DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Dudung. 2003. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta Amir, Hamzah Sulaiman.1981.Media Audio Visual. Jakarta:PT. Gramedia. Ardianto, Elvinaro.2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif dan Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung: PT. Armico. Bagong Suyanto. 2005.Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Penerbit Kencana Pranada Media Group. (British) Institute of Public Relations (IPR).2002. Public Relatios frank Jefkins Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Creswell, Jhon W.2010. research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Penerjemah : Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Belajar Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya Bandung. Effendi, Onong U. 2003. Ilmu dan Teori Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti . 1986. Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja karya. .2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya .2003. Ilmu dan Teori Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya Bakti.
Frank Jefkins.2002.Public Relations edisi kelima. Jakarta : Erlangga. . 2004. Public Relations, terjemahan oleh Haris Munandar. Jakarta : Erlangga.
F Rachmadi. 1996. Public Relations dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghalia Indonesia. Cangara, Hafied.2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers . 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Cetakan ke IV. Jakarta: PT. GrafindoPersada. Jalaludin. Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya J.B Wahyudi. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama J. Sudarminta.2002.Epistemologi Dasar Pengantar Dasar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta. Kanisius. M. Linggar Anggoro. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara. Mattew B.Milles.1992. Analisis data kualitatif. Bandung : UI Press. Michael H. Walizer & Paul L. Wienr. 1993. Metode dan Analisis Penelitian : Mencari Hubungan Terjemahan Arief Sadiman. Jakarta : Erlangga Moleong, Lexy J.2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. .2004.Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. .2002.Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. .2004. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Morissan, M.A.2010. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Professional.Jakarta : Kencana. Nazir. Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Oemi Abdurrachman.1993. Dasar-dasar Public Relations, Cetakan Ke X. Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.
Perekayasaan dikutip dari PP Ka. BPPT Nomor 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk tekniks Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya Edisi Revisi. Pusbindiklat BPPT 2013 Ronny. Kountur. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit PPM Rosady, Ruslan. 1995. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Cetakan ke-1. Jakarta : Ghalia Indonesia. .1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : PT. Raja Grafindo. Smith, Jonathan A., Flowers,Paul.,and Larkin. Michael. 2009.Interpretative phenomenological analysis : theory, method and research. Los Angeles, London, New Dehli, Singapore, Washington : Sage. Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek : Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Sutrisno Hadi.1990. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset. Referensi lain : Kerekayasaan dikutip dari PP Ka. BPPT Nomor 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk tekniks Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya Edisi Revisi. Pusbindiklat BPPT 2013 Koentjaraningrat. Definisi Sosialisasi (online). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 dari http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasimenurut-para-ahli.html Pengertian Pengumpulan Data. (online). Diakses pada tanggal 18 Juni 2015 dari http://faralbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/
Susanti. Pengertian Perencanaan Menurut Para Ahli (17 Desember 2013).Blog (online). Diakses pada tanggal 18 Juni 2015 http://susanti1109.blogspot.com/2013/12/pengertian-perencanaan-menurut-paraahli.html Sumber Penelitian sebelumnya : Winda Chahayani Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” dalam skripsi sebelumnya mengangkat “Strategi Humas dikti dalam mensosialisasikan Program Beasiswa Pendidikan Misi untuk Pemerataan Akses Pendidikan” Anne Moerdiany Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia dalam skripsi sebelumnya mengangkat “Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu sebagai Batik Khas Kota Cimahi” Adelina Arumsari Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Public Relations Universitas Islam Bandung dalam skripsi sebelumnya mengangkat “Strategi Corporate Public Relations Perusahaan dalam rangka Membina Hubungan dengan Stakeholder”
Pedoman Wawancara Untuk Penelitian (Key Informan : Ka. Biro Umum dan Humas)
1. Siapa nama dan Jabatan Bapak di BPPT ? Jawab : I Gusti Ketut Astana, Kepala biro umum dan humas bppt 2. Berapa banyak staf di Biro Umum dan Humas, bagaimana pembagian tugasnya ? Jawab : Staf di biro saya ada 700an mba... Dibagi menjadi 4 bagian: perlengkapan,rumahtangga, hukum dan humas. Masing masing memiliki peran dan fungsi dalam mendukung layanan kepada unit kerja lain di BPPT. Pembagian tugas tentu saya delegasikan langsung melalui kepala bagian masing-masing. Namun tetap koordinasi dan persetujuan melalui saya. 3. Menurut Bapak, bagaimana Peran Humas bagi Organisasi ? Jawab : Peran humas bagi organisasi khususnya di era keterbukaan informasi publik ini sangat penting. Humas harus aktif, tanggap dan responsif baik ke luar organisasi maupun internal organisasi. Ke pihak eksternal, humas harus mampu membuat nama baik BPPT terus terjaga. Humas juga harus terus melakukan ekspose ke media massa perihal kinerja BPPT, sehingga publik tahu eksistensi BPPT. Sementara internal, humas juga harus mampu menjadi jembatan dalam menyampaikan informasi baik pimpinan ke pegawai dan sebaliknya. 4. Seperti apa Bapak melakukan perencanaan Humas ke level pimpinan yang lebih tinggi ? Jawab : Perencanaaan humas diberikan oleh kepala bagian humas kepada saya. Hal tersebut lalu saya sampaikan di forum rapat pimpinan untuk mendapat persetujuan serta masukan dan arahan lainnya. 5. Seperti apa arahan
dan
persetujuan
perencanaan Kehumasan yang diajukan ?
