SKRIPSI
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM
OLEH: HERTI PATMAWATI (105016200539)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: HERTI PATMAWATI 105016200539
Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 19760309 200501 2 002
Tonih Feronika M.Pd NIP. 19760107 200501 1 007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum ” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 8 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia. Jakarta, 17 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal
Tanda Tangan
……………………..
………………….
Ketua Panitia
NIP:
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juaningsih, M.Pd NIP: 19790510 200604 2 001
……………………..
…………………..
………………………
………………….
…………………….
………………….
Penguji I Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si NIP: 19540310 198803 1 001 Penguji II Dedi Irwandi, M.Si. NIP:19710528 200003 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. NIP. 19790510 198703 1 003
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
No. Dokumen
: FITK-FR-AKD-098
Tgl. Terbit
: 5 januari 2009
No. Revisi
: 00
Hal
: 1/1
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
PENDAFTARAN PESERTA WISUDA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : HERTI PATMAWATI Tempat, Tanggal Lahir
: Tasikmalaya, 30 Desember 1984
NIM
: 105016200539
Jurusan/Prodi
: Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi
: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN LARUTAN
ELEKTROLIT
DAN
NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM Dosen Pembimbing
: 1. Dr. Zulfiani, M.Si. 2. Tonih Feronika, M.Pd
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah. Jakarta, 08 Maret 2011
Herti Patmawati NIM. 105016200539
ABSTRAK Herti Patmawati. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode praktikum. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya pada kelas X-5 semester genap tahun ajaran 2009-2010, dengan menggunakan metode deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan berpikir kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar keterampilan berpikir kritis siswa dapat berkembang melalui pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya kelas X-5 yang berjumlah 44 orang yang dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan perempuan dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari lima indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati melalui metode praktikum, muncul dengan persentase yang bervariasi. Indikator yang memperoleh persentase lebih besar adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak sebanyak 88,4%, dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sebanyak 87,7%. Sedangkan, aspek yang jumlah persentasenya lebih kecil adalah indikator bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang menghubungkan materi terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum karena melibatkan banyak siswa dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung sehingga dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui percobaan. Kata kunci: Keterampilan berpikir kritis, metode praktikum, larutan elektrolit, dan nonelektrolit.
i
ABSTRACT Herti Patmawati. Analysis on Students’ Critical Thinking Skill in Learning Electrolyte and non Electrolyte Solution through Practicum Method, Study Program of Chemical Education, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011. This study aims to determine students’ critical thinking skill in learning electrolyte and non electrolyte solution through the method of practicum. This research was conducted in SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya on X-5 class in the second semester of 2009-2010 academic year by using descriptive method which is directed to obtain information about there is any critical thinking skill that emerge, and to observe how much students’ critical thinking skill can be developed through learning electrolyte and non electrolyte solution with the practicum method. The subjects of this study are all of the high school students in X-5 class. The sum is 44 students, who are divided into six groups. Each group consists of male and female students from the category of high, medium and low. The result of the research shows that the five indicators of students’ critical thinking skill observed through laboratory method appears in various percentages. The indicator which has greater percentage (are an indicator to consider whether the source can be trusted or not by 88,7 percentage), and ( the indicator of observing and considering the results of the observation 87,7 percentage), whereas the aspect whose smaller percentage is the indicator of asking and answering questions. These were found because the students did not connect the material to incident or event. Most students enjoy learning with a solution of electrolyte and non electrolyte in the method of practicum because it involves a lot of students and makes students more active in acquiring knowledge with direct experience so as it is able to train students’ critical thinking skill through trial. Keywords: critical thinking skills, the practicum method, electrolyte and non electrolyte solution.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat dan salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja, doa, dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
3.
Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4.
Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
5.
Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, dan Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd selaku penasihat akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
7.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8.
Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurus halhal yang berkaitan dengan administrasi akademik.
iii
9.
Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Bapak Drs M. Kurtubi, M.Si, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
10. Bapak Drs. Asep Nanang M.Pd selaku wakil kepala bidang Kurikulum SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. 11. Bapak Entang S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah berkenan menjadi observer dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian. 12. Seluruh guru dan staff tata usaha SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 13. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan. 14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, dan saudaraku yang tak henti-hentinya memberikan doa, dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. 15. Keluarga Bapak Asep Qohar dan Ibu Lisda Dalilah yang tak henti-hentinya membimbing, memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya. 16. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2005 yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis 17. Siswa siswi kelas X SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah bekerjasama dengan baik selama penelitian. 18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya. Penulis
Herti Patmawati
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................
v
DAFTAR TABEL...........................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah.......................................................
6
C. Pembatasan Masalah......................................................
6
D. Perumusan Masalah.......................................................
6
E. Tujuan Penelitian...........................................................
7
F. Manfaat Penelitian ........................................................
7
BAB II DESKRIPSI TEORITIK A. Deskripsi Teoritis……………………………………...
8
1. Hakikat pembelajaran.............................................
8
2. Pengertian Metode Mengajar …….………….......
10
3. Metode Praktikum………………………..………
12
4. Hakikat Berpikir Kritis……………...….…….......
16
a. Pegertian Berpikir……………………………...
16
b. Berpikir Kritis……..………………..…………
18
5. Konsep Larutan Elektrolit dan non Elektrolit……
27
B.
Kerangka Berpikir......................................................
31
C.
Penelitian Relevan......................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................
33
B. Subyek Penelitian ..........................................................
33
C. Metode Penelitian .........................................................
34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................
34
v
BAB IV
BAB V
E. Instrumen Penelitian...........................................................
35
F. Teknik Pengumpulan data.................................................
37
G. Teknik Pengolahan Data....................................................
40
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi.......................
40
I.
41
Teknik analisis data...........................................................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Metode Praktikum.................................
45
1. Hasil Observasi......................................................
45
2. Hasil Data Angket............................................... ..
61
3. Hasil Wawancara...................................................
65
B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis.......
65
C. Pembahasan terhadap temuan penelitian.....................
75
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................
79
B. Saran...........................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
81
LAMPIRAN.......................................................................................
85
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis................................ 23
Tabel 2.2 Perbedaan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit.................. 28 Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar...............
30
Tabel 3.1 Indikator Keterampilan berpikir kritis siswa yang akan dianalisis................................................................................... 36 Tabel 3.2 Skala Pengukuran..................................................................... 42 Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi............................................. 46 Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan dasar......................................................................................... 47 Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi..................................... 48 Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab pertanyaan..............................................................................
49
Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 50 Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak........................................... 51 Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 52 Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi............................................. 53 Tabel 4.9 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.....................................
54
Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi.........................................
55
Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.............................................................................. Tabel 4.12 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan
vii
56
Pertama..................................................................................
57
Tabel 4.13 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan kedua........................................................................................ 58 Tabel 4.14 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan.............................................................................. 59 Tabel 4.15 Hasil angket indikator mengindukasi dan mempertimbangkan hasil induksi............................................................................ 61 Tabel 4.16 Hasil angket indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.......................................................
62
Tabel 4.17 Hasil angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.... 63 Tabel 4.18 Hasil angket indikator memebrikan penjelasan lanjut............... 63 Tabel 4.19 Hasil angket mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi............................................................................ 64 Tabel 4.20 Hasil wawancara......................................................................... 65
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Alur Penelitian..........................................................................
Gambar 4.1
Grafik Indikator Keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan.. 60
Gambar 4.2
Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis.. 61
Gambar 4.3
Grafik Hasil data angket keterampilan berpikir kritis siswa.....
ix
44
65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Silabus materi larutan elektrolit dan nonelektrolit....................
85
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................... 87
Lampiran 3.
Lembar Kerja Siswa (LKS)....................................................... 94
Lampiran 4.
Format lembar observasi........................................................... 109
Lampiran 5.
Kisi-kisi lembar observasi......................................................... 114
Lampiran 6.
Format lembar angket................................................ ............... 123
Lampiran 7.
Kisi-kisi lembar angket.............................................................. 126
Lampiran 8.
Pengolahan lembar observasi..................................................... 127
Lampiran 9.
Format panduan wawancara...................................................... 159
Lampiran 10. Hasil wawancara tiap kelompok............................................... 160 Lampiran 11. Jumlah persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap indikator..................................................................................... 169 Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian............................................................. 170 Lampiran 13. Lembar Uji Referensi................................................................. 172 Lampiran 14. Surat Bimbingan Skripsi............................................................ 179 Lampiran 15. Surat Izin Permohonan Penelitian.............................................. 180 Lampiran 16. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian...................... 181
x
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan masyarakat dunia telah terjangkiti oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi, dan seni serta arus globalisasi, sehingga menuntut kesiapan semua pihak untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada, perlu disadari bahwa dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, informasi yang akan sampai makin banyak ragamnya, baik sumber maupun esensi informasinya, untuk menghadapi perubahan teknologi yang cepat maka kemampuan berpikir kritis merupakan aspek yang perlu mendapat penekanan dalam pengajaran.1 Pada konteks ini, pendidikan juga mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan sebagai suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah masyarakat. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tesebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan 1
Mulyati Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 2.
2
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangannya selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur sifat, perubahan dianamika, dan energenika zat. 2 Pelajaran kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru banyak memberikan pelajaran pada aspek ingatan dan pemahaman. Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton dan membosankan. Dengan demikian diperlukan peran guru dalam menentukan metode yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa. Seorang pendidik harus bisa mengarahkan dan menggali potensi yang ada pada diri siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilanketerampilan tertentu diantaranya keterampilan berpikir kritis. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkat kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum sekolah dasar dan menengah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan dan pada Permen RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan mengatakan bahwa standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dan salah satu tujuan standar kompetensi kelulusan pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.3
2
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id/pdf diakses 22 Januari 2010 hal 113 3 Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org/files/2.SKL.pdf diakses 22 januari 2010 hal 4
3
Mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Dalam Standar Isi mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di SMA dan MA yang tercantum dalam standar isi diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, memahami konsepkonsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaiakan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.4 Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut maka pembelajaran dengan mengembangkan sikap berpikir kritis merupakan hal yang vital, karena sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas akan tercipta jika ilmu yang diperoleh digali lebih dalam dengan mengembangkan budaya berpikir kritis. Mengajarkan keterampilan berpikir ktitis dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara efektif. Pembelajaran kimia di SMA umumnya dilakukan oleh guru lebih banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran
yang
mengembangkan
dilakukan.
daya
nalarnya
Hal
ini
menyebabkan
siswa
kurang
dalam
memecahkan
masalah
dan
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Sikap peserta didik yang pasif atau hanya menerima apa yang diberikan pendidik dan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan tidak teraktifkannya potensi kemampuan siswa sehingga menjadi pasif dan kurang terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas. 4
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010 hal 114
4
Fenomena yang terjadi saat ini adalah begitu banyak peserta didik yang pasif, mereka cenderung duduk diam mendengarkan tanpa mampu mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi. Situasi tersebut harus ditanggapi serius oleh pendidik untuk mencari alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang sesuai dan bagaimana memotivasi peserta didik untuk kreatif dan percaya diri serta mendorong berpikir kritis. Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi (pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini terkadang tidak berkembang dengan baik maka diperlukan adanya metode yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran kimia. Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut. Praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran kimia. Karena dengan melakukan Praktikum ilmu kimia lebih mudah dipelajari jika dibandingkan hanya mempelajari konsepnya saja. Kimia harus dipelajari melalui kegiatan percobaan karena belajar kimia tanpa percobaan tidak sempurna dan kurang bermakna.5 Kegiatan praktikum merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum merupakan
cara
pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi kritis, analisis argumentatif dan mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan melaui pengalaman-pengalaman langsung. 5
15.
Tine Maria Kuswanti, dkk., Sains Kimia Kelas I SMA (Jakarta: Bumi Aksara.2004) hal
5
Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang. Salah satu bentuk metode yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa diantaranya adalah metode praktikum karena metode praktikum kegiatannya difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir kritis, memecahkan masalah dan interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan mereka lebih kreatif dan kritis dalam pengetahuan-pengetahuan baru. Pada Penelitian ini penulis memilih pelajaran kimia pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit, dimana materi ini dianggap sesuai bila diajarkan dengan metode praktikum. Karena dalam kegiatan praktikum siswa melakukan aktivitas seperti merancang percobaan, merangkai alat dan menggunakan alat, mengemukakan hipotesis, menganalisis data, melihat persamanan dan perbedaan suatu reaksi, memprediksi dan menarik kesimpulan serta memberikan contoh. Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan siswa tersebut merupakan keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan metode praktikum. Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis salah satunya oleh Hanumi Oktiyani Rusdi yang menyatakan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan siswa pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari adalah menyebutkan contoh dan menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki.6 Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia masih perlu dikembangkan. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul: ”Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Dengan Metode Praktikum”
6
Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari” (Bandung : UPI Bandung) hal. 69
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, antara lain: 1.
Pembelajaran kimia belum melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
2.
Guru banyak menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan pemahaman dalam pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya.
3.
Banyak peserta didik yang pasif dan kurang mampu mengembangkan informasi yang diperoleh.
C. Pembatasan Masalah Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: a.
Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi keterampilan menginduksi
dan
menentukan
hasil
induksi,
keterampilan
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, keterampilan mengobservasi
bertanya dan
dan
menjawab
mempertimbangkan
keterampilan mendefinisikan istilah
pertanyaan, laporan
keterampilan
observasi,
serta
dan mempertimbangkan suatu
definisi. b.
Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.
c.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode praktikum
D. Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?”
7
E. Tujuan Penelitian. Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan. 1.
Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.
2.
Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas belajar siswa.
3.
Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4.
Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A.
Kerangka Teoritis 1.
Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar. Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan) mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah “perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari kesamaan ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai-sikap. Mulyati Arifin dkk berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.1 Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
1
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
9
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Ciri-ciri Pembelajaran pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas dimiliki oleh kegiatan pembelajaran. Menurut Eggen & Kauchak menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa menjadi pengkaji
yang
aktif
terhadap
lingkungannya
melalui
mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.2 Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2
Anonim, “Pengertian Pembelajaran http://krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciriciri-pembelajaran. diakses 15 januari 2010 hal. 1-2
10
b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. f)
Pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran secara fisik maupun psikologis.
2.
Pengertian Metode Mengajar Metode berasal dari bahasa yunani yang berarti “metodos’’, yang terdiri
dari dua suku kata, yaitu “metha’’ yang berarti melalui atau melewati dan “hodos’’ yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.3. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.4 Dalam pengertian umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.5 Menurut Nana Sudjana, metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan.6 Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud.7 Metode mempunyai arti yang sangat luas. Karena mengajar merupakan bentuk dari upaya untuk mendidik, maka metode yang dimaksud adalah metode mengajar.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155. 5 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1994), Cet II, hal. 131 6 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet V. Hal. 76 7 Op.cit., hal. 40
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Menurutnya pula metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar
metode sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses belajar mengajar berakhir. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah berbagai cara yang teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka butuhkan.9 Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-muatan substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama. Dengan kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode. Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa. Atau lebih tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan tersebut, selain itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong pelajar-pelajar memperoleh keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, minat dan nilai-nilai yang diinginkan. Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar, melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu proses
8
belajar
mengajar
dikatakan
baik,
bila
proses
tersebut
dapat
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 75. 9 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003), hal. 125.
12
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.10
Pengertian ini menuntut
pentingnya posisi metode dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien. Pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional yang mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, (2) aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan (3) tujuan yang bersifat efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau perubahan sikap atau perasaan.11 Jadi metode pengajaran adalah cara dan teknik yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Dengan demikian, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam membantu siswa memperoleh keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.
Metode Praktikum Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang perlu
ditunjang dengan eksperimen dan kerja laboratorium yang disebut dengan praktikum. Metode Praktikum/Eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Atau Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.12
10
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 47 11 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 95. 12 op.cit., hal. 84.
13
Menurut Armai Arief metode eksperimen /praktikum
adalah
suatu
metode dimana siswa melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran tertentu dengan menggunakan media laboratorium.13 Metode Eksperimen atau praktikum menurut E. Mulyasa merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan bendabenda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok.14 Menurut Nana Sudjana, praktikum merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa ntuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar.15 Abu Ahmadi menjelaskan bahwa praktikum adalah metode pengajaran di mana guru dan murid bersamasama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.16 Sejalan dengan pendapat Abu ahmadi, Fathurrahman berpendapat metode praktikum atau eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. Menurut Dimyati dan Mudjiono bereksperimen adalah Keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.17 Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta yang ingin diketahuinya dengan melakukan kegiatan eksperimen sendiri maupun kelompok. Dengan kata lain metode eksperimen menekankan pada kegiatan yang harus dialami sendiri oleh siswa, mencari sendiri dan menemukan sendiri. Praktikum
merupakan
kegiatan
yang
berbentuk
praktik
dengan
mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa
13
op.cit., hal. 174. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), Cet.2 hal. 110. 15 op.cit., hal. 83. 16 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 62. 17 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999). hal. 150. 14
14
dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai mereka. Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses tertentu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. 18 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alatalat tertentu. Dimana kegiatan ini dapat melatih kemampuan keterampilan, pengetahuan, dan sikap secara bersama-sama. Praktikum merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru dalam kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori serta metode yang digunakan. Pada metode praktikum siswa diberikan tugas percobaan tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan tersebut dilakukan sendiri siswa dengan praktikum dan pengamatan untuk mengetahui sampai mana kebenaran dari ilmu yang dipelajarinya. Dengan melakukan praktikum siswa dapat mengetahui apa yang dipelajarinya, dalam hal ini hendaknya diusahakan agar pihak guru mengatur pengajaran sehingga terbentuk suasana yang sebaikbaiknya bagi siswa untuk belajar. Praktikum tidak lepas dengan Laboratorium. Laboratorium idealnya memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen. Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium dapat dikelas dan dapat di lingkungan.19 Yunita menjelaskan kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, diantaranya adalah : 18 19
op.cit., hal. 174. op.cit., hal 122.
15
1. 2. 3. 4. 5.
Apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia Membangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia Mengenal dengan baik zat-zat kimia yang umum serta bagaimana reaksinya Siswa dapat berpartisipasi aktif Mengembangkan dari keadaan konkrit ke hal yang abstrak20. Kegiatan
praktikum
penting
dilakukan
terus-menerus
untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Model Pembelajaran praktikum adalah salah satu model pembelajaran praktikum yang efektif. Kegiatannya difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir ktitis, memecahkan masalah dan interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan mereka lebih kreatif dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan baru. Fungsi dari metode praktikum merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsipprinsip yang dikembangkan. Kegiatan
praktikum
diharapkan
tidak
hanya
sekedar
untuk
mengecek/mencocokan kebenaran teori yang telah diajarkan dikelas. Praktikum bukanlah sekedar untuk mempresentasikan apakah reaksinya cocok dengan teori, tetapi juga harus mengembangkan proses berpikir dengan timbul pertanyaan, mengapa reaksi demikian, dan seterusnya.21 Tujuan kegiatan Praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif, juga untuk memperoleh keterampilan, dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain serta memperoleh sikap ilmiah. Manfaat
kegiatan
praktikum
diantaranya
adalah
menerapkan,
mengkonfirmasikan, atau memperdalam teori, bekerja sama dalam kelompok dan melatih keterampilan
psikomotor. Manfaat lainya adalah Siswa akan
memiliki pengertian dasar tentang kimia, memiliki keterampilan kerja di bidang
20
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD, SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal. v. 21 op.cit., hal. 122-123.
