DARI REDAKSI
[email protected]
Subjek Rumah Kita
Rumah Kita
Salam Jumpa, Haloo....pembaca Setia Rumah Kita, di Penghujung tahun 2014 ini kami tim Buletin Rumah Kita akan kembali menyajikan Buletin Edisi Khusus. Edisi Kali ini akan mengulas berbagai Berita seputar kegiatan bulan Juli hingga Agustus yang dikemas secara cantik dan menarik.
Pembina : Direksi Perum Perumnas Pemimpin Umum : Maman Wakil Pemimpin Umum : Maryana Pemimpin Redaksi : Dian Rahmawati Wakil Pemimpin Redaksi : Zidan Litansyah Redaksi : Asrial Aras, Tatag Hastungkoro Fotografer : Happy Mauludy Desainer Grafis : Fesa Risana Iklan & Sirkulasi : Tatag Hastungkoro Alamat Redaksi : Kantor Pusat Perum Perumnas,
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 11, Jakarta 13340
Telp : (021) 8194807, 8193802 Email :
[email protected]
Follow us:
2 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Banyak Hal Penting dan Menarik yang akan menambah wawasan Para Pembaca Setia rumah Kita. Kritik dan saran Pembaca tentunya akan selalu kami tunggu, Redaksi menunggu Kiriman Artikel Pembaca untuk menambah khasanah Wawasan Bagi Insan Perumnas di seluruh Nusantara. Kirimkan artikel anda ke alamat
[email protected] , kami tunggu......
Web : www.perumnas.co.id Find us:
Deisain yang segar dengan dua cover akan memberikan kesan elegan dan nyentrik. Para Pembaca Setia akan disuguhi beritaberita mengenai perkembangan Bisnis Properti secara umum yang diulas dalam Rubrik Nasional serta Berita kegiatan Internal Perumnas yang masih akan banyak membahas Perkembangan Transformasi Kita.
Follow us:
Redaksi Buletin Rumah kita
NASIONAL
Pengamat : Perumnas harus direstrukturisasi
P
emerintah seharusnya merestrukturisasi Perumnas baik dalam tataran kelembagaan maupun operasionalnya, agar lembaga ini tidak dibebani oleh kepentingan-kepentingan politis dan bisnis sesaat. Jika hal tersebut dilakukan, maka Perumnas dapat menjadi lokomotif pembangunan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang merupakan fungsi dan peran vital BUMN ini. Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengutarakan pendapatnya terkait dua kebijakan strategis yang dikeluarkan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono saat memasuki masa akhir jabatan (injury time) Kedua kebijakan strategis tersebut adalah penghapusan kawasan kumuh menjadi nol persen pada 2019 dengan anggaran Rp 171 triliun, dan terpenuhinya infrastruktur dasar pada 2019 dengan dana senilai Rp 6.541 triliun yang dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Lebih jauh Bernardus mengatakan, dua kebijakan tersebut tidak realistis, sangat utopis dan mengganggu nalar. “Tidak bisa secara instan menghapus kawasan kumuh menjadi nol persen. Kawasan kumuh itu kan merata di seluruh kota dan kabupaten, baik berupa enclave maupun menyatu dengan daerah permukiman lain dalam satu hamparan. Pemerintah harus mengembalikan Perumnas kembali kepada khittah-nya sebagai penyedia perumahan bagi MBR ini,” ujarnya. Bagaimana Perumnas kembali kepada fungsi dan peran vitalnya? Bernardus menyarankan pemerintah harus memberikan insentif agar Perumnas berfungsi sebagaimana diharapkan yakni mampu menyeimbangkan social obligation dengan keuntungan melalui manajemen portofolio, operasional, pasar dan land bank yang mumpuni. “Dengan penduduk 250 juta jiwa dengan pertumbuhan masyarakat berpenghasilan 4.000 dollar AS-10.000 dollar AS dalam 15 tahun, merupakan pasar besar yang akan sangat menjamin keuntungan Perumnas,” tandas Bernardus. Jadi, lanjut dia, restrukturisasi Perumnas sangat dibutuhkan, baik dalam tataran operasional maupun kelembagaan. Selain itu, pemerintah juga harus mendukung Perumnas dalam hal penyediaan infrastruktur. “Jika Perumnas membangun kota baru mandiri seperti kawasan Maja, maka pemerintah harus membangun infrastruktur utama. Sehingga kaasan Maja menjadi make sense, menjadi bagian dari pengembangan kutub pertumbuhan,” pungkas Bernardus.
3 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Di 2015 Anggaran Perumahan Rp 4,6 T Dengan anggaran yang ada diharapakan serapan FLPP lebih maksimal. Perlu kerja keras untuk mewujudkannya agar backlog tak bertambah.
K
ementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pada tahun 2015 mendatang akan mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp 4,621 Triliun untuk program perumahan dan kawasan permukiman. Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengungkapkan, sebenarnya Kemenpera meminta anggaran yang lebih besar lagi untuk memenuhi program pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Indonesia. Apalagi kebutuhan rumah untuk masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah terus meningkat setiap tahunnya. “Kami mengucapkan terimakasih atas penetapan anggaran perumahan yang telah ditetapkan untuk tahun 2015 mendatang. Namun demikian, kami sebenarnya berharap anggaran tersebut ke depan bisa lebih ditingkatkan lagi karena kebutuhan rumah untuuk masyarakat di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya,” ujar Menpera Djan Faridz disela-sela rapat kerja dengan Komisi V DPR RI. Menurut Djan Faridz, Kemenpera sebagai kementerian yang memiliki tugas untuk
4 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
mendorong terlaksananya program perumahan dan kawasan permukiman tentunya juga membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk mengatasi masalah backlog perumahan yang menjadi salah satu pekerjaan rumah di setiap masa pemerintahan. Oleh karena itu, pihaknya akan membuat programprogram yang sesuai dengan anggaran yang tersedia. “Beberapa upaya yang dilaksanakan oleh Kemenpera untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia antara lain fasilitasi pembangunan Rusunawa dan pembangunan rumah khusus, pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Peningkatan Kualitas, PSU Perumahan Swadaya dan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas (BSPK) Perumahan dan Permukiman Kumuh. Sedangkan untuk
membantu pembiayaan perumahan untuk masyarakat Kemenpera juga memiliki program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” terangnya. Sementara itu Komisi V DPR RI meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk menyamakan pandangan terkait kinerjanya ke depan. “Kami ingin bertanya bagaimana Kementerian Perumahan Rakyat ke depan dan kami menunggu pemerintah menyamakan pandangan”, tutur Yoseph Umar Hadi, anggota Komisi V DPR RI.
MENPERA Lebih jauh lagi, Yoseph Umar Hadi juga mengatakan bahwa Kemenpera dihidupkan kembali pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dengan enam kerangka kerjanya. “Ada enam hal yang menjadi kerangka kerja Kemenpera yaitu, mengatasi backlog, penyediaan rumah layak huni, mengatasi kawasan kumuh, meningkatkan daya beli masyarakat, penyediaan tanah, dan kemitraan. Jadi sampai dimanakah posisi kita?.
“Kami berharap Kemenpera diberdayakan lagi sebagai ujung tombak perumahan rakyat”, terang Yoseph Umar Hadi. Sementara itu, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Faridz, yang hadir dalam rapat dimaksud mengatakan bahwa dirinya telah bersungguh – sungguh melaksanakan program kerjanya, salah satunya dengan meningkatkan anggaran Kemenpera. “Di
masa awal pemerintahan, saya telah berhasil meningkatkan anggaran dari 900 milyar menjadi empat triliun. Hal ini dikarenakan juga dukungan dari Komisi V DPR RI”, ucap Djan Faridz.
Anggaran Terbatas, FLPP Harus Terserap Selain itu Komisi V DPR RI meminta Kemenpera untuk meningkatkan penyerapan Fasilitas KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Meskipun ada keterbasan anggaran FLPP, namun hal itu harus menjadi catatan bagi Kemenpera agar dapat menyerapnya dengan baik. Lebih jauh, Yoseph mengatakan bahwa Komisi V DPR RI prihatin dengan situasi backlog yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, harus ada terobosan dan lompatan yang dilakukan Kemenpera. “Semoga backlog yang terjadi sekarang ini dikarenakan oleh adanya keterbatasan anggaran bukan karena tidak adanya niat baik dari pemerintah”, ujar Yoseph. Komisi V juga mendorong Kemenpera untuk menyelesaikan RUU Tapera (Rancangan Undang – Undang Tabungan Perumahan Rakyat) sebagai salah satu solusi mengatasi backlog. “Secara makro kita perlu regulasi dan RUU Tapera merupakan upaya kita menerobos backlog”, tutur Yoseph Umar Hadi. Sementara itu, Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat, Rildo Ananda Anwar yang hadir dalam rapat tersebut menerima masukan dari Komisi V DPR RI dan menyatakan bahwa Kemenpera sangat bersungguh-sungguh dalam mengatasi backlog. “Kami saat ini ada pada tahap bersungguh-sungguh mengatasi backlog, bukan revolusi mental lagi”, ujar Rildo Ananda Anwar. Rildo juga mengatakan bahwa meskipun Kemenpera telah membuat keputusan untuk menghentikan penyaluran KPR FLPP per Maret 2015 akan tetapi itu bukanlah keputusan akhir. “Terkait dengan FLPP, Menteri Perumahan Rakyat telah meminta REI untuk mengkaji dan melaporkan kepada Kemenpera terkait daerah mana saja yang tepat untuk pembangunan rusun dan rumah tapak sehingga penyaluran KPR FLPP dapat terus berjalan baik untuk rumah tapak maupun rusun”, terang Rildo Ananda Anwar.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
5
Maman, Sekretaris Perusahaan Perumnas
Tranformasi untuk Mewujudkan Peran Perusahaan
P
erumnas adalah pelopor pembangunan perumahan dan permukiman yang telah banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan perumahan dan permukiman di Indonesia. Dikembangkan sejak tahun 1974 dengan tujuan untuk mendorong percepatan pembangunan perumahan dan permukiman di tanah air. Sejak pertama kali dikembangkan hingga kini, Perumnas telah berkontribusi mengembangkan perumahan dan permukiman di 400 lokasi yang berada di 187 kota.
6
Terbukti pengembangan permukiman dan perumahan yang di gagas Perumnas telah melahirkan kota-kota baru yang saat ini telah berkembang pesat. Kota tersebut seperti Depok, Bekasi, Antapani (Bandung), Panakukang (Makasar), Heltavia (Medan) dan beberapa lainnya lagi. Tak dipungkiri di lokasi atau kota tersebut Perumnas menjadi pelopor pembangunan Perumahan yang kini telah menjelma menjadi kawasan prospektif di Indonesia.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Tahun 2014 ini usia Perumnas memasuki angka 40 tahun. Sebuah perjalanan panjang dalam pengabdian Perumnas mengembangkan pembangunan perumahan dan permukiman di Tanah Air. Pencapaian ini semua adalah buah perjuangan seluruh Insan Perumnas yang telah mengabdikan seluruh pikiran dan semangatnya hingga saat ini kita mampu mencapai usia 40 tahun, sebuah usia yang cukup matang sebagai industri guna terus maju menatap masa depan menuju visi perusahaan untuk menjadi pengembang perumahan dan permukiman terpercaya di Indonesia. Untuk terus menjaga visi dan misi ini maka Perumnas melakukan program transformasi sejak setahun lalu. Berbagai langkah telah dilakukan, dari yang bersifat bisnis, perbaikan kinerja internal, program sinergi dengan stakeholder dan lainnya. Salah satunya adalah perubahan logo perusahaan yang lebih menyegarkan Perumnas sebagai perusahan properti yang telah 40 tahun berkarya. Berikut petikan wawancara dengan Sekretaris Perusahaan Perumnas, Maman di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Tanggal 18 Juli lalu Perumnas ulang tahun yang ke 40 tahun, bagaimana komentar Anda sebagai salah satu bagian dari Perumnas ?
Sebelumnya kami keluarga besar Perumnas bersyukur atas karunia-Nya, tahun ini perusahaan memasuki usia 40 tahun. Tentunya ini sebuah perjalanan waktu yang cukup panjang. Ulang tahun tersebut kami jadikan sebagai momentum untuk menuju Perumnas baru yang lebih maju dan siap berkompetisi dalam industri properti di Tanah Air kedepan. Semua ini kita kemas dan dikonsep dalam sebuah transformasi, perubahan ini diharapkan dapat membuat perusahaan lebih dinamis dan dapat
merespon persaingan dengan baik tentunya dengan budaya yang berkinerja tinggi. Untuk diketahui, program transformasi ini sudah kita persiapkan sejak setahun lalu. Diibaratkan transformasi sebagai landasan yang akan membuat putaran roda transformasi berjalan dengan mulus dan membawa Perumnas menjadi perusahaan yang terus berkembang.
Atas dasar apa , konsep tranformasi ini digulirkan?
Konsep tranformasi didasarkan pada kinerja perusahaan yang dalam 5 tahun terakhir ini terus meningkat kinerjanya. Dimana sebelumnya Perumnas harus bersusah payah dan sempat berdarah-darah dalam perjalanan bisnisnya. Perusahaan pendapatannya malah minus, karyawan gajinya ditunda dan banyak masalah yang mengganggu bisnis sebuah perusahaan. Nah, baru di era pak Himawan, Perumnas sedikit demi sedikit kinerjanya mulai bergerak naik. Direksi mersepon kinerja ini dengan membenahi perusahaan dari berbagai lini, internal dan eksternal. Terbukti di tahun 2013 lalu pendapatan kita sebesar Rp 1,2 triliun dengan perolehan laba mencapai Rp 94 miliar. Dengan semangat tranformasi maka kita menargetkan tahun ini pendapatannya tumbuh 25 persen dari tahun lalu. Untuk terus menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ini maka perlu kita lakukan transformasi sebagai landasannya agar kinerja perusahaan terus meningkat.
