Sum ber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian bersumber d m data penelitian Uji Coba Instrumen Pemanhuan Kelaparan, yang dilakukan atas kerjasama PSKPG IPB dengan Deptan, Depkes dan BPS (2003). Sebagan data
Iagi diambi1 sendiri pada saat yang krsamaan. Disain, Waktu dan Tern pat
Disain pmelitian ini adalah cross sectional, pengamatan terhadap vmiabel pengaruh dan terpengamh dilakukan sekaiigus pads satu waktu. Penelitian dilakukan selama 6 bulm, dari bulan April sampai dengan bulan Oktober 2003.
Penelitim dilakukan di provinsi Jawa Barat dan Banten, yang pemilihannya
berdasarkan ti ngkat kerniskinan sedang (rnencerminkan rata-ratdpada umumnya)
dan mempunyai popuIasi relatif banyak. Selanjutnya dari provinsi Jawa Barat lpili h tiga kabupaten dan satu kota secara purposive bedasarb knteria keadaan status gizi
29.9%)
masyarakatl prevalensi gizi kurang pada bdita tergolong sedang (20-
dm persen keluarga miskin tergolong sedang (20-39.9%) atau tinggi
(40%) (Tim SKPG 2003), serta kondisi daerah tertent y yaitu: Kota Bogor yang
mewakili kehidupan perkotaan, Kabupaten Garut mewaki li daerah perdesaan padi
clan hortikultur, Kabupaten Pandeglang mewaki li daerah perdesaan dataran rendah
dan nelayan, dan Kabupaten Karawang mewakili daerah perdesaan sawah. Selanjutnya daIam menentukan Kecamatan dan desa yang akan digunakan s e w tempat penelitian, dipakai kerangka sampel yang digunakan &lam S w i Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) 2003 di kabupaten terpil i h, yang terdiri dari
kerangka sample blok sensus (ada 40 blok sensus per kabupaten) dan kerangka sample rumahtangga di masing-masing blok sensus. Dari 40 blok sensus 1
masing-masing kabupaten, dipilih secara acak 10 blok sensus, sehingga terpilih
beberap tempat peneIitian yaitu di Kota Bogor terpilih Kecamatan Bogor Selatan
(Desa Pamoyman, Kertamaya, Muara Sari, Batutulis clan Cikaret) dan Kecamatan Bogor Barat (Desa Pasir Kuda, Pasir Jaya, Menteng, Sindang Barang d m Curug
Mekar); di Kabupaten G m t terpili h Kecamatan Bayongbong (Desa Cigedug, Karyajaya dan Mekarsari), Kecamatan Garut Kota (Desa Cirnuncmg, Kotawetan,
Paminggr, dan Sukamanhi) clan Kecamatan Malangbong (Desa Karang Mulya, Sukamanah, dan Cibunar); di Kabupaten Karawang terpilih Kecamatan Klari (Desa Karanganyar, Anggadita, dan Dara Wolong), Kecamatan Karawang (Desa Nagasui, PaIumbon Sari, Palawaci, dan Tunggak Jati), Kecamatan Rengas
Dengklok (Desa Karya Sari, Rengas Dengklok Selatan dan Ciptamarga); di Kabupaten Pandeglang terpilih Kecamatan Panimbang (Desa Bojen, Gombong, Panimbang Jaya dan Tanjung Jaya), Kecamatan Labuan (Desa Suka Maju. Teluk d m Suka Nagara), Kecamatan Banjar (Desa Cibdas, Gunung Putri clan
Saninten). Teknik Peoarikan Contoh
Populasi &dam penelitian ini adalah seluruh rumahgga yang ada di derah penel I tian yang d~ stratifikasi menurut golongan pengeluaran rumahtangga
bawah, &g
clan tinggi.
