1. PENDAHULUAN Pengendalian Internal dipandang penting dilakukan dalam suatu perusahaan, baik perusahaan jasa, manufaktur atau dagang. Pengendalian Internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan ( Romney dan Steinbart, 2008) . Pelaksanaan pengendalian internal dalam suatu perusahaan dilakukan oleh pelaku usaha didalamnya. Dengan diterapkannya sistem pengendalian internal dalam suatu organisasi perusahaan, diharapkan secara menyeluruh harta perusahaan dapat dilindungi dari kerusakan fisik dan kecurangan manusia dalam hal ini pegawai, selain itu juga terjaminnya keakuratan data dan terhindarnya kesalahan pencatatan baik disengaja atau tidak disengaja (Omposunggu, 2002). Dalam perusahaan manufaktur terdapat proses produksi yang mengolah bahan mentah hingga menjadi barang yang siap untuk dijual. Oleh karena itu untuk menghasilkan produk yang bermutu diperlukan adanya sistem yang membantu dalam menjalankan suatu usaha, yaitu sistem informasi yang memberi kemudahan dalam menjalankan kegiatan proses produksi (Hastoni dan Andrianto, 2005). PT Charoen Pokhpand, yang berlokasi di Jalan Patimura KM.1, mempunyai sistem pengendalian internal guna meminimalisasi tingkat resiko yang akan muncul di dalam siklus produksi. Pengendalian internal yang baik dapat dilihat berdasarkan lima komponen COSO (Committee of Sponsoring Organization) yang saling berhubungan, yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan (Monitoring). Selain itu untuk meminimalisasi tingkat resiko yang muncul, kehandalan data juga diperlukan dalam semua transaksi yang menyangkut siklus produksi, oleh karenanya dibutuhkan formulir atau dokumen yang lengkap dan jelas untuk mendokumentasikan informasi yang berkaitan
1
dengan transaksi di dalam departemen produksi sehingga menghasilkan output informasiyang andal dan dapat dipercaya. PT Charoen Pokhpand merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan (olahan daging ayam). Depertemen Produksi PT Charoen Pokhpand mempunyai karyawan produksi kurang lebih 1000 orang yang terbagi dalam enam bagian, yaitu: Bagian Penerimaan, Bagian Penggantungan Ayam, Bagian Penanganan, Bagian Penyiangan, Bagian Packing, dan Bagian Gudang. PT Charoen Pokhpand merupakan perusahaan yang pada awalnya didirikan di Cikande, Jawa Barat. Pada tujuh tahun belakangan ini sebagian besar kegiatan produksinya dipindahkan ke Salatiga, sehingga diperlukan sistem pengendalian internal yang baik guna menyesuaikan lingkungan kerja yang baru. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan secara keseluruhan, PT Charoen Pokhpand sudah menerapkan sistem pengendalian internal di siklus produksi, sementara itu dalam praktiknya masih ada beberapa masalah yang muncul. Contohnya,
adanya masalah teknis produksi
yaitu kurangnya
ketersediaan peralatan produksi seperti pisau pemotong, sarung tangan, sepatu boot, dan masker. Masalah lain yang muncul adalah toleransi yang terlalu tinggi terhadap perencanaan produksi serta pengawasan terhadap karyawan masih lemah, terlihat masih terjadinya pencurian terhadap produk yang dilakukan oleh karyawan produksi. Berdasarkan uraian sebelumnya, persoalan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai kemampuan sistem pengendalian internal di siklus produksi PT Charoen Pokhpand yang dilihat berdasarkan lima komponen COSO (Committee of Sponsoring Organization) yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan monitoring. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi sistem pengendalian internal di siklus produksi yang sudah diterapkan di PT Charoen Pokhpand berdasarkan COSO. Hal ini didasarkan pada masih munculnya kelemahan sistem pengendalian internal di siklus produksi, sehingga dianggap perlu untuk diberikan rekomendasi. Manfaat dari penelitian ini, 1) Bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan
2
informasi sistem pengendalian internal yang berlaku padaperusahaan. 2) Bagi perusahaan, agar dapat lebih meningkatkan kualitas sistem pengendalian internal pada siklus produksi 2. KERANGKA TEORITIS 2.1.Sistem Pengendalian Internal Pengendalian intemal didefinisikan sebagai organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi ( Harahap, 1995 ) dalam ( Ihsan dan Sulastri, 2005). Sistem pengendalian internal merupakan faktor yang menentukan dapat dipercaya atau tidaknya laporan yang dihasilkan perusahaan, dengan demikian perlu adanya konsep- konsep yang mendasarinya yaitu tanggung jawab manajemen, jaminan yang memadai, pengolahan data dan keterbatasan pengendalian (Kwang Bu, 2006). Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) pengendalian internal didefinisikan sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan karyawan yang berada diarahan dewan komisaris serta pihak manajemen, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian sudah dicapai. Terdapat lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan (Romney dan Steinbart, 2008), yaitu: 1. Lingkungan Pengendalian: Inti dari bisnis apapun adalah orang- orangnya, ciri dan sifat perorangan, termasuk integritas, nilai- nilai etika, dan kompetensi, serta
lingkungan
tempat
beroperasi.
