P U T U S A N No. 2097 K/PID/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH
AGUNG
memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara para Terdakwa : Nama
: ISWATIN;
Tempat lahir
: Lamongan;
Umur/tanggal lahir
: 24 Tahun/21 Juli 1984;
Jenis kelamin
: Perempuan;
Kebangsaan
: Indonesia;
Tempat tinggal
: Jl. Wonocolo Baru I Rt 22 Rw 07 Taman Sidoarjo;
Agama
: Islam;
Pekerjaan
: Swasta;
Terdakwa berada di luar tahanan dan pernah ditahan: -
Jaksa Penuntut Umum sejak tanggal 16 Desember 2008 sampai dengan tanggal 4 Januari 2008;
yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya karena didakwa: KESATU: Bahwa ia terdakwa ISWATIN pada tanggal 29 Juni 2006 sekira jam 14.30 WIB dan pada hari Rabu tanggal 06 September 2006 sekira jam 13.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam tahun 2006 bertempat di Koperasi Simpan Pinjam Cipta Dana di Jalan Raya Nginden No. 3 Kav. 7 Surabaya dan di dalam toko Intisari di Jalan Kertajaya atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surabaya dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat maupun dengan karangan perkataanperkataan bohong membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bahwa sebelumnya Terdakwa mengeluh kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN bahwa Terdakwa memerlukan uang sebesar Rp 1.500.000,-
Hal. 1 dari 1 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
untuk membayar tunggakan cicilan sepeda motor Suzuki Shogun dan bermaksud meminjam uang kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan berjanji akan segera mengembalikan uang tersebut kepada saksi korban, selanjutnya pada tanggal 29 Juni 2006, saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN menggadaikan BPKB sepeda motor miliknya di Koperasi Simpan Pinjam Cipta Dana dan setelah cair Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN memberikan uang tersebut kepada Terdakwa dan Terdakwa menerima uang tersebut dan berjanji akan segera membayar uang tersebut kepada saksi H. ALl MUSHOLIHIN, selanjutnya sekira bulan Agustus 2006, Terdakwa mendatangi lagi saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN dan mengatakan bermaksud meminjam uang sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) yang akan digunakan untuk melunasi cicilan sepeda motornya yaitu sepeda motor Suzuki Shogun yang masih kurang beberapa bulan dan selanjutnya untuk mengambil BPKB sepeda motor tersebut, dan Terdakwa berjanji akan mengangsur kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN selama 10 (sepuluh) bulan dengan angsuran setiap bulannya adalah Rp 460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah), karena hubungan antara Terdakwa dan saksi korban cukup akrab, saksi menyetujui permintaan Terdakwa dan saksi mengajukan pinjaman di Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Tut Wuri di Jalan Simokerto Surabaya sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) dan setelah pinjaman di KPN Tut Wuri berhasil cair pada bulan September 2006, saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN memberikan uang sebesar Rp. 4.000.000,- tersebut kepada Terdakwa di Toko Intisari di Jalan Kertajaya Surabaya, namun setelah uang diserahkan kepada Terdakwa, Terdakwa sama sekali tidak rnencicil uang tersebut seperti yang dijanjikan oleh Terdakwa kepada saksi H. ALl MUSHOLIHlN, hingga akhirnya saksi melaporkan Terdakwa kepada petugas Polsek Sawahan; Akibat
perbuatan
terdakwa
ISWATIN,
saksi
korban
H.
