66
BAB III METODE PENELITIAN
A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tahap pertama dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran deskriptif mengenai koleksi di Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang befokus pada verifikasi dalam pembentukan sebuah teori atau definisi apriori dari konsep dasar, hipotesis atau teori dasar yang berdasarkan pada data seutuhnya di lapangan (grounded theory). Pendekatan ini ditempuh dengan strategi analisis komparatif secara berulang-ulang untuk menemukan konsep dan hipotesis (Alwasilah, 2009:4). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana
peneliti
adalah
sebagai
instrument
kunci,
teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2007: 1). Penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata mengenai keberadaan Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan. Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi langsung ke Museum Taman Purbakala Cipari di Kuningan. Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial antara
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala...
66
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
peneliti dan subjek dalam suatu penelitian. Observasi adalah studi yang disengaja serta sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartono,1986:42). Teknik ini digunakan pula sebagai studi pendahuluan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Langkah selanjutnya adalah menentukan spesifikasi dari produk yang dihasilkan berupa hasil penelitian tentang koleksi artefak di Museum Taman Purbakala Cipari yang dikonversi menjadi bahan ajar/materi pembelajaran. Konversi dalam arti hasil penelitian tersebut dipertimbangkan atau disesuaikan dengan prinsip-prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan antara standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Setelah itu barulah dibuat draft produk atau produk awal yang masih kasar berupa skenario pembelajaran apresiasi seni rupa di museum.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk mendapatkan data penelitian, sehingga diperoleh data yang valid dan reliabel yang mampu dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian maka dilakukan/ dipilih teknik pengumpulan data yang meliputi : 1.
Observasi Teknik observasi adalah studi yang disengaja serta sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartono,1986:42). Teknik ini digunakan pula sebagai studi pendahuluan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
langsung. Observasi adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya (Alawasilah, 2002:211). Observasi atau pengamatan dalam Suherman (2001: 60), dibagi menjadi tiga cara, yaitu: 1) Pengamatan langsung (direct observation), yakni pengamatan yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. 2) Pengamatan tidak langsung (indirect observation), yakni pengamatan yang dilakukan terhadap suatu objek melalui perantara suatu alat atau cara, baik dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun buatan. 3) Partisipasi, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi langsung dengan mengamati koleksi-koleksi museum kemudian menganalisisnya. Tujuannya untuk mengetahui apakah museum Taman Purbakala Cipari ini bisa dijadikan sumber belajar seni rupa atau tidak dengan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Data-data tersebut kemudian dijadikan pedoman untuk penyusunan materi pembelajaran dengan menjadikan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai sumber belajarnya.
2.
Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Esterberg (2002) dalam Sugiono (2007: 72) mendefinsikan wawancara sebagai berikut; ”a meeting of two persons to exchange information and idea Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
through question and respons, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang penulis lakukan terhadap pihak pengelola Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang museum itu sendiri dari mulai latar belakang pendirian, koleksi yang dimiliki, kondisi museum, sampai respon dari masyarakat terhadap museum itu sendiri khususnya dalam bidang pendidikan.
3.
Studi Dokumentasi Studi
dokumentasi
(documentary
study)
merupakan
sutu
teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Syaodih.2005:78). Untuk melengkapi, memperjelas dan mempermudah penelitian dan pengembangan materi pembelajaran apresiasi seni rupa untuk tingkat SMP di Kota Kuningan digunakan foto-foto, catatan, dokumen yang diperlukan. Studi dokumentasi sangat membantu dalam melengkapi data dan pengecekan kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi ini, berintikan pada kegiatan pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis yang ada hubungannya dengan fokus atau permasalahan penelitian.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dari beberapa sumber tertulis seperti buku, hasil penelitan terdahulu, jurnal, artikel, hasil seminar yang berhubungan dengan museum. Penulis juga melakukan studi dokumentasi terhadap peraturan-peraturan pemerintah
tentang
kegiatan
pembelajaran,
kurikulum,
dan
perangkat
pembelajaran yang mendukung dalam penyusunan penelitian ini.
C. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian adalah Musem Taman Purbakala Cipari Kuningan yang berlokasi di Desa Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa-Barat. Museum ini merupakan salah satu situs purbakala yang ditemukan di Jawa Barat. Situs ini menggambarkan kehidupan masyarakat prasejarah pada periode Megalitikum. Museum ini merupakan rekonstruksi sebuah pemukiman manusia purba. Koleksi-koleksi di Museum Taman Purbakala Cipari, seperti batu menhir, punden berundak, kubur batu, kapak batu, gerabah, dan perhiasan merupakan artefak peninggalan jaman prasejarah yang memiliki nilai seni yang tinggi.
D. TAHAPAN PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang harus penulis lakukan. Tahapan penelitian yang penulis lakukan dapat dilihat dalam tabel berikut
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
Pengumpulan Data Observasi
Studi Dokumentasi Subjek Penelitian Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan
Koleksi Museum
Analisis Data
Materi Pembelajaran Seni Rupa
Penyusunan Konsep Materi Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa
Analisis SK dan KD, Perumusan Materi dan Indikator
Penentuan Sumber Belajar dan Konsep Materi
Menyusun Konsep Pembelajaran
Bagan 3.1. Tahapan Penelitian
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mengobservasi langsung subjek penelitian yaitu Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
untuk memperoleh data mengenai sejarah pendirian museum dan koleksi-koleksi yang dimiliki. Setelah melakukan observasi, penulis melakukan studi dokumentasi terhadap kurikulum dan perangkat pembelajaran apresiasi seni rupa yang memiliki hubungan dengan pembelajaran di museum untuk tingkat sekolah menengah pertama. Studi dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai relevansi antara materi pembelajaran seni rupa dengan museum sebagai sumber belajar. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menyusun sebuah konsep model materi pembelajaran apresiasi seni rupa di tingkat sekolah menengah pertama dengan Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan sebagai sumber belajarnya.
E. ANALISIS DATA Metode analisis data merupakan langkah yang dianggap paling sulit dan menentukan dalam proses penelitian. Belum ada panduan yang yang baku dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Susan Stainback (Sugiono, 2007: 88) “there are no guidelines in qualitative research for determinating how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Selanjutnya Nasution menyatakan bahwa: “Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda” (Sugiono, 2007: 88)
Analisis dapat diartikan sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan
cara
mengorganisasikan
data
ke
dalam
kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Tahapan analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis subjek penelitian, analisis materi pembelajaran seni rupa, dan analisis konsep pengembangan materi pembelajaran seni rupa. 1.
Analisis Subjek Penelitian Analisis subjek penelitian merupakan langkah awal dalam penelitian ini.
Penulis mendeskripsikan mengenai subjek penelitian yaitu Museum Taman Purbakala Cipari, Kuningan. Analisis meliputi aspek sejarah, lokasi, dan koleksi yang terdapat di museum tersebut. Analisis terhadap aspek sejarah dan lokasi diperlukan sebagai gambaran mengenai latar belakang keberadaan museum tersebut. Analisis terhadap benda koleksi di museum tersebut sebagai data untuk mengetahui koleksi apa saja yang ada di museum tersebut. Analisis terhadap benda koleksi di museum itu meliputi jenis benda, media, dan fungsi.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
2.
Analisis Materi Pembelajaran Analisis
materi
pembelajaran
merupakan
analisis
terhadap
materi
pembelajaran di tingkat sekolah menengah pertama yang meliputi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan KTSP mata pelajaran seni budaya, serta analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Analisis materi pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengembangan terhadap kurikulum mata pelajaran seni rupa. Pengembangan yang dimasud adalah bagaimana guru bisa memanfaatkan potensipotensi yang ada di lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber pembelajaran seni rupa. 3.
Analisis Konsep Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Rupa Setelah memperoleh data yang dibutuhkan penulis kemudian melakukan
analisis untuk mencari relevansi antara koleksi di Museum Taman Purbakala Cipari dengan mata pelajaran seni rupa di SMP. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah museum ini bisa dijadikan sumber belajar atau tidak. Setelah mengetahui hubungan antara museum dengan materi pelajaran, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk membuat sebuah konsep materi pembelajaran berupa bahan ajar dengan memanfaatkan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai sumber belajar mata pelajaran seni rupa tingkat sekolah menengah pertama.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Tahapan penyusunan konsep materi pembelajaran dalam bentuk bahan ajar adalah sebagai berikut: a.
Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan
digunakan dalam pengembangan materi pembelajaran. b.
Perumusan Materi dan Indikator Pembelajaran Menyusun materi yang akan diajarkan dan menentukan indikator
pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. c.
