BAB II URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelesan titik tolak atau landasan pikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya.Untuk itu,perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarakan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti.(Nawawi, 2001:39).
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel,untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1.1
Teori Uses and Gratifications
Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Yang mulai hidup adalah penelitian tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media ?” Karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199).
Dalam teori Uses and Gratifications bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa.
Artinya,
manusia
itu
mempunyai
otonomi,
wewenang
untuk
memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana ( lewat media mana ) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan. Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas musik personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk gengsi diri, kepuasan batin, atau sekedar hiburan. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya.
Riset Uses and Grafitications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006: 204).
Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications, yaitu :
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan; 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengkaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;
Universitas Sumatera Utara
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan; 4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu; 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Adrianto, 2004: 71).
Dengan demikian, teori Uses and Gratifications telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan komunikasi dari perspektif khalayak. Adapun model Uses and Gratifications dilukiskan seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
- Variabel individual
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
- Variabel lingkungan
- Diversi
- Macam isi
- Pengetahuan
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
identity
dengan isi
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004,hlm.66.
Universitas Sumatera Utara
Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Daftar motif memang tidak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blummer agak praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blummer menyebutkan tiga orientasi: orientasi kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta
identitas
personal
(yakni,
“menggunakan
isi
media
untuk
memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri”). Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat diopersionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.(Rakhmat, 2004:66). Penggunaan
(uses)
isi
media
untuk
mendapatkan
pemenuhan
(gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification, salah teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289).
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audiece, dan pengkategorian isi media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifiacations, Katz (Effendy, 2000: 290) menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications : (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber Universitas Sumatera Utara
lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan uses and gratufications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Schramm dan Porter pernah memberikan formula untuk menjelaskan teori uses and gratifications :
Janji Imbalan = Probabilitas Seleksi Upaya yang diperlukan
Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya, menonton suatu acara pada televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan akan kebutuhan informasi atau hiburan. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Bila membagi janji imbalan dengan upaya yang diperlukan, maka memperoleh probabilitas seleksi dari media massa tertentu. Dapat memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial (Nurudin, 2011: 193).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Asal Usul Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ( kegunaan dan kepuasan ) pertama kali dikenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses On Mass Communications: Current Perspectives on Gratifications Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan. (Nurudin, 2011: 192).
Dalam teori ini Uses and Gratifications ditekankan bahwa audience aktif dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhu kebutuhannya. Teori ini lebih menekankan padad pendekatan manusiawi didalam melihat media, artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan media. Berdasarkan Blumer Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khlayak untuk menggunakan media dan sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri.
Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Teori yang tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Angota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. (Rakhmat,2004: 65).
Universitas Sumatera Utara
Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial dan sebagian orang merasa bahwa media merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada didunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca media berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi yang bermanfaat lainnya. Riset Uses and Grafitications bermula dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu.
Media dianggap berusaha
memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006: 204). Perkembangan teori Uses and Gratifications, media dibedakan dalam tiga fase yaitu :
Fase pertama, ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1947) memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audience untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audience.
Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola-pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audience mungkin berhubungan. (http://adiprakosa.blogspot.com/2007/11/uses-gratification.html di akses pada tanggal 14 Desember 2012)
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Keunggulan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ini bertujuan untuk menjelaskan tentang informasi yang ada di dalam media terutama media massa. Dalam teori ini audience tidak lagi dipandang sebagai orang pasif yang hanya menerima informasi yang disampaikan oleh media, tapi audience aktif dan selektif, dan juga kritis terhadap semua informasi yang disampaikan oleh media. Adapun keunggulan dari teori Uses and Gratifications adalah
1. Mengubah audience yang cenderung pasif menjadi audience yang lebih aktif dan selektif; 2. Memfokuskan perhatian pada individu dalam melihat proses komunikasi massa; 3. Untuk mengontrol penggunaan media dalam kehidupan kita, respek pada kemampuan intelektual dari penggunaan media; 4. Menyediakan analisis yang mencerahkan bagaimana berinteraksi dengan isi media; 5. Menyediakan wawasan yang berguna untuk dalam proses adopsi terhadap media baru; 6. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan pencapaian tujuan dari fungsi media itu sendiri (http://myrandhazone.blogspot.com/2010/12/uses-andgratifications-theory-teori.html di akses pada tanggal 15 Desember 2012).
2.1.1.3 Kelemahan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications telah memicu sejumlah kelemahan, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefenisikan konsep-konsep utama, dan karena pada dasarnya tidak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data. Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal usul pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media.
