DAFTAR PUSTAKA
Ardiyansyah, AN. 2007. Studi Kapasitas Infiltrasi Pada Berbagai Macam Penggunaan Lahan Di Sub Das Hulu Cikapundung. [Skripsi]. Universitas Persada Indonesia. Bandung. Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Atmanto, WP. 1995. Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Hutan Kota (Studi Kasus di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Kotamadya Semarang). [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Tangerang. 2008. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Tangerang. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Tangerang. Tangerang. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang. 2008. Kota Tangerang dalam Angka Tahun 2008. BPS Kota Tangerang. Tangerang. Bertnatzky, A. 1978. Tree Ecology and Preservation. Elsivier Scientific Publ. Co. New York. Carpenter, PL., TD. Walker dan FO. Lanphear. 1975. Plants in The Landscape. W.H. Freeman and Co. San Francisco. Crowe, S. 1981. Garden Design. Packard Publishing Limited. London. Dahlan, EN. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia. Bogor. __________. 2003. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor. Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. PT. Medisa. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 2008. Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang (1995-2005). Tangerang.
112
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang. 2005. Identifikasi dan Pemetaan Konservasi Air Tanah Dangkal dan Air Tanah Dalam. Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Tangerang. Tangerang Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. 2003. Realisasi Daerah Hijau pada Tata Ruang Kota. [Makalah]. Seminar Percepatan Ruang Terbuka Hijau Kota Jakarta. Dinas Pertamanan Profinsi DKI Jakarta, Jakarta (3 Juli 2003). Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang. 2009. Rencana Strategis Dinas Pertanian 2009-2013. Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang. Tangerang Duryatmo, S. 2008. “Para Jagoan Serap Karbondioksida” dalam TRUBUS 459. Februari 2008. Fandeli, C. 2004. Perhutanan Kota. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Grey, GW. dan FI. Deneke. 1978. Urban Forestry. John Wiley and Sons Inc. New York Gunadi, S. 1995. Arti RTH Bagi Sebuah Kota. [Makalah]. Di dalam: Pemerintah Kota Surabaya, editor. Pemanfaatan RTH di Surabaya. Surabaya. Hakim, R. dan U. Hadi. 2002. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lanskap. Bina Aksara. Jakarta. Isyari, A. 2005. Pendugaan Laju Infiltrsasi pada Beberapa Penggunaan Lahan Di DAS Ciliwung Bagian Hulu. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Iverson, LR, S. Brown, A. Grainger, A. Prasad, and D. Liu. 1993. Carbon Sequestration In Tropical Asia: An Assasment of Technically Suitable Forest Lands Using Geographic Information System Analysis. Climate Reaserch. 3: 23-38 Joga, N. 2004. Kota Taman Singapura, Sebuah Refleksi bagi Jakarta. Kompas: 4 Juni 2004. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/07/Properti/ 1063304.htm Kurniawan, F. 1993. Daya Transpirasi Tanaman Perkotaan, dalam Dahlan, EN. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor. Lestari, SM. 2008. Pengaruh Urbanisasi Terhadap Perubahan dan Penutupan Lahan dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
113
Manan, S. 1976. Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran Sungai, dalam Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor. Marimin. 2005. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Grassindo. Jakarta. More, TA., T. Stevens dan PG. Allen. 1988. Valuation of Urban Parks. Lanscape and Urban Planning. 15 (1988): 139-152. Nurdin, Y. 1999. Studi Pola dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau Kotamadya Bogor. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurisjah, S. 1996. Strategi Untuk Meningkatkan dan Melestarikan Keanekaragaman Flora dan Fauna di Kawasan Perkotaan. [Makalah PSL 702]. Program Pascasarjana, PSL IPB. Bogor. __________. 2005. Penilaian Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan: Kasus Kotamadya Bogor. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pawitan, H. 1989. Karakterisasi Hidrologi dan Daur Limpasan Permukaan Daerah Aliran Sungai Ciliwung. [Laporan Penelitian]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pratiwi, AD. 2008. Pohon dan Kehidupan Manusia. Koran Pendidikan: 26 November 2008. http://www.koranpendidikan.com/artikel/2025/pohon-dankehidupan-manusia.html. Purnomohadi, H. 1994. Ruang Terbuka Hijau dan Pengelolaan Kualitas Udara di Metropolitan Jakarta. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana institut Pertanian Bogor. Bogor. Purnomohadi, S. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Direktorat Jendreral Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. 2005. Penghijauan sebagai Pereduksi Karbondioksida Di Perumahan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Rismunandar, 1984. Air, Fungsi dan Kegunaannya Bagi Pertanian. PT Sinar Baru. Bandung. Saaty, TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
114
Schmid, JA. 1979. Vegetation Types, Function, and Constrains in Metropolitan Enviroments. (In Planning The Uses and Management of Lands. Eds. MT. Beatty, GW. Petersen, LD. Swindale). ASA-CSSA-SSSA Publ. Madison, WI. Shrivani, H. 1985. The Urban Design Process. Van Nostrand Company, Inc. New York. Simonds, JO. 1983. Landscape Architecture. McGraw Hill Book Co. New York. Sugiharti, T. 1998. Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Kecepatan Fotosistesis dan Respirasi pada Tanaman Hutan Kota. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Thohir, KA. 1991. Butir-Butir Tata Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Tim Fahutan. 1987. Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Kerjasama Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan Departemen Kehutanan. Jakarta Tim IPB Bogor. 1993. Studi Penentuan Kawasan Lindung Dikaitkan dengan Pembangunan Regional yang Berkelanjutan. Kerjasama Departemen Kehutanan dan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Widodo, R. 2007. Mengintip Tangerang Dari http://www.tangerangkota.go.id/view.php?mode=71&sort_no=30
Satelit.
Widyastama, R. 1991. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota. Kompas: 11 Juli 1991. Wisesa, SPC. 1988. Studi Pengembangan Hutan Kota Di Wilayah Kotamadya Bogor. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yullyarty, AH. 2004. Kajian Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta untuk Meningkatkan Ketersediaan Air Dalam Tanah. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Zoer’aini, DI. 1994. Peranan Bentuk dan Struktur Kota Terhadap Kualitas Lingkungan Kota. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. __________. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lasekap Hutan Kota. PT Bumi Aksara. Jakarta
115
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Administrasi Kota Tangerang 106°32'30"E
106°35'E
106°37'30"E
106°40'E
106°42'30"E
106°45'E
PETA PENELITIAN 1 : 100.000
²
SAMUDERA INDONESIA
0
0.375
0.75
1.5
2.25
3 Km
PETA 02
ADMINISTRASI 6°7'30"S
6°7'30"S
Kab. TANGERANG Bandara
KOTA TANGERANG Edisi Juli 2009
PETUNJUK LETAK PETA
Kec. Neglasari !
