PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Diah Ayu Pertiwi NIM. 1112016200042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Diah Ayu Pertiwi NIM. 1112016200042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
v
ABSTRAK Diah Ayu Pertiwi (NIM: 1112016200042). Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berbasis Kurikulum 2013. Skripsi, Progam Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen penelitian aspek psikomotor praktikum kimia pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit serta mengetahui kelayakan produk yang dinilai oleh observer. model ADDIE dengan tahap Analysis (analisis), Design (perancangan), Develop (pengembangan), Implement (Implementasi) dan Evaluation (evaluasi). Kelayakan instrumen penilaian ditinjau dari reliabilitas dan respon pengguna. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket respon pengguna yang terdiri dari tujuh aspek dengan persentase masingmasing setiap aspek yaitu bahasa 89,14%, konstruksi 89,71%, materi 86,43%, objektifitas 86,67%, sistematis 84,29%, praktibilitas 92,17%, dan pembiayaan 85,71%. Teknik analisis data meliputi pengolahan data reliabilitas instrumen dan angket respon pengguna. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,75 dan memenuhi kualitas sangat baik berdasarkan respon pengguna dengan persentase 87,73%. Dengan demikian Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor layak dan dapat digunakan sebagai salah satu alat penilaian dalam kegiatan praktikum kimia materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Kata kunci: instrumen penilaian, psikomotor, praktikum kimia, rubrik penilaian, larutan elektolit dan nonelektrolit
vi
ABSTRACT Diah Ayu Pertiwi (NIM: 1112016200042). Development of Psychomotor Aspect Assessment Instrument of Chemical Practicum on Concept of Electrolyte and Nonelektrolite Solution Based on Curriculum 2013. Thesis, Chemical Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This research is a development research that aims to develop research instrument psychomotor aspect of chemistry on the concept of electrolyte and nonelectrolyte solution and to know the feasibility of the products assessed by the observer. ADDIE is Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation model. The appraisal of the assessment instruments is reviewed from the reliability and response of the users. The feasibility of the instrument used in the research is in the form of user questionnaire response consisting in seven aspects with the percentage of each aspect of the language 89.14%, construction 89.71%, material 86.43%, objectivity 86.67%, systematic 84.29%, pre-accessibility 92.17%, and 85.71% financing. Data analysis techniques include processing of the reliability data instrument and user response on questionnaires. The results of this study and development show that the developed assessment instrument has high reliability of 0.75 and meets excellent quality based on user response with 87.73% percentage. Thus the Psychomotor Aspect Appraisal Instrument is feasible and can be used as one of the appraisal tools in the chemical practicum activity of electrolyte and nonelectrolyte solution materials.
Keywords: assessment instrument, psychomotor, chemical practicum, assessment rubric, electrolyte and nonelectrolyte solution..
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim, Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari akhir kelak. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berbasis Kurikulum 2013” ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Dedi Irwandi, M.Si., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik yang selalu memberikan semangat, arahan, ide dan saran serta dorongan kepada peneliti.
4.
Luki Yunita, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran
dan perhatiannya kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini. 5.
Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik dan saran selama proses validasi.
viii
6.
Dila Fairusi, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik dan saran selama proses validasi.
7.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8.
Warsono, M.Pd, selaku Kepala MA Annajah Jakarta selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9.
Maulina Kusuma, S.Si., selaku guru kimia MA Annajah Jakarta Selatan yang telah meluangkan waktunya selama penulis melakukan penelitian.
10. Orang tua tercinta (Ayah Ali Nurdin dan Ibu Suryani, S.Ag) yang selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan moril maupun materil kepada penulis. 11. Kakak serta adik-adik tercinta yaitu, Kak Puput, Alin, Tiara dan Imeh yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama penulis menyelesaikan proses skripsi. 12. Grup KISIE yang beranggotakan Wiwiek Anggraeni, S.Pd, Anisfah Liliyani S., Mudzilatun Nupus, Amaliyah Mahmudah, S.Pd., yang telah memberikan keceriaan dan motivasi kepada penulis selama penulis menjalankan proses skripsi. 13. Teman-teman SMA tersayang, khususnya Naely Izzati, S.Tp., Widya Fitriani, S.Pd, Ratnawani Kusuma Jaya, S.Sos., Amie Maryam Rosyida, Annisa Mahardina Putri, S.P., Dinda Yandita, A.Md., dan Pratama Ramadhan, S.T., yang selalu memberikan canda dan tawa serta dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi. 14. Teman-teman MTs tercinta, khususnya Komariah dan Izzatun Nisa Asysyahidah, S.Pd.I yang selalu menemani dan mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi. 15. Siti Khotimah dan Sarip Hidayat yang membantu dalam proses pengembangan instrumen penelitian ini.
ix
16. Teman-teman kecil terbaik (Tasya, Rini, Bibah, Dwi, Fitri, Atikah, Talitha, dan Yulinda) yang selalu memberikan kecerian kepada penulis selama menyelesaikan skripsi. 17. Teman-teman Pendidikan Kimia khususnya Pendidikan Kimia B 2012 yang saling memberikan motivasi. 18. Teman-teman POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah) khususnya elemen PSMFITK yang selalu memberikan hiburan dan keceriaan kepada penulis. 19. Teman-teman HMI KOMTAR khususnya Distrik IPA yang selalu memberikan penulis dukungan dalam menyelesaikan skripsi. 20. Teman-teman bimbingan Bapak Dedi dan Ibu Luki yang telah berbagi kesabaran, pengalaman, dan dukungannya. 21. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu hingga tersusunnya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta,
Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................... iii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH .............
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................... vi ABSTRACK .................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvi
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
5
D. Rumusan Masalah ......................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
6
F. Manfaat Penelitian .....................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7 A. Instrumen Penilaian ....................................................................
7
B. Aspek Psikomotor .......................................................................
11
C. Praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit .......................... 21 D. Model Pengembangan ................................................................
24
E. Penelitian yang Relevan .............................................................
26
F. Kerangka Berfikir .......................................................................
29
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 31 A. Model Pengembangan .................................................................
31
B. Prosedur Pengembangan .............................................................
32
C. Design Uji Coba ..........................................................................
36
D. Subjek Uji Coba ..........................................................................
36
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
37
F. Instrumen Penelitian ...................................................................
37
G. Teknik Analisis data ...................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
43
A. Hasil Penelitian ..................................................
43
B. Deskripsi dan Analisa Data Hasil Uji Coba ...............................
65
C. Kajian Produk Akhir ..................................................................
70
BAB V PENUTUP ......................................................................................
80
A. Kesimpulan .................................................................................
80
B. Saran ...........................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
81
LAMPIRAN ...............................................................................................
85
xii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Ranah Psikomotor menurut Daryanto .....................................
12
Tabel 2.2
Ranah Psikomotor menurut Simpson .....................................
12
Tabel 2.3
Tahapan Ranah Psikomotor Kombinasi .................................
14
Tabel 2.4
Aspek Psikomotor menurut Trowbride dan Bybee .................
15
Tabel 2.5
Gambaran Sifat Larutan dari Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Non Elektrolit ......................................................
23
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Penilaian Produk .........................................
39
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Persentase ..................................................
41
Tabel 3.3.
Tafsiran Kriteria Koefisien Reliabilitas ..................................
42
Tabel 4.1
Hasil Analisis Wawancara ......................................................
44
Tabel 4.2
Hasil Analisis Indikator dan Tujuan Pembelajaran ................
48
Tabel 4.3
Teori Psikomotor Beberapa Ahli ............................................
49
Tabel 4.4
Kata
Kerja
Indikator
Aspek
Psikomotor
Menurut
Trowbridge dan Bybee ............................................................
50
Tabel 4.5
Tabel Saran Atau Revisi Validator .........................................
57
Tabel 4.6
Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ....
61
Tabel 4.7
Persentase Hasil Validitas Penilaian Produk ..........................
62
Tabel 4.8
Persentase Hasil Validitas Instrumen .....................................
62
Tabel 4.9
Rata-rata Persentase Nilai Aspek Psikomotor Siswa pada Praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit .....................
Tabel 4.10
Tabel 4.11
64
Hasil Uji Realiabilitas Produk Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor ..............................................................................
70
Hasil Uji Realiabilitas Angket Penilaian Produk ....................
70
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik .................................................................................
23
Gambar 2.2
Kerangka Befikir ................................................................ 29
Gambar 3.1
Tahapan Model Pengembangan ADDIE ............................ 31
Gambar 3.1
Design Penelitian ...............................................................
Gambar 3.2
Design Uji Coba ................................................................. 36
Gambar 4.1
Instrumen penilaian pada pembelajaran praktikum kimia dengan metode praktikum yang digunakan di sekolah ......
Gambar 4.2
45
Judul dan kolom identitas (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi .....................................................................
Gambar 4.3
35
53
Format instrumen penilaian instrumen penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi ................................. 54
Gambar 4.4
Rubrik penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi ................................................................................... 55
Gambar 4.5
Aspek penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi ................................................................................... 56
Gambar 4.6
Grafik Persentase Nilai Aspek Psikomotor Siswa pada Praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ................
Gambar 4.7
63
Grafik Persentase Hasil Pengisian Angket Respon Pengguna Terhadap Produk ...............................................
64
Gambar 4.8
Cover (sampul bagian depan) (a) awal dan (b) akhir ......... 71
Gambar 4.9
Screenshoot Kata Pengantar Pada Produk .........................
72
Gambar 4.10
Screenshoot Daftar Isi Produk Instrumen Penilaian ..........
72
Gambar 4.11
Bagian Depan Bab I Pendahuluan ...................................... 73
Gambar 4.12
Screenshoot Petunjuk Umum ............................................. 74
Gambar 4.13
Screenshoot Bagian Awal Teori Aspek Psikomotor .......... 74
Gambar 4.13
Screenshoot
Bagian
Awal
Larutan
Elektrolit
dan
Nonelektrolit ...................................................................... Gambar 4.14
74
Screenshoot Bagian Awal Tata Tertib Praktikum .............. 75
xiv
Gambar 4.15
Screenshoot Bagian Depan Bab II .....................................
Gambar 4.16
Screenshoot Petunjuk Penggunaan Instrumen (a) sebelum
75
validasi dan (b) sesudah validasi ........................................ 76 Gambar 4.17
Screenshoot Lembar Kerja Siswa (a) sebelum validasi dan (b) sesudah validasi .....................................................
Gambar 4.18
77
Screenshoot Bagian Awal Instrumen Penilaian Beserta Rubrik Penilaian ................................................................. 77
Gambar 4.19
Screenshoot Pedoman Penilaian ........................................
Gambar 4.20
Screenshoot Daftar Pustaka ................................................ 78
xv
78
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Hasil Wawancara ...............................................................
86
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrumen sebelum validasi .................................
93
Lampiran 3
Rancangan produk sebelum validasi .................................. 96
Lampiran 4
Lembar Validasi Produk ....................................................
122
Lampiran 5
Perhitungan Validitas Produk ............................................
124
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen setelah validasi ...................................
126
Lampiran 7
Rancangan produk setelah validasi ....................................
127
Lampiran 8
Lembar Validasi Angket Penilaian Produk ........................ 171
Lampiran 9
Perhitungan Validitas Angket Penilaian Produk ................ 177
Lampiran 10
Kisi-kisi Angket Penilaian Produk ..................................... 181
Lampiran 11
Angket Penilaian Produk .................................................... 182
Lampiran 12
Pengolahan Data Angket Penilaian Produk .......................
Lampiran 13
Pengolahan Data Uji Coba Terbatas Siswa ........................ 213
Lampiran 14
Hasil Pengolahan Data Reliabilitas Produk dan Angket
204
Penilaian Produk dengan SPSS .......................................... 216 Lampiran 15
Dokumentasi ......................................................................
228
Lampiran 16
Lembar Uji Refrensi ..........................................................
229
Lampiran 17
Surat Keterangan Penelitian ............................................... 244
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 (K13) sebagai kurikulum memiliki arah dan paradigma
berbeda
dibandingkan
dengan
kurikulum-kurikulum
sebelumnya, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Salah satu yang menyebabkan
paradigma
berbeda
itu
adalah
tahap-tahap
proses
pembelajaran pada setiap kurikulum berbeda satu dengan yang lainnya seperti KBK yang tidak ada tahap proses pembelajaran yang pasti, KTSP dibagi menjadi tiga tahap, dan K13 dibagi menjadi lima tahap. Selain itu kompetensi lulusan atau penilaian pada KBK dan KTSP dari ketiga aspek kognitif, afektif, psikomotor lebih menekankan pada aspek kognitif saja, sedangkan pada K13 kompetensi lulusan atau penilian harus mencakup ketiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Setiap kurikulum erat sekali dengan teori pendidikan. Selain itu kurikulum akan mencerminkan teori pendidikan yang digunakan. Pada teori-teori tersebut akan berkaitan dengan evaluasi atau penilaian. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 mengenai Standar Penilaian Pendidikan menetapkan bahwa “penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan…”. Penilaian secara menyeluruh memiliki arti bahwa penilaian yang meliputi dari berbagai aspek. Menurut Bloom dalam Arikunto (2012, hlm. 32) mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Oleh karena itu penilaian pada proses pembelajaran harus mencakup pada ketiga ranah tersebut. Kegiatan penilaian pada kurikukulum 2013 yang dilakukan oleh guru mencakup tiga ranah yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Ranah kognitif meliputi aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir; kemampuan memperoleh pengetahuan;
1
2
kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran (Zulfiani et al, 2009, hlm. 63). Krathwohl mendefinisikan ranah afektif sebagai kegiatan yang meliputi proses hasil belajar yang berkaitan dengan sikap, aspek ini dapat dilihat dari perhatian/penerimaan, tanggapan, penilaian/penghargaan, pengorganisasian, dan karakteristik terhadap suatu atau beberapa nilai (Sofyan et al, 2006, hlm. 19-20). Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan fisik, motorik, maupun tangan (Zulfiani et al, 2009, hlm. 68). Baik penilaian afektif, kognitif maupun psikomotorik wajib dilakukan guru terhadap peserta didiknya. Namun faktanya yang terjadi di sekolah adalah dalam mencapai keberhasilan pendidikan lebih banyak di ukur dari penilaian kognitif (Sofyan et al., 2006, hlm. ix). Penilaian ini dibuktikan dengan mendominasinya pelaksanaan tes formatif dan tes sumatif. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan materi
Ujian
Nasional hanya berupa konsep tanpa ada proses sains yang disajikan (Romlah, 2009, hlm. 1). Pelaksanaan penilaian yang hanya menggambarkan satu kompetensi tidak dapat menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Kelemahan kegiatan penilaian ini pun mengakibatkan pembelajaran Kimia yang lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep, prinsip, dan hukum-hukum (Romlah, 2009, hlm. 1). Sedangkan kimia merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah serta membangun keterampilan proses penyelidikan atau enquiry skills (Zulfiani et al, 2009, hlm. 48). keterampilan proses penyelidikan dalam pembelajaran kimia dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum untuk membuktikan kesesuaian konsep dengan fakta ilmiah yang terjadi. Selain mengembangkan keterampilan proses penyelidikan, kegiatan praktikum juga dapat melatih keterampilan kerja laboratorium (Romlah, 2009, hlm. 2). Hal ini menegaskan bahwa penilaian kompetensi keterampilan yang merupakan
3
bentuk kemampuan siswa pada aspek psikomotor pada pembelajaran Kimia melalui kegiatan praktikum tidak dapat diabaikan. Penilaian kompetensi keterampilan pada Kurikulum 2013 didapat melalui
“penilaian
kinerja
yaitu
yang
menuntut
peserta
didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio” (Permendikbud No.66, 2013, hlm. 4). Penilaian kinerja dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kinerja yang ditunjukkan siswa selama kegiatan praktikum. Berdasarkan
Kompetensi
Dasar
Kurikulum
2013,
dalam
Pembelajaran Kimia, untuk Kompetensi Dasar (KD) 4.8 kelas X menuntut dilakukannya praktikum untuk menguji sifat larutan elektrolit dan non elektrolit (Kemendikbud, 2013). Selain itu materi larutan elektrolit dan non elektrolit salah satu materi yang sering di praktikumkan dalam proses belajar mengajar, seperti hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dua guru kimia yang menyebutkan materi tersebut dalam proses pembelajarannya digunakan metode praktikum. Namun dalam melakukan penilaian dalam praktikum tidak diimbangi dengan adanya instrumen penilaian kerja yang tepat dan sesuai. Dari sebuah penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Naili Hikmah (2012), disebutkan bahwa penilaian aspek psikomotorik pada praktikum kimia SMA di Yogyakarta belum maksimal. Beberapa guru masih menggunakan instrumen penilaian aspek psikomotorik siswa pada praktikum secara global. Hal yang sama juga didapatkan Sri Jumaini berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara terhadap empat guru kimia di Yogyakarta, dimana instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan bersifat global atau umum untuk semua materi praktikum kimia (Jumaini, 2013, hlm. 2). Jadi indikator terpenuhi atau tidaknya suatu kompetensi aspek psikomotorik dalam praktikum materi satu dengan materi lainnya dianggap sama. Faktanya antara materi larutan elektrolit dan non elektrolit dengan materi lain sangat berbeda pada prosedur percobaannya.
4
Selain itu hal yang pernah dialami oleh peneliti, guru biasanya tidak menilai kegiatan praktikum tetapi hanya menilai laporan praktikum, kalaupun guru menilai kegiatan praktikum hanya saat ujian praktikum yang diadakan pada akhir kelas XII untuk memenuhi nilai keterampilan saja. Hal tersebut dikarenakan guru tidak mempunyai instrumen yang khusus setiap materi dan juga penilaian yang ada belum disertai rubrik penilaian untuk mempermudah guru menilai. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan efektivitas penilaian kinerja dan penggunaan rubrik dalam menilai kemampuan aspek psikomotor siswa, diantaranya penelitian yang dilakukan Salim, dkk (2012, hlm. 546) Assesing Student’ Practical in basic Electronic Laboratory based on Psychomotor Domain Model bahwa instrumen penilaian yang digunakan berfungsi untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan praktis atau psikomotor siswa dalam bentuk daftar cek dapat mengidentifikasi beberapa variasi kinerja siswa pada tiap tingkatan. penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan instrumen penilaian aspek psikomotor dalam kegiatan praktikum dapat memberikan gambaran kemampuan aspek psikomotor siswa secara valid dan objektif serta berpengaruh positif terhadap faktor-faktor pendorong kegiatan belajar lainnya seperti minat dan motivasi belajar siswa. Menurut Rasyid dan Mansur (2009, hlm. 221) rubrik pada dasarnya berisi tentang daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai beserta gradasi mutu dari yang paling sempurna hingga yang paling tidak sempurna. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotor yang baik, sehingga dapat mengukur keterampilan peserta didik secara objektif dan disertai dengan rubrik agar sesuai dan mencakup berbagai aspek yang akan dinilai. Dari paparan tersebut perlu dilakukan pengembangan instrumen penilaian kompetensi keterampilan yang khususnya pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit disertai dengan rubrik penilaiannya, untuk lebih memudahkan guru dalam menilai siswa pada praktikum. Selain itu penelitian ini dapat membantu guru-guru
5
kimia
dalam
mengembangkan
instrumen
penilaian
kompetensi
keterampilan dengan baik B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diperoleh beberapa masalah diantaranya; 1. Penilaian dalam proses belajar mengajar yang dilakukan saat ini hanya menekankan pada penilaian kompetensi pengetahuan saja sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum optimal dilakukan. 2. Penilaian kompetensi keterampilan tidak melihat proses keterampilan hanya dilihat dan diukur dari produk akhirnya saja (seperti; laporan prakitkum). 3. Instrumen penilaian kompetensi keterampilan masih bersifat umum (global). 4. Instrumen penilaian kompetensi keterampilan belum dilengkapi dengan rubrik penskoran atau rubrik penilaian. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah; 1. Teori domain psikomotor (keterampilan) yang digunakan dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah teori domain psikomotor (keterampilan) menurut Trowbridge dan Bybee, yang terdiri dari aspek moving (bergerak), manipulating (memanipulasi), communicating (berkomunikasi) dan creating (menciptakan). 2. Instrumen penilaian kompetensi keterampilan yang dikembangkan pada penelitian ini adalah instrumen penilaian aspek psikomotorik siswa pada praktikum dengan mengkalisifikasikan sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. 3. Instrumen penilaian kompetensi keterampilan pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit yang dibuat dilengkapi dengan rubrik penilaian dalam bentuk skala penilaian. 4. Penelitian dibatasi sampai tahap pengembangan untuk dihasilkannya instrumen penilaian dan dilakukannya uji coba terbatas.
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, rumusan dalam penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana proses mengembangkan instrumen penilaian kompetensi keterampilan siswa pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit? 2. Bagaimana respon pengguna terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum kimia materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dikembangkan ? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Mengetahui proses pembuatan instrumen penilaian kompetensi keterampilan siswa pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit. 2. Mengetahui respon pengguna terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum kimia materi termokimia yang dikembangkan. F. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan instrumen ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi guru; Menjadikan instrumen penilaian ini alternatif dalam melakukan penilaian kompetensi keterampilan siswa pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit. 2. Bagi siswa: Penilaian
kompetensi
keterampilan
ketika
praktikum
dapat
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran kimia. 3. Bagi peneliti lain: Menjadi bahan referensi dalam penelitian yang serupa, untuk mengembangkan instrumen penilaian.
BAB II LANDASAN TEORI A. Instrumen Penilaian 1. Definisi Instrumen Penilaian Menurut pengertian umum, instrumen atau alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, 2012, hlm. 40). Sedangkan penilaian menurut Depdikbud (dalam Arifin, 2011, hlm. 4) mendefinisikan penilaian sebagai “suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”. Definisi penilaian lain diberikan oleh Arifin adalah suatu kegiatan yang sistematis dan berhubungan
untuk
mengumpulkan
informasi
dan
mengambil
keputusan berdasarkan kriteria tertentu tentang proses dan hasil belajar. (2011, hlm. 4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian adalah alat untuk mengukur dan membanding-bandingkan hasil pengukuran namun tidak sampai tahap pengambilan suatu keputusan. 2. Jenis-jenis instrumen penilaian Ada beberapa jenis instrumen penelitian, yaitu; a. Tes Menurut Indrakusuma tes adalah suatu prosedur atau alat yang objektif untuk mendapatkan data atau keterangan tentang seseorang, dengan cara yang tepat dan tepat (Arikunto, 1995, hlm. 29). Arti lainnya tes merupakan jenis penilaian yang hasilnya dapat di kelompokkan menjadi benar atau salah, misalnya jenis penilaian untuk menunjukkan ranah kognitif dan psikomotor (Junaidi, 2011, hlm. 49). Tes untuk mengukur penilaian psikomotor adalah tes yag mengukur keterampilan atau kinerja yang dikuasai oleh siswa. Tes tersebut menurut Lunetta dkk. dapat berupa tes paper and pencil, tes
7
8
identifikasi, tes simulasi, dan tes kinerja (dalam Jihad, Haris, 2012, hlm. 173). b. Non-Tes Jenis penilaian non-tes tidak dikelompokkan menjadi benar atau salah, dan biasanya digunakan untuk menilai aspek afektif. (Junaidi, 2011, hlm. 49). Nontes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian (Jihad, Haris, 2012, hlm. 69). 3. Penilaian Aspek Psikomotor Berbasis Kurikulum 2013 Depdikbud (dalam Arifin, 2011, hlm. 4) mendefinisikan penilaian sebagai “suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”. Definisi lainnya menurut Sudaryono penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan tingkat ukuran baik atau buruk (2012, hlm. 38). Sementara, dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (dalam Arifin, 2011, hlm. 4) yakni “penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran”. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, yang berbunyi (Kunandar, 2013, hlm. 49): Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin: (1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Penilaian dalam pembelajaran adalah kegiatan utama yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat
9
khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa (Sofyan et al, 2006, hlm. 4). Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan (Kunandar, 2013, hlm. 52). Menurut Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan, standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Kunandar, 2013, hlm. 49). Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Dari paparan di atas menunjukkan bahwa suatu penilaian adalah proses yang terfokus kepada siswa sebagai subjek belajar, yang memberikan
informasi
penguasaan
secara
menyeluruh,
yakni
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu penilaian dari psikomotor adalah penilaian kinerja. Berk (dalam Rasyid & Mansur, 2009, hlm. 220) mengatakan “penilaian kinerja adalah proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu”. Sementara menurut Sudaryono (2012, hlm. 74), penilaian kinerja adalah “…penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu”. Dalam penilaian kinerja, siswa diharuskan untuk mempertunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih
jawaban dari sederetan
kemungkinan jawaban yang sudah tersedia (Zainul, 2001, hlm. 8). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu bentuk penilaian dimana siswa diminta untuk melakukan aktivitas
10
khusus, kemudian guru atau penilai menilai kinerja atau perbuatan siswa dan menentukan kualitas dari kinerja atau perbuatan tersebut. Penilaian kinerja sangat tepat digunakan untuk menilai kemampuan psikomotor siswa dalam kegiatan praktikum karena jumlah siswa yang relative sedikit dan materi yang diujikan dalam satu rangkaian kegiatan praktikum lebih sedikit dibandingkan dengan materi yang diujikan dalam penilaian secara regional atau nasional (Sudaryono, 2012, hlm. 75).
Pelaksanaan
penilaian
kinerja
dilakukan
melalui
proses
pembelajaran yang menunjukkan kemampuan atau kinerja siswa dalam bentuk proses maupun produk (Zainul, 2001, hlm. 4). Kinerja proses dapat diidentifikasi melalui pengamatan penilai terhadap proses atau prosedur kerja yang ditunjukkan siswa, sedangkan kinerja produk diidentifikasi melalui hasil penilaian terhadap rumusan jawaban atau tanggapan atau hasil yang ditunjukkan oleh siswa (Sapriati, 2006, hlm. 5). Penilaian pada kinerja proses meliputi kemampuan manipulatif dan prosedural yang tampak pada perbuatan siswa yang dapat diamati saat kegiatan praktikum berlangsung. Sementara, penilaian kinerja produk meliputi fakta, ide, atau gagasan yang dihasilkan dari keterampilan abstrak siswa selama kegiatan praktikum. Dalam penilaian kinerja, rubrik penilaian digunakan karena kinerja siswa tidak ditentukan benar salahnya, tetapi dinyatakan dalam bentuk kualitas kinerja pada beberapa tingkatan. Sementara, penilaian diberikan secara langsung oleh guru atau penilai dan untuk menghindari penilaian subyektif maka digunakan rubrik penilaian sebagai instrumen penilaian kinerja tersebut (Zainul, 2001, hlm. 20-21). Hasil atau produk yang dihasilkan dari keterampilan abstrak dalam pembelajaran IPA yakni berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Sementara, hasil atau produk dalam keterampilan konkret yang terwujud dalam proses pembelajaran IPA berupa prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan
11
hipotesis,
perancangan
eksperimen
atau
percobaan,
evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan (Zulfiani et al, 2009, hlm. 47). Dalam hal ini, penilaian hasil belajar berperan untuk menentukan suatu keberhasilan dalam pencapaian kompetensi siswa secara menyeluruh dan memberikan hubungan timbal balik dalam pelaksanaannya kepada pelajaran serta selanjutnya menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan atau melakukan evaluasi.
