JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
DEPENDENSI DALAM MODEL RESIKO INDIVIDUAL UNTUK ASURANSI JIWA KELOMPOK DEPENDENCE IN THE INDIVIDUAL RISK MODEL FOR GROUP LIFE INSURANCE Getut Pramesti1 dan Sri Haryatmi Kartiko2 1 Program Studi Pendidikan Matematika, F PMIPA UNS, 2 Program Studi Matematika, F MIPA UGM ABSTRAK
Dependensi resiko dalam suatu portofolio asuransi untuk jenis asuransi jiwa kelompok dapat digambarkan sebagai model resiko individual. Dari model inilah dapat diketahui distribusi klaim dari suatu kontrak asuransi yang terjadi selama periode tertentu. Penghitungan distribusi dilakukan dengan menggunakan metode direct calculation melalui n konvolusi distribusi klaim individual. Dibahas pula pengaruh dependensi resiko terhadap batas stop-loss premium dan dependensi resiko dengan tiga faktor resiko. Kata-kata kunci : Dependensi resiko, asuransi jiwa kelompok, model resiko individual, klaim, batas stop-loss premium. ABSTRACT
The risk dependence of an insurance portfolio in a group life insurance can be described as the individual risk model. It is used in modeling the claim distribution of insurance contracts over a fixed period of time. The distribution computation is conducted with direct calculation throught n convolution of individual claim distribution. We discuss the impact of the risk dependence on the net value of the stop–loss premium. A third risk factor in the dependence risk model is also introduced. Key words : The risk dependence, group life insurance, individual risk model, claim, the net value of the stop-loss premium. distribusi
PENDAHULUAN Perusahaan asuransi sebagai penanggung
klaim
dan
batas
stop-loss
premiumnya.
resiko dituntut untuk dapat menganalisa resiko
Pada makalah ini dikaji dependensi dalam
yang meliputi identifikasi dan kalkulasi faktor-
model resiko individual menggunakan metode
faktor yang mempengaruhinya. Perilaku resiko
direct calculation dan hubungannya dengan
yang dihasilkan oleh n polis digambarkan
independensi
dengan distribusi klaim agregasi dalam suatu
kelompok serta pengaruhnya terhadap batas
model resiko individual. Umumnya dalam
stop-loss premium.
model
diasumsikan
resikonya
resiko dalam asuransi jiwa
saling
independen. Masalah yang kemudian muncul
DASAR TEORI
adalah apakah asumsi independensi resiko
Dalam sistem asuransi ketidaktentuan yang
dalam model selalu sesuai dalam semua jenis
melahirkan kerugian (loss) dari tertanggung
asuransi.
kelmpok
(nasabah perusahaan asuransi) menimbulkan
misalnya, muncul masalah keterkaitan antar
klaim yang diajukan dari tertanggung kepada
faktor resiko
penanggung (perusahaan asuransi). Namun
Dalam
asuransi
jiwa
yang sangat mempengaruhi
sebelumnya tertanggung dikenakan biaya premi 19
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
FX ( s y ) dFY ( y )
agar mendapat santunan dari penanggung.
ys
Adapun jumlahan klaim dalam suatu kontrak
FX FY ( s)
asuransi disebut dengan klaim agregasi dan digambarkan
dalam
suatu
model
Untuk X dan Y variabel random kontinu, fungsi
resiko
distribusi kumulatif S adalah:
individual. Distribusi klaim agregasi dapat
s
FS ( s ) P X Y s PY y dy
dihitung melalui n konvolusi klaim individual,
0
yaitu dengan menggunakan lemma 2.1.
s
FX ( s y ) f Y ( y )dy 0
Lemma 2.1
FX FY ( s )
Jika X, Y variabel random independen dan
S X Y fungsi
Jadi
maka konvolusi dari pasangan
distribusi
FX
dan
FY
FS (s) FX FY (s)
untuk
independen
adalah
fungsi
dengan
X
dan
Y
diperoleh
distribusi
FX
variabel
konvolusi dan
random pasangan adalah
FY
FS (s) FX FY (s)
FS ( s) FX ( s y) dFY ( y) .