16
kimia dan siswa akan menyadari pentingnya pengetahuan alam untuk pembangunan, terutama di bidang teknologi. Menurut Mulyati Arifin keuntungan penggunaan metode praktikum adalah :1) dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa. 2) Siswa dapat mengamati proses. 3) Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri. 4) siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajarn lebih efektif dan efisien. Selain itu Dedy Kurniawan dalam Suparni mengemukankan bahwa proses pembelajaran disekolah dengan metode eksperimen memberikan beberapa keuntungan antara lain (1) siswa terlibat aktif dalam melakukan percobaan karena siswa melakukan sendiri, (2) semua siswa mendapat kesempatan untuk melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep, (3) siswa menjadi terampil menggunakan alat, (4) siswa terlatih utuk berpikir ilmiah seperti ilmuan, (5) hasil belajar siswa sifatnya tahan lama (retensi) dan (6) siswa semakin mempercayai konsep yang telah dicobanya sendiri.22 Selain memiliki keuntungan, suatu metode tentu saja memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan metode praktikum adalah (1) memerlukan waktu secara khusus karena praktikum membutuhkan waktu yang cukup lama, (2) biaya sangat mahal karena membutuhkan peralatan yang memadaidan dalam jumlah banyak, (3) kegagalan dalam praktikum. 4.
Hakikat Berpikir Kritis. a.
Pengertian berpikir Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan ahkir dari proses
belajar mengajar. Presseissen berpendapat berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dan proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Presseissen, Arifin mengatakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran. Dalam Proses berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan memanupulasi mental 22
op.cit., hal. 88.
17
karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran dan keputusan, serta kegiatan memperluasnaturan yang diketahui untuk memecahkan masalah.23 Jadi dalam proses berpikir itu sebenarnya orang tidak pasif, tetapi jiwanya aktif berusaha mencari penyelesaian.24 Selain itu, dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan yang diketahui untuk memecahkan masalah. Dalam bepikir seseorang akan mengolah dan menggorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehinggga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami dan dikuasai. Untuk membentuk suatu pengetahuan yang tersusun dan memahami serta menguasai pengetahuan tidaklah mudah. Hal ini bergantung pada seberapa besar usaha seseorang dalam menemukan suatu makna atau materi. Rusdi mengutip Frenkel mengatakan bahwa seberapa baik seseorang dalam berpikir bergantung pada usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi yang dapat dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati, karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa. Laurens mengutip Jenicek Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses dan juga kemampuan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesiskan, mengevaluasi info yang diperoleh.25 Syafruddin Nurdin dkk dalam bukunya mengutip Nasution mengatakan bahwa unsur-unsur keterampilan berpikir yang perlu dikuasai siswa yaitu mengamati, melaporkan, mengklarifikasi, memberi label, menyusun dan mengurutkan, menginterpretasi, membuat generalisasi, 23
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal. 2. 24 Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), hal. 76. 25 Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. Prosedding Seminar Nasional” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008. hal. 35.
18
membuat inferensi, dan memecahkan problema.26 Keterampilan berpikir diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagi upaya mengeksplorasi model-model tugas pelajaran di sekolah agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan.27 Pada intinya kemampuan berpikir harus ditanamkan pada anak. Pada Usia 11 tahun ke atas anak telah mampu berpikir reflektif, menggunakan asumsi atau hipotesis, dan kemampuan berpikirnya tidak lagi terikat tetapi menjangkau waktu lampau dan masa depan.28 Meskipun berpikir itu merupakan suatu proses mental, namun keterampilan berpikir dapat dilatih, seperti halnya seorang atlit yang harus terus berlatih terus-menerus untuk meningkatkan kemampuannya dan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Jadi Kemampuan berpikir adalah suatu proses dan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dalam memahami suatu konsep dan info yang diperoleh seseorang dalam mengatasi berbagai permasalahan yang menjadi hasil yang positif untuk dirinya maupun lingkungannya.
b.
Keterampilan Berpikir Kritis Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada khususnya. Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan yang sangat essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis merupakan topik yang penting dan vital dalam pendidikan modern. Berpikir kritis sebagai salah satu komponen dalam proses berpikir tingkat tinggi, menggunakan dasar menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiaptiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang
26
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 108. 27 Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, Sarana pengembangan Mutu sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996) hal. 71. 28 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press & Yayasan Pep-EX 8, 2003). Hal. 137.
19
kohesif
dan
logis.29
Semua
pendidik
semestinya
tertarik
untuk
mengajarkan berpikir kritis kepada para siswanya. Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliabel tentang dunia realita. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah30 dan menurut Elika Dwi Murwani Berpikir kritis merupakan salah satu ciri manusia yang cerdas. Akan tetapi berpikir kritis akan terjadi apabila didahului dengan kesadaran kritis yang diharapkan dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan31 Menurut Black dan Robert Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenarannya yang efektif berdasarkan pola penalaran tertentu.32 Pendapat senada diungkapkan oleh MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.33 Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir kritis adalah deskripsi yang lebih rinci dari sejumlah karakteristik yang berhubungan, yang meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi, pengaturan diri dan interpretasi.
34
Oleh sebab itu berpikir kritis sangatlah
29
Liliasari, “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan” Julrnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Hal. 175. 30
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183 31 Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa” Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60. 32 op.cit., hal.2. 33 Arief Achmad, ”Memahami Berpikir " http:/researchengines.com/1007arief3.html.hal 1 34 Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. diakses 10 mei 2010. hal 1-2
20
penting dalam pendidikan, karena Berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Schafersman mengemukakan berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.35 Menurut Halpen, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam
rangka
memecahkan
masalah,
merumuskan
kesimpulan,
mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasimempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.36 Wingkel dalam bukunya mendefinisikan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan sesuatu problem, yang mencakup menentukan intinya, menemukan kesamaan dan perbedaan, menggali informasi serta data yang relevan, kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi membedakan antara fakta dan pendapat, menemukan asumsi atau pengandaian, memisahkan prasangka dan pengaruh sosial, menimbang konsistensi dalam berpikir, dan menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan
data
yang
relevan,
serta
memperkirakan akibat yang dapat timbul.37 Menurut Ennis berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa 35
op.cit., Hal. 62. op.cit., Hal. 1. 37 Wingkel, Psikologi Penggajaran, (Yogjakarta: Media Abadi, 2007) Cet X. hal 40036
401
21
yang harus diyakini dan dilakukan.38 Jadi pengertian Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi, karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suartu keadaan dinamis yang memungkinkan siswa untuk menggulangi dan mereduksi ketidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan mampu menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks. Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan. Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual. Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.39 Berpikir kritis dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper, pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan keterampilan berpikir kritis. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus 38
M Akshir Ab Kadir, “ Critical thinking: A family resemblance in conceptions” Jurnal of Education and Humam Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3 39 op.cit., hal.183.
22
dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak.40 Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak dapat dipertanggungjawabakan. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu manusia membuat keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang sangat sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang bukan hanya mengajar kemampuan yang perlu dilakukan tetapi juga mengajar sikap, nilai dan karakter yang menunjang berpikir kritis. Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Ennis dan Norris
mengemukakan bahwa
kemampuan berpikir kritis dikelompokan kedalam 5 langkah yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3) menyimpulkan. (4) memberikan penjelasan sederhana dan (5) mengatur strategi dan taktik.41 Sejalan dengan ini dalam Arief Achmad ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu: 1.
2.
3.
4. 5.
40
Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan), Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi), Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan), Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi), Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain). 42
Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran. http://www.erlangga.co.id diakses 22 januari 2010. hal. 3. 41 Perkins C., & Murphy, E. (2006).” Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study”. Educational Technology & Society. hal. 299. 42 op.cit., hal. 3.
23
Menurut Ennis dalam Hanumi Oktiyani Rusdi ada 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang dikelompokan ke dalam 5 aspek kelompok keterampilan berpikir.43 Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Indikator berpikir Kritis menurut R. Ennis Aspek No Indikator Sub-Indikator Kelompok 1 Memberikan Memfokuskan Mengidentifikasi atau Penjelasan pertanyaan merumuskan pertanyaan Sederhana Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban Menjaga kondidi berpikir Menganalisis Mengidentifikasi argumen Kesimpulan Mengidentifikasi kalimatkalimat pernyataan Mengidentifikasi kalimatkalimat bukan pernyataan Mengidentifikasi dan menangani ketidaktepatan Melihat struktur dari dari suatu argument Membuat ringkasan Bertanya dan Memberikan penjelasan menjawab sederhana (Mengapa?, Apa pertanyaan ide utamamu?, Apa yang anda maksud dengan...?, Apakah yang membuat perbedaan?, Apakah faktanya?, Inikah yang anda katakana...?, Dapatkah anda mengatakan beberapa hal itu?) Menyebutkan contoh (Sebutkan contoh dari?Sebutkan yang bukan contoh...?) 2 Membangun Mempertimbangkan Mempertimbangkan Keterampilan apakah sumber keahlian 43
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15.
24
Dasar
3
dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan kemenarikan konflik Mempertimbangkan kesesuaian sumber Mempertimbangkan reputasi Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat Mempertimbangkan resiko untuk reputasi Kemampuan untuk memberikan alasan Kebiasaan berhati-hati
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Melibatkan sedikit dugaan Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan Melaporkan hasil observasi Merekam hasil observasi Menggunakan bukti-bukti yang benar Menggunakan akses yang baik Menggunakan teknologi Mempertanggungjawabkan hasil observasi Siklus logika-Euler Mengkondisikan logika Menyatakan tafsiran Mengemukakan hal yang umum Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis 1) Mengemukakan hipotesis 2) Merancang eksperimen 3) Menarik kesimpulan sesuai fakta 4) Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Membuat dan menentukan hasil
25
pertimbangan
4
Memberikan penjelasan lanjut
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Mengidentifikasi asumsi-asumsi 5.
Mengatur Menentukan suatu strategi dan tindakan taktik
Berinteraksi dengan orang lain
berdasarkan latar belakang fakta-fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan, masalah Membuat bentuk definisi (sinonim, klasifikasi, rentang, ekivalen, operasional, contoh dan bukan contoh) Strategi membuat definisi 1) Bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut 2) Mengidentifikasi dan menangani ketidakbenaran yang disengaja Membuat isi definisi Penjelasan bukan pernyataan Mengkonstruksi argumen Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin Merumuskan solusi alternative Menentukan tindakan sementara Mengulang kembali Mengamati penerapannya Menggunakan argumen Menggunakan strategi logika Menggunakan strategi retorika
26
Unsur
kemampuan
berpikir
kritis
Menunjukan posisi, orasi atau tulisan menurut
wingkel
adalah
merencanakan, menetapkan sasaran, membagi-bagi materi studi atas bagian-bagian, mengatur waktu, memusatkan perhatian, menilai kemajuan yang dicapai, mengadakan perubahan terhadap rencana yang kurang efisien, mengoreksi kesalahan yang dibuat, mengambil inti dari suatu bacaan, merumuskan pertanyaan mengenai hal yang belum jelas.44 Indikator berpikir kritis menurut Arief Achmad yang mengutif wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis yakni meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan merumuskan pertanyaan Membatasi permasalahan Menguji data-data Menganalisis berbagai pendapat Menghindari pertimbangan yang sangat emosional Menghindari penyederhanaan berlebihan Mempertimbangkan berbagai interpretasi Mentoleransi Ambiguitas.45 Ciri-ciri Berpikir kritis yang dikemukakan oleh Cece Wijaya dalam
bukunya yaitu sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
44
Pandai menditeksi permasalahan Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangankesenjangan informasi. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis Mampu mengetes asumsi dengan cermat Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya. Mampu menarik kesimpulan dari dari data yang telah ada dan terseleksi dan lain-lain.46
op.cit, hal 401 op.cit., hal. 2. 46 op.cit., hal . 72-73. 45
27
5.
Konsep Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan dan cairan. Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat.47 Keenan dkk mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.48 Suatu larutan tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Solvent umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit.49 Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organism. Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar elektrodenya.
47
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. “KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa Kimia” untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal. 104 48 Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal. 372. 49 James E Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal. 168.
28
Berdasarkan
daya
hantar
arus
listrik
larutan
dapat
dikelompokan menjadi: larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. a)
Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat tidak dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: air suling, larutan etanol 70%, larutan gula. Bersadarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan elektrolit dapat dikelompokan menjadi: a)
Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar tidak menyala (kadang menyala redup) tetapi timbul gelembung gas disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH3COOH, Larutan NH3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan antara elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit pada tabel 2.2.50 Tabel 2.2 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit Jenis Jenis zat terlarut Nyala Contoh larutan Elektrolit (dengan pelarut air) lampu Elektrolit Natrium Klorida, NaCl Senyawa ion kuat Asam Nitrat, HNO3 Senyawa kovalen Asam Sulfat, H2SO4 polar yang terang Natrium Hidroksida, terhidrolisis NaOH sempurna Kalium Asetat, CH3COOK 50
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 198.
29
Elektrolit lemah
Non elektrolit
Senyawa kovalen polar yang terhidrolis sebagian Senyawa kovalen polar yang tidak terhidrolisis
redup
tidak menyala
Asam Cuka,CH3COOH Amonia, NH3 Asam Karbonat, H2CO3 Sukrosa, C12H22O11 Etanol, C2H5OH Urea, CO (NH2)2 Glukosa, C6H12O6
Pada tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ionion yang bergerak bebas.51 Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion. Ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Dan ion yang bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen. Senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion terikat kuat dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan atau cair, maka cairan dan dalam larutan senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam larutanya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi): NaCl(s) → Na+(aq) + Cl-(aq) Senyawa
kovalen
dalam
bentuk
larutan
juga
dapat
menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi sehingga larutannya dapat menghantarkan listik. Reaksinya: H2SO4 → H+(aq) + SO4- (aq) Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit. 51
Michael, Purba. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 5
30
Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika dalam bentk larutan atau lelehannya. Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar Jenis senyawa
Senyawa ion
Senyawa Kovalen polar
Lelehan
Larutan dalam pelarut air
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk lelehan, ion-ionnya dapat bergerak jauh lebih bebas dibandingkan ionion dalam zat padat Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena lelehannya terdiri dari molekul-molekul netral meski Dapat bergerak lebih bebas
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
Padatan
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk padatan, ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas.
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena padatannya terdiri dari molekulmolekul netral meskipun bersifat polar
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan (zat mula-mula). α=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑜𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 −𝑚𝑢𝑙𝑎
Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1 Untuk larutan elektrolit lemah; α < α < 1 Untuk larutan nonelektrolit; α = 0
31
B. Kerangka Berpikir Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi bahkan keterampilan-keterampilan juga harus ditekankan. Hal ini sangat penting karena siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuri terbuka. Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai slah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih keterampilan berpikir siswa secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum. Melalui praktikum siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih rinci, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu sekaligus keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang karena metode praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang.
32
C. Penelitian relevan Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Hasilnya menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode praktikum, selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki.52 Hasil Penelitian Lutfia Adiningtyas yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Hasilnya menunjukan bahwa metode eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.53 Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.
52
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan sehari-hari”. Bandung: UPI Bandung. 53 Lutfia Adiningtyas. 2009. “Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Semarang: UNS Semarang
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, yang beralamat di Jalan Letkol Basyir Surya no 89 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester genap pada tanggal 29 Maret-20 April 2010.
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Siswa kelas X-5 dianggap sesuai dijadikan sampel dalam penelitian ini karena kelas X-5 pada semester genap mempelajari mata pelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana konsep tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia dan pertimbangan guru mata pelajaran kimia. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap kelompok memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal praktikum dan diskusi Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu mengambil sampel pada populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan
34
(judgment) tertentu atau jatah tertentu.1 Dalam pengambilan penentuan sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab pemasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus dibuktikan. atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum2. Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.3 Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek yang diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan cara mengajarkan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum sedangkan guru mata pelajaran kimia kelas tersebut dan teman sejawat berperan sebagai observer.
1
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008)
2
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal. 29. Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal. 54.
hal. 76. 3
35
E. Instrumen Penelitian 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamya terdapat pertanyaan pertanyaan yang mengukur keterampilan berpikir kritis siswa secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan kriterianya adalah
kemampuan berhipotesis,
melaporkan observasi, memberikan penjelasan, meyebutkan contoh, menarik kesimpulan dan merancang eksperimen menurut Ennis. 2.
Lembar Observasi Menurut Ngalim Purwanto Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.4 Dalam evaluasi hasil belajar observasi digunakan sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau Skill.5 Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis siswa (KBKS) dengan panca indera secara langsung. Instrumen yang digunakan untuk
menyaring data disesuaikan dengan indikator
Keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam lembar obsevasi, Format yang digunakan menggunakan 4 kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Lembar observasi digunakan untuk menjaring indikator keterampilan berpikir kritis siswa secara tertulis berdasarkan dengan kriteria-kriteria yang ada.
4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) Cet IX hal. 149. 5 op.cit., hal. 150.
36
Indikator kerterampilan berpikir kritis yang diamati pada penelitian ini tiap pertemuan berbeda, hal tersebut dilakukan karena disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, pencuplikan data melalui lembar observasi melibatkan tiga orang observer yang mengobservasi terhadap enam kelompok. Setiap observer mengamati dua kelompok yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan observasi dari peneliti. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan lembar observasi pada saat mengamati kegiatan praktikum dan diskusi sebelum dan sesudah kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut diharapkan persepsi setiap observer terhadap fenomena muncul pada saat pembelajaran menjadi sama. Tabel 3.1 Indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang akan dianalisis No 1.
2.
3.
4.
5.
3.
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis siswa Mengindukasi dan mempertimbangkan hasil induksi Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Bertanya dan menjawab pertanyaan Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Sub-indikator Keterampilan berpikir Kritis siswa 1. Mengemukakan hipotesis 2. Merancang Eksperimen 3. Mengemukakan kesimpulan 4. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat 5. Memberikan penjelasan sederhana 6. Menyebutkan contoh 7. Mempertanggungjawabkan hasil observasi 8. Melaporkan hasil observasi 9. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
Angket atau Kuesioner Selain dengan observasi penulis menggunakan dengan teknik pengumpulan data dengan angket atau kuesioner yaitu daftar pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan di teliti. Dalam angket
37
pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembaranlembaran pertanyaan.6 Penulis membagikan angket
yang berisi
pernyataan kepada responden sebanyak 38 pernyataan dengan model skala Likert dengan alternatif jawaban 4 jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). 4.
