Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016
DAYA TARIK MUSEUM SITUS TAMAN PURBAKALA CIPARI SEBAGAI WISATA MINAT KHUSUS Nida Wasilla Mahardhika 1, Oda I. B. Hariyanto2 1 STP ARS Internasional,
[email protected] 2 STP ARS Internasional,
[email protected] ABSTRACT Museum situs taman purbakala cipari is an attraction tourism object that located in Cipari, Cigugur subdistrict, Kuningan, West Java. This museum has enough archaeological collection that could give an illustration about the prehistoric period in Indonesia, especially megalithic period. Theory that used in this research is tourism theories generally. The purposes of this research are to determine the potential of special interest attraction in Museum Situs Taman Purbakala Cipari. To answer the research problem, used qualitative research approach method. In qualitative approach method, data obtained through literature study, field observation, interviews with selected informants, and documentation. The results that obtained on this research is the need to add infrastructure that expected can increasing visitor, improving the coordination with education with education departement to maintain an education tour program of Archaeological history to all schools in Indonesia especially in Kuningan, coordination between relevant government for expansion planning of road access and signs directions and to realization of land deliverance that identified as fortified arean on the megalithic period. Keyword: Tourist Attraction, special interest tourism, Museum Situs Taman Purbakala Cipari. ABSTRAK Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan objek daya tarik wisata yang berada di lingkungan Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.Museum ini memiliki koleksi benda purbakala yang cukup lengkap yang mampu memberikan gambaran tentang masa prasejarah di Indonesia terutama pada masa Megalitikum.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori pariwisata secara umum.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi daya tarik minat khusus di Museum Situs Taman Purbakala Cipari, untuk menjawab permasalahan penelitian, maka digunakan metode pendekatan penelitian kualitatif.Dalam metode pendekatan kualitatif data diperoleh melalui kegiatan studi literatur, observasi lapangan, wawancara dengan informan terpilih, dan dokumentasi.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perlu menambahkan sarana prasarana yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan, meningkatkan koordinasi dengan dinas pendidikan untuk mempertahankan program wisata edukasi sejarah kepurbakalaan kepada setiap sekolah di Indonesia khususnya di Kabupaten Kuningan, koordinasi antara pemerintah terkait untuk perencanaan perluasan akses jalan dan rambu petunjuk arah serta merealisasikan pembebasan lahan yang diidentifikasi merupakan benteng pemisah wilayah pada jaman megalitik. Kata kunci: Daya Tarik, Wisata Minat Khusus, Museum Situs Taman Purbakala Cipari
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
11
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 PENDAHULUAN Kabupaten Kuningan adalah salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki beragam objek wisata berupa situs-situs peninggalan pada jaman dahulu yang memiliki nilai sejarah bagi kabupaten kuningan. Kabupaten Kuningan banyak sekali tempat untuk berwisata, salah satunya adalah Museum Situs Taman Purbakala Cipari, Museum Situs Taman Purbakala Cipari terletak di kecamatan Cipari ini memiliki berbagai macam alat atau benda peninggalan nenek moyang kita. Disana kita bisa melihat langsung benda-benda kuno yang terbuat dari batu, tulang dan juga tanah, Di dukung oleh suasana yang bersih dan sejuk membuat kita nyaman berada di Museum Situs Taman Purbakala Cipari dan menggali ilmu. Museum Situs Taman Purbakala Cipari termasuk salah satu obyek wisata sejarah di Kabupaten Kuningan. Benda Cagar Budaya Mempunyai arti benda buatan manusia yang bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang berumur sekurangnya 50 Tahun dan dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan dan kebudayaan dengan perlindungan dan pelestarian