Nah, untuk mengawal tranformasi ini apa yang dilakukan ?
Untuk menjaga pertumbuhan perusahaan kami pun menata semua lini perusahaan, secara internal dan eksternal. Contohnya, kalau kita hidup dari korporasi atau perusahaan sudah seharusnya kita menjaganya dengan baik, caranya dengan
TRANSFORMASI prestasi kerja. Selain itu diperlukan semangat baru, tentunya lebih energik dan juga memiliki motivasi dan inovasi yang tinggi dalam bekerja. Untuk itu dalam beberapa tahun ini kami melakukan perekrutan karyawan baru sesuai dengan bidang yang kami butuhkan. Dimana sebelumnya perekrutan karyawan ini sempat ada jeda yang cukup panjang sehingga ada gap dalam regenerasi. Selain itu kita juga memberikan peluang karir bagi pihak luar untuk langsung mengisi pos penting dengan komitmen memberikan prestasi yang sesuai diharapkan perusahaan. Kita sadar SDM yang handal merupakan kekuatan dari kinerja perusahaan. Selain itu kami juga mengubah beberapa SOP, tentunya yang membuat karyawan terstimuli untuk terus berprestasi, contohnya barubaru ini kami memberikan penghargaan bagi karyawan berprestasi dengan konsep Perumnas Award 2014, tak hanya personal tapi juga kantor cabang/regional dan proyek yang berprestasi juga kami berikan reward. Kita pun menekankan bahwa tranformasi itu bukan mengkotak-kotakan antara satu bagian dengan bagian lain, tapi semuanya adalah satu kesatuan yang terhubung dalam sebuah benang merah bernama tranformasi menuju Perumnas baru.
Nah, untuk eksternal apakah juga jadi sasaran dalam transformasi ?
Secara eksternal pun kita terus memantapkannya dengan pola sinergi mulai dari pemerintah kota/kabupaten, perusahaan BUMN lain dan juga developer lain. Tujuannya tentu untuk lebih meningkatkan peran dan kinerja perusahaan dalam menjalankan perannya.
Terkait anak usaha, apakah hal tersebut juga bagian dari tranformasi ?
Ya, kita membuat anak usaha untuk menggarap proyek-proyek komersial agar pekerjaannya lebih fokus. Pendirian anak usaha ini karena beberapa lahan Perumnas yang berada di kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Makasar, Pontianak, Bandung dan lainnya bisa maksimalkan pemanfaatannya. Karena tidak mungkin kita kembangkan untuk rumah murah. Peran anak usaha ini (PT Propernas Griya Utama) diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan secara bisnis dan kinerja untuk terus menjalankan misi Perumnas sebagai pelaku penyedia perumahan terpercaya. Perumnas sebagai Induk Perusahaan tetap focus dalam menggarap proyek-proyek misi, membangun rumah
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kalau kita hanya fokus pada pengembangan perumahan misi yang tidak terlalu provit maka perusahaan tidak akan bisa berkembang cepat. Karena, sudah sejak lama Perumnas tidak dapat subsidi dan sebagai BUMN Perumnas harus profit.
Proyek apa saja yang telah dipersiapkan di tahun ini ?
Di tahun ini kita sudah pasang target untuk membangun 27 proyek strategis yang tersebar diberbagai lokasi seperti di Medan, Palembang, Pontianak, Jakarta, Karawang, Bandung, Cianjur, Semarang, Surabaya, Malang dan Makassar. Beberapa proyek tersebut kita serahkan ke anak perusahaan dengan brand proyek bernama Sentraland yang sudah melakukan groundbreaking dan penjualannya cukup bagus. Selain itu terus membangun proyek rumah misi diberbagai kota/kabupaten untuk PNS dan masyarakat umum. Dimana target kita pada tahun ini untuk pembangunan rumah misi mencapai 20 ribu unit. Pembangunan rumah misi atau rumah subsidi ini merupakan peran perusahaan untuk mengurangi backlog (kekurangan pasokan) rumah yang hingga kini sudah mencapai 15 juta unit. Dan dalam membangun rumah misi ini kami juga sampai ke kawasan-kawasan yang tidak terjangkau oleh developer swasta, seperti di Pulau Buru dan pulau lainnya.
Kenapa harus berganti logo, apa filosofi dari logo tersebut ?
Selama perjalan sejak tahun 1974, Perumnas tak pernah lepas dari perannya sebagai mitra strategis pemerintah sebagai penyedia perumahan untuk rakyat Indonesia. Dengan didorong oleh semangat baru untuk menjadi yang terdepan dan membantu pemerintah dalam mengembangkan perumahan yang berkualitas, unggul dan terpercaya maka perusahaan meluncurkan logo baru di ulang tahunnya Juli lalu. Logo tersebut berbentuk rumah yang menggambarkan komitmen sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam penyediaan rumah rakyat. Terkait warna itu ada artinya, seperti hijau dan biru melambangkan dinamika perusahaan yang terus bergerak dalam industri properti. Tranformasi menuju Perumnas baru adalah bentuk kerja keras kami (perusahaan) dalam mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Karena dari sebuah rumah, sebuah keluarga akan dibangun, tentunya rumah yang layak huni yang akan membuat keluarga Indonesia menjadi lebih sehat dan berpendidikan. Dan perubahan logo ini ini akan membuat kami (Perumnas) untuk menjadi lebih kuat dan bersemangat. Harapan kami, mewujudkan
peran Perumnas dalam membangun negeri tercinta, Indonesia.
Bagaimana dengan Startegi Komunikasi Perusahaan dalam mewujudkan Perumnas Baru?
Dalam membangun Brand Corporate Perumnas, kami sudah mempersiapkan strategi komunikasi sesuai dengan RJPP Perusahaan. Berbagai program komunikasi baik Eksternal maupun Internal kami persiapkan guna membangun landasan Perumnas baru, Media relation dan media branding menjadi salah satu strategi guna memperkenalkan Kontribusi dan kinerja Perumnas selama ini. Berbagai startegi komunikasi massa kami perkuat mulai dengan meningkatkan fungsi Sosial Media seperti facebook dan Twitter serta pembaharuan Website yang lebih atraktif hal ini mengingat dunia digital saat ini memiliki peran besar sebagai sarana komunikasi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness perusahaan. Logo baru Perumnas merupakan semangat baru kami untuk itu secara massif dapat menjadi semangat dan kebanggan perusahaan. Tanggal 18 Juli kemarin Logo Baru kita kan resmi Berubah untuk itu Publik harus tau kalau Perumnas saat ini sudah lebih dinamis, cepat dan terus tumbuh sesuai dengan harapan dari filosofi logo baru kita. Berkaiatan denga internal komunikasi kami berkerjasama dengan seluruh bidang terkait untuk melakukan komunikasi dengan Pesan Perumnas Baru melaui berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan passion terhadap perusahaan seperti afternoon tea setiap bulan untuk menambah wawasan dan ajang komunikasi positif bagi karyawan.
Apakah Target Sekretaris Perusahaan kedepan?
Secara jelas tentunya Sekretasris Perusahaan memiliki berbagai cita-cita kedepan dimana Sekretaris Perusahaan sebagai mitra strategis perusahaan harus berperan ekstra dalam mendukung dan mensukseskan kinerja Bisnis Perusahaan Kedepan. Pembangunan citra perusahaan yang baik di mata public adalah suatu target yang harus dicapai dalam waktu dekat ini. Pewujudan hal tersebut bukan tanpa alasan, karena pada akhirnya semua itu akan bermuara pada kepercayaan public terhadap Perumnas, dimana pada akhirnya akan memperlancar pengembangan bisnis Perumnas kedepannya. Semua unsur harus ikut berperan dalam memajukan Perumnas dan mari kita jadikan Perumnas tercinta ini sebagai perusahaan yang di segani dalam mewujudkan misi sebagai pengembang terpercaya di Indonesia.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
7
TIPS
B
eberapa waktu lalu, tepatnya di awal Agustus Jakarta menjadi tuan rumah kongres dua tahunan the Eastern Regional Organisation for Planning and Housing (EAROPH) yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta. Kongres yang bertema Towards Resilient and Smart Cities: Innovation, Planning and Determination in Managing Major Cities of The World ini dihadiri lebih kurang 350 peserta yang hadir. Peserta tersebut terdiri dari sejumlah wali kota di seluruh negara di Asia Pasifik dan beberapa pengembang, tak ketinggalan Perumnas sebagai salah satu penyokong terlaksananya kegiatan ini.
EAROPH 2014
Mengelola Kota, Mengelola Peradaban
EAROPH merupakan ajang diskusi lintas negara yang membahas persoalan kota menuju perbaikan yang berkelanjutan.
Acara ini menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia sekaligus Ketua EAROPH Bernardus Djonoputro, acara ini akan mambahas tata kelola kota-kota untuk menuju kota pintar yang layak huni dan berketahanan. “Untuk merumuskan dan menyelesaikan persoalan perkotaan dan pemukiman diperlukan kolaborasi seluruh pihak lintas negara dan pemangku kepentingan,” imbuh Bernadus. Kongres tersebut mengajak para praktisi, pemerintah, akademis dan pemerhati perencanaan untuk mencari cara-cara baru dalam mengelola perkotaan di masa depan. Konferensi ini juga akan menjadi ajang tukar pengalaman antara pelaku pembangunan. “Kota-kota di Asia Pasifik, khususnya di Jakarta, harus mencontoh model pambangunan kota metropolis terapan seperti Copenhagen, Vancouver dan Melbourne,” ujarnya lagi. Dalam pembangunan kota, lanjut Bernard, dibutuhkan ruang publik hijau sehingga akan terbentuk green cities. Seperti contoh kota tersebut di atas sudah diterapkan taman kota di sepanjang bahu jalan. Para pesepeda dan pejalan kaki atau pedestrian mempunyai akses jalan yang nyaman. “Hal tersebut harus diperhatikan di kotakota di Indonesia karena kelayakan hidup di kota menentukan konsep smart cities,” ungkapnya.
8 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
EVENT Sementara Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan amanat ruang terbuka hijau di Indonesia adalah sebanyak 30 persen beserta fasilitas penunjang. Di mana 10 persen bersifat privat dan 20 persen bersifat publik. Amanat tersebut yang harus diaplikasikan di kota-kota di Indonesia. Selain itu, tambahnya, untuk membangun kota yang nyaman untuk dihuni, pembangunan infratruktur harus selalu digali dan diperhatikan. Melalui Kementerian PU Hermanto terus mengembangkan kenyamanan sedikit demi sedikit di kota padat penduduk Jakarta. “Kami telah membangun jalur khusus pesepeda sepanjang 23 km di kanal timur dari Cipinang ke arah utara. Sanitasi air juga telah diperbaiki di kawasan Bantargebang. Selain itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan 112 kota di Indonesia untuk mengurangi dampak polusi udara dan polusi suara, “ jelas Hermanto.
Selain itu menurut Hermanto, Indonesia sebagai bagian penting sistem kota regional memberikan komitmen untuk mendukung usaha nyata dalam perencanaan dan pembangunan kota yang berketahanan dan smart. “Serta membangun dialog bagi pengambil kebijakan untuk mendesain kebijakan pembangunan kota berkelanjutan,” ungkap dia. Sementara dalam lingkup nasional, tantangan perencanaan telah bergeser dari skala perencanaan makro kebijakan kepada perencanaan yang lebih teknis dalam lingkup rencana detail dan zoning. Hal ini ditandai dengan telah hampir selesainya penyusunan RT/RW nasional, RT/RW provinsi, kabupaten, dan kota. Dalam kongres ini hadir Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dan co-leader M Ramdan Pomanto, Wali Kota Makasar Mohammad Ramdhan Pomanto, Wali Kota Bilbao Ibon Aresso, CEO Otoritas Regional Iskandar Malaysia Dato Ismail Ibrahim, Bupati Bojonegoro Suyoto, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, serta Bupati Wakatobi Hugua.
Peran Perumnas di EAROPH 2014 Perumnas menjadi salah satu pendukung utama penyelenggaraan 24th EAROPH (Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements) World Congress. Selain itu Indonesia akan menjadi pimpinan organisasi ini hingga 2016 mendatang dan Hermanto Dardak sebagai Presiden EAROPH. Menurut Himawan Arief, Direktur Utama Perumnas, aspek penyediaan perumahan layak dan nyaman merupakan agenda besar kota-kota dan kebijakan pemerintah yang memihak merupakan kunci keberhasilan agenda ini. Sedikitnya ada 50 persen kawasan kumuh dan kurang nyaman di Indonesia. Kawasan kumuh yang ada di Indonesia perlu penataan kembali dengan memfokuskan pembangunan hunian vertikal. Diharapkan, hasil konferensi dapat memberikan masukan kepada para walikota, gubernur, stakeholder, dan pengembang seperti apa kota yang berkonsep eco city atau green building.
Lebih jauh Himawan menegaskan , kota-kota besar dan berkembang di dunia sudah terbiasa hidup di hunian vertikal. Pola pikirnya sudah berubah tidak seperti kita yang masih memilih landed, melebar, sehingga menyebabkan kota jadi melebar dan infrastruktur jalan tidak baik. Berbagai hasil penelitian juga menunjukkan kawasan perkotaan di dunia rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. “Kota-kota dunia memerlukan penanganan multidimensi dengan pendekatan manajemen pembangunan kota yang inovatif. Konferensi dunia itu memberikan peluang kepada pemimpin kota dan pemangku kepentingan untuk saling bertukar pengalaman terutama dalam mewujudkan kota yang layak huni dan berkelanjutan di dunia,” tegas Himawan.
