1
DAMPAK KEBERADAAN ATASE PERDAGANGAN TERHADAP NILAI EKSPOR INDONESIA
MUHAMMAD AULIA RAHMAN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Keberadaan Atase Perdagangan Terhadap Nilai Ekspor Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016
Muhammad Aulia Rahman NIM H14120064
ii
ABSTRAK MUHAMMAD AULIA RAHMAN. Analisis Dampak Keberadaan Atase Perdagangan Terhadap Nilai Ekspor Indonesia. Dibimbing oleh IDQAN FAHMI. Mengirimkan Atase Perdagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor. Atase Perdagangan merupakan perwakilan yang diutus oleh Indonesia untuk membantu Menteri Perdagangan dalam kegiatan promosi, kerjasama, fasilitasi, pengamatan pasar, dan perdagangan luar negeri. Defisit neraca perdagangan padah tahun 2013-2014 tidak sejalan dengan tujuan pengutusan Atase Perdagangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai eskpor indonesia. Analisis terhadap 181 negara pada tahun 2013 dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode regresi OLS (Ordinary Least Square). Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa defisit neraca perdagangan yang terjadi pada tahun 2013 bukan karena Atase Perdagangan Indonesia yang berada di luar negeri tidak efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Semua peubah bebas yang digunakan dalam model secara signifikan memengaruhi peubah tak bebas kecuali peubah dummy FTA. Peubah bebas yang secara signifikan memengaruhi peubah tak bebas adalah GDP riil per per kapita negara tujuan, jumlah populasi negara tujuan, jarak geografis negara tujuan, dan dummy Atase Perdagangan. Kata kunci: Atase Perdagangan, nilai eskpor, defisit perdagangan, OLS (Ordinary Least Square). ABSTRACT MUHAMMAD AULIA RAHMAN. the Impact of Trade Attache’s Existence to Indonesia’s Export. Supervised by IDQAN FAHMI. Sending Trade Attache abroad is one of Indonesia’s efforts to increase exports. Trade Attache is a representative which is sent by the Goverment of Indonesia to assist Minister of Trade in promotional activities, cooperation, facilitation, markets observation, and foreign trade. Trade deficit that occurred in 2013-2014 were not consistent with the mission of Trade Attache. This research was conducted to analyze the Impact of Trade Attache’s Existence to Indonesia’s Export. Analysis of the 181 countries in 2013 carried out by using OLS (Ordinary Least Square) regression method. The results of the study concluded that the trade deficit which occurred in 2013 weren’t because of the lack of Indonesian Trade Attache’s effectiveness in carrying out its duties and functions. Independent variables which used in the model were significanly affect the dependent variable, except FTA dummy variables. Independent variables that significantly affect the dependent variable are real GDP per capita of destination country, the population of destination country, geographical distance between Indonesia and destination country, and dummy Trade Attache. Key words: Trade Attache, export, trade deficit, Ordinary Least Square
iii
DAMPAK KEBERADAAN ATASE PERDAGANGAN TERHADAP NILAI EKSPOR INDONESIA
MUHAMMAD AULIA RAHMAN
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
iv
vi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ini ialah perdagangan internasional, dengan judul Dampak Keberadaan Atase Perdagangan Terhadap Nilai Ekspor Indonesia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa doa, dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 2. Bapak Dr. Ir. Idqan Fahmi, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya baik secara teknis, teoritis, dan moril selama penyusunan skripsi sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, MS selaku dosen penguji utama dan Ibu Dr. Eka Puspitawati, M.Si selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan kritik, saran, serta masukan demi perbaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan Staff Depertemen Ilmu Ekonomi yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan Strata-1. 5. Ayah (Yurmi Thaher) dan Ibu (Retno Budiarti), serta kakak-kakak Zillillah dan Annisa Karima yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, doa, dan motivasi. 6. Teman-teman satu bimbingan, Garan, Mab, Hida, Mona, dan Shofwan yang saling membantu dalam penyusunan skripsi. 7. Keluarga Ilmu Ekonomi 49 (Reza, Eko, Adit, Teguh, Irman, Faisal, Gustam, Asep, Galih, Naufal, Faaruq, Aprima, Daniel, Budi, Deni, Alex, Bayu, Ngurah, Vidy, Casey, Indah, Gisa, Vicky, Selly, Talitha, Dwi, Dewi, Shelvy, Silmi, Jani, Savanet, Fathya, Wita, Sara, Mia, Suteng, Wije, dan kawan-kawan lainnya). 8. Keluarga Hipotesa FEM IPB angkatan 49 dan 50. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, September 2016 Muhammad Aulia Rahman
vii
viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Perdagangan Internasional Faktor yang Memengaruhi Nilai Ekspor Indonesia Atase Perdagangan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode dan Pengolahan Data GAMBARAN UMUM Perkembangan Nilai Eskpor dan Perdagangan Indonesia Perkembangan GDP riil per kapita Negara tujuan Eskpor Perkembangan Populasi Negara Tujuan Ekspor HASIL DAN PEMBAHASAN Dampak Keberadaan Atase Perdagangan Terhadap Nilai Ekspor Indonesia KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
i i i 1 1 3 3 3 3 4 4 5 6 7 8 9 10 10 10 13 13 16 16 17 17 22 22 22 23 24 37
ixi
DAFTAR TABEL 1 2 3
Ringkasan hubungan peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian 8 Data dan Sumber data 10 Hasil estimasi dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan tahun 2013 18
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Kondisi ekspor dan impor Indonesia ke negara mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia tahun 2010-2014 2 Keseimbangan parsial perdagangan internasional 4 Kerangka pemikiran 9 Nilai ekspor Indonesia ke negara mitra dagang tahun 2001-2014 14 Rata-rata kontribusi nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor tahun 2013 15 Neraca perdagangan Indonesia tahun 2010-2014 15 GDP riil tujuh negara tujuan utama ekspor Indonesia tahun 2010-2013 16 Rata-rata kelahiran dan kematian per seribu penduduk tahun 2013 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Nilai Ekspor Indonesia, GDP riil per kapita, populasi, dan jarak geografis negara tujuan ekspor Indonesia tahun 2013 Negara tujuan ekspor Indonesia tahun 2013 Hasil estimasi menggunakan regresi OLS (Ordinary Least Square) Hasil uji normalitas Hasil uji multikolinearitas
24 30 35 35 36
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keterbukaan ekonomi memberikan pengaruh terhadap aktivitas perdagangan. Perdagangan barang dan jasa antar negara merupakan salah satu dampak dari keterbukaan ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terkena dampak dari keterbukaan ekonomi. Pemerintah Indonesia melakukan ekspor untuk menambah pemasukan bagi negara. Ekspor merupakan aktivitas perdagangan sebagai salah satu dampak dari adanya keterbukaan ekonomi, dimana ekspor adalah kegiatan menjual barang maupun jasa ke luar negeri demi mendapatkan pemasukan bagi negara. Faktor yang dapat memengaruhi eskpor diantaranya GDP riil dan populasi. GDP riil dan populasi dapat memperlihatkan sisi permintaan dan penawaran negara terhadap suatu komoditi. Ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditi minyak dan gas, yaitu sebesar 31.4 persen dari total ekspor Indonesia pada tahun 2013 berasal dari komoditi minyak dan gas (UNComtrade 2016). Ekspor sudah memberikan pemasukan lebih dari 1.7 triliun dolar Amerika dari tahun 2001-2014 (UNComtrade 2016). Dikarenakan alasan tersebut, setiap negara akan mengupayakan agar ekspor meningkat sehingga pemasukan bagi negara juga meningkat. Kondisi tersebut diupayakan dengan cara membuat selisih ekspor lebih besar dari impor yang akan membuat neraca perdagangan bernilai positif. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor agar neraca perdagangan Indonesia bernilai positif, seperti meningkatkan kualitas barang dan jasa, meningkatkan efisiensi produksi, melakukan kerjasama perdagangan dengan luar negeri untuk mengurangi hambatan tarif, dan salah satunya adalah mengirimkan perwakilan perdagangan ke luar negeri. Perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri dinamakan atase/kepala bidang perdagangan yang diutus oleh Kementerian Perdagangan Republik Indoesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 517/MPP/Kep/8/2003 pasal dua tentang tugas dan fungsi atase/kepala bidang perindustrian dan perdagangan, atase/kepala bidang perdagangan mempunyai tugas untuk membantu Menteri Perdagangan dalam kegiatan promosi, kerjasama, fasilitasi, pengamatan pasar, dan perdagangan luar negeri. Indonesia memiliki 23 Atase Perdagangan yang tersebar di dunia yang diharapkan dapat meningkatkan kerjasama perdagangan dengan luar negeri, baik kerjasama bilateral maupun multirateral dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Menurut Biro Perencanaan dan Organisasi Kementerian Luar Negeri, pada awal dibentuknya tahun 2003, Atase Perdagangan diutus ke negara-negara yang merupakan pasar tradisional Indonesia yaitu Jepang, China, Amerika Serikat, dan negara-negara di Uni Eropa serta negara-negara ASEAN. Seiring berjalannya waktu, Atase Perdagangan mulai diutus ke negara-negara lainnya seperti Rusia, Saudi Arabia, dan lain-lain dengan melihat daya beli masyarakatnya dan potensi keberlangsungan perdagangan dengan negara tersebut. Berdasarkan pertimbangan
2
tersebut, direncanakan Atase Perdagangan selanjutnya akan diutus ke negara Afrika Selatan dan negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Peru, dan Chili. Anggaran untuk penyelenggaraan Atase Perdagangan Indonesia di luar negeri dikelola oleh Kementerian Perdagangan Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan biaya yang besar untuk penyelenggaraan Atase Perdagangan setiap tahunnya. Pengeluaran biaya yang besar diharapakan agar Atase Perdagangan dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Berdasarkan laporan rekapitulasi anggaran Kementerian Perdagangan Indonesia, lebih dari enam puluh dua miliar rupiah dianggarkan untuk Atase Perdagangan pada tahun 2013. Pada tahun 2014, anggaran penyelenggaraan Atase Perdagangan mengalami penurunan menjadi sekitar lima puluh delapan miliar rupiah. Pada tahun 2015 anggaran kembali naik dengan total anggaran sebesar lebih dari tujuh puluh lima miliar rupiah dan lebih dari delapan puluh sembilah miliar rupiah pada tahun 2016. Dengan segala usaha yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia, yakni salah satunya adalah mengirim utusan perdagangan ke luar negeri, Indonesia masih saja mengalami defisit neraca perdagangan dengan negara mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia. Semenjak tahun 2001-2012 Indonesia terus mengalami surplus neraca perdagangan, artinya nilai ekspor indonesia selalu lebih besar dari impor, akan tetapi mulai tahun 2013 hingga 2014 Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan (Gambar 1). Defisit yang terjadi pada tahun 2013 yaitu lebih dari lima ratus juta dolar Amerika. 175
Miliar US$
150 125 100
Ekspor
75
Impor
50 25 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: UNComtrade, 2016 (diolah)
Gambar 1 Kondisi ekspor dan impor Indonesia ke negara mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia tahun 2010-2014
3
Perumusan Masalah
Defisit neraca perdagangan yang terjadi mengindikasikan adanya kontradiksi antara tugas dan fungsi Atase Perdagangan yang merupakan salah satu lembaga yang dipercaya untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke luar negeri dengan realita yang terjadi. Jika melihat lebih dalam lagi, untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia maka penelitian dengan membandingkan negara-negara tujuan ekspor Indonesia yang memiliki dan tidak memiliki Atase Perdagangan Indonesia perlu dilakukan. Terlebih lagi penelitian mengenai keefektifan perwakilan perdagangan belum banyak ditemukan, terutama di Indonesia Berdasarkan uraian, berikut perumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Apa saja faktor yang memengaruhi nilai ekspor Indonesia ? 2. Bagaimana dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia di negara mitra dagang ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor Indonesia. 2. Menganalisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia di negara mitra dagang.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Mahasiswa dan akademisi lainnya untuk dijadikan sebagai salah satu sumber referensi yang baik bagi kegiatan penulisan dan penelitian selanjutnya. 2. Pemerintah Kementerian Perdagangan sebagai informasi tambahan untuk melakukan pengambilan keputusan, baik berupa regulasi maupun segala aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia. 3. Masyarakat umum dan pihak-pihak lain dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang tugas dan fungsi Atase Perdagangan dan nilai ekspor Indonesia.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana nilai ekspor Indonesia di negara-negara tujuan ekspor yang memiliki dan yang tidak memiliki Atase
4
Perdagangan Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section yaitu nilai ekspor Indonesia dengan jumlah pengamatan sebanyak 181 negara pada tahun 2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi OLS (Ordinary Least Square).
TINJAUAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional
Perdagangan merupakan suatu proses pertukaran barang dan jasa yang dilakukan atas dasar keinginan antar pelaku ekonomi itu sendiri, untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Era keterbukaan ekonomi membuat perdagangan tidak hanya dilakukan dalam negara saja, tetapi sangat memungkinkan terjadinya perdagangan suatu negara dengan negara lain. Dunia sudah memasuki perdagangan bebas. Hampir tidak ada satu negarapun yang tidak melakukan hubungan dengan negara lain (Dumairy, 1997). Dalam perdagangan internasional, negara yang melakukan perdagangan bertujuan untuk mencari keuntungan dari perdagangan tersebut atau sering disebut juga surplus perdagangan. Selain bertujuan untuk mencari keuntungan, Krugman (2003) mengungkapkan bahwa alasan utama terjadinya perdagangan internasional: 1. Negara-negara berdagang karena antar negara berbedasatu sama lain. 2. Negara-negara berdagang bertujuan untuk mencapai skala ekonomi (economies of scale). Menurut Tambunan (2001), faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan internasional dapat dilihat dari teori permintaan dan penawaran. Dari teori penawaran dan permintaan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya kelebihan produksi dalam negeri suatu negara (penawaran) dan berlebihnya permintaan negara lain.
Sumber: Salvatore, 1997
Gambar 2 Keseimbangan Parsial Perdagangan Internasional
5
Gambar 3 menunjukkan keseimbangan parsial perdagangan internasional. Gambar memperlihatkan harga suatu komoditi di negara A sebesar Pa dan harga Komoditi di negara B sebesar Pb, sebelum terjadinya perdagangan internasional. Penawaran di pasar internasional atau dunia akan terjadi jika harga dunia lebih rendah dari Pb. Pada saat harga dunia sama dengan Pb maka di negara A akan terjadi excess supply (ES) sebesar A. Begitu juga dengan negara B akan terjadi excess demand (ED) sebesar B jika harga dunia sama dengan Pa. Dari A dan B akan terbentuk kurva ES dan ED yang akan menentukan harga yang terjadi di pasar dunia sebesar P*. Dengan adanya perdagangan tersebut, maka negara A akan mengekspor komoditi sebesar X, sedangkan negara B akan mengimpor komoditi sebesar M (Salvatore 1997).
Faktor yang Memengaruhi Nilai Ekspor Indonesia
GDP riil per Kapita Menurut Mankiw (2008), Gross Domestic Product (GDP) merupakan salah satu ukuran terbaik untuk melihat statistik ekonomi suatu negara.. GDP mengukur dua hal, yaitu total pendapatan dan total pengeluaran ekonomi dari barang dan jasa. Selain itu, GDP merupakan nilai pasar semua komoditi akhir yang diproduksi dalam kurun waktu tertentu. GDP terdiri dari dua tipe, yaitu GDP riil dan GDP nominal. GDP riil merupakan GDP yang nilai barang dan jasanya diukur dengan menggunakan harga konstan pada tahun tertentu, sedangkan GDP nominal merupakan GDP yang nilai barang dan jasanya diukur oleh harga berlaku. Dalam penelitian ini menggunakan GDP riil per kapita yaitu GDP riil yang sudah dibagi dengan jumlah penduduk yang juga merefleksikan pendapatan per kapita masyarakat (Mankiw 2008).
Populasi Populasi atau penduduk merupakan masyarakat yang menempati suatu negara secara sah berdasarkan hukum yang berlaku, baik yang permanen menetap atau sementara (World Bank 2016). Jumlah populasi dapat mencerminkan seberapa besar suatu negara. Dalam teori permintaan dan penawaran perdagangan internasional, jumlah populasi dapat menggambarkan sisi permintaan dan penawaran yang pada akhirnya akan memengaruhi ekspor. Dari sisi penawaran, semakin besar jumlah populasi maka akan semakin besar jumlah ketersediaan tenaga kerja. Semakin besar jumlah tenaga kerja akan meningkatkan produksi barang dan jasa di negara tersebut. Jika dari sisi permintaan, semakin besar jumlah populasi akan meningkatkan permintaan barang dan jasa domestik. Meningkatnya jumlah populasi berpotensi meningkatkan eskpor suatu negara jika dilihat dari sisi
6
penawaran dan juga berpotensi meurunkan ekspor dari sisi permintaan (Salvatore 1997).
Jarak Geografis Jarak merupakan salah satu faktor yang memengaruhi ekspor, yaitu sebagai faktor penghambat dalam perdagangan internasional, yang mengindikasikan biaya transportasi yang dibebankan kepada negara pengekspor. Semakin jauh jarak maka biaya transportasi akan semakin besar. Hal ini tentu saja akan memengaruhi ekspor. Terdapat dua peubah jarak yang biasa dipakai dalam estimasi model untuk menganalisis eskpor, yaitu jarak geografis dan jarak ekonomi. Jarak geografis merupakan jarak antara negara pengekspor dan negara pengimpor, sedangkan jarak ekonomi merupakan jarak geografis yang sudah dikalikan dengan rasio GDP riil negara tujuan ekspor terhadap total GDP riil negara tujuan ekspor. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai peubah adalah jarak geografis.
Atase Perdagangan
Atase Perdagangan merupakan lembaga yang secara administratif berada di bawah pembinaan Sekretariat Jendral Departemen Perdagangan. Lembaga tersebut diutus ke beberapa negara di luar negeri dengan tujuan untuk membantu Menteri Perdagangan dalam kegiatan promosi, kerjasama, fasilitasi, pengamatan pasar dan diplomasi di bidang perdagangan luar negeri (Kemendag 2016). Atase Perdagangan dalam menjalankan tugas dan fungsinya hanya bertanggung jawab di masing-masing negara akreditasinya saja atau di negara-negara dimana Atase Perdagangan tersebut ditempatkan. Dalam menjalankan fungsi fasilitasinya, Atase Perdagangan memiliki kegiatan sebagai berikut: 1. Peningkatan hubungan dagang (kontak bisnis) dan pemberian bantuan/advokasi kepada dunia usaha di negara mitra dagang. 2. Penyelesaian sengketa dagang (dumping subsidi, safeguards dan lain-lain). 3. Pengaturan misi dagang baik untuk pejabat pemerintah maupun dunia usaha. 4. Peningkatan kerjasama bilateral, regional dan mltilateral dengan negara mitra dagang di bidang perdagangan. Kegiatan pengamatan pasar dilakukan Atase Perdagangan untuk mencari peluang pasar produk Indonesia di negara mitra dagang serta kegiatan promosi investasi perdagangan dilakukan untuk menarik investor asing agar bersedia menanamkan modalnya untuk meningkatkan produksi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke negara mitra dagang tersebut. Penyebaran informasi tentang kebijakan baik di negara mitra dagang mengenai perdagangan (tarif, non-tarif, standar, dan lain-lain) juga dilakukan Atase Perdagangan (Kemendag 2016).