Benda Cagar Budaya / Situs merupakan tonggak pengalaman hidup manusia selaku suatu bangsa dan negara yang dapat dikembangkan menjadi tempat pembelajaran , merupakan aset Obyek dan daya tarik wisata Budaya Nasional. Kurangnya rasa keingintahuan akanwisata minat khusus dan kurangnya rasa sadar masyarakat akan pentingnya sejarah menjadikan jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan, sehingga pemerintah di kabupaten kuningan mengadakan program wisata bagi kalangan pelajar dari mulai taman kanak-kanak hingga tingkat sekolah menengah atas. Program wisata yang dikembangkan pemerintah tentang daya tarik wisata minat khusus wisata purbakala menjadikan Museum Situs Taman Purbakala Cipari lebih menarik dan menjadikan wisata minat khusus di Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memfokuskan pada daya tarik wisata minat khusus di Museum Situs Taman Purbakala Cipari. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan daya tarik wisata minat khusus wisata purbakaladi Museum Situs Taman Purbakala Cipari KAJIAN LITERATUR Landasan Empiris R. Basiya & Rajak (2012) menyatakan hasil penelitian adalah Daya tarik wisata alam, budaya, sosial dan daya tarik wisata bangunan berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan mancanegara. Indry Wahyuni (2012) menyatakan hasil penelitian adalahPengelolaan mengoptimalkan lembaga museum yang mandiri dan dapat mengurus dan mendukung fungsi sebuah museum yang menampilkan adat dan kebudayaan Bima. Roedijanandari (2015) menyatakan hasil penelitian adalah Masyarakat Ranu Pani memiliki upaya dalam menoptimalkan kondisi lingkungan disekitar desa sehingga dapat menjadi salah satu basis terbentuknya Desa Wisata. Karena menyimpan unsur-unsur ekowisata yang layak untuk dikembangkan dan juga memiliki ragam kearifan lokal yang berfungsi menjadi cagar budaya dan alam. Landasan Teoritis Pariwisata adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang (leisure). Hal ini menjadi bagian penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara-negara maju (I Gede,2009). Menurut I Gede (2009) “Tourism comprises the ideas and opinion people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, local and service personnel. And it is all the behaviourial manifestations of those ideas and opinions” Pariwisata minat khusus merupakan pariwisata yang menawarkan kegiatan yang tidak biasa dilakukan oleh
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
12
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 wisatawan pada umumnya atau wisata dengan keahlian khusus atau ketertarikan khusus (Ismayanti,2010) Wisata minat khusus dapat didefinisikan juga sebagai suatu bentuk perjalanan wisata yang dilakukan di suatu lokasi yang menekankan unsur tantangan, rekreatif, dan pencapaian keinginan dari wisatawan melalui keterlibatan/ interaksi dengan unsur kegiatan wisata. Museum dengan benda-benda bersejarahnya termasuk kedalam wisata budaya, dapat dilihat dari karakter destinasi, kekayaan dan keanekaragaman budayanya. Pariwisata budaya salah satunya yaitu situs, namun di Museum Situs Taman Purbakala Cipari ada yang berbeda selain budaya dan purbakala ada hal yang membuat museum ini menjadi wisata minat khusus seperti konsep architecture, antique,dan religion/spiritual yang diketahui tiga konsep itu ada dalam klasifikasi sumber daya wisata minat khusus, menjadikan Museum Situs Taman Purbakala Cipari salah satu bagian dari Daya Tarik Wisata Minat Khusus Richardson dkk (1994, dalam I Gede & I Ketut 2009). 1. Wisatawan yang terlibat dalam wisata minat khusus dapat di bagi menjadi 2 antara lain: a. Kelompok Ringan (soft Adventure): Kelompok yang melihat keterlibatan dirinya lebih merupakan keinginan untuk mencoba aktifitas baru, sehingga tingkat tantangan yang dijalani cenderung pada tingkat ringan sampai rata-rata. b. Kelompok Berat (Hard Adventure): Kelompok yang memandang keikutsertaannya dalam kegiatan wisata minat khusus petualangan lebih merupakan sebagai tujuan atau motivasi utama, sehingga cenderung terlibat lebih aktif dan serius pada kegiatan yg diikuti. Kelompok ini cenderung mencari produk yg menawarkan tantangan di atas rata-rata.
