Lala), dan teman-teman Bangsal A6 (Bangsa Assalam Kamar A6)
12.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga
menambah pengetahuan peneliti. Peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Jakarta, Mei 2015
Sutinah
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .........................................
iii
ABSTRAK .................................................................................................
iv
ABSTRACT ................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................
6
C. Batasan Masalah .................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..............................................................
7
E. Tujuan Penelitian ................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ..............................................................
8
KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoretis ...................................................................
9
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ..........................
9
a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek .......
12
b. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ...........
14
c. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek ...........
17
d. Perbedaan penekanan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisonal ......................
18
2. Hakikat Keterampilan Berpikir Kritis...........................
21
a. Pengertian Keterampilan .........................................
21
viii
b. Pengertian Berpikir Kritis ........................................
22
c. Prinsip Berpikir Kritis .............................................
25
d. Karakteristik Berpikir Kritis ....................................
27
e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ...................
27
f. Delapan Langkah Untuk Menuju Berpikir Kritis ....
31
3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
BAB III
BAB IV
Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit ....
34
4. Konsep Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit ..
37
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................
41
C. Kerangka Berpikir ..............................................................
42
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian............................................
45
B. Metode Penelitian ..............................................................
45
C. Desain Penelitian ...............................................................
46
D. Populasi dan Sampel ..........................................................
49
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................
50
F. Instrumen Penelitian ..........................................................
50
1. Instrumen Tes ...............................................................
53
2. Instrumen Nontes .........................................................
56
G. Kalibrasi Instrumen ...........................................................
58
a. Uji Validitas .................................................................
58
b. Uji Reliabilitas ..............................................................
59
c. Tingkat Kesukaran .......................................................
60
d. Daya Pembeda ..............................................................
61
H. Teknik Analisis Data ........................................................
62
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................
66
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................
69
ix
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
94
B. Saran ..................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
96
LAMPIRAN ...............................................................................................
102
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Manajemen Kegiatan didalam Pembelajaran Berbasis Proyek .............15 Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional .............................................................................................19 Tabel 2.3 Prinsip Kecakapan Berpikir Kritis ........................................................26 Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis ........................................28 Tabel 2.5 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Materi Kimia .......35 Tabel 2.6 Perbedaan Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit ..........39 Tabel 2.7 Perbedaan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar ..........................41 Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ..................................................50 Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ..............................................................................52 Tabel 3.3 Sub Keterampilan Berpikir Kritis yang akan dianalisis .................. .....53 Tabel 3.4 Sub Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang diteliti pada Tes Essai .......................................................................................55 Tabel 3.5 Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Essai Keterampilan Berpikir Kritis ......56 Tabel 3.6 Kisi-kisi Sub Keterampilan Berpikir Kritis yang diteliti pada Lembar Observasi .........................................................................57 Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman Wawancara .............................................................58 Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal ................................................................60 Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi untuk Koefisien Realiabilitas Tes ....................61 Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran .................................................................62 Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda .......................................................................63 Tabel 3.12 Pengkategorian Skor............................................................................66 Tabel 4.1 Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis pada seluruh siswa ..............73 Tabel 4.2 Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Kritis Setiap Kelompok Siswa Pada Seluruh Indikator ..............................................74
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................
44
Gambar 3.1 Desain Penelitian ........................................................................
46
Gambar 4.1. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Memfokuskan Pertanyaan...........................................................
71
Gambar 4.2. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Menganlisis Argumen .................................................................
73
Gambar 4.3. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Bertanya dan Menjawab Pertanyaan .................................................................
75
Gambar 4.4. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber ...........................
77
Gambar 4.5. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi .........................
79
Gambar 4.6. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi ..........................
81
Gambar 4.7. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi............................
83
Gambar 4.8. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan ....................
85
Gambar 4.9. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi .....................................
86
Gambar 4.10. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Mengidentifikasi Asumsi..........................................................
88
Gambar 4.11. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Memutuskan Suatu Tindakan ...................................................
89
Gambar 4.12. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Berinteraksi dengan orang lain .................................................
xii
91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP ............................................................................................. 100 Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ..................... 133 Lampiran 3 Pedoman Penskoran Tes Essai .................................................... 143 Lampiran 4 Hasil Validitas Instrumen ........................................................... 150 Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa ................................ 151 Lampiran 6 Rubrik Penilaian Lembar Observasi ........................................... 152 Lampiran 7 LKS ............................................................................................. 162 Lampiran 8 Kisi-kisi LKS .............................................................................. 170 Lampiran 9 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................... 177 Lampiran 10 Data Hasil Perhitungan Kedudukan Siswa Dalam Kelas ......... 178 Lampiran 11 Data Hasil Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis dan Lembar Observasi seluruh siswa.......................................... 179 Lampiran 12 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memfokuskan Pertanyaan........................................................... 180 Lampiran 13 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menganalisis Argumen ..........................................................
181
Lampiran 14 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Bertanya dan Menjawab Pertanyaan ......................................................... 182 Lampiran 15 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber .......................... 183 Lampiran 16 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi ........................ 184 Lampiran 17 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi .................. 185 Lampiran 18 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi ................. 186
xiii
Lampiran 19 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan ................... 187 Lampiran 20 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi .......... 188 Lampiran 21 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengidentifikasi Asumsi ........................................................... 189 Lampiran 22 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memutuskan Suatu Tindakan .................................................... 190 Lampiran 23 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi dengan orang lain ....................................................................... 191 Lampiran 24 Hasil Wawancara Terhadap Siswa .......................................... 192 Lampiran 25 Hasil Dokumentasi Kegiatan Belajar....................................... 193 Lampiran 26 Uji Referensi ............................................................................ 194 Lampiran 27 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ................................. 200
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 skor sains indonesia
dalam peringkat
terendah. Dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di bawah peringkat 641. Oleh sebab itu, pembaharuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan pemerintah melalui penataan dalam berbagai komponen pendidikan. Tiga isu utama yang menjadi fokus dalam pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran. Oleh karena itu,
pemerintah
menetapkan
kurikulum
2013
sebagai
kurikulum
pendidikan terbaru yang merupakan hasil revisi dari kurikulum 2006 atau kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Husamah, kurikulum 2013 ini mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.2 Pendidikan merupakan suatu berkah dari Maha Pencipta terhadap ciptaanNya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk memperoleh pendidikan. Hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan anak manusia yaitu menyadari akan manusia yang merdeka.3 Berdasarkan hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu karunia yang berasal dari Rabb Semesta Alam yang wajib di dapatkan oleh setiap manusia yang merdeka supaya bisa mencetak generasi penerus bangsa Indonesia yang mumpuni di bidang-bidang yang di gelutinya. 1
http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. h. 5. Husamah,dkk, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan dalam Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakakaraya, 2013), h. 4. 3 H.A.R. Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional tinjauan dari perspektif postmodernisme dan studi kultural kompas Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2005), Cet.1 h. 109. 2
1
2
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut ditunjang oleh peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah yang menyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.4 Berdasarkan permendikbud tersebut, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan SMA/MA permendikbud No.54 Tahun 2013, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan5. Seluruh domain ini harus dimiliki oleh siswa agar permendikbud No. 54 tahun 2013 dapat tercapai dengan baik. Salah satu upaya agar permendikbud No.54 tahun 2013 ini tercapai adalah dengan memaksimalkan peran seorang guru dan murid di lingkungan sekolah. Guru harus mampu mengkolaborasikan berbagai macam keterampilannya di kelas. Misalnya dengan memadukan berbagai macam metode, pendekatan, media, atau model pembelajaran di kelas. Jika guru tidak memiliki kompetensi tersebut, maka kemungkinan besar sasaran pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna, murid-murid akan tetap tergantung kepada guru, murid tetap tidak matang, dan masih bersifat kekanak-kanakan. Selain itu, pihak sekolah pun harus berperan aktif dalam memfasilitasi guru dan murid. 4
Pendis.Kemenag, http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/06.B.SalinanLampiranPermendikbudNo.65th2 013ttgStandarIsi.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014 5 http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1239/SalinanLampiranPermendikbudNo.54th2013
3
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang guru kimia di sebuah sekolah menengah atas sebelum melakukan penelitian, permasalahan yang terjadi di kelas adalah kurangnya siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, hal ini terbukti saat guru menjelaskan materi kimia hanya terdapat beberapa siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis contohnya pada sub keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Permasalahan selanjutnya terletak dalam penerapan metode atau model yang kurang bervariasi saat proses pembelajaran, selama guru tersebut mengajar disekolah metode yang sering diterapkan dikelas adalah metode diskusi dan ceramah saja. Faktor penyebabnya adalah alokasi waktu yang kurang memadai dalam menerapkan sebuah model pembelajaran, sehingga guru hanya fokus pada penuntasan materi saja. Berbagai permasalahan yang di alami oleh guru terjadi di lingkungan sekolah dan masih di perlukan riset untuk mengatasi masalah itu. Hal ini pun didukung oleh Subiantoro yang telah melakukan pengamatan di sekolah dan hasil sharing dengan mahasiswa calon guru adalah masih terdapat guru-guru yang membelajarkan siswanya dengan strategi atau metode yang kurang sesuai dan mendukung pemenuhan kebutuhan keilmuan IPA, sehingga hanya sedikit kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kurang berinteraksi dengan objek pembelajaran, kecenderungan siswa hanya menerima materi yang diajarkan tanpa mau menelaah lebih dalam dan berkelanjutan, jika ditanya contoh dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan memberikan jawabannya sesuai dengan yang diberikan oleh guru, dan guru yang hanya fokus pada penuntasan materi pelajaran, serta pada akhirnya guru dipaksa untuk mengabaikan proses pembelajaran IPA yang ideal.6
6
Agung W Subiantoro, Pentingnya Praktium dalam Pembelajaran IPA. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRAKTIKUM.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014
4
Berdasarkan
permasalahan
tersebut
perlu
adanya
pembaharuan ketika proses pembelajaran yang dilakukan
solusi
oleh guru
sebagai pendidik untuk menemukan alternatif pembelajaran tentang strategi pembelajaran yang relevan dengan materi dan selalu berpedoman pada tujuan pembelajaran. Dari penerapan strategi pembelajaran yang sesuai tersebut, diharapkan agar siswa memiliki dorongan untuk belajar lebih giat. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran berbasis proyek yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Di era digital saat ini, sebagian orangtua maupun guru berharap agar setiap anak itu menguasai keterampilan berpikir dalam tingkatan yang lebih kritis. Kemampuan berpikir dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika, dan mencari alternatif imajinatif dari ide-ide konvensional, memberi anak-anak muda sebuah jalur yang jelas di tengah carut marutnya pemikiran pada zaman tekhnologi ini. Berdasarkan hal ini, jika anak-anak diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih kritis di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Keterampilan berpikir kritis peserta didik perlu dilatih oleh guru sejak dini supaya peserta didik mampu memecahkan masalah dan mengambil sebuah keputusan yang tepat sesuai kebenaran ilmiah dalam kehidupannya. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus menanamkan keterampilan berpikir kritis agar peserta didik cerdas dalam mencermati berbagai permasalahan, mengidentifkasi permasalahan, mendefinisikan masalah, menyusun dan menerapkan strategi dalam memecahkan masalah, serta mengevaluasi permasalahan tersebut. Hal ini pun sesuai dengan tuntutan yang terdapat dalam kurikulum 2013. Permasalahan selanjutnya terletak pada motivasi siswa untuk mempelajari mata pelajaran kimia yang masih rendah. Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi
5
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya.7 Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan hal-hal yang abstrak seperti komposisi, struktur sifat, perubahan dinamika, dan energi zat. Berdasarkan penjelasan ini, mata pelajaran kimia seharusnya menjadi pelajaran yang disenangi oleh para siswa bukan ditakuti karena kimia itu sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Namun fenomena menyeramkan tentang ilmu kimia masih tersebar di benak sebagian siswa. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bervariasi, artinya penggunaan metode atau model pembelajaran yang tidak sesuai dalam mengajar. Biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga
proses
pembelajaran
terasa
monoton
dan
membosankan. Akibatnya siswa hanya memiliki kemampuan menghapal materi, tetapi tidak memahami konsep materi kimia yang bersifat abstrak tersebut secara mendalam.
Dengan demikian, guru diwajibkan untuk
menerapkan model yang bisa membuat siswa “melek” atau paham tentang materi kimia serta mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh Navhies di peroleh hasil penelitian bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif
dan
kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.8 Sehingga di harapkan dengan di terapkannya pembelajaran berbasis proyek, siswa bisa 7
Michael, Purba, Kimia Untuk SMA/MA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 3. Navhies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik Sains. 8
6
termotivasi untuk belajar kimia dan mengasah ketrampilan berpikir kritis. Menurut Thomas sebagaimana dikutip oleh Wena pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Hal ini banyak digunakan untuk menggantikan metode pengajaran tradisional dimana guru sebagai pusat pembelajaran.9 Hal ini senada dengan penelitian Annas Kurniawan, bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.10 Menurut Ida Ayu bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.11 Namun, pada seluruh penelitian yang telah di jelaskan tersebut masih terdapat beberapa hal yang perlu di kembangkan dan di perbaharui jika akan melakukan riset lebih lanjut menurut Ida Ayu. Salah satunya adalah kesesuaian pokok bahasan kimia dengan kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain : 1. Proses pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher center). 9
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasiona Edisi satu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.6 h.144 10 Annas Kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait siswa SMP. http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/399/191 11 Ida Ayu Kade Sastrika, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program studi IPA (Volume 3 Tahun 2013)
7
2. Siswa yang jarang di latih untuk berpikir secara kritis. 3. Siswa hanya mampu menghapal materi tanpa memahami konsep materi kimia secara mendalam. 4. Penggunaan model pembelajaran yang belum bervariasi.
C. Batasan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka masalah hanya dibatasi pada : 1. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. 2. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Project Based Learning.
D. Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kualitas keterampilan berpikir kritis siswa
melalui
pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?” 2. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok tinggi, kelompok sedang, & kelompok rendah pada materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?”
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis kualitas keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek. b. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok tinggi, kelompok sedang, & kelompok rendah kelas X-MIA setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek.
8
2. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua kalangan terutama untuk : a. Siswa, penelitian dapat digunakan untuk memahami konsep tentang materi
larutan
elektrolit
dan
non
elektrolit
sehingga
dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis. b. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep materi larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan model Project Based learning. c. Sekolah, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi bagi guru-guru yang akan mengembangkan penelitian ini. d. Peneliti, hasil
penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk mengetahui model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik 1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Joyce dan Murin dalam Rusman berpendapat bahwa, “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.1 Menurut Rusman model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, (3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajarmengajar dikelas, (4) Memiliki bagian-bagian model atau urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, (6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.2 Thomas menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.3 The pasific 1
Rusman, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 133. 2 Ibid., h. 136 3 John W. Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The Autodesk Foundation, 2000), p. 1.
9
10
education institute's pada intinya menjelaskan bahwa dalam model project based learning, guru dan siswa bekerja sama dan pada saat proses
pembelajaran
meningkatkan masalah,
konten
pemikiran
tersebut
siswa
pengetahuan, sistem
dan
mampu
membangun,
kemampuan
memecahkan
keterampilan
berkomunikasi.
Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.4 Patton pun menjelaskan bahwa keistimewaan pembelajaran berbasis proyek adalah di pamerkannya output atau hasil produk secara terbuka. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini siswa dituntun untuk merancang, merencanakan, dan melaksanakan proyek yang menghasilkan output seperti sebuah produk, publikasi, atau presentasi. Hal itu berkaitan dengan pembelajaran penyelidikan atau sering disebut juga inquiry based learning dan pembelajaran berbasis masalah.5 Project based learning berisi tugas intelektual untuk mengeksplorasi masalah yang kompleks dan memiliki kegiatan dengan jangka waktu yang cukup, berpusat pada siswa, siswa mengeksplorasi, membuat penilaian, menafsirkan, dan mensintesis informasi dalam cara yang lebih bermakna. Hal ini akan mendorong pemahaman yang benar tentang pengetahuan.6 Tahapan Pembelajaran berbasis proyek siswa difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang kompleks, kemudian menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui proses penyelidikan bersama dengan periode waktu yang cukup. Selama proses penyelidikan, siswa mempelajari konten, informasi, dan fakta yang diperlukan untuk menarik kesimpulan tentang pertanyaan. Selain itu, siswa juga belajar keterampilan yang berharga dan kebiasaan berpikir 4
Erica Baker et al., Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st Century, (Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p. 1. 5 Alec Patton, Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based Learning, (UK: The Paul Hamlyn Foundation, 2012), p. 13. 6 Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning Handbook “Educating the Millennial Learner”, (Kuala Lumpur: Communication and Training Sector, 2006), p. 3.
11
selama proses tersebut.7 Project based learning memungkinkan peserta didik untuk menulis makna dan mencapai pemahaman dari informasi baru, pengalaman, dan dibangun pada pemahaman tentang masa lalu.8 Dengan project based learning, siswa menggunakan pendekatan
kolaboratif
dan
kooperatif
untuk
menghasilkan
pengetahuan. Hal ini juga memfasilitasi pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan kehidupan.9 Ministry of Education Malaysia juga menyebutkan bahwa ada delapan hasil project based learning yaitu, (1) konten, (2) kerjasama, (3) berpikir kritis, (4) komunikasi lisan, (5) komunikasi tertulis, (6) persiapan karir, (7) kewarganegaraan dan etika, dan (8) literasi teknologi.10 Kelebihan project based learning dibandingkan dengan model konvensional adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan dasar dan digital age skill untuk hidup berbasis pengetahuan dan teknologi tinggi, sedangkan model konvensional kurang mampu mempersiapkan siswa untuk dapat bertahan dalam keadaan di dunia sekarang ini. Melalui kombinasi keterampilan ini, siswa akan menjadi pemimpin dan pengatur dalam pembelajaran dengan panduan dan bimbingan guru terampil.11 Berdasarkan
uraian diatas mengenai definisi pembelajaran
berbasis proyek, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pembelajaran
berbasis
proyek
kegiatan
pembelajarannya
berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen.
7
Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 51. Ibid., p. 51. 9 Ibid., p. 13. 10 Ibid., p. 18. 11 Ibid., p. 6. 8
12
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan berpikir kritis siswa. Pembelajaran berbasis proyek menyediakan tugas-tugas
kompleks
yang
berbasis
pertanyaan-pertanyaan
menantang atau masalah yang melibatkan siswa dalam aktivitasaktivitas memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi dan refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang menuntun (driving question) siswa untuk memanfaatkan konsepkonsep dan prinsip-prinsip melalui pengalaman. Melalui pembelajaran berbasis proyek siswa belajar dari pengalamannya dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. a. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek Menurut Thomas pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model pembelajaran lain, yaitu (a) sentralis, (b) pertanyaan pendorong, (c) investigasi konstruktif, (d) otonomi, (e) realistis.12 a) Prinsip sentralis atau centrality Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Dalam pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan dapat di laksanakan secara optimal.13
12
Thomas, op.cit., h.3-4. Wena, op.cit., h.145.
13
13
b) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun atau driving question. Pembelajaran berbasis proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.14 c) Prinsip investigasi konstruktif/ constructive investigation Prinsip ini mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa
untuk
mengonstruksi
pengetahuan
sendiri
untuk
memecahkan persoalan yang di hadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.15 d) Prinsip otonomi/Autonomy Pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu menjadi pemberi keputusan dan pencari solusi. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.16 e) Prinsip realistis/Realisme Pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya. Pembelajaran berbasis proyek mengandung tantangan nyata berfokus pada permasalahan yang 14
Ibid., h.145. Ibid., h.146. 16 Ibid., h.146. 15
14
autentik (bukan simulasi), bukan dibuat-buat, dan solusinya dapat di implementasikan dilapangan. Jadi guru harus mampu menggunakan dunia nyata sebagai sumber belajar bagi siswa. Kegiatan ini akan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas, dan kemandirian siswa dalam pembelajaran.17 Kelima prinsip di atas harus ada dalam model pembelajaran berbasis proyek. Berdasarkan prinsipnya pembelajaran berbasis proyek mengutamakan aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan pengetahuannya. b. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Pelaksanaan Pembelajaran berbasis proyek,
dijalankan
dengan melalui beberapa tahap pembelajaran. Belum ada ketetapan baku untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada umumnya didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran konstruktivisme. Tahapan project based learning yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: perencanaan proyek (project planning), pelaksanaan proyek (project launch), penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk (guided inquiry and
product
creation),
dan
kesimpulan
proyek
(project
conclution).18 Tahapan project based learning seperti yang dijelaskan sebelumnya secara ringkas disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Manajemen kegiatan di dalam project based learning19 Tahap Kegiatan pengelolaan Pembelajaran Menentukan cakupan proyek, masalah, Tahap Perencanaan dan ide pemecahan masalah Proyek (project Mengembangkan sebuah driving planning) question 17
Ibid., h.146-147. Carolyn M. Evertson and Carol S. Weinstein (eds), Handbook of Classroom Management, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2006), p. 590. 19 Ibid., h. 590. 18
15
Tahap Pelaksanaan Proyek (project launch)
Pemilihan konten dan penggabungan dengan non konten Perencanaan assessment Pengaturan sumber belajar Menentukan strategi kelompok Merangsang minat, semangat, dan perhatian para siswa Membangun harapan tinggi Menjelaskan peraturan, prosedur, produk, jadwal, dan penilaian
Memfasilitasi penggunaan sumber belajar Membantu siswa menentukan tugas dan kemajuan Scaffolding Mengusahakan ketrampilan presentasi Tahap pameran Tahap Kesimpulan Proyek Melakukan assessment (project conclution) Refleksi Berikut ini akan dipaparkan secara rinci mengenai tahapan Tahap Penyelidikan Terbimbing dan Pembuatan Produk (guided inquiry and product creation)
model project based laearning. 1. Tahap perencanaan proyek Tahapan awal project based learning, guru memberikan pertanyaan atau masalah, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar siswa selama proses memecahkan masalah ini. Pada tahap awal implementasi project based learning, guru seperti memimpin perencanaan proyek tersebut dan membantu siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang diperlukan. 2. Tahap pelaksanaan proyek. Tahapan dilanjutkan dengan peningkatan tanggung jawab di tengah siswa dalam melakukan desain dan mencari sumber belajar yang relevan dengan tema proyek. Proses pencarian sumber belajar atau informasi yang mendukung proyek merupakan proses investigasi secara teoritik. Dalam project based learning siswa juga akan merasakan manfaat dan
16
semangat dalam menyelesaikan proyek tersebut karena dalam tahapan ini guru berusaha merangsang minat dan semangat siswa dengan menjelaskan seluruh peraturan, prosedur, dan jadwal penilaian yang akan dilaksanakan. 3. Tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk. Tahapan ketiga yaitu penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk. Guru berperan sebagai fasilitator dalam penggunaan sumber daya dalam melakukan penyelidikan dan pembuatan produk, sedangkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui pembuatan produk. 4. Tahap Kesimpulan Proyek. Tahapan terakhir, yaitu kesimpulan proyek siswa akan melakukan
evaluasi,
analisis
dan
menyimpulkan.
Pada
kesimpulan proyek tersebut, guru memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa penilaian ini secara akademik sesuai, maka dilakukan refleksi terhadap kegiatan untuk membuat perbaikan proyek untuk di masa depan. Tahapan project based learning ini juga memberikan pengetahuan kepada siswa bagaimana metode ilmiah digunakan dalam melaksanakan suatu proyek, yaitu dimulai dari merumuskan permasalahan, menentukan langkah-langkah, menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan, melakukan penyelidikan, membuat sebuah produk
dari
sebuah
proyek,
mempresentasikan
dan
mengkomunikasikan produk sebagai hasil penyelidikan, dan melakukan diskusi. Menurut Martin, guru memiliki peran yang sangat penting dalam project based learning. Karena peranan yang penting ini maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru, antara lain:20 20
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”, (Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002) p. 24.
17
1) Menganalisis tugas dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut. 2) Memfasilitasi proses analisis tugas proyek, menyiapkan rencana aktivitas, dan melaksanakan serta mengevaluasi proyek. 3) Menentukan bagaimana proyek akan memberikan kontribusi untuk proses pembelajaran siswa. 4) Memfasilitasi
pengambilan
keputusan,
berpikir,
dan
kemampuan memecahkan masalah. 5) Memfasilitasi siswa untuk memperlihatkan tanggung jawab pribadi, harga diri, dan integritas. 6) Memfasilitasi pertumbuhan keterampilan interpersonal siswa, seperti bekerja sebagai tim, bekerja sama dengan anggota masyarakat, dan bekerja dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. c. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Moursund seperti
dikutip
Wena, ada lima
keuntungan dari project based learning, yaitu: 21 1) Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang. 2) Increased
problem-solving
ability.
Beberapa
sumber
mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan
21
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 147.
18
masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks. 3) Improved library research skills. Pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat. 4) Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek mmerlukan siswa mengambangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Selain itu, Bryson dan Reyes22 menganggap bahwa pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa untuk mendukung yang muncul di antara mereka, menyuarakan pendapat mereka sendiri, dan mendiskusikan pemecahan masalah. Semua keterampilan tersebut akan diperlukan dalam dunia kerja. 5) Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. d. Perbedaan Penekanan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional. Project Based Learning memiliki banyak perbedaan dengan model pembelajaran tradisional. Penjelasan di atas juga telah diungkapkan model kovensional yang pasif hanya belajar faktafakta, membaca, dan tidak konteks dengan kehidupan.23
22
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”, (Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002), p. 9. 23 Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 6.
19
Buck Institute for Education seperti dikutip Wena,24 terdapat perbedaan antara pembelajaran tradisonal dan project based learning. Perbedaan ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbedaan Project Based Learning dan Pembelajaran Tradisional Aspek Pembelajaran Project Based Pendidikan Tradisional Learning (PjBL) Kedalaman Cakupan isi pemahaman Pengetahuan tentang Penguasaan konsep fakta dan prinsip Fokus kurikulum Belajar keterampilan Pengembangan “Building-Block” keterampilan dalam isolasi pemecahan masalah yang kompleks Mengikuti urutan Mengikuti minat kurikulum secara ketat siswa Unit-unit besar Berjalan dari blok ke Lingkup dan terbentuk dari blok atau dari unit ke urutan problem dan isu yang unit kompleks Memusat, fokus Meluas, fokus, berbasis disiplin interdisipiliner Penyedia sumber Penceramah dan belajar dan partisipan direktur pembelajaran dalam pembelajaran Peranan guru
Fokus pengukuran
Ahli
Pembimbing/partner
Produk
Proses dan produk
Skor tes Membandingkan dengan yang lain
Bahan-bahan pembelajaran
Teks, ceramah, dan presentasi Kegiatan dan lembar latihan dikembangkan
24
Wena, op. cit., h. 149-151.