Kec. Benda !
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
Kota JAKARTA BARAT
!
Kec. Batuceper
!
!
!
!
!
!
!
!
!
6°10'S
6°10'S
!
!
!
! !
!
Kec. Periuk
! !
!
!
! !
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
!
!
!
!
PETA 01
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
KETERANGAN
!
!
!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
Kec. Tangerang
!
!
!
A. BATAS-BATAS
Kec. Cipondoh
!
!
Kec. Karawaci
!
!
!
!
!
Batas Kabupaten
!
!
!
Batas Kecamatan
! ! !
!
!
! !
!
!
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
B. KECAMATAN
!
!
Kec. Cibodas
!
!
!
!
!
!
!
!
Kec. Jatiuwung
Batas Desa
!
!
!
!
!
Bandara
Kec. Karang Tengah
Kec. Batuceper
Kec. Karawaci
Kec. Benda
Kec. Larangan
Kec. Cibodas
Kec. Neglasari
Kec. Ciledug
Kec. Periuk
Kec. Cipondoh
Kec. Pinang
Kec. Jatiuwung
Kec. Tangerang
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
6°12'30"S
!
6°12'30"S
!
!
!
!
!
!
Kec. Karang Tengah
! !!
!
!
!
Kec. Pinang
! !
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
Kec. Larangan
!
Kec. Ciledug
!
6°15'S
6°15'S
! !
!
KETERANGAN RIWAYAT PETA Peta ini dibuat secara dijital dari sumber data dasar: 1) Bakosurtanal, Peta Rupa Bumi Indonesia Sumatera Utara Skala 1:50.000 2) BPS, Data Podes Kota Tangerang 3) Bapeda Kota Tangerang, Peta Administrasi
106°32'30"E
106°35'E
106°37'30"E
106°40'E
106°42'30"E
106°45'E
Lampiran 2. Komponen Perhitungan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Air di Kota Tangerang Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan
K
C
3
2008
2013
2018
108.780 137.621 101.488 162.419 133.743 129.489 163.195 131.373 117.688 108.482 91.346 79.535 66.507
118.651 150.109 110.697 177.158 145.879 141.239 178.004 143.294 128.368 118.326 99.635 86.752 72.542
129.418 163.731 120.743 193.234 159.117 154.056 194.157 156.297 140.016 129.064 108.676 94.625 79.125
109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5 109,5
0 tiada 0 tiada 0 tiada 0 TB 0 TB 0 TB & KR 0 KR 0 KR 0 KR 0 KR 0 TB 0 TB & KR 0 TB
Kota Tangerang 1.531.666 1.670.656
1.822.258
109,5
0
Ciledug Larangan Karang Tengah Cipondoh Pinang Tangerang Karawaci Cibodas Jatiuwung Periuk Neglasari Batuceper Benda
(m /org/thn
PAM Pa Kapasitas 3 SL (m /tahun) suplai 0 0 0 9.887.002 9.887.002 24.086.226 14.199.224 14.199.224 14.199.224 14.199.224 9.887.002 24.086.226 9.887.002
rata2 11.116.720
Kebutuhan luas RTH (Ha)
Luas adm
RTH existing
2008
2013
2018
4.474,9 7.983,9 3.587,7 15,4 -3.473,5 -19.768,0 -4.681,5 -8.553,2 -10.218,2 -11.338,3 -8.631,8 -17.085,7 -2.893,9
5.675,9 9.503,3 4.708,2 1.808,6 -1.996,9 -18.338,3 -2.879,8 -7.102,8 -8.918,9 -10.140,6 -7.623,3 -16.207,6 -2.159,6
6.985,9 11.160,6 5.930,3 3.764,5 -386,3 -16.779,0 -914,5 -5.520,7 -7.501,6 -8.834,2 -6.523,3 -15.249,8 -1.358,7
7.884.000 165.240,8
182.151,2
200.596,2 16.452,1 7.216,50
7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 7.884.000 0 0
876,9 228,5 937,9 145,5 1.047,4 369,2 1.791,0 863 2.159,0 1.562,00 1.578,5 409,7 1.347,5 507,5 961,1 367,6 1.440,6 708,9 954,3 458,1 1.607,7 480,9 1.158,3 434,2 591,9 681,4
Sumber: BPS (2009), Departemen PU (1998), PDAM Kerta Raharja (2009), PDAM Tirta Benteng (2009), DLH (2005)
Po .K (1 + R − C ) − PAM − Pa z t
Rumus kebutuhan RTH : 1) 2) 3) 4)
La =
Ha
Laju peningkatan pemakaian air seiring dengan laju pertumbuhan penduduk kota setempat, untuk Kota Tangerang adalah 1,75% Besarnya konsumsi air (K) menggunakan standar kebutuhan air bersih Departemen Pekerjaan Umum yaitu 300 liter/orang/hari atau setara 109,5 m3/orang/tahun PAM disuplai dari PDAM Tirta Benteng (TB) dan PDAM Kerta Rajasa (KR), SL adalah Sambungan Langsung dari reservoir PDAM melaui jaringan perpipaan potensi air tanah saat ini dihitung dari luah sumur pada kedalaman sumur rata-rata (16-27 meter) di kota tangerang yaitu 25 l/detik atau setara dengan 7.884.000 m3 per tahun. Kecamatan Batuceper dan Kecamatan Benda dianggap tidak memiliki air tanah (Pa = 0) sebab di beberapa titik di kecamatan tersebut telah ditemukan air asin.