2. Beberapa bentuk wisata minat khusus menurut Ismayanti (2010) di antaranya sebagai berikut: 1) Wisata olahraga Kegiatan olahraga yang dipadukan dengan wisata dapat berbentuk, seperti wisata golf, wisata selancar. Kegiatannya dapat berupa olahraga aktif atau wisatawan melakukan gerak olah tubuh dan berupa olahraga pasif, yaitu wisatawan hanya menjadi pencinta olahraga dan penikmat olahraga, tetapi ia tidak terlibat melakukan olah tubuh. Wisata olahraga di Indonesia terdapat dua bentuk, yaitu wisata olahraga modern dan wisata olahraga tradisional.Wisata olahraga modern misalnya: a. Arung jeram, yakni mengarungi jeram dari hulu ke hilir sungai dengan melewati bukit dan lembah serta tertantang dengan medan yang terjal dan berkelokkelok. b. Paralayang atau terbang laying, yakni terbang dengan parasut di atas permukaan air dan di tarik oleh kapal motor. c. Berselancar (surfing) dengan memanfaatkan potensi ombak yang tinggi dengan pemandangan keindahan pantai menjadi perpaduan yang unik. 2) Wisata kuliner Daya tarik masakan menjadi pendorong sebagian wisatawan minat khusus untuk mendatangi sebuah wilayah.Wisata kuliner merupakan wisata Gastronomi ketika wisatawan memanjakan perut dengan masakan khas dengan negara tujuanwisata, bukan sekedar mengenyangkan perut, melaikan mendapatkan pengalaman makan dan memasak yang istimewa. 3) Wisata religious Kegiatan untuk menyandarkan diri pada segala sesuatu bersifat religi, keagamaan, dan ketuhanan.Wisata religi menempatkan daerah-daerah yang bersinggugan dengan symbol agama sebagai tujuan wisata.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
13
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 4) Agrowisata Suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian, perternakan, perkebunan, perhutanan dan perikanan. 5) Wisata gua Kegiatan wisata gua merupakan eksplorasi ke dalam gua menikmati pemandangan yang ada di dalam gua. 6) Wisata belanja Menawarkan belanja sebagai kegiatan utamanya. Ketika wisatawan dapat mencari segala kebutuhan barang yang diinginkan mulai dari belanja barang antik hingga belanja barang modern, mulai dari pasar tradisional hingga pertokoan mewah. 7) Wisata ekologi Ekowisata juga dikenal sebagai pariwisata ekologis yang merupakan bentuk pariwisata yang menarik wisatawan untuk peduli kepada ekologi alam dan sosial. METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2007) “metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut, metode sangat diperlukan dalam melakukan penelitian agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan secara ilmiah dengan mengacu pada tujuan dari penelitian itu sendiri. Menurut Sugiyono (2015) “Metode penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif”. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atauhuman instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Dalam suatu penelitian, metode penelitian sangat diperlukan karena bertujuan untuk memperoleh pemecahan
masalah dari suatu masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang ditentukan atau diharapkan.Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif kemudian dilakukan analisa melalui pendekatan kualitatif, yang diuraikan dengan urutan, Instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, teknik analisa data, lokasi dan waktu penelitian. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langka penting dalam suatu penelitian, karena modal utama suatu penelitian itu adalah pengumpulan data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi menurut Sugiyono (2010) adalah sebagai berikut: “Suatu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi objek-objek alam yang baik.” Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi objek penelitian lebih karena tidak terbatas pada orang melainkan pada data dan lingkungan tempat penelitian berlangsung. 2. Wawancara Menurut Endang Danial (2009) wawancara adalah “teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antar peneliti dan responden secara sungguh-sungguh”. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, wawancara merupakan pertukan informasi data berupa dialog antar responden dan peneliti yang bertujuan untuk memperoleh data berdasarkan objek yang diteliti. 3. Studi Dokumentasi Pengertian studi dokumentasi menurut Endang Danial (2009) yaitu. “Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
14
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, suratsurat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan”. Berdasarkan pada kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa, studi dokumentasi merupakan data yang berasal dari informasi langsung maupun tidak langsung dari objek penelitian biasanya berupa surat-surat, gambar, foto, dan data keseluruan objek wisata. 4. Studi Literatur Studi literatur menurut Endang Danial (2009) adalah “penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”. Berdasarkan pada kutipan diatas, studi literatur adalah memperoleh teori dari sejumlah buku yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data menggunakan model interaktif terdiri dari empat hal utama, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dituliskan dalam catatan lapangan yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan, dialami dan juga temuan tentang apa yang dijumpai selama penelitian dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Pengumpulan data seperti observasi ke tempat penelitian dan wawancara kepada pihak pengelola, wisatawan atau tokoh masyarakat untuk menunjang keakuratan data.