Dalam asuransi dikenal istilah stop-loss
ys
asuransi yaitu pembayaran atau penggantian semua kerugian tertanggung apabila kerugian
Bukti :
yang terjadi melebihi suatu batas moneter
Diketahui S X Y maka ruang sampel S
tertentu
dapat ditunjukkan dalam Gambar 1.
disepakati
(disebut oleh
deductible) pihak
yang
telah
tertanggung
dan
penanggung (L. Xu dan D.L Bricker, 2000). Penetapan premi dari sistem asuransi ini disebut dengan stop-loss premium. Harga batas stop-loss
premium
dinotasikan
dengan
ES d (Klugman et al, 1990) dengan S Gambar 1. Ruang sampel S, S X Y
adalah besar klaim agregasi dan d adalah deductible (d 0) yaitu:
X Y s dan daerah yang diarsir
Garis
menyatakan
kejadian
1 FS ( x) dx, x kontinu. ES d d 1 FS ( x), x diskrit. xd
S X Y s,
sedangkan fungsi distribusi kumulatif dari S adalah : Untuk X dan Y variabel random diskrit berlaku : FS ( s) PS s
PX Y s Y y PY y ys
20
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
DEPENDENSI DALAM MODEL RESIKO
klaim agregasi S yang merupakan jumlahan
INDIVIDUAL UNTUK ASURANSI JIWA
X i i 1,, n didefinisikan :
KELOMPOK
n
S Xi
Konsep Dasar Model Resiko Individual
(3.2.1)
i 1
Apabila dalam suatu periode asuransi yang
X i i 1,, n merupakan variabel
dengan
berlaku selama 1 tahun penanggung akan
random bernilai non negatif.
membayar santunan sebesar b jika tertanggung
Apabila probabilitas variabel random Bernoulli
mengalami kerugian dalam periode tersebut
I i i 1,, n :
dengan probabilitas terjadi q maka variabel random klaim yang dinyatakan dengan X
P( I i 1) qi
(3.2.2)
dapat digambarkan baik dengan f X (x) maupun
P( I i 0) 1 qi pi
(3.2.3)
X i i 1,, n
FX (x) yaitu:
Maka
1 q, x 0. f X ( x ) P X x q, x b. 0, x lain.
sebagai :
Jika
0, x 0. FX ( x) P X x 1 q, 0 x b. 1, x b. rata-rata
dan
variansinya
I
(3.2.4)
X i i 1,, n
calculation yaitu:
E e
adalah
M X i (t ) E I i E e tX i I i
adalah variabel random
Ii
klaim dan 0 jika tidak terjadi klaim maka X
Dari hubungan :
b, I 1. dapat dinyatakan X 0, I 0.
M X i (t ) PIi M Bi (t )
(3.2.5)
(3.2.6)
Diperoleh M S (t ) yaitu sebagai berikut :
PI 0 1 q , PI 1 q dan
n
M S (t ) pi q i M Bi (t )
memiliki harga rata-rata serta variansi :
(3.2.7)
i 1
EI q dan Var I qp .
Dari (3.2.2), (3.2.3) dan (3.2.4) diketahui distribusi klaim X i i 1,2,, n yaitu
Independensi dalam model resiko individual menyatakan
I i P I i
M X i (t) pi qi M Bi (t )
Xi
tX i
E e tBi qi pi
kejadian tunggal yang bernilai 1 jika terjadi
Jika
saling
S dapat ditentukan dengan metode direct
Bernoulli atau variabel random Binomial untuk
dengan
diasumsikan
independen maka distribusi dari klaim agregasi
EX bq dan Var X b 2 qp .