Minimal sampel yang harus diambil harus didasarkan pada proporsi orang lapar ymg ada di p'ovinsi Jawa Barat. Namun karena proporsi orang Iapar tidak
Iketahui, maka proporsi orang lapar dianggap SO%, yang akan memberikan
jwnlah contoh maksimal. Maka minimal sampel y m g diperlukan adalah sebagai berikut (Walpole 1993):
n =jumlah contoh Z = nilai z tabel dengan sebaran normal
d = presisi (tingkat ketepatan yang dikehendaki) Jika da1m penelitian ini digumkan nilai Z = 95% (1.96), dengan proporsi lapar diasumsikan 50% dan nilai presisi I 5%, maka j umlah contoh minimal yang (1.96)"(0.5) (0.5) n= (0.05)
-
0.9604 0.0025
= 384 rumahtangga
Jumlah sampel yang lambil dalam penelitian ini adaiah lebih besar dari
minimar sampel yaitu sebesar 400 RT dengan pertimbangan untuk meningkatkan j umlah perolehan bal ita, bumil dan buteki). Adapun tahapan pemilihan sampelnya
adalah sebagai berikut:
+
Pemilihan Kabupaten Daflar VPK 2003 DSBS
+
Listing Rumahtangga P e m i l i h Rumahtangga Daffar ~ $ 2 0 0 3DSRT Daftar VPK 2003 K
Gambar 5 Tahapan Pemilihan Sampel Dari Gambar 5 terlihat bahwa yang pertama dilakukan adalah pernilihan
kabupaten /kata sesuai kriteria yaitu Kota Bogor, Kabupten Garut, Karawang dan Pandeglang. Pada setiap kabupaten di pllih 10 blok sensus dan kerangka blok
sensus SUSENAS 2003. Selanjutnya dari dari d a h sampel blok sensus terpilih (VPK 2003, DSBS) dibuat listing rurnahtangga berdasar tingkat pengeluaran
dengan loiteria pengeluaran rendah, sedang dan tinggi ( D a b VPK 2003 L).
Pemilihan sampel dilakukan dari d a k VPK 2003 L, sehingga diperoteh daftar sampel rumahtangga (VPK 2003 DSRT). Selanjutnya dilakukan pencacahan rurnahtangga dengan menggunakan kuesioner yang teIah disiapkan ( D a k VPK
2003 K). Jenis dan Cara Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan mencakup data primer clan data sekunder. Data
primer yang dikumpulkan mencakup: Data mial ekonomi dan demografi rumahangga meliputi: umur iby umur kepala rurnahtangga (KK),lama pendidi kan formal ibu dm KK, jumlah anggota rumahtangga dm kornpsisinya, pengetahuan gizi ibu, pengelurn
perkapita, pengeluaran untuk pangan dan non pangan, keadaan perurnahan clan
mekanisme copinS,short-term survival. Data ini dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Data keadaan rumah selain
ditanyakanj u g dilakukan observasi.
Data konsumsi individu dari seluruh anggota rumahtangga mencakup jenis pangan, berat pangm dan frekuensi konsumsi Mam seminggu terakhir
Ikurnpulkan melalui metode recall tujuh hari berhuut- turut, yang dikunjungi selarna e m p t kali pertemuan. Khusus untuk konsumsi nasi, dilakukam secara penimbangan dengan menggunakan timbangan makanan Cariba, dengan ukuran
terkecil 0.02 kg. Untuk makanan j a j w atau makanan yang dibeli diluar, bila makanan tersebut rnerupakan makanan yang kurang d i k e d , maka enumerator
akan membeli makanan tersebut dm menimbangnya, serta melihat konpsisi balm makanannya.
Data Persepsi kelaparan dikwnpulkan melalui wawancara dengan
menggunakan tujuh pertanyaan (Lampiran 1 ) yang telah disepkati pada pertemuan tirn peneliti dengan para pakar. Wawancara dilakukan pa& setiap
anggota rumahtangga, kscuali anak balita, wawancara dilakukan pada ibunya. Sementara itu, data sekunder mencakup data yang menggambarkan lokasi penelitian yaitu rnencakup data : demografi, pertanian clan sosial ekonomi. Data ini diperoleh dari kantor desa, kecamatan, kabupatenlkota, serta dinas lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Pengumpulan data dibantu oleh enumerator
berpendidikan S 1, lulusan Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakulks Pertanian, IPB.Sernua enurnersttor sebelumnya dilatih oleh tim peneliti. Materi pelatihan adalah cam sampling yang dilatih oleh tirn dan BPS, pengukuran konsumsi pangan kuantitatif dilatih oleh tim dan IPB dan Deptan, pengukuran kelaparan kualitatif dilatih oleh tim IPB, dan tata tertib wawancara
dilatih oleh tim IPB dan BPS. Proses pengumpulan data berlangsung sefama dua bulan. Kegiatan pengumpulan data dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap inti pengumpulan data,
Tahap pendahuluan krlmgsung selarna tiga minggu pertama. Kegatan yang dilakukan mencakup uji coba Kuesioner (satu minggu pwtama) dan
persiapan penelitian (dua minggu berikutnya). Kuesioner diujicobakan oleh tim peneliti pada rumahtangga dengan karakteristik yang sama dengan contoh yang
akan diambil yaitu rumahtangga dengan penclapatan rendah, sedang dan
tin^.