Pencapaian yang nyata Unjuk kerja yang standar dan kemajuan dari waktu ke waktu Langsung sumber asli, bahan-bahan tercetak, interview, dokumen, dan lain-lain Data dan bahan dikembangkan oleh
20
Penggunaan
Teknologi
guru
siswa
Pendukung, peripheral
Utama, integral
Dijalankan guru
Diarahkan siswa
Kegunaan untuk perluasan presentasi guru Siswa bekerja sendiri Siswa kompetisis satu dengan yang lainnya
Konteks kelas Siswa menerima informasi guru
Menjalankan perintah guru
Peranan siswa
Pengingat dan pengulang fakta Pembelajar menerima dan menyelesaikan tugas-tugas laporan pendek
Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka panjang
Pengetahuan tentang fakta, istilah, dan isi
Kegunaan untuk memperluas presentasi siswa atau penguatan kemampuan siswa Siswa bekerja dalam kelompok Siswa kolaboratif satu dengan yang lainnya Siswa mengkonstruksi, berkonstribusi, dan melakukan sintesis informasi Melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri Pengkaji, integrator, dan penyaji ide Siswa menentukan tugas mereka sendiri dan bekerja secara independen dalam waktu yang besar Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kompleks
Luas pengetahuan
Dalam pengetahuan
Lulusan yang memiliki pengetahuan yang berhasil pada tes standar pencapaian
Lulusan yang berwatak dan terampil mengembangkan diri, mandiri, dan belajar sepanjang hayat
21
2. Hakikat Keterampilan berpikir kritis a. Pengertian Keterampilan Keterampilan
adalah
sebuah
kemampuan
untuk
memfungsikan akal, pikiran, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam meyelesaikan tugas. Menurut Muhibbin, keterampilan itu suatu aktifitas yang berkaitan dengan kegiatan jasmaniah seperti menulis, mencuci, mengetik, dan lain-lain, artinya keterampilan itu bersifat motorik yang membutuhkan koordinasi gerak dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat kurang atau tidak terampil.25 Menurut Rebber dalam muhibbin, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya pada aspek gerak motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi yang bersifat kognitif.26 Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan yang telah dikemukakan diatas maka keterampilan dapat disimpulkan bahwa suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu kegiatan yang memerlukan koordinasi gerakan-gerakan otot. b. Pengertian Berpikir Kritis Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang memungkinkan orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dalam tugas-tugas professional dan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat 25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.15 h. 117. 26 Ibid. h. 117.
22
cepat seperti sekarang ini, sering kali pengetahuan yang kita peroleh tidak mampu kita implementasikan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu diperlukan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Memecahkan masalah memerlukan penggunaan keterampilan berpikir secara terpadu dan dasar pengetahuan yang relevan.27 Menurut para ahli psikologi asosiasi, berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan di mana subjek yang berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu berbicara dalam hati. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.28 Proses atau jalannya berpikir itu pada dasarnya ada tiga langkah,yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan.29 Menurut Peter Reason dalam Wina mendefinisikan berpikir sebagai proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat(remembering) dan memahami(comprehending).30 Menurut Donald, berpikir adalah tindakan yang kompleks yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memungkinkan individu untuk membentuk lingkungannya lebih efektif daripada intuisi saja. Mengajar siswa bagaimana berpikir adalah sebuah perjalanan, bukan suatu peristiwa.31Menurut Edward de Bono, berpikir sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman.32 27
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.2 h. 124. 28 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), cet.1 h. 5455 29 Ibid, h. 55. 30 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.8 h. 230. 31 Donald C. Orlich, Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction, (USA: Wadsworth Cengage Learning, 2010), h. 286. 32 Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide Baru, (Bandung: Kaifa, 2007) h. 24.
23
Menurut Departemen Pendidikan Nasional mengatakan bahwa berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang kita terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Istilah berpikir dipergunakan untuk menunjukan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah.33 Menurut Jenicek dalam Laurent berpikir kritis tidaklah identik dengan kemampuan memecahkan masalah, meskipun kemampuan
menyelesaikan
masalah
adalah
bagian
dari
kemampuan berpikir kritis.34 Dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.35 Berpikir
didalam
batin
akan
mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, membahasakan suatu realita. Dengan demikian, berpikir tidak sama dengan melamun, mengkhayal, merasakan pekerjaan pancaindra seperti: mendengar, melihat. Setiap orang yang sudah melakukan kegiatan berpikir, belum tentu dapat dikatakan telah berpikir dengan kritis atau dengan tepat, sebab untuk berpikir dengan kritis orang dituntut untuk mengikuti hukum-hukum pemikiran. Selama beberapa dekade, para ahli mempunyai definisi beragam tentang istilah critical thinking. Norris dalam depdiknas 33
Anonim. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 9. 34 Joyce M Laurens, "integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. prosedding seminar nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35 http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5-Joyce%20M.Laurens.pdf diunduh pada 09 januari 2014 14.43 WIB 35 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.1 h. 19.
24
berpendapat bahwa critical thinking adalah kemampuan membuat keputusan secara rasional terhadap apa yang harus dipercayai tidak boleh dipercayai.36 Menurut Jhon Dewey yang disebut juga sebagai bapak tradisi berpikir kritis modern mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, terus menerus dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dengan
menyertakan
alasan-alasan
yang
mendukung
dan
kesimpulan-kesimpulan yang rasional.37 Menurut Alec Fisher, berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif
terhadap
observasi
dan
komunikasi,
informasi
dan
argumentasi.38 Robert Duron menyatakan critical thinking sebagai kemampuan untuk membuat analisis dan melakukan evaluasi terhadap data atau informasi. Menurut Ennis, berpikir kritis adalah cara berpikir yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.39 Wanda menyatakan bahwa berpikir kritis itu lebih dari argumentasi, suatu disiplin ilmu yang luas daripada logika. Yang termasuk berpikir kritis adalah keterampilan observasi, deskripsi, kesimpulan, analisis bahasa, dan menilai dengan kerangka acuan.40 Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir kritis adalah deskripsi yang rinci dari sejumlah karakteristik yang berhubungan, meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi, 36
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 9. 37 Kasdin Sihotang, dkk., Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2012), Cet.1 38 Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama, 2008), h. 10. 39 Ibid., h. 4 40 Wanda Teays, Second thought:critical thinking for a diverse society, (New York: Mc Graw-Hill Companies, 2006), h. 22.
25
pengaturan diri, dan interpretasi.41 Berdasarkan hal ini berpikir kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan. Selama menempuh pendidikan, berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi
yang dipelajari
dengan mengevaluasi secara kritis argument pada buku teks, jurnal, teman diskusi, termasuk argumentasi guru dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi yang akan dicapai serta alat yag diperlukan dalam mengkonstruksi pengetahuan.42 Menurut Halpern, pembelajaran berpikir kritis memerlukan latihan;siswa dapat diberikan banyak dilema, argument logis dan tidak logis, iklan ang sah dan menyesatkan, dan seterusnya. Pengajaran pemikiran kritis yang efektif bergantung pada penentuan suasana ruang kelas yang mendorong penerimaan terhadap sudut pandang yang berlainan dan diskusi bebas. Kemampuan berpikir kritis paling baik dipelajari pada topik-topik yang sudah tidak asing lagi bagi siswa.43 Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah Kemampuan membuat keputusan secara rasional, kemampuan membuat analisis, kemampauan membuat interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
41
Liliasari, "Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru". http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/194909271978032LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09 januari 2014 17.04 WIB 42 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 14. 43 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Marianto Samosir, (Jakarta: PT.Indeks, 2009), h. 40.
26
c. Prinsip Berpikir Kritis Prinsip kecakapan berpikir kritis bersumber kepada enam keahlian (BIG6) dan Empowering-8.44 Tabel 2.3 Prinsip Kecakapan Berpikir Kritis 12 Keterampilan atau 6 Keahlian Langkah 1.1 Merumuskan masalah 1. Perumusan Masalah
1.2 Mengidentifikasi
informasi
yang dibutuhkan 2. Strategi pencarian Informasi
2.1 Menentukan Sumber 2.2 Memilih sumber terbaik 3.1 Mengalokasi sumber secara intelektual dan fisik.
3. Lokasi dan Akses
3.2 Menemukan dalam
Informasi
di
sumber-sumber
tersebut 4.1 Membaca, 4. Pemanfaatan Informasi
mendengar,
meraba, dsb. 4.2 Mengekstraksi
Informasi
yang relevan. 5.1Mengorganisasikan informasi 5. Sintesis
dari berbagai sumber 5.2Mempersentasikan informasi tersebut 6.1Mengevaluasi
6. Evaluasi
Hasil
(Evektivitas) 6.2Mengevaluasi
proses
(Efisiensi)
44
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 15.
27
d. Karakteristik Berpikir Kritis Robert
duron
mengidentifikasi
delapan
karakteristik
berpikir kritis, yakni meliputi: (1) Kegiatan merumuskan pertanyaan, (2) Membatasi permasalahan, (3) Menguji data-data, (4) Menganalisis berbagai pendapat dan bias, (5) Menghindari pertimbangan
yang
sangat
emosional,
(6)
Menghindari
penyederhanaan berlebihan, (7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan (8) Mempertimbangkan toleransi ambiguitas.45 e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Ada beberapa indikator untuk mengukur keterampilan berpikir kritis menurut depdiknas, yaitu:(1) Membandingkan, (2) Hubungan Sebab-Akibat, (3) Memberi alasan, (4) Meringkas, (5) Menyimpulkan, (6) Berpendapat, (7) Mengelompokkan, (8) Menciptakan, (9) Menerapkan, (10) Analisis, (11) Sintesis, (12) Evaluasi.46 Menurut Ennis dan Norris menyatakan bahwa keterampilan berpikir
kritis
itu
dikelompokkan
kedalam
lima
langkah
Memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan sederhana dan mengatur strategi dan taktik.47 Berikut ini adalah Indikator dan sub indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam Suwarna .48
45
Ibid., h. 19. Ibid., h. 18. 47 Perkins, C., & Murphy, E, (2006). Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology & Society, 9 (1), h. 299. 48 Dina Mayadiana Suwarna, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, tt), h. 13-16. 46
28
Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis No 1.
Kelompok Memberikan penjelasan sederhana
Indikator 1) Memfokuskan pertanyaan
2) Menganalisis argument
Penjelasan Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban Menjaga kondisi berpikir
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan
Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi kalimat-kalimat pertanyaan Mengidentifikasi kalimat-kalimat bukan pertanyaan Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan Melihat struktur dari suatu argument Membuat ringkasan Memberikan penjelasan sederhana Menyebutkan contoh Bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut Perbedaan apa yang menyebabkannya Akankah Anda menyatakan lebih dari itu.
29
2.
Membangun keterampilan dasar
4) Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber
5) Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
3.
Menyimpulkan
6) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Mempertimbangkan keahlian Mempertimbangkan kemenarikan konflik Mempertimbangkan kesesuaian sumber Mempertimbangkan reputasi Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat Mempertimbangkan risiko untuk reputasi Kemampuan untuk memberikan alasan Kebiasaan berhatihati Melibatkan sedikit dugaan. Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan. Melaporkan hasil observasi. Merekam hasil observasi. Menggunakan buktibukti yang benar. Menggunakan akses yang baik. Menggunakan teknologi Mempertanggungjawabkan hasil observasi Mencatat hal-hal yang diinginkan
Siklus logika Euler. Mengkondisikan logika. Menyatakan
30
tafsiran.
4.
7) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakan hal yang umum. Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis Mengemukakan hipotesis Merancang eksperimen menarik kesimpulan sesuai fakta Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki.
8) Membuat dan mempertimb angkan nilai keputusan
Memberikan 9) Mendefinisipenjelasan lanjut kan istilah dan mempertimbangkan definisi
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah Membuat bentuk definisi. Strategi membuat definisi. Bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut. Mengidentifikasi dan menangani
31
ketidakbenaran yg disengaja. Membuat isi definisi.
5
Mengatur strategi dan taktik
10) Mengidentifikasi asumsiasumsi
11) Menentukan suatu tindakan
Penjelasan bukan pernyataan Mengonstruksi argument
12) Berinteraksi dengan orang lain
Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin Merumuskan solusi alternative. Menentukan tindakan sementara. Mengulang kembali. Mengamati penerapannya
Menggunakan argument. Menggunakan strategi logika. Menggunakan strategi retorika. Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan
f. Delapan Langkah Untuk Menjadi Pemikir Kritis Ada delapan langkah yang dapat diikuti oleh pemikir kritis. Kedelapan langkah berikut ini disajikan dalam bentuk sebuah pertanyaan karena dengan menjawab pertanyaan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan ini harus dikemukakan sesuai dengan urutan untuk meneliti secara menyeluruh setiap masalah, isu, proyek, atau keputusan yang
32
dihadapi oleh siswa ketika menjalankan kegiatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau merasakan pengalaman pribadi.49 1) Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan?Ungkapkan dengan jelas. Sebuah masalah atau isu mustahil bisa diteliti sebelum masalah atau isu tersebut di gambarkan dengan jelas. Oleh karena itu, subjek yang akan diteliti harus dijelaskan dengan setepat-tepatnya. Mungkin subjek itu berupa sebuah isu. Isu adalah
sebuah
topik
pelik
yang
dapat
memunculkan
perselisihan.50 2) Apa sudut pandangnya? Sudut pandang adalah sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu, dapat membutakan kita dari kebenaran.
Pemikir
kritis
waspada
terhadap
bahasa
manipulative, logika yang cacat, dan bukti yang lemah.51 3) Apa alasan yang diajukan? Alasan bisa berupa sebuah hubungan yang biasa saja. Alasan bisa berupa penjelasan atas suatu kejadian, menegaskan sebuah ide umum, atau mengambil bentuk-bentuk yang lain. Tugas pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan-alasan dan bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya. Alasan yang bagus didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik sesudahnya.52 4) Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat? Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya. Kita menganggap asumsi sebgai kebenaran yang sudah terbukti, dan 49
Elaine B, Jhonson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center(MLC), 2007), Cet.5 h. 190. 50 Ibid., h. 192. 51 Ibid., h. 193. 52 Ibid., h. 194.
33
kita berharap orang lain mau bergabung dengan kita untuk menerima kebenaran asumsi tersebut.53 5) Apakah bahasanya jelas? Ketika mereka meneliti apa yang ditulis atau dikatakan oleh orang lain, siswa harus tetap waspada pada kata-kata tidak jelas yang menutupi makna, atau kata-kata emosional yang menghalangi logika. Mereka selalu ingat bahwa kata-kata membentuk ide, karena itu pemikir kritis harus terus-menerus memeriksa bahasa mereka sendiri dan bahasa orang lain, sambil bertanya, misalnya, apakah kata-kata yang digunakan justru mengaburkan pengertian atau memperjelasnya?.54 6) Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan? Menurut Ruggiero dalam Elaine menyebutkan bahwa bukti yang dapat dipercaya memiliki sifat antara lain:Tidak bertentangan dengan pokok masalahnya;Berasal dari sumbersumber terbaru;Akurat;Dapat diuji;Berlaku umum, bukan pengecualian. Untuk menemukan bukti yang dapat dipercaya, kita harus bekerja selaras dengan alam.55 7) Kesimpulan apa yang ditawarkan Langkah-langkah efektif untuk menentukkan sebuah kesimpulan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi alasan. b. Apakah alasan yang diambil sesuai dengan alasan yang mendasarinya.56 8) Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah diambil? Kesimpulan memiliki efek samping
baik menyangkut
persoalan pribadi maupun umum. Pemikir kritis berusaha untuk 53
Ibid., h. 195. Ibid., h. 197. 55 Ibid., h. 198. 56 Ibid., h. 199. 54
34
memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang akan timbul. Jika kesimpulan yang diambil tidak berdampak negatif, makan pemikir kritis akan memakainya.57 3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Larutan Elektrolit dan non elektrolit Pemilihan materi menjadi sangat penting karena harus dilihat keterkaitannya
dengan
variabel
dalam
penelitian.
Selain
itu,
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) juga harus diperhatikan. Berdasarkan definisinya, kompetensi inti merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Selain itu, konten kompetensi dasar dijabarkan secara terperinci dalam suatu indikator pembelajaran. Menurut Zulfiani, indikator pencapaian adalah tanda-tanda siswa telah memiliki
kemampuan
dasar
atau
kompetensi
dasar
tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, pada tabel 2.6 akan dijelaskan keterkaitan KI, KD, Indikator pencapaian dan materi yang dipilih pada penelitian ini.
57
Ibid., h. 200.
35
Tabel 2.5 KI, KD, dan Indikator Materi kimia Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3.8. Menganalisis Membedakan sifat larutan elektrolit larutan elektrolit dan larutan dan non nonelektrolit elektrolit berdasarkan daya berdasarkan hantar listriknya. daya hantar listrik melalui penayangan video. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan hantaran listrik. Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
4.8.Merancang, Menyusun melakukan dan perencanaan menyimpulkan serta proyek mengenai menyajikan hasil perancangan alat percobaan untuk identifikasi mengetahui sifat larutan elektrolit larutan elektrolit dan dan non larutan nonelektrolit. elektrolit. Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan. Menyimpulkan
36
bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Pada tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa pada KI 3 dan KI 4. Sedangkan kompetensi dasar 3.8 dan 4.8 adalah menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Merancang;melakukan; dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Berdasarkan KI dan KD tersebut siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis. Kemampuan analisis diartikan
sebagai
memecah-mecah
materi
jadi
dapat
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukkan hubungan-hubungan antar bagian itu.58 Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori ini terdiri
dari
kemampuan
membedakan
(Differentiating),
mengorganisasi (Organizing), dan memberi simbol (Attributing).59 Kemampuan analisis peserta melalui didik dapat dilihat sebuah model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek yang didukung dengan sebuah metode pembelajaran, yaitu praktikum. Selain itu, prinsip-prinsip pada pembelajaran
berbasis
proyek
yang
mampu
meningkatkan
kemampuan analisis diantaranya prinsip driving question/pertanyaan 58
Lorin Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1 h. 101. 59 Ibid., h. 101.
37
pendorong yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan prinsip investigasi konstruktif. Dalam investigasi konstruktif ini memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Berdasarkan uraian diatas, jika dilihat dari hubungan KI, KD dan indikator materi pelajaran tersebut, pengimplementasian model pembelajaran berbasis proyek lah yang mampu mencapai KD 3.8 dan KD 4.8. 4. Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan dan cairan. Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefiniskan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat. Keenan mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (salute). Solvent umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau solvent yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organisme. Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawasenyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar
38
dalam alat tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitarnya elektrodenya. Berdasarkan
daya
hantar
arus
listrik
larutan
dapat
dikelompokkan menjadi: larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.60 a) Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl. b) Larutan
nonelektrolit,
yaitu
larutan
yang
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya:air suling, larutan etanol 70%, larutan gula. Berdasarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi61: a) Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya. Contohnya:Larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl. b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar tidak menyala (kadang menyala redup) tetapi timbul gelembung gas disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH3COOH, larutan NH3. Lihatlah perbedaan antara elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit pada tabel 2.7.
60
Michael Purba, Kimia 1 untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 166. Ibid., h. 170.
61
39
Tabel 2.7 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit62 Jenis zat
Jenis
terlarut(pelarut air)
Elektrolit
Elektrolit kuat
Senyawa ion.
Senyawa
Nyala lampu
yang
Larutan
NaCl, HNO3,
kovalen
polar
Contoh
Terang
terhidrolisis
H2SO4, NaOH, CH3COOK
sempurna. Elektrolit Lemah
Senyawa kovalen polar terhidrolisis sebagian.
Redup
CH3COOH, NH3, H2CO3 C12H22O11,
Nonelektrolit
Senyawa kovalen polar
Tidak
yang tidak terhidrolisis.
menyala
C2H5OH, CO(NH2)2, C6H12O6
Tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang bergerak bebas. Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion. Ion yang bermuatan negatif disebut anion. Dan ion yang bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan kovalen. senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion terikat kuat
62
Ibid., h. 168-169
40
dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan atau cair, maka cairan dan dan dalam larutn senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam larutannya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi). NaCl(aq) Senyawa
+ kovalen
dalam
bentuk
larutan
juga
dapat
menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi sehingga larutannya dapat menghantarka listrik. Reaksinya:H2SO4(aq)
2
+
Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit. Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika dalam bentuk larutan atau lelehannya. Tabel 2.8. Perbedaan Senyawa ion dan senyawa kovalen polar Jenis Larutan dalam Senyawa Padatan Lelehan pelarut air
Senyawa Ion
Senyawa kovalen polar
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk padatan, ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas.
Dapat Dapat menghantarkan menghantarkan arus listrik, arus listrik, karena dalam karena dalam bentuk lelehan, bentuk larutan, ion-ionnya dapat ion-ionnya dapat bergerak jauh bergerak bebas. lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena padatannya terdiri dari molekulmolekul netral meskipun bersifat polar.
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena lelehannya terdiri dari molekulmolekul netral meski dapat bergerak bebas.
Dapat menghantarkan arus lsitrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas.
41
B. Hasil Penelitian yang relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Navies Luthvitasari, Ngurah Made D., dan Suharto Linuwih dengan judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains”.
Hasilnya
adalah
pembelajaran
berbasis
proyek
dapat
meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.63 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidatul Munawaroh, Bambang Subali, dan Achmad Sopyan dengan judul “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Hasil belajar dan motivasi siswa dengan model Project Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif dalam membangun empat pilar pembelajaran pada siswa SMP kelas VIII pokok bahasan perubahan bentuk energi.64 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I Wayan Muderawan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek
Terhadap
Pemahaman
Konsep
Kimia
Dan
Keterampilan Berpikir Kritis”. Hasilnya adalah Siswa yang mengikuti
63
Navies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol.3,2013. 64 Rosyidatul Munawaroh, “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education Journal/2012 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
42
model pembelajaran berbasis proyek mendapatkan ruang lebih luas untuk belajar secara mandiri.65 4. Penelitian oleh Herti Patmawati dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Dengan
Praktikum”.
Hasilnya
menunjukan
bahwa
keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dengan metode praktikum tergolong sangat baik.66 5. Penelitian oleh Istiqomah dengan judul :Analisis Keterampilan Berpikir kritis dengan Menggunakan PBL pada Materi laju reaksi. Hasilnya menunjukkan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur tergolong baik.67
C. Kerangka Berpikir Salah satu tujuan pembelajaran kimia di SMA adalah “siswa dapat memahami konsep-konsep kimia dan keterkaitannya serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari”. Pada konsep kimia yang kebanyakan bersifat abstrak, memerlukan penalaran tinggi dan kebanyakan juga perhitungan, yang mana guru selalu menyajikan materi kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan. Pada dasarnya proses pembelajaran kimia itu, guru tidak hanya menekankan kepada salah satu dimensi aspek kognitif saja atau hanya sekedar mengingat (C1) dan memahami (C2) saja, namun pada dimensi mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), sampai dengan mencipta(C6). Hal ini sangat penting, karena siswa akan mampu 65
Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 66 Herti,Patmawati, “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”, Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan. 67 Istiqomah, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan PBL”Skripsi pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak dipublikasian
43
mengembangkan
keterampilan
berpikirnya
dalam
memecahkan
permasalahan dan mampu menciptakan sesuatu yang berguna untuk kehidupan sekitarnya dari konsep-konsep yang telah dipelajari. Oleh karena itu, guru wajib menerapkan model-model pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa, sehingga mampu meningkatkan berbagai aspek belajar, yaitu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Salah satu alternative model pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan siswa ketika pembelajaran, menjalin kerjasama dengan anggota kelompoknya, serta melatih keterampilan berpikir secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi adalah model project based learning. Larutan elektrolit dan non elektrolit adalah salah satu materi mata pelajaran kimia yang sangat sarat dengan konsep teoritik dan konsep-konsepnya sangat erat dengan kehidupan sehari-hari atau bersifat kontekstual. Sesuai dengan KD 3.8 (menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya) dengan salah satu indikator pembelajaran yaitu merancang dan menguji alat daya hantar listrik larutan, hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip model pembelajaran berbasis proyek, diantaranya prinsip investigasi konstruktif. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Selain itu, project based learning memiliki sintak pembelajaran yang mampu mengembangkan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis. Berikut ini akan digambarkan lebih rinci mengenai berpikir dalam penelitian ini.
kerangka
44
Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia pada Kurikulum 2013
Analisis Materi yang sesuai dengan Variabel penelitian
larutan elektrolit dan nonelektrolit Tahap Project Based Learning
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang muncul (1)Memfokuskan pertanyaan (3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan (4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi (7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi
(1)Memfokuskan pertanyaan (3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan (4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi (7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi (2)Menganalisis Argumen (8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan (12)Berinteraksi dengan orang lain.
(9)Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. (10)Mengidentifikasi Asumsi. (12)Berinteraksi dengan orang lain. (6)Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Tahap Perencanaan Proyek
Dengan menggunakan PjBL akan muncul indikator keterampilan berpikir kritis pada setiap tahapnya. Dan materi yang sesuai dengan KD adalah Larutan elektrolit dan nonelektrolit
Tahap Pelaksanaan Proyek dan Tahap Penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk.
Tahap Kesimpulan Proyek
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai materi Larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester ganjil pada awal bulan November 2014 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan SMA Dharma Karya UT
B. Metode dan Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Menurut
Nana
Syaodih
metode
ini
ditujukan
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.1 Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.2Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik.3 Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial, pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak.4
1
NanaSyaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT.Remaja Rosadakarya, 2010), Cet.6 h.72. 2 Ibid., h.73. 3 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), h.30. 4 Ibid., h. 34.