7
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia, megadaptasi penelitian Rose (2007). Dalam penelitiannya gravity model dijadikan rujukan peubah untuk menganalisis dampak dari keberadaan perwakilan perdagangan terhadap nilai ekspor Canada pada periode tahun 2002-2003. Menggunakan data cross section, penelitiannya menyimpulkan bahwa keberadaan perwakilan perdagangan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor suatu negara. Rose (2007) mengatakan bahwa keberadaan perwakilan perdagangan dapat meningkatkan 6-10 persen nilai ekspor suatu negara. Model dalam penelitian Rose (2007) menjadi model acuan dari penilitian ini. Peubah tak bebas yang digunakan yaitu nilai ekspor, sedangkan peubah bebas yang digunakan yaitu GDP riil per kapita, populasi negara tujuan ekspor, jarak geografis, dummy free trade agreement (FTA), yaitu untuk mengidentifikasi apa sudah ada kerja sama perdagangan bebas dengan negara tujuan ekspor, dan dummy perwakilan perdagangan untuk melihat ada atau tidaknya perwakilan perdagangan di negara tujuan ekspor. Hasil estimasi menunjukkan semua peubah bebas berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor. Penelitian lain yang juga menjadi referensi dalam penelitian ini adalah hasil penelitian Ciuriak (2014). Penelitian Ciuriak (2014) juga mengadaptasi dari penelitian Rose (2007), yang bertujuan untuk melihat bagaimana dampak keberadaan perwakilan perdagangan terhadap nilai ekspor Canada pada tahun 2012. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keberadaan pewakilan perdagangan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Canada. Pengaruh positif dari keberadaan perwakilan perdagangan terhadap nilai ekspor Canada dapat dilihat dari probabilitas dummy perwakilan perdagangan yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan dan koefisiennya yang positif. Dari hasil penelitian, peubah lainnya juga signifikan terhadap nilai ekspor. Penelitian mengenai ekspor Canada juga sebelumnya pernah dilakukan Biesebroeck, Yu dan Chen (2010) untuk menganalisis dampak dari Trade Commissioner Service (TCS) Canada terhadap ekspor perusahaan-perusahaan di Canada. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata ekspor perusahaan di Canada naik 17.9 persen dengan adanya TCS di negara tujuan ekspor. Ruel dan Zuidema (2012) dalam penelitiannya mengenai keefektifan perwakilan perdagangan terhadap nilai ekspor Belanda juga sependapat dengan hasil penelitian terdahulunya, bahwa perwakilan perdagangan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor suatu negara. Hubungan yang ditunjukkan oleh hasil penelitian juga memperlihatkan hubungan positif antara peubah nilai ekspor sebagai peubah tak bebas dengan peubah dummy perwakilan perdagangan sebagai peubah bebas. Tujuan dari penelitian ini relatif sama dengan penelitian terdahulu, yaitu ingin melihat bagaimana dampak keberadaan perwakilan perdagangan terhadap nilai ekspor. Dalam penelitian terdahulu pada umumnya perwakilan perdagangan begitu banyak mendapatkan aliran dana dari pemerintah, sehingga penelitian dilakukan untuk melihat apakah perwakilan perdagangan negara layak untuk mendapat bantuan dana yang begitu besar. Terlepas dari besaran aliran dana untuk
8
perwakilan perdagangan, penelitian ini tetap bertujuan untuk melihat keefektifan kinerja perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri yang juga mendapatkan aliran dana. Keefektifan dapat dilihat dari apakah perwakilan perdagangan Indonesia yang memiliki tugas untuk promosi, kerjasama, fasilitasi, pengamatan pasar dan perdagangan luar negeri berdampak positif terhadap nilai ekspor Indonesia. Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu, pada Tabel 1 berikut dapat dilihat ringkasan hubungan peubah tak bebas dengan peubah bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1 Ringkasan hubungan peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian Hubungan dengan peubah tak bebas Peubah bebas Positif Negatif Tidak signifikan GDP importir Rose (2007) Ciuriak (2014) Ruel dan Zuidema (2012) Populasi Rose (2007) Ciuriak (2014) Ruel dan Zuidema (2012) Biesebroeck, Yu dan Chen (2010) Jarak Rose (2007) Ciuriak (2014) Ruel dan Zuidema (2012) Free Trade Agreement Rose (2007) (FTA) Ciuriak (2014) Perwakilan perdagangan Rose (2007) Ciuriak (2014) Ruel dan Zuidema (2012) Biesebroeck, Yu dan Chen (2010)
Kerangka Pemikiran
Perdagangan Internasional memberikan peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Dengan impor maka suatu negara dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang tidak bisa terpenuhi oleh produksi dalam negeri saja. Dengan ekspor suatu negara bisa meningkatkan pendapatan negaranya, baik untuk kembali mengimpor jika memang diperlukan maupun untuk kepentingan negara lainnya. Ekspor atau lebih tepatnya nilai ekspor inilah yang seharusnya
9
ditingkatkan suatu negara dan salah satu lembaga yang bertugas membantu dalam perdagangan luar negeri atau internasional untuk meningkatkan nilai ekspor adalah Atase Perdagangan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dilakukan penelitian untuk menganalisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia dengan menggunakan metode regresi OLS (Ordinary Least Square). Peubah yang digunakan adalah nilai ekspor Indonesia, GDP riil per kapita negara tujuan ekspor, jumlah populasi negara tujuan ekspor, jarak geografis, dummy perjanjian kerjasama perdagangan bebas (FTA), dan dummy Atase Perdagangan Indonesia.
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
1.
2.
3.
4.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: GDP riil per kapita negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia, artinya peningkatan GDP riil per kapita negara tujuan akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Jumlah populasi negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia, artinya semakin besar populasi negara tujuan ekspor maka akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia di negara tersebut. Jarak geografis berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor Indonesia, artinya semakin besar jarak negara tujuan ekspor maka akan menurunkan nilai ekspor Indonesia di negara tersebut. Perjanjian kerjasama perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia, artinya jika negara
10
tujuan ekspor memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia maka akan meningkatkan nilai eskpor Indonesia di negara tersebut. 5. Atase Perdagangan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia, artinya jika di negara tujuan ekspor terdapat Atase Perdagangan maka akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia di negara tersebut.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data cross section digunakan untuk menganalisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia. Pengamatan dalam penelitian merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang berjumlah 181 pada tahun 2013. Pada Tabel 2 dapat dilihat jenis dan sumber data penelitian. Jenis peubah tak bebas dan peubah bebas yang digunakan dalam penelitian adalah nilai ekspor Indonesia, GDP riil per kapita negara tujuan ekspor, jumlah populasi negara tujuan ekspor, jarak geografis antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, dummy FTA, dan dummy Atase Perdagangan. Tabel 2 Data dan sumber data Jenis data
Sumber
Nilai ekspor Indonesia
UNComtrade
GDP riil per kapita
World Bank
Jarak geografis
CEPII
Populasi
World Bank
Free trade agreement (FTA)
Kementerian Perdagangan RI
Atase Perdagangan
Kementerian Perdagangan RI
Metode dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode regresi OLS (Ordinary Least Square) digunakan untuk menganalisis dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia. Dengan 181 pengamatan pada tahun 2013, metode regresi OLS (Ordinary Least Square) digunakan dengan memasukkan peubah dummy Atase Perdagangan untuk melihat perbedaan nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan
11
ekspor yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia dengan yang tidak memiliki. Data cross section diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Eviews 6.
Metode Ordinary Least Square (OLS) Metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) digunakan dalam menganalisis regresi linier berganda yakni regresi dimana lebih dari satu peubah penjelas atau peubah bebas. Metode ini digunakan untuk menjelaskan perilaku peubah tak bebas, dalam hal ini yaitu untuk mengidentifikasi dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia. Metode OLS memiliki beberapa sifat teoritis yang kokoh, yang diringkaskan dalam teorema Gauss-Markov, yaitu berdasarkan asumsi-asumsi dari model regresi linear klasik. Estimator OLS memiliki ragam yang terendah di antara estimator-estimator linier lainnya, dalam hal ini, estimator OLS disebut sebagai estimator tak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased Estimators / BLUE) (Gujarati, 1999). Model estimasi ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln). Transformasi model dilakukan untuk menghindari model dari bias, permasalahan normalitas, dan heteroskedastisitas. Estimasi model yang ditransformasi dirumuskan sebagai berikut. LnX ij = 𝛽0 + 𝛽1 Ln GDPj + 𝛽2 Ln POPj + 𝛽3 Ln DISTij + 𝛽4 DFTAij + 𝛽5 DATDGij + εij Keterangan: Xij GDPj POPj DISTij DFTAij DATDGij 𝜀𝑖𝑗 𝛽0 𝛽𝑛 i j
= Nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan (US$) = GDP riil per kapita negara tujuan (US$) = Jumlah populasi negara tujuan (jiwa) = Jarak geografis (Km) = Dummy FTA (0 = Indonesia tidak memiliki FTA dengan negara tujuan, 1= Indonesia memiliki FTA dengan negara tujuan). = Dummy Atase Perdagangan ( 0= tidak terdapat Atase Perdagangan Indonesia di negara tujuan, 1= terdapat Atase Perdagangan Indonesia di negara tujuan) = random error = Konstanta (intercept) = Parameter yang diduga (n = 1,2,...,5) = Eksportir (Indonesia) = Importir (negara tujuan)
Penjelasan peubah-peubah yang digunakan dalam model: 1. Nilai ekspor menjadi peubah tak bebas dalam model yang dinyatakan dalam US$. 2. GDP riil per kapita negara tujuan merupakan GDP riil negara tujuan dengan tahun dasar 2005 yang dinyatakan dalam US$. 3. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah total atau jumlah populasi di negara tujuan yang dinyatakan dalam satuan jiwa.
12
4. Jarak geografis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jarak dari Indonesia ke negara tujuan yang dinyatakan dalam satuan kilometer. 5. Dummy FTA merupakan peubah dummy dengan nilai 0 jika Indonesia tidak memiliki FTA dengan negara tujuan dan nilai 1 jika Indonesia memiliki FTA dengan negara tujuan. 6. Dummy Atase Perdagangan adalah peubah dummy dengan nilai 0 jika tidak terdapat Atase Perdagangan Indonesia di negara tujuan dan nilai 1 jika terdapat Atase Perdagangan Indonesia.