Lampiran 3.Hasil Perhitungan Analisis AHP pada Strata Pertama (Prioritas Fungsi RTH) 1. Pairwaise Comparison FUNGSI RTH Ekologis Sosial Ekonomi Estetika Jumlah
Ekologis 1,00 0,57 0,41 1,42 3,40
Sosial 1,74 1,00 1,85 4,70 9,29
Ekonomi 2,43 0,54 1,00 5,38 9,35
Estetika 0,71 0,21 0,19 1,00 2,11
Sosial 0,19 0,11 0,20 0,51
Ekonomi 0,26 0,06 0,11 0,58
Estetika 0,34 0,10 0,09 0,47
2. Evaluasi Faktor
a. Menghitung Proporsi FUNGSI RTH Ekologis Sosial Ekonomi Estetika
Ekologis 0,29 0,17 0,12 0,42
b.Rata-rata baris Fungsi Ekologis Sosial Ekonomi Estetika
Rata-rata baris 0,2693 0,1088 0,1288 0,4931
3. Rasio Konsistensi a. vektor penjumlah tertimbang Ekologis 1,12 Sosial 0,44 Ekonomi 0,53 Estetika 2,08 b. vektor kekonsistensian Ekologis Sosial Ekonomi Estetika
4,16 4,02 4,13 4,22
c. lamda dan indek kosistensi Lamda (l) = 4,133 CI = 0,044 CR = 0,049
Lampiran 4 .Hasil Perhitungan Analisis AHP pada Strata Kedua (Prioritas Bentuk Ekologi) 1. Pairwaise Comparison Sosial Kawasan Simpul Jalur Jumlah
Kawasan 1,000 0,816 0,866 2,683
Simpul 1,225 1,000 2,449 4,674
Jalur 1,155 0,408 1,000 2,563
Kawasan 0,373 0,304 0,323
Simpul 0,262 0,214 0,524
Jalur 0,451 0,159 0,390
2. Evaluasi Faktor
a. Menghitung Proporsi Sosial Kawasan Simpul Jalur
b.Rata-rata baris Sosial Kawasan Simpul Jalur
Rata-rata baris 0,362 0,226 0,412
3. Rasio Konsistensi a. vektor penjumlah tertimbang Kawasan 1,115 Simpul 0,690 Jalur 1,279 b. vektor kekonsistensian Kawasan Simpul Jalur
3,08075 3,05312 3,10153
c. lamda dan indek kosistensi Lamda (l) = 3,07847 CI 0,03923 CR 0,06765
Lampiran 5 .Hasil Perhitungan Analisis AHP pada Strata Kedua (Prioritas Bentuk Sosial) 1. Pairwaise Comparison Sosial Kawasan Simpul Jalur Jumlah
Kawasan 1,000 0,408 0,289 1,697
Simpul 2,347 1,000 0,500 3,847
Jalur 3,490 2,140 1,000 6,629
Kawasan 0,589 0,241 0,170
Simpul 0,610 0,260 0,130
Jalur 0,526 0,323 0,151
2. Evaluasi Faktor
a. Menghitung Proporsi Sosial Kawasan Simpul Jalur
b.Rata-rata baris Sosial
Rata-rata baris
Kawasan Simpul Jalur
0,575 0,274 0,150
3. Rasio Konsistensi a. vektor penjumlah tertimbang Kawasan Simpul Jalur
1,74 0,83 0,45
b. vektor kekonsistensian Kawasan Simpul Jalur
3,03147 3,02775 3,01767
c. lamda dan indek kosistensi Lamda (l) = CI CR
3,02563 0,01281 0,02209
Lampiran 6 .Hasil Perhitungan Analisis AHP pada Strata Kedua (Prioritas Bentuk Ekonomi) 1. Pairwaise Comparison Sosial Kawasan Simpul Jalur Jumlah
Kawasan 1,000 2,449 3,464 6,914
Simpul 0,408 1,000 1,000 2,408
Jalur 0,289 1,000 1,000 2,289
Kawasan 0,145 0,354 0,501
Simpul 0,170 0,415 0,415
Jalur 0,126 0,437 0,437
2. Evaluasi Faktor
a. Menghitung Proporsi Sosial Kawasan Simpul Jalur
b.Rata-rata baris Sosial Kawasan Simpul Jalur
Rata-rata baris 0,147 0,402 0,451
3. Rasio Konsistensi a. vektor penjumlah tertimbang Kawasan 0,44116 Simpul 1,21273 Jalur 1,36164 b. vektor kekonsistensian Kawasan Simpul Jalur
3,005892 3,015567 3,018653
c. lamda dan indek kosistensi Lamda (l) = 3,013371 CI 0,006685 CR 0,011526
Lampiran 7 .Hasil Perhitungan Analisis AHP pada Strata Kedua (Prioritas Bentuk Estetika) 1. Pairwaise Comparison Sosial Kawasan Simpul Jalur Jumlah
Kawasan 1,000 0,816 0,866 2,683
Simpul 1,225 1,000 2,449 4,674
Jalur 1,155 0,408 1,000 2,563
Kawasan 0,373 0,304 0,323
Simpul 0,262 0,214 0,524
Jalur 0,451 0,159 0,390
2. Evaluasi Faktor
a. Menghitung Proporsi Sosial Kawasan Simpul Jalur
b.Rata-rata baris Sosial Kawasan Simpul Jalur
Rata-rata baris 0,362 0,226 0,412
3. Rasio Konsistensi a. vektor penjumlah tertimbang Kawasan 1,115 Simpul 0,690 Jalur 1,279 b. vektor kekonsistensian Kawasan Simpul Jalur
3,08075 3,05312 3,10153
c. lamda dan indek kosistensi Lamda (l) = 3,07847 CI 0,03923 CR 0,06765
Luas RTH eksisting
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW 2018
1.
206,0
263,1
-57,1
2.
0,0
258,8
-258,8
0,0
1. C i l e d u g
Kecamatan
Lampiran 8. Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Tangerang Keterangan Alokasi RTH 206,0
52,8
Bentuk
Fungsi
RTH diperta mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH hankan eksisting (206,0 Ha). Menjadikan RTH eksisting menjadi RTH taman (taman kecamatan, lapangan bermain, pemakaman , jalur hijau, dan taman umum lainnya) Perlu tambahan RTH kenyamanan 8 Ha (263,1Ha - 206,0 subsidi RTH Ha) dapat diperoleh dari; 1) subsidi sepenuh-nya dari kenyamanan kecamatan lain, atau 2) memanfaatkan lahan kosong (22,6 Ha), membuat jalur hijau di sepanjang tepian jalan (3,4 Ha), mewajibkan menanam 1 pohon untuk setiap rumah (berpotensi menyumbang 24.418 pohon atau setara 9,8 hektar dalam bentuk simpul-simpul pekarangan), dan kekurangannya sebesar 17,0 Ha disubsidi dari kecamatan lain
penyangga ekologis, estetika dan sosial
perlu subsidi RTH 57,1 Ha dengan 52,8 Ha diantaranya adalah RTH kenyamanan
Perlu kekurangan sebesar 4,3 Ha (263,1Ha - 206,0Ha subsidi RTH 52,8Ha) disubsidi dari kecamatan lain dapat berupa RTH non-kenyamanan (belukar, lahan pertanian, dll) 263,1 Hektar mengoptimalkan penanaman pohon pada lahan-lahan yang memungkinkan 4,3
JUMLAH 3.