2. Reduksi Data Reduksi data menurut Sugiyono (2009) bahwa, “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Reduksi data memudahkan peneliti memahami dan mengkaji data yang diperoleh dilapangan. Reduksi data yaitu proses dimana peneliti melakukan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” dari catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data ini dimaksudkan untuk lebih mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan serta mengorganisasikan data sehingga mudah untuk diperlukan penarikan kesimpulan yang kemudian dilanjutkan dengan proses verifikasi. Reduksi data sama hal nya dengan merangkum, memilih halhal yang penting dan dapat dibantu oleh alat seperti komputer atau notebook. 3. Penyajian data Menurut Sugiyono (2009) penyajian data yaitu, “dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinankemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data cenderung mengarah pada penyederhanaan data sehingga mudah dipahami (Miles dan Huberman, 2009). Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif biasanya data disajikan dalam bentuk teks naratif, penguraian singkat cenderung pada penyerderhanaan data. 4. Penarikan Kesimpulan Menurut Sugiyono (2009) “kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masi bersifat sementara, dan akan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
15
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 berkembang setelah peneliti berada dilapangan”. Penarikan kesimpulan menyangkut intepretasi peneliti, yaitu penggambaran makna dari data yang ditampilkan.Peneliti berupaya mencari makna dari data yang telah dihasilkan dalam penelitian, serta menganalisis data dan kemudian membuat kesimpulan, peneliti harus mencari pola, hubungan persamaan dan sebagainya antar detail untuk dipelajari kemudian disimpulkan.Dalam proses penyimpulan data merupakan proses yang membutuhkan suatu pertimbangan yang benar-benar dipertanggungjawabkan. Tahap penarikan kesimpulan mempunyai maksud untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, polapola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih cepat dan tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan.Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik mejadi kokoh. PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Potensi daya tarik wisata di Museum Situs Taman Purbakala Cipari Potensi daya tarik yang ditawarkan Museum Situs Taman Purbakala Cipari sangat menarik, bersih dan terawat menurut semua narasumber yang saya wawancara. Dengan ditambahnya fasilitas-fasiltas penunjang seperti panggung terbuka, rumah adat sunda, museum umum, menambah daya tarik Museum Situs Taman Purbakala Cipari itu sendiri. Dibangunnya sarana prasarana tambahan agar wisatawan menjadi nyaman berrlama-lama di objek wisata itu sendiri, diharapkan mampu meningkatkan kunjungan ke Museum Situs Taman Purbakala Cipari. Selain dari pada akses tambahan yang sudah ada, sebagai pengelola Museum
Situs Taman Purbakala Cipari Bapak Ahapidik merencanakan perluasan akses jalan, namun baru merencanakan dan mengajukan kepada DISPARBUD untuk rencana jangka panjang, karena dikatakan juga anggaran daerah tidak bisa sekaligus memberikan atau merencanakan sesuatu, harus melalui proses dan koordinasi dengan pihak terkait. Selain akses jalan pihak pengelola pun mengajukan rencana perluasan lahan, membuat argowisata bagi masyarakat sekitar yang nanti nya mampu meningkatkan ekonomi di daerah situs Cipari, dengan adanya argowisata, objek wisata Museum Situs Taman Purbakala Cipari mempunyai toko souvenir karena sampai saat ini Museum Situs Taman Purbakala Cipari tidak memiliki toko souvenir dan oleholeh atau kerajinan daerah, itu menjadi salah satu potensi yang dimiliki warga sekitar situs cipari yang perlu dikembangkan. Sama hal nya dengan Bapak Ahapidik, Ibu Wikke selaku sekertaris DISPARBUD mengungkapkan bahwa akses jalan ke Museum Situs Taman Purbakala Cipari kecil, pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat atau lebih mendapatkan kesulitan, sehingga dalam rencana jangka panjangnya pihak DISPARBUD akan memperluas akses jalan dan petunjuk arah ke objek wisata Museum Situs Taman Purbakala Cipari namun gapura selamat datang sudah dibangun itu salah satu cara mempermudah pengunjung agar tidak tersesat. Kendala yang didapatkan pengunjung untuk mengunjungi Museum Situs Taman Purbakala Cipari adalah kecilnya akses jalan, kurangnya rambu-rambu dan petunjuk arah, narasumber pengunjung kita keduanya mengalami kesulitan karena petunjuk arah yang kecil sehingga mereka tersesat, namun tidak menyurutkan semangat mereka menggali wawasan sejarah kepurbakalaan di Museum Situs Taman Purbakala Cipari. Museum Situs Taman Purbakala Cipari menjadi wisata edukasi sejarah kepurbakalaan yang ditawarkan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
16
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 DISPARBUD ke setiap sekolah melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan, agar siswa-siswi khususnya di Kabupaten Kuningan mengenal langsung situs-situs purbakala yang ada di Kabupaten Kuningan, selain menambah wawasan ini merupakan kegiatan wajib luar sekolah yang diprogramkan DISPARBUD dengan Dinas Pendidikan agar siswa-siswi tak hanya mengenal sejarah dari buku atau dari penjelasan guru tapi melihat secara langsung dan dapat juga menjadi refreshing bagi siswa-siswi yang jenuh dengan suasana kelas. 2. Benda-benda yang terdapat di Museum Situs Taman Purbakala Cipari Benda-benda yang terdapat di Museum Situs Taman Purbakala Cipari meliputi, kapak batu, gelang batu, gelang perunggu, kapak perunggu, bulatan tanah, bokor, cangkir, gerabah, pendil, kendi itu merupakan bagian temuan yang disimpan di area museum situs. Benda-benda peninggalan diluar museum atau di museum taman meliputi, peti kubur batu, altar batu, dolmen, batu temu gelang, menhir dan dakon. Selain dari pada temuan yang dipamerkan di Museum Situs Taman Purbakala Cipari baik dari museum situs maupun museum taman, yang diungkapkan oleh Bapak Rokiman ada temuan baru yang diindikasi merupakan benteng asli peninggalan manusia pada jaman megalitik. Maka pihak pengelola sebenarnya ingin membebaskan lahan yang sekarang hanya sekitar 2500m² yang lahan sebenarnya berjumlah 7000m². Didalam luas lahan 7000m² itu ada benteng pemisah wilayah yang dibuat oleh manusia pada jaman megalitik, benteng itu diidentifikasi panjang kebawah sekitar 6 meter setelah observasi mahasiswa UGM yang berkunjung, tapi sampai detik ini belum ada rencana pembebasan lahan dari pihak pengelola maupun pihak DISPARBUD.
3.
Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan wisata minat khusus Pada umumnya museum merupakan wisata budaya, atau wisata sosial budaya, namun Museum Situs Taman Purbakala Cipari berbeda dengan museum pada umumnya keunikan bangunan, dan ditambah dengan penempatan benda-benda purbakala yang asli ditemukan dan dipamerkan ditempat yang sama menambah keunikan yang membedakan situs Cipari dengan situs lainnya. Menurut ibu Wikke selaku Sekretaris DISPARBUD setuju dengan pernyataan bahwa Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan wisata minat khusus di Kabupaten Kuningan, sebab dengan benda-benda dan bangunan ditambah wisata budaya seperti rumah adat yang ditawarkan menambah keunikan. Karena menurut beliau didaerah lain belum tentu memiliki museum seperti Museum Situs Taman Purbakala Cipari, bahkan di Kabupaten Kuningan museum sejenis ini hanya ada satu. Namun berbeda dengan pendapat ibu wikke yang menyetujui, Bapak Rokiman selaku juru pelihara dan guide tidak menyetujui karena menurut beliau yang datang ke Museum Situs Taman Purbakala Cipari bukan hanya dari kalangan khusus seperti pelajar SD,SMP,SMA pengunjung yang datang bervariasi. Namun dari kata-kata beliau yang menyebutkan bahwa sebenarnya Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan tujuan wisata bagi para sejarawan, budayawan, ahli ahli sejarah, mahasiswa yang observasi itu sudah menjawab pernyataan bahwa Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan salah satu wisata minat khusus di Kabupaten Kuningan. Setelah diberi penjelasan bahwa wisata minat khusus bukan seperti apa yang dibayangkan Bapak Rokiman yaitu ‘hanya khusus untuk pelajar’ beliau menyetujui bahwa Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan daya tarik wisata minat khusus dan beliau mengungkapkan bahwa wisata minat khusus itu untuk lebih detail mengetahui
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
17
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 tentang sejarah, budaya, keberadaan benda yang ada di Museum Situs Taman Purbakala Cipari. PENUTUP Kesimpulan 1. Potensi daya tarik wisata di Museum Situs Taman Purbakala Cipari Potensi daya tarik yang dimiliki Museum Situs Taman Purbakala Cipari semakin beragam dengan ditambahnya fasilitas-fasiltas penunjang seperti panggung terbuka, rumah adat sunda, museum umum, menambah daya tarik Museum Situs Taman Purbakala Cipari itu sendiri. Selain akses jalan dan rambu petunjuk arah, pihak pengelola pun mengajukan rencana perluasan lahan, membuat argowisata bagi masyarakat sekitar yang nanti nya mampu meningkatkan ekonomi di daerah situs Cipari. Museum Situs Taman Purbakala Cipari menjadi wisata edukasi sejarah kepurbakalaan agar siswa-siswi tak hanya mengenal sejarah dari buku atau dari penjelasan guru tapi melihat secara langsung dan dapat juga menjadi refreshing bagi siswa-siswi yang jenuh dengan suasana kelas. 