B. Aspek Psikomtor Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa penilaian terdiri dari tiga kompetensi, salah satunya adalah aspek psikomotor. Kegiatan praktikum sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan keterampilan kerja di laboratorium yang diperlihatkan dalam bentuk nyata siswa merupakan kemampuan psikomotor (keterampilan) yang dapat dinilai. Menurut Sudjana (2009) hasil belajar psikomotor (Psychomotor domain) adalah hasil belajar yang berkaitan dengan keterampilan motorik dan kemampuan bertindak individu (hlm. 30). Sedangkan menurut Arikunto (2012) Penilaian aspek psikomotor diperoleh dari mengukur hasil belajar terhadap penampilan (hlm. 198). Namun biasanya aspek ini bisa disatukan dengan aspek kognitif. Disisi lain Singer (1972) dalam Basuki dan Hariyanto (2014) menjelaskan mata ajar yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata ajar yang lebih menekankan pada gerakan dan reaksi-reaksi fisik serta keterampilan tangan (hlm. 210). 1. Teori Domain Aspek Psikomotor (Keterampilan) menurut beberapa ahli Seperti halnya aspek kognitif dan afektif yang memiliki beberapa tingkatan, aspek psikomotor juga demikian. Beberapa ahli membagi hasil belajar psikomotorik ke dalam beberapa tingkatan atau domain bergantung sudut pandang mereka. Daryanto (2012) membagi tahapan hasil belajar psikomotor menjadi enam tahap yaitu gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terlatih, dan
12
kemampuan komunikasi non-diskursif (2012, hlm.122-123). Keenam tahap itu dapat dilihat pada tabel 2.1. No 1.
Tabel 2.1 Ranah Psikomotor menurut Daryanto Kategori Deskripsi Gerakan Refleks
Berupa tanggapan diluar kemampuan atau gerak spontan
2.
Gerakan dasar
Gerakan yang perlu latihan terlebih dahulu (contoh: berjalan, berlari, dll)
3.
4.
Kemampuan
Tanggapan
yang
diperoleh
dari
perseptual
rangsangan seperti audio-visual
Gerakan fisik
Gerakan yang dapat dikembangkan lebih lanjut (contoh: berlari marathon)
5.
Gerakan terlatih
Gerakan yang muncul ketika orang professional kemampuannya
memperlihatkan (contoh:
atlet,
aktor/aktris, dll) 6.
Kemampuan komunikasi
Kemampuan memakai bahasa tubuh non- (body language) dalam berkomunikasi
diskursif
Menurut Simpson (1972) seperti yang dikutip Winkel (1999, hlm. 249-250) membagi domain psikomotor menjadi 7 kategori yaitu, persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. Ketujuh kategori ini dapat di lihat pada tabel 2.2. No
Tabel 2.2 Ranah Psikomotor menurut Simpson Kategori jenis Kemampuan Internal perilaku
1.
Persepsi
Kemampuan
untuk
membangun
diskriminasi yang benar antara dua perangsang atau lebih, yang dinyatakan
13
No
Kategori jenis
Kemampuan Internal
perilaku dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan adanya rangsangan perbedaan
(stimulation) antara
dan
rangsangan-
rangsangan yang ada. 2.
Kesiapan
Kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan.
3.
Gerakan terbimbing
Kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan.
4.
Gerakan terbiasa
Kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah terbiasa dilakukan tanpa memperhatikan
lagi
contoh
yang
diberikan. 5.
Gerakan kompleks
Kemampuan
untuk
melaksanakan
suatu kererampilan dengan lancar, tepat, dan efisien. 6.
Penyesuaian gerakan
pola Kemampuan keterampilan
memodifikasi yang sudah
dimiliki
dengan menyesuaikan terhadap situasi baru 7.
Kreativitas
Kemampuan dalam menciptakan suatu pola pergerakan yang baru
Sedangkan berdasarkan pemahaman Basuki dan Hariyanto (2014, hlm. 216-217) terhadap pemahaman ketiga ahli dari Dave (1970), Harrow (1972) dan Simpson (1972) tersebut tentang tahapan atau
14
kategori ranah psikomotor, disusun kombinasinya menjadi lebih sederhana, penjelasannya pada tabel 2.3 berikut: No 1.
Tabel 2.3 Tahapan Ranah Psikomotor Kombinasi Tahapan Definisi Contoh Pengamatan
Kesiapan
(Observing)
aktif
mental Peserta
didik
terhadap memperhatikan guru
gerakan fisik
atau orang yang lebih berpengalaman.
2.
Peniruan
Kemampuan dalam Peserta
(Imitating)
meniru
didik
sesuatu mempelajari
gerakan atau perilaku keterampilan. Perilaku
peserta
didik harus diamati dan
diberi
arahan
oleh guru. 3.
Praktik
Mencoba
dan Pergerakan
(Practicing)
mengulang-ngulang
yang
menuju kemampuan
suatu perilaku atau otomatis dan lancar. gerakan
seccara
terus-menerus. 4.
Penyesuaian
Menyesuaikan
(Adapting)
dalam aktivitas untuk tutor menyempurnakan
ke Seorang pelatih atau
untuk
diperlukan memberikan
prespektif bagaimana memperbaiki mengatur
dan
aktivitas
fisik sesuai dengan situasi dibutuhkan.
yang
15
Disisi lain aspek psikomotorik menurut Trowbridge dan Bybee mengategorikan ranah psikomotor menjadi empat tahapan yaitu moving, manipulating, communicating, dan creating (1973, hlm. 135) dapat dilihat pada Tabel 2.4. No
Tabel 2.4 Aspek psikomotor menurut Trowbridge dan Bybee Doamin General Objectives Psychomotor
1.
Moving
1. Walking smoothly in science class 2. Moving around the science class with-out problems 3. Keeping up with the class on sicence field trips
2.
Manipulating
1. Manipulating science materials without damaging them 2. Coordinating several activities during laboratory periods 3. Performing
skillfully
in
the
science
laboratory 4. Operating science equipment safely 3.
Comunicating 1. Informing the teacher of problems 2. Comunicating results of science activities 3. Drawing
accurate
reproductions
of
microscopic images 4. Talking and writing clearly and logically 5. Explaining science information clearly 4.
Creating
1. Creating new scientific apparatus for solving problems 2. Designing new scientific devices 3. Inventing different techniques
16
Seperti yang dikutip Sofyan, dkk (2006) mata perlajaran sains (Kimia) sangat cocok merujuk kepada klasifikasi domain psikomotor menurut
Trowbridge
dan
Bybee
yang
mencakup
bergerak,
memanipulasi, komunikasi, dan menciptakan. Seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Moving (bergerak) Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Dalam kelas kimia tujuan pembelajaran yang termasuk kategori ini misalnya siswa dapat membersihkan alat-alat gelas atau siswa dapat membawa mikroskop dengan benar. 2) Manipulating (memanipulasi) Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tanganmata. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam kategori ini misalnya siswa dapat menuangkan larutan dari botol reagen ke dalam gelas kimia dengan benar. 3) Communicating (berkomunikasi) Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam aspek ini misalnya siswa dapat mengajukan pertanyaa mengenai masalah-masalah yang sedang didiskusikan atau siswa dapat melaporkan data percobaan secara akurat. 4) Creating (menciptakan) Merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasangagasan baru. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut: siswa dapat menggabungkan potongan-potongan alat untuk membentuk instrumen atau peralatan baru dalam suatu percobaan (hlm. 25). Dari beberapa domain psikomotor yang telah dijabarkan, peneliti memilih domain menurut Trowbridge dan Bybee (1973) adalah teori domain psikomotor yang paling tepat digunakan untuk mengkategorikan kemampuan psikomotor siswa dalam kegiatan praktikum. Kemampuan psikomotor di tiap kategori pada domain tersebut sesuai dengan tugas-tugas pembelajaran yang ditunjukkan dalam bentuk aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan praktikum. Selain itu kategori domain psikomotor menuntut adanya gerakan motorik secara lebih kompleks sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan psikomotor siswa. Sehingga kemampuan psikomotor siswa
17
dapat dengan mudah diamati dan dinilai serta sangat cocok untuk menilai aspek psikomotor siswa dalam praktikum. 2. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomor Dalam kegiatan praktikum, tugas berupa rangkaian prosedur praktikum
yang
memberikan
kesempatan
untuk
menunjukkan
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk tindakan nyata. Dalam melaksanakan praktikum, proses pembelajaran ini menggunakan media berupa lembar kerja praktikum yang memuat petintah kerja yang menuntut siswa untuk menunjukkan kinerjanya, dimana penyusunan perintah kerja didasarkan pada tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan materi terkait. Kinerja yang dilakukan siswa dalam praktikum menjadi kriteria dalam rubrik penilaian yang dirumuskan dalam bentuk aspek penilaian. Rubrik penilaian pada penilaian kinerja yang terdiri dari daftar kriteria penilaian yang memuat aspek kinerja yang akan dinilai dan gradasi mutu dalam rubrik menunjukan kualitas kinerja siswa dari yang sempurna hingga tidak sempurna. Untuk mengembangkan rubrik dalam penilaian, Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (dalam Zainul, 2001, hlm. 26-27) menetapkan sembilan sebagai berikut: a. Menetukan konsep, keterampilan, atau kinerja yang diases. b. Merumuskan atau mendefinikan dan menentukan urutan konsep dan keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja. c. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (taks) yang diases. d. Menentukan skala yang digunakan. e. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberi angka pada setiap gradasi atau memberi deskripsi gradasi. f. Melakukan uji coba dengan membandikan kinerja atau hasil kerja mahasiswa dengan rubrik yang dikembangkan. g. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahasiswa dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi, terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan keterampilan yang akan diases.
18
h. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah skala tersebut memang telah membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjukkan oleh mahasiswa. i. Merevisi skala yang digunakan 3. Ciri-Ciri Instrumen Penilaian yang Baik Keberhasilan proses belajar siswa dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan penilaian pembelajaran. Hal ini tentunya dipengaruhi pula oleh kualitas instrumen penilaian yang digunakan. Semakin baik kualitas instrumen penilaian, maka hasil yang diberikan pun semakin objektif dan akurat. Menurut Basuki dan Hariyanto (2014, hlm. 22) suatu instrumen penilaian dapat dikatakan baik harus memiliki ciri-ciri utama yaitu, dapat dipercaya (reliable), sah atau valid, objektif, praktis, mudah dilaksanakan, mudah diskor dan ekonomis. Sedangkan menurut Arikunto suatu tes atau instrumen penilaian yang baik diketahui memiliki ciri-ciri pokok yaitu, validitas, reabilitas, objekivitas, praktikabilitas, serta ekonomis (2012, hlm. 72). Dari penjelasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri instrumen penilaian yang baik harus memiliki kevalid atau kesahan, reabilitas, objektif, praktis serta ekonomis. a. Validitas Validitas akan berhubungan dengan ketetapan suatu alat penilaian terhadap materi yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2009, hlm. 12). Valid memiliki arti “sah” atau “cocok” (Basuki dan Hariyanto, 2014). Secara garis besar validitas terbagi menjadi dua macam yakni validitas
rasional
(logical
validity)
dan
validitas
empirik
(Sudaryono, 2012). 1) Validitas rasional Wahidmurni (2010) menegaskan bahwa validitas rasional merupakan valdiitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis (dalam Sudaryono, 2012, hlm. 140). Validitas logis mengandung
19
kata “logis” yang berasal dari kata “logika” yaitu penalaran (Arikunto, 2012, hlm. 80). Dengan demikian validitas untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi suatu instrumen yang memiliki ciri-ciri valid berdasarkan hasil penalaran (Arikunto, 2012, hlm. 81). Validitas logis dibagi menjadi dua macam untuk mendukung ketercapaian valid sebuah instrumen, yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construk validity) (Sudaryono, 2012, hlm. 140-142). Validitas isi menunjukkan bahwa instrumen tersebut disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang akan dinilai (Arikunto, 2012, hlm. 80-81). Validitas isi berfungsi dalam penilaian hasil belajar dan memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai konsep yang telah dipelajari (Arifin, 2009, hlm. 248). Berkaitan dengan kegunaannya dalam penilaian hasil belajar, validitas isi juga dikatakan sebagai validitas kurikuler jika instrumen penilaian sudah sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan (Arifin, 2009, hlm. 248). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah keadaan dimana instrumen penilaian menunjukkan kesesuaiannya dengan cakupan materi pelajaran dan kurikulum yang berlaku, yang secara spesifik dijabarkan dalam bentuk indikator dan tujuan pembelajaran. Sedangkan validitas konstruk adalah validitas yang mengacu kepada derajat suatu tes atau tindakan penilaian dalam menilai suatu konstruk (Basuki dan Hariyanto, 2014, hlm. 123). Dalam hal ini validitas konstruk terlihat dari kesesuaian isi instrumen penilaian dengan aspek kemampuan yang hendak dinilai. 2) Validitas empiris Suatu instrumen penilaian dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen
20
berdasarkan ketentuan yang sudah ada seperti pada validitas logis, namun lebih dari itu, yakni harus dibuktikan melalui pengalaman.
Hasil
tersebut
didapatkan
dengan
cara
membandingkan kondisi instrumen dengan sebuah kriteria atau ukuran (Arikunto, 2012, hlm. 81). Validitas empiris merupakan validitas dalam mencari sebuah keterkaitan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu acuan di luar tes yang bersangkutan (Arifin, 2009, hlm. 249). Ada dua macam validitas empiris yaitu validitas ramalan (predictive validity) dan validitas bandingan (concurrent validity) (Arikunto, 2012, hlm. 81-82). Menurut Sudjana (2009) yang di utamakan dalam validitas ramalan adalah bukan tes, melainkan kriterianya (hlm. 15). Selanjutnya, validitas bandingan adalah suatu proses teknik yang memungkinkan kita untuk mengevaluasi kemampuan tes dalam membedakan antara peserta tes yang mengusai dengan yang tidak menguasai kompetensi-kompetensi yang dinilai (Basuki dan Hariyanto, 2014, hlm. 122-123). b. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata “reliability” yang artinya sejauh mana hasil penilaian dapat dipercaya (Sudaryono, 2012, hlm. 155). Instrumen penilaian yang memiliki nilai reliabilitas tinggi akan secara konsisten memberikan hasil yang tetap untuk subjek yang sama (Arikunto, 2009, hlm. 100). Kalaupun ada perbedaan terhadap hasil yang diberikan, perbedaan nilai tersebut bukan disebabkan oleh instrumen penilaiannya, melainkan dari kondisi psikis ataupun fisik yang ada pada diri siswa saat mengerjakan tes (Sudjana, 2009, hlm. 17). c. Objektivitas Objektivitas yaitu tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi atau tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi
21
(Arikunto, 2012, hlm. 75). Tidak jauh berbeda dengan penjelasan sebelumnya menurut Basuki dan Hariyanto (2012, hlm. 24) suatu instrumen dapat dikatakan objektif jika pertimbangan dari penilai instrumen tidak ikut bepengaruh dalam proses pemberian skor. Untuk menghindari unsur subjektivitas, dalam penilaian aspek psikomotor berupa rubrik penilaian. d. Praktis Kepraktisan adalah salah satu syarat dari suatu tes standar. Kepraktisan mengandung arti dari kemudahan suatu tes dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah dan menafsirkan (Arifin, 2009, hlm. 264). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen yakni kemudahan mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan menskor, kemudahan interpretasi dan aplikasi, serta tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding (Arifin, 2009, hlm. 264). e. Ekonomis Pengertian
ekonomis
yang
dimaksudkan
adalah
adanya
penghematan atau efisiensi, tidak hanya dalam hal biaya, tetapi juga menyangkut waktu dan tenaga.
C. Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Mata pelajara kimia merupakan salah satu ilmu sains yang memerlukan langkah-langkah ilmiah untuk memperoleh konsep dan teorinya. Penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajarannya akan sangat membuat pembelajaran bermakna. Hal ini dikarenakan metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang memiliki cara mempraktekan langsung untuk menguji kebenaran suatu konsep yang sedang dipelajari (Zulfiani et al, 2009, 104). Namun demikian, penggunaan metode ini memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan alat serta bahan
22
dalam pelaksanaannya. Hal ini yang menyebabkan guru jarang menggunakan metode ini dikarenakan keterbatasan fasilitas dari sekolah. Selain kekurangan, metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu (Zulfiani et al, 2009, 104): 1. Siswa dibuat untuk berfikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, tebuka dan objektif. 2. Siswa dibuat untuk memiliki keterampilan proses sains 3. Siswa belajar secara konstruksif 4. Siswa ditempatkan pada situasi yang penuh tantangan 5. Konsentrasi siswa terarahkan pada kegiatan pembelajaran 6. Siswa lebih mudah memahami konsep yang bersifat abstrak Salah satu materi kimia SMA yang diajarkan dengan metode eksperimen berupa praktikum di laboratorium ialah larutan elektrolit dan non elektrolit. Pada praktikum ini siswa diarahkan untuk merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolit sesuai Kompetensi Dasar (KD) 4.8 (Permendikbud. 2013). Pada saat siswa melakukan praktikum, guru diharuskan melakukan penilaian terhadap siswanya. Kegiatan penilaian dengan cara observasi langsung saat melakukan penilaian kinerja proses dan produk. Ketika siswa melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa harus mengetahui perbedaan larutan tersebut berdasarkan perbedaan daya listriknya. Larutan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut disebut dengan larutan elektrolit (Brady, 1986, hlm. 169). Hal ini dikarenakan, kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa ini dilarutkan dalam air, molekul-
23
molekulnya hanya bercampur dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak bereaksi dengan air solut semacam ini dinamakan nonelektrolit (Brady, 1986, hlm. 172). Kuat Elektrolit Larutan
Lemah Non Elektrolit
Gambar 2.1 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik Dari skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel yang dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut (Petrucci, 1985, hlm. 75-77) (Brady, 1986, hlm. 169-174). Tabel 2.5 Gambaran Sifat Larutan dari Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Non Elektrolit Jenis Larutan Sifat Contoh Senyawa Elektrolit Kuat -
Terionisasi sempurna NaCl,
HCl,
NaOH,
Menghantarkan arus H2SO4, KCl dll listrik
-
Lampu
menyala
terang -
Terdapat gelembung gas
Elektrolit
-
Terionisasi sebagian
Lemah
-
Menghantarkan arus HCN, Al(OH)3 dll listrik
-
Lampu redup
menyala
CH3COOH, NH4OH,
24
Jenis Larutan
Sifat -
Contoh Senyawa
Terdapat gelembung gas
Non-Elektrolit
-
Tidak Terionisasi
C6H12O6,
-
Tidak
CO(NH2)2,
C12H22O11, C2H5OH
Menghantarkan arus dll listrik -
Lampu tidak menyala
-
Tidak
terdapat
gelembung gas
D. Model Pengembangan Menurut Sukmadinata, (2011) “penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan” (hlm. 164). Untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran, diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sanjaya (2013, hlm. 129-130) menegaskan bahwa: Tahapan proses dalam penelitian dan pengembangan biasanya membentuk siklus yang konsisten untuk menghasilkan suatu produk tertentu sesuai dengan kebutuhan, melalui langkah desain awal produk, uji coba produk awal untuk menemukan berbagai kelemahan, perbaikan kelemahan, diuji cobakan kembali, diperbaiki sampai akhirnya ditemukan produk yang dianggap ideal. Sukmadinata juga menjelaskan, ada beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, yaitu (2011, hlm. 167): 1. Deskriptif Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menghimpun data tentang kondisi yang sudah ada. Kondisi yang ada mencakup: a. Kondisi produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan untuk produk yang akan dikembangkan.
25
b. Kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, peserta didik, serta pengguna lainnya. c. Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan. 2. Evaluatif Metode ini digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan
suatu
produk.
Produk
dikembangkan
melalui
serangkaian uji coba dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi hasil dan proses. 3. Eksperimental Metode eksperimen digunakan untuk menguji produk yang telah dikembangkan. Sedangkan menurut Trianto (2014), secara umum setiap model pengembangan terdiri dari 4 tahap yang Disetiap tahapannya berhubungan langsung dengan aktivitas revisi (hlm.221) yaitu : 1.
Tahap
pendefinisian
(define)
ialah
tahap
menetapkan
dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. 2.
Tahap perancangan (design) ialah tahap menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.
3.
Tahap pengembangan (develop) ialah menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli.
4.
Tahap penyebaran (disseminate) tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Disisi lain Muruganantham (2015) dalam penelitiannya menyebutkan
model pengembangan dapat melalui 5 tahap yang biasa disebut dengan Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Berdasarkan teori-teori diatas, peneliti memilih teori Muruganantham yaitu model ADDIE untuk dijadikan acuan karena tahapannya yang fleksibel dan general memudahkan peneliti untuk merancang prosedur penelitian sesuai dengan kebutuhan peneliti.
26
E. Penelitian Yang Relevan Berikut ini mbeberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan. 1. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA Penelitian ini dilakukan oleh Ade Dewi Maharani dan Zulfitri Arima pada tahun 2014 diperoleh suatu produk berupa instrumen penilaian untuk penilaian kerja, produk, dan proyek berupa portopolio. Maharani dan Arima melakukan penelitian ini karena melihat kondisi instrumen penilaian aspek psikomotorik SMA Negeri 3 Padang dan SMA Negeri 10 Padang yang masih bersifat umum dan belum disertai rubrik. 2. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Pada Praktikum Kimia SMA/MA Semester Genap Berdasarkan Standar Isi Penelitian ini dilakukan oleh Naili Hikmah pada tahun 2012 di SMA Kolombo, MA Mu’allimat, SMA IT Abu Bakar, dan MAN 2 Yogyakarta. Peneliatan ini dikembangkan melalui empat tahap yaitu, analisis produk yang dikembangkan, pengembangan produk awal, validasi ahli, dan uji coba lapangan disertai dengan penilaian guru di empat SMA/MA tersebut. Hasil penelitiannya ialah instrumen penilaian yang dikembangkan memenuhi kriteria instrumen yang baik dari hasil validitas teoritis. 3. Model Pengembangan Asesmen Kinerja (Performance Assessment) Mata Pelajaran IPA Berbasis Nilai Karakter Di SMP Kota Ternate Maluku Utara Penelitian ini dilakukan oleh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Khairun, Ternate pada tahun 2014 dengan 10 orang validator. Validator tersebut terdiri dari 5 orang guru kimia dan 5 orang dosen FKIP Universitas Khairun. Dihasilkan berupa produk penilaian kerja berbasis nilai karakter pada materi mikroskop. Pendekatan yang digunakan berupa pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Eksperimen dan Kooperatif. Produk yang dihasilkan ini relevan
27
dan layak digunakan dengan nilai validitas rata-rata adalah 85,7 % (Sundari, 2014). 4. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Praktikum Kimia Materi Termokimia (2015) Penelitian yang dilakukan Sela Marselyana Abadi (2015) bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui tanggapan observer terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum kimia materi termokimia. Produk divalidasi dan ditanggapi berdasarkan aspek materi, konstruksi, bahasa, objektivitas, sistematis, dan praktikabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada kegiatan praktikum kimia yang dikembangkan mendapat tanggapan sangat baik dengan persentase sebesar 84,47%. 5. Assesment of Psychomotor Domain in Materials Technology Laboratory Work (2012) The learning domains (cognitive, affective and psychomotor) for each program outcome for the Civil and Structural Engineering program are identified. ...For Materials Technology course, the rubrics of the chosen key performance indicators for the laboratory work of this course are prepared to assess the student psychomotor achievement in the subject. (Hamid, et all, 2012, hlm. 721). Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator pada aspek psikomotor baik dan siap digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam laboratorium. 6. Assesing Students’ Pratical Skills in Basic Electronic Laboratory based on Psychomotor Domain Model (2012) “a Skill Assessment From was used as a checklist in identifying the levels of students’ pratical skills. …The results indicate that there are some variations in students’ performance at each skill level” (Salim, et all, 2012, hlm. 546). Hasil tersebut menjelaskan bahwa instrumen penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan praktis atau psikomotor siswa dalam bentuk daftar cek dapat mengidentifikasi beberapa variasi kinerja siswa pada tiap tingkatan.
28
7. Student Perspectives on Rubric-Referenced Assessment (2005) Penggunaan rubrik membantu peserta didik dalam memfokuskan kinerja mereka untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih berkualitas dan mengurangi rasa khawatir terhadap penilaian tugas. Peserta didik menggunakan rubrik untuk merencanakan sebuah pendekatan terhadap tugas mereka, juga untuk memeriksa pekerjaan mereka, dan memikirkan timbal balik dari hal yang mereka kerjakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rubrik lebih cocok digunakan untuk menilai kinerja peserta didik daripada menilai sikap peserta didik. (Andrade, H. dan Du, Y. 2005. hlm. 1)
29
F. Kerangka Berpikir Peraturan Pemerintah No.66 dalam Kurikulum 2013 Penilaian dalam kurikulum 2013 terdiri dari tiga kompetensi yaitu; Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Faktanya
1. 2.
Penilaian lebih ke kompetensi Konitif Penilaian dalam praktikum belum efektif Masalah
Belum ada penilaian berisi penilaian kinerja proses, jikalau ada hanya bersifat umum Solusi Dibutuhkan intsrumen penilaian aspek psikomotor yang sesuai dengan kurikulum 2013 disertai dengan rubrik penilaian Tahapan pengembangan yang digunakan Pendefinisian Perancangan Pengembangan Dihasilkan Instrumen penilaian aspek psikomotor pada praktikum kimia berbasis kurikulum 2013 yang disertai dengan rubrik penilaian
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Dalam Kurikulum 2013 yang saat ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk kemampuan siswa pada tiga aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Konsep penilaian mencakup pada tiga kompetensi utama yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun, kenyataan saat ini menunjukkan
30
bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur melalui keunggulan kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis. Dalam pembelajaran IPA khususnya kimia, penilaian kemampuan siswa lebih banyak dilakukan pada pemahaman konsep semata dan tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia yang lebih menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan keterampilan proses penyelidikan. Keterampilan proses dapat terbangun melalui kegiatan praktikum yang juga dapat digunakan untuk melatih siswa dalam melakukan keterampilan kerja laboratorium.