“Dalam pertemuan kali ini, kita berfokus kepada penataan dan perencanaan tata ruang perkotaan. Topik-topik pembahasan ditekankan kepada permukiman, menciptakan kota permukiman yang baik. Banyak contoh-contoh kota mandiri yang bagus-bagus di Asia yang akan di sharing oleh walikotanya sendiri,” ujar Himawan.
9 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
R
oda transformasi Perumnas telah digulirkan, dengan tujuan perubahan kinerja perusahaan ke arah yang lebih baik. Saat ini industry properti terus berkembang dengan iklim persaingan yang kian kompetitif. Untuk itu sudah saatnya Perumnas berbenah diri untuk lebih aktif dalam menyikapi perubahan tersebut. Maka perusahaan harus senantiasa berubah, sejalan dengan tuntutan bisnis. Tuntutan untuk perubahan tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan agar perusahaan dapat bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif.
10
Sekali lagi, perubahan itu penting. Tak bisa lagi mengandalkan apa yang telah diraih. Tetapi bagaimana mencari peluang untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih baik
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
lagi. Hal ini terjadi karena kian banyaknya pelaku bisnis dalam bidang yang sama. Selain itu, tuntutan konsumen yang semakin cerdas dan selektif dalam memilih produk berkualitas. Indikator ini harus direspon oleh seluruh pelaku usaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan mereka, tak terkecuali Perumnas. Strategi memenangkan persaingan biasanya dimulai dari pengelolaan internal perusahaan secara jitu. Dimulai dari kemampuan membuat produk yang berkualitas, pelayanan prima, peningkatan kualitas dan kompetensi SDM maupun strategi lainnya yang bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction ). Karena, kepuasan konsumen adalah muara dari segala upaya yang dilakukan perusahaan untuk meraih kepercayaan dan loyalitas pasar.
Untuk meningkatkan kemampuan bersaing, setiap perusahaan memiliki caranya masingmasing, dan yang umum adalah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan mulai dari kualitas proses hingga output dalam bentuk produk riil yang akan dijual ke konsumen (end user). Dan untuk menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan inovasi, kreasi, kompetensi dan integritas yang tinggi dari semua karyawan. Perumnas sebagai satu-satunya pengembang milik pemerintah dan diharapkan memberikan kontribusi besar dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat. Namun, dalam perkembangannya saat ini dan regulasi yang ada maka tidak memungkinan lagi adanya monopoli usaha. Perumnas harus bisa menempatkan dirinya secara proporsional antara misi sosial yang diemban dengan kewajiban komersial untuk terus tumbuh melalui peningkatan revenue dan profit. Sehingga harapan meraih pangsa pasar perumahan terbesar di tanah air dapat
EVENT
dari Sabang sampai Merauke merespon positif kegiatan ini. profesional, berdedikasi dan berintegritas tinggi,” imbuhnya.
Terkait tranformasi dan perubahan, Direktur Utama Perumnas, Himawan Arif mengatakan bahwa perubahan didefinisikan sebagai sebuah transformasi yang terencana atau tidak terencana pada struktur organisasi, teknologi dan orang-orang yang dalam organisasi tersebut. Nah, merespon berbagai hal yang ada dan tentunya menuju perbaikan dan kinerja positif. Perumnas melalui jajaran direksi dan divisi transformasi menggagas kegiatan Perumnas Award 2014. Kegiatan ini untuk menunjang program transformasi sebagai bentuk reward kepada elemen persuahaan yang memiliki prestasi.
Lebih lanjut Ursula menjelaskan bahwa ada tiga kriteria award yang dilombakan, mulai dari karyawan terbaik, lokasi dan proyek terbaik serta kantor cabang terbaik. Selain alasan untuk lebih meningkatkan kinerja dan nilai-nilai luhur dalam bekerja, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dorongan bagi seluruh keluarga besar Perumnas untuk terus menjadi yang terbaik. “Contohnya, untuk kriteria karyawan terbaik sebelum ada kegiatan ini, diantara kita atau jajaran direksi sekali pun tak tahu siapa saja karyawannya yang berprestasi dalam arti memiliki Kriteria sesuai dengan penilaian. Seperti di regional I dan regional lainnya kita tak tahu karyawan yang memiliki potensi dan prestasi,” tegas Ursula.
Atas dasar itulah, Ursula Silalahi GMD Transformasi Perumnas memandang perlu menyelenggarakan kegiatan internal untuk membangun budaya bersaing dan membangkitkan kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya menghasilkan produkproduk dan layanan berkualitas. “Tentunya semua yang kita harapkan ini hanya didapatkan dari karyawan yang kompeten,
Nah, bersama bagian SDM, divisi transformasi melalukan proses penjurian sejak awal tahun hingga Juni lalu. Proses penjurian berawal dari penyaringan yang dilakukan oleh setiap kantor regional. Setiap regional megusulkan siapa saja calon-calon yang mereka tawarkan dalam Perumnas Award 2014 ini untuk mengikuti kriteria-kriteria yang ada. Seluruh keluarga besar Perumnas yang terangkum
terwujud, melalui produk dan layanannya yang kian berkualitas.
Dan setelah melalui penjurian yang ketat akhirnya terpilih para pemenang di kriterianya masing-masing. Penghargaan pun diberikan oleh jajaran direksi Perumnas untuk para pemenang tersebut. Khusus untuk kriteria karyawan terbaik, perusahaan mengapresiasi kinerja mereka dengan bonus jalan-jalan ke Singapura plus uang saku. Berikut daftar pemenang Perumnas Award 2014.
11 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Hapernas K
2014
Penghargaan Adiupaya Puritama untuk Dorong Program Perumahan Puncak perayaan Hapernas 2014 ditandai dengan beragam penghargaan, salah satunya anugrah Bapak Perumahan Indonesia untuk Bung Hatta.
12 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
ementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) kembali memberikan penghargaan Adiupaya Puritama kepada sejumlah pemerintah daerah dan tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendorong program pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia. Adanya pemberian penghargaan Adiupaya Puritama ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengapresiasi dukungan Pemda atas upaya pemenuhan rumah yang layak huni bagi seluruh masyarakat Indonesia serta menjadi puncak peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang diperingati setiap tanggal 25 Agustus. “Kemenpera akan selalu mendorong Pemda baik ditingkat provinsi, kabupaten/ kota serta para pengembang dan masyarakat untuk ikut mendorong program perumahan dan permukiman di seluruh Indonesia. Melalui pemberian penghargaan Adiupaya Puritama ini diharapkan program perumahan di Indonesia ke depan bisa lebih ditingkatkan lagi,” ujar Sekretaris Kemenpera Rildo Ananda Anwar saat memberikan sambutan pada malam resepsi Hari Perumahan Nasional yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta.
KEMENPERA Menurut Rildo, saat ini kebutuhan rumah di Indonesia terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Selain itu semakin menipisnya stok tanah untuk kawasan perumahan membuat masyarakat kurang mampu semakin sulit untuk memiliki rumah yang layak huni dengan harga yang terjangkau. “Semakin meningkatnya kesadaran Pemda dan pemangku kepentingan di bidang perumahan seperti para pengembang untuk mendukung program perumahan setidaknya bisa memberikan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memiliki dan tinggal di rumah yang layak huni. Kepedulian Pemda sangat diharapkan agar backlog perumahan bisa berkurang,” terangnya. Pada malam resepsi Hapernas ini Kemenpera setidaknya memberikan sejumlah penghargaan Adiupaya Puritama yang terbagi dalam beberapa kategori. Pertama, kategori kabupaten juara pertama diraih oleh Pemkab Malang dan posisi kedua adalah Pemkab Bandung. Kategori kedua adalah kategori kota menengah/ kecil untuk peringkat pertama Pemkot Cirebon dan kedua adalah Pemkot Palu. Sedangkan kategori ketiga adalah Kota Metropolitan/ besar peringkat pertama diraih Pemkot Bandung. Peringkat kedua Pemkot Jambi dan ketiga adalah Pemkot Jakarta Timur. Adapun kategori provinsi yang berhasil menjadi Pembina terbaik untuk program perumahan diraih Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Bung Hatta, Bapak Perumahan Indonesia
tempat kediaman (perumahan) sebagai bagian usaha perbaikan kesehatan rakyat dan tidak hanya sebagai tempat tinggal namun juga hak hidup secara layak dan terbebas dari segala ancaman penyakit.
Dalam acara tersebut Kemenpera juga memberikan anugrah penghargaan kepada (Alm) Dr.(H.C) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal sebagai Bung Hatta, sebagai Bapak Perumahan Indonesia. Pemikiran serta cita-cita Bung Hatta yang mendorong kepedulian terhadap program perumahan rakyat Indonesia diharapkan dapat terus dilanjutkan mengingat kebutuhan akan papan juga menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap manusia.
Selain itu, Bung Hatta menganggap bahwa rumah sangat berpengaruh atas jiwa manusia. Menurut Bung Hatta, tinggal dalam gubuk kumuh itu identik dengan sikap pasrah dan menerima kenyataan. Oleh karena itu untuk membebaskan jiwa rakyat dari sikap pasrah maka “gubuk-gubuk derita” harus digantikan dengan rumah yang bermartabat dan didalamnya harus tertanam dasar untuk menghargai kebudayaan.
Pemberian penghargaan dari Kemenpera tersebut dilakukan oleh Sesmenpera Rildo Ananda Anwar secara langsung kepada perwakilan keluarga Bung Hatta yakni Ibu Meutia Hatta. Rildo Ananda Anwar menjelaskan, Bung Hatta yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia sangat memiliki kepedulian terhadap program perumahan rakyat. Pada Konferensi Ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946, Bung Hatta yang berpidato atas nama Wakil Presiden RI yang bertajuk “Ekonomi Indonesia di Masa Datang” mengkategorikan
Bung Hatta juga mengungkapkan bahwa usaha perbaikan perumahan yang layak bagi seluruh rakyat adalah usaha berat yang memakan biaya besar dan waktu yang lama. Usaha ini tidak dapat diserahkan kepada pihak swasta yang berpedoman dengan keuntungan, tapi juga harus melibatkan negara. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara negara dan swasta. Untuk mendorong supaya rakyat cepat mendapatkan kredit untuk membangun rumah, Bung Hatta juga mengusulkan
pembangunan Bank Industri Rumah di tiap kabupaten. Bank inilah yang memberi kredit lunak kepada rakyat tapi dalam proses pembangunannya dilakukan secara gotong royong. “Segala sesuatu mulai dari pendidikan serta hal lain berawal dari rumah. Inilah saatnya pemerintah bersama pemangku kepentingan bidang perumahan bersama-sama mendorong terwujudnya rumah layak huni sesuai cita-cita Bung Hatta,” harapnya. Pada kegiatan tersebut Kemenpera selain memberikan penghargaan kepada Bung Hatta sebagai tokoh yang berjasa dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga memberikan penghargaan serupa kepada dan Prof Ir. Johan Silas dari Surabaya. Pemikiran Prof Ir Johan Silas yang menganggap bahwa kampung bisa mengangkat citra kota melalui Kampung Improvement Program (KIP) . Hasil gagasan Johan Silas tersebut bahkan telah terbukti dengan Surabaya yang sudah berulang kali mendapatkan penghargaan baik nasional hingga internasional karena menjadi pioneer dalam merubah citra miring kampung melalui perbaikan-perbaikan kampung yang telah dilakukan.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
13
Babak Baru Sistem IT Perumnas berada di Indonesia timur memerlukan keputusan cepat, namun ada noise dalam hubungan telepon.
P
erkembangan telekomunikasi saat ini berkembang cepat dengan segala kelebihan dan inovasi yang ada di dalamnya. Biasanya dilakukan secara personal melalui jaringan telepon, namun tetap saja ada keterbatasannya karena hanya antara personal dan personal saja.Teknologi komunikasi saat ini tak hanya sebatas menjadi alat interaksi tapi juga dimanfaatkan untuk banyak hal. Perkembangan teknologi saat ini telah melahirkan berbagai inovasi. Seperti saat ini di perusahaan-perusahan besar telah banyak menggunakan media komunikasi telepon yang berbasis intra net. Membangun komunikasi telepon pastinya harus menyediakan banyak perangkat telepon, dan biaya yang relatif besar. Saat ini rata-rata perusahan sudah banyak mengunakan komputer atau laptop untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Dimana komputer atau laptop tersebut bisa digunakan sebagai alat komunikasi langsung secara tatap muka (video call). Namun kenyatanya, banyak perusahan yang belum mengunakanya, karena dari segi biaya atau dari segi performa media yang menjadi masalah.