Beberapa kekurangan dan kelemahan Teori Uses and Gratificatiuons adalah : 1. Teori ini boleh dikatakan tidak bersifat teoritis karena masih samar dalam mendefenisikan konsep-konsep utama misalnya “keperluan” dan pada dasarnya lebih cenderung ke sebuah strategi pengumpulan data. 2. Seseorang menjadi ketergantungan terhadap suatu media sehingga tidak dapat berkembang. 3. Audience akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dengan media berbagai cara meskipun akan merugikan dirinya sendiri. 4. Media sering kali menciptakan kebingungan dan ketika hal yang membingungkan itu hadir, ketergantungan pada media akan meningkat. 5. Tidak banyak usaha yang boleh dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian kepuasan, acap kali keperluan yang ingin dipenuhi pengguna melalui manfaat media disimpulkan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai mengapa mereka memanfaatkan media, pengaruh pada kecurigaan bahwa keperluan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media. 6. Pendekatan teori Kegunaan dan Kepuasan ini juga jelas fokusnya terlalu sempit yaitu lebih bertumpu kepada individu. Pendekatan ini juga bersandarkan pada konsep-konsep psikologis seperti keperluan dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media yang berada dalam struktur tersebut. 7. Perspektif pendekatan kegunaan dan kepuasan juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interprestasi-interprestasisesuai kehendak mereka (White, 1994 dalam Teori Komunikasi 2008: 359). Menurut para penulis, pesan media massa lebih kepada memperkuat pandangan
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan yang dominan dan audience merasa susah untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”. 8. Dilihat dari sudut lain juga, bahwa banyak kegunaan komunikasi massa mungkin
melibatkan
langkah
perhatian
yang
rendah
dan
pada
kenyataannya sepatutnya diberi dengan nama ritualistik atau kebiasaan. Pendekatan Uses and Gratifications seharusnya mengarahkan perhatian kita kepada pada pengguna komunikasi massa.
Brenda Dervin (1980)
mencadangkan bahwa pengembangan pilihan informasi hendaklah dimulakan dengan kajian calon pengguna informasi dan pertanyaan yang berusaha untuk dijawab. Para penelitian
media di berbagai bidang hendaklah lebih banyak
melakukakan penelitian terhadap para audience maupun terhadap kepuasan yang diinginkan para audience. Penerimaan terhadap komunikasi massa, mungkin tidak selalu benar-benar disengaja atau bertujuan bertentangan dengan sejumlah gagasan dasar teori Uses and Gratifications. Pandangan ini mengusulkan banyak manfaat komunikasi massa mungkin melibatkan tingkat perhatian rendah, dan pada kenyataannya mungkin sudah sepatutunya diberi label ritualistik atau kebiasaan. Banyak orang yang tidak punya banyak waktu untuk minta pada pengawasan atau bimbingan pribadi tapi lebih tertari pada stimulus biasa-biasa yang menyenangkan (Severin, 2008:358-359).
2.1.1.4 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratifications
Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi audien sebagai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai suatu variabel ( Rubin, 1994 dalam Saverin, 2008:363 ). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian.
2.1.2
Motif Pemuasan Kebutuhan
Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Semua tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan faktor - faktor lain, yang disebut dengan motivasi (Walgito, 2010:255). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek didalamnya yaitu:
Keadaan terdorong dalam diri organisme (a drive state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaaan lingkungan, atau keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
Tujuan atau "goal" yang dituju oleh perilaku tersebut. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari
lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut dengan motif.
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa melakukan itu, Universitas Sumatera Utara
dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004:87). Dari defenisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulakn perbedaan dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media.
Jika motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan tujuanya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun media elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari longkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut motif.
Sehubungan dengan kebutuhannya, Katz, Gurevitch, dan Haas membuat beberapa motif individu kebutuhan manusia yang berkaitan dengan penggunaan media (Nurudin, 2004:184) adalah :
1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif) : Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.
Universitas Sumatera Utara
2. Affective needs (Kebutuhan afektif) Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Personal integrative needs (Kebutuhan integratif personal) Kebutuhan integratif personal adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Halhal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (Kebutuhan integratif sosial) Kebutuhan integratif sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan) Kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat ayng sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Cntohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan memberi hiburan, kita mengalami goncangan batin media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat ibadat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa media massa hanya memenuhi satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat bermain.
Motif pengguna dalam menggunakan Youtube sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang dikutip dari tipologi yang disarankan pendapat McQuail (1989: 72),
yakni : 1) Informasi, 2) Identitas
pribadi, 3) Integrasi dan interaksi sosial, serta 4) Hiburan.