Keterampilan kerja
laboratorium adalah keterampilan siswa dalam melakukan sejumlah prosedur praktikum dan menggunakan alat-alat laboratorium. Hal ini menujukkan bahwa penilaian kompetensi keterampilan yang merupakan bentuk kemampuan siswa pada aspek psikomotor pada pembelajaran kimia melalui kegiatan praktikum tidak dapat diabaikan. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa penilaian kemampuan aspek psikomotor dalam kegiatan praktikum lebih banyak dilakukan pada produk akhir bukan pada prosesnya. Selain itu instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan bersifat global/umum untuk semua materi praktikum kimia, dimana aspek penilaian yang dimuat dalam instrumen penilaian tidak dibedakan antara satu materi praktikum dengan materi praktikum lainnya. Instrumen penilaian pun tidak dilengkapi dengan gradasi mutu yang dinyatakan dengan skor dan deskripsi kinerja di tiap skor. Padahal, gradasi mutu merupakan acuan untuk memberikan penilaian aspek psikomotor secara valid dan objektif. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen penilaian aspek psikomotor yang dapat memberikan hasil penilaian secara valid dan objektif. Dalam kurikulum 2013 penilaian aspek psikomotor merupakan penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja dengan instrumen penilaian berupa rubrik dalam bentuk skala penilaian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa instrumen penilaian aspek psikomotor pada praktikum kimia berbasis kurikulum 2013. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian dan pengembangan dengan model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analysis (analisis), design (peracangan), development (pengembangan), implentation (implementasi), dan evaluation (evaluasi) (Branch,2009). Alasan model ADDIE digunakan dalam pengembangan ini adalah setiap tahap pada penelitian pengembangan selalu berhubungan dengan kegiatan revisi yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat berdasarkan masukan dan penilaian
yang diperoleh dari kegiatan
validasi perangkat pembelajaran (Trianto, 2010, hlm. 89). Kegiatan validasi dilakukan dengan meminta penilaian dan masukan mengenai instrumen penilaian yang dikembangkan kepada para ahli. Penilaian dan masukan tersebut kemudian menjadi acuan untuk melakukan revisi. Kemudian model pengembangan ADDIE sangat sederhana tetapi implementasinya sistematis. Selain itu, metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan yakni mengetahui bagaimana proes pembuatan instrumen penilaian aspek psikomotorik siswa SMA/MA pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit dan mengetahui kualitas instrumen penilaian aspek psikomotorik yang dihasilkan. Analysis Implementation
Evaluation
Design
Development
Gambar 3.1 Tahapan Model Pengembangan ADDIE
31
32
B. Prosedur Pengembangan Dibawah ini akan dijelaskan mengenai prosedur penelitian yang lebih rinci mengenai lima tahapan dalam penelitian dan pengembangan yaitu tahapan; 1. Tahap Analisis (Analysis) Tahap analisis bertujuan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan kompetensi siswa (Benny, 2009, hlm. 127). Alur yang dilakukan pada tahap ini adalah: a.
Analisis Kebutuhan Bertujuan untuk menentukan masalah dasar yang dihadapi dalam proses penilaian pembelajaran selanjutnya akan dicari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian ini masalah dasar yang dimaksud adalah masalah yang ditemui pada kegiatan penilaian aspek psikomotor dalam pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Untuk mendapatkan analisis awal mengenai pelaksanaan metode praktikum
dalam
kegiatan
pembelajaran,
peneliti
melakukan
wawancara terhadap guru kimia Madrasah Aliyah Annajah dan MAN Serpong. b.
Analisis Karakteristik Siswa Bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang sudah dan harus dimiliki siswa seperti, kapasitas belajar, pengetahuan, keterampilan, sikap yang telah dimiliki perserta didik serta aspek lain yang terkait (Putra et al., 2014, hlm. 4). Untuk mengetahui informasi mengenai pengalaman siswa didapatkan melalui kegiatan wawancara terhadap tiga siswa/i kelas XI yang pernah mengikuti kegiatan pembelajaran kimia dengan metode praktikum.
c.
Analisis Karakteristik Pembelajaran Dalam analisis ini bertujuan untuk memerinci konsep yang sesuai dengan tuntuta kompetensi (Putra et al., 2014, hlm. 4). Selain itu bertujuan untuk menetapkan keterampilan psikomotor yang perlu dimiliki siswa dalam pelaksanaan praktikum.
33
2. Tahap Perancangan (Design) Tahap peracangan bertujuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran (Trianto, 2014, hlm. 234). Pada tahap ini dilakukan penyusunan perangkat dan komponen penunjang instrumen penilaian yang terdiri dari empat langkah yakni: a.
Penyusunan tes acuan patokan Bertujuan untuk menetapkan suatu tes untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2014, hlm. 234). Pada pengembangan instrumen penilaian, pengukuran kemampuan siswa didapat dari aspek penilaian yang dimuat dalam instrumen penilaian.
b.
Pemilihan media Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan media berupa lembar kerja praktikum dan alat dan bahan yang digunakan. Penyusunan lembar kerja praktikum dan penetapan alat dan bahan yang dibutuhkan tersebut dilakukan pada langkah pemilihan media.
c.
Pemilihan format Dalam pemilihan format ini dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat penilaian yang sudah ada atau digunakan disekolah-sekolah. Kemudian menyesuaikan format yang dipilih dengan indikator yang dibuat.
d.
Pembuatan produk instrumen penilaian Setelah melakukan penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, dan format dibuat produk instrumen penilaian dengan meminta saran dari dosen pembimbing.
3. Tahap Pengembangan (Development) Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar (Trianto, 2014, hlm. 235). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah validasi ahli. Validasi dilakukan untuk mendapatkan penilaian mengenai
34
ketepatan prototipe awal yang dihasilkan pada tahap perancangan melalui pengisian lembar validasi. Penilaian dilakukan dengan meminta dua orang dosen ahli. Adapun hal-hal yang divalidasi menurut panduan penulisan butir soal
tahun
2008
Depdiknas
mencakup
materi,
konstruksi,
dan
bahasa/budaya. 4. Tahap Implementasi (Implementation) Pada tahap ini dilakukan uji coba yang dilaksanakan di kela X MIA selama 3 x 45 menit. Teknis pelaksanaan uji coba terbatas yakni membagi siswa dari satu kelas ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang siswa, dimana tiap-tiap kelompok didampingi oleh satu orang obsever yang mengamati kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Observer kemudian memberikan penilaian terhadap siswa perindividu dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dikembangkan. Setalah melakukan penilaian, observer kemudian mengisi angket penilaian terhadap instrumen penilaian yang telah dikembangkan. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Tahap evaluasi sebenarnya sudah dilakukan setiap tahap sebelumnya. Evaluasi pada tahap akhir adalah proses untuk menganalisis modul yang dikembangkan pada tahap implementasi serta dilakukan revisi produk tahap II berdasarkan evaluasi pada saat uji coba dengan mengetahui kualitas produk berdasarkan tanggapan dari observer. Design penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
35
Analisis Kebutuhan
Analisis Karakteristik Siswa
Analisis Karakteristik Pembelajaran Analisis Penyusunan tes acuan patokan
Penyusunan kisi-kisi angket tanggapan
instrumen penilaian aspek psikomotor
observer
Pemilihan media
Penyusunan angket penilaian produk
Pemilihan format
Perancangan
Validasi
Pengembangan
Revisi Uji coba terbatas dengan siswa
Implementasi
Analisis Respon Pengguna Produk instrumen penilaian aspek psikomotor praktikum kimia pada materi larutan elekrolit dan nonelektrolit berbasis kurikulum 2013 Evaluasi Gambar 3.2 Design Penelitian
36
C. Design Uji Coba Untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan maka dilakukan uji coba produk. Adapun tahapannya ialah sebagai berikut: 1. Uji coba siswa bertujuan untuk melihat secara nyata apakah instrumen penilain yang dikembangkan dapat digunakan untuk menilai siswa. Selain itu, pada tahap uji coba terhadap siswa juga dilakukan analisis tanggapan siswa terhadap penilaian yang dilakukan. 2. Penilaian angket penilaian produk bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan dilihat dari persentase bahasa, konstruksi, materi, objektifitas, sistematis, praktibilitas, dan pembiayaan. Desain uji coba produk dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 Uji coba siswa Penilaian siswa oleh observer Analisis respon pengguna Uji Coba Gambar 3.3 Design Uji Coba D. Subjek Uji Coba Adapun subjek penelitian ini adalah: 1. Validator Validator yang dipilih berjumlah dua orang dosen ahli kimia dan pendidikan. 2. Observer Observer yang dipilih berjumlah 7 orang. Observer dipilih adalah mahasiswa pendidikan kimia yang telah melakukan praktek profesi keguruan.
37
3. Siswa Subjek uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA Madrasah Aliyah Annajah Jakarta Selatan yang berjumlah 35 orang. Dalam penelitian ini 35 siswa dibagi menjadi 7 kelompok. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara mengumpulkan data melalui lisan. Wawancara dilakukan terhadap dua orang guru kimia. wawancara dilakukan saat menghimpun data awal. 2. Lembar Validasi Lembar validasi merupakan media penilaian terhadap produk yang disusun oleh peneliti. Lembar penilaian ini diberikan kepada dua orang dosen untuk menilai kelayakan produk yang dibuat dari aspek materi, konstruksi, bahasa/budaya dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk. Lembar validasi disusun dengan kriteria panduan penulisan butir soal Depdiknas tahun 2008 menggunakan kolom ya atau tidak 3. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012, hlm. 142). Ada dua jenis angket yang digunakan yaitu angket penilaian produk oleh validator dan angket respon pengguna oleh observer F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Widiyoko, 2014, hlm.51). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pedoman Wawancara Pada wawancara tidak terstuktur, pedoman wawancara yang digunakan hanya memuat garis besar masalah yang akan ditanyakan (Trianto, 2011, hlm. 277). Garis besar yang dimaksud adalah garis-garis
38
besar permasalahan yang menjadi latar belakang dalam penelitian. Karenanya, pertanyaan yang dimuat dimulai dari pertanyaan yang bersifat umum mengenai hal-hal terkait latar belakang penelitian menuju pertanyaan yang bersifat khusus yang mengarah kepada tujuan penelitian. 2. Lembar validasi Ahli
Sebelum digunakan untuk mengambil data, produk yang dikembangkan dan instrumen penelitian divalidasi terlebih dahulu untuk ditetapkan kelayakannya. Validasi dilakukan untuk menentukan kelayakan dan kesesuaian isi dalam produk atau instrumen penelitian yang divalidasi dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti. Kegiatan validasi dilakukan dengan meminta penilaian dan masukan para ahli yang berperan sebagai validator. Validitas angket respon pengguna ditetapkan kelayakannya oleh validator melalui pengisian lembar validasi angket respon pengguna dengan menilai kesesuaian butir pernyataan terhadap aspek yang hendak diukur. Sementara, validitas produk didapatkan dari penilaian ahli melalui pengisian lembar validasi produk yang memuat tiga aspek penilaian yakni materi, konstruksi, dan bahasa. Lembar validasi produk dibuat dengan mengacu Panduan Penulisan Butir Soal yang diterbitkan oleh Depdiknas pada tahun 2008 dan Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Standar Nasional Pendidikan Tahun 2012. Lembar validasi produk dan angket respon pengguna dibuat dalam bentuk angket tertutup skala Guttman. Dengan skala Guttman maka akan didapatkan
jawaban yang jelas dan konsisten seperti ya dan tidak
(Widoyoko, 2014, hlm. 116). Model angket dengan skala Guttman ini disusun dalam bentuk daftar check list yang dilengkapi kolom catatan guna memberikan ruang pada validator untuk memberikan saran yang lebih spesifik. Hasil pengisian lembar validasi selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam memperbaiki produk dan angket respon pengguna sebelum di uji cobakan secara langsung. Validasi dilakukan sampai semua validator
39
memberikan jawaban “Ya” pada setiap butir pernyataan. Kisi-kisi lembar validasi produk terdapat pada lampiran. 3. Angket Respon Pengguna Seperangkat pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, atau kesan yang ada pada responden berdasarkan aspek yang dimuat dalam angket (Sofyan dkk., 2006, hlm. 34). Angket respon pengguna disusun dengan skala Likert. Angket ini menghendaki observer untuk menyatakan responnya dalam bentuk Sangat Setuju (SS), Setuju(S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) (Widoyoko, 2014, hlm. 106). Angket penilaian produk diajukan kepada observer dengan tujuan untuk mengetahui kualitas produk dilihat dari aspek bahasa, konstruksi, materi, objektifitas, sistematis, praktibilitas, pembiayaan. Adapun kisi-kisi angket penilaian produk tertera dalam Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Respon Pengguna Aspek
Nomor Pernyataan
Jumlah Penyataan
Bahasa
1,2,3,4,5
5
Konstruksi
6,7,8,9,10
5
11,12,13,14
4
15,16,17
3
18,19
2
Praktibilitas
20,21,22,23
4
Pembiyaan
24,25
2
Total Pernyataan
25
Materi Objektifitas Sistematis
G. Teknik Analisis data 1. Pengolahan data hasil wawancara Analisis data wawancara dibagi menjadi tiga tahap (Sugiyono, 2014, hlm. 92):
40
a. Reduksi data Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Dari data hasil wawancara yang diperoleh dirangkum dan diperoleh beberapa hal pokok yaitu wawancara Guru Kimia SMA diperoleh informasi mengenai pelaksanaan metode praktikum di sekolah, penilaian aspek psikomotorik, dan instrumen penilaian yang digunakan. b. Penyajian data Setelah direduksi kemudian data disajikan supaya mudah untuk dibaca atau dipahami. Data disajikan dalam bentuk teks naratif dan tabel. c. Penarikan kesimpulan Setelah data direduksi dan disajikan, langkah selanjutnya ialah menyimpulkan data yang diperoleh. 2. Lembar validasi produk dan instrumen Skala pengukuran yang digunakan pada lembar validasi produk dan instrumen merupakan skala Guttman yang memberikan data berupa dua macam alternatif jawaban, “Ya” dan “Tidak”. Pengohan data pada skala Guttman yakni dengan memberi skor tertinggi satu dan skor terendah nol (Widoyoko, 2014, hlm. 117). Dengan demikian, setiap jawaban “Ya” yang dipilih maka skor yang didapat adalah satu dan untuk setiap jawaban “Tidak” yang dipilih maka skor yang didapat adalah nol. Dari penskoran tersebut didapatkan skor total yang merupakan penjumlahan skor hasil validasi dan skor maksimal yang merupakan penjumlahan pernyataan pada lembar validasi. Kemudian ditentukan persentasi hasil validasi melalui perhitungan penentuan persentase menurut Purwanto (2010, hlm. 102) yakni sebagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Persentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
41
Validitas produk dan instrumen penelitian dilakukan sampai diperoleh penilaian 100% dari setiap validator sehingga produk dan instrumen penelitian siap digunakan untuk tahap uji coba terbatas 3. Angket Respon Pengguna Data yang diperoleh dari hasil angket respon pengguna kemudian direkapitulasi ke dalam tabel sehingga semua jawaban dari seluruh observer akan terlihat. Selanjutnya, berdasarkan penskoran yang telah diberikan lalu dihitung skor yang diperoleh dan skor maksimal pada tiaptiap pernyataan. Skor yang diperoleh didapat dengan menghitung banyaknya tanda check list yang diberikan dalam setiap kolom jawaban yang berbeda nilainya tersebut, kemudian mengalikan frekuensi masingmasing jawaban dengan skor jawaban yang bersangkutan. Sementara skor maksimal didapatkan dengan mengalikan jumlah observer dengan skor tertinggi pada tiap pernyataan. Persentase tiap pernyataan yang diperoleh melalui perhitungan menurut Purwanto (2010, hlm.102) yakni: Persentase =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100%
Sedangkan persentase tiap aspek didapatkan dengan mengadaptasi rumus penentuan mean data tunggal menurut Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 28) sebagai berikut: Rata-rata Persentase =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
Setelah menghitung persentase skor jawaban dari tiap aspek, kemudian mengkategorikan setiap aspek pada Tabel 3.2 (Riduwan, 2015, hlm. 89): Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Persentase Persentase
Kriteria Penilaian
81-100
Sangat Baik
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
1-20
Sangat Kurang
42
4. Pengujian Reliabilitas Produk Instrumen Penilaian dan Angket Penilaian Produk Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penilaian dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Hasil pengukuran yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi akan mampu memberikan hasil yang terpercaya. Tinggi rendanya reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefiisien reliabilitas secara numerik yang besarnya -1 > 0 > +1. Untuk menguji reliabilitas instrumen penilaian yang dikembang dan angket penilaian produk ini, menggunakan koefisien reliabilitas Alfa Cronbach (Sukardi, et al, 2008, hlm. 196) yaitu: 𝑘
𝑟11 = (𝑘−1) (1 −
∑𝜎𝑏2 𝜎𝑡2
)
Dimana: 𝑟11
= reliabilitas instrumen
K
= Jumlah butir pernyataan
∑𝜎𝑏2
= Jumlah varians butir
𝜎𝑡2
= Varians total Hasil perhitungan 𝑟11 dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan kriteria
kelayakan jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti dinyatakan reliabel begitupun sebaliknya. Perhitungan dalam pengujian reliabilitas menggunakan bantuan SPSS 22. Setelah itu hasil dari uji reliabilitas di kriteriakan dengan kriteria penafsiran koefisien reliabilitas menurut Fleiss (1981) pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Tafsian Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefesien Reliabilitas
Kriteria
< 0,40
Buruk
0,40 – 0,60
Cukup
0,60 – 0,75
Baik
> 0,75
Sangat baik (Widhiarso, 2007, hlm 15)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berbasis Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sebuah instrumen penilaian aspek psikomotor praktikum kimia berbasis kurikulum 2013.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
pengembangan
instrumen
menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analysis (analisis), design (peracangan), development (pengembangan), implentation (implementasi), dan evaluation (evaluasi) (Muruganantham, 2015). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa hasil wawancara guru dan siswa, saran pembimbing dan validator selama proses pengembangan serta hasil dari angket respon pengguna. Hasil pengembangan instrumen penilaian adalah: 1. Tahap Analisis (Analysis) a. Analisis Kebutuhan Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang ada untuk selanjutnya dicari solusinya. Analisis ujung depan dilakukan beberapa kegiatan yaitu mewawancarai dua guru kimia Madrasah Aliyah. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa dalam pembelajaran kimia dilakukan metode praktikum. Guru madrasah A dan madrasah B menjelaskan bahwa metode praktikum dilakukan tergantung materi pelajarannya. Guru madrasah A mengatakan materi yang biasanya menggunakan metode praktikum adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit, larutan asam basa, laju reaksi, koloid, korosi, termokimia dan lain lain. Sedangkan guru madrasah B mengatakan materi yang biasanya menggunakan metode praktikum ialah larutan elektrolit dan nonelektrolit, asam basa, titrasi asam basa, serta laju reaksi. Penilaian yang dilakukan dalam metode praktikum pada proses
43
44
pembelajaran dengan penilaian individu dan berkelompok. Penilaian individu dilihat dari laporan praktikum masing-masing siswa dan penilaian kelompok dengan cara mengamati dan mengingat kinerja siswa pada saat praktikum. Selain itu didapatkan informasi bahwa materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu materi yang menerapkan metode praktikum dalam proses pembelajaran. Atas dasar itulah maka materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dipilih sebagai materi yang menjadi acuan dalam pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotor. Hasil analisis wawancara terangkum dalam Tabel 4.1. No
Tabel 4.1 Hasil Analisis Wawancara Hasil Analisis Wawancara
1.
Metode praktikum diterapkan sekiranya materi pelajaran diperlukan untuk memenuhi pencapain kegiatan pembelajaran
2.
Materi yang sering menggunakan metode praktikum adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit, larutan asam basa, laju reaksi, dan korosi
3.
Penilaian dilakukan hanya dengan mengamati siswa pada saat praktikum dan menilai laporan praktikum siswa
4.
Instrumen penilaian psikomotor yang digunakan masih bersifat umum belum speksifik setiap materi
5.
Instrumen penilaian aspek psikomotor tidak dilengkapi dengan rubrik penilaian yang jelas
Seperti yang telah dijelaskan pada hasil analisis wawancara guru, instrumen penilaian yang digunakan ketika praktikum di madrasah A masih bersifat umum sedangkan di madrasah B tidak memiliki instrumen penilaian untuk menilai siswa ketika siswa melakukan kegiatan praktikum. Instrumen penilaian yang digunakan oleh madrasah A ditampilkan dalam Gambar 4.1 berikut:
45
Gamber 4.1 Instrumen penilaian pada pembelajaran praktikum kimia dengan metode praktikum yang digunakan di sekolah Gambar menunjukkan bahwa: 1) Instrumen yang digunakan masih bersifat umum dan tidak spesifik serta tidak dibedakan antara satu materi praktikum dengan materi praktikum lainnya. 2) Penilaian yang ada hanya untuk menilai kemampuan psikomotor secara umum 3) Instrumen penilaian belum disertai dengan definisi kinerja tersebut dan rubrik penilaian yang jelas Hasil analisis wawancara dan instrumen yang digunakan guru di sekolah menunjukkan bahwa penerapan menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran kimia tidak didukung dengan pelaksanaan penilaian keterampilan secara efektif. Selain itu instrumen yang biasa digunakan oleh sekolah masih bersifat umum, tidak ada gradasi mutu yang dilengkapi dengan rubrik penilaian, dan masih butuh perbaikan. Hal tersebut tentunya membuat guru menilai secara tidak objektif.
46
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis ujung depan ini adalah masalah yang dihadapi guru adalah belum ada instrumen penilaian aspek psikomotor yang bersifat khusus setiap materi dan dilengkapi dengan gradasi mutu disertai dengan rubrik penilaiannya. b. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang sudah ada dan harus dimiliki siswa, seperti tingkah laku dan kapasitas belajar, pengetahuan, keterampilan, sikap yang telah dimiliki peserta didik (Putra et al., 2014, hlm. 4). Sebelum dilakukan wawancara terhadap siswa, dilakukan kajian literatur terhadap kegiatan analisis siswa. Didapatkan hasil mengenai ciri dan kemampuan siswa menunjukkan perkembangan kognitif siswa SMA termasuk ke dalam tahap formaloperational menurut teori belajar Piaget. Pada tahap siswa sudah memiliki dua ragam kemampuan kognitif, yakni kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak (Syah, 2013, hlm. 72). Selain itu, kemampuan siswa untuk melakukan penalaran secara ilmiah juga cenderung membaik (Ormrod, 2009, hlm. 47). Dengan menggunakan hipotesis, siswa dapat berpikir menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang di alami, khususnya dalam hal pemecahan masalah. Selain itu, siswa juga mampu mempelajari materi-materi yang tidak dapat dijangkau secara empiris dengan luas dan mendalam melalui kemampuannya menggunakan prinsip-prinsip abstrak (Abadi, 2015, hlm.84). Metode praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut (Abadi, 2015, hlm. 84). Sementara pada perkembangan motorik siswa usia SMA, keanekaragaman, keseimbangan, dan kekuatan kemampuan psikomotor siswa sudah meningkat (Syah, 2013, hlm. 61). Hasil analisis dari wawancara terhadap empat siswa Madrasah Aliyah kelas XII bahwa pembelajaran yang menggunakan metode
47
praktikum dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar. Hasil wawancara pada tahap analisis siswa menjadi acuan dalam penyusunan format instrumen penilaian (Thiagarajan dkk., 1974, hlm. 26). Dalam pelaksanaan metode praktikum siswa menjawab kegiatan praktikum dibagi menjadi dua yaitu kegiatan penilaian kinerja proses dan produk. Pada tahap kinerja proses dalam praktikum berupa membaca prosedur praktikum dan mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya melakukan praktikum sesuai dengan prosedur percobaan sedangkan tahap terakhir yaitu kinerja proses berupa kegiatan menyimpulkan, mempersentasikan hasil dan membuat laporan praktikum. Setelah dilakukannya praktikum siswa diyakini memiliki kemampuan paling banyak didapatkan dari keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Kesimpulan yang didapatkan dari analisis siswa yaitu metode praktikum dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran karena dapat meningkatkan minat siswa yang disertai dengan penilaian yang jelas. c. Analisis Karakteristik pembelajaran Analisis karakteristik dilakukan bertujuan untuk memerinci setiap konsep materi dan cara penilaiannya. Analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis materi yang ada di kurikulum 2013 dan teori psikomotor yang digunakan. Adapun hasil analisis ujung depan didapatkan materi untuk dikembangkan instrumen penilaian aspek psikomotor dalam kegiatan praktikum ialah materi Larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kemudian dilakukan analisis kompetensi inti, kompetensi dasaar, materi, pembelajaran, dan penilaian dalam silabus kurikulum 2013. Hasil dari analisis kompetesi inti dan kompetensi dasar dilakukan untuk menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran. Dapat dijelaskan pada tabel berikut:
48
Tabel 4.2 Hasil Analisis Indikator Pembelajan dan Tujuan Pembelajaran Indikator Pembelajaran Tujuan Pembelajaran 1. Merancang dan melakukan 1. Siswa dapat merancang percobaan daya hantar dan melakukan listrik ber-bagai larutan percobaan daya hantar listrik berbagai larutan 2. Mendefinisikan pengertian 2. Siswa dapat laru-tan elektrolit dan mendefinisikan nonelektrolit berdasarkan pengertian laru-tan percobaan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan percobaan 3. Menyimpulkan sifat-sifat 3. Siswa dapat larutan elektrolit dan nonmenyimpulkan sifat-sifat elektrolit berdakan larutan elektrolit dan percobaan non-elektrolit berdasarkan percobaan 4. Mengelompokkan larutan 4. Siswa dapat berdasar-kan daya hantar Mengelompokkan listriknya (larutan elektrolit larutan berdasar-kan kuat, lemah dan nondaya hantar listriknya elektrolit) (larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit) 5. Menyajikan hasil 5. Siswa dapat menyajikan percobaan larutan elektrolit hasil percobaan larutan dan nonelektrolit elektrolit dan nonelektrolit
Selanjutnya
dilakukan
analisis
materi,
pembelajaran
dan
penilaiannya pada silabus kurikulum 2013 untuk pelajaran kimia kelas X pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diperoleh, bahwa proses penilaian ketika praktikum dapat dilakukan dengan metode observasi dan menggunakan tes kinerja siswa serta portofolio dalam membuat laporan percobaan. Tes kinerja dimaksudkan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam kegiatan praktikum.