14
Sadar akan pentingnya teknologi, Perumnas pun bersiap untuk melakukan tranformasi dalam urusan information tehcnologi, khususnya sistem komunikasi. Tak dipungkiri saat ini sistem komunikasi perusahaan dibangun dengan cara konvensional. Menggunakan telepon secara personal antara satu karyawan dan lainnya, selain itu dengan pola tatap muka langsung. Namun di era teknologi ini sistem tersebut kurang efektif dan maksimal dalam pemanfaatannya. Apa jadinya ketika proyek Perumnas yang
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Hal ini diakui oleh Muchlis Abbas GM Perencanaan Strategis Perumnas, saat ini diakui sitem komunikasi yang dibangun masih konvensional dan perlu peningkatan untuk mempercepat pengambilan keputusan. “Ke depan kami akan membangun konsep teknologi komunikasi yang sejalan dengan tuntutan bisnis saat ini. Sehingga perlu peningkatan, semoga dalam waktu dekat bisa diwujudkan,” terang Muchlis. Secara korporasi Perumnas adalah perusahaan BUMN yang cukup besar dengan jaringan kantor dari Sabang sampai Merauke. Selain kantor yang bertebaran, proyek Perumnas pun beragam lokasinya, dari yang dipelosok hingga di tengah kota dengan berbagai kendala yang berbedabeda. Tentunya perlu kordinasi cepat antara kantor regional, cabang dengan kantor pusat dalam pengembilan keputusan, menyelesaikan kendala hingga menelurkan ide. Menurut Muchlis, sudah saatnya Perumnas membangun sistem teknologi komunikasi yang lebih modern agar dapat mendukung kinerja bisnis perusahaan. Rencananya konsep komunikasi melalui teknologi video call akan segera di aplikasikan. “Saat ini kita telah menugaskan divisi IT Perumnas untuk mengkaji konsep pengembangan video call ini, apa saja kelebihan dan manfaatnya. Tentunya konsep ini diharapkan dapat mendorong, menyelesaikan berbagai kendala di lapangan (daerah), untuk kecepatan kordinasi dan pengambilan keputusan. Sebelumnya kita hanya membangun kordinasi dengan level general manager atau manager saja. Dengan teknologi ini memungkinkan rapat dengan jumlah peserta lebih besar, misalkan antara kantor pusat dengan regional tertentu, mereka tidak perlu datang ke Jakarta. Diharapkan teknologi ini akan lebih luas
manfaatnya,” papar Muchlis. Pengembangan konsep video call saat ini bagi perusahaan besar yang memiliki jaringan kantor di daerah-daerah sudah banyak dikembanngkan tujuannya untuk percepatan kordinasi dan pengambilan keputusan. Divisi IT Perumnas melalui Basuki selaku Manager Departemen mengaku sudah melakukan percobaa-percobaan dari beberapa sitem video call yang tersedia. “Saat ini ada dua pola aplikasinya, pertama bisa meminjam server dari Microsoft Link atau dengan membuat server sendiri. Untuk sewa server di Microsoft itu biayanya perbulan namun memiliki kelemahan penggunaannya (user) terbatas dan hasil datanya tidak bisa dikelola sendiri. Sementara untuk membuat server sendiri harganya mahal, bisa mencapai Rp 450 juta namun memliki kelebihan, penggunaannya bebas dan data bisa kita kelola kapan saja dan tak ada biaya bulanan,” terang Basuki. Selain itu dalam pengembangannya, Basuki telah menyiapkan teknologi terkini, misalkan untuk kamera menggunakan sistem sensor suara. Siapa paling dominan bersuara atau berbicara saat melakukan video call maka kamera akan mengarah ke arah yang bersangkutan. Selain itu teknologi yang dikembangkan dengan membuat server sendiri akan membuat tingkat keamanan lebih baik. Walau diakui harga atau investasinya mahal namun hanya di awal saja. Muchlis berharap, teknologi ini akan memberikan sentuhan baru dan kepercayaan diri bagi seluruh keluarga besar Perumnas. Dirinya mencontohkan, sebelum komunikasi yang terbangun hanya di level GM dan manager saja. Namun dengan teknologi ini memungkinkan level dibawahnya akan terstimuli jika melakukan video call dengan jajaran direksi dan lainnya terkait pekerjaan atau kendala yang sedang diselesaikannya. “Selama ini kordinas hanya ke GM melalui handphone.
CORPORATE
Teknologi video call akan memberikan peningkatan kinerja perusahaan agar tetap dapat bersaing dalam dunia bisnis.
Namun kadang ada noise¸ hasil pembicaraan, keputusan yang diambil tidak bulat diterimanya sehingga tetap saja perlu kordinasi berkali-kali. Bahkan ada juga pesan yang disampaikan tidak didistribusikan ke bawah, mungkin karena lupa atau lainnya,” papar Muchlis.
Selain itu, saat ini perumnas tengah membangun sistem IT yang sesuai dengan standar IT kementerian BUMN. Sehingga lebih modern dan maju, bahkan ke depan teknologi informasi ini akan menggantikan fungsi kertas dengan memanfaatkan email. Karena saat ini banyak manfaat teknologi
kominikasi yang belum dimaksimalkan penggunaannya. Memang dari sisi biaya sedikit mahal namun memiliki manfaat jangka panjang dan tentunya mampu menopang bisnis perusahaan.
15 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
W
akil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, menjanjikan akan menghidupkan kembali program apartemen murah untuk rakyat atau rumah susun milik (rusunami) dan rumah susun sewa (rusunawa). Hal ini untuk mengatasi masalah permukiman kumuh yang masih banyak terdapat di perkotaan seluruh Indonesia, terutama di Jakarta.
termasuk BUMN yang akan didorong. “Perumnas, pengusaha swasta itu semua terlibat, karena kan ada kewajiban-kewajiban. Kan ini di Jakarta, itu harus ke atas. Untuk kota-kota besar harus ke atas karena lahan terbatas. Kalau untuk daerah pedesaan bisa saja rumah petak, tapi kalau di Jakarta tanah lebih mahal dari pada rumahnya,” tambahnya.
“Jakarta ini termasuk empat kota terkumuh di Asia, bersama Manila, Dakka, dan Kalkuta. Nah, untuk mengatasi masalah ini, percepatan pembangunan rusunami harus dilakukan. Ini demi untuk melakukan pemerataan pembangunan di semua segmen, mulai atas, menengah, dan bawah yang bisa hidup di pusat kota,” ujar Jusuf Kalla saat membuka dialog Menghapus Ekonomi Biaya Tinggi dan Menjamin Kepastian Hukum beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pola hidup tinggal di Indonesia harus diubah menurut Mantan Ketum Golkar ini. Saat ini, banyak orang kaya tinggal di perkotaan dan orang miskin tinggal di pedesaan. Menurutnya hal itu harus diubah. “Kalau di negara lain, orang yang mampu tinggal di luar kota, orang yang tidak mampu tinggal di kota. Di Indonesia terbalik. Akibatnya habis gaji untuk bayar transportasi. Akibatnya demo terus, itu wajar karena habis di situ,” katanya.
Jusuf Kalla melanjutkan, harga lahan di tengah kota sudah demikian tinggi. Tidak semua masyarakat dapat membeli rumah atau apartemen yang sesuai dengan harga lahan. Oleh karena itu, satu-satunya cara adalah membangun rusunami sebanyak-banyaknya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Pemerataan jauh lebih baik, tentu membuat kita merata pendapatan, ada keseimbangannya Perumahan mewah, tentu kita butuh itu agar kelas menengah atas dapat rumah yang layak. Tapi,harus seimbang dengan rumah untuk rakyat,” ujarnya. Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan di perkotaaan masyarakat harus mau tinggal di rusun karena lahan di perkotaan sudah terbatas dan mahal. Pembangunan rusun pun menurutnya akan melibatkan banyak pihak,
16 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Selain itu masalah kronis yang selalu menghantui adalah kemacetan yang sudah terjadi di mana-mana, khhususnya kota besar. “Tidak efisien. Jadi untuk mengatasi itu semua, bangun rumah murah susun untuk rakyat. Kita akan membangun di lahan-lahan milik negara atau yang dibeli negara dengan harga Rp 1 juta per meter persegi,” kata Jusuf Kalla. Dia juga tidak menampik sulitnya mengubah budaya tinggal di rumah tapak. Tapi menurutnya itu harus dipaksakan. Memang tidak mudah merubah kultur tapi kadang perlu sedikit pemaksaan dan diharuskan Karena pada 2020 mendatang, 60 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Arus migrasi urban pun tak terelakkan. Jarak antara satu kota dengan kota lain akan menjadi pendek. Itu terjadi karena lahan pertanian berkurang.
NASIONAL
JK
Siap Hidupkan Program Rusun Program 1000 rower rusunami akan dihidupkan kembali oleh pemerintahan baru (Jokowi-JK).
17 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
TIPS
Rumah Rakyat Belum Merdeka
Masih banyak persoalan yang mendera pembangunan rumah MBR. Perlu terobosan di era presiden baru.
M
eski sudah merdeka selama 69 tahun, masalah perumahan rakyat masih belum terselesaikan dengan baik, bahkan mengalami kemunduran. Ketersediaan rumah dan keterjangkauan harga rumah yang seharusnya dapat menjadi indikator kesejahteraan sebuah negara terabaikan. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, kondisi perumahan rakyat pada tahun 1980 sampai 1990-an di era orde baru lebih baik dibandingkan dengan kondisi perumahan rakyat saat ini. “Konsep hunian berimbang waktu itu 1:3:6 disertai dengan program kasiba (kavling siap bangun) dan lisiba (lingkungan siap bangun) malah tidak dilanjutkan sejak orde reformasi. Program RSS (Rumah Sangat Sederhana) waktu itu sempat menjadi primadona pasar perumahan rakyat, namun lambat laun hal tersebut makin sulit dibangun karena lahan untuk pembangunan rumah rakyat sudah semakin tinggi dan tidak terjangkau,” kata Ali.
18
Beberapa permasalahan yang sampai saat ini membuat pasar perumahan rakyat belum merdeka yaitu pemerintah belum memberikan prioritas bagi perumahan rakyat sebagaimana sebenarnya merupakan kebutuhan pokok masyarakat setelah sandang dan pangan. “Selain itu, ekonomi biaya tinggi masih menjadi momok pembangunan. Masalah ekonomi biaya tinggi di dalam pembangunan perumahan masih menjadi permasalahan yang mengakibatkan tingginya biaya pengembangan. Panjangnya rentetan birokrasi perijinan dan pertanahan serta uang-uang siluman masih menjadi hal kebiasaan yang belum dapat dihapuskan oleh pemerintah. Tranparansi dibutuhkan untuk meminimalisir praktekpraktek yang merugikan pelaku pasar,” ujarnya.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Permasalahan lain, kata Ali, pemerintah daerah belum memahami pentingnya peran mereka dalam penyediaan rumah rakyat. Faktor koordinasi dan sumber daya manusia yang minim membuat sampai saat ini sangat sedikit pemda yang melek mengenai perumahan rakyat. Selain itu anggaran untuk perumahan di APBN masih sangat kecil sehingga tak maksimal. Masalah ini pun diikuti oleh harga tanah dan rumah untuk rakyat yang tidak terkendali disebabkan kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Saat ini pemerintah mengandalkan pihak swasta untuk membangun rumah dan menyelesaikan target yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah. “Kehadiran pemerintah dalam penyediaan rumah rakyat hampir tidak maksimal,” jelas Ali. Selain itu pembentukan Badan Pelaksana Perumahan yang akan mengelola bank tanah di dalamnya seharusnya segera dibentuk agar tidak terlambat. Mengingat saat ini kementerian perumahan rakyat yang ada saat ini belum dapat melakukan tugasnya dengan baik dikarenakan sulitnya koordinasi di antara lembaga negara yang ada. Seperti diketahui, masalah perumahan rakyat sangat kompleks dan sangat terkait kementerian-kementerian lain di luar Kementerian Perumahan Rakyat. “Karenanya masalah ini tidak dapat diletakan sepenuhnya di pundak Kemepera melainkan harus sebagai bentuk kampanye nasional dari pucuk kepemimpinan Presiden,” kata dia. Ali menegaskan, angka backlog pemerintah yang disebut-sebut sebesar 15 juta unit rumah sampai saat ini dibiarkan hanya sebatas angka yang setiap kali disebutkan tanpa ada solusi untuk mau memperbaikinya. “Pemerintah yang baru diharapkan dapat memberikan harapan bagi sebuah kemerdekaan untuk rakyat melalui perumahan rakyat yang layak dan terjangkau,” pungkas Ali.
NASIONAL Perlu stimuli pembiayaan
Tak dipungkiri program FLPP ini menguntungkan masyarakat dengan format suku bunga tetap sebesar 7,25 persen sepanjang masa cicilan. Namun pola ini ternyata tak menuai hasil positif terlihat dari hasil penyalurannya selama 3 tahun terakhir. Sebenarnya pola sebelumnya dengan subsidi uang muka berdasarkan kriteria kelompok pendapatan mampu mengoptimalkan serapan.
Sementara pengamat properti Panangian Simanungkalit, mengatakan pembangunan perumahan untuk rakyat kecil harus dilakukan lebih serius. Menurutnya, perlu sinergi yang baik antara pemerintah, pihak swasta atau pengembang, dan perbankan agar menghasilkan formula yang mempermudah rakyat kecil mendapatkan perumahan. Terkait pola pembiayaan yang sedang berjalan saat ini pun pemerintah tak konsisten.
Karena menurut Panangian, kelemahan masyarakat untuk pembelian rumah kebanyakan dalam urusan uang muka. Jika uang muka tak mampu maka masyarakat akan mengulur pembelian menunggu dananya cukup. “ Jadi yang harus distimuli itu adalah didepannya, masalah cicilan biasanya masyarakat akan mampu dengan sendirinya karena tiap tahun tentunya pendapatan akan bertambah, naiknya gaji dan lainnya,” tegas Panangian.
Program FLLP yang memiliki format cicilan jangka panjang pun dirubah aturannya, April 2015 mendatang hanya khusus untuk hunian vertikal atau rumah susun (rusun). Hal ini dilematis, lihat saja serapan pembiayaan FLPP Kemenpera setelah beberapa tahun ternyata belum mengalami kemajuan signifikan. Mirisnya, tahun lalu, realisasi target penyaluran KPR FLPP itu jauh panggang dari api jika dilihat dari jumlah unit yang disalurkannya. Berdasarkan data BLU PPP Kemenpera, jumlah penyaluran dana FLPP mulai tahun 2010 hingga 2013 sebanyak 285.050 unit, dengan nilai penyaluran dana FLPP sebesar Rp11,88 triliun.
Lebih lanjut format sebelumnya menurut Panangian dengan pola subsidi uang muka dan bunga fiks 5 tahun pertama lebih baik. Karena dari sisi pengeluaran Negara juga lebih sedikit namun kecepatan penyerapan rumah lebih banyak, dulu dana Rp 800 miliar bisa untuk 100 ribu unit, sekarang Rp 6 triliun untuk 60 ribu unit. Jadi sekitar Rp 100 juta unit 1 unit rumah tapak. Ini pemborosan dana Negara, harus cermat mengelolanya. Teori yang paling baik adalah secepatnya merumahkan rakyat, lebih cepat lebih penting dan pemerintah harus bisa mengkreasikan skim pembelian, pembiayaan secara jeli dengan melihat permasalahannya,” tutup Panangian.