Selanjutnya kuesioner disempurnakan dengan mernperbaiki hal-hal yang dirasa
kurang pada saat uji coba, apakah bahasanya atau jenis pertanyaannya dengan cara menarnbah atau mengurangi atau mengganti pertanyam.
Dua minggu berikutnya melakukan persiapan perlengkapan penelitian dan
enumerator serta penjajagan Iokasi dan sosialisasi penelitian ke kabupaten,
kecamatan dan desa terpilih. Kualifikasi enumerator yaitu berpendidikan minimal sarjana (S1) serta berpengalaman terutama &lam melakukan recall konsumsi. T a h p inti dilakukan selama 5 minggu rnencakup kegatan pengumpulan data ke setiap mahtangga dan seluruh anggotanya, serta penelusuran data sekunder ke beberapa instansi. Jenis dan cars pengumpulan data &pat dilihat pada
Tabel 2 Jenis Data dm Cara Pengumpulannya
No Jenis 1 2
3
4
Cara Pengambilan Data
Konsurnsi pangan indvidd setiap anggota rumahtangga (frekuensi. jenis dan berat PP@ Data sosio ekonomi dm demografi (umur, sex, pendihkan, pekej a m , pengetahuan gizi, jumlah anggota rumahtangga, k e d a a n rumah, pengambilan keputusan dan strategi coping) Persepsi kelaparan individu Data sekder : sosiaI ekonomi dan demografi serta pertaim.
Metode recall seminggu , khusus untuk nasi dilakukan penimbangan. Wawancara dengan menggunakan kuesioner
Wawancara denm menggunakan kuesioner Dari laporan instansi terkait
Pengelohan dan pengendalian knalitas Data
Pengelolaan dm pengendalian kualitas data dilakukan melalui beberapa langkah, sebagai berikut: 1 . Melaksanakan standansasi enumerator yang akan mengambi 1 data dilapangan,
melaIui pelatihan intensif. Pelatihan dilakukan selama dua hari d~ Departemen GMSK-Faperta, IPB, oleh tim penellti baik dari IPB, Deptan dan BPS.
2. Melakukan uji coba kuesioner pada keluarga yang sesuai dengan kriteria penelitian, di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Hasil uji coba didiskusikan
kembali untuk penyempurnaan kuesioner. terhadap kerja enumerator di lapangan selama
3.Melakuh -tauan
pengumpulan data, oleh tim peneliti. Selma pemantauan kuesioner diperi ksa,
bila ada kesalahan pengisian maka diperbaiki clan diminta untuk didata ulang
pada responden yang bersangkutan. 4. Melakukan pengawasan mutu data selama enm dan pengolahan data melalui
pengecekan data kuesioner,hasil entri data clan has11olah data.. Pengotahan dan Analisis Data
Data karakteristik contoh dan keluarga yang terkumpul, ditabulasi dm dianalisis secara d e s hpti f. Pengel-
rumahtangga dihitung dari pengel wan
untuk makanan dan pengeluaran untuk bukan makanan dalam setahun terakhir, kemudian dibag 12 sehingga diperoleh rataan pengeluaran rurnahtangga per bdan. Pengeluaran mmahtangga perbdan kernudian dibagi dengan jumlah anggota rumahtangga sehingga diperoleh pengelurn perkapi ta dalam Rphpita
per bulan. Untuk kepentingan analisis pengeluaran per kapita perbdan kemudian dibandingkan dengan gan s kemiskinan pada masing-masing kabupaten (garis
kemiskinan Kota Bogor apabila pengelwan rumahtangga
kemudian dikelompokkan menjadi kelompok di bawah garis kemiskinan dan di atas garis kemiskinan.