Apabila
didefinisikan
B , I i 1. Xi i 0, I i 0.
dan,
dengan
dapat
klaim
FX i ( x) pi 0 ( x) qi FBi ( x)
yang
dihasilkan oleh polis ke- i (i 1,, n) , maka 21
(3.2.8)
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
1, dengan 0 ( x) 0,
x 0. x 0.
n
Var S bi2 q i 1 q i
Dependensi dalam Model Resiko Individual
Sedangkan fungsi distribusi dan fungsi densitas
Dependensi resiko digambarkan melalui
probabilitas klaim agregasi S :
FS ( x) FX1 FX 2 FX n ( x) f S ( x) f X 1 f X 2 f X n ( x)
(3.2.9)
kejadian variabel random I i i 1,, n yang
(3.2.10)
menyatakan terjadinya klaim pada polis ke-i.
I i i 1,, n tergantung pada dua variabel
Untuk dua variabel random diskrit non
random independen
negatif, misalkan X 1 dan X 2 dengan fungsi distribusi kumulatif ditentukan
distribusi
FX 1
(3.2.15)
i 1
dan
FX 2
kumulatif
J ii i 1,, n
dapat
berdistribusi Bernoulli
J0 .
dan
J ii i 1,, n
menyatakan klaim terjadi karena faktor resiko
klaim
risk factor) ke- i
individual (individual
agregasinya dengan menggunakan lemma 2.3.1 yaitu sebagai berikut :
sedangkan J 0 menyatakan terjadinya klaim
FS ( s) PX 1 X 2 s X 2 x 2 P X 2 x 2
karena faktor resiko serentak (common
risk
factor). Probabilitas J ii i 1,, n dan J 0
x2
F X 1 FX 2 ( s ) Dari (3.2.2), (3.2.3) dan (3.2.4) diketahui
adalah PJ ii 1 qii , PJ ii 0 1 qii pii
bahwa :
dan
x bi . q , f X i ( x) i pi 1 qi , x 0.
Dari
pengertian
Dari
hasil
I1 , I 2 ,, I n (3.2.11)
definisi
saling
(3.3.1)
(3.3.1) merupakan
dependen,
hal
vektor
random
komponen ini
yang
berakibat
X 1 , X 2 ,, X n juga saling dependen.
Dengan metode konvolusi persamaan (3.2.11) dapat ditentukan yaitu sebagai berikut :
Parameter q i pada persamaan (3.2.2)
x bi . pi f S i 1 ( x), (3.2.12) f S i ( x) pi f S i 1 ( x) qi f S i 1 ( x bi ), x bi . (3.2.13)
dapat dinyatakan sebagai fungsi q ii dan q0 , hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
PI i (t ) E j0 E t I i J 0
p0 pii qii t t q0
Adapun rata-rata dan variansi dari klaim
Sehingga
agregasi S yaitu
PIi (t ) p0 pii 1 p0 pii t .
n
ES bi q i
atas, I i i 1,, n
I i min J ii J 0 ,1
dengan nilai awal S1 X1 . Sehingga diperoleh
f Si ( x) f Si 1 f X i ( x)
di
PJ 0 1 q0 .
didefinisikan sebagai:
S i S i 1 X i , i 2,, n
Dan
PJ 0 0 1 q0 p0
(3.2.14)
(3.3.2)
Jadi diperoleh hubungan
i 1
pi p0 pii . 22
(3.3.3)
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
qi 1 1 q0 1 qii .) )
Diperoleh distribusi klaim agregasi S :
(3.3.4)
FS ( x) p0 FV ( x) q0 ( x) FU ( x), x 0
Dari (3.3.3) dan (3.3.4) dapat diketahui jika
q0 0 maka diperoleh model resiko individual
(3.3.10) Bentuk (3.3.10) dapat dinyatakan sebagai:
dengan resiko independen dimana qi qii . Bila
fungsi
pembangkit
X 1 , X 2 ,, X n
M X1 ,, X n t1 ,, tn E e
PI1 ,, I n t1 ,, t n p0
(3.3.11)
dan
fungsi
I1 , I 2 ,, I n
pembangkit probabilitas
E ti i 1
Dengan
FDi ( x) p ii 0 ( x) q ii FBi ( x),
adalah
q t
n
i 1,2, , n.