0,6
4.089,5
4.
206,0
34.379,4
membuat kawasan konservasi (tandon air) disekitar daerah limpasan banjir S. Angke yang sekaligus berfungsi sebagai daerah resapan.
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Luas RTH eksisting
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW 2018
1.
107,6
281,4
-173,8
2.
0,0
327,5
-327,5
0,0
2. L a r a n g a n
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan
JUMLAH 3. 4.
2.870,6 45.817,0
Keterangan Alokasi RTH
Bentuk
107,6 RTH dipertahankan
mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH eksisting (107,6 Ha), terutama yang berada di sepanjang sempadan DAS Angke. Bentuk RTH saat ini didominasi oleh kawasan bervegetasi semak, rumput dan tanaman sejenisnya (101,8 Ha). Seluruh RTH ini diarahkan menjadi RTH kenyamanan.
Fungsi
173,8 perlu subsidi Penambahan sebesar 173,8Ha (281,4Ha – 107,6Ha) untuk RTH mencapai 30% luas wilayah dapat diperoleh dari: perlu subsidi penyangga 1)subsidi sepenuhnya dari kecamatan lain, atau 2) RTH seluas memanfaatkan lahan kosong yang ada (37,8 Ha), membuat ekologis, 219,9Ha dalam jalur hijau disepanjang tepian jalan (2,1 Ha), mewajibkan estetika dan bentuk RTH sosial menanam 1 pohon untuk setiap rumah (berpotensi kenyamanan menyumbang 33.125 pohon atau setara 13,3 hektar dalam bentuk simpul-simpul pekarangan), kekurangan sebesar 120,6 Ha (173,8 Ha -(37,8 Ha+2,1 Ha+ 13,3 Ha) disubsidi dari kecamatan lainnya. Seluruh penambahan RTH dalam bentuk RTH kenyamanan. 46,1 perlu subsidi kekurangan sebesar 46,1 Ha (327,5Ha – 281,4Ha) RTH disubsidi dari kecamatan lain. kenyamanan 327,5 Hektar mengoptimalkan penanaman pohon pada lahan-lahan yang memungkinkan mengoptimalkan RTH sebagai lahan resapan air dengan penanaman tanaman penutup tanah, pembuatan sumur resapan dan biopori
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH
Keterangan eksisting
Tengah
1.
3. K a r a n g
Arahan Pengembangan
2.
327,0
0,0
Kebutuhan Selisih RTRW 2018
314,2
241,5
12,8
0,0
-241,5
Alokasi RTH 241,5
72,7
12,8
JUMLAH
Bentuk
Perlu RTH Diperoleh dengan menjadikan 241,5 Ha RTH eksisting kenyamanan menjadi RTH kenyamanan (taman umum, lapangan bermain, jalur hijau tepi jalan, jalur hijau sempadan sungai). RTH ini perlu ditetapkan dan dipertahankan keberadaannya. Perlu mempertahankan RTH seluas 72,7 Ha (314,2HaRTH 241,5Ha) agar RTH 30% luas wilayah tetap tercapai. dipertahanKarena masih terdapat kegiatan pertanian lahan kering, kan luasan ini dapat berupa kawasan pertanian atau RTH non-kenyamanan lain cadangan ruang terbangun
Kelebihan RTH (12,8 Ha) dapat digunakan sebagai cadangan ruang terbangun yang berbentuk kawasan (hutan/taman kota, lahan pertanian atau lapangan bermain)
Fungsi
penyangga ekologis, estetika dan sosial
Perlu pengawasan ketat agar 327,0 Ha RTH eksisting bertahan dalam jumlah tetap. Jika tidak, diperkirakan th.2018 terjadi kekurangan RTH sebesar 19,9 Ha
327,0 Hektar
3.
0,6
40.895,2
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia
4.
206,0
34.379,4
membuat kawasan konservasi (tandon air) disekitar daerah limpasan banjir S. Angke yang sekaligus berfungsi sebagai daerah resapan.
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH eksisting 1.
77,2
Kebutuhan Selisih RTRW 2018
537,3
386,5
314,8
47,3
-309,3
4. C i p o n d o h
2.
852,1
Arahan Pengembangan Keterangan Alokasi RTH
mempertahankan dan meningkatkan RTH kenyamanan yang telah ada (77,2 Ha). RTH ini berbentuk kawasan di sempadan Situ Cipondoh (75,4 Ha) dan jalur hijau tepi jalan raya (1,78 Ha) Diperoleh dengan menjadikan 309,3 Ha (386,5Ha-77,2Ha) 309,3 Perlu RTH RTH eksisting menjadi RTH kenyamanan. Kegiatan ini kenyamanan terutama untuk membentuk kawasan konservasi yang lebih luas di sempadan Situ Cipondoh. Luas Kawasan Konservasi Situ Cipondoh (KKSC) yang ditetapkan dalam RDTR Cipondoh 2004-2014 adalah 133,78 Ha. Penambahan juga difokuskan dalam bentuk jalur hijau sempadan Sungai Angke dan jalur hijau jalan. 150,8 RTH Perlu mempertahankan RTH seluas 150,8 Ha agar RTH 30% dipertahan- luas wilayah tetap tercapai. Masih terdapat kegiatan kan pertanian di Kecamatan Cipondoh, sehingga luasan ini dapat berupa kawasan pertanian (sawah) disepanjang saluran irigasi dan S.Angke 77,2
Fungsi
RTH tertata dipertahankan
314,8 Cadangan ruang terbangun
JUMLAH
Bentuk
Kelebihan RTH sebagian untuk mensubsidi Kecamatan Ciledug (57,1 Ha) dan sisanya (257,7Ha) digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Perlu dilakukan pengendalian laju area terbangun dengan memberlaku kan KDH 30%, terutama pada lahan-lahan konsesi perumahan di sekitar KKSC
penyangga ekologis, estetika dan rekreasi warga (sosial) serta ekonomi
Cadangan ruang terbangun dapat digunakan untuk subsidi bagi Kecamatan Ciledug (57,1Ha) Kawasan Konservasi Situ Cipondoh potensial untuk dijadikan kawasan agrowisata
852,1 Hektar
3.