45
46
Secara garis besar prosedur penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain Penelitian
Studi Pendahuluan
Analisis KI, KD,Silabus kurikulum 2013, Standar Isi mata pelajaran Kimia
Studi Kepustakaan Keterampilan berpikir kritis
Studi Kepustakaan Model project based learning
Pengajuan judul,Pengajuan proposal, Seminar Proposal
TAHAP PERSIAPAN
Perbaikan Proposal
Membuat perangkat pembelajaran (RPP,dll)
Membuat Instrumen Penelitian
Validasi Instrumen
Memperbanyak Instrumen
Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Revisi
TAHAP PENYELESAIAN
Analisis Data Hasil &
TAHAP
Pembahasan
PELAKSANAAN Lembar Observasi Pedoman Wawancara
Kesimpulan Membuat Skripsi
47
Berdasarkan desain penelitian di atas dapat di tuliskan prosedur penelitian ini yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Penyelesaian Tahap-tahap penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus kurikulum 2013, dan standar isi mata pelajaran kimia serta menganalisis materi kimia diberbagai literatur yang sesuai dengan KI dan KD pada kurikulum 2013, agar pada saat proses pembelajaran peneliti mampu menerapkan
pembelajaran
berbasis
proyek
dan
pendekatan
keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis, peneliti memilih materi mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. b. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan. c. Menentukan materi yang akan dijadikan proyek bagi siswa pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis proyek. e. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data berupa tes keterampilan berpikir kritis,lembar observasi, dan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti yang dibimbing oleh dosen pembimbing. f. Menguji validasi instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir kritis dan lembar observasi oleh para ahli, kemudian diperbaiki sesuai dengan saran para ahli, selanjutnya instrumen tes essay diuji cobakan kepada siswa kelas XII IPA SMA untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil validasi instrumen dikonsultasikan kepada kedua dosen pembimbing. Apabila
48
instrumen tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka instrument tersebut akan langsung digunakan untuk penelitian. g. Menghubungi guru kimia untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian. h. Menghubungi kepala sekolah untuk melakukan penelitian. i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama melakukan diskusi mengenai tugas yang harus di kerjakan di kelas, pada pertemuan kedua melakukan tugas proyek didalam laboratorium, dan pada pertemuan terakhir mempresentasikan hasil praktikum berupa poster setiap kelompok didepan kelas. Adapun tahapantahapannya yaitu sebagai berikut: a. Membagi siswa dalam lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari lima orang siswa yang terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. b. Memberikan lembar kerja siswa sebelum memulai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. c. Melakukan kegiatan diskusi kelompok (pertemuan pertama) dan kegiatan praktikum (pertemuan kedua) untuk menyelesaikan proyek yang telah diberikan, setelah itu mempersentasian hasil proyek yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok(pertemuan ketiga) d. Membimbing siswa dalam pelaksanaan praktikum dan diskusi kelompok. e. Menilai
kemunculan
keterampilan
berpikir
kritis
dengan
menggunakan lembar observasi oleh para observer saat para siswa melakukan kegiatan belajar dikelas dan dilaboratorium. f. Memberikan tes keterampilan berpikir kritis pada siswa untuk mengukur keterampilan berpikir kritis, yang kemudian hasil dari lembar kerja siswa, tes keterampilan berpikiran kritis, dan lembar
49
observasi dianalisis apakah memenuhi kriteria keterampilan berpikir kritis atau tidak. g. Pelaksanaan wawancara. 3. Tahap Penyelesaian Kegiatan dalam tahap penyelesaian diantaranya: a. Mengolah data hasil penelitian b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian c. Menarik kesimpulan
C. Populasi dan Sampel Menurut sugiyono populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.5 Dengan demikian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Dharma Karya UT dan populasi target adalah siswa kelas X MIA. Adapun sampel yang diukur adalah siswa kelas X MIA sebanyak 24 orang. Setelah itu, peneliti mengelompokkan siswa tersebut menjadi kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil standar deviasi yang diolah dari data ulangan harian siswa melalui kategori menurut Arikunto. Berdasarkan
hasil
perhitungan
(Lampiran
10)
diperoleh
data
penggolongan kelompok Tabel 3.1 Pembagian kategori kelompok siswa Kelompok Siswa Kriteria Jumlah Siswa Tinggi ≥97 4 Orang Sedang 78,4˂ N˂ 97 14 Orang Rendah ≤78,4 6 Orang
5
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.297.
50
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut sugiyono menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan atau tertentu.6 Sedangkan menurut Arikunto purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata atau daerah melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu.7 D. Teknik Pengumpulan Data Pada kegiatan penelitian ini teknik pengumpulan data diartikan sebagai cara memperoleh data.8 Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa tes essai, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah lembar observasi, dan lembar wawancara.Pada tes esai, indikator yang mampu terukur terdapat sepuluh indikator, yaitu indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil
induksi,
membuat
dan
mempertimbangkan
nilai
keputusan,
mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Sedangkan pada lembar observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan orang lain.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh data. Instrumen yang dirancang pada penelitian ini untuk
6
Ibid, h.300 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.183. 8 Ibid., 192. 7
51
mengukur keterampilan berpikir kritis.Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.9 Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Selain itu pengertian instrumen penelitian juga disebut sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih cermat,dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.10 Tabel 3.2Instrumen penelitian Variabel Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis.
Keterampilan Berpikir Kritis
9
Sumber Data
Instrumen Penelitian
Kegunaan Instrumen
Siswa sebagai Pelaku.
Tes berupa esai.
Mengukur keterampilan berpikir kritis pada setiap indikatorindikator keterampilan berpikir kritis.
Siswa sebagai pelaku.
Lembar observasi(Ceklist) dengan Skala Likert
Melihat Kemunculan dari indikator keterampilan berpikir kritis.
Rencana Pemberian instrumen Setelah proses pembelajaran
Saat proses pembelajaran berlangsung
Sugiyono.Metode penelitian Pendidikan(Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.305 10 Suharsimi, op.cit., h.203
52
Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa sebagai pelaku.
Pedoman wawancara
Melihat Kemunculan dari indikatorindikator keterampilan berpikir kritis.
Setelah proses pembelajaran berakhir
Instrument penelitian ini digunakan untuk melihat skor siswa secara individu dengan teknik tes dan non tes. Adapun Indikator keterampilan berpikir kritis yang akan dianalisis pada penelitin ini adalah: Tabel 3.3Sub keterampilan berpikir kritis yang akan dianalisis
No 1.
Aspek Sub Keterampilan Keterampilan Berpikir Berpikir Kritis kritis (1)Memberi- (3)Bertanya dan kan Menjawab Penjelasan Pertanyaan Sederhana (2)menganalisis Argumen (1)Memfokuskan Pertanyaan
2.
(2)Membangun keterampilan Dasar
(4)Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi (6)Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil observasi
Penjelasan Memberikan penjelasan Sederhana Menyebutkan Contoh Mengidentifikasi Kerelevanan Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mampu memberikan alas an Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat. Mempertanggungjawabkan hasil observasi Melaporkan Hasil Observasi Menyatakan tafsiran
Dapat diketahui di Tes essai
Tes Essai Tes Essai Tes Essai
Tes Essai Tes Essai
Lembar Observasi Lembar Observasi Tes Essay
53
3.
(3)Menyimpulkan
4.
(4)Memberikan Penjelasan Lanjut
5 .
(5)Mengatur Strategi dan Taktik
(7)Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi (8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Membuat kesimpulan atau Merumuskan hipotesis
Tes Essai
Menerapkan prinsipprinsip
Tes essai
(9)Mendefinisikan dan mempertimbangkan suatu define (10)Mengidentifikasi Asumsi (11)Menentukan suatu tindakan
Strategi membuat definisi
Tes Essai
Rekonstruksi Argumen Memilih Kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin atau memutuskan hal-hal yang akan dilakukan Menggunakan Argumen
Tes essai
(12)Berinteraksi dengan orang lain
Tes essai
Lembar Observasi
a. Tes 1) Tes Essay Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu di tempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan , yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab, atau perintahperintah yang harus di kerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. 11 Berdasarkan pengertian tersebut, jenis tes yang akan digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes esay. Tes esay ini untuk mengukur kemunculan indikator keterampilan berpikir kritissetelah di terapkannya model 11
Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidian, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2005), h.67.
54
pembelajaran berbasis proyek. Menurut Ngalim purwanto menyatakan bahwa tes essay itu sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi. Berikut ini akan ditulis lebih rinci mengenai indikator keterampilan berpikir kritis siswa. Tabel 3.4 Sub keterampilan berpikir kritis siswa yang diteliti pada tes essai Aspek Sub Keterampilan No Keterampilan Penjelasan Berpikir Kritis Berpikir Kritis 1. Memberikan (1)Memfokuskan Mengidentifikasi Penjelasan Pertanyaan atau merumuskan Sederhana pertanyaan (2)Menganalisis Mengidentifikasi Argumen kerelevanan (3)Bertanya dan Memberikan Menjawab Contoh Pertanyaan 2. Memberikan (4) MempertimMemberikan Keterampilan bangkan kredibilitas alasan Dasar (kriteria) suatu sumber 3. Menyimpulkan (6) Membuat Menyatakan deduksi & Tafsiran mempertimbangkan hasil deduksi (7)Membuat induksi Membuat & Kesimpulan atau mempertimbangkan merumuskan hasil induksi hipotesis (8)Membuat dan Menerapkan mempertimbangkan Prinsip-prinsip nilai keputusan 4. Memberikan (9)Mendefinisikan Strategi definisi Penjelasan Lanjut istilah, (tindakan, mempertimbangkan mengidentifikasi definisi persamaan) (10)MengidentifiRekonstruksi kasi Asumsi Argumen 5. Strategi dan (11)Memutuskan Memilih kriteria Taktik suatu tindakan untuk mempertimbangkan solusi yang memungkin-
55
kan atau memutuskan halhal yang diinginkan Adapun kisi-kisi soal tes tertulis keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Tertulis Keterampilan Berpikir Kritis No 1.
2.
3.
4.
5.
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Memberikan Penjelasan Sederhana
Sub Keterampilan Berpikir Kritis (1)Memfokuskan Pertanyaan
(2)Menganalisis Argumen (3)Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Memberikan (4)MempertimKeterampilan bangkan Dasar kredibilitas suatu sumber Menyim(6)Membuat pulkan deduksi & mempertimbangkan hasil deduksi (7)Membuat induksi & mempertimbangkan hasil induksi (8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan Memberikan (9)Mendefinisika Penjelasan n istilah, Lanjut mempertimbangk an definisi (10)Mengidentifikasi Asumsi Strategi dan (11)Memutuskan Taktik suatu tindakan
Penjelasan Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mengidentifikasi kerelevanan Memberikan Contoh
No.Soal 1*, 2
3, 4* 5, 6, 7*
Memberikan alasan
8, 9, 10*
Menyatakan Tafsiran
21*, 22
Membuat Kesimpulan atau merumuskan hipotesis
11, 12*
Menerapkan prinsip-prinsip
13*, 14
Strategi definisi (tindakan, mengidentifikasi persamaan) Rekonstruksi Argumen Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi
15*, 16
17*, 18 19*, 20
56
yang memungkinkan atau memutuskan hal-hal yang diinginkan
Keterangan:*:Nomor Soal yang valid b. Non Tes 1) Lembar Observasi Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Mengobservasi
dapat
dilakukan
melalui
penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap atau pengamatan langsung. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.12 Lembar observasi adalah Pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi mulai dari merumuskan masalah, prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hingga interpretasi. Melalui lembar observasi peneliti dapat melihat apakah muncul indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Instrumen yang digunakan untuk menyaring data disesuaikan dengan indikator keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam lembar observasi. Format yang digunakan terdapat empat kategori, yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Tabel 3.6Kisi-kisi sub keterampilan berpikir kritis yang diteliti pada lembar observasi No 1.
2.
12
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Membangun keterampilan dasar Strategi dan Taktik
Suharsimi, op.cit., h. 199-200.
Sub Keterampilan Berpikir Kritis (5)Mengobservasi & mempertimbangkan laporan observasi (12)Berinteraksi dengan orang lain
57
2) Pedoman Wawancara Wawancara atau interview adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara interviewer dan interviewee. Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada sebgaian siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis masing-masing siswa. Tabel 3.7Kisi-kisi pedoman wawancara Aspek yang diwawancara Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek
Respon siswa terhadap akibat menggunakan pembelajaran berbasis proyek (keterampilan berpikir kritis)
Pertanyaan 1. Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran yang seharihari dikelas khususnya pada pembelajarn kimia? 2. Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung?Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? 3. Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dikelas sangat menarik?jelaskan! 1. Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran berbasis proyek ini?Jelaskan alasan Anda! 2. Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan ide-ide atau gagasanmu melalui pembelajaran berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan Anda! 3. Apakah dengan pembelajaran berbasis proyek mampu membuat
58
Respon siswa untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa Alasan siswa dalam menjawab soal keterampilan berpikir kritis nomor 1-10
Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan? 1. Soal manakah yang menurut Anda paling sulit?Jelaskan alasannya! 2. Menurut Anda, Apakah soal-soal yang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah? 1. Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini (1-10)? Apakah kamu mengalami Kesulitan
F. Kalibrasi Instrumen Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Uji Validitas Validitas adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran(diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku.13Menurut Suharsimi validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Sedangkan Sugiyono mendefinisikan validitas itu adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh pakar pendidikan. Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes ini adalah ujian validitas isi(content validity), yaitu dimana suatu isi tes sesuai dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut tujuan kurikulum.14
13
Ngalim purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.18 h.137. 14 Purwanto,Op.cit h. 138.
59
Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment.15
rxy=
√
√
Keterangan: rxy
:Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X
:Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y
:Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N
:Jumlah Responden Valid
atau
tidaknya
suatu
soal
dapat
diketahui
dengan
membandingkan rxy dan rtabel dengan Product Moment dengan α =0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal yaitu sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal No 1. 2. 3. 4. 5.
Rentang 0,8 – 1,00 0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39 0,0 – 0,19
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Dari uji validitas instrumen, diperoleh koefisien korelasi xy sebesar 0,63. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi xy, instrumen yang digunakan memiliki validitas yang tergolong tinggi. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas atau keandalan adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan (consistency) dilakukan.
16
ekuivalensi
atau
stabilitas
suatu
pengukuran
yang
Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. 15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.213. 16 Purwanto, op.cit., h.137.
60
Untuk tes hasil belajar bentuk uraian, pada umumnya untuk mengetahui reliabilitas tes tersebut digunakan rumus alpha. Adapun rumus alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:17
r11=(
)(
)
Keterangan:
r11
:Koefisien
n
:Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1
:Bilangan Konstan.
reliabilitas tes
:Jumlah Varian skor dari tiap-tiap butir item :Varian Total Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kriteria reliabilitas seperti pada tabel 3.8 berikut ini. Tabel 3.9Klasifikasi Interpretasi untuk Koefisien Reliabilitas Tes No 1 2 3 4 5
Rentang Kriteria 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Sedang 0,2 – 0,39 Rendah 0,0 – 0,19 Sangat Rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0. Dari uji reliabilitas instrumen, diperoleh koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,77. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien reliabilitas, instrument yang digunakan memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi. 3) Tingkat Kesukaran Perhitungan taraf kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.18 Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran 17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
h.208. 18
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), h.266.
61
seimbang(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:19 P= Keterangan: P
:Indeks Kesukaran
B
:Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
:Jumlah seluruh peserta tes Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka perhitungan tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan kriteria tingkat kesukaran pada tabel berikut ini: Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0,70≤TK≤1,00 Mudah 2 0,30≤TK<0,70 Sedang 3 0,70≤TK<0,30 Sukar Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates versi 4.0. 4) Daya Pembeda Daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal mampu dijawab oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), cet.6, h.223. 20
Ibid., h. 228.
62
D=
-
=
-
Keterangan: D
:Daya Beda :Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar :Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar :Banyaknya peserta kelompok atas :Banyaknya peserta kelompok atas
PA :
=Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB :
=Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Adapun klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Kriteria Daya Beda No Rentang Nilai D Kriteria 1 D<0,20 Jelek 2 0,20≤D≤0,40 Cukup 3 0,40≤D<0,70 Baik 4 0,70≤D<1,00 Baik Sekali Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates versi 4.0 G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Jika data disajikan dalam bentuk yang masih mentah maka data kurang mempunyai arti. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dari lembar observasi, tes essay keterampilan berpikir kritis, dan wawancara lalu diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengolahan data-data hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Cara mencari kedudukan siswa Perhitungan variansi langkah yang pertama dilakukan dengan menghitung simpangan terlebih dahulu dan kemudian menjumlahkan simpangannya.
63
Adapun rumus untuk menghitung variansi adalah21: ̅̅̅̅
atau Keterangan: S=Ragam/Varians Xi=Skor Siswa ̅
Rata-rata Jumlah Siswa
Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku adalah: √
(
)
s=Standar Deviasi
=Tiap Skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian N dibagi N (
) =Semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan.
2. Menganalisis instrumen tes essay Keterampilan berpikir kritis siswa dianalisis melalui jawaban siswa dari pertanyaan yang dapat mengindikasikan adanya keterampilan berpikir kritis pada siswa. Data yang diperoleh dari instrumen diatas dapat dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa terhadap tes essay berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat. Pedoman penilaian terlampir pada lampiran , b. Menghitung skor total
dari tes essay untuk masing-masing siswa
berdasarkan setiap indikatornya. c. Menentukan nilai persentase keterampilan berpikir kritis masingmasing siswa, dengan cara mengubah skor mentah ke dalam nilai persentase berdasarkan rumus:22 21
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan Ms. Office Exel, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2010), Cet.1 h.71.
64
NP=
x 100
Keterangan: NP
:Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
:Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
:Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100
:Bilangan tetap
3. Menganalisis hasil lembar observasi Hasil data observasi ini digunakan untuk dapat melengkapi data-data penelitian yang telah diolah. Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara: a. Membubuhkan tanda ceklis di kolom yang tersedia. Tanda ceklis tersebut dimasukkan ke dalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan proses pembelajaran. b. Menjumlahkan banyak ceklis(√) pada setiap kolom yang terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. c. Menghitung persentase dari masing-masing indikator yang muncul berdasarkan rumus: NP=
x 100
Keterangan: NP
:Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
:Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
:Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100
:Bilangan tetap
d. Mengukur skor rata-rata setiap kelompok siswa untuk masing-masing sub keterampilan berpikir kritis. 22
Purwanto, op.cit., h.102.
65
Rata-rata = e. Menentukkan jumlah siswa setiap kategori kemampuan dalam masing-masing kategori kelompok (Tinggi, Sedang, Rendah) untuk sub keterampilan berpikir kritis, dengan rumus sebagai berikut: α
x 100%
Keterangan: α =Sebaran siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang, Rendah) dan untuk masing-masing kategori kemampuan. : Jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan (SB, B, C, K, SK). : Jumlah siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang, Rendah) f. Menginterpretasi
secara
deskriptif
data
persentase
tiap-tiap
subketerampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama proses pembelajaran. 4. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis tes essay, dan lembar observasi, nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk kategori agar lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi kesimpulan masing-masing keterampilan berpikir kritis termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. Pengkategorian ini berdasarkan pedoman penilaian menurut Riduwan. Adapun kategori penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: No 1 2 3 4 5
23
Tabel 3.12 Pengkategorian Skor23 Interval Skor Kategori 81%-100% Sangat Baik 61%-80% Baik 41%-60% Cukup 21%-40% Kurang 0%-20% Sangat Kurang
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 89.
66
5. Menganalisis jawaban hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang siswa. Mengubah hasil wawancara dari bentuk lisan ke tulisan, yang kemudian dihubungkan tes essay untuk melengkapi data-data penelitian yang telah diolah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian dengan judul analisis keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Karya dengan menggunakan sampel kelas X-MIA (Matematika-IPA) yang berjumlah 24 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada saat proses pembelajaran, diterapkan model pembelajaran berbasis proyek ini yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan proyek, tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk, serta tahap kesimpulan proyek. Terdapat lima aspek atau kelompok keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari dua belas indikator. Pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat dilihat dari hasil jawaban tes essay untuk indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya & menjawab pertanyaan, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat & mempertimbangkan nilai keputusan,
mendefinisikan
istilah
&
mempertimbangkan
definisi,
mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Hasil dari lembar observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan orang lain.
67
68
1.
Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa Pada Seluruh Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Untuk mengetahui pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kelompok siswa pada seluruh indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada seluruh siswa Nilai persentase
No
Indikator
1
Memfokuskan Pertanyaan
66
Baik
2
Menganalisis Argumen
92
Sangat Baik
51
Cukup
97
Sangat Baik
86
Sangat Baik
60
Cukup
99
Sangat Baik
82
Sangat Baik
85
Sangat Baik
3
4
5
Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi
(%)
Kategori
Membuat deduksi dan 6
mempertimbangkan hasil deduksi Membuat Induksi dan
7
mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan
8
mempertimbangkan nilai keputusan
9
Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi
10
Mengidentifikasi Asumsi
38
Kurang
11
Memutuskan Suatu Tindakan
65
Baik
12
Berinteraksi dengan orang lain
88
Sangat Baik
75,75
Baik
Rata-rata
69
2. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa Pada Masing-masing Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat dilihat dari hasil jawaban tes essay untuk indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya & menjawab pertanyaan, mempertimbangkan
kredibilitas
suatu
sumber,
mendeduksi
dan
mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat & mempertimbangkan nilai keputusan, mendefinisikan istilah & mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Sedangkan pada lembar observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan orang lain. Tabel 4.2. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa Pada seluruh Indikator No 1 2 3 4
5
6
7 8
Indikator Memfokuskan Pertanyaan Menganalisis Argumen Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber mengobservasi dan melaporkan hasil observasi Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Membuat Induksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan mempertimbangkan
Kelompok Tinggi % Kategori Sangat 100 Baik Sangat 100 Baik
Kelompok Sedang % Kategori
Kelompok Rendah % Kategori
67
Baik
44,5
Cukup
90,5
Sangat Baik
89
Sangat Baik
43,7
Cukup
50
Cukup
58,3
Cukup
100
Sangat Baik
98,2
Sangat Baik
92
Sangat Baik
85,6
Sangat Baik
85,8
Sangat Baik
87
Sangat Baik
50
Cukup
62
Baik
61
Baik
100
Sangat Baik
98,2
Sangat Baik
100
Sangat Baik
83,5
Sangat Baik
83,4
Sangat Baik
78
Baik
70
nilai keputusan Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi Asumsi Memutuskan Suatu Tindakan Berinteraksi dengan orang lain Rata-rata
9
10 11 12
92
Sangat Baik
88
Sangat Baik
72
Baik
42
Cukup
38
Kurang
33
Kurang
67
Baik
67
Baik
67
Baik
94 79
Sangat Baik Baik
88 76
Sangat Baik Baik
81 72
Sangat Baik Baik
B. Pembahasan Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.1 Keterampilan ini diperoleh melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dikelas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.2 Pembelajaran berbasis proyek mempunyai lima karakteristik, yaitu sentralis, pertanyaan pendorong, investigasi konstruktif, otonomi, dan realistis.3 Kelima karakteristik ini yang akan melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui lima tahapan pembelajaran berbasis proyek, diantaranya tahapan
perencanaan
proyek,
tahapan
pelaksanaan
proyek,
tahapan
penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk, dan kesimpulan proyek. Pada tahapan perencanaan proyek keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan 1
adalah
memfokuskan
pertanyaan,
menginduksi
dan
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2009), h. 4. 2 John W Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The Autodesk Foundation, 2000), p. 1. 3 Ibid, h.3-9
71
mempertimbangkan hasil induksi, mengobservasi & mempertimbangkan laporan observasi, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini dikarenakan pada tahapan perencanaan proyek, siswa mengembangkan driving question dari guru yang akan menentukan bagaimana siswa akan merancang atau merencanakan sebuah proyek. Melalui penayangan video larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yang ditampilkan oleh peneliti ini siswa distimulus untuk membuat sebuah proyek yaitu membuat alat uji elektrolit sederhana dengan cara mencari sumber atau informasi yang relevan dengan tema proyek. Selanjutnya adalah pada tahapan pelaksanaan dan tahapan penyelidikan terbimbing & pembuatan produk keterampilan berpikir kritis siswa akan melibatkan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis siswa seperti memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi & mempertimbangkan laporan observasi.