Universitas Sumatera Utara
Keempat kategori motif tersebut, yaitu: 1. Motif Informasi (Surveillance) -
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
-
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
-
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
-
Belajar, pendidikan diri sendiri
-
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) -
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
-
Menemukan model perilaku
-
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain ( dalam media )
-
Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan interaksi sosial -
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
-
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
-
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
-
Membantu menjalankan peran sosial
-
Memungkinkan sesorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi) -
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
-
Bersantai
-
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis
-
Mengisi waktu
-
Penyaluran emosi
-
Memmbangkitkan gairah seks
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan semua manfaat yang disebutkan, karena memang lebih sulit untuk mengkaitkan motif, harapan dan pemakaian media tertentu. Dapat ditambahkan bahwa semua hal dalam urutan di atas dikatakan sama dengan pernyataan motivasi dan tujuan yang disadari. Sejumlah ide seringkali dapat dipahami oleh pemakai media, tetapi tidak mampu dinyatakan dengan mudah. Terlepas dari hal tersebut, terdapat bukti empiris yang cukup untuk menunujukkan bahwa setiap ide yang disebutkan dalam urutan tersebut diatas merupakan unsur dalam pola motivasi yang mendorong perilaku khalayak.
Dengan demikian, semuanya cocok dengan konsep mengenai fungsi media, dan berkaitan dengan pemahaman menyangkut peran yang dibawakan oleh media dalam menghubungkan anggota masyarakat dengan masyarakat.
2.1.3
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan
Teori pendekatan ini pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail (1994: 102) telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and Gratification Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada audience sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Pengguna dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka
Universitas Sumatera Utara
dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audience member. Dimana Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audience memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audience / khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain (Nurudin, 2011: 194).
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan obejk pasif yang hanya menerima apa yang diberi media). Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda.
Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini, yaitu :
Point pertama ialah, khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan.
Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
Universitas Sumatera Utara
Point ketiga ialah, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan.
Point keempat ialah, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak.
Point kelima ialah nilai pertimbangan seputar keperluan audience tentang media secara spesifik (Adrianto, 2004:71).
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada penggunanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pengguna dan membentuk harapan-harapan.
Pada derajat tertentu laporan penggunaan media oleh para penggunanya memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di saluran mana. Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para penggunanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benarbenar diseleksi. Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi dalam media. Namun sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam lingkup sosial di masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun teori ini tetap tepat untuk digunakan untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat menggunakan media.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut: 1. Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik. 2. Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasiinformasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. (http://kalambisu.blogspot.com/2009/01/teori-uses-and-gratificationkegunaan.html di akses pada tanggal 29 Agustus 2012).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian menceritakan tentang Uses and Gratifications:
1. Penelitian Ade Ardianta Harahap (2011) Penelitian ini berjudul “Tayangan Little Krishna dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan” dengan menggunakan Studi korelasional tentang hubungan tayangan little krishna di MNCTV terhadap pemenuhan kebutuhan hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Ade Ardianta Harahap merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tayangan film kartun Little Krishna mampu memenuhi kebutuhan hiburan anak Tamil berusia 12-15 tahundi Kelurahan Kampung Madras, Kota Medan.
Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori televisi sebagai media massa, teori Uses and Gratifications, motif penggunaan media dan tayangan film kartun Little Krishna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara tayangan film kartun Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah para warga kelurahan Kampung Madras yang terletak di kawasan Jl. Zainul Arifin Medan, yaitu warga masyarakat yang berusia antara 9-12 tahun yang berjumlah 141 orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan pendapat Arikunto, yaitu tingkat populasi besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Peneliti mengambil sampel yang digunakan yaitu sebanyak 35 orang, sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan Accidental Sampling.
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisen Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,726, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat berarti antara tayangan film kartun Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan dikalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan film kartun Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras , Kota Medan. Dengan menonton tayangan film Kartun Little Krishna di MNCTV, mereka mampu tertawa dan bergembira karena kisahnya yang singkat serta gambar animasi lucu yang disajikan tayangan tersebut sehingga bisa sejenak melupakan permasalahan mereka.
2. Penelitian Maydop Tiur Elfrina Silalahi (2010)
Penelitian yang pernah ada tentang Uses and Gratifications oleh Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang berjudul “Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan”. Adapun tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dikalangan mahsiswa USU dengan pemenuhan pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan, teori
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dan komunikasi massa, teori Uses and Gratifications, motif penggunaan media, dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara dengan jumlah populasi sebesar 4.476 orang dan dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% didapatkan jumlah reponden sebanyak 98 orang. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, dengan kriteria yakni mahasiswa USU dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi Stambuk 2007-2008 yang menonton tayangan MTV Insomnia sebanyak 3 kali. Selain buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden.
Dari penelitian yang dilakukan, hipotesa yang diterima adalah Ha, yakni terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU. Hasilnya dapat diketahui bahwa motivasi mahasiswa USU MTV Insomnia karena alasan kebutuhan pelepasan ketegangan sebesar 13,46%, ternyata ada motivasi lain untuk menonton MTV Insomnia. Para responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2008 menilai motivasi menonton tayangan MTV Insomnia hanya sebesar 13,46% menurut skala Guilford hubungan ini bersifat rendah tapi pasti. Motivasi lain untuk menonton tayangan MTV Insomnia yaitu sebesar 86,54% yaitu karena alasan hobi, mengisi waktu luang dan sekedar mencari hiburan.