6.883,4
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sempadan DAS Angke dan Situ Cipondoh
4.
44.665,6
membentuk kawasan konservasi Situ Cipondoh sebagai dukungan penggunaan Situ Cipondoh sebagai sumber alternatif air baku PAM
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1. 1.544,1 647,7
9,9
318,2
143,7
-308,3
5. P i n a n g
2.
896,4
Arahan Pengembangan Keterangan Alokasi RTH 9,9
Cadangan ruang terbangun Diperoleh dengan menjadikan 308,3 Ha RTH yang tersedia menjadi dapat 308,3 Perlu RTH RTH kenyamanan, terutama difokuskan pada pembentukan Kawasan digunakan kenyamanan Tepian Air S. Cisadane (133,8Ha) dan sebagian KKSC (174,5Ha). sebagai Luas KKSC yang ditetapkan dalam RTDR Pinang 2000-2010 adalah subsidi RTH 302,54 Ha. untuk 128,0 Subsidi Ditambahkan untuk mewujudkan KKSC seluas 302,5Ha. Terwujudnya penyangga Kecamatan RTH kawasan ini akan memberikan subsidi RTH taman seluas 128,0Ha ekologis, Larangan kenyamanan (318,2-(9,9Ha + 133,8Ha + 302,5Ha)) estetika dan (219,9 Ha) Perlu mempertahankan RTH seluas 201,5Ha agar RTH tetap memenuhi sosial dalam bentuk 201,5 RTH 30% luas wilayah. Karena masih terdapat kegiatan pertanian, luasan ini RTH nondipertahan- dapat berupa RTH non-kenyamanan misalnya kawasan pertanian di kenyamanan kan sekitar Situ Cipondoh. ruang terbangun
JUMLAH
4.
3.841,5
Fungsi
RTH tertata mempertahankan dan meningkatkan RTH tertata yang telah ada dipertahan- (9,9Ha). RTH ini berbentuk kawasan Hutan Kota di daerah Kebon kan Nanas
896,4 Cadangan
3.
Bentuk
Kelebihan RTH sebagian untuk mensubsidi Kecamatan Larangan (219,9Ha) dan sisanya (676,5Ha) digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Perlu dilakukan pengendalian laju area terbangun dengan memberlaku kan KDH 30%, terutama pada lahan-lahan konsesi perumahan di sekitar KKSC. Bentuk dapat berupa RTH non kenyamanan
KKSC dapat dibentuk sebagai kawasan agrowisata
1.554,1 Hektar
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sempadan Sungai Cisadane dan Situ Cipondoh
membentuk Kawasan Tepi Air S. Cisadane dan Kawasan Konservasi Situ Cipondoh sebagai langkah konservasi sumber air baku utama dan alternatif PAM Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air 33.293,5
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
127,6
473,6
308,1
224,8
-180,5
JUMLAH 4.
3.576,4
5.
15.829,5
Bentuk
Fungsi
654,7 127,6 RTH tertata mempertahankan dan meningkatkan RTH tertata yang telah ada dipertahan- (127,6Ha). RTH ini berbentuk taman kota (8,12 Ha), lapangan olah kan raga (110,5 Ha), jalur hijau jalan (2,82 Ha), jalur hijau S. Cisadane dan Kali Mookervart (6,19 Ha).
6. T a n g e r a n g
2.
698,4
Keterangan Alokasi RTH
Terwujudnya RTH sesuai Mempertahankan RTH seluas 346,Ha (473,6Ha- 127,6Ha) agar 346,6 RTH RTRW dipertahan- kebutuhan RTH seluas 30% tetap terpenuhi. Pengembangan RTH estetika, berarti kan difokuskan pada Kawasan Konservasi Situ Gede (9,1Ha) dan sarana olah kebutuhan 1 pembentukan sebagian Kawasan Tepian Air S. Cisadane (337,5Ha). raga, rekreasi dan 2 (Kawasan Tepian Air S. Cisadane (KTASC) di Kecamatan Tangerang warga terpenuhi. rencananya menempati lahan seluas 528,7Ha). (sosial), penyangga Terdapat Kelebihan alokasi RTH dalam RTRW sebesar 346,6 Ha (654,7Ha – 180,5 Subsidi ekologi, dan kelebihan RTH 473,6Ha) digunakan untuk mensubsidi RTH kenyamanan bagi wilayah pertanian RTH kenyamanan lain. Bentuk RTH ini KTASC. kenyamanan seluas Kelebihan RTH seluas 43,7Ha (698,4 Ha - (127,6 + 346,6 + 180,5) Ha) 43,7 cadangan 180,5Ha ruang digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Lahan ini terletak di terbangun pusat kota baru. Lahan cadangan sebagian besar berupa lahan-lahan tidur milik Departeman Hukum dan Ham (kawasan Kehakiman), yang sementara dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (ladang/tegalan). 698,4 Hektar Kengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama tepian Sungai Cisadane dan lahan-lahan tidur di Kawasan Kehakiman Membentuk kawasan konservasi sepanjang Sungai Cisadane guna melestarikan dan meningkatkan mutu sumber air baku utama
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Luas RTH eksisting
Arahan Pengembangan Keterangan
Kebutuhan 2018
Selisih
RTRW 564,6
1.
505,0
404,3
50,2
2.
31,9
388,3
-356,4
7. K a r a w a c i
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan
JUMLAH
Alokasi RTH 31,9
372,4
RTH tertata dipertahankan RTH dipertahankan
Bentuk
Fungsi
mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH tertata eksisting (31,9 Ha), yang berupa taman kota (2,2 Ha), jalur hijau sungai (0,52 Ha) dan pemakaman (29,2 Ha) mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH seluas 372,4,Ha (404,3Ha - 31,9Ha) agar kebutuhan RTH seluas 30% tetap terpenuhi. Pengembangan dalam bentuk RTH kenyamanan berupa KTASC (372,4Ha) (KTASC di Kecamatan Karawaci rencananya menempati lahan seluas 528,7Ha).