Uji Kriteria Ekonometrik Untuk mencapai kriteria model yang baik maka asumsi-asumsi yang mendasari model tersebut harus terpenuhi. Terdapat empat uji asumsi klasik, yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas, autokolerasi, dan normalitas. 1. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan asumsi klasik berupa ragam sisaan yang tidak konstan. Menurut Gujarati (1999), heteroskedastisitas dapat terjadi karena transformasi data yang tidak benar dan bentuk fungsional yang tidak tepat seperti model linier dengan model log-linear. Pelanggaran asumsi klasik heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot ragam sisaan atau menggunakan beberapa uji. Salah satu uji yang dapat dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah uji White. Dengan membandingkan probabilitas chi-square dengan taraf nyata maka dapat dilihat terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dalam estimasi model. Jika probabilitas chi-square lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka tidak terjadi heteroskedastisitas, begitupula dengan sebaliknya. 2. Multikolinearitas Pelanggaran asumsi berikutnya yang bisa saja terjadi adalah multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear kuat antar peubah bebas dalam persamaan regresi. Menurut Gujarati (1999), jika nilai R2 yang tinggi (R2 > 0.7) namun banyak tanda koefisien regresi tidak sesuai dengan teori, maka dapat diindikasikan terdapat multikolinearitas dalam model yang digunakan. Untuk melihat apakah ada atau tidak ada multikolinearitas dalam model maka dapat dilakukan dengan cara melihat korelasi antar peubah bebas. Jika korelasi antar peubah bebas ada yang lebih besar dari 0.8 maka dapat diindikasikan terjadi pelanggaran asumsi klasik dalam model, yaitu terdapat multikolinearitas. 3. Autokorelasi Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi klasik, yaitu terdapat korelasi antara anggota pengamatan. Autokorelasi mengakibatkan estimator tidak efisien karena tidak memiliki ragam minimum, sehingga kuadrat estimator bias atau bukan best linear unbiased estimator (BLUE). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat diuji dengan uji Durbin-Watson. 4. Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengidentifikasi error term menyebar secara normal atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat nilai Jarque-
13
Bera. Jika nilai Jarque-Bera lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka error term dalam model tersebut menyebar secara normal.
Uji kriteria statistik Uji kriteria statistik digunakan untuk menguji apakah peubah-peubah yang digunakan dalam model regresi signifikan atau tidak. Uji hipotesis ini terdiri dari uji F, uji t, dan uji R2 . 1. Uji F Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui apakah peubah bebas secara bersama-sama memengaruhi peubah tak bebas. Hipotesisnya adalah : H0 ∶ β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = βn = 0 H1 ∶ Minimal ada satu nilai yang tidak sama dengan nol Jika probabilitas lebih kecil dari taraf nyata α persen, maka sudah cukup bukti untuk tolah H0 , artinya minimal ada satu peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas pada taraf nyata α persen. 2. Uji t Uji t merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa jauh peubah bebas memengaruhi peubah tak bebas dengan menguji koefisien regresi secara individual. Hipotesisnya adalah H 0 ∶ βn = 0 H1 ∶ βn ≠ 0 Jika probabilitas lebih kecil dari taraf nyata α persen, maka sudah cukup bukti untuk tolak H0 , artinya peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas pada taraf nyata α persen. 3. Koefisien Determinasi (R2 ) Uji koefisien determinasi merupakan uji kesesuaian model yang bertujuan untuk mengukur keragaman peubah bebas menjelaskan keragaman peubah tak bebas. Ketika R2 =1, berarti seratus persen keragaman dalam peubah tak bebas dapat dijelaskan oleh keragaman peubah bebas yang terdapat dalam persamaan regresi.
GAMBARAN UMUM
Perkembangan Nilai Ekspor dan Perdagangan Indonesia
Total nilai ekspor Indonesia memiliki kecenderungan yang meningkat selama periode 2001-2014 (Gambar 5). Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor Indonesia sebesar 9.9 persen. Pertumbuhan nilai ekspor tertinggi Indonesia terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 29 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2009 akibat krisis ekonomi tahun 2008, yaitu sebesar -15 persen.
14
Miliar US$
200 150 100 50 0 2001
2004 Total
2007 Atase
2010
2013
Non-Atase
Sumber: UNComtrade, 2016 (diolah)
Gambar 4 Nilai ekspor Indonesia ke negara mitra dagang tahun 2001-2014 Ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditi migas. Komoditi migas memberikan kontribusi sebesar 31.4 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2013. Komoditi yang memberikan kontribusi terbesar selain migas adalah minyak yang berasal dari hewan dan tumbuhan, alat-alat elektronik, karet, dan mineral tambang. Minyak yang berasal dari hewan dan tumbuhan memberikan kontribusi sebesar 10.5 persen, alat-alat elektronik 5.7 persen, karet 5.1 persen serta mineral tambang sebesar 3.5 persen pada tahun 2013. Komoditi minyak sawit masih menjadi komoditi unggulan untuk sektor pertanian atau lebih tepatnya subsektor perkebunan. Memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia tahun 2013 sebesar 8.7 persen menjadikan minyak sawit sebagai komoditi pertanian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor Indonesia tahun 2013. Kecenderungan kenaikan dan penurunan total nilai ekspor Indonesia tidak jauh berbeda dengan kecenderungan nilai ekspor Indonesia ke negara mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia hanya besarannya saja yang berbeda (Gambar 5). Negara tujuan ekspor Indonesia tersebar di berbagai belahan dunia. Dari sepuluh negara tujuan ekspor terbesar Indonesia pada tahun 2013, tujuh diantaranya merupakan negara di benua Asia. Kesepuluh negara tujuan tersebut semuanya memiliki Atase Perdagangan Indonesia di negaranya. Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia pada tahun 2013 adalah Jepang, China, Singapura, Amerika Serikat, India, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Australia dan Belanda. Nilai eskpor ke lima besar negara tujuan ekspor, yaitu Jepang, China, Singapura, Amerika Serikat, dan India sudah memberikan kontribusi lebih dari lima puluh persen terhadap total nilai eskpor Indonesia pada tahun 2013 atau lebih tepatnya lima puluh empat persen (Gambar 6).
15
Japan
Japan 15% Lain-lain 33%
China Singapore China 13%
United States India
India 7%
Malaysia 6% Korea, Rep. 7%
Singapore 10%
Korea, Rep. Malaysia Lain-lain
United States 9%
Sumber: UNComtrade, 2016 (diolah)
Gambar 5 Rata-rata kontribusi nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor tahun 2013. Nilai ekspor Indonesia yang besar belum bisa mencerminkan baik tidaknya kondisi perdagangan Indonesia. Jika ingin melihat kondisi perdagangan suatu negara maka dapat dilihat dari neraca perdagangannya. Besaran dari neraca perdagangan merupakan selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara. Kondisi neraca perdagangan yang baik terlihat dari surplusnya neraca perdagangan. Surplus dapat terjadi dikarenakan lebih banyaknya negara tersebut mengekspor dibandingkan mengimpor. Benar bahwa rata-rata kecenderungan nilai ekspor Indonesia baik total maupun hanya ke negara mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia saja naik dari periode tahun 2001-2014, akan tetapi jika dilihat dari neraca perdagangannya, khususnya ekspor ke mitra dagang yang memiliki Atase Perdagangan. Indonesia mengalami defisit pada tahun 2013 dan 2014 (Gambar 7). Kecenderungan nilai ekspor yang meningkat juga diiringi dengan kecenderungan impor yang meningkat yang pada akhirnya pada tahun 2013 dan 2014 nilai impor lebih besar dari nilai ekspor. Besar defisit pada tahun 2013 mencapai lebih dari lima ratus juta dolar Amerika.
Miliar US$
30 20 10 0 -10 2010
2011 Atase
2012 Non-Atase
2013 Total
2014
Sumber: UNComtrade, 2016
Gambar 6 Neraca perdagangan Indonesia tahun 2010-2014
16
Perkembangan GDP riil per kapita Negara Tujuan Ekspor Tujuh besar negara tujuan utama eskpor Indonesia ditampilkan dalam Gambar 8. Dari tujuh besar negara tujuan ekspor Indonesia, Amerika Serikat memiliki GDP riil per kapita yang paling tinggi dengan nilai sebesar empat puluh lima ribu dolar Amerika pada tahun 2013. Jepang dan Singapura juga memiliki nilai GDP riil per kapita yang besar, dengan nilai lebih dari tiga puluh ribu dolar Amerika pada tahun 2013 (World Bank 2016). GDP riil per kapita negara Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 0.7 persen untuk Amerika, 0.8 persen untuk Jepang dan 1.3 persen untuk Singapura. 50
Ribu US$
40 30 20 10 0 2010 Japan India
2011 China Korea, Rep
2012 Singapore Malaysia
2013 United States
Sumber: World Bank, 2016 (diolah)
Gambar 7 GDP riil tujuh negara tujuan utama ekspor Indonesia tahun 2010-2013 GDP riil per kapita merepresentasikan daya beli masyarakat di suatu negara. Negara dengan GDP riil per kapita yang tinggi menunjukkan bahwa daya beli masyarakatnya tinggi, sehingga negara tersebut berpotensi untuk menjadi tujuan ekspor. GDP riil per kapita negara tujuan eskpor Indonesia dalam penelitian ini memiliki nilai yang beragam. Jika melihat GDP riil per kapita dunia maka nilainya selalu naik setiap tahun pada tahun 2001-2014, kecuali tahun 2009 (World Bank 2016). Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat di dunia meningkat setiap tahunnya.
Perkembangan Populasi Negara Tujuan Ekspor
Perkembangan jumlah populasi pada umumnya akan selalu meningkat, karena jika dilihat dari tahun 2001-2014 tingkat kelahiran per seribu orang di dunia selalu lebih besar dari tingkat kematian per seribu orangnya (World Bank 2016). Rata-rata pertumbuhan populasi dunia memang menurun menjadi 1.2 persen mulai dari tahun 2005 yang sebelumnya dari tahun 2001-2004 sebesar 1.3
17
persen, akan tetapi jumlah populasi dunia dari tahun 2001-2014 terus meningkat. Jumlah populasi dunia pada tahun 2013 sudah mencapai lebih dari tujuh miliar jiwa. Jumlah penduduk pria lebih banyak 0.4 persen dari wanita dan rata-rata populasi usia 15-64 tahun merupakan yang paling besar, yaitu 65.7 persen. 25 20 15 10 5 0 China
India
Kore, Rep
Malaysia
Birth rate
Singapore
United States
World
Death rate
Sumber: World Bank, 2016 (diolah)
Gambar 8 Rata-rata kelahiran dan kematian per seribu penduduk tahun 2013 Populasi lima besar negara tujuan utama ekspor Indonesia, tiga diantaranya termasuk ke dalam sepuluh besar negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia pada tahun 2013. Negara tersebut adalah China dan India dengan jumlah populasi mencapai lebih dari satu miliar juta jiwa serta Amerika Serikat dengan jumlah populasi lebih dari tiga ratus juta jiwa (World Bank 2016) dan negaranegara tersebut juga merupakan negara mitra dagang Indonesia yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia di negaranya. Jika melihat nilai rata-rata tingkat kelahiran per seribu penduduk setiap tahunnya yang selalu lebih besar dari ratarata tingkat kematian per seribu penduduk di dunia maupun di lima besar negara tujuan utama ekspor Indonesia kecuali Jepang, maka dapat diindikasikan bahwa sebagian besar populasi negara-negara di dunia akan terus meningkat setiap tahunnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Ekspor Indonesia
Dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia dianalisis menggunakan metode regresi OLS (Ordinary Least Square). Metode regresi OLS (Ordinary Least Square) digunakan untuk melihat pengaruh GDP riil per kapita negara-negara importir, pengaruh jarak geografis, pengaruh populasi negara importir, pengaruh dummy FTA, dan pengaruh dummy Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia. Negara tujuan ekspor dalam analisis berjumlah 181 negara. Tahun yang digunakan dalam analisis adalah tahun 2013.