n
J ii
0
i
Fungsi distribusi FV
i 1
maka :
(3.3.10)
M X 1 , X 2 ,, X n t1 , , t n
P M n
p0
i 1
J ii
Bi
Selanjutnya,
2.3.1,
(3.3.5)
n
(t i ) q 0 M Bi (t i ).
ditentukan persamaan
kumulatif
menggunakan
dan FU
menggunakan (3.2.12)
pada
Lemma
dan
(3.2.13).
Selanjutnya dari bentuk (3.3.10) distribusi
i 1
dengan
q0 FB1 FBn ( x) , x 0
adalah t1 x1 t n xn
FS ( x) 1 q0 FD1 FDn ( x)
momen
lemma
klaim
agregasi
dibentuk
dari
kombinasi antara distribusi kumulatif resiko
3.3.1.
individual dan resiko serentak.
Lemma 3.3.1 Apabila M Y1 ,,Yn (t1 ,, t n )
Adapun harga rata-rata dan variansi dari klaim adalah
fungsi
agregasi S adalah :
pembangkit momen multivariat dari vektor
Y1 ,, Yn
maka fungsi pembangkit momen
dari
Z Y1 Y2 Yn
n
ES EX i , n
adalah
M Z (t ) M Y1 ,,Yn (t ,, t )
(3.3.12)
i 1
Var ( S ) Var X i i 1
(3.3.6)
2
dapat diperoleh fungsi pembangkit momen dari
q0 1 q0
n 1
n
E B E B (1 q )(1 q i 1 k i 1
i
k
i
S yaitu :
k
)
(3.3.13)
n
M S (t ) p0 PJ ii M Bi (t ) q0 i 1
n
M i 1
Bi
Dari (3.3.13), apabila kemungkinan terjadinya
(t ) .
klaim karena faktor resiko serentak (common (3.3.7)
risk factor) membesar maka variansi klaim
Jika dimisalkan V dan U adalah variabel
agregasi semakin besar.
random dengan fungsi pembangkit momen:
Stop-loss Premium
n
M V (t ) PJ ii M Bi (t ) ,
Dari definisi (2.3.4.1),(2.3.4.2) dan
(3.3.8)
i 1
persamaan (3.3.10) dapat diperoleh harga batas
n
M U (t ) M Bi (t ) .
stop-loss
(3.3.9)
i 1
dependensi 23
premium
dengan
resiko
dua adalah
faktor :
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
1 1 q0 FV ( x) q0 FU ( x) dx, x kontinu ES d d 1 1 q0 FV ( x) q0 FU ( x) , x diskrit xd
dengan d (deductible) 0 .
q0
(3.4.2)
setiap kelas j terdiri dari n j resiko, X jk
Dari (3.4.1) dan (3.4.2) nampak bahwa jika nilai
(3.4.1)
menyatakan klaim dalam polis ke-k dalam kelas
semakin besar, yang juga
mengakibatkan semakin kecilnya nilai
j dengan
p0
k 1,2,, n j
dan S dinyatakan
dengan :
maka batas stop-loss premiumnya akan semakin
m
nj
S X jk .
besar. Selain itu untuk q0 0 diperoleh harga
(3.5.1)
j 1 k 1
batas stop-loss premium untuk model resiko
Terjadinya klaim tiga dependensi faktor resiko
individual dengan resiko saling independen.
digambarkan
Beberapa sifat yang berkaitan dengan batas
I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j )
stop-loss premium dijelaskan Teorema 3.4.1
terjadinya klaim kelas j, polis ke-k. Apabila
dan 3.4.2.
