Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump... Reporter Dede Suryana Sumber Rimanews http://rimanews.com/nasional/politik/read/20161110/307857/Dari-Fadli-dan-Novanto-Welcome-Papa-Trump-
10 NOV 2016 06:01
Donald Trump, Setya Novanto, Fadli Zon, dan Joko Widodo
Rimanews - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengucapkan selamat kepada Donald Trump, beberapa jam setelah pemungutan suara di Amerika Serikat memastikan Trump akan berkantor di Gedung Putih. Meskipun hanya disampaikan lewat Twitter, ucapan dari Fadli adalah pernyataan pertama dari pejabat di Indonesia untuk kemenangan Trump. Di luar Fadli, belum ada pejabat negara yang mengucapkan selamat. Kemarin, Presiden Joko Widodo hanya memberikan komentar normatif bahwa hubungan Indonesia-Amerika Serikat akan tetap baik, siapa pun presiden yang terpilih di negara itu. Sehari sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla malah seperti mengharapkan Trump tidak terpilih sebagai presiden Amerika. Menurut JK, dunia akan susah kalau Trump jadi presiden karena Trump dinilai protektif terhadap negaranya.
1
Pernyataan menarik justru muncul dari Setya Novanto. Eks Ketua DPR itu menyatakan akan membantu hubungan Indonesia dengan pemerintah Amerika di bawah Trump. Dan, baik ucapan selamat dari Fadli, maupun pernyataan Novanto itu, mengingatkan orang kepada kontroversi setahun yang lalu sewaktu Fadli bersama Novanto (yang saat itu masih menjabat Ketua DPR) selfie bersama Trump di Amerika. Publik Tanah Air heboh, bukan karena soal selfie mereka, melainkan karena Fadli dan Novanto hadir di acara kampanye Trump. Kehadiran keduanya lalu dianggap menyalahgunakan perjalanan dinas, tidak menjaga martabat, kehormatan dan kredibilitas DPR. Beberapa kelompok kemudian membuat petisi menuntut Novanto dan Fadli meminta maaf, mengundurkan diri, bicara terus terang soal motivasi mereka, atau dicopot jabatannya. Sebagian termasuk anggota DPR berpendapat dan mengusulkan agar keduanya disidang di Dewan Kehormatan DPR karena dinilai telah melanggar kode etik. Saat itu, Novanto dan Fadli sebetulnya datang ke Amerika untuk mewakili parlemen Indonesia [DPR] di Konferensi Inter-Parliamentary Union (IPU) di kantor PBB di New York. Di situs IPU tertulis, agenda pertemuan berlangsung pada 31 Agustus hingga 2 September 2015. Acaranya: membicarakan isu perdamaian, demokrasi dan pembangunan dari kacamata parlemen. Dengan kata lain, kepergian Novanto dan Fadli ke Amerika sebetulnya tidak bermasalah karena sesuai dengan hak mereka sebagai anggota DPR.
2
Problemnya: Novanto dan Fadli kemudian terlihat hadir di konferensi pers Trump, entah untuk tujuan dan maksud apa. Dan itulah yang menghebohkan di tengah sisa-sisa “sengitnya” Pilpres 2014. Mungkin karena kerepotan menjawab, dari kubu Novanto dan Fadli muncul pembelaan bahwa kedatangan keduanya di acara Trump adalah untuk membicarakan investasi Trump di Indonesia. Sebuah alasan yang tentu saja konyol sebab investasi ekonomi seharusnya adalah urusan pemerintah (eksekutif), bukan tugas anggota DPR (legislatif). Spekulasi yang berkembang saat itu menyebut Novanto dan Fadli hadir di acara Trump dengan biaya dari Hary Tanoesoedibjo atau HT. Nama yang disebut terakhir adalah salah satu konglomerat yang menonjol setelah Reformasi 1998, pemilik kerajaan media MNC Grup, dan sejumlah bisnis lain.
3
Sama seperti Trump, sebagai taipan, HT
mencoba peruntungan di dunia politik.
Beberapa orang menganggapnya sebagai orang yang berambisi, sama dengan Prabowo Subianto, kandidat presiden di Pilpres 2014. Sekitar tiga tahun lalu, HT sempat bergabung dengan Partai Nasdem, tapi kemudian pecah kongsi dengan Surya Paloh. Dia mendirikan partai baru bernama Perindo. Dia pernah mencoba peruntungan dengan menggandeng Jenderal Wiranto dari Partai Hanura untuk maju sebagai kandidat presiden. Tapi rencana itu kandas sebelum pelaksanaan Pilpres. HT lantas mengalihkan dukunganya kepada pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, sementara Wiranto mendukung Jokowi-JK. Trump dan HT faktanya merintis kerjasama bisnis. Dikutip oleh kantor berita Reuters, 20 Agustus 2015 salah satu unit bisnis Trump yaitu Trump Hotel Collection, telah menyepakati kerjasama dengan MNC Grup untuk membangun kawasan resor dan permukiman mewah di Bali. Setelah di Bali, kerjasama mereka akan berlanjut ke kawasan Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Tapi soal apakah Novanto dan Fadli yang bertemu dengan Trump benar dibiayai oleh HT, sampai sekarang tetap jadi spekulasi. Saat itu, Novanto dan Fadli menolak menghubungkan kehadiran mereka di acara Trump dengan kepentingan HT. Kasus selfie itu lantas dilupakan orang, menyusul munculnya isu baru: “papa minta saham”. Isu itu menyeret PT Freeport Indonesia dan nama Jokowi, dan kembali melibatkan Novanto. Setiap hari, media menjadikan isu "papa minta saham" sebagai kepala berita, sampai akhirnya Novanto terpental dari jabatannya sebagai Ketua DPR dan isu pun menguap. Beberapa bulan kemudian, Novanto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Menyampaikan pidato kemenangannya di Bali, Novanto antara lain menyatakan, partainya akan bekerja sama dan mendukung program dengan pemerintah. Dia dan Golkar meninggalkan Koalisi Merah Putih, tempat Gerindra dan Fadli, rekannya yang pernah selfie bersama Trump setahun lalu. “Papa minta saham” dilupakan orang dan juga pemerintah, yang pernah tersinggung dan konon sudah menyerahkan kasus tersebut ke Kejaksaan Agung untuk diusut. Lalu kemarin, menyusul kemenangan Trump atas Hillary, Novanto menyatakan akan membantu pemerintah menjalin hubungan dengan Trump, presiden Amerika terpilih itu.
4
Dan pernyataan Novanto itu, tentulah tidak hanya bermodal foto selfie bersama Trump di Amerika, setahun lalu. Mungkin nanti, bila Trump berkunjung ke Indonesia, Novanto akan ikut menyambutnya dan mengucapkan: welcome Papa Trump.
5