Bapak
dalam strategi
Jawab : Arahan dan persetujuan saya tentu berdasarkan disposisi dari pimpinan yang lebih tinggi. Jika pimpinan menyetujui, maka kepala bagian humas akan saya instruksikan untuk melaksanakan penugasan yang diberikan pimpinan terkait hal kehumasan. 6. Apakah Bapak melihat strategi yang digunakan Humas, sebagai salah satu bagian dibawah koordinasi Bapak, apa sudah baik atau bagaimana, mohon dijelaskan seperti apa koordinasinya ? Jawab : Kalau saya lihat untuk saat ini sudah baik. Dibandingkan era sebelumnya, humas saat ini lebih aktif dalam setiap kegiatan di BPPT. Strategi yang dilaksanakan juga lebih baik. Apalagi saat ini BPPT banyak terlibat dalam kegiatan nasional. Seperti science and technopark. Untuk itu humas harus lebih sigap dalam melaksanakan ekspose ke media akan peran BPPT dalam isu nasional. 7. Bagaimana hasil yang diharapkan dengan adanya strategi humas yang telah dilakukan oleh Organisasi ? Jawab : Tentu harapan saya hasil yang didapat adalah efektif dan maksimal. Maksudnya efektif tepat kepada sasaran publik yang dituju. serta maksimal adalah kesadaran publik akan kinerja BPPT makin diketahui oleh publik. 8. Bagaimana
idealnya
menurut
bapak
aktivitas
humas
untuk
diterapkan di BPPT ? Jawab : BPPT tidak seperti instansi lain. Banyak bidang teknologi dan output produk yang juga berbedabeda yang membutuhkan cara yang berbeda juga dalam menyampaikannya ke publik. Oleh karena itu saya terus berharap humas dapat lebih tanggap dan jemput bola ke unit kerja teknis untuk selalu mendapatkan isu aktual akan kegiaatan kerekayasaan dan penelitian yang sedang dikerjakan.
Pedoman Wawancara Untuk Penelitian (Key Informan : Ka. Bag Humas) A. Pertanyaan yang berkaitan dengan Strategi Perencanaan 1. Siapa nama dan Jabatan Ibu di BPPT ? Jawab : Yanti Permatasari (Kepala Bagian Humas) 2. Apa saja yang menjadi tugas Humas di BPPT ? Jawab : Berdasarkan tupoksinya. Bagian Humas bertugas untuk Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan Keprotokolan, Hubungan Media Massa Serta Publikasi Dan Dokumentasi 3. Berapa banyak staf di Humas, bagaimana pembagian tugasnya ? Jawab : Di Bagian Humas terdapat 27 orang staf. Untuk pembagian tugas biasanya kami awali dari rapat intern Humas di awal tahun kerja. 4. Strategi apa saja yang digunakan Humas dalam menyampaikan informasi kinerja BPPT ke public ? Jawab : Kami memiliki strategi untuk menciptakan Layanan Humas yang Lebih Profesional dan Lebih Responsif 5. Bagaimana proses perencanaan kegiatan humas tersebut ? Jawab ; UPAYA perencanaan layanan Kehumasan BPPT dilakukan melalui: Mewujudkan sistem kehumasan yang terintegrasi secara kelembagaan., Menciptakan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien dalam rangka pencitraan positif lembaga dan pimpinan, Lebih meningkatkan informasikan kinerja BPPT kepada masyarakat, Meningkatkan penyampaian informasi kehumasan BPPT yang terintegrasi, Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan unit kerja, mitra pengguna BPPT dan media massa. 6. Dalam membuat konsep kegiatan humas dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi, hal apa saja yang ditentukan ? Jawab : Dalam membuat konsep peningkatan layanan Kehumasan BPPT dilakukan melalui: mengumpulan data dari semua Unit terkait termasuk memanfaatkan Riset Kehumasan, perencanaan kehumasan baik program-program kehumasan
jangka pendek, menengah, dan panjang , pengorganisasian
pengelolaan kehumasan dengan membentuk Tim Kehumasan BPPT, pelaksanaan kegiatan kehumasan terpadu. Dan evaluasi rutin kegiatan kehumasan. 7. Dalam menentukan perencanaan program apa melibatkan semua staf di Humas atau seperti apa ? Jawab : Tentu melibatkan semua staf humas untuk saling bertukar ide dan gagasan 8. Apa semua staf di Humas mengetahui rencana kegiatan yang dilakukan ? Jawab : Tentu tahu, kam juga memiliki grup whatsapp untumk memudahkan berbagi info pekerjaan dan penugasan personil. B. Pertanyaan yang berkaitan dengan Strategi Pelaksanaan 1. Bagaimana tingkat keberhasilan kegiatan sosialiasasi yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ? Jawab : Kami rasa sampai saat ini kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim humas telah berjalan lancar dan menuju maksimal. 2. Strategi pelaksanaan apa saja yang ibu terapkan agar proses sosialisasi kerekayasaan teknologi berjalan maksimal ? Jawab : Strategi pelaksanaan yang kami lakukan adalah melalui identifikasi public yang kami rasa perlu untuk mengetahui info actual mengenai kegiatan kerekayasaan BPPT. 3. Apakah menurut ibu strategi pelaksanaan yang dilakukan sudah menghasilkan layanan humas yang maksimal ? Jawab : seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa kami rasa sampai saat ini kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim humas telah berjalan lancar dan menuju maksimal. 