I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j ) variabel random
Teorema 3.4.1 Jika
Pa S b 0
maka
untuk
variabel
random menyatakan
Bernoulli maka I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j )
suatu
dinyatakan sebagai fungsi 3 faktor resiko saling
a d b berlaku :
independen yaitu J jk ( j 1,, m; k 1,, n j ) ,
bd ES d ES a ba d a E S b . ba
faktor resiko kelas J j ( j 1,, m) dan faktor resiko
Teorema 3.4.2
PS kh f k 0, h 0 , k 0,1,
dan PS x 0 untuk setiap x
maka
serentak
J0
dengan
I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j ) :
(3.4.3)
Jika
oleh
untuk
PI jk 1 q jk ,
(3.5.2)
PI jk 0 p jk 1 q jk .
(3.5.3)
Dari
suatu d jh berlaku :
deskripsi
di
atas
I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j ) dapat
ES d h 1 FS m j h . )
didefinisikan :
m 0
I jk min J jk J j J 0 , 1.
(3.4.4)
(3.5.4)
dimana J jk , J j , J 0 adalah variabel random Dependensi Resiko dalam m kelas Portofolio
berdistribusi Bernoulli dengan probabilitas:
Asuransi Apabila dalam
portofolio
asuransi
terbagi
m kategori kelas dengan j 1,, m , 24
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
PJ jk 1 q jk , PJ jk 0 p jk 1 q jk , PJ j 1 q j , PJ j 0 p j 1 q j ,
Jadi
PJ 0 1 q0 , PJ 0 0 p0 1 q0 .
M X jk (t ) p0 p j p jk 1 p0 p j p jk M B jk (t ) .
Variabel random X jk dalam (3.5.1) dapat
(3.5.9)
dinyatakan:
Selanjutnya diturunkan fungsi pembangkit
B jk , I jk 1. X jk (3.5.5) 0, I jk 0. Jika B jk merupakan variabel random
momen
X
j
m p 0 j 1 (3.5.10)
adalah sebagai berikut :
PI jk (t ) p jk p j p0 q j p0 q jk p j p0 q0 t .
q jk 1 1 q0 1 q jk 1 q j Dengan
, I 22 ,, I1n1 ,, I m1 ,, I mnm
(3.5.6)
M S (t )
(3.5.7)
m p 0 j 1
(3.5.8)
q
0
m
nj nj p j PJ M B (t ) q j M B (t ) jk jk k 1 jk k 1
nj
M j 1 k 1
menggunakan (3.5.7) dan (3.5.8)
B jk
(t ) (3.5.11)
diperoleh fungsi pembangkit momen dari X jk
Adapun rata-rata dan variansi S dengan tiga
adalah sebagai berikut:
dependensi faktor resiko adalah seperti pada
M X jk (t ) E I jk E e
t X jk
I jk
persamaan 3.5.12 dan 3.5.13.
M B jk (t ) 1 1 q 0 1 q j 1 q jk p jk p j p 0
ES
m
nj
E X jk .