18
Tabel 3 Hasil estimasi dampak keberadaan Atase Perdagangan terhadap nilai ekspor Indonesia ke negara tujuan tahun 2013 Variabel Dependen : LNX Variabel Independen Koefisien Probabilitas C 5.702071 0.0196 LNGDP 0.545458 0.0000* LNPOP 0.864403 0.0000* LNDIST -0.708789 0.0055* DFTA 0.807225 0.1140 DATDG 1.439235 0.0008* R-squared 0.740003 Durbin-Watson stat 1.765432 Adjusted R-squared 0.732574 F-statistic 99.61684 Prob(F-statistic) 0.000000 Keterangan : signifikan terhadap taraf nyata 5%(*)
Uji Asumsi Klasik Terdapat empat uji asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk mendeteksi ada atau tidak adanya masalah asumsi klasik pada sebuah model ekonometrika. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. 1.
Uji multikolinearitas Adanya masalah multikolinearitas pada suatu model dapat dideteksi dengan melihat nilai R2 yang tinggi (R2 >0.7), namun banyaknya koefisien yang tidak sesuai teori atau banyak variabel yang tidak signifikan (Gujarati 1999). Selain itu, multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai probabilitas (F-statistik) yang signifikan pada taraf nyata lima persen dan dengan melihat nilai korelasi antar peubah. Apabila ada nilai korelasi antar peubah yang lebih besar dari 0.8, berarti model tersebut memiliki masalah multikolinearitas. Model yang dianalisis memiliki probabilitas (F-statistik) lebih kecil dari taraf nyata lima persen, yaitu sebesar 0.000. Nilai korelasi antar peubah yang dianalisis di bawah 0.8 sehingga dapat disimpulkan tidak ada pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas. 2. Uji heteroskedastisitas Masalah heteroskedastisitas pada suatu model dapat dideteksi dengan menggunakan beberapa uji. Salah satunya adalah dengan menggunakan uji White. Dengan uji White kita akan membandingkan probabilitas Obs*R-square dengan taraf nyata lima persen. Dalam penelitian ini hasil probabilitas Obs*R-square yang didapat lebih besar dari taraf nyata lima persen, yaitu 0.7444 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pelanggaran asumsi klasik heteroskedastisitas. 3. Uji autokorelasi Masalah autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan nilai DurbinWatson statistic (DW). Nilai DW statistik yang semakin mendekati 2 menunjukkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model. Dalam model
19
masalah autokorelasi tidak terlalu menjadi perhatian karena data dalam model menggunakan data cross section. 4. Uji Normalitas Menyebar normal atau tidaknya residual (error term) suatu model dapat dilihat dari nilai Jarque-Bera (JB). Jika nilai JB lebih besar dari taraf nyata lima persen, maka residual model menyebar normal. Pada model yang dianalisis, nilai JB sebesar 15.54831 lebih besar dari taraf nyata lima persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa residual model menyebar normal.
Uji Kriteria Statistik Uji kriteria statistik adalah cara yang berfungsi untuk menguji apakah peubah-peubah yang digunakan dalam model regresi signifikan atau tidak. Uji kriteria statistik terdiri dari koefisien determinasi (R2 ), uji F, dan uji t. 1. Koefisien determinasi (R2 ) Nilai koefisien determinasi dari estimasi model sebesar 0.740003. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 74.0003 persen keragaman dari peubah tak bebas dapat dijelaskan oleh keragaman peubah-peubah bebas dan sisanya dijelaskan oleh peubah lain di luar model. Nilai R2 yang mendekati satu menunjukkan model tersebut dapat digunakan dengan cukup baik. 2. Uji F Nilai F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah peubah bebas secara bersama-sama memengaruhi peubah tak bebas pada tingkat kepercayaan 95 persen atau taraf nyata lima persen. Nilai F statistik yang lebih kecil dari taraf nyata mengindikasikan bahwa minimal ada satu peubah bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap peubah tak bebasnya. Nilai F-statistik pada model yang dianalisis memiliki probabilitas sebesar 0.0000 lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Dari nilai F statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat satu peubah bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap peubah tak bebasnya. 3. Uji t Uji t merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa jauh setiap peubah bebas memengaruhi peubah tak bebas dengan menguji koefisien regresi secara individual. Nilai probabilitas setiap peubah bebas yang lebih kecil dari taraf nyata lima persen mengindikasikan bahwa peubah bebas memengaruhi peubah tak bebas secara signifikan. Berdasarkan hasil estimasi model, peubah bebas yang memengaruhi nilai ekspor Indonesia secara signifikan pada taraf nyata lima persen adalah GDP riil per kapita negara tujuan, jumlah populasi negara tujuan, jarak geografis, dan dummy Atase Perdagangan. Terdapat pula peubah bebas yang tidak memengaruhi nilai ekspor Indonesia secara signifikan pada taraf nyata lima persen, yaitu peubah dummy FTA. Hasil estimasi yang sudah memenuhi uji kriteria ekonometrik dan uji kriteria statistik serta bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dirumuskan dengan persamaan model sebagai berikut.
20
Pengaruh GDP riil per kapita negara tujuan terhadap Nilai Ekspor Indonesia Menurut Timbergen (1962), GDP merupakan ukuran kapasitas penyerapan (absorbsi). Semakin besar GDP riil per kapita negara tujuan, maka semakin besar permintaan akan barang di negara tersebut, yang berdampak semakin besarnya eskpor dari negara asal ke negara tersebut, sehingga koefisien peubah GDP riil per kapita negara tujuan memiliki tanda positif (Chi 2010). Hasil estimasi dalam penelitian ini menunjukkan, peubah GDP riil per kapita negara tujuan signifikan memengaruhi nilai ekspor Indonesia pada taraf nyata lima persen dengan pengaruh positif. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan dibuktikan dengan nilai koefisien dan probabilitas GDP riil per kapita negara tujuan sebesar 0.545458 dan 0.0000, artinya jika terjadi peningkatan GDP riil per kapita negara tujuan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan peningkatan nilai ekspor sebesar 0.545458 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rose (2007), Ciuriak (2014), serta Ruel dan Zuidema (2012), dimana GDP riil per kapita berpengaruh positif terhadap nilai ekspor. Peningkatan GDP riil per kapita negara tujuan menunjukkan bahwa daya beli masyarakat dalam negara tersebut meningkat, sehingga berdampak pada konsumsi barang dan jasa di negara tersebut yang mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan jika GDP riil per kapita negara tujuan semakin tinggi, maka negara tersebut semakin berpotensi sebagai pasar bagi komoditi Indonesia.
Pengaruh Jarak Geografis terhadap Nilai Ekspor Indonesia Dari hasil penelitian, jarak geografis secara signifikan memiliki pengaruh negatif terhadap nilai ekspor Indonesia pada taraf nyata lima persen. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan dibuktikan dengan nilai koefisien dan probabilitas sebesar -0.708789 dan 0.0055, artinya jika terjadi peningkatan pada jarak geografis sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan penurunan nilai ekspor Indonesia sebesar 0.708789 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian yang menyatakan bahwa jarak memiliki pengaruh negatif terhadap aliran perdagangan bilateral. Jarak geografis dalam ekspor dan impor menggambarkan biaya transportasi. Biaya transportasi merupakan salah satu faktor penghambat dalam perdagangan, sehingga jarak geografis yang semakin jauh akan menyebabkan biaya transportasi meningkat. Hal tersebut berdampak pada naiknya harga barang yang diekspor atau diimpor. Hasil penelitian yang menunjukkan jarak geografis memiliki hubungan negatif terhadap nilai ekspor sejalan dengan penelitian Rose (2007), Ciuriak (2014), serta Ruel dan Zuidema (2012).
Pengaruh Jumlah Populasi terhadap Nilai Ekspor Indonesia Hasil penelitian menunjukkan jumlah populasi secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia pada taraf nyata lima persen. Hal
21
tersebut sesuai dengan hipotesis dan dibuktikan dengan nilai koefisien dan probabilitas sebesar 0.864403 dan 0.0000, artinya jika terjadi peningkatan pada jumlah populasi sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan peningkatan nilai ekspor Indonesia sebesar 0.864403 persen dengan asumsi ceteris paribus. Peningkatan jumlah populasi negara tujuan menunjukkan bahwa semakin banyaknya masyarakat dalam negara tersebut akan berdampak pada peningkatan konsumsi barang dan jasa di negara tersebut. Hal ini mengindikasikan jika jumlah populasi negara tujuan semakin tinggi, maka negara tersebut semakin berpotensi sebagai pasar bagi komoditi Indonesia. Hasil penelitian yang menunjukkan jumlah populasi bepengaruh positif terhadap nilai ekspor sejalan dengan penelitian Rose (2007), Ciuriak (2014), Ruel dan Zuidema (2012), serta Biesebroeck, Yu dan Chen (2010).