4. Bagaimana koordinasi yang ibu lakukan terkait strategi pelaksanaan ? Jawab : Koordinasi yang kami lakukan melalui Pimpinan BPPT, Pimpinan Sekretariat Utama BPPT dan Pimpinan Unit Kerja BPPT. Untuk ke staf biasanya melalui disposisi penugasan. C. Pertanyaan yang berkaitan dengan Bentuk Komunikasi dan Kegiatan Humas BPPT 1. Program atau Kegiatan Komunikasi seperti apa saja yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Program yang kami lakukan melalui: Penerbitan Media Informasi Humas Penyelenggaraan Humas Dan Pemberitaan Visualisasi Publikasi Dan Promosi Profile Film Dokumenter Sosialisasi Kehumasan Dan Protokol Pameran Produksi Dalam Negeri 2. Menurut Ibu, apakah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh Humas BPPT saat ini apakah sesuai dengan target yang telah direncanakan atau masih perlu ditingkatkan ? Jawab : Tentu kami harus terus tingkatkan setiap pekerjaan dan capaian yang telah kami lakukan dan kami raih 3. Otoritas apa yang dimiliki Ibu dalam melakukan kegiatan sosialisasi hasil kerekayasaan teknologi ? Jawab : otoritas yang kami miliki adalah menentukan dan melakukan berbagai program diatas tentunya atas persetujuan pimpinan. 4. Siapa saja yang menjadi sasaran atau audience dari kegiatan Humas BPPT? Jawab : Sasaran public humas BPPT adalah Eksternal Publik Media Massa Mahasiswa dan Pelajar Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerintah dan Lembaga Negara Pemerintahan Daerah Masyarakat Umum Internal Publik 5. Dalam menentukan bentuk kegiatan Humas apa saja yang menjadi dasar pertimbangan ibu ? Jawab : Tentu yang menjadi dasar pertimbangan kami adalah rencana kerja yang telah dianggarkan dan atas persetujuan dan arahan dari pimpinan di BPPT 6. Apakah kegiatan sosialisasi Humas mendapat dukungan dari berbagai pihak di BPPT ? Jawab : Alhamdulillah saya rasa untuk saat ini kami telah mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak di BPPT. Bahkan kami boleh mengikuti rapat
pimpinan dan mendapat arahan langsung dari pimpinan di BPPT untuk program komunikasi yang kami lakukan. D. Pertanyaan yang berkaitan dengan Kendala / Hambatan yang dialami oleh Humas BPPT 1. Bagaimana mekanisme evaluasi yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam kegiatan sosialisasi kerekayasaan teknologi ? Jawab : Evaluasi yang kami lakukan melalui rapat internal Humas. Dari situ kami akan melihat efektivitas program yang kami lakukan dan merencanakan pekerjaan serta program lain yang harus kami lakukan 2. Kendala apa saja yang ditemui oleh Humas BPPT pada saat pelaksanaan kegiatan mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ? Jawab : Kendala yang kami hadapi lumayan banyak dan merepotkan. Khususnya yang berurusan dengan pihak eksternal BPPT. Seperti dengan media massa. Apalagi tahun ini dan sebelumnya oknum di BPPT sempat berurusan dengan masalah hokum yakni dalam pengadaan busway. Kami sangat berupaya keras untuk terus menjaga citra positif bahwa BPPT bekerja di jalur yang benar dan tidak terlibat dalam hal tersebut. Kendala lain sepertinya adalah masalah jumlah personil dan waktu pelaksanaan acara yang terkadang serba mendadak. 3. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut ? Jawab : Tentu kami terus mengevaluasi setiap kendala yang kami hadapi. Dalam rapat internal biasanya kami cari solusi permasalahan. 4. Pengarahan seperti apa yang diberikan oleh Ibu dalam mengatasi setiap permasalahan dalam internal bagian Humas ? Jawab : Saya akan meminta semua personil Humas untuk terus berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan yang lebih tinggi. Karena seperti saya sampaikan tadi bahwa kami bertujuan untuk memberikan layanan humas yang professional dan responsive.
Pedoman Wawancara Untuk Penelitian (Key Informan : Ka. Sub Bag Media Massa) A. Pertanyaan yang berkaitan dengan Strategi Perencanaan 1. Siapa nama dan Jabatan Bapak di BPPT ? Jawab : Surya pratama (Kasubag hubungan media massa bppt) 2. Apa saja yang menjadi tugas Sub Bagian Media Massa di BPPT ? Jawab : Berdasarkan tupoksinya 3. Berapa banyak staf di Humas Bagian Media Massa, bagaimana pembagian tugasnya ? Jawab : Staf di HMM berjumlah 8 orang Pembagian tugas berdasarkan rapat awal tahun di bagian humas berdasarkan juga arahan dari kepala bagian humas Kemudian ada juga beberapa tugas yang sifatnya insidentil pada pelaksanaannya akan dibuat tim khusus yang juga atas persetujuan kepala bagian humas 4. Strategi apa saja yang digunakan Humas Bagian Media Massa dalam menyampaikan hasil kerekayasaan teknologi BPPT ke public ? Jawab : Strategi yang digunakan tentu melihat isu aktual di masyarakat yang solusinya ada di BPPT . Dalam hal ini juga melihat dari hasil kliping dari media cetak dan online serta isu di televisi yang aktual dan solusinya dari hal produk teknologi yang ada di BPPT. Strategi yang dilakukan bisa melalui pelaksanaan jumpa pers, press tour maupun media gathering serta pembuatan advertorial produk BPPT 5. Bagaimana proses perencanaan bagian media massa humas dalam mensosialisasikan hasil kerekyasaan teknologi ?
Jawab : Dalam merencanakan sosialisasi BPPT sub bag hmm akan melakukan koordinasi dengan kepala bagian humas untuk disampaikan dalam forum rapat pimpinan di BPPT Dalam forum rapat pimpinan akan diberikan persetujuan dan isu penting yang kiranya perlu disampaikan ke publik.