Data pendidikan formal kepala mahtangga clan ibu rumahtangga
dihitung dalam jumlah tahun yaitu jurnlah tahun sekolah tidak menghitung tinggal
kelas. Namun untuk keperluan analisis pendidikan bapak dm ibu kemudian dikategorih kedalam 5 kategori yaitu tidak sekolah (jwnlah tahun sekolah 0
tahun), SD (1-6 tahun), SMP (7-9hhun), SMA (10-12 tahun) dm PT Cjumlah tahun sekolah > 13 tahun). Pengetahuan gizi contoh dihitung jumlah Izilai benar dalam menjawab pertanyam, kemudian dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu rendah bila nilainya < (x - Sd), sedang bila nilainya antara (x - Sd) hingga (x + Sd) dan tinggi
> (x + Sd). Pengambilan keputusan dikategorikan kedalam 5 kategori yaitu suami
sendiri (skor I), suami dominan (skor 21, suami dan istri setara (skor 3), istri dominan (skor 4) dan istri sendiri (skor 5). Pengkategorian ini berdasarkan
penjumlahan skor dari masing-masing pengambil keputusan dan d i m lima. Pengmbilan keputusan suarni sendri bila hasil pembagian skor nilainya 1, suami dominan bila niIainya 2, suami dan isin setara bila nilainya 3, istri dominan bila nilainya 4, dan istri sendiri bila skornya 5. Bila hasi pembagian ada desima, maka desimal akan dibdatkan ke pembulatan terdekat, atau desimal dibawah 0.5 &an lbuIatkan kebawah dm sebaliknya desimal 2 0.5 akan dibulatka keatas. Luas rurnah perkapita dihihmg dengan cara membagi luas bangum
rumah dengan jurnlah anggota nrmahtangga yang mendiami rumah tersebut. Luas rumah perkapita kernudian di bagi daIam dua kategori, yaitu kategori kurang baik bila luas rumah perkapita < 10 m2 dan kategori baik bila luas rumah perkapita > 10 m2.
Data konsumsi pangan individu yang diolah adalah konsumsi energ,
protein, vitamin A, B, C, dan Icalsium dengan men-
Daftar Kompsisi
Bahan Makanan (DKBM). Selanjutnya dihitung tingkat kecukupan dari masingmasing zat gizi tersebut, rnelalui perbandingan antam konsumsi aktual dengan
kecukupan zat gin yang dianjurkan (Muhila1 dkk, 1 998). Frekuensi konsumsi
&hi
tung dalam derajat keseringan perminggu atau kaIi/minggu. Berat pangan
yang dikonsurnsi dihtung dalarn grhari. Berat pangan dijumlahkan dalam waktu
seminggu kernudian dibagi 7 han sehingga diperoleh rataan berat gr/hari. Kelaparan diukur dengam dua cara yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Kelaparan kuantitatif dihitung dengan dua cara yaitu I ) hanya kdasarkan tingkat
kecukupan energi yaitu dikategorikan lapar bila rata-rata tingkat kecdcupan energinya perhari < 70% kecukupan, dan lkategorikan tidak lapar apabila
konsumsi energinya perhari 2 70% kecukupan; dan 2) b e r k k a n tingkat
kecukup energi disertai penurunan berat badan (BB), dikategorikan lapar bila rata-rata tingkat kecukupan energinya < 70% disertai penurunan BB, dan
dikategorikan ti&
lapar bila tidak terjadi penurunan berat badan meskipun
tingkat kecukupan energinya < 70 %, atau terjadi penurnan BB namm bukan
alasan ekonomi.
Kelaparan hditati f dianalisis dan jawaban responden dengan tujuh pertanyam ( h p i r a n 1). Dari jawaban contoh kemudian dianalisis dm dikategorikan lapar apabila t q a d i penurunan frekuensi dm atau porsi makan disertai penurunan berat badan dengan dasm rendahnya daya beli atau pendapatan berkurang dan kurangnya keterssdiaan pangan. Di kategorikm tidak lapar apabila tidak terjadi penurunan frekuensi atau porsi makan dan berat badan
atau terjadi penunman frekuensi clan atau porsi makan tetapi tidak disertai
penunrnan berat badan, atau terjadi penunrnan frekuensi atau porsi makan dm j uga terj adi penurunan berat badan dengan alasan sakit, diet dan puasa.