Mereka
adalah
mesin
yang
mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. 2. Aktivitas Pengendalian: Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanaan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. 3. Penilaian resiko: Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan resiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi
3
dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang terkait. 4. Informasi dan Komunikasi: Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Informasi dan komunikasi ini memungkinkan orang- orang atau anggota dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi
yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan,
mengelola,
dan
mengendalikan operasinya. 5. Pengawasan: Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat bereaksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. 2.2. SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah keseluruhan yang terjadi dalam pengolahan bahan baku sampai pada produk jadi (Mulyadi 2001) dalam (Aryati 2004). Siklus produksi dalam perusahaan manufaktur yang diproduksinya berdasarkan pesanan dari pembeli terdiri dari dua transaksi, yaitu transaksi manufaktur dan aktifitas perhitungan fisik persediaan. Jaringan prosedur yang membentuk masing- masing transaksi tersebut adalah (Aryati, 2004) : 1.
Transaksi manufaktur: a. Prosedur bahan baku b. Prosedur pencatatan bahan baku c. Prosedur pencatatan tenaga kerja langsung d. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik e. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya f. Prosedur pencatatan cost produk selesai
2.
Transaksi aktifitas perhitungan fisik persediaan: a. Prosedur perhitungan fisik b. Prosedur kompilasi c. Prosedur penentuan cost persediaan d. Prosedur adjustment cost persediaan
4
Tujuan utama siklus produksi adalah untuk mempermudah perubahan bahan baku menjadi produk jadi, selain itu siklus produksi bertujuan untukmenjaga tingkat mutu produk, karena dalam siklus produksi mencakup fungsi- fungsi perencanaan dan pengendalian produksi, pengolahan bahan baku dan transfer barang jadi (Hastoni dan Andrianto, 2005). 3.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah sistem
pengendalian internal departemen produksi PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPI). Metode untuk memperoleh data dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dengan melakukan wawancara kepada Manajer Produksi menyangkut aktivitas produksi PT Charoen Pokhpand serta alur proses produksi dan profil perusahaan. Selanjutnya menyerahkan kuesioner untuk diisi oleh Manajer Produksi yang didalamnya
terdapat
pernyataan
menyangkut
prosedur
produksi
dilihat
berdasarkan lima komponen COSO (Committee of Sponsoring Organization), yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Pernyataan dalam kuesioner digunakan untuk menilai kekuatan sistem pengendalian internal yang sudah diterapkan dengan scoring. Pernyataan yang kuat diberikan skor 5 sampai yang lemah diberikan skor 1.Kuesioner ini digunakan untuk mengukur penerapan sistem pengendalian internal di PT Charoen Pokhpand dengan dasar lima komponen COSO. Selain menyerahkan kuesioner kepada Manajer produksi, disebarkan juga 30 kuesioner kepada karyawan departemen produksi. Dalam kuesioner tersebut terdapat lima belas pernyataan menyangkut peran manajemen dan peran karyawan dalam siklus produksi. Seperti halnya kuesioner untuk Manajer produksi, penilaian pada kuesioner yangdisebarkan kepada karyawan juga dengan menggunakan cara scoring. Jawaban Selalu diberi skor 4, Kadang- kadang skor 3, Belum pernah skor 2, dan Tidak pernah skor 1. Hasil jawaban kuesioner kemudian diinput dan dilakukan penilaian rata- ratauntuk kemudian diolah menggunakan SPSS 16, dengan uji deskriptif frekuensi. Hasil uji deskriptif
5
frekuensi digunakan sebagai dasar analisis peran manajemen menurut karyawan produksi serta kepatuhan mereka terhadap prosedur pengendalian internal yang telah ditetapkan di departemen produksi PT Charoen Pokhpand. Selain kelimabelas pernyataan yang diajukan, penulis juga menyertakan satu pertanyaan dalam kuesioner tersebut, pertanyaan menyangkut apakah masih ada masalah yang mengganggu aktivitas produksi. Tahapan terakhir untuk mengetahui apakah data atau informasi menyangkut siklus produksi didokumentasikan dengan baik,dilakukan jugaanalisis beberapa formulir atau dokumen tercetak menyangkut kejelasan serta kelengkapan nama atribut di dokumen tercetak. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Alur Sistem Produksi PT Charoen Pokhpand Kuantitas produk yang akan diproduksi didasarkan pada permintaan dari konsumen melalui bagian penjualan. Proses ini dibantu dengan adanya penggunaan sistem yang sudah terkomputerisasi dan terintregasi pada siklus produksi PT Charoen Pokhpand, yaitu SAP. SAP adalah suatu software yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efektif dan efisien, SAP sendiri merupakan singkatan dari System Application and Product in Data Processing (Training SAP 2007) dalam (Singgih 2012). Berikut sistem produksi PT Charoen Pokhpand di setiap tahap proses produksinya, diawali dengan penerimaan ayam hidup (bahan baku) dari pihak supplier pembawa ayam, setelah sebelumnya melalui proses penimbangan, berat ayam hidup kemudian diinput dalam sistem SAP pada dokumen SPPA (Surat Perintah Penangkapan Ayam), yang selanjutnya menghasilkan informasi data ayam Delivery Order. Data ayam Delivery Order digunakan sebagai dasar proses selanjutya
yaitu
proses
penggantungan
dan
penghitungan
ayam,
yang
menghasilkan informasi jumlah ayam masuk dan kemudian di input kembali di dalam sistem SAP. Ayam hidup yang sudah dihitung kemudian masuk dalam proses pemotongan. Pada proses pemotongan ayam, keluar formulir efektifitas
6
produksi. Formulir tersebut digunakan untuk menilai keefektifan dan keefisienan ayam yang dihasilkan setelah proses pemotongan ayam, untuk menilai kesesuaian kuantitas dengan perencanaan semula. Proses defeathering dan pengeluaran jeroan ayam di bagian penanganan, dilakukan pada ayam yang sudah dipotong. Proses tersebut menghasilkan informasi jumlah ayam tanpa jeroan.Informasi jumlah ayam tanpa jeroan kemudian kembali di input dalam sistem SAP. Ayam yang telah dipisahkan dengan jeroanya, kemudian dibersihkandan nantinya akan menghasilkan ayam bersih.Ayam
bersih
tersebut
kemudian
diperiksa
kualitasnya
dengan
menggunakan formulir quality control. Ayam yang telah diperiksa kualitasnya, kemudian disortasi di bagian penyiangan. Berdasarkan proses sortasi keluar data jumlah dan berat ayam bersih serta produk setengah jadi (ayam tanpa jeroan). Pada bagian penyiangan juga terdapat proses perhitungan, proses cut-up dan metal detecting pada jumlah ayam bersih yang dihasilkan.Pada tahap metal detecting, ayam diuji apakah mengandung logam atau tidak, apabila mengandung logam produk jadi akan dikeluarkan dari produksi dan dinyatakan sebagai produk tidak layak. Apabila produk tidak mengandung logam, produk akan melalui tahapan selanjutnya di bagian pembekuan dan packing. Proses pada bagian pembekuan dan packing dimulai dengan input data hasil produksi tanpa tulang dan bebas logam di sistem SAP yang menghasilkan data hasil produksi. Selanjutnya ayam hasil produksi dipacking sesuai dengan klasifikasi yang sudah direncanakan sebelumnya. Dari proses packing keluar data finished good yang kemudian di input di sistem SAP. Finished good disimpan dalam bagian cold storage untuk kemudian dikeluarkan saat bagian pemuatan meminta barang untuk dimuat dan dikirimkan kepada konsumen. Metode ABC (Activity Based Costing) merupakan metode yang digunakan oleh PT Charoen Pokhpand. Hal ini sesuai dengan hakikat ABC yang diungkapka oleh Mulyadi (2001) dalam Martusa dan Adie (2011) yaitu dalam menghasilkan cost object (produk atau jasa), sumber daya yang dikeluarkan oleh perusahaan berupa biaya-
7
biaya didasarkan atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga digunakan metode ABC dalam input data pada SAP guna mengurangi timbulnya resiko kesalahan perhitungan biaya. 4.2. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand Siklus Produksi Berdasarkan COSO Perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai. Dengan adanya sistem pengendalian internal tersebut yang digunakan untuk meminimalisasi tingkat kecurangan yang mungkin akan terjadi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan produksi, serta menjaga data yang terkait siklus produksi agar tetap handal. Begitu pula dengan PT Charoen Pokhpand yang juga mempunyai sistem pengendalian internal yang dilihat berdasarkan dari lima komponen pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) yang saling berkaitan, yaitu: Lingkungan Pengendalian Karyawan di siklus produksi bekerja untuk menghasilkan produk utama Slaughterhouse yaitu ayam utuh, ayam potong,dan ayam tanpa tulang. Berdasarkan wawancara dengan Manajer Produksi, sebagian besar karyawan di departemen produksi adalah karyawan wanita, dengan alasan menurut perusahaan karyawan wanita memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada karyawan pria. Karyawan produksi bekerja dalam sebuah sub tim kecil di enam bagian departemen produksi Bagian Penerimaan, Bagian Penggantungan Ayam, Bagian Penanganan, Bagian Penyiangan, Bagian Packing,dan Bagian Gudang. Hubungan kerjasama serta solidaritas antar karyawan dalam satu tim dengan tim lain terjalin dengan baik, meskipun telah terdapat pemisahan tugas yang jelas sesuai dengan tanggung jawab serta wewenang di setiap bagian. Sebagai contoh karyawan pada bagian penanganan tidak boleh membantu ataupun diperbantukan dalam aktivitas bagian penyiangan, apabila hal itu terjadi dikhawatirkan akan timbul kesalahan dalam aktivitas produksi di bagian penyiangan.
8
Manajer produksi sebagai pimpinan tertinggi di Departemen Produksi berperan juga dalam pengawasan terhadap karyawan berkompetensi rendah yang dilihat dalam KPI (Key Performance Indicator) meliputi target reject, kualitas produksi, kerjasama tim dan kepemimpinan, serta terlibat juga dalam pelatihan karyawan baru. Perusahaan juga terbuka secara penuh terhadap pemerintah mengenai pelaporan keuangan dan segala aktivitas bisnis yang menyangkut kegiatan produksi PT Charoen Pokhpand. Pihak manajemen Departemen Produksi telah memahami kebijakan pemerintah menyangkut cara pemotongan atau penyembelihan ayam yang halal, dalam hal ini perusahaan bekerjasama dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan diadakannya audit oleh pihak MUI dan sosialisasi kepada karyawan produksi bagian penggantungan ayam (sembelih) yang dilakukan setiap tahunnya untuk pengakuan produk halal. Perusahaan juga mendaftarkan produknya ke BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) seperti yang sudah menjadi peraturan pemerintah, guna meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk PT Charoen Pokhpand. Proses pengambilan keputusan dalam Departemen Produksi oleh pihak manajemen juga dilakukan secara konsisten, keputusan dibuat setelah mempertimbangkan secara seksama fakta- fakta yang terjadi dan dirapatkan dalam rapat koordinasi yang dilakukan setiap bulannya. Manajer Produksi menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, agar tercipta integritas dan nilai etika yang baik. Penilaian Resiko PT Charoen Pokhpand mempunyai misi perusahaan yang resmi disusun dan dikomunikasikan ke seluruh karyawan departemen produksi yaitu menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya, serta menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak lingkungan di dalam menjalankan kegiatan. Tingkat aktivitas produksi serta tujuannya dievaluasi secara berkala sesuai dengan misi PT Charoen Pokhpand.