19 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
SPI Perumnas Tranformasi Berjalan Bersama Integritas
I
Memiliki peran vital dalam sebuah perusahaan. SPI Perumnas berharap dapat menularkan integritas yang tinggi.
nternal auditing merupakan elemen penting dalam sebuah perusahaan karena adanya tuntutan dan respon dari manajemen (direksi) terkait aktifitas perusahaan yang semakin dinamis. Semakin kompleks pekerjaan tersebut harus dapat dikendalikan, perlu efisiensi dan tanggung jawab yang tinggi. Untuk itu diperlukan atau adanya tanggung jawab, ketaatan pada peraturan yang ada. Untuk itu terlahir peran internal auditing dalam sebuah perusahaan. Karena dalam sebuah perusahaan , pemilik perusahaan atau pun orang yang mengelola di dalamnya tak mampu mengerjakan seluruh kegiatannya dan tidak cukup waktu untuk meminta seluruh pegawainya secara langsung ataupun tidak langsung membuat pertanggungjawaban kepadanya. Untuk mengantisipasi kendala-kendala tersebut manajemen perlu menunjuk pegawai yang bertugas secara khusus untuk menganalisa, melaporkan apa-apa yang terjadi dan untuk menyelidiki mengapa hal itu terjadi.
20
Di beberapa perusahaan, mereka diberi tugas untuk meneliti kegiatan rutin keuangan dan operasional dengan tekanan pada ketaatan, pengamanan, dan mendeteksi kecurangan. Sedang di perusahaan lain, diberikan kedudukan yang lebih tinggi dan
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
diminta untuk menganalisa dan menilai kegiatan operasional dan keuangan. Pegawai tersebut di kemudian hari dikenal sebagai “internal auditor”. Secara mendasar Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistim, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima sesuai aturan yang ada. Dibeberapa perusahaan seperti Perumnas divisi ini disebut dengan Satuan Pengawasan Internal (SPI). Saat ini keberadaan SPI Perumnas dibawah komando karyawan senior, yakni Winarno. Berjalan bersama tranformasi, konsep kerja SPI sejak setahun lalu pun berbeda dari yang sebelumnya. Tentunya banyak target yang disandarkan pada seluruh staf auditor internal Perumnas yang berjumlah 10 orang ini. “Saat ini kita terus merapikan dan meluruskan konsep yang sejalan dengan tranformasi yang disuarakan perusahaan. Tentunya tujuan kita (SPI), berkeinginan membangun track yang
ada sekarang ini menjadi sempurna. Sehingga bisa diteruskan dimasa mendatang,” tegas Winarno. Lebih lanjut Winarno menjelaskan, hal utama yang sedang dibangun di SPI adalah membangun landasan berupa integritas yang tinggi. Dimana integritas ini merupakan elemen yang dikedepankan perusahaan (Perumnas). “Saya bersama direksi terus memantau, apa yang harus dibenahi dahulu. Tentunya dari sisi internal SPI. Karena merekalah yang akan berhadapan langsung dengan permasalahn yang ada di lapangan,” imbuh Winarno. Sebelumnya di Perumnas, divisi SPI belum berjalan maksimal kinerjanya karena elemen yang ada di dalamnya tidak berjalan maksimal. Kendalanya tak lain karena masih berlangsungnya cara-cara lama yang bisa membuat dan mengikis integritas staf auditor SPI. Untuk itu sejak awal tahun 2014 ini, SPI menerapkan pola baru dalam mekanisme kerjanya. Sebelumnya semua biaya perjalan staf auditor ke daerah atau ke kantor-kantor
CORPORATE
transformasi dan integritas tidak akan rebah atau jatuh karena hal sepele. Dan dengan penanaman integritas ini diharapkan akan memberikan pola dan sudut pandang baru bagi keluarga besar Perumnas yang tersebar di seluruh Indonesia. Perubahan lainnya yang juga dikembangkan di SPI adalah melakukan pemetaan resiko operasional. Pola kerja yang dilakukan dengan mendata proyek yang sedang dikerjakan sebuah regional dengan melihat laporan aktifitas proyeknya. Sehingga sebelum melakukan atau berkunjung untuk melalukan auditor ke kantor regional akan lebih mudah, telah memiliki bekal permasalahan yang ada. Selain itu akan mempersingkat pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang dilakukan akan lebih banyak. Sehingga setibanya dilokasi akan lebih fokus pada penajaman, penyelesaian masalah dan konfirmasi. Dimana selanjutnya dapat melakukan proses MDA (management discussion and analysis). regional Perumnas yang tersebar diberbagai kota dibiayai oleh pihak yang akan diaudit. Menurut Winarno, pola ini sangat rentan karena akan mengikis integritas stafnya dalam bekerja. Rasa sungkan pasti akan timbul dengan sendirinya karena semua biaya perjalanan dari Jakarta hingga ke lokasi dan seluruh akomodasinya dibiayai. Tentunya akan memberikan efek negtif saat melakukan audit, terkait pekerjaan yang bermasalah. Sejak Januari lalu semua biaya perjalanan dan akomodasi tersebut dibiayai oleh kantor pusat melalui bagian umum. Sehingga dalam melakukan pekerjaannya, staf SPI tidak ada rasa sungkan untuk melakukan proses pekerjaannya. “Awalnya memang sulit ,melepaskan kebiasaan yang sudah melekat lama. Namun dengan pola baru, kita bersamasama bekerja dengan profesional,” jelas Winarno. Dengan konsep ini diharpkan integritas yang dibawa oleh staf SPI dapat menular ke karyawan lainnya. Karena dengan iklim positif yang dibangun diharapkan tongkat
Dalam melakukan proses MDA ini, pihak SPI langsung melakukan penyelesaian dengan segera di regional yang bersangkutan secara bersama-sama. Dengan adanya penyelesaian dengan pola MDA yang baru diterapkan ini akan terlihat apa saja kerugian perusahaan yang disebabkan oleh permasalahan yang ditimbulkan. Hingga kini sudah lebih dari 300 permasalahan yang ditemukan oleh SPI dan sekitar 50 permasalahan dapat diselesaiakan dengan pola MDA. Sehingga kecepatan menyelesaian permasalahan yang ditemukan tidak mengganggu kinerja regional atau tempat permasalahan tersebut. Semoga degan semakin profesionalnya kinerja SPI Perumnas diharapkan akan menjadi stimuli bagi keluarga besar Perumnas dalam bekerja. Semoga perubahan yang sudah ditanamkan dan ada di SPI Perumnas dengan menjunjung tinggi integritas yang merupakan nilai-nilai tertinggi dalam sebuah perusahaan akan membawa efek positif. Semoga transformasi selalu berjalan beriringan dengan integritas seluruh karyawan Perumnas, sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
21
Housing Agency Pembangunan perumahan dibagi dalam 3 koridor, salah satunya adalah housing agency.
S
etiap tahun kita selalu dihantui oleh istilah backlog, yakni kekurangan pasokan rumah yang hingga kini angkanya diperkirakan sudah mencapai 15 juta unit. Setiap tahun ada kekurangan pasokan, seperti pada 2013 lalu, pertumbuhan kebutuhan perumahan kurang lebih 800 ribu unit/tahun, sedangkan suplai perumahan dari pengembang hanya 150 ribu unit/tahun dengan pertumbuhan properti nasional dalam lima tahun terakhir rata-rata 21 persen per tahun Sebenarnya banyak cara dapat dilakukan oleh pemerintah terkait penyelesaian masalah backlog ini. Pemerintah harus bisa memilih, apakah memberdayakan swasta, membentuk badan baru atau memanfaatkan Perumnas dalam mengurai permasalahan ini. Program pembangunan perumahan sudah sepatutnya dibagi menjadi 3 koridor besar, yaitu peran dan fungsi Perumnas sebagai housing agency, peran swasta pada sektor komersial, serta pemerintah pada penanganan masyarakat miskin. Menitikberatkan Perumnas sebagai housing agency, adalah bercermin pada pemerintah Singapura melalui kebijakan pembentukan Housing & Development Board.
22
Badan ini secara khusus diberikan tugas menangani permasalahan perumahan untuk kepentingan publik. Dukungan penuh Pemerintah Singapura itu mampu memperkuat jaringan Housing & Development Board yang fokus melayani kebutuhan MBR di Singapura. Sementara di sisi lain, pembangunan perumahan yang menyasar segmen pasar menengah ke atas cukup diserahkan ke pihak swasta, sedangkan perumahan sosial bagi warga miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ditangani langsung oleh Pemerintah.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
NASIONAL Konsep ini dilakukan bukan tanpa alasan, dimana pemerintah lebih memahami demografi masyarakat sehingga penetapan masyarakat miskin yang memang berhak untuk difasilitasi perumahan akan tepat sasaran. Kalau faktor-faktor itu terpenuhi, itu merupakan stimulus bagi Perumnas untuk mencapai target pemenuhan 30 persen suplai kebutuhan perumahan bagi MBR secara nasional.
Konsep rusunami ke depan harus mempertimbangkan konsep hunian yang terpadu dengan fasilitas umum dan penunjang bagi penghuninya. Hal itu untuk meredam mobilitas masyarakat sehingga berimbas pada penurunan cost of living. Cara ini juga untuk mencegah pembelian rusunami sebagai alat investasi semata dan terciptanya kenyamanan masyarakat untuk menempati rusunami itu sendiri.
Terkait sebagai perusahaan BUMN, saat ini Perumnas dituntut harus memiliki neraca keuangan yang sehat. Untuk itulah, Perumnas harus memiliki pertumbuhan pendapatan dan profit yang diharapkan terus meningkat untuk terus berkembang mengembangkan program– program besarnya dalam mendukung penyediaan perumahan nasional. Seperti di Jakarta kebutuhan tempat tinggal bagi kaum urban harus menjadi prioritas kita bersama, pembangunan rusunami merupakan salah satu cara menyelesaikan permasalahan hunian MBR di perkotaan.
Sementara itu, permasalahan lain harus dipecahkan adalah penanganan hunian untuk warga miskin. Pemerintah, dalam hal ini dinas sosial, Pemprov dan dinas terkait harus berani mengambil alih posisi dalam menangani permasalahan hunian bagi warga miskin untuk memindahkan warganya dari kawasan kumuh. Contohnya, pembangunan rumuh susun yang digagas oleh Perumnas dan kementerian BUMN membangun rusun PKBL di Kemayoran, Jakarta dengan program Bedol RT/RW untuk memindahkan warga miskin di sekitar kawasan Kemayoran merupakan rintisan awal yang dapat menginspirasi pemerintah guna menekan pertumbuhan kaum miskin kota. Untuk mengurai semua masalah di sektor perumahan ini dibutuhkan konsep matang dan ketegasan pemerintah dalam menangani masalah perumahan nasional di Indonesia. Tentu dengan kerjasama dan komitmen seluruh lembaga sehingga konsep hunian yang nyaman dan terpadu akan terwujud.
23 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Mengejar menjadi Pejabat atau menjadi Talent Star ? Kaitan antara Grading, Talent Pool dan Karir seseorang
S
aat sekolah dulu, tentu kita masih ingat ada masa Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir bahkan ada Quiz di kelas untuk menentukan kelulusan seseorang. Bila pengumuman nilai dilakukan baik di tengah semester atau khususnya di akhir tahun ajaran, terasa aura kebahagiaan bagi yang lulus atau naik kelas dan aura kesedihan bila ternyata tidak lulus atau bahkan mengulang pelajaran di kelas sebelumnya.
untuk menyiapkan calon-calon yang akan menempati jabatan karena memang sudah waktunya atau karena adanya pertimbangan kebutuhan perkembangan bisnis. Tempat atau kotak untuk memetakan hasil ini disebut “Peta Talent” (TALENT POOL). Karyawan akan ditempatkan dalam kotak yang sesuai dengan hasil penilaiannya. Saat ini Perumnas telah mengadopsi Talent Pool dengan 9 kelompok peta yang disebut: “Nine-Box Talent Pool”.
Di dunia pekerjaan musim-musim seperti ini juga akan terjadi setiap kali ada pengumuman adanya Mutasi, Rotasi dan Promosi. Ada yang senang bila mendapat kesempatan promosi, rotasi dan mutasi. Namun ada juga yang sedih, kesal, protes bahkan marah-marah mengapa tidak naik pangkat atau bahkan tidak diikutsertakan dalam proses penilaian. Atau ada yang protes dan marah-marah dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) untuk seseorang yang dianggap tidak sesuai dengan selera dan keinginan kelompok tertentu atau selera pasar internal tertentu. Inikah ciri organisasi yang akan maju ??.. Tentu tidak, mari kita simak lebih mendalam.
Proses untuk masuk dalam Talent Pool (Kotak Kandidat) menjadi persaingan tersendiri
Banyak hal yang telah dilakukan di Organisasi Perumnas sejak Perumnas berdiri 40 tahun yang lalu. Kinerja dan kompetensi insan Perumnas dalam hal Ppeningkatan perkembangan bisnis Perumnas yang semakin menantang sudah menjadi keniscayaan sejak Perumnas didirikan. Peningkatan kompetensi yang baik akan diperoleh dari penerapan Spirit for Perumnas sebagai kiblat bekerja dan tentunya pengalaman-pengalaman besar sebagai modal pengetahuan dan analisa kedepan dari para senior Perumnas sebelumnya.