49
Selain melakukan analisis materi dilakukan analisis keterampilan psikomotor yang perlu dimiliki siswa dalam praktikum. Hasil analisis ini didapatkan dengan membandingkan teori psikomotorik yang sesuai dengan penilaian pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada mulanya analisis dilakukan dengan membandingkan teori psikomotor menurut Daryanto, Simpson, Basuki dan Haryanto (teori psikomotor kombinasi), serta Trowbridge dan Bybee. Setelah itu dipilih dari keempat teori tersebut. Berikut merupakan perbandingan ketiga teori psikomotor tersebut. Daryanto
Tabel 4.3 Teori Psikomotor Beberapa Ahli Simpson Kombinasi Trowbridge dan Bybee
1. Gerakan
1. Persepsi
refleks
2. Kesiapan
2. Gerakan
3. Gerakan
dasar
terbimbing
3. Kemampuan perseptual
4. Gerakan
1. Pengamatan
1. Bergerak
(Observing)
(Moving)
2. Peniruan (Imitating) 3. Praktik
terbiasa
(Practicing)
4. Gerakan fisik 5. Gerakan
4. Penyesuaian
5. Gerakan
kompleks
terlatih
6. Penyesuaian
6. Kemampuan
(Adapting)
2. Memanipulasi (Manipulating) 3. Bekomunikasi (Communicating) 4. Menciptkan (Creating)
polan
komunikasi
gerakan
non diskursif
7. Kreatifitas
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa teori psikomotor bahwa Daryanto dibagi menjadi enam aspek, teori psikomotor Simpson dibagi menjadi tujuh aspek, teori psikomotor Kombinasi serta teori Trowbridge dan Bybee dibagi menjadi empat aspek. Dari hasil analisis yang didapatkan tiap aspek yang ada pada teori psikomotor Trowbridge dan Bybee dipandang cocok dan mudah diukur untuk penilaian kinerja pada
50
praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pemilihan teori ini juga didukung oleh Sofyan, dkk (2006, hlm. 24) yang mengatakan bahwa aspek-aspek yang dapat digunakan untuk menilai mata pelajaran kimia dapat merujuk pada teori Trowbridge dan Bybee. Selain itu, aspek yang ada pada teori lain seperti, aspek gerakan refleks dan gerakan dasar pada teori Daryanto serta aspek kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan
terbiasan dan gerakan kompleks pada teori Simpson sulit diukur untuk penilaian kinerja praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Lalu setiap tahapan aspek pada teori Kombinasi lebih cocok untuk penilain keterampilan seni dan olahraga tidak cocok untuk menilai keterampilan untuk praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kesimpulan terakhir yang diambil berdasarkan hasil analisis dipilihlah teori Trowbrige dan Bybee pada tahun 1973. Tahapan aspek psikomotor dibagi menjadi empat aspek, yaitu bergerak, memanipulasi, berkomunikasi, dan mencipta (Sofyan, dkk., 2006, hlm. 24). Kata kerja tiap aspek psikomotor menurut Trowbridge dan Bybee (1973, hlm. 135) sebagai berikut:
No
Tabel 4.4 Kata Kerja Indikator Aspek Psikomotor Menurut Trowbridge dan Bybee Aspek Kata Kerja Psikomotor
1.
Bergerak
Mengatur,
membawa,
mengikuti,
membersihkan, meletakan, membuang, mengikuti,
memindahkan,
menempatkan,
menyimpan
dan
menjalankan, mengambil, menata, 2.
Memanipulasi
Merakit,
mengkalibrasi,
menghubungkan,
mengubah, menuangkan,
membentuk, memisahkan, memasang, mengikat,
memanaskan,
mencampurkan,
membuat, memasukan,
51
No
Aspek
Kata Kerja
Psikomotor meneteskan,
memperbaiki,
mengumpulkan, mengukur, mengaduk, menggerakan,
menimbang
dan
mengoperasikan 3.
Berkomunikasi
Menanyakan,
menganalisa,
menggambarkan,
menuliskan,
menyampaikan,
menjelaskan,
mendiskusikan, menyusun, menjelaskan, menerangkan, membuat grafik, memberi label,
mendengarkan,
merekam,
mencatat, membuat sketsa dan menulis 4.
Mencipta
Membangun, menciptakan, merancang, menemukan,
merencanakan
dan
mesintesis
2. Tahap Perancangan (Design) a. Penyusunan Tes Acuan Patokan Pada langkah ini dihasilkan kisi-kisi instrumen penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes acuan patokan adalah tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan atau kemampuan siswa melalui kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Sukardi, 2012, hlm. 134). Format kisi-kisi penilaian terdiri dari penilaian kinerja proses dan produk, aspek psikomotor, indikator penilaian, nomor butir dan jumlah butir yang terdapat pada lampiran. b. Pemilihan Media Media yang dipilih karena dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum yakni lembar kerja siswa, alat dan bahan
52
praktikum yang digunakan. Lembar kerja siswa dibutuhkan untuk siswa dalam merancang dan melakukan percobaan yang menuntut siswa memunculkan keterampilan siswa. Lalu alat yang dibutuhkan untuk mendukung percobaan seperti papan triplek, gelas ukur, pipet, batang pengaduk, gelas beaker, dll. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah antara lain natrium karbonat, natrium hidroksida, larutan garam, larutan gula, larutan urea, air, dll. c. Pemilihan Format Instrumen penilaian yang dibuat diharapkan dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa ketika praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit di semua sekolah SMA/MA, Oleh karena itu format instrumen penilaian harus jelas dan mudah digunakan. Format instrumen penilaian ini terbagi menjadi dua tahap pendahuluan dan isi. Format pada tahap pembukaan berisikan petunjuk penggunaan instrumen penialian, teori mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan berisikan lembar kerja siswa dan lembar observasi. Terakhir pada tahap penutup berisikan tentang pedoman penilaian. Selain itu produk instrumen penilaian aspek psikomotor dilengkapi dengan cover, kata pengantar, daftar isi dan daftar pustaka. d. Pembuatan Produk Instrumen Penilaian Setelah ditetapkannya penyusunan tes acuan patokan, pemilihan format dan media, dilakukanlah penyusunan instrumen penilaian dan lembar kerja siswa. Pada saat dilakukannya penyusunan, penulis melakukan revisi atas arahan dosen pembimbing untuk memperbaiki kualitas produk yang dikembangkan. Setelah dilakukan revisi maka tampilan instrumen penilaian mengalami perubahan, diantaranya sebagai berikut:
53
(a)
(b) Gambar 4.2 Judul dan kolom identitas (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi Pada gambar (a) kolom identitas tidak ada kolom sekolah dan di atasnya masih terdapat judul. Sedangkan pada gambar (b) format sekolah ditambahkan dan judul dihilangkan.
54
(a)
(b) Gambar 4.3 Format instrumen penilaian instrumen penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi Pada gambar (a) setiap kegiatan praktikum dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penutup terpisah dan setiap tahap dimulai dengan nomor 1 kembali, selain itu tidak terdapat kolom observasi sebelum
55
rubrik penilaian. Sedangkan pada gambar (b) setiap tahap kegiatan praktikum dihilangkan dan penilaian dibagi menjadi dua yaitu penilaian kinerja proses dan penilaian kinerja produk dan penomoran dilanjutkan tidak di mulai dari nomor 1 kembali. Kemudian terdapat penambahan lembar observasi dan penambahan aspek penilaian termasuk penilaian kelompok atau individu pada rubrik penilaian. Selain itu, ada beberapa nomor aspek penilaian yang pernyataannya diperjelas dengan menambahkan gamba sebagai berikut.
(a)
(b)
Gambar 4.4 Rubrik penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi
56
(a)
(b)
Gambar 4.5 Aspek penilaian (a) sebelum revisi dan (b) sesudah revisi Gambar (a) menunjukkan penilaian pada kegiatan merapikan alat dan bahan di meja kerja dijadikan satu nomor. Sedangkan pada gambar (b) penilaian merapikan bahan dan merapikan alat di meja kerja menjadi masing-masing, yaitu 1 nomor untuk penilaian kegiatan merapikan bahan dan 1 nomor selanjutnya untuk alat. 3. Tahap Pengembangan (Develop) a. Validasi Ahli Dihasilkan produk instrumen penilaian dan angket tanggapan observer yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari dua orang dosen ahli pendidikan kimia. Penilaian validator terhadap produk instrumen penilaian yang dikembangkan meliputi materi, konstruksi, dan bahasa. Adapun hasil penialaian validator terhadap instrumen penilaian disajikan secara singkat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
57
Validasi produk yang dibuat selama satu bulan pada Desember 2016. Setelah dilakukan validasi, terdapat revisi serta saran dari validator tehadap bentuk penulisan dan konten produk. Masing-masing validator memiliki pandangan tersendiri terhadap produk instrumen penilaian yang divalidasi. Daftar revisi atau saran produk instrumen penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Tabel Saran Atau Revisi Validator Validator
No
1
1
Saran Validator
Setelah Validasi
Menghilangkan gambar Membuat kotak kosong rangkaian alat uji coba pada lembar kerja siswa lembar kerja siswa
untuk siswa merancang
(terdapat pada lampiran sendiri uji coba larutan 3 hlm. 99)
elektrolit dan nonelektrolit (terdapat pada lampiran 7 hlm. 147)
2.
Pada
tabel
penilaian
aspek Mengubah skor 1 menjadi
nomor
1 “tanpa
menggunakan
penyataan antara skor 2 wadah” dan skor 1 tidak ada perbedaan 3.
Pada
tabel
aspek Mengubah skor 2 dan skor
penilaian nomor 3 setiap 1 menjadi “tidak memberpernyataan
masing- sihkan 6 atau lebih alat”
masing skor harus jelas membandingkan jumlah alat
yang
harus
dibersihkan pada setiap skor harus sesuai
58
Validator
No 4.
Saran Validator Pada
tabel
penilaian
Setelah Validasi
aspek Memperbaiki tiap skor
nomor
12 hingga memiliki maksud
antara skor 3 dan 2 itu yang berbeda tiap skornya tidak ada perbedaan 5.
Pada
aspek
penilaian Ditambahkan menjadi di
nomor 24 menambahkan aspek penilaian nomor 18, aktivitas merangkai alat dan
yang
sebelumnya
uji coba larutan elektrolit nomor 18 turun menjadi dan nonelektrolit pada nomor 19 dan seterusnya lembar kerja siswa 6.
Menghapus penilaian karena
aspek Menghilangkan kata kerja nomor
kata
menganalisis
25 menganalisis larutan yang kerja belum diketahui
larutan
yang belum diketahui lebih cocok pada aspek pengetahuan
bukan
keterampilan 2
1.
Penulisan “lembar kerja Diganti menjadi “lembar praktikum”
2.
Penulisan
kerja siswa” “checklist” Diganti
menjadi
pada lembar kerja siswa
“checklist”
3.
Penulisan “Moving”
Diganti menjadi “Moving”
4.
Penulisan “Manipulating Diganti
menjadi
“Manipulating” 5.
6.
Penulisan
Diganti
“Communicating”
“Communicating”
Penulisan Creating
Diganti “Creating”
menjadi
menjadi
59
Validator
No 7.
Saran Validator Pada
aspek
Setelah Validasi
penilaian Skor 3 diganti menjadi
nomor 2 skor 4 dan skor “tanpa
menggunakan
3 mempunyai maksud wadah” yang sama 8.
Pada
penilaian Diganti menjadi “Moving
aspek
nomor
3
kerja (bergerak)”
kata
indikator membersihkan tidak
cocok
aspek
dengan
psikomotor
“Manipula-ting (memanipulasi) ” 9.
Pada
aspek
nomor
6
penilaian Diganti
kata
menjadi
kerja “Creating (mencipta)
indikator merangkai alat tidak
cocok
aspek
dengan
psikomotor
“Manipula-ting (memanipulasi)” 10.
Pada
aspek
nomor
penilaian Memperbaiki pernyataan
10,
teknik tiap skor
penetesan pada pengukuran
volume
sesuai
tidak dengan
pembagian skor-nya. 11.
Pada
aspek
penilaian Memperbaiki gambar
nomor 11 pada skor 4 dan
skor
kurang
3
gambar mewakili
penyataan pada tiap skor
60
Validator
No 12.
Saran Validator Pada
Setelah Validasi
penilaian Diganti menjadi “Moving
aspek
nomor 14 kata kerja (bergerak)” indikator kembali
meletakkan tidak
cocok
dengan
aspek
psikomotor “Manipulating (memanipulasi)” 13.
Pada
penilaian Diganti menjadi “Moving
aspek
nomor 15 kata kerja (bergerak)” indikator membersihkan tidak
cocok
aspek
dengan
psikomotor
“Manipula-ting (memanipulasi)” 14.
Pada
aspek
penilaian Skor 1 diganti menjadi
nomor 17 pada skor 1 “hanya
mengikuti
dan skor 0 memiliki sebagian praktikum” maksud yang sama 15.
Penulisan pada
“prakitkum” Diganti
aspek
menjadi
penilaian “praktikum”
nomor 18 skor 2 16.
Menambahkan menemukan
kata Skor
4
menjadi
sebelum “menyampaikan kendala
solusi tiap skor pada yang
ditemui
dalam
aspek penilaian nomor praktikum dengan tepat 21
yang
misalkan
awalnya dan menemukan solusi pada
skor yang benar.” Dan tiap skor
“menyampaikan kendala ditambahkan
kata
61
Validator
No
Saran Validator yang
ditemui
Setelah Validasi
dalam menemukan sebelum kata
praktikum dengan tepat solusi disertai dengan solusi yang benar.”
Keseluruhan revisi yang dilakukan
berpengaruh pada kisi-kisi
instrumen penilaian. Kisi-kisi instrumen penilaian yang sudah tervalidasi pada lampiran, dan tabel 4.6 dijelaskan secara singkat kisikisi instrumen penilaian berikut. Tabel 4.6 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Aspek Domain Nomor Butir Jumlah Psikomotor Kinerja
Psikomotor Bergerak
Proses
butir 1,2,3,4,5,13,14,15,
10
16,17 Memanipulasi
7,8,9,10,11,12
6
Kinerja
Berkomunikasi
18,20,21,22,23,24
6
Produk
Mencipta
6,19
2
Pada tahap validasi ini, selain dilakukan validasi produk juga dilakukan validasi instrumen penelitian berupa angket tanggapan observer. Validasi instrumen penelitian dilakukan oleh dua orang ahli pendidikan kimia. Hasil validasi dan perhitungan validitas instrumen terdapat dalam lampiran 4 dan 5. Hasil persentase validitas angket tanggapan observer ditampilkan dalam Tabel 4.7 berikut.
62
Tabel 4.7 Persentase Hasil Validitas Penilaian Produk Validator
Persentase Validasi ke-1
Validasi ke-2
1
100%
84,6%
2
-
100%
100%
100%
Rata-rata
100%
Hasil validasi oleh validator menunjukkan bahwa 100% validator menilai sangat baik tentang instrumen penilaian yang telah dikembangkan (Ilmiyanti, 2014, hlm. 21). Selain itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pinilih, dkk (2013, hlm. 26) dengan hasil penilaian yang daidapatkan dari validator sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penilaian ini memenuhi kategori valid. Pada tahap validasi ini, selain dilakukan validitas produk juga dilakukan validitas instrumen penelitian berupa angket respon pengguna. Validasi instrumen penelitian dilakukan oleh dua orang ahli. Hasil validasi ditampilkan dalam Lampiran 8. Sedangkan perhitungan validitas instrumen terdapat dalam Lampiran 9. Perkembangan validitas angket respon pengguna ditampilkan dalam Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Persentase Hasil Validitas Instrumen Validator Persentase 1
100%
2
100%
Rata-rata
100%
Hasil validasi intrumen menghasilkan angket respon pengguna yang terdiri dari 25 pernyataan. Kisi-kisi angket respon pengguna yang sudah tervalidasi ditampilkan pada tabel 3.1 dan selengkapnya tertera pada Lampiran 10, sementara angket respon pengguna ditampilkan di Lampiran 11.
63
4. Tahap Implementasi (Implemetation) Pada tahap implementasi dilakukan uji coba terbatas terhadap 35 orang siswa kelas X MIA Madrasah Aliyah Annajah selama 3x45 menit. Uji coba ini membagi siswa dari satu kelas menjadi 7 kelompok yang setiap kelompok berisi 5 orang siswa. Adapun nilai siswa dapat dilihat pada lampiran. Data hasil uji coba terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.6. Tabel 4.9 Rata-rata Persentase Nilai Aspek Psikomotor Siswa pada Praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit No
Aspek
Persentase (%) Nilai Siswa
1.
Moving (bergerak)
91,88
2.
Manipulating (memanipulasi)
90,80
3.
Communicating
75,60
(berkomunikasi) 4.
Creating (mencipta)
71,07
Rata-rata pesentase (%)
100.00%
91.88%
90.80% 75.70%
80.00%
persentase
82,34
71.07%
60.00% 40.00% 20.00% 0.00% moving
manipulating communicating
creating
Aspek Psikomotor
Gambar 4.6 Grafik Persentase Nilai Aspek Psikomotor Siswa pada Praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata aspek Moving (bergerak) paling tinggi dan nilai rata-rata Communicating (berkomunikasi)
64
adalah paling rendah. Dari data Tabel 4.9 tersebut diperoleh nilai rata-rata persentase aspek psikomotor siswa ialah sebesar 82,34%. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Setelah tahap implementasi, dilakukan evaluasi dengan meminta observer untuk memberikan respon terhadap produk instrumen penilaian yang dibuat dengan mengisi angket respon pengguna. Hasil pengisian angket respon pengguna oleh tujuh orang observer yang bertindak sebagai responden terdapat pada lampiran. Persentase hasil pengisian angket ditampilkan pada Gambar 4.7 berikut. 94.00%
92.14%
Persentase
92.00% 90.00% 88.00%
89.14%
89.71% 86.43%
86.67%
86.00%
85.71% 84.29%
84.00% 82.00% 80.00%
Aspek
Gambar 4.7 Grafik Persentase Hasil Pengisian Angket Respon Pengguna Terhadap Produk Berdasarkan Gambar 4.7 aspek praktibilitas mendapatkan persentase tertinggi sebesar 92,14% dengan kriteria sangat baik. Sementara persentase terkecil ada pada aspek Sistematis sebesar 84,29%. Secara keseluruhan, tiap aspek mendapatkan kriteria sangat baik dan rata-rata persentase angket respon pengguna yakni 87,73% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan produk instrumen penilaian yang dibuat sesuai dengan ciri-ciri instrumen yang baik.
65
B. Pembahasan 1. Data Hasil Angket Respon Pengguna Selama praktikum siswa dinilai oleh observer yang terdiri dari 7 orang mahasiswa pendidikan kimia. Setelah kegiatan praktikum selesai, observer diminta mengisi angket respon pengguna terhadap produk yang telah digunakan untuk menilai siswa sebelumnya pada kegiatan praktikum. Angket respon pengguna memuat 25 pertanyaan yang mencakup aspek bahasa, konstruksi, materi, objektifitas, sistematis, praktibilitas dan pembiayaan. Dari perhitungan hasil angket penilaian produk terhadap produk instrumen penilaian yang dikembangkan bahwa persentase yang didapatkan pada aspek bahasa sebesar 89,14%, konstruksi sebesar 89,71%, materi sebesar 86,43%, objektifitas sebesar 86,67%, sistematis sebesar 84,29%, praktibilitas sebesar 92,14% dan pembiayaan sebesar 85,71%. Persentase paling tinggi diperoleh aspek Praktibilitas sedangkan persentase terendah diperoleh aspek sistematis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 95) jika persentase berada pada 75% sampai 100%, secara kontinum persentase tersebut terletak pada daerah sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa tanggapan observer terhadap produk instrumen penilaian sanggat setuju bahwa aspek-aspek tanggapan terhadap produk instrumen penilaian yang dikembangkan sudah tercapai. Aspek Bahasa memperoleh persentase sebesar 89,14% dengan kategori sangat baik. Sesuai dengan Ekawati dan Sumaryanta bahasa yang digunakan dalam instrumen penilaian sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan Ejanan Yang Disempurnakan (EYD) serta bersifat jelas dan ringkas (2011, hlm.80). Pernyataan tersebut dibuktikan dengan hasil persentase pernyataan nomor 1 mengenai kalimat yang digunakan pada instrumen penilaian ditulis sesuai dengan EYD mendapatkan persentase tertinggi sebesar 97,14%. Hal ini dikarenakan penyusunan bahasa yang digunakan bukanlah bahasa yang digunakan sehari-hari atau bahasa daerah setempat. Selain itu, penggunaan bahasa juga disesuaikan dengan tingkat
66
perkembangan siswa sehingga bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Hasil persentase pada aspek ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hikmah (2012, hlm. 97) dengan kategori sangat baik. Persentase yang didapatkan pada aspek konstruksi sebesar 89,71% dengan kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa produk instrumen penilaian memenuhi validitas konstruksi yang susunan setiap butir dapat mengukur aspek-aspek berpikir seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
sebagaimana
yang
telah
ditentukan
dalam
tujuan
instruksional khusus (Sudaryono, 2012, hlm. 142). Pernyataan ini dibuktikan dengan tingginya persentase yang didapatkan pada nomor 6 dan 8 sebesar 91,43%. Pada nomor 6 menjelaskan tentang petunjuk penggunaan jelas dan nomor 8 menjelaskan kemampuan rubrik penilaian untuk membedakan keterampilan psikomotor siswa. Hal ini menunjukkan bahwa produk instrumen penilaian telah memenuhi kriteria rubrik yakni dapat memetakan kemampuan peserta didik (Direktorat Pendidikan Madrasah, 2014, hlm. 75). Selain itu persentase yang didapatkan pada aspek konstruksi lebih besar dibandingkan penelitian yang dilakukan Nurjanah (2013, hlm. 130) sebesar 83,38% dengan kategori sangat baik. Pada aspek materi memperoleh persentase sebesar 86,43% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk instrumen penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini didukung dengan didapatkannya persentase tertinggi pada nomor 14 sebesar 91,43% mengenai kalimat kerja sesuai dengan tujuan praktikum diikuti dengan pernyataan nomor 13 mengenai kesesuaian kalimat kerja dengan tujuan pembelajaran sebesar 85,71%. Dalam penyusunannya, kompetesi inti, kompetensi dasar, dan silabus dianalisis untuk menghasilkan tujuan pembelajaran dengan ditetapkannya kisi-kisi instrumen penilaian. Hal ini menyatakan bahwa fungsi tujuan pembelajaran yakni sebagai dasar dalam menyusun penilaian hasil belajar (Hakiim, 2009, hlm. 90). Hasil persentase yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Azizah (2015, hlm. 77) sebesar 83,73% dengan kategori sangat baik.
67
Keobjektifan produk instrumen penilaian sebesar 86,67%. Salah satu faktor yang membuat produk yang dihasilkan objektif ialah dengan adanya rubrik. Rubrik dapat membuat proses penilaian terhadap siswa konsisten, objektif, dan adil. Persentase terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 15 mengenai kemampuan instrumen penilaian dalam mengukur kemampuan psikomotor siswa objektif dengan adanya rubrik sebesar 88,57% . Hal tersebut membuktikan penilaian yang ada dalam produk instrumen penialaian objektif. Selain itu, hasil persentasi yang didapatkan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jumaini (2013, hlm. 106) dengan kategori sangat baik. Persentase yang didapatkan pada aspek sistematis sebesar 84,29% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penyusunan aspek penilaian sesuai dengan prosedur prakrikum dan domain psikomotor. hal ini dibuktikan dengan tingginya persentase yang didapatkan kedua pernyataan yakni 88,57% dan 80,00%. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa instrumen penilaian sudah sesuai dengan kriteria kualitas rubrik yakni indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada hasil kerja siswa (Direktorat Pendidikan Madrasah, 2014, hlm.75). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abadi (2015, hlm. 185) dengan kategori sangat baik. Aspek praktibilitas ialah kepraktisan dan kemudahan dalam pengadministrasiannya (Basuki dan Haryanto, 2013, hlm. 25). Persentase yang didapatkan pada aspek ini sebesar 92,14% dengan ktegori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penialaian mudah digunakan yang dibuktikan dengan pernyataan pada nomor 20 mendapatkan persentasi tertinggi sebesar 97,14%. Selain itu penilaian juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, kolom identitas siswa, rubrik, dan pedoman penilaian sehingga memudahkan penilai dalam mengadministrsikammya. Hasil persentase yang didapatkan pada aspek praktibilitas jauh lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2015, hlm. 74) sebesar 73,3%.