ALl
MUSHOLTHIN mengalami kerugian sebesar Rp 5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah); Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 378 KUHP; ATAU: KEDUA: Bahwa ia terdakwa ISWATIN pada waktu dan tempat yang telah diuraikan dalam Dakwan Kesatu dengan sengaja memiliki dengan melawan hak
Hal. 2 dari 2 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: Bahwa sebelumnya Terdakwa mengeluh kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN bahwa Terdakwa memerlukan uang sebesar Rp 1.500.000,untuk membayar tunggakan cicilan sepeda motor Suzuki Shogun dan selanjutnya pada tanggal 29 Juni 2006, lalu saksi H. ALl MUSHOLIHIN merasa kasihan dan bermaksud meminjami uang kepada Terdakwa lalu saksi korban menggadaikan BPKB sepeda motor miliknya di Koperasi Simpan Pinjam Cipta Dana dan setelah cair Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN memberikan uang tersebut kepada Terdakwa dan Terdakwa menerima uang tersebut dan berjanji akan segera membayar uang tersebut kepada saksi H. ALl MUSHOLIHIN. Selanjutnya sekira bulan Agustus 2006, Terdakwa mendatangi lagi saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN dan mengatakan bermaksud meminjam uang sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) yang akan digunakan untuk melunasi cicilan sepeda motomya yaitu sepeda motor Suzuki Shogun yang masih kurang beberapa bulan dan selanjutnya untuk mengambil BPKB sepeda motor tersebut, dan Terdakwa berjanji akan mengangsur kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN selama 10 (sepuluh) bulan dengan angsuran setiap bulannya adalah Rp 460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah), karena hubungan antara Terdakwa dan saksi cukup akrab, saksi menyetujui permintaan Terdakwa dan saksi mengajukan pinjaman di Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Tut Wuri di Jalan Simokerto Surabaya sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) dan setelah pinjaman di KPN Tut Wuri berhasil cair pada bulan September 2006, saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN memberikan uang sebesar Rp 4.000.000,- tersebut kepada Terdakwa di Toko Intisari di Jalan Kertajaya Surabaya, namun setelah uang diserahkan kepada Terdakwa, Terdakwa sama sekali tidak mencicil uang tersebut seperti yang dijanjikan oleh Terdakwa kepada saksi H. ALl MUSHOLIHIN, hingga akhirnya saksi melaporkan Terdakwa kepada petugas Polsek Sawahan; Akibat
perbuatan
Terdakwa
ISWATIN,
saksi
korban
H.
ALl
MUSHOLIHIN mengalami kerugian sebesar Rp 5.500.000,- (lima juta lima ratus ribu rupiah); Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP; Mahkamah Agung tersebut;
Hal. 3 dari 3 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Surabaya tanggal 11 Februari 2009 sebagai berikut: 1. Menyatakan
terdakwa
ISWATIN
bersalah
melakukan
tindak
pidana
“PENGGELAPAN” sebagaimana diatur dalam pasal 372 KUHP; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ISWATIN dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dipotong selama Terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan; 3. Menetapkan barang bukti berupa: -
1 (satu) lembar fotocopy aplikasi permohonan kredit ke Koperasi “Cipta Dana”;
-
1 (satu) lembar fotocopy tanda bukti penerimaan BPKB sepeda motor Honda GL Pro Nopol L-5752-DS dari Koperasi “Cipta Dana”;
-
1 (satu) lembar fotocopy surat permohonan kredit kepada KPRI “TUT WURI” Kecamatan Simokerto Surabaya;
-
1 (satu) buah tas merk Shopie Martin;
dikembalikan kepada saksi korban H. ALI MUSHOLIHIN; 4. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah); Membaca putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor: 4812/Pid.B/ 2009/PN.Sby. tanggal 26 Februari 2009 yang amar lengkapnya sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa ISWATIN tersebut di atas secara sah dan meyakinkan tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan baik dalam dakwaan kedua alternatif maupun dakwaan kesatu alternatif; 2. Membebaskan oleh karena itu terhadap Terdakwa ISWATIN dari dakwaandakwaan tersebut (vrijspraak); 3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya; 4. Memerintahkan segera mengeluarkan Terdakwa dari tahanan; 5. Menyatakan barang bukti berupa: -
1 (satu) lembar fotocopy aplikasi permohonan kredit ke Koperasi “Cipta Dana”;
Hal. 4 dari 4 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
-
1 (satu) lembar fotocopy tanda bukti penerimaan BPKB sepeda motor Honda GL Pro Nopol L-5752-DS dari Koperasi “Cipta Dana”;
-
1 (satu) lembar fotocopy surat permohonan kredit kepada KPRI “TUT WURI” Kecamatan Simokerto Surabaya;
-
1 (satu) buah tas merk Shopie Martin;
Dikembalikan kepada saksi korban H. ALI MUSHOLIHIN; 6. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor: 4812/ Pid.B/2008/PN.SBY. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Surabaya yang menerangkan, bahwa pada tanggal 12 Maret 2009 Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut; Memperhatikan memori kasasi bertanggal 25 Maret 2009 dari Jaksa Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 25 Maret 2009; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dijatuhkan dengan hadirnya Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 26 Februari 2009 dan Jaksa Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 12 Maret 2009 serta memori kasasinya telah diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 25 Maret 2009, dengan demikian permohonan kasasi beserta alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang; Menimbang, bahwa pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas ; Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah Negara diterapkan secara tepat dan adil, Mahkamah Agung wajib memeriksa apabila ada pihak yang mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan bawahannya yang membebaskan Terdakwa, yaitu guna menentukan sudah tepat dan adilkah putusan pengadilan bawahannya itu ;
Hal. 5 dari 5 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
Menimbang, bahwa namun demikian sesuai yurisprudensi yang sudah ada apabila ternyata putusan pengadilan yang membebaskan Terdakwa itu merupakan pembebasan yang murni sifatnya, maka sesuai ketentuan pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) tersebut, permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ; Menimbang, bahwa sebaliknya apabila pembebasan itu didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya suatu unsur perbuatan yang didakwakan, atau apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan putusan lepas dari segala tuntutan hukum, atau apabila dalam menjatuhkan putusan itu pengadilan telah melampaui batas kewenangannya (meskipun hal ini tidak diajukan sebagai alasan kasasi), Mahkamah Agung atas dasar pendapatnya bahwa pembebasan itu bukan merupakan pembebasan yang murni harus menerima permohonan kasasi tersebut ; Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Surabaya yang telah menjatuhkan putusan dengan menyatakan terdakwa ISWATIN tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum (Vrijspraak) adalah putusan yang keliru, Yudex Factie dalam memeriksa dan mengadili perkara atas nama terdakwa tersebut telah melakukan kekeliruan dalam menafsirkan fakta-fakta persidangan sehingga tidak menerapkan peraturan hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya (vide pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP); Bahwa Yudex Facti tidak mencermati keterangan saksi-saksi di depan persidangan, yaitu keterangan saksi korban saksi H. ALl MUSHOLIHIN, saksi setelah disumpah yang pada pokoknya menerangkan bahwa: -
Bahwa saksi adalah guru Agama di SDN Sidodadi II/154, dan saksi kenal dengan Terdakwa karena Terdakwa mengajar pelajaran Aritmatika sempoa di sekolah saksi;
-
Bahwa awalnya pada hari yang tidak diingat lagi yaitu pada tanggal 24 Juni 2006, pada saat sekolah saksi mengadakan tur ke Songgoriti, Malang, dan saksi ikut mengantarkan siswanya dalam tur tersebut, Terdakwa juga ikut, dan dalam perjalanan pulang Terdakwa menangis, saksi bertanya ada apa kemudian Terdakwa bercerita kepada saksi bahwa dirinya sedang dalam kesulitan keuangan, dan sedang membutuhkan uang untuk membayar
Hal. 6 dari 6 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
cicilan sepeda motor yang sudah menunggak selama 2 (dua) bulan, dan apabila Terdakwa tidak membayar maka terdakwa akan digantung, saat itu Terdakwa bermaksud meminjam kepada saksi namun saksi belum bisa menjawabnya; -
Bahwa selanjutnya beberapa hari setelah rekreasi tersebut, Terdakwa menelpon saksi dan menanyakan untuk meminjam BPKB sepeda motor saksi yaitu sepeda motor Honda GL Pro tahun 1995 Nopol L- 5752-DS (nomor lama) dan L-5425-W (nomor baru), dan selanjutnya meminjamkan BPKB sepeda motornya kepada terdakwa Iswatin pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2006 sekira jam 07.30 WIB, di depan Kantor Golkar A. Yani Surabaya;
-
Bahwa selanjutnya Terdakwa membawa BPKB tersebut ke Koperasi Cipta Dana, namun ternyata ditolak oleh Koperasi Cipta Dana tersebut karena bukan atas nama Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menelpon saksi dan saksi datang ke Koperasi tersebut untuk mencairkan pinjaman sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);
-
Bahwa setelah saksi menerima uang Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), uang tersebut diserahkan kepada Terdakwa dan diterima serta dihitung oleh Terdakwa di depan kasir Koperasi Cipta Dana;
-
Bahwa atas pinjaman uang Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) tersebut, Terdakwa berjanji akan menutup atau membayarnya;
-
Bahwa selanjutnya 2 atau 3 bulan kemudian Terdakwa mengatakan sedang membutuhkan uang dan bermaksud meminjam uang kepada saksi sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah), yang akan digunakan oleh Terdakwa untuk melunasi sepeda motor, dan setelah itu sepeda motor Terdakwa akan dijual;