Setelah itu sub bag hmm akan menghubungi pihak media massa untuk pelaksanaannya. 6. Dalam membuat konsep kegiatan sosialisasi hasil kerekayasaan teknologi, hal apa saja yang ditentukan ?
Jawab : Yang ditentukan adalah : produk BPPT, media cetak atau elektronik yang dipilih untuk menyampaikan sosialisasi, serta publik yang menjadi segmen BPPT. B. Pertanyaan yang berkaitan dengan Strategi Pelaksanaan 1. Bagaimana tingkat keberhasilan kegiatan sosialiasasi yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Mengenai keberhasilan tentu sifatnya relatif. Keberhasilan bisa dirasakan dari meningkatnya kesadaran publik akan eksistensi BPPT dalam program-program yang sifatnya nasional. Selain itu keberhasilan juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah pemberitaan di media massa mengenai produk serta kegiatan BPPT. Untuk tahun ini BPPT banyak dilibatkan dalam isu nasional seperti di awal tahun BPPT terlibat dalam evakuasi pesawat Air Asia QZ 8501 dan hal ini mendapat ekspose pemberitaan yang besar di berbagai media nasional. Hal ini bisa dikatakan sukses untuk sosialisasi yang dilakukan BPPT. 2. Strategi pelaksanaan apa saja yang ibu terapkan agar proses sosialisasi kerekayasaan teknologi berjalan maksimal ?
Jawab : Strategi yang dilaksanakan bisasanya melalui pelaksanaan jumpa pers dan pembuatan advertorial di media massa. Strategi jumpa pers dirasa maksimal karena Humas BPPT telah membentuk Forum Waartawan Teknologi yang juga siap memberitakan hasil kerekayasaan BPPT ke publik. Kemudian strategi advertorial dirasa juga maksimal karena dengan pemasangan advertorial semua isu yang disampaikan akan dimuat semua baik di media cetak, online serta elektronik. C. Pertanyaan yang berkaitan dengan Bentuk Komunikasi dan Kegiatan Humas BPPT
1. Program atau Kegiatan Komunikasi seperti apa saja yang selalu dikomunikasi
oleh
Humas
Bagian
Media
Massa
BPPT
dalam
mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Bagian Media Massa BPPT dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi Seperti sudah disampaikan sebelumnyabahwa program komunikasi yang dilakukan adalah dengan melaksanakan jumpa pers, media gathering, press tour serta pemasangan adverrtorial baik di media cetak maupun televisi. 2. Menurut Bapak, apakah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh Humas BPPT saat ini apakah sesuai dengan target yang telah direncanakan atau masih perlu ditingkatkan ?
Jawab : Mengenai capaian tentu kita semua harus berusaha untuk meningkatkan dari apa yang telah kita raih sebelumnya. Kita tentu menginginkan hasil pemberitaan BPPT di media massa terus meningkat setiap tahunnya. 3. Otoritas apa yang dimiliki Bapak dalam melakukan kegiatan sosialisasi hasil kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Dalam pelaksanaan sosialisasi saya biasanya diminta untuk mengajukan usulan program serta koordinasi untuk pelaksanaan sosialisasi tersebut. D. Pertanyaan yang berkaitan dengan Kendala / Hambatan yang dialami oleh Humas BPPT 1. Bagaimana mekanisme evaluasi yang dilakukan oleh Humas Bagian Media Massa BPPT dalam kegiatan sosialisasi kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Evaluasi dilakukan melalui jumlah kliping pemberitaan media massa BPPT Biasanya dilihat jumlah kliping dan dibandingkan dengan tahun sebelumnya Setelah itu akan dilakukan evaluasi dalam rapat internal bagian Humas untuk menentukan langkah strategi lainnya aapabila dinilai hasil sosialisasi belum maksimal 2. Kendala apa saja yang ditemui oleh Humas Bagian Media Massa BPPT pada saat pelaksanaan kegiatan mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi ?
Jawab : Kendala yang biasa ditemui adalah waktu dan biaya.
Mengenai waktu adalah kesediaan waktu narasumber yang terkadang tidak bisa dihubungi dalam pelaksanaan sosialisasi. Kemudian juga ketersediaan waktu narasaumber yang terkadang untuk isu yang sama digantikan oleh narasumber lainnya membuat pesan yang disampaikan menjadi berbeda dan tidak seragam. Sementara mengenai kendala biaya adalah kurangnya kesediaan anggaran untuk melakukan sosialisasi yang lebih gencar ke publik. Seperti diketahui pemasangan advertorial
membutuhkan
biaya
yang
besar.
Sehingga
sulit
untuk
melaksanakannya dengan intensitas yang maksimal. 3. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut ?
Jawab : Mengatasi kendala ini dilakukan dengan cara melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan unit teknis terkait. Kemudian kita juga lebih memaksimalkan sosialisasi melalui pelaksanaan jumpa pers yang didukung oleh forum wartawan teknologi BPPT. 4. Pengarahan seperti apa yang diberikan oleh Bapak dalam mengatasi setiap permasalahan dalam internal bagian media massa humas ?
Jawab : Mengenai permasalahan yang timbul biasanya disampaikan dalam forum rapat internal humas dalam hal ini kendala yang terjadi dapat disampaikan dan mendapat solusi dari forum rapat tersebut.