68
Pada aspek terakhir yaitu aspek pembiayaan didapatkan persentase sebesar 85,71% dengan kategori sangat baik. Pembiayaan yang dilakukan termasuk murah dan terjangkau karena alat dan bahan yang diperlukan mudah untuk ditemukan disekolah. hal ini dibuktikan dengan tingginya persentase yang didapatkan kedua pernyataan yakni 80,00% dan 91,43%. Selain itu hasil persentase yang didapatkan pada aspek praktibilitas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hikmah (2012, hlm. 97) dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa produk instrumen penilaian yang dibuat dari respon observer mendapatkan persentase sebesar 87,73% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen penilaian aspek psikomotor yang dikembangkan layak digunakan sebagai penilaian aspek praktikum dalam menggunakan metode praktikum. 2. Data Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Siswa Tahap uji coba terbatas terhadap siswa dilakukan di kelas X MIA Madrasah Aliyah Annajah yang berjumlah 35 siswa atau 7 kelompok selama tiga jam mata pelajaran. Aspek-aspek dari teori Trowbridge dan Bybee seperti aspek bergerak, memanipulasi, berkomunikasi dan mencipta ialah indikator yang dinilai selama siswa melaksanakan kegiatan praktikum. Adapun jumlah indikator soal atau aktivitas aspek moving (Bergerak) ialah 10 soal, manipulating (memanipulasi) 6 soal, communicating (berkomunikasi) 6 soal, dan creating (mencipta) 2 soal. Adapun nilai siswa yang diperoleh pada waktu praktikum dapat dilihat pada lampiran 13. Nilai aspek psikomotor siswa semakin tinggi tingkatan maka nilai yang diperoleh semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase tiap aspek psikomotor siswa yang diperoleh. Nilai aspek moving (bergerak) siswa lebih besar dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya yaitu 91,88%. Sesuai dengan teori psikomotor Trowbridge dan Bybee yang mengakatan aspek moving merupakan tingkatan psikomotorik paling rendah. Selain itu, hal ini juga didukung oleh penelitian Nuraeni (2015,
69
hlm. 75) didapatkan hasil penelitian bahwa nilai aspek moving siswa merupakan nilai tertinggi dari aspek-aspek lainnya. Adapun urutan persentase yang diperoleh siswa dari yang tertinggi ke yang terendah adalah
aspek
moving
(bergerak),
manipulating
(memanipulasi),
communicating (berkomunikasi), dan yang terakhir creating (mencipta). Selanjutnya, pada aspek manipulating persentase nilai siswa lebih kecil dibandingkan dengan aspek moving dan lebih besar dibandingkan dengan aspek communicating yaitu sebesar 90,80%. Hal ini dengan teori psikomotor Trowbridge dan Bybee. Selain itu aspek communicating persentase nilai siswa yang didapatkan lebih rendah dari manipulating dan lebih besar dari aspek creating sebesar 75,60% yang berarti sesuai dengan teori psikomotor Trowbridge dan Bybee. Aspek creating mendapatkan persentase paling rendah memang merupakan aspek yang tertinggi dalam teori psikomotor. Persentase yang didapatkan aspek creating hanya sebesar 71,07%. Oleh karena itu dibandingkan aspek-aspek yang lain, siswa yang mampu mendapatkan nilai baik pada aspek creating lebih sedikit. Hal ini didukung oleh penelitian Hendriyan yang menemukan bawah nilai aspek yang memiliki nilai terendah adalah aspek creating (2013, hlm. 68). 3. Uji Reliabilitas Produk Instrumen Penilaian dan Angket Respon Pengguna Uji realibilitas dilakukan terhadap item pernyataan pada lembar observasi aspek penilaian psikomotor dan angket tanggapan observer yang dinyatakan valid oleh validator. Realibiltas merupakan salah satu ciri untuk mengukur suatu instrumen apakah instrumen tersebut dapat dipercaya atau tidak (Basuki dan Hariyanto, 2014, hlm. 22). Suatu variable dinyatan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan selalu konsisten. Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh observer. Adapun menghitung reliabilitasnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach”. Perhitungan dilakukan dengan dibantu komputer program SPSS 22. Adapun reliabilitas untuk masing-masing hasil yang disajikan pada tabel berikut ini.
70
Tabel 4.10 Hasil Uji Realiabilitas Produk Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor R Crobanch Alpha R kritis Kriteria 0,754
0,750
Istimewa
Tabel 4.11 Hasil Uji Realiabilitas Angket Respon Pengguna R Crobanch Alpha
R kritis
Kriteria
0,850
0,750
Istimewa
Berdasarkan tabel 4.10 dan 4.11 dilakukan terhadap item yang dinyatakan valid. Suatu variabel dikatakan reliabel jika jawaban terhadap pernyataan selalu konsisten. Jadi hasil koefisien reliabilitas instrumen penilaian aspek psikomotor sebesar 0,754 dan angket respon pengguna sebesar 0,850, ternyata memiliki “Alpha Crobanch” lebih besar dari 0,750. Koefisien reliabilitas tersebut termasuk pada kategori istimewa (excellent) menurut Fleiss 1981 (dalam Widiarso, 2007, hlm. 15). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria, dkk (2013, hlm. 26) dengan reliabilitas sebesar 0,996 dengan kategori istimewa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ibnu dkk (2014, hlm.216) juga menunjukkan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,810. Dari penjelasan hasil penelitian menunjukkan bahwa produk instrumen penilaian psikomotor layak digunakan untuk menilai kegiatan praktikum siswa. C. Kajian Produk Akhir Pada kajian produk akhir dijelaskan mengenai akhir produk instrumen penilaian yang dihasilkan. Selain itu, pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana proses pengembangan produk dari produk awal hingga akhir. Produk yang dihasilan berupa instrumen penilaian aspek psikomotor siswa praktikum kimia pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur keterampilan kinerja siswa dalam praktikum yang masih jarang dilakukan oleh guru. Berikut ini merupakan penjabaran produk yang dibuat.
71
1. Bagian Awal a) Cover (sampul bagian depan) Desain cover buku produk mencakup judul produk yaitu “Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”, nama penyusun dan asal jurusan, fakultas, serta universitas dilengkapi dengan tahun pembuatan produk. Pada desain cover terdapat seseorang sedang melakukan praktikum kimia. Pemilihan desain cover dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian terhadap praktikum kimia. Pada Gambar 4.8 terdapat 2 cover yang berbeda yaitu (a) awal sebelum melakukan uji coba dan (b) setelah melakukan uji coba. Terjadinya perubahan cover dikarenakan masukan dari para observer yang menyatakan bahwa cover kurang representatif dan nyata karena ditampikan seseorang sedang melakukan praktikum dalam bentuk animasi.
(a)
(b)
Gambar 4.8 Cover (sampul bagian depan) (a) awal dan (b) akhir
72
b) Kata Pengantar Pada kata pengantar berisi tentang ucapan rasa syukur dan terima kasih serta sambutan dari penyusun terhadap produk instrumen penilaian yang dibuat. Selain itu terdapat pula penjelasan secara singkat tentang tujuan produk dibuat. Berikut merupakan screenshot kata pengantar.
Gambar 4.9 Screenshoot Kata Pengantar Pada Produk c) Daftar Isi Daftar isi merupakan bagian terpenting dalam sebuah karya ilmiah atau produk yang berisi petunjuk pokok dari isi buku berserta nomor halamannya. Daftar isi akan mempermudah pengguna produk dalam melihat isi produk. Berikut merupakan screenshoot daftar isi.
Gambar 4.10 Screenshoot Daftar Isi Produk Instrumen Penilaian
73
2. Bab I a) Bagian Depan Bab I Pada bagian pembukaan bab i berisikan tentang pendahuluan dan isi dari pendahuluan seperti petunjuk umum, aspek psikomotor, larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta tata tertib praktikum. Manfaat dari bagian depan/pembukaan tersebut untuk membatasi pembagian setiap bab. Adapun screenshoot bagian depan/pembuka bab i.
Gambar 4.11 Bagian Depan Bab I Pendahuluan b) Petunjuk Umum Petunjuk umum berisikan panduan secara umum sebelum menggunakan produk yang dibuat. Pembuatan petunjuk umum dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam memahami dan menggunakan produk yang dibuat. Berikut merupakan screenshoot petunjuk umum.
74
Gambar 4.12 Screenshoot Petunjuk Umum
c) Aspek Psikomotor Pada bagian ini berisi penjelasan mengenai aspek psikomotor dan teori psikomotor yang dipakai pada produk yang dibuat. Teori yang digunakan dalam produk ini adalah teori psikomotor menurut Trowbridge dan Bybee. Tujuan dari dicantumkan penjelasan aspek psikomotor ialah untuk mempermudah pengguna agar dapat mengetahui aspek psikomotor pada siswanya.
Gambar 4.13 Screenshoot Bagian Awal Teori Aspek Psikomotor d) Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bagian ini memuat penjelasan tentang teori larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam ilmu kimia. Dalam bagian ini jua terdapat kompetensi
inti,
kompetensi
dasar,
indikator,
dan
tujuan
75
pembelajaran. Bagian awal teori larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut.
Gambar 4.13 Screenshoot Bagian Awal Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
e) Tata Tertib Praktikum Pada bagian ini memuat penjelasan mengenai tata tertib praktikum yang harus dipatuhi praktikan/siswa. Pencantuman tata tertib bermanfaat untuk mempermudah penilai memberikan pengarahan pada siswa dalam melakukan praktikum di dalam laboratorium. Berikut adalah Screenshoot bagian awal tata tertib praktikum.
Gambar 4.14 Screenshoot Bagian Awal Tata Tertib Praktikum
76
3. Bab II a) Bagian Depan Bab II
Gambar 4.15 Screenshoot Bagian Depan Bab II b) Petunjuk Penggunaan Instrumen Petunjuk penggunaan instrumen mengalami perubahan yang dapat dilihat pada Gambar 4.16 Pada bagian (a) petunjuk instrumen masih bersifat umum sedangkan pada bagian (b) petunjuk penggunaan yang dibuat berisi tentang petunjuk bagi pengguna dalam menggunakan instrumen
penilaian
yang
dibuat.
Petunjuk
dimulai
dari
mempersiapkan LKS, rubrik penilaian hingga mengolah skor yang didapatkan.
(a)
(b)
Gambar 4.16 Screenshoot Petunjuk Penggunaan Instrumen (a) sebelum validasi dan (b) sesudah validasi
77
c) Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai petunjuk siswa dan mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan praktikum dalam proses pembelajaran. LKS yang dibuat terdiri dari kolom identitas siswa, alat bahan, prosedur praktikum dan pertanyaan praktikum. Pada Gambar 4.14 terdapat perubahan lembar kerja praktikum sebelum validasi dan sesudah validasi. Pada lembar kerja praktikum (a) Kolom identitas siswa dijadikan satu dengan lembar kerja praktikum. Selain itu pada dasar teori terdapat rangkaian alat uji coba sebagai penjelasan kepada siswa dalam merangkai alat uji coba. Sedangkan pada lembar kerja (b) terdapat cover lembar kerja praktikum dan cover tersebut berisi kolom identitas siswa. Lalu, karena ada perubahan indikator penilaian pada rubrik penilaian gambar alat uji coba di hapus dan ditambahkan bagian rangkaian alat uji coba setelah dasar teori serta kolom kosong untuk siswa merangkai atau menggambarkan alat uji coba untuk di ukur pada rubrik penilaian.
(a)
(b)
Gambar 4.17 Screenshoot Lembar Kerja Siswa (a) sebelum validasi dan (b) sesudah validasi
78
d) Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian Adanya rubrik penilaian untuk mempermudah pengguna dalam memberikan skor terhadap siswa. Rubrik penskoran dapat juga menghindarkan pengguna dalam memberikan penskoran bersifat sujektif. Berikut Screenshoot bagian awal rubrik penskoran.
Gambar 4.18 Screenshoot Bagian Awal Instrumen Penilaian Beserta Rubrik Penilaian e) Pedoman Penilaian Pedoman penilaian dicantumkan dengan tujuan untuk mempermudah pengguna dalam mengolah skor yang didapatkan siswa dalam praktikum dalam bentuk persentase (%). Pedoman penilaian juga memuat kriteria nilai berdasarkan skor yang didapatkan.
Gambar 4.19 Screenshoot Pedoman Penilaian
79
4. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat daftar buku dan sumber lain yang menjadi refrensi dalam pembuatan produk. Pencantuman daftar pustaka dalam produk sangat penting sebagai salah satu ciri produk dapat dipertanggungjawabkan dan bersifat ilmiah.
Gambar 4.20 Screenshoot Daftar Pustaka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum dihasilkan melalui model pengembangan ADDIE dengan tahap analysis (analisis) untuk menentukan masalah dan solusi, design (perancangan) untuk menyiapkan perangkat pembelajaran, development (pengembangan) untuk
menghasilkan
perangkat
pembelajaran,
implementasi
(implementasi) untuk melakukan ujicoba dan evaluation (evaluasi) untuk melaukan evaluasi instrumen penilaian yang ditinjau dari realibilitas dan angket respon pengguna. 2. Instrumen penilaian pengembangan ini berupa angket yang terdiri dari 7 aspek dengan pesentase masing-masing setiap aspek yaitu bahasa 89,14%, konstruksi 89,71%, materi 86,43%, objektifitas 86,67%, sistematis 84,29%, praktibilitas 92,14%, dan pembiayaaan 85,71. Teknik analisis data meliputi pengolahan data reliabilitas instrumen dan angket respon pengguna. Instrumen penilaian aspek psikomotor siswa praktikum kimia pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit mendapat reliabilitas tinggi sebesar 0,75 dan memenuhi kualitas sangat baik berdasarkan penilaian observer dengan rata-rata persentase 87,73%. B. Saran Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa atau melanjutkan penelitian ini, disarankan untuk: 1. Mencari lebih banyak lagi referensi mengenai aspek psikomotor. 2. Hendaknya dilakukan penelitian pengembangan dengan materi kimia lainnya.
80
DAFTAR PUSTAKA Abadi, S.M. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Praktikum Kimia Materi Termokimia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Andrade, H. dan Du, Y. (2005). Student Perspectives on Rubric-Referenced Assessment. Practical Assessment Research & Evalution, Vol 10, No 3. Arifin, Z. (2011). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azizah. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Pada Praktikum Biologi Materi Archaebacteria dan Eubacteria Untuk Siswa SMA/MA Kelas X. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen Penilaian. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas Asas & Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara. Direktorat Pendidikan Madrasah (2014). Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah. Ekawati, E., dan Sumaryanta. (2011). Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Hamid, R., Baharom, S., Badaruzzamana, W.H.W., Rahmata, R.A., dan Taha, M.R. (2012). Assessment of Psychomotor Domain in Materials Technology Laboratory Work. Elsevier Procedia-Social and Behavioral Sciences 56 (2012) 718–723. Hakiim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Hedriyan. (2013). Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik Challenge Explorations Activity. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Hikmah, N. (2012). Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotorik Pada Praktikum Kimia SMA/MA Kelas X Semester Genap Berdasarkan Standar Isi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
81
Ilmiyanti, A. (2014). Pengembangan Buku Ajar Untuk Materi Dasar Pengolahan Bahan Hasil Pertanian di SMK Negeri 1 Bojongpicung. Bandung: UPI. Jihad, A. & Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Jumaini, S. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Pada Praktikum Kimia SMA/MA Kelas XI Materi Pokok Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Junaidi. (2011). Modul Pengembangan Evaluasi pembelajaran PAI. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia. Kunandar. (2014). Penialain Auntentik (penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Press. Maharani, A.D., dan Aima, Z. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA. Jurnal Pelangi Vol. 6 No.2. Muruganantham, G. (2015). Developing of E-content package by using ADDIE model. International Journal of Applied Research 2015; 1(3). Nuraeni, R. (2015). Pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotorik siswa SMA/MA pada praktikum titrasi asam basa. Jakarta: UIN Syraif Hidayatullah. Nurjanah, S. (2013). Pengembangan intstrumen penilaian aspek psikomotorik IPA terpadu SMP/MTs kelas VII semester I. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Omrod, J.E. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Permendikbud. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta: Kemendikbud. Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Kemendikbud. Petrucci, H.R. (1985). Kimia dasar edisi keempat jilid 1. Jakarta: Erlangga. Pinilih, F.W., Budhiharti, R., dan Ekawati,E.Y. (2013). Pengembangan instrumen penilaian produk pada pembelajaran ipa untuk siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol 1 No. 2. Rasyid, H. & Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.
82
Riduwan dan Akdon. Rumus dan data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Romlah, O. (2009). Peranan Praktikum dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium. Pertemuan MGMP Biologi Kabupaten Garut. Bandung: Bio-UPI. Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Kencana. Salim, K.R. dkk. (2012). Assessing ttudents’ practical. skills in basic electronic labratory based on psychomotor domain model. Provedia Social and Behavioral Sciemces, 56. Sapriati, A. (2006). Pengembangan intrumen penilaian praktikum fotosintesis. Jurnal Pendidikan, 7(1). Sofyan, A., Feronika, T., Milama, B. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Sudaryono. (2012). Dasar-dasar evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2012). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, N.S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sundari. (2012). Model Pengembangan Asesmen Kinerja (Performance Assessment) Mata Pelajaran Ipa Berbasis Nilai Karakter Di Smp Kota Ternate Maluku Utara. Jurnal EduBio Tropik, Volume 2, Nomor 1. Syah, M. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Thiagarajan. S., Semmel, D.S., Semmel, M.I. (1974). Intructional development for training teacher of expectional children: a sourcebook. Indiana: Center for Innovation in Teaching the Handicapped. Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto, (2011). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Prenadamedia Group. Trianto. (2014). Mendesign model pembelajaran inovatif, progresif. Dan konstektual. Jakarta: Prenamedia Group.
83
Trowbridge , L.W., & Bybee, R.W. (1973). Becoming a Secondary School Science Teacher 4th Edition. Europe; Merril Publishing Company. Wahyudi, I., Sukestiyarno, YL., dan Waluya, St, B, (2014). Pengembangan instrumen penilaian untuk kerja pada pembelajaran dengan model problem solving berbasi TIK. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014. ISBN 978-602-14215-5-0. Widiarso, W. (2007). Mengestimasi Reliabilitas. Yogyakarta: Staff UGM. Widoyoko, E.P. (2014). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Jakarta: Pustaka pelajar. Yuniarti, B. Dkk. (2012). Pengembangan instrumen penilaian psikomotorik pada pelaksanaan praktikum fisika siswa kelas x SMA Negeri 5 Purworejo tahun pelajarab 2013/2014. Radiasi, 5(1). Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penenlitian UIN Jakarta.
84
LAMPIRANLAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Guru dan Siswa 1. Wawancara Guru a. Identitas Guru Narasumber 1 : Maulina Kusuma, S.Si Intansi
: Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
Narasumber 2 : Susi Indaharini, S.Pd Intansi
: Madrasah Aliyah Negeri Serpong
b. Hasil wawancara Guru No 1.
Pertanyaan Apakah
pada
proses
pembelajaran
Guru Sekolah A
kimia, Iya, saya menggunakan metode Menggunakan
bapak/ibu menggunakan metode praktikum? 2.
Guru Sekolah B
praktikum
Seberapa sering bapak/ibu melakukan kegiatan Sekiranya materi itu diperlukan Disesuaikan dengan materi dan praktikum dalam pembelajaran?
metode praktikum, saya akan alat
serta
bahan
yang
mendukung
86
menggunakan
metode
prakitkum 3.
Materi apa saja yang sering menggunakan metode Larutan praktikum dalam pembelajaran?
elektrolit
nonelektrolit,
larutan
dan Larutan
elektrolit
dan
asam nonelektrolit, asam basa, titrasi
basa, laju reaksi, koloid, korosi, asam basa, serta laju reaksi termokimia, dll 4.
Dari
mana
bapak/ibu
mendapat
petunjuk Buku praktikum yang diperoleh Buku pedoman prakitkum
praktikum yang digunakan?
sekolah, biasanya didapatkan dari penerbit
5.
Aspek apa saja yang dinilai dalam kegiatan Proses kinerja di laboratorium Kesiapan siswa, laporan siswa praktikum kimia?
6.
dan juga laporan praktikumnya
Apakah dilakukan penilaian psikomotorik dalam Iya
Dilakukan
kegiatan praktikum kimia? jika tidak, apa alasannya? *jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 8 pada bagian pertanyaan selanjutnya 7.
Bagaimana
cara
bapak/ibu
menilai
aspek Melihat
psikomotor siswa dalam kegiatan praktikum?
siswa
dalam Kebiasaan, keaktifan siswa
pengamatan kinerja di lan, bagaimana dia menggunakan alat-alat dan bahan yamg benar,
87
bagaimana
melakukan
percobaannya apakah langkah kerjanya
betul
atau
tidak,
membersihkan alat dan meja praktikum 8.
Adakah instrumen penilaian aspek psikomotorik Ada
Tidak ada
yang dapat digunakan sebagai acuan bapak/ibu untuk menilai kemampuan psikomotor siswa dalam melakukan kegiatan praktikum? *jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 12 9.
Apakah instrumen penilaian yang digunakan Masih bersifat global, belum sudah spesifik untuk setiap praktikum atau masih spesifik setiap materi bersifat umum/global?
10.
Bagaimana bentuk instrumen penilaian yang Bentuknya belum spesifik
-
digunakan? 11.
Apakah instrumen penilaian tersebut sudah Sudah dilengkapi
dengan
rubrik
sebagai
-
acuan
penilaian?
88
12.
Menurut bapak/ibu, apakah perlu dikembangkan Perlu, agar membantu penilaian Perlu instrumen penilaian aspek psikomotor pada lebih objektif praktikum kimia?
13.
Bagaimana bentuk instrumen penilaian yang Ya, yang baik dan mudah Mudah digunakan diharapkan?
digunakan untuk menilai siswa
2. Wawancara Siswa a. Identitas Siswa Narasumber 1
: Nadhiefa Rahmadania Hasna
Kelas
: XII MIA MA Annajah
Narasumber 2
: Fauzan Adenry
Kelas
: XII MIA MA Annajah
Narasumber 3
: Muhammad Al Fiqih
Kelas
: XII MIA MA Annajah
Narasumber 4
: Abdan Syakur Dwi Ramadhan
Kelas
: XII MIA MA Annajah 89
b. Hasil Wawancara Siswa No 1.
Pernyataan
Narasumber 1
Narasumber 3
Apakah proses pembelajaran Ya, saya belajar Ya, betul
Ya,
kimia, anda belajar melalui melalui
metode praktikum
metode praktikum? 2.
Narasumber 2
metode
melalui Ya, pernah
prakitkum
Bagaimana minat anda terhadap Baik dan mem- Senang, kegiatan
Narasumber 4
praktikum
karena Lumayan, cukup Bagus,
yang buat saya senang, dapat menambah menyenangkan
dilaksanakan? Alasannya?
karena
prakitikum kimia
karena saya bisa ilmu
menimbulkan rasa
mengtahui
penasaran
be-
berapa percobaan
dapat
dan
membuat
lebih mengerti 3.
Tahap-tahap apa saja yang Tahap persiapan, Hanya membaca Awalnya dilakukan praktikum?
pada
kegiatan percobaan, penutup, laporan
prosedur,
lalu baca
dan memulai
yang
praktikum
mem- Pertama membaca prosedur prosedur diberikan praktikum,
lalu
dan oleh guru, mem- proses praktikum
menulis laporan
persiapkan
alat dan yang terkahir
dan menyediakan membuat bahan, setelah alat kesimpulan
dari
90
dan bahan siap yang lalu
telah
memulai dilakukan
praktikum, ketika praktikum selesai membuat kesimpulan dan
praktikum membuat
laporan 4.
Aktivitas
apa
yang
banyak
dilakukan
paling Pada
tahap Pada saat kegiatan Saat
dalam percobaan
kegiatan praktikum?
prakiktum,
melakukan Yang pasti pada
percobaan
tahap
praktikum
mencoba
dan
membuat
mencampurkan
kesimpulannya
larutan 5.
Setelah
mengikuti
praktikum,
kegiatan Dapat menguasai Menambah
kemampuan
yang anda dapatkan?
apa cara
mengguna- wawasan,
Pengetahuan dan Bertambah, wawasan
lebih
kan alat dan bahan menjadi hati-hati
luas,
lebih
serta
terampil
membuat saat bekerja
lalu keterampilan
dan
laporan
91
6.
Diantara kemampuan yang anda Tidak
hanya Pengetahuan
sebutkan
suatu bertambah, karena bertambah
sebelumnya, menguasai
kemampuan apakah yang anda materi, tetaoi juga belajar rasakan
paling
mengalami peningkatan?
banya keterampilan secara nyata
praktikum
Pengetahuan
dari lebih terampil
Pengetahuan dan tentang
zat-zat,
lalu keterampilan dalam menggunakan alat seperti
cara
menggunakan gelas ukur
92
93
LAMPIRAN 2 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN (Sebelum Validasi) KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PADA PRAKTIKUM KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Mata Pelajaran
:
Kimia
Kelas
:
X MIA
Semester
:
Genap
Materi
:
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Kompetensi Inti
:
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode yang sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar :
4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
Indikator
:
1. Merancang dan melakukan percobaan daya hantar listrik berbagai larutan 2. Mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaaan 3. Menyimpulkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaan 4. Mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit) dari data hasil percobaan 5. Menyajikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit
94
Tujuan:
:
Setelah melakukan percobaan, siswa dapat: 1. Merancang dan melakukan percobaan daya hantar listrik berbagai larutan 2. Mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaaan 3. Menyimpulkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaan 4. Mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit) dari data hasil percobaan 5. Menyajikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit
95
Tabel Kisi-Kisi Pembuatan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Aspek Penilaian Kerja Kinerja Proses
Domain Psikomotor Moving (bergerak)
Manipulating (memanipulasi)
Kinerja Produk
Communicating (berkomunikasi)
Creating (menciptakan)
Indikator Penilaian
Menyiapkan bahan yang akan digunakan Menyiapkan alat yang akan digunakan Mengikuti kegiatan praktikum dari awal sampai akhir Menggunakan/ mengoperasikan alat dan bahan Merangkai alat percobaan Melakukan pengukuran Membersihkan alat dan meja kerja Menuliskan Tujuan Praktikum Menuliskan data hasil pengamatan Menyampaikan analisis data hasil praktikum Menyampaikan kendala dalam praktikum Menyampaikan kesimpulan praktikum Mendengarkan pendapat orang lain Merangkai dan Menggambar-kan alat uji coba larutan elektrolit
Nomor Butir
Jumlah Butir
2, 5
2
3, 6
2
23
1
8, 9, 11, 12, 13
5
7 10 4,14,16, 17,18
1 1 4
1
1
15
1
19
1
20
1
21
1
22
1
24
1
Menganalisis larutan yang 25 belum diketahui Total Butir
1
lebih sederhana kreatif
dan
25
LAMPIRAN 3 Rancangan produk sebelum validasi
97
98
Lembar Kerja Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit A. Kompetensi Dasar Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. B. Tujuan Percobaan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………… C. Dasar Teori Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Untuk mengetahui suatu larutan bersifat elektrolit atau non elektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat menyalakan lampu. Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus listrik dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dapat terjadi karena dalam pelarut air, zat-zat terlarut terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. Elektrolit kuat banyak menghasilkan ion-ion, elektrolit lemah hanya menghasilkan ion-ion, sedangkan non elektrolit tidak menghasilkan ion-ion.
99
D. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan: Alat Gelas ukur 50 ml Gelas ukur 100 ml Kaca arloji Pipet tetes Neraca
Jumlah 3 buah 2 buah 1 buah 3 buah 1 buah
Bahan Batang karbon Tisu Botol semprot Kabel Batu Batrei 9 volt Papan kayu/Triplek 5cm x 13cm Lampu bohlam kecil Isolatip atau Lakban Larutan
2. Bahan yang digunakan untuk Uji nyala lampu: a. Larutan natrium karbonat 1 M b. Larutan natrium hidroksida1 M c. Larutan natrium tiosulfat 1M d. Larutan asam klorida 0,5 M e. Larutan asam nitrat 1 M f. Larutan asam asetat 1 M g. Alkohol 70% h. Larutan garam 1 M i. Larutan gula 1 M j. Larutan urea 1 M k. Air l. Air sabun m. Minyak goreng/griseril tritearin 3.