Menurut Annas
Kurniawan, pada tahapan ini kreatifitas siswa dalam menciptakan sebuah produk yang original, siswa harus mampu bekerja secara kolaboratif.4 Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari hasil penelitian ini, pada kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah indikator menganalisis argumen, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan berinteraksi dengan orang lain mencapai
kategori sangat baik. Hal inilah yang menjadi temuan dalam
penelitian ini, bagaimana ketiga kelompok siswa ini mampu mencapai kategori sangat baik terutama pada indikator keterampilan berpikir kritis diatas yang akan dijelaskan secara rinci berikut ini. 1) Indikator Memfokuskan Pertanyaan Indikator
keterampilan
berpikir
kritis
yang
diteliti
adalah
memfokuskan pertanyaan. Indikator ini muncul pada tahapan perencanaan 4
Annas kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap terkait Sains Siswa SMP, (Studi Eksperimen di SMPN 4 Singaraja)
72
proyek dimana siswa diharapkan bisa mengidentifikasi suatu fenomena yang menjadi permasalahan yang diberikan oleh guru lalu siswa menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan apa yang siswa pahami. Fenomena yang diberikan bertujuan agar siswa mampu menjelaskan temuan pada fenomena tersebut dan siswa mampu merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan berdasarkan fenomena yang telah dipahami. Fenomena yang diberikan adalah bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan larutan garam pada alat uji elektrolit. Pencapaian indikator memfokuskan pertanyaan ini diukur melalui soal tes tertulis nomor 1(lampiran 2). Berdasarkan analisis tes essay, siswa mampu menjelaskan temuan dan merumuskan masalah berdasarkan pada fenomena yang telah dipahami dengan persentase secara keseluruhan ada pada kategori baik. Berdasarkan gambar diatas, pencapaian keterampilan memfokuskan pertanyaan pada siswa kelompok tinggi dengan
kategori sangat baik, pada kelompok
sedang dengan kategori baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori cukup. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi dan kelompok sedang dapat mengembangkan sub keterampilan memfokuskan pertanyaan. Kelompok rendah belum mampu mengembangkan sub keterampilan ini. Meskipun model pembelajaran berbasis proyek mampu dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model konvensional, tetapi data statistik menunjukkan bahwa kelompok rendah dikatakan belum mencapai kategori sangat baik. Hal ini karena siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Selama ini proses pembelajaran dikelas berpusat pada guru, siswa belum terampil dalam menghadapi sebuah pertanyaan atau masalah atau tugas yang kompleks berupa tugas proyek sehingga mereka dituntut untuk menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditentukan. Akibat budaya belajar dikelas yang kurang baik ini siswa tidak mengerahkan semua kemampuan dan interaksinya dalam menyelesaikan tugas proyek. Faktor lain yang mempengaruhi adalah motivasi intrinsik
73
setiap siswa yang berbeda-beda. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik tinggi berusaha menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru secara optimal sedangkan siswa dengan motivasi intrinsik rendah hanya sekedar saja dalam melakukan diskusi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Disisi lain, jika ditinjau dari soal/pertanyaan yang diberikan setelah kegiatan proses pembelajaran, soal/pertanyaan tersebut memuat sebuah fenomena tentang bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan larutan garam pada alat uji elektrolit dan siswa diminta untuk merumuskan temuan itu kedalam sebuah pertanyaan. Jenis soal ini lah yang membingungkan siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut, karena siswa belum terbiasa dengan jenis soal yang memerlukan kemampuan berpikir kritis. Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chee Coy, faktor yang mempengaruhi siswa belum bisa mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah mereka tidak pernah dilatih untuk berpikir kritis diawal pendidikan mereka, sehingga mereka memiliki prilaku pasif didalam kelas, mereka tidak memiliki penguasaan bahasa atau kepercayaan diri untuk berpikir kritis, dan mereka hanya berorientasi pada latihan soal saja.5 2) Indikator Menganalisis Argumen Indikator keterampilan berpikir kritis yang kedua adalah menganalisis argumen. Pada tahapan pelaksanaan proyek ini terdapat kegiatan merangsang semangat dan perhatian para siswa, sehingga guru memberikan pertanyaan kemudian para siswa menganalisis pertanyaan tersebut. Dalam tes essay, siswa diharapkan mampu menjelaskan perbedaan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tiga jenis larutan elektrolit(kuat/lemah) dan nonelektrolit. Pencapaian indikator menganalisis argumen ini diukur melalui soal tes tertulis nomor 4(lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan menganalisis argumen pada 5
S Chee Choy & Phaik Kin Cheah. Teacher Perceptions Of Critical Thinking Among Students and Its Influence on Higher Education. Journal of teaching and learning in higher education. (2009). Vol.20 No. 2, h.202
74
siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok sedang dengan kategori sangat baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori sangat baik. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah
dapat mengembangkan sub
keterampilan menganalisis argumen. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek dan siswa melakukan praktikum sehingga siswa dituntut untuk mengerahkan seluruh kemampuan berpikirnya secara optimal, pada tahapan ini juga setiap kelompok dituntut untuk saling berdiskusi dengan sesama timnya yang akan berakibat kepada siswa yang berkognitif rendah akan memahami lebih dalam dari proses diskusi tersebut. Selain itu, dikarenakan penyebaran siswa pada setiap kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang berlevel kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa yang berlevel kognitif rendah mampu menganalisis argumen dari soal/pertanyaan yang diberikan guru dengan baik. Jika ditinjau dari jenis soal/pertanyaan yang diberikan, soal ini memuat perbedaan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tiga jenis larutan elektrolit(kuat/lemah) dan nonelektrolit, setelah melihat jawaban siswa, mereka cenderung mampu menjawab soal tersebut dengan baik. Hal ini lah yang menyebabkan kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah mencapai kategori sangat baik. Hal ini pun sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran didalam kelas dan laboratorium, semua kelompok siswa memperoleh kategori sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap para siswa diketahui bahwa selama proses pembelajaran beberapa siswa berperan aktif dalam menjelaskan contoh larutan elektrolit setelah mereka melihat video yang ditayangkan. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara diperoleh jawaban sebagai berikut:
75
Tanya: “Pada soal nomor 2, Bagaimana kamu mampu menjawab soal mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan oleh larutan? Apakah kamu mengalami kesulitan?”. Jawaban siswa kelompok tinggi:”Saya menjawab soal ini karena saya paham dengan soal ini dan karena sudah membaca serta praktek, kak. Saya juga tidak mengalami kesulitan.” Jawaban siswa kelompok sedang:”Saya sudah membaca LKS yang diberikan kaka dan sudah praktikum, jadi saya ngerti pertanyaannya. Dan saya tidak mengalami kesulitan.” Jawaban siswa kelompok rendah:”Saya bisa menjawab soal ini karena sebelumnya kaka menayangkan video, jadi saya masih ingat gejala larutannya dan karena saya juga sudah praktikum. Dan saya tidak mengalamai kesulitan.” 3) Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Indikator keterampilan berpikir kritis yang ketiga adalah bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Pada
tahapan
perencanaan
proyek,
guru
menampilkan tayangan video daya hantar listrik larutan, dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk bertanya hal-hal yang tidak dipahami kepada guru. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu memberikan penjelasan sederhana tentang penyebab senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan dan senyawa ion dalam bentuk lelehan/larutan mampu menghantarkan listrik. Pencapaian indikator bertanya dan menjawab pertanyaan ini diukur melalui soal tes tertulis nomor 7(lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori cukup. Pencapaian keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan pada siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah dengan kategori cukup. Pencapaian ini berada pada kategori cukup disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahapan perencanaan proyek guru membagikan lembar proyek dan lembar kerja siswa, siswa merasa termotivasi untuk
76
menjawab setiap pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa dan lembar proyek bersama kelompok mereka dan setiap anggota kelompok merasa penasaran dengan pertanyaan yang kurang dipahami sehingga mereka bertanya kepada guru. Namun, ketika guru memberikan post test, data statistik menunjukkan ketiga kelompok ini berada pada kategori cukup. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya disebabkan karena faktor diri dan faktor lingkungan. Faktor diri bisa saja terlihat pada penguasaan konsep materi prasyarat siswa yang belum baik, yaitu mengenai ikatan kimia, sehingga siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik. Selain itu, pada saat proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang kurang aktif ketika proses diskusi bersama tim kelompoknya, sehingga membuat sebagian siswa kurang memahami konsep yang diajarkan. Sebagian siswa yang salah dalam menjawab saat diminta untuk menjelaskan penyebab larutan elektrolit (NaOH/HCl) dalam senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang mampu menghantarkan arus listrik. Sebagian besar siswa hanya mampu menjawab bahwa penyebab larutan tersebut adalah karena termasuk kedalam elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Di ketahui bahwa masih banyak siswa yang belum memahami konsep larutan elektrolit berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Hal ini pun sesuai dengan hasil wawancara yang menunjukkan masih terdapat siswa yang kesulitan dalam menjawab soal ini. Tanya:”Pada soal nomor 3, bagaimana cara kamu menjawab soal ini?Apakah kamu mengalamai kesulitan?” Kelompok Tinggi:”Saya sebenarnya bingung jawabnya kak, untuk soal ini saya lumayan mengalami sedikit kesulitan.” Kelompok Sedang: ”Saya bisa menjawab ini dari lks yang sudah dibaca, dan lumayan sedikit bingung soalnya.” Kelompok Rendah: ”Saya bisa menjawab soal ini karena sudah praktek kak, lumayan sulit .”
77
4) Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas (kriteria) suatu sumber Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang keempat adalah mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat dengan membuat prosedur atau langkah kerja pengujian daya hantar listrik larutan NaOH. Pencapaian indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak ini diukur melalui soal essay nomor 10(lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak pada siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok sedang dengan kategori sangat baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahapan perencanaan proyek, siswa berdiskusi dan didorong untuk membuat sebuah proyek (membuat alat uji elektrolit) bersama tim kelompok dengan mengisi lembar proyek yang telah disediakan guru, pada tahapan ini siswa dituntut untuk membaca beberapa sumber referensi (buku/internet) agar mampu membuat alat uji elektrolit dan mampu melakukan praktikum sederhana pada pertemuan berikutnya sehingga mereka merasa terpacu untuk merencanakan proyek di lembar proyek dengan baik/lengkap dan tepat waktu. Jika ditinjau dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran di laboratorium siswa menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar, membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai yang ditugaskan, hal inilah yang menyebabkan siswa mengerahkan segala kemampuan berpikirnya sehingga mampu menjawab soal/pertanyaan dengan sangat baik. Hal ini di dukung dengan hasil wawancara kepada masing-masing kelompok siswa.
78
Tanya:” Pada soal nomor 4, Bagaimana kamu bisa menjawab soal mengenai penulisan prosedur kerja pengujian daya hantar listrik pada larutan NaOH?. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menjawab soal ini?” Jawaban siswa kelompok tinggi:”Saya bisa menjawab soal ini karena saya pernah praktikum dengan kakak dan membaca LKS, dan saya tidak merasa kesulitan? Jawaban siswa kelompok sedang:”Saya sudah praktikum dan mengisi lks yang kaka berikan, jadi saya mengerti dalam menulis prosedur kerja dan saya tida kesulitan kak.” Jawaban siswa kelompok rendah:”Saya sudah praktikum, jadi saya tahu kak.” 5) Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi Indikator
keterampilan
berpikir
kritis
yang
kelima
adalah
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Pada indikator ini, kegiatan siswa yang dianalisis pada lembar observasi adalah mengamati gejala hantaran arus listrik yang timbul pada alat uji elektrolit yang terdapat pada video, melaporkan hasil pencarian di google/buku mengenai proyek yang akan dibuat, menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek yang akan dibuat, mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit (kuat/lemah) maupun larutan nonelektrolit pada saat praktikum sederhana, dan mencatat data hasil pengamatan. Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi pada siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok sedang dengan kategori sangat baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori sangat baik. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah dapat mengembangkan sub keterampilan ini dengan sangat baik. Ketercapaian indikator keterampilan berpikir kritis ini terlihat pada pertemuan pertama yaitu tahap perencanaan dan pertemuan kedua yaitu
79
tahap pelaksanaan proyek dan tahap penyelidikan terbimbing & pembuatan produk. Pada tahap perencanaan ini siswa distimulus untuk mengamati gejala hantaran arus listrik yang timbul pada alat uji elektrolit yang terdapat pada video, dan membawa sebuah proyek (alat uji elektrolit), setelah itu alat uji elektrolit ini digunakan untuk menguji berbagai larutan. Pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan proyek ini siswa diberikan kesempatan untuk mengamati secara langsung gejala-gejala yang ditimbulkan pada alat uji elektrolit sehingga siswa mampu melaporkan hasil observasinya. Keadaan ini menggambarkan bahwa dengan model pembelajaran berbasis proyek siswa dapat mencapai keterampilan mengobservasi dan melaporkan hasil observasi dengan baik. Melalui melakukan proses kegiatan pembelajaran ini, siswa mampu berpikir kritis dengan baik. Hal ini pun sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Zulfiani bahwa praktikum diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta.6 Seseorang belajar jauh lebih baik melalui keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar, yakni berpikir tentang apa yang dipelajari kemudian menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi
nyata.7
Metode
pembelajaran
ini
pun
dapat
mendukung
pembelajaran berbasis proyek didalam kelas. Hal ini pun didukung oleh jawaban siswa pada lembar kerja siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran, mereka aktif berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lks tersebut. Di dalam lembar kerja siswa terdapat perintah untuk menuliskan hasil pengamatan saat menguji alat uji elektrolit.
6
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 104. 7 Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7
80
6) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Indikator mendeduksi
keterampilan dan
berpikir
mempertimbangkan
kritis
yang
keenam
hasil
deduksi.
adalah
Keterampilan
mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi adalah keterampilan dalam menggunakan teori yang telah dipelajari sebelumnya. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk menyatakan tafsiran dengan diberikannya soal mengenai alasan air buah jeruk
mampu
menghantarkan
arus
listrik.
Pencapaian
indikator
mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi ini diukur melalui soal essay nomor 21(lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori cukup. Pencapaian ini berada pada kategori cukup disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahapan kesimpulan proyek terdapat kegiatan pameran alat uji elektrolit didepan kelas. Siswa dituntut untuk menjelaskan alat uji elektrolit tersebut. Pencapaian keterampilan mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi pada siswa kelompok tinggi dengan kategori cukup, pada kelompok sedang dengan kategori baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori baik. Perbedaan data statistik dari setiap kelompok siswa ini disebabkan karena faktor dalam diri siswa, salah satu faktor ini adalah rendahnya kemampuan logika yang dimiliki sebagian siswa, hal ini dibuktikan saat mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir kritis, sebagian siswa yang mengeluh dan bertanya tentang maksud soal ini dan siswa belum mampu menghubungkan konsep prasyarat dengan konsep yang sedang dipelajari. Padahal jika siswa membaca dengan seksama dan bersabar dalam memahami soal ini, sebagian siswa akan mampu menjawabnya secara tepat. Berikut ini hasil wawancara yang akan memperkuat alasan mengapa sub keterampilan ini dalam kategori cukup. Tanya:”Pada soal nomor 5, bagaimana kamu bisa menjawab soal ini?Apakah kamu mengalami kesulitan?”
81
Kelompok Tinggi:”Saya hanya tahu kalau air jeruk itu elektrolit lemah karena sudah praktek, dan sedikit sulit. Kelompok Sedang:”Saya bisa karena sudah mencoba air jeruk saat di lab.” Kelompok Rendah:”Saya bisa karena sudah praktek kak.” Berdasarkan hasil wawancara diatas, beberapa siswa hanya mengetahui bahwa air jeruk termasuk larutan elektrolit lemah saja namun tidak mengetahui mengapa penyebab air jeruk tersebut bersifat elektrolit lemah. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu mengetahui cara menghubungkan materi prasyarat dengan materi yang sedang dipelajari sehingga mereka mengalami sedikit kesuliitan. 7) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang ketujuh adalah menginduksi
dan
mempertimbangkan
hasil
induksi.
Keterampilan
menginduksi adalah kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu membuat kesimpulan pengelompokkan larutan elektrolit kedalam larutan elektrolit (kuat/lemah) dan larutan nonelektrolit. Pencapaian indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur melalui soal essay nomor 12 (lampiran 2 ). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahapan pelaksanaan proyek penyebaran siswa pada setiap kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang berlevel kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa yang berlevel kognitif rendah mampu menjawab soal menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi yang diberikan guru dengan baik. Selain itu, hal ini pun teramati pada saat diskusi berlangsung, dengan adanya diskusi dalam pembelajaran ini memberikan siswa yang berada pada
82
kelompok tinggi, sedang dan rendah saling membantu untuk memahami konsep materi ini dan mereka pun bisa untuk menarik kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum. Selain itu, dikarenakan siswa telah mengalami pengalaman praktikum dilaboratorium, sehingga memudahkan siswa dalam menjawab atau menyimpulkan soal ini. Menurut Sanjaya, kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.8 Hal ini pun didukung oleh hasil wawancara kepada siswa sebagai berikut ini: Tanya :”Pada soal nomor 7, bagaimana kamu bisa menjawab soal mengenai membuat kesimpulan larutan elektrolit yang disajikan dalam sebuah tabel? Apakah kamu mengalami kesulitan?” Jawaban kelompok tinggi:”Kan saya sudah belajar kak dan sudah praktik juga, dan tidak mengalami kesulitan.” Jawaban kelompok sedang:”Ya bisa aja kak, karna sudah diskusi sama temen-temen pas praktek dan mudah kak soalnya.” Jawaban kelompok rendah:”Kan sudah belajar dan baca lks, jadi saya tahu kak dan tidak mengalami kesulitan.” 8) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kedelapan adalah membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip dengan mengelompokkan berbagai larutan ke dalam larutan elektrolit (kuat/lemah)dan larutan non elektrolit. Pencapaian indikator membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan ini diukur melalui soal essay nomor 13 (lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di 8
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana Pranada Media, 2011), h. 204.
83
dalam kelas, pada saat tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk. Hal ini dapat teramati pada saat berdiskusi dikelas, siswa dituntut agar mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, saat mereka mampu menemukan informasi yang tepat secara otomatis siswa mampu membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan dengan baik. Jika ditinjau dari jawaban siswa terhadap soal mengenai mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan larutan elektrolit kuat, ada beberapa larutan yang belum dipraktekkan namun mereka mengetahui pengelompokkan larutan tersebut, hal ini pun sudah menunjukkan bahwa siswa membaca informasi didalam buku atau di internet saat proses pembelajaran. 9) Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kesembilan adalah mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. Pada tes soal essay, siswa diharapkan mampu memberikan
strategi definisi (tindakan
mengidentifikasi persamaan) dengan menjawab soal mengenai peristiwa hantaran listrik dan siswa diminta untuk menghubungkan peristiwa tersebut.
Pencapaian
indikator
mendefinisikan
istilah
dan
mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 15 (lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahapan kesimpulan proyek siswa didorong agar mampu menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Pada saat tahap perencanaan proyek atau pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk mengemukakan definisi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit setelah penayangan video usai dan hasilnya siswa mampu mendefiniskan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dengan
84
baik. Selain itu, pada tes essay pun siswa mampu menjawab soal tersebut dengan baik. 10) Mengidentifikasi Asumsi Indikator keterampilan berpikir kritis yang kesepuluh adalah mengidentifikasi asumsi. Menurut Jhonson, asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya.9 Pencapaian indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 17 (lampiran 2). Pada tes essay, siswa diharapkan mampu merekonstruksi argumen mengenai penyebab larutan elektrolit itu kuat dan lemah. Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori kurang. Indikator ini merupakan indikator dengan persentase terendah jika dibandingkan dengan indikator keterampilan berpikir kritis yang lain. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Fitria Takhlisi, keterampilan mengidentifikasi asumsi memiliki kategori yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini. Rendahnya keterampilan berpikir kritis ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang tidak aktif saat praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi dalam membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet atau buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini, dibuktikan dengan hasil wawancara kepada siswa. Tanya:”Pada soal nomor 9, Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini?Apakah kamu mengalami kesulitan? Jawaban Kelompok Tinggi:”Lumayan bisa karena sudah praktikum, tapi saya belum tahu penyebabnya kak” Jawaban Kelompok Sedang:”Saya bingung kak alasannya.” Jawaban Kelompok Rendah:”Saya bingung alasannya kak.”
9
Elaine B jhonson, Contextual Teaching & Learning (Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006), h. 195.
85
11) Memutuskan Suatu Tindakan Indikator keterampilan berpikir kritis yang kesebalas adalah memutuskan suatu tindakan. Pada indikator ini siswa diharapkan mampu memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang memungkinkan atau
memutuskan
hal-hal
yang
diinginkan.
Pencapaian
indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 19 (lampiran 2). Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori baik. Pencapaian ini berada pada kategori baik disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk. Pada tes essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk memutuskan suatu tindakan jika diberikan soal yang memuat sebuah fenomena tentang gardugardu listrik yang terendam oleh air banjir. Secara keseluruhan siswa mampu menjawab dengan baik pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan karena tes essay ini memuat sebuah fenomena yang pernah dilihat atau dialami oleh para siswa, sehingga memudahkan siswa untuk berpikir kritis terutama dalam hal memutuskan suatu tindakan. 12) Berinteraksi dengan orang lain Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kedua belas adalah berinteraksi dengan orang lain. Pada indikator ini, siswa diharapkan mampu melakukan diskusi kelompok mengenai materi yang dipelajari terutama saat membuat sebuah proyek, mengisi lembar kerja siswa, melakukan kegiatan praktikum, dan saat mempersentasikan alat uji elektrolit serta mempersentasikan poster hasil praktikum bersama tim kelompoknya. Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Ketercapaian keterampilan ini dapat teramati pada saat siswa melakukan pembelajaran didalam kelas dan di laboratorium, dari hasil pengamatan terlihat bahwa siswa berdiskusi pada tahap perencanaan proyek sampai tahap kesimpulan proyek dan munculnya keterampilan ini
86
pada saat guru menayangkan video, saat memberikan lks, saat memberikan lembar proyek, saat pembuatan proyek dan praktikum. Setiap kelompok siswa yang terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah ini bekerja sama dalam satu tim untuk membuat satu proyek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu lima hari dan secara otomatis setiap anggota tim saling bertukar ide atau membagi tugas. Hal ini terbukti dari hasil penilaian sejawat/sesama siswa yang menjelaskan bahwa mereka mampu belajar secara mandiri. Keadaan ini membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis proyek ini dapat membantu siswa untuk mencapai keterampilan berinteraksi dengan orang lain dengan kategori sangat baik, sebab model ini memiliki prinsip otonomi yaitu menuntut siswa untuk belajar mandiri saat
melaksanakan proses
pembelajaran dan dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa, sehingga siswa dipacu untuk berdiskusi dengan kelompok lain untuk menyelesaikan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Berdasarkan data hasil tes essay keterampilan berpikir kritis, dan lembar observasi dapat diketahui bahwa rata-rata pencapaian keterampilan seluruh siswa termasuk dalam kategori baik. Pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang tertinggi diperoleh oleh indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan kategori sangat baik,
sedangkan
pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang terendah diperoleh oleh indikator mengidentifikasi asumsi. Rendahnya indikator ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang tidak aktif saat praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi dalam membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet atau buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini pun senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati bahwa aspek keterampilan berpikir kritis yang keempat itu tergolong kurang karena disebabkan oleh penguasaan konsep prasyarat siswa yang tidak baik, sehingga
87
siswa tidak dapat memberikan penjelasan dengan baik. Alasan yang lain adalah siswa tidak dapat menghubungkan konsep-konsep yang telah dimiliki dan tidak dapat mengaitkannya dengan suatu fenomena yang terjadi pada praktikum yang dilakukan.10 Model pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan motivasi belajar dan siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Sri Wahyuni yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hal yang sama pun dikemukakan oleh Fitri Takhlisi yang menjelaskan pembelajaran inquiri terbimbing dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa aktif dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa11. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Dwi Astuti pun menjelaskan bahwa pencapaian keterampilan berpikir kritis seluruh siswa secara umum dikatakan baik dengan menggunakan pembelajaran Learning Cycle tipe Hypotetical Dedustive.12
10
Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Kelas X Dan Xi Pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Metoda Praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. h. 6. Di unduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195603231981012SITI_DARSATI/Makalah_Semnaskim.pdf 11
Fitria, Takhlisi. Analisis keterampilan berpikir kritis dalam model pembelajaran inquiry(guided inquiry) pada materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. h. 74. 12 Oktaviani dwi astuti. Analisis keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran learning cycle tipe hypothetical deductive. h. 67.
BAB V KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui perbedaan kualitas
keterampilan
berpikir
kritis
setelah
penerapan
model
pembelajaran berbasis proyek. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan pada bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan kualitas keterampilan berpikir kritis untuk setiap kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah) tergolong baik dan dapat dikembangkan secara optimal. 2. Terdapat perbedaan Kualitas keterampilan berpikir kritis pada kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Indikator bertanya
dan
menjawab
pertanyaan;
Membuat
deduksi
dan
mempertimbangkan hasil deduksi; Mengidentifikasi asumsi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang merekomendasikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru :
diperoleh,
maka
peneliti
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek disarankan lebih sering diterapkan karena dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa. b. Jika guru akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, hendaknya memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajarkan misalnya
siswa
yang
memiliki
karakter
pekerja
keras/semangat/tekun dalam belajar, karakteristik materi yang akan diajarkan sebaiknya bersifat kontekstual agar siswa tidak kesulitan dalam menerapkan konsep menjadi suatu proyek, jenis proyek 88
89
yang akan diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa, alokasi waktu dalam menerapkan model pembelajaran berbasis proyek harus cukup agar proses pembelajarn dikelas menjadi efektif dan efisien. 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian pada materi pembelajaran kimia yang lainnya yang berpotensi dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. b. Pada saat pembuatan proyek sebaiknya peneliti terus memantau perkembangan kemajuan proyek tersebut agar semangat siswa semakin menggebu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking. Departemen Pendidikan Nasional. Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Baker, Erica. 2011. Project-Bades Learning Model: Relevant Learning for the 21st Century. Amerika: Pacific Education Insttitute. Bono, Edward de. 2007. Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide Baru. Bandung: Kaifa. Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar bagi Guru. Bandung: Yrama Widya. Educational Technology Division Ministry of Education. 2006. Project Based Learning Handbook “Educating the Millennial Learner”. Kuala Lumpur: Communication and Training Sector. Elaine B, Jhonson. 2007. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center(MLC). Ennis, Robert H. 1996. Critical Thinking. New York: The New York Company. Evertson, Carolyn M. and Weinstein, Carol S (eds). 2006. Handbook of Classroom Management. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. Gowin, D.Bob. 2005. The Art of Educating with V Diagrams. New york: Cambridge University Press.
90
91
Husamah. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan dalam Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakakaraya, 2013. http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/ 399/191 Istiqomah. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan PBL”Skripsi pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak dipublikasian. Kurniawan, Annas. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait siswa SMP. Laurens, Joyce M. "integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. prosedding seminar nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5Joyce%20M.Laurens.pdf diunduh pada 09 januari 2014 14.43 WIB. Liliasari, "Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru". http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19490927197 8032-LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09 januari 2014 17.04 WIB. Litbang Kemendikbud..2013. di unduh di http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa. Luthvitasari, Navhies. Implementasi Pembelajarn Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik Sains. Munawaroh, Rosyidatul., Subali,Bambang, dan Sopyan, Achmad. “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education Journal/2012 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Mutma’innah. Penerapan Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran praktikum terhadap literasi inkuiri ilmiah dan keterampilan berpikir kreatif siswa smp pada materi sistem pencernaan.Tesis dari UPI, 2013. Orlich, Donald C. 2010. Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction. USA:Wadsworth Cengage Learning. Patmawati, Herti. “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”, Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan.
92
Patton, Alec. 2012. Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based Learning. UK: The Paul Hamlyn Foundation. Pendis.Kemenag. Salinan Lampiran Permendikbud No.65 th.2013. http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/06.B.SalinanLampiranP ermendikbudNo.65th2013ttgStandarIsi.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014 Purba, Michael. 2012. Kimia Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Railsback, Jennifer. 2002. Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”. Northwest Regional: Educational Laboratory. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta. Rusman. 2012. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sastrika Ida Ayu Kade., Sadia, I Wayan, dan Muderawan, I Wayan. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Kimia.e-journal program pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi IPA. (3) Tahun 2013. Sihotang, Kasdin. 2012. Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Marianto Samosir. Jakarta: PT.Indeks. Subiantoro, Agung W. Pentingnya Praktium dalam Pembelajaran IPA. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRA KTIKUM.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014. Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidian. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan (Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
93
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosadakarya. Thomas, John W. 2000. A review of Reasearch on Project-Based Learning. California: The Autodesk Foundation. Tilaar, H.A.R. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional tinjauan dari perspektif postmodernisme dan studi kultural kompas Indonesia. Jakarta: Buku Kompas. Wanda, Teays. 2006. Second thought:critical thinking for a diverse society. New York: Mc Graw-Hill Companies. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasiona Edisi satu. Jakarta: Bumi Aksara. Wiyarsi, Antuni. Penerapan Pembelajaran Berbasis Projek Pada Perkuliahan Workshop Pendidikan Kimia Untuk Meningkatkan Kemandirian Dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Prodi Kimia UNY Jilid 12 No.1 Tahun 2009 Zuchdi, Darmiyati. 2009. Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran 1 94 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Identitas Sekolah
: SMA / MA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas /Semester
:X/1
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:Ke-1
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti KI 1 KI 2
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar KD 1.1
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
95 KD 2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
KD 2.3
Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
KD 3.8
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
alam.
keputusan.