Pedoman wawancara Menurut Lexy J.Moleong dalam bukunya wawancara adalah Percakapan dengan maksud tertentu yaitu percakapan yang oleh dua Pihak yaitu antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.7 Jadi, wawancara adalah proses memperoleh katerangan untuk tujuan penelitian dengan cara menjawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).8 Pedoman wawancara berisi pertanyan-pertanyan yang akan diajukan pada beberapa siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa dari tiap kategori kelompok atau perwakilan siswa di tiap-tiap kelompok, untuk mendapatkan informasi mengenai penjelasan lebih lanjut dari hasil jawaban pada LKS. Wawancara dilakukan setelah data dari LKS diolah.
F. Teknik Pengumpulan Data Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis maka disusun suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian. Tahapannya adalah sebagai berikut:
6
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006). Hal. 33. 7 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186 8 op.cit., hal. 193-194.
38
1.
Tahap Persiapan a.
Menganalaisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk menentukan konsep yang pembelajarannya dapat menggunakan metode praktikum dan diskusi dan pendekatan keterampilan berpikir kritis siswa. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.
b.
Membuat Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c.
Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
d.
Menentukan materi praktikum pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit
e.
Membuat prosedur percobaan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
f.
Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.
g.
Melakukan optimalisasi percobaan
h.
Menguji validasi instrument penelitian yang telah disusun oleh para ahli. Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang berkaitan dengan materi larutan elektrolit dan non elektrolit. dan wawancara dengan guru kimia dan siswa. Apabila instrument tersebut disetujui oleh para ahli maka instrument tersebut akan langsung digunakan dalam penelitian tetapi bila tidak disetujui maka akan diperbaiki sesuai saran para ahli.
i.
Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan pada saat perlakuan.
j. 2.
Menguji coba instrumen (praktikum uji coba)
Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian. 1) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)
39
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus 3) Penyajian materi dengan metode eksperimen/praktikum Pada tahap ini setiap kelompok memulai melakukan eksperimen dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 4 kali pertemuan. Adapun kegiatan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: a.
Pada pertemuan pertama (sebelum melakukan penelitian) Dilakukan pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Pada pertemuan pertama ini guru menugaskan siswa untuk mencari referensi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit serta membawa alat dan bahan yang akan diuji coba. Sebelum pertemuan kedua dimulai, para observer sudah memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui siswa yang akan diobservasi. Para observer diberikan pengarahan tentang cara penilaian pada lembar observasi sebelum pertemuan pertama.
b.
Pertemuan kedua Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk dipelajari
dan
didiskusikan
bersama
anggota
kelompoknya.
Keterangan lengkap lihat di lampiran 2. Pada Pertemuan ini dilakukan kegiatan Observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa selama melakukan kerja praktikum dalam pembuatan alat uji daya hantar listrik, setiap observer bertugas mencatat dua kelompok untuk mencatat kemunculan keterampilan berpikir kritis siswa pada saat praktikum membuat alat uji daya hantar listrik. c.
Pertemuan ketiga Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan praktikum menguji daya hantar listrik suatu larutan. Pada pertemuan ini dilakukan pula observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa selama
40
melakukan praktikum oleh obsever yang sudah diberikan tugas sebelumnya. d.
Pertemuan keempat Pada akhir pertemuan dilakukan pengisian angket oleh seluruh siswa kelas X-5 dan wawancara terhadap siswa dari perwakilan kelompok masing-masing. Untuk mengetahui respon siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.
G. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, dalam suharsimi arikunto dijelaskan bahwa: Analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekwensi dan mencari jumlah persentasenya.9 selanjutnya data ini dianalisis dan diverifikasi keabsahannya, diberi kode, diklasifikasi, diberi skor dengan analisis deskriptif. Berikut data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah: a.
Pengumpulan data lembar observasi
b.
Pemeriksaan LKS untuk menyaring siswa yang akan diwawancara.
c.
Angket
d.
Wawancara
e.
Pengolahan data
f.
Membuat Kesimpulan
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validitasnya dan proses pembelajaran direkam untuk menjaga reliabilitasnya.
9
hal 262.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9.
41
1. Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan suatu instrumen.”10 Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh Pakar pendidikan. Validasi ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan, mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan,
juga memuat sub indikator yang
terkandung dalam indikator. 2.
Reliabilitas Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.11 Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.12 Untuk menjaga reliabilitas dari instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang sesungguhnya,
observer
perlu
dilatih
terlebih
dahulu
untuk
“menyingkirkan” atau “menekan sampai sesedikit mungkin” unsur objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.
I. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta) Cet XI hal.168. 11 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 105 12 op.cit., 178
42
masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih mentah maka data kurang mempunyai arti. 1.
Lembar Observasi Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan cara: a.
Memberi dibagian tanda ceklis (√) dibubuhkan. Tanda ceklis tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum.
b.
Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
c.
Perhitungan Skala Pengukuran13 Tabel 3.2 Skala Pengukuran Skala
Keterangan
4
Sangat baik
3
Baik
2
kurang baik
1
Sangat kurang baik
Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 44 = 176 Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah responden 44.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 133 – 144.
43
Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 44 = 44. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut: 44
88
SKB
132
77 KB
110
B
176
143
SB
Jika dibuat persentasenya menjadi: SKB (Sangat kurang baik) :
44 77 x100 o o x100 o o = 25 % – 43,75% 176 176
KB (kurang baik)
: 43,76% – 62,50%
B
: 62,51% – 81,25%
(Baik)
SB (Sangat baik) d.
: 81,26% – 100%
Kemudian di cari persentase masing-masing kriteria berdasarkan rumus berikut14: P=
e.
𝐹 𝑁
x 100 %
Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama pembelajaran pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum
2.
Angket Data dalam bentuk angket dianalisis seperti pada lembar observasi.
3.
Format Wawancara Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 43.
44
Analisis SK dan KD
P E R S I A P A N
Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA
Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ((RPP) Analisis Materi Pelajaran
Membuat Instrumen Tidak Validasi Instrumen Ya
P E L A K S A N A A N
Memperbanyak Instrumen
Praktikum
Observasi
Angket/Kuesioner
Menentukan siapa yang akan diwawancara P E N G O L A H A N D A T A
wawancara
Temuan Penelitian
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Gambar 3.1 Alur Penelitian
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Metode Praktikum Pada Pembelajaran metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Sehingga dengan pembelajaran metode praktikum ini keterampilan berpikir kritis siswa dapat ikut berkembang. Karena praktikum bukanlah sekedar untuk mempresentasikan apakah reaksinya cocok dengan teori tetapi juga harus mengembangkan proses berpikir dengan timbul pertanyaannya mengapa reaksi demikian dan sebagainya. Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian beserta pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa dengan melihat sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada pembelajaran dengan memberi skor sesuai dengan pengamatannya. Dan hasil data yang diperoleh dari lembar observasi, angket akan disajikan dalam bentuk tabel serta hasil wawancara. 1.
Hasil Lembar Observasi Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dilakukan secara kelompok terdiri dari beberapa aspek indikator yang disajikan dalam bentuk tabel.
46
Pertemuan I Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Sub Indikator (mengemukakan Hipotesis)
No
a.
b
Jumlah pemunculan indikator per kelompok
Membuat hipotesis / dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti Rata-rata
∑
KB SKB 2 1
Persentase (%)
SB 4
B 3
1
4
1
-
18
75,0
2
3
1
-
19
79,2
37
77,1
Keterangan: SB B
= sangat baik = baik
KB SKB
= kurang baik = sangat kurang baik
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Dan untuk kegiatan
menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1 %. Hal ini menunjukan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.
47
Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan dasar
Sub Indikator (mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat)
No
Menyiapkan alat dan bahan Melakukan diskusi sebelum praktikum Menemukan informasi dari berbagai sumber Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum Kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum Rata-rata
a. b. c. d.
e.
Jumlah pemunculan indikator per kelompok
∑
Persentase (%)
SB
B
KB
SKB
4
3
2
1
5
1
-
-
23
95,8
5
1
-
-
23
95,8
-
5
1
-
17
70,8
4
2
-
-
3
2
1
-
22
20
105
91,6
83,3 87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar
mengajar
pada
pertemuan
I
berlangsung,
pada
indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan menyiapkan alat dan bahan serta melakukan diskusi sebelum praktikum hasilnya sama (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik), kegiatan menemukan informasi dari berbagai sumber (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), membuat prosedur percobaan/langkah kerja praktikum (semua kelompok tergolong baik), dan untuk kebiasaan berhatihati dalam pelaksanaan praktikum (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini
menunjukan
bahwa
kategori
indikator
berpikir
kritis
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dengan sub
48
indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat tergolong sangat baik. Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
No
a. b.
c.
Sub Indikator ( Merancang eksperimen)
Merangkai alat uji daya hantar listrik Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang sudah disediakan Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya. Rata-rata
Jumlah pemunculan indikator per kelompok SB B KB SKB
∑
Persentase (%)
4
3
2
1
4
2
-
-
22
91,6
4
2
-
-
22
91,6
2
3
1
-
19
83,3
63
87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan
sub indikator merancang
eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang sudah disediakan adalah tergolong
hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok
sangat baik, dan 2 kelompok tergolong baik),
kegiatan
mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya. (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang baik). Nilai rata-rata
persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis menginduksi dan
49
mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang eksperimen tergolong sangat baik. Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
No
a.
b
c
Sub indikator (memberikan penjelasan sederhana) Menganalisis pertanyaan/ argument yaitu: siswa memberikan penjelasan sederhana dengan melihat perbedaan, persamaan serta fakta. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS seperti Rata-rata
Jumlah pemunculan indikator per kelompok SB B KB SKB
∑
Persentase (%)
4
3
2
1
-
6
-
-
18
75,0
1
4
1
-
18
75,0
1
4
1
-
18
75,0
54
75,0
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
50
(dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 75,0%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong baik. Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi Jumlah pemunculan Sub Indikator ( mempertanggungjawabkan hasil observasi)
No
indikator per kelompok B
4
3
2
1
6
-
-
-
24
100
-
5
1
-
17
70,8
Membuat tabel pengamatan di LKS Mempresentasikan hasil kerja. Rata-rata
a. b.
KB SKB
(%)
SB
∑
41
85,4
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar
mengajar
pada
pertemuan
I
berlangsung,
pada
indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan
sub
indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi, kegiatan membuat tabel pengamatan di LKS (semua kelompok tergolong sangat baik), dan untuk mempresentasikan hasil kerja (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 85,4%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong sangat baik.
51
Pertemuan kedua Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak . Sub Indikator (mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat)
No
Menyiapkan alat dan bahan Melakukan diskusi sebelum praktikum Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah diarangkai pada pertemuan sebelumnya Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan Menguji larutan secara bergantian Menggunakan alat dengan teknik yang benar Rata-rata
a. b. c.
d. e.
f. g.
Jumlah pemunculan indikator per kelompok SB B KB SKB ∑
Persentase (%)
4
3
2
1
5
1
-
-
23
95,8
4
2
-
-
22
91,6
5
1
-
-
23
95,8
5
1
-
-
23
95,8
5
1
-
17
70,8
4
2
-
-
22
91,6
3
2
1
-
-
20
150
83,3 89,2
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar
mengajar
pada
pertemuan
I
berlangsung,
pada
indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan menyiapkan alat dan bahan, kegiatan memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah dirangkai sebelumnya, kegiatan membuat larutan dan melarutkan zat terlarut hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik) serta melakukan diskusi sebelum praktikum dan menguji larutan secara bergantian hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, dan 2 kelompok
52
tergolong baik), untuk kegiatan mempertimbangkan cara-cara menguji larutan (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), serta menggunakan alat dengan teknik yang benar (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 89,2%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat tergolong sangat baik. Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil observasi Jumlah pemunculan indikator perkelompok SB B KB SKB ∑ (%) 4 3 2 1
No
Sub indikator (Melaporkan hasil observasi)
a.
3
3
-
-
21
87,5
b.
Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda Mengamati nyala lampu
5
1
-
-
23
95,8
c.
Mengamati kertas lakmus
5
1
-
-
23
95,8
d.
Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Rata-rata
3
3
-
-
21
87,5
2
4
-
-
20
83,3
e.
108
90,0
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator melaporkan hasil observasi kegiatan
mengamati gejala yang
terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat
53
baik, dan 1 kelompok tergolong baik). Untuk kegitan mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan hasilnya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik dan 4 kelompok lagi tergolong baik) Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 90,0%. Hal ini menunjukan bahwa kategori
berpikir
kritis
dengan
indikator
mengobservasi
dan
mempertimbangkan laporan observasi tergolong sangat baik Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
No
a.
b.
c.
d.
Sub indikator (mengemukakan hipotesis) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetapi konsentrasinya berbeda Rata-rata
Jumlah Pemunculan indikator perkelompok SB B KB SKB ∑ (%) 4 3 2 1 1
2
3
-
16
66,7
-
6
-
-
18
75,0
1
5
-
-
19
79,2
-
4
2
-
16
66,7
69
71,8
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan
memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya
54
hantar listrik (semua kelompok tergolong baik) dan kegiatan memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 5 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 71,8%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menginduksi dan melaporkan hasil induksi tergolong baik. Tabel 4.9 Hasil lembar obsevasi indikator Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Sub indikator (mengemukakan kesimpulan)
No
a.
b.
Jumlah pemunculan indikator perkelompok SB B KB SKB 4
3
2
1
Menarik kesimpulan sesuai fakta.
2
3
1
-
Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan
1
4
1
-
Rata-rata
37
∑ 1 9 1 8
(%) 79,2
75,0 77,1
Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar
mengajar
pada
pertemuan
II
berlangsung,
pada
kegiatan
menyimpulkan dengan indikator menarik kesimpulan sesuai fakta (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik), dan untuk indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan (dari 6 kelompok kelompok 1 tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menyimpulkan dengan
55
indikator menarik kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari hasil menyelidik tergolong baik. Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi.
No
a.
b.
c.
d.
Sub indikator (startegi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata
Jumlah pemunculan indikator per kelompok SB B KB SKB ∑
Persentase (%)
4
3
2
1
2
4
-
-
20
83,3
-
6
-
-
18
75
2
4
-
-
20
83,3
2
4
-
-
20
83,3
78
81,3
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan
lemah (dari 6 kelompok 4
56
kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat baik. Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab pertanyaan Jumlah pemunculan No
a.
b.
c.
Sub indikator (Menyebutkan contoh)
Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Rata-rata
indikator per kelompok ∑
(%)
SB
B
KB
SKB
4
3
2
1
2
4
-
-
20
83,3
2
3
1
-
19
79,2
2
2
2
-
18
75,0
57
79,2
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2 kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini
57
menunjukan bahwa kategori indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh tergolong baik. Tabel 4.12 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap indikator pada pertemuan I dengan metode praktikum No
1.
2.
3.
4.
Jumlah Persentase keseluruhan (%) (%)
Indikator Berpikir Kritis
Sub Indikator Berpikir kritis
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Bertanya dan menjawab pertanyaan Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Mengemukakan hipotesis
77,1
Merancang eksperimen
87,5
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
87,5
87,5
Memberikan penjelasan sederhana
75,0
75,0
Mempertanggungjawabk an hasil observasi
85,4
85,4
Jumlah rata-rata (%) Berdasarkan tabel 4.12
83,2
82,8
dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan empat indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebanyak 83,2%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 87,5%, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 75,0%, untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh persentase sebanyak 85,4%. Dan jumlah persentase keseluruhan indikator berpikikir kritis pada pertemuan pertama diperoleh sebanyak 82,8% hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X5 tergolong sangat baik.
58
Tabel 4.13 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap indikator pada pertemuan kedua dengan metode praktikum
No
Indikator Berpikir Kritis
1.
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2.
3.
4.
5.
Sub Indikator Berpikir kritis Mengemukakan hipotesis Mengemukakan kesimpulan Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Bertanya dan menjawab Menyebutkan contoh pertanyaan Mengobservasi dan Melaporkan hasil mempertimbangkan observasi laporan observasi Mendefinisikan Strategi membuat istilah dan definisi dengan bertindak mempertimbangkan memberikan penjelasan suatu definisi sederhana. Jumlah rata-rata (%) Berdasarkan tabel 4.13
Jumlah Persentase keseluruhan (%) (%) 71,8 77,1
75,8
89,2
89,2
79,2
79,2
90,0
90,0
81,3
81,3 82,8
dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan kedua terdiri dari lima indikator, dengan hasil yang berbeda-beda diantaranya untuk indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebanyak 74,5%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 89,2,0%, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 79,2%, untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh persentase sebanyak 90,0% serta indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi diperoleh persentase sebanyak 81,3%. Dan jumlah persentase keseluruhan indikator berpikikir kritis pada pertemuan pertama diperoleh sebanyak 82,8% hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-5 tergolong sangat baik.
59
Tabel 4.14 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan
No
Indikator Berpikir Kritis
1.
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2.
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
3.
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4.
5.
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Sub Indikator Berpikir kritis
Jumlah Persentase keseluruhan (%) (%)
Mengemukakan hipotesis
74,5
Merancang Eskperimen Mengemukakan kesimpulan Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat Memberikan penjelasan sederhana Menyebutkan contoh
87,5
Mempertanggungjawabk an hasil observasi
Melaporkan hasil observasi Mendefinisikan Strategi membuat istilah dan definisi dengan bertindak mempertimbangkan memberikan penjelasan suatu definisi sederhana. Jumlah rata-rata (%)
79,7
77,1 88,4 75,0
88,4
77,1
79,2 85,4 87,7 90,0
81,3
81,3 82,8
Berdasarkan tabel 4.14 jumlah persentase keseluruhan untuk kelima indikator berpikir kritis diperoleh hasil yang berbeda, untuk indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh hasil keseluruhan persentase sebanyak 79,7%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh sebanyak 88,4%, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak 77,1%, indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi diperoleh sebanyak 87,7% serta untuk indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi diperoleh sebanyak 80,5%. Nilai rata-rata jumlah persentase keseluruhan keterampilan berpikir kritis diperoleh sebanyak 82,5%. Hal ini
60
menunjukan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis siswa dengan metode praktikum pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit untuk kelas X-5 berkembang dengan sangat baik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini. 100 80 pertemuan pertama
60 40
pertemuan kedua
20 0 indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
Gambar 4.1 Grafik indikator keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan Keterangan: Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi Dari Grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu indikator menurut R. Ennis dengan lima
indikator yang diteliti diantaranya menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil
observasi,
serta
mendefinisikan
istilah
dan
pertimbangan suatu definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
61
90 85
indikator 1
80
indikator 2
75
indikator 3
70
indikator 4 Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan keterampilan berpikir kritis siswa.
indikator 5
Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis Keterangan: Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi 2.