Penentuan Sumber Belajar dan Konsep Materi Pembelajaran Setelah merumuskan materi dan indikator pembelajaran, langkah
berikutnya adalah menentukan sumber belajar dan penyusunan konsep materi pembelajaran yang akan menjadi dasar dalam pembuatan bahan ajar. d.
Menyusun Bahan Ajar Dalam membuat konsep pembelajaran, hasil akhirnya berupa sebuah
bahan ajar yang nanti akan digunakan oleh siswa ketika proses pembelajaran. Konsep pembelajaran yang penulis buat bisa dikembangkan menjadi beberapa jenis bahan ajar, seperti buku, modul, lembar kerja siswa, buklet, dan lain-lain. Penulis mencoba mengembangkan konsep pembelajaran ini menjadi bahan ajar berupa lembar apresiasi siswa. Bahan ajar yang penulis susun adalah sebagi contoh hasil dari pengembangan konsep materi pembelajaran seni rupa. Bahan ajar ini bisa digunakan baik itu pembelajaran langsung di museum ataupun di sekolah dengan menggunakan media pembelajaran audio video.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
Bahan ajar yang penulis susun mengambil judul “Perkembangan Seni Rupa Periode Megalitikum”, disesuaikan dengan sumber belajar yaitu koleksi di Museum Taman Purbakal Cipari, Kuningan yang merupakan benda-benda peninggalan periode megalitikum. Adapun isi dari bahan ajar ini meliputi beberapa bagian seperti yang digambarkan dalam bagan di bawah ini:
meliputi Tujuan Pembelajaran Terdiri dari
meliputi
Materi Perkembangan Seni Rupa Megalitikum
meliputi
Kognisi, Apresiasi, Ekspresi
meliputi
Penilaian terhadap kegiatan siswa
Uraian Materi Pembelajaran Bahan Ajar Seni Rupa Kegiatan Siswa
Lembar Penilaian/Evaluasi
SK, KD, Indikator, Peta Konsep Materi
Bagan 3.2. Isi Bahan Ajar
Tujuan pembelajaran memuat keterangan mengenai nama mata pelajaran, kelas dan semester, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, cakupan materi, dan peta konsep materi. Tujuan pembelajaran berfungsi memberikan gambaran kepada siswa tentang materi apa yang akan dipelajari serta tujuannya.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
Uraian materi pembelajaran berisikan materi secara umum mengenai perkembangan seni rupa periode Megalitikum yang meliputi aspek sejarah, ciri dan kehidupan masyarakatnya, serta benda-benda seni rupa yang dihasilkannya. Materi pembelajaran ini berfungsi memberikan informasi awal terhadap siswa tentang perkembangan seni rupa periode Megalitikum. Bagian selanjutnya dari bahan ajar ini adalah kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa berisikan tugas yang harus diselesaikan oleh siswa setelah mempelajari materi perkembangan seni rupa Megalitikum dan melakukan kegiatan identifikasi terhadap sumber belajar yaitu koleksi di musem Taman Purbakala Cipari. Tugas yang diberikan mencakup tiga aspek pembelajaran yaitu kognisi, apresiasi, dan ekspresi. Kognisi berisikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi tentang perkembangan seni rupa periode Megalitikum. Lembar apresiasi adalah lembar identifikasi terhadap benda koleksi di museum yang harus diisi oleh siswa setelah melakukan kegiatan apresiasi terhadap benda koleksi tersebut. Identifikasi meliputi nama benda, bentuk dan jenis, serta fungsi dari benda tersebut. Lembar ekspresi merupakan lembar untuk menguji tingkat kreasi siswa dalam menggambarkan ilustrasi dari salah satu benda koleksi di Museum Taman Purbakala Cipari. Bagian terakhir dari bahan ajar ini adalah lembar penilaian dan evaluasi. Lembar penilain meliputi aspek penilaian kognisi, apresiasi, dan ekspresi, kemudian disertai dengan kolom komentar atau evaluasi dari guru, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
e.