KLIPING ONLINE PRESS CONFERENCE e VOTING BPPT
1. ANTARA NEWS
http://www.antaranews.com/berita/454747/e-voting-pangkas-biaya-pemilihan-hingga-50persen
E-voting pangkas biaya pemilihan hingga 50 persen
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) mengemukakan biaya pemilihan kepala daerah (pilkada) bisa dihemat hingga 50 persen apabila itu dijalankan menggunakan sistem pemungutan suara elektronik (e-voting). "Mesin-mesin ini (alat e-voting) bisa bergantian digunakan di kabupaten. Bisa hemat biaya 50 persen. Jika pilkada ada 400 kali, biaya yang dihemat tentu banyak," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hamman Riza di Jakarta,Senin.Ia mengatakan, investasi yang dibutuhkan per unit e-voting minimal mencapai Rp10 juta. "Untuk pemilihan kepala desa (pilkades) biasanya digunakan dua mesin e-votingsaja. Sedangkan untuk tingkat nasional atau Pemilu diperkirakan dibutuhkan 550.000 alat e-voting," ujar dia. Chief Engineer Reporting Program Pemilu Elektronik (e-voting) BPPT Faisol Baabdullah mengatakan, pemilihan jenis perangkat e-voting juga dapat mempengaruhi biaya investasi pelaksanaan pemungutan suara elektronik."Dalam simulasi penggunaan e-voting yang kita lakukan dana yang dihabiskan Rp12.000 hingga Rp16.000/ pemilih," ujar dia.
2. VIVA News
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/539937-bppt--pilkada-langsung-melalui-evoting-lebih-efisien
BPPT: Pilkada Langsung Melalui e-Voting Lebih Efisien
VIVAnews - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan pemilihan umum kepala daerah langsung menggunakan teknologi e-voting. Dengan sistem e-voting ini, pemilih akan memilih calon kepala daerahnya pada mesin yang mengeluarkan print kertas sebagai bukti telah memilih. Jadi tidak mencoblos pada kertas suara lagi. "Pilkada langsung dengan e-voting ini lebih efisien dan efektif. Dengan sistem ini biaya Pemilukada jauh lebih murah, yakni hemat hingga 50 persen dibandingkan pakai kertas suara," kata Andrari Grahitandaru, Kepala Program e-Pemilu BPPT dalam konfrensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat 19 September 2014. Andrari menuturkan, BPPT sudah menguji coba penggunaan sistem e-voting pada 13 kali pemilihan kepala desa di daerah Sumatera, Jawa dan Bali. Semuanya berhasil, data-data suara warga yang memilih juga aman. BPPT terang Andrari, juga pernah mencoba menggunakan sistem e-voting ini di Pilkada Bantaeng, Sulawesi Selatan, namun batal karena terbentur Undang-undang Pilkada. Menurut dia, Pilkada dengan e-voting ini jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan kertas suara yang memakan banyak anggaran setiap kali Pilkada. Ke depan dia berharap, KPU bisa bekerjasama dengan industri strategis untuk menciptakan e-voting dalam pelaksanaan Pilkada. "Oleh karena itu kami usulkan KPU menggandeng industri stategis agar perangkat e-voting ini diproduksi dalam negeri," ujar Andrari. Salah satu negara yang telah menggunakan e-voting untuk pemilihan umumnya adalah India. Negara yang berpenduduk kurang lebih mencapai 1 miliar jiwa itu berhasil menggunakan sistem tersebut, di samping itu
data suara pemilih juga terjamin."Saat pemungutan, perangkat e-voting tidak terhubung pada jaringan manapun. Jadi data yang dikirim hasilnya saja, saat penutupan (Pemungutan Suara), dengan satu kali klik langsung ditransfer ke data center (KPU). Jadi lebih aman dan akurat," terang dia. Ia menambahkan, bila Pilkada langsung tetap menggunakan kertas suara, proses pengiriman suaranya tidak perlu lagi berjenjang, namun lagsung dengan e-voting. "Itu namanya e-rekapitulasi," imbuhnya
3. GATRA
http://www.gatra.com/il-tek/sain/67248-bppt-siapkan-teknologi-e-voting-untuk-pilkadalangsung%E2%80%8F.html
BPPT Siapkan Teknologi e-Voting untuk Pilkada Langsung
Jakarta, GATRAnews- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis teknologi e-voting yang diharapkan akan dipakai untuk proses Pilkada langsung nantinya. "Dengan memanfaatkan TIK (teknologi informasi dan komunikasi), BPPT menjanjikan pemilu yang tetap transparan, akuntabel, cepat dan akurat serta efisien. Hal ini sesuai dengan karakteristik utama TIK yang mendukung transparansi, mampu menghilangkan dimensi jarak dan waktu," ujar Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hammam Riza dalam konferensi persnya di gedung BPPT jalan M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat, Jumat (19/9). Manfaat utama dari e-Voting, menurut Hammam adalah kecepatan dan akurasi dimana pada saat penutupan, hasil langsung tampil pada perangkat, dicetak dan ditandatangani para saksi. "Kecepatan menghitung dan tabulasi secara otomatis dengan e-Voting, sudah merupakan keniscayaan dan wajib ditetapkan oleh penyelenggara pemilu, sebagai tujuan pemilu dan hasilnya sah sebagai dasar penetapan hasil dan bukan sebagai pembanding seperti sekarang," katanya. BPPT menilai sudah saatnya proses pemilu yang memanfaatkan TIK diakomodir dalam Undang-Undang dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Sementara menunggu penyiapan legalitas dan industri nasional pemasok perangkat pemilu elektronik, BPPT terus mengupayakan untuk diterapkannya eVoting pada pemilu, mulai dari tingkat kepala desa," kata Hammam.
4. GATRA
http://www.gatra.com/il-tek/sain/67258-pakai-e-voting,-bppt-harap-sengketa-pilkadabisa-berkurang%E2%80%8F.html
Pakai e-Voting, BPPT Berharap Sengketa Pilkada Bisa Berkurang
Jakarta, GATRAnews - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mempersiapkan perangkat untuk melaksanakan Pilkada langsung dengan e-Voting. BPPT berharap e-Voting bisa meminimalisir kecurangan dan sengketa yang kerap terjadi dalam sistem pilkada manual. "Tujuan kita pakaie-Voting kan supaya lebih transparan, cepat dan akuntabel. Jadi sengketa, kisruh akibat sistem manual yang selama ini kita terapkan bisa diminimalisir," jelas Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Dr. Ir. Hammam Riza saat berbincang dengan GATRAnews di gedung BPPT jalan M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat, Jumat (19/9). Hammam pun menepis keraguan beberapa pihak yang menyebut e-Voting rawan kecurangan dan manipulasi hasil pemilu. "Pernyataan itu sangat tidak beralasan ya. Dengan menggunakan e-Voting sistemnya lebih transparsn dan akuntabel, jadi apa masalahnya? Dengan sistem ini kan kita ingin meningkatkan kualitas pemilu kita. Selama ini kualitas pemilu kita rendah buktinya banyak sengketa," tegasnya. Kedepan BPPT akan membuat rekomendasi kepada pemerintah terkait sistem sampai dengan tata cara pelaksanaan e-Voting yang diharapkan akan digunakan dalam Pilkada. "Kita sudah siapkan grand design sistem e-Voting ini, dalam waktu dekat kita akan berikan ke pemerintah dan KPU," lanjut Hammam. Saat ini perangkat e-Voting sudah pernah dicoba di 13 pemilihan kepala desa diantaranya di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jembrana, bali dan Musi Rawas, Sumatera Selatan.
5. Republika Online
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/22/ncajnl-kalau-mau-hematpilkada-gunakan-evoter-saja
Kalau Mau Hemat, Pilkada Gunakan E-voter Saja
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) memperhitungkan penghematan biaya pemilihan kepala daerah (pilkada) hingga 50 persen apabila menggunakan sistem pemungutan suara elektronik (e-voting)."Mesin-mesin ini (alat e-voting) bisa bergantian digunakan di kabupaten. Bisa hemat biaya 50 persen, lumayan, berapa yang dihemat dari pilkada yang dilaksanakan lebih dari 400 kali," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hamman Riza di Jakarta, Senin. Menurut dia, penggunaan e-voting jika dilihat secara tanjibel maka biaya pilkada menjadi lebih murah. Sedangkan secara intanjibel maka kepercayaan masyarakat tumbuh atas proses pilkada itu karena proses yang akuntabel, cepat dan akurat. Harapannya, penggunaan alat e-voting untuk pemilu akan mendorong penyediaannya oleh industri nasional, sekaligus membuka kesempatan industri dalam negeri. Ia mengatakan, investasi yang dibutuhkan per unit e-voting minimal mencapai Rp10 juta. Namun ia meyakini jika produksi alat tersebut telah dilakukan secara massal maka harga akan lebih rendah. "Untuk pemilihan kepala desa (pilkades) biasanya digunakan dua mesin e-voting saja. Sedangkan untuk tingkat nasional atau Pemilu diperkirakan dibutuhkan 550.000 alat e-voting," ujar dia. Chief Engineer Reporting Program Pemilu Elektronik (e-voting) BPPT Faisol Ba'abdullah mengatakan, pemilihan jenis perangkat e-voting juga dapat mempengaruhi biaya investasi pelaksanaan pemungutan suara elektronik. "Kalau India bisa tekan harga produksi alatnya jadi murah karena pakai perangkat Embedded EVM yang 'special request', produksi massal alat ini bisa menekan harga produksi. Kalau sistem Direct Record E-Voting (DRE) yang mengarah ke open standard, memang bisa saja jatuh lebih mahal," ujar dia.
6. Yahoo
https://id.berita.yahoo.com/e-voting-pilkada-untuk-proses-demokrasi-yangakuntabel-062529452.html
E-voting Pilkada untuk Proses Demokrasi yang Akuntabel Antara – Jum, 19 Sep 2014 Jakarta (Antara) - Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) meyakini pemanfaatan teknologi pemungutan suara elektronik (e-voting) pada Pimilihan Kepala Daerah (Pilkada) mampu menciptakan proses demokrasi yang akuntabel, cepat, dan akurat. "E-voting menjadi penting terkait penggunaan teknologi informasi dalam berdemokrasi," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hamman Riza, dalam acara seminar dengan tema "Pilkada langsung dengan e- voting, kenapa tidak" di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat. Menurut dia BPPT terus berusaha agar ini dapat dilaksanakan mulai dari pemilihan kepala desa hingga presiden dan wakil presiden. Dia berharap dengan menggunakan e-Voting Indonesia akan memiliki pemilu yang akuntabel, cepat, akurat. Mampu menghilangkan dimensi jarak dan waktu dengan tetap berdasar pada enam azas pemilu Indonesia yakni langsung, umum, bebas, rahasia (Luber), serta jujur dan adil (Jurdil), selain juga reformasi dalam tata kelola sistem kepemiluan secara umum. Ia mengatakan e-Voting telah diperbolehkan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) sesuai amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 147/PUU-VII/2009 yang diusulkan dan sudah termaktub dalam RUU Pemilukada. Pada saat itu digunakan di Pemilukada Kabupaten Jembrana, Bali. Selain itu landasan hukum UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dapat menjadi payung hukum untuk segala aktifitas dan proses yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan latar belakang bahwa Pemanfaatan Teknologi dan Transaksi Elektorinik dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi. Bahkan untuk proses sengketa hukum pada Pemilukada dengan e-Voting sesuai pasal 5 UU 11 Tahun 2008 bahwa Informasi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah dan merupakan perluasan dari alat bukti sah sesuai dengan hukuk acara yang berlaku di Indonesia. "Jadi KPU (Komisi Pemilihan Umum-red) dapat buat peraturan KPU untuk pemilihan umum dengan semangat UU ITE tersebut. Dengan pemilu yang berjalan cepat tentu juga akan memperkecil biaya," ujar dia. Sementara itu, Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik BPPT Andrari Grahitandaru mengatakan sambil menunggu penyiapan legalitas dan industri nasional pemasok perangkat pemilu elektronik untuk pemerintah daerah maka BPPT terus mengupayakan untuk dipakai e-Voting pada pemilu tingkat kepala desa.