24
Sejak tahun 2012 mulai diterapkan penyaringan prestasi karyawan dengan Program Talent Management. Pola ini disiapkan dengan memberikan kesempatan bagi setiap karyawan yang mampu menunjukkan prestasi baik dari sisi Kompetensi maupun dari sisi Kinerja. Dalam hal ini, proses penilaian dilakukan
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
dengan segala permasalahannya. Ada karyawan yang telah memiliki hasil kinerja yang cukup, namun dari sisi kompetensi masih kurang, sehingga akan dinilai kurang untuk mendapat kesempatan promosi. Atau sebaliknya, ada karyawan yang telah baik dari sisi kompetensi namun dari sisi kinerja belum menunjukkan prestasi yang baik, maka tetap harus membutuhkan peningkatan untuk menciptakan hasil KPI (Key Performance Indicator), serta sebagai pertimbangan lainnya misalnya pengalaman kerja karena rotasi di berbagai bidang tugas telah dianggap memadai.
TRANSFORMASI Pengalaman berbagai organisasi menyatakan bahwa pengelolaan Talent Pool secara baik dan benar harus terus menerus disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Artinya dalam penilaian kinerja dan kompetensi akan sangat perlu dilakukan penyelarasan dengan nilai nilai yang dibutuhkan untuk perkembangan bisnis perusahaan. Yang diharapkan, adalah semakin baik pengetahuan dan kompetensi karyawan, maka hasil kinerja individu , kinerja unit hingga kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Di lingkungan Perumnas, penilaian kinerja dan kompetensi karyawan akan sangat terkait dengan apa yang disebut “grade” seseorang. Tingkatan ini disesuaikan dengan pengalaman dan jabatan yang diemban. Setiap jabatan akan diisi oleh beberapa grade yang disebut “range grade”. Hingga saat ini, Perumnas mengadopsi sistem Grade mulai dari 1 hingga 20. Grade yang panjang ini disediakan untuk memberikan kesempatan bagi semua karyawan yang telah menjadi pegawai. Umumnya yang diperhatikan oleh karyawan adalah bahwa Grade seseorang akan sangat ditentukan oleh jabatan seseorang. Bila naik jabatan maka otomatis grade juga akan naik. Di satu sisi hal ini memang benar, namun ada hal yang paling utama untuk diperhatikan yakni bagaimana mendapatkan kenaikan karir tersebut secara baik dan benar yakni dengan mencetak prestasi yang baik lewat hasil penilaian kinerja (KPI) dan penilaian kompetensi (PENGISIAN GAP KOMPETENSI dari DIKLAT). Inilah yang masih membutuhkan pemahaman dan internalisasi yang lebih intensif. Jenjang Karir di lingkungan Perumnas mencakup 4 jenis kelompok karir yakni : 1) Kelompok Jenjang Karir Umum, 2) Kelompok Jenjang Karir Struktural, 3) Kelompok Jenjang Karir Fungsional, 4) Kelompok Jenjang Karir Profesional. Kelompok Jenjang Karir Umum dimulai dari posisi terbawah yakni Staff Junior atau disebut “Clerk” dengan Grade dimulai dari 1-2 dan tertinggi dengan posisi Officer Senior dengan Grade 6. Kelompok Jenjang Karir Struktural dimulai dengan jabatan Asisten Manager dengan Grade 6-9 hingga jenjang Deputy General Manager/ General Manager dengan Grade 18-20. Kelompok Jenjang Karir Fungsional dimulai dengan Jabatan Pemeriksa Muda/ Pratama/Ahli Muda/Pratama dengan Grade sampai 9 hingga Jabatan Pemeriksa Utama/ Ahli Utama dengan Grade s/d 18. Sedangkan Kelompok Jenjang Karir Profesional dimulai dengan Jabatan Junior Expert /Site Manager
Project dengan Grade sampai 9 hingga Senior Expert / Executive Expert / DGM dan GM Project dengan grade sampai 20. Kelihatannya hingga saat ini, semua karyawan berlomba hanya untuk masuk dalam kelompok karir Struktural saja. Padahal, organisasi yang sehat dan tumbuh secara berkesinambungan adalah organisasi yang mampu mencetak sepesialistspesialist terbaiknya dan organisasi tersebut akan memiliki keunggulan daya saing terhadap perusahaan lain dalam industrinya. Di setiap jenjang karir akan ada kriteria penilaian baik dari sisi pendidikan formal, pelatihan maupun persyaratan lain seperti sertifikasi dsb yang dimaksudkan untuk mengisi gap kompetensi yang ada. Oleh sebab itu seharusnya, semua kriteria persyaratan untuk menduduki jabatan harus dipenuhi dahulu barulah karyawan dapat dikategorikan mampu menjadi kandidat untuk mengisi jabatan kosong. Namun ada kalanya perusahaan membutuhkan pengisian jabatan secara cepat, namun kandidat terbatas maka perlu adanya proses pengisian jabatan secara cepat yang disebut dengan “akselerasi”. Hasil penilaian akselerasi ini akan menjadi masukan utama dalam penilaian karyawan agar pantas menjadi kandidat dalam Peta Talent. Tentu saja karyawan tersebut belum memenuhi semua kriteria jabatan yang ditentukan khususnya untuk diklat berjenjang atau syarat lainnya. Karyawan yang diberi kepercayaan memegang jabatan tersebut, tetap wajib memenuhi persyaratan tersebut sebelum menjabat secara penuh. Di Perumnas dikenal dengan sebutan “Pjs” (pejabat sementara). Apabila sudah mendapat kesempatan menduduki jenjang jabatan sementara ini, seyogyanya dengan segera karyawan yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan yang diatur, agar definitif menjabat di posisi tersebut. Artinya ada tantangan baru yang harus dibuktikan. Pada dasarnya sesuai dengan penerapan Talent Management yang benar, karyawan yang menjadi “kandidat” atau yang pantas dinaikkan atau dipromosikan adalah yang masuk dalam kelompok 1 (Star) sampai dengan kelompok 4 (Potential Candidate). Bila jumlah kandidat ada beberapa maka urutan penilaian akan dimulai sesuai dengan usulan yang datang dari atasan langsung, masukan dari bidang SDM dan keputusan akhir oleh Direksi. Oleh sebab itu untuk penentuan kandidat dalam Talent Pool, karyawan sangat perlu menunjukkan kinerja dan prestasinya kepada atasan langsung, kepada sesama rekan kerja dan secara luas kepada pimpinan tertinggi dalam perusahaan yakni Direksi yang sering disebut sebagai : penilaian 360 derajat.
Peta Talent (Talent Pool) akan dibuat untuk setiap jenjang Jabatan dengan Grade yang setara. Akan ada Peta Talent (Talent Pool) setara Staff, setara Officer, setara Assisten Manager, setara Manager, setara Deputy General Manager dan General Manager. Penilaian akan sangat bergantung pada hasil angka kumulatif KPI dan hasil kumulatif penilaian Kompetensi sesuai kriteria yang disepakati. Masuk menjadi ”Talent Star” akan menjamin karyawan yang terpilih memang pantas menjadi calon dan tentu saja sudah diikuti dengan pembuktian kinerja dan kompetensi yang baik serta dengan pengalaman yang cukup. Dengan demikian hasil akhir bagi perusahaan sudah teruji. Namun bila yang dikejar adalah “jabatan” maka kinerja dan kompetensi seringkali terabaikan. Di ujungnya perusahaan bisa dirugikan apabila memilih calon yang belum tepat untuk dipromosikan. Sedangkan bagi pegawai sendiri, dengan kinerja dan kompetensi yang selalu dipertahankan baik akan memberi kesempatan yang lebih untuk naik jenjang karirnya dalam waktu relatif singkat. Untuk itu penting diperhatikan bagaimana proses pengisian gap kompetensi secara terstruktur dan sistematis serta tepat guna. Hal yang perlu dipahami adalah: tidak dengan serta merta karyawan yang sudah mengikuti pelatihan berjenjang/pelatihan kepemimpinan atau pelatihan serta sertifikasi lainnya akan otomatis naik jabatan. Tidak dengan otomatis pula karyawan yang naik golongan akan otomatis menjadi kandidat yang tepat untuk diposisikan dalam jabatan atau karir tertentu lainnya. Namun setiap karyawan harus terus menerus membenahi diri untuk mampu menunjukkan kinerja dan kompetensi terbaik agar menjadi Talent STAR di kelasnya, dan belajar dari pengalaman-pengalaman para senior tentunya. Oleh sebab itu kenaikan jenjang karir atau jabatan seseorang akan sangat ditentukan adanya “Kesempatan” yakni adanya peluang pengembangan bisnis perusahaan, atau kebutuhan organisasi perusahaan dan adanya “Kesiapan” yang berarti karyawan masuk dalam 4 kelompok potensial menjadi kandidat terpilih. Oleh sebab itu untuk menuju Perumnas Baru yang unggul dan kompetitif, karyawan perlu mencetak prestasi sebaik mungkin yakni dengan nilai KPI dan nilai kompetensi terbaik. Salam Transformasi…. !!!
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
25
Rumah untuk Semua
26 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
D
i era tahun 1980 hingga 1990, pasokan pembangunan rumah rakyat terkonsep dengan apik. Tak dipungkiri pasokan ini didominasi oleh peran Perumnas selaku public housing yang dioperasikan oleh pemerintah untuk mendistribusikan rumah rakyat dengan harga terjangkau untuk masyarakat. Namun peran itu kini tak lagi sehebat dulu, Perumnas tak lagi dikonsep sebagai public housing. Pembangunan rumah diserahkan melalui mekanisme pasar, Perumnas sama dengan developer plat hitam. Kini angka kekurangan pasokan (backlog) mencapai 15 juta unit dimana kebutuhan tiap tahunnya sebesar 800 ribu unit. Metro TV melalui acara Economic Challenges yang dipandu pemimpin redaksinya (Suryopratomo) memandu acara yang diberi judul Rumah untuk Semua. Berikut petikan wawancara yang ditujukan kepada Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief.
Dulu peran Perumnas cukup dominan, banyak membangun perumahan skala kota seperti di Depok dan Klender dan kota lainnya ? Saat itu pemerintah mampu membangun perumahan sesuai kebutuhan masyarakat dan membentuk simpul ekonomi baru. Secara keseluruhan pembangunan yang kita lakukan sudah di 400 lokasi dan membentuk kotakota baru. Keberhasilan ini karena dikonsep pada sisi delivery-nya yang benar karena rumah adalah kebutuhan pokok. Dan kita menjualnyanya dengan harga terjangkau karena kita bekerjasama dengan berbagai instansi dan di support pemerintah. Faktor pendukung keberhasilan ini karena dengan pendekatan dari sisi suplai, lahan dan pembiayaan untuk masyarakat juga. Dalam 15 tahun terakhir ini suplai berkurang padahal demand site besar, ada juga kredit subsidi tapi suplai tak diatur hasilnya harga rumah naik, lahan naik, inflasi juga naik karena sesuai mekanisme pasar. Dari sisi suplai site Perumnas juga tidak disokong pemerintah sama seperti pengembangn yang lain.
Kenapa bisa demikian, apa ini penyebab backlog hingga 15 juta unit ? Ini karena kita kehilangan pelaku utama. Jika mengacu pada negara lain yang namanya public housing adalah miliki pemerintah.
CORPORATE Tugasnya memberikan pasokan yang besar, mengontrol dan mestabilisator harga. Saat ini kebijakannya berubah. Dalam membangun rumah hal pertama adalah hitungan ekonomi. Tentunya kalau menyulitkan tidak akan baik, ini yang terjadi karena mekanismenya mekanisme komersial bisnis. Hasilnya suplai hanya dibawah 200 ribu kebutuhan 80 ribu. Kebutuhan praktis saat ini adalah kawasan kumuh dan ditengah kota.
Hasilnya Perumnas tak berdaya, lahan kurang ? Sebenarnya ini tinggal political will, Perumnas pernah melakukan ini. Contohnya, Bulog ditugaskan untuk suplai pangan, dulu Perumnas seperti itu sekarang tidak. Landbank Perumnas saat ini tinggal sedikit dan tak sebesar saat didirikan. Tapi BUMN banyak memiliki lahan, bisa dimanfaatkan untuk membuat konsep kota dan memecah kota.
Kenapa tidak dilakukan ? Ini kebijakan, posisi lebih tinggi untuk melakukannya. Siapa yang membuat, mengembanngkan mendistribusikannya, mengelola dan membantu memasyarakat. Perlu diatur kelembagaan, dan difungsikan. Perlu diatur kembali agar rumah murah bisa terjangkau dan terealisasi, jangan melalui pasar.
lahan pemerintah dijual dengan harga murah. Namun program ini tak berjalan mulus dan kita (Perumnas) membangun 27 tower dari 200. Saat itu swasta juga banyak bangun karena demand besar.
Apa yang dibutuhkan, kalau dihidupkan kembali ? Tentunya dari ketersedian lahan. Karena kuncinya lahan harus berada dekat sarana tranportasi sehingga mengurangi kendaraan pribadi. Kalau kita liat long time rusunami lebih cocok, kalau sewa itu sampai kapan masyarakat akan punya hunian sendiri, selama menyewa dan ini akan jadi beban. Kita perlu memecah beban kota dan ini yang harus dilakukan, tingkat urbanisasi cukup tinggi setiap kota. Jakarta kian padat, beban harus dikurangi, ruang hijau habis, perlu dibuat kota baru, tapi perlu waktu. Kota yang dikembangkan bukan kota yang menjadi market, tapi haru menciptakan market, jangan pelakuknya sendiri, perlu peran pemerintah membuat zonasi. Kita bisa mengambil contoh Singapura dalam urusan public housing, ada seleksi yang baik dan memadukan usia tua dan muda. Jepang dengan memecah simpul-simpul kepadatan kota dan membuat sarana transportasi, Tiongkok dengan BUMND-nya. Disemua negara pembangunan rumah rakyat ditetapkan oleh pusat dan juga peran pemerintah daerah dalam aplikasinya.