Indikator:
KD 4.8
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Indikator: Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat : Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video. Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
96
97 isolator dan semikonduktor?Lalu, Apakah larutan memiliki sifat yang sama?.
Mengembangkan sebuah Driving question
bersifat semikonduktor adalah silikon dan karbon. Ya, larutan pun memiliki sifat menghantarkan listrik.
Menampilkan video yang berkaitan Siswa memperhatikan dengan larutan elektrolit dan membuat catatan penting nonelektrolit. Bertanya mengenai video yang telah Menjawab pertanyaan
dan
10 menit yang (7)Menginduksi dan mempertimditampilkan: diajukan oleh guru: bangkan hasil -Apakah hasil pengamatan kelompok -Larutan NaCl bisa menghantarkan induksi kalian terhadap video tersebut? arus listrik dan larutan gula tidak bisa. -Apakah akuades dan cairan lainnya termasuk elektrolit juga? -Iya termasuk elektrolit -Apakah dalam tubuh kita terdapat -Iya di dalam tubuh kita terdapat larutan elektrolit juga elektrolit karena kita bisa kesetrum -Bagaimana membuktikan bahwa suatu -Dengan menguji cairan elektrolit larutan bersifat elektrolit? tersebut menggunakan alat uji elektrolit.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
98 b. Kegiatan Inti Tahapan Project Based Learning Tahap Perencanaan Proyek
Komponen Project Based Learning Pemilihan konten dan
Aktifitas Guru
penggabungan dengan non konten
Meminta masing-masing siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya. Memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok. Menginstruksikan agar setiap kelompok memperhatikan video yang akan ditayangkan dan setelah video ditayangkan siswa harus menjawab soal yang terdapat di lembar kerja siswa. Menampilkan video mengenai pengujian daya hantar listrik larutan. Meminta siswa untuk mengisi LKS secara berkelompok. Meminta untuk menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit beserta contohnya?.
Meminta untuk menjelaskan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan.
Aktifitas Siswa
Menyiapkan kelompoknya.
Membaca lembar kerja siswa yang dibagikan. Setiap kelompok memberitahu anggota kelompok yang lain agar menyimak penayangan video tersebut.
Sub Indikator Keterampilan berpikir kritis.
15 menit
Siswa melihat dengan seksama isi video tersebut.
Mengisi LKS secara berkelompok. Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit sebaliknya. Contohnya garam dan gula. Terdapat nyala lampu dan banyak gelembung untuk larutan elektrolit, sedangkan larutan nonelektrolit tidak ada nyala
Alokasi Waktu
(5)Mengobservasi & mempertimbangkan laporan observasi. (5)Mengobservasi & mempertimbangkan
99
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan video yang telah ditampilkan.
Menentukan cakupan proyek dan ide
Perencanaan assessment
Mengatur
Menginstruksikan siswa untuk membuat sebuah alat uji elektrolit sederhana dan memodifikasi indikator alat identifikasi larutan elektrolit & non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang akan digunakan pada saat eksperimen serta membuat poster untuk lomba tentang eksperimen hasil kerja kelompoknya di pertemuan kedua & pertemuan ketiga.
Membagikan lembar desain project, lembar manajemen tugas, dan menjelaskan bahwa setiap kelompok harus membuat sebuah project berupa pembuatan alat uji elektrolit yang dimodifikasi alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari serta mempresentasikan project yang telah dibuat. sumber Meminta siswa untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok mereka.
lampu dan tidak ada gelembung gas. Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan listrik. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik. Menyimak instruksi guru dan menSearching di google tentang alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Mendiskusikan project yang akan dikerjakan bersama, dan memberi tugas secara merata kepada setiap anggota kelompok
laporan observasi. (6) Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi
(5)Mengobservasi 5 menit dan mempertimbangkan laporan observasi.
(4)Mempertim10 menit bangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Perwakilan siswa dari masing-masing (5)Mengobser20 menit kelompok menjelaskan hasil diskusi vasi dan
100 kelompok mereka.
belajar
Memberikan penjelasan mengenai hal yang kurang dipahami siswa dari berbagai literatur yang dibaca bersama kelompoknya.
Menentukan kelompok
strategi Meminta siswa mendiskusikan dan mengisi tabel managemen tugas
mempertimbangkan laporan observasi Menanyakan informasi yang kurang (3)Bertanya dipahami untuk bagaimana membuat dan Menjawab alat uji elektrolit dan memodifikasi Pertanyaan indikator alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Mendiskusikan dan mengorganisir (4)Memper10 menit tugas masing-masing siswa dengan timbangkan tabel menajemen tugas. apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
c. Kegiatan Akhir Tahapan Project Komponen Project Based Based Learning Learning Tahap Perencanaan Kegiatan Akhir Proyek
Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Alokasi Waktu Meminta siswa untuk mengumpulkan Memberikan hasil diskusi lembar desain project 5 menit dan menanyakan beberapa hal mengenai alat dan lembar desain project dan memberikan bahan yang akan digunakan masukan terhadap bahan serta alat yang akan digunakan. Mengembalikan lembar desain project Menulis di dalam lembar managemen tugas dan menjelaskan bahwa pertemuan dan mengingatkan kepada kelompoknya selanjutnya adalah laporan progress masing-masing. project yang dijalankan. Meminta siswa untuk menyimpulkan Menyimpulkan
bahwa
larutan
elektrolit
101 pertemuan pertama.
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan larutan non elektrolit adalah sebaiknya. Guru menutup pertemuan dengan berdoa Berdoa bersama-sama bersama Guru mengakhiri pertemuan dengan Menjawab salam mengucapkan salam G. Sumber Belajar 1. Internet http://www.chem-is-try.org/ http://kimia.lipi.go.id/ http://www.swfcabin.com/open/1386036058 2. Buku Kimia SMA Kelas X James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara. Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga 3. LKS H. Penilaian Hasil Belajar a.
Jenis Tagihan -Lembar Kerja Siswa
b. Bentuk Instrumen -Lembar Instrumen Tangerang,
Guru Kimia
Arif Soleh, S.Pd
November 2014
Peneliti
Sutinah
102
103
3. Alat dan Bahan Alat
Bahan
4. Gambarlah rangkaian alat uji elektrolit sederhana dan memodifikasi indikator alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang akan kalian buat!
5. Buatlah Prosedur kerja atau langkah kerja pada proyek yang akan kalian buat dengan Tim kelompok!
104
TABEL MANAJEMEN TUGAS TIM KELOMPOK Nama Kelompok No 1
3
:
Jenis Proyek yang akan kerjakan Pembuatan Alat Uji elektrolit dan eksperimen sederhana Pembuatan Poster hasil eksperimen sederhana
Penanggung Jawab didalam Tim kelompok
Deadline pengerjaan proyek 18 November 2014
25 November 2014
Lampiran 1
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Identitas Sekolah
: SMA / MA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas /Semester
:X/1
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:Ke-2
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti KI 1 KI 2
KI 3
KI 4
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
106
Kompetensi Dasar KD 1.1 KD 2.1
KD 2.2 KD 2.3 KD 3.8
KD 4.8
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud. kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Indikator: Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan hantaran listrik. Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Indikator: Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat :
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan hantaran listriknya.
Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik.
107
108
a. Kegiatan Awal Tahapan Project Based Learning Tahap Perancangan proyek
Komponen Project based Learning Awal
Aktifitas Guru
Mengucapkan salam Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa duduk bersama kelompoknya Merangsang minat, Menunjukkan contoh larutan elektrolit semangat, dan perhatian dalam kehidupan sehari-hari seperti para siswa minuman mizone, extra jos. Kemudian Guru bertanya :Tebak lah minuman ini, termasuk kedalam larutan apa? Membangun harapan Memberikan pertanyaan : tinggi “Mengapa saat mencabut saklar, tangan kita tidak boleh basah?Apa yang akan terjadi jika tangan kita basah? Menjelaskan bahwa project yang akan dilakukan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas pribadi masing-masing dan akan terlihat dari rubrik penilaian teman sekelompok.
Aktifitas Siswa
Sub indikator keterampilan berpikir kritis
Alokasi Waktu
Menjawab salam Bersama-sama berdoa sebelum belajar Memperhatikan guru dan duduk bersama kelompoknya
5 menit
Melihat contoh larutan elektrolit (2)Menganalisis tersebut dan menjawab pertanyaan Argumen guru bahwa larutan tersebut termasuk larutan elektrolit.
5 menit
Karena tangan kita mengandung (1)Memfokuskan air, dan air termasuk kedalam pertanyaan. larutan elektrolit, sehingga tangan yang basah akan tersetrum jika bersentuhan dengan saklar. Siswa merasakan bahwa mereka harus menampilkan kemampuan yang baik dan mampu bekerja bersama kelompok untuk menyelesaikan project tersebut.
109
Menjelaskan peraturan, Menjelaskan bahwa pada akhir Membaca rubrik penilaian presentasi prosedur, produk, kegiatan, project akan ditampilkan di dan saling memotivasi sesama jadwal,dan penilaian depan semua kelompok dan anggota kelompok. praktik memberikan rubrik penilaian presentasi. b. Kegiatan Inti
Tahapan Project
Komponen Project
Based Learning
Based Learning
Tahap
Memfasilitasi
penyelidikan
penggunaan
Sub Indikator Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Berpikir Kritis Meminta setiap kelompok untuk
sumber
Keterampilan
Melakukan
praktikum
mengelompokkan larutan elektrolit
laboratorium
Terbimbing dan belajar
dan non elektrolit serta larutan
masing tim kelompok.
Pembuatan
elektrolit
Produk
berdasarkan daya hantar listriknya
kuat
dan
bersama
kelompok
LKS
menit
masing-
lemah
untuk
setiap
Menerima
didiskusikan
kelompok.
bagi
LKS
bersama
bersama kelompok. Meminta setiap kelompok untuk
Menyiapkan alat dan bahan yang
waktu 20
di
dengan praktikum. Membagikan
Alokasi
(4)Mempertim-
110
menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
bangkan
akan dipraktikumkan.
sumber dipercaya
apakah dapat atau
tidak. Meminta siswa untuk merangkai alat uji elektrolit sederhana yang
Merangkai alat uji elektrolit yang telah mereka bawa
(7)Menginduksi dan
telah mereka bawa.
mempertimbangkan hasil induksi.
Meminta
siswa
untuk
mengisi
Mengisi
gelas
kimia
dengan
(4)Mempertim-
gelas kimia dengan larutan yang
larutan yang akan diamati, lalu
bangkan
akan diamati. Lalu diuji dengan
diuji dengan alat uji elektrolit.
sumber
alat uji elektrolit.
dipercaya
apakah dapat atau
tidak. Meminta
siswa
untuk
Mengelompokkan elektrolit
kedalam
elektrolit kuat/lemah, dan larutan
mempertimbang-
nonelektrolit.
kan
kuat/lemah,
dan
elektrolit larutan
larutan
(5)Mengobservasi
mengelompokkan larutan elektrolit larutan
kedalam
larutan
dan
laporan
111
nonelektrolit.
observasi.
Meminta siswa untuk mengulangi kegiatan
tersebut
pada
larutan
Mengulangi pada
kegiatan
larutan
tersebut
lainnya
lainnya dengan terlebih dahulu
terlebih
dahulu
membersihkan elektrode sampai
elektrode sampai kering.
dengan
membersihkan
(8)Membuat
dan
mempertimbangkan
nilai
keputusan.
kering. Meminta siswa untuk mengisi LKS
Mengisi LKS bersama kelompok.
secara berkelompok. Meminta
siswa
menjelaskan
Elektrolit kuat:terdapat nyala
gejala-gejala yang terjadi pada
lampu
terang
dan
elektrolit kuat, elektrolit lemah,
gelembung
dan nonelektrolit.
lemah:terdapat nyala lampu
gas.
banyak Elektrolit
(8)Membuat
dan
mempertimbangkan nilai keputusan
redup dan sedikit gelembung. Nonelektrolit:tidak ada nyala lampu
dan
tidak
ada
gelembung gas Meminta
siswa
menyebutkan elektrolit
contoh
yang
untuk larutan
berasal
dari
Larutan elektrolit senyawa ion: NaCl
dan
elektrolit
KCl.
Larutan
senyawa
kovalen:
(3)Bertanya Menjawab
dan
112
senyawa
ion
dan
larutan
elektrolit
yang
berasal
HCl & CH3COOH.
Pertanyaan
dari
senyawa kovalen. Meminta
siswa
KCl K+ + Cl−
menuliskan
(8)Membuat
reaksi ionisasi senyawa berikut
dan
ini:
mempertimbang-
KCl
kan nilai keputusan
Meminta
siswa
menggunakan
sumber yang telah di cari dalam pertemuan
pertama
Membaca semua sumber yang telah dicari.
berupa
jurnal/artikel/video. Membantu
siswa Memperhatikan siswa yang sedang
Melakukan eksperimen sederhana.
menentukan tugas dan melaksankan project mereka. kemajuan
dengan orang lain.
Memberikan saran kepada murid yang Mencatat memiliki
kendala
saat
(12)Berinteraksi
saran-saran
dalam disampaikan oleh guru.
yang (5)Mencatat
hal-hal
yang di inginkan.
pengerjaan proyek. Scaffolding
Mengingatkan
agar
proyek
yang Merapikan data-data hasil praktikum (5)Mencatat
dibuat harus segera selesai sesuai yang
akan
dipersentasikan
hal-hal 10
pada yang di inginkan.
dengan jadwal yang telah ditetapkan pertemuan terakhir(tahap kesimpulan (4)Mempertimbang-
menit
113
agar pada saat tahap pameran alat proyek)
kan apakah sumber
identifikasi larutan elektrolit dan non
dapat dipercaya atau
elektrolit dan poster hasil praktikum
tidak
telah siap untuk dipresentasikan di depan kelas. Mengusahakan
Meminta siswa untuk mendiskusikan Mendiskusikan konten/materi yang (7)Menginduksi
keterampilan presentasi
konten/materi dipresentasikan.
yang
akan akan
dipresentasikan
kelompoknya.
bersama mempertimbangkan hasil induksi
&
114
c. Kegiatan Akhir
Tahapan Project Based Learning
-
Komponen Project Aktifitas Guru Based Learning Kegiatan Akhir, Menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya penutup adalah presentasi project dan penjelasan konten/materi dalam bentuk poster. Meminta Siswa untuk menyimpulkan pertemuan ini. Guru menutup pertemuan dengan berdoa bersama Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam G. Sumber Belajar :
Alokasi Waktu Menulis di dalam lembar managemen tugas 5 menit dan mengingatkan kepada kelompoknya masing-masing. Aktifitas Siswa
Menyimpulkan mengenai pelajaran hari ini. Berdoa bersama-sama Menjawab salam
1. Buku Kimia kelas X James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa 3. Internet http://www.chem-is-try.org/ http://kimia.lipi.go.id/ http://www.swfcabin.com/open/1386036058
115
H. Alat dan Bahan yang digunakan: Alat 1. Spidol
7. Fitting (dudukan lampu)
2. Gelas kimia
8. Lampu kecil lampu)
3. Baterai kotak 12 volt 4. Kancing kutub baterei 5. Elektroda (paku/tembaga/alumunium foil) 6. Kabel
Bahan Berdasarkan Bentuk Zat Nama Zat NaOH
Bentuk Zat Murni Larutan
Berdasarkan Jenis Zat Nama Zat Bentuk Zat Asam Asetat Asam Natrium Klorida Garam Alkohol Senyawa Organik Larutan Gula Senyawa Organik
Jumlah Zat 3 gram 3 gram/30 ML
Jumlah Zat 50 ML 50 ML 50 ML 50 ML
116
I. Penilaian:
LKS, Lembar Observasi
Guru Kimia
Tangerang,
November 2014
Peneliti
Arif Soleh, S.Pd Sutinah
Lampiran 1 117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Identitas Sekolah
: SMA / MA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas /Semester
:X/1
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:Ke-3
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
118
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar KD 1.1
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD 2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
KD 2.3
Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
KD 3.8
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Indikator: Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
KD 4.8
Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
119
120
E. Model / Metode Pembelajaran Project based Learning / Diskusi F. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan Tahapan
Komponen
Project Based
Project Based
Learning
Learning
Tahap kesimpulan proyek
Sub Indikator Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Keterampilan Berpikir kritis
Mengucapkan salam
Menjawab salam
Menunjuk siswa memimpin doa
Bersama-sama berdoa sebelum belajar
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
pembukaan
yang telah dilakukan oleh tim kelompok bebas, kalian, penyebab
Bisakah larutan
kalian
sehingga
dapat
menghantarkan arus listrik? Guru
menyampaikan
pembelajaran.
larutan
menjelaskan menghantarkan arus listrik.
elektrolit
tujuan Siswa menyimak
Waktu 5 menit
Bertanya: “Berdasarkan hasil percobaan Karena terdapat ion-ion yang bergerak (1)Memfokuskan Awal,
Alokasi
itu
mampu Pertanyaan
121
b. Kegiatan Inti Tahapan
Komponen
Project Based
Project Based
Learning
Learning
Tahap
Tahap pameran
Sub Indikator Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Keterampilan Berpikir Kritis
Meminta
siswa
menyiapkan Membaca sumber yang telah dibawa dari (9)Mendefiniskan
kesimpulan
kelompoknya untuk mempresentasikan rumah.
dan
proyek
hasil eksperimen dalam bentuk poster
mempertimbangkan
didepan kelas.
suatu definisi.
Alokasi Waktu 25 menit
(10)Mengidentifikasi Asumsi Meminta salah satu kelompok untuk Mempresentasikan project.
(12)Berinteraksi
mempresentasikan project di depan kelas
dengan orang lain
Meminta
masing-masing
siswa
aktif Aktif dalam kegiatan diskusi
untuk berdiskusi (bertanya hal yang kurang dipahami). Guru menguatkan dan atau meluruskan Siswa menyimak dan mencatat penjelasan hasil diskusi kelompok.
guru.
Melakukan
Menilai penampilan setiap kelompok Menampilkan penampilan terbaik agar
penilaian
dengan rubrik
mendapatkan nilai yang baik
5 menit
122
Memberikan peer assessment bagi setiap Masing-masing kelompok
siswa
menerima
peer
5 menit
assessment lalu mengisinya
Memberikan beberapa komentar atas Mengapresiasi beberapa penampilan terbaik
penampilan-penampilan
terbaik
c. Kegiatan Akhir Tahapan
Project
Based Learning
Komponen Project
Aktifitas Guru
Based Learning
Aktifitas Siswa
Alokasi Waktu
Mengucapkan rasa terimakasih atas semua kerja Menampilkan rasa senangnya terhadap 5 menit keras
dilakukan
dan
meluruskan project yang telah selesai
kesalahpahaman konsep saat diskusi.
Tahap kesimpulan proyek
yang
Guru menutup pertemuan dengan berdoa bersama Penutup
Berdoa bersama-sama
Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan Menjawab salam salam
123
G. Sumber Belajar : 1. Internet http://www.chem-is-try.org/ http://kimia.lipi.go.id/ http://www.swfcabin.com/open/1386036058 2. Buku Kimia SMA Kelas X
James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara.
Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
H. Alat dan Bahan yang digunakan: 1. Infokus 2. Sound system I. Penilaian: Rubrik Diskusi Rubrik Presentasi Rubrik penilaian hasil proyek
124
1. Rubrik Diskusi (Metode Diskusi) No.
Nama Siswa
1
2
Aspek Yang Dinilai 3 4
Dst Keterangan : 1. Kemampuan menghargai pendapat teman lain 2. Kemampuan mempertanggung jawabkan argumentasi 3. Kemampuan mengajukan pertanyaan 4. Kemampuan menggunakan banyak ide (kreatif) 5. Bersemangat ( Pantang Menyerah ) 6. Kerja sama Penskoran : Skor 1=Tidak Baik Skor 2 = Kurang Baik Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
5
6
Ʃ Skor
Nilai
125
Jumlah Skor Maksimum
= 6 x 5 = 30
Nilai
= (Ʃ Skor / 3) x 10 skala 100
2. Rubrik Presentasi Kelompok No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nilai Akhir = No 1.
Kelengkapan Materi 4 3 2 1
Kemampuan Presentasi 4 3 2 1
Total Skor
Nilai Akhir
x 100% Aspek Kelengkapan materi
Skor 4
Kriteria Poster terdiri dari judul;Nama Anggota Kelompok;Isi Materi; dan Daftar Pustaka. Poster disusun sistematis sesuai materi. Di lengkapi dengan gambar/animasi yang menarik dan sesuai dengan materi.
126
2.
Kemampuan Presentasi
3 2 1 4
3 2 1
Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi Terdapat 2 Kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tiak terpenuhi Terdapat lebih dari 2 kriteria kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi. Dipresentasikan dengan percaya diri, antusias, dan bahasa yang lantang. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam presentasi. Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik. Memanajemen waktu persentasi dengan baik. Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi. Terdapat 2 Kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tiak terpenuhi. Terdapat lebih dari 2 kriteria kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi.
3. Rubrik penilaian hasil proyek1
1
No
Aspek-aspek Penilaian
1
Persiapan
2
Komponen penilaian
Indikator Mengumpulkan sumber referensi untuk membuat alat uji identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit Mengisi lembar proyek yang diberikan oleh guru -Desain alat identifikasi larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan menarik. -Alat uji identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit tersebut bisa berfungsi dengan baik. Bahan yang ada pada alat itu harus terdiri dari :Alat dudukan baterai/kayu ukuran, Batang karbon dua buah, Baterai kecil, Bel, Kabel, dudukan baterai. Poster harus memiliki kriteria :gambar jelas yang dilengkapi dengan langkah kerja percobaan sederhana, Data, dan
http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Alat_Peraga_Kimia.pdf
Skor
Keterangan
127
Lampiran 2 128 KISI-KISI INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/2
Bentuk Soal
: Essay
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
: 22
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang akan diukur (1)Memfokuskan Pertanyaan (2)Menganalisis Argumen (3)Bertanya dan Menjawab Pertanyaan (4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi (6)Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi (7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi (8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan (9)Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan hasil induksi (10)Mengidentifikasi Asumsi (11)Memutuskan suatu tindakan (12)Berinteraksi dengan orang lain
No. Soal 1*, 2 3, 4* 5, 6, 7* 8, 9, 10* 21*, 22 11, 12* 13*, 14, 15*, 16 17*, 18 19*, 20 -
129
130
elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat & elektrolit
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat dan
larutan, siswa diminta untuk memberikan penjelasan perbedaan indikator larutan elektrolit & nonelektrolit.
Diberikan soal untuk menyebutkan contoh larutan elektrolit yang bersifat asam dan basa.
dielektroda terjadi sedikit gelembung. Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit: Tidak ada nyala lampu, Tidak ada gelembung dielektroda.
Berdasarkan gambar diatas, Menurut pengamatan Anda, uraikanlah perbedaan indikator larutan elektrolit (kuat/lemah) dan larutan non elektrolit tersebut!(C4)
(2)Menganalisis Argumen
Mengidentifikasi kerelevanan atau persamaan atau perbedaan
4
Seorang siswa akan menguji tiga jenis larutan senyawa kimia di laboratorium kimia. Menurut analisis Anda, sebutkanlah gejala-gejala yang akan timbul pada rangkaian alat uji larutan elektrolit tersebut! a. Larutan C6H12O6 b. Larutan NH4OH c. Larutan NaOH (C4)
(3)Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
Memberikan Contoh Senyawa elektrolit yang bersifat Asam & Basa
5
Dalam kehidupan kita sehari-hari sering menggunakan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sebutkan masing-masing 2 contoh larutan elektrolit yang bersifat asam dan basa dalam kehidupan seharihari?(C3)
a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. c. Gejala yang timbul pada senyawa NaOH adalah nyala lampu terang dan terdapat banyak gelembung gas. Larutan Elektrolit yang bersifat Asam:HCl, H2SO4(Terdapat dalam aki) Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH (terdapat dalam sabun), NH4OH
131
elektrolit berdasarkan hantaran listrik. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion & senyawa kovalen polar. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion & senyawa kovalen polar. Menganalisis penyebab larutan elektrolit
Diberikan soal untuk menyebutkan contoh larutan elektrolit yang berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Diberikan soal untuk menjelaskan senyawa yang bersifat sebagai elektrolit.
Diberikan tabel yang terdiri dari berbagai bentuk zat,
(2)Memberikan Keterampilan Dasar
(4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
Dalam kehidupan kita sehari-hari sering menggunakan larutan elektrolit. Sebutkanlah masingmasing 2 contoh larutan elektrolit yang berasal dari senyawa ion dan kovalen polar?(C3)
Senyawa ion: NaCl dan KCl Senyawa Kovalen Polar: CH3COOH
7
Seorang siswa ingin menguji daya hantar senyawa ionik dan senyawa kovalen, contohnya lelehan NaOH dan larutan NaOH serta larutan HCl. Mengapa senyawa kovalen polar (dalam bentuk larutan) serta senyawa ion (dalam bentuk lelehan dan larutan) mampu menghantarkan arus listrik!(C4)
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan serta senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan, ionionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
8
Perhatikan data pada tabel berikut ini!
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu menghantarkan arus listrik b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak
Memberikan Contoh senyawa ion dan senyawa kovalen polar
6
Memberikan penjelasan sederhana
Memberikan alasan
Bentuk Zat NaOH Padatan
Keterangan Tidak dapat menghantarkan
HCl,
132
dapat menghantarkan arus listrik.
Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan arus listrik.
siswa diminta untuk menjelaskan alasan mengenai daya hantaran listrik.