-
Bahwa Terdakwa mengatakan kepada saksi atas uang Rp 4.000.000,(empat juta rupiah) tersebut Terdakwa akan mengangsur sebanyak 10 (sepuluh) kali dan setiap bulannya Rp 460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah) yang diambil dari gajinya mengajar sempoa, karena saksi kasihan kepada Terdakwa saksi bermaksud meminjami uang kepada Terdakwa akan tetapi karena saksi tidak mempunyai uang cash, saksi akan meminjam uang ke Koperasi Tut Wuri;
-
Bahwa pinjaman saksi ke Koperasi tersebut cair pada tanggal 06 September 2006, dan uang tersebut diserahkan kepada Terdakwa;
-
Bahwa pada saat menyerahkan uang tersebut, saksi bersama dengan sdr. ABDUL CHOLIQ, pada saat itu saksi dan ABDUL CHOLIQ baru saja
Hal. 7 dari 7 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
mengambil uang di Koperasi Tut Wuri, lalu ABDUL CHOLIQ pulang bareng saksi, dan saksi berhenti sebentar di Toko Intisari dan menyerahkan uang kepada Terdakwa, namun ABDUL CHOLIQ menunggu di luar; -
Bahwa setelah penyerahan uang Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) terdakwa setiap bulannya tidak membayar angsuran sebesar Rp 460.000,(empat ratus enam puluh ribu rupiah) seperti yang dijanjikan oleh Terdakwa;
-
Bahwa
saksi
telah
berulang
kali
menagih
kepada
Terdakwa
dan
mengingatkan Terdakwa agar Terdakwa mau membayar pinjamanannya, namun Terdakwa hanya janji-janji, terkesan menghindar dan bahkan sulit dicari, sehingga saksi korban melaporkan terdakwa ke Polsek Sawahan; Bahwa Yudex Factie juga tidak memperhatikan alat bukti petunjuk yang telah Jaksa Penuntut Umum ungkapkan dalam Requisitoir yaitu Petunjuk yaitu yang diperoleh dari : 1. Persesuaian antara keterangan saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN dengan keterangan terdakwa ISWATIN: -
Saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN menerangkan bahwa Terdakwa ISWATIN pada saat pulang dari Tur di Songgoriti Malang, Terdakwa bercerita kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN bahwa Terdakwa sedang kesulitan uang untuk membayar angsuran sepeda motor yang telah menunggak selama 2 (dua) bulan dan bermaksud meminjam uang kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN, dan keterangan saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN tersebut telah dibenarkan oleh Terdakwa ISWATIN;
-
Terdakwa
ISWATIN
menerangkan
bahwa
sebenarnya
Terdakwa
bermaksud meminjam, namun saksi H. ALl MUSHOUHIN memberi uang tersebut kepada Terdakwa; -
Terdakwa ISWATIN menerangkan pernah bermaksud membayar hutang tersebut. setelah Terdakwa dilaporkan ke Polsek Sawahan. Namun istri saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN menolak menerima uang tersebut karena sudah terlanjur dilaporkan ke Kepolisian;
2. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka yang dibuat di depan Penyidik pada tanggal 17 Pebruari 2007 yang menerangkan Terdakwa meminjam uang tersebut kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN, Berita Acara Konfrontasi Saksi dan Tersangka pada tanggal 06 Maret 2007 serta keterangan Terdakwa yang dicantumkan dalam Berita Acara Peneriman dan Penelitian Tersangka (BA-15) yang ditandatangani oleh Terdakwa di depan Jaksa Penuntut Umum, di mana Terdakwa menerangkan bahwa "Saya sebenarnya mau membayar dan saya sangat menyesal dan saya berjanji tidak akan
Hal. 8 dari 8 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
ulangi lagi"; Bahwa Yudex Facti telah salah menerapkan hukum sebagaimana mestinya, karena perbuatan terdakwa ISWATIN yang meminjam uang kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN dan telah menerima uang sebesar Rp 5.500.000,- (lima juta lima ratus ribu rupiah) adalah sudah terjadi dan ini juga diakui oleh Terdakwa ISWATIN bahwa Terdakwa telah menerima uang tersebut dari saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN, jadi adalah tidak benar apabila Terdakwa dinyatakan tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, jadi terhadap terdakwa ISWATIN tidaklah tepat bila dikatakan
bebas
murni,
perbuatan
Terdakwa
yang
telah
meminjam uang kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN dan telah menerima uang tersebut dari saksi korban adalah terbukti berdasarkan keterangan saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN, dan keterangan
Terdakwa
yang
mengatakan
bahwa
Terdakwa
awalnya meminjam uang kepada saksi korban, namun oleh saksi korban diberi, dan ketika saksi korban menagih uang tersebut kepada Terdakwa, Terdakwa menghindar terus hingga saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN melaporkan perbuatan terdakwa ke PoIsek Sawahan; Demikian juga berdasarkan alat bukti petunjuk yaitu berupa Berita Acara Pemeriksaan Tersangka yang dibuat oleh Penyidik pada tanggal 17 Pebruari 2007 dan Berita Acara Konfrontasi antara
saksi
korban
H.
ALl
MUSHOLIHIN
dan
tersangka
ISWATIN pada tanggal 06 Maret 2007, terdakwa ISWATIN menerangkan benar telah meminjam uang kepada saksi korban H. ALl MUSHOLIHIN, dan bermaksud akan membayar uang sebesar Rp 5.500.000,- (lima juta lima ratus ribu rupiah) kepada saksi korban H. ALI MUSHOLIHIN, namun kenyataannya setelah ditagih oleh saksi korban, Terdakwa selalu menghindar; Dan pencabutan Berita Acara tersebut tidaklah mempunyai dasar yang
kuat
karena
sebagaimana
diterangkan
oleh
terdakwa
sendiri bahwa pada saat Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Konfrontasi tersebut dibuat tidak ada paksaan maupun tekanan dari Penyidik;
Hal. 9 dari 9 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
Menimbang,
bahwa
terhadap
alasan-alasan
tersebut
Mahkamah Agung berpendapat, bahwa ternyata Pemohon Kasasi tidak
dapat
membuktikan
bahwa
putusan
tersebut
adalah
merupakan pembebasan yang tidak murni, karena Pemohon Kasasi tidak dapat mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai di mana letak sifat tidak murni dari putusan bebas tersebut; Menimbang,
bahwa
di
samping
itu
Mahkamah
Agung
berdasarkan wewenang pengawasannya juga tidak dapat melihat bahwa putusan tersebut dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri dengan telah melampaui batas wewenang-nya, oleh karena itu permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum berdasarkan pasal 244 UndangUndang No. 8 tahun 1981 (KUHAP) harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, Jaksa/Penuntut Terdakwa
bahwa
Umum
tetap
karena
dinyatakan
dibebaskan,
maka
permohonan
tidak biaya
dapat
kasasi
diterima
perkara
dan
dibebankan
kepada Negara; Memperhatikan Undang-Undang No. 48 tahun 2009, UndangUndang
No. 8 tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 tahun 1985
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I : Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA/PENUNTUT UMUM pada KEJAKSAAN NEGERI SURABAYA tersebut; Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi kepada Negara; Demikianlah
diputuskan
dalam
rapat
permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2010 oleh Dr Harifin A. Tumpa, SH, MH Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof Dr Muchsin, SH dan I Made Tara, SH HakimHakim
Agung
sebagai
Anggota,
dan
diucapkan
dalam
sidang
Hal. 10 dari 10 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Bongbongan Silaban, SH, LL.M Panitera Pengganti dan tidak dihadiri
oleh
Pemohon
Kasasi:
Jaksa
Penuntut
Umum
dan
Terdakwa;
Anggota-Anggota:
K e t u a:
ttd/Prof. Dr. H. Muchsin, SH
ttd/Dr. Harifin A Tumpa, SH,MH
ttd/I Made Tara, SH Panitera Pengganti: ttd/Bongbongan Silaban, SH, LL.M Untuk Salinan Mahkamah Agung RI a.n. Panitera Panitera Muda Pidana
MACHMUD RACHIMI, SH,MH NIP. 040.018.310
Hal. 11 dari 11 hal.Put.No. 2097 K/Pid/2009