Sekarang tak ada subsidi ? Kita sama dengan developer lain, hanya masyarakat yang disubsidi. Tantangannya, problem masalah perumahan adalah masalah perkotaan. Kawasan kumuh berkembang karena tak mampu beli di tengah kota, tak mau keluar karena jauh dari tempat kerja. Ini ada kesenjangnan, sangat membahayakan antara kelas bawah dan atas. Tahun 2007 ada program back to the city, pembangunan apartemen murah atau rumah susun 1000 tower.
Apa kabar program 1000 tower ? Perlu diketahui, program ini sangat bagus memberi kesempatan pada masyarakat untuk meminimalkan biaya transportasi, sehingga dicarai terobosan rusun milik dan sewa. Dan ini langsung dimonitor oleh pak JK saat itu. Tapi ada masalah KLB dan KDB, ini karena sulitnya lahan. Waktu itu ada usulan harga
Bagaimana harapan dengan pemerintahan baru ? Kita sudah terlalu lama dan tertinggal dibanding negara tetangga. Sekarang harusnya action, ada celah harapan untuk menyelesaikan. Kita ada program memindahkan kawasan kumuh seluas 14 hektar di Kemayoran dengan harga terjangkau karena ini program BUMN Peduli. Selain itu andai saja 2 persen soal subsidi bahan bakar minyak dialihkan untuk hunian MBR maka bisa untuk 100 ribu rumah. Ini bisa cepat menyelesaikan masalah backlog dan bisa merencanakan pembentukan, memecah kota baru. Regulasi tak perlu diubah yang diperlukan langkah bersama dan memaksimalkan kerja. Semua akan bergerak mulai dari pekerja dan produk material hingga bisnis penunjangan dengan hanya menyisihkan sedikit subsidi bbm.
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
27
“ PENSIL KEHIDUPAN “ Menggambarkan lukisan terindah yang berdampak bagi sekeliling 28 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
TRANSFORMASI
B
ila ditanyakan kepada setiap kita tentu kita akan sepakat bahwa hidup harus berdampak bagi sekeliling. Namun bila ditanyakan bagaimana caranya, maka kita mulai berpikir keras bagaimana yaa ??....dalam hal apa yaa ??.... dan kira-kira siapa yang sudah mendapatkan dampak itu ?? Sejak kecil tentu kita mengerti bahwa hidup merupakan bentuk tulisan cerita dan sejarah yang digoreskan sesuai dengan perjalanan detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun. Apabila yang kita kerjakan dan lakoni sesuatu yang baik, tentu goresan itu akan indah dan sejarah hidup kita akan baik, namun bila yang kita kerjakan belum baik dan salah tentu goresan itu juga masih butuh perbaikan untuk diperindah kembali supaya memberi dampak yang indah bagi sekeliling. Belajar dari berbagai bacaan tentu kita setuju hidup dapat diibaratkan sebagai “PENSIL” yang dapat dikembangkan dari beberapa hal bermakna sbb :
LETAKKAN PENSIL PADA TANGAN MAESTROTERBAIK Goresan hidup indah akan dapat dihasilkan bila yang menggunakannya adalah yang paling bertalenta atau yang paling berbakat yang kita sebut Maestro kehidupan Kita insan Perumnas memahami bahwa rumah yang indah yang berkualitas baik akan dapat terbangun bila goresan disain rumah yang kita buat adalah baik. Oleh sebab itu letakkan pensil kehidupanmu pada jari-jari tangan yang terbaik dan paling bertalenta, bukan kepada hal-hal sesaat seperti materi, jabatan, atau bahkan kepada kekuatan-kekuatan gaib lainnya. Letakkan pensil kehidupan di tangan Tuhan Yang Maha Esa sang Maestro kehidupan terbaik, agar dapat dipergunakan untuk menggambarkan hasil goresan sejarah hidup yang terbaik pula.
SELALU SIAP DIPERTAJAM Pensil perlu dipertajam untuk bisa menghasilkan gambar terbaik. Bila dalam hidup kita mengalami banyak masalah dan problem anggaplah itu sebagai suatu proses penajaman pensil kehidupan kita agar lebih baik dalam menggambarkan sejarah yang baik dalam hidup. Saya ingat pesan Jendral Mc Arthur yang sangat terkenal bagi anak-anaknya: “ Ya Tuhan jangan berikan kemudahan – kemudahan bagi anak-anakku namun berikan tekanan dan tantangan dengan kekuatan sempurna sehingga membuat dia mampu berdiri dalam badai dan agar dia memiliki hati yang benar terhadap arti kegagalan”. Untuk itu siapkan diri untuk selalu ditajamkan dengan berbagai masalah dan tantangan sehingga kita tetap kuat dan tidak sombong bila kita mendapatkan pencapaian yang baik dalam setiap tahap hidup.
SELALU ADA PENGHAPUS UNTUK MEMPERBAIKI KESALAHAN
YANG PENTING ISINYA BUKAN BUNGKUSNYA Yang paling utama dalam menggambarkan goresan hidup yang indah adalah bagian inti yang ada di dalam pensil, bukan bungkus luarnya. Seindah apapun pensil itu, tetap yang membuat goresan adalah bagian terdalam dari pensil. Oleh sebab itu tetap isi bagian terdalam pensil yakni kehidupan kita sendiri dengan hal-hal bermakna, kompetensi yang terbaik, karakter yang mumpuni dan tentu kinerja yang terbaik sehingga bila pensil kehidupan kita digoreskan yang tergambar adalah lukisan hidup yang indah yang akan menjadi sejarah bagi keturunan demi keturunan kita nantinya dan tentu memberi dampak yang baik bagi sekeliling kita. Mari bertransformasi menjadi Pensil Kehidupan yang terindah bagi perusahaan kita tercinta. Perumnas Jaya…. Transformasi pasti bisaa……
URSULA SILALAHI
Bila kita melakukan kesalahan kita adalah pensil yang diperlengkapi dengan penghapus oleh pencipta kita, Oleh sebab itu bila ada kesalahan yang kita lakukan jangan pernah terlambat, mohonkan kepada pemegang kendali hidup kita untuk menghapuskan kesalahan itu dan mulai menggambarkan lukisan indah kembali. Tuhan Maha Pengasih, tentu akan memberi tempat untuk permohonan maaf setiap anakanaknya. Untuk itu melekatlah erat dengan sang pemegang pensil kehidupanmu untuk dapat bersegera memohon pengampunan untuk menghapus garis salah yang sempat kita torehkan dan yang sempat kita lakukan.
29 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
30 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
TRANSFORMASI
Benchmarking ke Singapura dan Upaya Re-Code DNA Perusahaan
R
angkaian acara penganugerahan Perumnas Award 2013 telah selesai dengan dilaksanakannya benchmarking para pemenang ke Singapura pada tanggal 8 s/d 11 Oktober 2014 silam. Sepintas orang awam akan berpendapat bahwa acara benchmarking didominasi dengan acara having fun dan jalanjalan di negara orang. Pendapat itu tidak salah, tapi baru meng-cover setengah dari apa yang sebenarnya dialami oleh peserta. Benchmarking kali ini peserta diajak untuk menemui 3 instansi besar di Singapura yang berkaitan dengan industri properti di sana. Pertemuan pertama mengunjungi Building & Construction Authority (BCA), suatu lembaga yang bertugas dibawah Ministry of National Development untuk melakukan asesmen terhadap kualitas bangunan. BCA diwakili oleh Mr. Goh Wee Hong selaku Deputy Director memperkenalkan peserta dengan metode asesmen mereka yang disebut CONQUAS™, yang meliputi 3 komponen utama dalam pengukuran seperti konstruksi, M&E dan arsitektur. Dalam mensosialisasikan CONQUAS™, pengawas lapangan dapat dibekali dengan mengikuti semacam short course yang diselenggarakan oleh BCA Academy. Pertemuan kedua peserta diterima oleh Mr. Tay Heng Hock Louis, Managing Director Surbana, instansi yang berpengalaman selama 50 tahun dalam membentuk lanskap perkotaan di Singapura. Potensi kerjasama yang bisa terjalin di bidang konsultasi perencanaan proyek khususnya di bidang urban planning design untuk proyek Perumnas. Menengok ruang operasi Surbana yang digunakan dalam kesehariannya, sangat kompak dan efektif. Ruangan yang dipenuhi
dengan layar monitor menunjukkan laporan real time, mulai dari keluhan penghuni apartemen/rusun terkait unit yang mereka tinggali sampai dengan sarana dan prasarana sekitar yang memang menjadi tanggung jawab pengembang/developer. Bahkan waktu respon untuk masing-masing keluhan yang masuk dapat termonitor sehingga dapat diukur produktivitas layanan yang diberikan kepada penghuni. Instansi terakhir yang dikunjungi peserta adalah CPG, kependekan dari Corporatized Publicwork Group, yang diterima oleh Design Director Architecture Mr. Cheong Yew Kee dan Managing Director Mr. Seng Joo How. Perusahaan yang berusia lebih dari 100 tahun, karena merupakan Departemen Pekerjaan Umum pada awal masa kemerdekaan Singapura, kini telah menjadi perusahaan private dan dimiliki oleh investor asal China. Bidang yang digeluti adalah pengembang dan pengelola penyedia jasa terkemuka di kawasan Asia Pasific, pengalaman proyek yang telah dijalaninya sudah meluas hingga ke pelosok Asia dan menyeberang ke Eropa dan Afrika. Peluang kerjasama yang dapat dijalin adalah design perencanaan proyek hingga ke investasi pengelolaan rusun dan rusunami. Sisa waktu yang dihabiskan peserta di Singapura digunakan untuk mengunjungi sejumlah proyek rusun, di antaranya town council Ang Mo Kio yang telah beroperasi cukup lama dan Punggol yang merupakan daerah pengembangan baru. Town council adalah perwakilan dari penghuni yang ditugaskan untuk mengelola lingkungan dengan dana yang diperoleh dari iuran penghuni, subsidi pemerintah dan unit bisnis yang mereka kelola seperti persewaan parkir dan lainnya.
Dari pengalaman peserta di atas, kita dapat menyimpulkan tujuan pemberian reward bagi karyawan teladan pemenang Perumnas Award 2013. Di masa transformasi, Perumnas perlu memiliki Sumber Daya Manusia yang melakukan lompatan quantum, yaitu lompatan yang bersifat terobosan. Tidak seperti anak tangga yang bertahap, lompatan quantum lebih diharapkan berupa lompatan yang melampaui ekspektasi dalam batas kewajaran atau toleransi yang “biasa” diterima. Dan sepertinya tujuan itu tercapai dalam agenda benchmark kali ini. Tidak hanya memberi pengetahuan baru, tapi juga menunjukkan terobosan-terobosan apa yang bisa diambil untuk mewujudkan Perumnas Baru yang kita cita-citakan. Peningkatan kompetensi sepertinya sudah tidak asing di telinga karyawan Perumnas. Namun untuk mencapai cita-cita transformasi, yang dibutuhkan bukan sekedar peningkatan kompetensi tapi juga pengembangan kapabilitas Sumber Daya Manusia maupun organisasi. Hal kedua ini yang kurang lebih disebut sebagai upaya mendefinisi ulang kode DNA dalam buku Re-Code DNA oleh Rhenald Kasali. Seperti apa lompatan quantum selanjutnya? Kita tunggu terobosan berikutnya dari para peseta benchmark dan Divisi Transformasi.
31 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
CORPORATE Kunjungan
ke Wisma Perumnas
D
alam rentetan kunjungan World Bank (Bank Dunia) di Jakarta guna untuk memahami sektor perumahan rakyat di indonesia, Perumnas menjadi salah satu tempat tujuan pada rentetan kunjungan tersebut. Bertempat di Wisma Perumnas, tim Bank Dunia yang terdiri dari Dao Harrison, Rumana Huque, Duong Huynh, Wied Wiwoho, Mahditia, Deidre Lal Schmidt, Miya Irawati dan beberapa tim dari Bappenas dan Kementrian Perumahan Rayat disambut oleh 2 direksi Peum Perumnas yaitu Bapak Hakiki Sudrajat dan Bapak Muhammad Nawir pada Rabu, 27 Agustus 2014. Dalam kunjungan tersebut tim World Bank ingin menggali apa yang menjadi pencapaian, tantangan yang dihadapi Perumnas sampai dengan saat ini. Pengenalan atas beberapa portfolio business Perumnas dari rumah tapak, rumah susun yang telah digulirkan Perumnas hingga beberapa proyek Mixed use di beberapa kota seperti semarang, surabaya dan pontianak menjadi bahan diskusi hangat di pertemuan itu. Bapak Hakiki dan Bapak Nawir menyampaikan bahwa Perumnas harus melakukan diversifikasi produk ke arah komersial untuk target premium market guna untuk menyeimbangkan neraca keuangan perusahaan. Dengan tidak adanya bantuan PSO seperak pun dari pemerintah memaksa Perumnas untuk melakukan strategi itu. Agenda pun dilanjutkan dengan kunjungan ke 3 proyek Perumnas yaitu Proyek BUMN Peduli Kemayoran, Rusunawa Pulo Gebang – Tower Seruni dan Sentra Timur pada hari Sabtu, 30 Agustus 2014. Menjadikan Perumnas sebagai angker provider pada pasokan perumahan rakyat adalah pesan utama yang disampaikan ke World Bank untuk nantinya dapat diteruskan ke pemerintahan Indonesia baru selanjutnya .
32 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
TRANSFORMASI
Rumah Rakyat dan Integrasi Nusantara
Oleh : Maman Sekretaris Perusahaan
P
embangunan Nusantara yang berkesinambungan dan terintegrasi antar pulau merupakan tantangan bangsa Indonesia dalam era pembangunan kedepan, kesenjangan antara kawasan Barat dan Timur Indonesia masih menjadi PR bagi Pemeintahan Indonesia yang akan datang, belum layaknya pembangunan Infrastruktur di kawasan Indonesia Timur harus segera diatasi guna mempererat Integrasi dan Persatuan Indonesia. Banyak pertanyaan mengenai peran dan fungsi Perumnas dalam persatuan Indonesia kedepan, apakah fungsi perumahan menjadi poin penting dalam proses integrasi sosial ekonomi di Indonesia?. bagi saya pembangunan kawasan hunian merupakan hal pokok dalam pembangunan Indonesia kedepan, hal ini merupakan konsep
pembangunan dimana dalam satu kawasan yang terpadu akan tercipta simpul-simpul ekonomi yang nantinya akan menjadi pusat pertumbuhan sosial ekonomi baru. Kawasan permukiman yang tertata dengan baik merupakan langkah awal pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur pembangunan. Dengan pertumbuhan kawasan yang muncul sebagai pusat ekonomi baru akan merangsang pertumbuhan suatu kawasan yang nantinya akan terintegrasi antar pulau di Indonesia. pembangunan kawasan Timur Indonesia menjadi prioritas pemerintah melalui program MP3EI. Dengan mobilitas penduduk yang semakin cepat diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi kedepan semakin merata. Perumnas sebagai BUMN di bidang
Perumahan turut serta ikut mewujudkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur melalui beberapa program kerjasama dengan pemerintah daerah, diantaranya proyek perumahan PNS yang bekerjasama dengan Pemerintah kabupaten Paser dan Pulau Buru. Proyek- proyek tersebut turut serta memicu pembangunan kawasan ekonomi baru di Timur Indonesia. Perumnas berharap proyek pembangunan yang bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat di kawasan Indonesia Timur dapat terus berjalan dan dicontoh oleh pemerintah daerah lain di kawasan timur Indonesia mengingat proyek misi seperti ini merupakan bentuk kepedulian Pemerintah terhadap kesejahteraan warganya.
33 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
S Cermat
Menghitung Biaya Tinggal di Hunian Vertikal
aat ini tinggal di apartemen memberi anggapan lebih ke gaya hidup. Namun bagi sebagian orang, tinggal di apartemen adalah sebuah kebutuhan. Bagi Anda baru saja memiliki unit apartemen atau berniat membeli ada baiknya mengetahui segala aspek biaya tinggal di apartemen.
Harga Apartemen
Ada beberapa cara dalam membeli sebuah unit apartemen. Pembelian dapat dilakukan secara tunai bertahap (cash installment), tunai keras (hard cash), atau kredit kepemilikan apartemen (KPA). Dewasa ini, apartemen tak hanya didominasi kalangan atas, tapi juga menjangkau kalangan menengah. Apartemen kelas menengah berkisar seharga Rp200-300 juta. Dalam 2-3 tahun belakangan ini, unit apartemen yang paling diburu harganya pada rentang Rp 200-400 juta.
Biaya per bulan Ada 2 biaya rutin bagi pemilik apartemen yaitu service charge dan sinking fund. Service charge adalah biaya untuk perawatan atau operasional gedung apartemen. Besaran service charge bervariasi. Sebagai contoh apabila unit Anda memiliki luasan 54 m2 dan service charge yang dikenakan Rp12.000 per m2 maka biaya per bulan yang harus dikeluarkan yakni Rp12.000 x 54 =Rp648.000. Adapun sinking fund adalah iuran penghuni apartemen sebagai biaya pemeliharaan gedung dalam jangka panjang. Biaya ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan warga penghuni apartemen. Besarnya ratarata Rp1.500-11.000 per meter persegi. Untuk biaya listrik, air, gas, dan telepon memang apartemen mematok biaya 20-30 persen lebih mahal dibanding residensial. Namun, Anda tak perlu repot-repot antre membayar listrik. Cukup dengan membayarkan iuran kepada pihak pengelola apartemen.
Fasilitas yang ditawarkan Biaya penggunaan fasilitas biasanya dikenakan biaya tambahan. Namun tak sedikit pula apartemen yang memasukkan biaya ini ke dalam service charge. Untuk itu cobalah menanyakan hal ini ke pengelola mengenai penggunaan fasilitas apartemen. Mulai dari sistem parkir dengan abudemen, kartu elektronik untuk akses ke lobi tower dan lift. Infrastruktur pendukung seperti koneksi internet yang cepat dan stabil. Juga sarana hiburan dan rekreasi lain seperti swimming pool, tennis court, fitness center, children playground, mini market, hingga coin laundry.
Investasi Ada sebagian kalangan yang membeli unit apartemen untuk sekedar disewakan. Hal ini tak salah karena jumlah uang yang Anda gunakan untuk membeli apartemen dapat terus bertumbuh. Tingkat pengembalian rumah paling tinggi 3,5 persen. Sementara apartemen dapat mencapai 10 persen!
34 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
TIPS
Sukses Menghadapi Kegagalan
1. Bersikap dan berpikir Positif terhadap Kegagalan Ingat! kegagalan bukanlah suatu yang harus ditakuti. Tanpa ada sikap positif, Anda akan semakin stress setelah mengalami kegagalan. Anda seakan kehilangan energi untuk bangkit kembali karena selalu dibayang-bayangi takut gagal. Dengan bersikap positif, Anda mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami (proses kehidupan). Dengan demikian, mental Anda akan semakin kuat. Percayalah pasti ada sebuah hikmah dari sebuah kegagalan.
2. Mencari penyebab Kegagalan Renungkan diri sendiri, apa yang menjadi penyebab Anda gagal? Secara umum, ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Ada kalanya Anda kurang memiliki semangat dan motivasi dalam mengerjakan sesuatu atau mungkin Anda tidak disiplin dan ceroboh dalam bekerja. Jika Anda menyadari penyebab internal ini, maka harus Anda sendiri yang merubahnya. Ingat! sukses atau tidaknya Anda dimulai dari dalam diri sendiri, jika Anda bisa memotivasi diri sendiri, selanjutnya Anda akan lebih ringan melangkah. Sedangkan faktor Eksternal merupakan faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya kurangnya dukungan dari orang terdekat, pesaing yang terlalu banyak dan ketat, atau kurangnya fasilitas, dll.
3. Atasi Kegagalan Setelah mengetahui penyebab kegagalan, Anda harus segera mencoba mengatasinya. Tidak perlu harus mengatasi semua penyebab kegagalan sekaligus, ada baiknya dilakukan secara bertahap tetapi pasti.
Prioritaskan penyebab utama, kemudian penyebab lainnya. Karena itu, buat catatan tentang hal-hal yang sering membuat Anda gagal, apakah faktor internal atau eksternal (buat skala prioritas). Jangan mencari kambing hitam dalam mencari penyebab kegagalan Anda.
4. Gali kekuatan Diri Selain mencari penyebab kegagalan, catatlah apa saja kekuatan dan potensi diri Anda, baik yang tersembunyi maupun yang nampak. Coba gunakan kekuatan dan potensi Anda secara maksimal. Galilah potensipotensi tersembunyi Anda yang masih bisa dikembangkan. Jika Anda bisa mengembangkan potensi Anda dengan baik, maka sukses takkan jauh – jauh dari Anda.
5. Tangkap Peluang Jangan hanya diam merenungi nasib. Anda harus jeli menangkap peluang atau kesempatan. Ingat, Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan itu jika Anda sendiri tidak pernah berusaha mencarinya. Begitu Anda tahu ada peluang, tangkaplah peluang tersebut, jangan tunggu sampai besok.
6. Trial and Error Untuk meraih kesuksesan Anda perlu melakukan trial and error. hal ini merupakan salah satu tolak ukur untuk menggapai kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalaupun terjadi kesalahan kembali, jangan raguragu melakukan perbaikan dan terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error adalah kerja keras dan tetap semangat. #.Andrie Wongso
RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
35
36 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
NASIONAL menyatakan sentimen dari pasar properti di tingkat global bakal positif pada pemerintahan mendatang. “Pelaku sektor properti optimistis pada tahun mendatang di bawah kepemimpinan presiden baru,” kata Country Head JLL Indonesia Todd McLauchlan.
Pasar Properti di Era Jokowi Ritel akan berkembang di sekitar Jakarta, hotel bintang tiga akan bermunculan. Timur Indonesia akan bersinar.
D
alam rentetan kunjungan World Bank (Bank Dunia) di Jakarta guna untuk memahami sektor perumahan rakyat di indonesia, Perumnas menjadi salah satu tempat tujuan pada rentetan kunjungan tersebut. Bertempat di Wisma Perumnas, tim Bank Dunia yang terdiri dari Dao Harrison, Rumana Huque, Duong Huynh, Wied Wiwoho, Mahditia, Deidre Lal Schmidt, Miya Irawati dan beberapa tim dari Bappenas dan Kementrian Perumahan Rayat disambut oleh 2 direksi Peum Perumnas yaitu Bapak Hakiki Sudrajat dan Bapak Muhammad Nawir pada Rabu, 27 Agustus 2014. Menjelang akhir tahun, tepatnya kwartal terakhir di tahun ini, sektor properti diyakini akan bergerak naik. Pelaku pasar menyadari bahwa perlambatan pertumbuhan sektor properti yang terjadi pada tahun 2014 bakal bangkit di bawah kepemimpinan Joko Widodo, terutama pada tahun 2015. Berbagai konsultan properti menyoroti prospek industry properti, yang didalamnya terangkum berbagai jenis properti. Hal ini diungkapkan oleh konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) yang
Menurut dia, hal itu antara lain didukung dengan kepercayaan terhadap Jokowi dengan wacana reformasi di berbagai sektor dan regulasi yang diyakini dapat memajukan properti nasional. Adanya wacana kepemilikan asing, misalnya, dinilai dapat memberikan peluang pasar properti Indonesia bersaing dengan properti di tingkat kawasan regional. “Presiden baru dilihat akan probisnis dan mendorong investasi,” imbuh Todd. Selain itu para pelaku industry properti telah menunjukkan sentimen positif terhadap hasil Pemilu 2014. Sementara itu, Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto berpendapat meski keadaan tiga kuartal pertama pasar properti dibayangi pertumbuhan yang relatif lambat, para pebisnis properti dan pengembang masih berpandangan positif. Sedangkan konsultan properti internasional lainnya, Cushman & Wakefield menoroti soal pasar ritel di wilayah DKI Jakarta pada Kuartal III tahun 2014 masih mengalami perlambatan pertumbuhan pasokan. “Pasar ritel di Jakarta masih akan mengalami perlambatan pertumbuhan pasokan,” kata Head of Research Cushman & Wakefield Arief Rahardjo. Hal itu, ujar dia, mengakibatkan pengembangan pusat perbelanjaan akan menyebar ke daerahdaerah sekitar Jakarta, yakni banyak proyek perumahan sedang dikembangkan. Selain itu, lanjutnya, perlambatan pertumbuhan pasokan properti ritel juga dinilai sebagai akibat dari moratorium pusat perbelanjaan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Ibu Kota. Sedangkan, subsektor properti hotel, Cushman & Wakefield menyatakan berbagai perusahaan operator hotel internasional akan terus mengembangkan ekspansinya di Indonesia hingga 2018. “Jaringan hotel internasional akan terus berencana membuka hotel segmen ekonomis sampai dengan mewah di Jakarta sampai 2018,” kata Head of Research Cushman & Wakefield Arief Rahardjo. Menurut dia, hal itu menyusul peningkatan permintaan dari kalangan pelancong bisnis yang makin kerap menyambangi Ibu Kota. Selain itu, lanjut dia, permintaan yang tinggi untuk akomodasi ekonomis juga mendorong
operator hotel mempertimbangkan operasi dari lebih banyak hotel segmen ekonomis. Dengan demikian, hotel bintang 3 dan 4 diperkirakan bakal berkontribusi hingga sekitar 82 persen dari pasokan yang akan datang, sementara beberapa merek hotel mewah juga akan masuk ke dalam pasar Indonesia dalam empat tahun ke depan. Berdasarkan data Cushman & Wakefield, dengan total pasokan yang diharapkan sebesar 8.000 kamar hotel, jumlah passokan kamar hotel bintang 3--5 di Jakarta diperkirakan mencapai hingga sebesar 36.000 kamar pada tahun 2018. Sebelumnya, Indonesia Property Watch memperkirakan pasar properti di Tanah Air bakal melambat sampai akhir tahun 2014 karena pasar dinilai masih mencari titik keseimbangan baru. “Sampai akhir tahun 2014 diperkirakan pasar akan mengalami perlambatan meski proses transisi ke pemerintahan baru relatif berjalan lancar,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda. Menurut Ali, perlambatan tersebut dinilai lebih karena pasar perumahan saat ini masih mencari bentuk keseimbangan baru, terutama setelah terjadi percepatan pasar properti yang signifikan dua tahun terakhir. Ia mengingatkan kenaikan harga tanah yang terjadi dalam dua sampai tiga tahun belakangan membuat para pengembang nisbi “terjebak” dengan patokan harga yang sudah tinggi. Selain itu, Indonesia Property Watch mengatakan sektor properti di Indonesia bagian timur telah melaju pesat mengejar wilayah barat, khususnya dalam bidang pembangunan properti bisnis. “Di Indonesia bagian timur ternyata malah menunjukkan perkembangan yang cukup baik mengejar ketinggalannya setelah perkembangan properti wilayah barat sempat melejit,” kata Direktur Indonesia Property Watch Ali Tranghanda. Menurutnya, pesatnya perkembangan properti itu misalnya di Surabaya (Jawa Timur) dan Makassar (Sulawesi Selatan) yang masih berpeluang untuk sektor komersial. Namun, ketika sebuah wilayah mempunyai potensi, menurut dia, biasanya fenomena latah akan kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikut masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. “Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid,” katanya.
37 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
Benchmarking
38 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014
GALERI FOTO
ke Singapura
39 RUMAH KITA Edisi Khusus 2014