Diberikan soal untuk menjelaskan penyebab larutan elektrolit menghantarkan arus listrik dan non elektrolit tidak menghantarakan arus listrik.
tidak NaOH Lelehan
NaOH Larutan
Memberikan alasan
9
Arus Listrik Dapat menghantarkan arus listrik Dapat menghantarkan arus listrik
Berdasarkan data diatas, jawablah pertanyaan berikut ini! a. Mengapa NaOH dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus listrik? b. Mengapa NaOH dalam bentuk larutan dapat menghantarkan arus listrik? c. Apakah NaOH dalam bentuk lelehan juga menghantarkan arus listrik?(C4) Dua elektroda A dimasukkan ke dalam larutan cuka, dan dua elektroda B dimasukkan ke dalam larutan garam. Jika dialiri listrik, mengapa pada elektroda A timbul sedikit gelembung gas dan lampu tidak menyala, sedangkan pada elektroda B timbul banyak gelembung gas dan lampu menyala terang?(C4)
bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik. c. Lelehan NaOH bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
Karena pada elektroda A termasuk larutan elektrolit lemah sedangkan pada elektroda B termasuk larutan elektrolit kuat.
133
Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan.
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta berdasarkan hantaran listrik. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit kuat dan
Disediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat langkah kerja pada percobaan daya hantar listrik terhadap larutan. Diberikan tabel mengenai daya hantar listrik berbagai jenis air, siswa diminta untuk menyimpulkan daya hantar listrik. Diberikan tabel mengenai daya hantar listrik berbagai jenis air,
(3)Menyimp ulkan
(7)Menginduksi & mempertimba ngkan hasil induksi
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat.
10
Saat akan melakukan eksperimen tentang pengujian daya hantar listrik larutan disediakan alat dan bahan sebagai berikut: 1. Satu set alat uji elektrolit 2. Padatan NaOH 3. Aquades 100 mL 4. Batang Pengaduk 5. Gelas Kimia 100 mL Tulislah prosedur kerja pengujian daya hantar listrik pada larutan NaOH dengan menggunakan alat uji elektrolit!(C4)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. melarutkan NaOH dengan menggunakan aquades. 3. Uji daya hantar larutan dengan mencelupkan elektrode kedalam larutan yang akan diuji. 4. Dilakukan pengamatan pada nyala lampu dan pada gelembung gasnya di kedua elektroda. 5. Mencatat hasil pengamatan.
Membuat Kesimpulan atau merumuskan hipotesis
11
Perhatikan data percobaan daya hantar listrik dari beberapa sumber berikut!
Semua air elektrolit.
Jenis Air
Nyala Lampu
Sumur Laut Sungai
Redup Redup Tidak Menyala Tidak Menyala
Danau
(7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi
Membuat Kesimpulan atau merumuskan hipotesis
12
dari berbagai sumber bersifat
Gelembung Gas Ada Ada Ada Ada
Berdasarkan data dari tabel diatas, buatlah kesimpulan yang dipahami oleh Anda! (C3) Diketahui data hasil eksperimen daya hantar listrik beberapa larutan berikut: LarGelemKeterangan Lampu utan bung Gas Larutan elektrolit 1 + lemah 2 + + Larutan elektrolit
Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 4 & 6 adalah larutan
134
elektrolit lemah serta berdasarkan hantaran listrik.
siswa diminta untuk menyimpulkan daya hantar listrik.
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta berdasarka n hantaran listrik. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
Diberikan soal untuk mengelompokkan larutan yang termasuk kedalam elektrolit kuat/lemah atau non elektrolit. Diberikan soal untuk menuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit.
(8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Menerapkan Prinsip-prinsip
13
Menerapkan Prinsip-prinsip
14
kuat Larutan elektrolit 3 + lemah Larutan 4 nonelektrolit Larutan elektrolit 5 + lemah Larutan 6 nonelektrolit Berdasarkan tabel diatas, buatlah kesimpulan mengenai larutan elektrolit!(C3) Perhatikan macam-macam larutan berikut ini! a. Larutan garam(NaCl) b. Larutan cuka(CH3COOH) c. Larutan air sungai d. Larutan Alkohol e. Larutan Soda Api(NaOH) f. Larutan Aki(H2SO4) Berdasarkan data diatas, Kelompokkanlah larutan kedalam;Larutan Elektrolit Kuat;Larutan Elektrolit Lemah;Larutan Nonelektrolit!(C3)
Tuliskan reaksi ionisasi senyawa ion dan kovalen berikut ini!(C3) a. KCl b. HBr c. NaCl
nonelektrolit, karena tidak ada nyala lampu dan gelembung gas.
Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, H2SO4 Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH, Air Sungai Larutan Nonelektrolit: Larutan Alkohol.
a. KCl b. HBr c. NaCl
K+ + Cl− H+ + Br− Na+ + Cl−
135
polar. Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghan-
Diberikan soal mengenai peristiwa hantaran listrik, siswa diminta untuk menghubungkan peristiwa tersebut.
Diberikan soal untuk merekonstruksi argumen siswa mengenai
(4)Memberikan Penjelasan Lanjut
(9)Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan hasil induksi
Strategi definisi (tindakan mengidentifikasi persamaan)
15
(9)Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan hasil induksi
Strategi definisi (tindakan mengidentifikasi persamaan)
16
Rekonstruksi Argumen
17
(10)Mengidentifikasi Asumsi
Pada pagi hari, Lulu akan mencabut saklar untuk mematikan lampu dengan menggunakan tangan yang basah. Lalu Ibunya menegur Lulu supaya mengelap tangannya yang basah terlebih dahulu saat mencabut saklar. Lulu pun penasaran dan bertanya kepada ibunya "Apakah yang terjadi jika tangan yang dalam keadaan basah mengenai saklar?Mengapa tangan yang basah jika mengenai saklar bisa tersetrum?. Jawablah pertanyaan tersebut!jelaskan alasannya.(C4) Bagaimana senyawa ion dan senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik?Jelaskan menurut pendapat Anda!(C4)
Mengapa larutan NaCl 5% di dalam air dapat menghantarkan arus listrik dengan baik (lampu menyala terang), sedangkan larutan CH3COOH 10% menyala redup?Jelaskan!(C4)
Akan tersetrum. Hal ini dikarenakan tangan yang basah tersebut mengandung air atau ion-ion yang dapat terurai menjadi ion positif ( kation) dan ion negatif (anion), sehingga jika tangan yang basah tersebut menyentuh saklar, Lulu akan tersengat listrik.
Senyawa ion:Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat bergerak bebas satu dengan yang lainnya. Sehingga senyawa ion bisa menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen polar: Senyawa kovalen polar terjadi karena adanya penggunaan bersama pasangan elektron antara dua atom nonlogam yang memiliki keelektronegatifan yang besar. Molekul-molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air membentuk ion positif dan ion negatif yang bergerak bebas. Sehingga dapat menghantarkan arus listrik. NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan dalam air akan terionisasi membentuk ion Na+ dan ion Cl−. Oleh karena daya hantar listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat. CH3COOH tergolong senyawa kovalen. Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit ion-ion H+ dan CH3COO− yang dapat
136
tarkan arus listrik.
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta berdasarkan hantaran listrik. Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
larutan yang bersifat elektrolit lemah dan kuat. Diberikan soal untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit.
Diberikan soal tentang peristiwa hantaran listrik, siswa diminta untuk menghubungkan peristiwa tersebut.
menghantarkan arus listrik. Berarti larutan CH3COOH tergolong elektrolit lemah.
(5)Strategi dan Taktik
Rekonstruksi Argumen
18
Menurut Anda, Apakah larutan H2SO4 dan larutan Alkohol bisa atau tidak menghantarkan arus listrik?Jelaskan alasanmu!. (C4)
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik karena dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga larutan H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat. Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena senyawanya dalam air tidak dapat terurai membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (Anion), sehingga larutan alkohol termasuk larutan nonelektrolit.
(11)Memutuskan suatu tindakan
Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang memungkin-kan atau memutuskan hal-hal yang diinginkan
19
Apa yang akan PLN lakukan , jika melihat gardugardu listrik terendam banjir? Jelaskan pendapat Anda!(C4)
Memutuskan atau mematikan aliran listrik. Hal ini dilakukan karena air banjir bersifat elektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena ionionnya dapat terurai menjadi ion positif(kation) dan ion negatif(anion), yang akan mengakibatkan sengatan listrik disekitar air banjir ters ebut.
(11)Memutuskan suatu tindakan
Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang
20
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, yang 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan. Selama ini, Salah satu permasalahan di Indonesia yang belum terselesaikan adalah terjadinya krisis energi. Berdasarkan hal ini, Anda sebagai seorang
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat
137
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Diberikan soal tentang air buah jeruk untuk menyatak tafsiran mengenai mengapa air jeruk tersebut termasuk elektrolit. Diberikan soal tentang fenomena dalam kehidupan sehari-hari untuk menganalisis penyebab dari fenomena.
(6)Mendeduksi dan mempertimba ngkan hasil deduksi
(6)Mendeduksi dan mempertimba ngkan hasil deduksi
memungkin-kan atau memutuskan hal-hal yang diinginkan Menyatakan Tafsiran
Menyatakan Tafsiran
21
22
pelajar diarahkan supaya bisa mengembangkan energi alternatif. Menurut Anda, apakah air laut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif penghasil energi listrik?jelaskan hubungannya dengan larutan elektrolit! (C4) Menurut analisis Anda, air buah jeruk itu dapat menghantarkan arus listrik atau tidak? Jika seandainya dapat menghantarkan listrik, kira-kira termasuk elektrolit kuat atau elektrolit lemah?Jelasakan alasannya menurut pengetahuanmu!(C4)
terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus listrik yang besar diperlukan lempengan elektroda yang mempunyai luas permukaan yang besar dan air laut yang banyak.
Jika Anda terkena penyakit diare, akibatnya adalah tubuh terasa lemah. Menurut Analisis anda mengapa tubuh menjadi terasa lemah? Kira-kira larutan apa yang diminum untuk memulihkan tubuh yang terasa lemah?(C4)
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit. Untuk memulihkannnya dapat diberikan larutan oralit, karena larutan oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit.
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam pelarut air.
Lampiran 3
138
PEDOMAN PENSKORAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
No Soal 1
Jenjang Kognitif C4
2
C4
3
C4
4
C4
Penskoran 3:Bila membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut: Temuan yang saya peroleh adalah larutan garam termasuk larutan elektrolit kuat dengan menimbulkan gejala nyala lampu terang dan banyak gelembung gas. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi dalam larutan garam pada saat diuji dengan satu set alat uji! 2:Bila membuat jawaban cukup tepat. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi dalam larutan garam pada saat diuji dengan satu set alat uji! 1:Bila membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila membuat jawaban sangat tepat. Temuan yang saya peroleh adalah Larutan elektrolit mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas di antara molekul air. Jika arus listrik dialirkan, maka kation akan bergerak menuju elektrode negatif (katode) dan ion-ion negatif akan bergerak menuju elektrode positif (anode). Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? 2:Bila membuat jawaban cukup tepat. Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? 1:Bila membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 2:Bila membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini: Gambar 1 & 2 adalah Larutan Elektrolit Kuat: Nyala lampu terang dan di elektroda terjadi banyak gelembung. Gambar 4 & 5 adalah Larutan Elektrolit Lemah: Nyala lampu redup dan dielektroda terjadi sedikit gelembung. Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit: Tidak ada nyala lampu, Tidak ada gelembung dielektroda. 1: Bila jawaban kurang tepat Seperti berikut ini: Gambar 1 & 2 adalah Larutan Elektrolit Kuat: Nyala lampu redup dan dielektroda terjadi sedikit gelembung. Gambar 4 & 5 adalah Larutan Elektrolit Lemah: Nyala lampu terang dan di elektroda terjadi banyak gelembung. Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit: Tidak ada nyala lampu. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini: a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. c. Gejala yang timbul pada senyawa NaOH adalah nyala lampu terang dan terdapat banyak gelembung gas. 2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
139
5
C3
6
C3
7
C4
8
C4
b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. 0:Tidak memberikan jawaban. 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini: Larutan Elektrolit yang bersifat Asam:HCl, H2SO4 Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, NH4OH 1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Larutan Elektrolit yang bersifat Asam: NH4OH, H2SO4 Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, HCl, 0:Tidak memberikan jawaban. 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Senyawa ion: NaCl dan KCl Senyawa Kovalen Polar: HCl, CH3COOH 1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Senyawa ion: NaCl Senyawa Kovalen Polar: HCl 0:Tidak memberikan jawaban. 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut: Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan serta senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan, ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik. 3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Seperti berikut: Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik. 2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Seperti berikut ini: Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen polar ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik. 1:Bila membuat jawaban tidak tepat. Hanya senyawa ion yang termasuk larutan elektrolit. 0:Tidak memberikan jawaban. 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut: a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu menghantarkan arus listrik b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik. c. Lelehan NaOH bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas. 3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat (poin a/b/c saja). Seperti berikut: a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
140
9
C4
10
C4
11
C3
12
C3
menghantarkan arus listrik 2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu menghantarkan arus listrik b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. c. Lelehan NaOH bisa tidak bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas. 1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat. a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu menghantarkan arus listrik b. Karena ion-ion NaOH tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. c. Lelehan NaOH bisa tidak bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas. 0:Tidak memberikan jawaban. 2:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Karena pada elektroda A termasuk larutan elektrolit lemah sedangkan pada elektroda B termasuk larutan elektrolit kuat. 1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 4:Bila mampu membuat empat langkah kerja menguji larutan elektrolit dengan tepat. 3:Bila hanya mampu membuat tiga langkah kerja menguji larutan elektrolit. 2:Bila hanya mampu membuat dua langkah kerja menguji larutan elektrolit. 1:Bila hanya mampu membuat satu langkah kerja menguji larutan elektrolit. 0:Tidak memberikan jawaban. 2:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Semua air dari berbagai sumber bersifat elektrolit. 1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut: Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 4 & 6 adalah larutan nonelektrolit, karena tidak ada nyala lampu dan gelembung gas. 3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Larutan 1, 3 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. 2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas. 1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat. 0:Tidak memberikan jawaban.
141
13
C3
14
C3
15
C4
16
C4
17
C4
3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, H2SO4 Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH, Air Sungai Larutan Nonelektrolit: Larutan Alkohol. 2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, H2SO4 Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH, Air Sungai 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, CH3COOH Larutan elektrolit Lemah: H2SO4 Larutan Alkohol. Larutan Nonelektrolit: Air Sungai 0:Tidak memberikan jawaban. 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. (poin a, b, & c) a. KCl K+ + Cl− b. HBr H+ + Br− c. NaCl Na+ + Cl− 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Akan tersetrum. Hal ini dikarenakan tangan yang basah tersebut mengandung air atau ion-ion yang dapat terurai menjadi ion positif ( kation) dan ion negatif (anion), sehingga jika tangan yang basah tersebut menyentuh saklar, Lulu akan tersengat listrik 2:Bila menjelaskan namun cukup tepat. Akan tersetrum. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Senyawa ion:Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat bergerak bebas satu dengan yang lainnya. Sehingga senyawa ion bisa menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen polar: Senyawa kovalen polar terjadi karena adanya penggunaan bersama pasangan elektron antara dua atom nonlogam yang memiliki keelektronegatifan yang besar. Molekul-molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air membentuk ion positif dan ion negatif yang bergerak bebas. Sehingga dapat menghantarkan arus listrik. 2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Senyawa ion:Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat bergerak bebas satu dengan yang lainnya. Sehingga senyawa ion bisa menghantarkan arus listrik. 1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
142
18
C4
19
C4
20
C4
21
C4
NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan dalam air akan terionisasi membentuk ion Na+ dan ion Cl−. Oleh karena daya hantar listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat. CH3COOH tergolong senyawa kovalen. Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit ion-ion H+ dan CH3COO− yang dapat menghantarkan arus listrik. Berarti larutan CH3COOH tergolong elektrolit lemah. 2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. NaCl tergolong senyawa ion. CH3COOH tergolong senyawa kovalen. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik karena dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga larutan H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat. Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena senyawanya dalam air tidak dapat terurai membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (Anion), sehingga larutan alkohol termasuk larutan nonelektrolit. 2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik. Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik, 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Memutuskan atau mematikan aliran listrik. Hal ini dilakukan karena air banjir bersifat elektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat terurai menjadi ion positif(kation) dan ion negatif(anion), yang akan mengakibatkan sengatan listrik disekitar air banjir tersebut. 2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Memutuskan atau mematikan aliran listrik. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0:Tidak memberikan jawaban. 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus listrik yang besar diperlukan lempengan elektroda yang mempunyai luas permukaan yang besar dan air laut yang banyak. 2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat 0:Tidak memberikan jawaban. 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini
143
22
C4
disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam pelarut air. 2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0: Tidak memberikan jawaban. 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit. Untuk memulihkannnya dapat diberikan larutan oralit, karena larutan oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit. 2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit. 1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. 0: Tidak memberikan jawaban.
Lampiran 4
144
Hasil Validasi Instrumen Tes Rata-rata = 36,63 Simpang Baku = 6,38 Korelasi XY = 0,63 Reliabilitas Tes = 0,77 Butir Soal = 22 Jumlah Subyek = 24 No.Butir No T Soal 1 1 2,58 2 2 1,38 3 3 0,54 4 4 1,75 5 5 2,24 6 6 0,00 7 7 3,38 8 8 2,44 9 9 -.... 10 10 1,27 11 11 0,00 12 12 4,57 13 13 2,12 14 14 1,58 15 15 3,95 16 16 2,70 17 17 2,08 18 18 -... 19 19 0,96 20 20 0,00 21 21 2,91 22 22 -...
DP(%) 50,00 27,78 8,33 27,78 41,67 0,00 45,83 29,17 -2... 20,83 0,00 45,83 33,33 33,33 55,56 44,44 27,78 -1... 16,67 0,00 38,89 -2...
Tingkat Kesukaran Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang
Korelasi 0,631 0,142 0,274 0,474 0,409 0,194 0,437 0,651 -0,162 0,422 0,152 0,623 0,559 0,267 0,552 0,322 0,433 -0,111 0,402 0,059 0,586 -0,411
Signifikan Korelasi Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
Lampiran 5 145 LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Nama Siswa
:-----------------------------------
Waktu /Hari/Tanggal
:-----------------------------------
Pertemuan ke
:-----------------------------------
Petunjuk Penilaian
:
1. 4 = Sangat Baik; 3 = Baik; 2 = Kurang Baik; 1 = Sangat Kurang Baik; 2. Ceklislah (√) skor penilaian; 3. Jumlahkanlah skor total dan buat skor rata-rata Keterampilan
Tahap Project Based
Skor
berpikir kritis yang
Learning
Kegiatan Siswa
4 3 2
tergali Memberikan
respon
Tahap
Perencanaan (1)Memfokuskan
Proyek
pertanyaan guru.
terhadap pertanyaan guru.
(2)Menganalisis
Menjelaskan contoh larutan
Argumen
elektrolit dan nonelektrolit
(3)Bertanya
dan Bertanya mengenai materi yang diajarkan.
Menjawab Pertanyaan (4)Mempertimbangka n
apakah
Merencanakan
sumber lembar
proyek
dapat dipercaya atau baik/lengkap tidak.
proyek
dan
di
dengan tepat
waktu
(5)Mengobservasi dan Mengamati gejala hantaran mempertimbangkan
arus listrik yang timbul pada
laporan.
alat
uji
elektrolit
yang
terdapat pada video. Melaporkan hasil pencarian di google mengenai proyek yang akan dibuat.
1 Persentase
146 Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek yang akan dibuat. Mencatat
data
hasil
pengamatan dan Menarik
(6)Mendeduksi
kesimpulan
berdasarkan fakta.
mempertimbangkan hasil deduksi.
& Membuat
(7)Menginduksi
hipotesis
atau
mempertimbangkan
dugaan sederhana mengenai
hasil induksi
larutan NaCl itu sebagai larutan elektrolit.
(9) Strategi membuat Membuat bentuk definisi definisi
dengan seperti
siswa
dapat
bertindak
memberikan definisi larutan
memberikan
elektrolit
penjelasan lanjut.
hasil
sesuai
dengan
pengamatan
saat
mengamati tayangan video Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah (12)Berinteraksi
Melakukan
dengan orang lain
kelompok
diskusi
Tahap
Pelaksanaan (1)Memfokuskan
Memberikan
Proyek
dan
terhadap pertanyaan guru.
Tahap pertanyaan
Penyelidikan terbimbing
Menjelaskan contoh larutan
(2)Menganalisis dan Argumen
pembuatan produk.
(3)Bertanya
respon
elektrolit dan nonelektrolit dan Bertanya mengenai materi yang diajarkan.
Menjawab Pertanyaan (4)Mempertimbangka n
apakah
Membuat
sumber langkah
dapat dipercaya atau sederhana
prosedur kerja
atau
percobaan
147 tidak.
Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar. Membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai yang ditugaskan.
(5)Mengobservasi
& Mengamati
gejala-gejala
mempertimbangkan
yang terjadi pada larutan
laporan observasi.
elektrolit, larutan elektrolit kuat.lemah, maupun larutan nonelektrolit. Mencatat
data
hasil
praktikum Tahap
Kesimpulan (12)Berinteraksi
Proyek
dengan orang lain
Melakukan
diskusi
kelompok
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi : .………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………........ Nama Observer
:……………………………….. Mengetahui,
November 2014
Observer
(………………………………)
Lampiran 6 148 RUBRIK KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Tahap Project Based
Keterampilan berpikir
Learning
kritis yang tergali
Tahap
Perencanaan (1)Memfokuskan
Proyek
pertanyaan guru.
Kegiatan Siswa Memberikan
respon
Skor terhadap 4:Menjawab semua pertanyaan dengan benar
pertanyaan guru.
3:Menjawab semua pertanyaan namun kurang tepat. 2:Menjawab hanya beberapa pertanyaan namun salah. 1:Tidak memberikan respon.
(2)Menganalisis
Menjelaskan
Argumen
elektrolit dan
dua
contoh
larutan 4:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
dua contoh larutan nonelektrolit dengan lengkap dan benar.
nonelektrolit
3:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan dua contoh larutan nonelekktrolit namun kurang tepat. 2:Menjelaskan hanya sebagian contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. 1:Tidak menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
(3)Bertanya
dan Bertanya
Menjawab Pertanyaan
diajarkan.
mengenai
materi
yang 4:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS dan Lembar Proyek yang digunakan. 3:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS saja. 2:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS dan lembar proyek namun kurang jelas.
149 1:Tidak Bertanya (4)Mempertimbangkan apakah
sumber
Merencanakan proyek di lembar 4: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan
dapat proyek dengan baik/lengkap dan baik/lengkap dan tepat waktu.
dipercaya atau tidak.
tepat waktu
3: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak baik/lengkap dan tepat waktu. 2: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan baik/lengkap namun tidak tepat waktu. 1: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak baik/lengkap dan tidak tepat waktu.
(5)Mengobservasi
dan Mengamati
gejala hantaran arus 4: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan
mempertimbangkan
listrik yang timbul pada alat uji diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala
laporan.
elektrolit yang terdapat pada video.
lampu maupun pada elektrode. 3: Memperkirakan beberapa gejala saja yang terjadi saat larutan diuji dengan alat uji daya hantar listrik, misalnya hanya pada nyala lampu saja/ hanya pada elektrode saja. 2: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala lampu maupun pada elektrode namun kurang tepat. 1: Tidak memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan diuji dengan alat uji daya hantar listrik. Tidak memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan diuji
150 dengan alat uji daya hantar listrik. Melaporkan
hasil
pencarian
di 4:Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle
google/sumber lain/buku mengenai mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat proyek yang akan dibuat.
uji elketrolit dengan baik. 3: Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elketrolit namun kurang tepat belum sesuai dengan yang ditugaskan oleh guru. 2: Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit namun belum sesuai dengan yang ditugaskan oleh guru. 1:Tidak melaporkan hasil pencarian digoogle/sumber lain
Menyampaikan
hasil
diskusi 4:Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek
kelompok tentang proyek yang akan yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit dibuat.
dengan membawa lembar proyek yang telah mereka isi. 3:Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit tanpa membawa lembar proyek yang telah mereka isi. 2: Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang
151 proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit dengan membawa lembar proyek yang telah mereka isi namun kurang tepat/sesuai dengan yang ditugaskan. 1: Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek yang akan dibuat. Mencatat data hasil pengamatan
4:Mencatat
data
hasil
pengamatan
saat
guru
menjelaskan dan penayangan video dilakukan dengan baik da benar. 3: Mencatat data hasil pengamatan saat penayangan video yang dilakukan dengan baik dan benar. 2:
Mencatat
data
hasil
pengamatan
saat
guru
menjelaskan dan penayangan video, namun kurang baik/lengkap. 1:Tidak mencatat hasil pengamatan. (6)Mendeduksi mempertimbangkan hasil deduksi.
dan Menarik fakta.
kesimpulan
berdasarkan 4:Menarik kesimpulan berdasarkan fakta sesuai dengan tujuan pembelajaran 3: Menarik kesimpulan berdasarkan fakta namun tidak sesuai tujuan pembelajaran. 2: Menarik kesimpulan berdasarkan fakta secara mengasal saja.
152 1:Tidak menari kesimpulan. & Membuat
(7)Menginduksi
hipotesis
atau
dugaan 4: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai
mempertimbangkan
sederhana mengenai larutan NaCl itu larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit dengan
hasil induksi
sebagai larutan elektrolit.
benar. 3: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit dengan kurang tepat atau belum sesuai teori. 2: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit namun salah. 1:Tidak membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai larutan NaCl itu sebagai larutan elektrolit.
(9)
Strategi
membuat Membuat bentuk definisi seperti 4: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat dengan siswa dapat memberikan definisi memberikan definisi larutan elektrolit secara tepat
definisi bertindak
memberikan larutan elektrolit sesuai dengan hasil sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati
penjelasan lanjut.
pengamatan tayangan video
saat
mengamati tayangan video 3: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit secara kurang tepat sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati tayangan video 2: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat
153 memberikan definisi larutan elektrolit secara salah sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati tayangan video 1:Tidak membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati tayangan video Menjelaskan penggolongan larutan 4: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan elektrolit kuat dan lemah
lemah dengan baik/lengkap atau benar. 3: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah secara kurang baik. 2: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah namun salah. 1:Tidak menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah
(12)Berinteraksi dengan Melakukan diskusi kelompok
4: Melakukan diskusi kelompok dengan baik mengenai
orang lain
materi yang dipelajari. 3: Melakukan diskusi kelompok dengan baik namun tidak sesuai dengan materi yang dipelajari. 2: Melakukan diskusi kelompok dengan ricuh/berisik dan tidak sesuai dengan materi. 1:Tidak melakukan diskusi kelompok
154 Tahap Proyek
Memberikan
Pelaksanaan (1)Memfokuskan dan
respon
terhadap 4:Menjawab semua pertanyaan dengan benar
pertanyaan guru.