Analisis Validasi Ukuran Kelaparan K~alaatif Analisis validasi yang akan dilakukan merupakan analisis validasi standar (criterion validity). Analisis ini membandingkan antara ukuran yang dibuat
(ukuran kelaparan kual itatif) dengan ukuran standar (ukuran kelaparan kuantitatif) yang lazim digunakan untuk mengukur kelaparan DaIam ha1 ini, sensitivitas dan spesifisitas dari ukuran kualitatif untuk mengukur kelaparan danalisis dengan
membandmgkan ukuran kualitatif ini dengan ukurm standar (benchmark)yaitu konsumsi dan p e n m a n berat badan. Dikatakan lapar menurut ukuran h i i t a t i f
adalah apabila terjadi perubahan frekuensi atau porsi makan disertai penurunan berat badan. Di katakan lapar menurut benchmark apabi la konsumsi energinya
<70 % dm disertai penurunan berat badan. Sensitivitas merupakan akurasi tes untuk mengklasifikasikan kelaparan
terhadap subyek yang kelaparan atau kemampuan mengidentifikasi clan
mengelompokkan orang-orang lapar ke dalam suatu kelompok yang benm-benar lapar. Secara operasional sensitivitas merupakan proporsi individu yang benarbenar lapar yang diidentifikasi oleh ukuran kualitatif dm kuantitatif y m g mempunp tes positif (
h e positives
d i w 01 eh juml ah true positives dan false
negatives). Dengan kata lain Sensitiviti digambarkan sebagai persentase dari
rumah tangga yang secara definitif lapar oleh ukuran standar (benchmark) juga lapar oleh ukuran kualitatif.. Spaifisitas merupakan akurasi tes untuk mengklasifikasikan tidak lapar
terhadap subyek yang tidak lapar atau kernampuan mengidentifikasi clan mengelompokkan orang-orang yang tidak l apar kedalam kelompok yang benar-
negatives and false positives). Dengan kata lain sensitifitas di gambarkan sebqy persen dan rumah tangga yang secara definitif tidak Iapar menurut ukuran standar (benchmark) yaitu konsumsi pangan < 70%, j uga tidak lapar oleh ukuran kualitatif
(Fronggilo 1997, Sanjur 1982). Unhk lebih jelasnya dalam rnenghitung Se dan Sp
dapat dilihat pula Tabel 3.
Tabel 3 Sensitivitas dan Spesifisitas Ukuran Kelapan Kualitatif Benchmark Indikator Kelaparan Kuantitatif Ukuran Kelaparan Kualitatif
True positive (a) False negative (c)
mar Tidak Lapar Sensitivitas Spesifisitas Nilai prediksi Prevalensi
Tidak Lapar
h ~ a r
False positif ( b) Tnte negative (d)
a / (a+c) (b+d) = (a+d) / (a+btc+d) = (a+c) / (a+b+c+d) =
=d/
Dengan konsep sensitivitas dm spesifisitas, tes pyaringan yang sahih
adalah tes yang sangat sensitif dan sangat spesifik, idealnya masing-masing 100%. Namun pada kenyataamya hal itu tidak mugkin dapat dicapai, tetapi bisa didelmti. Belum ada batasan yang jelas untuk sensitivitas maupun spesifitas hpi pada umumnya dikatakan sensitive atau spesifik apabi ta nilainya lebih dari 75.