2. Benda-benda yang terdapat di Museum Situs Taman Purbakala Cipari Benda-benda yang terdapat di Museum Situs Taman Purbakala Cipari meliputi alat rumah tangga dan artefak-artefak penginggalan jaman megalitik seperti kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, cangkir, gerabah, pendil, kendi, peti kubur batu, altar batu, dolmen, batu temu gelang, menhir dan dakon. Selain dari pada temuan yang dipamerkan di Museum Situs Taman Purbakala Cipari, ada temuan baru yang diindikasi merupakan benteng asli peninggalan manusia pada jaman megalitik. Didalam luas lahan 7000m² itu ada benteng pemisah wilayah yang dibuat oleh manusia pada jaman megalitik, benteng itu diidentifikasi panjang kebawah sekitar 6 meter setelah observasi mahasiswa UGM yang berkunjung, tapi sampai detik ini belum
ada rencana pembebasan lahan dari pihak pengelola maupun pihak DISPARBUD. 3. Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan wisata minat khusus Museum Situs Taman Purbakala Cipari berbeda dengan museum pada umumnya keunikan bangunan, dan ditambah dengan penempatan benda-benda purbakala yang asli ditemukan dan dipamerkan ditempat yang sama menambah keunikan yang membedakan situs Cipari dengan situs lainnya. Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan wisata minat khusus di Kabupaten Kuningan, sebab dengan benda-benda dan bangunan ditambah wisata budaya seperti rumah adat yang ditawarkan menambah keunikan museum ini. Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan tujuan wisata bagi para sejarawan, budayawan, ahli ahli sejarah, mahasiswa yang sedang melakukan observasi itu sudah menjawab pernyataan bahwa Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan salah satu wisata minat khusus di Kabupaten Kuningan. Saran 1. Pemerintah hendaknya segera menambah fasilitas yang masih kurang terutama aksesibilitas menuju Museum Situs Taman Purbakala Cipari seperti jalan diperlebar, melengkapi sarana rambu-rambu jalan yang masih kurang, pengadaan petunjuk arah agar pengunjung tidak tersesat. Pemerintah dan pengelola Museum Situs Taman Purbakala Cipari perlu adanya sosialisasi pemberdayaan masyarakat dan sadar wisata sekitar objek untuk mempertajam kemampuan mengenali objek daya tarik wisata yang dimiliki, meningkatkan pelayanan, dan lebih kreatif membuat sesuatu ciri khas daerah wisata. Peningkatan kapasitas masyarakat ini akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan persepsi positif terhadap produk wisata.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
18
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 2.
3.
Pematangan rencana pembebasan lahan 7000m² agar artefak-artefak yang diidentifikasi merupakan benteng yang masih belum digali agar segera ditangani karena itu merupakan salah satu potensi daya tarik wisata yang lebih menarik pengunjung yang mengunjungi Museum Situs Taman Purbakala Cipari. Merencanakan event-event kebudayaan di Museum Situs Taman Purbakala Cipari untuk menambah variasi potensi daya tarik wisata bagi pengunjung, sejarawan atau budayawan yang melakukan observasi yang meningkatkan wisata minat khusus bagi spesifikasi pengunjung tertentu.
REFERENSI Danial., Endang., & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. Pitana, I Gede. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Indonesia: Penerbit Grasind.
_______. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. R, Basiya., & Rojak., (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata, Kepuasan Dan Niat Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara Di Jawa Timur. Dinamika Kepariwisataan. Roedijanandari, N., Baiquni, M., Fandeli, C., & Nopirin. (2015). Dampak Pengembangan Kawasan Ranu Pani Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus Berbasis Konservasi.Jurnal Khasanah Ilmu Volume 6-No.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Wahyuni, Indry. (2012). Strategi Pengelolaan Museum Asi Mbojo Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kabupaten BimaNTB. BIODATA PENULIS Nida Wasilla Mahardhika, Merupakan Alumni dari Jurusan Manajemen Pariwisata STP ARS Internasional. Dan telah lulus dari Perguruan Tinggi STP ARS Internasional pada tahun 2016.
Mantra, Ida Bagoes. (2008). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Miles, Matthew.B., & A. Michael, Huberman., (2009). Analisis Sata Kualitatif. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta _______. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
19