INDUSTRI ASURANSI JIWA Beritastu.com, 15/2, 2015, Premi Bruto AJB Bumiputera 1912 Capai Rp5,8 Triliun http://www.beritasatu.com/ekonomi/349388-2015-premi-bruto-ajb-bumiputera-1912-capai-rp-58triliun.html Senin, 15 Februari 2016 | 03:08
2015, Premi Bruto AJB Bumiputera 1912 Capai Rp 5,8 Triliun Direktur Utama Bumiputera, Ahmad Fauzie Darwis didampingi Direktur Investasi & Keuangan Ichsan M Nathin, Direktur Teknik & Aktuaria, Indra Catarya Situmeang dan Direktur Pemasaran, Nurseto memotong tumpeng dalam rangka memperingati hari jadi AJB Bumiputera 1912 ke 104 di Wisma Bumiputera, Jl. Jend. Sudirman Kav 75, Jakarta (12/2) (IST/Investor Daily) Jakarta-Ditengah menurunnya kondisi ekonomi pada tahun 2015 yang lalu, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 meraih kinerja positif dengan mencatatkan pertumbuhan premi bruto hingga Rp 5,8 triliun atau tumbuh 5,14% dibandingkan perolehan premi pada tahun sebelumnya. Kontribusi premi perusahaan didominasi oleh lini bisnis asuransi perorangan konvensional yang mencapai Rp. 4,22 triliun setara 72,7%, asuransi kumpulan Rp, 1,1 triliun setara 18,8% dan produk unit link Rp. 252,2 miliar atau 4,3%.
“Peningkatan pendapatan premi pada premi bisnis baru Bumiputera mencapai Rp. 1,9 triliun atau tumbuh hingga 15,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif ini menjadi indikasi bahwa produk perlindungan yang kami tawarkan telah diterima dengan baik oleh masyarakat,” kata Direktur Utama Bumiputera, Ahmad Fauzie Darwis dalam keteranga tertulisnya di Jakarta, Senin (15/2). Selama 104 tahun beroperasi, lanjut dia, Bumiputera turut mensejahterakan masyarakat dengan senantiasa konsisten menunaikan kewajiban membayarkan klaim kepada pemegang polis. Bahkan ketika pasang surut ekonomi makro sekalipun. Selama tahun 2015 Bumiputera telah membayarkan klaim netto sebesar 5,6 Triliun atau mengalami peningkatan sebesar 11,29% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2014. “Artinya sebesar 474 milyar setiap bulan, atau 118,54 milyar per minggu, atau 15,58 milyar setiap hari atau 649 juta setiap jam. Inilah bentuk komitmen Bumiputera atas kepercayaan pemegang polis,” ujarnya. Selain mencatat pertumbuhan positif, Bumiputera terus meningkatkan pelayanan kepada 4 (empat) juta pemegang polisnya dengan kemudahan pembayaran premi dari cash atau melalui agen/Financial Consulting (FC) atau kantor pemasaran Bumiputera, menjadi Cashless Systematau Banking Service. Sistem yang diterapkan mulai 2016 ini bekerjasama dengan Bank Mandiri, Bank BNI dan CIMB Niaga. Dengan demikian pemegang polis Bumiputera dapat melakukan pembayaran premi menggunakan debit card, credit card, mesin EDC (Electronic Digital Card), internet banking dan layanan perbankan lainnya. Bukan hanya pembayaran premi, pemegang polis Bumiputera juga dapat merasakan manfaat penerapan cashless untuk penerimaan klaim secara direct to client yaitu pembayaran klaim yang ditransfer langsung ke rekening pemegang polis oleh kantor pusat. “Kami sangat antusias menapaki usia 104 tahun dengan semangat baru. Kami optimis strategi yang telah kami susun dapat membantu mencapai target premi tahun 2016 yang telah ditetapkan sebesar Rp 7,004 triliun,” lanjut Ahmad. Perkenalkan GASH Pada awal 2016 ini lini operasional Bumiputera juga mengalami perubahan system yaitu dari Branch Office System (BOS) menjadi General Agency System Hybrid (GASH). Perubahan ini merupakan salah satu upaya untuk menghimpun 100.000 agen berlisensi hingga akhir tahun 2016. Saat ini Bumiputera telah memiliki 24.000 agen berlisensi dari AAJI. “Perubahan sistem BOS menjadi GASH diharapkan dapat membantu program yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merekrut 10 Juta agen asuransi dalam 10 tahun kedepan dan 1 juta agen asuransi jiwa berlisensi pada tahun 2020 yang dicanangkan oleh AAJI,” ujarnya. (mam) Imam Suhartadi/IS
Investor Daily, 16/2, Hal 23, AJB Bumiputera Bukukan Premi Rp 5,8 Triliun
Koran Tempo, 16/2, Hal 8, AJB Bumiputera 1912: Raih Pertumbuhan Premi 5,14 Persen
Kontan, 16/2, Hal 24, Tersaingi BPJS, Premi Mandiri Inhealth Tumbuh Mini
Bisnis Indonesia, 16/2, Hal 21, Pembelian Hanya Itu-itu Saja