Oleh karena itu nilai yang paling baik sebagai cut of point drui validitas apabila
nilai dari jurnlah Sensitivitas clan Specifisitas (Se + Sp) > 150. Nilai predi ksi mempakan kemungkinan memprediksi secara b
r
proporsi contoh lapar dan tidak lapar dari ukuran kualitatif . S e c m operasional
nilai prediksi merupdan proporsi dari seluruh yang ?mar-enar lapar clan benar-
benar tidak lapar Qurnlah true positive dan true negative dibag dengan total wntoh). Prevalensi kelaparan dianalisis berdasarkan ukuran kelaparan kuantitatif
dan Mitatif, Prevalensi ke1aparan merupakan proporsi individu lapar pada suatu
populasi ('jumlah true positive dan false negative dibagi dengan jumlah true
positive, false positive, true negative dan false negative). Analids Determinaa Kelaparan
Karena variabel tergantung berupa data dikotomi yaitu kelaparan dan tidak kelaparan serta merupakan distribusi binomial bukan dlstribusi normal, maka
untuk menganalisis pengaruh dan beberap variabel pengaruh d~gmakanmodel
regresi logistik (Hosmer and Lemeshow 1989; Shoukri and Pause 1999; Murti 1997). Tujuan analisis regresi logistik yaitu menemukam model regresi yang
paling sesuai untuk menggambarkan hubungan antam variabel respon dan satu set
variabel pengarah dalarn populasi. Lebih lanjut model regresi tersebut dapat digunakan untuk: 1 ) meramalkan terjadinya variabel r e s p (kelapamn) p d a
individu b e r k k a n nilai-nilai sejumlah variabel pengaruh yang diukur padanya,
dan 2) m e n g u h hubungan antara variabel respon d m variabel pengaruh, setelah mengontrol pe&
dari variabel p e n g a d lainnya. Variabel yang dianggap
berpengaruh terhadap kelaparan adalah: pendidikan KK dan Tbu, pengetahurn gizi, pengambilan keputusan, pengeluaran perkpita, pengeluaran untuk pangan
pokok dan jurn lah anggota rumahtangga. Adapun model regresi logistik sebagai beri kut:
Ruas kiri merupakan probabilitas bahwa suatu peristiwa akan ter j d yaitu
kelapan atau tidak kelaparan, nilainya selalu berkisar antam 0 hingga 1. sedangkan ruas kanan nilainya bisa berlusar antara <1 hingga > I . Ketidak
cocokan ruas kiri dan kanan persamaan tersebut menyebabkan model tersebut
hams ditransformasi kedalam b e n d logt yang merupakan logantme natural dari atau bisa ditulis sebagai logo&.
Dengan transfomasi tersebut, maka ruas
kiri maupun ruas kanan persamaan mempunyai kemunglunan kisaran nilai yang
sama yaitu antara
- tak terhingga sampai + tak terhingga. Sehingga model diatas
(F(x)) ditransfomasi logit menjadi :
F PKP
= Fungsi
kurnulatif perkaplb PP = Pengeluaran pangan PKK = Pendidikan kepala nunahtangga PIB = Pendidikan i bu PGIZ = Pengetahuan gizi ibu rurnahtangga PNP = Pengambilan keputusan JART = Jumlah anggota rumahtangga E = Galat = Pendapatm
Variabel tergantung (kelaparan) merupakan variabel dikotomi yaitu Apabila paubah pengaruh berupa data kontinu, maka sebaiknya peubah tersebut dianalisis dalam bentuk data kontinu. Narnun apabila pubah bebas
berupa data nominal, maka sebaiknya peubah bebas tersebut di buat kategori (dumnry) sebanyak k-l , dimanan k
=
banyahya kategori (tingkat) dar~variabel
tersebut. Ada keuntungan dan penghtegorian peubah yaitu agar supaya Mam menjelaskan odd ratio dari kelaparan &pat dijelaskan oleh perbedaan status
karakteristik sosio ekonomi, dan akan memudahkan &lam penentuan sasaran, namun ada kerugian bila data kontinu dibuat kategori yaitu akan ada informasi yang hiIang. Wal ini terjadi karena pengkategorian akan mernhtasi informasi yang
utuh dari setiap nilai. Dalam ha1 ini sebuah kategori yang dipakai acuan dianggap
memiliki OR
=
1. Koding dari kategori variabel bebas tersebut adalah sehgai
Kode variabel bebaa Pendapatan perkapita (PKP) PKP-dibawah garis kerniskinan PKP- dialas garis kerniskinan Pengeluaran pangan (PP) PP-< 50% (rendah) PP-50-75% (sedang) PP-> 75% (tinggi)
Koding
pangan antara kelompok lapar dan kelompok ti&
lapar, yang merupakm tahap
identifikasi peuW konsumsi pangan da peubah sosial ekonmi (Steel and Torrie 1993).