160,3
Subsidi RTH Kelebihan alokasi RTH dalam RTRW sebesar 160,3Ha kenyamanan (564,6Ha – 404,3Ha) dapat digunakan untuk mensubsidi RTH kenyamanan bagi wilayah lain. Bentuk RTH ini adalah KTASC
564,6
Hektar
3.
5.877,0
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sepanjang tepian Sungai Cisadane
4.
40.182,0
membentuk kawasan konservasi sepanjang S. Cisadane guna melestarikan dan meningkatkan mutu sumber air baku utama Kota Tangerang
estetika, rekreasi warga (sosial), penyangga ekologi,
Terwujudnya RTH sesuai RTRW berarti kebutuhan 1 dan 2 terpenuhi. Terdapat kelebihan RTH kenyamanan seluas 160,3Ha
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
367,6
288,3
42,5
127,2
Keterangan Alokasi RTH 312,6 Perlu
8. C i b o d a s
penambahan RTH kenyamanan
2.
0,0
312,6
-312,6
JUMLAH 3.
41.999,4
4.
27.562,2
55,0
cadangan ruang terbangun
Bentuk Penambahan RTH kenyamanan diperoleh dengan mengakuisisi 312,6Ha RTH eksisting. Termasuk diantaranya Tempat Pemakaman Umum (1,1Ha) dan KTASC (127,2 Ha). Sisanya berupa RTH taman (160,0Ha) dalam bentuk RTH kawasan atau RTH jalur yang dapat menekan polusi (akibat kendaraan dan industri), memisahkan antara kawasan industri dan pemukiman, seperti taman-taman umum, hutan kota, jalur hijau tepi jalan, lapangan bermain. selisih antara RTH kenyamanan dan RTH eksisting sebesar 55,0 Ha (367,6 Ha – 312,6Ha) digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Dapat berupa RTH kenyamanan maupun non-kenyamanan
Fungsi
Penyangga ekologis, estetika dan sosial
367,6 Hektar mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sepanjang tepian Sungai Cisadane dan kawasan-kawasan buffer yang memisahkan kawasan industri dan pemukiman membentuk kawasan konservasi sepanjang Sungai Cisadane guna melestarikan dan meningkatkan mutu sumber air baku utama Kota Tangerang
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
708,9
432,2
205,8
2.
0,0
280,0
-280,0
Keterangan Alokasi RTH
0,0 280,0 Perlu RTH kenyamanan
9. J a t i u w u n g
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan.
152,2 RTH perlu dipertahankan
276,7
JUMLAH
cadangan ruang terbangun
Bentuk
Fungsi
Diperoleh dengan menjadikan 241,5 Ha RTH eksisting menjadi RTH kenyamanan. Pemberlakuan KDH 30% di kawasan industri (889,4Ha) berpotensi menyumbangkan RTH seluas 266,8Ha, RTH ini diarahkan berupa taman lingkungan di sekitar pabrik dan kawasan buffer yang memisahkan kawasan pemukiman dan bangunan pabrik. Sisanya (13,2Ha) dalam bentuk jalur hijau di sepanjang sempadan DAS. Cirarab, dan jalur hijau tepi jalan. Selain RTH kenyamanan, masih perlu mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH seluas 152,2,Ha (432,2Ha – 280,0Ha) agar kebutuhan RTH seluas 30% tetap terpenuhi. Bentuk RTH dapat berupa RTH kenyamanan maupun non-kenyamanan (hutan kota, jalur hijau sempadan S. Cirarab, pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian dan bentuk lain).
penyangga ekologi, estetika dan ekonomi
Kelebihan RTH seluas 276,7Ha (708,9Ha – 432,2Ha) digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Sementara dapat berbentuk kawasan/simpul hutan kota, lahan pertanian, taman-taman lingkungan atau kawasan resapan air.
708,9 Hektar
3.
3.535,6
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sepanjang tepian S. Cirarab dan pekarangan bangunan pabrik
4.
22.135,1
membentuk kawasan konservasi sepanjang S.Cirarab guna mendukung upaya penggunaan S. Cirarab sebagai sumber air baku bagi industri. Perlu dibuat polder-polder disekitar daerah limpasan anak sungai cirarab. Polder berfungsi sebagai penampung air banjir sekaligus tempat resapan air.
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
458,1
286,3
171,8
2.
7,4
258,1
-250,7
257,7
10. P e r i u k
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan
Keterangan Alokasi RTH
Bentuk
7,4 RTH tertata dipertahankan
mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH eksisting seluas 7,4 Ha. RTH ini berupa taman kota disepanjang jalur sempadan sungai. RTH ini termasuk dalam RTH yang akan dikembangkan dalam RTRW.
250,7 Perlu RTH kenyamanan
Disesuaikan dengan RTH yang direncanakan pemerintah (250,3Ha) berupa kawasan perlindungan Situ Cangkring dan Situ Bulakan seluas 22,4 Ha, sempadan S.Cirarab dan S.Cisadane seluas 66,2Ha (73,6Ha - 7,4Ha). Sisanya (162,1Ha) diperoleh dengan mengkonversi RTH eksisting menjadi RTH kenyamanan terutama berupa jalur hijau di sepanjang Sungai Cirarab dan Sungai Cisadane.
161,7 RTH
dipertahankan
Berupa kawasan persawahan irigasi di pinggiran Sungai Cisadane. RTH ini direncanakan dalam RTRW 2008-2028.
cadangan ruang terbangun
kelebihan RTH seluas 171,8 Ha (458,1 Ha - 286,3 Ha) digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Bentuk dapat berupa kawasan pertanian, taman lingkungan atau RTH lainnya.
38,3
JUMLAH
Fungsi
Kekurangan RTH kenyamanan penyangga juga dapat ekologi, diperoleh estetika dan dengan ekonomi subsidi dari kecamatan lain
458,1 Hektar
3.
2.401,2
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sepanjang tepian S. Cirarab, S. Cisadane, Situ Bulakan dan Situ Cangkring
4.
18.484,3
membentuk kawasan konservasi sepanjang S.Cirarab guna mendukung upaya penggunaan S. Cirarab dan S. Cisadane sebagai sumber air baku, serta mengoptimalkan fungsi Situ Bulakan dan Situ Cangkring sebagai kawasan resapan air
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
662,7
482,3
180,4
1.046,3
Keterangan Alokasi RTH
Bentuk
5,8 RTH tertata
mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH tertata seluas 5,8 Ha. Bentuk RTH berupa taman kota (1,1Ha) dan jalur hijau jalan di sepanjang Kali Mookervart (4,6Ha) serta jalur hijau Sungai Cisadane (0,11Ha).
dipertahankan
5,8
217,4
-211,6
11. N e g l a s a r i
2.