9
Pada setiap proses produksi selalu ada rencana produksi jangka pendek maupun jangka panjang yang dikomunikasikan setiap minggunya ke karyawan produksi. Prosedur ini dinamakan briefing mingguan guna meminimalisasi resiko terjadinya missed target yang sudah direncanakan. PT Charoen Pokhpand selalu melakukan aktivitas produksi berdasarkan perencanaanyang sudah dibuat, baik perencanaanharian,
mingguan,
maupun
bulanan
yang
bertujuan
untuk
menghindari terjadinya kelebihan ataupun kekurangan bahan baku produksi. Ketika perusahaan mengalami kelebihan bahan baku, yang akan terjadi adalah kelebihan biaya yang dikeluarkan (over cost), namun ketika perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Hal ini berpengaruh pada munculnya biaya stockout yaitu biaya hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendapatan karena bahan baku yang diperlukan tidak tersedia. Terjadinya stockout ini dapat menyebabkan proses produksi tertunda dan perusahaan kehilangan pendapatan penjualan serta kepercayaan dari para pelanggan ( Romney danSteinbart,2008). Anggaran atau biaya produksi dikembangkan oleh Departemen Accounting yang bertanggung jawab dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Departemen Accounting PT Charoen Pokhpand tidak hanya bertugas menghitung dan mencatat hal yang menyangkut transaksi pembiayaan, tetapi juga bertugas sebagai controlling biaya yang dikeluarkan di Departemen Produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi munculnya resiko terlalu banyak biaya produksi yang dikeluarkan (over budget) namun tidak diikuti dengan kualitas dan kuantitas produk yang sesuai target perencanaan. Studi biaya dilakukan sebelum menentukan bahan baku serta segala sesuatu yang mendukung aktivitas produksi yang akan dipakai. Mekanisme dan prosedur PT Charoen Pokhpand yang telah ada di dalam Departemen Produksi digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa baru yang mempengaruhi tujuan perusahaan seperti: perubahan ekonomi, perubahan peraturan pemerintah, dan perubahan tekhnologi.
10
Aktivitas Pengendalian Key Performance Indicator (KPI) digunakan sebagai dasar hasil penilaian kinerja karyawan yang dilakukan setiap tahunnya yang digunakan oleh perusahaan sebagai control kualitas produk serta kualitas sumber daya manusia di dalam Departemen Produksi. Apabila muncul produk yang tidak sesuai standar serta terjadi kesalahan ataupun kecurangan dari karyawan, PT Charoen Pokhpand bisa secepatnya melakukan perbaikan yang dibicarakan sebelumnya dalam rapat koordinasi setiap bulannya pada setiap departemen. Manajer Produksi juga melakukan tinjauan mendadak terhadap karyawan produksi guna mengetahui kesalahan- kesalahan yang mungkin dilakukan. Aktivitas produksi PT Charoen Pokhpand telah didokumentasikan dalam sistem SAP yang terkomputerisasi dan terintegrasi ke departemen lain, seperti contohnya Departemen Accounting. Akses ke sistem program SAP dan data dikendalikan untuk menghindari kemungkinan resiko kehilangan data transaksi pada Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand. Aktivitas pengendalian lain yang sudah perusahaan lakukan adalah dilakukannya review dan rekonsiliasi laporan dalam kegiatan produksi. Setiap pengeluaran barang selalu mendapat persetujuan dari pihak yang diberikan otorisasi, dan dilakukan penghitungan ulang disetiap bagian. Pembatasan penggunaan aset didokumentasikan dengan baik dalam formulir bukti serah terima barang pada setiap bagian di Departemen Produksi yang penggunaannya dipantau oleh pihak manajemen yaitu supervisor dan koordinator setiap bagian. Peralatan, perlengkapan, persediaan, serta asset lainnya secara fisik dijamin dan dihitung secara berkala. Rencana pemulihan juga dilakukan oleh pihak manajemen produksi apabila terjadi bencana alam atau pun masalah internal seperti kebakaran pabrik, mesin rusak, dalam perusahaan untuk meminimalkan tingkat kerugian.