Tahap pertanyaan guru.
3:Menjawab semua pertanyaan namun kurang tepat. 2:Menjawab hanya beberapa pertanyaan namun salah.
Penyelidikan terbimbing pembuatan produk.
1:Tidak memberikan respon.
dan (2)Menganalisis
Menjelaskan
dua
contoh
Argumen
elektrolit dan nonelektrolit
larutan 4:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan lengkap dan benar. 3:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan dua contoh larutan nonelekktrolit namun kurang tepat. 2:Menjelaskan hanya sebagian contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. 1:Tidak menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
(3)Bertanya
dan Bertanya
Menjawab Pertanyaan
mengenai
materi
diajarkan.
yang 4:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS dan Lembar Proyek yang digunakan. 3:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS saja. 2:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam LKS dan lembar proyek namun kurang jelas. 1:Tidak Bertanya
(4)Mempertimbangkan apakah
sumber
Membuat prosedur atau langkah 4: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
dapat kerja percobaan sederhana
sederhana dengan baik/lengkap/sesuai.
155 3: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
dipercaya atau tidak.
sederhana namun kurang tepat atau hanya sebagian prosedur yang ditulis. 2: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan sederhana namun salah. 1: Tidak membuat prosedur atau langkah kerja percobaan sederhana Menyiapkan alat dan bahan dengan 4: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan lengkap dan benar.
benar. 3: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar namun kurang tepat/belum sesuai dalam memilih bahan/alat. 2: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar namun salah. 1: Tidak menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar.
Membuat dan merancang alat uji 4: Membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai elektrolit sesuai yang ditugaskan.
yang ditugaskan dengan benar dan tepat waktu. 3: Membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai yang ditugaskan namun masih 2: Membuat dan merancang alat uji elektrolit yang tidak
156 sesuai dengan yang ditugaskan. 1: Tidak membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai yang ditugaskan. (5)Mengobservasi
& Mengamati gejala-gejala yang terjadi 4: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan
mempertimbangkan
pada larutan elektrolit kuat, lemah, elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit
laporan observasi.
maupun larutan nonelektrolit.
secara benar/lengkap (mengamati gejala-gejala pada nyala lampu atau elektrode) 3: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit namun kurang lengkap(hanya mengamati gejala-gejala pada nyala lampu saja) 2: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit secara benar/lengkap (mengamati gejala-gejala pada nyala lampu atau elektrode) namun salah. 1: Tidak mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit, larutan elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit.
Mencatat data hasil praktikum
4:Mencatat
data
hasil
pengamatan
saat
guru
menjelaskan dan penayangan video dilakukan dengan baik da benar.
157 3: Mencatat data hasil pengamatan saat penayangan video yang dilakukan dengan baik dan benar. 2:
Mencatat
data
hasil
pengamatan
saat
guru
menjelaskan dan penayangan video, namun kurang baik/lengkap. 1:Tidak mencatat hasil pengamatan. Tahap Proyek
Kesimpulan (12)Berinteraksi dengan Melakukan diskusi kelompok orang lain
4: Melakukan diskusi kelompok dengan baik mengenai materi yang dipelajari. 3: Melakukan diskusi kelompok dengan baik namun tidak sesuai dengan materi yang dipelajari. 2: Melakukan diskusi kelompok dengan ricuh/berisik dan tidak sesuai dengan materi. 1:Tidak melakukan diskusi kelompok
Lampiran 7
158
LEMBAR KERJA SISWA 1 Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit Judul
:Membedakan laruatan elektrolit dan Larutan Nonelektrolit
NAMA
:————————————
A. Bacalah Wacana Berikut Salah satu siswa kelas X Darma Karya UT merasa penasaran dengan materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, kemudian ia mensearching video di youtube. Di dalam video tersebut terdapat seorang anak kecil yang bernama lulu dan sang bunda sedang asyik melakukan eksperimen sederhana untuk menguji daya hantar listrik beberapa larutan, diantaranya larutan garam dan larutan gula. Masing-masing larutan tersebut dihubungkan dengan dua buah elektroda karbon, kabel listrik, sumber arus (baterai 9 volt), dan sebuah bohlam. Hasil pengamatan tampak bahwa lampu menyala terang pada larutan garam dan terdapat gelembung gas di sekitar karbon. Sedangkan lampu pada larutan gula tidak menyala sama sekali dan tidak terdapat gelembung gas. Lulu menyimpulkan bahwa larutan garam bersifat elektrolit dan larutan gula bersifat nonelektrolit 1. Berdasarkan wacana diatas, menurut Anda temuan apa yang diperoleh?Rumuskan dalam bentuk pertanyaan!
1. Buatlah hipotesis (jawaban sementara) beradsarkan permasalahan diatas!
159
2. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan wacana yang telah Anda baca, Tulislah alat dan bahan yang digunakan oleh Bunda dan lulu saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik larutan!
3. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan alat dan bahan yang telah Anda tulis, Rangkailah alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan elektrolit dan nonelektrolit!
160
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Bunda dan Lulu pada video tersebut, isilah table pengamatan dibawah ini! Berikanlah tanda ceklis (√)!
No
Bahan Terang
1 2 3
Gejala Yang Terjadi Lampu Gelembung pada elektroda Redup Tidak nyala Banyak Sedikit Tidak ada
Larutan garam Larutan cuka Larutan gula
5. Buatlah pengelompokkan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan kategori berikut ini ! A. Kategori I Ciri-ciri Kategori I:
B. Kategori II Ciri-ciri Kategori II:
Lampu menyala terang Lampu menyala redup atau tidak menyala Ada gelembung Ada gelembung Bahan Bahan Larutan ————Larutan ————
C. Kategori III Ciri-ciri Kategori III:
Lampu tidak menyala
Tidak Ada gelembung
Bahan Larutan ————-
161
Setelah mengamati tayangan video tersebut, buatlah sketsa poster yang berisi tentang eksperimen sederhana yang akan tim kelompok Anda lakukan pada pertemuan kedua. Didalam poster tersebut harus memuat: Judul eksperimen, Nama Kelompok, Tujuan Eksperimen, Teori, Alat dan Bahan, Prosedur kerja, hasil pengamatan, pembahasan, kesimpuln dan daftar pustaka.
162
PERTANYAAN 1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit beserta contohnya! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ………………................................................................................................................................................ 3. Berdasarkan hasil percobaan, Bagaimana kamu dapat mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar listriknya? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 4. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan non elektrolit?Jelaskan! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 5. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan oleh lulu? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ........................................................................................................................................................................
Lampiran 7
163
LEMBAR KERJA SISWA 2 Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit Judul
:Mengelompokkan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
NAMA
:————————————
A. Bacalah Wacana Berikut Ketika Udin
berada dikantin sekolah, Udin melihat para pedagang
menjajakan minuman tepat saji misalnya seperti mizone, extra jos, teh sisri, nutrisari, jus jeruk, jus apel, dan lain-lain. Udin merasa penasaran dengan semua jenis minuman yang dijajakan tersebut, Udin ingat materi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dijelaskan oleh Sang Guru pada minggu yang lalu. Udin berinisiatif untuk menguji semua jenis minuman/larutan tersebut di laboratorium dengan menggunakan alat uji elektrolit bersama sahabatnya, si sholeh. Pada saat menguji minuman-minuman tersebut, ternyata ada timbul nyala lampu yang terang, redup bahkan tidak menyala serta pada elektrodanya pun timbul gelembung gas dengan jumlah yang banyak, sedikit, dan bahkan tidak ada gelembung gasnya sama sekali. Sholeh mengingatkan udin, bahwa larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan soda kue. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
1. Berdasarkan wacana diatas, temuan apa yang Anda peroleh?Rumuskan dalam bentuk pertanyaan!
1. Buatlah hipotesis (jawaban sementara) beradsarkan permasalahan diatas!
164
2. Tulislah alat dan bahan yang digunakan saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik larutan!
3. Rangkailah alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan elektrolit dan nonelektrolit!
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama Larutan, Rumus kimia larutan, jenis larutan(senyawa ion/kovalen), pengamatan pada nyala lampu, pengamatan pada elektrode, keterangan mengenai larutan elektrolit(kuat/lemah) dan larutan non elektrolit!
165
PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit ! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ………………................................................................................................................................................ 3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan dan larutan elektrolit dari senyawa kovalen polar? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 4. Kelompokkan larutan kedalam asam, basa, garam! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… 5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik? Sedangkan dalam senyawa kovalen polar dalam bentuk apalah senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ........................................................................................................................................................................
166
6. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan ? …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… 7. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit dan dalam bentuk lelehan serta lelehan bersifat elektrolit! …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… 8. Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa berikut ini! a. KCl b. NaOH c. NaCl d. NaSO4 e. HBr f. H2SO4 g. NH4OH h. NH4Cl i. HNO3
Lampiran 8 167 KISI-KISI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
No 1
Kompetensi Dasar
:Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator
:Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Materi
:Larutan elektrolit dan Larutan nonelektrolit
Tahapan Project Based Learning Tahap Perencanaan proyek
Sub Keterampilan berpikir kritis (1)Memfokuskan pertanyaan
Aktifitas Siswa
Lembar Kerja Siswa
Guru memberikan wacana yang menimbulkan pertanyaan kausal, siswa menyelidiki wacana tersebut. Dalam hal ini, siswa ditugaskan untuk membaca kemudian merumuskan permasalahan yang terkandung dalam wacana dalam bentuk pertanyaan ilmiah.
Salah satu siswa kelas X Darma Karya UT merasa penasaran dengan materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, kemudian ia mensearching video di youtube. Di dalam video tersebut terdapat seorang anak kecil yang bernama lulu dan sang bunda sedang asyik melakukan eksperimen sederhana untuk menguji daya hantar listrik beberapa larutan, diantaranya larutan garam dan larutan gula. Masing-masing larutan tersebut dihubungkan dengan dua buah elektroda karbon, kabel listrik, sumber arus (baterai 9 volt), dan sebuah bohlam. Hasil pengamatan tampak bahwa lampu menyala terang pada larutan garam dan terdapat gelembung gas di sekitar karbon. Sedangkan lampu pada larutan gula tidak menyala sama sekali dan tidak terdapat gelembung gas. Lulu menyimpulkan bahwa larutan garam bersifat elektrolit dan larutan gula bersifat nonelektrolit
1. Apakah gejala-gejala yang dapat dialami oleh larutan elektrolit? 2. Apakah larutan garam dan larutan gula dapat menyalakan lampu? 3. Apakah larutan garam dan larutan gula dapat menghasilkan gas?
Rumusan masalah yang diharapkan
Mengemukakan hipotesis atau dugaan-dugaan yang muncul.
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara untuk pertanyaan sebelumnya. Hipotesis yang diharapkan.
168
1. Gejala-gejala yang dapat dialami oleh larutan elektrolit adalah nyala lampu dan timbulnya gelembung gas. 2. Hanya larutan garam yang menyalakan lampu. Sedangkan larutan gula tidak menyalakan lampu. 3. Hanya larutan garam yang menghasilkan gelembung gas. Sedangkan larutan gula tidak menghasilkan gas. (5)Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi.
Merencanakan dan mengkonstruksi suatu perangkat
Siswa membuat langkah kerja pengujian daya hantar arus listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit
1. Merangkai alat uji elektrolit. 2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati peristiwa yang terjadi! 3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan, 4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
Setelah melihat video percobaan pengujian daya hantar listrik, siswa mencatat data hasil pengamatan berdasarkan percobaan tersebut.
No.
1 2 3
Lampu
Bahan
Larutan garam Larutann cuka Larutan gula
(8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Terang
Redup
√ -
√ -
Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
Gejala Yang Terjadi Gelembung pada elektroda Tidak Banyak Sedikit Tidak ada nyala √ √ √ √
Menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa berdasarkan data pengamatan
Siswa menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa berdasarkan data pengamatan yang disajikan dari hasil percobaan sebelumnya. 1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit beserta contohnya?
169 2. Sebutkan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan? 3. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimana kamu dapat mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar listriknya? 4. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit?jelaskan! Jawaban yang diharapkan. 1. Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan NaCl, dan larutan Asam asetat/cuka. larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan gula. 2. Gejala yang menandai hantaran listrik pada larutan dengan nyala lampu dan timbul gelembung gas pada elektrode. 3. Dengan cara melihat ciri-ciri pada larutan tersebut. 4. Ciri-ciri larutan elektrolit:Dapat menyalakan lampu dan menimbulkan gelembung gas pada elektrode. Ciri-ciri larutan nonelektrolit:Tidak dapat menyalakan lampu dan tidak mampu menimbulkan gelembung gas padaelektrode.
(6)Membuat induksi dan mempertimbang hasil induksi
Membuat kesimpulan bedasarkan pengamatan.
Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejala adanya nyala lampu dan timbulnya gelembung gas pada elektrode. Sedangkan larutan nonlektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejaltidak adanya nyala lampu dan tidak adanya gelembung gas
170 KISI-KISI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
No 1
Kompetensi Dasar
:Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator
:Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat/lemah dan larutan nonelektrolit berdasarkan hantaran listrik.
Materi
:Larutan elektrolit dan Larutan nonelektrolit
Tahapan Project Based Learning Tahap Perancangan proyek
Sub Keterampilan berpikir kritis (1)Memfokuskan pertanyaan
1.
Aktifitas Siswa
Lembar Kerja Siswa
Guru memberikan wacana yang menimbulkan pertanyaan kausal, siswa menyelidiki wacana tersebut. Dalam hal ini, siswa ditugaskan untuk membaca kemudian merumuskan permasalahan yang terkandung dalam wacana dalam bentuk pertanyaan ilmiah.
Ketika Udin berada dikantin sekolah, Udin melihat para pedagang menjajakan minuman tepat saji misalnya seperti mizone, extra jos, teh sisri, nutrisari, jus jeruk, jus apel, dan lain-lain. Udin merasa penasaran dengan semua jenis minuman yang dijajakan tersebut, Udin ingat materi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dijelaskan oleh Sang Guru pada minggu yang lalu. Udin berinisiatif untuk menguji semua jenis minuman/larutan tersebut di laboratorium dengan menggunakan alat uji elektrolit bersama sahabatnya, si sholeh. Pada saat menguji minuman-minuman tersebut, ternyata ada timbul nyala lampu yang terang, redup bahkan tidak menyala serta pada elektrodanya pun timbul gelembung gas dengan jumlah yang banyak, sedikit, dan bahkan tidak ada gelembung gasnya sama sekali. Sholeh mengingatkan udin, bahwa larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula. Rumusan masalah yang diharapkan dan hipotesis (jawaban sementarayang diharapkan
Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit! Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
171
Tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk.
(4)Mempertimbangkan kriteria suatu sumber (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Merencanakan perangkat.
dan
mengkonstruksi
suatu
Siswa membuat langkah kerja untuk melakukan percobaan.
1. Merangkai alat uji elektrolit. 2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati peristiwa yang terjadi! 3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan, 4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
Melakukan percobaan larutan elektrolit, lalu siswa mencatat hasil pengamatannya berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
No.
1 2 3 4 5 6 7
Nama larutan
Larutan Natrium Hidroksida Padatan Natrium Hidroksida Lelehan Natrium Hidroksida Asam Klorida Asam asetat Alkohol Larutan Gula
Rumus kimia larutan
Jenis larutan (senyawa ion/kovalen)
Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
Keterangan (elektrolit kuat/lemah atau nonelektrolit)
Lampu Terang
Redup
Gejala Yang Terjadi Gelembung pada elektroda
Tidak nyala
Banyak
Sedikit
Tidak ada
172
Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.
1.
2.
3.
4.
Menjawab pertanyan dan lembar kerja siswa nerdasarkan data pengamatan yang disajikan.
Siswa menjawab dalam lebar kerja siswa berdasarkan data pengamatan yang disajikan. 1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan nonelektrolit? 2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit? 3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan larutan elektrolit dari senyawa kovalen polar? 4. Kelompokkan larutan kedalam Asam, Basa, dan Garam 5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik? Sedangkan pada senyawa kovalen polar, dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan arus lsitrik? 6. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit dan dalam bentuk lelehan serta larutan bersifat elektrolit! 7. Tuliskan rekasi ionisasi dari senyawa berikut ini! g. HBr g. KCL h. H2SO4 h. NaOH i. NH4OH i. NaCl j. NaSO4 j. NH4Cl k. HNO3
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik dengan gejala nyala lamu terang dan timbul banyak gelombang. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang bisa menghnatrkan arus listrik dengan gejala nyala lampu redup dan timbu sedikit gelembung. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan garam. Larutan yang termasukelektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula. Larutan elektroit berupa senyawa ion:NaCl Larutan elektrolit berupa senyawa kovalen polar:HCl, CH3COOH Larutan asam: HCl, CH3COOH Larutan Basa:NaOH
Larutan Netral :NaCl dan C2H5OH
173
Larutan NaCl 5. 6. 7.
Pada senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan yang bisa menghantarkan arus lsitrik. Sedangkan pada senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan saja yang bisa menghantarkan arus listrik. Senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan dapat menghantarkan arus listrik disebabkan karena ion-ionnya dapat bergerak bebas. Sedangkan dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak bergerak bebas. Reaksi ionisasi: a. KCl K+ + Cl− b. NaOH Na+ + OH− c. NaCl Na+ + Cl− d. NaSO4 Na+ + SO4− e. HBr H+ + Br− f. H2SO4 H2+ + SO42− g. NH4OH NH4+ + OH− h. NH4Cl NH4+ + Cl− i. HNO3 H+ + NO3−
Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi
Membuat kesimpulan beradsarkan pengamatan
Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Kesimpulan yang diharapkan
Berdasarkan percobaan ini larutan elektrolit yang temasuk kedalam larutan elektrolit kuat adalah larutan garam, Larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit lemah adalah asama asetat, dan larutan yang termasuk kedalam larutan nonelektrolit adalah gula dan alkohol.
Lampiran 9 174 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek yang diwawancara Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek
Respon siswa terhadap akibat menggunakan pembelajaran berbasis proyek (keterampilan berpikir kritis)
Respon siswa untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa
Alasan siswa mampu menjawab keterampilan berpikir kritis.
soal
Pertanyaan 1. Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajarn kimia? 2. Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung?Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? 3. Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dikelas sangat menarik?jelaskan! 1. Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran berbasis proyek ini?Jelaskan alasan Anda! 2. Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan ide-ide atau gagasanmu melalui pembelajaran berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan Anda! 3. Apakah dengan pembelajaran berbasis proyek mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan? 1. Soal manakah yang menurut Anda paling sulit?Jelaskan alasannya! 2. Menurut Anda, Apakah soal-soal yang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah? 1. Bagaimana kamu bisa menjawab soal dari nomor satu sampai sepuluh?Apakah kamu mengalami kesulitan?
Lampiran 10 Kedudukan Siswa Di Dalam Kelas Nama Agni Andri Ananda Husna agung syah gina indira mahar nadya rusda reza sabila mikha april mega siti azalia gabril kevin angel silmi raden di rofi dwi Xr
Xi 100 100 100 98 95 95 95 95 95 95 95 90 90 84 81 80 80 79 78 78 77 75 75 75 87,70833
Xi-Xr 12,3 12,3 12,3 10,3 7,3 7,3 7,3 7,3 7,3 7,3 7,3 2,3 2,3 -3,7 -6,7 -7,7 -7,7 -8,7 -9,7 -9,7 -10,7 -12,7 -12,7 -12,7 0,2
𝑥𝑖−𝑥 2
1. S= =
(Xi-Xr)2 151,29 151,29 151,29 106,09 53,29 53,29 53,29 53,29 53,29 53,29 53,29 5,29 5,29 13,69 44,89 59,29 59,29 75,69 94,09 94,09 114,49 161,29 161,29 161,29 1982,96
𝑛−1
1982,29 24−1
= 86,18 = 9,3 2.
Mean = 87,7 Jadi:
Kelompok Tinggi : 87,7 + 9,3 = ≥97 (4 Orang) Kelompok Sedang : 78,4˂ x˂ 97 (14 Orang) Kelompok Rendah : 87,7 – 9,3 = ≤78,4 (6 Orang)
175
Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada seluruh siswa
Lampiran 11
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
176
Kode Siswa
1
2
3
4
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22
1 1 3 3 1 2 3 3 1 3 1 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 3
4 2 1 3 1 1 4 3 1 1 3 4 3 3 1 1 3 1 1 1 1 3
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
k1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2
k2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 2 1 4 3 3
Indikator/Nomor Soal 5 6 k3 k4 k5 k6 3 4 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 3 4 4 1 2 3 3 4 1 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3 2 4 3 4 4 1
7
8
9
10
11
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3
3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2
1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 1 1 1 3
12 k1 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4
k2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Jumlah Skor
Nilai Presentase
Kategori
54 49 56 56 51 55 54 54 48 49 56 58 55 49 52 46 58 51 45 53 44 54
83 75 86 86 78 85 83 83 74 75 86 89 85 75 80 71 89 78 69 81 68 83
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
177
23 24
S23 S24 Jumlah Skor Max (%)
2 3 48 3 66
3 2 4 3 1 4 66 49 93 3 4 4 92 51 97
4 3
4 3
4 3
4 4
4 4
495 24 495/24=20,6/24=86
3 4
2 4 3 2 1 1 1 4 3 3 1 1 43 95 59 61 27 47 3 4 3 3 3 3 60 99 82 85 38 65
3 3
4 3 169 8 88
54 51 1252 65 80
83 78 1923 1923/24=80
Sangat Baik Baik Baik
Lampiran 12 178
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memfokuskan Pertanyaan
No
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira Apr rani mega mikha reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) lica evin raden rofi sil Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
Indikator/Nomor Soal 1 Skor 3 3 3 3 12 3 100 3 2 1 2 2 1 3 2 3 2 3 2 1 1 28 3 67 2 2 1 1 1 1 8 3 44,5
Nilai
Kategori
Kelompok
100 100 100 100 400
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
TINGGI
100 100 67 33,3 67 67 33,3 100 67 100 67 100 67 33,3 33,3 935,2 66,8 67 67 33,3 33,3 33,3 33,3 267,2 44,5
Sangat Baik Sangat Baik Baik Kurang Baik Baik Kurang Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Kurang Kurang
SEDANG
Baik Baik Baik Kurang Kurang Kurang Kurang
RENDAH
Kurang
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 13
179
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menganalisis Argumen No
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Indikator/Nomor Soal Kode Siswa usna dria Ag zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina Apr dira rani mega mikha reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) lica evin raden rofi sil Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
2 Skor
Nilai
Kategori
3 3 3 3 12 3 100 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 38 3 90,5 2 3 3 3 2 3 16 3 89
100 100 100 100 400
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
100
Sangat Baik
100 100 100 100 100 33,3 100 100 100 100 100 100 33,3 100 1266,6
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik kurang Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik kurang Sangat Baik
90,5 67 100 100 100 67 100 534 89
Kelompok
TINGGI
SEDANG
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
RENDAH
Sangat Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 14 180
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Bertanya & Menjawab Pertanyaan
No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal 3 Skor
Ag dria usna Nad Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Apr lia ina dira rani mega mikha zaldi reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) lica evin raden rofi sil Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
4 1 1 1 7 4 43,7 3 3 1 2 1 1 3 4 3 3 1 1 1 1 28 4 50 1 3 1 4 2 3 14 4 58,3
Nilai
Kategori
Kelompok
100 25 25 25 175
Sangat Baik Kurang Kurang Kurang
TINGGI
43,7 75 75 25 50 25 25 75 100 75 75 25 25 25 25 700 50 25 75 25 100 50 75 350 58,3
Kurang Baik Baik Kurang Cukup Kurang Kurang baik Sangat Baik Baik Baik Kurang Kurang Kurang Kurang
SEDANG
Cukup Kurang Baik Kurang Sangat Baik Cukup Baik
RENDAH
Cukup
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 15 181 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Indikator/Nomor Soal No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira rani mega mikha Apr reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) evin raden rofi sil lica Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
4 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
4 4 4 4 8 4 100 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 55 4 98,2 4 4 4 2 4 4 22 4 92
100 100 100 100 400
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
TINGGI
100 100 100 100 100 100 100 100 75 100 100 100 100 100 100 1375 98,2 100 100 100 50 100 100 550 92
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
SEDANG
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Sangat baik Sangat baik
RENDAH
Sangat baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 16 182 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengobservasi dan Melaporkan Hasil Observasi
No
Kode Siswa
Indikator 5
Jumlah Skor
Nilai
Kelompok
Ksa Ksb Ksc Ksd Kse Ksf
1
Ag
3
4
3
4
4
4
22
92
2
dria
4
3
4
4
4
4
23
96
3
usna
3
3
4
3
4
4
21
87,5
4
zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%)
2 12 4 75
2 12 4 75
3 14 4 88
3 14 4 88
3 15 4 94
3 15 4 94
16 82 24 85,4
67 342,5
1
gung
4
4
3
4
4
4
23
96
2
Nad
4
4
4
3
4
4
23
96
3
lia
4
4
4
4
3
4
23
96
4 5
ina dira
4 3
3 3
3 2
4 3
2 3
2 4
18 18
75 75
6
rani
3
3
4
4
4
4
22
92
7
mega
4
4
4
4
3
3
22
92
8
mikha
3
2
4
4
4
4
21
87,5
9
reza
3
3
4
3
4
3
20
83,3
10
rusd
3
2
3
4
4
4
20
83,3
11
sabil
3
1
3
2
3
4
16
67
12
Apr
4
4
4
4
4
3
23
96
13
siti
3
3
3
3
4
3
19
79,1
14
Syah
2
3
4
3
4
4
20
83,3
Jumlah Skor Max Rata2(%) 1 evin
47 4 84 2
43 4 77 3
49 4 88 3
49 4 88 3
50 4 89 4
50 4 89 3
288 24 85,71 18
1201,5
2
sil
3
4
3
4
4
4
22
92
3
rofi
4
4
3
4
4
3
22
92
4
raden
4
4
4
4
3
3
22
92
5
lica
3
3
3
4
3
4
20
83,3
6
Gab
3
3
3
4
4
4
21
87,5
19 4 79
21 4 88
19 4 79
23 4 96
22 4 92
21 4 88
125 24 87
521,8
Jumlah Skor Max Rata2(%)
Kategori
85,6
85,8 75
87
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik
TINGGI
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
SEDANG
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
RENDAH
Lampiran 17 183 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi No
Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
1 2 3 4
Ag dria zaldi usna Jumlah Skor Max Rata2(%) 1 gung 2 Nad 3 lia 4 ina 5 dira 6 rani 7 mega 8 mikha 9 Apr 10 reza 11 rusd 12 sabil 13 siti 14 Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) 1 sil 2 rofi 3 raden 4 evin 5 lica 6 Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
6 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
3 1 1 1 6 3 50 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 26 3 62 2 1 1 1 3 3 11 3 61
100 33,3 33,3 33,3 199,9
Sangat baik kurang kurang kurang
TINGGI
50 67 33,3 100 67 67 33,3 67 67 67 67 33,3 67 67 67 869,9 62,13 67 33,3 33,3 33,3 100 100 366,9 61
Cukup Baik kurang Sangat baik Baik Baik kurang Baik Baik Baik Baik kurang Baik Baik Baik
SEDANG
Baik Baik kurang kurang kurang Sangat baik Baik
RENDAH
Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 18 184 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira rani mega mikha reza rusd sabil Apr siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) evin lica sil raden rofi Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
Indikator/Nomor Soal 7 Skor 4 4 4 4 16 4 100 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 4 98,2 4 4 4 4 4 4 24 4 100
Nilai
Kategori
Kelompok
100 100 100 100 400
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
TINGGI
100 75 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1375 98,2 100 100 100 100 100 100 600 100
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
SEDANG
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
RENDAH
Sangat Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 19 185
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mempertimbangkan Nilai Keputusan Indikator/Nomor Soal No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira rani mega mikha Apr reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) sil rofi raden evin lica Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
8 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
3 3 2 2 10 3 83,5 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 35 3 83,45 2 3 2 3 2 2 14 3 78
100 100 67 67 334
Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
TINGGI
83,5 100 100 67 100 33,3 100 100 67 100 100 67 100 67 67 1168,3 83,45 67 100 67 100 67 67 468 78
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Kurang Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
SEDANG
Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
SEDANG
Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 20 186
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi Indikator/Nomor Soal No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira rani mega mikha reza rusd sabil Apr siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) evin sil raden rofi lica Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
9 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
3 3 2 3 11 3 92 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 37 3 88 2 1 2 3 2 3 13 3 72
100 100 67 100 367
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
TINGGI
92 100 100 67 67 100 100 100 100 100 100 100 67 33,3 100 1234,3 88 67 33,3 67 100 67 100 434,3 72
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Kurang Sangat Baik
SEDANG
Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
RENDAH
Sangat Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 21 187
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengidentifikasi Asumsi
No
Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
1 2 3 4
Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) 1 gung 2 Nad 3 lia 4 ina 5 dira 6 rani 7 mega 8 mikha 9 reza 10 rusd 11 sabil 12 Apr 13 siti 14 Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) 1 raden 2 sil 3 rofi 4 evin 5 lica 6 Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
10 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
2 1 1 1 5 3 42 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 16 3 38 1 1 1 1 1 1 6 3 33
67 33 33 33 166
Baik Kurang Kurang Kurang
TINGGI
42 33 33 33 33 33 33 33 33 67 33 67 33 33 33 530 38 33 33 33 33 33 33 198 33
Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Baik Kurang Sangat Baik Kurang Kurang Kurang
SEDANG
Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
RENDAH
Kurang
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 22
188
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memutuskan Suatu Tindakan Indikator/Nomor Soal No 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6
Kode Siswa Ag dria usna zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%) gung Nad lia ina dira rani mega mikha Apr reza rusd sabil siti Syah Jumlah Skor Max Rata2(%) raden evin sil rofi lica Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
11 Skor
Nilai
Kategori
Kelompok
3 1 3 1 8 3 67 1 1 3 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 3 28 3 67 3 3 1 1 1 2 11 3 61
100 33,3 100 33,3 266,6
Sangat Baik Kurang Sangat Baik Kurang
TINGGI
67 33,3 33 100 33,3 33,3 33,3 100 100 100 100 100 33,3 33,3 100 932,8 67 100 100 33,3 33,3 33,3 67 366,9 61
Baik Kurang Kurang Sangat Baik Kurang Kurang Kurang Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kurang Kurang Sangat Baik
SEDANG
Baik Sangat Baik Sangat Baik Kurang Kurang Kurang Baik
RENDAH
Baik
Cara Perhitungan : Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 23
189
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi Dengan Orang Lain
No
Kode Siswa
1
Ag
2
dria
3
usna
4
zaldi Jumlah Skor Max Rata2(%)
1
gung
2
Nad
3 4
lia ina
5
dira
6
rani
7
mega
8
mikha
9
Apr
10
reza
11
rusd
12
sabil
13
siti
14
Syah Jumlah Skor Max Rata2(%)
1
sil
2
raden
3
rofi
4
evin
5
lica
6
Gab Jumlah Skor Max Rata2(%)
Indikator 12 ka kb
4 3 4 2 13 4 81,2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 48 4 86 4 3 4 3 3 3 20 4 83
Jumlah Skor
Nilai
3
7
87,5
4
7
87,5
4
8
100
3 14 4 87,5
5 27 8 84,4
62,5 337,5
4
8
100
4
8
100
3 2
6 4
75 50
4
8
100
4
8
100
4
8
100
4
8
100
4
7
87,5
3
6
75
4
7
87,5
4
7
87,5
4
7
87,5
4
8
100
52 4 93
100 8 89,2
1250
4
8
100
3
6
75
3
7
87,5
4
7
87,5
4
7
87,5
3 21 4 87,5
6 41 8 85,4
75 512,5
84,4
89,2
85,4
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik
Kelompok
TINGGI
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
SEDANG
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
RENDAH
Lampiran 24 190
Hasil Wawancara
Pertanyaan Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajarn kimia?