Jumlah 2 buah Secukupnya 1 buah Secukupnya 2 buah 1 buah 1 buah 1 gulung 8 macam
Petunjuk Keamanan Bahan: Asam sulfat: Korosif HCl : Mudah Menyala NaOH : Korosif
Langkah Kerja 1. Rangkailah alat penguji elektrolit seperti pada gambar yang dibuat 2. Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik 3. Masukkan salah satu larutan yang akan diuji daya hantar listriknya kedalam gelas beker sebanyak 30 ml 4. Masukkan kedua elektroda tersebut kedalam larutan 5. Amati dan catat perubahan yang terjadi 6. Bersihkan kedua elektrode alat penguji tersebut dengan memasukkannya kedalam air dan keringkan menggunakan kertas hisap atau kain lap 7. Ulangi langkah 2-6 dengan larutan yang berbeda
100
E. Tabel Hasil Pengamatan Salin dan lengkapilah tabel berikut. No
Larutan
1.
Larutan natrium karbonat Larutan natrium hidroksida Larutan natrium tiosulfat Larutan asam klorida Larutan asam nitrat Larutan asam asetat Alkohol 70% Air Larutan garam Larutan gula Larutan urea Air sabun Minyak goreng
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Rumus Senyawa
Pengamatan Keterangan (Larutan Nyala Lampu Gelembung pada elektrolit elektroda kuat, Terang Redup Mati Banyak Sedikit Tidak ada lemah, atau non elektrolit
Keterangan: Berilah tanda checklist (√ ) pada tabel yang sesuai dengan hasil pengamatan
101
F. Pembahasan Buatlah pembahasan secara individu dengan menghubungkan antara teori dan hasil pengamatan yang diperoleh! Jika hasil pengamatan yang diperoleh berbeda dengan teori, berilah alasan ilmiah untuk hasil yang berbeda tersebut! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………
G. Kendala dalam melakukan praktikum Adakah kendala yang kalian temui dalam melakukan praktikum? Tuliskan kendala tersebut beserta solusinya! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………
102
H. Kesimpulan Praktikum Berdasarkan pembahasan yang telah dibuat, buatlah kesimpulan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………
I.
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………
103
104
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor pada Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Petunjuk Penggunaan: 1. Instrumen penilaian ini digunakan oleh pendidik untuk menilai aspek psikomotor peserta didik pada praktikum kimia “Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” 2. Instrumen penilaian ini dapat digunakan untuk menilai aspek psikomotor baik secara individu maupun kelompok 3. Bacalah pernyataan dan rubrik dengan cermat dan teliti sebelum melakukan penilaian 4. Isilah identitas dengan lengkap di kolom yang telah disediakan sebelum melakukan penelitian 5. Isilah instrumen penilaian ini berdasarkan keadaan yang sebenarnya 6. Instrumen penilaian ini menggunakan penskoran dengan skala 0-4, berikan skor (4, atau 3, atau 2, atau 1, atau 0) dengan mengisinya pada kolom skor yang telah disediakan dengan kriteria yang telah diberikan pada rubrik penilaian 7. Hanya diperkenankan untuk memberikan satu penilaian skor 8. Tentukan skor total dengan cara menjumlahkan setiap skor yang didapat pada tiap pernyataan 9. Tentukan nilai akhir siswa melalui perhitungan berikut: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑥 100% 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 ∑ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
105
Nama Siswa
: 1. …………………………… 4. …………………………… 2. …………………………… 5. …………………………… 3. ……………………………
Kelas
: ………………………………
Tanggal
: ………………………………
Sekolah
: ………………………………
Penilai
: ……………………………… Penilaian Kinerja Proses
No.
1.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Mengambil bahan secara lengkap dengan hati-hati (kelompok) Mengambil bahan secara lengkap 4 menggunakan wadah dengan hati-hati
Mengambil bahan secara lengkap tanpa wadah dengan hati-hati
3
Mengambil bahan tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan tidak hati-hati
2
Mengambil bahan tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan tidak hati-hati
1
……
106
No.
2.
3.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak mengambil bahan 0 Mengambil alat secara lengkap dengan hati-hati (kelompok) Mengambil alat secara lengkap 4 menggunakan wadah dengan hati-hati
Mengambil alat secara lengkap tanpa wadah dengan hati-hati
3
Mengambil alat tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan tidak hatihati
2
Mengambil alat tidak lengkap tanpa menggunakan wadah dan tidak hatihati
1
Tidak mengambil alat 0 Membersihkan alat dan dikeringkan (kelompok) Membersihkan semua alat dan 4 dikeringkan sebelum digunakan Membersihkan semua alat tetapi tidak 3 dikeringkan sebelum digunakan
……
107
No.
4.
5.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak membersihkan lebih dari 1-2 2 alat tetapi alat yang dibersihkan dikeringkan sebelum digunakan Tidak membersihkan lebih dari 2 alat 1 dan tidak dikeringkan sebelum digunakan Tidak membersihkan semua alat 0 sebelum digunakan Menata bahan di meja praktikum dengan rapi (kelompok) Menata bahan yang digunakan dalam 4 praktikum di meja kerja dengan rapi dan memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Menata bahan yang digunakan dalam 3 praktikum di meja kerja dengan rapi namun tidak memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Menata bahan yang digunakan dalam 2 praktikum di meja kerja dengan tidak rapi namun memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Menata bahan yang digunakan dalam 1 praktikum di meja kerja dengan tidak rapi dan tidak memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Tidak menata bahan yang digunakan 0 dalam praktikum di meja kerja serta tidak memeriksa kelengkapannya Menata alat di meja praktikum dengan rapi (kelompok) Menata alat yang digunakan pada 4 praktikum di meja kerja dengan rapi dan memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Menata alat yang digunakan dalam 3 praktikum di meja kerja dengan tidak rapi namun memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Menata alat yang digunakan pada 2 praktikum di meja kerja dengan rapi namun tidak memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Menata alat yang digunakan dalam 1 praktikum di meja kerja dengan tidak rapi namun memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan
……
108
No.
6.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak menata alat yang digunakan 0 dalam praktikum di meja kerja serta tidak memeriksa kelengkapannya Merangkai alat uji coba larutan elektrolit dan non elektrolit (kelompok) Merangkai alat uji coba sesuai dengan 4 gambar yang disajikan dengan rapi
Merangkai alat uji coba sesuai dengan gambar yang disajikan tetapi tidak rapi
3
Merangkai alat uji coba tidak sesuai gambar yang disajikan tetapi rapi
2
Merangkai alat uji coba tidak sesuai dengan gambar yang disajikan dan tidak rapi
1
Tidak merangkai alat uji coba
0
……
109
No.
7.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Menuangkan larutan melalui batang pengaduk yang bersentuhan bibir botol reagen (individu) Menuangkan masing-masing larutan 4 melalui batang pengaduk yang bersentuhan dengan bibir botol reagen tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang bersentuhan dengan bibir botol reagen dan ada larutan yang tumpah
3
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang tidak bersentuhan dengan bibir botol reagen tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang tidak bersentuhan dengan bibir botol reagen dan ada larutan yang tumpah
1
……
110
No.
8.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak menuangkan larutan 0 Menuangkan larutan dari gelas beaker ke gelas ukur (individu) Menuangkan larutan melalui dinding 4 bagian dalam gelas ukur yang bersentuhan dengan bibir gelas kimia tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang bersentuhan dengan bibir gelas kimia dan ada larutan yang tumpah
3
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas kimia tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas kimia dan ada larutan yang tumpah
1
……
111
No.
9.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak menuangkan larutan ke dalam 0 gelas ukur Membaca volume larutan pada gelas ukur (individu) Mengukur volume larutan dengan 4 menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur pada tempat yang datar
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata tidak sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur pada tempat yang datar
3
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur dengan tangan
2
……
112
No.
10.
Aspek Penilaian
Skor
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata tidak sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur dengan tangan
1
Tidak mengukur volume larutan 0 menggunakan gelas ukur Meneteskan larutan dari pipet (individu) Menempelkan ujung pipet tetes 4 dengan dinding bagian dalam gelas ukur dan meneteskan larutan melalui dinding gelas ukur
Memasukkan ujung pipet ke dalam gelas ukur dan meneteskan tanpa melaui dinding gelas ukur
3
……
Nama Siswa …… …… ……
……
113
No.
11.
Aspek Penilaian
Skor
Memasukkan ujung pipet ke dalam gelas ukur dan meneteskan tanpa melalui dinding gelas ukur
2
Memasukkan ujung pipet ke dalam larutan pada gelas ukur
1
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak meneteskan larutan 0 Menuangkan larutan dari gelas ukur ke gelas beaker (individu) Menuangkan larutan dari gelas ukur 4 melalui dinding gelas beker yang bersentuhan dengan bibir gelas ukur tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang bersentuhan dengan bibir gelas ukur dan ada larutan yang tumpah
3
……
114
No.
12.
Aspek Penilaian
Skor
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas ukur tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas ukur dan ada larutan yang tumpah
1
……
Tidak menuangkan larutan ke dalam 0 gelas beker Memasukkan elektroda ke dalam larutan (individu) Memasukkan elektroda dengan 4 setengah elektroda ke dalam larutan dan kedua elektroda tidak menyentuh dinding gelas beker
Memasukkan elektroda dengan setengah elektroda ke dalam larutan tetapi salah satu elektroda menyentuh dinding gelas beker
3
Nama Siswa …… …… ……
……
115
No.
13
Aspek Penilaian
Skor
Memasukkan elektroda dengan seluruh elektroda masuk ke dalam larutan serta kedua elektroda menyentuh dinding gelas beaker
2
Memasukkan elektroda dengan seluruh elektroda masuk ke dalam larutan serta kedua elektroda menyentuh dinding hingga menyentuh dasar gelas beaker
1
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak memasukkan elektroda 0 kedalam larutan Mencuci elektroda dan mengeringkannya (individu) Mencuci elektroda dengan 4 menyelupkan ¾ elektroda dan mengeringkan dengan kain lap atau tisu
Mencuci elektroda dengan menyelupkan seluruhnya hingga mengenai tembaga kabel elektroda dan mengeringkan dengan kain lap atau tisu
3
……
116
No.
14
Aspek Penilaian
Skor
Mencuci elektroda dengan menyelupkan 3/4 elektroda dan tidak mengeringkan dengan kain lap atau tisu
2
Mencuci elektroda dengan menyelupkan seluruhnya hingga mengenai tembaga kabel elektroda dan tidak mengeringkan dengan kain lap atau tisu
1
……
Nama Siswa …… …… ……
……
Tidak mencuci elektroda dengan air 0 Meletakan kembali larutan yang belum tercemar dan membuang larutan yang sudah tercemar (kelompok) Meletakkan kembali larutan yang 4 tidak tercemar ke tempat semula dan membuang larutan yang tercemar dengan diencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang Meletakkan kembali larutan yang 3 tidak tercemar ke tempat semula dan membuang tanpa diencerkan terlebih dahulu larutan yang tercemar di tempat di wastafel Membuang semua yang tercemar 2 maupun larutan yang tidak tercemar dan mengencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang jika larutan ada yang tercemar Membuang semua yang tercemar 1 maupun larutan yang tidak tercemar
117
No.
15.
16
17 .
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
tanpa mengencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang jika larutan ada yang tercemar Tidak membuang larutan 0 Membersihkan alat yang dipakai dan dikeringkan (kelompok) Mencuci alat yang digunakan dengan 4 menggunakan sabun dan dikeringkan Mencuci alat yang digunakan dengan 3 menggunakan sabun tetapi tidak dikeringkan Mencuci alat yang digunakan hanya 2 dengan air dan dikeringkan Mencuci alat yang digunakan hanya 1 dengan air dan tidak dikeringkan Tidak mencuci alat praktikum 0 Membuang sampah dan merapikan meja (kelompok) Membuang sampah pada tempatnya dan merapikan meja kerja seperti semula Membuang sampah tidak pada tempatnya dan merapikan meja kerja seperti semula Membuang sampah pada tempatnya dan tidak merapikan meja kerja seperti semula Membuang sampah tidak pada tempatnya serta tidak merapikan meja seperti semula Tidak membuang sampah dan membersihkan meja kerja Mengikuti kegiatan praktikum (individu) Mengikuti kegiatan praktikum dari 4 awal sampai akhir dengan baik serta aktif Mengikuti kegiatan praktikum dari 3 awal sampai akhir dengan baik namun kurang aktif Mengikuti kegiatan praktikum dari 2 awal sampai akhir dengan kurang baik serta tidak aktif Tidak mengikuti sebagian kegiatan 1 praktikum Tidak mengikuti kegiatan praktikum 0
……
118
Penilaian Kinerja Produk No.
18.
19.
20.
21.
Aspek Penilaian
Skor
……
Menuliskan tujuan praktikum (Individu) Menuliskan tujuan praktikum dengan 4 jelas dan tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 3 kurang jelas tetapi tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 2 jelas namun tidak tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 1 tidak jelas dan tidak tepat Tidak menuliskan tujuan praktikum 0 Menuliskan data hasil pengamatan (individu) Menuliskan data hasil pengamatan 4 secara lengkap dan sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 3 secara lengkap namun tidak sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 2 secara tidak lengkap namun sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 1 secara tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan Tidak menuliskan data hasil 0 pengamatan Menyampaikan hasil pengamatan (kelompok) Menyampaikan hasil pengamatan 4 dengan tepat dan disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 3 dengan tepat namun tidak disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 2 dengan tidak tepat namun disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 1 dengan tidak tepat dan tidak disertai dengan teori yang relevan Tidak menyampaikan hasil pengamatan 0 Menyampaikan kendala yang ditemui (kelompok) Menyampaikan kendala yang ditemui 4 dalam praktikum dengan tepat dan menemukan solusi yang benar Menyampaikan kendala yang ditemui 3 dalam praktikum dengan tepat namun tidak menemukan solusi yang benar
Nama Siswa …… …… ……
……
119
No.
22.
23.
24 .
Aspek Penilaian
Skor
Menyampaikan kendala yang ditemui dalam praktikum dengan tidak tepat namun menemukan solusi yang benar Tidak tepat dalam menyampaikan kendala yang ditemui dalam praktikum serta tidak menemukan solusi yang benar
2
……
Nama Siswa …… …… ……
……
1
Tidak menyampaikan kendala dalam 0 praktikum Menyampaikan kesimpulan praktikum (kelompok) Menyampaikan kesimpulan praktikum 4 dengan tepat dan sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan hasil 3 praktikum dengan tepat namun tidak sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan hasil 2 praktikum dengan tidak tepat namun sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan dengan 1 tidak tepat dan tidak sesuai dengan tujuan praktikum Tidak menyampaikan kesimpulan hasil 0 praktikum Mendengarkan pendapat orang lain (individu) Mendengarkan pendapat orang lain 4 dengan penuh perhatian dan merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 3 dengan kurang perhatian (mengobrol, melamun, dll) namun merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 2 dengan penuh perhatian tetapi tidak merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 1 dengan kurang perhatian (mengobrol, melamun, dll) dan tidak merespon pendapat tersebut dengan baik Tidak mendengarkan pendapat orang 0 lain Merangkai dan menggambarkan alat uji coba larutan elektrolit lebih sederhana dan kreatif (individu) Merangkai dan menggambarkan alat uji 4 coba larutan elektrolit lebih sederhana
120
No.
25.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
dan kreatif serta mengganti lampu dengan bel atau yang lain Merangkai dan menggambarkan alat uji 3 coba larutan elektrolit tidak sederhana dan tidak kreatif tetapi mengganti lampu dengan bel atau yang lain Merangkai dan menggambarkan alat uji 2 coba larutan elektrolit lebih sederhana dan kreatif tetapi tidak mengganti lampu dengan bel atau yang lain Merangkai dan menggambarkan alat uji 1 coba larutan elektrolit tidak sederhana dan tidak kreatif serta tidak mengganti lampu dengan bel atau yang lain Tidak merangkai dan menggambarkan 0 alat uji coba lebih sederhana dan kreatif Menganalisis larutan yang tidak diketahui (individu) Menganalisis 3 larutan yang tidak diketahui dan menuliskan perubahan yang terjadi serta dapat menebak semua larutan dengan benar Menganalisis 3 larutan yang tidak diketahui dan menuliskan perubahan yang terjadi tetapi hanya menebak 2 larutan yang benar Menganalisis 3 larutan yang tidak diketahui dan menuliskan perubahan yang terjadi tetapi hanya menebak 1 larutan yang benar Menganalisis 3 larutan yang tidak diketahui dan menuliskan perubahan yang terjadi tetapi tidak dapat menebak semua larutan dengan benar Tidak menganalisis larutan yang belum diketahui
……
121
Pedoman Penskoran (Marking Scheme) Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia pada Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit 1. Mengubah skor mentah ke dalam persentase nilai dengan menggunakan rumus: ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100% ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 Keterangan: a. ∑ Skor mentah Jumlah skor yang diperoleh peserta didik dalam penilaian (mencakup kinerja proses dan produk) b. ∑ Skor tiap butir pernyataan Jumlah skor maksimal tiap butir pernyataan yang dapat diperoleh peserta didik dalam penilaian (mencakup kinerja proses dan produk) Jumlah skor tiap butir pernyataan dalam instrumen ini yaitu: Jumlah butir x skor maksimal tiap butir = 23 x 4 = 92 2. Melakukan interprestasi penilaian aspek psikomotor peserta didik pada praktikum kimia dengan kriteria dibawah ini Kriteria Nilai berdasarkan Arikunto dan Jabar (2007:18) Persentase (%) Kriteria 81-100 Amat Baik (A) 61-80 Baik (B) 41-60 Cukup (C) 21-40 Kurang (D) <21 Sangat Kurang (E)
122
LAMPIRAN 4 Lembar Validasi Produk
123
124
LAMPIRAN 5 Perhitungan Validitas Produk a.
Identitas Validator Validator I Nama Intansi Validator II Nama Intansi
b.
: Buchori Muslim, M.Pd : Progam Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Dila Fairusi, M.Si : Progam Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengolahan data validitas produk Indikator
No 1.
2. 3. Materi
4.
5.
6. Konstruksi 7. 8.
Pernyataan Pernyataan sesuai dengan indikator aspek psikomotor Pernyataan jelas dan lugas Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran psikomotor pada praktikum Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat sekolah Kebenaran susunan kalimat pada instrumen penilaian yang dikembangkan Adanya petunjuk jelas cara mengerjakan instrumen Adanya pedoman penskoran Tabel dan gambar disajikan secara jelas dan terbaca
Skor Validator I Validator II I I II 1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
125
Indikator
No 9.
10.
11. Bahasa
12.
13.
Pernyataan Bahasa harus komunikatif dan sesuai jenjang pendidikan responden Penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan instrumen penilaian Penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baku dalam penulisan instrumen penilaian Penulisan susunan kalimat pada instrumen penilaian tidak memuat makna ganda Pernyataan tidak menggunakan bahasa daerah setempat Skor Total Persentase (%)
Validator I I
Skor Validator II I II
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13 100%
11 84,6%
13 100%
126
c.
Rekapitulasi Skor Data Validitas Produk Aspek
Materi
Konstruksi
Bahasa
d.
No. Pernyataan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Skor Total Persentase
Skor Validasi KeI II 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 24 13 92,3% 100%
Perhitungan Rekapitulasi Skor Data Validitas Produk Validasi ke-I - Skor total = 24 - Skor maksimal = banyaknya pernyataan x jumlah validator = 13 x 2 = 26
- Persentase validitas = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 24 26
𝑥 100%
𝑥 100%
= 92,3 % Validasi ke-II - Skor total - Skor maksimal
= 13 = banyaknya pernyataan x jumlah validator = 13 x 1 = 13
- Persentase validitas = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 13 13
𝑥 100%
= 100 %
𝑥 100%
127
LAMPIRAN 6 Kisi-Kisi Setelah Validasi Tabel Kisi-Kisi Pembuatan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Aspek Penilaian Kerja Kinerja Proses
Domain Psikomotor Moving (bergerak)
Manipulating (memanipulasi)
Kinerja Produk
Communicating (berkomunikasi)
Creating (menciptakan)
Indikator Penilaian
Menyiapkan bahan yang akan digunakan Menyiapkan alat yang akan digunakan Mengikuti kegiatan praktikum dari awal sampai akhir Membersihkan alat dan meja kerja Menggunakan/ mengoperasikan alat dan bahan Melakukan pengukuran Menuliskan tujuan praktikum Menuliskan data hasil pengamatan Menyampaikan analisis data hasil praktikum Menyampaikan kendala dalam praktikum Menyampaikan kesimpulan praktikum Mendengarkan pendapat orang lain Merangkai dan Menggambarkan alat uji coba larutan elektrolit
lebih sederhana kreatif
Nomor Butir
Jumlah Butir
1, 4
2
2, 5
2
17
1
3, 13, 14, 15, 16 7, 8, 10, 11, 12
5
9 18
1 1
19
1
20
1
21
1
22
1
23
1
6, 24
2
5
dan
Total Butir
24
LAMPIRAN 7 RANCANGAN PRODUK SETELAH VALIDASI
131
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Instrumen ini berisi tentang aspek psikomotor siswa yang dapat diukur sampai bagaimana cara guru menggunakannya. Penyusunan instrumen ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengukur aspek psikomotor siswa. Instrumen ini cocok digunakan ketika ujian praktikum siswa. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Dedi Irwandi, M.Si dan Ibu Luki Yunita M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II, serta semua pihak yang telah turut serta membantu dalam penyusunan instrumen ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam instrumen penilaian ini, untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan instrumen ini sangat diharapkan. Semoga instrumen ini dapat memberikan kemudahan kepada guru kimia dalam memberikan penilaian psikomotor pada siswa. Jakarta, Januari 2016
Penyusun
132
KATA PENGANTAR ........................................................................
1
DAFTAR ISI .....................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN A. Petunjuk Umum ......................................................................... 2 B. Aspek Psikomotor ...................................................................... 3 C. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ....................................... 7 D. Tata Tertib Praktikum .............................................................. 10 BAB II PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR SISWA PRAKTIKUM KIMIA PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELKTOLIT A. Petunjuk Penggunaan Instrumen ............................................. 12 B. Lembar Kerja Siswa .................................................................. 14 C. Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian ............................. 20 D. Pedoman Penilaian .................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
37
134
A. Petunjuk Umum
Instrumen ini merupakan alat untuk mengukur psikomotorik siswa ketika praktikum. Instrumen ini berbentuk tes kinerja dengan mengacu pada aspek-aspek psikomotorik. Secara umum penggunaan instrumen ini ialah sebagai berikut: 1. Untuk lebih memahami tentang aspek psikomotorik siswa yang dinilai serta teori tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, guru dapat membaca bagian B dan C pada bab pendahuluan ini. 2. Setiap sekolah dapat menggunakan instrumen penilaian aspek psikomotor ini. 3. Penggunaan instrumen ini untuk lebih rincinya dapat dilihat pada petunjuk penggunaan instrumen. 4. Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek psikomotorik siswa dalam buku ini meliputi Lembar Kerja Siswa, rubrik penskoran, instrumen penilaian psikomotor siswa dan pedoman penilaian.
135
B. Aspek Psikomotor Dalam kurikulum 2013 penilaian aspek psikomotor atau keterampilan terdapat dalam kompetensi inti (KI) 4. Hampir semua mata pelajaran memiliki aspek keterampilan sebagai kelanjutan dari penilaian aspek kognitif atau pengetahuan pada KI 3 yang telah dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, KI 3 dapat menggambarkan bahwa siswa menguasai pengetahuan yang dipelajari, sedangkan KI 4 menggambarkan bahwa siswa menguasai keterampilan yang dipelajari. Aspek motorik,
psikomotor
koordinasi
otot
mencakup dan
aspek-aspek
perkembangan
keterampilan-keterampilan
fisik
(Trowbridge dan Bybee. 1973). Menurut Arikunto (2012) pengukuran aspek psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya aspek ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran aspek kognitif sekaligus. Misalnya, penampilan siswa dalam menggunakan dan membaca gelas ukur mulai dari pengetahuan mereka mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya, kemudian baru cara menggunakannya dalam bentuk keterampilan. Untuk pengukuran keterampilan ini diperinci antara lain: cara memasukkan larutan ke dalam gelas ukur, cara membaca batas miniskus, cara membersihkan, dan sebagainya. Untuk melakukan penilaian terhadap siswa secara terperinci tentunya akan sulit dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Biasanya guru mengukur aspek psikomotor siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode praktikum. Penilaian aspek psikomotor dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen tes kinerja atau nontes dengan observasi (Sofyan, dkk. 2006). Untuk mempermudah guru dalam melakukan penilaian psikomotor terhadap siswa pembuatan instrumen penilaian psikomotor sangat diperlukan.
136
Dari beberapa teori aspek psikomotor yang ada, menurut Sofyan, dkk klasifikasi domain psikomotor Trowbridge dan Bybee sebagai indikator penilaian cocok untuk penilaian aspek psikomotor dalam pembelajaran sains. Indikator aspek psikomotor Trowbridge dan Bybee (1973) terbagi ke dalam empat domain yaitu moving (bergerak), manipulating (memanipulasi),
communicating
(berkomunikasi),
creating
dan
(mencipta). Berikut penjelasan tiap domain atau indikatornya:
Moving
(bergerak)
merupakan
domain yang merujuk pada gerakan tubuh yang
meilbatkan
koordinasi
gerakan-
gerakan fisik (Sofyan, dkk. 2006). Bergerak adalah respon otot terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indra (Trowbridge dan Bybee. 1973). Kata kerja yang dapat digunakan dalam merumuskan indikator adalah mengatur, membawa, membersihkan, mengikuti, menempatkan, memindahkan, merapikan, memperoleh, menyimpan dan berjalan. Contoh indikator yang dapat digunakan dalam kegiatan praktikum kimia seperti membersihkan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah, serta merapikan kembali alat-alat yang digunakan.
Manipulating
(memanipulasi)
merujuk pada aktivitas yang mencakup pola yang terkoordinasi dari gerakan beberapa bagian tubuh sekaligus (Sofyan, dkk. 2006). kata
kerja
operasional
yang
dapat
digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajarnya antara lain;
137
mengatur,
memasang,
membersihkan,
membuat,
menghubungkan,
mengkalibrasi, mengkonsep,
mengubah, memisahkan,
mengaitkan, menangani, memanaskan, membuat, mencampurkan, memperbaiki, mengaduk, dan menimbang. Contoh indikatornya seperti menuangkan larutan dari botol reagen ke gelas ukur dengan benar.
Communicating merupakan
aktivitas
(berkomunikasi) yang
menyajikan
gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain, atau sebaliknya, menyatakan suatu kebutuhan
akan
informasi
yang
ingin
diketahui. Menurut Trowbridge dan Bybe (1973), kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajarnya antara lain: menanya, menganalisis, mendeskripsikan, mendiskusikan, membuat, menggambar, menjelaskan, membuat grafik, memberikan nama atau menamai, mendengarkan, merekam, mensketsa, dan menulis.