Hasil Data angket Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dihitung secara per-indikator.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. 1. Indikator Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 14 pernyataan diantaranya 7 untuk pernyataan positif dan 7 lagi untuk pernyataan negatif Tabel 4.15 Hasil Angket indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Kategori SS S TS STS Jumlah Jumlah maksimum Persentase Persentase Keseluruhan
Pernyataan Positif 54 x 4 = 216 221 x 3 = 663 66 x 2 = 132 1011 1232 82,1%
Pernyataan Negatif 9x1=9 37 x 2 = 74 185 x 3 = 555 33 x 4 = 132 770 1232 62,5% 72,3%
62
Jadi jumlah persentase yang untuk indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi adalah sebanyak 72,3 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik 2.
Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Untuk
Indikator
mempertimbangkan
apakah
sumber
dapat
dipercaya atau tidak pernyataan angket yang di sajikan terdapat 4 pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 2 lagi untuk pernyataan negatif. Tabel 4.16 Hasil Angket indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Kategori SS S TS STS Jumlah Jumlah maksimum Persentase Persentase Keseluruhan
Pernyataan Positif 21 x 4 = 84 65 x 3 = 195 1x2=2 1x1=1 282
Pernyataan Negatif 1 x 1 =1 2x2=4 72 x 3 = 216 13 x 4 = 522 273
352
352
80,1%
77,6% 78,9%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak adalah sebanyak 78,9 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik 3. Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan Untuk Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, pernyataan angket yang di sajikan terdapat 8 pernyataan diantaranya 4 untuk pernyataan positif dan 4 lagi untuk pernyataan negatif
63
Tabel 4.17 Hasil Angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan. Kategori SS S TS STS Jumlah Jumlah maksimum Persentase Persentase Keseluruhan
Pernyataan Positif 40 x 4 = 160 122 x 3 = 366 18 x 2 = 36 562
Pernyataan Negatif 3x1=3 23 x 2 = 46 97 x 3 = 291 23 x 4 = 92 432
704
704
79,8%
61,4% 70,6%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator bertanya dan menjawab pertanyaan adalah sebanyak 70,6 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik 4. Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6 pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk pernyataan negatif Tabel 4.18 Hasil Angket Aspek indikator memberikan penjelasan lanjut Kategori SS S TS STS Jumlah Jumlah maksimum Persentase Persentase Keseluruhan
Pernyataan Positif 31 x 4 = 124 100 x 3 = 300 1x2=2 426
Pernyataan Negatif 6 x 2 = 12 110 x 3 = 330 16 x 4 = 64 406
528
528
80,7%
76,9% 78,8%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi adalah sebanyak 78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.
64
5. Indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6 pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk pernyataan negatif Tabel 4.19 Hasil Angket indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi. Kategori SS S TS STS Jumlah Jumlah maksimum Persentase Persentase Keseluruhan
Pernyataan Positif 21 x 4 = 84 109 x 3 = 327 2x2=4 415
Pernyataan Negatif 7x1=7 10 x 2 = 20 99 x 3 = 297 16 x 4 = 64 388
528
528
78,6%
73,5% 76,1%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi adalah sebanyak 78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik. Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah keseluruhan yang didapat sebanyak 75,3% dan indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang jumlah persentasenya lebih besar adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik dibawah ini.
65
80 78 76 74 72 70 68 66 Hasil data angket keterampilan berikir kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum
indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Gambar 4.3 Hasil data angket keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum Keterangan: Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi 3.
Hasil Wawancara Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini: Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan metode praktikum No 1
2
3
4
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum? Jelaskan! Apakah selama belajar kimia gurumu selalu mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu! Bagaimana kesanmu setelah melakukan kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu!
Menurutmu apakah
Jawaban Kami merasa senang sekali, karena dengan melaksanakan praktikum kami bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas dan mudah untuk mengingatnya. Tidak sering hanya beberapa kali melaksanakan praktikum.
Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode praktikum menurut kami sangat menyenangkan karena kami bisa memprediksi dan lebih memahami dengan melaksanakan praktikum Menurut kami pembelajaran seperti ini
66
pembelajaran kimia dengan metode praktikum menarik atau tidak? Berikan alasanmu! 5
6
7
8
9
B.
Selama kegiatan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit berlangsung kegiatan apa saja yang kamu lakukan? Apakah bekerja semua atau tidak Apakah selama melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit kamu menemukan kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu? Menurutmu apakah pembelajaran kimia dengan metode praktikum efektif untuk dilakukan? Bagaimana pendapatmu apakah perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? Kenapa waktu pengisiaan LKS tentang asam, basa dan netral ada beberapa jawaban yang kurang tepat? Kenapa?
sangat menarik selain menambah wawasan, pengalaman, kami juga bisa memahami dan mengerti dengan melaksanakan praktikum. Semuanya bekerja. Tugas kami berbeda-beda, ada yang merangkai alat uji daya hantar listrik, membuat larutan, menguji larutan, mencatat hasil penelitian, dan sebagainya. Ya. Awalnya kami merasa kesulitan ketika merangkai alat uji daya hantar listrik dan harus menamai rumus kimia larutan, tetapi setelah dicoba terus, kesulitan itu sedikit berkurang. Efektif, karena pembelajaran kimia dengan praktikum bisa menambah pengetahuan, memberi wawasan, dan meyakinkan tentang apa yang kami duga dan yang belum kami duga. Tergantung materi yang akan dibahas, harus seimbang antara materi dan praktikum. Kami terburu-buru takut waktunya habis, kami bingung juga, karena kami baru melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit,, jadi pembelajaran yang baru buat kami
Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses yaitu pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan percobaan yang dilakukan. 1.
Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi terdapat
tiga sub-indikator yang amati diantaranya mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen dan mengemukakan kesimpulan. Pada indikator ini diharapkan siswa
67
mampu membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri, mampu merancang eksperimen seperti merangkai alat uiji coba daya hantar listrik, serta siswa mampu mengemukakan kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan praktikum yaitu siswa mampu menentukan larutan manakah yang termasuk larutan elektrolit, larutan nonelektrolit, serta hubungannya dengan nyala lampu dan gelembung gas disekitar katoda dan anoda juga hubungannya dengan perubahan kertas lakmus, selain itu siswa juga diharapkan mampu menuliskan nama larutan, rumus kimia larutan dengan benar. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat ini merupakan petunjuk untuk menarik kesimpulan sesuai fakta serta menarik kesimpulan dari hasil meyelidiki. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari ketiga subindikator ini untuk mengemukan hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri diperoleh hasil persentase sebanyak 77,1 % untuk pertemuan pertama dan 71,8 % untuk pertemuan kedua dari hasil ini diperoleh rata-rata sebesar 74,5%, dan untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil persentase sebanyak
87,5% serta untuk kegiatan mengemukakan kesimpulan
diperoleh persentase sebanyak 77,1%. Dari ketiga sub-indikator ini diperoleh persentase keseluruhan sebanyak 79,7%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi tergolong baik. Pada aspek ini siswa diberi pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis tujuannya agar siswa menyadari bahwa penjelasan itu perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti sehingga siswa memahami konsep dasar dari materi tersebut. Selain bertujuan untuk memahami konsep dasar, sesuai dengan penelitian ini diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa juga berkembang salah satunya dengan keterampilan berhipotesis yang bisa mendorong siswa untuk berpikir
dan
membuat
jawaban
sementara
(hipotesis),
menghubungkan materi sehingga mampu membuat kesimpulan.
serta
mampu
68
Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan berkembang jika siswa memahami konsep dari materi yang akan dibahas, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak membaca materi sebelumnya, meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa ditugaskan untuk membaca buku sumber dirumah sesuai dengan materi yang akan dibahas. Pada Indikator ini juga siswa mampu merancang eksperimen dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan. Disamping itu siswa juga mampu merangkai alat uji daya hantar listrik dengan baik meskipun pada pelaksanaanya ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan seperti cara merangkai kabel posisinya kurang tepat, juga karena mereka belum terbiasa merangkai alat praktikum sendiri, dan kurangnya alat dan bahan yang mereka siapkan. Selain mampu merancang eksperimen, siswa juga mampu mengemukakan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan benar. Pada dasarnya semua kelompok menuliskan inti kesimpulannya hampir sama tetapi dalam menyusun kata-katanya ada yang masih kurang lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Selain itu kesalahan yang sering terjadi adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Contohnya ketika menuliskan NaOH siswa ada yang tidak mengisi nama larutannya dan menggolongkan larutan tersebut kedalam asam, ada juga siswa yang tidak menuliskan jawaban dengan lengkap. Kurang tepatnya siswa dalam membuat kesimpulan dikarenakan siswa tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan, mereka umumnya lupa untuk menghubungkannya dan kurang teliti membaca soal. ketika diwawancarai kesalahan tersebut umumnya kebanyakan siswa menjawab kesalahan yang terjadi karena terburu-buru, lupa, kurang teliti, pikiran mereka lagi tidak fokus dan mengganggap waktu yang diberikan kurang cukup. Hampir semua kelompok ketika diwawancarai tentang kesalahan-kesalahan kecil tadi mereka menjawab dengan melihat perubahan lakmus kita bisa melihat suatu larutan itu tergolong asam, basa dan netral.
69
Kurang tepatnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam menarik kesimpulan ini disebabkan siswa kurang dapat menghubungkan pengetahuan yang satu dengan yang lainnya, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Hal ini dapat dimengerti karena untuk menarik kesimpulan sesuai fakta
yang terjadi selama praktikum dan
menghubungkannya dengan tujuan percobaan merupakan hal yang baru bagi siswa selama melaksanakan praktikum di sekolah 2.
Indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak Pada Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak, sub-indikator yang diamati adalah mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat. Pada Indikator ini diharapkan siswa mampu menyiapkan alat percobaan dan bahan yang akan diamati, mampu membuat prosedur percobaan atau langkah kerja praktikum, mampu membuat larutan dan melarutkan zat terlarut, menggunakan alat dengan teknik yang benar, menguji larutan serta mengamati kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat diperoleh hasil persentase sebanyak 87,5 % untuk pertemuan pertama dan 89,2 % untuk pertemuan kedua. Dari hasil kedua ini diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 88,4%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi tergolong baik. Hasil Indikator ini memiliki persentase lebih besar dari pada indikator sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan ini merupakan bagian dalam kegiatan praktikum, dimana sebelum melaksanakan praktikum siswa harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alatnya, dan melakukan aktivitas dalam praktikum seperti membuat larutan, melarutkan zat terlarut. Di samping itu siswa ada yang mengulang kembali kerja praktikum dengan menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya supaya hasil yang didapat lebih akurat. Karena kegiatan atau latihan yang dilakukan berulang-ulang
70
akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum. 3.
Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang
diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta siswa mampu menyebutkan contoh Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifatsifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit. Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir, gardu-
71
gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu memberikan penjelasan. Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan tergolong baik. Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu,
lupa, dan
juga kurang
menghubungkan materi. 4.
Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-
indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu, mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel, mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga
72
diharapkan mampu mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil observasi yang mencakup mengobservasi larutan seperti menentukan larutan manakah yang tergolong larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, mampu menuliskan rumus kimia larutan, mengobservasi nyala lampu seperti apakah larutan yang akan diuji nyala lampunya terang atau redup, mengobservasi gelembung disekitar anoda dan katoda dengan melihat apakah gelembungnya banyak atau sedikit, mampu mengamati perubahan kertas lakmus, mampu mengklasifikasi jenis larutannya serta mampu memprediksi. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan/ kegiatan eksperimen dan membuat siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa dalam mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Dari sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh persentase sebanyak 85,4% dan kegiatan melaporkan hasil observasi diperoleh persentase sebanyak 90,0% . Dari hasil rata-rata keseluruhan kedua indikator ini diperoleh persentase sebanyak 87,7%. Hal ini menunjukan bahwa indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong sangat baik. Nilai persentase indikator ini jauh lebih besar dari indikator sebelumnya. Karena pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, siswa dapat menemukan informasi sendiri. Tidak semua informasi yang diperoleh adalah selalu informasi yang benar atau relevan, karena itu diperlukan pengkajian melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian ketepatan, reliabilitas, kemamputerapan, dan bukti lain yang mendukung argumentasi dalam pengambilan kesimpulan.1
1
Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
73
Pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode eksperimen ini, siswa diajak secara langsung mengamati objek yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari melalui mengamati siswa juga dilatih untuk mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu larutan berdasarkan ciri-cirinya. Mengklasifikasi suatu benda dilakukan dengan cara mengamati kesamaan, perbedaan, dan hubungan saling keterkaitan antar larutan tersebut. Kegiatan mengamati seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pada kegiatan ini juga siswa juga dilatih untuk memprediksi gejala-gejala yang terjadi pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit. Dari hasil lapangan, siswa menyadari bahwa larutan yang memiliki nyala lampu terang dan memiliki gelembung gas disekitar katoda dan anoda termasuk larutan elektrolit atau sebaliknya karena sebelum melakukan kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari buku-buku lainnya, akan tetapi siswa masih ada beberapa kelompok yang belum bisa memprediksi kirakira gejala yang terjadi pada senyawa ion dan senyawa kovalen. Hal tersebut terjadi karena siswa belum memahami ciri-ciri senyawa ion dan senyawa kovalen, serta siswa belum terbiasa praktikum. 5.
Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi. Pada Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi
dengan sub-indikator yang diamati startegi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut ini siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya dalam memberikan penjelasan yang lebih terperinci dan jelas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat memahami suatu arti dibalik suatu kejadiaan. Penjelasan lanjut yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan konsep dan mampu menghubungkan materi secara terperinci dan jelas, seperti bahwa ada perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Data keterampilan ini didapat dari hasil analisis jawaban siswa di LKS pada pertanyaan pasca praktikum yaitu no 4 sampai dengan no 8 yang mengharuskan siswa mampu memberikan penjelasan lanjut tentang kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
74
listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat baik Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan terperinci dengan jawaban yang diharapkan. Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut
ini siswa harus menyadari
bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti, siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut yang ditunjang dengan hasil praktikum. Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung
75
menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa atau kejadian masih kurang.
C.
Pembahasan terhadap Temuan Penelitian Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan maka dicari harga rata-rata dari setiap indikator (keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 11). Berdasarkan lampiran 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa secara keseluruhan adalah 82,8%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode praktikum tergolong optimal. Hasil ini diperkuat dengan hasil data angket dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 75,34%. Jadi kegiatan bereksperimen membuat siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran. Disamping itu kegiatan bereksperimen membuat siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Suparni mengemukakan bahwa dengan kegiatan praktikum/eksperimen siswa mendapat kesempatan untuk melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.2 Kegiatan seperti ini juga akan membawa kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik dan berarti, karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui 2
Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisika melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
76
pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja Hanya saja jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada satu kelompok yaitu kelompok II yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan kelompok lainnya nilai rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa belum merata dengan baik. Hal ini pun menunjukan bahwa penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dipahami karena pembelajaran yang dilakukan hanya 2 kali.
Sutrisno mengemukakan bahwa keterampilan
berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan kondisi anak.3 Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin kompleks latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan berpikirnya. Berdasarkan
analisis
peneliti
dapat
disimpulkan
bahwa
indikator
keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa adalah indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Kedua indikator ini setelah dianalisis dengan lembar obervasi maupun angket, kedua indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada indikator lainnya. Sedangkan indikator yang rata-ratanya paling rendah adalah indikator bertanya dan menjawab pertanyaan. Tetapi indikator ini masih tergolong baik. Bersadarkan hasil analisis dan pengalaman peneliti serta pendapat observer hal
ini
terjadi
karena
siswa
kurang
dilatih
untuk
mengungkapkan
sesuatu/memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Arnyana menjelaskan pada dasarnya keterampilan berpikir kritis bukanlah kemampuan yang diberikan tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus dipelajari di sekolah.4 Selain itu pula kegiatan praktikum yang biasa dilakukan kurang dapat mengembangkan keterampilan berpkir kritis karena kegiatan 3
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal 1-3 4 Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-8250. Oktober 2005) hal. 648.
77
pembelajaran lebih menekankan pada ketercapaian suatu materi untuk dipelajari dan jawaban yang diharapkan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) pun dapat diperoleh siswa melalui buku pegangan siswa tanpa melakukan praktikum. Hal ini juga senada dengan pendapat Frenkel bahwa seberapa baik seseorang dalam berpikir bergantung pada usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi yang dapat dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati, karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi pelajaran. Metode eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Hasil penelitian menunjukan adanya respon yang positif terhadap pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Dimana sebagian siswa merasa senang belajar kimia dengan metode praktikum. karena dalam pembelajaran kimia dengan metode praktikum siswa dilibatkan secara langsung dalam proses belajar. Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran melalui metode eksperimen dimaksudkan untuk membimbing siswa menemukan konsep secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Penemuan konsep tersebut diawali dengan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai siswa secara langsung saat melakukan kegiatan percobaan. Fakta-fakta kongkrit yang dijumpai siswa diolah lagi sehingga membentuk gagasan, dan dari gagasan tersebut siswa akan menemukan suatu konsep. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan. Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang
78
dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan percobaan. Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung bahwa
pembelajaran
melalui
metode
praktikum
dapat
mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Juga di dukung oleh hasil penelitian dari Lutfia Adiningtyas (2009) yang menyatakan bahwa metode eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. Pembelajaran dengan metode eksperimen juga memberi kesempatan siswa belajar melakukan penyelidikkan, menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan yang didalamnya terdapat unsur inkuiri yang mampu menutut siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, sehingga secara otomatis kemampuan berpikir kritisnya dapat terlatih.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%. 2. Indikator keterampilan
berpikir kritis yang diteliti melalui metode
praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi
diperoleh
sebanyak
81,3%,
menginduksi
dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar 77,1%. Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas 85%. 3. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa. Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
80
mengklasifikasi, mengasumsi, menarik kesimpulan dan memberikan penjelasan lanjut.
B. Saran Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan sehari-hari
sebaiknya
sering
dilakukan
pada
saat
kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa. 3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh guru-guru kimia. 4. Diharapkan
siswa-siswi
mengembangkan
tingkat
keterampilan
SMA
berpikir
umumnya,
kritis
pada
dapat kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi.
80
DAFTAR PUSTAKA Afcariono, Muchamad. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008. http://jurnaljpi.files.wordpress.com.pdf , diakses 7 januari 2010 Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia Arief,
Achmad. 2007. “Memahami Berpikir Kritis”, http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press. Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arnyana, Ida bagus Putu 2005. “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250. Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010 Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Hamied, Fuad Abdul. “Model Pembelajaran Inovatif di Era Global” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 Maret 2009., diakses 10 januari 2010 Handayani, Sri. 2005. “Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan Keterampilan berpikir
81
Rasional siswa SD kelas III”, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV, September 2005. Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Johnson, Elanie. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC). Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga Laurens, Joyce M. “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam Pembelajaran di studio Perancangan”, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008. Liliasari. 2003. “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan”, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10 mei 2010 Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id.pdf., diakses 22 Januari 2010 . Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya. Murphy. E, Perkins C. 2006. “ Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case stud”, Jurnal Educational Technology & Society, diakses 9 juni 2010. Murwani, Elika Dwi.” Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa“, Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
82
Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia. Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam Depag RI. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org.pdf., diakses 22 januari 2010. Purba, Michael. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta: Erlangga. Purwanto, Ngalim.2000. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya. Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia. Redhana, I Wayan. “Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli 2003 ISSN 0215-8250. Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Bandung : UPI Bandung Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan Bintang Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. “Mendorong berpikir kreatif siswa melalui pengajuan masalah (problem posing)”, Jurnal Konferensi Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Sudiarta, I Gst Putu. 2005. “Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-Ended”, Jurnal
83
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXVIII Juli 2005 ISSN 0215 - 8250 Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”, Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. Sutrisno, Joko. ”Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran”, http://www.erlangga.co.id diakses 5 januari 2010 Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya. Wijaya, Cece. 1996. Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan Mutu sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Lampiran 1.