211,6 Perlu RTH kenyamanan
penambahan RTH kenyamanan seluas 211,6 Ha berupa Kawasan Tepian Air S. Cisadane (68,3Ha) dan kawasan buffer bandara (143,3 Ha). Pemanfaatan RTH ini dapat berupa kawasan hutan kota, taman umum, lapangan bermain, pemakaman.
264,9 RTH
Perlu mempertahankan RTH seluas 264,9Ha agar jumlah RTH tetap memenuhi 30% luas wilayah (482,3Ha). Kawasan ini berupa kawasan buffer bandara yang difungsikan sebagai kawasan pertanian (persawahan)
dipertahankan
564,0
JUMLAH
Subsidi RTH
Kelebihan alokasi RTH dalam RTRW sebesar 564,0 Ha (1.046,3Ha – 482,3Ha) digunakan untuk mensubsidi RTH non-kenyamanan bagi wilayah lain. Bentuk RTH ini adalah kawasan buffer bandara yang diarahkan oleh pemerintah sebagai lahan pertanian.
1.046,3 Hektar
3.
2.878,5
mengoptimalkan penanaman pohon pada RTH yang tersedia, terutama di sepanjang tepian Sungai Cisadane. MEmanfaatkan sebagian kawasan buffer bandara sebagai hutan kota dan mengisinya dengan vegetasi-vegetasi yang unggul dalam memproduksi oksigen.
4.
16.479,9
membentuk kawasan konservasi sepanjang Sungai Cisadane guna melestarikan dan meningkatkan mutu sumber air baku utama Kota Tangerang
Fungsi
Penyangga ekologi, estetika, rekreasi warga (sosial) dan pertanian (ekonomi)
Jumlah RTH dalam RTRW mencapai 65,1% dari luas wilayah. Perlu dipertimbang kan untuk mengalihkan nya sebagian ke wilayah lain seperti Kec. Benda
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
418,7
347,5
71,2
2.
1,8
189,2
-187,4
1,8
12. B a t u c e p e r
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan
Keterangan Alokasi RTH
Bentuk
1,8 RTH kenyamanan dipertahankan
mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH kenyamanan eksisting seluas 1,8 Ha berupa taman kota (1,1Ha), jalur hijau jalan di sepanjang Kali Mookervart (4,6Ha), dan jalur hijau S. Cisadane (0,11Ha).
187,4 Perlu RTH kenyamanan
158,3 RTH dipertahankan
71,2
JUMLAH 3.
5.734,4
4.
4.779,1
cadangan ruang terbangun
Penambahan dilakukan dengan menjadikan 187,4Ha RTH eksisting menjadi RTH kenyamanan sehingga kebutuhan RTH penduduk terpenuhi. Penambahan terutama berupa kawasan resapan batusari dan kawasan/jalur buffer yang dapat memisahkan pemukiman dengan industri (hutan kota, taman, jalur hijau tepi jalan, dan bentuk RTH kenyamanan lain) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH eksisting seluas 158,3Ha (347,5Ha-189,2Ha) agar RTH 30% luas wilayah tetap terpenuhi. Bentuk RTH berupa lahan pertanian (persawahan) di sekitar daerah bandara kelebihan RTH seluas 71,2 Ha digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Sementara dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (persawahan atau lahan kering) di sekitar perbatasan Kecamatan Cipondoh dan kawasan bandara.
418,7 Hektar
Fungsi
Penyangga ekologi, estetika, pertanian (ekonomi)
Kawasan Industri Batuceper rencananya akan dipindahkan ke Kawasan Industri Jatiuwung. Kawasan ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi kawasan pemukiman dengan kepadatan rendah
mengoptimalkan penanaman pohon pada lahan-lahan yang memungkinkan. Membuat hutan dan taman kota di ex-kawasan industri dan diisi dengan tanaman yang unggul dalam menghasilkan O2 membuat kawasan resapan Batusari disekitar Tandon Air Batusari.
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
Kecamatan
Lampiran 8. Lanjutan Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018 1.
636,3
177,6
458,7
43,4
Keterangan Alokasi RTH 158,2 Perlu RTH
13. B e n d a
kenyamanan
2.
0,0
158,2
-158,2
19,4 RTH
dipertahankan
458,7 Cadangan
ruang terbangun JUMLAH 3.
7.519,1
4.
15.389,4
Bentuk
Fungsi
Penambahan dilakukan dengan mengkonversi 158,2Ha RTH eksisting menjadi RTH taman. Termasuk diantaranya RTH yang direncanakan pemerintah yaitu kawasan buffer bandara (43,4Ha) berupa taman yang sekaligus berfungsi sebagai polder, terletak di sebelah timur kawasan bandara. Sisanya (114,8Ha) diarahkan dalam bentuk kawasan buffer di sebelah selatan bandara dan kawasan buffer yang memisahkan bangunan industri dan pemukiman (taman lingkungan atau hutan kota), jalur Penyangga hijau sempadan jalan/sungai. ekologis, estetika, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas RTH eksisting seluas pertanian 19,4Ha (177,6Ha-158,2Ha) agar RTH 30% luas wilayah tetap terpenuhi. Bentuk RTH dapat berupa lahan pertanian (persawahan) yang masih banyak terdapat di daerah sekitar bandara kelebihan RTH seluas 458,7Ha digunakan sebagai cadangan ruang terbangun. Sementara dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (persawahan atau lahan kering) terutama pada kawasan persawahan irigasi di sekitar bandara
636,3 Hektar mengoptimalkan penanaman pohon pada lahan-lahan yang memungkinkan mengoptimalkan RTH sebagai lahan resapan air dengan merevitalisasi tandon-tandon air, pembuatan sumur resapan dan biopori
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk 3. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan oksigen 4. Kebutuhan berdasarkan kebutuhan air
….lanjutan Tabel 36. Luas RTH
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Selisih RTRW eksisting 2018
Alokasi RTH
1. 7.492,5 4.935,6 2.556,9 2.886,7
232,5 RTH taman
Keterangan
KOTA TANGERANG
dipertahankan
2.