3. Penelitian Rica Agnas Girsang (2009) Penelitian ini berjudul “Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di Surat Kabar dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya” ( Studi Korelasional
Universitas Sumatera Utara
Tentang Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di Surat Kabar terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ). Secara spesifik tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motif pemenuhan berita konflik Israel-Gaza dengan pemenuhan kebutuhan informasi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian maka dipakai rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, dari hasil ini maka diperoleh jumlah responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 94 orang responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah yaitu proportional stratified sampling, dimana dengan menggunakan teknik ini maka akan memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih dan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel adalah responden angkatan 2006-2008 dan mengetahui berita konflik Israel-Gaza. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain. Pengumpulan data dari responden melalui kuesiosner yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dihitung dengan menggunakan skala Likert dan metode wawancara langsung dengan responden yang terpilih.
Dengan menggunakan teknik analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motif pemenuhan bertita konflik Israel-Gaza dengan pemenuhan kebutuhan akan informasi pada mahasiswa FT USU, dengan hasil korelasi spearman 0,853. Hasil ini menunjukkan hubungan yang kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.
Terdapat motif yang mendasari dan mendorong para responden dalam mengkonsumsi berita konflik Israel-Gaza di surat kabar, maupun mengenai pemilihan media surat kabar yang dibaca, yaitu motif untuk mencari informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan , motif untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial dan dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain, kemudian motif untuk peneguhan kredibilitas, kepercayaan dan memperoleh status lebih sebagai mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan kebutuhan integratif personal. Penggunaan media surat kabar yang mereka pilih pada akhirnya dapat menimbulkan efek tertentu seperti bertambahnya pengetahuan, kepuasan dan pemenuhan akan kebutuhan informasinya.
2.2
Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:57).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Konsep atau variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah, pemanfaatan Youtube dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan. Pemanfaatan penggunaan Youtube terdiri dari konsep, motif dan pemuasan kebutuhan terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Model Teoritis
Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan-permasalahan terkait antara yang satu dan yang lainnya. Penggunaan Youtube pada penelitian ini mengarah kepada motif dan kepuasan. Dimana anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Pengguna memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.2 Model Teoritis Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
Media
- Variabel individual
- Informasi
- Mengakses
- Kebutuhan kognitif
youtube - Kebutuhan afektif - Identitas pribadi
- Kebutuhan integratif personal
- Integrasi dan interaksi sosial
- Kebutuhan integratif sosial
- Hiburan
- Kebutuhan pelepasan
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004 Universitas Sumatera Utara
2.4 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu operasional variabel sebagai berikut:
Tabel2.1 Variabel Operasional Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Motif mahasiswa menggunakan Youtube
Pemuasan kebutuhan yang terpenuhi
2.5
Informasi
Identitas pribadi
Integrasi dan interaksi sosial
Hiburan
Kebutuhan kognitif
Kebutuhan afektif
Kebutuhan integratif personal
Kebutuhan integratif sosial
Kebutuhan pelepasan
Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:46).
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Motif Mahasiswa a. Informasi: mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan
terdekat,
masyarakat dan
dunia,
mencari
Universitas Sumatera Utara
bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan halhal yang berkaitan dengan penentuan pilihan, memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum, belajar, pendidikan diri sendiri, dan memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas
pribadi:
menemukan
penunjang
nilai-nilai
pribadi,
menemukan model perilaku, mengidentifikasikan diri dengan nilainilai lain ( dalam media ), dan meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
c. Integrasi dan interaksi sosial: memperoleh nilai pengetahuan tentang keadaan orang lain serta empati sosial, mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial, membantu menjalankan peran sosial, dan memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat.
d. Hiburan: melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis, mengisi waktu, penyaluran emosi dan membangkitkan gairah seks.
2. Pemuasan Kebutuhan
a. Kebutuhan
kognitif:
berkaitan
dengan
peneguhan
informasi,
pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai, juga memuaskan rasa penasaran.
b. Kebutuhan afektif : berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang menyenangkan, sehingga dapat menimbulkan perasaan tertentu yang berupaya hanya bergejolak didalam hati saja pada mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebutuhan
integratif
personal:
berkaitan
dengan
peneguhan,
kepercayaan, stabilitas dan status individual. Seperti hasrat akan harga diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
d. Kebutuhan integratif sosial: berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarakn pada hasrat untuk berafiliasi.
e. Kebutuhan pelepasan: berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat.
Universitas Sumatera Utara