SILABUS Nama Sekolah
: SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Jawa Barat
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi Kompetensi Dasar
: 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
Alokasi Waktu
: 5 Jam Pelajaran (5 x 45 Menit)
Materi Pokok Pembelajaran (1) Larutan Elektrolit
Kegiatan Pembelajaran
dan Nonelektrolit
merangkai alat uji
merangkai alat uji
elektrolit
elektrolit
(2) 1. Merancang dan
2. Mendeskripsikan
Indikator (3) 1. Merancang dan
2. Menjelaskan dan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber bahan/Alat
(4) Jenis Tagihan:
(5) 1x 45 menit
-
LKS
(1 jam
kelas X, Michael
Pelajaran)
Purba, penerbit
Bentuk
pengertian larutan
Mendeskripsikan
Instrumen:
elektrolit dan
pengertian larutan
Lembar
nonelektrolit
elektrolit dan
berdasarkan
nonelektrolit
percobaan
Observasi Angket
(6) Buku Kimia SMA
Erlangga 2007 -
Alat Alat Praktikum: -
Baterai 1,5 V
-
Lampu kecil 2
-
Kabel
-
Paku kecil dll
84
Lampiran 1.
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
3. Mengelompokan
- Buku Kimia SMA
Mengidentifikasi sifat-
Jenis Tagihan:
2x45 menit
larutan kedalam
sifat larutan
LKS
(2 jam
kelas X, Agung
larutan nonelektrolit,
nonelektrolit dan
Pelajaran)
Nugroho dkk
elektrolit kuat, dan
elektrolit melalui data
Bentuk
penerbit Depag
elektrolit lemah
hasil percobaan
Instrumen:
RI.2007
Mengelompokan
Lembar
berdasarkan sifat
1.
2.
hantaran listriknya
larutan ke dalam
4. Menjelaskan
larutan nonelektrolit
Observasi Angket
- Buku Kimia SMA Kelas X, J.M.C Johari, Penerbit
penyebab kemapuan
dan elektrolit
larutan elektrolit
berdasarkan sifat
menghantarkan listrik
hantaran listriknya.
kelas X yang
Menjelaskan penyebab
relevan.
5. Menjelaskan proses
3.
terjadinya hantaran
kemapuan larutan
listrik pada larutan
elektrolit dapat
yang mengandung zat
menghantarkan listrik
terlarut senyawa ion
4.
Esis.2004. - Buku Kimia SMA
- Alat Uji Daya Hantar Listrik. - Larutan yang ada
Mendeskripsikan
dalam kehidupan
dan senyawa kovalen
bahwa larutan elektrolit
sehari-hari.
polar
dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
85
Lampiran 2
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMA Negeri 3 Tasikmalaya
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/1
Alokasi Waktu
: 3 kali pertemuan (5 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi reduksi. Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Indikator a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data hasil percobaan c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat, a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit b. Menguji daya hantar listrik larutan c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data hasil percobaan d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data hasil percobaan
87
e. Membedakan istilah disosiasi dan ionisasi f. Membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah g. Mengelompokan larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. h. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. B.
Materi Pembelajaran - Larutan - Larutan Elektrolit - Larutan nonelektrolit - Senyawa ion - Senyawa kovalen
C.
Uraian Materi Pembelajaran Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara merata. Komponen komponen larutannya adalah pelarut (Biasanya dalam jumlah banyak) dan zat terlarut (biasanya dalam jumlah sedikit) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sifat daya hantar listrik elektrolit dalam pelarut air dikarenakan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ion., pergerakan ion tersebut dalam larutan elektrolit identik dengan arus listrik. Cara mengidentifikasi larutan elektrolit adalah: adanya nyala lampu terang, dan adanya gelembung gas, sedangkan larutan elektrolit tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
D.
Metode dan Pendekatan Metode : Praktikum, diskusi Pendekatan : Direct Instruction (DI)
88
E.
Media Pembelajaran Alat- alat uji daya hantar Listrik Larutan yang akan diuji
F.
Langkah Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Pertama (I) No 1
Aktivitas Guru Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Alokasi waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Menjawab salam
- Bersama siswa berdoa
- Berdoa
Mengecek kehadiran siswa - Menjelaskan kegiatan dan
- Menyimak penjelasan guru
target yang akan dicapai serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran - Membagiakan LKS
- Menerima LKS
- Menugaskan siswa untuk
- Duduk dikelompok masing-
berkumpul dengan kelompok
masing
yang telah ditentukan.
7 menit
- Prasyarat pengetahuan : Senyawa asam, basa, garam dan rumus kimia. - Motivasi dan Apersepsi - Misalnya : Mengapa manusia bisa tersengat listrik? - Kenapa Ikan-ikan yang airnya dialiri bisa mati? - Mengapa ketika tangan basah kita dilarang menyentuh alat elektronik
- Mendengarkan penjelasan guru
89
2
Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
- Memotivasi siswa melakukan
- Berkumpul bersama kelompok
diskusi untuk membuat
masing-masing dan
prosedur/langkah kerja
melakukan diskusi untuk
praktikum yang bertujuan untuk
membuat prosedur
mengetahui daya hantar listrik
percobaan/langkah kerja
larutan dengan menggunakan
praktikum untuk mengetahuai
alat dan bahan yang
daya hantar listrik suatu
diinstruksikan dalam LKS
larutan dengan menggunakan alat dan bahan yang telah di
- Mengarahkan siswa untuk menentukan apa yang harus
instruksikan dalam LKS. - Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
diperhatikan dalam praktikum
daya hantar listrik suatu larutan
dalam menguji daya hantar
- Membimbing, mengamati dan membantu siswa yang mengalami kesulitan - Mengawasi jalannnya kegiatan praktikum
listrik suatu larutan - Melaksanakan praktikum
30 menit
dengan cara merangkai alat, membuat larutan dan mengujinya satu persatu - Siswa mencatat data hasil praktikum - Siswa menginterpretasiakn data hasil praktikum - Mengidentifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dari data hasil praktikum - Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit
3
Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
- Menyimpulkan kegitaan
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
pembelajaran yang telah
dilakukan
8 menit
90
dilakukan - Menugaskan siswa untuk
- Mengumpulkan LKS - Menngucapkan alhamdulillah
mengumpulkan LKS - Menutup kegiatan Pembelajaran dengan bacaan hamdalah
Pertemuan kedua (II) No 1
Aktivitas Guru Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Menjawab salam
- Bersama siswa berdoa
- Berdoa
Mengecek kehadiran siswa - Menjelaskan kegiatan dan
- Menyimak penjelasan guru
target yang akan dicapai serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran - Membagiakan LKS
- Menerima LKS
- Menugaskan siswa untuk
- Duduk dikelompok masing-
berkumpul dengan kelompok
masing
yang telah ditentukan. - Motivasi dan Apersepsi - Misalnya : Apa Fungsi
- Mendengarkan penjelasan guru
elektroda pada alat uji daya hantar listrik? - Mengapa Larutan garam dapur dapat menyalakan lampu 2
Kegaiatn Inti
Kegiatan Inti
- Memotivasi siswa melakukan
- Berkumpul bersama kelompok
diskusi untuk membuat
masing-masing dan
prosedur/langkah kerja
melakukan diskusi untuk
10 menit
91
praktikum yang bertujuan untuk
membuat prosedur
15
mengetahui daya hantar listrik
percobaan/langkah kerja
menit
larutan dengan menggunakan
praktikum untuk mengetahuai
alat dan bahan yang
daya hantar listrik suatu
diinstruksikan dalam LKS
larutan dengan menggunakan alat dan bahan yang telah di
- Mengarahkan siswa untuk menentukan apa yang harus
instruksikan dalam LKS. - Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
diperhatikan dalam praktikum
daya hantar listrik suatu larutan
dalam menguji daya hantar
- Membimbing, mengamati, mengarhkan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan pada praktikum sebelumnya - Mengawasi jalannnya kegiatan praktikum - Mencatat hasil pengamatan yang didapat - Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama - Memberikan kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah dipelajari kemudian
listrik suatu larutan dengan konsentrasi yang berbeda - Melaksanakan praktikum
menit
dengan cara merangkai alat uji daya hantar listrik, membuat larutan seperti larutan garam, larutan gula dll - Menguji larutan yang sudah disiapkan satu persatu - Menguji larutan dengan kertas lakmus - Siswa mencatat data hasil praktikum pada LKS - Siswa menginterpretasikan data hasil praktikum - Mengidentifikasi larutan
melakukan penilaian
elektrolit dan nonelektrolit
keterampilan berpikir ktitis
dari data hasil praktikum
siswa serta memberikan
dengan melihat persamaan dan
pengarahan terhadap pekerjaan
perbedaan larutan
siswa
35
- Memperbaiki hasil pengamatan dengan mengulangi larutan yang akan
15 menit
92
diuji. - Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit - Mengidentifikasi ciri-ciri larutan yang dapat menghantarkan listrik - Menggolongkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit - Mengidentifikasi dan menggolongkan larutan berdasarkan sifatnya seperti larutan yang bersifat asam, basa dan netral - Mengisi soal-soal yang disediakan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 3
Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
- Menyimpulkan kegiatan
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
pembelajaran yang telah
dilakukan
dilakukan - Menugaskan siswa untuk mengumpulkan LKS - Menutup kegiatan Pembelajaran
- Mengumpulkan LKS - Mengucapkan Alhamdulillah - Membereskan alat-alat praktikum
dengan bacaan hamdalah - Mengarahkan siswa membereskan alat-alat praktikum
Pertemuan Ketiga (III) Mengadakan Evaluasi dengan Angket dan wawancara
15 menit
93
G.
Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA Kelas X -
Michael Purba, Kimia SMA kelas X semester 2 (Erlangga, 2007)
-
Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, kimia untuk MA dan SMA kelas X (Depag RI, 2007)
-
Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, Berpertualang didunia kimia, Buku referensi untuk MA/SMA(Pustaka Insan Madani, 2008)
-
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA kelas X (Esis, 2004)
-
J.M.C Johari dan M. Rachmawati, Buku Kerja dengan pendekatan belajar aktif, Kimia untuk SMA kelas X semester 2 (Esis, 2008)
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
H.
Penilaian a. Jenis Tagihan -
Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bentuk Instrumen -
Lembar Observasi
-
Angket
Tasikmalaya, Maret 2010 Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kimia
Guru Mata Pelajaran
(Entang Suryana S.Pd)
(Herti Patmawati)
94
LKS LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan Pertama)
Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
95
“MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN” I.
TUJUAN 1.
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan
2.
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elekktrolit melalui data hasil percobaan.
3.
Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
II.
PENGANTAR PERCOBAAN Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam fase larutan. Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organisme. Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
96
tersebut
menyala
dan
timbul
gelembung-gelembung
gas
disekitar
elektrodenya. Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM 1.
Ketika bencana banjir melanda ibukota Jakarta pada tahun 2007, pihak PLN segera mengambil sikap dengan memutuskan aliran listrik di
gardu-gardu
listrik
yang
terendam
banjir?
Mengapa
PLN
memutuskan aliran listrik di gardu-gardu listrik yang terendam banjir? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………............................................................................ 2.
Tidak semua bahan dapat menghantarkan listrik. Zat yang dapat menghantarkan listrik disebut konduktor, sedangkan zat tidak dapat menghantarkan
listrik
disebut
nonkonduktor
atau
isolator.
Berdasarkan pengalaman anda sehari-hari, nyatakan apakah zat berikut tergolong konduktor atau isolator. a)
Kayu
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
b)
Kaca
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
c)
Plastik
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
d)
Air suling
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
e)
Kristal garam
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
f)
Larutan garam
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
g)
Larutan cuka
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
h)
Larutan gula
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
i)
Alkohol
(konduktor / isolator / tidak tahu)*
*coret jawaban yang salah
97
3.
Jelaskan satu cara untuk membedakan apakah suatu benda tergolong konduktor atau isolator? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………….................................................................
B.
KEGIATAN PRAKTIKUM 1.
Alat penguji elektrolit berfungsi untuk melihat dan menyelidiki suatu larutan apakah dapat menghantarkan listrik atau tidak? Rangkailah Alat penguji elektrolit seperti gambar dibawah ini dengan alat-alat yang sudah disediakan:
- Kabel
± 0,5 meter
- Lampu kecil
2 buah
- Baterai 0,5 volt
3 buah
- Paku kecil
2 buah
- Lakban secukupnya - Koran secukupnya …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2.
Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan nonelektrolit? a)
Air suling
b)
Larutan Hidrogen Klorida 1 M
c)
Larutan etanol 70 %
d)
Larutan natrium klorida (garam dapur)
e)
Natrium klorida padat
…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
98
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………….................................................................................................. 3.
Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik pada larutan- larutan yang sudah disediakan diatas? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………..................................................................................................
4.
Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan, pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas.?
99
PERTANYAAN 1.
Gejala-gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………............................................................. ....................................................................................................................
2.
Berdasarkan
hasil
percobaan
diatas,
Bagaimanakah
kamu
dapat
mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………….............................................................................. 3.
Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit,dan non elektrolit? Jelaskan! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………...............................................................................
4.
Apa yang kamu simpulkan dari percobaan diatas? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….....
100
LKS LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan Ke-2)
Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
101
“MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN” III.
TUJUAN 1.
Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
2.
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
dapat
menghantarkan arus listrik. 3.
Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
IV.
PENGANTAR PERCOBAAN Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam fase larutan. Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organisme. Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
102
tersebut
menyala
dan
timbul
gelembung-gelembung
gas
disekitar
elektrodenya. Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
V.
KEGIATAN PRAKTIKUM 1.
Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di pertemuan sebelumnya. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan nonelektrolit? a) Air Suling
i). Larutan garam
b) Air Sumur
j). Larutan Natrium Klorida
c) Larutan Alkohol 70 %
k.) Larutan Asam sulfat/accu
d) Larutan Hidrogen Klorida 1M l). Kristal Natrium Klorida e) Larutan Natrium Hidroksida
n) Larutan urea
f)
Larutan Asam Cuka
o) Pocari Swett/ Mizone
g)
Larutan Amonia
p) Larutan Vitamin C / jus jeruk
h) Larutan Gula
q) larutan extra joss
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………….................................................................................................... 2.
Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik berbagai larutan yang sudah disediakan diatas? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………................................................................................
103
3.
Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan, pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas serta perubahan kertas lakmus! !
104
PERTANYAAN 1.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………..............................................................................
2.
Setelah diamati bagaimana ciri-ciri atau Gejala apa saja yang menandai hantaran listrik melalui larutan pada percobaan di atas? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………..............................................................................
3.
Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit, dan non elektrolit berdasarkan percobaan diatas? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………..............................................................................
4.
Mengapa ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada larutan yang tidak menghantarkan listrik? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………..............................................................................
5.
Larutan mana saja yang menyebabkan gelembung gas disekitar elektrodanya paling banyak dan nyala lampunya terang? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………..............................................................................
105
6.
Bagaimana
cara
membedakan
larutan
elektrolit dan
Larutan
nonelektrolit? Jelaskan ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………….............................................................................. 7.
Sebutkan larutan mana saja yang yang termasuk larutan elektrolit yang bersifat asam, basa dan netral? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………...............................................................................
8.
Sebutkan larutan mana saja yang termasuk larutan elektrolit dan larutan non elektrolit ? kenapa demikian jelaskan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………...............................................................................
9.
Berdasarkan percobaan tulis reaksi ion untuk asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida dan asam cuka? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………...............................................................................
10.
Dari percobaan pengujian daya hantar listrik larutan
apakah
perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….................................................................................................
106
Pertanyaan Pasca Praktikum Sifat daya hantar listrik suatu zat dapat diamati melalui eksperimen daya hantar listrik
1.
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………..............................................................................
2.
Sebutkan contoh larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan nonelektrolit ? Tulis Reaksi ionnya! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………..............................................................................
3.
Jelaskan elektrolit
bagaimana lemah
perbedaan
dan
larutan
antara
larutan
nonelektrolit?
elektrolit
Sebutkan
kuat, contoh
larutannya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………............................................................................... 4.
Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na + dan ion Cl) namun demikian, Kristal natrium klorida tidak dapat menghantarkan listrik. a. Mengapa krisatal natrium klorida tidak dapat menghantarkan listrik? ........................................................................................................... ...........................................................................................................
107
b. Mengapa larutan natrium klorida dapat menghantarkan listrik? ........................................................................................................... ........................................................................................................... c. Menurut anda, apakah Lelehan NaCl dapat menghantarkan listrik? ........................................................................................................... ........................................................................................................... 5.
Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar berwujud
gas.
Dalam
air,
zat
ini
dapat
mengalami
ionisasi
menghasilkan ion H+ dan ion cl-. a. Apakah hidrogen klorida cair dapat menghantarkan listrik? Jelaskan ........................................................................................................... ........................................................................................................... b. Mengapa larutan hidrogen klorida dapat menghantarkan listrik ........................................................................................................... ........................................................................................................... 6.
Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan, ketika zat ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya akan menyebar tetapi tetap sebagai molekul netral (tidak mengalami ionisasi) a. Mengapa larutan Urea tidak dapat menghantarkan listrik? ........................................................................................................... ........................................................................................................... b. Apa lelehan urea dapat menghantrakan listrik? ........................................................................................................... ...........................................................................................................
7.
Apakah larutan senyawa ion pasti dapat menghantarkan listrik? Jelaskan! ................................................................................................................. ................................................................................................................. .................................................................................................................
108
8.
Apakah senyawa kovalen juga pasti
menghantarkan listrik? Jika
tidak, senyawa kovalen mana yang dapat menganhantarkan listrik? Jelaskan! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………............................................................................... 9.
Rancanglah suatu percobaan sederhana untuk membedakan larutan yang
termasuk
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit
dengan
menggunakan bahan lain yang berasal dari kehidupan sehari-hari ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………............................................................................... Kesimpulan: Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dan hasil pengamatan! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………….................................................................................................... .......................................................................................................................
Lampiran 4 109
Format Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: I PERTEMUAN I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing b. Mendengarkan dan memperhatikan guru c. Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d. Membaca buku sumber dan referensi lain e. Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a. Menyiapkan alat dan bahan b. Melakukan diskusi sebelum praktikum c. Menemukan informasi dari berbagai sumber d. Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e. Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase 3. Merancang Eksperimen a. b.
c.