Contoh
indikator
yang
dapat
dirumuskan
adalah
menyimpulkan hasil praktikum yang telah dilakukan.
Creating (mencipta) merujuk kepada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan baru. Suatu produk kreatif dalam
sains
biasanya
memerlukan
kombinasi dari moving, manipulating dan
communicating
dalam
membangkitkan
produk baru yang sifatnya unik. Dalam hal ini aspek kognitif, afektif dan psikomotor berkoordinasi dalam usaha untuk memecahkan suatu masalah dan menciptakan suatu ide baru (Trowbridge dan Bybe. 1973). Kata kerja operasional yang dpat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar
138
antara lain: menganalisis, membangun, menciptakan, merancang, dan merencanakan.
Indikator
yang
dapat
merencanakan suatu kegiatan praktikum.
dibentuk
contohnya
139
C. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Asam, basa atau garam yang dilarutkan ke dalam air, akan
terurai
menjadi
ion-ion,
karena ion-ion tersebut memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik Gambar 1.1 Alat penguji elektrolit Sumber: Gendel, 1993 (dalam Rahardjo dan Ispriyanto. 2014)
(Widyatmoko,
2009).
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik (Syukri, 1999). Untuk mengetahui suatu larutan bersifat larutan elektrolit atau nonelektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit seperti ditunjukan pada Gambar 1.1. Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menyalakan lampu. Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus listrik dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dapat terjadi karena dalam pelarut air, zat-zat terlarut terurai menjadi ion-ion positif dan ion negative. Elektrolit kuat banyak menghasilkan ion-ion, elektrolit lemah hanya sedikit menghasilkan ionion, sedangkan nonelektrolit tidak menghasilkan ion-ion. Seperti yang dijelaskan dalam gambar 1.2 di bawah ini;
140
Gambar 1.2 (a) Metanol (CH3OH) termasuk non elektrolit (Lampu tidak menyala) karena tidak menghasilkan ion dalam larutannya, (b) Magnesium Klorida (MgCl2) termasuk elektrolit kuat (nyala lampu terang) karena menghasilkan ion dalam larutannya, dan (c) Asam asetat (CH3COOH) termasuk elektrolit lemah (nyala lampu redup) karena menghasilkan sedikit ion dalam larutannya. Sumber: Petrucci, 2007
Berikut kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran; Materi
:
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Kompetensi Inti
:
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan
kreatif,
serta
mampu
menggunakan metode yang sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar :
4.8.
Merancang,
menyimpulkan
serta
melakukan, menyajikan
dan hasil
percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
141
Indikator
:
1. Merancang dan melakukan
percobaan
daya hantar listrik berbagai larutan 2. Mendefinisikan
pengertian
larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaaan 3. Menyimpulkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaan 4. Mengelompokkan
larutan
berdasarkan
daya hantar listriknya (larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit) dari data hasil percobaan 5. Menyajikan
hasil
percobaan
larutan
elektrolit dan non elektrolit Tujuan:
:
Setelah melakukan percobaan, siswa dapat: 1. Merancang dan melakukan
percobaan
daya hantar listrik berbagai larutan 2. Mendefinisikan
pengertian
larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaaan 3. Menyimpulkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan percobaan 4. Mengelompokkan
larutan
berdasarkan
daya hantar listriknya (larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit) dari data hasil percobaan 5. Menyajikan
hasil
percobaan
elektrolit dan non elektrolit
larutan
142
D. Tata Tertib Laboratorium Kimia Berikut tata tertib laboratorium kimia; 1. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus memakai sepatu (dilarang mengenakan sandal atau sepatu sandal) dan jas laboatorium yang dikancingkan dengan rapi. 2. Tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam laboratorium. 3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang di tentukan, diwajibkan mengganti di hari lain yang telah ditentukan oleh guru. 4. Sebelum melakukan kegiatan praktikum baca dan pelajarilah modul praktikum dan SDS (Safety Data Sheet) dari setiap bahan yang digunakan. 5. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan meminjam alat-alat dengan mengisi buku peminjaman alat dan menandatangani peminjaman alat. 6. Semua peralatan yang dipinjam menjadi tanggung jawab penuh pemakainya
dan
harus
diperiksa
terlebih
dahulu
sebelum
digunakan. Jika ada alat yang rusak segera dilaporkan kepada guru. 7. Selama praktikum berlangsung, kondisi tempat praktik masingmasing kelompok harus dijaga kebersihannya. 8. Selama praktikum berlangsung, diharapkan praktikan selalu berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan bahan/zat. 9. Sesudah melaksanakan praktikum, alat-alat harus dikembalikan dalam keadaan bersih dan kering serta mengisi buku peminjaman alat dan menandatangani pengembalian alat. 10. Setiap kelompok diharuskan membuat laporan praktikum 11. Praktikan diharuskan mengisi setiap tugas yang ada di didalam lembar kerja siswa
144
A. Petunjuk Penggunaan Instrumen Berikut adalah petunjuk penggunaan Instrumen Penilaian; 1. Instrumen penilaian ini digunakan oleh pendidik untuk menilai aspek psikomotor peserta didik pada praktikum kimia “Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” 2. Instrumen penilaian ini dapat digunakan untuk menilai aspek psikomotor baik secara individu maupun kelompok 3. Bacalah pernyataan dan rubrik dengan cermat dan teliti sebelum melakukan penilaian 4. Isilah identitas dengan lengkap sebelum melakukan penelitian 5. Isilah
instrumen
penilaian
ini
berdasarkan
keadaan
yang
sebenarnya 6. Instrumen penilaian ini menggunakan penskoran dengan skala 0-4, berikan skor (4, atau 3, atau 2, atau 1, atau 0) dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom skor yang telah disediakan dengan kriteria yang telah diberikan pada rubrik penilaia 7. Hanya diperkenankan untuk memberikan satu tanda check list (√) pada setiap satu penilaian skor 8. Kinerja siswa yang dinilai meliputi aktivitas perkelompok dan perorangan (penjelasan ada disetiap nomor pernyataan). Oleh karena itu penilai harus meminta setiap siswa untuk melakukan aktivitas yang dinilai secara perorangan. Adapun aktivitas perkelompok, penilai cukup meminta siswa bekerjasama dalam melakukan aktivitas yang dinilai tersebut.
145
9. Apabila ditemukan kriteria kinerja siswa tidak sesuai dengan kriteria pada rubrik penskoran, maka penentuan pemberian skor diserahkan kepada guru untuk memutuskan berapa skor yang diperoleh siswa. 10. Apabila praktikum telah selesai, guru meminta siswa untuk melengkapi dan menjawab pertanyaan yang terdapat di LKS
146
Memasukan skor yang tiap siswa ke daftar rekapitulasi skor B.diperoleh Lembar Kerja Siswa siswa. Selanjutnya skor dikonveri ke bentuk nilai.
147
A. Kompetensi Dasar Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. B. Tujuan Praktikum ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ C. Dasar Teori Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
larutan
non-elektrolit
adalah
larutan
yang
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk mengetahui suatu larutan bersifat elektrolit atau non elektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menyalakan lampu. Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus listrik dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dapat terjadi karena dalam pelarut air, zat-zat terlarut terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. Elektrolit kuat banyak menghasilkan ion-ion, elektrolit lemah hanya menghasilkan ion-ion, sedangkan nonelektrolit tidak menghasilkan ion-ion D. Rangkaian Alat Uji Coba Gambarlah rangkaian alat uji coba larutan elektrolit dan nonelektrolit!
148
E. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan Alat Gelas ukur 50 ml Gelas ukur 100 ml Kaca arloji Pipet tetes Nampan Batang Pengaduk
Bahan Batang karbon Tisu Botol semprot Kabel Batu Batrei 9 volt Papan kayu/Triplek 5cm x 13cm Lampu bohlam kecil Isolatip atau Lakban Larutan 2. Bahan yang digunakan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Larutan natrium karbonat 1 M Larutan natrium hidroksida 1 M Larutan natrium tiosulfat 1 M Larutan asam klorida 1 M Larutan asam nitrat 1 M Larutan asam asetat 1 M Alkohol 70% Air Larutan garam Larutan gula Larutan urea Air sabun Minyak goreng
F. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat penguji elektrolit seperti gambar yang dibuat 2. Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik 3. Masukkan salah satu larutan yang akan diuji daya hantar listriknya ke dalam gelas beaker sebanyak 30 ml 4. Masukkan kedua elektroda ke dalam larutan 5. Amati dan catat perubahan yang terjadi 6. Bersihkan kedua elektroda alat penguji tersebut dengan memasukkannya ke dalam air dan keringkan menggunakan
tissue
7. Ulangi langkah 2-6 dengan larutan berbeda
149
G. Tabel Hasil Pengamatan Lengkapilah tabel berikut denga memberikan tanda check list (√) sesuai dengan hasil percobaan!
150
H. Pembahasan Buatlah pembahasan secara individu dengan menghubungkan antara teori dan hasil pengamatan yang diperoleh! Jika hasil pengamatan yang diperoleh berbeda dengan teori, berilah alasan ilmiah untuk hasil yang berbeda tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… I.
Kendala yang Di Temukan dalam Praktikum Adakah kendala yang kalian temui dalam melakukan praktikum? Tuliskan kendala tersebut beserta solusinya! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
151
J. Kesimpulan Praktikum Berdasarkan pembahasan yang telah dibuat, buatlah kesimpulan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… K. Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
152
C. Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian
Nama Siswa
: 1. …………………………… 4. …………………………………… 2. …………………………… 5. …………………………………… 3. ……………………………
Kelas
: ………………………………
Tanggal
: ………………………………
Sekolah
: ………………………………
Penilai
: ……………………………… Penilaian Kinerja Proses
No.
1.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Mengambil bahan secara lengkap dengan hati-hati (kelompok) Mengambil bahan secara lengkap 4 menggunakan wadah dengan hati-hati
Mengambil bahan secara lengkap tanpa wadah dengan hati-hati
3
Mengambil bahan tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan ceroboh
2
……
153
No.
2.
3.
Aspek Penilaian
Skor
Mengambil bahan tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan ceroboh
1
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak mengambil bahan 0 Mengambil alat secara lengkap dengan hati-hati (kelompok) Mengambil alat secara lengkap 4 menggunakan wadah dengan hati-hati
Mengambil alat secara lengkap tanpa wadah dengan hati-hati
3
Mengambil alat tidak lengkap dengan menggunakan wadah dan ceroboh
2
Mengambil alat tidak lengkap tanpa menggunakan wadah dan ceroboh
1
Tidak mengambil alat 0 Membersihkan alat dan dikeringkan (kelompok) Membersihkan semua alat dan 4 dikeringkan sebelum digunakan Membersihkan semua alat tetapi tidak 3 dikeringkan sebelum digunakan
……
154
No.
4.
5.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak membersihkan lebih dari 2 setengah dari total semua alat tetapi alat yang dibersihkan, dikeringkan sebelum digunakan Tidak membersihkan dan 1 mengeringkan lebih dari setengah dari total semua alat Tidak membersihkan semua alat 0 sebelum digunakan Menata bahan di meja praktikum dengan rapi (kelompok) Menata bahan yang digunakan dalam 4 praktikum di meja kerja dengan rapi dan memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Menata bahan yang digunakan dalam 3 praktikum di meja kerja dengan rapi namun tidak memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Menata bahan yang digunakan dalam 2 praktikum di meja kerja dengan tidak rapi namun memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Tidak rapi dalam menata bahan yang 1 digunakan pada praktikum di meja kerja dengan serta tidak memeriksa kelengkapan semua bahan yang digunakan Tidak menata bahan yang digunakan 0 dalam praktikum di meja kerja serta tidak memeriksa kelengkapannya Menata alat di meja praktikum dengan rapi (kelompok) Menata alat yang digunakan pada 4 praktikum di meja kerja dengan rapi dan memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Tidak rapi dalam menata alat yang 3 digunakan pada praktikum di meja kerja dengan namun memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Menata alat yang digunakan pada 2 praktikum di meja kerja dengan rapi namun tidak memeriksa kelengkapan semua alat yang digunakan Tidak rapi dalam menata alat yang 1 digunakan pada praktikum di meja kerja dengan serta tidak memeriksa
……
155
No.
6.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
kelengkapan semua alat yang digunakan Tidak menata alat yang digunakan 0 dalam praktikum di meja kerja serta tidak memeriksa kelengkapannya Merangkai alat uji coba larutan elektrolit dan non elektrolit (kelompok) Merangkai alat uji coba sesuai dengan 4 gambar yang dibuat dengan rapi
Merangkai alat uji coba sesuai dengan gambar yang dibuat tetapi tidak rapi
3
Merangkai alat uji coba tidak sesuai gambar yang dibuat tetapi rapi
2
Merangkai alat uji coba tidak sesuai dengan gambar yang dibuat dan tidak rapi
1
Tidak merangkai alat uji coba
0
……
156
No.
7.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Menuangkan larutan melalui batang pengaduk yang bersentuhan bibir botol reagen (individu) Menuangkan masing-masing larutan 4 melalui batang pengaduk yang bersentuhan dengan bibir botol reagen tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang bersentuhan dengan bibir botol reagen dan ada larutan yang tumpah
3
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang tidak bersentuhan dengan bibir botol reagen tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan masing-masing larutan melalui batang pengaduk yang tidak bersentuhan dengan bibir botol reagen dan ada larutan yang tumpah
1
……
157
No.
8.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak menuangkan larutan 0 Menuangkan larutan dari gelas beaker ke gelas ukur (individu) Menuangkan larutan melalui dinding 4 bagian dalam gelas ukur yang bersentuhan dengan bibir gelas kimia tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang bersentuhan dengan bibir gelas kimia dan ada larutan yang tumpah
3
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas kimia tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan larutan melalui dinding bagian dalam gelas ukur yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas kimia dan ada larutan yang tumpah
1
……
158
No.
9.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak menuangkan larutan ke dalam 0 gelas ukur Membaca volume larutan pada gelas ukur (individu) Mengukur volume larutan dengan 4 menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur pada tempat yang datar
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata tidak sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur pada tempat yang datar
3
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur dengan tangan
2
……
159
No.
10.
Aspek Penilaian
Skor
Mengukur volume larutan dengan menggunakan meniscus bawah larutan, posisi mata tidak sejajar (mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur dengan tangan
1
Tidak mengukur volume larutan 0 menggunakan gelas ukur Meneteskan larutan dari pipet (individu) Memasukkan ujung pipet ke dalam 4 gelas ukur dan meneteskan tanpa melaui dinding gelas ukur
Meneteskan larutan jauh dari atas bibir gelas ukur
3
……
Nama Siswa …… …… ……
……
160
No.
11.
Aspek Penilaian
Skor
Menempelkan ujung pipet tetes dengan dinding bagian dalam gelas ukur dan meneteskan larutan melalui dinding gelas ukur
2
Memasukkan ujung pipet ke dalam larutan pada gelas ukur
1
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak meneteskan larutan 0 Menuangkan larutan dari gelas ukur ke gelas beaker (individu) Menuangkan larutan dari gelas ukur 4 melalui dinding gelas beker yang bersentuhan dengan bibir gelas ukur tanpa ada larutan yang tumpah
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang bersentuhan dengan bibir gelas ukur dan ada larutan yang tumpah
3
……
161
No.
12.
Aspek Penilaian
Skor
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas ukur tanpa ada larutan yang tumpah
2
Menuangkan larutan dari gelas ukur melalui dinding gelas beker yang tidak bersentuhan dengan bibir gelas ukur dan ada larutan yang tumpah
1
……
Tidak menuangkan larutan ke dalam 0 gelas beker Memasukkan elektroda ke dalam larutan (individu) Memasukkan elektroda dengan 4 setengah elektroda ke dalam larutan dan kedua elektroda tidak menyentuh dinding gelas beker
Memasukkan elektroda dengan setengah elektroda ke dalam larutan tetapi kedua elektroda menyentuh dinding gelas beker
3
Nama Siswa …… …… ……
……
162
No.
13
Aspek Penilaian
Skor
Memasukkan elektroda dengan seluruh elektroda masuk ke dalam larutan serta kedua elektroda menhyentuh dinding hingga menyentuh dasar gelas beker
2
Memasukkan elektroda ke dalam larutan dengan kedua elektoda saling bersentuhan
1
……
Nama Siswa …… …… ……
Tidak memasukkan elektroda 0 kedalam larutan Mencuci elektroda dan mengeringkannya (individu) Mencuci elektroda dengan 4 menyelupkan ¾ elektroda dan mengeringkan dengan kain lap atau tisu
……
163
No.
14
Aspek Penilaian
Skor
Mencuci elektroda dengan menyelupkan seluruhnya hingga mengenai tembaga kabel elektroda dan mengeringkan dengan kain lap atau tisu
3
Mencuci elektroda dengan menyelupkan 3/4 elektroda dan tidak mengeringkan dengan kain lap atau tisu
2
Mencuci elektroda dengan menyelupkan seluruhnya hingga mengenai tembaga kabel elektroda dan tidak mengeringkan dengan kain lap atau tisu
1
……
Nama Siswa …… …… ……
……
Tidak mencuci elektroda dengan air 0 Meletakan kembali larutan yang belum tercemar dan membuang larutan yang sudah tercemar (kelompok) Meletakkan kembali larutan yang 4 tidak tercemar ke tempat semula dan membuang larutan yang tercemar dengan diencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang Meletakkan kembali larutan yang 3 tidak tercemar ke tempat semula dan membuang tanpa diencerkan terlebih dahulu larutan yang tercemar di tempat di wastafel Membuang semua yang tercemar 2 maupun larutan yang tidak tercemar
164
No.
15.
16
17 .
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
dan mengencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang jika larutan ada yang tercemar Membuang semua yang tercemar 1 maupun larutan yang tidak tercemar tanpa mengencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang jika larutan ada yang tercemar Tidak membuang larutan 0 Membersihkan alat yang dipakai dan dikeringkan (kelompok) Mencuci alat yang digunakan dengan 4 menggunakan sabun dan dikeringkan Mencuci alat yang digunakan dengan 3 menggunakan sabun tetapi tidak dikeringkan Mencuci alat yang digunakan hanya 2 dengan air dan dikeringkan Mencuci alat yang digunakan hanya 1 dengan air dan tidak dikeringkan Tidak mencuci alat praktikum 0 Membuang sampah dan merapikan meja (kelompok) Membuang sampah pada tempatnya dan merapikan meja kerja seperti semula Membuang sampah tidak pada tempatnya dan merapikan meja kerja seperti semula Membuang sampah pada tempatnya dan tidak merapikan meja kerja seperti semula Tidak membuang sampah pada tempatnya serta tidak merapikan meja seperti semula Tidak membuang sampah dan membersihkan meja kerja Mengikuti kegiatan praktikum (individu) Mengikuti kegiatan praktikum dari 4 awal sampai akhir dengan baik serta aktif Mengikuti kegiatan praktikum dari 3 awal sampai akhir dengan baik namun kurang aktif Mengikuti kegiatan praktikum dari 2 awal sampai akhir dengan kurang baik serta tidak aktif Hanya mengikuti sebagian kegiatan 1 praktikum Tidak mengikuti kegiatan praktikum 0
……
165
Penilaian Kinerja Produk No.
18.
19.
Aspek Penilaian
Skor
……
Nama Siswa …… …… ……
……
Menuliskan tujuan praktikum (Individu) Menuliskan tujuan praktikum dengan 4 jelas dan tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 3 kurang jelas tetapi tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 2 jelas namun tidak tepat Menuliskan tujuan praktikum dengan 1 tidak jelas dan tidak tepat Tidak menuliskan tujuan praktikum 0 Merangkai alat uji coba larutan elektrolit dan non elektrolit (individu) (digambarkan) Merangkai alat uji coba sesuai dengan 4 benar dengan rapi
Merangkai alat uji coba sesuai dengan benar tetapi tidak rapi
3
Merangkai alat uji coba tidak sesuai tetapi rapi
2
Merangkai alat uji coba tidak sesuai gambar dan tidak rapi
1
166
No.
20.
21.
22.
Aspek Penilaian
Skor
……
Tidak merangkai alat uji coba 0 Menuliskan data hasil pengamatan (individu) Menuliskan data hasil pengamatan 4 secara lengkap dan sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 3 secara lengkap namun tidak sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 2 secara tidak lengkap namun sesuai dengan hasil pengamatan Menuliskan data hasil pengamatan 1 secara tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan Tidak menuliskan data hasil 0 pengamatan Menyampaikan hasil pengamatan (kelompok) Menyampaikan hasil pengamatan 4 dengan tepat dan disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 3 dengan tepat namun tidak disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 2 dengan tidak tepat namun disertai dengan teori yang relevan Menyampaikan hasil pengamatan 1 dengan tidak tepat dan tidak disertai dengan teori yang relevan Tidak menyampaikan hasil pengamatan 0 Menyampaikan kendala yang ditemui (kelompok) Menyampaikan kendala yang ditemui 4 dalam praktikum dengan tepat dan menemukan solusi yang benar Menyampaikan kendala yang ditemui 3 dalam praktikum dengan tepat namun tidak menemukan solusi yang benar Menyampaikan kendala yang ditemui 2 dalam praktikum dengan tidak tepat namun menemukan solusi yang benar
Nama Siswa …… …… ……
……
167
No.
23.
24.
Aspek Penilaian
Skor
Tidak tepat dalam menyampaikan kendala yang ditemui dalam praktikum serta tidak menemukan solusi yang benar
1
……
Tidak menyampaikan kendala dalam 0 praktikum Menyampaikan kesimpulan praktikum (kelompok) Menyampaikan kesimpulan praktikum 4 dengan tepat dan sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan hasil 3 praktikum dengan tepat namun tidak sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan hasil 2 praktikum dengan tidak tepat namun sesuai dengan tujuan praktikum Menyampaikan kesimpulan dengan 1 tidak tepat dan tidak sesuai dengan tujuan praktikum Tidak menyampaikan kesimpulan hasil 0 praktikum Mendengarkan pendapat orang lain (individu) Mendengarkan pendapat orang lain 4 dengan penuh perhatian dan merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 3 dengan kurang perhatian (mengobrol, melamun, dll) namun merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 2 dengan penuh perhatian tetapi tidak merespon pendapat tersebut dengan baik Mendengarkan pendapat orang lain 1 dengan kurang perhatian (mengobrol, melamun, dll) dan tidak merespon pendapat tersebut dengan baik Tidak mendengarkan pendapat orang 0 lain
Nama Siswa …… …… ……
……
168
D. Pedoman Penilaian
1. Mengubah skor mentah ke dalam persentase nilai dengan menggunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑥 100% ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
Keterangan: a. ∑ Skor mentah Jumlah skor yang diperoleh peserta didik dalam penilaian (mencakup kinerja proses dan produk) b. ∑ Skor tiap butir pernyataan Jumlah skor maksimal tiap butir pernyataan yang dapat diperoleh peserta didik dalam penilaian (mencakup kinerja proses dan produk) Jumlah skor tiap butir pernyataan dalam instrumen ini yaitu: Jumlah butir x skor maksimal tiap butir = 23 x 4 = 92 2. Melakukan interprestasi penilaian aspek psikomotor peserta didik pada praktikum kimia dengan kriteria dibawah ini Kriteria Nilai berdasarkan Arikunto dan Jabar (2007:18) Persentase (%) Kriteria 81-100 Amat Baik (A) 61-80 Baik (B) 41-60 Cukup (C) 21-40 Kurang (D) <21 Sangat Kurang (E)
169
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. Dan Jabar, CSA. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Petrucci, Ralph H., et al. 2007. General Chemistry Principles and Modern Applications Ninth Edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Rahardjo, Sentot Budi, dan Ispriyanto. 2014. Kimia Berbasis Eksperimen Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB Trwobridge Leslie W. Dan Rodger W. Bybee. 1973. Becoming a Secondary School Sciences Teacher. United States America: Merrili Publishing Company. Widyatmoko, H. 2009. Kimia Dasar. Jakarta: Universitas Trisakti.
LAMPIRAN 8 Lembar Validasi Angket Respon Pengguna
Lembar Validasi Angket Respon Pengguna Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
171
172
173
Lembar Validasi Angket Respon Pengguna Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
174
175
176
LAMPIRAN 9 Perhitungan Validitas Instrumen Angket Respon Pengguna a. Identitas Validator Validator I Nama : Buchori Muslim, M.Pd Intansi : Progam Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Validator II Nama : Dila Fairusi, M.Si Intansi : Progam Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Lembar Validasi Angket Respon Pengguna Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Aspek A
Variabel Kriteria Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Bahasa
No
Indikator
1.
Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan kata-kata yang baik dan benar sesuai EYD Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan tanda baca yang tepat Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan kata-kata baku Rumusan kalimat pada instrumen penilaian tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian Rumusan kalimat pada instrumen penilaian mudah dipahami atau komunikatif
2. 3. 4. 5.
Skor Validator Validator I II 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
177
B
C
Konstruksi
Materi
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
D
Objektifitas
13. 14. 15. 16.
17.
E.
Sistematis
18.
19.
F.
Praktikabilitas
20.
Petunjuk penggunaan instrumen jelas Rumusan perintah kerja menuntut jawaban berupa perbuatan/praktik Rubrik penilaian mampu memetakan aspek psikomotor siswa Tabel dan gambar disajikan secara jelas dan terbaca Pedoman penilaian mampu memetakan aspek psikomotor siswa Kalimat kerja sesuai dengan indikator aspek psikomotor yang dinilai Kalimat kerja sesuai dengan kompetensi dasar konsep larutan elektrolit dan non elektrolit Kalimat kerja sesuai dengan tujuan pembelajaran Kalimat kerja sesuai dengan tujuan praktikum Instrumen penilaian dalam mengukur kemampuan psikomotor peserta didik objektif dengan adanya rubrik Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum dapat mengukur kemampuan psikomotor peserta didik pada penilaian kinerja proses dalam praktikum dengan objektif Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum dapat mengukur kemampuan psikomotor peserta didik pada penilaian kinerja produk dalam praktikum dengan objektif Urutan penilaian pada instrumen penilaian psikomotor pada praktikum berurutan sesuai dengan prosedur praktikum yang dilaksanakan Penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian akan memberikan hasil yang sama terhadap kemampuan satu orang siswa walaupun dinilai oleh pengamat/penilai yang berbeda Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk digunakan
1
1
1
1
1 1 1
1 1 1
1
1
1
1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
178
G.
21. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk dilaksanakan 22. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk diadministrasikan 23. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk pengolahan nilainya 24. Pelaksanaan penilaian menggunakan instrumen penilaian menggunakan biaya yang murah 25. Pelaksanaan penilaian menggunakan instrumen penilaian sesuai dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang umumnya mudah untuk di dapatkan/ada di sekolah Skor Total Persentase
Pembiayaan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25 100%
25 100%
c. Perhitungan Rekapitulasi Skor Data Validitas Angket Respon Pengguna Validasi - Skor total = 50 - Skor maksimal = banyaknya pernyataan x jumlah validator = 25 x 2 = 50
- Persentase validitas
= =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 50 50
𝑥 100%
𝑥 100%
= 100 %
179
180
LAMPIRAN 10 Kisi-Kisi Angket Penilaian Produk -
Kisi-Kisi Angket Penilaian Produk Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Praktikum Kimia Pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berbasis Kurikulum 2013 Aspek
Nomor Pernyataan
Jumlah Penyataan
Bahasa
1,2,3,4,5
5
Konstruksi
6,7,8,9,10
5
11,12,13,14
4
15,16,17
3
18,19
2
Praktibilitas
20,21,22,23
4
Pembiyaan
24,25
2
Materi Objektifitas Sistematis
Total Pernyataan
25
LAMPIRAN 11 Angket Respon Pengguna
183
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
184
185
186
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
187
188
189
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
190
191
192
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
193
194
195
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
196
197
198
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
199
200
201
ANGKET RESPONN PENGGUNA INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
202
203
204
LAMPIRAN 12 Pengolahan Data Angket Respon Pengguna a. Pengolahan Data Angket Respon Pengguna Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
OBS 1 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4
OBS 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
OBS 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5
OBS 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5
OBS 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4
OBS 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
OBS 7 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 3 3 5
Skor Total 34 31 30 31 30 32 31 32 31 31 30 29 30 32 31 30 30 31 28 34 33 31 31 28 32
Persentase (%) 97,14 88,57 85,71 88,57 85,71 91,43 88,57 91,43 88,57 88,57 85,71 82,86 85,71 91,43 88,57 85,71 85,71 88,57 80,00 97,14 94,29 88,57 88,57 80,00 91,23
205
b. Perhitungan Data Angket Respon Pengguna 1. Penentuan persentase tiap nomor pernyataan Nomor 1 - Skor total = 34 - Skor maksimal = Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer = 5 x 7 = 35
- Persentase validitas
= =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 34 35
𝑥 100%
𝑥 100%
= 97,14 % Nomor 11 - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 30 = Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer = 5 x 7 = 35 = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 30 35
𝑥 100%
𝑥 100%
= 85,71 % Nomor 21 - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 33 = Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer = 5 x 7 = 35 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
206
=
33 35
𝑥 100%
= 94,29 % c. Penentuan Kriteria Tiap Aspek Pada Angket Respon Pengguna Variabel Kriteria Instrumen Aspek Penilaian Aspek Psikomotor A Bahasa
No
Indikator
1.
Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan kata-kata yang baik dan benar sesuai EYD Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan tanda baca yang tepat Kalimat dalam instrumen penilaian ditulis dengan kata-kata baku Rumusan kalimat pada instrumen penilaian tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian Rumusan kalimat pada instrumen penilaian mudah dipahami atau komunikatif Petunjuk penggunaan instrumen jelas
2. 3. 4.
5.
B
Konstruksi
6.
Persentase (%)
Rata-Rata Persentase (%)
Kriteria
89,14
Sangat Baik
97,14
88,57 85,71
88,57
85,71
91,43
207
Aspek
Variabel Kriteria Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor
No
Indikator
7.
Rumusan perintah kerja menuntut jawaban berupa perbuatan/praktik Rubrik penilaian mampu memetakan aspek psikomotor siswa Tabel dan gambar disajikan secara jelas dan terbaca Pedoman penilaian mampu memetakan aspek psikomotor siswa Kalimat kerja sesuai dengan indikator aspek psikomotor yang dinilai Kalimat kerja sesuai dengan kompetensi dasar konsep larutan elektrolit dan non elektrolit Kalimat kerja sesuai dengan tujuan pembelajaran Kalimat kerja sesuai dengan tujuan praktikum Instrumen penilaian dalam mengukur kemampuan psikomotor peserta didik objektif dengan adanya rubrik Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum dapat mengukur
8. 9. 10. C
Materi
11.
12.
13. 14. D
Objektifitas
15.
16.
Persentase (%)
Rata-Rata Persentase (%)
Kriteria
88,57 91,43
89,71 88,57
Sangat Baik
88,57
85,71
82,86
86,43
Sangat Baik
86,67
Sangat Baik
85,71 91,43
88,57
85,71
208
Aspek
Variabel Kriteria Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor
No
17.
E.
Sistematis
18.
19.
F.
Praktikabilitas
20.
Indikator kemampuan psikomotor peserta didik pada penilaian kinerja proses dalam praktikum dengan objektif Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum dapat mengukur kemampuan psikomotor peserta didik pada penilaian kinerja produk dalam praktikum dengan objektif Urutan penilaian pada instrumen penilaian psikomotor pada praktikum berurutan sesuai dengan prosedur praktikum yang dilaksanakan enilaian dengan menggunakan instrumen penilaian akan memberikan hasil yang sama terhadap kemampuan satu orang siswa walaupun dinilai oleh pengamat/penilai yang berbeda Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk digunakan
Persentase (%)
Rata-Rata Persentase (%)
Kriteria
84,29
Sangat Baik
85,71
88,57
80,00
97,14
209
Aspek
G.
Variabel Kriteria Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor
Pembiayaan
No
Indikator
21. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk dilaksanakan 22. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk diadministrasikan 23. Instrumen penilaian psikomotor pada praktikum mudah untuk pengolahan nilainya 24. Pelaksanaan penilaian menggunakan instrumen penilaian menggunakan biaya yang murah 25. Pelaksanaan penilaian menggunakan instrumen penilaian sesuai dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang umumnya mudah untuk di dapatkan/ada di sekolah
Persentase (%)
Rata-Rata Persentase (%)
Kriteria
94,29
92,14
Sangat Baik
85,71
Sangat Baik
87,73
Sangat Baik
88,57
88,57
80,00
91,23
Persentase (%) Instrumen
210
d. Perhitungan Rata-rara Persentase Setiap Aspek A. Bahasa - Skor total = 156 - Skor maksimal = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 5 = 175
- Persentase validitas
= =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 156 175
𝑥 100%
𝑥 100%
= 89,14 % B. Konstruksi - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 157 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 5 = 175 = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 157 175
𝑥 100%
𝑥 100%
= 89,71 % C. Materi - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 121 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 4 = 140 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
211
=
121 140
𝑥 100%
= 86,43 % D. Objektifitas - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 91 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 3 = 105 = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 91 105
𝑥 100%
𝑥 100%
= 86,67 % E. Sistematis - Skor total - Skor maksimal
- Persentase validitas
= 59 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 2 = 70 = =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 59 70
𝑥 100%
𝑥 100%
= 84,29 % F. Praktibilitas - Skor total - Skor maksimal
=129 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 4 = 140
212
-
Persentase validitas
= =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 129 140
𝑥 100%
𝑥 100%
= 92,14 % G. Pembiayaan - Skor total - Skor maksimal
= 60 = (Skor maksimum tiap pernyataan x jumlah observer) x jumlah nomor tiap aspek = (5 x 7) x 2 = 70
- Persentase validitas
= =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 60 70
𝑥 100%
𝑥 100%
= 85,71 % e. Perhitungan Rata-rata Persentase Total Angket Respon Pengguna Rata-rata Persentase (%) =
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 7 89,14 + 89,71 + 86,43 + 86,67 + 84,49+92,17+85,71
= 87,73
7
LAMPIRAN 13 Pengolahan Data Uji Coba Terbatas a. Kriteria Nilai Kriteria Nilai berdasarkan Arikunto dan Jabar (2007:18) Persentase (%) 81-100 61-80 41-60 21-40 <21
Kriteria Amat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D) Sangat Kurang (E)
213
b. Pengolahan Data Uji Coba Terbatas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Skor Tiap Aktivitas
Nama
AA AP ADG AHR AK AFI AN AAY AS AR DA DSF DR DL FPA HRK ILK KA LFZ LR MDR MNK MA MN MUN
1 4 4 4 4 4 3 3 0 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
2 4 4 2 4 2 4 4 0 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4
3 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 0 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
5 4 4 2 4 3 3 3 0 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4
6 4 4 2 4 3 2 2 0 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4
7 3 4 4 4 4 4 4 0 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
8 4 3 4 4 3 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
9 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 4 4 4 4 4 4 4 3 0 3 4 3 3 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 3 1 4 3 2 4 4 1 4 4 3 4 1 2 3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 2 3 0 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 2 3 3 2 4 4 1 4 4 3 4 1 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 3 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 1 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3
Skor Total
Nilai
84 87 84 86 77 79 85 48 84 76 82 90 83 81 81 88 75 82 78 84 83 89 85 80 89
87.5 90.6 87.5 89.6 80.2 82.3 88.5 50.0 87.5 79.2 85.4 93.8 86.5 84.4 84.4 91.7 78.1 85.4 81.3 87.5 86.5 92.7 88.5 83.3 92.7
214
No
Skor Tiap Aktivitas
Nama 1
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
MNH NA NZZ OSA RT RH SPD WA WWA ZAA
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 Skor Yang Diperoleh 130 Skor Maksimal 140 Pesentase 93
2
3
4
5
6
7
8
9
2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 115 140 82
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 136 140 97
4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 127 140 91
2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 116 140 83
2 4 2 4 3 4 4 2 3 2 105 140 75
4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 122 140 87
4 3 4 4 4 4 4 4 4 0 123 140 88
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 132 140 94
Skor Total
Nilai
87 79 84 88 84 90 82 84 85 77
90.6 82.3 87.5 91.7 87.5 93.8 85.4 87.5 88.5 80.2
85.7
85.7
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 124 140 89
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127 140 91
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 137 140 98
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 136 140 97
3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 116 140 83
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140 140 100
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 138 140 99
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 127 140 91
4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 118 140 84
4 1 3 3 3 4 4 1 2 3 94 140 67
2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 95 140 68
4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 102 140 73
4 4 4 3 1 2 4 3 4 3 2 4 3 2 2 4 3 3 0 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 117 88 115 140 140 140 84 63 82 Rata-Rata
c. Penentuan Kriteria Tiap Aspek Psikomotor No 1 2 3 4
Aspek Moving Manipulating Communicating Creating Rata-Rata
Persentase (%) Nilai Siswa 91.88 90.80 75.60 71.07 82.34
215
216
LAMPIRAN 14 HASIL PENGOLAHAN DATA RELIABILITAS PRODUK DAN ANGKET RESPON PENGGNA DENGAN SPSS RELIABILITY /VARIABLES=NO1 NO2 NO3 NO4 NO5 NO6 NO7 NO8 NO9 NO10 N011 NO12 NO13 NO14 NO15 NO16 NO17 NO18 NO19 NO20 NO21 NO22 NO23 NO24 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Notes Output Created
02-AUG-2017 11:41:21
Comments Input
Data
C:\Users\Diah\Desktop\DIVI\SKRIPSI\S KRIPSI\Lampiran\olah data\DATA ANGKET SPSS.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
35
File Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=NO1 NO2 NO3 NO4 NO5 NO6 NO7 NO8 NO9 NO10 N011 NO12 NO13 NO14 NO15 NO16 NO17 NO18 NO19 NO20 NO21 NO22 NO23 NO24 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=CORR /SUMMARY=TOTAL.
217
Resources
Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.16
Warnings Each of the following component variables has zero variance and is removed from the scale: NO15 The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 35
100.0
0
.0
35
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .754
N of Items .728
23
218
Inter-Item Correlation Matrix NO1
NO2
NO3
NO4
NO5
NO6
NO7
NO8
NO1
1.000
.397
.861
.880
.679
.706
.591
.485
NO2
.397
1.000
.533
.275
.849
.630
.294
.443
NO3
.861
.533
1.000
.820
.619
.522
.711
.623
NO4
.880
.275
.820
1.000
.495
.573
.730
.571
NO5
.679
.849
.619
.495
1.000
.852
.283
.300
NO6
.706
.630
.522
.573
.852
1.000
.276
.390
NO7
.591
.294
.711
.730
.283
.276
1.000
.677
NO8
.485
.443
.623
.571
.300
.390
.677
1.000
NO9
.342
-.046
.315
.361
.038
.138
.153
.571
NO10
.092
.205
.155
.129
.001
.144
.100
.551
N011
-.199
.402
-.088
-.252
.047
-.121
-.127
.192
NO12
.020
-.207
-.053
-.015
-.117
-.104
-.187
-.154
NO13
.083
-.194
-.049
.049
-.058
.000
-.176
-.144
NO14
-.218
.596
-.114
-.324
.257
.112
-.208
.010
NO16
-.095
-.166
-.042
-.120
-.184
-.250
-.151
.004
NO17
.503
.540
.708
.424
.395
.182
.658
.496
NO18
-.011
-.152
.063
-.080
-.125
-.086
.090
-.165
NO19
-.218
-.096
-.207
-.348
-.187
-.239
-.020
-.064
NO20
.218
.351
.134
.300
.414
.508
.293
.069
NO21
.328
-.037
-.017
-.005
.183
.241
-.062
-.157
NO22
.360
.038
.512
.251
.062
.052
.278
.180
NO23
-.041
-.407
.109
-.108
-.450
-.503
.222
.064
NO24
-.067
-.241
.074
.098
-.385
-.220
.317
.308
NO14
NO16
Inter-Item Correlation Matrix NO9
NO10
N011
NO12
NO13
NO17
NO1
.342
.092
-.199
.020
.083
-.218
-.095
.503
NO2
-.046
.205
.402
-.207
-.194
.596
-.166
.540
NO3
.315
.155
-.088
-.053
-.049
-.114
-.042
.708
NO4
.361
.129
-.252
-.015
.049
-.324
-.120
.424
NO5
.038
.001
.047
-.117
-.058
.257
-.184
.395
NO6
.138
.144
-.121
-.104
.000
.112
-.250
.182
NO7
.153
.100
-.127
-.187
-.176
-.208
-.151
.658
NO8
.571
.551
.192
-.154
-.144
.010
.004
.496
NO9
1.000
.378
.003
.076
.015
-.360
.452
.003
NO10
.378
1.000
.465
.276
.378
.276
.222
.153
219
N011
.003
.465
1.000
-.158
-.148
.807
.044
.322
NO12
.076
.276
-.158
1.000
.938
-.203
.364
-.179
NO13
.015
.378
-.148
.938
1.000
-.190
.239
-.168
NO14
-.360
.276
.807
-.203
-.190
1.000
-.163
.264
NO16
.452
.222
.044
.364
.239
-.163
1.000
-.144
NO17
.003
.153
.322
-.179
-.168
.264
-.144
1.000
NO18
-.203
-.236
-.241
-.089
-.107
-.111
-.031
.125
NO19
-.219
-.132
.106
-.088
-.083
.088
-.297
.161
NO20
-.320
.022
-.118
-.208
-.090
.125
-.347
.014
NO21
-.055
-.134
-.100
-.031
.056
-.035
-.025
.101
NO22
.227
.148
-.267
.185
.088
-.191
.295
.339
NO23
.094
-.104
-.163
.069
.005
-.365
.157
.317
NO24
.133
.402
-.017
.133
.125
-.174
.107
.049
Inter-Item Correlation Matrix NO18
NO19
NO20
NO21
NO22
NO23
NO24
NO1
-.011
-.218
.218
.328
.360
-.041
-.067
NO2
-.152
-.096
.351
-.037
.038
-.407
-.241
NO3
.063
-.207
.134
-.017
.512
.109
.074
NO4
-.080
-.348
.300
-.005
.251
-.108
.098
NO5
-.125
-.187
.414
.183
.062
-.450
-.385
NO6
-.086
-.239
.508
.241
.052
-.503
-.220
NO7
.090
-.020
.293
-.062
.278
.222
.317
NO8
-.165
-.064
.069
-.157
.180
.064
.308
NO9
-.203
-.219
-.320
-.055
.227
.094
.133
NO10
-.236
-.132
.022
-.134
.148
-.104
.402
N011
-.241
.106
-.118
-.100
-.267
-.163
-.017
NO12
-.089
-.088
-.208
-.031
.185
.069
.133
NO13
-.107
-.083
-.090
.056
.088
.005
.125
NO14
-.111
.088
.125
-.035
-.191
-.365
-.174
NO16
-.031
-.297
-.347
-.025
.295
.157
.107
NO17
.125
.161
.014
.101
.339
.317
.049
NO18
1.000
-.024
-.070
.004
.365
.290
-.201
NO19
-.024
1.000
-.119
.251
-.076
.379
-.074
NO20
-.070
-.119
1.000
.005
-.100
-.538
-.007
NO21
.004
.251
.005
1.000
.122
.192
-.162
NO22
.365
-.076
-.100
.122
1.000
.343
.177
NO23
.290
.379
-.538
.192
.343
1.000
.262
NO24
-.201
-.074
-.007
-.162
.177
.262
1.000
220
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
NO1
74.5714
43.782
.715
.
.690
NO2
75.0000
42.235
.578
.
.691
NO3
74.4000
43.835
.799
.
.688
NO4
74.6571
45.055
.561
.
.701
NO5
74.9714
43.617
.565
.
.696
NO6
75.2857
43.563
.521
.
.699
NO7
74.8000
43.753
.617
.
.694
NO8
74.7714
42.534
.621
.
.689
NO9
74.5143
50.257
.167
.
.728
NO10
74.7429
48.255
.332
.
.719
N011
74.6571
50.173
.071
.
.735
NO12
74.3714
51.711
-.085
.
.735
NO13
74.4000
51.600
-.055
.
.736
NO14
74.9714
49.558
.053
.
.743
NO16
74.3429
51.761
-.110
.
.735
NO17
74.6571
44.703
.733
.
.694
NO18
74.9143
51.551
-.079
.
.754
NO19
75.6000
52.306
-.130
.
.761
NO20
75.5714
48.605
.154
.
.732
NO21
75.3714
49.476
.103
.
.735
NO22
74.9429
45.055
.334
.
.717
NO23
75.7714
51.534
-.065
.
.746
NO24
75.0000
50.941
.006
.
.738
221 RELIABILITY /VARIABLES=NO1 NO2 NO3 NO4 NO5 NO6 NO7 NO8 NO9 NO10 NO11 NO12 NO13 NO14 NO15 NO16 NO17 NO18 NO19 NO20 NO21 NO22 NO23 NO24 NO25 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Angket Penilaian Produk Notes Output Created
02-AUG-2017 11:58:55
Comments Input
Active Dataset
DataSet2
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
7
File Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=NO1 NO2 NO3 NO4 NO5 NO6 NO7 NO8 NO9 NO10 NO11 NO12 NO13 NO14 NO15 NO16 NO17 NO18 NO19 NO20 NO21 NO22 NO23 NO24 NO25 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=CORR /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.05
Elapsed Time
00:00:00.06
222 Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
%
Valid
7
100.0
Excludeda
0
.0
Total
7
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .850
N of Items .849
25
223 Inter-Item Correlation Matrix NO1
NO2
NO3
NO4
NO5
NO6
NO7
NO8
NO1
1.000
-.471
-.645
.354
.258
-.354
.354
-.354
NO2
-.471
1.000
.730
-.167
-.548
.750
.417
.167
NO3
-.645
.730
1.000
.091
-.400
.548
.091
.548
NO4
.354
-.167
.091
1.000
.091
.167
-.167
.167
NO5
.258
-.548
-.400
.091
1.000
-.730
-.548
-.091
NO6
-.354
.750
.548
.167
-.730
1.000
.167
.417
NO7
.354
.417
.091
-.167
-.548
.167
1.000
-.417
NO8
-.354
.167
.548
.167
-.091
.417
-.417
1.000
NO9
.354
.417
.091
.417
.091
.167
.417
-.417
NO10
-.320
.679
.496
.283
-.372
.906
-.113
.510
NO11
.258
.730
.300
.091
-.400
.548
.730
-.091
NO12
.167
.471
.645
.471
-.258
.354
.471
.354
NO13
.258
.091
.300
.091
.300
-.091
.091
.548
NO14
.471
.167
-.091
-.417
-.091
-.167
.750
-.167
NO15
.354
-.167
.091
1.000
.091
.167
-.167
.167
NO16
.258
.091
.300
.730
-.400
.548
.091
.548
NO17
.258
.091
.300
.730
.300
-.091
.091
-.091
NO18
.354
.417
.091
.417
-.548
.750
.417
.167
NO19
-.764
.540
.592
-.540
-.592
.540
.000
.540
NO20
-.167
.354
.258
.354
.258
.471
-.471
.471
NO21
-.258
-.091
-.300
-.091
.400
.091
-.730
.091
NO22
-.320
.283
.496
.679
.062
.510
-.510
.510
NO23
-.320
.283
.496
-.113
-.372
.510
-.113
.906
NO24
.000
.540
.592
.000
-.592
.540
.540
.540
NO25
.471
-.417
-.091
.750
.548
-.167
-.417
.417
224 Inter-Item Correlation Matrix NO9
NO10
NO11
NO12
NO13
NO14
NO15
NO16
NO1
.354
-.320
.258
.167
.258
.471
.354
.258
NO2
.417
.679
.730
.471
.091
.167
-.167
.091
NO3
.091
.496
.300
.645
.300
-.091
.091
.300
NO4
.417
.283
.091
.471
.091
-.417
1.000
.730
NO5
.091
-.372
-.400
-.258
.300
-.091
.091
-.400
NO6
.167
.906
.548
.354
-.091
-.167
.167
.548
NO7
.417
-.113
.730
.471
.091
.750
-.167
.091
NO8
-.417
.510
-.091
.354
.548
-.167
.167
.548
NO9
1.000
.283
.730
.471
.091
.167
.417
.091
NO10
.283
1.000
.496
.320
.062
-.283
.283
.496
NO11
.730
.496
1.000
.645
.300
.548
.091
.300
NO12
.471
.320
.645
1.000
.645
.354
.471
.645
NO13
.091
.062
.300
.645
1.000
.548
.091
.300
NO14
.167
-.283
.548
.354
.548
1.000
-.417
-.091
NO15
.417
.283
.091
.471
.091
-.417
1.000
.730
NO16
.091
.496
.300
.645
.300
-.091
.730
1.000
NO17
.730
.062
.300
.645
.300
-.091
.730
.300
NO18
.417
.679
.730
.471
.091
.167
.417
.730
NO19
-.540
.367
.000
.000
.000
.000
-.540
.000
NO20
.354
.801
.258
.167
.258
-.354
.354
.258
NO21
-.091
.372
-.300
-.645
-.300
-.548
-.091
-.300
NO22
.283
.731
.062
.320
.062
-.679
.679
.496
NO23
-.510
.462
.062
.320
.496
.113
-.113
.496
NO24
.000
.367
.592
.764
.592
.540
.000
.592
NO25
.167
.113
-.091
.354
.548
-.167
.750
.548
225 Inter-Item Correlation Matrix NO17
NO18
NO19
NO20
NO21
NO22
NO23
NO24
NO1
.258
.354
-.764
-.167
-.258
-.320
-.320
.000
NO2
.091
.417
.540
.354
-.091
.283
.283
.540
NO3
.300
.091
.592
.258
-.300
.496
.496
.592
NO4
.730
.417
-.540
.354
-.091
.679
-.113
.000
NO5
.300
-.548
-.592
.258
.400
.062
-.372
-.592
NO6
-.091
.750
.540
.471
.091
.510
.510
.540
NO7
.091
.417
.000
-.471
-.730
-.510
-.113
.540
NO8
-.091
.167
.540
.471
.091
.510
.906
.540
NO9
.730
.417
-.540
.354
-.091
.283
-.510
.000
NO10
.062
.679
.367
.801
.372
.731
.462
.367
NO11
.300
.730
.000
.258
-.300
.062
.062
.592
NO12
.645
.471
.000
.167
-.645
.320
.320
.764
NO13
.300
.091
.000
.258
-.300
.062
.496
.592
NO14
-.091
.167
.000
-.354
-.548
-.679
.113
.540
NO15
.730
.417
-.540
.354
-.091
.679
-.113
.000
NO16
.300
.730
.000
.258
-.300
.496
.496
.592
NO17
1.000
.091
-.592
.258
-.300
.496
-.372
.000
NO18
.091
1.000
.000
.354
-.091
.283
.283
.540
NO19
-.592
.000
1.000
.000
.000
.000
.734
.500
NO20
.258
.354
.000
1.000
.645
.801
.240
.000
NO21
-.300
-.091
.000
.645
1.000
.372
-.062
-.592
NO22
.496
.283
.000
.801
.372
1.000
.192
.000
NO23
-.372
.283
.734
.240
-.062
.192
1.000
.734
NO24
.000
.540
.500
.000
-.592
.000
.734
1.000
NO25
.548
.167
-.540
.471
.091
.510
.113
.000
Inter-Item Correlation Matrix NO25 NO1
.471
NO2
-.417
NO3
-.091
NO4
.750
NO5
.548
NO6
-.167
NO7
-.417
226
NO8
.417
NO9
.167
NO10
.113
NO11
-.091
NO12
.354
NO13
.548
NO14
-.167
NO15
.750
NO16
.548
NO17
.548
NO18
.167
NO19
-.540
NO20
.471
NO21
.091
NO22
.510
NO23
.113
NO24
.000
NO25
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
NO1
105.5714
40.619
-.030
.
.855
NO2
106.0000
37.000
.513
.
.841
NO3
106.1429
37.143
.544
.
.840
NO4
106.0000
37.333
.459
.
.843
NO5
106.1429
42.476
-.329
.
.866
NO6
105.8571
36.143
.652
.
.836
NO7
106.0000
40.000
.049
.
.856
NO8
105.8571
36.810
.543
.
.840
227
NO9
106.0000
38.000
.354
.
.846
NO10
106.0000
33.333
.734
.
.829
NO11
106.1429
36.810
.603
.
.838
NO12
106.2857
36.905
.778
.
.836
NO13
106.1429
37.476
.486
.
.842
NO14
105.8571
40.476
-.021
.
.858
NO15
106.0000
37.333
.459
.
.843
NO16
106.1429
36.143
.722
.
.835
NO17
106.1429
38.143
.371
.
.845
NO18
106.0000
36.000
.676
.
.835
NO19
106.4286
39.952
.046
.
.857
NO20
105.5714
37.619
.616
.
.840
NO21
105.7143
41.571
-.189
.
.862
NO22
106.0000
34.667
.576
.
.837
NO23
106.0000
36.000
.424
.
.845
NO24
106.4286
35.952
.626
.
.836
NO25
105.8571
37.810
.384
.
.845
227
LAMPIRAN 15 DOKUMENTASI