232,5
3.644,5 -3.412,0
Bentuk
Fungsi
RTH taman eksisting yang ada di Kota Tangerang sebagian besar berbentuk simpul-simpul taman dan jalur hijau. RTH yang berbentuk kawasan
3.432,0 Perlu RTH
taman
1.271,1 RTH
dipertahankan 2.556,9 Cadangan
ruang terbangun JUMLAH 3. 4.
7492,5 Hektar
581.388,1 586.307,4
Keterangan: 1. Kebutuhan berdasarkan Luas Wilayah (UU No 26/2007), 2. Kebutuhan berdasarkan Jumlah Penduduk (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008)
Lampiran 9. Kemampuan Vegetasi dalam Memproduksi Oksigen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Lokal Trembesi Cassia Kenanga Pingku Beringin Krey payung Matoa Mahoni Saga Bungur Jati Nangka Johar Sirsak Puspa Akasia Flamboyan Sawo kecik Tanjung Bunga merak Sempur Khaya Merbau pantai Akasia Angsana Asam kranji Saputangan Dadap merah Rambutan Asam Kempas
Nama Ilmiah Samanea saman Cassia sp Canangium odoratum Dyxoxylum excelsum Ficus benyamina Fellicium decipiens Pometia pinnata Swettiana mahagoni Adenanthera pavoniana Lagerstroemia speciosa Tectona grandis Arthocarpus heterophyllus Cassia grandis Annona muricata Schima wallichii Acacia auriculiformis Delonix regia Maniilkara kauki Mimusops elengi Caesalpinia pulcherrima Dilenia retusa Khaya anthotheca Intsia bijuga Acacia mangium Pterocarpus indicus Pithecelobium dulce Maniltoa grandiflora Erythrina cristagalli Nephelium lappaceum Tamarindus indica Coompasia excelsa
Daya serap CO2 per pohon (kg/tahun) 28.488,39 5.295,47 756,59 720,49 535,90 404,83 329,76 295,73 221,18 160,14 135,27 126,51 116,25 75,29 63,31 48,68 42,20 36,19 34,29 30,95 24,24 21,90 19,25 15,19 11,12 8,48 8,26 4,55 2,19 1,49 0,20
Lampiran 10. Lokasi dan Luas Taman dan Hutan Kota di Kota Tangerang Nama Taman Hutan Kota Cikokol Jalur Hijau Samping Kumatex Pulau Jalan Depan BPN Pulau Jalan Depan Monier Pulau Jalan Depan Pasar Cikokol Pulau Jalan Depan PDAM Pulau Jalan Jasunbata Kumatex Pulau Jalan Reklame Cikokol Pulau Jalan Tugu Jam Cikokol Taman Angsana Cikokol Taman Depan Disnaker Jalur Hijau Jl. M. H. Thamrin Median Jl. M. H Thamrin Jalur Hijau Jl. M. Yamin Median Jl. M. Yamin Jalur Hijau Pos Polisi Yuppentek Pulau Jalan Pot Yuppentek Taman Depan Askes Taman Depan BTN Taman Depan Golkar Taman Depan Jiwasraya Taman Kali Cisadane ( Taman Pujalidane) Bak Bunga TMP Taruna Jalur Hijau TMP Taruna Median TMP Taruna Median Jl. Veteran Pulau Jalan Simpang Lio Baru Taman TMP Taruna (Taman Hoek Lio Baru) Bak Bunga Daan Mogot Hutan Kota Daan Mogot Jalur Hijau Daan Mogot Pulau Jalan Simpang TMP Daan Mogot Pulau Jalan SMP 5 Taman Adipura Daan Mogot Taman Batas Kota Daan Mogot Median Jl. Satria Jalur Hijau Bak Bunga Jl. Satria Sudirman Median Jl. Satria Sudirman Plasa Jl. Satria Sudirman Taman Benteng Jaya Taman Dewi Sartika Taman Pojok Kiasnawi Median Jl. Kisamaun Depan Mesjid
Luas (Ha)
Kecamatan
0.96 0.0125 0.05 0.03 0.0255 0.025 0.015 0.015 0.015 0.42 0.2273 0.29 0.38 0.11 0.0825 0.0096 0.0064 0.013 0.18645 0.0216 0.04675 0.62 0.015 0.41 0.0825 0.08 0.0055 0.075 0.107 0.3 1.64 0.0035 0.02 0.0315 0.045 0.06 0.06 0.05 0.1095 0.944 0.0015 0.00105 0.0025
Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang
Lampiran 10. Lanjutan Nama Taman
Luas (Ha)
Kecamatan
Taman Depan Gapensi Taman BRI Jl. Petukangan Jalur Hijau Benteng Betawi Median Benteng Betawi Bak Bungan Tanah Tinggi Jl. Sudirman Jalur Hijau Jl. Sudirman Pulau Jalan Pot Kotak Cipondoh Pulau Jalan Pot Kubus Cipondoh Pulau Jalan Pos Polisi Cipondoh Taman Ruko Modernland Pojok SMP 5 Bak Bunga Jl. Kisamaun Median Ujung Jl. Kiasnawi Bantaran Kali Mookervaart Bantaran Kali Cisadane Jl. Kalipasir Taman Dadang Suprapto Taman Pos Polisi Jl. Imam Bonjol Taman Stasiun Pemantau Cuaca Pulau Jalan Kubah Merdeka Taman Depan Pasar Buah Merdeka Taman Pos Model Merdeka Taman Nyi Mas Melati Perumnas Bantaran Kali Cisadane Jl. Berhias Bantaran Kali Cisadane Jl. GJA Jalur Hijau Jl. Djuanda Median Jl. Djuanda Pulau Jalan Simpang Tujuh Pulau Jalan Sitanala Median Jl. Suryadarma Jalur Hijau Jl. Husein Sastranegara Jalur Hijau Jl. AMD Bantaran Kali Perancis Jalur Hijau Jl. Kali Perancis Bantaran Kali Cisadane Sangego-Bayur
0.008 0.015 1.2 2.4 0.0225 0.025 0.01 0.01 0.014 0.05 0.03 0.003 0.006 1.92 1.02 0.698 0.0085 0.075 0.01 0.0085 0.015 0.8804 0.24 0.28 0.112 0.8 0.0125 0.04 0.11 1.4953 1.6656 3.6 2.4 7.44
Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Karawaci Neglasari Neglasari Neglasari Neglasari Neglasari Benda Benda Benda Benda Periuk
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, 2008