Merangkai alat uji daya hantar listrik Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan Mengulang kerja praktikum seperti
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
110
menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a. Membuat tabel pengamatan di LKS b. Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b. Membersihkan alat praktikum c. Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan : 4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer : ……………………………………………………………………………………….................. ...................................................................................................................................................... ............ Observer
111
LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: PERTEMUAN KEDUA Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN a. b. c.
d.
Berkumpul bersama kelompok masingmasing Mendengarkan dan memperhatikan guru Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
112
Jumlah Persentase 3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit c) Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase
113
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a. Membersihkan alat praktikum b. Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer: …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………........................................
Observer
114
Lampiran 5
Kisi-Kisi Format Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan” PERTEMUAN I
Kelompok:
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal No Aspek yan diamati Aktivitas Siswa Penjelasan I Kegiatan awal/ Berkumpul bersama Siswa berkumpul dalam pendahuluan kelompok masing-masing kelompoknya masing-masing Mendengarkan dan memperhatikan guru
Siswa tidak rebut saat guru mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum
Siswa dengan seksama memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan prosedur/langkah kerja praktikum
Membaca buku sumber dan referensi lain
Siswa mencari informasi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru? Misalnya: Apa yang anda pikirkan jika mendengar elektrolit? Mengapa manusia bisa tersengat listrik? Apa saja bahan yang termasuk konduktor dan isolator? Sebutkan contoh dari larutan elektrolit dan larutan yang bukan elektrolit?
Menjawab pertanyaan guru
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran KEGIATAN INTI No Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan
115
III 1
2
diamati Mengemukakan hipotesis
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri
Siswa membuat hipotesis dengan bahasanya sendiri Misalnya: Mengapa PLN memutuskan gardu listrik yang terendam banjir? Jika PLN tidak memutuskan gardu listrik yang terendam banjir maka akan kesetrum dan membahayakan keselamatan. Apakah air dapat menghantarkan listrik? Misalnya siswa menduga bahwa air menghantarkan listrik. Untuk mendapat jawaban benar siswa harus melakukan praktikum
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti.
Siswa sadar bahwa suatu penjelasan harus didukung dengan konsep dan pembuktian Misalnya siswa menduga bahwa air dapat menghantarkan listrik, jadi untuk membuktikan dan mendapat jawaban yang benar siswa harus melakukan praktikum.
Menyiapkan alat dan bahan
Siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan LKS misalnya gelas kimia/gelas plastik
Melakukan diskusi sebelum praktikum
Siswa melakukan diskusi sebelum melaksanakan praktikum, seperti diskusi membagi tugas Siswa membaca berbagai buku sumber untuk menentukan informasi tentang larutan elektrolit dan non elektrolit Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk
Menemukan informasi dari berbagai sumber
Membuat prosedur percobaan/ langkah
116
kerja praktikum Kebiasaan berhatihati dalam pelaksanaan praktikum
3.
Merancang Eksperimen
Merangkai alat uji daya hantar listrik Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutanlarutan yang sudah disediakan. Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya
4
5.
Memberikan penjelasan sederhana
Mempertanggungjawabkan
Menganalisis pertanyaan/argument/; yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai Memfokuskan pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS
Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan pada pertanyaan di LKS Membuat tabel
menentukan prosedur/langkah kerja praktikum Siswa tidak ceroboh selalu melakukan kebiasaan berhatihati seperti berhati-hati dalam melarutkan, berhati-hati dalam menguji alat. Siswa merangkai alat uji daya hantar listrik dengan kelompoknya masing-masing Siswa mencoba alat uji daya hantar listrik yang dibuat dengan mengujikannya pada larutan-larutan yang sudah di sediakan Siswa mengulang praktikum dengan menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya.untuk mendapatkan hasil yang akurat dan benar. Siswa dapat memberikan penjelasan sederhana tentang fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah dirangkai sebelumnya
Siswa dapat memberikan penjelasan sederhana serta dapat memfokuskan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. Misalnya pada pertanyaan: “Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik” Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di LKS dengan penjelasan sederhana sesuai dengan pengamatannya. Siswa membuat tabel
117
hasil Observasi
Pengamatan di LKS
Mempresentasikan hasil kerja
III
Kegiatan Penutup
KEGIATAN PENUTUP Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Membersihkan alat praktikum Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan.
pengamatan di lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah disediakan. Siswa mempresntasikan hasil pengamatan di depan kelas secara perkelompok Setiap kelompok menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Setiap kelompok membersihkan alat praktikum yang sudah di pakai Setiap kelompok membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan
Tasikmalaya, April 2010
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Kimia
Guru Mata Pelajaran
Entang Suryana S.Pd
Herti Patmawati
118
Format Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” PERTEMUAN II Kelompok:
No I
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal Aspek yang diamati Kegiatan Siswa yang diamati Penjelasan Kegiatan awal/ Berkumpul bersama kelompok Siswa berkumpul dalam pendahuluan masing-masing kelompoknya masingmasing Mendengarkan dan memperhatikan guru
Siswa tidak rebut saat guru mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum
Siswa dengan seksama memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan prosedur/langkah kerja praktikum
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran KEGIATAN INTI NO Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan III diamati 1 Mempertimbangkan Menyiapkan alat dan bahan Siswa menyiapkan alat dan penggunaan prosedur bahan sesuai yang di yang tepat instruksikan dalam LKS misalnya membawa gelas plastik, koran, paku dll. Melakukan diskusi sebelum praktikum
Siswa berdiskusi sebelum melaksanakan praktikum.
Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya
Siswa memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah dirangkai pada pertemuan sebelumnya untuk memastikan kondisi
119
Membuat larutan melarutkan zat terlarut
Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan
Siswa dapat mempertimbangkan prosedur yang tepat dalam pelaksanaan praktikum seperti mempertimbangkan cara-cara menguji larutan
Menguji larutan secara bergantian
Siswa dapat menguji larutan secara bergantian dengan teknik yang baik dan benar. Seperti menguji larutan NaOH dan mengujinya larutannya kembali dengan lakmus Siswa dapat menggunakan alat dengan teknik yang baik dan tidak ceroboh dalam menggunakan alat Siswa mengamati gejala yang terjadi pada katoda dan anoda apakah terjadi gelembung gas apa tidak ketika menguji suatu larutan. Siswa mengamati gejala yang terjadi pada lampu apakah lampu menyala atau tidak, ketika suatu alat uji daya hantar listrik dicelupkan pada larutan yang akan di uji Siswa mencelupkan kertas lakmus pada larutan apakah terjadi perubahan warna apa
Menggunakan alat dengan teknik yang baik
2
Melaporkan hasil observasi
alat dapat berfungsi dengan baik Siswa dapat membuat larutan seperti membuat larutan garam, larutan gula, larutan NaOH dll Siswa juga dapat melarutkan zat seperti melarutkan garam, gula yang awalnya dari bentuk padat ke bentuk larutan
Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda
Mengamati nyala lampu
Mengamati kertas lakmus
120
Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
3.
Mengemukakan hipotesis
Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan seperti membedakan jenis larutan yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit
Siswa membedakan atau menyamakan percobaan yang satu dengan yang lain Misalnya: - Membedakan mana yang termasuk larutan elektrolit dan mana yang bukan larutan elektrolit dengan melihat gejalagejala seperti ada tidaknya gelembung gas, nyala lampu. - Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dengan melihat gejala-gejala seperti ada tidaknya gelembung gas, nyala lampunya terang atau redup.
Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik
Siswa membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan melihat gejala yang terjadi pada katoda dan anoda Siswa dapat membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan melihat nyala lampu Siswa dapat membedakan larutan elektrolit mana yang termasuk asam, basa dan netral Siswa dapat membedakan dan memperkirakan gejalagejala yang terjadi ketika menguji larutan yang konsentrasinya beda tetapi jenis larutannya sama.
Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda
4.
Mengemukakan
tidak. Siswa mencatat apa yang terlihat selama praktikum
Menarik kesimpulan sesuai
Siswa dapat menarik
121
kesimpulan
5.
Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
fakta
kesimpulan sesuai fakta.
Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan
Siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Siswa dapat membuat bentuk definisi sesuai dengan percobaan. Misalnya dalam mendefinisikan larutan elektrolit siswa menjawab “ larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang selalu bergerak dengan bebas” Siswa dapat menggolongkan jenis elektrolit yang bersifat asam, basa dan netral. Siswa dapat menggolongkan jenis elektrolit yang termasuk elektrolit kuat dan elektrolit lemah Siswa dapat menyebutkan beberapa contoh larutan yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari misalnya larutan garam termasuk larutan elektrolit dan air sumur termasuk larutan nonnelektrolit Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit misalnya: elektrolit kuat : air accu Elektrolit lemah : cuka
Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya
Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah
Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari.
6.
Menyebutkan contoh
Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelktrolit
122
Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral
III
Kegiatan akhir/ Kegiatan Penutup
KEGIATAN PENUTUP Membersihkan alat praktikum
Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan.
Nonelktrolit : air sumur/air suling Siswa dapat menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral misalnya: Yang bersifat asam : HCl, CH3COOH, H2SO4, Extra Joss, Pocari Sweet, Lar VitC Yang bersifat basa: NaOH, NH3 Yang bersifat netral : Air suling, air sumur, alkohol, gula, garam, kristal garam, urea, kristal urea, dan Kristal gula.
Setiap kelompok membersihkan alat praktikum yang sudah di pakai Setiap kelompok membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan
Tasikmalaya, April 2010
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Kimia
Guru Mata Pelajaran
Entang Suryana S.Pd
Herti Patmawati
Lampiran 6 123
ANGKET PENELITIAN RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PRAKTIKUM 1. Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : 2. Petunjuk Pengisian a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing pertanyaan. c. Berikan tanda cheeklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan. d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar. Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju Selamat Mengerjakan... No PERTANYAAN 1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit 2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah dipahami 3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS 4 Metode yang digunakan guru membuat saya kebingungan memahami materi yang diajarkan 5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi yang dibahas. 6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak melaksanakan praktikum 7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar dengan cara melaksanakan praktikum
SS
S
TS
STS
124
8
9
10 11 12
13 14 15 16
17
18 19
20
21
22
23
24
Menurut saya metode praktikum dalam pembelajaran kimia tidak perlu karena kebenaran dan bukti-buktinya kurang meyakinkan Dengan metode praktikum saya bisa menduga kejadiankejadian yang akan muncul pada proses pelaksanaan praktikum Saya tidak bisa memprediksi kejadian-kejadian yang akan muncul pada proses pelaksanaan praktikum Menurut saya suatu percobaan harus direncanakan dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Menurut saya, merangkai alat uji daya hantar listrik dalam praktikum ”larutan elektrolit dan nonelektrolit” dapat melatih keterampilan Menurut saya pelaksanaan praktikum tidak perlu direncanakan dengan baik karena hasilnya selalu gagal Saya menyuruh orang lain membuat alat uji daya hantar listrik karena sulit merangkainya. Dengan metode praktikum saya bisa belajar membuat larutan serta dapat melarutkan zat terlarut Menurut saya ketika membuat larutan dalam praktikum ”elektrolit dan nonelektrolit” sangat berbahaya buat kesehatan sehingga saya males membuat larutan Menurut saya membuat tabel dalam praktikum elektrolit dan nonelektrolit sangat perlu karena memudahkan kita dalam mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel Dalam pelaksanaan praktikum ”elektrolit dan nonelektrolit” membuat tabel pengamatan tidak penting. Dengan metode praktikum saya bisa mengobservasi dan mengamati gejala-gejala yang terjadi selama praktikum berlangsung. Selama pelaksanaan praktikum saya tidak bisa mengamati gejala-gejala yang terjadi karena membingungkan Menurut saya mengamati ciri-ciri serta persamaan dan perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit sangat penting dalam mengobservasi suatu larutan Menurut saya dalam melaksanakan praktikum kita cukup menguji larutannya saja tanpa mengamati ciri-ciri yang terjadi pada larutan Dengan metode praktikun saya dapat mengelompokan perbedaan dan persamaan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya Pelaksanaan praktikum membuat saya kebingungan dan tidak bisa mengelompokan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya
125
25 26
27
28
29
30
31
32
33
34 35
36
37
38
Saya bisa mengklasifikasikan larutan-larutan apa saja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit Saya kebingungan dan tidak bisa mengklasifikasikan larutan mana saja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit Saya bisa memprediksikan gejala-gejala yang terjadi pada pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit seperti memprediksi elektrolit lemah dan kuat Saya tidak bisa memprediksikan gejala apa saja yang akan muncul selama pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit Ketika pelaksanaan praktikum saya menarik kesimpulan sesuai fakta yang relevan dan dengan gejala-gejala yang saya amati Sewaktu pelaksanaan praktikum saya selalu membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta yang ada Saya menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki sesuai dengan fakta-fakta yang saya amati selama proses praktikum Selama praktikum saya membuat dan menentukan hasil pertimbangan tidak berdasarkan fakta, karena hasilnya berbeda dengan yang saya amati. Saya menarik kesimpulan dengan melihat buku paket karena hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang saya amati selama proses praktikum Saya selalu mengubah fakta dan data-data ketika pelaksanaan praktikum berlangsung Saya tidak suka jika guru melaksanakan pembelajaran kimia dengan metode praktikum karena tidak bermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari Dengan melaksanakan praktikum saya bisa memahami apa arti larutan elektrolit dan nonelektrolit sehingga saya bisa mengelompokan larutan berdasarkan hantarannya Dengan melaksanakan praktikum saya bisa mengetahui contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari Saya mengalami kesulitan dalam mengelompokan dan mencontohkan jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
Saran dan Kritik .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Lampiran 7 126
Kisi-kisi instrumen Angket Respon siswa terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum
NO
Indikator Berpikir Kritis siwa menurut R. Ennis
1.
Sub-Indikator berpikir Kritis siswa menurut R. Ennis 1. Mengemukakan hipotesis
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2. Merancang eksperimen 3. Mengemukakan kesimpulan
2.
3.
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
dipercaya atau tidak
tepat
menjawab pertanyaan 4.
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
5.
Mendefinisikan
12
8, 10, 28 14
29, 31, 33
30, 32, 34
11, 15
13, 16
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 9, 29
∑
14
4. Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
Bertanya dan
Nomor butir Pernyataan P N
5. Memberikan penjelasan sederhana 6. Menyebutkan contoh
4
8 37
38
17
18
7. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
6
8. Melaporkan hasil observasi
19, 21
20, 22
23, 25, 36
24, 26, 35
6
19
19
38
9. Startegi membuat definisi
istilah dan
dengan bertindak
mempertimbangkan
memberikan penjelasan
suatu definisi
lanjut. Jumlah
Lampiran 9 157
FORMAT LEMBAR WAWANCARA
1.
Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum? Jelaskan pendapatmu!
2.
Apakah gurumu selalu mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu!
3.
Bagaimana kesanmu setelah mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu!
4.
Menurutmu pembelajaran seperti ini ( Metode Praktikum) menarik atau tidak? Berikan alasanmu!
5.
Apakah pernah dilakukan kegiatan praktikum sebelumnya? Tetapi kamu sendiri yang merumuskan langkah kerjanya?
6.
Kegiatan apa saja yang kamu lakukan selama kegiatan praktikum berlangsung?
7.
Apakah kamu menemukan kesulitan dalam mengerjakan kegiatan praktikum? Jika “ya” kesuliatan apaynag kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu?
8.
Menurutmu apakah pembelajaran seperti ini (kegiatan praktikum) efektif untuk dilakukan?
9.
Apakah perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? Apa alasanmu!
158
Lampiran 10 Hasil Wawancara siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok I No 1
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Senang banget bu! Soalnya kalau tidak
kamu senang belajar kimia
ada praktikum kita tidak akan tahu apa
disertai dengan kegiatan
yang sebenarnya terjadi, kalau cuma
praktikum? Jelaskan!
baca buku – baca buku. Karena baca buku itu berbeda dengan apa yang kita lakukan. Intinya bu dengan bukti sendiri kita lebih puas dari pada melihat buku dan baca buku
2
3
Apakah selama belajar kimia
Sudah 2 kali bu. Tetapi bapak itu cara
gurumu selalu mengadakan
mengajarnya terlalu cepat untuk
kegiatan praktikum pada proses
dipahami jadi saya perlu mengulang
belajar? Apa tanggapanmu!
belajar di rumah
Bagaimana kesanmu setelah
Kesannya senang bu, karena kita saling
melakukan kegiatan praktikum
mendukung satu sama lain, karena kita
pada proses belajar? Apa
bisa membuktikan.Oh.. ternyata larutan
tanggapanmu!
elektrolit dan nonelektrolit itu begini, jadi buat pengalaman bu..
4
5
Menurutmu apakah pembelajaran
Menarik bu. Karena mudah dipahami,
kimia dengan metode praktikum
jadi dengan alat yang sederhana juga
menarik atau tidak? Berikan
kita mudah memahami apa itu larutan
alasanmu!
elektrolit dan nonelektrolit.
Selama kegiatan praktikum
Semuanya bekerja bu... jadi tugasnya di
larutan elektrolit dan nonelektrolit
bagi-bagi. Kalau saya membuat larutan,
berlangsung kegiatan apa saja
mengecek larutan dengan lakmus dan
yang kamu lakukan? Apakah
mengetes larutan bu... yang lainnya ada
bekerja semua atau tidak
yang merangkai alat dan yang lainnya
159
6
Apakah selama melaksanakan
Awalnya kesulitan bu... waktu mengisi
praktikum larutan elektrolit dan
tabel dan menguji larutan dengan
nonelektrolit kamu menemukan
lakmus, tapi kesini-sininya
kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa
alahmdulilah kesulitan itu berkurang
yang kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Efektif, karena bisa menambah
kimia dengan metode praktikum
pengetahuan dan memberi wawasan
efektif untuk dilakukan?
kepada kita juga yang lain kalau kimia itu bukan dengan tulisan aja karena kimia efektif dilakukan dengan praktikum
8
Bagaimana pendapatmu apakah
Tidak sesering mungkin bu... sesuai
perlu kegiatan praktikum
dengan materinya aja bu... tapi tidak
dilakukan sesering mungkin?
tahu bagaimana pendapat temen yang lain ini menurut saya bu...
9
Kenapa waktu pengisiaan LKS
Aduh... waktu itu pusing bu, dan saya
tentang asam, basa dan netral
tidak tahu juga terus terburu-buru takut
untuk kelompok I ada jawaban
waktunya habis.... jadi bingung gitu bu
NaOH termasuk asam? dan reaksi
tapi untuk melihat asam, basa dan netral
ion HCl tidak di jawab untuk
di lihat dari perubahan kertas lakmus.
yang lainnya sudah benar.
tapi untuk HCl kelalaian bu... karena
Kenapa?
tidak di cek dan tidak dilihat lagi, jadi lupa tidak diisi
10
Pada pertanyaan tentang
Iya bu saya tidak sempet baca-baca
kesimpulan di pertemuan ke II? Di lagi.... dan bingung bu... situ ada jawaban semua ion dan senyawa kovalen dapat menghantarkan listrik? a. Waktu menguji bagaimana
Siswa: kalau alkohol tidak nyala dan
160
perbedaan cuka dan alkohol?
tidak ada gelembung bu... kalau cuka tidak nyala tetapi ada gelembung sedikit bu???
b. Jadi kesimpulannya apa?