Melalui tahapn tersebut, maka hperoleh peubah sosial ekonomi dm
konsumsi pangan yang akan dimasukan kedalam analisis diskriminan. Metode
analisis diskriminan adalah sebagai berikut: misalkan 5 adalah vektor pubah konsurnsi pangan mahtangga berukuran p x 1 yang menyebar menunrt multivariate normal f~ (x) bagi mahtangga lapar dan fi (x) bagi rumahmgga
ti&
lapar, yang memiliki matrik variancecovariance sama yaitu & = & = 2 dan
hanya berbeda vektor rataamya yaitu yl,u.Karena :
maka rasionya dapat ditentukan sebagar berikut : f, O/ f2
=
exp [X'Z -
-
I ~ I g2 ) + (1/2K1/2)(
u ' z - '-~EI'Z-'U~)I
Kriteria penentuan kelaparan yang memiliki kesalahan pengklafisikasian terkecil (minimum miss classlfcation) bagi smtu mmhtangga ditentukan sebagai berikut: suatu mmahtangga dengan vektor 5 disebut :
Lapar, jika xIz1 ( g~-
) 2- c atau
Tidak b p n r , jikax1~-'( yl-& ) < c
dengan c a m c = [( M I -y 11 'z-'( yl+ 1112 diketahui maka parameter tersebut masingKarena parameter E , I, dm ti& masing diduga oleh 3, & I ,dm g :
Dirnana:
Tahap selanjutnya menyeIeksi peubah-pubah yang rnempunyai tingkat klasifikasi yang tinggi, dengan model yang sesederhana rnunglun atau dan peubah yang mudah di peroleh dilapangan, sehingga penerapan model pada kondisi
lapangan menjadi lebih mud&, baik dari segi pengukuran maupun analisis oleh siapa saja pada level yang berbeda..
Model yang diperoleh kernudian diuji, dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk menentukan a-
seorang individu tergolong lapar atau tidEtk lapar
dengan menggunakan fungsi diskriminan. Hasil yang diperoleh dari fungsi diskriminan baru rnenentukafi kemampuan indikator tersebut dalam menggolongkan rumahtangga, menjadi
rurnahtangga tergolong lapar dan tidak lapar, tetapi belum menunjukkan
sensitifitas dan spesifisitas dari indikator tersebut dalarn mengelompokkan lapar dan tidak lapar. Oleh karena itu indikator kclaparan kualitatif yang diperoleh duji
sensitifitas dan spesifisitasnya dengan rnenggunakan benchmark ukuran kuantitatif (konsumsi dan penwunan berat badan karena alasan rendahnya pendapatan aiau rendahnya ketersedlm pangan di rumahtangga).
Kelaparan rnerupkan ketidakmampuan seseorang memenuhi 70 % kebutuhan
energ karena rendahnya daya beli M a t a u rendahnya ketersediaan pangan,
diserrai penurunan berat badm
Ukuran kelapilran merupakan nilai yang diberlkan pada kondisi seseorang yang ti&
mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk hidup sefiat, cerdas dan
produktif, karena rendahnya daya beli atau rendahnya ketersediaan p g m . Ada dua ukuran kelaparan yaitu pertama ukuran bantitatif merupakan
penilaian terhadap kelaparan yang &pat dihitung secara kuantitas meld ui pengukuran konsumsi, daiam ha1 ini seseorang dikatakan lapar apabila konsumsinya kurang dari 70% kebutuhan energ disertai penurtmm berat badan. Kedua ukuran kualitatif yang menrpakm penilaian terhadap
persepsi kelaparan dari individu yang mengalami kelaparan, diga1i rneldui
tujuh pertanyan. Hssil pengukuran dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori yaitu lapar dm tidak Irrpar. Seorang individu dikatakan lapar
apabila dalarn setahun atau dua bulan te&r
terjadi penurunan frekuensi
dm atau porsi makan, disemi penunrnan berat badan h e n a rendahnya daya beli atau rendahnya ketersediaan pangan. Seorang individu dikatakan
tidak lapar apabila individu tersebut tidak mengalami penurunan frekuensi makan, porsi makan, atau terjadi penurunan fkkuensi dan porsi rnakan, tetapi tidak sampai menwunkan berat badan, atau mengalami penunrnan
kkuensi dan atau p s i makan, juga berat badan, -pi
bukan karena alasan
ekonomi atau ketersediaan pngan.