Sejauh ini e-Voting dalam pilkades telah dilaksanakan sebanyak 13 kali. Dan menurut dia, potensi konflik atau sengketa pilkades yang cukup besar di setiap desa yang tercata lebih dari 80.000 di Indonesia dapat dikurangi jika memanfaatkan e-Voting tersebut.(ma)
7. Rakyat Merdeka
http://politik.rmol.co/read/2014/09/22/173027/E-Voting-Bisa-Hemat-Biaya-Pilkada-50Persen-
E-Voting Bisa Hemat Biaya Pilkada 50 Persen
RMOL. Penggunaan sistem pemungutan suara elektronik (e-voting) bisa menghemat biaya pemilihan kepala daerah (Pilkada) hingga 50 persen. Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, Hamman Riza menjelaskan, alat-alat e-voting bahkan bergantian dapat digunakan di kabupaten/kota. "Bisa hemat biaya 50 persen, lumayan, berapa yang dihemat dari pilkada yang dilaksanakan lebih dari 400 kali," katanya di Jakarta, Senin (22/9). Jika dilihat secara tanjibel maka biaya pilkada, menurutnya, menjadi lebih murah. Sedangkan secara intanjibel maka kepercayaan masyarakat tumbuh atas proses Pilkada itu karena proses yang akuntabel, cepat dan akurat. Hamman mengkalkulasi untuk investasi per unit e-voting dibutuhkan minimal Rp 10 juta. Namun ia meyakini jika produksi alat tersebut telah dilakukan secara massal maka harga akan lebih rendah."Untuk pemilihan kepala desa (pilkades) biasanya digunakan dua mesin e-voting saja. Sedangkan untuk tingkat nasional atau Pemilu diperkirakan dibutuhkan 550.000 alat e-voting," ujar dia.[wid]
8. Berita Satu.com
http://www.beritasatu.com/politik/211076-pilkada-langsung-dengan-evoting-dinilaiefektif-dan-efisien.html
Pilkada Langsung dengan E-Voting Dinilai efektif dan Efisien
Jakarta - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung dengan evoting (pemungutan suara secara elektronik) dinilai efektif dan efisien. Kekhawatiran Pilkada langsung yang mahal bisa dipatahkan jika menggunakan teknologi cepat dan akurat. Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan, Pilkada dengan e-voting adalah sebuah keniscayaan. Dengan menggunakan teknologi informasi komunikasi (TIK) Indonesia memiliki penyelenggaraan pemilu yang transparan, akuntabel, cepat, akurat dan efisien. "Sudah saatnya kita melakukan perubahan mental dalam sistem pemilu yang dilandasi asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil," katanya dalam jumpa pers bertema "Pilkada Langsung dengan E-Voting, Kenapa Tidak", di Jakarta, Jumat (19/9). Hammam menambahkan, e-voting pun telah diperbolehkan dalam Pilkada sesuai dengan amar putusan Mahkamah Konstitusi No 147/PUU-VII/2009, yang sudah diusulkan dan sudah termaktub dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada. Dengan demikian, e-voting merupakan pilihan yang inovatif mendukung pilar demokrasi langsung yang berkualitas. "Oleh karena itu sudah saatnya proses pemilu menggunakan TIK diakomodir dalam undang-undang dan peraturan KPU (Komisi Pemilihan Umum)," kata Hammam. Sementara menunggu penyiapan legalitas dan industri nasional pemasok perangkat pemilu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mengupayakan untuk dipakainya e-voting pada pemilu tingkat kepala desa (Pilkades). Hingga saat ini sudah 13 Pilkades dilakukan dengan e-voting. Hammam memandang, solusi teknologi e-voting menjadi sangat efisien bila Pilkada dilaksanakan serentak di tingkat provinsi atau lebih kecil dan bukan serentak di tingkat nasional.