Oh iya bu... Jadi semua ion dapat menghantarkan listrik tetapi tidak semua kovalen dapat menghantarkan listrik.
Kelompok II No 1
2
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Senang, kalau kimia hanya tulisan saja
kamu senang belajar kimia
kita cuma menghayal bu... jadi kalau
disertai dengan kegiatan
dengan praktikum kimia jadi lebih jelas
praktikum? Jelaskan!
bu...
Apakah selama belajar kimia
Pernah, ya tidak sesering mungkin juga
gurumu selalu mengadakan
bu...
kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu! 3
4
Bagaimana kesanmu setelah
Kesannya rame bu.. jadi kita lebih tahu
melakukan kegiatan praktikum
contoh –contoh larutan elektolit dan
pada proses belajar? Apa
nonelektrolit seperti HCl termasuk
tanggapanmu!
larutan elektrolit
Menurutmu apakah pembelajaran
Menarik bu. Jadi lebih fokus karena
kimia dengan metode praktikum
kita bias melihat langsung dan tidak
menarik atau tidak? Berikan
menghayal.
alasanmu! 5
Selama kegiatan praktikum
Bekerja semua, kalau saya menulis
larutan elektrolit dan nonelektrolit
larutan larutan bu.. yang lainnya ada
berlangsung kegiatan apa saja
yang yang merangkai ada juga yang
yang kamu lakukan? Apakah
membuat larutan
161
bekerja semua atau tidak 6
Apakah selama melaksanakan
Kesulitan bu.. kesulitannya waktu
praktikum larutan elektrolit dan
merangkai alat rangkaian listrik bu..
nonelektrolit kamu menemukan
laki-lakinya tidak bias semua, tapi
kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa
setelah di coba lagi jadi bisa bu...
yang kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Tergantung pelajarannya bu...
kimia dengan metode praktikum efektif untuk dilakukan? 8
Bagaimana pendapatmu apakah
Tidak perlu... misalnya dalam seminggu
perlu kegiatan praktikum
ada 2 kali pertemuan bu.. nah
dilakukan sesering mungkin?
pertemuan pertama penjelasannya dan pertemuan kedua prakteknya.
9
Kenapa waktu pengisiaan LKS
Lupa bu... LKS nya bukan saya yang
tentang asam, basa dan netral
mengisi bu...
untuk kelompok I ada jawaban NaOH termasuk asam? dan reaksi ion HCl tidak di jawab, Kenapa? 10
Pada pertanyaan tentang
Iya bu karena pusing jadi ketukar
kesimpulan di pertemuan ke II? Di situ ada jawaban semua ion dan senyawa kovalen dapat menghantarkan listrik? a.
Waktu menguji bagaimana
Cuka nyala redup dan gelembungnya
perbedaan cuka dan alkohol?
sedikit, kalau alkohol tidak nyala tidak bergelembung bu...
b. Jadi kesimpulannya apa?
semua ion dapat menghantarkan listrik tetapi tidak semua kovalen dapat menghantarkan listrik bu...
162
Kelompok III No 1
2
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Sangat senang sekali bu... karena selain
kamu senang belajar kimia
membantu juga bisa lebih meyakinkan
disertai dengan kegiatan
kita misalnya mereaksikan sesuatu jadi
praktikum? Jelaskan!
kita lebih yakin jika dipraktekan.
Apakah selama belajar kimia
Selama mengajar baru 2 kali praktikum.
gurumu selalu mengadakan
yang pertama tentang Hukum
kegiatan praktikum pada proses
kekekalan massa dan yang kedua
belajar? Apa tanggapanmu!
tentang reaksi kimia. cara mengajar bapak itu sangat baik dan perhatian sekali, bukan galak tetapi tegas dan sering memberikan teguran kalau ada yang ngobrol sehingga mau memperhatikan
3
Bagaimana kesanmu setelah
Menyenangkan sekali, karena saya
melakukan kegiatan praktikum
belum memperkirakan bagaimana
pada proses belajar? Apa
reaksi-reaksi dan larutan-larutan
tanggapanmu!
bekerja. Seperti lampu menyala, ada gelembung jadi lebih nyata sehingga saya belum pernah mengira, jadi lebih meyakinkan bu...
4
Menurutmu apakah pembelajaran
Sangat menarik sekali bu... ya karena
kimia dengan metode praktikum
saya suka sekali praktikum
menarik atau tidak? Berikan alasanmu! 5
Selama kegiatan praktikum
Semuanya bekerja bu... meskipun ada
larutan elektrolit dan nonelektrolit
yang mengobrol seharusnya jagan
berlangsung kegiatan apa saja
banyak mengobrol dan bermain.
yang kamu lakukan? Apakah
kegiatannya, merangkai alat sampe bisa
bekerja semua atau tidak
menyala, mengelompokan cairan yang
163
akan diuji, menguji larutan, menganalisa dsb. 6
Apakah selama melaksanakan
Ya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
praktikum larutan elektrolit dan
mudah juga. Sulitnya karena saya
nonelektrolit kamu menemukan
belum hafal rumus kimia, kadang-
kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa
kadang bingung dan bertanya-tanya apa
yang kamu hadapi? Jika “tidak”
reaksinya.
apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Sangat efektif sekali, seperti tadi juga
kimia dengan metode praktikum
selain lebih meyakinkan tentang apa
efektif untuk dilakukan?
yang kita duga bahkan yang belum kita duga. kita tahu teori tetapi belum tahu selanjutnya bagaimana
8
9
10
Bagaimana pendapatmu apakah
Perlu, kalau emang perlu dilakukan
perlu kegiatan praktikum
seperti yang berhubungan dengan
dilakukan sesering mungkin?
rumus-rumus.
Kenapa waktu pengisiaan LKS
Jujur saya yang pertama karena buru-
tentang asam, basa dan netral
buru, ribet dan yang kedua pikiran
untuk kelompok III ada jawaban
kami lagi kacau dan kurang tau jadi
NaOH termasuk asam dan HCl
buyar. Tapi melihat asam, basa da
termasuk basa? Kenapa bisa
netral dilihat dari perubahan kertas
demikian?
lakmus biru dan merah bu...
Pada pertanyaan tentang
Karena terburu-buru dan kami
kesimpulan sudah bagus tapi ada
tinggalkan dulu dan pas mau
reaksi ion HCl belum di isi
dikumpulkan. Ternyata tidak di cek lagi, jadi karena keteledoran kami.
164
Kelompok IV
No 1
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Senang, soalnya kalau belajar kimia
kamu senang belajar kimia
sambil ada praktikumnya kita tidak
disertai dengan kegiatan
jenuh dan mudah mengingatnya
praktikum? Jelaskan!
2
Apakah selama belajar kimia
Jarang, Cuma beberapa kali
gurumu selalu mengadakan
Bapak itu selama mengajar suka jenuh
kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu! 3
Bagaimana kesanmu setelah
Kesannya rame, dan seru
melakukan kegiatan praktikum pada proses belajar? Apa tanggapanmu! 4
Menurutmu apakah pembelajaran
Menarik bu. Karena akan menambah
kimia dengan metode praktikum
wawasan kita jadi tidak terfokus ke
menarik atau tidak? Berikan
buku dan lebih menjelaskan
alasanmu! 5
Selama kegiatan praktikum
Semuanya bekerja bu... saya membuat
larutan elektrolit dan nonelektrolit
larutan dan menulis pengisian LKS,
berlangsung kegiatan apa saja
pokonya tugasnya itu di bagi-bagi
yang kamu lakukan? Apakah bekerja semua atau tidak 6
Apakah selama melaksanakan
Saya sempet pusing bu... karena waktu
praktikum larutan elektrolit dan
menulis cuma berdua.
nonelektrolit kamu menemukan kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi? Jika “tidak”
165
apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Efektif, tapi harus seimbang antara
kimia dengan metode praktikum
praktetikum dan metode lainnya
efektif untuk dilakukan? 8
Bagaimana pendapatmu apakah
Seimbang aja anatara materi dan
perlu kegiatan praktikum
praktikum
dilakukan sesering mungkin? 9
Kenapa waktu pengisiaan LKS
Ketukar bu... tapi melihat asam, basa
tentang asam, basa dan netral
dan netral kan dari perubahan lakmus
untuk kelompok IV ada jawaban
bu...
NaOH termasuk asam? dan reaksi ionHCl. . Kenapa? 10
Pada pertanyaan tentang
Terburu-buru bu karena mau
kesimpulan sudah lumayan oke
dikumpulin
tapi untu reaksi ion HCl kenapa tidak diisi?
Kelompok V No 1
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Saya merasa senang karena menurut
kamu senang belajar kimia
orang kimia itu sesuatu yang abstrak
disertai dengan kegiatan
jadi belajarnya itu tidak keliatan seperti
praktikum? Jelaskan!
atom-atom yang bentuknya kecil, jadi dengan kimia kita bisa mengerti bagaimana larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2
Apakah selama belajar kimia
Pernah sih pernah jadi tidak sering dan
gurumu selalu mengadakan
tidak rutin setiap masuk melaksanakan
kegiatan praktikum pada proses
praktikum
belajar? Apa tanggapanmu!
166
3
Bagaimana kesanmu setelah
Praktikum itu asyik, kita bisa sambil
melakukan kegiatan praktikum
mencoba, kita juga bisa berpengalaman,
pada proses belajar? Apa
selain itu kita bisa merasakan sendiri
tanggapanmu!
dan lebih mengerti apakah larutan elektrolit dan nonelektrolit
4
Menurutmu apakah pembelajaran
Menarik bu. Karena kita bisa
kimia dengan metode praktikum
berpengalaman dan lebih mengerti
menarik atau tidak? Berikan
dengan melaksanakan praktikum.
alasanmu! 5
Selama kegiatan praktikum
Kegiatan saya membantu merangkai
larutan elektrolit dan nonelektrolit
alat daya hantar listrik dan mencatat
berlangsung kegiatan apa saja
semua hasil praktikum. Semuanya
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja bu...
bekerja semua atau tidak 6
Apakah selama melaksanakan
Karena dikerjakan bersama jadi lebih
praktikum larutan elektrolit dan
mudah, karena sesuatu yang sulit kalau
nonelektrolit kamu menemukan
dikerjakan bersama-sama menjadi lebih
kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa
mudah.
yang kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Praktikum itu baik dan efektif supaya
kimia dengan metode praktikum
lebih jelas.
efektif untuk dilakukan? 8
Bagaimana pendapatmu apakah
Sedang-sedang saja, ya seimbang bu...
perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? 9
Untuk pertanyaan tentang asam, basa dan netral untuk kelompok V sudah bagus? Dikerjakan bersama-sama apa sendiri?
Dikerjakaan bersama-sama bu...
167
10
Pada pertanyaan tentang
Aduh... lupa bu, saya kira pertanyaan
kesimpulan senyawa ion dan
kesimpulan itu ada hubungannya
kovalen sudah mendekati tetapi
dengan pertanyaan sebelumnya.
untuk kesimpulan di pertemuan ke-1 seperti terjadi miskonsepsi, kenapa?
Kelompok VI No 1
2
Pertanyaan Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban Senang, karena dapat menambah
kamu senang belajar kimia
wawasan, kalau tidak ada praktikum
disertai dengan kegiatan
pelajaran kimia tidak akan seimbang
praktikum? Jelaskan!
antara materi dan praktikum
Apakah selama belajar kimia
Pernah cuma baru beberapa kali. Bapak
gurumu selalu mengadakan
mengajarnya kadang mengasyikan
kegiatan praktikum pada proses
kadang bikin jenuh juga.
belajar? Apa tanggapanmu! 3
Bagaimana kesanmu setelah
Senang, karena belajar bisa lebih enjoy
melakukan kegiatan praktikum
bu... karena percobaan merupakan hal
pada proses belajar? Apa
yang menantang
tanggapanmu! 4
Menurutmu apakah pembelajaran
Menarik bu. Karena kita bisa melihat
kimia dengan metode praktikum
perubahan-perubahan sehingga lebih
menarik atau tidak? Berikan
nyata dan real
alasanmu! 5
Selama kegiatan praktikum
Kegiatan saya merangkai alat daya
larutan elektrolit dan nonelektrolit
hantar listrik yang lainnya membuat
berlangsung kegiatan apa saja
larutan pokoknya salinng saling
yang kamu lakukan? Apakah
membantu bu...
168
bekerja semua atau tidak 6
Apakah selama melaksanakan
Karena saling membantu satu sama lain
praktikum larutan elektrolit dan
jadi lebih mudah.
nonelektrolit kamu menemukan kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu? 7
Menurutmu apakah pembelajaran
Efektif karena kalau tidak ada
kimia dengan metode praktikum
praktikum, kita tidak akan maju,
efektif untuk dilakukan?
seimbang antara praktikum sama materi.
8
9
Bagaimana pendapatmu apakah
Sedang-sedang saja, ya seimbang
perlu kegiatan praktikum
bu...harus seimbang antara praktikum
dilakukan sesering mungkin?
sama materi.
Kenapa waktu pengisiaan LKS
Lupa bu... waktunya sebentar...
tentang asam, basa dan netral
Tapi kalau melihat asam, basa dan
untuk kelompok VI ada jawaban
netral kan dari perubahan kertas
NaOH termasuk asam dan HCl
lakmus.
termasuk basa? Kenapa bisa demikian? 10
Pada pertanyaan tentang
Ya begitu bu... ada yang bisa dijawab
kesimpulan sudah bagus tapi ada
dan susah-susah gampang.
beberapa yang masih kurang? Kenapa?
Lampiran 11. Jumlah Persentase Keterampilan berpikir kritis Siswa tiap Indikator Persentase (%) tiap Kelompok NO
1
Indikator Berpikir Kritis
No
Sub-indikator Berpikir kritis
1
Mengemukakan hipotesis 2 Merancang eksperimen 3 Mengemukakan kesimpulan Rata-rata Mempertimbangkan 4 Mempertimbangkan apakah sumber penggunaan prosedur dapat dipercaya yang tepat atau tidak Rata-rata 5 Memberikan penjelasan Bertanya dan sederhana menjawab pertanyaan 6 Menyebutkan contoh Rata-rata 7 Mempertanggungjawab Mengobservasi dan kan hasil observasi mempertimbangkan 8 Melaporkan hasil hasil observasi observasi Rata-rata Mendefinisikan 9 Strategi membuat istilah dan definisi dengan pertimbangan suatu bertindak memberikan definisi penjelasan lanjut Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2
3
4
5
JUMLAH RATA-RATA
I
II
III
IV
V
VI
∑ rata-rata
75,0% 56,3% 68,8% 87,5% 82,3% 78,2%
74,6%
91,7% 66,7% 91,7%
83,3% 91,7%
87,5%
75,0% 50,0% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5%
77,1%
80,6% 57,7% 78,5% 91,7% 84,4% 85,8%
79,7%
88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7%
88,4%
88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7%
88,4%
75,0% 58,3% 75,0% 83,3% 83,3% 75,0%
75,0%
66,7% 58,3% 75,0% 100% 100% 75,0% 70,9% 58,3% 75,0% 91,7% 91,7% 75,0%
79,2% 77,1%
87,5% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5%
85,4%
90,0% 75,0% 85,0%
100%
90,0%
90,0%
88,8% 75,0% 86,3% 93,8% 93,8% 88,8%
87,7%
75,0% 75,0% 75,0% 93,8% 93,8% 75,0%
81,3%
80,8% 66,5%
100%
100%
80,9% 93,3% 91,5% 84,1%
Jenis Kategori
Baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat Baik 82,8% 169
170
170
Lampiran 12
Dokumentasi Penelitian
171
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 127
Pengolahan Data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: I Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing b. Mendengarkan dan memperhatikan guru c. Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d. Membaca buku sumber dan referensi lain e. Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a. Menyiapkan alat dan bahan b. Melakukan diskusi sebelum praktikum c. Menemukan informasi dari berbagai sumber d. Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e. Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1 √ √ √
√ 1
Merangkai alat uji daya hantar listrik
3
√ 1
75,0%
√ √
2
75,0%
√ √ √ √ √ 2
3. Merancang Eksperimen a.
Persentase (%)
√
3
85,0%
128
b.
Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c. Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a. Membuat tabel pengamatan di LKS b. Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b. Membersihkan alat praktikum c. Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ √
2
1
91,7%
√
√ √
3
75,0%
√ 1
87,5%
√ 1
√ √ √ 2
1
91,6
Keterangan : 4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer : ……………………………………………………………………………………… Observer
(Wina Febriyanti)
129
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: I Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
a.
√
b. c.
d.
Berkumpul bersama kelompok masingmasing Mendengarkan dan memperhatikan guru Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Persentase (%)
√ √
1
√ 3
81,25
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √ √ √ √ √ 5
2 √
√ √ √
92,8
130
tabel e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase 3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
√ 3
2
90,0
√ √ √ √ 1
4
75,0
√
2
75,0
√ √ √ √
4 √
75,0
131
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit c) Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a. Membersihkan alat praktikum b. Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ √ 2
1
66,7
√ √ 2
100
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Wina Febriyanti)
132
Pengolahan data Lembar Obsevasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: II Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing b. Mendengarkan dan memperhatikan guru c. Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d. Membaca buku sumber dan referensi lain e. Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Menemukan informasi dari berbagai sumber d) Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e) Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase 3. Merancang Eksperimen a)
Merangkai alat uji daya hantar listrik
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
√ √ √ √ 1
3
√ 1
75,0
√ √
2
50,0
√ √ √ √ √ 3 √
2
65,0%
133
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c) Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a) Membuat tabel pengamatan di LKS b) Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b) Membersihkan alat praktikum c) Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan :
√ √
2
1
66,7%
√
√ √
1
2
58,3
√ 1
75,0%
√ 1 √ √ √ 2
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
1
75,0%
Catatan observer : ……………………………………………………………………………………… Observer
(Wina Febriyanti)
134
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: II Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
√ √ √
1
1
√ 2
68,8%
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √ √ √ √ √ 5 √ √ √ √
2
67,8%
135
tabel e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase 3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan
√ 75,0% √
√ √ √
1
4 √ √
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
62,5%
50,0%
√ √ √ √
4 √
75,0%
136
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit c) Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a) Membersihkan alat praktikum b) Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ √ 1
2
√ √ 2
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
58,3%
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Wina Febriyanti)
75,0%
137
Pengolahan Data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: III Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain e) Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Menemukan informasi dari berbagai sumber d) Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e) Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1 √ √
Persentase (%)
√
√ 1
3
√ 1
75,0%
√ √
2
75,0%
√ √ √ √ √ 3
2
90,0%
138
3. Merancang Eksperimen a) Merangkai alat uji daya hantar listrik b) Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c) Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a) Membuat tabel pengamatan di LKS b) Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b) Membersihkan alat praktikum c) Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan :
√ √ √
2
1
91,7%
√
√ √
3
75,0%
√ 1
87,5%
√ 1
√ √ √ 1
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
2
83,3%
Catatan observer : ……………………………………………………………………………………… Observer (Euis Chusnul )
139
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: III Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
a)
√
Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Persentase (%)
√ √
1
√ 3
81,3%
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √ √ √ √ √ 4
3 √
√ √ √
89,3%
140
tabel e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase 3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana e) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya f) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. g) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
√ 2
3
85,0% √
√ √ √
2
2
62,5%
√ √ 2
75,0%
√ √ √ √
4 √
75,0
141
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit c) Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a) Membersihkan alat praktikum b) Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ √ 3 √ √
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
75,0%
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Euis Chusnul)
75,0%
142
Pengolahan Data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: IV Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain e) Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Menemukan informasi dari berbagai sumber d) Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e) Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1 √ √
Persentase (%)
√
1
√ √ 3
1
80,0%
√ √
2
100%
√ √ √ √ √ 4
1
95,0%
143
3. Merancang Eksperimen a) Merangkai alat uji daya hantar listrik b) Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c) Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaan – pertanyaan yang ada di LKS c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a) Membuat tabel pengamatan di LKS b) Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b) Membersihkan alat praktikum c) Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan :
√ √ √
3
100% √
√ √
1
2
83,3%
√ 1
87,5%
√ 1
√ √ √ 2
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
1
91,6
Catatan observer : ……………………………………………………………………………………… Observer (Euis Chusnul)
144
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: IV Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
√ √ √
1
√ 3
81,25
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √ √ √ √ √ 6 √ √ √ √
1
96,4%
145
tabel e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase 3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan
√ 5
√ √ √ √ 2
Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
2
87,5%
√ √ 2
Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari.