Determinan kelapmn merupakan seluruh Wor atau variabel sosiaI ekonomi dan demogdi
yang mempenganthi kelaparan baik lmgsung maupun tidak
b u g -
Indikator kelaparan adalah sesuatu infomasi yang dapat lukur baik secara kuantitatif mupun kualitatif, yang dapat memberikan indikasi tentang
keadaan kelaparan. Rumahtilngga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagan atau seluruh
bangunan fisik rumah dan rnakan clan satu dapur. Orang yang dianggap anggota rurnahtangga dalam penelitian ini adalah orang yang sudah tinggal minimal 6 bulan atau akan tinggal minimal 6 bulan.
Persepsi kehparan penilaian contoh terhadap konsumsinya dm perasaan lapar yang dialaminya dalam dua bulan terakhir herdasarkan pengalaman dm warn yang dimi 11 kinya.
Konsumsi paogan individu adalah jumlah pangan yang dimakan oleh indwidu atau anggota rumahtangga yang dikurnpdkan dengan menggunakan metode gabungan yaitu recall selama tujuh hari berturut-turut dan metode
penimbangan. Tiogkat kecukupan energ=
yaitu perbandingan antara jumlah energi yang
dikonsurnsi individu dengan kecukupan energi yang dibutuhkan oIeh individu tersebut per hari. Konsumsi Energi
x 100%
TKE =
Kecukupan Energi Frekuensi konsumsi pangan adalah derajat keseringan mengkonsurnsi pangan
dalam satu minggu terakhir. Berat Pangan yang dikonsumsi jumlah dalarn gram (gr) untuk berbagzu jenis pangan yang dikonsumsi dalam satu hari.
Pengeluamn rumahtangga adalab besarnya uang yang dikeluarkan rumahtmgga
untuk pangan dan non pangan dalam satu tahun kernudim diw 12 buian, sehingga dipem1eh ratam pengeluaran rumahtangga per bulan (Rphulan). Pengeluaran perkapita adalah pengelurn rumahtangga d iw j urnlah anggota rumahtangga, &lam Rp/kapita/bulan.
JumIah anggota rumahtangga adalah banyaknya orang di &lam suatu
rumahtangga yang berbagi pendapatan, tempt clan konsumsi, serta makan dari satu dapur.
Pendidikan ayah dan ibu adalah pendidikan formal terhnggi yang dicapai,
dengan rnenghihtng jumlah tahun sekolah, tanpa rnenghitung tidak rulik kelas. Untuk kepentingan analisis pendidikan ayah dan ibu dikategorikan
kedalam 5 htegori yaitu tidak tamat SD, SD (1 -6 tahun), SMF (7-9 tahun), SMA ( 1 0-12 tahun) d m Perguruan Tingg (21 3 d u n ) .
Kontrol kenangan adalah peranan ibu atau suami dalam mengalokasikan
keuangan rumahtangga, apakah ibu krperan sendiri, d o m i m , setara suami
istri, suami dominan atau suami sendiri, &lam bidang makanan, kesehatan, pendidikan, pembelian alat rurnahtangga, rekreasi dm tabungan mmhtangga.
Strategi Coping Dalam Pemenuhan Pangan (food coping mxhankm)
merupakm b e h g a i usaha atau upaya yang dllakukan sewrang atau sekelompok
orang
menguntungkan
dalam
dalam
mengatasi
rangka
situasiflceadaan yang tidak
pernenuhan
pangan
anggota
mtangganya. Pengambilan keputusan merupakan pemjudan proses yang tejadi &lam
keluarga clan merupakan hasil interaksi di antara para anggota keluarga untuk saling mempengaruhi. Pengambilan keputusan dikelornpokkm dalam 5 kategori yaitu suami sendiri, suami dominan, suami dan istri setara, istri
dominan dm istri sendiri.