11
Informasi dan Komunikasi Semua transaksi di Departemen Produksi sudah dicatat dalam sistem SAP dan akan terintregrasi ke departemen lain yang berhubungan. Selain itu untuk mempermudah komunikasi antar departemen yang saling berkait, PT Charoen Pokhpand juga menggunakan jaringan internet, contohnya informasi permintaan produk dari departemen pemasaran dilakukan via e-mail pada departemen produksi sebagai dasar dilakukannya perencanaan produksi. Selain itu karena PT Charoen Pokhpand menggunakan ABC (Activity Based Costing) yang setiap kegiatannya menimbulkan biaya, dengan sistem yang terkomputerisasi dan sudah terintegrasi maka akan mempermudah Departemen Accounting untuk menghitung biaya yang akan dibebankan disetiap tahap atau aktivitas produksi. Informasi dievaluasi
dan
diklasifikasikan
berdasarkan
integritas
kerahasiaan
dan
ketersediaan karyawan yang memiliki otoritas atau tanggung jawab untuk mengaksesnya dalam sistem SAP yang sebelumnya dilatih terlebih dahulu pengoperasian SAP untuk memahami tanggung jawab mereka terkait dengan informasi tersebut. Pihak Manajemen Produksi mendorong kepercayaan antara karyawan, supervisor dan departemen yang lain. Karyawan produksi didorong untuk memberikan rekomendasi dan ide sebagai perbaikan PT Charoen Pokhpand kedepannya. Turut diinformasikan hal- hal penting seperti perubahan prosedur, atau perubahan perencanaan produksi oleh Koordinator bagian setiap minggunya kepada karyawan produksi. Monitoring Dalam aktivitas pengawasan atau monitoring PT Charoen Pokhpand membuat aturan untuk mereview seluruh aktivitas maupun data yang menyangkut siklus produksi setiap bulannya, hal ini dilakukan untuk mengawasi seluruh
12
kegiatan produksi agar tetap berjalan sesuai rencana yang telah disusun. Apabila terjadi penyimpangan akan ditindak lanjuti secara tepat waktu. Pengawasan lainnya juga berkaitan dengan kinerja karyawan, persediaan aset dan hal teknis produksi yaitu pemantauan terhadap mesin, fasilitas pendukung produksi (ketersediaan sepatu, sarung tangan, pisau pemotong, masker dan lain- lain) oleh supervisor dan koordinator setiap bagian di dalam Departemen Produksi agar kegiatan produksi berjalan lancar tanpa terkendala masalah teknis dan pengendalian internal serta pemantauan terhadap karyawan. Selain itu manajemen secara berkala mengevaluasi efektifitas proses penilaian resiko, sehingga dilakukan akurasi dan ketepatan waktu di sistem SAP pada saat informasi dibutuhkan mengurangi resiko ketidakandalan data. 4.3. Peran Manajemen dan Kepatuhan Karyawan dalam Prosedur Produksi Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada karyawan produksi, serta uji Descriptive Frequency yang dilakukan berikut hasil penjelasannya: 30 JUMLAH RESPONDEN
25 25 20
21
20
20
17
16 13
15 10
17
13
10
9
10
65
4
5 00
00
10
2
01
00
00
0 X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
PERNYATAAN Selalu
Kadang-Kadang
Belum Pernah
Tidak Pernah
Gambar1: Grafik Peran Manajemen Produksi
13
Keterangan X: X1
Pihak manajemen produksi telah memberikan informasi mengenai prosedur produksi dengan baik kepada seluruh karyawan produksi.
X2
Manajemen produksi menyebar luaskan visi dan kebijakan perusahaan terutama pada divisi produksi kepada seluruh karyawan.
X3
Pimpinan berperan serta dalam peningkatan kualitas produk yang dihasilkan bagian produksi.
X4
Pimpinan melakukan control secara berkala.
X5
Fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan produksi.
X6
Karyawan mendapat pelatihan sebelum melaksanakan tugasnya.
X7
Pihak manajemen sudah menindak tegas bagi karyawan yang melakukan kesalahan dalam kegiatan produksi.
Grafik di atas menunjukkan tujuh pernyataan terkait peran manajemen dalam aktivitas pengendalian internal. Berdasarkan grafik tersebut terlihat pihak manajemen produksi sudah melakukan aktivitas pengendalian internal guna meningkatkan kualitas produksi serta mewujudkan tujuan produksi yang sudah direncanakan, namun terkadang prosedur yang telah diterapkan tidak dijalankan oleh pihak manajemen. Peran Karyawan Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran karyawan dalam kepatuhan terhadap prosedur produksi :
14
JUMLAH RESPONDEN
30
27
26
24
25
21 18
20
13
15 9
10 5
17
16
6
4
3 0 0
3 0 0
12 8
5
4 3
5 6
6 1 0
0 0 0
3 0
0 X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
PERNYATAAN selalu
kadang-kadang
belum pernah
tidak pernah
Gambar 2: Grafik Peran Karyawan
Keterangan X: X1
Karyawan sudah melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur produksi yang berlaku di perusahaan.
X2
Karyawan telah melaksanakan proses produksi sesuai dengan job description anda.
X3
Karyawan telah mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi perusahaan.
X4
Karyawan melakukan tindakan yang melanggar peraturan dalam divisi produksi.
X5
Karyawan menganggap kesalahan- kesalahan kecil yang dilakukan tidak merugikan perusahaan.
X6
Kesalahan yang sengaja dilakukan oleh karyawan biasanya disebabkan karena mengikuti rekan kerja lainnya.
X7
Biasanya kesalahan yang muncul adalah kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja.
X8
Masih ada masalah- masalah muncul yang menghambat kegiatan produksi.