100%
87,5%
√ √
√ √ 3
√
1
93,8%
146
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit c) Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a) Membersihkan alat praktikum b) Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ √ 3
100%
√ √ 100%
2
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Euis Chusnul)
147
Pengolahan Data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: V Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a. Berkumpul bersama kelompok masingmasing b. Mendengarkan dan memperhatikan guru c. Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d. Membaca buku sumber dan referensi lain e. Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Menemukan informasi dari berbagai sumber d) Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e) Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1 √ √
Persentase (%)
√
1
√ √ 3
1
80,0%
√ √
1
1
87,5%
√ √ √ √ √ 4
1
95,0%
148
3. Merancang Eksperimen Merangkai alat uji daya hantar listrik Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c) Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a) Membuat tabel pengamatan di LKS b) Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b) Membersihkan alat praktikum c) Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan :
√ √
a) b)
√
1
2
83,3%
√
√ √
1
2
83,3%
√ 1
87,5%
√ 1
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
√ √ √ 3
75,0%
Observer
(Entang Suryana)
149
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: IV Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
√ √ √
1
√ 3
81,25
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √ √ √ √ √ 5 √ √ √ √
2
92,8%
150
e)
tabel Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase
√ 5
3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan
√ √ √ √ 4
Jumlah Persentase 6. Menyebutkan Contoh d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit
75,0%
√ √ 2
Jumlah Persentase 5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari.
100%
87,5%
√ √ √ √
1
√ √
3
93,8%
151
f)
Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a) Membersihkan alat praktikum b) Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ 3
100% √ √ 75,0%
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Entang Suryana S.Pd)
152
Pengolahan Data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan” Kelompok: VI Pertemuan I Aspek keterampilan berpikir kritis siswa KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain e) Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase KEGIATAN INTI 1. Mengemukakan hipotesis a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri dari suatu pertanyaan pada LKS b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Jumlah Persentase 2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Menemukan informasi dari berbagai sumber d) Membuat prosedur percobaan/ langkah kerja praktikum e) Kebiasaan berhati-hati Jumlah persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1 √ √
Persentase (%)
√
1
√ √ 3
1
80,0%
√ √
1
1
87,5%
√ √ √ √ √ 4
1
95,0%
153
3. Merancang Eksperimen a) b)
Merangkai alat uji daya hantar listrik Mencoba alat uji daya hantar listrik dengan mengji larutan-larutan yang sudah disediakan c) Mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang sudah di uji sebelumnya Jumlah persentase 4. Memberikan penjelasan sederhana a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana fungsi alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa dapat memfokuskan semua pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan di LKS Jumlah Persentase 5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi a) Membuat tabel pengamatan di LKS b) Mempresentasikan hasil kerja Jumlah Persentase KEGIATAN PENUTUP a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan b) Membersihkan alat praktikum c) Membereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase Keterangan :
√ √ √
2
1
91,7%
√
√ √
3
75,0%
√ 1
87,5%
√ 1
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
√ √ √ 3
75,0%
Observer
(Entang Suryana)
154
Pengolahan data Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI “Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar” Kelompok: IV Pertemuan kedua Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN a) Berkumpul bersama kelompok masingmasing b) Mendengarkan dan memperhatikan guru c) Menyimak penjelasan guru tentang prosedur/langkah kerja yang harus diperhatikan selama proses praktikum d) Membaca buku sumber dan referensi lain Jumlah Persentase
Beri tanda ceklis (√) 4 3 2 1
Persentase (%)
√ √ √
1
√ 3
81,25
KEGIATAN INTI 1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat a) Menyiapkan alat dan bahan b) Melakukan diskusi sebelum praktikum c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik yang sudah di rangkai pada pertemuan sebelumnya d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut seperti larutan garam e) Mempertimbangkan cara-cara menguji larutan f) Menguji larutan secara bergantian g) Menggunakan alat dengan teknik yang benar Jumlah Persentase 2. Melaporkan hasil Observasi a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda b) Mengamati nyala lampu c) Mengamati kertas lakmus d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
√ √ √
√ √ √ √ 6
1
√ √ √ √
96,4%
155
e)
tabel Mencari persamaan dan perbedaan sesuai pengamatan Jumlah Persentase
√ 4
3. Mengemukakan Hipotesis a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya hantar listrik c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda Jumlah Persentase 4. Mengemukakan Kesimpulan a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan
√ √ √ 3
1
68,8%
√ √ 2
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan sederhana a) Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan pengamatannya b) Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau netral. c) Menjelaskan penggolongkan larutan elektrolit kuat dan lemah d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menyebutkan Contoh a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat dan lemah dan nonelektrolit
90,0% √
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
1
87,5%
√ √ √ √
1
3 √ √
75,0%
156
c)
Menyebutkan contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral Jumlah Persentase KEGIATAN AKHIR/PENUTUP a) Membersihkan alat praktikum b) Membersihkan alat dan bahan yang telah selesai digunakan. Jumlah Persentase
√ 3 √ √ 75,0%
Keterangan : 4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
1 = sangat kurang baik
75,0%
Catatan observer: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Observer
(Entang Suryana S.Pd)
Lampiran 13
172
LEMBAR UJI REFERENSI Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum No
Footnote
Paraf Pembimbing I II
BAB I 1.
Tatag Yuli Eko Siswono. “Mendorong berpikir kreatif siswa melalui pengajuan masalah (problem posing)”. Jurnal Konferensi Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 2327 July 2004. Hal. 74
2.
Fuad Abdul Hamied. “ Model Pembelajaran Inovatif di Era Global” Jurnal Ilmiah Kependidikan”, Vol. I, No. 2 (Maret 2009) hal 101.
3.
4.
5.
Mata pelajaran kimia di Program Paket Http://www.dikmenum.go.id diakses 22 Januari 2010 hal 113
C.
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org/files.SKL.pdf diakses 22 januari 2010 hal 4 Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010
6.
I Waya Redhana. “Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli 2003 ISSN 0215-8250. Hal 13
7.
Muchamad Afcariono. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”.Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008 hal 66.
8.
I Gusti Putu Sudiarta, “Pengembangan Pembelajaran Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir Divergen, Kritis dan Kreatif” Jurnal FPMIPA, UNDIKSHA Singaraja, hal.3
9.
Sudaryanto, “Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis, Kajian Kritis Tentang Permasalahan sekitar pembelajaran Bepikir
173
Kritis” http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajarankemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010
10.
11.
Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88 Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari” (Bandung : UPI Bandung) hal. 69
BAB II 1.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
2.
Anonim, ”Pengertian Pembelajaran” http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciripembelajaran.
3.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40
4.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155.
5.
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1994), Cet II, hal 131
6.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet V. hal 76
7.
Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam...”, hal.40
8.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 75
9.
hal 75
10.
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), ha.l 47
11.
Syaiful Bahri Djamarah, Dkk,. Strategi Belajar Mengajar …”hal. 84.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, ”Strategi Belajar...”
174
12.
13.
14.
Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam...” hal. 174. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,” (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), Cet.2 hal 110 Nana Sudjana, “Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung PT Sinar Baru Algensindo, 2000), cet.5. hal 83
15.
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, “Strategi Belajar Mengajar”( Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal 62.
16.
Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
17.
Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam..” hal. 174
18.
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung : IMSTEP JICA, 2000), hal 122
19.
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD, SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal v
20.
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung : IMSTEP JICA, 2000), hal 122
21.
Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
22.
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/.pdf diakses Januari 2010 hal 113
23.
Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), hal 76
24
Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. Prosedding Seminar Nasional” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 3 Sri Handayani, “Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan
25.
175
Keterampilan berpikir Rasional siswa SD kelas III,” ( Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV, September 2005) hal 13 26.
Cece Wijaya, Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan Mutu sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996) hal 71
27.
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 02158250. Oktober 2005) hal. 648.
28.
Liliana Sari, “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan” Julrnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Hal 175
29.
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183
30
Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa” Jurnal Pendidikan Penabur No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.
31. Mulyati, Arifin, Strategi Belajar MengajarKimia (Bandung: IMSTEP JICA, 2000) hal.2. 32
33.
Arief Achmad, ”Memahami http:/researchengines.com/1007arief3.html.) hal 1
Berpikir
"
Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10 mei 2010
34. Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa” Jurnal Pendidikan Penabur No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 62 35. Arief Achmad, “Memahami berpikir Kritis…”. Hal. 1 36.
I Wayan Redhana, “Meningkatkan Keterampilan berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi Pemecahan Masalah”(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 14
37. M Akshir Ab Kadir, “ Critical thinking: A family resemblance in conceptions” Jurnal of Education and Humam Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3
176
38.
I Wayan Redhana, “Meningkatkan Keterampilan berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi Pemecahan Masalah”(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 13-14
39. Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183 40.
I Gst. Putu Sudiarta. Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika OpenEnded. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXVIII Juli 2005 ISSN 0215 - 8250) hal 529
41. Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran. http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=364&Itemid=435 42. Perkins C., & Murphy, E. (2006).” Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study”. Educational Technology & Society. hal 299 43. Arief Achmad,“ Memahami Berpikir Kritis” http://researchengines.com/1007arief3.html diakses: 17 maret 2007 hal 3. 44.
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem KoloidMelalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15
45. Arief Achmad, “Memahami Berpikir Kritis”….hal. 2 46. Cece Wijaya. “Pendidikan Remedial…” hal . 72-73 47.
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. “KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa Kimia” untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal 104
48. Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal 372 49. Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal 168 50. J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal 198. 51. Michael, Purba.Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal 5
177
BAB III 1.
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008) hal 76
2.
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal 29
3.
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal 54
4.
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) Cet IX hal 149
5.
Ngalim Purwanto, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi... hal 150
6.
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006). Hal 33
7.
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186
8.
Moh Nazir “Metode Penelitian...”. hal 193-194
9.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta) Cet XI h.168
10.
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 105
11.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..., h. 178
12.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9. Hal 262
13.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 133 – 144
14.
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008) hal 43
BAB IV 1.
2.
Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35 Suparni. “Meningkatkan Kemampuan pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisika melalui metode Eksperimen pada siswa
178
kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
3.
4.
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 02158250. Oktober 2005) hal. 648.
Tangerang, 17 Februari 2011 Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Zulfiani, M. Pd NIP.19760309 200501 2 002
Tonih Feronika, M.Pd NIP.197660107 200501 1 007
SKRIPSI ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM
OLEH: HERTI PATMAWATI (105016200539)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
A. Latar Belakang Masalah • Perkembangan IPTEK yang sangat pesat sehingga diperlukan SDM yang memiliki keterampilan tinggi diantaranya keterampilan berpikir kritis • Tujuan standar kompetensi kelulusan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik • Salah satu tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di SMA /MA yaitu diantaranya memupuk sikap ilmiah yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan ilmiah
• Guru lebih banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya sehingga kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik • Sikap peserta didik yang pasif • Guru lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman tentang metode yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
• Alternatif mengenai metode pembelajaran yang dapat mendorong berpikir kritis salah satunya metode praktikum • Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu • Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang
B. Identifikasi Masalah 1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada pembelajaran kimia. 2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan pemahaman dalam pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya. 3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang mampu mengembangkan informasi yang diperoleh. 4. Kategori keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit masih perlu di kembangkan
C. Pembatasan Masalah 1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah menurut R. Ennis yang meliputi: keterampilan menginduksi dan menentukan hasil induksi keterampilan mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi, serta keterampilan mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi. 2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode praktikum
D. Rumusan Masalah ”Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?”
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian 1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum. 2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas belajar siswa. 3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya 4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
BAB II DESKRIPSI TEORITIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hakikat Pembelajaran Pengertian Metode Mengajar Metode Praktikum Hakikat ilmu Kimia Pengertian Berpikir Pengertian Berpikir kritis Konsep Larutan elektrolit dan nonelektrolit
• Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. • Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam membantu siswa memperoleh keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
• Metode Praktikum adalah suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alat-alat tertentu, dimana kegiatan praktikum ini dapat melatih keterampilan, kemampuan dan sikap secara bersama-sama. • Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, stuktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energenika zat.
• Keterampilan berpikir adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan atau mengatasi berbagai permasalahan, bagaimana proses pengeksploitasian fakta atau gejala menjadi hasil baru yang positif bagi dirinya maupun lingkungannya. • Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam keadaan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah.
• Jadi berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna.
1. 2. 3. 4. 5.
Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan), Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil observasi), Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan), Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi), Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).
• Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl. • Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat tidak dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: air suling, larutan etanol 70%, larutan gula.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN • Tempat dan waktu penelitian: tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat • Waktu penelitian: pada semester genap yaitu pada tanggal 29 Maret - 20 April 2010
• Subjek Penelitian: Siswa kelas X-5 SMAN 3 Kota Tasikmalaya dengan jumlah siswa 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan • Teknik Pengambilan dengan Pusposive Sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan (judgment) tertentu • Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
• Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian : peneliti berperan sebagai guru dan guru mata pelajaran serta teman sejawat berperan sebagai observer. • Instrumen Penelitian LKS sebagai Penunjang Lembar Observasi Angket/kuesioner Wawancara
No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis siswa menurut R. Ennis
Sub-indikator Keterampilan berpikir Kritis siswa menurut R. Ennis
1.
Mengemukakan hipotesis
•Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Merancang Eksperimen Mengemukakan Kesimpulan 2.
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan Penggunaan Prosedur yang tepat
3.
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Memberikan Penjelasan Sederhana Menyebutkan contoh
4.
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil Observasi
Mempertangungjawabkan hasil Observasi Melaporkan hasil Observasi
5.
Mendefinisikan Istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
Teknik Pengumpulan data 1. Tahap Persiapan Menganalisis SK, KD, Silabus, membuat RPP, Menganalisis Indikator KBKS, Menganalisis materi Kimia, membuat prosedur percobaan, membuat instrumen, menguji validasi instrumen, mengujicoba instrumen dll 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian berlangsung 4 kali pertemuan 3. Tahap Pengolahan data Pengumpulan Lembar Observasi, pemeriksaan LKS untuk menjaring siswa yang akan diwawancara, Angket , wawancara, membuat kesimpulan
• Uji validitas oleh pakar pendidik dan uji reabilitas • Teknik analisis data : analisis deskriptif kuantitatif yaitu menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekwensi dan mencari jumlah persentasenya. Skala pengukuran: 4 = sangat baik (25,00%- 43,75%) 3 = baik (43,76%-62,50%) 2 = kurang baik (62,56%-81,25%) 1 = sangat kurang baik (81,26%- 100,0%)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data kualitatif lembar Observasi Pertemuan pertama No Indikator Berpikir kritis Menurut Ennis
Sub Indikator
Persentase (%)
Jumlah keseluruhan
1
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakan hipotesis
77,1%
83,2%
Merancang Eksperimen
87,5%
2
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
87,5%
87,5%
3
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
75,0%
75,0%
4
Mengobservasi dan mempertimbnagkan laporan observasi
Mempertanggungjawabkan hasil observasi.
85,4%
85,4%
Hasil persentase pertemuan kedua No Indikator berpikir kritis menurut Ennis 1
Sub Indikator
Persentase Jumlah keseluruhan
Menginduksi dan Mengemukakan hipotesis mempertimbangkan hasil Mengemukakan induksi kesimpulan
71,8%
75,8%
2
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
89,2%
89,2%
3
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Menyebutkan contoh
79,2%
79,2%
4
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Melaporkan hasil observasi
90,0%
90,0%
5
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
81,3%
81,3%
77,1%
Hasil Persentase secara keseluruhan no Indikator berpikir kritis menurut Ennis
Sub Indikator berpikir Kritis
1
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Persentase
Jumlah % keseluruhan
Mengemukakan Hipotesis
74,5%
79,7%
Merancang Eksperimen
87,5%
Mengemukakan kesimpulan
77,1%
2
Mempertimbangkan apakah Mempertimbangkan sumber dapat dipercaya penggunaan prosedur yang atau tidak tepat
88,4%
88,4%
3
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
75,0%
77,1%
Menyebutkan contoh
79,2%
Mempertanggungjawabkan hasil observasi
85,4%
Melaporkan hasil observasi
90,0%
4
5
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut Jumlah rata-rata (%)
81,3
87,7%
81,3
82,8
• Berdasarkan tabel di atas Indikator 1 berada pada kategori baik Indikator 2 berada pada kategori sangat baik Indikator 3 berada pada kategori baik Indikator 4 berada pada kategori sangat baik Indikator 5 berada pada kategori sangat baik
Jadi Jumlah rata-rata keseluruhan yang didapat adalah 82,8 % hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-5 pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit tegolong sangat baik hasil ini diperkuat dengan data angket dengan nilai ratarata keseluruhan sebesar 75,34%
Grafik nilai kseluruhan KBKS dengan Lembar Observasi 90 88 86 84
indikator 1
82
indikator 2
80
indikator 3
78
indikator 4
76
indikator 5
74 72 70 Jumlah rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
Grafik nilai rata-rata keseluruhan KBKS dengan angket 80 78 76 indikator 1
74
indikator 2 indikator3
72
indikator 4 indikator 5
70 68 66 Nilai keseluruhan KBKS dengan angket
Kesimpulan • Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%. • Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui metode praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar 77,1%. • Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas 85%.
• Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa. Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi, me narik kesimpulan dan memberikan penjelasan lanjut.
SARAN • Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan sehari-hari sebaiknya sering dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa. • Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
• Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh guru-guru kimia. • Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada kegiatan pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi.
Wasalamu’aikum warahmatullahiwabarokaatuh