Pengaruh Free Trade Agreement (FTA) terhadap Nilai Ekspor Indonesia Dalam penelitian ini terdapat peubah dummy FTA, nilai 0 diberikan kepada negara tujuan ekspor Indonesia yang tidak memiliki perjanjian kerjasama perdagangan bebas dengan Indonesia, sedangkan nilai 1 diberikan kepada negara tujuan ekspor Indonesia yang memiliki perjanjian kerjasama perdagangan bebas dengan Indonesia. Hasil estimasi model menunjukkan koefisien dummy FTA tidak signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya perjanjian kerjasama perdagangan bebas antara negara tujuan ekspor dengan Indonesia, tidak memengaruhi peningkatan nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan hipotesis karena tujuan perjanjian kerjasama perdagangan bebas antar negara baik yang bersifat bilateral maupun multirateral disepakati untuk meningkatkan aktivitas perdagangan antar negara, baik ekspor maupun impor. Pada akhirnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah dummy FTA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia, maka hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian Ciuriak (2014) dan Rose (2007).
Pengaruh Atase Perdagangan terhadap Nilai Ekspor Indonesia Ciri khas dalam penelitian ini adalah adanya dummy Atase Perdagangan, nilai 0 diberikan kepada negara tujuan ekspor yang tidak memiliki Atase Perdagangan Indonesia, sedangkan nilai 1 diberikan kepada negara tujuan ekspor yang memiliki Atase Perdagangan Indonesia. Hasil estimasi model menunjukkan koefisien dummy Atase Perdagangan secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan dibuktikan dengan nilai koefisien dan probabilitas peubah dummy Atase Perdagangan sebesar 1.439235 dan 0.0008, artinya jika terdapat Atase Perdagangan di negara tujuan ekspor maka nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut akan meningkat sebesar 1.439235 kali dengan asumsi ceteris paribus. Hasil penelitian yang menunjukkan peubah dummy Atase Perdagangan atau perwakilan dagang memiliki hubungan positif terhadap nilai ekspor sejalan dengan penelitian Rose (2007), Ciuriak (2014), Ruel dan Zuidema (2012), serta
22
Biesebroeck, Yu dan Chen (2010). Hal tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan Atase Perdagangan Indonesia di luar negeri benar-benar memenuhi tugas dan fungsinya sebagai salah satu lembaga yang dipercayai Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa defisit neraca perdagangan yang terjadi pada tahun 2013 bukan karena Atase Perdagangan Indonesia yang berada di luar negeri tidak efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Semua faktor dalam penelitian yang memengaruhi nilai ekspor kecuali FTA secara signifikan memengaruhi nilai eskpor Indonesia. GDP riil per per kapita negara tujuan, jumlah populasi negara tujuan, dan Atase Perdagangan secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia. Jarak geografis negara tujuan dengan Indonesia secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor Indonesia. Hasil didapatkan dari estimasi menggunakan pendekatan metode regresi OLS (Ordinary Least Square). Jika membandingkan besar nilai koefisien peubah bebas, hasil estimasi menunjukkan bahwa keberadaan Atase Perdagangan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap nilai ekspor Indonesia. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa negara dengan GDP riil per kapita yang tinggi, jumlah populasi yang besar, jarak geografis yang relatif dekat dengan Indonesia berpotensi untuk dijadikan pasar bagi komoditi Indonesia. Pengiriman Atase Perdagangan Indonesia ke negara yang belum memiliki Atase Perdagangan Indonesia demi tujuan meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut juga perlu dipertimbangkan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan maka saran yang akan diberikan adalah sebagai berikut: 1. Penambahan Atase Perdagangan ke negara-negara yang belum memiliki Atase Perdagangan perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut. 2. Pemerintah Indonesia disarankan untuk mempertimbangkan penambahan anggaran untuk Kementerian Perdagangan, khususnya alokasi untuk Atase Perdagangan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja Atase Perdagangan Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA
Biesebroeck J, Chen S,Yu E. 2010. Does Economic Diplomacy Work? A meta Analysis on The Effect of Economic Diplomacy on International Economic Flows. Ottawa: Foreign Affairs and International Trade Canada. [CEPII] Centre d'Études Prospectives et d'Informations Internationales. 2016. Jarak Geografis [internet]. [diunduh Juni 2016]. Tersedia pada: http://www.cepii.fr. Chi T. 2010. Anempirical Study of Trade Competitiveness in the U.S. Technical Textile Industry. Jurnal of Textile and Apparel, Technology and Management. 6 (4). Ciuriak D. 2014. The Impact of Diplomatic Representation Abroad on Canada’s Export. Toronto: CD Howe Institute Technical Paper. Do T. 2006. A gravity Model for Trade Between Vietnam and Twenty Three European Countries [Thesis]. Department of Economics and Society. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Gujarati D. 1999. Ekonometrika Dasar. Zain, Sumarno, penerjemah: Hutauruk Gunawan, kordinator editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Basic Ecometrics. Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor: IPB Press. [Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2016. Tugas dan Fungsi Atase Perdagangan Indonesia [Internet]. [diunduh Juni 2016]. Tersedia pada: http://www.kemendag.go.id/id/news/2006/10/09/tugas-dan-fungsi-atasekepalabidang-perindustrian-dan-perdagangan-di-luar-negeri. Krugman P, Obstfeld M. 2004. Ekonomi Internasional. Faisal, Basri, penerjemah; Sarwiji , kordinator editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Internastional Economics. Ed ke-5. Mankiw N G. 2008. Principles of Macroeconomics 6th Edition [Ebook]. Mason (US): South-Western Cengage Learning. Rose A. 2007. The Foreign Service and Foreign Trade: Embassies as Export Promotion. The World Economy 30.1: 22-38. Ruel H, Zuidema L. 2012. The Effectiveness of Commercial Diplomacy: A Survey Among Dutch Embassies and Consulates. Netherland Institute of International Relation ‘Clingendael’ Discussion Paper 123. Salvatore D. 1997. Ekonomi Internasional. Munandar H, penerjemah; Sumiharti, editor. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: International Economics. Ed ke-5. Tambunan, Tulus T H. 2001. Perekonomian Indonesia teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia. Timbergen J. 1962. Shaping the World Economy: Suggestion for an International Economic Policy. New York: Twentieth Century Fund. [UNComtrade] United Nations Commodity Trade Statistic. Database. 2016. Data Query of Import and Export. [internet]. [diunduh Juni 2016]. Tersedia pada: https://wits.World Bank.org. [WB] World Bank. 2016. World Development Indicators [Internet]. [diunduh Juni 2016]. Tersedia pada: http://data.World Bank.org.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai Ekspor Indonesia, GDP riil per kapita, populasi, dan jarak geografis negara tujuan ekspor Indonesia tahun 2013 Nilai Ekspor GDP riil per Jarak Negara Populasi (jiwa) (ribu US$) kapita (US$) (kilometer) AFG 50,886 413 30,682,500 6,001 ALB 12,680 3,811 2,897,366 10,212 ARE 1,589,067 26,402 9,039,978 6,613 ARG 335,214 7,708 42,538,304 15,236 ARM 3,668 2,293 2,992,192 8,176 ATG 337 11,450 89,985 18,290 AUS 4,370,482 37,508 23,117,353 5,512 AUT 50,026 41,121 8,479,375 10,554 AZE 5,010 3,253 9,416,801 7,772 BDI 374 151 10,465,959 8,588 BEL 1,259,269 37,845 11,182,817 11,416 BEN 71,043 647 10,322,232 11,660 BFA 9,555 505 17,084,554 12,159 BGD 1,068,460 713 157,157,394 3,767 BGR 44,385 4,926 7,265,115 9,947 BHR 37,957 17,290 1,349,427 7,039 BHS 958 20,737 377,841 17,880 BIH 2,194 3,457 3,823,533 10,355 BLR 4,010 4,922 9,466,000 9,869 BLZ 1,016 3,957 344,193 17,940 BMU 1,626 68,638 65,001 16,992 BOL 4,556 1,358 10,399,931 17,453 BRA 1,514,413 5,927 204,259,377 15,644 BRB 2,511 14,475 282,503 18,350 BRN 122,696 24,554 411,499 1,533 BTN 91 1,977 754,637 4,170 BWA 1,649 6,931 2,176,510 8,807 CAF 8,476 229 4,710,678 9,863 CAN 782,347 37,757 35,155,499 15,815 CHE 81,946 58,921 8,089,346 11,223 CHL 170,767 9,773 17,575,833 15,614 CHN 22,601,487 3,619 1,357,380,000 5,221 CIV 58,368 1,019 21,622,490 12,372 CMR 35,915 991 22,211,166 10,641 COG 32,676 1,984 4,394,334 10,134