15
Kedelapan pertanyaan diajukan juga kepada responden yaitu karyawan produksi PT Charoen Pokhpand bertujuan untuk mengukur tingkat kepatuhan mereka terhadap prosedur produksi. Peran karyawan dalam siklus produksi sangat penting sebagai salah satu wujud keberhasilan PT Charoen Pokhpand dalam meningkatkan profit perusahaan. Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan bahwa sebenarnya karyawan sudah melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun masih terlihat bahwa karyawan melakukan tindakan di luar prosedur perusahaan yang dianggap sebagai kesalahan kecil yang tidak merugikan perusahaan. Selain ke lima belas pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden, disertakan juga satu pertanyaan kepada karyawan mengenai masalahmasalah yang muncul dalam kegiatan produksi. Hasil yang didapatkan, responden menjawab bahwa masih ada masalah yang muncul yaitu mesin rusak, listrik mati, ketidak tersediaannya fasilitas penunjang kegiatan produksi (masker, pisau pemotong, sarung tangan, sepatu yang jumlahnya terbatas dan sudah rusak), serta tidak dilaksanakanya kegiatan briefing setiap minggunya. Berdasarkan paparan dari karyawan tersebut perusahaan belum memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan produksi dan melaksanakan prosedur briefing mingguan guna meningkatkan kualitas hasil produksi.
4.4. Dokumen Yang Terkait Siklus Produksi Untuk menghasilkan output informasi yang dapat diandalkan, diperlukan juga input informasi yang lengkap dan handal, oleh karena itu diperlukan suatu catatan atau formulir yang lengkap untuk mendokumentasikan setiap transaksi pada siklus produksi. Begitu juga dalam pelaksanaan siklus produksi PT Charoen Pokhpand, digunakan berbagai dokumen atau catatan yang membantu kelancaran kegiatan produksi. Berikut dokumen tercetak yang menyangkut siklus produksi PT Charoen Pokhpand:
16
1. SPPA (Surat Perintah Penangkapan Ayam) atau Bukti Penerimaan Ayam Surat Perintah Penangkapan Ayam digunakan untuk bukti penerimaan ayam hidup yang masuk di perusahaan. Pada Bukti Penerimaan Ayam atribut sudah cukup lengkap untuk menginput data sehingga menghasilkan informasi yang lengkap pula. Formulir ini berisi: Kode supplier, Nama supplier, Nomer antri truk, Jam antri truk, Jam datang truk, Tanggal/Bulan/Tahun, Nomer plat truk, Nomer antri truk actual, Jam mulai bungkar, jam selesai bongkar, Nomer bukti timbang, Berat ayam (Berat timbang I. Berat timbang II, Berat kotor), Jumlah ayam dalam truk, serta keterangan- keterangan kondisi ayam yang dibawa supplier, selain itu selalu ada kolom tanda tangan untuk pihak yang berwenang. 2. Surat Bukti Pengeluaran Barang Evisceration,Cut-up, dan Packing Pada transaksi evisceration,cut-up, dan packing mempunyai formulir Bukti Pengeluaran Barang. Formulir ini digunakan sebagai informasi untuk aktifitas proses produksi selanjutnya. Misalnya informasi pada Bukti Pengeluaran Barang evisceration digunakan sebagai input informasi pada proses selanjutnya yaitu Sortation (sortasi). Terdapat beberapa atribut di dalam Bukti Pengeluaran Barang, yaitu: Jenis transaksi, Plant, Lokasi, Departemen, Tanggal, No. Slip, No. Reservation, Kode, Nama Barang, Batch, Satuan, Keterangan, dan kolom tanda tangan untuk pihak berwenang. 3. Delivery Order Delivery
Order
merupakan
formulir
yang
digunakan
untuk
menginformasikan rincian pemesanan produk dari pelanggan, informasi didalamnya berisi Tanggal, No. DO, No. PO, Kepada (Nama pelanggan), Alamat, Kode barang, Nama barang, Banyak, Jumlah dan No. Truck. Selain itu kolom tanda tangan untuk pihak- pihak berwenang diantaranya tanda tangan penerima barang (pelanggan), supir, bagian pengeluaran barang dan bagian penjualan.
17
Delivery order ini diberikan kepada kepala gudang untuk pengeluaran produk pesanan pelanggan. 4. Surat Pengantar Bongkar (SPB) Surat Pengantar Bongkar digunakan sebagai surat pengantar truk / supplier untuk pengeluaran produk jadi. Dalam surat ini terdapat dua kolom yang diisi oleh penimbang dan diisi oleh pembongkar. Pada kolom yang diisi oleh penimbang terdiri dari atribut: No., Tanggal, Nama barang, Nama supplier, No. Truck, No. sample test, No. bukti timbang, Lokasi gudang, No. surat jalan, sedangkan yang diisi oleh pembongkar terdiri dari aribut: Jumlah, Kondisi barang, dan keterangan. Selain itu pada bagian bawah formulir disertakan bagian tanda tangan untuk Penimbang, Supir, dan Penerima. 5. Bukti Timbang Formulir Bukti Timbang digunakan untuk surat keterangan keluarnya finished good
dari cold storage atau gudang penyimpanan oleh bagpian
distributor. Dalam formulir ini didokumentasikan informasi- informasi sebagai berikut: No. Truk, Jenis barang, No. Seri, Tanggal, Jam, Berat, Berat bersih, No. DO, No. SPB/SPPA, Jumlah Bagian, dan Penimbang. Secara keseluruhan dokumen tercetak untuk mendokumentasikan setiap transaksi yang berkaitan dengan kegiatan produksi sudah cukup baik, selain itu guna mengurangi resiko kehilangan dokumen, setiap dokumen yang tercetak dirangkap tiga. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di departemen produksi PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPI), meliputi hasil wawancara dan pemberian kuesioner menyangkut penerapan sistem pengendalain internal berdasarkan lima komponen COSO yang saling berkaitan dengan Manajer Produksi, menyebarkan kuesioner ke karyawan produksi menyangkut peran manajemen produksi dan karyawan, serta menganalisis dokumen tercetak pada transaksi siklus produksi.