(3.5.12)
j 1 k 1
nj
m
Var S Var X jk j 1 k 1 m
nj
EB EB q nj
jk
j 1 k 1 k ' 1, k k '
m
jk '
0
p 0 q j p 0 p j q jk q jk ' q jk q jk '
EB EB q m
nj
n j'
j 1 j ' 1, j ' j k 1 k ' 1
jk
j 'k '
0
p 0 (q j p j q jk )(q j ' p j ' q j 'k ' ) q jk q j 'k '
(3.5.13)
25
nj m nj nj p j PJ t jk q j t jk q 0 t jk k 1 jk k 1 j 1 k 1
Dari (3.5.10) diperoleh :
Dapat diketahui pula bahwa :
p jk p p p ,
11
momen
probabilitas dari I jk ( j 1,, m; k 1,2,, n j )
0
I
pembangkit
yang
PI11, I 22 ,, I1n1 ,, I m1 ,, I mnm t11 , t 22 , , t1n1 , , t m1 , , t mnm
dari B jk adalah FB jk maka fungsi pembangkit
j
fungsi
dari
yaitu sebagai berikut :
terjadi klaim dan fungsi distribusi kumulatif
jk
dari
multivariat
k 1,2,, n dalam kelas-j j 1,, m
, X 22 ,, X1n1 ,, X m1 ,, X mnm
11
didapat
yang menyatakan besar klaim jika polis ke-k
multivariat
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
Dari Tabel 2, distribusi klaim agregasi
Contoh Aplikasi Suatu kontrak asuransi jiwa kelompok
semakin besar apabila nilai q 0 semakin kecil,
berlaku dengan jangka waktu 1 tahun untuk 3
jadi klaim terbesar kemungkinan muncul
orang pekerja. Misalkan variabel tejadinya
karena faktor resiko individunya. Sedangkan
klaim I1 , I 2 , I 3 berdistribusi Bernoulli dengan
batas stop-loss premium akan semakin kecil
qi 0.05 i 1,2,3,
probabilitas
sedangkan
apabila nilai
q0
semakin kecil. Hal ini
B1 , B2 , B3
mengakibatkan harga premi dari asuransi jiwa
berdistribusi Cauchy dengan 1 dan 0 .
kelompok akan lebih mahal dibanding dengan
variabel
random
besar
klaim
asuransi jiwa perseorangan.
Diketahui probabilitas pekerja pertama, kedua
Adapun plot dari distribusi kumulatif
dan ketiga akan mendapat santunan masing-
klaim agregasi dan harga
masing 1, 2 dan 3 unit (unit dalam satuan Rp.
batas stop-loss
premium dapat di lihat pada Plot 1 dan 2.
10 7 ,-) adalah 0.159155, 0.063662, 0.031831
dan data seperti Tabel 1. Tabel 1. Data (x dalam satuan Rp. 10 7 ,-) Klaim (x)
f 1 ( x)
f 2 ( x)
f 3 ( x)
0
0.31831
0.31831
0.31831
1
0.159155
0.159155
0.159155
2
0.063662
0.063662
0.063662
3
0.031831
0.031831
0.031831
0.018724
0.018724
4 5
Plot 1. Fungsi distribusi kumulatif klaim agregasi
0.012243
Dipilih
tiga
alternatif
probabilitas
terjadinya klaim karena faktor resiko serentak
q 0 adalah 0.00625, 0.003125 dan 0, aktuaris perusahaan asuransi tersebut ingin memprediksi distribusi kumulatif klaim agregasi dan harga minimum premi selama jangka waktu 1 tahun
Plot 2. Batas stop-loss premium
tersebut. Nilai distribusi kumulatif klaim agregasi
Dari plot 1 dan 2 nampak bahwa distribusi
dan harga batas stop-loss premium untuk nilai
kumulatif klaim agregasi dan harga batas stop-
klaim x 0,1,,12 (x dalam satuan Rp 10 7 ,-)
loss premium dengan dua faktor resiko saling
dapat dilihat pada Tabel 2.
dependen
dipengaruhi
oleh
faktor
serentak dan faktor resiko individual. 26
resiko
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
Tabel 2. Distribusi klaim
q 0 =0.00625
q 0 =0.003125
q 0 =0
q 0 =0.00625
q 0 =0.003125
q 0 =0
x
FS1 ( x)
FS2 ( x)
FS3 ( x)
SL1
SL2
SL3
0
0.757691
0.759973
0.762254
0.242309
0.240027
0.237746
1
0.901371
0.903952
0.906533
0.098629
0.096048
0.093467
2
0.949867
0.952463
0.95506
0.050133
0.047537
0.04494
3
0.983312
0.98591
0.988508
0.016688
0.01409
0.011492
4
0.991085
0.993638
0.99619
0.008915
0.006362
0.00381
5
0.993285
0.995802
0.99832
0.006715
0.004198
0.00168
6
0.994581
0.997081
0.999581
0.005419
0.002919
0.000419
7
0.994881
0.997372
0.999863
0.005119
0.002628
0.000137
8
0.994969
0.997456
0.999943
0.005031
0.002544
5.7E-05
9
0.995014
0.9975
0.999986
0.004986
0.0025
1.4E-05
10
0.995024
0.99751
0.999995
0.004976
0.00249
5E-06
11
0.995028
0.997513
0.999998
0.004972
0.002487
2E-06
12
0.99503
0.997515
1
0.00497
0.002485
0
KESIMPULAN DAN SARAN
Jadi harga batas stop-loss premium dengan
Kesimpulan
dua faktor resiko yang saling dependen
Dari sebelumnya,
pembahasan dapat
pada
diambil
bab-bab
dipengaruhi oleh faktor resiko individual dan
beberapa
faktor resiko serentak.
kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Model resiko individual dengan dependensi dua
faktor
resiko
:
Penulisan tesis ini dapat dikembangkan
x0 .
Dari
lebih lanjut dengan menggunakan metode fast
diketahui bahwa
fourier transform (FFT) atau metode lain untuk
FS ( x) p0 FV ( x) q0 FU ( x),
model tersebut dapat
Saran
kasus jumlah klaim n yang besar.
distribusi klaim agregasi tergantung dari distribusi
klaim
karena
faktor
resiko
individual dan distribusi klaim karena faktor
DAFTAR PUSTAKA
resiko serentak
Bain, L. J., and Engelhard, M. (1992).
2. Harga batas batas stop-loss premium sebagai
Introduction
berikut :
Mathematical
to
Probability
Statistics.
2n
and ed.
California : Duxbury Press.
1 p 0 FV ( x) q 0 FU ( x) dx ES d d 1 - p 0 FV ( x) q 0 FU ( x) x d
Bauerle, N., and Muller. A. (1998). Modelling and
27
comparing
dependencies
in
JMEE Volume I Nomor 1, Juli 2011
multivariate risk portofolios. ASTIN
Morton, R., G. (1995). Dasar-Dasar Asuransi
Bulletin 28, 59-76.
Jiwa dan Asuransi Kesehatan. Jakarta :
Bowers, N., Gerber, H., Hickman, J., Jones, D., and
Nesbitt,
C.
(1997).
Yayasan Dharma Bumiputera- AJB
Actuarial
Bumiputera 1912.
Mathematics. Schaumburg, IL: Society
Rolski, T., Schmidli, H., Scmidt, V., and
of Actuaries.
Teugels,
Casella, G and Berger, R. L. (1990).
Processes for Insurance and Finance.
Statistical
New York : John Wiley and Sons.
Inference.
California
:
Wadsworth.
J.
(1999).
Waldmann, K. H. (1994).
Stochastic
On the exact
De Pril, N. (1986). On the exact computation of
calculation of the aggregate claims
the aggregate claims distribution in the
distribution in the individual life model.
individual life model. ASTIN Bulletin
ASTIN Bulletin 24, 89-96.
16, 109-112. Denuit, M., Genest, C., and Marceau, E. (1999). Stochastic bounds on dependent risks. Insurance : Mathematics and Economics, to appear. Dhaene, J., and Goovaerts, M. J. (1996). Dependency of risks and stop-loss order. ASTIN Bulletin 26, 201-212. Djojosoedarso,
S.
Manajemen
(1999). risiko
Prinsip-prinsip dan
Asuransi.
Cetakan pertama. Jakarta : Salemba Empat. Giordano, R., F., and Weir, D., M. (1991). Differential
equation
a
modeling
approach. Addison Wesley , Canada. Klugman, S. A., Panjer, H. H., Willmot, G., E. (1990). Loss Models : from data to decisions. New York : John Wiley and Sons. L. Xu, D.L. Bricker. (2000). Bound for stoploss premium under restrictions on the Chi-Square
Statistic.
Insurance:
Mathematics and Economics. 28