25
COL COM CPV CRI CUB CYE CYP DEU DJI DMA DNK DOM DZA ECU EGY ESP EST ETH FIN FJI FRA FSM GAB GBR GEO GHA GIN GMB GNB GNQ GRC GRD GTM GUY HKG HND HRV HTI HUN IND IRL IRN
132,043 2,808 1,181 22,839 13,519 61,992 9,813 2,883,423 286,406 2,147 224,504 31,521 240,532 81,427 1,101,773 1,810,444 46,304 42,385 149,112 23,558 1,082,862 922 16,256 1,634,805 58,654 246,517 49,400 38,494 4,906 4,606 149,215 1,281 35,865 2,285 2,693,254 7,522 21,381 72,360 91,235 13,031,303 56,038 469,356
4,497 599 2,704 6,044 5,306 22,152 14,660 38,669 1,194 5,957 47,220 4,950 3,331 3,730 1,468 24,805 11,993 294 39,137 3,672 35,755 2,351 7,323 40,545 2,567 752 302 446 420 12,677 18,125 6,397 2,308 1,559 33,639 1,635 10,542 485 11,473 1,164 49,826 3,438
47,342,363 751,697 507,258 4,706,433 11,362,505 1,141,652 10,514,272 82,132,753 864,554 72,005 5,614,932 10,281,408 38,186,135 15,661,312 87,613,909 46,620,045 1,317,997 94,558,374 5,438,972 880,487 65,925,498 103,718 1,650,351 64,128,226 3,776,000 26,164,432 11,948,726 1,866,878 1,757,138 797,082 10,965,211 105,902 15,690,793 761,033 7,187,500 7,849,059 4,255,689 10,431,249 9,893,082 1,279,498,874 4,598,294 77,152,445
19,772 6,995 14,515 18,767 17,903 8,923 10,705 11,227 7,312 18,384 10,842 18,607 11,649 19,116 8,979 12,188 10,155 7,721 10,155 7,869 11,584 5,901 10,833 11,719 8,220 11,958 13,685 13,786 13,680 10,940 9,829 18,607 17,922 18,364 3,262 18,266 10,566 18,648 10,348 4,998 12,079 7,411
26
IRQ ISL ISR ITA JAM JOR JPN KAZ KEN KGZ KHM KIR KNA KOR KWT LAO LBN LBR LBY LCA LKA LSO LTU LUX LVA MAC MAR MDA MDG MDV MEX MHL MKD MLI MLT MNG MOZ MRT MUS MWI MYS NAM
45,405 224 145,957 2,128,608 16,880 159,349 27,086,259 6,657 233,201 858 312,461 1,957 638 11,422,476 143,460 5,846 75,862 21,081 62,236 502 390,926 325 29,013 16,318 47,793 6,061 68,488 441 68,087 24,529 687,275 175 497 7,046 5,344 17,815 120,765 96,111 69,631 15,832 10,666,609 2,707
2,567 59,018 24,452 29,101 4,094 2,855 37,573 5,425 642 627 712 1,109 11,013 23,875 28,167 774 7,199 231 6,136 5,674 1,977 966 10,677 81,581 9,344 53,351 2,522 1,138 270 5,004 8,447 2,900 3,840 440 16,760 1,777 514 845 6,882 268 7,052 4,500
33,781,385 323,764 8,059,500 60,233,948 2,714,669 6,460,000 127,338,621 17,035,275 43,692,881 5,719,600 15,078,564 108,544 54,301 50,219,669 3,593,689 6,579,985 4,493,438 4,293,692 6,265,987 182,305 20,579,000 2,083,061 2,957,689 543,360 2,012,647 568,056 33,452,686 3,558,566 22,924,557 393,000 123,740,109 52,786 2,072,543 16,592,097 423,374 2,859,174 26,467,180 3,872,684 1,258,653 16,190,126 29,465,372 2,346,592
7,891 12,415 8,708 10,824 18,662 8,598 5,792 6,263 7,779 6,349 1,982 7,425 18,345 5,292 7,411 2,722 8,695 13,125 10,725 18,430 3,320 8,643 10,027 11,300 10,146 3,247 12,569 9,610 6,562 3,872 16,863 7,308 10,085 12,847 10,616 6,014 8,136 13,684 5,538 8,014 1,174 9,720
27
NER NGA NIC NLD NOR NPL NZL OMN PAK PAN PER PHL PLW PNG POL PRT PRY QAT ROM RUS RWA SAU SDN SEN SGP SLB SLE SLV STP SUR SVK SVN SWE SWZ SYC TCD TGO THA TJK TKM TMP TON
4,077 558,178 22,951 4,105,967 72,705 15,670 469,513 209,388 1,415,438 151,668 178,451 3,816,963 185 175,492 365,413 157,616 17,565 95,371 97,113 930,252 1,125 1,734,017 83,343 54,723 16,686,239 13,269 21,185 9,609 708 5,773 40,381 74,472 162,411 5,064 6,145 364 72,946 6,061,870 1,407 2,188 246,291 2,360
286 1,061 1,404 43,055 66,512 410 29,201 11,596 793 7,859 4,083 1,591 8,731 1,122 10,882 18,122 2,026 61,804 6,065 6,923 427 16,748 964 801 37,491 1,125 502 3,194 1,047 4,620 15,423 18,624 45,435 2,502 15,447 738 418 3,752 486 3,557 738 2,502
18,358,863 172,816,517 5,945,646 16,804,432 5,079,623 27,834,981 4,442,100 3,906,912 181,192,646 3,805,683 30,565,461 97,571,676 20,919 7,308,864 38,040,196 10,457,295 6,465,669 2,101,288 19,983,693 143,506,911 11,078,095 30,201,051 38,515,095 14,221,041 5,399,162 560,685 6,178,859 6,089,644 182,386 533,450 5,413,393 2,059,953 9,600,379 1,250,641 89,900 13,145,788 6,928,719 67,451,422 8,111,894 5,240,088 1,180,069 105,139
11,759 11,556 18,454 11,362 10,942 4,415 7,799 6,185 5,672 19,276 17,961 2,792 3,425 4,464 10,268 12,679 16,155 6,915 9,757 9,303 8,521 7,340 8,525 13,867 886 5,873 13,415 18,099 11,130 18,039 10,494 10,682 10,528 8,282 5,683 10,352 11,787 2,316 6,332 7,003 2,096 8,530
28
TTO TUN TUR TUV TZA UGA UKR URY USA UZB VCT VEN VNM VUT WSM YEM ZAF ZAR ZMB ZWE
14,919 75,894 1,536,241 105 192,714 10,105 639,217 29,495 15,741,132 9,558 367 61,914 2,400,880 4,267 6,482 156,312 1,270,335 28,457 935 4,289
Keterangan: AFG = Afghanistan ALB = Albania ARE = United Arab Emirates ARG = Argentina ARM = Armenia ATG = Antigua and Barbuda AUS = Australia AUT = Austria AZE = Azerbaijan BDI = Burundi BEL = Belgium BEN = Benin BFA = Burkina Faso = BGD Bangladesh = BGR Bulgaria = BHR Bahrain = BHS Bahamas, The BIH = Bosnia Herzegovina BLR = Belarus BLZ = Belize
14,319 3,889 8,720 2,654 568 429 2,099 7,772 45,661 903 5,530 6,429 1,028 2,089 2,668 709 6,090 268 1,005 451
BOL BRA BRB BRN BTN BWA CAF CAN CHE CHL CHN CIV CMR COG COL COM CPV CRI CUB CYE
1,348,240 10,886,500 75,010,202 9,876 50,213,457 36,573,387 45,489,600 3,407,969 316,497,531 30,243,200 109,327 30,276,045 89,759,500 253,165 190,390 25,533,217 53,157,490 72,552,861 15,246,086 14,898,092
18,649 11,007 9,453 7,991 7,453 8,269 9,581 15,126 16,180 6,513 18,499 19,180 3,023 6,797 7,157 7,295 9,478 10,126 8,604 8,297
= Bolivia = Brazil = Barbados = Brunei = Bhutan = Botswana = Central African Republic = Canada = Switzerland = Chile = China = Cote d'Ivoire = Cameroon = Congo, Rep. = Colombia = Comoros = Cape Verde = Costa Rica = Cuba = Czech Republic
29
BMU DEU DJI DMA DNK DOM DZA ECU EGY ESP EST ETH FIN FJI FRA FSM GAB GBR GEO GHA GIN GMB GNB GNQ GRC GRD GTM GUY HKG HND HRV HTI HUN IND IRL IRN IRQ ISL ISR ITA JAM JOR
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Bermuda Germany Djibouti Dominica Denmark Dominican Republic Algeria Ecuador Egypt, Arab Rep. Spain Estonia Ethiopia Finland Fiji France Micronesia, Fed. Sts. Gabon United Kingdom Georgia Ghana Guinea Gambia, The Guinea-Bissau Equatorial Guinea Greece Grenada Guatemala Guyana Hong Kong, China Honduras Croatia Haiti Hungary India Ireland Iran, Islamic Rep. Iraq Iceland Israel Italy Jamaica Jordan
CYP = KAZ = KEN = KGZ = KHM = KIR = KNA = KOR = KWT = LAO = LBN = LBR = LBY = LCA = LKA = LSO = LTU = LUX = LVA = MAC = MAR = MDA = MDG = MDV = MEX = MHL = MKD = MLI = MLT = MNG = MOZ = MRT = MUS = MWI = MYS = NAM = NER = NGA = NIC = NLD = NOR = NPL =
Cyprus Kazakhstan Kenya Kyrgyz Republic Cambodia Kiribati St. Kitts and Nevis Korea, Rep. Kuwait Lao PDR Lebanon Liberia Libya St. Lucia Sri Lanka Lesotho Lithuania Luxembourg Latvia Macao Morocco Moldova Madagascar Maldives Mexico Marshall Islands Macedonia, FYR Mali Malta Mongolia Mozambique Mauritania Mauritius Malawi Malaysia Namibia Niger Nigeria Nicaragua Netherlands Norway Nepal
30
JPN OMN PAK PAN PER PHL PLW PNG POL PRT PRY QAT ROM RUS RWA SAU SDN SEN SGP SLB SLE SLV STP SUR SVK SVN SWE SWZ SYC
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Japan Oman Pakistan Panama Peru Philippines Palau Papua New Guinea Poland Portugal Paraguay Qatar Romania Russian Federation Rwanda Saudi Arabia Sudan Senegal
NZL TCD TGO THA TJK TKM TMP TON TTO TUN TUR TUV TZA UGA UKR URY USA UZB
Singapore
VCT
= Solomon Islands = Sierra Leone = El Salvador = Sao Tome and Principe = Suriname = Slovak Republic = Slovenia = Sweden = Swaziland = Seychelles
VEN VNM VUT WSM YEM ZAF ZAR ZMB ZWE
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