18
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu secara keseluruhan karyawan dan Manajer Produksi sudah menerapkan atau melaksanakan prosedur dan norma Sistem pengendalian internal PT Charoen Pokhpand. Tapi masih terdapat beberapa masalah yang perlu diperbaiki yaitu, adanyamesin rusak, pemadaman listrik, ketidaktersediaannya sepatu boot, pisau pemotong, sarung tangan, serta masker yangsesuai dengan jumlah karyawan produksi, selain itu kegiatan briefing mingguan yang belum dilakukan dan ketidakjelasan dokumen tercetak mengenai nama atribut yang dipakai. 5.1. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak diperolehnya semua dokumen yang tercetak yang menyangkut transaksi di siklus produksi PT Charoen Pokhpand, karena alasan kerahasiaan perusahaan. Selain itu karena menggunakan pendekatan persepsi dalam penelitian ini, sehingga jawaban sepenuhnya ada pada narasumber, oleh karena itu akan lebih baik digunakan pendekatan yang lain untuk penelitian selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA Romney, M.B, and Paul John Steinbart. 2008. Edisi 11. Accounting Information Systems. New Jersey:Prentice Hall, Inc Omposunggu, Halomoan. 2002. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Mei 2002. Vol.1 No.2 Hastoni & Andrianto, Toni. 2005. Peranan Sistem dan Prosedur Produksi. Jurnal Ilmiah Ranggading. Vol. 5 No.2, Oktober 2005: 99-105 Kwang Bu. 2006. Peranan Internal Audit Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Penggajian Pada PT. XYZ. . Volume No. 2, Oktober 2006:118-122 Aryati, Dewi. 2004. Pengujian Kepatuhan terhadap Informasi dan Komunikasi (Salah Satu Elemen Dalam Struktur Pengendalian Internal pada Siklus Produksi), (Studi Kasus pada Perusahaan Plastik Bintang Fajar Sukoharjo). Universitas Kristen Satya Wacana Martusa, Riki dan Adie, Agnes Fransisca. 2011. Peranan Activity- Based Costing System Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Kain Yang Sebenarnya Untuk Penetapan Harga Jual. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Nomor 04. Januari-April 2011 Singgih, Cuk Triono. 2012. Penerapan Program Modul Purchase Dengan Internal Control Pada PT AJBS Swalayan. Jurnal Ekonomi “Ekonomi Muda Kreatif”. Volume 1 Nomor 1
20
Lampiran 1. Uji Deskriptif Frekuensi Peran Manajemen Produksi X1 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
3
20
64.5
66.7
66.7
4
10
32.3
33.3
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X2 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
3
20
64.5
66.7
66.7
4
10
32.3
33.3
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X3 Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
2
1
3.2
3.3
3.3
3
13
41.9
43.3
46.7
4
16
51.6
53.3
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
21
X4 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
3
13
41.9
43.3
43.3
4
17
54.8
56.7
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X5 Cumulative Frequency Valid
Valid Percent
Percent
1
1
3.2
3.3
3.3
3
25
80.6
83.3
86.7
4
4
12.9
13.3
100.0
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
Total Missing
Percent
System
Total
X6 Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
1
2
6.5
6.7
6.7
2
5
16.1
16.7
23.3
3
6
19.4
20.0
43.3
4
17
54.8
56.7
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
22
X7 Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
3
9
29.0
30.0
30.0
4
21
67.7
70.0
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
23
Lampiran 2. Uji Deskriptif Frekuensi Peran Karyawan X1 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
3
4
12.9
13.3
13.3
4
26
83.9
86.7
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X2 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
3
3
9.7
10.0
10.0
4
27
87.1
90.0
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X3 Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
3
6
19.4
20.0
20.0
4
24
77.4
80.0
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
24
X4 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
1
9
29.0
30.0
30.0
2
3
9.7
10.0
40.0
3
18
58.1
60.0
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X5 Cumulative Frequency Valid
Valid Percent
Percent
1
4
12.9
13.3
13.3
2
8
25.8
26.7
40.0
3
13
41.9
43.3
83.3
4
5
16.1
16.7
100.0
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
Total Missing
Percent
System
Total
X6 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
6
19.4
20.0
20.0
2
5
16.1
16.7
36.7
3
16
51.6
53.3
90.0
25
4 Total Missing
3
9.7
10.0
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
100.0
X7 Cumulative Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
2
1
3.2
3.3
3.3
3
12
38.7
40.0
43.3
4
17
54.8
56.7
100.0
Total
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
System
Total
X8 Cumulative Frequency Valid
Total
Valid Percent
Percent
1
3
9.7
10.0
10.0
3
21
67.7
70.0
80.0
4
6
19.4
20.0
100.0
30
96.8
100.0
1
3.2
31
100.0
Total Missing
Percent
System
26
Lampiran 3. Kuesioner Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand (kuesioner diajukan untuk Manajer Departemen produksi).