Mengevaluasi Bahan Ajar Setelah menyusun bahan ajar, kegiatan selanjutnya selanjutnya adalah
evaluasi terhadap bahan ajar . Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji coba kepada siswa secara terbatas. Penulis melakukan evaluasi dengan responden beberapa guru seni budaya di wilayah Kuningan. Komponen evaluasi mencakup yang penulis gunakan yaitu: 1) Komponen kelayakan isi, mencakup: Kesesuaian dengan SK dan KD; Kesesuaian dengan perkembangan anak; Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar; kebenaran substansi materi pembelajaran; Manfaat untuk penambahan wawasan; kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial. 2) Komponen Kebahasaan, mencakup: Keterbacaan; Kejelasan informasi; Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar; Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat). 3) Komponen Penyajian, mencakup: Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai; Urutan sajian; Pemberian motivasi, Daya tarik; Interaksi (pemberian stimulus dan respon); Kelengkapan informasi 4) Komponen Kegrafikan, mencakup: Penggunaan font, jenis dan ukuran; Lay out atau tata letak; Ilustrasi, gambar, foto; Desain tampilan Komponen evaluasi tersebut kemudian penulis susun dalam bentuk tabel format penilaian evaluasi bahan ajar sebagai berikut:
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
Tabel 3.1. Format Instrumen Evaluasi Bahan Ajar INSTRUMEN EVALUASI Judul Bahan Ajar
: Seni Rupa Nusantara Periode Megalitikum
Mata Pelajaran
: Seni Budaya
Penulis
: Arief Muhammad Firmansyah, S.Pd.
Evaluator
: ..............................................
Tanggal
: ..............................................
Petunjuk pengisian Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda. 1 = sangat tidak baik/tidak sesuai 2 = kurang sesuai 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik/sesuai No Komponen 1 2 3 4 KELAYAKAN ISI 1
Kesesuaian dengan SK, KD
2
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4
Kebenaran substansi materi
5
Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
6
Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial KEBAHASAAN
7
Keterbacaan
8
Kejelasan informasi
9
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
10
Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien SAJIAN
11
Kejelasan tujuan
12
Urutan penyajian
13
Pemberian motivasi
14
Interaktivitas (stimulus dan respond)
15
Kelengkapan informasi
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
80
KEGRAFISAN 16
Penggunaan font (jenis dan ukuran)
17
Lay out, tata letak
18
Ilustrasi, grafis, gambar, foto
19
Desain tampilan
Evaluasi bahan ajar dilakukan oleh guru-guru Seni Budaya di lingkungan kabupaten Kuningan. Di bawah ini adalah daftar responden yang mengevaluasi bahan ajar yang penulis susun: Komentar/saran evaluator: ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................
Tabel 3.2. Daftar Responden Evaluasi Bahan Ajar No
Nama
Asal Sekolah
1
Yuyum Rumyati, S.Pd.
SMPN 1 Kuningan
2
Subagja, M.M.Pd.
SMPN 4 Kuningan
3
Neli Setiawati, M.M.Pd.
SMPN 2 Kuningan
4
Neneng Kurniawati, S.Pd.
SMPN 1 Kadugede
5
Edi Supandi, S.Pd.
SMPN 1 Cigugur
6
Cariwulan, S.Pd.
SMPN 2 Cidahu
7
Tin Rustini, S.Sn.
SMPN 7 Kuningan
8
Bagus Sahrulhayat, S.Pd.
SMPN 2 Ciawigebang
9
Wawan Setiawan, S.Pd.
SMPN 2 Kadugede
10
Aris Priatna, S.Pd.
SMPN 1 Jalaksana
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
4.
Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data sumber data yang telah ada (Sugiono, 2007: 83). Dengan melakukan triangulasi, peneliti telah melakukan pengujian terhadap kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data. Triangulasi dibagi menjadi dua yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi untuk sumber data yang sama. Skema triangulasi teknik seperti yang terlihat pada gambar di berikut.
Observasi
Wawancara Sumber data sama
Studi Pustaka Studi Dokumentasi
Bagan 3.3. Triangulasi teknik (diadaptasi dari: Sugiono, 2007: 84)
Penulis melakukan triangulasi teknik dari sumber data yang sama, yaitu Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan, untuk memperoleh data mengenai Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
potensi museum tersebut dan relevansinya dengan pembelajaran, khususnya pembelajaran seni rupa. Tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya (Sugiono, 2007: 85). Hal tersebut berarti bahwa dalam penelitian kualitatif mungkin saja adanya ketidaksesuaian dengan hokum maupun teori. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Susan Stainback (1988) dalam Sugiono (2007: 85) bahwa “the aim is not to determinate the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dengan melakukan triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.
Arief Muhammad Firmansyah, 2012
Koleksi Museum Purbakala... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu