RUMAH KITA (mengulang sejarah kembali)
RUMAH KITA Antologi Puisi dan Cerpen
“Praktikum Sastra ke-24” Universitas Riau
RUMAH KITA Antologi Puisi dan Cerpen
“Praktikum Sastra ke-24” Universitas Riau
Penyusun Naskah M.Arif al Husein Adriansyah Copyright ©2016 Cetakan Pertama Mei 2016 ISBN: Desain Sampul dan Perwajahan Rajiv Arief Sugesti Penerbit Pustaka A2 Alamat: Jln. Abdul Gani Pustaka A2 Bandung Email:
[email protected]
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku atas dasar kepentingan dan kemaslahatan dengan izin tertulis penyusun.
SEJARAH PRAKTIKUM SASTRA oleh: Dr. Elmustian Rahman, M. A.
Apa dan Siapa “Praktikum Sastra” Peristiwa tahunan sastra pertama di Riau lahir sejak setengah abad lalu. Dinilai menjadi salah satu barometer perkembangan sastra di Riau. Dilaksanakan secara independen oleh mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Kegiatan ini berawal dari keresahan para sastrawan, antara lain Dasri al Mubary, Al Azhar, Syafruddin Saleh Sei Gergaji, Temul Amsal, dan lain-lain. Kurangnya kegiatan sastra dan budaya yang dapat dijadikan komprehensif kemajuan sastra di Riau, khasnya di Pekanbaru. Mereka berkumpul dan berdialog di bawah pohon akasia kampus UNRI Gobah (pohon ini sudah tumbang) kemudian melahirkan sebuah pikiran untuk membentuk wadah yang representatif yang diberi nama “Sanggar Bahasa dan Sastra (Batra)”. Ide kegiatan ini ternyata tidak berjalan lama, antara lain karena tidak fokusnya acara dan kesibukan dengan kegiatan senat mahasiswa. Tidak puas dengan keadaan tersebut para penggiat sastra ini berkumpul lagi di rumah Eriyati Jamal di jalan Teratai Pekanbaru dan melahirkan gagasan spektakuler melaksanakan yang lebih fokus dunia sastra dan teater yakni yang diberi nama “Praktikum Sastra”. Dalam pertemuan tersebut adanya keinginan besar melaksanakan kegiatan terutama di dalam berteater, terutama adanya beberapa episode bentuk baru teater modern kontemporer yang mulai merasuki mahasiswa pada kampus kuning itu. Sebelumnya, aktivitas-aktivitas drama tidak bisa menafikan produk yang dihadirkan oleh Tengku Mulya Amril (Temul Amsal) sudah sejak lama dengan i produk drama klasiknya tetap mengambil posisi berdiri sendiri dan akhirnya menjadi oposisi terhadap kehadiran teater modern yang muncul dengan menggebu-gebu oleh Dasri, Al azhar, dan Syafruddin Saleh Sei Gergaji. Dengan dukungan moral yang kuat dari Dra. Saidat Dahlan, di sampaikan gagasan untuk melaksanakan kegiatan yang melibatkan lebih banyak orang dan berguna bagi peningkatan profesionalisme mahasiswa, yaitu untuk melaksanakan kegiatan pertama sekali disebut dengan “Praktikum Sastra”. Kegiatan ini terlaksana pada 14 Februari 1980. Ketua pelaksana kegiatan pertama ini diamanahkan kepada Al azhar dengan melibatkan semua mahasiswa yang haus akan pengalaman dan penimbangan ilmu praktis seperti ini. Orientasi kegiatan diarahkan pada diskusi sastra dan teater. Tercatat pemakalah pada waktu itu ialah sastrawan Ediruslan Pe Amanriza dengan pembanding akademisi Drs. UU Hamidy dan seorang mahasiswa. Kemudian, Idrus Tintin dengan makalah “Teater Modern di Riau”. Kegiatan praktikum sastra yang pertama ini di fokuskan kepada pembacaan sajak saja “Verstehen, Nahu”. Berangkat dari keinginan yang sama saling “memahami makna kehendak dilandasi oleh niat yang sama” untuk lebih memahami makna dunia, maka kehadiran praktikum sastra itu dipandang cukup relevan dijadikan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa sastra, FKIP Universitas Riau. Tahun ajaran 1981 kegiatan ini di undur pelaksanaannya, yang semestinya bulan Februari menjadi bulan April sekaligus menyemarakkan kegiatan peringatan “Wafatnya
Penyair Khairil Anwar” yang juga kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun. Untuk praktikum sastra berikutnya dilaksanakan pada bulan April 1982. Pada tahuntahun berikutnya dilaksanakan pada bulan Oktober dan disatukan dengan bulan bahasa sehingga namanya berubah menjadi Praktikum Bahasa dan Sastra. Penambahan kegiatan dari praktikum ke praktikum sering terjadi, dari yang semula kegiatan sastra, lalu ditambah pada lomba baca sajak untuk SD dan SMP. Sedangkan kegiatan diskusi sastra tetap merupakan acara pokok yang tidak dapat ditinggalkan karena hal itu dipandang amat mendukung pemahaman teorisasi dan apresiasi kesusastraan. Barulah pada kegiatan ke-3 ada koordinasi yang cukup baik dari beberapa orang yang dipandang kreatif di kampus. Pada praktikum sastra ke-3 bergabunglah Temul Amsal secara penuh, kemudian sastrawan nasional Taufik Ikram Jamil. Kegiatan yang mengumpulkan karya yang dipandang kreatif dalam penulisan puisi, dilaksanakan pertama sekali pada praktikum sastra ke-2 dalam bentuk “antologi sajak” yang berisi tiga orang penulis puisi yakni: Dasri al Mubary, Al Azhar, dan Syafruddin Saleh Sei Gergaji. Kegiatan koleksi tahunan mahasiswa ini terus meningkat. Jumlah kegiatan telah pula bertambah, antara lain: lomba baca puisi untuk SD (putra dan putri), SMTP (putra dan putri) dan SMTA, lomba pidato untuk SMTP dan SMTA, lomba baca puisi untuk umum dan perguruan tinggi, mendongeng untuk umum, berbalas pantun khusus mahasiswa PSPBSI, visualisasi puisi untuk umum, pantomim untuk umum, dan diskusi sastra yang diperuntukkan bagi guru dan mahasiswa Bahasa Indonesia serta umum, dan debat sastra merupakan acara yang tidak kalah menariknya untuk umum. sumber: iii Saidat Dahlan, Dasri al Mubary, Al Azhar dan Elmustian Rahman.(dikutip dari tulisan beliau di salah satu media social; Facebook).