27
28
29
30
31
32
Lampiran 4. Kuesioner Peran Manajemen dan Peran Karyawan (diajukan untuk karyawan) KUESIONER Perempuan/ Laki-laki Umur: Pendidikan terakhir: Bagian: PERAN MANAJEMEN PERNYATAAN
Selalu
KadangKadang
Belum Pernah
Tidak Pernah
Belum Pernah
Tidak Pernah
1. Pihak manajemen produksi telah
2.
3. 4. 5. 6. 7.
memberikan informasi mengenai prosedur produksi dengan baik kepada seluruh karyawan produksi Manajemen produksi menyebar luaskan visi dan kebijakan perusahaan terutama pada divisi produksi kepada seluruh karyawan. Pimpinan berperan serta dalam peningkatan kualitas produk yang dihasilkan bagian produksi. Pimpinan melakukan control secara berkala. Fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan produksi. Karyawan mendapat pelatihan sebelum melaksanakan tugasnya. Pihak manajemen sudah menindak tegas bagi karyawan yang melakukan kesalahan dalam kegiatan produksi.
PERAN KARYAWAN PERNYATAAN
Selalu
KadangKadang
1. Anda sudah melaksanakan
2. 3. 4. 5.
kegiatan produksi sesuai dengan prosedur produksi yang berlaku di perusahaan. Anda melaksanakan proses produksi sesuai dengan job description anda. Anda telah mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi perusahaan. Anda melakukan tindakan yang melanggar peraturan dalam divisi produksi. Anda menganggap kesalahankesalahan kecil yang anda
33
lakukan tidak banyak merugikan perusahaan. 6. Kesalahan yang memang anda sengaja biasanya dilakukan karena anda mengikuti kesalahan yang sama oleh teman kerja anda. 7. Biasanya kesalahan yang muncul adalah kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja.. 8. Masih ada masalah- masalah muncul yang sedikit banyak menghambat kegiatan produksi, *bila jawaban nomer 8 Selalu atau Kadang- kadang, tuliskan masalah yang muncul dibawah ini:
*Centang jawaban pilihan anda pada tempat yang sudah tersedia. Dan jawablah pertanyaan sesuai perintah.
34
Lampiran 5. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand (Bukti Penerimaan Ayam)
35
Lampiran 6. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand (Formulir di bagian Evisceration)
36
Lampiran 7. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand (Formulir di bagian cut- up)
37
Lampiran 8. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand (Formulir bagian Packing dan warehouse)
38
Lampiran 9: Flowchart dan Alur Proses Siklus Produksi PT Charoen Pokhpand Mulai
1
SPPA
Menimbang ayam hidup
Data ayam DO
Data berat ayam hidup
Penyembeli han ayam
Ayam hidup masuk Menginput data berat ayam hidup
Formulir efektifitas produksi
Data ayam DO
Perhitungan ulang jumlah ayam masuk
Ayam hidup masuk 1
Jumlah ayam masuk
Ayam hidup/ BB
2
39
3
2
Data ayam masuk
Ayam masuk/ BB
4
Data jumlah dan berat ayam bersih
Data jumlah produk setengah jadi
Ayam tanpa jeroan
Proses pengeluar an jeroan
Proses Packing
Proses cut-up &metal detecting Produk tdk layak TIDAK
Data jumlah dan berat produk/FG
Data jmlh ayam tanpa jeroan Form Quality control
Proses sortasi
Sesuai
Produk jadi/ FG
Produk setengah jadi (ayam utuh,ayam potong,&ayam tanpa tulang)
YA
Data jumlah produk setengah jadi
4
Proses pengeluar an barang
Produk setengah jadi
DO barang keluar
Data jumlah dan berat ayam bersih
Ayam tanpa jeroan
SELESAI 3
40
Alur Proses Slaughterhouse Timbang truckscale 1. 2.
Unloading
Sortation I (Ante Mortem Inspection)
TEMPAT PENERIMAAN 3.
On Feet Hanging
RUANG PENGANTUNGAN RUANG PENANGANAN 4.
Defeathering section 5.
Re – cheking
6.
Head Pulling
7.
Feet Cutting
8.
Evisceration
RUANG PENYIANGAN
9.
Sortation II (Post Mortem Inspection)
10. Chilling
11. On Neck Hangging
19. Cut up proses 20.Metal Detecting RUANG PEMBEKUAN DAN PACKING AIR BLAST FREEZER 21.Air Blast Freezing
PACKING ROOM 22.Karton/ Karung Packing
COLD STORAGE 23.Cold Storaging
TEMPAT PEMUATAN 24.Loading
41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yuni Purwanti
Alamat
: Jl. Patimura no.114 Salatiga
Tempat, tanggal lahir
: Salatiga, 21 Juni 1991
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
No. telepon
: 085640733744
Email
:
[email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN 1. TK Taruna Tama , Salatiga (1994-1997) 2. SD Kutowinangun IX , Salatiga (1997-2003) 3. SMP Kr. Satya Wacana , Salatiga (2003-2006) 4. SMAN 1 Tengaran (2006-2009) 5. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Progdi Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (2009-2014) Pengalaman Organisasi : 1. Sie. Acara DIES NATALIS KE 51 Fakultas Ekonomika dan Bisnis(2010) 2. Koord. Pubdokjin National Seminar On Accounting 2011” Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK 2010” (2011) 3. Koord. Pubdokjin National Seminar On Accounting 2011”Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP” (2011) 4. Panitia English Conversation Club(2011) 5. Sie. Pubdokjin Economic Friendly Night (2012) 6. Koord. Konsumsi Pesta Rakyat Ekonomi (2013)
42
43