New Zealand Chad Togo Thailand Tajikistan Turkmenistan Timor Timor Tonga Trinidad and Tobago Tunisia Turkey Tuvalu Tanzania Uganda Ukraine Uruguay United States Uzbekistan St.Vincent and the Grenadines Venezuela Vietnam Vanuatu Samoa Yemen South Africa Congo, Dem. Rep. Zambia Zimbabwe
Lampiran 2 Negara tujuan ekspor Indonesia tahun 2013 NEGARA LN_Xij LN_GDPj LN_DISTij LN_POPj DFTAij DATDGij AFG 17.75 6.02 8.70 17.24 0 0 ALB 16.36 8.25 9.23 14.88 0 0 ARE 21.19 10.18 8.80 16.02 0 0 ARG 19.63 8.95 9.63 17.57 0 0 ARM 15.12 7.74 9.01 14.91 0 0 ATG 12.73 9.35 9.81 11.41 0 0 AUS 22.20 10.53 8.61 16.96 1 1 AUT 17.73 10.62 9.26 15.95 0 0 AZE 15.43 8.09 8.96 16.06 0 0
31
BDI BEL BEN BFA BGD BGR BHR BHS BIH BLR BLZ BMU BOL BRA BRB BRN BTN BWA CAF CAN CHE CHL CHN CIV CMR COG COL COM CPV CRI CUB CYE CYP DEU DJI DMA DNK DOM DZA ECU EGY ESP
12.83 20.95 18.08 16.07 20.79 17.61 17.45 13.77 14.60 15.20 13.83 14.30 15.33 21.14 14.74 18.63 11.42 14.32 15.95 20.48 18.22 18.96 23.84 17.88 17.40 17.30 18.70 14.85 13.98 16.94 16.42 17.94 16.10 21.78 19.47 14.58 19.23 17.27 19.30 18.22 20.82 21.32
5.02 10.54 6.47 6.23 6.57 8.50 9.76 9.94 8.15 8.50 8.28 11.14 7.21 8.69 9.58 10.11 7.59 8.84 5.43 10.54 10.98 9.19 8.19 6.93 6.90 7.59 8.41 6.40 7.90 8.71 8.58 10.01 9.59 10.56 7.09 8.69 10.76 8.51 8.11 8.22 7.29 10.12
9.06 9.34 9.36 9.41 8.23 9.21 8.86 9.79 9.25 9.20 9.79 9.74 9.77 9.66 9.82 7.34 8.34 9.08 9.20 9.67 9.33 9.66 8.56 9.42 9.27 9.22 9.89 8.85 9.58 9.84 9.79 9.10 9.28 9.33 8.90 9.82 9.29 9.83 9.36 9.86 9.10 9.41
16.16 16.23 16.15 16.65 18.87 15.80 14.12 12.84 15.16 16.06 12.75 11.08 16.16 19.13 12.55 12.93 13.53 14.59 15.37 17.38 15.91 16.68 21.03 16.89 16.92 15.30 17.67 13.53 13.14 15.36 16.25 13.95 16.17 18.22 13.67 11.18 15.54 16.15 17.46 16.57 18.29 17.66
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
32
EST ETH FIN FJI FRA FSM GAB GBR GEO GHA GIN GMB GNB GNQ GRC GRD GTM GUY HKG HND HRV HTI HUN IND IRL IRN IRQ ISL ISR ITA JAM JOR JPN KAZ KEN KGZ KHM KIR KNA KOR KWT LAO
17.65 17.56 18.82 16.97 20.80 13.73 16.60 21.21 17.89 19.32 17.72 17.47 15.41 15.34 18.82 14.06 17.40 14.64 21.71 15.83 16.88 18.10 18.33 23.29 17.84 19.97 17.63 12.32 18.80 21.48 16.64 18.89 24.02 15.71 19.27 13.66 19.56 14.49 13.37 23.16 18.78 15.58
9.39 5.68 10.57 8.21 10.48 7.76 8.90 10.61 7.85 6.62 5.71 6.10 6.04 9.45 9.81 8.76 7.74 7.35 10.42 7.40 9.26 6.19 9.35 7.06 10.82 8.14 7.85 10.99 10.10 10.28 8.32 7.96 10.53 8.60 6.46 6.44 6.57 7.01 9.31 10.08 10.25 6.65
9.23 8.95 9.23 8.97 9.36 8.68 9.29 9.37 9.01 9.39 9.52 9.53 9.52 9.30 9.19 9.83 9.79 9.82 8.09 9.81 9.27 9.83 9.24 8.52 9.40 8.91 8.97 9.43 9.07 9.29 9.83 9.06 8.66 8.74 8.96 8.76 7.59 8.91 9.82 8.57 8.91 7.91
14.09 18.36 15.51 13.69 18.00 11.55 14.32 17.98 15.14 17.08 16.30 14.44 14.38 13.59 16.21 11.57 16.57 13.54 15.79 15.88 15.26 16.16 16.11 20.97 15.34 18.16 17.34 12.69 15.90 17.91 14.81 15.68 18.66 16.65 17.59 15.56 16.53 11.59 10.90 17.73 15.09 15.70
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
33
LBN LBR LBY LCA LKA LSO LTU LUX LVA MAC MAR MDA MDG MDV MEX MHL MKD MLI MLT MNG MOZ MRT MUS MWI MYS NAM NER NGA NIC NLD NOR NPL NZL OMN PAK PAN PER PHL PLW PNG POL PRT
18.14 16.86 17.95 13.13 19.78 12.69 17.18 16.61 17.68 15.62 18.04 13.00 18.04 17.02 20.35 12.07 13.12 15.77 15.49 16.70 18.61 18.38 18.06 16.58 23.09 14.81 15.22 20.14 16.95 22.14 18.10 16.57 19.97 19.16 21.07 18.84 19.00 22.06 12.13 18.98 19.72 18.88
8.88 5.44 8.72 8.64 7.59 6.87 9.28 11.31 9.14 10.88 7.83 7.04 5.60 8.52 9.04 7.97 8.25 6.09 9.73 7.48 6.24 6.74 8.84 5.59 8.86 8.41 5.65 6.97 7.25 10.67 11.11 6.02 10.28 9.36 6.68 8.97 8.31 7.37 9.07 7.02 9.29 9.80
9.07 9.48 9.28 9.82 8.11 9.06 9.21 9.33 9.22 8.09 9.44 9.17 8.79 8.26 9.73 8.90 9.22 9.46 9.27 8.70 9.00 9.52 8.62 8.99 7.07 9.18 9.37 9.35 9.82 9.34 9.30 8.39 8.96 8.73 8.64 9.87 9.80 7.93 8.14 8.40 9.24 9.45
15.32 15.27 15.65 12.11 16.84 14.55 14.90 13.21 14.51 13.25 17.33 15.08 16.95 12.88 18.63 10.87 14.54 16.62 12.96 14.87 17.09 15.17 14.05 16.60 17.20 14.67 16.73 18.97 15.60 16.64 15.44 17.14 15.31 15.18 19.02 15.15 17.24 18.40 9.95 15.80 17.45 16.16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
34
PRY QAT ROM RUS RWA SAU SDN SEN SGP SLB SLE SLV STP SUR SVK SVN SWE SWZ SYC TCD TGO THA TJK TKM TMP TON TTO TUN TUR TUV TZA UGA UKR URY USA UZB VCT VEN VNM VUT WSM YEM
16.68 18.37 18.39 20.65 13.93 21.27 18.24 17.82 23.54 16.40 16.87 16.08 13.47 15.57 17.51 18.13 18.91 15.44 15.63 12.80 18.11 22.53 14.16 14.60 19.32 14.67 16.52 18.14 21.15 11.56 19.08 16.13 20.28 17.20 23.48 16.07 12.81 17.94 21.60 15.27 15.68 18.87
7.61 11.03 8.71 8.84 6.06 9.73 6.87 6.69 10.53 7.03 6.22 8.07 6.95 8.44 9.64 9.83 10.72 7.83 9.65 6.60 6.03 8.23 6.19 8.18 6.60 7.83 9.57 8.27 9.07 7.88 6.34 6.06 7.65 8.96 10.73 6.81 8.62 8.77 6.94 7.64 7.89 6.56
9.69 8.84 9.19 9.14 9.05 8.90 9.05 9.54 6.79 8.68 9.50 9.80 9.32 9.80 9.26 9.28 9.26 9.02 8.65 9.24 9.37 7.75 8.75 8.85 7.65 9.05 9.83 9.31 9.15 8.99 8.92 9.02 9.17 9.62 9.69 8.78 9.83 9.86 8.01 8.82 8.88 8.89
15.68 14.56 16.81 18.78 16.22 17.22 17.47 16.47 15.50 13.24 15.64 15.62 12.11 13.19 15.50 14.54 16.08 14.04 11.41 16.39 15.75 18.03 15.91 15.47 13.98 11.56 14.11 16.20 18.13 9.20 17.73 17.41 17.63 15.04 19.57 17.22 11.60 17.23 18.31 12.44 12.16 17.06
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
35
ZAF ZAR ZMB ZWE
20.96 17.16 13.75 15.27
8.71 5.59 6.91 6.11
9.16 9.22 9.06 9.02
17.79 18.10 16.54 16.52
0 0 0 0
0 0 0 0
Lampiran 3 Hasil Estimasi Menggunakan regresi OLS (Ordinary Least Square) Dependent Variable: LNXIJ Method: Least Squares Date: 06/10/16 Time: 10:15 Sample: 1 181 Included observations: 181 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNGDPJ LNPOPJ LNDISTIJ FTAIJ ATDGIJ
5.702071 0.545458 0.864403 -0.708789 0.807225 1.439235
2.420277 0.079690 0.059222 0.252171 0.508219 0.421406
2.355958 6.844791 14.59601 -2.810746 1.588339 3.415318
0.0196 0.0000* 0.0000* 0.0055* 0.1140 0.0008*
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.740003 0.732574 1.428248 356.9810 -318.2942 99.61684 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
17.48387 2.761862 3.583361 3.689388 3.626347 1.765432
Keterangan : signifikan terhadap taraf nyata 5%(*)
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas 24
Series: RESID Sample 1 181 Observations 181
20
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
16
12
8
4
Jarque-Bera Probability
0 -3.75
-2.50
-1.25
0.00
1.25
2.50
3.75
-3.58e-15 0.184242 4.392463 -4.206171 1.408271 -0.587008 3.826645 15.54831 0.000420
36
Lampiran 5 Hasil Uji multikolinearitas LNPOPJ LNGDPJ LNPOPJ LNGDPJ LNDISTIJ DFTAIJ DATDGIJ
1.000000 -0.149127 -0.084659 0.235757 0.401986
-0.149127 1.000000 0.069822 0.114335 0.351234
LNDISTIJ
DFTAIJ
DATDGIJ
-0.084659 0.069822 1.000000 -0.620196 -0.244071
0.235757 0.114335 -0.620196 1.000000 0.445804
0.401986 0.351234 -0.244071 0.445804 1.000000
37
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28 September 1994 dari ayah Yurmi Thaher dan Ibu Retno Budiarti. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2000 penulis mengawali pendidikan di TK Allysa, Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar selama enam tahun di SDN Polisi 4 Bogor. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Bogor. Setelah lulus SMP, pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 7 Bogor dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Tulis. Selama masa pendidikan, selain mengikuti kegiatan akademik, penulis juga aktif pada berbagai bidang non-akademik. Selama menempuh pendidikan di SMA penulis pernah aktif menjadi Pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan ekstrakulikuler basket. Setelah memasuki dunia perkuliahan, penulis juga aktif berorganisasi di Hipotesa (Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) selama dua periode. Periode pertama sebagai pengurus bidang information, promotion, and internal relationship dan periode kedua sebagai Wakil Ketua Hipotesa bidang internal.