9. Suara Pembaruan
http://www.suarapembaruan.com/home/pilkada-langsung-dengan-e-voting-efektif-danefisien/65102
Pilkada
Langsung
dengan
E-Voting
Efektif
dan
Efisien
[JAKARTA] Pemilu kepala daerah (pemilukada) langsung dengan e-Voting dinilai efektif dan efisien. Kekhawatiran pemilukada langsung yang mahal bisa dipatahkan jika menggunakan teknologi cepat, akurat serta biaya pemilu bisa ditekan seperti e-Voting. Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan pemilukada dengan e-Voting adalah sebuah keniscayaan. Dengan menggunakan teknologi informasi komunikasi (TIK) Indonesia memiliki penyelenggaraan pemilu yang transparan, akuntabel, cepat, akurat dan efisien. "Sudah saatnya kita melakukan perubahan mental dalam sistem pemilu yang dilandasi asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil," katanya dalam jumpa pers tema "Pilkada Langsung dengan eVoting, Kenapa Tidak", di Jakarta, Jumat (19/9). Hammam menambahkan e-Voting pun telah diperbolehkan dalam Pemilukada sesuai dengan amar putusan Mahkamah Konstitusi No 147/PUU-VII/2009 yang sudah diusulkan dan sudah termaktub dalam RUU Pemilukada. Dengan demikian e-Voting merupakan pilihan yang inovatif mendukung pilar demokrasi langsung yang berkualitas. "Oleh karena itu sudah saatnya proses pemilu menggunakan TIK diakomodir dalam Undang-Undang dan Peraturan KPU," ucap Hammam. Sementara menunggu penyiapan legalitas dan industri nasional pemasok perangkat pemilu, maka BPPT terus mengupayakan untuk dipakainya e-Voting pada pemilu tingkat kepala desa (pilkades). Hingga saat ini sudah 13 kali pilkades dilakukan dengan e-Voting. "Harapan kami KPU tidak saja memelihara keberlangsungan seluruh sistem informasi KPU yang sudah dibangun pada Pemilu 2004 tetapi terus mengupayakan solusi teknologi pemilu berbasis TIK dan memanfaatkannya untuk keperluan pemilukada," paparnya. Hammam memandang solusi teknologi e-Voting menjadi sangat efisien bila pemilukada dilaksanakan serentak di tingkat provinsi atau lebih kecil dan bukan serentak di tingkat nasional. [R-15/L-8]
10. Bisnis.com
http://news.bisnis.com/read/20140919/356/258664/inilah-keuntungan-pilkada-langsungdengan-e-voting
Inilah Keuntungan Pilkada Langsung dengan e-Voting
Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi terus berupaya memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemilihan umum legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, dan kepala daerah. Salah satu cara pemilihan tersebut melalui e-voting. Hamam Riza, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) BPPT, mengatakan evoting merupakan pilihan yang inovatif dan penting dalam mendukung pilar demokrasi yang berkualitas. "Diharapkan e-voting mampu mengatasi permasalahan dalam penyelenggaran pemilu pada tahun-tahun sebelumnya," katanya di Jakarta dalam diskusi bertema Pilkada langsung dengan e-voting, kenapa tidak? di Jakarta, Jumat (19/9/2014). Dia mengatakan BPPT sudah mengusulkan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) langsung, dengan menggunakan teknologi e-voting. Menurut dia, dengan e-voting, pemilukada bisa lebih transparan, akuntabel, cepat dan akurat, serta efisien, sesuai dengan karakteristik utama TIK yang mampu mendukung transparansi, mampu menghilangkan dimensi jarak dan waktu. "Sudah saatnya kita melakukan revolusi mental, dan perubahan dalam sistem pemilu, dengan tetap menggunakan 6 azas pemilu Indonesia, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Juga reformasi dalam tata kelola sistem kepemiluan secara umum," ungkapnya. Faisol Ba'Abdullah, Chief Engineer Program Pemilu e-Voting BPPT, menambahkan dengan sistem e-voting, masyarakat memilih calon kepala daerahnya pada mesin yang akan mengeluarkan kertas, sebagai bukti telah memilih. Jadi tidak akan menyoblos pada kertas suara lagi. Menurut Faisol, pemilukada langsung dengan e-voting ini lebih efisien dan efektif.
Foto 1. E-Voting di Kabupaten Bantaeng
Foto 2. E-Voting di Boyolali
DIAN AGUSTINA
curriculum vitae
Address: Jl. M.Kahfi Gang Sabar RT/RW 002/004 Jagakarsa Jakarta Selatan Mobile : +0856 95908986 (mobile) / 0811.1088993 Phone : +62 21 3169115 email
:
[email protected] ;
[email protected]
PERSONAL PARTICULAR Date of Birth
: Jakarta, August 12, 1986
Gender
: Female
Nationality
: Indonesian
Marital Status
: Merried
Religion
: Moslem
Height/Weight
: 159 cm/ 56 kg
Health
: Excellent
EDUCATIONAL BACKGROUND 2005 - 2008
Universitas Budi Luhur Diploma 3 Secretary with GPA 3.55
2000 - 2003
SMU SUMBANGSIH (Senior High School), Jakarta
1997 - 2000
SLTP BHAYANGKARI 03 (Junior High School), Jakarta
1991 – 1997
SDN 01 Bojong Gede, Bogor
WORK EXPERIENCES Oct 2003 – Feb 2005
Administration Collection at PT. Wahana Ottomitra Multiarta,Tbk
Feb 2005 – March 2008
Customer Service at PT. Wahana Ottomitra Multiarta,Tbk
Nov 2009 – Feb 2010
Administration Collection at PT. Sinar Mitra Sepadan.
April 2010 – Dec 2010
Secretary for Director of The Directorate for Energy Resources Development Technology - BPPT
Jan 2011 – Mei 2014
Secretary for Deputy Chairman of BPPT
Mei 2014 – Now
Secretary for BPPT Chairman
SKILL AND STRENGTHS
Skill: Computer skill :
Ms Office Internet
Personal Strengths:
Flexible, energetic, dynamic, hard worker likes challenging, and having a high level of integrity. Self-motivated and creative individual. Ability to work individually or in a team easily and in demanding environment. Work well with people at all levels. Fast learner and eager to learn a new thing. Honest and responsibility.
HOBBIES
Traveling Browsing internet Learn a new thing
Sincerely, Dian Agustina