Hasil Wawancara Ada, karena dalam pembelajaran sehari-hari kita merasa bosan didalam kelas. Jika ita menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek kita aan merasa penasaran dan ingin tahu apa yang ingin kita buat dan akan lebih masuk kedalam otak. Apakah Anda mengalami kesulitan pada Tidak, karena dengan pembelajaran ini saat pembelajaran berlangsung?Jika “Ya” saya lebih merasa enjoy daripada kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila pembelajaran yang sering kita lakukan “tidak” sebutkan alasanmu? didalam kelas. Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dikelas sangat menarik?jelaskan! Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran berbasis proyek ini?Jelaskan alasan Anda!
Iya sangat menarik.
Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan ide-ide atau gagasanmu melalui pembelajaran berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan Anda!
Iya saya jadi termotivasi, untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan ide-ide kepada kelompok saya
Apakah dengan pembelajaran berbasis proyek mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan?
Iya saya jadi lebih memahami.
Iya saya jadi termotivasi dan ingin mencoba kembali proyek yang telah dilakukan dikelas
Soal manakah yang menurut Anda paling Soal nomor tiga sulit?Jelaskan alasannya! Menurut Anda, Apakah soal-soal yang Sedang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah? Bagaimana kamu bisa menjawab soal dari Iya bisa karena saya sudah paham, nomor satu sampai sepuluh? sudah praktikum dan sudah membaca buku.
191
T
v'
UJI REFERENSI
Nama
:Sutinah
Nim
:1110016200008
tr'akultas
:Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Jurusan/prodi
:P.IPA/P.Kimia
Judul
Skripsi
:Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Sisrva Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Larutan Nonelektrolit Paraf Referensi
No
BAB
,l 2
I
!.qtp!rvrvrv. gs_q_{.o-lglp-r-a.,1ky_fi ldilgVpuq1o l. 2. results-overview.pdf. h.5.
Pembimbing I
Pembimbing
t
bt
+
M
I{usamah,dkk. Desuin Penbelajantn Berhosis
Pencapaian Kompetc si Panduan dalant l,lttttncattg Peutb,luJrtr,tr ttttrttl' .ll,nJtrlittttg Implementasi Kurikulun 2013.(Jakarta:Prestasi Pustakakamva. 2013). h.4 3
4
tI.A.R. Tilaar. lvloni/bsto Pendidikcot Ncrsionql tinjauon duri perspektiJ postnodernisne cltur stucli ktrltural kompas Indonesia.(Jakala;Buku Konpas.2005) Cet.l h.109 Pendis.Kemenag
httD://www.pendis.kemenag.go.id 5
6
7 8
http://bsnp-indonesia SalinanlampiranPerme[dikludNa.
4th20 L3 Agung W Subiantoro. Pentingnyq Prqklium dalam Pembelojaran IPA. httD://staff.uny.ac. id 5
Michael, Purba. Kinia Untnk SMA/MA kelas X (Jakarta:Erlanssa .2012) h.3
Navhies
Luthvitasari. I
{
t +
K &r
&:
t t
A-
+
Jn
f
ff
{
h'
Df
tplementasi
Pembelajaran Berbasis Prcyek
Pada
Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik Sains. 9
Paraf
Made,Wena. Sn-atugi Penbelajaran Inovatif
Kontemporer Sudtlt Tinjauan KonseptLtal Operasiona Eclisi satu.(Iakafta:Bumi Aksara, 2011). Cet.6 h.144
l0
Annas Kurniawan. Pengaruh
Motlel
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap ketertlmpilan beryikir kritis dan sikap terkait siswa SMP, http : //pas ca.undilqha.ac.itl/eioumal/
2
ll
Ida Ayu Kade Sastrika,dkk. Pengaruh Mctclel Pembelajaran Berbqsis Proyek Terhadap Pemahemqn Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Matq Pelajaran Kimia.ejoumal program pascasarjana Universitas
+
A-
{
K
Peodidikan Ganesha Prodi.IPA(volume 3 Tahun 2013)
BAB 1
II
Rusman. Model-model pembelajaran Mengenbangkan Profesionqlisue GurLt.(lakarta.PT Raja Grafi ndo Persada, 2012) h.133
2
Rusman. Model-model
h'
pembelajaran
Mensemb anpkan Profesionalisme Gtru.h.136 3
4
W. Thomas, A review of Reasearch on ProjecfBased Learning, (Califomia: The Autodesk Foundation. 2000). p. l. Erica Baker. et all, Project-Basetl Leanting Model: Relevut Leorning for the 2lsl Centtu!, John
(Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p.
i. 5
Alec Patton. lqork that M.ttters: Tlle Teucher's guide to Project-Bctsed Leurning, (UK: The Paul Hamlyn Foundation.2012). p. 13.
6
Educational Technology Division Ministry of Education, , Project Bosed Learning Handboctk "Educating the Millennial Leartter", (Kuala Lunrpur: Communication and Training Sector, 2006)..
7 8
p.l.
Educational Technology Division Ministry of Education, op.cit, p.5l Educational Technology Division Ministry of
f +
f
10
t
d\'
13.
..........p.
18.
Educational Technology Division Ministry of Education
..........p.
'7
6.
revietv of Reasearch on Projecl
12
Thomas,
13
-.,..,,,,.h.3-4 Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Based Leamins".
14
15
t6 t7
Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasiona Edisi satu .........h.145 Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inotatif Kontemporer Suatu Tinjauak Konseptuol Operqsiona Edisi satu -......,,.h.745 Made,Wena. Strategi Pembelajarqn Inoyatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasiona Edisi sqtu ....,,,,,..h.146 Made,Wena. Strategi Pembelajqrqn Inoyatif Ko temporer Suatu Tinjauan Konsepttnl Operasiona Edisi satu .......,-...h.146 Made,Wena. Strategi Pembelqjqran Inovatif
p,'
d+
T.;
&.
Educational Technology Division Ministry of Education
lt
..........p.
4,.
k
Educational Technology Division Ministry of Education
!{
{
Education. .........p. 51. 9
k
t t
J {\.
f
A'
t t
A"
t I
A^
k 4.'
Kontefiporer Suatu Tinjauan
Konseptudl
Operas iona E dis i satu .. - -.....,,,h.1 46-14'7 18
Carolyn M, Evertson and Carol S. Weinstein (eds), Hanclbook of Classroom Management, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
I
Publishers. 2006). p. 590.
t9
Carolyn
M.
Evefison and Carol S. Weinstsin of Classroom Management
(eds), Handbook ..........h.590 20
Jennifer Railsback, Project Based Instnrction "Creating Excitement for Learning " , (North\'/est Regional: Educational Laboratory. 2002) p.24.
21
Made Wena, Stralegi Pembelajaron Inotatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), h. 14',7 .
22
Jennifer Railsback, Project Bqsed Instruction "Creating Excitement for Leanin9", (Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002). p. 9.
23
Educational Technology Division Ministry of
24
Education. or. cil.. D. 6. Wena, op. cr., h. 149-151.
,2s
Pendekat.ol -Barrr.(Bandung:PT. t.1
Muhibbin Syah. Psr*o1ogi Pentlitlikan Dertgan
Darmiyati, Zrschdi. Hunanisusi Pentlilikcm ntrkan Kenbali Penclidikan )ang
Monltsictwi.(Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet.2 h 124
Sumadi,Suryabrata.
Psikologi
Penditlikax.(Jakana:Rajawali Press,20i0), cet.l 29
30
31
t,
t
Remaja
5 h.117
Mene
28
{
h.54-55 Sumadi,Suryabmta.
Ps i ko
logi Penditlikon
h.5 5
Wina, sanjaya. Strategi Pembelajaran Proses Berorientasi StLndar
t
Effectiye
dalum Memecahkan masaluh dan Memantik Lleide B aru.(Banduns..Kaifa. 2007) h.24 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan
Critical Thinking.( Departemen
Pendidikan
Joyce M Lalurens, "integrasi riset cles
di
ain
:s
eb
uah
p
ewlekat an dalam p
srudio perancangan. prosedding sentintr
nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35
h'
r
b\
{-
k
t
u,
{
0.,'
f
A"
(
J{'
dan
em b e I aj aran
h lr'
Edward de Bono. Revolusi Beryikir Etlward De
Nasional:2009) h.9 34
h'
t
1rrlr'rclior.(UsA:Wadswofth
Bono:Belajar Berpikir Canggih dall Kreatif
33
k k
K
Censase Learnins. 2010) h.286 32
A/
{
Pendidikan.(lakafta:Kencana, 201 1). cet.8 h.230 Donald C. Orlich. Teaching Strategies A Guide
to
h"
%'
Pentlekatatl Bcu'u............h. I 17 21
t I
Muhibbin- Syah. Psikobgi Penclidikan Dengcut Rosdakarya.2009).Ce
26
{
A"
35
Wowo Sunaryo Kuswana. Taksononi Berpiki'. (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 201
l)
t
A^
t t
A.
A'
f
#j
f
l',"
r
At
Cet.l
h.l9 Anonim. Pembelajaran yctng Mengembangkan
36
Critical Thinking.( Depaftemen
Pendidikan
Nasional:2009) h.9 3',7
Kasdin, Sihotang, dkk. Critical Thi*ing Penikiror aog,-r.(Jakafta:Pustaka
Membongun
Sinar HaraDan. 2012) Cet.1 h.3 38
Alec, Fisher. Berpikir K'itis
Sebuah
Penga tar.(Jakafia:PT.Gelora Aksara Pratama, 2008) h.10 39
Alec, Fisher. Berpikir Kritis Sebualt Pengantar
.......-......h.4 40
Wanda, Teays. Seco d thought:critical thinking dtuerse society.(New York:Mc Grarv-Hill
for a
Comoanies.2006) h.22 41
Sui 12
" B erpikir Krllis tla lan P em beltiatatt Ki liu nletluitr Proftsiotnlisntc puru"-
Llliasari. s
Anonin. Penbe|a jtt t1tt .\-ong
Critical Thinl;ittg.(
,\1angantbangkutr
Dcpar.tenren Pendidikan
Nasional:1009) h.14 '41
. .lilil ),
Roben E. Slavin. Pr*o1r.,gi Peutliliktu
lan Prulttik Eliti
KctlclLtpun
Nlarianto Sanrosir"
(Jakarta:P
{-
An
{
U''
t
!,' !{'
Teori
Terj.
l .lndeks. 2009),
A,nori';n. Petnbeltiut al tLt tl g llt'n getn bongliot Criticol Thinking.( Depafiemen Penclidikan Nasional:2009) h.15
l5
Anontnt. C rir
16
Pent be
Iajuftt]t
ro
n
g
7lcn gent ban gkatt
tl
g
it[ e n g c nt b a n gka rt
it al Thitkbtq ....h.19
Anonim. P e nt b e I uj a r.ul
.\'
u
+
& Murphy, E. (2006). klenttJying itg intli|iduel engagenent il criticdl thinkitg in onli e discussio s: Ai1 exploratot).) Perkins, C,
and measLu
11.
$t
Critical Thittkitq .....h.18 4'.1
o{
t
h.40 .11
tt.
At'
{
case stutly. Educatiowrl Technologyt & Societ_y,9 (
48
t).299
Dina Mayadiana Suwama, Su4rr Altet atif Penbelaj aratt oltuk Mefiit|gkatkan Kemantputot
{
Betpikir Kritis Moten.tiko. (Jakarta:Cakrarvala
k"
Maha Karya. tt). h.l3-16 49
Elaine
B,
lhonson.ContextLlal Teaching &
Learning Menjeulikut Kegiatan Belajat
Mengajar
Menga.syikkan
Bermakta.(Bandung'.Mizan
dan
Learning
t
h'
+
K
+
0)'
Center(MLC). 2007). Cet.5 h.190 50
Elaine
B,
Jhonsofi.Contextual Teaching &
Learfiing Menjadikun Kegidtan BelajarMengajar Mengasyikkun dan Bermakna 51
..........h.192 B, Jhonson.Corlertr.r/ Tetclting &
Elaine
Lecuting Menjadikan Kegictt.ln Belajarlulengajar Mengasyikkan dqn Bermqkna .........
h. r
93
52
Elaine B, Jhonson.Contextuul Teoching & Leoning Llenjaclikan Kegiatafl Belajarfulengajar Mengasyikkan clan Bernukna
r
Li
{
L'
.........h.194 53
Elaine
B,
Jhotsot.Contextual Teaching &
Learning Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna .........h.195 51
Elaine
B,
Jhonson.Contextual Teaching &
Learning Menjadikan Kegialan BelcljarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna
{
0r
.........h.197 55
Elaine
B,
Jhonson.ContextLtdl Teachittg &
Learning Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikkan clan Bermalcna
(
J','
......... h.198 56
Elaine B, Jhonson.Contextual Teaching & Learniug l[enjadilicut Kegiatan Belcljar)[etgcrjtu' ],Iengttsyilikcot dtut Berntttktttt
{
A'
{
$.
{
A^
t
a'
... ...... h. 199 5',7
Elaine B, Jhonso[. C.)r1".! /ldl Tcue-hitry & Leottitg Menjadiktn KegiltlLt]t Bcltiar Mangajar llengasvikliun lan Berntulota ..h 200
58
Lorin, Anderson, Kertutgka Lan(/asut1
untuk
Penbelaju-an, Pcngttluron, (kttl,4s?.\ntcn Rctisi
Taksonorni
Pendidikul
B/oont.
(Yoeyakarta:Pustaka Pelaiar. 2010) Cet.1 h.101 59
l.orin,
An
Ltniasan
unluk
Penbelajco cot, Pertgajurutt, tkrn Asesmen Rerisi
Ttksononti Pentliliktn Bloont ..-h-101. 60
Michael Purba.
Kiniq I urth* Sll;1 kelat X,
(Jakarta: Erlangga. 2006), h. 166.
6t
Michael Purba, Kimia
I
untuk SMA kelas
x............ h.170 62
Michael Purba, Kimia x.............
63
h. t
I uttuk SMA kelus
It
68-l69
Navies Luthvitasari,dkk. Inplemetltasi Pen$elajaran Berbasis Proyek Pada Ketetu lpildtl Berpikit' Dan Kemaltiran Getterik
Sains. e-Joumal Program
Pascasa{ana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vo1.3.2013. 64
f
Rosyidatul Munarvaroh,dkk.
" Pe n erap
0t" t)
-"'
{
d)
{
dr^
t
t;
Yol.2. 2012
Ida Ayu Kade Sastrika. "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemaltamttn Koxsep Kimia Dan Keterampilcot Berpikir Kritis" e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA Vol. 3 Tahun 2013
e\-
tn Llodel
Project Bosed Learning Untuk Menbongut Empat Pilar Pembelajafaan siswa srrp".Jumal dari Unnes Physics Education Joumal/2012 65
a'
I
66
Hefii,Patmawati. "Analisis Keteronpilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan
Elektrolit Dan Non Elektrolit
r
Dengan
Pralaikum", Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif Hidayahrllah Jakarla. 2011. Tidak
dr
dipublikasikan. 6'7
Istiqomah. lzclrsis Keterampilan B erpikir Kritis dengan Menggrnakan PBL"SLipsi pada Strata
satu
UIN Syarif Hidayatullah
lakarta.2012.
Tidak dipublikasian
BAB 1
Nana, Syaodih. Metode P endidikan.(Bandung:PT.Remaja
III
Nana, Syaodih-lletode Penelitian Pendidikan ........h.73
3
Ibnu Hadjar. Dasto-Dusur Metodologi Penelitian Kwantitatif dalant Penclidikan. (Jakarta: PT.Raia Gmfindo Persada) h.30
4
Ibnu Hadjar. Dasar Dasu Pe elitiltt Kw.oltitatiJ tlalan
Metodologi Pentlidikan
....................h.34 5
Sugiyono. Pen d idikan (Pentlicli
Metode
kan
kuant
itotif,
pertelitian kuo I itat if,
dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet.
11
h.29'7 6
Sugiyono.
Metode
Pendidikan(Perulidikan
penelitian
kuntitcrtif, kualltatif,
dan R&D... ... ... ... ... ... h.300 7
Suharsirni Arikunto. Prcserll'
Peitelitia
pruktik, (lakartatRineka
pendekatan
Suharsimi Aiktnto. Pros edur
P en
elitian
suqtLt
pendekatan praktik...........h192. 9
Sugiyono.
(
r t
A'
{
&-
{
4'
t
suatLt
Cipta,
2006). h.139 8
k
Penelitian
Rosadakarya,
2010), Cet.6 h.72 2
!t'
{
Metode
pefielitian Pendidikan(Pendidikatn k@ntitutif, kuqlitatif, dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11
{
f t
h.305
l0
Suharsimi, op.cit., h.203
trl
ll
Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendiclian. (Jakarta:PT Raia Crafindo. 2005) h.67 Suharsimi, op.cit., h. I 99-200
f/
Ngalim, purwanto..Prinsip-prinsip dan Teknik Evahnsi Pembelajaran. (Bandung:Remaja
t
t2 t3
Rosdakarya, 2013) Cet.1 8 h.137.
t4
Purwanto,Op.cit h. 138
l5
Suharsimi, Aiktnto Prosedur
16
.
Purwanto, op.cit., h. 137.
,L-
k a"
$, A^ 4^ U'1
0\'
f
A1
{
&"
P ene litian
suatu " penclekotan prak:tik.(Jakarta:Rineka Cipta, 20 I 0), cet.14 . h. 213
il-
A/'
f
A--'
17
Anas, Sudijono. Petlgantar
Evahtasi
Grafindo
Persada,
Pendidikan.(Jakarta:Raja
6
A^
{
a.
2003) h.208
l8
Arifin.
Zaenal,
Pembelajaran.(Bandung:Remaja
Evahnsi Rosdakarya,
2010\.h.266 19
Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta:Bumi Aksara, 2006), cet.6,
{
h.221. 20
Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar EraluLtsi
21
Budi, Susetyo. Statistika Untuk Analisis Data Pe elitian Dilengkapi Cara Perltitungan dengan
f
Pendidikan...........h.228
SPSS dan 22 23
{
Ms. Ofiice Exel(Bandung:PT.Refika
Aditama. 2010) Cet.1 h.71 Purwanto, op.cit., h.102
t{ A' l,^ L'
Rlduwan. Belojar Mtrlah Penelitian untLtk Gut tKaryavan dan Penelili Pentula,
(Banduns:Alfabeta.2009). h.89.
{
),^
{
L./
{
h'/
BAB IV
Alec Fisher, Berpikir Kritis
2
3
John
W.
Pt'oi ect- B 4
Sebuuh
Pengatlt.tr,(J akul^ -P T Celora Aksara Pratama, 2009). h.4 John W. Thomas, A rc\'ie\\, of Reoseurch on Prcject-Base.l Learning, (Calilornia: The Autodesk Foundation. 2000). p. l.
Thomas, os
A rcriev of Retsecu ch olt
ed Leortilre...
t'
-..........h.3-9
Annas kunriawan, Petgamlt lulodel Pembelajorun Bel btsis Proyek Terhaclalt
t
Ketetqmpilan Berpikir Kritis dan Sikap terkait Sairs Sisrua SMP (Studi Eksperinen di SMPN 4
k
Sinearaia) 5
& Phaik Kin Cheah. Teqcher Of Critical Thinking Among
S Chee Choy Perceptions
Students and lts ltiluence on Highet Educatiotl.
Joumal
of
teaching and leaming
in
higher
education. (2009). Vol.20 No.2, h.202
6
Zulfian| dkk. Sttotegi Pembelajaran Sairs.(Jakafia:Lembaga Penelitian UIN Jakafia, 2009). h.104
7
8
Ida Ayu Kade Sastrika. "Pergai'rrh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhatlap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Beryikir Kritis" e-Joumal Program Pascasarjana
02"
{
k
{
h^
I
4.
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7 Wina, Sanjaya. Strategi pembelajaran
beroientasi slandar proses
(Jakafta:Kencana Pranada Media,20I 9
r
Elaine,
B
pendielikan. I) h.204
jhonson. ContextLral Teaching &
Learning (Menjadikan Kegiqtan Belajar-
Mensaiar
Mensasyikan
dqn
Bennakno-(Bandung:Mizan Leanring Center. 2006) h.195
Jakarta, Mei 2015 Yang Mengesahkan Pembimbing I
Pembimbing 1l
Ltl^4.r."-tBurhanudin Milarna. M.Pd. NIP. 19770201 200E01 l00l
NtP. 19710528 2000031 002
SURAT KETERANGAN NOMOR: 303/I02.1/SMA DK-YPII/H/2014 Kepala SMA Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten menerangkan bahwa: Nama
:Sutinah
NIM
:1110016200008
Tempat/Tanggal lahir :Bogor, 01 September 1992 Jenis Kelamin
:Perempuan
Prodi/Jurusan
:Pendidikan Kimia/Pendidikan IPA
Jenjang
:Strata satu (S1)
Universitas
:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan observasi dan penelitian dalam rangka menyusun SKRIPSI dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit” di SMA Dharma Karya UT terhitung mulai tanggal 1 November s/d 30 November 2014. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat dipergunakan sebagai mestinya.